BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh alat pemasaran hijau, dalam hal ini eco-label dan eco-brand, terhadap pembelian aktual konsumen pada produk lampu Philips. Tujuan lain dari penelitian ini adalah mengetahui manfaat dari sertifikasi eco-label yang telah lama dipegang oleh produk lampu Philips dalam mempengaruhi persepsi konsumennya tentang produk ramah lingkungan. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa rumusan hipotesis pertama tentang pengaruh eco-label pada pembelian aktual konsumen ditolak karena pengaruhnya positif tetapi tidak signifikan. Sedangkan rumusan hipotesis kedua tentang pengaruh eco-brand pada pembelian aktual konsumen diterima karena pengaruhnya positif dan signifikan. Dengan demikian hanya hipotesis kedua saja yang didukung berdasarkan hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya. 5.2 Saran Dengan masih kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap eco-label diharapkan perusahaan Philips bisa lebih menekankan pentingnya sertifikasi eco-label dengan mengedepankan hal tersebut sebagai daya saing utama diantara merek produk lampu lainnya sehingga merek lain terpacu untuk mendapatkan sertifikasi eco-label juga yang pada akhirnya akan dapat mengenalkan konsumen kepada produk-produk ramah lingkungan yang bersertifikat eco-label. Di sisi lain pemerintah juga seharusnya bisa membuat badan atau lembaga nasional sertifikasi untuk eco-label pada produk elektronik dan produk lainnya agar dapat mengenalkan produk ramah lingkungan yang bersertifikasi eco-label nasional sehingga mempermudah konsumen untuk mendapatkan produk ramah lingkungan. Produk eco-label tentunya akan memberikan manfaat yang besar bagi setiap stakeholder. Bagi pemerintah, eco-label tentunya akan meminimalisir dampak lingkungan pada sebuah produk. Bagi perusahaan, eco-label akan memberikan nilai lebih dan daya jual pada konsumen yang telah menyadari pentingnya menjaga lingkungan sehingga produk tersebut akan dipilih dibandingkan produk non-hijau lainnya. 48 Sedangkan bagi konsumen, eco-label akan dirasakan langsung ketika pemakaian produk tersebut memiliki daya tahan yang baik dan hemat. Pada dasarnya, konsumen telah menyadari adanya eco-brand pada sebuah produk walaupun hanya secara implisit. Dalam penelitian ini produk Philips telah dikenal konsumen akan produk lampu hemat energinya. Persepsi inilah yang membuat konsumen menyematkan eco-brand pada produk lampu hemat energi Philips. Hal ini telah dimanfaatkan dengan baik oleh Philips dengan tagline lampu Philips yang telah melekat di benak konsumen ‘terus terang Philips terang terus’. Strategi ini tentunya bisa digunakan pada produk lain yang mempunyai keunggulan ramah lingkungan. Namun selain kualitas dan alasan ramah lingkungan, masalah harga menjadi perhatian utama bagi konsumen dalam pemilihan sebuah produk. Pada saat ini, produk hijau relatif lebih mahal daripada produk non-hijau karena perbedaan bahan baku. Kedepannya seharusnya pemerintah bisa memberikan insentif pada para pelaku usaha untuk mengedepankan produk hijau sehingga produk hijau bisa menjadi barang massal dan bisa menurunkan ongkos produksi yang nantinya akan menurunkan harga jual di pasaran dan menarik minat konsumen untuk menggunakan produk hijau. 5.3 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai berikut: 1. Persebaran responden masih belum luas jika ditinjau dari segi cakupan persebaran kuesioner dan usia. Semua responden yang berjumlah 150 orang adalah masyarakat yang berdomisili di Yogyakarta dan 66,7% nya berusia antara 21 sampai dengan 30 tahun. Penelitian ini kurang bisa menggambarkan keadaan pada usia di atas 31 tahun ke atas. 2. Penelitian sebelumnya membagi variabel eco-label dan eco-brand dengan menambah variabel kepercayaan pada eco-label dan eco-brand. Sedangkan pada penelitian ini kepercayaan eco-label dan eco-brand digabung dan dimasukan pada masing-masing variabel yaitu eco-label dan variabel eco-brand 49