Pengendalian Dampak Lingkungan di Kabupaten Dharmasraya

advertisement
Pengendalian Dampak Lingkungan di Kabupaten Dharmasraya
Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin
penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan,
dan kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan
masalah pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari
lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih
luas.
Permasalahan pencemaran lingkungan yang harus segera kita atasi
bersama diantaranya pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran
udara perkotaan, kontaminasi tanah oleh sampah, hujan asam, perubahan
iklim global, penipisan lapisan ozon, kontaminasi zat radioaktif, dan
sebagainya.
Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, tentunya kita
harus mengetahui sumber pencemar, bagaimana proses pencemaran itu
terjadi, dan bagaimana langkah penyelesaian pencemaran lingkungan itu
sendiri.
Peran
dan partisipasi masyarakat dalam berbagai sektor publik telah
banyak diakomodir dalam berbagai kebijakan publik di negeri ini. Sejak
pengakuan partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik
diakomodir dalam Pasal 53 UU No. 10/2004 tentang Penyusunan
Peraturan Perundang-Undangan, maka banyak UU yang lahir setelah itu
yang memuat klausul khusus yang mengatur ihwal partisipasi masyarakat,
termasuk UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PPLH).
Keberhasilan mengarusutamakan perspektif partisipasi masyarakat dalam
perumusan kebijakan publik tak bisa dilepaskan dari peran LSM yang
terlibat dalam Koalisi Kebijakan Partisipatif (KKP) yang mengawal RUU
TCP3 hingga menjadi UU No. 10/2004. Dari UU inilah yang banyak
mengilhami setiap perumusan perundang-undangan yang berperspektif
partisipasi masyarakat setiap sektor publik hingga sekarang ini. Disamping
keberhasilan penerapan teori good governance yang diantaranya
menekankan partisipasi masyarakat dalam setiap sektor publik.
Berdasarkan sifatnya, peran serta masyarakat dalam proses pengambilan
keputusan berkaitan dengan lingkungan dibedakan menjadi dua yaitu
konsultatif dan kemitraan (Cormick,1979). Pola partisipatif yang bersifat
konsultatif ini biasanya dimanfaatkan oleh pengambilan kebijakan sebagai
suatu strategi untuk mendapatkan dukungan masyarakat (public support).
Dalam pendekatan yang bersifat konsultatif ini meskipun anggota
masyarakat yang berkepentingan mempunyai hak untuk didengar
pendapatnya dan hak untuk diberitahu, tetapi keputusan akhir tetap ada
ditangan kelompok pembuat keputusan tersebut (pemrakarsa). Pendapat
masyarakat
di
sini
bukanlah
merupakan
faktor
penentu
dalam
pengambilan keputusan, selain sebagai strategi memperoleh dukungan
dan legitimasi publik.
Sedangkan
pendekatan
partisipatif
yang
bersifat
kemitraan
lebih
menghargai masyarakat lokal dengan memberikan kedudukan atau posisi
yang sama dengan kelompok pengambil keputusan. Karena diposisikan
sebagai mitra, kedua kelompok yang berbeda kepentingan tersebut
membahas masalah, mencari alternatif
pemecahan masalah
dan
membuat keputusan secara bersama-sama. Dengan demikian keputusan
bukan lagi menjadi monompoli pihak pemerintah dan pengusaha, tetapi
ada bersama dengan masyarakat. dengan konsep ini ada upaya
pendistribusian kewenangan pengambilan keputusan.
Partisipasi masyarakat dalam teori politik sering disebut "Participatory
Democracy".
Gibson
(1981)
Democracy"
menyatakan
salah
bahwa
satu
penganjur
penyelarasan
"Participatory
kedua
macam
kepentingan tersebut dapat terwujud jika proses pengambilan keputusan
menyediakan
kesempatan
mengungkapkan
seluas-luasnya
kepentingan
dan
kepeda
pandangan
mereka
mereka.
untuk
Proses
pengambilan keputusan, yang menyediakan kelompok kepentingan untuk
berperan serta didalamnya, dapat mengantarkan kelompok-kelompok
yang berbeda kepentingan mencapai saling pengertian dan penghayatan
terhadap satu sama lain. Dengan demikian perbedaaan kepentingan
dapat dijembatani.
Selain dengan partisipasi masyarakat pemeritah Kabupaten Dharmasraya
melakukan
pengendalian
Pengendalian
Dampak
dampak
Lingkungan
lingkungan
Daerah
melalui
Badan
(BAPEDALDA)
Kab.
Dharmasraya. Program dan kegitan Bapedalda pada tahun 2009 yakni :
No Program
1.
Kegiatan
Program
Anggaran Dana
Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan Rp.
45.000.000,-
Kapasitas Sumber Daya Formal
Aparatur
2.
Program
Pengembangan Bimbingan
Kinerja
Teknis Rp.
37.151.000,-
Pengelolaan Persampahan
Persampahan
3.
Program
Pencemaran
Kerusakan
Pengendalian 
dan
28.846.000,-
Pengawasan
Pelaksanaan
Lingkungan
Kebijakan
Hidup
di
Bidang
Lingkungan Hidup

Rp.
10.000.000,-
Rp.
14.376.000,-
Rp.
25.830.000,-
Kerusakan Lingkungan Rp.
62.010.000,-
Pengelolaan B3 dan
Limbah B3

Pemantauan
Kualitas
Lingkungan Hidup

Penyusunan Kebijakan
Pengendalian
Pencemaran
dan
Hidup

Peningkatan
Serta
dalam
Peran
Masyarakat
Rp. 794.890.000,-
Pengendalian
Lingkungan Hidup

Sarana Rp.
Peningkatan
dan
54.170.000,-
Prasarana
Pengendalian
Pencemaran
(Dana
DAK)

Koordinasi
Pengelolaan
Konservasi
Sumber
Daya
Alam/Pengendalian
Pencemaran
Sungai
Batang Hari
4.
Program
Perlindungan Konservasi Sumber Air dan Rp.
dan Konservasi Sumber Pengendalian
Daya Alam
5.
92.587.500,-
Kerusakan
Sumber Daya Air
Program Rehabilitasi dan Peningkatan Peran Serta Rp.
Pemulihan
Cadangan Masyarakat
Sumber Daya Alam
45.178.500,-
dalam
Rehabilitasi dan Pemulihan
Cadangan SDA
6.
Program
Kualitas
Peningkatan 
dan
Akses
Peningkatan
dan
Edukasi Rp.
Komunikasi
Informasi Sumber Daya
Masyarakat di Bidang
Alam
Lingkungan Hidup
Hidup
dan
Lingkungan

Penyusunan
Status
22.250.000,-
Rp.
data
Lingkungan
37.505.000,-
Hidup Daerah
7.
Program
Peningkatan Pengujian
Pengendalian Polusi
Emisi
Udara Rp.
37.505.000
Akibat Aktivitas Industri
Pada Tahun 2010 program yang dilakukan oleh Bapedaldad meliputi :
1. Peningkatan sarana dan prasarana pengendalian pencemaran
Bapedalda Rp
2. Penunjang Operasional Laboratorium Bapedalda
3. Pemantauan Kualitas Lingkungan Hidup Kab.Dharmasraya
4. Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup
Kab.Dharmasraya
5. Pengujian
emisi/polusi
udara
akibat
aktivitas
industri
Kab.Dharmasraya
6. Konservasi
sumber
daya
air
dan
pengendalian
kerusakan
sumbersumber air Kab.Dharmasraya
7. Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat di bidang
Lingkungan Kab.Dharmasraya
8. Inventarisasi Perusakan SDA dan Lahan Kab.Dharmasraya
9. Peningkatan peran serta masyarakat terhadap rehabilitasi dan
pemulihan cadangan SDA Kab.Dharmasraya
10. Pengkajian
Dampak
Lingkungan
Pertambangan
dan
Peti
Kab.Dharmasraya
11. Bimbingan Teknis Persampahan Kab.Dharmasraya
12. Peningakatan
peran
serta
masyarakat
dalam
pengendalian
lingkungan hidup Kab.Dharmasraya
13. Pengelolaan B3 dan limbah B3 Kab.Dharmasraya
14. Koordinasi
pengelolaan
konservasi
SDA/
pengendalian
pencemaran Batang Hari Kab.Dharmasraya
15. Inventarisasi potensi perusakan lingkungan sepadan sungai batang
hari Kab.Dharmasraya
16. Penyuluhan
dan
pengendalian
polusi
dan
pencemaran
Kab.Dharmasraya
17. Inventarisasi Potensi sumber daya air pada kawasan sumber air
pulau punjung Kab.Dharmasraya
Sumber :
http://www.mediaindonesia.com/webtorial/klh/index.php?ar_id=Njg4NQ==
http://www.bapedalda.dharmasrayakab.go.id/
Download