PERKEMBANGAN PERTANIAN DI KABUPATEN DHARMASRAYA

advertisement
PERKEMBANGAN PERTANIAN DI KABUPATEN DHARMASRAYA
Di
setiap
wilayah
berpenduduk
selalu
terjadi
kegiatan
pembangunan, namun ada beberapa wilayah yang pembangunannya
berjalan di tempat atau bahkan berhenti sama sekali, dan wilayah ini
kemudian menjadi wilayah kelas kedua dalam kegiatan ekonomi. Hal ini
mengakibatkan penanam modal dan pelaku bisnis keluar dari wilayah
tersebut karena wilayah itu dianggap sudah tidak layak lagi untuk
dijadikan tempat berusaha. Akibatnya laju pertumbuhan ekonomi wilayah
itu menjadi semakin lambat.
Pembangunan
merupakan
suatu
usaha
untuk
melakukan
perubahan terhadap keadaan untuk menjadi lebih baik, dimana usaha
tersebut dilakukan secara terus-menerus. Pembangunan merupakan
proses perombakan dalam struktur pembangunan ekonomi yang terdapat
dalam suatu masyarakat sehingga membawa kemajuan yang lebih baik
dalam
arti
meningkatkan
taraf
hidup
rakyat
maupun
untuk
menyempurnakan mutu kehidupan dalam masyarakat yang bersangkutan.
Indonesia sebagai negara sedang berkembang dan melaksanakan proses
pembangunan secara seimbang, yaitu; dimana pembangunan manusia
yang seutuhnya lahir maupun batin, secara seimbang adil dan makmur.
Sebagai negara yang besar dalam jumlah penduduknya, Indonesia
merupakan salah satu negara berkembang yang besar pengaruhnya
terhadap komposisi jumlah penduduk dunia. Berdasarkan data populasi
penduduk dunia tahun 2005, jumlah penduduk Indonesia sekitar
241.973.879 jiwa dengan kepadatan penduduk 126/Km. Dengan jumlah
tersebut berarti Indonesia merupakan negara nomor empat terbesar
didunia dalam hal jumlah penduduk setelah RRC 1.306.313.812 jiwa,
India 1.080.264.388 jiwa dan Amerika 295.734.134 jiwa. (Wikipedia,2005).
Karakteristik umum negara-negara sedang berkembang ada 6
kategori menurut Todaro (1995:115) menjelaskan bahwa :
1. Tingkat hidup yang rendah
2. Tingkat produktivitas yang rendah
3. Pertumbuhan penduduk dan tanggungan beban yang tinggi
4. Tingkat pengangguran yang tinggi
5. Ketergantungan yang tinggi terhadap produk pertanian dan
produk-produk pokok (primer) dan
6. Dominasi
ketergantungan
dan
sifat
mudah
terpengaruh
(Vulnerable) dalam hubungan Internasional.
Jumlah penduduk Indonesia yang tinggi adalah masalah yang
serius yang dapat menjadi penghambat dalam pembangunan ekonomi.
Secara makro pertumbuhan ekonomi diusahakan lebih tinggi atau lebih
cepat dari pertumbuhan penduduk, dan sebagai faktor pembagi dalam
menentukan pendapatan perkapita tiap-tiap penduduk, maka dari itu
peranan pemerintah diharapkan agar dapat mengendalikan jumlah
penduduk dengan menekankan pada angka pertumbuhan penduduk.
Pembangunan ekonomi daerah di era otonomi menghadapi
berbagai tantangan, baik internal maupun eksternal, seperti masalah
kesenjangan dan iklim globalisasi. Yang disebut belakangan ini menuntut
tiap daerah untuk mampu bersaing di dalam dan luar negeri. Kesenjangan
dan globalisasi berimplikasi kepada propinsi dan kabupaten/kota, untuk
melaksanakan percepatan pembangunan ekonomi daerah secara terfokus
melalui pengembangan kawasan/wilayah dan produk andalannya.
Suatu dilema klasik yang agaknya selalu menjadikan tantangan
negara sedang berkembang adalah antara menjadikan pertumbuhan
ekonomi sebagai orientasi pembangunan nasional di satu pihak, atau
menjadikan pemerataan dan pengentasan kemiskinan sebagai acuan
pembangunan nasional mereka dilain pihak.
Faktor Pendukung Pertanian Di Kabupaten Dharmasraya
Sumber Daya Alam
a. Keadaan Geografis
Kabupaten Dharmasraya berada pada posisi geografis 00 18, 43,
LS 10 41,46, LS dan 100 46,50,BT, dengan Ketinggian dari permukaan
laut antara 100 sampai dengan 1500 m dengan luas 6.091,53 Km 2.
Kabupaten Dharmasraya merupakan urutan ke empat terluas dari seluruh
Kabupaten dan Kota yang ada di propinsi Sumatera Barat dengan batas
wilayah ebagai berikut:
1. Sebelah Utara dengan Kabupaten tanah Datar
2. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Bungo dan Tebo ( Propinsi
Jambi )
3. Sebelah Timur dengan Kabupaten Kuantan Singingi ( Propins iau )
4. Sebelah Barat dengan Kabupaten Solok dan Kota Sawahlunto
Letak georafis tersebut berada pada possisi silang yang sangat
strategis yaittu menghubungkan antara daerah bagian timur sumbar
dengan propinsi jambi dan Riau, yang merupakan pusat pertumbuhan
baru dalam kerangka kerja sama regional IMS-GT. Dengan demikian
posisi Kabupaten Dharmasraya yang berperan sebagai pintu gerbang
akan lebih mudah mengakses pusat pertumbuhan tersebut yang
diharapkan sebagai pasar dari berbagai komoditi yang dihasilkan daerah
ini.
` b. Iklim.
Kabupaten Dharnasraya adalah termasuk pada daerah yang
beriklim tropis dengan suhu rata-rata 300 C – 360 C dengan curah ratarata 213,02mm/bulan. Kondisi ini cukup kondusif untuk mendukung
kegiatan budidaya dan mengembangkan komoditi pertanian.
c.Tofografi.
Tofografi kabupaten Dharmasraya adalah bervariasi nantar daerah
berbukit, bergelombang dan datar dengan tingkat kemiringan dan luas
masing-masingnya sebagai berikut:
Tabel 3. Luas Wilayah Kabupaten Dharmasraya berdasarkan
tingkat kemiringan .
N
o.
Tanah
Luas
%
kemiringan
Lahan (Ha)
1
0-3
99.917
16,37
2
3-8
84.796
13,92
3
8-15
101.523
16,67
4
15-25
112.991
18,55
5
25-40
86.216
15,15
6
> 40
123.908
20,34
Sumber : dinas pertanian tanaman pangan dan holtikultura
Dengan
kemiringan
untukmengembangkan
lahan
usaha
seperti
komoditi
diatas,
pertanian
lahan
potensial
secara
umum
seluas184.515 Ha kemiringan 0-3 % dan 3-8 % ) sedangkan khusus
komoditi peternakan akan lebih luas lagi, karena pada daerah – daerah
tertentu lahan sampai kemiringan < 40 % masih dap[at di tumbuhi rumput
kulturyang dapat dijadikan sumber pakan ternak ruminansiah ( sapi,
kerbau, kambing dan domba ).
d.Tanah
Pada
dasarnya
jenis
tanah
yang
terdapat
di
Kabupaten
Dharmasraya terbagi
3 jenis yaitu: Padzolik Merah Kuning, Latosol dan Litosol. Pola
penggunaan tanah terluas adalah Hutan Negara yaitu 137.428 Ha,
tambak 1.015 Ha,Padang Rumput 2.159 Ha, tegalan dll. Sementara luas
perkebunan dan sawah masing – masing 72.891 dan 20.121 Ha. Khusus
hutan Negara mencapai sekitar 22,6 % dari luas Kabupaten Dharmasraya.
Dengan pola penggunaan lahan seperti diatas, dapat di katakan bahwa
Kabupaten Dharmasraya telah menjadi kawasan bududaya. Hal ini
tentunya
Akanlebih
memberikan
peluang
lebih
besar
untuk
pengembangan pertanian.
e. Hidrologi
Di Kabupaten Dharmasraya terdapat sebanyak 29 buah sungai
dengan panjang + 674 Km dan 4 di antaranya merupakan sungai – sungai
besar yaitu : Batang Hari, Batang Siat, Batang Mimpi, Batang Piruko, dan
semuanya bermuara ke Sungai Batang Hari. Kondisi dengan jumlah
sungai yang banyak dan panjang, tersebut lebih memungkinkan untuk
mengembangkan usaha peternakan terutama di bidang perikanan karena
sumber air cukup tersedia.
2. Permintaan Pasar
Permintaan pasar terhadap produk pertanian yakni ternak/ ikan dan
hasilternak/ ikan ( daging, susu, telur ) masih sangat besar. Peluang pasar
ini selain memenuhi permintaan local, juga untuk memenuhi permintaan
aerah sekitar ( Riau, Jambi Batam dll ). Hal ini dengan letak Kabupaten
Dharmasraya yang sangat strategis yang berbatasan dengan daerah
tersebut. Permintaan terhadap produk pertanian ini diyakini meningkat
setiap
tahunnya
seiring
dengan
pertambahan
jumlah
penduduk,
kesadaran akan gizi dan peningkatan pendapatan.
3. Dana Penguatan Pemda dan dari Pusat
Adanya dana penguatan modal dari Pemda Kab. Dharmasraya
sejak tahun 2002 ini sebesar 3,5 milyar yang dialokasikan untuk
penguatan modal usaha peternakan , perikanan, tanaman pangan, dan
usaha kecil dan koperasi merupakan peluang besar bagi peternak/ petani
ikan untuk mengembangkan usahanya. Sehingga masalah permodalan
yang menjadi kendala utama selama ini diminimalisir. Selain itu
Pemerintah Pusat melalui dana dekonsentrasi juga menyiapkan dana
penguatan modal untuk pengembangan usaha pertanian antara lai berupa
bantuan kredit PEM ( Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat ), KKP ( Kredit
Ketahanan Pangan ), PKP ( Peningkatan Ketahanan Pangan ), PASP (
Pengembangan Agribisnis Sapi Potong ) Dll.
Sumber Daya Manusia
a. Penduduk
Jumlah Penduduk Kab. Dharmasraya berdasarkan registrasi
penduduk pada 31 Desember 2000 tercatat sebanyak 310. 267 orang
yang terdiri atas 156.366 orang laki-laki dan 153.901 orang perempuan. Di
bandingkan dengan jumlah penduduk tahun 1999 tercatat sebanyak
305.817 orang, maka selama satu tahun ini jumlah penduduk kabupaten
Dharmasraya bertambah sebanyak 4.450 orang dengan artikata terdapat
pertumbuhan sekitar 1, 46 %
ANCAMAN
1. Pasar Bebas AFTA 2003
Dengan dadnya era Pasar Bebas AFTA 2003, semua produk dari
dalam dan luar negeri akan bebas keluar masuk Kabupaten Dharmasraya.
Hal tersebut merupakan ancaman bagi usaha pertanian yang masih
mempunyai produktivitas rendah.
2. Persyaratan mutu/ Kualitas dan Harga Adanya persyaratan
mutu/ kualitas produk- produk mPertanian yang akan di ekspor ke daerah
lain juga merupakan ancaman bagi produk peternakan dan perikanan
yang masih mempunyai mutu relatif rendah sehingga peluang ekspor tidak
termanfaatkan, bahkan pada era AFTA 2003 peluang pasar dalam daerah
atau negeripun nantinya tidak dapat diisi karena kalah bersaing dengan
produk luar yang lebih berkualitas, Selain persyaratan mutu, persyaratan
juag diajukan oleh beberapa eksportir sebagai persyaratan exsport produk
pertanian sehingga terkadang produk pertanian telah berhasil memenuhi
standar kualitas, tapi tidak memenuhi standar harga yang diajukan karena
biaya produksi yang tinggi akibat peluang eksport juga tidak dimanfaatkan.
3. Perekonomian yang tidak stabil Keadaan perekonomian Indonesia yang
cendrung tidak stabil sejak krisis multidimensi tahun 1998 sangat
berpengaruh terhadap pengembangan usaha pertanian, terutama pada
tingginya fluktuasi harga pakan ternak / ikan yang sebagai komponen
bahan bakunya masih produk inport. 4. Kompetisi Harga Produksi /
Sapronakan Yang Tinggi Kompetisi harga produksi / sapronakan yang
tinggi antar daerah juga menjadi ancaman bagi pengembangan usaha
pertanian di Kabupaten Dharmasraya hal ini menuntut peningkatan
efisiensi dan afektifitas usaha pertanian di Kabupaten Dharmasraya
Download