laporan hasil penelitian dosen muda kajian awal respon dinamik

advertisement
LAPORAN HASIL PENELITIAN
DOSEN MUDA
KAJIAN AWAL RESPON DINAMIK TANAH LUNAK KOTA
BANDA ACEH TERHADAP GELOMBANG SEISMIK
OLEH:
BAMBANG SETIAWAN, ST, M.Eng.Sc
SUGIARTO, ST, M.Eng
GARTIKA SETIYA NUGRAHA, ST, MSi
Dibiayai oleh Universitas Syiah Kuala, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Dalam Rangka Pelaksanaan Penelitian Dosen
MudaTahun Anggaran 2012 Nomor : 2343/UN11/LK-PNBP/2012 Tanggal 15 Mei 2012
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
OKTOBER 2012
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Penelitian
: Kajian Awal Respon Dinamik Tanah Lunak
Kota Banda Aceh Terhadap Gelombang Seismik
2. Bidang Ilmu Penelitian
: Rekayasa
3. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap
b. Jenis Kelamin
c. NIP
d. Pangkat/Golongan
e. Jabatan Fungsional
f. Jurusan/Fakultas
:
:
:
:
:
:
4. Jumlah Tim Peneliti
: 3 orang
5. Lokasi Penelitian
: Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh
6. Jangka Waktu Penelitian
: 10 bulan
7. Jumlah Biaya yang diusulkan
: Rp 15.000.000,-
Bambang Setiawan, ST, M.Eng.Sc
L
19710603 200604 1 002
Penata Muda/III a
Asisten Ahli
Teknik Sipil/Fakultas Teknik
Banda Aceh, 20 November 2012
Ketua Peneliti,
Mengetahui
Dekan Fakultas Teknik,
(Dr. Ir. Marwan)
NIP : 19661224 199203 1 003
(Bambang Setiawan, ST, M.Eng. Sc)
NIP : 19710603 200604 1 002
i
RINGKASAN
Pengalaman dari yang terjadi di Mexico City tahun 1985 menunjukkan pentingnya
pengaruh kondisi setempat dalam merespon sebuah kejadian gempa. Pengaruh kondisi
setempat seperti amplifikasi percepatan gemapa oleh tanah telah menjadi penyebab
utama kerusakan struktur-struktur bangunan yang didirikan pada tanah lunak yang
cukup tebal. Banda Aceh didirikan pada formasi yang dapat dikatakan serupa dengan
Mexico City. Kota Banda Aceh ini dialasi oleh Aluvium dengan ketebalan sekitar 70m
sampai 206m. Sehingga, kajian kondisi setempat ground response analisis perlu
dilakukan untuk menetapkan parameter yang paling berpengaruh yaitu percepatan
puncak tanah beserta atribut-atributnya.
Analisis respon kondisi tanah setempat ini akan dilakukan dengan menggunakan
program komputer. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menyusun peta
mikrozonasi awal Kota Banda Aceh, menilai potensi likuifaksi tanah yang ada di Kota
Banda Aceh dan merancang infrastruktur-infrastuktur penting lainnya bagi kota.
ii
SUMMARY
The Mexico City experience in 1985 demonstrated the importance of site response
effects. The site response effect i.e. soil amplification has caused major structure
damages founded on thick soft soils. Banda Aceh, Indonesia founded on a formation
which can be, typically, similar with the Mexico City. The city is underlain by
approximately 70m to 206m thick alluvium. Thus, site-specific ground response
analysis was carried out to establish the most influential parameter i.e. peak ground
acceleration and the spectral fundamental frequency.
This ground response analysis was carried out using computer program which is EERA.
This analytical analysis has proven able to depict seismic wave behaviour in soft local
soil deposits. Due to the absence of strong motion records during the 2004 Indian Ocean
mega earthquake duplication of synthetic strong motions are used in this study.
Subsequently, ground response analysis was carried out by using computer programs of
NERA.
The results of the site-specific ground response studies expose the real Banda Aceh’s
soil response during the 2004 Sumatran mega earthquake. Peak ground acceleration at
study site of Banda Aceh is 0.088g. Maximum amplification ratio is 3.1 at frequency of
25.195Hz. Maximum response spectrum at ground level is 0.72 g at frequency of
2.44Hz. The response spectrum at period of 0.2 sec is 0.27g. Most of the outputs of this
site-specific ground response analysis are in a poor agreement with the existing seismic
map of the city and a site-specific ground response analysis utilising equivalent-linear
model.
iii
PRAKATA
Alhamdulillah, penelitian dan laporan akhir penelitian mengenai “Kajian Awal Respon
Dinamik Tanah Lunak Kota Banda Aceh Terhadap Gelombang Seismik” ini dapat
terlaksana dan tersusun. Penelitian ini merupakan rintisan bagi pengembangan peer
group ilmu dan teknologi gempa di Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala.
Sebagai sebuah kajian awal masih terdapat banyak langkah-langkah yang harus
disempurnakan lebih lanjut untuk mendapatkan data, perhitungan, dan analisa lebih
mendalam agar dapat dicapai hasil yang lebih representatif mewakili lokasi penelitian.
Hasil analisa yang tersaji merupakan outputs yang bersifat gambaran kasar yang dapat
dijadikan referensi awal untuk mewakili lokasi tempat penelitian dilakukan. Sehingga
masih diperlukan penelitian yang lebih mendalam dengan menggunakan input data
percepatan gempa factual atau permodelan sendiri dan data profil bawah permukaan
hasil pengukuran langsung.
Kami berharap sekecil apapun kontribusi yang telah diberikan tetap dapat memberikan
manfaat bagi penelitian-penelitian berikutnya. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat
memenuhi standar penelitian baik dari segi metodologi maupun mekanisme terkait
lainnya, sehingga ke depan pengembangan penelitian ini dapat dilanjutkan dan didanai
lebih lagi.
Peneliti juga ingin menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Universitas Syiah Kuala dalam hal ini Lembaga Penelitian-Unsyiah,
sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Dalam Rangka Pelaksanaan Penelitian Dosen
MudaTahun Anggaran 2012 Nomor: 2343/UN11/LK-PNBP/2012 Tanggal 15 Mei 2012,
yang telah mendanai penelitian ini sehingga penelitian ini terlaksana.
Banda Aceh, 20 November 2012
PENELITI
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
RINGKASAN
SUMMARY
PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
BAB I.
PENDAHULUAN
BAB II.
PERUMUSAN MASALAH
BAB III.
TINJAUAN PUSTAKA
BAB IV.
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
BAB V.
METODE PENELITIAN
BAB VI.
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB VII. SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
4
5
10
11
14
18
19
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabulasi simplifikasi profil tanah di lokasi peneliitian
Perbandingan beberapa output dari analisis respon tanah lunak
setempat di SMK-Stadion Dirmutala Banda Aceh antara model
EERA dan NERA
vi
12
17
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
Gambar 7.
Gambar 8.
Gambar 9.
Gambar 10.
Gambar 11.
Gambar 12.
Gambar 13.
Gambar 14.
Gambar 15.
Gambar 16.
Rekaman percepatan gempa di tanah padat/batuan (Booth dkk.,
1986)
Rekaman percepatan gempa di tanah lunak endapan-Lakebed
(Booth dkk., 1986)
Respon spektrum percepatan gempa yang terekam di MexicoCity
tahun 1985 (Booth dkk., 1986)
Salah satu bangunan runtuh di Mexico City tahun 1985 di daerah
endapan danau (Pappin, 2010)
Amplifikasi percepatan gempa padatanah lunak dan tempattempat lain yang tersusun oleh batuan dan sejenisnya (Idriss,
1990)
Tatanan geologi Kota Banda Aceh (Barber & Crow, 2005)
Batuan penyusun Kota Banda Aceh dan sekitarnya (Bennett dkk.,
1981)
Skematik potongan melintang Aluvium di Banda Aceh (Farr &
Djaeni, 1975)
Salah satu model penggambaran tentang amplifikasi tanah (Finn
& Wightman, 2003)
Bagan alir untuk analisis respon tanah lunak setempat yang
digunakan pada penelitian ini
Data percepatan gempa sintetik yang digunakan dalam penelitian
Percepatan gempa maksimum (PGA) pada permukaan tanah yang
ada di SMK-Stadion Dirmutala Banda Aceh
Rasio amplifikasi pada permukaan tanah yang ada di SMKStadion Dirmutala Banda Aceh
Respon spektra pada permukaan tanah yang ada di SMK-Stadion
Dirmutala Banda Aceh
Sebagian dari Peta Gempa Indonesia 2010
Perbandingan domain frekuensi respon spektra antara respon
spektra pada permukaan tanah di SMK-Stadion Dirmutala Banda
Aceh dan di daerah Lakebed di Mexico City
vii
2
2
2
2
3
5
6
7
8
11
13
14
15
15
15
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Sarana Penelitian
Lampiran 2.
Curriculum Vitae Peneliti
Lampiran 3.
Prosiding Seminar Hasil Penelitian
Lampiran 4.
Laporan Penggunaan Keuangan
Lampiran 5.
Artikel Hasil Penelitian
Lampiran 6.
Buku Harian Catatan Penelitian
viii
BAB I. PENDAHULUAN
Umumnya, metode yang paling sering digunakan untuk memperkirakan percepatan
gempa maksimum (PGA), amax, adalah dengan menggunakan fungsi atenuasi yang
berlaku untuk daerah itu (National Center for Earthquake Engineering Research,
NCEER, 1996 & 1998) karena metode ini sudah memperhitungkan kondisi regional
setempat, seperti sejarah gempa, jarak dari pusat gempa dan kondisi geologi/geoteknik.
Namun, faktor amplifikasi tanah lunak atau efek resonansi tanah lunak bisa menjadikan
nilai estimasi PGA berdasarkan fungsi atenuasi itu tidak representatif. Gempa di
Meksiko City tahun 1985 adalah bukti ekstrim efek amplikasi tanah lunak tebal ini,
dimana nilai. PGA yang terukur pada tanah keras pada saat gempa Michoacan itu yakni
kurang dari 0,04 g telah diperkuat sekitar lima kali pada tanah lunak yang ada di
Mexico City (Finn & Wightman, 2003). Ditambah lagi, gempa itu menyebabkan
kerusakan parah pada struktur yang berlokasi di atas 30m endapan dasar danau tua (Old
Lakebed). Ketiga komponen catatan pada accelogram yang ada di atas batuan dasar dan
di atas endapan danau tua itu ditunjukkan pada Gambar 1 dan 2. Rekaman accelerogram
itu menunjukkan bahwa percepatan gempa arah Utara-Selatan (NS) dan Timur-Barat
(EW) yang ada pada tanah di lokasi endapan danau tua sangat jauh lebih besar jika
dibandingkan dengan rekaman pada accelerogram di lokasi batuan/tanah dasar. Lebih
lanjut, Steedman dkk. (1986) dan Booth dkk, (1986) menemukan adanya kesesuaian
antara periode gerakan tanah di daerah kerusakan paling parah (Endapan Danau Tua)
dengan mode pertama dari bangunan tinggi seperti yang ditunjukkan pada respon
spektrum pada Gambar 3. Gambar tersebut menunjukkan dengan jelas intensitas
amplifikasi percepatan gempa yang terjadi secara dramatis pada permukaan tanah
(Lakebed) di frekuensi yaitu 0.5Hz atau pada periode dasar 2 detik. Gambar 4
menunjukkan bangunan runtuh di area yang terjadi efek resonansi atau amplifikasi.
Selain itu, dalam gempa bumi Loma Prieta 1989, kerusakan besar terjadi di situs tanah
lunak di wilayah San Francisco-Oakland dimana percepatan spektral gempanya
diamplifikasi dari dua hingga empat kali dari percepatan spektral yang direkam pada
situs batuan didekatnya (Housner1989 dikutip oleh Finn & Wightman 2003). Fenomena
1
amplifikasi tanah ini juga telah dikemukakan oleh Idriss (1999) seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 5. Idriss (1990) menemukan bahwa percepatan batuan dasar
diamplifikasi di tanah lunak hingga mencapai sekitar 0,4 g.
Gambar 1: Rekaman percepatan gempa di tanah
padat/batuan (Booth dkk., 1986)
Gambar 2: Rekaman percepatan gempa di tanah
lunak endapan-Lakebed (Booth dkk., 1986)
Gambar 3: Respon spektrum percepatan gempa yang
terekam di Mexico City tahun 1985 (Booth dkk. 1986)
Gambar 4: Salah satu bangunan runtuh di
Mexico City tahun 1985 di daerah endapan
danau (Pappin, 2010)
2
Gambar 5: Amplifikasi percepatan gempa pada tanah lunak dan
tempat-tempat lain yang tersusun oleh batuan dan sejenisnya (Idriss, 1990)
Banda Aceh didirikan pada formasi yang dapat dikatakan serupa dengan Mexico City
atau tempat-tempat lain yang pernah terimbas efek amplifikasi tanah lunak. Berdasarkan
alasan-alasan tersebut, kajian khusus mengenai respon tanah lunak Kota Banda Aceh
pada percepatan gelombang gempa ini dilakukan. Hal ini untuk menetapkan parameter
yang paling berpengaruh pada infrastuktur/struktur yang sudah atau akan ada yaitu
percepatan puncak gelombang gempa tanah setempat. Metode/kajian seperti ini telah
terbukti mampu menggambarkan perilaku gelombang seismik pada tanah lunak di
tempat-tempat lain.
3
BAB II. PERUMUSAN MASALAH
Respon tanah lunak terhadap gelombang seismik bervariasi secara signifikan dimana
akan sangat tergantung dari sifat properti tanah setempat dan kondisi tatanan geologi
sekelilingnya. Kota Banda Aceh dialasi oleh lapisan endapan Aluvium dengan
ketebalan sekitar 70m sampai 206m (Siemon & Ploethner, 2006). Pada umumnya,
kondisi seperti itu akan sangat berkemungkinan untuk menghasilkan efek respon yang
sama seperti yang dialami Mexico City tahun 1985 jika terimbas gelombang gempa
pada frekuensi tertentu. Kajian ini telah memberikan informasi awal mengenai perilaku
dinamik tanah lunak Kota Banda Aceh ketika terjadi gempa.
4
BAB III. TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Tatanan geologi dan batuan penyusun Kota Banda Aceh
Kota Banda Aceh terletak pada sebuah cekungan yang dikontrol secara struktural,
dimana cekungan ini dibatasi di kedua sisinya oleh patahan-patahan aktif yakni, Patahan
Aceh di barat daya dan Patahan Seulimum di timur laut seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 6. Kondisi ini mengakibatkan batuan sedimen Banda Aceh akan bergetar cukup
kuat bila gempa terjadi di sekitarnya.
Gambar 6: Tatanan geologi Kota Banda Aceh (Barber & Crow, 2005)
Litologi penyusun yang ada di Banda Aceh dan sekitarnya ditunjukkan pada Gambar 7.
Dari bagian barat hingga ke selatan Patahan Aceh disekitar kawasan pesisir dibentuk
terutama oleh Endapan Pra-Tersier tipis berlapis-lapis hingga sangat tebal berupa batu
kapur Formasi Batugamping Raba. Di sebelah timur Banda Aceh tersusun oleh batuan
andesit hingga dasit dari endapan vulkanik Lam Teuba. Endapan vulkanik ini mencakup
5
sebagian besar kawasan di pesisir utara dan kaki bukit di kedua sisi Patahan Seulimum.
Vulkanik Lam Teuba diendapkan dari Plistosen Holosen.
Gambar 7: Batuan penyusun Kota Banda Aceh dan sekitarnya (Bennett dkk., 1981)
Banda Aceh dialasi oleh Aluvium yang sangat tebal (Siemon dkk., 2006). Ketebalan
Aluvium di dekat pantai Banda Aceh mencapai kedalaman 206 m di bawah muka tanah
eksisting. Aluvium ini di sepanjang pesisir Kota Banda Aceh terdiri dari lapisan pasir
dengan ketebalan 20 m di bagian atas dan tanah liat tebal yang diselang-selingi oleh tiga
buah lapisan pasir-kerikil dengan ketebalan yang bervariasi dari 3 hingga 9 m. Bukti
lainnya dari ketebalan Aluvium dibawah Kota Banda Aceh adalah sumur-sumur lama
peninggalan Belanda di Ulee Lheue (158 m), Peukan Krueng Cot (125 m), dan P. Perak
(179 m). Sekitar sepuluh kilometer kearah hulu Krueng Aceh, tepatnya di Lambaro,
Aluvium memiliki ketebalan minimal 70 m. Diagram skematik potongan melintang
6
yang menunjukkan Aluvium di Banda Aceh (Kuarter pasir dan tanah liat) disajikan
pada Gambar 8.
Gambar 8: Skematik potongan melintang Aluvium di Banda Aceh ( Farr & Djaeni 1975)
3.2 Amplifikasi tanah
Sejumlah faktor penting, seperti rasio impedansi yaitu hubungan antara periode gerakan
tinggi energi batuan dasar dan periode lapisan diatasnya, dan jumlah kemampuan
redaman suatu lapisan tanah, berkontribusi terhadap amplifikasi tanah dari
gerakan/gelombang seismik yang masuk akibat gempa bumi di lokasi tertentu (Finn,
2001; Finn &Wightman, 2003). Untuk itu faktor-faktor ini perlu dipertimbangkan
ketika menentukan nilai percepatan gempa setempat dalam setiap kegiatan evaluasi
kegempaan. Okamoto (1973) dikutip oleh Finn & Wightman (2003) menyadari bahwa
untuk memahami respon tanah akibat gerakan seismik diperlukan pemahaman akan
bagaimana gelombang harmonik pada suatu batuan dasar. Pergerakan/transmisi
gelombang harmonik ini ke permukaan dipengaruhi oleh geometri dan struktur geologi
pembentuk cekungan bagi tempat pengendapan tanah lunak itu (A=at/ar). Mekanisme
dasar dari terbentuknya amplifikasi itu dapat ditunjukkan dengan melihat efek dari
redaman elastis lapisan permukaan pada percepatan gempa yang masuk pada batuan
dasar seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9. Model ini menganggap deposit tanah
sebagai lapisan elastis (T = 4H/Vss) dengan ketebalan, H, kecepatan gelombang geser,
7
Vss, dan kepadatan, s. Kecepatan gelombang geser dan kepadatan batuan dasar dalam
model ini masing-masing dinotasikan dengan Vsr dan r. Dengan demikian, , rasio
impedansi, adalah sVss/rVsr; at adalah percepatan gelombang seismik di permukaan,
dan ar adalah percepatan gelombang seismik batuan dasar yang masuk ke lapisan
diatasnya.
at
Soil
s
Vss
s
T = 4H/Vss)
H
a0
Rock
r
Vsr
Gambar 9: Salah satu model penggambaran tentang amplifikasi tanah (Finn & Wightman, 2003)
Finn & Wightman (2003) mengamati bahwa sebagaian besar instrumen untuk
pemantauan gempa bumi terletak di atas batu atau situs tanah keras. Akibatnya, alat-alat
ini hanya menyediakan database gerakan tanah untuk situs-situs batuatau tanah keras.
Dalam kasus situs yang bertanah lunak, percepatan gempa batuan dasar atau tanah keras
yang ada di bawah tanah lunak itu perlu diperkirakan. Kemudian amplifikasi
gerakan/percepatan gempa yang akan muncul di permukaan tanah diekstrapolasikan.
Jika lapisan tanah memiliki rasio redaman kritis, s, maka rasio amplifikasi, A, antara
percepatan permukaan, at, dan percepatan batuan dasar, ao, adalah:
A
1
…..…........................................................................
   S / 2
(1)
3.3 Model untuk analisis
Penggunaan permodelan analitis untuk menganalisa respon tanah setempat telah
menunjukkan bahwa model-model ini mampu mensimulasikan dengan cukup baik
perilaku tanah akibat pembebanan dinamis. Salah satu model yang paling banyak
8
digunakan adalah teknik pendekatan linier setara untuk respon non-linier. Teknik
pendekatan ini telah diadopsikan dalam program-program komputer seperti SHAKE
(Schnabel dkk., 1972) dan Equivalent-linear Earthquake Response Analysis (EERA)
(Bardet dkk., 2000).
Program SHAKE telah menjadi salah satu program komputer yang paling umum
digunakan dalam rekayasa geoteknik-gempa sejak tahun 1972. SHAKE memiliki
kelebihan dari kesederhanaan dan sistem file yang ringkas. Program ini telah direvisi
beberapa kali untuk menyesuaikan dengan perubahan yang cepat dalam teknologi
komputer sejak pertama kali diterbitkan oleh Schnabel dkk. (1972). Modifikasi terbaru
program komputer ini dilakukan oleh Idriss & Sun pada tahun 1992. Sejak itu mereka
menamainya dengan SHAKE91 (Idriss & Sun, 1992). Dengan pertimbangan kelebihankelebihan itu, maka program komputer ini dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini.
Program EERA dikembangkan dari prinsip-prinsip dasar program SHAKE. Program
EERA ini digunakan sebagai pembanding dari SHAKE. Pemilihan EERA bagi
penelitian ini karena program ini mengambil keuntungan sepenuhnya dari
perkembangan terbaru FORTRAN 90 dan platform Windows. EERA bukan program
yang berdiri sendiri. Program ini meruapakan program add-on pada Microsoft Excel.
Sebagai sebuah program komputer kontemporer, EERA cocok untuk digunakan dalam
melakukan analisis respon tanah setempat (Bardet dkk., 2000).
9
BAB IV. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
4.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini akan menjelaskan respon dan perilaku tanah lunak Kota Banda Aceh
terhadap gelombang seismik. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk analisis
lanjutan bagi Kota Banda Aceh seperti mikrozonasi gempa, analisis liquifaksi, input
parameter bagi desain infrastruktur dan analisis sejarah pola kerusakan struktur akibat
beban gempa.
4.2 Manfaat Penelitian
Kontribusi penelitian ini akan diimplementasikan dalam bentuk output-nya yang terdiri
dari beberapa hal berikut ini. Pertama, penelitian ini akan menghasilkan data timehistories sintetik yang dipicu oleh gempa tahun 2004 di situs batuan Banda Aceh,
Indonesia. Kedua, prosedur menghasilkan gerakan tanah sintetik akan diperoleh. Ketiga,
kontribusi kolateral dari hasil penelitian ini akan terpenuhi ketika output-nya digunakan
dalam rencana mitigasi dan bahan masukan pada proses perencanaan infrastruktur.
10
BAB V. METODE PENELITIAN
Dalam melakukan analisis respon tanah setempat dengan menggunakan EERA, urutan
langkah-langkah seperti pada Gambar 10 harus diikuti. Secara bertahap terdapat 3 hal
yang perlu dipersiapkan sebelum menjalankan model yang digunakan. Tiga hal itu
meliputi karakterisasi lokasi setempat, penetapan kurva modulus reduksi dan kurva
redaman dan pembuatan data riwayat gelombang gempa (time histories).
Gambar 10: Bagan alir untuk analisis respon tanah setempa yang digunakan pada penelitian ini
5.1 Karakterisasi kondisi bawah permukaan lokasi penelitian
Langkah awal dari diagram alir di atas yaitu karakterisasi kondisi setempat. Langkah ini
melibatkan pengujian in-situ/lapangan, pengambilan contoh tanah dan pengujian
11
laboratorium. Keluaran dari proses karakterisasi kondisi setempat ini adalah profil tanah
yang disederhanakan yang menggambarkan jenis tanah, nilai kecepatan gelombang
geser, berat isi tanah, dan ketebalannya seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Jenis tanah di
lokasi penelitian itu diperoleh dari hasil pemboran dalam yang telah dilakukan pada
tanah lunak Kota Banda (Siemon dkk., 2006). Nilai kecepatan gelombang geser pada
lokasi penelitian diperoleh dari estimasi hasil pengukuran setempat oleh Polom dkk.
(2008). Untuk mengukur secara akurat berat isi tanah pada suatu kedalaman adalah
sangat sulit karena adanya gangguan yang muncul pada saat pengambilan sampel. Oleh
karena itu, metode tidak langsung atau berdasarkan pengukuran lapangan secara empiris
digunakan untuk memperoleh nilai berat isi tanah (Mayne dkk., 2010).
Jenis Tanah
Tabel 1. Tabulasi simplifikasi profil tanah di lokasi penelitian
Kecepatan
Ketebalan
Berat isi tanah
gelombang geser
Rujukan
3
lapisan (m) (kN/m )
(m/sec)
Lempung
2.5
14
142
Pasir
15.5
19
142
Lempung
7.7
14
281
Pasir
6.0
19
361
Lempung
18.6
14
361
Pasir
14.3
19
361
Lempung
11.3
18
361
Pasir
4.0
24
361
Lempung
1.1
20
331
Pasir
40.0
24
331
Pasir
20.0
24
401
Pasir
15.0
24
520
Pasir
15.0
24
520
24
700
Batuan Dasar
Siemon dkk. (2006),
Polom dkk. (2008) dan
Mayne dkk. (2010)
5.2 Penentuan kurva modulus reduksi dan kurva redaman
Dalam penelitian ini, kurva modulus reduksi dan kurva redaman digunakan kurva-kurva
standar yang ada di program EERA. Kurva-kurva standar itu telah terbukti bekerja
12
dengan baik dalam berbagai aplikasi untuk analisis respon tanah setempat (Sykora
&Davis, 1993; Uthayakumar & Naesgaard, 2004).
5.3 Data percepatan gelombang gempa
Akan sangat ideal jika dalam melakukan kegiatan analisis respon tanah setempat ini
digunakan data-data gempa yang telah direkam di lokasi penelitian dan sekitarnya.
Namun, berbagai kompromi perlu diperlukan dilakukan jika rekaman data-data gempa
itu tidak diperoleh. Salah satunya adalah dengan membangun duplikasi data gempa
sintetik. Data sintetik percepatan gempa yang digunakan dalam penelitian ini
diperlihatkan pada Gambar 11.
Gambar 11: Data percepatan gempa sintetik yang digunakan dalam penelitian
13
BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis respon tanah setempat terhadap beban dinamis ini menghasilkan beberapa hal
sebagai berikut: data percepatan gempa dan percepatan gempa maksimum setempat,
tegangan dan regangan pada setiap lapisan; amplifikasi di permukaan tanah atau
permukaan setiap lapisan setempat; Fourier amplitudo, dan respon spektrum. Tiga
keluaran penting yang diperoleh dari hasil penelitian ini untuk tanah lunak di SMKStadion Dirmutala Banda Aceh ditunjukkan pada Gambar 12 sampai 14. Penggunaan
data tanah lunak di SMK-Stadion Dirmutala dalam penelitian ini didasarkan atas
pertimbangan relevansi kondisi setempat untuk mewakili kondisi tanah lunak di Kota
Banda Aceh secara umum. Disamping itu, faktor ketersediaan akan berbagai data yang
digunakan dalam analisis respon dinamik ini hanya ada di sekitar SMK-Stadion
Dirmutala.
Hasil analisis, Gambar 12 sampai 14, menunjukkan bahwa PGA maksimum pada SMK
- Dirmutala Stadium 0,204g dan respon spektra absolut pada periode 0,2 detik adalah
0,71g. Spektrum respon maksimum absolut, 0.87 g, berada pada periode 0.23 detik.
Spektrum respon ini menunjukkan korelasi yang baik dengan Peta Gempa Indonesia
terbaru seperti yang diperlihatkan pada Gambar 15. Dalam peta ini, Banda Aceh
mempunyai nilai PGA bervariasi dari 0,7 sampai 0,9g.
Gambar 12: Percepatan gempa maksimum (PGA) pada permukaan tanah yang ada di SMK – Stadion
Dirmutala Banda Aceh
14
Gambar 13: Rasio amplifikasi pada permukaan tanah yang ada di SMK – Stadion Dirmutala, Banda
Aceh
Gambar 14: Respon spektra pada permukaan tanah yang ada di SMK – Stadion Dirmutala, Banda Aceh
Gambar 15: Sebagian dari 2010 Peta Gempa Indonesia 2010
15
Analisis lebih lanjut dilakukan dengan mengubah respon spektrum ke dalam domain
frequensi. Dalam domain frekuensi, respon spektrum tanah lunak Kota Banda Aceh
menunjukkan bahwa frekuensi kritisnya diantara 2,0 sampai 8.0Hz seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 16. Frekuensi ini merupakan frekuensi gerakan tanah di
daerah epicentral dari gempa Michoacan. Umumnya, frekuensi antara 2,0 dan 8.0Hz ini
juga merupakan frekuensi dasar dari bangunan berlantai 2 sampai 4.
Gambar 16: Perbandingan domain frekuensi respon spektra antara respon spektra pad permukaan tanah di
SMK – Stadion Dirmutala Banda Aceh dan di daerah Lakebed di Mexico City
Temuan menarik lainnya didapat ketika membandingan antara output dari analisis
penelitian ini dengan output dari analisis menggunakan NERA (Setiawan & Kusuma,
2012). Perbandingan beberapa output penting dari kedua model ditabulasikan dalam
Tabel 2. Perbandingan menunjukkan bahwa hampir semua output parameter yaitu tanah
puncak percepatan gempa (PGA) pada permukaan tanah setempat, rasio amplifikasi
maksimum, dan respon spektra pada 0,2 detik memiliki korelasi yang sangat jauh. PGA
dalam NERA hanya 0,088g, sedangkan EERA memperkirakannya 0,204g. Amplifikasi
rasio maksimum NERA adalah 3,1, tetapi EERA memprediksi rasio amplifikasi
maksimum sebesar 18,3. Frekuensi terjadinya amplifikasi ini rasio maksimum dari
16
kedua model juga sangat berbeda. Amplifikasi max rasio NERA terjadi pada frekuensi
25.195Hz, tapi max amplifikasi rasio EERA adalah pada 0.6Hz. Respon spektrum di
0.2sec dari NERA adalah 0.27g, tapi EERA memprediksi spektrum respon pada periode
yang sama dari 0.65g. Kesamaan hasil estimasi yang cukup baik antara model NERA
dan model EERA adalah untuk respon spektrum maksimum di permukaan tanah. NERA
memperkirakannya sebesar 0,72g pada frekuensi 2.44Hz dan EERA memprediksinya
sebesar 0,81g pada frekuensi 3.85Hz.
Tabel 2. Perbandingan beberapa output dari analisis respon tanah setempat di SMK – Stadion Dirmutala
Banda Aceh antara model EERA dan NERA
Parameter keluaran
EERA)*
NERA)**
PGA pada permukaan tanah
0.204 g
0.088 g
Max rasio amplifikasi
18.3 pada frekuensi 0.6 Hz
3.1 pada frekuensi 25.195Hz
Max respon spektrum di muka tanah
0.81 g pada frekuensi 3.85Hz
0.72 g pada frekuensi 2.44 Hz
Respon spectra pada 0.2 detik
0.65 g
0.27 g
)* Hasil penelitian ini
)** Penelitian dari Setiawan & Kusuma (2012)
17
BAB VII. SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Efek respon setempat atau amplifikasi telah menjadi penyebab utama pada kerusakankerusakan struktur yang didirikan di atas tanah lunak tebal seperti Mexico City. Banda
Aceh dialasi oleh sekitar 70m sampai 206m tebal aluvium. Oleh karena itu, kajian awal
respon dinamik tanah lunak Kota Banda Aceh ini dilakukan. Analisis respon ini
dilakukan untuk menetapkan parameter yang paling berpengaruh pada infrastruktur
seperti percepatan puncak gempa setempat dan frekuensi dasar spektral. Analisis respon
tanah ini dilakukan dengan menggunakan program komputer EERA. Hasilnya
memperlihatkan respon tanah lunak Kota Banda Aceh secara nyata selama gempa luar
biasa Sumatera-Andaman tahun 2004. Percepatan gelombang gempa puncak (PGA) di
situs lokasi penelitian di Banda Aceh sebesar 0,209g. Spektrum respon pada periode 0,2
detik adalah 0.71g. Frekuensi dasar respon spektrum maksimum bervariasi dari 2,0
sampai 8.0Hz. Hasil penelitian ini mempunyai korelasi yang baik dengan peta gempa
Indonesia terbaru. Tetapi, sebagian besar output dari analisis respon ini memberikan
korelasi yang kurang baik dengan penelitian lain pada lokasi yang sama menggunakan
pendekatan non-linear (NERA).
7.2 Saran
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain: 1) hasil yang diperoleh dari
penelitian ini tidak dapat diverifikasi secara faktual mengingat akan tidak tersedianya
alat; 2) data percepatan gempa yang digunakan berupa data percepatan gempa sintetik;
dan 3) data-data karakteristik penelitian hanya terbatas di sekitar SMK-Stadion
Dirmutala, Banda Aceh. Untuk itu penelitian-penelitian lanjutan yang mengisi
keterbatasan-keterbatasan itu sangat disarankan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Barber, A.J. & Crow, M.J. (2005): “Chapter 13: Structure and structural history.- In:
Barber, A.J., Crow, M.J. & Milsom, J.S. (eds.) (2005): Sumatra: Geology,
Resources and Tectonic Evolutio”n.- 290 pp.; Geological Society, London.
Bardet, J. P., Ichii, K., & Lin, C. H. (2000). EERA a computer program for Equivalentlinear Earthquake site Response Analyses of layered soil deposits: Department
of Civil Engineering, University of Southern California.
Bardet, J. P., and Tobita, T. [2001]. “NERA a computer program for Nonlinear
Earthquake site Response Analyses of Layered soil deposits”: Department of
Civil Engineering, University of Southern California.
Bilham, R., (2005). “A Flying Start, Then a Slow Slip”, Science, 308, 1127–1133.
Bennet, J.D., Bridge, D. McC., Cameron, N.R., Djunuddin, A., Ghazali, S.A., Jeffery,
D.H., Kartawa, W., Keats, W., Rock, N.M.S., Thomson, S.J., and Whandoyo,
R., (1981). “Peta Geologi Lembar Banda Aceh, Sumatra Skala 1:250.000”, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung
Booth, E.D., Pappin, J.W., Mills, J.H., Degg, M.R. & Steedman, R.S. (1986). "The
Mexican Earthquake of 19th September 1985". A field report by EEFIT,
Institution of Structural Engineers.
Farr, J.L. & Djaeni, A. (1975). “A Reconnaissance Hydrogeological Study of the
Krueng Aceh Basin, North Sumatra”.- Report No. 1909 (GSI) / No.
WD/OS/75/8 (IGS): 13 pp., Geological Survey of Indonesia (GSI), Engineering
Geology. Hydrogeology Sub-Directorate, Bandung, in cooperation with the
Engineering Geology Unit of the U.K. Institute of Geological Sciences (IGS),
London.
Finn, W. D. L., & Wightman, A. (2003). “Ground motion amplification factors for the
proposed 2005 edition of the National Building Code of Canada”. The National
Research Council Canada (NRC) Research Press Web.
Lay, T., Kanamori,H., Ammon, C. J., Nettles, M., Ward, S. N., Aster, R. C., Beck, S.
L., Bilek, S. L., Brudzinski, M. R., Butler, R., DeShon, H. R., Ekstro¨m, G.,
Satake, K., and Sipkin, S., [2005]. “The great Sumatra-Andaman earthquake of
December 26, 2004”, Science, 308, 1127–1133.
Mayne, P. W., Peuchen, J., & Bouwmeester, D. (2010). “Soil unit weight estimation
from CPTs”. 2nd International Symposium on Cone Penetration Testing.
Pappin, J.W. (2010). “Earthquake hazard and risk in regions low of low to moderate
seismicity”. Proceedings of the Australian Geomechanics Society and NSW
Association of Consulting Structural Engineers Symposium. Sydney, Australia,
October 2010.
19
Polom, U., Arsyad, I., and Kumpel, H. J. [2008]. “Shallow shear-wave refelection
seismics in the tsunami struck Krueng Aceh River Basin, Sumatra”. Advances in
Geosciences. 14,135-140
Setiawan, B. and Kusuma, W. B., [2012]. “Banda Aceh Indonesia ground response
analysisduring the 2004 Indian Ocen Mega Erathquake”, The 7nd International
Conference on Case Histories in Geotechnical Engineering, Chicago, USA, 29
April – 4 May 2013 (Full paper submitted)
Siemon, B., Ploethner, D., & Pielawa, J., (2006). “Hydrogeological Reconnaissance
Survei in the Province Nanggroe Aceh Darussalam Northern Sumatra,
Indonesia Survei Area: Banda Aceh / Aceh Besar 2005”, Report Vol. C-1,
BGR/Bundesanstalt für Geowissenschaften und Rohstoffe (Federal Institute for
Geosciences and Natural Resources).
Steedman, R.S., Booth, E.D., Pappin, J.W. & Mills, J.H. (1986). "The Mexico
Earthquake of 19th September 1985, some lessons for the engineer". Proc. 8th
Euro. Conf. on Earthquake Engineering, Lisbon, 83-90.
Sykora, D. W., & Davis, J. J. (1993). “Site-specific earthquake response analysis for
Paducah Gaseous Diffusion Plant, Paducah, Kentucky”. Vicksburg, MS: U.S.
Department of Energy.
Uthayakumar, U. M., & Naesgaard, E. (2004). “Ground response analysis for seismic
design in Fraser River Delta, British Columbia”. 13th World Conference on
Earthquake Engineering.
20
LAMPIRAN
1. SARANA PENELITIAN
2. CURRICULUM VITAE PENELITI
3. PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN
4. LAPORAN PENGGUNAAN KEUANGAN
5. ARTIKEL HASIL PENELITIAN
6. BUKU HARIAN CATATAN PENELITIAN
PENELITIAN DOSEN MUDA
SARANA PENELITIAN
TAHUN 2012
Judul Penelitian
:
Kajian Awal Respon Tanah Lunak Kota Banda
Aceh Terhadap Gelombang Seismik
Ketua
:
Bambang Setiawan, ST, M.Eng.Sc
Anggota
:
Sugiarto, ST, M.Eng.
Gartika Setiya Nugraha, ST, M.Si
Dibiayai oleh Universitas Syiah Kuala, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Dalam Rangka Pelaksanaan Penelitian Dosen
MudaTahun Anggaran 2012 Nomor : 2343/UN11/LK-PNBP/2012 Tanggal 15 Mei 2012
SARANA
Sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam penelitian ini terbagi dalam dua
kelompok yaitu piranti lunak (software) dan piranti keras (hardware). Seluruh
peralatan itu tersedia dalam kondisi baik dan dapat digunakan oleh seluruh dosen
dan mahasiswa.
Piranti lunak
:
Komputer Program SHAKE 91 dan EERA
Piranti keras
:
a. Komputer
Kegunaan
: Menjalankan program SHAKE91 dan
EERA
Lokasi
: Kondisi
: Baik
Kepemilikan : PRIBADI
b. Alat Uji Penetrasi Kerucut
Kegunaan
: Mengukur tahanan konus dan gaya
gesekan
Lokasi
: Laboratorium Mekanika Tanah
Kondisi
: Baik
Kepemilikan : UNSYIAH
PENELITIAN DOSEN MUDA
CURRICULUM VITAE PENELITI
TAHUN 2012
Judul Penelitian
:
Kajian Awal Respon Tanah Lunak Kota Banda
Aceh Terhadap Gelombang Seismik
Ketua
:
Bambang Setiawan, ST, M.Eng.Sc
Anggota
:
Sugiarto, ST, M.Eng.
Gartika Setiya Nugraha, ST, M.Si
Dibiayai oleh Universitas Syiah Kuala, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Dalam Rangka Pelaksanaan Penelitian Dosen
MudaTahun Anggaran 2012 Nomor : 2343/UN11/LK-PNBP/2012 Tanggal 15 Mei 2012
CURRICULUM VITAE
1.
2.
3.
4.
Nama Lengkap dan gelar
Jenis Kelamin
Tempat & Tanggal lahir
Alamat Rumah
5. NIP
6. Pangkat/Golongan
7. Jabatan
fungsional
8. Jabatan Struktural
9. Jurusan
10. Fakultas
11. Riwayat Pendidikan
No.
Pendidikan
1. Sarjana
2. Master
: Bambang Setiawan, ST, M.Eng.Sc
:L
: Pandekan/ 3 Juni 1971
: JIn. Fatahillah I No. 46-48, Gampong Geuce Iniem,
Kecamatan Banda Raya, Banda Aceh
Telpon/Fax : 0821-633-49933
E-mail
: [email protected]
: 19710603 200604 1 002
: Penata Muda / IIIa
: Asisten Ahli
: Tenaga Pengajar
: Teknik Sipil
: Teknik
:
Ijazah/Tahun
Spesialisasi
ST/1996
Teknik Geologi
M.Eng.Sc/2011
Engineering Geology
12. Pengalaman Penelitian (5 tahun terakhir) :
No
Tahun
Judul
Biaya
1.
2011
Assessing Liquefaction Potential
Utilising In-situ Testing
2.
2010
Critical State
Assessment
3.
2009
DCP testing for estimating bearing capacity of
inaccessible site
Approach
for
13. Publikasi (5 tahun terakhir)
No. Tahun
Judul Penelitian
1.
2012 Liquefaction assessment using the CPT
and accounting for the soil ageing
2.
2011
Cone penetration test incorporating
ageing method for liquefaction
assessment
of Soils
Pemda Aceh
Liquefaction
Pemda Aceh
UNOPS
Jenis dan nama publikasi
Proceeding the 11th Australia New
Zealand Conference on Geomechanics
– Ground Engineering in a Changing
World, Crown Promenade –
Melbourne, Australia, 15 – 18 July
2012 (IN REVIEW)
Proceeding the 9th Indonesian
Geotechnical Conference and 15th
Annual Scientific Meeting
“Geotechnical Engineering and Its
Advance Developments from Theories
to Practices” (HATTI), Grand Sahid
Jaya Hotel – Jakarta, Indonesia 7-8
Desember 2011
3.
2011
Flat dilatometer in-situ testing for
liquifaction assessment
Proceeding International Conference
Friendly City 3 “Kuala Namu Airport
and Regional Development – Creating
Urban Architecture for a better Life”
(Magister Arsitektur -USU), Tiara
Hotel – Medan, Indonesia 16 -17
November 2011
4.
2011
Assessment of liquefaction using the
cone penetration test method
incorporating ageing
Proceeding The 6th Annual
International Workshop and Expo on
Sumatra Tsunami Disaster Recovery in
Conjunction with South China Sea
Tsunami Workshop (TDMRC), Hermes
Palace-Banda Aceh, Indonesia, 22 – 24
November 2011
5.
2009
Site investigation for disaster
reconstruction in Aceh, Sumatra
Journal of Geotechnical Engineering,
Vol. 162, ICE London, Pages 41-47
6.
2007
The contrivance of mass
wasting/landslide in Aceh
Proceeding the International Workshop
& Expo 2007 “Learning from the
Recovery and Reconstruction of Banda
Aceh and Other Tsunami-Stricken
Region” (TDMRC), AAC Dayan
Dawood-Banda Aceh, Indonesia,
December 2007
Darussalam, 20 November 2012
Peneliti,
Bambang Setiawan, ST, M.Eng.Sc
19710603 200604 1 002
CURRICULUM VITAE
1.
2.
3.
4.
Nama Lengkap dan gelar
Jenis Kelamin
Tempat & Tanggal lahir
Alamat Rumah
5. NIP
6. Pangkat/Golongan
7. Jabatan fungsional
8. Jabatan Struktural
9. Jurusan
10. Fakultas
11. Riwayat Pendidikan
No. Pendidikan
1. Sarjana
2. Master
: Sugiarto, ST., M.Eng
: Laki-laki
: Boyolali/ 10 April 1981
: Komplek BRI No.3, Desa Lam Gapang, Ulee Kareng
Telpon/Fax : 0811680041
E-mail
: [email protected]
: 198104102006041003
: Penata Muda / IIIa
: Asisten Ahli
:: Teknik Sipil
: Teknik
:
Ijazah/Tahun
Spesialisasi
ST/2004
Teknik Sipil
M.Eng/2012
Teknik Transportasi
12. Pengalaman Penelitian (5 tahun terakhir) :
No Tahun
Judul
1. 2012
Traffic Breakdown Mechanism of Hidden
Bottlenecks on an Arterial Road: Case Studies
of U-turn and On-Street Parking in Aceh
Province of Indonesia
Biaya
LPSM-Aceh &
Asian Institute of
Technology
2.
2009
Studi Karakteristik Campuran Aspal Beton
Akibat Pengaruh Gradasi Agregat Berdasarkan
Formula Talbot
Mandiri
3.
2008
Analisis Tingkat Kebisingan Lalu lintas
Pinggiran Kota Banda Aceh (Studi kasus Jalan
T. Umar dan Jalan Chik Di Tiro)
Mandiri
4.
2008
Studi Karakteristik Campuran Aspal Beton
Akibat Pengaruh Gradasi Agregat Berdasarkan
Formula Talbot
Mandiri
13. Publikasi (5 tahun terakhir)
No. Tahun
Judul Penelitian
1. 2012
Modeling Safety Performance Function (SPFs) Using Poison-Generalized
Linear Model
2.
2009
Studi Karakteristik Campuran Aspal Beton Akibat Pengaruh Gradasi
Agregat Berdasarkan Formula Talbot
3.
2008
Analisis Tingkat Kebisingan Lalu lintas Pinggiran Kota Banda Aceh
(Studi kasus Jalan T. Umar dan Jalan Chik Di Tiro)
4.
2008
Studi Karakteristik Campuran Aspal Beton Akibat Pengaruh Gradasi
Agregat Berdasarkan Formula Talbot
Darussalam, 20 November 2012
Peneliti,
Sugiarto, ST, M.Eng
NIP. 198104102006041003
CURRICULUM VITAE
1.
2.
3.
4.
Nama Lengkap dan gelar
Jenis Kelamin
Tempat & Tanggal lahir
Alamat Rumah
5. NIP
6. Pangkat/Golongan
7. Jabatan
fungsional
8. Jabatan Struktural
9. Jurusan
10. Fakultas
11. Riwayat Pendidikan
No.
Pendidikan
1. Sarjana
2. Master
: Gartika Setiya Nugraha, ST., M.Si
:L
: Bandung, 22 Februari 1974
: Jl. Seuke I no.8 Komplek perumahan Baru Sektor Timur
Darussalam-Banda Aceh
Telpon/Fax : E-mail
: [email protected]
: 19740222 200604 1 002
: Penata Muda / IIIa
: Asisten Ahli
:: Teknik Sipil
: Teknik
:
Ijazah/Tahun
Spesialisasi
ST/1999
Teknik Geologi
M.Si/2008
Sains Kebumian
12. Pengalaman Penelitian (5 tahun terakhir) :
No
Tahun
Judul
Pekerjaan
Kajian
Pelaksanaan
Pembangunan
1. 2009
Bendungan Embung Leubok, Kabupaten Aceh
Besar, Propinsi Aceh
2.
2010
Pemanfaatan Abu Tempurung Kelapa untuk
Perbaikan Sifat-sifat Fisis dan Parameter Kuat
Geser Tanah
Biaya
Mandiri
Hibah Penelitian
Dosen Muda, DIPANAD
13. Publikasi (5 tahun terakhir)
No.
Tahun
Judul Penelitian
1.
2009
Paleostruktur Geologi Daerah Bakongan dan Sekitarnya, Kab. Aceh
Selatan, Aceh
Darussalam, 20 November 2012
Peneliti,
Gartika Setiya Nugraha, ST, M.Si.
NIP. 19740222 200604 1 002
PENELITIAN DOSEN MUDA
PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN
TAHUN 2012
Judul Penelitian
:
Kajian Awal Respon Tanah Lunak Kota Banda
Aceh Terhadap Gelombang Seismik
Ketua
:
Bambang Setiawan, ST, M.Eng.Sc
Anggota
:
Sugiarto, ST, M.Eng.
Gartika Setiya Nugraha, ST, M.Si
Dibiayai oleh Universitas Syiah Kuala, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Dalam Rangka Pelaksanaan Penelitian Dosen
MudaTahun Anggaran 2012 Nomor : 2343/UN11/LK-PNBP/2012 Tanggal 15 Mei 2012
PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN
I
1. Skim Penelitian
2. Judul
3. Ketua Peneliti/Penyaji
4. Hari/Tanggal
5. Tempat
II
Pertanyaan
1. Rahmad Maulana
2. Ulul Azmi
3. Rizka Hikmah
III Tanggapan
1 Untuk
Saudara
Maulana
2
: Skim Dosen Muda
: Kajian Awal Respon Dinamik Tanah Lunak Kota
Banda Aceh Terhadap Gelombang Seismik
: Bambang Setiawan, ST, M.Eng.Sc
: Selasa, 6 November 2012
: Ruang B Lembaga Penelitian Unsyiah
Gempa skala berapa yang bisa menimbulkan efek
amplifikasi?
Apa aplikasi lanjutan yang bisa digunakan dalam
kehidupan sehari-hari dari hasil penelitian ini?
Mengapa terjadi perbedaan hasil yang diperoleh dari
EERA dan NERA?
pertanyaan Site effect selalu akan muncul pada semua tempat yang
Rahmad berupa cekungan tanah lunak yang berada di bagian atas
bedrock. Seperti diilustarsikan pada gambar berikut ini:
Tetapi efek amplifikasi itu akan menimbulkan dampak
yang sangat parah pada suatu tempat apabila frekuensi
gempa ‘match’ dengan natural frekuensi dari bangunanbangunan yang berdiri di atas tanah lunak itu.
Secara empiris, gempa yang dapat menimbulan efek
amplifikasi yang cukup parah akan terjadi apabila gempa
itu memiliki skala minimal 5,5 Magnitude Scale.
Untuk
pertanyaan Dua hasil utama yang sangat bermanfaat dari penelitian ini
Saudara Ulul Azmi
yaitu:
1. Nilai PGA setempat
2. Nilai respon spektra pada level tanah eksisting di lokasi
3
penelitian
Kedua-dua nilai itu sangat berguna bagi ahli teknik sipil
untuk perencanaan pondasi bangunan dan juga untuk
menghitung portal utama dari struktur bangunan yang
akan didirikan di lokasi penelitian.
Untuk
pertanyaan EERA dan NERA adalah dua buah model yang berbeda.
Saudari Rizka Hikmah Walaupun kedua-duanya dapat digunakan untuk
memperhitungan site effect tetapi asumsi-asumsi dan
batasan-batasan yang diaplikasikan pada keduanya
berbeda.
Salah satu perbedaan mendasar dari kedua model ini yaitu:
asumsi perambatan gelombang seismik dari pusat gempa.
EERA dibangun dengan asumsi bahwa perambatan yang
terjadi dari sumber gempa menuju suatu tempat tertentu
adalah linear, sedangkan NERA mengganggap proses
perambatan yang terjadi pada gelombang seismik ini
adalah non-linear. Perbedaan inilah yang memicu hasil
yang diperoleh dari penelitian ini (EERA) berbeda dari
hasil yang diperoleh dari NERA.
IV Saran
1. Dr. Ir. Syahiddin D.S, Apabila memungkinkan akan sangat baik jika dilakukan
MT
verifikasi dari hasil-hasil yang telah didapat dari
permodelan ini dengan pengukuran langsung di lapangan.
Moderator
Banda Aceh, 6 November 2012
Ketua Peneliti,
(Dr. Ir. Syahiddin D.S, MT)
NIP : 19551205 198702 1 001
(Bambang Setiawan, ST, M.Eng. Sc)
NIP : 19710603 200604 1 002
PENELITIAN DOSEN MUDA
LAPORAN PENGGUNAAN KEUANGAN
TAHUN 2012
Judul Penelitian
:
Kajian Awal Respon Tanah Lunak Kota Banda
Aceh Terhadap Gelombang Seismik
Ketua
:
Bambang Setiawan, ST, M.Eng.Sc
Anggota
:
Sugiarto, ST, M.Eng.
Gartika Setiya Nugraha, ST, M.Si
Dibiayai oleh Universitas Syiah Kuala, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Dalam Rangka Pelaksanaan Penelitian Dosen
MudaTahun Anggaran 2012 Nomor : 2343/UN11/LK-PNBP/2012 Tanggal 15 Mei 2012
URAIAN PENGGUNAAN DANA
TAHUN 2012
Penggunaan (saat ini)
Rp : 15.000.000,-
Uraian Komponen Biaya :
1. Pelaksana (Gaji/Upah)
No
Nama Tim Peneliti
1
Bambang Setiawan, ST, M.Eng.Sc
2
Sugiarto, ST, M.Eng
3
Gartika Setiya Nugraha, ST, M.Si
4.
Syarifah Mastura
Tugas/Jabatan
Ketua
Peneliti
Anggota
Peneliti
Anggota
Peneliti
Volume
Teknisi
2. Peralatan
No
Jenis Peralatan
1
Data CPT mekanis
2
Memori Flask Disk
3
Sewa komputer selama 10 bulan
4
Sewa printer selama 10 bulan
Jumlah Biaya
100%
Rp. 200.000,-
Rp.
1,200.000,-
100%
Rp. 150.000,-
Rp.
750.000,-
100%
Rp. 150.000,-
Rp.
750.000,-
100%
Rp. 100.000,-
Rp.
500.000,-
Sub-total (1)
Rp.
3.400.000,-
Volume
100%
100%
100%
100%
3. Bahan Habis Pakai
No
Jenis Bahan
1
Kertas A4 70 gr
2
Tinta printer hitam 100ml
3
Tinta printer warna
4
ATK
Volume
100%
100%
100%
100%
4. Penginapan
No
Lamanya
Nama Tempat Menginap
Harga Satuan
Harga Satuan
Rp. 300.000,Rp. 350.000,Rp. 100.000,Rp.
75.000,Sub-total (2)
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Harga Satuan
Rp.
30.000,Rp.
35.000,Rp.
35.000,Rp.
445.000,Sub-total (3)
Biaya
Jumlah Biaya
3.500.000,700.000,1.500.000,750.000,6.450.000,-
Jumlah Biaya
Rp.
150.000,Rp.
70.000,Rp.
35.000,Rp.
445.000,Rp.
700.000,-
Jumlah
TIDAK ADA
Sub-total (4)
5. Perjalanan
No.
Nama yang melakukan perjalanan
1
Biaya transport verifikasi lokal
2
Biaya transport pengumpulan data
6. Pemeliharaan
No
Jenis Pemeliharaan
Gol.
IIIa
IIIa
Tujuan
Seputar Banda Aceh
Seputar Banda Aceh
Sub-total (5)
Volume
Rp
Rp.
Rp.
Rp.
Biaya
. 0,-
Jumlah Biaya
1.050.000,600.000,1.650.000,-
Jumlah
TIDAK ADA
Sub-total (6)
Rp.
0,-
7. Pertemuan/Lokakarya
No
Tema Kegiatan
1
Focus Group Discussion – FPA
Tempat
Ruang S2
KebencanaanUnsyiah di
Hyogo
Perfecture,
Banda Aceh
Lamanya
1 hari
Biaya
Dibiayai oleh
FPA (Forum
Peneliti Aceh
& Prodi S2
Kebencanaan
– Unsyiah)
Sub-total (7)
Jumlah
Tidak keluar biaya
Rp.
0,-
8. Laporan/Publikasi
No
Jenis Penggunaan
1
Proposal penelitian full colour 5 set
2
Laporan kemajuan penelitian full colour 5 set
3
Konferensi
4
Proceeding seminar
5
Laporan final penelitian full colour 12 set
Volume
100%
100%
100%
100%
100%
Harga Satuan
Rp.
34.000,Rp.
50.000,Rp.
500.000,Rp.
350.000,Rp.
450.000,Sub-total (8)
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Jumlah Biaya
170.000,250.000,500.000,350.000,540.000,1.810.000,-
9. Lain-lain
No.
Jenis Pengeluaran
1
Pajak-pajak, biaya pengurusan kontrak, dll
Volume
100%
Harga Satuan
Rp. 990.000,-
Rp.
Jumlah Biaya
990.000,-
Sub-total (9)
Rp.
990.000,-
Total
Rp. 15.000.000,-
Mengetahui :
Ketua Lembaga Penelitian,
Banda Aceh, 24 November 20126
Ketua Pelaksana Penelitian,
DR. Musri, M.Sc
NIP. 19600802 198810 1 001
Bambang Setiawan, ST, M.Eng.Sc
NIP. 19710603 200604 1 002
ARTIKEL HASIL PENELITIAN
DOSEN MUDA
KAJIAN AWAL RESPON DINAMIK TANAH LUNAK KOTA
BANDA ACEH TERHADAP GELOMBANG SEISMIK
OLEH:
BAMBANG SETIAWAN, ST, M.Eng.Sc
SUGIARTO, ST, M.Eng
GARTIKA SETIYA NUGRAHA, ST, MSi
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN 2012
KAJIAN AWAL RESPON DINAMIK TANAH LUNAK KOTA
BANDA ACEH TERHADAP GELOMBANG SEISMIK1
(Preliminary site-specific ground response analysis of Banda Aceh soft soil)
OLEH:
2
BAMBANG SETIAWAN , SUGIARTO2 & GARTIKA SETIYA NUGRAHA2
ABSTRAK
Pengalaman dari yang terjadi di Mexico City tahun 1985 menunjukkan pentingnya
pengaruh kondisi setempat dalam merespon sebuah kejadian gempa. Pengaruh kondisi
setempat seperti amplifikasi telah menjadi penyebab utama kerusakan struktur-struktur
bangunan yang didirikan pada tanah lunak yang cukup tebal. Banda Aceh didirikan
pada formasi yang dapat dikatakan serupa dengan Mexico City. Kota Banda Aceh
dialasi oleh Aluvium dengan ketebalan mencapai 206m. Kajian kondisi setempat
ground response analisis ini dilakukan untuk menetapkan parameter yang paling
berpengaruh beserta atribut-atributnya. Analisis respon kondisi tanah setempat ini
dilakukan dengan menggunakan program komputer. Hasil penelitian ini memberikan
gambaran awal perilaku tanah lunak Kota Banda Aceh ketika terkena gelombang
seismik. Percepatan gelombang gempa puncak (PGA) di situs lokasi penelitian di Banda
Aceh sebesar 0,209g. Spektrum respon pada periode 0,2 detik adalah 0.71g. Frekuensi
dasar respon spektrum maksimum bervariasi dari 2,0 sampai 8.0Hz. Hasil penelitian ini
mempunyai korelasi yang baik dengan peta gempa Indonesia terbaru. Tetapi, sebagian
besar output dari analisis respon ini memberikan korelasi yang kurang baik dengan
penelitian lain pada lokasi yang sama menggunakan pendekatan non-linear (NERA).
Kata kunci: amplifikasi tanah, ground response analisis, gempa
ABSTRACT
The Mexico City experience in 1985 demonstrated the importance of site response
effects. The site response effect i.e. soil amplification has caused major structure
damages founded on thick soft soils. Banda Aceh founded on a formation which can be,
typically, similar with the Mexico City. The city is underlain by up to 206m thick
alluvium. Site-specific ground response analysis was carried out to establish the most
influential parameter i.e. peak ground acceleration. This ground response analysis was
carried out using computer programs. The results of the site-specific ground response
studies expose the real Banda Aceh’s soil response during the 2004 Sumatran mega
earthquake. Peak ground acceleration at soil site at Banda Aceh is 0.209g. The response
spectrum at period of 0.2 sec is 0.71g. Fundamental frequency of maximum response
spectra varies from 2.0 to 8.0Hz. The response spectra suggested a good agreement with
the latest Indonesian earthquake map. A comparison between this assesment and an
evaluation using non-linear approach indicates a very poor agreement.
Key words: soil amplification, ground response analysis, PGA
1
Penelitian ini dibiayai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Lembaga Penelitian Universitas
Syiah Kuala, sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Dalam Rangka Pelaksanaan Penelitian Dosen
MudaTahun Anggaran 2012 Nomor : 2343/UN11/LK-PNBP/2012 Tanggal 15 Mei 2012
2
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
I. PENDAHULUAN
Amplifikasi tanah lunak atau efek resonansi tanah lunak menjadikan nilai estimasi PGA
berdasarkan fungsi atenuasi itu tidak representatif. Gempa di Meksiko City tahun 1985
adalah bukti ekstrim efek amplikasi tanah lunak tebal ini, dimana nilai. PGA yang
terukur pada tanah keras pada saat gempa Michoacan itu yakni kurang dari 0,04 g telah
diperkuat sekitar lima kali pada tanah lunak yang ada di Mexico City (Finn &
Wightman, 2003). Ditambah lagi, gempa itu menyebabkan kerusakan parah pada
struktur yang berlokasi di atas 30m endapan dasar danau tua (Old Lakebed). Ketiga
komponen catatan pada accelogram yang ada di atas batuan dasar dan di atas endapan
danau tua itu ditunjukkan pada Gambar 1 dan 2. Rekaman accelerogram itu
menunjukkan bahwa percepatan gempa arah Utara-Selatan (NS) dan Timur-Barat (EW)
yang ada pada tanah di lokasi endapan danau tua sangat jauh lebih besar jika
dibandingkan dengan rekaman pada accelerogram di lokasi batuan/tanah dasar. Lebih
lanjut, Steedman dkk. (1986) dan Booth dkk, (1986) menemukan adanya kesesuaian
antara periode gerakan tanah di daerah kerusakan paling parah (Endapan Danau Tua)
dengan mode pertama dari bangunan tinggi seperti yang ditunjukkan pada respon
spektrum pada Gambar 3. Gambar tersebut menunjukkan dengan jelas intensitas
amplifikasi percepatan gempa yang terjadi secara dramatis pada permukaan tanah
(Lakebed) di frekuensi yaitu 0.5Hz atau pada periode dasar 2 detik. Gambar 4
menunjukkan bangunan runtuh di area yang terjadi efek resonansi atau amplifikasi.
Gambar 1: Rekaman percepatan gempa di tanah
padat/batuan (Booth dkk., 1986)
Gambar 2: Rekaman percepatan gempa di tanah
lunak endapan-Lakebed (Booth dkk., 1986)
Gambar 3: Respon spektrum percepatan gempa yang
terekam di Mexico City tahun 1985 (Booth dkk. 1986)
Gambar 4: Salah satu bangunan runtuh di
Mexico City tahun 1985 di daerah endapan
danau (Pappin, 2010)
Banda Aceh didirikan pada formasi yang dapat dikatakan serupa dengan Mexico City
atau tempat-tempat lain yang pernah terimbas efek amplifikasi tanah lunak. Untuk itu,
kajian khusus mengenai respon tanah lunak Kota Banda Aceh pada percepatan
gelombang gempa ini dilakukan. Hal ini untuk menetapkan parameter yang paling
berpengaruh pada infrastuktur/struktur yaitu percepatan puncak gelombang gempa
tanah setempat. Metode/kajian seperti ini telah terbukti mampu menggambarkan
perilaku gelombang seismik pada tanah lunak di tempat-tempat lain. Penelitian ini akan
menjelaskan respon dan perilaku tanah lunak Kota Banda Aceh terhadap gelombang
seismik.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tatanan geologi dan batuan penyusun Kota Banda Aceh
Kota Banda Aceh terletak pada sebuah cekungan yang dikontrol secara struktural,
dimana cekungan ini dibatasi di kedua sisinya oleh patahan-patahan aktif yakni, Patahan
Aceh di barat daya dan Patahan Seulimum di timur laut seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 5. Kondisi ini mengakibatkan batuan sedimen Banda Aceh akan bergetar cukup
kuat bila gempa terjadi di sekitarnya.
Gambar 5: Tatanan geologi Kota Banda Aceh (Barber & Crow, 2005)
Litologi penyusun yang ada di Banda Aceh dan sekitarnya menunjukkan bahwa dari
bagian barat hingga ke selatan Patahan Aceh disekitar kawasan pesisir dibentuk
terutama oleh Endapan Pra-Tersier tipis berlapis-lapis hingga sangat tebal berupa batu
kapur Formasi Batugamping Raba. Di sebelah timur Banda Aceh tersusun oleh batuan
andesit hingga dasit dari endapan vulkanik Lam Teuba. Endapan vulkanik ini mencakup
sebagian besar kawasan di pesisir utara dan kaki bukit di kedua sisi Patahan Seulimum.
Vulkanik Lam Teuba diendapkan dari Plistosen Holosen. Kota Banda Aceh sendiri
dialasi oleh Aluvium yang sangat tebal (Siemon dkk., 2006). Ketebalan Aluvium di
dekat pantai Banda Aceh mencapai kedalaman 206 m di bawah muka tanah eksisting.
Aluvium ini di sepanjang pesisir Kota Banda Aceh terdiri dari lapisan pasir dengan
ketebalan 20 m di bagian atas dan tanah liat tebal yang diselang-selingi oleh tiga buah
lapisan pasir-kerikil dengan ketebalan yang bervariasi dari 3 hingga 9 m. Bukti lainnya
dari ketebalan Aluvium dibawah Kota Banda Aceh adalah sumur-sumur lama
peninggalan Belanda di Ulee Lheue (158 m), Peukan Krueng Cot (125 m), dan P. Perak
(179 m). Sekitar sepuluh kilometer kearah hulu Krueng Aceh, tepatnya di Lambaro,
Aluvium memiliki ketebalan minimal 70 m. Diagram skematik potongan melintang
yang menunjukkan Aluvium di Kota Banda Aceh disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6: Skematik potongan melintang Aluvium di Banda Aceh ( Farr & Djaeni 1975)
2.2 Amplifikasi tanah
Sejumlah faktor penting, seperti rasio impedansi yaitu hubungan antara periode gerakan
tinggi energi batuan dasar dan periode lapisan diatasnya, dan jumlah kemampuan
redaman suatu lapisan tanah, berkontribusi terhadap amplifikasi tanah dari
gerakan/gelombang seismik yang masuk akibat gempa bumi di lokasi tertentu (Finn,
2001; Finn &Wightman, 2003). Untuk itu faktor-faktor ini perlu dipertimbangkan
ketika menentukan nilai percepatan gempa setempat dalam setiap kegiatan evaluasi
kegempaan. Okamoto (1973) dikutip oleh Finn & Wightman (2003) menyadari bahwa
untuk memahami respon tanah akibat gerakan seismik diperlukan pemahaman akan
bagaimana gelombang harmonik pada suatu batuan dasar. Pergerakan/transmisi
gelombang harmonik ini ke permukaan dipengaruhi oleh geometri dan struktur geologi
pembentuk cekungan bagi tempat pengendapan tanah lunak itu (A=at/ar).
2.3 Model untuk analisis
Penggunaan permodelan analitis untuk menganalisa respon tanah setempat telah
menunjukkan bahwa model-model ini mampu mensimulasikan dengan cukup baik
perilaku tanah akibat pembebanan dinamis. Salah satu model yang paling banyak
digunakan adalah teknik pendekatan linier setara untuk respon non-linier. Teknik
pendekatan ini telah diadopsikan dalam program-program komputer seperti Equivalentlinear Earthquake Response Analysis (EERA) dari Bardet dkk. (2000).
III. METODE PENELITIAN
Dalam melakukan analisis respon tanah setempat dengan menggunakan EERA, urutan
langkah-langkah seperti pada Gambar 7 harus diikuti. Secara bertahap terdapat 3 hal
yang perlu dipersiapkan sebelum menjalankan model yang digunakan. Tiga hal itu
meliputi karakterisasi lokasi setempat, penetapan kurva modulus reduksi dan kurva
redaman dan pembuatan data riwayat gelombang gempa (time histories).
Gambar 7: Bagan alir untuk analisis respon tanah setempa yang akan digunakan pada penelitian ini
3.1 Karakterisasi kondisi bawah permukaan lokasi penelitian
Langkah awal dari diagram alir di atas yaitu karakterisasi kondisi setempat. Langkah ini
melibatkan pengujian in-situ/lapangan, pengambilan contoh tanah dan pengujian
laboratorium. Keluaran dari proses karakterisasi kondisi setempat ini adalah profil tanah
yang disederhanakan yang menggambarkan jenis tanah, nilai kecepatan gelombang
geser, berat isi tanah, dan ketebalannya seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Jenis tanah di
lokasi penelitian itu diperoleh dari hasil pemboran dalam yang telah dilakukan pada
tanah lunak Kota Banda (Siemon dkk., 2006). Nilai kecepatan gelombang geser pada
lokasi penelitian diperoleh dari estimasi hasil pengukuran setempat oleh Polom dkk.
(2008). Untuk mengukur secara akurat berat isi tanah pada suatu kedalaman adalah
sangat sulit karena adanya gangguan yang muncul pada saat pengambilan sampel. Oleh
karena itu, metode tidak langsung atau berdasarkan pengukuran lapangan secara empiris
digunakan untuk memperoleh nilai berat isi tanah (Mayne dkk., 2010).
Jenis Tanah
Lempung
Pasir
Lempung
Pasir
Lempung
Pasir
Lempung
Pasir
Lempung
Pasir
Pasir
Pasir
Pasir
Batuan Dasar
Tabel 1. Tabulasi simplifikasi profil tanah di lokasi penelitian
Kecepatan
Ketebalan
Berat isi tanah
gelombang geser
Rujukan
3
lapisan (m) (kN/m )
(m/sec)
2.5
15.5
7.7
6.0
18.6
14.3
11.3
4.0
1.1
40.0
20.0
15.0
15.0
14
19
14
19
14
19
18
24
20
24
24
24
24
24
142
142
281
361
361
361
361
361
331
331
401
520
520
700
Siemon dkk. (2006),
Polom dkk. (2008) dan
Mayne dkk. (2010)
3.2 Penentuan kurva modulus reduksi dan kurva redaman
Dalam penelitian ini, kurva modulus reduksi dan kurva redaman digunakan kurva-kurva
standar yang ada di program EERA. Kurva-kurva standar itu telah terbukti bekerja
dengan baik dalam berbagai aplikasi untuk analisis respon tanah setempat (Sykora
&Davis, 1993; Uthayakumar & Naesgaard, 2004).
3.3 Data percepatan gelombang gempa
Akan sangat ideal jika dalam melakukan kegiatan analisis respon tanah setempat ini
digunakan data-data gempa yang telah direkam di lokasi penelitian dan sekitarnya.
Namun, berbagai kompromi perlu diperlukan dilakukan jika rekaman data-data gempa
itu tidak diperoleh. Salah satunya adalah dengan membangun duplikasi data gempa
sintetik. Data sintetik percepatan gempa yang digunakan dalam penelitian ini
diperlihatkan pada Gambar 8.
Gambar 8: Data percepatan gempa sintetik yang digunakan dalam penelitian
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis respon tanah setempat terhadap beban dinamis ini menghasilkan beberapa hal
sebagai berikut: data percepatan gempa dan percepatan gempa maksimum setempat,
tegangan dan regangan pada setiap lapisan; amplifikasi di permukaan tanah atau
permukaan setiap lapisan setempat; Fourier amplitudo, dan respon spektrum. Tiga
keluaran penting yang diperoleh dari hasil penelitian ini untuk tanah lunak di SMKStadion Dirmutala Banda Aceh ditunjukkan pada Gambar 9 sampai 11. Penggunaan
data tanah lunak di SMK-Stadion Dirmutala dalam penelitian ini didasarkan atas
pertimbangan relevansi kondisi setempat untuk mewakili kondisi tanah lunak di Kota
Banda Aceh secara umum. Disamping itu, faktor ketersediaan akan berbagai data yang
digunakan dalam analisis respon dinamik ini hanya ada di sekitar SMK-Stadion
Dirmutala.
Hasil analisis, Gambar 9 sampai 11, menunjukkan bahwa PGA maksimum pada SMK Dirmutala Stadium 0,204g dan respon spektra absolut pada periode 0,2 detik adalah
0,71g. Spektrum respon maksimum absolut, 0.87 g, berada pada periode 0.23 detik.
Spektrum respon ini menunjukkan korelasi yang baik dengan Peta Gempa Indonesia
terbaru seperti yang diperlihatkan pada Gambar 12. Dalam peta ini, Banda Aceh
mempunyai nilai PGA bervariasi dari 0,7 sampai 0,9g.
Gambar 9: Percepatan gempa maksimum (PGA) pada permukaan tanah yang ada di SMK – Stadion
Dirmutala Banda Aceh
Gambar 10: Rasio amplifikasi pada permukaan tanah yang ada di SMK – Stadion Dirmutala, Banda
Aceh
Gambar 11: Respon spektra pada permukaan tanah yang ada di SMK – Stadion Dirmutala, Banda Aceh
Gambar12: Sebagian dari 2010 Peta Gempa Indonesia 2010
Analisis lebih lanjut dilakukan dengan mengubah respon spektrum ke dalam domain
frequensi. Dalam domain frekuensi, respon spektrum tanah lunak Kota Banda Aceh
menunjukkan bahwa frekuensi kritisnya diantara 2,0 sampai 8.0Hz seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 13. Frekuensi ini merupakan frekuensi gerakan tanah di
daerah epicentral dari gempa Michoacan. Umumnya, frekuensi antara 2,0 dan 8.0Hz ini
juga merupakan frekuensi dasar dari bangunan berlantai 2 sampai 4.
Gambar 13: Perbandingan domain frekuensi respon spektra antara respon spektra pad permukaan tanah
di SMK - Dirmutala Stadium, Banda Aceh dan di daerah Lakebed di Mexico City
Temuan menarik lainnya didapat ketika membandingan antara output dari analisis
penelitian ini dengan output dari analisis menggunakan NERA (Setiawan & Kusuma,
2012). Perbandingan beberapa output penting dari kedua model ditabulasikan dalam
Tabel 2. Perbandingan menunjukkan bahwa hampir semua output parameter yaitu tanah
puncak percepatan gempa (PGA) pada permukaan tanah setempat, rasio amplifikasi
maksimum, dan respon spektra pada 0,2 detik memiliki korelasi yang sangat jauh. PGA
dalam NERA hanya 0,088g, sedangkan EERA memperkirakannya 0,204g. Amplifikasi
rasio maksimum NERA adalah 3,1, tetapi EERA memprediksi rasio amplifikasi
maksimum sebesar 18,3. Frekuensi terjadinya amplifikasi ini rasio maksimum dari
kedua model juga sangat berbeda. Amplifikasi max rasio NERA terjadi pada frekuensi
25.195Hz, tapi max amplifikasi rasio EERA adalah pada 0.6Hz. Respon spektrum di
0.2sec dari NERA adalah 0.27g, tapi EERA memprediksi spektrum respon pada periode
yang sama dari 0.65g. Kesamaan hasil estimasi yang cukup baik antara model NERA
dan model EERA adalah untuk respon spektrum maksimum di permukaan tanah. NERA
memperkirakannya sebesar 0,72g pada frekuensi 2.44Hz dan EERA memprediksinya
sebesar 0,81g pada frekuensi 3.85Hz.
Tabel 2. Perbandingan beberapa output dari analisis respon tanah setempat di SMK - Dirmutala
Stadium, Banda Aceh antara model EERA dan NERA
Parameter keluaran
EERA)*
NERA)**
PGA pada permukaan tanah
0.204 g
0.088 g
Max rasio amplifikasi
18.3 pada frekuensi 0.6 Hz
3.1 pada frekuensi 25.195Hz
Max respon spektrum di muka tanah
0.81 g pada frekuensi 3.85Hz
0.72 g pada frekuensi 2.44 Hz
Respon spectra pada 0.2 detik
0.65 g
0.27 g
)* Hasil penelitian ini
)** Penelitian dari Setiawan & Kusuma (2012)
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Efek respon setempat atau amplifikasi telah menjadi penyebab utama pada kerusakankerusakan struktur yang didirikan di atas tanah lunak tebal seperti Mexico City. Banda
Aceh dialasi oleh sekitar 70m sampai 206m tebal aluvium. Oleh karena itu, kajian awal
respon dinamik tanah lunak Kota Banda Aceh ini dilakukan. Analisis respon ini
dilakukan untuk menetapkan parameter yang paling berpengaruh pada infrastruktur
seperti percepatan puncak gempa setempat dan frekuensi dasar spektral. Analisis respon
tanah ini dilakukan dengan menggunakan program komputer EERA. Hasilnya
memperlihatkan respon tanah lunak Kota Banda Aceh secara nyata selama gempa luar
biasa Sumatera-Andaman tahun 2004. Percepatan gelombang gempa puncak (PGA) di
situs lokasi penelitian di Banda Aceh sebesar 0,209g. Spektrum respon pada periode 0,2
detik adalah 0.71g. Frekuensi dasar respon spektrum maksimum bervariasi dari 2,0
sampai 8.0Hz. Hasil penelitian ini mempunyai korelasi yang baik dengan peta gempa
Indonesia terbaru. Tetapi, sebagian besar output dari analisis respon ini memberikan
korelasi yang kurang baik dengan penelitian lain pada lokasi yang sama menggunakan
pendekatan non-linear (NERA).
5.2 Saran
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain: 1) hasil yang diperoleh dari
penelitian ini tidak dapat diverifikasi secara faktual mengingat akan tidak tersedianya
alat; 2) data percepatan gempa yang digunakan berupa data percepatan gempa sintetik;
dan 3) data-data karakteristik penelitian hanya terbatas di sekitar SMK-Stadion
Dirmutala, Banda Aceh. Untuk itu penelitian-penelitian lanjutan yang mengisi
keterbatasan-keterbatasan itu sangat disarankan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah mempunyai andil besar dengan terselesainya
penelitian ini. Penghargaan khusus penulis sampaikan kepada Lembaga Penelitian
Universitas
Syiah
Kuala
yang
telah
memberikan
bantuan
finansial
bagi
terselenggaranya penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Barber, A.J. & Crow, M.J. (2005): “Chapter 13: Structure and structural history.- In:
Barber, A.J., Crow, M.J. & Milsom, J.S. (eds.) (2005): Sumatra: Geology,
Resources and Tectonic Evolutio”n.- 290 pp.; Geological Society, London.
Bardet, J. P., Ichii, K., & Lin, C. H. (2000). EERA a computer program for Equivalentlinear Earthquake site Response Analyses of layered soil deposits: Department
of Civil Engineering, University of Southern California.
Bardet, J. P., and Tobita, T. [2001]. “NERA a computer program for Nonlinear
Earthquake site Response Analyses of Layered soil deposits”: Department of
Civil Engineering, University of Southern California.
Bilham, R., (2005). “A Flying Start, Then a Slow Slip”, Science, 308, 1127–1133.
Bennet, J.D., Bridge, D. McC., Cameron, N.R., Djunuddin, A., Ghazali, S.A., Jeffery,
D.H., Kartawa, W., Keats, W., Rock, N.M.S., Thomson, S.J., and Whandoyo,
R., (1981). “Peta Geologi Lembar Banda Aceh, Sumatra Skala 1:250.000”, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung
Booth, E.D., Pappin, J.W., Mills, J.H., Degg, M.R. & Steedman, R.S. (1986). "The
Mexican Earthquake of 19th September 1985". A field report by EEFIT,
Institution of Structural Engineers.
Farr, J.L. & Djaeni, A. (1975). “A Reconnaissance Hydrogeological Study of the
Krueng Aceh Basin, North Sumatra”.- Report No. 1909 (GSI) / No.
WD/OS/75/8 (IGS): 13 pp., Geological Survey of Indonesia (GSI), Engineering
Geology. Hydrogeology Sub-Directorate, Bandung, in cooperation with the
Engineering Geology Unit of the U.K. Institute of Geological Sciences (IGS),
London.
Finn, W. D. L., & Wightman, A. (2003). “Ground motion amplification factors for the
proposed 2005 edition of the National Building Code of Canada”. The National
Research Council Canada (NRC) Research Press Web.
Lay, T., Kanamori,H., Ammon, C. J., Nettles, M., Ward, S. N., Aster, R. C., Beck, S.
L., Bilek, S. L., Brudzinski, M. R., Butler, R., DeShon, H. R., Ekstro¨m, G.,
Satake, K., and Sipkin, S., [2005]. “The great Sumatra-Andaman earthquake of
December 26, 2004”, Science, 308, 1127–1133.
Mayne, P. W., Peuchen, J., & Bouwmeester, D. (2010). “Soil unit weight estimation
from CPTs”. 2nd International Symposium on Cone Penetration Testing.
Pappin, J.W. (2010). “Earthquake hazard and risk in regions low of low to moderate
seismicity”. Proceedings of the Australian Geomechanics Society and NSW
Association of Consulting Structural Engineers Symposium. Sydney, Australia,
October 2010.
Polom, U., Arsyad, I., and Kumpel, H. J. [2008]. “Shallow shear-wave refelection
seismics in the tsunami struck Krueng Aceh River Basin, Sumatra”. Advances in
Geosciences. 14,135-140
Setiawan, B. and Kusuma, W. B., [2012]. “Banda Aceh Indonesia ground response
analysisduring the 2004 Indian Ocen Mega Erathquake”, The 7nd International
Conference on Case Histories in Geotechnical Engineering, Chicago, USA, 29
April – 4 May 2013 (Full paper submitted)
Siemon, B., Ploethner, D., & Pielawa, J., (2006). “Hydrogeological Reconnaissance
Survei in the Province Nanggroe Aceh Darussalam Northern Sumatra,
Indonesia Survei Area: Banda Aceh / Aceh Besar 2005”, Report Vol. C-1,
BGR/Bundesanstalt für Geowissenschaften und Rohstoffe (Federal Institute for
Geosciences and Natural Resources).
Steedman, R.S., Booth, E.D., Pappin, J.W. & Mills, J.H. (1986). "The Mexico
Earthquake of 19th September 1985, some lessons for the engineer". Proc. 8th
Euro. Conf. on Earthquake Engineering, Lisbon, 83-90.
Sykora, D. W., & Davis, J. J. (1993). “Site-specific earthquake response analysis for
Paducah Gaseous Diffusion Plant, Paducah, Kentucky”. Vicksburg, MS: U.S.
Department of Energy.
Uthayakumar, U. M., & Naesgaard, E. (2004). “Ground response analysis for seismic
design in Fraser River Delta, British Columbia”. 13th World Conference on
Earthquake Engineering.
(BCHP)
SKIM PENELITIAN DOSEN MUDA
Nomor BCHP : 058/UN11.2/LT/SP3/2012
Tahun Anggaran 2012
KETERANGAN PENELITIAN
Judul Penelitian
Peneliti Utama
Institusi Peneliti
Bidang Ilmu
Tahun Pelaksanaan
Biaya
Tujuan
Sasaran Akhir Tahun
: Kajian Awal Respon Tanah Lunak Kota Banda Aceh
Terhadap Gelombang Seismik
: Bambang Setiawan, ST, M.Eng.Sc
: Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
: Rekayasa
: 2012
: Rp. 15,000,000,: Penelitian ini akan menjelaskan respon dan perilaku
tanah lunak Kota Banda Aceh terhadap gelombang
seismik. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk
analisis lanjutan bagi Kota Banda Aceh seperti
mikrozonasi gempa, analisis liquifaksi, input parameter
bagi desain infrastruktur dan analisis sejarah pola
kerusakan struktur akibat beban gempa.
: Respon tanah lunak terhadap gelombang seismik
bervariasi secara signifikan dimana akan sangat
tergantung dari sifat properti tanah setempat dan kondisi
tatanan geologi sekelilingnya. Kota Banda Aceh dialasi
oleh lapisan endapan Aluvium dengan ketebalan sekitar
70m sampai 206m (Siemon & Ploethner, 2006). Pada
umumnya, kondisi seperti itu akan sangat
berkemungkinan untuk menghasilkan efek respon yang
sama seperti yang dialami Mexico City tahun 1985 jika
terimbas gelombang gempa pada frekuensi tertentu.
Saat ini, belum ada kajian yang telah dilakukan untuk
mengetahui perilaku dinamik tanah lunak di Kota Banda
Aceh ketika terjadi gelombang seismik. Untuk itu,
penelitian ini diusulkan.
Indikator kinerja luaran (output) yang akan dihasilkan
dari penelitian ini adalah selaras dengan target yang
dicanangkan dalam RIP Univeristas Syiah Kuala, yaitu
meningkatnya jumlah dan kualitas penelitian yang
dilakukan oleh para peneliti di lingkungan Universitas
Syiah Kuala. Wujud nyata yang akan diberikan dari
penelitian ini berupa publikasi ilmiah yaitu journal paper.
Selain dari itu, indikator kinerja utama penting lainnya
juga akan terpenuhi yaitu pemanfaatan terhadap
hasil-hasil penelitian ini bagi masyarakat Aceh
khususnya masyarakat Kota Banda Aceh dan sekitarnya.
- Nomor BCHP : 058/UN11.2/LT/SP3/2012
CATATAN KEMAJUAN PENELITIAN
No.
1
Tanggal
(dan jam)
16 Mei 2012
8:30 AM
Kegiatan
Download software EERA,
a computer program for
equivalent-linier
earthquake site response
analyses of layered soil
deposits
Catatan Kemajuan
(berisi data yg diperoleh, keterangan data,
sketsa, gambar, analisis singkat dsb)
URL address:
http://geoinfo.usc.edu/gees
Software berhasil diunduh.
By
J.P. Bardet, K.Ichi & C.H.
Lin
August 2000
2
23 Mei 2012
10:00 AM
Install software pada
Microsoft Excel
Tata cara install sebagai berikut:
Untuklebih jelas, merujuk pada buku manual
software.
Nomor BCHP : 058/UN11.2/LT/SP3/2012
CATATAN KEMAJUAN PENELITIAN
No.
3
4
Tanggal
(dan jam)
30 Mei 2012
13:30 AM
7 Juni 2012
9:30 AM
Kegiatan
Catatan Kemajuan
(berisi data yg diperoleh, keterangan data,
sketsa, gambar, analisis singkat dsb)
Melakukan penelusuran
data kepustakaan
mengenai data-data
percepatan gempa faktual
untuk gempa 26 Desember
2004
# Data tidak dijumpai.
Mencari berbagai referensi
mengenai membangkitkan
data-data percepatan
gempa secara sintetik.
Diperoleh software khusus untuk membuat data
gempa sintetik, yaitu SMSIM dari David Boore
(USGS).
#Akan dicari pendekatan menggunakan alternatif
lain, misalnya:
1. Melakukan simulasi tersendiri;
2. Mengadopsi data percepatan gelombang
gempa sintetik; atau
3. Membuat duplikasi data percepatan
gempa.
SMSIM singkatan dari Strong Motion Simulation
Nomor BCHP : 058/UN11.2/LT/SP3/2012
CATATAN KEMAJUAN PENELITIAN
No.
5
Tanggal
(dan jam)
13 Juni 2012
10:30 AM
Kegiatan
Catatan Kemajuan
(berisi data yg diperoleh, keterangan data,
sketsa, gambar, analisis singkat dsb)
Mencoba memahami
penggunaan software
SMSIM.
Gambar 4. Langkah-langkah pembuatan riwayat
waktu gerakan tanah berdasarkan metode
stochastic (Boore, 2003)
Kesimpulan:
METODE CUKUP RUMIT, BISA DIUSULKAN
SEBAGAI SATU PENELITIAN TERPISAH
Nomor BCHP : 058/UN11.2/LT/SP3/2012
CATATAN KEMAJUAN PENELITIAN
No.
6
Tanggal
(dan jam)
Kegiatan
20 Jui 2012
8:30 AM
Mencari alternatif lain untuk
mendapatkan data gempa
Catatan Kemajuan
(berisi data yg diperoleh, keterangan data,
sketsa, gambar, analisis singkat dsb)
Diperoleh publikasi dari Sorensen et al. (2006).
”Simulated strong motions for the great M 9.3
Sumatra-Andaman earthquake of December 26,
2004”.
BSSA
7
26 Juni 2012
10:30 AM
Menduplikasi percepatan
gempa yang telah
dikembangkan Sorensen et
al. (2006)
Nomor BCHP : 058/UN11.2/LT/SP3/2012
Percepatan gelombang gempa yang dikembangkan
Sorensen et al. (2006)
CATATAN KEMAJUAN PENELITIAN
No.
8
9
Tanggal
(dan jam)
Kegiatan
Catatan Kemajuan
(berisi data yg diperoleh, keterangan data,
sketsa, gambar, analisis singkat dsb)
4 Juli 2012
8:00 AM
Mempelajari profil tanah
di lokasi penelitian
Secara sederhana dapat disusun profil melintang di
lokasi penelitian sebagai berikut:
9 Juli 2012
8:30 AM
Menyusun input-input
untuk software EERA
Telaah alur yang akan dibuat dalam penelitian ini:
Nomor BCHP : 058/UN11.2/LT/SP3/2012
CATATAN KEMAJUAN PENELITIAN
No.
10
11
Tanggal
(dan jam)
14 Juli 2012
8:00 AM
15 Juli 2012
8:30 AM
Kegiatan
Catatan Kemajuan
(berisi data yg diperoleh, keterangan data,
sketsa, gambar, analisis singkat dsb)
Menyusun ulang data-data
shear wave velocity
berdasarkan hasil
pengukuran dari Polom et
al. (2008)
Hasil pengukuran yang diperkirakan relevan
berlokasi di SMK dekat Stadion Dirmutala, Banda
Aceh.
Persiapan materi
presentasi pada kegiatan
FGD – FPA (Forum Peneliti
Aceh)
Hasil duplikasi data gempa:
Hasil pengukuran itu sebagai berikut:
Simplifikasi profil bawah permukaan:
Nomor BCHP : 058/UN11.2/LT/SP3/2012
Soil Material Type
Thickness of layer (m)
Total unit weight
3
(kN/m )
Clay
Sand
Clay
Sand
Clay
Sand
Clay
Sand
Clay
Sand
Sand
Sand
Sand
3
2.5
15.5
7.7
6.0
18.6
14.3
11.3
4.0
1.1
40.0
20.0
15.0
15.0
14
19
14
19
14
19
18
24
20
24
24
24
24
24
Shear wave velocity
(m/sec)
142
142
281
361
361
361
361
361
331
331
401
520
520
700
CATATAN KEMAJUAN PENELITIAN
No.
12
Tanggal
(dan jam)
17 Juli 2012
9:00 AM
Kegiatan
Presentasi dalam kegiatan
FGD-FPA di Prodi
Kebencanaan Program
Pasca Sarjana - Unsyiah
Nomor BCHP : 058/UN11.2/LT/SP3/2012
Catatan Kemajuan
(berisi data yg diperoleh, keterangan data,
sketsa, gambar, analisis singkat dsb)
Hasil-hasil dokumentasi kegiatan:
CATATAN KEMAJUAN PENELITIAN
No.
13
Tanggal
(dan jam)
26 Juli 2012
18:30 AM
Kegiatan
Profiling ulang data-data
shear wave yang
representatif untuk lokasi
penelitian
Catatan Kemajuan
(berisi data yg diperoleh, keterangan data,
sketsa, gambar, analisis singkat dsb)
# Beberapa data pengukuran di-ekstract.
# Lokasi-lokasi pengukuran di-plot
# Data-data yang digunakan sebagai berikut:
Catatan:
VERIFIKASI LAPANGAN PERLU DILAKUKAN
14
1 Agustus
2012
Run ulang hasil input
terbaru
8:40 AM
Nomor BCHP : 058/UN11.2/LT/SP3/2012
Diperoleh beberapa output antara lain:
1. Data PGA at ground level
2. Data Amplification ratio
3. Data Response Spectra
CATATAN KEMAJUAN PENELITIAN
No.
15
Tanggal
(dan jam)
Kegiatan
11 Agustus
2012
Telaah data peak ground
acceleration at soillevel
Catatan Kemajuan
(berisi data yg diperoleh, keterangan data,
sketsa, gambar, analisis singkat dsb)
8:00 AM
# Nilai PGA untuk EERA adalah 0.204g
16
16 Agustus
2012
Telaah data rasio
amplifikasi
9:00AM
# Maksimum rasio amplifikasi diperkirakan terjadi
pada frequensi 0.6Hz dengan amplifikasi sebesar
18.3
Nomor BCHP : 058/UN11.2/LT/SP3/2012
CATATAN KEMAJUAN PENELITIAN
No.
17
Tanggal
(dan jam)
Kegiatan
4 September
2012
Telaah output response
spectra
Catatan Kemajuan
(berisi data yg diperoleh, keterangan data,
sketsa, gambar, analisis singkat dsb)
8:00 AM
# Maximum response spectra adalah 0.81g
18
11 September
2012
Komparasi hasil studi dari
penelitian ini dengan hasil
studi dari pihak lain.
8:00AM
# Lokasi penelitian diperkirakan mempunyai
response spectra antara 0.7 dan 0.9 g.
Nomor BCHP : 058/UN11.2/LT/SP3/2012
CATATAN KEMAJUAN PENELITIAN
No.
19
Tanggal
(dan jam)
20
September
2012
8:30 AM
Kegiatan
Catatan Kemajuan
(berisi data yg diperoleh, keterangan data,
sketsa, gambar, analisis singkat dsb)
Mengubah response
spectra ke dalam
frequency domain
# Frequency kritis berada di antara 2 hingga 6 Hz
20
26
September
2012
Menyusun abstrak untuk
berpartisipasi dalam
konferensi international
AIC – UNSYIAH 2012
8:20 AM
Preliminary results of site-specific ground
response analysis of Banda Aceh, Indonesia
Corresponding Author: [email protected]
Abstract. The Mexico City experience in 1985 demonstrated
the importance of site response effects. The site response
effect i.e. soil amplification has caused major structure
damages founded on thick soft soils. Banda Aceh, Indonesia
founded on a formation which can be, typically, similar with
the Mexico City. The city is underlain by approximately 70m to
206m thick alluvium. Thus, site-specific ground response
analysis is necessary to be carried out to establish the most
influential parameter i.e. peak ground acceleration and the
spectral fundamental frequency.
This ground response analysis was carried out using computer
program which is EERA. This analytical analysis has proven
able to depict seismic wave behaviour in soft local soil deposits
The results of the site-specific ground response studies are
expose the real Banda Aceh’s soil response during the 2004
Sumatran mega earthquake. Peak ground acceleration at soil
site, the response spectra and fundamental frequency of the
maximum response spectra are presented.
Key words: Soil amplification, ground response analysis,
PGA.
Nomor BCHP : 058/UN11.2/LT/SP3/2012
CATATAN KEMAJUAN PENELITIAN
No.
21
Tanggal
(dan jam)
3 Oktober
2012
8:00 AM
22
8 Oktober
2012
Kegiatan
Catatan Kemajuan
(berisi data yg diperoleh, keterangan data,
sketsa, gambar, analisis singkat dsb)
Menyusun laporan
kemajuan penelitian &
laporan penggunaan
keuangannya
# Laporan tersusun
Menyiapkan draft artikel
untuk seminar penelitian –
UNSYIAH 2012
# Menelusuri berbagai sumber kepustakaan yang
berhubungan dengan lokasi penelitian
8:20 AM
Nomor BCHP : 058/UN11.2/LT/SP3/2012
# Target penyerahan laporan di pertengahan
Oktober 2012
# Mencari referensi-referensi baru yang terkait
dengan site response analysis
CATATAN KEMAJUAN PENELITIAN
No.
23
Tanggal
(dan jam)
13 Oktober
2012
8:00 AM
Kegiatan
Menyusun draft artikel
seminar.
Catatan Kemajuan
(berisi data yg diperoleh, keterangan data,
sketsa, gambar, analisis singkat dsb)
# Draft artikel untuk seminar versi 6 tersusun
Melakukan perbaikan
tulisan.
Membandingkan hasil-hasil
penelitian dengan state of
the art penelitian terkait.
24
15 Oktober
2012
Menyelesaikan draft artikel
seminar.
8:20 AM
Mencetak/print draft artikel
seminar.
Nomor BCHP : 058/UN11.2/LT/SP3/2012
Final draft artikel untuk seminar penelitian
skim Dosen Muda 2012 telah disiapkan.
CATATAN KEMAJUAN PENELITIAN
No.
25
Tanggal
(dan jam)
Kegiatan
24 Oktober
2012
9:30 AM
Menyiapkan materi
presentasi seminar dalam
bentuk power point.
Catatan Kemajuan
(berisi data yg diperoleh, keterangan data,
sketsa, gambar, analisis singkat dsb)
Power point seminar versi 4 siap dengan beberapa
hal yang perlu ditambahkan:
# Gambar pola perambatan gelombang seismic
sebagai ilustrasi
# Perbandingan dengan modellain harus diperjelas
26
3 November
2012
Finalisasi power point
untuk presentasi.
8:20 AM
Nomor BCHP : 058/UN11.2/LT/SP3/2012
Final power point untuk presentasi telah
disiapkan.
Fokus pada penguasaan materi presentasi
harus dilakukan.
CATATAN KEMAJUAN PENELITIAN
No.
27
28
Tanggal
(dan jam)
Kegiatan
Catatan Kemajuan
(berisi data yg diperoleh, keterangan data,
sketsa, gambar, analisis singkat dsb)
9 November
2012
3:30 AM
Presentasi seminar
penelitian 2012 di ruang B
Lembaga Penelitian
Unsyiah.
Beberapa dokumentasi seminar:
14
November
2012
Penyempurnaan laporan
berdasarkan input-input
seminar.
Draft laporan hasil penelitian versi 3 siap.
8:20 AM
Nomor BCHP : 058/UN11.2/LT/SP3/2012
CATATAN KEMAJUAN PENELITIAN
No.
29
30
Tanggal
(dan jam)
Kegiatan
Catatan Kemajuan
(berisi data yg diperoleh, keterangan data,
sketsa, gambar, analisis singkat dsb)
17
November
2012
Menyusun laporan akhir
penelitian & laporan
penggunaan keuangannya
# Draft laporan tersusun
10:00 AM
Asistensi draft laporan ke
Kak Cut Lemlit
20
November
2012
Perbaikan laporan hasil
penelitian
8:00 AM
# Target penyerahan laporan di akhir November
2012
# Laporan telah diserahkan
# Dokumen dalam bentuk softcopy telah di-upload.
Mencetak dan menjilid
laporan sebanyak 9
eksemplar
Mendapatkan tanda tangan
Bapak Dekan FT untuk
lembar pengesahan
Menyerahkan bundel
laporan ke Lemlit
Nomor BCHP : 058/UN11.2/LT/SP3/2012
Banda Aceh, 24 November 2012
Diketahui oleh
Ketua Lembaga Penelitian,
DR. Musri, M.Sc
NIP. 19600802 198810 1 001
Download