MODUL Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia 1 DEFINISI KOLONIALISME paham tentang penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau bangsa lain dng maksud untuk memperluas negara itu yg lebih besar. IMPERIALISME sistem politik yg bertujuan menjajah negara lain untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan yg lebih besar. Sistem politik Sistem pemerintahan Sistem susunan yg teratur dr pandangan, teori, asas, dsb: -- pemerintahan negara (demokrasi, totaliter, parlementer, dsb); Sistem Politik berbagai macam kegiatan dan proses dari struktur dan fungsi yang bekerja dalam suatu unit atau kesatuan (masyarakat/negara). Sistem politik mekanisme seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam hubungan satu sama lain yang menunjukan suatu proses yang langsung memandang dimensi waktu (melampaui masa kini dan masa yang akan datang). 2 KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA 2.1 PORTUGIS (1512 - 1641 = 129 tahun) - 1529 - 1575 (46 tahun di Maluku). Timtim - sampai tahun 1975 KETERANGAN : 1512 : Portugis datang di Maluku 1529 : Perjanjian Saragosa 1575 : Sultan Baabullah dapat mengusir Portugis dari Maluku (Potugis masih ada di wilayah sekitar Maluku : Alor, Flores, Timor Timur. 1975 : Portugis keluar dari wilayah Timor Timur Usaha Portugis untuk menguasai daerah lain di Indonesia mengalami kegagalan. Namun Portugis berhasil menjalin hubungan dagang dengan Sunda Kelapa. 1527 : Sunda Kelapa direbut oleh Fatahillah dari Demak. Nama Sunda Kelapa diganti nama menjadi Jayakarta. 2.1.1 Penguasa Portugis 1). Alfonso d'Albuquerque + Antonio d'Abreau - 1512 2). Antonio de Britto – 1522 Mendirikan benteng Pertahanan "Saint John" di Ternate. 3). Lopes de Mesquesta 4). Antonio Dalvao 2.1.2 Kebijakan Masa Portugis. a. Berusaha menanamkan kekuasaan di Maluku. b. Menyebarkan agama Katolik di daerah-daerah yang dikuasai. c. Mengembangkan bahasa dan seni musik keroncong Portugis (Keroncong Morisco). d. Sistem monopoli perdagangan cengkih dan pala rakyat hrs menjual hasil cengkih dan rakyat rugi – Portugis untung besar 2.1.3 Pengaruh Kebijakan Portugis. a. Terganggu dan kacaunya jaringan perdagangan. b. Banyaknya orang-orang beragama Katolik di daerah pendudukan Portugis (khususnya maluku, Timor Timur). c. Rakyat menjadi miskin dan menderita. d. Tumbuh benih rasa benci terhadap kekejaman Portugis. e. Munculnya rasa persatuan dan kesatuan rakyat Maluku untuk menentang Portugis. f. Bahasa Portugis turut memperkaya perbendaharaan kata/kosakata dan nama keluarga seperti da Costa, Dias, de Fretes, Mendosa, Gonzalves, da Silva, dan lain-lain. g. Seni musik keroncong yang terkenal di Indonesia sebagai peninggalan Portugis adalah keroncong Morisco. h. Banyak peninggalan arsitektur yang bercorak Portugis dan senjata api/ meriam di daerah pendudukan. 2.2 VOC - BELANDA (1610 - 1799 = 189 tahun) Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) adalah sebuah kongsi / persekutuan / perkumpulan dagang dari pedagang – pedagang dari kerajaan Belanda yang datang di Indonesia. Latar belakang berdirinya VOC : Para pedagang yang ada di Indonesia saling bersaing dan pertikaian. 1 Penggagas / pengusul dibentuknya suatu kongsi dagang adalah Johan van Oldenbarnevelt. VOC berdiri 20 Maret 1602. Markas besar VOC pertama : Ambon - pindah ke Jayakarta (adipati "Pangeran Wijayakrama" - Wakil Sultan Banten) Alasan dipindah : 1). Letak Jayakarta lebih setrategis. 2). Dari Jayakarta lebih mudah menyingkirkan Portugis di Maluku. Tujuan didirikannya VOC : 1). untuk menghindari persaingan di antara pedagang Belanda 2). menyaingi kongsi dagang Inggris di India, yaitu EIC (East India Company) 3). menguasai pelabuhan- pelabuhan penting dan kerajaan-kerajaan 4). melaksanakan monopoli perdagangan rempah-rempah. Hak istimewa VOC (Hak Oktroi / Octrooi / Hak Paten) : 1). Hak monopoli perdagangan. 2). Hak mendirikan benteng 3). Hak memiliki angkatan perang, mengadakan perang, dan mengadakan perdamaian 4). Hak mengadakan perjanjian dengan raja / penguasa setempat. 5). Hak mencetak dan mengedarkan uang. 6). Hak melakukan ekspansi (perluasan wilayah) ke Asia, Afrika, dan Australia. Tambahan : 1905 : Maluku di rebut VOC dari tangan Portugis. Benteng Portugis di Maluku bisa diduduki. Benteng tersebut diberi nama Benteng Victoria. Lalu VOC mengangkat Pieter Both sebagai Gurbernur Jendral VOC yang pertama. 1616 : VOC berhasil menguasai Jayakarta. Kemudian nama Jayakarta di ubah namanya menjadi “Batavia”. Selanjutnya Batavia ditetapkan menjadi pusat perdagangan dengan pimpinan Jan Pieterzoon Coen. 2.2.1 Penguasa Masa VOC 1). Pieter Both = 1610-1614 Markas besar VOC pertama : Ambon - pindah ke Jayakarta (adipati "Pangeran Wijayakrama" - Wakil Sultan Banten) Alasan dipindah : a. Letak Jayakarta lebih setrategis. b. Dari Jayakarta lebih mudah menyingkirkan Portugis di Maluku. Pada mulanya VOC itu bertujuan untuk menjalin kerjasama di bidang perdagangan - diterima baik oleh kerajaan setempat. Lama kelamaan nafsu serakah untuk menguasai wilayah muncul. 2). JAN PIETERSZOON COEN = 1619-1623 ; 1627 - 1629 30 MEI 1619 = Kota Jayakarta dibakar oleh VOC - membangun kota baru "Batavia" - mengenang nenek moyang bangsa Belanda yaitu bangsa "Bataaf". Kebijakan - kebijakan : a. Memperhatikan dan mengembangkan Batavia sebagai pusat kegiatan. b. Memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku. c. Membangun benteng-benteng pertahanan : Kota Intan (Fort Speelwijk) di Banten, Victoria di Ambon, Duurstede di Saparua, Rotterdam di Makasar, Orange di Ternate, Nasao di Banda, Batavia di Batavia d. Pelayaran Hongi pelayaran/patroli dengan perahu kora-kora untuk mengawasi dan mencegah terjadinya perdagangan gelap. e. Melaksanakan hak Ekstirpasi hak untuk membinasakan pohon rempah- rempah yang berlebihan. f. Politik divide et impera = politik adu domba dan pecah belah. g. Contingenten, penarikan pajak hasil bumi. h. Verplichte leveranties, Penyerahan paksa/wajib hasil bumi Contoh penyerahan wajib : lada, rempah - rempah, kopi, kayu manis, beras, ternak, nila, gula, kapas, kepada VOC. i. Pelaksanaan Kerja Paksa (Rodi) j. Pelaksanaan Wajib Kerja (verplichte diensten) k. Prianger stelsel aturan yg mewajibkan rakyat Priangan menanam kopi dan menyerahkan hasilnya kepada VOC. 2 Pengaruh dari kebijakan : a. Rakyat menjadi miskin. b. Rakyat menjadi resah. c. Rakyat menjadi menderita. d. Muncul rasa benci/permusuhan kepada VOC. e. Kekuasaan raja menjadi berkurang atau bahkan didominasi secara keseluruhan oleh VOC. f. Wilayah kerajaan terpecah-belah dengan melahirkan kerajaan dan penguasa baru di bawah kendali VOC. g. Pelayaran Hongi, dapat dikatakan sebagai suatu perampasan, perampokan, perbudakan, dan pembunuhan. h. Hak ekstirpasi bagi rakyat merupakan ancaman matinya suatu harapan atau sumber penghasilan yang bisa berlebih. i. Rakyat Indonesia mengenal ekonomi uang, mengenal sistem pertahanan benteng, etika perjanjian, dan prajurit bersenjata modern (senjata api, meriam). 3). Pieter Gerardus van Overstraten = 1798 - 1799 Pada masa pemerintahannya terjadi peralihan kekuasaan dari VOC ke pemerintahan Hindia Belanda dibawah kekuasaan Napoleon Bonaparte. VOC bangkrut - tidak bisa memberi masukan keuangan kepada pemerintah Belanda. 31 Desember 1799 : VOC dibubarkan. Sebab - sebab VOC bangkrut/mundur : a. persaingan perdagangan dengan kongsi-kongsi lain dari bangsa Inggris dan Prancis b. penduduk Indonesia, terutama di Jawa telah menjadi miskin sehingga tidak mampu membeli barang-barang VOC c. perdagangan gelap merajalela, dan menerobos monopoli perdagangan VOC. d. pegawai-pegawai VOC banyak yang korupsi e. banyak biaya perang yang dikeluarkan untuk mengatasi perlawanan penduduk. f. kerugian yang cukup besar dan utang yang berjumlah banyak. g. sistim politik (monopoli) tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman h. Perubahan Politik di Belanda. 1795 - Belanda di kuasai Perancis. Raja Willem V - mengungsi ke Inggris. Kerajaan Belanda di rubah menjadi Republik Bataaf. Yang menanggung kerugian VOC : Pemerintah Kerajaan Belanda - Perancis Karena pada masa itu Perancis menguasai Eropa (termasuk di dalam- nya Belanda) Napoleon Bonaparte -raja di Eropa. Adiknya ( Raja Louis Napoleon ) ditempatkan di Belanda. 2.3 Perancis - Belanda (1800 - 1811= 11 tahun) 2.3.1 Penguasa Masa Belanda - Perancis A. Masa Republik Bataaf / Bataafsche Republick 1). Pieter Gerardus van Overstraten = 1800 - 1801 2). Johannes Siberg = 1802 - 1805 3). Albertus Hendricus Wiese = 1805 - 1808 B. Kerajaan Belanda / Koninjrijk Holland 1). Herman Willem Daendels = 1808 - 1811 TUGAS UTAMA DAENDELS : Mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris. Karena Inggris telah menguasai pantai barat Sumatra, Ambon, dan Banda. Daendels terkenal sebagai penguasa yang disiplin, keras dan kejam. Kekejaman yang dilakukan oleh Daendels banyak dikritik parlemen Belanda, ketidakmampuan Daendels untuk mengatasi kesulitan keuangan menyebabkan ia ditarik kembali ke Belanda oleh Raja Louis Bonaparte selanjutnya digantikan oleh Janssens pada tahun 1811. Kebijakan – kebijakan Daendels : a. Mempertahankan pulau Jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris antara lain : a) Meningkatkan jumlah prajurit dari 4.000 menjadi 18.000 b) Meningkatkan kesejahteraan prajurit c) Membuat benteng baru d) Mendirikan pabrik senjata di Semarang dan Surabaya e) Membangun Jalan Raya Pos/Grote Post Weg sepanjang 1.100 km dari Anyer (Banten) – Panarukan (Jawa Timur). Tujuannya : untuk memperlancar komunikasi antar daerah di Jawa. f) Membangun armada laut di Ujung Kulon (Banten Selatan) dan Merak (Banten Utara) b. Mengatur dan menata kembali struktur pemerintahan di Indonesia a). Memberi gaji yang tinggi kepada pegawai, supaya tidak korupsi. 3 b). Melarang pegawai terjun dalam dunia bisnis/berdagang - KOLUSI. c). Melarang menerima hadiah/pemberian yang tidak sah. d). Membagi Jawa menjadi 9 karisidenan di bawah kendali pusat di Batavia/Jakarta. e). Bupati menjadi pegawai pemerintah f). Mendirikan badan-badan pengadilan di tiap kabupaten dan daerah. c. Membereskan masalah keuangan di Indonesia a). Menggalakkan Penyerahan Hasil Bumi (Verplichte Leveranties) - Kebijakan masa VOC. b). Mewajibkan Prianger Stelsel, yaitu kewajiban rakyat Priangan untuk menanam kopi Kebijakan masa VOC. Pengaruh kebijakan Daendels : a. kebencian yang mendalam baik dari kalangan penguasa daerah maupun rakyat b. munculnya tanah-tanah partikelir yang dikelola oleh pengusaha swasta c. pertentangan/perlawanan penguasa maupun rakyat d. kemiskinan dan penderitaan yang berkepanjangan e. pencopotan Daendels - dianggap melanggar hukum. - terlalu kejam - menjual tanah kepada swasta Daendels terkenal sebagai penguasa yang disiplin, keras dan kejam “Tuan Besar Guntur” / “Jenderal Mas Galak” / "Si Tangan Besi" . Kekejaman yang dilakukan oleh Daendels banyak dikritik parlemen Belanda, ketidakmampuan Daendels untuk mengatasi kesulitan keuangan menyebabkan ia ditarik kembali ke Belanda oleh Raja Louis Bonaparte selanjutnya digantikan oleh Janssens pada tahun 1811. 2). Jan Willem Janssens = 18-05-1811 s/d 18-09-1811 Jansen dikenal sebagai Jenderal yang kurang cakap dalam setrategi perang dan lemah dalam mengendalikan pemerintahan / pertahanan. Ternyata Janssens tidak secakap dan sekuat Daendels dalam melaksanakan tugasnya. 3 Agustus 1811 Angkatan Laut Inggris dibawah pimpinan Lord Minto menyerang Batavia. 17 September 1811 : Perjanjian Tuntang (Salatiga) Belanda (Perancis) menyerah kepada Inggris. Isi dari Perjanjian Tuntang : a. Seluruh militer Belanda (Perancis) yang berada di wilayah Asia Timur harus diserahkan kepada Inggris dan menjadi tawanan militer Inggris. b. Hutang pemerintah Belanda tidak diakui oleh Inggris. c. Pulau Jawa dan Madura serta semua pelabuhan Belanda di luar Jawa menjadi daerah kekuasaan Inggris (EIC). 2.4 Inggris (1811 - 1816 = 5 tahun) 2.4.1 Penguasa Masa Inggris 1). Lord Minto 18 Sept 1811 2). Thomas Stamford Raffles Sept 1811 - 11 Maret 1816 Kebijakan – kebijakan Rafles : a. Bidang ekonomi : a) Menerapkan sistem Sewa Tanah (landrent system) : Rakyat atau para petani harus membayar pajak sebagai uang sewa, karena semua tanah dianggap milik negara. b) Menghapus penyerahan wajib (Verplichte Leverantie) c) Kebebasan (menanam + Perdagangan) b. Kepastian hukum. a) Menghapus kerja paksa. b) Menghapus Perbudakan. c) Mengapus pelayaran Hongi. 4 d) Menetapkan pengadilan dengan sistim juri. e) Sistem peradilan berdasarkan besar-kecilnya kesalahan. f) Badan - badan hukum : - Court of Justice : di setiap residen - Court of Request : di setiap devisi - Police of Magistrate : polisi hakim c Bidang Pemerintahan : a) Membagi 4 wilayah administrasi: Malaka, Bengkulu, Jawa, Maluku. b) P. Jawa dibagi menjadi 16 Karisedenan (berlaku sampai tahun 1964) c) Mengganti sistem pemerintahan tradisional menjadi corak barat. d) Mengurangi kekuasaan bupati. Megangkat bupati menjadi pegawai pemerintah. d. Bidang Sosial : a) Penghapusan kerja rodi b) Penghapusan perbudakan e. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan a) Menemukan bunga Rafflesia Arnoldi b) Merintis terbentuknya Kebon Raya Bogor c) Menyusun buku "History of Java" d) Meneliti peninggalan-peninggalan kuno (Candi Borobudur dan Prambanan) Sistem SEWA/PAJAK TANAH (landrent system) : a. Penyerahan wajib dan kerja paksa dihapuskan. Rakyat bebas menentukan jenis tanaman. b. Hasil pertanian dipungut langsung oleh pemerintah tanpa perantara bupati. c. Pemerintah adalah pemilik tanah. Petani pengarap tanah dianggap sebagai penyewa dan diwajibkan membayar pajak sebagai uang sewa. Sebab kegagalan Landrent system : a. sulit menentukan besar kecilnya pajak untuk pemilik tanah yang luasnya berbeda b. sulit menentukan luas sempit dan tingkat kesuburan tanah c. terbatasnya jumlah pegawai d. masyarakat pedesaan belum terbiasa dengan sistem uang. Sumbangan positif dari Raffles : a. membentuk susunan baru dalam pengadilan yang didasarkan pengadilan Inggris. b. menulis buku yang berjudul History of Java. c. menemukan bunga Rafflesia-arnoldi. d. merintis adanya Kebun Raya Bogor. 3). John Fendall 11 Maret 1816 s/d 18 Agustus 1816 Setelah memenangkan dalam Perang Koalisi (1813 - 1814), dimana Perancis VS Persekutuan (Inggris, Belanda, Spanyol, dan Prusia) maka diadakan Konggres di Wina 1814 dengan hasil : Eropa harus dikembalikan seperti semula yaitu sebelum terjadi Revolusi Perancis. Ini berarti Inggris harus menyerahkan kembali Indonesia kepada Belanda.Untuk merealisasikan hasil konggres di Wina Inggris dan Belanda mengadakan perundingan di London tahun 1814. Hasilnya adalah ditandatanganinya Traktat / Perjanjian / Konvensi London, yang isinya : a. Belanda memperoleh kembali daerah jajahannya yang dulu direbut Inggris. b. Status Indonesia dikembalikan sebagaimana dulu sebelum perang, yaitu di bawah kekuasaan Belanda. Penyerahan wilayah Hindia Belanda dari Inggris kepada Belanda berlangsung di Batavia pada tanggal 19 Agustus 1816. Inggris diwakili oleh John Fendall dan Belanda diwakili oleh Mr. Ellout, van der Capellen, dan Buyskes. Pada pada kekuasaannya terjadi penyerahan kekuasaan dari Inggris kepada pemerintah Hindia Belanda. 5 2.5 Belanda (1816 - 1942 = 126 tahun) 1942/1949 ??? 2.5.1 Beberapa Penguasa Masa Belanda 1). Baron van der Capllen (1816 - 1826) Tanah Partikelir (particulier landderijen) : tanah milik kaum swasta yang dibeli dari Pemerintah Hindia Belanda. Pemilik tanah patikelir disebut "Tuan Tanah". Pemilik tanah partikelir : Para pejabat (Pribumi), orang Belanda, Cina, dan Arab. Tanah Partikelir semakin meluas dan mengancam kedudukan Belanda : Batavia, Bogor, Karawang, Cirebon, Banten, Semarang, Lasem, Blora, Tuban, dan Surabaya. Penjualan dan sewa tanah tanah partikelir mulai resmi di larang sejak tahun 1817. Pemilik tanah partikelir memiliki kedudukan dan kekuasaan seperti kepala desa atau bupati. Karena ketika mereka membeli tanah, sekaligus seluruh rakyatnya ada di dalam kekuasaannya. Aturan - aturan dalam tanah partikelir : a) Menarik hasil panen secara langsung (biasanya 10% dari hasil panen). b) Menarik uang sewa rumah, bengkel, warung. c) Mengerahkan penduduk untuk bekerja rodi. 2). Johannes van den Bosch (1830 - 1833) Latar Belakang munculnya Tanam Paksa a. Pengeluaran Belanda yang besar untuk biaya perang : a). Pemberontakan Belgia - ingin melepaskan diri b). Perang di Indonesia (Misal : Diponegoro 1825 - 1830) b. Badan Usaha Dagang Belanda (Nederlandsche Handels Maatchappij / NHM) tidak memberi keuntungan. Catatan : Untuk menyelamatkan Belanda dari kebangkrutan. Tugas van den Bosch : Menggali dana semaksimal mungkin untuk mengisi kekosongan kas negara, membayar utang, dan membiayai perang. Aturan - aturan dalam Tanam Paksa (Cultuur Stelsel) a) Rakyat wajib menyiapkan 1/5 dari lahan garapan untuk ditanami tanaman wajib/ekspor. b) Lahan tanaman wajib bebas pajak, karena hasil yang disetor sebagai pajak. c) Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah pajak akan dikembalikan. d) Tenaga dan waktu yang diperlukan untuk menggarap tanaman wajib, tidak boleh melebihi waktu yang diperlukan untuk menanam padi. e) Rakyat yang tidak memiliki tanah wajib bekerja selama 66 hari dalam setahun di perkebunan atau pabrik milik pemerintah. f) Jika terjadi kerusakan atau gagal panen, menjadi tanggung jawab pemerintah. g) Pelaksanaan tanam paksa diserahkan sepenuhnya kepada para penguasa pribumi (kepala desa). Catatan : Sistim Tanam Paksa = Sistim Tanam Wajib (VOC) + Sistem Pajak/Sewa Tanah (Raffles) Tanaman ekspor = Kopi, lada, nila, teh, tebu, tembakau, kina, dll Pelaksanaan Tanam Paksa a) Tanah yang harus diserahkan rakyat cenderung melebihi dari ketentuan 1/5. 6 b) Tanah yang ditanami tanaman wajib tetap ditarik pajak. c) Rakyat yang tidak punya tanah garapan ternyata bekerja di pabrik atau perkebunan lebih dari 66 hari bahkan sampai 9 bulan. d) Kelebihan hasil tanam dari jumlah pajak ternyata tidak dikembalikan. e) Jika terjadi gagal panen ternyata ditanggung petani. Akibat Sistim Tanam Paksa : A. Bagi Belanda a. Mendatangkan keuntungan dan kemakmuran rakyat Belanda. b. Pemerintah Belanda mendapatkan surplus keuangan dan dapat mengatasi kesulitan keuangan. c. Badan Usaha Dagang Belanda (NHM) memperoleh keuntungan besar. d. Belanda berhasil membangun kota Amsterdam menjadi kota pusat perdagangan dunia. B. Bagi Rakyat Indonesia a. Sawah dan ladangnya menjadi terbengkalai, karena diwajibkan kerja rodi yang berkepanjangan. b. Beban rakyat makin berat, karena harus menyerahkan sebgaian tanah dan hasilnya, membayar pajak, mengikuti kerja rodi, dan menanggung resiko apabila gagal panen. c. Timbulnya bahaya kemiskinan. d. Timbulnya bahaya kelaparan dan wabah penyakit, sehingga angka kematian meningkat drastis, terutama di Cirebon, Demak, dan Grobogan. e. Penduduk mengenal berbagai jenis tanaman ekspor. f. Terbukanya lapangan kerja. g. Rakyat mengenal cara menanam yang baik. Akhir Sistem Tanam Paksa Penderitaan Rakyat Indonesia tersiar ke negeri Belanda dan negara negara lain. Golongan liberal Belanda : a. memprotes tindakan kejam Pemerintah Belanda. b. menuntut Sistim Tanam Paksa dihapus. Tokoh Liberal : a. Douwes Deekker (Multatuli) - mengkritik lewat buku "Max Havelar (saya yang menderita)" (1890). Penderitaan rakyat Lebak - Banten akibat Tanam Paksa. b. Baron van Hoevel - seorang pendeta c. Frans van de Putte - Pengusaha/pemilik perkebunan di Indonesia. Kritik lewat pamflet "Suiker Contracten" (Perjanjian Gula) 1870 : UU Agraria (Landreform) - Tanam Paksa Dihapus, kecuali kopi baru tahun 1917. 3). P. Mijer (1866 - 1872) Kebiajakan – kebijakan : Melaksanakan Politik Pintu Terbuka Membuka kesempatan pada sektor swasta : a. UU Agraria 1870 (Agrarische Wet 1870) Isi: a) Gurbernur Jenderal tidak diperbolehkan menjual tanah. b) Gurbernur Jenderal dapat menyewakan tanah menurut ketentuan yang diatur dalam UU. 7 c) Tanah - tanah diberikan dengan hak penguasaan selama waktu tidak lebih dari 75 tahun sesuai ketentuan. d) Gurbernur Jenderal tidak boleh mengambil tanah-tanah yang dibuka oleh rakyat. Dikeluarkannya UU Agraria ini mempunyai tujuan yaitu: a) memberi kesempatan dan jaminan kepada swasta asing (Eropa) untuk membuka usaha dalam bidang perkebunan di Indonesia. b) melindungi hak atas tanah penduduk agar tidak hilang (dijual). b. Undang-Undang Gula (Suiker Wet) tahun 1870 Isi : a) perusahaan-perusahaan gula milik pemerintah akan dihapus secara bertahap, dan b) pada tahun 1891 semua perusahaan gula milik pemerintah harus sudah diambil alih oleh swasta. c. Penerapan Koeli Ordonantie tahun 1880 (UU Kerja) - Poenale Sanctie Hak Poenale Sanctie, yaitu hak untuk bertindak sebagai polisi dan hakim, untuk menghukum para kuli mereka tanpa melalui pengadilan (bagi yang melarikan diri). Hak Poenale Sanctie ada dalam Koeli Ordonantie - 1880= UU yang mengatur hubungan kerja antara buruh dan pengusaha. 4). Johannes Benedictus van Heutsz (1904 - 1909) Kebijakan : Melaksanakan Politik Etis / Politik Balas Budi Politik pintu terbuka ternyata tidak membawa kemak- muran bagi rakyat Indonesia. Van Deventer mengecam pemerintah Belanda yang tidak memisahkan keuangan negeri induk dan negeri jajahan. Kaum liberal dianggap hanya mementingkan prinsip kebebasan untuk mencari keuntungan tanpa memerhatikan nasib rakyat. Contohnya perkebunan tebu yang mengeksploitasi tenaga rakyat secara besar-besaran. Dampak politik pintu terbuka bagi Belanda sangat besar. Negeri Belanda mencapai kemakmuran yang sangat pesat. Sementara rakyat di negeri jajahan sangat miskin dan menderita. Oleh karena itu, van Deventer mengajukan politik yang diperjuangkan untuk kesejahteraan rakyat. Politik ini dikenal dengan politik etis atau politik balas budi karena Belanda dianggap mempunyai hutang budi kepada rakyat Indonesia yang dianggap telah membantu meningkatkan kemakmuran negeri Belanda. Politik etis yang diusulkan van Deventer ada tiga hal, sehingga sering disebut Trilogi van Deventer. Isi Trilogi van Deventer : a. Irigasi (pengairan), yaitu diusahakan pembangunan irigasi untuk mengairi sawah-sawah milik penduduk untuk membantu peningkatan kesejahteraan penduduk. b. Edukasi (pendidikan), yaitu penyelenggaraan pendidikan bagi masyarakat pribumi agar mampu menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang lebih baik. c. Migrasi/transmigrasi (perpindahan penduduk), yaitu perpindahan penduduk dari daerah yang padat penduduknya (khususnya Pulau Jawa) ke daerah lain yang jarang penduduknya agar lebih merata. Penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan Trilogi Van Deventer : a. Irigasi Pengairan (irigasi) hanya ditujukan kepada tanah- tanah yang subur untuk perkebunan swasta Belanda. Sedangkan milik rakyat tidak dialiri air dari irigasi. b. Edukasi 8 c. Pemerintah Belanda membangun sekolah-sekolah. Pendidikan ditujukan untuk mendapatkan tenaga administrasi yang cakap dan murah. Pendidikan yang dibuka untuk seluruh rakyat, hanya diperuntukkan kepada anak-anak pegawai negeri dan orang-orang yang mampu. Terjadi diskriminasi pendidikan yaitu pengajaran di sekolah kelas I untuk anak-anak pegawai negeri dan orang-orang yang berharta, dan di sekolah kelas II kepada anak-anak pribumi dan pada umumnya. Migrasi/transmigrasi Migrasi ke daerah luar Jawa hanya ditujukan ke daerah-daerah yang dikembangkan perkebunan- perkebunan milik Belanda. Hal ini karena adanya permintaan yang besar akan tenaga kerja di daerah-daerah perkebunan seperti perkebunan di Sumatra Utara, khususnya di Deli, Suriname, dan lain-lain. Mereka dijadikan kuli kontrak. Migrasi ke Lampung mempunyai tujuan menetap. Karena migrasi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja, maka tidak jarang banyak yang melarikan diri. Untuk mencegah agar pekerja tidak melarikan diri, pemerintah Belanda mengeluarkan Poenale sanctie, yaitu peraturan yang menetapkan bahwa pekerja yang melarikan diri akan dicari dan ditangkap polisi, kemudian dikembalikan kepada mandor/pengawasnya. Referensi : Poenale sanctie, yaitu hukuman bagi pekerja yang melanggar kontrak kerja. 5). H.J. van Mook (1942 - 1948) Pada masa pemerintahan H.J. van Mook, terjadi pengalihan kekuasaan dari Belanda kepada Pemerintah Jepang. Otomatis para penguasa Belanda tidak memiliki kekuasaan 3 PEMBERONTAKAN MELAWAN KOLONIAL BARAT 3.1 INDONESIA VS PORTUGIS 3.1.1 PATE KADIR(KATIR) - MALAKA - 1512 3.1.2 PATI UNUS (PANGERAN SABRANG LOR) - DEMAK 3.1.3 RAKYAT ACEH + DEMAK - 1513 3.1.4 SULTAN HAIRUN (KHAERUN) - TERNATE - 1565 3.1.5 SULTAN BAABULLAH - TERNATE - 1570-1575 3.1.6 SULTAN ISKANDAR MUDA - ACEH 1607-1636 3.2 INDONESIA VS VOC 3.2.1 SULTAN AGUNG 1613-1645 3.2.2 TRUNOJOYO - 1674 3.2.3 SUNAN MAS 3.2.4 UNTUNG SUROPATI 3.2.5 RADEN MAS SAID + PANGERAN MANGKUBUMI 3.2.6 SULTAN HASANUDIN - MAKASAR 3.2.7 SULTAN AGENG TIRTOYOSO 3.2.8 KAKIALI + TELUKA BESI - MALUKU -1635 - 1646 Latar Belakang : 1. Monopoli perdagangan 2. Pelayaran Hongi 3. Beras dari Jawa di jual mahal. 1635 - 1646 : Perlawanan rakyat Hitu di bawah pimpinan Kakiali + Teluka Besi. 3.2.9 KACILI SAID + MAZIRA - TERNATE - 1650 3.2.10 SULTAN NUKU - MALUKU - 1780 3.3 INDONESIA VS BELANDA 3.3.1 Perlawanan Patimura - Maluku (1817) Sebab : - Diberlakukannya monopoli lagi (1817). - Diberlakukan lagi sistem ekonomi uang kertas. - Diberlakukan sistem kerja paksa (rodi). - Belanda tidak mau menyokong dan memperhatikan keberadaan gereja Protestan dan pengelolaan sekolah-sekolah protestan secara layak. Tokoh : - Thomas Matulessy / Kapitan Pattimura (Pemimpin) - Anthonie Rheebok - Christina Martha Tiahahu - Philip Latumahina - Kapitan Said Printah. 9 Ending : - vonis hukuman gantung bagi Thomas Matullessy / Kapitan Pattimura, Anthonie Rheebok, Said Printah, dan Philip Latumahina. 3.3.2 Perang Padri - Sumatra Barat (1821 - 1837) - Imam Bonjol Sebab : - Ajaran Islam tidak dilaksanakan oleh sebagian masyarakat Minangkabau - Munculnya masyarakat Islam “Abangan” / KTP. Tujuan : untuk memurnikan ajaran Islam di wilayah Minangkabau (Sumatra Barat). Pihak yang terlibat perang : kaum Paderi/kaum putih/gol. agama VS kaum hitam/kaum Adat + Belanda. Tokoh-tokoh pendukung kaum Paderi : Tuanku Nan Renceh, Tuanku Kota Tua, Tuanku Mensiangan, Tuanku Pasaman, Tuanku Tambusi, dan Tuanku Imam. Jalannya Perang Paderi dapat dibagi menjadi 3 tahapan: 1) Tahap I (1803 – 1821) Ciri : perang saudara dan belum ada campur tangan pihak luar (Belanda). Perang ini mengalami perkembangan baru saat kaum Adat meminta bantuan kepada Belanda. Sejak itu dimulailah Perang Paderi melawan Belanda. 2) Tahap II (1822 – 1832) Tahap : gencatan senjata Perjanjian Masang (1825). Sebab genjatan senjata : Di Jawa muncul perang Diponegoro Kekuatan militer Belanda terbatas, dan harus menghadapi dua perlawanan besar yaitu perlawanan kaum Paderi dan perlawanan Diponegoro. Setelah Perang Diponegoro selesai, Belanda kembali menggempur kaum Paderi di bawah pimpinan Letnan Kolonel Ellout tahun 1831. Kemudian, disusul juga oleh pasukan yang dipimpin Mayor Michiels. 3) Tahap III (1832 – 1838) Tahan Bersatunya Kaum Paderi dengan Kaum Adat (1831) mengusi Belanda yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol. Pada tanggal 16 Agustus 1837 jam 8 pagi, Bonjol secara keseluruhan diduduki Belanda. Tuanku Imam mengungsi ke Marapak. Pertempuran itu berakhir dengan penangkapan Tuanku Imam, yang langsung dibawa ke Padang. Selanjutnya atas perintah Letkol Michiels, Tuanku Imam diasingkan ke Cianjur, Jawa Barat pada tahun 1838. Kemudian pada tahun 1839 dipindah ke Ambon. Tiga tahun kemudian dipindah ke Manado sampai meninggal pada tanggal 6 November 1964 usia 92 tahun. 3.3.3 Perang Diponegoro - Jawa (1825 - 1830) Sebab-sebab umum : 1. Kekuasaan Raja Mataram semakin lemah, wilayahnya dipecah-pecah. 2. Belanda ikut campur tangan dalam urusan pemerintahan dan pengangkatan raja pengganti. 3. Kaum bangsawan sangat dirugikan karena sebagian besar sumber penghasilannya diambil alih oleh Belanda. Mereka dilarang menyewakan tanah bahkan diambil alih haknya. 4. Adat istiadat keraton menjadi rusak dan kehidupan beragama menjadi merosot. 5. Penderitaan rakyat yang berkepanjangan sebagai akibat dari berbagai macam pajak, seperti pajak hasil bumi, pajak jembatan, pajak jalan, pajak pasar, pajak ternak, pajak dagangan, pajak kepala, dan pajak tanah. Sebab utama/khusus : adanya rencana pembuatan jalan yang melalui makam leluhur Pangeran Diponegoro di Tegalrejo. Tokoh : - Pangeran Diponegoro (Pemimpin) - Kyai Mojo - Pangeran Mangkubumi - Sentot Alibasyah Prawirodirjo - Pangeran Dipokusumo Taktik /Siasat (Diponegoro) : Perang gerilya, markas perang berpindah – pindah (Selarong, Plered, Dekso, Pengasih) 10 Taktik /Siasat (Belanda) : - Berbagai taktik/siasat + Benteng stelsel (sistem Benteng) GAGAL - tipu muslihat (Jenderal De Kock) melalui perundingan 28 Maret 1830 : Perundingan di rumah Residen Kedu di Magelang Pangeran Diponegoro ditangkap dan ditawan di Semarang dan dipindah ke Batavia. Selanjutnya pada tanggal 3 Mei 1830 dipindah lagi ke Manado. Pada tahun 1834 pengasingannya dipindah lagi ke Makassar sampai meninggal dunia pada usia 70 tahun tepatnya tanggal 8 Januari 1855. Info : Pangeran Diponegoro (1785 – 1855) adalah putra sulung Sultan Hamengku Buwono III. Sewaktu kecil bernama R.M. Ontowiryo, hidup bersama neneknya yang bernama Ratu Ageng di Tegalrejo. Ilmu agama Islam begitu mendalam dipelajari, sehingga membentuk karakter yang tegas, keras, dan jihad. Perang Diponegoro sering dikenal sebagai Perang Jawa. Karena perang meluas dari Yogyakarta ke daerah lain seperti Pacitan, Purwodadi, Banyumas, Pekalongan, Madiun, dan Kertosono. 3.3.4 Perang Aceh (1873 - 1904) - Cuk Nyak Dien, Cik Tiro, dll Sebab : Aceh menolak mengakui kedaulatan Belanda Traktat Sumatra antara Inggris dan Belanda (1871) – Penguasanya adalah Belanda Tokoh : Cut Nya’Din, Teuku Umar, Tengku Cik Di Tiro, Teuku Ci’ Bugas, Habib Abdurrahman, Cut Mutia, dan Panglima Polim. Ending : - Teuku Umar gugur di Meulaboh. - 1904 Jatuhnya Benteng Kuto Reh - Penandatanganan Plakat pendek atau Perjanjian Singkat (Korte Verklaring). Kesimpulan hasil penyelidikan Dr. Snouck Hurgronje adalah: 1. Belanda harus mengesampingkan Sultan, karena Sultan hanya sebagai lambang pemersatu, Kekuatan justru terletak pada Hulubalang dan Ulebalang. 2. Untuk menaklukkan rakyat Aceh, harus dilakukan serangan serentak di seluruh Aceh. 3. Setelah nanti mampu menduduki Aceh, mestinya pemerintah Hindia-Belanda harus meningkatkan kesejahteraan rakyat Aceh. 3.3.5 Perang Bone (1824) -Aru Datu 3.3.6 Perang Bali (1844) - I Gusti Ktut Jalantik – Perang Jagaraga Tokoh : Patih I Gusti Ktut Jelantik Tempat pertempuran : di Jagaraga (salah satu benteng pertahanan Bali). Hasil : pasukan Bali KALAH. Akhirnya pasukan I Gusti Ktut Jelantik terdesak dan mengundurkan diri ke daerah luar benteng Jagaraga. INFO Pada sekitar abad 18, para penguasa Bali menerapkan hak tawan karang, yaitu hak yang menyatakan bahwa kerajaan-kerajaan Bali berhak merampas dan menyita barang-barang dan kapal-kapal yang terdampar dan kandas di wilayah perairan Pulau Bali. 3.3.7 Perang Banjar (1859 - 1905) – Antasari - Kalimantan 3.3.8 Perang Tapanuli (1878 - 1907)- Raja Sisingamangaraja XII 3.4 Gerakan Protes Petani 3.4.1 Gerakan Protes Petani di Ciomas - Bogor (1886) 3.4.2 Gerakan Protes Petani di Banten - Perang Wasid (9 Juli 1888) 3.4.3 Gerakan Protes Petani di Condet - Jakarta (1916) – Entong Gendut 3.4.4 Gerakan Protes Petani di Tangerang (1924) - Kaiin dan Sairin 4 PERSEBARAN AGAMA NASRANI 1. Agama kristen lahir dan berkembang di Yerusalem yang diperkenalkan oleh Yesus Kristus (Isa Almasih). 2. Para pengikut Yesus kemudian disebut Kristen. Pada awal perkembangannya penganut agama Kristen mendapat ancaman dari penguasa Romawi. 3. Agama Kristen mulai berkembang tanpa ada ancaman pada masa kaisar Konstantin I. Pada masa ini, agama Kristen mulai dibebaskan dan berkembang di seluruh Kekaisaran Romawi. 4. Pada masa kaisar Theodosius I, agama Kristen menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi. 5. Agama Kristen berkembang pesat pada Abad Pertengahan (abad ke-6 hingga abad ke-16). 6. Setelah Romawi terpecah menjadi Romawi Barat dan Romawi Timur, keadaan di bidang sosial dan politik menjadi tidak teratur. 7. Gereja muncul sebagai pusat perkembangan kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Gereja menjadi pusat ilmu pengetahuan masyarakat Eropa pada masa Abad Pertengahan. 11 8. Peran Gereja berubah pada masa Abad Pencerahan, karena perkembangan ilmu pengetahuan tidak didominasi pihak Gereja. Sebaliknya, perkembangan ilmu pengetahuan didominasi oleh ahli-ahli pengetahuan modern. 9. Agama Kristen mulai berkembang ke seluruh dunia bersamaan dengan adanya penjelajahan dunia. 10. Perkembangan selanjutnya, agama Kristen terbagi menjadi agama Kristen Katolik dan agama Kristen Protestan. Perkembangan agama Kristen ini turut pula mempengaruhi perkembangan agama Kristen di Indonesia. 4.1 Kristen Katolik 1. Masuknya agama Kristen Katolik ke Indonesia seiring dengan masuknya bangsa Portugis dan Spanyol ke Indonesia. Pada 1321, seorang pastor bernama Odorico de Pordonone pernah singgah di Sumatra, Kalimantan, dan Jawa. 2. Pada 1347, seorang pastor lain bernama Joao de Marignolli juga pernah datang ke wilayah Indonesia. Ia menyinggahi Kerajaan Samudra Pasai. 3. Agama Katolik masuk ke Maluku dirintis oleh saudagar Portugis bernama Gonsalo Veloso dan seorang pastor bernama Simon Vaz. 4. Pada Juni 1546, seorang pastor asal Spanyol bernama Fransiskus Xaverius datang bersama sebuah kapal dagang Portugis. Ia menyinggahi Malaka, kemudian berkunjung ke daerah Ternate, Tidore, dan Halmahera. 5. Fransiskus Xaverius menghadapi kenyataan bahwa tindakan dan sikap kasar orang-orang Portugis telah menghambat proses penyebaran ajaran Kristen, padahal ajaran Kristen lebih mengutamakan cinta kasih. Meski demikian, ia terus berkarya hingga April 1547. 6. Masa-masa berikutnya, banyak berdatangan para misionaris dari kongregasi Fransiskan (OFM), Dominikan, Jesuit (SJ), dan Serikat Sabda Allah (SVD). Selain menyebarkan agama, mereka juga membangun sekolah-sekolah, gereja, dan rumah sakit. Dengan demikian, agama Katolik dengan cepat berkembang di berbagai wilayah terutama daerah-daerah yang tidak terpengaruh agama Islam. Di antaranya sebagian Sumatra, Timor, Flores, daerah pedalaman Pulau Jawa, dan Kalimantan (Pontianak, Palangkaraya, dan sekitarnya). 7. Pada 1923, di Pulau Bangka dan Belitung didirikan sebuah keuskupan yang juga meliputi wilayah Riau. Pada tahun yang sama di Padang juga dibentuk keuskupan. Di Bengkulu, keuskupan baru dibentuk pada 1927. Sementara di Palembang, keuskupan baru dibentuk pada 1939. 8. Di Kalimantan Barat, para misionaris Katolik telah masuk sekitar tahun 1893. Mereka membentuk vikaris apostolik di Singkawang. Keuskupan Pontianak sendiri baru dibentuk pada 1938. 9. Di Jawa, pada 1842 telah dibentuk Vikaris Apostolic di Batavia. Hal ini diikuti dengan pembukaan sekolah dan rumah sakit katolik. Sementara itu, di Makassar, agama Katolik baru masuk sekitar tahun 1909. Keuskupan Makassar baru dibentuk pada 1937. 10. Pastor van Lith tiba di Semarang pada 1896 bersama dengan pastor Petrus Hovenaars ST. Kehadiran kedua pastor ini dimaksudkan untuk menambah tenaga misionaris di Jawa Tengah yang hanya beberapa orang saja. Pastor van Lith kemudian ditugaskan di Muntilan. Gerak Pastor van Lith tak hanya di bidang agama saja, tetapi juga di bidang sosial, ekonomi, dan politik. 11. . Dalam rangka menunjang kegiatannya, Pastor van Lith kemudian mendahulukan bidang pendidikan. Pada 1904, Pastor van Lith mendirikan sekolah guru di Muntilan. Sekolah yang didirikan Pastor van Lith tidak hanya menerima murid-murid yang sudah beragama Katolik. Hal ini karena Pastor van Lith menyadari sepenuhnya pendidikan dan pengajaran tidak hanya dibutuhkan oleh anak-anak Katolik. 12. Pada 1908, datang empat orang suster Fransiskanes dari Heythuizen yang ditempatkan di Mendut untuk membentuk kader-kader missi perempuan. 13. Pada 1911, Pastor van Lith mendirikan sekolah Imamat untuk melahirkan imam-imam (pastor-pastor) bumiputera yang diharapkan akan menjadi penyebar-penyebar agama Katolik di kemudian hari. Hasil : lahirnya Monsinyur Soegija (Mgr. Soegijopranata SJ) - Uskup Agung Semarang (Uskup Pribumi pertama di Indonesia) tahun 1940. 14. Negara utama yang menyebarkan agama Katolik adalah : Portugis, Spanyol, Belanda (bukan utama). 15. Kelmpok Misi : Kelompok penyebar Agama Katolik di Indonesia. 4.2 Kristen Protestan 1. Martin Luther adalah seorang tokoh Katolik yang mendirikan aliran agama baru "Kristen Protestan", dimana dia protes akan adanya "Surat Penghapusan Dosa" yang dikeluarkan oleh pihak gereja. 2. Penyebaran agama Kristen Protestan (lebih sering disebut agama Kristen saja) di Indonesia berlangsung setelah kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia. 3. Pemerintahan Belanda pada awalnya membatasi pelayanan dan penyebaran agama Kristen karena dianggap mengganggu perdagangan, tetapi proses penyebaran akhirnya tetap berjalan juga. 4. Penyebaran agama Kristen di Indonesia umumnya dilakukan oleh kelompok penyebar agama (zending) asal Belanda seperti NZG (Nederlandsch Zendelings Genootschap). Namun, di beberapa daerah di Indonesia, seperti Sumatra Utara, penyebaran agama Kristen Protestan lebih dahulu dilakukan oleh kelompok penyebaran agama dari Amerika dan Jerman. Sumatra Utara pada talmn1924 didatangi dua orang Amerika yang bernama Burton dan Ward. Kedua orang ini berhasil masuk ke Silindung di Batak Toba. Sepuluh tahun kemudian, dua orang Amerika lain, yakni Munson dan Lyman juga memasuki Sibolga. 5. Pada 1853, seorang pendeta dari Belanda yang bernama Van der Tuuk berhasil masuk dan menetap di daerah penduduk Batak. 6. Pada 1861, seorang Belanda lain bernama G. van Asselt berhasil masuk ke Tapanuli Selatan. Ia membaptis dua warga Batak. Pada tahun yang sama. Nommensen dari Jerman juga masuk ke 12 7. 8. 9. 10. 11. 12. tanah Batak. Secara bertahap ia mendirikan gereja, sekolah, dan fasilitas sosial lainnya. Dengan demikian, hingga tahun 1881 hampir seluruh warga Batak telah menganut agama Kristen. Jemaat ini kemudian dikelola oleh HKBP (Huria Kristen Batak Protestan). Di Pulau Nias, agama Kristen baru masuk pada tahun 1861 dan terbatas disekitar Sitoli. Pada 1915. Di Kalimantan, para penginjil CAMA (Christian Missionary Alliance) masuk sekitar tahun 1905. Mereka kemudian masuk ke Kalimantan Timur lalu ke Kapuas Besar di Kalimantan Tengah pada 1933. Di Sulawesi dan Maluku, zending Belanda masuk sekitar tahun 1866. Pada tahun tersebut mereka masuk Halmahera. Dua tahun kemudian mereka masuk ke Minahasa. Pada 1879, mereka masuk ke Sangir-Talaud. Pada 1891, dua orang ahli bahasa dari perkumpulan gereja Belanda (NZG), yakni A.0 Kruyt dan N. Adriani masuk Gorontalo. Kruyt kemudian pindah ke Poso pada 1892. Pada 1909, ia berhasil membaptis seorang kepala suku beserta 167 orang rakyat Poso. Dan i Poso in agama Kristen kemudian menyebar ke Mori sekitar 1926. Dari uraian di atas, daerah-daerah persebaran agama Kristen baik Kristen Katolik maupun Kristen Protestan dalam masa kolonial meliputi Maluku, Flores, Sumba, Timor, Kepulauan Kei, Sumatra Utara, Pulau Jawa (Jepara, Pati, Muntilan, Malang, dan Jakarta), daerah pedalaman di Kalimantan, sebagian Sulawesi, dan Papua. Negara utama yang menyebarkan agama Kristen Protestan adalah : Belanda, Jerman, Amerika, Inggris. Good Luck 13