File

advertisement
MAKALAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DEMOKRASI SEBAGAI SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA
Disusun oleh:
AdeAdittama (2IB04) (10415088)
Kata Penghantar
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala berkah dan
anugrahnya sehingga makalah ini dapat saya selesaikan sesuai dengan apa yang di
harapkan. Dalam makalah ini saya membahas “Demokrasi Sebagai Sistem Pemerintahan
Negara”, suatu permasalahan yang selalu di alami bagi masyarakat ataupun mahasiswa
untuk meminimalisir menyalah gunakan nilai demokrasi
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah Nilai
Demokrasi pada suatu negara yang sangat di perlukan dalam suatu harapan mendapatkan
kepedulian masyarakat ataupun mahasiswa terhadap Pendidikan Kewarganegaraan ini,
tentunya saya mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima
kasih yang dalam saya sampaikan kepada bapak Junaedi Abdillah. Demikian makalah ini
saya buat semoga bermanfaat
Bekasi, 22 April 2017
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGHANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang.......................................................................... 2
1.2
Rumusan Masalah..................................................................... 2
1.3
Tujuan........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3
2.1
Demokrasi Sebagai Sistem Pemerintahan Negara ................. 3
2.2
Nilai-nilai Demokrasi ............................................................... 4
BAB III PENUTUP........................................................................................... 5
1.1
Kesimpulan................................................................................. 5
1.2
Saran........................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 6
BAB I
Pendahuluan
Di indonesia telah banyak menganut sistem pemerintahan pada awalnya. Namun, dari
semua sistem pemerintahan, yang bertahan mulai dari era reformasi 1998 sampai saat ini
adalah sistem pemerintahan demokrasi. Meskipun masih terdapat beberapa kekurangan
dan tantangan disana sini. Sebagian kelompok merasa merdeka dengan diberlakukannya
sistem domokrasi di Indonesia. Artinya, kebebasan pers sudah menempati ruang yang
sebebas-bebasnya sehingga setiap orang berhak menyampaikan pendapat dan aspirasinya
masing-masing.
Demokrasi mencakup kondisi social, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya
praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.
1.1 Latar Belakang
Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu
negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atau negara yang dijalankan oleh
pemerintah. Semua warga negara memiliki hak yang setara dalam pengambilan keputusan
yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi
baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan
pembuatan hukum.
Demokrasi Indonesia dipandang perlu dan sesuai dengan pribadi bangsa Indonesia. Selain
itu yang melatar belakangi pemakaian sistem demokrasi di Indonesia. Hal itu bisa kita
temukan dari banyaknya agama yang masuk dan berkembang di Indonesia, selain itu
banyaknya suku, budaya dan bahasa, kesemuanya merupakan karunia Tuhan yang patut
kita syukuri.
1.2 Rumusan masalah
1.Kurangnya pengetahuan masyarakat kepada demokrasi sebagai sistem
pemerintahan negara
2.kurangnya pengetahuan masyarakat kepada tujuan nilai-nilai demokrasi
1.3 Tujuan
1.Memahami dan mengethui nilai-nilai demokrasi
2.Masyarakat dapat menaati setiap hukum
BAB II
2.1 Demokrasi Sebagai Sistem Pemerintahan Negara
Pengertian Demokrasi
Pengertian demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat
dan cratos yang berarti pemerintahan. Sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan
rakyat. Atau bisa disebut dengan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat , dan untuk rakyat.
Pilar demokrasi yang biasa kita kenal adalah prinsip trias politica, dimana membagi ketiga
kekuasaan politik negara yaitu eksekutif,yudikatif dan legislatif
1.Demokrasi langsung (Direct Democracy) yaitu demokrasi yang mengambil arti demokrasi
sebagai pengambilan keputusan secara langsung tiap warga negara yang tanpa diwakili
oleh siapapun.
2. Demokrasi tidak langsung yaitu demokrasi yang mengambil arti demokrasi sebagai
pengambilan keputusan oleh perwakilan warga negara.
Konsep Demokrasi
Dimana sebelumnya sudah dijelaskan bahwa pengertian demokrasi berasal dari bahasa
Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat dan cratos yang berarti pemerintahan. Artinya
adalah pemerintahan rakyat dimana rakyat memegang seluruh kekuasaan. Pemerintahan
ditangan rakyat. Sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat. Atau bisa disebut
dengan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat , dan untuk rakyat.
Bentuk Demokrasi
Dalam hal ini demokrasi terbagi 2 secara umum, yaitu:
- Demokrasi langsung
yaitu demokrasi yang mengambil arti demokrasi sebagai pengambilan keputusan secara
langsung tiap warga negara yang tanpa diwakili oleh siapapun. Artinya adalah setiap rakyat
mewakili dirinya sendiri dalam memilih suatu kebijakan sehingga mereka memilih pengaruh
langsung terhadap politik yang terjadi.
- Demokrasi tidak langsung
yaitu demokrasi yang mengambil arti demokrasi sebagai pengambilan keputusan oleh
perwakilan warga negara. Artinya adalah demokrasi yang dilakukan oleh masyarakat dalam
setiap pemilihan umum untuk menyampaikan pendapat dan mangambil keputusan bagi
mereka.
Sifat Demokrasi dalam Sistem Pemerintahan Negara
A. Sitem pemerintahan parlemen
Pada sistem pemerintahan yang berperan sebagai eksekutif harus bertanggung jawab
terhadap parlemen. Sehingga dalam sistem pemerintahan parlementer ini mempunyai
kekuasaan dan kewenangan yang sangat besar karena eksekutif yang bertanggung jawab
kepada parlemen, mentri serta perdana mentri juga bertanggung jawab kepada parlemen.
Ciri-ciri pemerintahan parlementer sebagai berikut :
1. Badan legislatif adalah badan satu-satunya yang anggotanya dipilih langsung oleh rakyat
melalui pemilihan umum
2. Anggota parlemen terdiri dari partai politik yang memenangkan pemilihan umum.
3. Pemerintah atau kabinet terdiri atas para menteri dan perdana menteri sebagai pemimpin
kabinet.
4. Kabinet bertanggung jawab atas parlemen.
5. Kepala negara tidak sekaligus sebagai pemerintahan negara.
Contoh negara yang menganut sistem parlementer adalah inggris, belanda,
india, australia, malaysia.
B. Sistem pemerintahan presidensial
Dimana sistem parlemen dapat memilik seorang presiden dan seorang perdana menteri,
yang berwenang terhadap jalannya pemerintahan. Dalam presidensiil, presiden berwenang
terhadap jalannya pemerintahan, namun dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi
simbol kepala negara saja.
Ciri-ciri pemerintahan presidensial adalah :
1. Penyelenggara negara ada ditangan presiden.
2. Kabinet dibentuk oleh presiden.
3. Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen.
4. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen
5. Presiden tidak dibawah kuasa parlemen
Negara yang menganut sistem presidensial adalah Indonesia, Filipina, Amerika Serikat, dll.
C. Sistem pemerintahan komunis
Pencetus pemerintahan komunis adalah Karl Max. Sistem ini hanya menganut sistem
satu partai, mendeklarasikan kesetiaan kepada komunis. Sistem partai ini hanya sebagai
alat pengambil alih kekuaasaan sekaligus menentang modal atas nama individu. Jadi, alatalat produksi memang harus dikuasai negara untuk memakmurkan rakyat secara rata,
namun sayang pada kenyataannya keuntungan hanya dikeruk oleh partai politik. Negara
yang menganut sistem komunis adalah RRC, Korea Utara , Kuba, Laos, dan vietnam.
D. Sistem pemerintahan Diktator
Sistem pemerintahan dikatakan diktator/otoriter apabila pihak yang berkuasa hanya
beberapa orang atau sekelompok tertentu, dan kekuasaan negara meliputi seluruh aspek
kehidupan negara dan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat tidak mempunyai
kewenangan mengatur hidupnya. Sistem politiknya sesuai dengan prinsip-prinsip otoritarian
atau totalitarian.
E. Sistem pemerintahan liberalisme
Pada sistem ini bisa disebut sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik
yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politi
yang utama. Dalam masyarakt moden. Liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem
demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama didasarkan pada kebebasa mayoritas.
2.2 Nilai-Nilai Demokrasi
Nilai-nilai demokrasi merupakan nilai-nilai yang mutlak diperlukan untuk mengembangkan
pemerintahan yang demokratis. Ketiadaan hal-hal tersebut akan mengakibatkan dampak
yang kentara berupa pemerintahan yang sulit ditegakkan. Diantara yang merupakan nilainilai tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kebebasan Berpendapat Adalah merupakan hak dan kewajiban bagi tiap warga negara
dapat mengutarakan pendapatnya secara bebas untuk dijamin dalam batang tubuh UUD
1945 pasal 28 dalam undang-undang Nomor 15 Tahun 2005. Menuju masa demokrasi
seperti sekarang ini, perubahan-perubahan di segala bidang sering memunculkan
permasalahan baru bagi warga negara atau masyarakat. Apabila problema tersebut
membahayakan, maka warga berhak untuk menyatakan keluhan tersebut baik secara
langsung maupun tidak langsung kepada pemerintah. Hal ini wajib dijamin oleh pemerintah
sebagai wujud dan bentuk kewajiban negara untuk melindungi rakyatnya. Semakin cepat
dan efektif penyelesaiannya, maka kualitas demokrasi pemerintahan tersebut semakin
tinggi. Pada orde lama, kebebasan ini sangat dibatasi. Hanya pendapat yang mendukung
pemerintahan yang diterima. Jika ada pendapat yang bertolak belakang dan mengancam
kekuasaan pemerintahan maka dilarang untuk disalurkan melalui media apapun. Bahkan
banyak dari mereka dipaksa mengaku “bersalah” dan ditempatkan di hotel prodeo. Di masa
orde baru, tindakan tersebut berlangsung makin intensif dan sistematis. Bahkan
pemerintahan membentuk badan intelijen khusus untuk memantau dan mengawasi segala
macam gerakan atau pendapat tokoh masyarakat dan segera menindas mereka bila
dianggap membahayakan tanpa memperdulikan hak asasi manusia (HAM). Inilah yang
memicu kematian nilai-nilai demokrasi di Indonesia. Represi terhadap perbedaan pendapat
dengan para eksekutif cukup potensial dalam menghadirkan disintegrasi bangsa. Karena
demokrasi mengajarkan kebebasan berpendapat yang dibatasi oleh kebebasan orang lain.
Sehingga segala jenis penindasan ini harus dijauhkan agar tidak menghalangi demokratisasi
dalam tata kehidupan politik Indonesia. Karenanya, setiap warga berhak memberikan
tanggapan dan sikap didalam era keterbukaan ini.
2. Kebebasan Berkelompok Berkelompok merupakan naluri dasar manusia yang tak
mungkin diingkari. Kebebasan berkelompok dalam berorganisasi merupakan nilai dasar
demokrasi yang harus diaplikasikan oleh setiap warga negara. Pada masa modern,
kebutuhan seperti ini tumbuh dan berkembang semakin pesat. Semisal seorang calon
presiden tidak mungkin mencalonkan dirinya sendiri kecuali dicalonkan oleh kelompoknya
(partainya). Berkelompok pada masa orde baru sangat dibatasi kebebasannya.
Pembentukan partai selain yang disetujui oleh rezim sangat dilarang pada waktu itu.
Kalaupun ada, maka tidak diperbolehkan berkampanye secara luas sampai ke pelosok
daerah. Hanya partai pemerintah (Golkar) dan militer yang berhak beraktifitas hingga ke
desa-desa. Hasilnya, ketidakadilan semacam ini secara otomatis menguatkan basis Golkar
yang merupakan partai pemerintah. Seiring runtuhnya rezim orde baru, segala bentuk
diskriminisasi tersebut ternyata tidak mampu memusnahkan eksistensi mereka. Golkar
menjadi kehilangan banyak pendukung dan sebaliknya jumlah aktivis partai lain (PPP dan
PDI) semakin bertambah dan terus berkembang menyusul datangnya era reformasi.
Demokrasi telah memberikan banyak alternatif pilihan sebagai bentuk dukungan akan
kebebasan berkelompok. Tidak ada suatu keharusan untuk tunduk dan mengikuti ajakan
maupun intimidasi dari pemerintah atau kelompok tertentu. Dan juga tidak ada rasa takut
dalam menyampaikan afiliasinya ke dalam sebuah partai atau kelompoknya selain dari
partai pemerintah.
3. Kebebasan Berpartisipasi Secara umum, negara demokrasi yang berkembang selalu
mengharapkan agar jumlah partisipan dalam pemberian suara pada pemilihan umum dapat
mencapai suara sebanyak-banyaknya. Jenis partisipasi yang pertama ini adalah wujud
kebebasan berpartisipasi dalam bidang politik. Oleh karena pada zaman otoriter, semakin
banyak pemilih berarti semakin besar kebanggaan suatu rezim yang mendapatkan
dukungan tersebut. Maka, segala bentuk intimidasi kepada warga negara sering dijadikan
sarana untuk meningkatkan dukungan masyarakat. Tetapi saat memasuki era reformasi,
tidak ditemukan partai politik yang mampu mengumpulkan lebih dari 50 % suara pemilih. Ini
membuktikan bahwa negara Indonesia sedang melangkah ke arah demokrasi yang
didalamnya terdapat jaminan kebebasan berpartisipasi. Hasil positifnya adalah semakin
banyak partai yang mampu mengirimkan wakilnya ke DPR ataupun DPRD. Bentuk
partisipasi kedua adalah kontak atau hubungan dengan pejabat pemerintah. Seorang
anggota DPR terpilih belum tentu mampu bekerja sesuai harapan masyarakat bahkan
presiden yang terpilih secara aklamasi terkadang tidak mampu memenuhi cita-cita
masyarakat. Maka, upaya untuk mengontak langsung para pejabat merupakan kebutuhan
yang semakin urgen. Rakyat perlu mengontrol dan mengawasi langsung terhadap segala
kebijakan dan keputusan para legislatif maupun eksekutif. Meski begitu, masih terdapat
kendala utama yakni pendidikan politik kepada masyarakat tentang manfaat partisipasi ini
yang belum ditempuh dengan baik. Karena urgensi mengembangkan tingkat kesadaran ini
akan membantu masyarakat dalam menemukan solusi mengatasi problematika kehidupan
yang semakin kompleks. Melakukan protes terhadap lembaga masyarakat atau pemerintah
adalah jenis partisipasi ketiga. Hal ini merupakan suatu keharusan dalam sebuah negara
berdemokrasi yang bertujuan menjadikan sistem politik dapat bekerja maksimal,. Namun
perlu diarahkan dengan baik untuk memperbaiki kebijakan dari pemerintah maupun swasta.
Tidak diperkenankan protes tersebut bertujuan menciptakan gangguan dan hambatan bagi
publik. Merupakan bentuk partisipasi keempat yakni mencalonkan diri dalam pemilihan
jabatan publik sesuai dengan sistem yang berlaku. Hal ini sangat diperlukan dalam
pengembangan nilai-nilai demokrasi. Diharapkan setiap dari mereka akan dapat
bertanggung jawab sepenuhnya bila kelak terpilih dan mau menanggung resiko apabila
melakukan penyimpangan etika pemerintahan.
4. Kesetaraan Bagi masyarakat heterogen seperti Indonesia, nilai-nilai kesetaraan antar
warga sangat fundamental dan diperlukan bagi pengembangan demokrasi. Kesetaraan
yang dimaksud yakni adanya kesempatan yang sama bagi tiap warga negara untuk
menunjukkan potensi mereka. Untuk ini dibutuhkan usaha keras agar tidak terjadi
diskriminisasi kelompok etnis, bahasa, daerah ataupun agama tertentu demi menjunjung
tinggi kesetaraan. Intimidasi pada masa orde baru sangat menyulitkan untuk mewujudkan
suatu kesetaraan. Ketika itu, tidak semua warga berhak dan berkesempatan yang sama
dalam memperoleh keadilan. Dalam segala bidang terjadi pelanggaran asas kesetaraan
yang seharusnya mereka dapat mereka dapatkan secara utuh. Hanya mereka yang
mendukung rezim otoriter tersebut yang akan mendapatkan fasilitas melimpah. Semua
bentuk penolakan perihal kesetaraan ini tentu berseberangan dengan prinsip dan nilai
demokrasi. Namun seiring bangsa ini memasuki era reformasi, nilai-nilai kesetaraan ini
perlahan mulai ditegakkan dan dijunjung tinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dan bila mampu dipelihara secara kontinyu akan membawa kepada demokrasi yang sehat
dan terbuka bagi perkembangan kesetaraan di lingkungan masyarakatnya.
5. Kedaulatan Rakyat Sebagai bagian dari suatu negara, maka setiap warga negara
memiliki kedaulatan dalam pembentukan pemerintahan. Pemerintah itu sendiri
sesungguhnya berasal dari rakyat dan harus bertanggung jawab kepada rakyat. Tidak
diperbolehkan para politisi untuk mengabaikan bahkan bertindak sewenang-wenang
terhadap rakyat. Kedaulatan rakyat hanya bisa terlaksana jika para politisi menyadari
tanggung jawabnya. Mayoritas politisi zaman orde baru melupakan asal-usulnya dan
mengabaikan harapan serta tuntutan rakyat. Mereka selalu memanfaatkan rakyat dan
mengeksploitasi mereka demi kepentingan pribadi. Karena itu, dalam rezim demokrasi, para
politisi seharusnya sadar bahwa amanat yang mereka peroleh dari rakyat harus
dikembalikan dengan sebaik mungkin kepada rakyat.
6.Kerjasama Demokrasi tidak akan berkembang jika setiap orang atau kelompok enggan
untuk memunculkan kesatuan pendapat. Perbedaan dalam berpendapat dapat mendorong
tumbuhnya persaingan antar satu dengan yang lain, namun demokrasi menginginkan tujuan
yang bisa disikapi dengan kerjasama yang baik. Kompetisi menuju sesuatu yang berkualitas
mutlak dibutuhkan, di lain sisi untuk menopang upaya tersebut maka diperlukan kerjasama
yang maksimal.
7. Kepercayaan. Dalam proses pemerintahan, kepercayaan antar kelompok masyarakat
merupakan nilai yang diperlukan untuk meningkatkan sistem demokrasi. Semakin
kompleksnya permasalahan suatu bangsa maka semakin urgen pula penanaman rasa
saling percaya di kalangan politisi. Nilai ini juga dapat memperbanyak relasi sosial dan
politik dalam masyarakat serta menghilangkan ketakutan, kecurigaan dan permusuhan di
lingkungan mereka. Akibat dari kepercayaan yang menurun diantaranya adalah semakin
sulitnya pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dengan baik disebabkan ketiadaan
dukungan dan kepercayaan dari rakyat. Maka pemerintah diharuskan dapat memupuk nilainilai ini pada dirinya sendiri demi mendapatkan kepercayaan dari masyarakat luas.
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Demokrasi merupakan sebuah kebebasan , kesetaraan , kedaulatan , kerjasama , dan
kepercayaan yang menjadi sebuah dasar dari sistem pemerintahan untuk memajukan atau
meningkatkan suatu bangsa
3.2 Saran
Sebagai mahasiswa generasi muda penurus bangsa sebaikanya kita dapat ikut
berpartisipasi dan mengamalkan kembali nilai nilai demokrasi untuk kemajuan bangsa dan
negara kita
DAFTAR PUSTAKA
1.
http://haezersianturi.blogspot.co.id/2015/03/konsep-dasar-demokrasidan-sistem.html
2. http://arthurdwiputra.blogspot.co.id/2012/1
1/nilai-nilai-demokrasi.html
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi
Download