PENGARUH ASAM SITRAT TERHADAP PERTUMBUHAN

advertisement
1
PENGARUH ASAM SITRAT TERHADAP PERTUMBUHAN
KECAMBAH PADI GOGO ( Oryza sativa L ) VARIETAS SITU BAGENDIT
DIBAWAH CEKAMAN ALUMINIUM
Skripsi
Oleh
Riza Dwiningrum
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
2
ABSTRAK
PENGARUH ASAM SITRAT TERHADAP PERTUMBUHAN
KECAMBAH PADI GOGO ( Oryza sativa L.) VARIETAS SITU BAGENDIT
DIBAWAH CEKAMAN ALUMINIUM
Oleh
RIZA DWININGRUM
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perendaman benih padi
gogo dalam larutan asam sitrat dapat memperbaiki pertumbuhan kecambah
dibawah cekaman aluminium. Penelitian dilaksanakan di laboratorium fisiologi
tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Lampung Januari 2016, dan dilaksanakan dalam rancangan faktorial 2
x 3 . Faktor A adalah aluminium dengan dua taraf: 0 mM, 5 mM dan faktor B
adalah asam sitrat dengan tiga taraf: 0 mM, 5 mM, 10 mM. Variabel dalam
penelitian ini adalah panjang tunas, berat segar kecambah , berat segar akar, berat
segar tunas, berat kering kecambah, berat kering tunas, berat kering akar, rasio
tunas akar, kadar air relatif, kandungan klorofil a, b, dan total serta rasio kloroil
b/a. Parameter dalam penelitian ini adalah nilai tengah semua variabel. Analisis
ragam dilakukan pada taraf nyata 5%. Jika interaksi faktor A dan B tidak nyata
maka ditentukan main effect dengan uji BNT pada taraf nyata 5%, tetapi jika
interaksinya nyata maka ditentukan simple effect dengan uji F pada taraf nyata
5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara aluminium dan asam
sitrat 5 mM menurunkan panjang tunas 16-31%, namun dengan asam sitrat 5 mM
dan 10 mM meningkatkan kandungan klorofil b berturut-turut 54% dan 31% dan
klorofil total berturut-turut 30% dan 25%. Aluminium menurunkan berat segar
tunas 18%, berat segar kecambah 11%, berat kering tunas 13%, rasio tunas akar
15%, dan kadar air relatif 3%. Asam sitrat meningkatkan kandungan klorofil a 37
%, dan rasio klorofil b/a 74%. Disimpulkan bahwa perendaman benih padi gogo
dalam larutan asam sitrat tidak mampu memperbaiki pertumbuhan kecambah padi
gogo varietas Situ Bagendit di bawah cekaman Aluminium.
Keyword
: asam sitrat, aluminium, padi gogo, variabel pertumbuhan
3
PENGARUH ASAM SITRAT TERHADAP PERTUMBUHAN
KECAMBAH PADI GOGO ( Oryza sativa L ) VARIETAS SITU BAGENDIT
DIBAWAH CEKAMAN ALUMINIUM
Oleh
RIZA DWININGRUM
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA SAINS
Pada
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
4
5
6
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pringsewu, Lampung pada
tanggal 11 Juli 1994 merupakan anak kedua dari
pasangan Bapak Drs.Windarto, M.M dan Ibu
Dra Indarti.
Pendidikan Taman kanak-kanak (TK) Aisyiyah 1
Pringsewu diselesaikan pada tahun 2000, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD
N 1 Pringsewu Selatan, pada tahun (2006), Sekolah Menengah Pertama (SMP) di
SMP N 1 Pringsewu pada tahun (2009), Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA
N 1 Pringsewu pada tahun (2012).
Tahun 2012, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA Unila.
Selama menjadi mahasiswapenulis pernah menjadi asisten praktikum Struktur dan
Perkembangan Tumbuhan (SPT) dan Aktif di Organisasi Himpunan Mahasiswa
Biologi (HIMBIO) FMIPA Unila. Pada tahun 2015, Penulis melakukan Kerja
Praktek di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultur ( BPSB TPH) Privinsi Bandar Lampung.
Kini dengan penuh perjuangan, kerja keras dan proses pembelajaran yang tiada
henti, akhirnya penulis dapat menyelesaikan pendidikan strata 1 (satu) di Jurusan
Biologi FMIPA Universitas Lampung.
7
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan syukur kehadiran ALLAH SWT, ku
persembahkan karya ini dengan sebagai tanda bakti dan cinta
kasih ku kepada :
Ibunda dan ayahanda tercinta yang telah mencurahkan kasih
sayang dan pengorbanan dengan tulus keberhasilan ku.
Kakak dan adikku yang selalu mendukung dalam menyelesaikan
studi ku.
Guru dan dosen yang dengan tulus ikhlas dalam mendidik dan
memberikan ilmu kepada ku.
Teman-teman ku yang selalu menemaniku selama menjalankan
studi ku.
Almameter ku tercinta.
8
MOTO
“kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukarsukarnya yang boleh direbut oleh manusia ialah
merundukan diri sendiri.”
(Ibu Kartini)
9
SANWACANA
Dengan mengucap syukur Kepada Allah SWT , segala petunjuk serta karunianya,
akhirnya penulis dapat menyusun skripsi yang berjudul : “Pengaruh Asam Sitrat
Terhadap Pertumbuhan Kecambah Padi Gogo (Oryza sativa L.) Varietas Situ
Bagendit Dibawah Cekaman Aluminium“
Penulis dalam hal ini sangat menyadari sekali akan bantuan dan dukungan dari
semua pihak, tak lupa penulis menyampaikan ucapan terimakasih, khususnya
kepada
1. Bapak Ir.Zulkifli,M.Sc., selaku pembimbing I yang telah membimbing
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kesabaran,
memberikan saran, serta nasihat yang amat berharga bagi penulis.
2. Ibu Dra.Tundjung Tripeni Handayani, M.S., selaku dosen pembimbing II
yang juga telah banyak membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan
memberikan nasihat yang berharga bagi penulis.
3. Ibu Dra.Martha L,L.,M.P , selaku dosen penguji yang telah memberikan saran
dan kritik yang sangat bermanfaat.
4. Bapak Prof.Warsito,S.Si.,D.E.A., Ph.D selaku Dekan Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
10
5. Ibu Prof.Dr.Ida Farida Rivai selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan dukungan selama penulis menyelesaikan skripsi.
6.
Kedua orang tuaku, Bapak Drs.Windarto,M.M dan Ibuku Dra.Indarti yang
selalu kuhormati, yang selalu menasihatiku agar tetap tabah dan tawakal
dalam menuntut ilmu.
7. Bapak Ibu Dosen Jurusan Biologi FMIPA Unila terimakasih atas bimbingan
dan ilmu yang telah diberikan selama penulis melaksanakan studi di Jurusan
Biologi.
8. Karyawan dan staff serta laboran di Jurusan Biologi yang telah membantu
dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Ahmad Nuruhidin S.Pd yang tiada henti-hentinya mendukung , mendoakan
dan membantu memecahkan setiap permasalahan yang dialami.
10. Kepada Mas Nanda , mbak Santi, adikku Nadilla Virginia dan keluarga
besarku yang selalu mendengarkan keluh kesah penulis.
11. Best team Radella Hervidea dan Wina Safutri, terimakasih untuk
kebersamaan yang tiada pernah terganti dan terlupakan.
12. Anak-anak papih Nike, Catur, Dewi sukses selalu untuk kita semua.
13. Teman-teman upay tersayang Sabrina Prihantika, Putri Rahayu Ningsih, Nur
Bebi Ulfah, Pepti Aristiani, Propalia Utari dan Luna Lukvitasari yang telah
menjadi tempat curahan dan selalu mendoakan . Semoga kita selalu diberi
kesuksesan dunia dan akhirat, Amin .
14. Kepada teman-teman seangkatan Biologi 2012, terimakasih atas kekeluargaan
yang terjalin selama ini.
11
15. Teman-teman kosan Cici Linda, Shasa Intiyana, mba Hapin Afriyani, mba
Aryanti, dan Yuliana yang telah menghibur diselah-selah kegundahan penulis
dalam menyusun skripsi.
16. Seluruh warga HIMBIO yang telah memberikan semangat penulis.
17. Almamater tercinta Universitas Lampung.
Semoga Allah SWT senantiasa membalas semua kebaikan yang diberikan kepada
penulis. Semoga skripsi dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Bandar Lampung, April 2016
Penulis
RIZA DWININGRUM
12
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ..................................................................................................
i
DAFTAR TABEL .........................................................................................
ii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
v
I.
PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
II.
Latar Belakang ...........................................................................
Tujuan ........................................................................................
Manfaat Penelitian ......................................................................
Kerangka Pemikiran ..................................................................
Hipotesis ....................................................................................
1
5
5
5
7
TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi Padi ............................................................................
B. Morfologi Padi ............................................................................
1. Akar........................................................................................
2. Daun .......................................................................................
3. Malai .....................................................................................
4. Buah Padi (Gabah) .................................................................
5. Batang ....................................................................................
C. Deskripsi Varietas Situ Bagendit ................................................
D. Asam Sitrat..................................................................................
1. Deskripsi Asam Sitrat ............................................................
2. Struktur Molekul Asam Sitrat ................................................
3. Sifat Fisika Asam Sitrat .........................................................
4. Sifat Kimia Asam Sitrat .........................................................
5. Kegunaan Asam Sitrat ...........................................................
6. Mekanisme Asam Sitrat .........................................................
E. Aluminium ...................................................................................
1. Deskripsi Aluminium .............................................................
2. Toksisitas Aluminium Terhadap Tanaman ............................
8
8
8
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
15
15
16
16
17
13
III.
METODE KERJA
A.
B.
C.
D.
E.
IV.
Waktu dan Tempat ......................................................................
Alat dan Bahan ............................................................................
Rancangan Percobaan ..................................................................
Variabel dan Parameter ................................................................
Cara Kerja ....................................................................................
1. Pengecambahan Benih ...........................................................
2. Penanaman Kecambah ...........................................................
3. Pengamatan ............................................................................
3.1 Panjang Tunas ..................................................................
3.2 Berat Segar .......................................................................
3.3 Berat Segar .......................................................................
3.4 Penentuan Rasio Tunas Akar ...........................................
3.5 Kandungan Klorofil ........................................................
3.5 Pengukuran Kadar Air Relatif ........................................
18
18
19
19
20
20
21
22
22
22
22
22
23
23
4. Analisis Data ............................................................................
24
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil .......................................................................................
1. Persentase Benih Yang Berkecambah ...............................
2. Panjang Tunas ...................................................................
3. Berat Segar Tunas .............................................................
4. Berat Segar Akar ...............................................................
5. Berat Segar Kecambah ......................................................
6. Berat Kering Akar .............................................................
7. Berat Kering Tunas ...........................................................
8. Berat Kering Kecambah ...................................................
9. Rasio Tunas Akar ..............................................................
10. Kadar Air Relatif ...............................................................
11. Kandungan Klorofil a ........................................................
12. Kandungan Klorofil b .......................................................
13. Kandungan Klorofil Total .................................................
14. Rasio Klorofil b/a ..............................................................
B. Pembahasan .............................................................................
V.
25
25
26
27
29
29
31
32
34
34
36
37
39
40
42
44
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................
49
B. Saran ........................................................................................
49
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................
51
LAMPIRAN ..................................................................................
54
14
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Notasi faktor, taraf, kombinasi perlakuan ..........................................
19
Tabel 2. Panjang Tunas Padi Gogo Varietas Situ Bagendit ............................
26
Tabel 3. Berat segar padi gogo varietas Situ Bagendit ...................................
28
Tabel 4. Berat Segar Akar ...............................................................................
29
Tabel 5. Berat Segar Kecambah ......................................................................
30
Tabel 6. Berat Kering Akar .............................................................................
31
Tabel 7. Berat Kering Tunas ...........................................................................
32
Tabel 8. Berat Kering Kecambah ...................................................................
34
Tabel 9. Rasio Tunas Akar ..............................................................................
35
Tabel 10. Kadar Air Relatif .............................................................................
36
Tabel 11. Kandungan Klorofil a .....................................................................
38
Tabel 12. Kandungan Klorofil b .....................................................................
39
Tabel 13. Kandungam Klorofil Total ..............................................................
40
Tabel 14. Rasio Klorofil b/a ............................................................................
43
Tabel 15. Efek aluminium dan asam sitrat terhadap semua variabel pertumbuhan
kecambah padi gogo varietas Situ Bagenditt ..................................
44
Tabel 16.Rata-rata, standard deviasi, ragam, standar error, koefisien keragaman,
dan confident interval panjang tunas padi gogo varietas Situ Bagendit
55
Tabel 17. Analisis Ragam Panjang Tunas........................................................
56
Tabel 18. Rata-rata, standard deviasi, ragam, standar error, koefisien keragaman,
dan confident interval Berat Segar Tunas ......................................
58
Tabel 19. Analisis Ragam Berat Segar Tunas .................................................
59
Tabel 20. Rata-rata, standard deviasi, ragam, standar error, koefisien keragaman,
dan confident interval Berat Segar Akar ........................................
60
15
Tabel 21.Analisis Ragam Berat Segar Akar ....................................................
61
Tabel 22. Rata-rata, standard deviasi, ragam, standar error, koefisien keragaman,
dan confident interval Berat Segar Kecambah ................................
62
Tabel 23. Analisis Ragam Berat Segar Kecambah .........................................
63
Tabel 24. Rata-rata, standard deviasi, ragam, standar error, koefisien keragaman,
dan confident interval Berat Kering Tunas ....................................
64
Tabel 25. Analisis Ragam Berat Kering Tunas ................................................
65
Tabel 26. Rata-rata, standard deviasi, ragam, standar error, koefisien keragaman,
dan confident interval Berat Kering Akar ......................................
66
Tabel 27. Analisis Ragam Berat Kering Akar .................................................
67
Tabel 28. Rata-rata, standard deviasi, ragam, standar error, koefisien keragaman,
dan confident interval berat kering total ..........................................
68
Tabel 29. Analisis Ragam Berat Kering Kecambah .......................................
69
Tabel 30. Rata-rata, standard deviasi, ragam, standar error, koefisien keragaman,
dan confident interval rasio tunas akar ............................................
70
Tabel 31.Analisis ragam rasio tunas akar ........................................................
71
Tabel 32. Rata-rata, standard deviasi, ragam, standar error, koefisien keragaman,
dan confident interval kadar air relatif ............................................
72
Tabel 33. Analisis Ragam Kadar air Relatif ....................................................
73
Tabel 34. Rata-rata, standard deviasi, ragam, standar error, koefisien keragaman,
dan confident interval kandungan klorofil a ...................................
74
Tabel 35.Analisis ragam kandungan klorofil a ...............................................
75
Tabel 36. Rata-rata, standard deviasi, ragam, standar error, koefisien keragaman,
dan confident interval kandungan klorofil b ...................................
77
Tabel 37. Analisis Ragam Kandungan Klorofil b ...........................................
78
Tabel 38. Rata-rata, standard deviasi, ragam, standar error, koefisien keragaman,
dan confident interval kandungan klorofil total ..............................
80
Tabel 39. Analisis Ragam kandungan klorofil total.........................................
81
Tabel 40. Rata-rata, standard deviasi, ragam, standar error, koefisien keragaman,
dan confident interval rasio klorofil b.a ..........................................
83
Tabel 41. Analisis ragam rasio klorofil b/a .....................................................
84
16
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Morfologi Akar ............................................................................
9
Gambar 2 Morfologi Daun . .............................................................................
9
Gambar 3. Morfologi Malai .............................................................................
10
Gambar 4. Morfologi Buah Padi ( Gabah ) ......................................................
11
Gambar 5.Rumus Bangun Asam Sitrat ............................................................
13
Gambar 6.Tata Letak Benih Padi Yang Dikecambahkan Pada Nampan .........
20
Gambar 7. Tata Letak Satuan Percobaan Setelah Pengacakan ........................
21
Gambar 8. Grafik Persentase Benih Padi Gogo Varietas Situ Bagendit Pada
Berbagai Konsentrasi Asam Sitrat ...................................................
25
Gambar 9. Grafik Simple Effect Aluminium Terhadap Panjang Tunas Padi Gogo
Varietas Situ Bagendit ....................................................................
27
Gambar 10..Grafik Main Effect Aluminium Terhadap Berat Segar Tunas Padi
Gogo Varietas Situ Bagendit ...........................................................
28
Gambar 11. Grafik Main Effect Aluminium Terhadap Berat Segar Kecambah Padi
Gogo Varietas Situ Bagendit ...........................................................
31
Gambar 12. Grafik Main Effect Aluminium Terhadap Berat Kering Tunas Padi
Gogo Varietas Situ Bagendit ...........................................................
33
Gambar 13. Grafik Main Effect Aluminium Terhadap Rasio Tunas Akar Padi
Gogo Varietas Situ Bagendit ...........................................................
35
Gambar 14 . Grafik Main Effect Aluminium Terhadap Kadar Air Relatif Padi
Gogo Varietas Situ Bagendit ...........................................................
37
Gambar 15. Grafik Main Effect Aluminium Terhadap Kandungan Klorofil a Padi
Gogo Varietas Situ Bagendit ...........................................................
38
Gambar 16. Grafik Simple Effect Aluminium Dan Asam Sitrat Terhadap Klorofil
B Padi Gogo Varietas Situ Bagendit ...............................................
40
Gambar 17. Grafik Simple Effect Kandungan Klorofil Total Padi Gogo Varietas
Situ Bagendit ...................................................................................
41
17
Gambar 18. Grafik Main effect asam sitrat terhadap rasio klorofil b/a ...........
43
Gambar 19. Proporsi Bahan Kering Kecambah Padi Gogo Varietas Situ Bagendit 46
Gambar 20. Proporsi tunas dan akar padi gogo varietas Situ Bagendit ...........
47
Gambar 21. Grafik Proporsi klorofil a dan b ...................................................
47
Gambar 22. Benih Padi Varietas Situ Bagendit Yang Telah Ditabur hari ke -0
86
Gambar 23. Tanaman Padi Gogo Varietas Situ Bagendit Hari ke-7 (kontrol)
87
Gambar 24. Benih Padi Gogo Varietas Situ Bagendit dengan 5 mM di Hari ke-7
87
Gambar 25. Benih Padi Gogo Varietas Situ Bagendit dengan 10mM di Hari ke-7 87
Gambar 26. Penanaman Kecambah Padi Gogo Varietas Situ Bagendit ..........
88
Gambar 27. Tata Letak Gelas Plastik di dalam Lighting Chamber ................
88
Gambar 28. Pembuatan Ekstrak Benih Padi Varitas Situ Bagendit untuk
pengukuran klorofil ........................................................................
89
Gambar 29. Ekstrak daun padi gogo Varietas Situ Bagendit untuk pengukuran
klorofil ............................................................................................
89
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
Pengembangan budidaya padi gogo pada lahan kering merupakan alternatif
strategis dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan nasional, karena lahan
kering berpotensi tersedia cukup luas (Hafsah, 2004). Terdapat sekitar 59.3
juta ha lahan kering berpotensi di berbagai provinsi, dan sekitar 24.7 juta ha
telah digunakan sebagai lahan kehutanan dan perkebunan
(Departemen Pertanian, 2004).
Namun demikian saat ini produktivitas padi gogo relatif masih rendah (2.57
ton/ha) dibanding dengan produktivitas padi sawah (4.75 ton/ha), karena
penerapan teknologi budidaya yang belum optimal terutama dalam
penggunaan varietas unggul, pemupukan dan pengendalian penyakit blast
(Toha, 2002).
Varietas Situ Bagendit dapat tumbuh di lahan sawah atau lahan kering dengan
tinggi tanaman antara 99-105 cm. Umur tanaman ini antara 110-120 hari
dengan bentuk tanaman tegak. Batang dan daun berwarna hijau dengan muka
daun bertekstur kasar sedangkan posisi daunnya tegak. Jumlah anakan
2
produktif yang dihasilkan Situ Bagendit berkisar antara 12-13 batang per
rumpun. Gabahnya dapat terlihat panjang ramping serta berwarna kuning
bersih. Tekstur nasinya pulen dengan kadar amilosa 22%. Rata-rata hasil
varietas ini 4,0 ton/ha pada lahan kering, 5,5 ton/ha pada lahan sawah,
sedangkan potensi hasilnya 6,0 ton/ha. Varietas ini agak tahan terhadap
penyakit blast. Pemerintah telah melepas varietas ini pada tahun 2003
(Suprihatno et al., 2009).
Lahan dengan potensi keracunan Al tinggi di Indonesia kini mencapai 42,6
juta hektar ( Pusat Penelitian Tanah Agroklimat, 1997). Pada larutan dengan
PH < 5, Al mengalami bentuk oktahedral heksahidrat atau Al3+
( Marchner, 1995) .
Ketika Al3+ larut dalam jumlah yang besar maka dapat menyebabkan
penyerapan air dan unsur hara menjadi berkurang pada tanaman ( Foy, 1983),
pertumbuhan akar menjadi terhambat bahkan dapat menyebabkan masa panen
menjadi lebih lama jika cekaman berlangsung terus-menerus
( Matsumoto, 1991) .
Kation Aluminium Al3+ adalah toksik bagi tumbuhan pada konsentrasi
mikromolar. Berbagai spesies tumbuhan telah mengembangkan mekanisme
yang memungkinkan mereka tumbuh pada tanah-tanah masam dimana
konsentrasi toksik Al3+ dapat membatasi pertumbuhan tanaman. Asam
organik memainkan peran sentral dalam mekanisme toleransi aluminium ini.
Sejumlah tanaman menetralkan aluminium pada rhizosfer dengan melepaskan
3
asam organik yang mengikat aluminium. Setidaknya pada dua spesies,
transport anion asam organik keluar sel-sel akar diantarai oleh kanal anion
yang diaktifkan aluminium pada membran plasma . Tumbuh-tumbuhan lain
mencakup spesies yang mengakumulasi Aluminium dalam daun menetralkan
aluminium secara internal dengan membentuk kompleks dengan asam
organik (Ma, et al.2001).
Batas kritis kejenuhan Al di tanah masam Oksisol dan Ultisol yaitu 70%
untuk padi, (Arief, 1990). Selain itu juga dilaporkan bahwa konsentrasi Al 3
ppm dalam larutan tanah, dapat merusak varietas padi yang rentan terhadap
keracunan Al. Sedangkan pada konsentrasi 10 ppm, semua varietas baik yang
rentan maupun yang tahan mengalami kerusakan (IRRI, 1979).
Upaya yang dilakukan selama ini untuk mengatasi toksisitas Al pada lahan
lahan masam adalah dengan meningkatkan pH tanah dengan pengapuran.
Tetapi, cara ini kurang efektif karena membutuhkan biaya yang relatif
mahal. Selain itu pengapuran dapat menyebabkan unsur mikro menjadi tidak
tersedia bagi tanaman ( Kamprath, 1980).
Pendekatan lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktifitas
tanaman pertanian di lahan –lahan masam adalah dengan meningkatkan
ketahanan tanaman terhadap cekaman Al. Berbagai literatur diantaranya
(Ma , et al.2001) menujukkan bahwa ketahanan tanaman terhadap cekaman
Al berkorelasi positif dengan eksudat asam organik yang disekresikan oleh
akar. Oleh sebab itu salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk
4
menngkatkan ketahanan tanaman terhadap cekaman Al adalah dengan
meningkatkan eksudat asam-asam organik seperti asam sitrat, asam askorbat,
dan asam malat oleh akar.
Dalam penelitian ini upaya meningkatkan eksudat asam sitrat kecambah padi
gogo varietas Situ bagendit adalah dengan memberi praperlakuan benih
dengan cara perendaman benih dalam larutan asam organik. Pada penelitian
ini digunakan larutan asam sitrat untuk meningkatkan eksudat asam organik
kecambah padi gogo varietas Situ bagendit sehingga diharapkan dapat
meningkatkan ketahanan kecambah terhadap cekaman Al.
Abdullahi (2006) melaporkan efek asam sitrat terhadap pertumbuhan
kecambah kedelai dibawah cekaman aluminium. Pada cekaman Al 2 mM
asam sitrat meningkatkan panjang epikotil, kecambah, dan akar 11 - 26%.
Pada cekaman Al 5 mM asam sitrat meningkatkan panjang epikotil,
kecambah, akar 19 – 60 %. Disamping itu asam sitrat juga meningkatkan
berat segar sampai 12%, tetapi menurunkan kandungan klorofil 9%. Dalam
kondisi normal (tidak ada cekaman Al) asam sitrat tidak mempengaruhi
pertumbuhan kecambah kedelai.
Sejauh ini informasi mengenai respon fisiologi tanaman padi gogo varietas
Situ Bagendit terhadap asam sitrat dalam kondisi cekaman Al belum banyak
diketahui. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang efek asam sitrat
terhadap padi gogo varietas Situ Bagendit dibawah cekaman Aluminium.
5
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah asam sitrat dapat
memperbaiki ketahanan kecambah padi gogo varietas Situ Bagendit terhadap
cekaman Aluminium.
C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang
pengaruh asam sitrat terhadap kecambah padi gogo varietas Situ Bagendit.
Disamping itu hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung
pengembangan padi gogo di lahan yang berkadar Aluminium tinggi dalam
upaya meningkatkan produksi padi di indonesia.
D. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan studi literatur diketahui bahwa keracunan Aluminium
merupakan faktor pembatas pertumbuhan dan produktivitas tanaman tanaman pertanian seperti padi, jagung, gandum, dan sebagainya di tanah tanah masam.Asam organik seperti asam askorbat, asam malat, dan asam
sitrat berperan penting dalam proses detoksifikasi alumunium pada tanaman.
Mekanisme detoksifikasi pada tanaman adalah secara eksternal dan internal.
Secara eksternal akar tanaman mengeluarkan eksudat asam organik yang
membentuk kompleks dengan Aluminium sehingga mencegah masuknya
Aluminium ke dalam jaringan tanaman. Secara internal akar tanaman tidak
6
mengeluarkan eksudat asam organik, tetapi Aluminium yang diserap akan
diikat oleh asam organik menjadi kompleks yang tidak toksik.
Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya melaporkan efek asam sitrat
terhadap pertumbuhan kecambah kedelai dibawah cekaman Aluminium.Pada
cekaman Al 2 mM asam sitrat meningkatkan panjang epikotil, kecambah, dan
akar 11 - 26% pada cekaman Al 5 mM Asam sitrat meningkatkan panjang
epikotil, kecambah, akar 19 – 60 %. Disamping itu asam sitrat juga
meningkatkan berat segar sampai 12%, tetapi menurunkan kandungan
klorofil 9%. Dalam kondisi normal (tidak ada cekaman Al) asam sitrat tidak
mempengaruhi pertumbuhan kecambah kedelai.
Berdasarkan fakta di atas maka salah satu cara utuk meningkatkan ketahanan
tanaman terhadap cekaman Aluminium adalah dengan meningkatkan
kandungan asam organik dalam jaringan tanaman sehingga akar tanaman
akan menghasilkan eksudat asam organik yang lebih banyak. Perendaman
benih padi varietas Situ Bagendit dalam larutan asam sitrat diduga dapat
meningkatkan kandungan asam organik dalam kecambah sehingga
meningkatkan ketahanan kecambah terhadap cekaman Aluminium.
Untuk membuktikan hal tersebut maka semua variabel pertumbuhan
kecambah (panjang tunas, berat segar kecambah, berat segar akar, kadar air
relatif, rasio, tunas akar, berat kering kecambah, berat kering akar, kandungan
klorofil a, kandungan klorofil b, kandungan klorofil total, rasio klorofil b
terhadap klorofil a dibandingkan antara :
7
1. Kecambah padi yang mengalami cekaman Aluminium dengan kecambah
padi yang tidak mengalami cekaman Aluminium.
2. Kecambah padi yang berasal dari biji yang telah direndam dengan larutan
asam sitrat dengan kecambah padi yang berasal dari biji yang tidak
direndam dengan larutan asam sitrat.
E. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Asam sitrat berpengaruh nyata terhadap semua variabel pertumbuhan
kecambah.
H0: µ0=µ1
H1: µ0≠µ1
2. Aluminium menurunkan secara nyata semua variabel pertumbuhan
kecambah.
H0: µ0=µ1
H1: µ0>µ1
3. Ada interaksi nyata antara asam sitrat dengan Aluminium terhadap
semua variabel pertumbuhan kecambah.
Keterangan
:
µ0 = Nilai tengah semua varieabel pertumbuhan kecambah (kontrol)
µ1 = Nilai tengah semua variabel pertumbuhan kecambah (perlakuan)
8
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi Padi
Menurut Cronquist (1981), tanaman padi diklasifikasikan sebagai berikut :
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub Divisio
: Angiospermae
Classis
: Monocotyledoneae
Ordo
: Poales
Familia
: Graminae
Genus
: Oryza
Species
: Oryza sativa L.
Varietas
: Situ Bagendit
B. Morfologi Padi
1. Akar
Akar merupakan bagian tanaman yang berfungsi untuk menyerap air
dan zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas
tanaman. Akar tanaman padi dapat dibedakan menjadi akar tunggang,
9
akar serabut, akar rambut dan akar tajuk. Gambar akar padi dapat
dilihat pada Gambar 1.
a.
Gambar 1.
Tanaman Padi (Sumber: Aak, 1995).
Keterangan a: Akar Padi
2. Daun
Daun, ciri khas daun padi adalah sisik dan telinga daun. Daun padi
dibagi menjadi beberapa bagian yakni helaian daun, pelepah daun, dan
lidah daun. Daun berwarna hijau, muka daun sebelah bawah kasar,
posisi daun tegak dan daun benderanya tegak. Gambar daun padi dapat
dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Daun padi dan bagian-bagiannya ( Sumber : Aak, 1995).
Keterangan : 1. Helai daun, 2. Sisik daun, 3. Leher daun,4. Pelepah
5. Telinga daun, 6. Dasar helai daun
10
3. Malai
Malai, merupakan sekumpulan bunga padi (Spikelet) yang keluar dari buku
paling atas. Bulir padi terletak pada cabang pertama dan kedua. Panjang malai
tergantung pada varietas padi yang ditanam dan cara menanamnya. Malai
dapat dilihat pada Gambar 3.
3
4. Buah padi ( Gabah )
Buah padi (Gabah), merupakan ovary yang sudah masak, bersatu dengan
palea. Buah ini adalah hasil penyerbukan dan pembuahan yang mempunyai
bagian-bagian seperti embrio (lembaga), endosperm, dan bekatul. Bentuk
gabah padi varietas Situ Bagendit adalah panjang ramping dan warna gabah
kuning bersih. Gabah yang sudah dibersihkan kulitnya disebut dengan beras.
11
Beras mengandung berbagai zat makanan yang penting untuk tubuh, antara
lain : karbohidrat, protein, lemak, serat kasar, abu, dan vitamin. Gambar
buah padi beserta bagian-bagiannya dapat dilihat pada Gambar 4.
a
b
c
d
Gambar 4. Buah padi dan bagian-bagiannya (Sumber: Aak, 1995).
Keterangan : a. Sekam, b. Bekatul, c. Endosperm, dan d. Embrio
5. Batang
Bentuk batang pada tanaman padi yaitu bulat, beruas dan berongga.
Ruas batang padi dipisahkan oleh buku. Panjangnya ruas tidak sama,
pada pangkal batang adalah ruas yang terpendek, kemudian ruas kedua
dan ruas ketiga dan seterusnya adalah lebih panjang dari pada ruas
yang didahului ( Fitri, 2009)
C. Desrkripsi Padi Varietas Situ Bagendit
Varietas Situ Bagendit dapat tumbuh di lahan sawah atau lahan kering
dengan tinggi tanaman antara 99-105 cm. Umur tanaman ini antara 110120 hari dengan bentuk tanaman tegak. Batang dan daun berwarna hijau
dengan muka daun bertekstur kasar sedangkan posisi daunnya tegak.
12
Jumlah anakan produktif yang dihasilkan Situ Bagendit berkisar antara 1213 batang per rumpun. Gabahnya dapat terlihat panjang ramping serta
berwarna kuning bersih. Tekstur nasinya pulendengan kadar amilosa 22%.
Rata-rata hasil varietas ini 4,0 ton/ha pada lahan kering, 5,5 ton/ha pada lahan
sawah, sedangkan potensi hasilnya 6,0 ton/ha. Varietas ini agak tahan
terhadap penyakit blast. Pemerintah telah melepas varietas ini pada tahun
2003 (Suprihatno et al., 2009).
D. Asam Sitrat
1. Deskripsi Asam Sitrat
Asam Sitrat tersebar luas sebagai bahan penyusun rasa dari berbagai
macam buah-buahan (sitrun, nenas, pear, dan lain-lain). Asam Sitrat
terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada
konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8 % bobot kering, pada jeruk
lemon dan limau (misalnya jeruk nipis dan jeruk purut). Karena sifatsifatnya yang tidak beracun, dapat mengikat logam-logam berat (besi
maupun bukan besi), dan dapat menimbulkan rasa yang menarik, Asam
Sitrat banyak dimanfaatkan di dalam industri pengolahan alkyd resin.
Asam Sitrat alami juga banyak diproduksi di Sisilia, India Barat,
Kalifornia, Hawaii, dan di berbagai wilayah lainnya. Produksi Asam Sitrat
dengan proses fermentasi diterapkan secara besar-besaran dalam skala
industri oleh Jerman pada awal abad ke-20 dan sekarang hampir 90% dari
13
seluruh produksi Asam Sitrat di Amerika Serikat dihasilkan dengan cara
fermentasi ( Almatsier, 2004).
2. Struktur Molekul Asam Sitrat
Rumus molekul Asam Sitrat adalah C6H8O7 atau CH2(COOH)COH(COOH)-CH2(COOH), struktur asam ini tercermin pada nama IUPACnya, asam 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat. Keasaman Asam Sitrat
didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat melepas proton
dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion sitrat.
Gambar 5. Rumus Bangun Asam Sitrat ( Ditjen POM, 1995)
3. Sifat Fisika Asam Sitrat
Sifat – sifat fisik asam sitrat yaitu sebagai berikut :
a. Berat molekul : 192 gr/mol
b. Spesific gravity : 1,54 (20°C)
c. Titik lebur : 153°C
14
d. Titik didih : 175°C
e. Kelarutan dalam air : 207,7 gr/100 ml (25°C)
f. Pada titik didihnya asam sitrat terurai (terdekomposisi).
g. Berbentuk kristal berwarna putih, tidak berbau, dan memiliki rasa asam
(Ditjen POM, 1995).
4. Sifat Kimia Asam Sitrat
Sifat-sifat kimia asam sitrat adalah sebagai berikut :
a. Kontak langsung (paparan) terhadap Asam Sitrat kering atau larutan dapat
menyebabkan iritasi kulit dan mata.
b. Mampu mengikat ion-ion logam sehingga dapat digunakan sebagai
pengawet dan penghilang kesadahan dalam air.
c. Keasaman Asam Sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil -COOH yang
dapat melepas proton dalam larutan.
d. Asam Sitrat dapat berupa kristal anhidrat yang bebas air atau berupa kristal
monohidrat yang mengandung satu molekul air untuk setiap molekulnya.
e. Bentuk anhidrat Asam Sitrat mengkristal dalam air panas, sedangkan
bentuk monohidrat didapatkan dari kristalisasi Asam Sitrat dalam air
dingin.
f. Bentuk monohidrat Asam Sitrat dapat diubah menjadi bentuk anhidrat
dengan pemanasan pada suhu 70-75°C.
15
g. Jika dipanaskan di atas suhu 175°C akan terurai (terdekomposisi) dengan
melepaskan karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) (Ditjen POM, 1995).
5. Kegunaan Asam Sitrat
Penggunaan utama Asam Sitrat saat ini adalah sebagai zat pemberi cita rasa
dan pengawet makanan dan minuman, terutama minuman ringan. Kode Asam
Sitrat sebagai zat aditif makanan (E number) adalah E330. Sifat sitrat sebagai
larutan penyangga digunakan sebagai pengendali pH dalam larutan pembersih
dalam rumah tangga. Kemampuan Asam Sitrat untuk mengikat ion-ion logam
menjadikannya berguna sebagai bahan sabun dan deterjen. Dengan mengikat
ion-ion logam pada air sadah, Asam Sitrat akan memungkinkan sabun dan
deterjen membentuk busa dan berfungsi dengan baik tanpa penambahan zat
penghilang kesadahan. Asam Sitrat juga digunakan untuk memulihkan bahan
penukar ion yang digunakan pada alat penghilang kesadahan dengan
menghilangkan ion-ion logam yang terakumulasi pada bahan penukar ion
tersebut sebagai kompleks sitrat. Asam Sitrat dapat pula ditambahkan pada es
krim untuk menjaga terpisahnya gelembung-gelembung lemak, dan dalam
resep makanan Asam Sitrat dapat digunakan sebagai pengganti sari jeruk.
Asam Sitrat dikategorikan aman digunakan pada makanan oleh semua badan
pengawasan makanan nasional dan internasional utama. (Jianli Yang,.2006)
6. Mekanisme Asam Sitrat
Terdapat dua cara tumbuhan mengatasi cekaman Al tersebut, yaitu dengan
mekanisme eksternal dan mekanisme internal. Pada mekanisme eksternal,
16
tumbuhan mencegah Al masuk kedalam jaringan antara lain dengan
mengeksudasi asam organik dari akar yang dapat berikatan denganAl di
rizosfer. Asam organik tersebut dapat membentuk kompleks dengan Al di
rizosfer sehingga tidak bersifat racun bagi tumbuhan. Mekanisme kedua
adalah secara internal di mana tumbuhan dapat mentolerir kehadiran Al di
dalam jaringan dengan cara menghasilkan asam organik atau ligan organik
yang dapat berikatan dengan Al sehingga terbentuk kompleks yang tidak
bersifat racun (Watanabe dan Osaki 2002).
E. Aluminium
1. Deskripsi Aluminium
Aluminium adalah logam yang ringan dan cukup penting dalam
kehidupan manusia. Aluminium merupakan unsur kimia golongan IIIA
dalam sistim periodik unsur, dengan nomor atom 13 dan berat atom
26,98 gram per mol (sma). Di dalam udara bebas aluminium mudah
teroksidasi membentuk lapisan tipis oksida (Al2O3) yang tahan terhadap
korosi.
Aluminium juga bersifat amfoter yang mampu bereaksi dengan larutan
asam maupun basa. (Anton J. Hartono, 1992).Aluminium merupakan
logam ringan yang mempunyai ketahanan korosi yang baik dan hantaran
listrik yang baik dan sifat – sifat yang baik lainnya sebagai sifat logam.
(Surdia, T. 2005)
17
2. Toksisitas Aluminium Terhadap Tanaman
Dari hasil-hasil penelitian padi di lahan kering masam, umumnya pada
pH kurang dari 5,5 ketersediaan unsur kalsium (Ca) dan fosfor (P)
rendah dan akan muncul masalah keracunan Al. Pada pH 3,5-4,5
3+
sumber utama kemasaman adalah Aldd (Al yang dapat ditukar).
Sumber kemasaman terdiri dari Aldd, ion hidroksida dan Hdd
(Widjaja-Adhi, 1985). Al terutama ditemukan dalam bentuk oktahedral
3+
hexahidrat (Al (H2O)6 ) yang secara konvensional dikenal sebagai ion
3+
Al dan sangat berbahaya bagi pertumbuhan akar dan tanaman. Padi
termasuk tanaman yang rentan terhadap keracunan Al. Tingginya
kandungan Al berpengaruh buruk terutama terhadap sistem perakaran
yang meliputi pertumbuhan akar terhambat, pendek, tebal, percabangan
tidak normal, tudung akar rusak dan berwarna coklat atau merah
(Ismunadji dan Partohardjono, 1985). Pada tanaman sorghum,
pertumbuhan tanaman terhambat, tanaman pendek, ukuran daun lebih
kecil dan berwarna hijau gelap dengan pinggiran daun keunguan atau
menjadi kering (Hadiatmi, 2002).
18
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Lampung pada bulan Januari 2016.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah beaker glass, gelas ukur,
tabung reaksi dan raknya, corong, mortar dan penggerus, kertas saring
Whatman no.1, tisu, kapas, nampan, gelas plastik, pisau, pipet tetes,
spektrofotometer, oven dan neraca digital.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih padi varietas Situ
Bagendit yang diperoleh dari UPTD Balai Benih Induk Tanaman Pangan
dan Hortikultura Provinsi Lampung, asam sitrat, larutan Aluminium (Al),
akuades.
19
C. Rancangan Percobaan
Penelitian ini dilakukan dalam percobaan faktorial 2x3. Faktor A adalah
Aluminium dalam bentuk senyawa Al(OH)3 dengan 2 taraf konsentrasi : 0
mM dan 5 mM. Faktor B adalah asam sitrat dengan 3 taraf konsentrasi ; 0
mM, 5 mM, dan 10mM. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak
5 kali. Jumlah satuan percobaan adalah 30. Notasi faktor, taraf, kombinasi
perlakuan dapat dilihat pada tabel 1 :
Tabel 1.
Faktor
A ( Aluminium)
B
Asam sitrat
Keterangan
:
Taraf
a1
a2
b1
b2
b3
a1b1
a1b2
a1b3
a2b1
a2b2
a2b3
a1b1 = 0 mM Al(OH)3 , 0 mM Asam sitrat
a1b2 = 0 mM Al(OH)3, 5 mM Asam sitrat
a1b3 = 0 mM Al(OH)3, 10 mM Asam sitrat
a2b1 = 5 mM Al(OH)3, 0 mM Asam sitrat
a2b2 = 5 mM Al(OH)3, 5 mM Asam sitrat
a2b3 = 5 mM Al(OH)3, 10 mM Asam sitrat
D. Variabel dan Parameter
Variabel dalam penelitian ini adalah panjang tunas, berat segar akar, berat
segar tunas, berat segar kecambah total, berat kering akar, berat kering tunas,
berat kering kecambah total, rasio tunas akar, kadar air relatif, klorofil a,
klorofil b, rasio klorofil b terhadap klorofil a. Parameter dalam penelitian ini
adalah nilai tengah (µ) semua variabel tersebut.
20
E. Cara Kerja
1. Pengecambahan Benih
Seleksi benih dilakukan dengan merendam benih dalam akuades selama
10 menit. Benih padi yang mengapung dan sampah dibuang, sedangkan
benih yang tenggelam diambil untuk dikecambahkan. Benih yang telah
diseleksi selanjutnya direndam dalam 3 konsentrasi larutan asam sitrat
yaitu 0 mM, 5 mM, dan 10 mM selama 24 jam. Benih padi yang telah
direndam dalam larutan asam sitrat dikecambahkan dalam 3 naman
plastik yang telah dilapisi dengan kapas dan dibasahi dengan akuades.
Jumlah benih yang digunakan adalah sebanyak 300 butir benih padi
Varietas Situ Bagendit, dan 100 butir benih padi pada masing-masing
nampan 0 mM Asam Sitrat , 5 mM Asam Sitrat, dan 10 mM Asam Sitrat.
0 mM Asam
Sitrat
5 mM Asam
Sitrat
10 mM Asam
Sitrat
Gambar 6. Tata letak benih padi yang dikecambahkan pada nampan
Penghitungan jumlah benih padi yang berkecambah dilakukan 7 hari
setelah penaburan benih. Menurut ISTA (2006), daya kecambah
dihitung berdasarkan persentase benih yang berkecambah dengan
rumus :
21
2. Penanaman Kecambah
Berdasarkan satuan percobaan maka jumlah gelas plastik yang digunakan
sebagai wadah penanaman benih yang telah berkecambah adalah sebanyak 30
buah. Gelas plastik dilabel dengan notasi kombinasi perlakuan dan ulangan.
Benih yang telah berkecambah dipindahkan kedalam gelas plastik yang telah
dilapisi dengan kapas ; 3 kecambah setiap gelas plastik. Kapas dibasahi
dengan larutan Aluminium (Al) sebanyak 10 ml . Pengamatan variabel
pertumbuhan kecambah dilakukan 7 hari setelah penanaman. Tata letak
satuan percobaan setelah pengacakan dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 7. Tata Letak Satuan Percobaan Setelah Pengacakan
a1b1u
a2b2u
a1b3u
a1b2u
a1b1u
a1b2u
a2b3u
a1b1u
a2b2u
a2b1u
a1b3u
a1b1u
a2b1u
a1b3u
a2b3u
a2b1u
a1b2u
a2b3u
a1b1u
a1b3u
a1b2u
a1b3u
a2b2u
a2b1u
a1b2u
a2b1u
a2b2u
a2b3u
a2b3u
a2b2u
Keterangan :
a1b1 = 0 mM Al(OH)3, 0 mM Asam sitrat
a1b2 = 0 mM Al(OH)3, 5 mM Asam sitrat
a1b3 = 0 mM Al(OH)3, 10 mM Asam sitrat
a2b1 = 5 mM Al(OH)3, 0 mM Asam sitrat
a2b2 = 5 mM Al(OH)3, 5 mM Asam sitrat
a2b3 = 5 mM Al(OH)3, 10 mM Asam sitrat
u1- u5 = Ulangan perlakuan
22
3. Pengamatan
3.1 Panjang Tunas
Pengukuran panjang tunas dilakukan 7 hari setelah periode pertumbuhan,
dan diukur dari pangkal batang sampai ujung batang dengan penggaris
dan dinyatakan dalam sentimeter (cm).
3.2 Berat Segar ( Akar, Tunas dan Total )
Akar dipisahakn dari batang dan daun. Akar dan batang ditimbang
dengan neraca digital dan dinyatakan dalam miligram (mg) .
3.3 Berat Kering ( Akar,Tunas dan Total) )
Kecambah dan akar yang sudah diukur berat segarnya dikeringkan dalam
oven pada temperatur 105 – 110 0C selama 2 jam. Kemudian Kecambah
yang sudah kering ditimbang dengan neraca digital dan dinyatakan dalam
miligram.
3.4 Penentuan Rasio Tunas Akar
Menurut Yuliana (2003) rasio tunas akar ditentukan berdasarkan rumus :
23
3.5 Kandungan Klorofil ( klorofil a , b, total, dan rasio klorofil b/a)
Kandungan klorofil ditentukan menurut Miazek, 2002. 0,1 gram daun
kecambah padi digerus sampai halus didalam mortar, kemudian ditambahkan
10 ml etanol 95%. Ekstrak disaring ke dalam tabung reaksi. Ekstrak klorofil
diukur absorbansinya pada panjang gelombang 648 dan 664 nm. Kandungan
klorofil dinyatakan dalam miligram per gram jaringan dan dihitung
berdasarkan persamaan berikut :
Chla = 13.36.A664 – 5.19.A648 (
Chlb = 27.43.A648 – 8.12.A664 (
Keterangan :
Chla
= klorofil a
Chlb
= klorofil b
A664
= absorbansi pada panjang gelombang 648 nm
A648
= absorbansi pada panjang gelombang 664 nm
V
= Volume etanol
W
= Berat daun
3.6 Pengukuran Kadar Air Relatif
Menurut Yamasaki (1999) kadar air relatif kecambah ditentukan dengan
rumus :
Keterangan : M1 = Berat segar kecambah
M2 = Berat kering kecambah
24
4. Analisis Data
Data dianalisis ragam taraf nyata 5%. Jika interaksi faktor A dan B
tidak nyata maka ditentukan main effect dengan uji BNT pada taraf
nyata 5%, tetapi jika interaksinya nyata maka ditentukan simple effect
aluminium dengan uji F pada taraf nyata 5%.
25
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. Asam sitrat tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel
pertumbuhan, tetapi dapat meningkatkan kandungan klorofil a sebesar
37% dan rasio klorofil b/a sebesar 74%.
2. Aluminium menurunkan berat segar tunas 18%, berat segar kecambah
11%, berat kering tunas 13%, rasio tunas akar 15%, dan kadar air
relatif 3%.
3. Interaksi antara Aluminium dan asam sitrat tidak nyata terhadap semua
variabel pertumbuhan, tetapi pada asam sitrat 5 mM menurunkan
panjang tunas 31%, namun meningkatkan kandungan klorofil b 54%
dan klorofil total 30%. Sedangkan dengan asam sitrat 10 mM
meningkatkan kandungan klorofil b 31%, dan kandungan klorofil total
25%.
26
50
B. Saran
Asam sitrat tidak dapat meningkatkan ketahanan padi gogo varietas Situ
bagendit terhadap cekaman aluminium maka perlu dikaji kemungkinan
penggunaan asam organik yang lain seperti asam salisilat, asam malat ,
asam askorbat untuk meningkatkan ketahanan kecambah padi gogo
varietas situ bagendit terhadap cekaman Aluminium.
27
DAFTAR PUSTAKA
Aak,1995. Morfologi Padi.Institut Pertanian Bogor press. Bogor
Abdullahi, B.A., Huang, P., Bao, D.P., Meng, X.Y., Jiang, B.H., Zhu, J., Shen,
H.G., Yang, Y.H. 2006. Effects of citric acid on soybean seedling
growth under aluminum Almatsier, 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Jakarta: PT.Gramedia Pustaka
Almatsier, 2004. Almatsier, S, 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia
Pustaka Umum. Jakarta.
Anton J. Hartono, 1992.Memahami Polimer Perekat. Andi Off set,
Yogyakarta.
Arief, 1990. Hortikultura. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta
Cronquist (1981). Impact Of Ascorbic Acid On Seed Germination, Seedling
Growth, and Enzyme Activity Of Salt Stress Fenugreek. Journal Of
Medicianally Active Plants.
Delhaize E, Ryan PR and Randal PJ. 1993. Alumunium resistance in wheat
(Triticum aestivum L.): II. Alumunium-stimulated excretion of malic
acid from root apices. Plant Physiol. 103: 695 - 702.
Departemen Pertanian. 2004. Statistik Pertanian. Departemen Pertanian RI,
Jakarta
Dirjen POM, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta
Fitri, 2009. Uji Adaptasi Beberapa Padi Ladang ( Oryza sativa L) . Skripsi
Universitas Sumatra Utara Medan.
Foy CD. 1983. The physiology of plant adaption to mineral stress. Iowa State J
Res 57:355-392
52
28
Hafsah, M.J. 2004. Potensi, peluang dan strategi pencapaian swasembada beras
dan kemandirian pangan nasional melalui proksi mantap.
MakalahSeminar Padi Nasional, 15 Juli 2004, Sukamandi. hal. 1-19.
Hadiatmi, 2002. Evaluasi toleransi plasma nutfah sorghum terhadap lahan
masam. Prosiding Kongres IV dan Simposium Nasional Perhimpunan
Ilmu Pemuliaan Indonesia. Peripi Komda DIY dan Fak. Pertanian
UGM, Yogyakarta. pp. 150-156.
ISTA, 2006.. International Rules for Seed Testing: Edition 2006. The
International Seed Testing Association. Bassersdorf. CH-.
Switzerland.
Ismunadji , Partohardjono, 1985. Evaluasi dan seleksi sifatagronomis galur-galur
padi gogo toleran kekeringandankeracunan Al. Seminar Pengapuran
Tanah Masam untukMeningkatkan Produksi Tanaman Pangan.
Puslitbangtan danJICA, Jakarta, 21 September 1985.
IRRI. 1979. Annual report for 1979. Los Banos, Philippines.
Jianli Yang,2006. Critrate Transporters Play a Critical Role in Aluminium
stimulated Citrate Efflux in Rice Bean ( Vigna umbellata) Roots. China
University, Hangzhou.
Kamprath E. 1980. Soil Acidity Well-Drained Soil of the Tropics as a Constraint
to Food Production in the Tropics. Los Banos : IRRI
Kollmeier M., Baluska F., Sivaguru M., 2001. Does aluminum affect root growth
of maize through interaction with the cell wall – plasma membrane –
cytoskeleton continuum , Plant and Soil 215, pp. 163-174
Ma J.F, Ryan P.R, Delhaize E, 2001, Aluminum tolerante in plants and the
complexing role of organic acids, TRENDS in Plant Science Vol.6
No.6, pp.273-278
Marscner H. 1995. Mineral Nutrition in Higher Plants. Academic Press
Inc.London. 889p.
Matsumoto H. 1991. Biochemical mechanism of the toxicity of alumunium and
the sequestration of alumunium in plant cells. In R. J Wright et al.
(eds) Plant-Soil Interactions at Low Ph. Netherlands: Kluwer
Academic Publisher. Pp 825-836
Miazek, 2002.Krystian Chlorophyll Extraktion From Harvested Plant material
supervisor: prof.Dr.Hs.InzStanislawLedakowiez.
5329
Miyasaka SC, Buta JG, Howell RK, Foy CD. 1991. Mechanisms of aluminum
tolerance in snapbeans. Root exudation of citric acid. Plant Physiol
96:737–743
Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. 1997. Peta Tanah Indonesia. Lembaga
Penelitian Tanah dan Agroklimat, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.
Reed, S. K. (2012). Learning By Mapping Across Situations. The Journal Of The
Learning Sciences, 21, 354-398
Rincon, M. and R.A. Gonzales. 1992. Aluminum partitioning in intact roots of
aluminum-tolerant and aluminum sensitive wheat cultivars. Plant
Physiol. 99: 1021-1028.
Satoto dan B. Suprihatno. 1998. Heterosis dan Stabilitas Hasil Hibrida-Hibrida
Padi Turunan Galur Mandul Jantan IR62829A dan IR58025A. Penel.
Pertanian Tanaman Pangan. Vol. 17 (1): 33-37
Suprihatno Bambang , Aan A. Daradjat, Satoto, Baehaki S.E., I N. Widiarta, Agus
Setyono,S. Dewi Indrasari, Ooy S. Lesmana, Hasil Sembiring
2009.Deskripsi Varietas Padi . Balai Besar Penelitian Tnaman
Padi.Subang.105 hal
Surdia, T. 2005., Teknik Pengecoran Logam, Pradnya Paramita, Jakarta
Tjitrosoepomo, 2004. Taksonomi Tumbuhan ( Spermathopyta) . Gajah Mada
University Press.Yogyakarta.
Toha, H.M. 2002. Pengembangan padi gogo di lahan kering beriklim basah.
Makalah Seminar Puslitbang Tanaman Pangan 22 Agustus 2002,
Badan Litbang Pertanian.
Watanabe, Osaki. 2002, Effects of Masking Agents on the Separation of
Copper(II) from Iron(III) by Continuous Solvent Extraction with 8Hydroxyquinoline, Jap. Soc.Anal.Chemistry., 17, 671-674
Widjaja-Adhi, 1985. Pertumbuhan Tanaman UGM Press. Yogyakarta
Yamasaki, S and Dillenburg, L.R.1999. Measurement Of Leaf Relative Water
Content In Araucaria Angustifolia Revista Brarileira de Fisiologia
Fegetal, 11(2). 69-75
Yuliana, N.Ermavitalirai, D., dan Agusimanto, D.,2013. Efektivitas Metapolin
(Mt) dan NAA Terhadap PertumbuhanIn vitro Strawberi Pada Media
MS Cair dan Ketahanannya di Media Aklimatisasi Jurnal Sains dan
Seri Porrats
Download