Edisi 276 –07 Februari 2014 Page 1 Edisi 276 –07 Februari 2014 PIMPINAN BAIT MINISTRY Pembina : Pdt. Dr. Moldy Mambu & Handry Sigar Pengawas : Willy Wuisan & Yoshen Danun Pengurus : Ketua – Lucky Mangkey Sekertaris – Janette Sepang Bendahara – Yance Pua PENGURUS BULETIN BAIT Penasihat : Pdt. Dr.Moldy Mambu, Pdt. Noldy Sakul, Pdt. Sammy Lee Pemimpin Umum : Handry Sigar Wkl Pem. Umum : Yoshen Danun Pemred : Willy Wuisan Wapemred : Herschel Najoan Sekretaris : Meilien Langi-M Bendahara : Yance Pua BAIT MINISTRY Visi: Menyebarkan pekabaran tiga malaikat khususnya di Indonesia Kawasan Timur dan untuk mempersiapkan umat pada kedatangan Kristus yang kedua kali Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia Kawasan Timur mengusahakan mendorong berkembangnya pekerjaan Tuhan secara maksimal melalui berbagai bidang pelayanan General Controller : Ellen Manueke, Tommy Manawan HRD : Janette Sepang, Koordinator Produksi : Osvald Taroreh, Harold Somba Editor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi, Handry Suwu, Wayne Rumambi, Jufrie Wantah, John Taebenu. Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal, Bruce Sumendap, Pdt. Bayu Kaumpungan, Jack Kusoy, Joe Laluyan Kolom Renungan Pdtm. Davy Politon Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie Panambunan,Pdt. Raymond Lohonauman, pdtm. Ronie Umboh Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung, dr. Harold Manueke, dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean, dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit, dr. Joice Pandeleke Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip, Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah Rubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau, Pdt. Dr. Allan Pasuhuk, Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Dr. Robert Walean, Pdtm. Glen Rumalag Rubrik Pathfinder Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca Muntu Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung, Green Mandias Rubrik Pionir Pdt E. Takasanakeng Rubrik Ragam Debby Langitan, Jimi Pinangkaan, Ellen Manueke Rubrik Kesaksian Freddy Losung, Agustine Lureke Rubrik Biblical & Theological Pdt. Blasius Abin, Pdt. Swineys Tandidio, pdt. Robert Siby Motivational Words Dr. Peggy Iskandar-Wowor Inspirational Story Bredly Sampouw Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap, Pdt. Larry Windewani, Pdt. Dr. Ronell Mamarimbing Cerita Anak Max Kaway Catatan Kami Denny Kalangi Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan, Freddy Kalangi, Pdt. Harold Oijaitou, Jenry Wungkana, Herold Heydemans, pdtm. Davy Tielung, Jimi Moehadjedi, Belly Wungkana, Brayn Mamanua, Stanly Keles, Pdtm. Ressa Liwe, Marchel Tombeng, Pdtm. Raynald Makalew Web Master Michael Mangowal, Nielson Assa Multimedia : Ellen Mangkey Distribution Pdtm. Dale Sompotan Biro: Philipina Govert Woramuri Manado Jeiner Rawung, Mikael Terok, Janet Ngantung, Hengki Kambey, Erwin Wuisan, Papua David Bindosano, Samuel Rorimpandey, Hendy Sahetapy, Noldy Abraham Sulawesi Tengah Pdt. Stenly Karwur Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit Ratahan Refli Ompi,Sangir Talaud Pdt. Edison Takasanakeng Ambon Mario Lekatompessy Kotamobagu Maikel Makarewa Balikpapan Beverly Nangon Runturambi Tator Hartoyo Tismail Unklab Indrajit Taliwongso Apakah Tuhan Peduli ? Advent Peduli Kentang dan Telur, Pilih Mana ? Satu Jam Gaji Masa Kesukaran Pada Zaman Akhir Tulisan Roh Nubuat Dari Penganiaya Menjadi Murid Cerita Untuk Anak Yesus Melayani Banyak Orang Pathfinder Upacara Penerimaan Palakat Berita Page 2 Edisi 276 –07 Februari 2014 Apakah Tuhan Peduli ? S aat ini sebagian warga Manado, Jakarta, Karo dan beberapa tempat lain di Indonesia yang tertimpa bencana disibukkan dengan usaha pemulihan di saat dan sesudaah bencana. Di saat-saat seperti ini sebuah pertanyaan muncul, “Mengapa Tuhan mengizinkan penderitaan?” Menurut Alkitab ada beberapa penyebab penderitaan. Pertama kita menderita karena kita hidup dalam dunia yang telah jatuh kedalam dosa, dimana dosa itu hidup dalam hati setiap orang. Kedua, kita menderita karena kebodohan kita sendiri. Buktinya kita menyabit apa yang kita tuai (Gal. 6:7-9). Ketiga, kadangkala kita menderita karena teguran disiplin dari Tuhan (Ibr. 12:6). Dan yang terakhir, kita mungkin bisa menderita penganiayaan karena iman yang kita miliki (2 Tim. 3:12). Banyak orang yang akan menentang kita ketikia kita berdiri teguh mempertahankan iman kita. Tentunya penyebab-penyebab ini tidak akan terjadi dalam satu kali saja. Semua penderitaan, tentu bukan karena sebuah produk dari kebodohan kita, atau dosa. Namun, biasanya penderitaan mengungkapkan salah satu kebutuhan kita, atau kekurangan kita, bahkan sikap-sikap yang perlu dipoles seperti sampah dalam proses pemurnian emas (lihat 1 Pet. 1:6-7). Alkitab memberikan banyak perhatian terhadap realitas penderitaan. Dengan jelas Alkitab tidak menganggap penderitaan sebagai suatu ilusi seperti beberapa agama dan sekte lain lakukan. Salah satu buku yang lebih dalam Alkitab, yaitu buku Ayub, ditulis untuk mengokohkan pertanyaan ini. Buku Yeremia dan Habakuk juga banyak berbicara tentang penderitaan. Sepertiga dari Mazmur, doa-doa Perjanjian Lama, adalah tangisan yang timbul dari keraguan, kekecewaan, atau karena kesakitan. Perjanjian Baru juga memiliki beberapa bagian signifikan yang mencatat mengenai penderitaan. Dalam konteks Pernjanjian Baru kita tidak akan temukan pertanyaan seperti yang di temukan di Perjanjian Lama seperti, “Apakah Tuhan peduli? Apakah dia lupa untuk berbelas kasihan?” Ada sukacita, keyakinan dan harapan di sini bahwa bahkan penderitaan sebesar apapun tidak bisa kuasai kita. Sebuah perubahan dramatis telah terjadi. Dalam Perjanjian Baru, Tuhan memiliki wajah, tidak seperti dalam Perjanjian Lama. DiriNya dikenal dalam pribadi Yesus Kristus. Sepanjang pelayanan-Nya ia dituduh sebagai orang gila, pemabuk, penipu, setan atau kerasukan setan, teman pelacur, pemungut cukai dan orang berdosa. Ia dikucilkan dari rumah ibadat dan beberapa kali diancam akan dilempari batu. Di kampong halamannya sendiri, mereka berusaha untuk untuk melemparkan Dia dari tebing. Akhirnya ia dikhianati, ditinggalkan oleh teman-temannya, menderita cambukan yang paling sakit, dan dipakukan di kayu salib di depan banyak orang. Dia digambarkan dalam Alkitab sebagai “seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina,” (Yesaya 53:3). Jika Yesus adalah Tuhan yang telah kita lihat melalui gambaran Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, pasti Tuhan tahu sangat mengerti tentang penderitaan. Tuhan pasti tidak tinggal diam ketika melihat penderitaan-penderitaan yang dialami umat manusia. Teristimewa penderitaan yang disebabkan bencana-bencana alam dewasa ini. Sehingga di saat-saat seperti ini, kita tertantang untuk terlibat dalam meringankan penderitaan-penderitaan para korban bencana alam. Sejauh manakah kita bisa membantu dalam meringankan beban mereka? Sungguh sesuatu yang indah jika ketika suatu saat kita hidup di dunia baru, dimana tidak akan ada penderitaan… “maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita” (Wahyu 21:4). Saya rindu mau ke sana, maukah anda? Redaksi Page 3 Edisi 276 –07 Februari 2014 RENUNGAN “ADVENT Peduli” Oleh: Pdt. DR. Jonathan Kuntaraf “Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku (Matius 25:40). Dunia penuh dengan manusia yang kurang beruntung. Mereka yang cacat kita dapatkan dimana-mana. Mereka yang penyakitan, miskin, menderita oleh sebab musibah kehidupan makin bertambah. Kebanjiran, kebakaran, gunung meletus, gempa bumi, tsunami, telah menambah penderitaan manusia. Apakah rencana Tuhan bagi bagi kita? Ayat inti kita mengajak kita untuk lebih peduli kepada mereka yang “paling hina,” ini sebab apa yang kita buat untuk mereka, sama seperti yang kita buat untuk Yesus. Kalau begitu, mala petaka atau penderitaan manusia adalah kesampatan bagi manusia untuk pelayanan. Beberapa pandangan ini dapat direnungkan bersama: 1. Gereja Advent didirikan untuk pelayanan. Roh Nubuat menuliskan, “The Church is God’s appointed agency for the salvation of men. It was organized for service, and its mission is to carry the gospel to the world.” Acts of the Apostles, p. 9. Sementara gereja Advent mempunyai misi pengabaran Injil, “pelayanan,” merupakan satu dari tujuan gereja kita. Membaca Kisah 2 mengenai gereja mula-mula, kita diingatkan kepada 3 tujuan gereja: proclamation, fellowship dan service. Umum sekali kita mengabarkan Injil dengan segala macam cara. Persekutuan jemaat juga sangat jelas, tapi bagaimana dengan pelayanan masyarakat? Ya, kita melayani masyarakat dengan rumah sakit dan sekolah kita ataupun program ADRA, namun diperlukan pelayanan masyarakat oleh setiap anggota Advent. Kegiatan dari YAPI yang telah mendirikan 7 panti asuhan, kemudian senantiasa siap memberikan pelayanan pada saat ada malapetaka, mengkoordinasi berbagai relawan dalam kegiatan Advent Peduli, harus diikuti oleh sebanyak mungkin anggota, sebab pelayanan adalah tujuan dari gereja kita. 2. Pelayanan Masyarakat adalah teladan Yesus. Matius 4:23 menyebutkan, “Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.” Kita melihat 4 perkara yang Yesus buat, sering kita sebut preaching, teaching and healing…berkhotbah, mengajar, menyembuhkan… tetapi dia juga, melenyapkan kelemahan diantara bangsa itu… Apakah maksudnya melenyapkan kelemahan? Boleh termasuk melenyapkan kelemahan ekonomi dengan memberi makanan bagi yang lapar, pakaian bagi yang bertelanjang? Itulah yang Yesus buat. Nabi Yesaya yang telah mengnubuatkan pekerjaan Yesus, telah menulis dalam pasal 61:1 “Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orangorang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara.” Inilah pekerjaan Yesus yang kita harus kita teruskan, Page 4 Edisi 276 – 07 Februari 2014 termasuk membebaskan orang dari penjara kemiskinan. Pembagian makanan bagi yang lapar, merupakan kegiatan yang kita harus lakukan. Namun kitapun harus menghindarkan ketergantingan orang kepada kita. Perlu untuk memberikan kail untuk memancing ikan daripada hanya memberikan ikan. Kegiatan memberikan mikrokredit, pelatihan orang-orang agar bisa mandiri harus menjadi kegiatan kita. 2. GEREJA KITA HARUS DIKENAL SEBAGAI SATU GEREJA YANG MELAYANI MASYARAKAT. Bila gereja kita selalu melayani masyarakat sekitar, saat masa aniaya sekalipun, masyarakat sekitar akan menolong kita. Ini sudah terjadi di banyak tempat. Sementara banyak gereja yang dihancurkan atau dibakar, bila gereja kita dicintai oleh masyarakat sekitarnya, bersahabat dengan penduduk sekelilingnya, mereka akan menjadi pembela kita. 3. KITA PATUT MENGURANGI PENDERITAAN MANUSIA. Setiap ada penderitaan, itu adalah kesempatan untuk pelayanan. Setiap ada yang sengsara, itu adalah ujian untuk kita, “apakah yang kita buat?” Roh Nubuat mengatakan, “Any human being who needs our sympathy and our kind offers is our neighbor. The suffering and destitute of all classes are our neighbors; and when their wants are brought to our knowledge, it is our duty to relieve them as far as possible” (Testimonies, Vol. 4, p. 266). Jelas setiap yang membutuhkan pertolongan kita adalah, “sesama manusia,” atau tetangga kita. Kita harus meringankan beban mereka. 4. MENOLONG ORANG LAIN ADALAH SAMA DENGAN MENOLONG DIRI KITA SENDIRI. “ Berulang-ulang Roh Nubuat menyebutkan, “Doing good benefits the giver as well as receiver.” Berbuat baik itu menguntungkan pemberi dan penerima. Apa untungnya? Ya, kita ingat, “terlebih berkat memberI daripada menerima, bukan?” Salah satu berkat ialah sebab kita sendiri lebih sehat dan umur lebih panjang. Berbagai penelitian menunjukkan mereka yang berbuat baik, mendukung orang lain, lebih mempunyai daya tahan tubuh yang lebih kuat, lebih sehat, dan ini berarti umur yang lebih panjang. Salah satu sebab, “lebih banyak doa yang dilayangkan untuk pemberi.” Ya, kita percaya kepada kuasa doa, bukan? 5. PELAYANAN MASYARAKAT ADALAH PEMBUKA JALAN KEPADA INJIL. Ny. White lama telah mengatakan, “ Adventists’ work is to “first meet the temporal needs,” and “then find an open avenue to the heart” where they can “plant good seeds of virtue and religion” (Testimonies for the Church, Vol. 4, p. 227). Setiap tindakan baik kepada orang lain, merupakan pembuka jalan kepada Injil. Sebab itu, perlunya tindakan “belas kasihan,” yang harus kita berikan kepada lebih banyak orang, akan mereka dapat lebih peka kepada pekabaran Injil. Kisah dari Pdt. Jose Rojas, yang semula adalah anak dari pemabuk, yang sukar makan dan minum, namun dengan kunjung anggota Dorkas Advent yang selalu melawat, memberikan makanan pada saat ia lapar, akhirnya mengikuti Kelas Alkitab Liburan gereja Advent, dan sekolah di sekolah Bejana Advent Indonesia Timur Advent, akhirnya menjadi Pendeta Advent, bahkan pernah menjadi direktur Pemuda Advent seluruh Divisi Amerika Utara, menunjukkan bahwa pelayanan masyarakata boleh menjadi pembuka jalan kepada pekabaran Injil. 6. BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MASA PEHUKUMAN AKHIR. Apakah pertanyaan yang akan ditanyakan kita waktu Yesus datang ke dua kali? Bukannya, berapa harta yang kau miliki, atau berapa diploma yang telah kau capai, tetapi, dalam Matius 25:35, 36, “Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.” Pada saat kita bertanya, kapan kita melakukan semua itu, maka Tuhan akan menjawab, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” Matius 25:40. Jelas, pelayanan masyarakat bukanlah satu opsi atau pilihan. Pelayanan masyarakat patut kita jadikan pola hidup kita. Umat Tuhan harus dikenal sebagai orang yang peduli kepada orang lain yang berkekurangan. Sebab itu, “Advent Peduli,” harus dikumandangkan dan dihidupkan. Umat Tuhan harus memupuk jiwa yang suka melayani sesama, sebab dia adalah pengikut Yesus, dia sedang membentuk tabiat Yesus, yang akan dibentuk dengan adanya jiwa pelayanan. Sementara penderita manusia datang silih berganti, sementara banyak yang korban banjir, gunung meletus atau gempa bumi akan selalu ada, Kiranya anggota Jemaat Advent sedunia akan melihat bahwa ini adalah kesempatan pelayanan. Kiranya kita semua akan terlibat langsung dalam pelayanan bagi mereka yang kurang beruntung dari kita; dan tindakan itu dapat dibuat tanpa pamrih, dan penuh dengan suka cita. “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga,” (Matius 5:16). Selamat SABAT Page 5 Edisi 276 – 07 Februari 2014 Kentang dan Telur, Pilih Mana ? Oleh: Pdt. Dr. Moldy R Mambu Indonesia yang bagai Zamrud di katulistiwa sekarang berada dalam cobaan. Sementara Negara berupaya untuk menaikan kemampuan dan taraf hidup masyarakat di berbagai sektor, di luar dugaan datang bencana. Pada banyak tempat di wilayah Jawa dan kota Manado, banjir bandang datang memporak porandakan pemukiman. Air yang biasanya naik hanya sebatas lutut kini meningkat ke plafon rumah. Korban harta tidak terbilang jumlahnya apalagi terdapat korban manusia. Berada di halaman rumah berlumpur yang telah kosong karena bangunan terbawa banjir tidak ada yang tersisa, sangatlah menggiriskan. Tidak mudah menghadapi kenyataan ini apalagi beberapa keluarga yang kehilangan anggota keluarga. Melihat ketinggian air di antara 3 – 5 meter yang terjadi di setengah kota Manado dapatdibayangkan tingkat kesulitan serta tegang nya pada saat-saat evakuasi. Dari tahun ketahun bencana bukan berkurang tapi malahan bertambah menjadi massif bahkan dengan munculnya bencana baru, gunung meletus padahal dulu gunung itu tidur dan pasif. Negeri siaga bencana perlu diketahui oleh setiap masyarakat. Antisipasi musibah yang dapat saja terjadi kapan saja dan di mana saja di semua kawasan perlu dibiasakan. Musibah itu termasuk yang terjadi pada pribadi seseorang. Siapkah kita? Rasul Paulus menulis “Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan” (Roma 5:3). Pernakah mengamati bila sebuah kentang dan sebutir telur dimasukkan ke dalam panic dengan air mendidih? Air mendidih akan mengubah kentang dan telur itu. Tetapi perubahan yang terjadi kepada dua benda itu sangat bertolak belakang. Telur akan muncul dalam keadaan keras, sedangkan kentang akan berubah menjadi lembut. Dalam situasi yang paling berat di kehidupan ini, mungkinkah kita berada dalam panic penderitaan, kesulitan, bencana dan musibah yang datang kadang beruntun. Apakah hasil akhir yang akan keluar. Lembutkah, keraskah?. Ada penderitaan yang diakibatkan ulah kita manusia. Pola hidup yang longgar cenderung boros sudah pasti berujung pada Bejana Advent Indonesia Timur masalah kesehatan maupun kesulitan finansial. Ada penderitaan yang sulit diperkirakan serta berada di luar kemampuan manusia yang dikategorikan bencana. Air yang dalam jumlah kecil menjadi berkat namun bila dalam jumlah banyak dan berada bukan padatempatnya maka itulah bencana. Sikap menghadapi suatu bencana sangat menentukan untuk membangun kembali semangat dan asa manusia. Merasa terpuruk serta meratap berkepanjangan bukan suatu solusi. Ungkapan bahwa ketika sebuah pintu dalam kehidupan tertutup pasti ada jendela kesempatan lain yang terbuka banyak benarnya karena sudah pasti setiap kejadian yang terjadi akan dikembari dengan hikmah. Dalam keadaan seperti ini, yang utama, bukan bertanya kenapa musibah ini terjadi tetapi bagaimana sikap kita menghadapi cobaan atau ujian ini. Karena pesoalannya adalah bagaimana kita bisa keluar dan dalam keadaan bagaimana kita keluar dari panic itu. Paulus memberi pencerahan bahwa menjadi orang Kristen bukan berarti bebas dari penderitaan. Hidup dengan Yesus akan menghadapi kesukaan dan sengsara. Kita menderita sengsara karena kita hidup dalam persekutuan dengan Kristus (Kol. 1: 24; Flp. 3: 10).Juga sebagaimana Kristus harus menderita sengsara, begitu pula orang Kristen harus mengalami banyak sengsara (Kis. 14: 22).Sebab kesengsaraan itu justru turut menandai persekutuan dengan Kristus, dan persekutuan itulah yang menjadi alasan kita bermegah. Kesengsaraan menimbulkan ketekunan dalam terang Kristus yang dihadapi dengan ketabahan. Sikap menghadapi kesukaran dan bencana itulah yang menentukan untuk bangkit kembali. Memang secara manusia kerugian ekonomi, sakit penyakit, kemiskinan, penderitaan dan kematian sangat memukul kehidupan seseorang sehingga ada orang yang menjadi pahit, getir dan keras seperti telur.Tapi ada juga orang yang keluar dari kemelut ini justru menjadi bijak dan matang. Ia merasa damai dengan dirinya. Sikapnya hangat dan ramah, mudah tersenyum dan menyapa. Ibarat kentang dia menjadi lembut karena dalamYesus ada sukacita. (Roma 8:3739). *** Page 6 Edisi 276 – 07 Februari 2014 imam-imam dan katib-katib benar, Saulus menjadi sengit dalam pertentangannya terhadap doktrin yang diajarkan oleh murid-murid Yesus. Kegiatannya dalam menyebabkan pria dan wanita yang suci ditarik di hadapan pengadilan, di mana beberapa orang dipersalahkan untuk dimasukkan ke dalam penjara dan beberapa orang sampai kepada kematian, hanya karena iman mereka kepada Yesus, membawa kesedihan dan kemurungan kepada sidang yang baru diorganisasi dan menyebabkan banyak orang mencari keselamatan dalam pelarian. Dari Penganiaya Menjadi Murid Kisah Para Rasul - Ellen G. White Y ang terkemuka di antara para pemimpin Yahudi yang menjadi sangat tenar oleh kemajuan yang menyertai pekabaran Injil adalah Saulus dari Tarsus. Seorang warganegara Roma oleh kelahiran, meskipun demikian Saulus adalah seorang Yahudi oleh keturunan dan telah dididik di Yerusalem oleh yang paling terkenal dari rabi-rabi. "Disunat pada hari ke delapan, dari bangsa. Israel, dari suku Benyamin," Saulus adalah "orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat." Filipi 3:5, 6. Ia dianggap oleh rabi-rabi sebagai seorang muda yang memiliki harapan baik, dan pengharapan yang tinggi yang dihargai tentang dia sebagai seorang pembela yang sanggup dan bersemangat dari iman yang terdahulu. Pengangkatannya kepada keanggotaan dalam rapat Sanhedrin menempatkan dia dalam kedudukan penguasa. Saulus telah mengambil bagian yang mencolok dalam ujian dan keyakinan Stefanus, dan bukti yang nyata dari kehadiran Allah dengan orang yang mati syahid itu telah memimpin Saulus untuk meragukan kebenaran pekerjaannya melawan pengikut-pengikut Yesus. Pikirannya sangat kacau. Dalam kebimbangannya ia memohon kepada mereka dalam hikmat dan pertimbangan siapa ia telah meyakini sepenuhnya. Bantahan rabi-rabi dan penghulu-penghulu akhirnya meyakinkan kepadanya bahwa Stefanus adalah seorang pengkhianat, bahwa Kristus yang dikhotbahkan oleh murid-murid yang mati syahid adalah seorang penipu, dan bahwa mereka yang melayani di tempat yang suci harus benar. Bukannya tanpa ujian yang keras Saulus tiba pada kesimpulan ini. Tetapi pada akhirnya pendidikan dan prasangkanya, kehormatannya untuk guru-gurunya yang dulu, dan kesombongannya akan kepopuleran menguatkan dia untuk memberontak terhadap suara angan-angan hati dan anugerah Allah. Dan setelah memutuskan dengan sepenuhnya bahwa Bejana Advent Indonesia Timur Mereka yang diusir dari Yerusalem oleh penganiayaan ini "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil." Kisah 8:4. Dan di antara kota-kota ke mana mereka pergi termasuk Damsyik, di mana iman yang baru itu memperoleh banyak orang bertobat. Imam-imam dan penguasa-penguasa telah mengharapkan bahwa oleh usaha yang sungguh-sungguh dan penganiayaan yang keras kemurtadan itu harus ditekan. Sekarang mereka merasa bahwa mereka harus melaksanakan di tempat lain pertimbangan yang telah diambil di Yerusalem terhadap ajaran yang baru. Untuk pekerjaan yang istimewa yang mereka inginkan untuk diperbuat di Damsyik, Saulus menawarkan pelayanannya. "Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem." Ini dilakukannya "dengan kuasa penuh dan tugas dari imam-imam kepala" (Kisah 26:12), Saulus dari Tarsus, dalam kekuatan dan kesigapan seorang pria, dan didorong oleh semangat yang salah, memulai perjalanan yang mengesankan, kejadian yang aneh yang harus mengubahkan seluruh arus kehidupannya. Pada hari yang terakhir dari perjalanan, "pada tengah hari bolong" sebagai pengelana-pengelana yang lelah mendekati Damsyik, mereka datang dalam pandangan penuh ke seberang tanah-tanah yang subur, kebun-kebun yang indah, dan kebun buah-buahan yang subur, diairi dengan aliran yang sejuk dari gunung-gunung sekelilingnya. Sesudah perjalanan yang panjang pada tanah tandus yang sunyi, pemandangan seperti itu sungguh menyegarkan. Sementara Saulus, dengan teman-temannya, memandang dengan kekaguman akan tanah datar yang subur dan kota yang indah di bawah, "tiba-tiba" sebagaimana ia menyatakan sesudah itu, bercahaya "turun dari langit meliputi aku dan teman-teman seperjalananku" "pada tengah hari bolong aku melihat di tengah jalan itu cahaya yang lebih terang dari pada cahaya matahari" (Kisah 26:13), terlalu mulia untuk mata yang fana menahannya. Dibutakan dan bingung, Saulus jatuh tersungkur ke tanah. Sementara terang terus bersinar sekeliling mereka, Saulus "mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam Page 7 Edisi 276 – 07 Februari 2014 bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang." Kisah 26:14. Dipenuhi dengan ketakutan, dan hampir dibutakan oleh hebatnya terang itu, teman-teman Saulus mendengar suatu suara, tetapi tidak melihat seorang jua pun. Tetapi Saulus mengerti kata-kata yang dikatakan, dan kepadanya dinyatakan dengan jelas Seorang yang berbicara Bahkan Anak Allah itu Dalam rupa yang mulia berdiri di hadapannya ia melihat yang Tersalib itu. Ke atas jiwa orang Yahudi yang terpukul itu gambaran wajah Juruselamat ditanamkan selama-lamanya. Perkataan yang diucapkan menusuk lubuk hatinya dengan tenaga yang dahsyat. Ke dalam ruang pikirannya yang gelap di sanalah tercurah suatu banjir terang, menyatakan sifat tidak tahu dan kesalahan kehidupannya yang dulu dan keperluannya yang sekarang tentang terang Roh Kudus. Saulus sekarang melihat bahwa dalam menganiaya pengikut-pengikut Yesus ia sebenarnya telah berbuat pekerjaan Setan. Ia melihat bahwa keyakinannya akan kebenaran dan akan kewajibannya sendiri telah didasarkan sebagian besar atas kepercayaannya yang penuh pada imam-imam dan penguasa-penguasa. Ia telah mempercayai mereka bila mereka menceritakan kepadanya bahwa cerita kebangkitan adalah karangan yang dibuat-buat dari murid-murid. Sekarang ternyata Yesus Sendiri yang berdiri, Saulus yakin akan kebenaran tuntutan yang diadakan oleh murid-murid itu. Pada saat terang surga itu, pikiran Saulus bertindak dengan cepat sekali. Catatan nubuatan tentang Kitab Suci terbuka dalam pengertiannya. Ia melihat bahwa penolakan akan Tuhan Yesus oleh orang-orang Yahudi, penyaliban-Nya, kebangkitan dan kenaikan-Nya, telah dinubuatkan oleh nabi-nabi dan membuktikan Dia sebagai Mesias yang dijanjikan. Khotbah Stefanus pada waktu ia mati syahid dibawa dengan kuasa kepada pikiran Saulus dan ia menyadari bahwa mati syahid telah dengan sungguh-sungguh memandang "Kemuliaan Allah" waktu ia mengatakan, "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah." Kisah 7:55, 56. Imam-imam telah mengumumkan perkataan ini sebagai hujat, tetapi Saulus sekarang mengetahui kata-kata itu menjadi kebenaran. dengan penganiayaan yang bengis. Juruselamat telah berbicara kepada Saulus melalui Stefanus, yang pertimbangannya jelas tidak dapat dibantah. Orang Yahudi yang terdidik itu telah melihat wajah orang yang mati syahid itu membiaskan terang kemuliaan Kristus yang kelihatan seakan "sama seperti muka seorang malaikat." Kisah 6:15. Ia telah menyaksikan kesabaran Stefanus terhadap musuhnya dan keampunannya untuk mereka. Ia telah menyaksikan juga ketabahan dan kesabaran karena orang banyak yang olehnya ia disiksa dan menderita. Ia telah melihat beberapa orang yang menyerahkan hidup mereka dengan kesukaan demi kepentingan iman mereka. Semua perkara ini mengiang jelas kepada Saulus dan kadang-kadang mendorong pikirannya dalam keyakinan yang sangat besar bahwa Yesus adalah Mesias yang telah dijanjikan itu. Pada waktu seperti itu ia telah bergumul sepanjang malam terhadap keyakinan ini dan selalu mengakhiri persoalan itu dengan mengakui kepercayaannya bahwa Yesus bukanlah Mesias dan bahwa pengikut-pengikut-Nya adalah orang fanatik yang tersesat. Sekarang Kristus telah berbicara kepada Saulus dengan suara-Nya sendiri, mengatakan, "Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku." Dan pertanyaan, "Siapakah Engkau, Tuhan?" telah dijawab dengan suara yang sama, "Akulah Yesus yang kau aniaya itu." Kristus telah memperkenalkan diri-Nya sendiri kepada umat-Nya. Dalam menganiaya pengikut Yesus, Saulus secara langsung telah melanggar terhadap Tuhan di surga. Dengan menuduh bersalah dan memberi kesaksian yang memberatkan terhadap mereka, ia juga telah menuduh bersalah dan memberikan kesaksian yang memberatkan terhadap Juruselamat dunia. bersambung….. Alangkah besarnya kenyataan segala perkara ini kepada penganiaya itu. Sekarang Saulus mengetahui dengan pasti bahwa Mesias yang dinubuatkan telah datang ke atas dunia ini sebagai Yesus dari Nazaret dan bahwa Ia yang telah ditolak dan disalibkan oleh mereka untuk siapa Ia datang untuk menyelamatkan. Ia mengetahui bahwa Juruselamat telah bangkit dalam kemenangan dari kubur dan telah naik ke surga. Pada saat terbuka rahasia Ilahi Saulus teringat dengan ketakutan tentang Stefanus, yang telah menyaksikan Juruselamat yang sudah tersalib dan bangkit itu, telah dikorbankan oleh persetujuannya, dan dengan perantaraannya, banyak pengikut Yesus yang lain telah menemui kematian Bejana Advent Indonesia Timur Page 8 Edisi 276 – 07 Februari 2014 satu kebangunan dan reformasi di dalam konteks memuliakan Allah (Wahyu 14:7) secara individu di dalam tabiat dan itu harus melanda seluruh anggotanya secara universal, barulah Roh Kudus dicurahkan secara global. Pekerjaan reformasi dan kebangunan umat-umat Tuhan di dalam tabiat adalah satu hal yang mendesak saat ini. Artikel Rohani Oleh : Pdt. Kalvein Mongkau Masa Kesukaran di Akhir Zaman lanjutan ….. 1. Roh Kudus Tercurah Di Akhir Zaman Secara Tak Terbatas Setelah Yesus Dipermuliakan ”Janji besar pencurahan Roh Kudus ini nanti digenapi untuk pertama kalinya secara primer di hari Pentakosta lalu terus berlanjut sepanjang pada zaman gereja para rasul tetapi itu akan menunggu kegenapannya yang lengkap di akhir zaman menjelang kedatangan Kristus kedua kali.1Ini juga mengindikasikan bahwa pencurahan Roh Kudus di akhir zaman dalam skala lebih besar belum akan terjadi kalau Yesus belum dimuliakan di antara mereka yang mengaku para pengikut Kristus di dalam lingkup para pemelihara hukum-Nya termasuk hukum Sabat dan mengemban kesaksian-Nya yakni roh nubuat (Wahyu 19:10). Dan lebih dari 500 aliran pemelihara Sabat2 patut diakui bahwa MAHK adalah satu-satunya denominasi Kristen pemelihara Sabat di dunia ini yang menyerukan pekabaran tiga malaikat, tetapi para penganutnya memerlukan 1 Kaum Dispenasionalis mempercayai bahwa janji pencurahan Roh Kudus ini akan terjadi di masa Tribulasi (masa kesukaran besar) karena mereka menafsirkan pemulihan Israel secara nasional yang akan terjadi pada masa kesukaran kedua sesudah masa Antikris di pertengahan 1 x 7 masa sambil mengutip Daniel 9:24-27. Sebagai salah satu penganut Futuris-Dispensasionalis, Constable mencatat, “pandangan lain, kurang berterima dari sudut pandangku, yaitu bahwa janji ini tak bersyarat dan merujuk kepada masa depan Israel secara ekskatologis. Masalah dengan pandangan ini adalah bahwa orang-orang Yahudi akan mengalami beberapa antagonisme pada masa paling akhir dari Millenium (Wahyu 20:7-10)… Adalah menarik bahwa orang-orang Yahudi akan berkumpul di Tanah Perjanjian, menerima dorongan dari Antikris, selama parohan pertama masa Tribulasi. Kemudian penyerang akan turun ke atas negeri mereka dan prospek yang mengerikan yang dinubuatkan di ayat-ayat 1-11 dari Yoel pasal 2 akan terjadi pada parohan kedua dari masa Tribulasi. Antikris akan menganiaya mereka. Betapapun, mereka tidak akan berkumpul kemudian di dalam pertobatan. Lihat ulasan dari Thomas L. Constable, menurut eksposisinya atas pasal 2:19 dan 2: 15-16,” Notes on Joel, Edisi 2013, hlm. 17, 16, diakses pada tanggal dalam 11 Februari 2013 dalam situs www.soniclight.com/constable/notes/pdf/joel.pdf 2 Lihat ulasan berjudul “Sabbath Observing Denominations — Sabbath Churches, ”Copyright 2007 - http://www.The-TenCommandments.org diakses kembali pada tanggal 14 April 2013. Bejana Advent Indonesia Timur Mengapa Yesus belum dimuliakan di tengah-tengah bangsa Israel pada saat Dia sudah mengadakan mujizat-mujizat di dalam pelayanan-Nya itu?Yesus belum dimuliakan oleh bangsa Yahudi sebab mereka hanya memuliakan Yesus sebagai Mesias hanya di bibir. Sambil mengutip nubuatan nabi Yesaya, Yesus berkata terang-terangan kepada mereka: “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku” (Yesaya 29:13; Matius 15:8; Markus 7:6). Tetapi mereka harus diberikan bukti-bukti cukup sehingga saat penolakan mereka lengkap maka alat bukti penghakiman Allah akan sempurna dan berlaku bagi mereka secara sempurna pula sehingga mereka tidak dapat berdalih. Bukti-bukti cukup itu datang dari pengajaran-pengajaran, mujizat-mujizat yang menyertai pengajaran-pengajaran, teladan dan tabiat Kristus. Pada saat bukti-bukti ini dilawan dan ditolak secara sadar oleh orang-orang Yahudi melalui perkataan-perkataan debat mereka maka mereka akan dihakimi oleh perkataan-perkataan mereka yang sia-sia kepada Yesus (Matius 12:36-41) yang terus saja membantah setiap perkataan Kristus. Sehingga tanda mujizatNya tidak cukup kuat untuk memenangkan keyakinan mereka kepada-Nya. Kalau begitu siapa yang mestinya memuliakan Dia? Bukankah seharusnya ada pihak yang akan memuliakan Yesus yakni pihak bangsa Israel dan pihak Allah Bapa di sorga.Lalu di dalam konteks diri-Nya akan dipermuliakan, terlebih dahulu Yesus harus memuliakan Bapa-Nya di atas bumi agar supaya Dia Sendiri akan dipermuliakan oleh Bapa-Nya. Itulah permohonan-permohonan doa-Nya kepada Bapa-Nya dengan sungguh-sungguh dalam Yohanes 17:1, 4, 5, 9, 10, 11, 22: “Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: ‘Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau” (ayat 1). “Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya” (ayat 4). “Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Musebelum dunia ada (ayat 5). “Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mudan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telahdipermuliakan di dalam mereka (ayat 9-10). “Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu.” (ayat 22). Di sini terlihat bahwa pemuliaan Yesus di bumi oleh Allah Bapa adalah bertujuan untuk menunjukkan kepada dunia Page 9 Edisi 276 – 07 Februari 2014 tentangkemuliaan terkait eksistensi Ke-Allahan yang Dia miliki sebelum dunia diciptakan.3 Pemuliaan terhadap diri Yesus Kristus ini dapat terjadi karena Dia sudah menjalankan dan menyelesaikan pekerjaan yangBapa-Nya sudah tugaskan kepada-Nya di atas bumi ini selama penjelmaan-Nya menjadi manusia. Walaupun bangsa Yahudi tidak memuliakan Kristus dengan hati mereka karena penolakan mereka akan eksistensi ke-Allahan-Nya, tetapi di dalam doa-Nya, Yesus mengaku bahwa Diri-Nya“sudah dipermuliakan di dalam mereka” (ayat 10) bahkan kemuliaan yang Allah Bapa sudah berikan kepada Yesus itu,sudah diberikan-Nya kepada mereka (ayat 22).Dalam ayat 34 dan 35 dari Yohanes pasal 3telah disebutkan, “Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas.Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya.”Ini jelas merujuk kepada pemberian kuasa yang tak terbatas diberikan kepada-Nya baik di bumi maupun di sorga (Matius 28:18), baik pada saat Ia dibaptiskan di sungai Yordan(Matius 3:17), lalu pada saat Ia dipermuliakan di atas gunung (Matius 17:5) dimana disebutkan, “tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: ‘Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia’” maupun pada saat Ia mengadakan perintah kepada muridmurid-Nya untuk menjadikan segala bangsa murid-Nya dan membaptiskan mereka (segala bangsa) di dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Suara itu kedengarannya mengukuhkan pemuliaan Yesus oleh Bapa-Nya saat Roh Kudus turun ke atasNya. Jadi pemuliaan terhadap Yesus hanya dapat dilakukan oleh manifestasi dari Oknum Pribadi ketiga dari Ke-Allahan yakni Roh Kudus di dalam kuasa yang tidak terbatas. Sejauh ini jelas bahwa Yesus dipermuliakan di antara orang-orang Yahudi melalui kuasa Roh Kudus yang Allah sudah berikan saat Iasebagai Mesias diurapi melalui acara baptisan kudus di sungai Yordan dan sejak itu Ia “menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya yang tidak terbatas kepada-Nya” (Yohanes 3:34). Setelah Yesus dipermuliakan melalui pencurahan kuasa Roh Kudus ke dalam diri-Nya pada peristiwa baptisan itu maka adalah kerinduan Allah Bapa untuk mencurahkan Roh-Nya secara tidak terbatas kepada setiap individu dari bangsa Yahudi sebab keselamatan itu datang dari antara mereka (Yohanes 4:22). Namun janji Tuhan untuk mencurahkan Roh-Nya secara tidak terbatas ke atas semua manusia (Yoel 2:28) di Israel secara nasional nampaknya tidak akan terjadi, sekalipun secara individu ada beberapa di antara mereka mengalaminya termasuk Simeon yang sudah tua (Lukas 2:25-27). Di dalam ayat-ayat itu disebutkan: “Adalah di Yerusalem seorang 3 Sebagai mantan anggota Sanhedrin, dari mashab Farisi yang fanatik dalam keyahudiannya, rasul Paulus yang telah bertobat, telah memuliakan Yesus Kristus oleh pengakuannya terhadap eksistensi KeAllahn-Nya, dimana dia dan orang-orang Kristen di Kolose dapat “dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nyauntuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar... Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia” (Kolose 1:11, 19. Bejana Advent Indonesia Timur bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat,..” Penerimaan Simeon akan Roh Kudus terjadi disaat ia mengakui Yesus sebagai Mesias yang berarti “yang diurapi Tuhan.” Namun persoalan yang mendasarialah bahwa adalah terlalu sia-sia dan membuang-buang energi bagi Tuhan untuk mencurahkan Roh-Nya kepada Israel sebagai satu bangsa di periode mesianik ini (selama 3 ½ tahun)sementara di antara mereka sedang terjadi penolakan secara nasional terhadap Yesus Kristus sebagai Mesias (yang diurapi Tuhan) hanya karena Ia dikleim sebagai Anak Allah yang hidup (Matius 16:16, 17; 26:63). Penolakan mereka menjadi lengkap saat mereka menyalibkan-Nya sebagai Mesias sebagaimana yang dicatat dalam Lukas 24:26 yang disebutkan, “Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?”Ungkapan kata“Kemuliaan-Nya”di sini adalah kemuliaan sesudah kebangkitan-Nya di mana Dia akan dipemuliakan di antara orang banyak sesudah Ia terangkat ke sorga yakni saat pencurahan Roh Kudus terjadi di antara manusia pada hari Pentakosta dalam kapasitas yang besar. Yesus dimuliakan Allah Bapa dalam hal tabiat, oleh karena “dalam keadaan sebagai manusia Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebab-Nya. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,dan segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Filipi 2:8-11). Pencurahan Roh Kudus sejak hari Pentakostaitu dimaksudkan untuk memperlengkapi murid-murid Yesus dan jemaat mula-mula dengan kuasa lebih limpah untuk memberitakan Injil bahwa Kristus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup yang mana pernah mati dan telah bangkit dari antara orang mati. Kuasa Roh Kudus ini pun tercurah ke atas seorang Farisi, calon Imam Besar, sang penentang Yesus Kristus selaku Mesias namun yang telah bertobat oleh kuasa Roh itu yakni rasul Paulus. Dalam Kisah Para Rasul 17:3, Paulus memberitakan Injil yang menerangkan dan menunjukkan bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, di dalam tema pembicaraan: ‘Inilah Mesias, yaitu Yesus, yang kuberitakan kepadamu.’”Ini menunjukkan dengan tegas bahwa Allah tidak mengabaikan iman dan penerimaan beberapa orang di antara bangsa Yahudi oleh menerima kehadiran Kristus di tengah-tengah mereka, yakni mereka yang percaya kepada setiap pengajaran-Nya termasuk percaya kepada janji kedatangan kuasa Roh Kudus (Kisah 1:8).Terbukti ada sejumlah besar imam menjadi percaya (Kisah Page 10 Edisi 276 – 07 Februari 2014 6:7) karena pencurahan Roh Kudus yang melimpah ini. Injil Yohanes pun pada akhirnya dituliskan bebepa dekade kemudian pada saat setelah pencurahan Roh Kudus terus terjadi di jaman para rasul untuk memberikan kesaksian secara tertulis tentang Mesias, Anak Allah yang dipermuliakan oleh Roh Tuhan,yang mengurapi-Nya di dalam kuasa yang tak terbatas selama pelayanan-Nya di dalam kemanusiaan (lihat Yohanes 3:34). Sekalipun demikian, tanda-tanda mujizat Tuhan Yesus yang juga menyertai para rasul dalam pemberitaan Injil sesudah kenaikan-Nya ke sorga tidak cukup meyakinkan orang-orang Yahudi secara nasional bahwa Yesus adalah Mesias (yang Diurapi) dan Anak Allah yang memungkinkan mereka menerima pencurahan Roh Kudus. Sebab hati mereka sudah dikeraskan oleh kedegilan hati mereka(Markus 3:5; 16:14; Kisah 3:6-9; 4:1-3). Buktinya, walaupun Injil Yohanes sudah menyaksikan bahwa masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nyayang tidak tercatat dalam kitab ini (Yohanes 20:30),tetapi terbukti kebanyakan orang Yahudi tidak merasa diyakinkan dibangkitkan imannya walaupun bukti-bukti kuat melalui mujizat-mujizat yang Ia buat sudah cukup bagi mereka.Kerinduan Yesus kepada muridmurid-Nya agar mereka percaya kepada-Nya yang memiliki hubungan dengan Allah Bapa di dalam konteks Ke-Allahan adalah kerinduan yang dia miliki untuk dipahami dan dipercayai oleh orang-orang Yahudi, sebagai berikut: “‘Aku dan Bapa adalah satu.’.....Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaanpekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaanpekerjaan yang lebih besar dari pada itu.” (Yohanes 10:30; 14:10-12). bersambung….. Inpirational Story Satu Jam Gaji Oleh : Bredly Sampouw Adi, seorang pimpinan sebuah perusahaan di Jakarta tiba di rumahnya pukul 9 malam seperti biasanya. Tidak seperti biasanya anaknya, Ana yang berusia 9 tahun membukakan pintu untuknya. Tampaknya ia sudah menunggu cukup lama. “Kok, belum tidur?” sapa Adi sambil menciumnya. Biasanya Ana sudah lelap saat ia pulang dan baru bangun ketika ia akan berangkat ke kantor. “Aku nunggu Papa pulang sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa?” “Ok. Kamu hitung sendiri yah. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar 400 ribu, tiap bulan rata-rata 22 hari kerja, kadang Sabtu masih lembur. Berapa gaji papa hayo?” “Kalau 1 hari Papa di bayar 400 ribu untuk 10 jam, beraerti 1 jam Papa digaji 40 ribu dong,” kata Ana. “Wah, pintar kamu. Sekarang cuci kaki, lalau tidur,” perintah Adi. Ana kembali bertanya, “Papa, aku boleh pinjam lima ribu?” “Sudah, tidak usah macam-macam. Buat apa minta uang malam-malam begini? Tidurlah.” “Tapi, Papa,” Kesabaran Adi pun habis, “Papa bilang tidur!” hardiknya. Ana pun lari menuju ke kamarnya dengan sedih. Usai mandi, Adi menyesali hardikannya. Ia menengok Ana di kamar tidurnya dan mendapati ia sedang terisak sambil memegang uang 15 ribu. Sambil mengelus kepala Ana, Adi berkata, “Maaf Papa ya. Papa sayang sama Ana. Kamu minta uang malam-malam begini untuk apa?” “papa, aku tidak minta uang. Aku hanya pinjam. Aku akan kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan seminggu ini.” “Iya, iya, tapi buat apa?” tanya Adi lebut. “Aku nunggu Papa dari jam 8 mau ajak Papa main ular tangga, 30 menit saja. Mama sering bilang waktu Papa itu amat berharga. Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp 15 ribu. Karena Papa 1 jam dibayar 40 ribu, berarti aku harus membayar Rp 20 ribu untuk waktu Papa. Tabunganku hanya Rp 15 ribu, kurang Rp 5 ribu, makanya aku mau pinjam dari Papa,” kata Ana dengan polos Adi pun terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah Bejana Advent Indonesia Timur Page 11 Edisi 276 – 07 Februari 2014 kecil itu erat-erat dengan haru. Ia baru menyadari bahwa limpahan harta yang ia berikan selama ini ternyata tidak cukup untuk “membeli” kebahagiaan anaknya. Pathfinder Inspirasi Untuk Direnungkan : Dunia sering menilai waktu dengan uang sehingga ungkapan “Time is Money” sudah dianggap kebenaran mutlak. Seberapa besar Anda meletakkan uang di atas segalanya? Adakah waktu yang tersisa untuk keluarga? Seberapa sering kita meninggalkan pasangan dan anak karena kita mengejar uang? Untuk Dilakukan : “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.” Markus 8 : 36 Saat semua sumber daya alam habis terkuras, kita baru sadar bahwa kita tidak bisa memakan uang kita. Harta yang termahal dan termulia diberikan Tuhan kepada manusia ialah anak. Sering orang tua tidak menyadari bahkan memikirkan hidu seorang anak sejak kecil hingga dewasa, akan apa yang mereka pikirkan tentang orang tua khususnya Papa atau Mama. Ketika kita sedang sibuk dalam berbisnis, bekerja, mencari nafka terkadang lupa peran dan tanggung jawab sebagai orang tua kepada anak sendiri. Uang memang penting untuk hidup tetapu jauh lebih penting adalah Anak. Karena itu hai orang tua nyatakan kasih sayang kepada anak selagi masih kecil niscaya kelak pada saat mereka dewasa maka rasa cinta mereka tetap ada didalam pikiran mereka. Banyak orang tua sekarang ini yang kecewa dengan perlakuan anak mereka setelah dewasa dan berpisah dengan mereka, bahkan ada anak yang karena marahnya tidak sayang lagi kepada orang tuanya sendiri. Cintailah anak melalui perbuatan kita sebagai orang tua, waktu sesaat lebih bernilai daripada uang sejuta dihadapan anak. “Love is Forever” UPACARA PENERIMAAN ANGGOTA KLUB Pembawa Acara sudah menempati posisi masing-masing Lilin-lilin perwakilan kelas sudah dipersiapkan. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Defile Bendera : Bendera Merah Putih, Bendera AY, Bendera Pathfinder dan Bendera Adventurer memasuki ruangan, semua hadirin berdiri.( Cara membawa Bendera Merah Putih : Posisi Tongkat Tegak Lurus, tangan kanan memegang bagian bawah tongkat, tangan kiri memegang tongkat tegak lurus di depan dada, sedangkan bendera Klub : Tongkat diletakkan di atas ikat pinggang bagian tengah dengan posisi tongkat 45 derajat. Defile peserta pelantikan memasuki ruangan dimulai klub Adventurer, Pathfinder dan CMG, Pembina-2 dan Para Master Guide. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya diikuti oleh seluruh Peserta dan Hadirin. Mars PA Pembacaan motto dan perjanjian PA Mars Adventurer Perjanjian & Peraturan Adventurer Mars Pathfinder Perjanjian dan Peraturan Pathfinder Doa Buka Amanat Serah Terima Direktur (apabila ada penggantian Direktur) Penyalaan Lilin Kelas dan memberikan semangat kepada Peserta. Doa Syafaat Lagu tutup Doa Tutup. Catatan : format acara dapat dirangkai sesuai dengan kreatifitas Klub, tanpa menghilangkan point-point tersebut di atas. Bejana Advent Indonesia Timur Page 12 Edisi 276 – 07 Februari 2014 para murid ada yang akan menghianatiNya. Dalam hati Yudas kaget dan takut. Murid-murid yang lain saling bertanya dalam hati mereka. Mereka bingung mendengar ucapan Yesus. Cerita Untuk Anak Dikirim oleh Max Kaway YESUS Melayani Banyak Orang (Cerita Perjanjian Baru) Yesus segera memotong-motong roti dan memberikan potongan pertama kepada Yudas. Lalu Yesus berkata, “Pergilah segera memenuhi janjimu” Yudas pun segera pergi kepada para imam. Yesus dan para murid telah selesai makan bersama. Mereka segera pergi ke taman Getsemani. Yesus meminta para murid untuk berjaga. Lalu, Yesus pergi ke tempat sepi untuk berdoa. Tetapi sayang, sesaat kemudian para murid telah tertidur. Tak lama kemudian datanglah serombongan orang, Mereka utusan Imam Agung Kayafas. Mereka datang untuk menangkap Yesus. Yudas ada di antara mereka dan akhirnya Yudas menjual Yesus dengan 30 keping uang perak. Maukah kalian menjadi sahabat Yesus? JIkalau kamu suka menolong orang lain dengan hal-hal baik, menceritakan tentang Yesus kepada teman kalian maka kalian sudah menjadi sahabat Yesus yang setia. Pada saat Yesus mulai bertumbuh menjadi besar, Yesus telah menolong banyak orang, Ia juga mengajar di rumah Ibadah. Oleh karena itu, banyak orang suka kepada Yesus. Sebaliknya, para imam tidak suka kepada Yesus. Begitu juga para ahli Kitab Taurat. Yesus sangat sibuk menolong banyak orang. Maka Yesus memilih dua belas orang untuk membantuNya. Dua belas orang itu menjadi murid Yesus. Yudas Iskariot yang telah menjual Yesus. Yesus berpura-pura tidak tahu apa yang telah di lakukan Yudas. Yesus ingin merayakan Paskah Yahudi di Yerusalem. Ia mengajak murid-muridNya berkumpul. Mereka merayakan paskah di rumah seorang yang kaya makanan dan minuman telah tersedia di tempat itu. Yeus mengambil sebuah baskom dan kain lap. Diisinya baskom itu dengan air lalu membasuh kaki para murid. Satu per satu kaki para murid dibasuh dan dilap. Tetapi, Petrus menolak kakinya dibasuh oleh Yesus. Petrus merasa tidak pantas karena Yesus adalah Tuhan dan gurunya. Ternyata Yesus ingin memberi contoh kepada para muridNya. Yesus adalah Tuhan dan guru, tetapi Yesus mau melayani sesamaNya. Selesal membasuh kaki, Yesus mengajak para muridNya untuk makan bersama. Mereka merayakan paskah Yahudi. Tetapi Yesus tampak tidak gembira. Yesus berkata kepada murid-muridNya., Diantara Bejana Advent Indonesia Timur Page 13 Edisi 276 – 07 Februari 2014 Ketika Allah Terasa Jauh Oleh: Departemen Komunikasi GMAHK Paaldua Seminggu setelah banjir yang melanda manado dan sekitarnya, ada begitu banyak cerita yang dapat dihimpun; suka, duka. Hal itu juga yang dapat diceritakan oleh Kepala Sekolah SMP Advent Paaldua Manado, Bapak Hendro Pungus dalam khotbahnya di Ibadah Rabu Malam(22/1-2014) GMAHK Paaldua. Ditampilkan gambar-gambar saat banjir mulai menggenangi kawasan sekolah sampai mencapai puncaknya pada pukul 15.00 setinggi pintu masuk ruangan kelas. Satu pertanyaan pembuka dalam khotbahnya adalah: Mengapa Tuhan terasa jauh? Bejana Advent Indonesia Timur Suami dari Ibu Cella Wagey ini juga memaknai kisah Ayub yang mendapat pencobaan yang tidak seharusnya dia terima. Dalam khotbahnya dipaparkan 3 tips mengatasi perasaan Allah terasa jauh. Yang pertama adalah pusatkan pada keberadaan sifat Allah yang tidak berubah. Tips yang kedua ada terdapat Ibrani 6:18 yang menyatakan bahwa Allah tidak pernah berdusta. Yang ketiga adalah ingatlah apa yang Allah lakukan pada kita diwaktu yang lalu. Page 14 Edisi 276 – 07 Februari 2014 Pengurus Tawarik Advent Peduli Terbentuk Oleh : Herschel Najoan – BAIT Manado Menjawab tantangan bahwa pelayanan kepada masyarakat harus dilakukan secara terorganisir dan terkoordiner secara rapi, maka pada hari kamis sore (6/2) bertempat di rumah keluarga Korua Angkow di Warukapas kecamatan Dimembe, MInahasa Utara telah terbentuk pengurus Tawarik Advent Peduli. Kekuatan iman yang luar biasa oleh saudara Hendro yang juga adalah Ketua Jemaat telah diterima Jemaat Paal mengingat ada belasan unit rumah anggota jemaat GMAHK Paaldua yang kena dampak banjir mulai dari yang ringan sampai dengan yang sangat parah sehingga tidak dapat ditinggali lagi. Selesai Ibadah, Pendeta jemaat DR. Ronell Mamarimbing selaku pimpinan Majelis Jemaat memimpin rapat untuk membantu anggota jemaat yang sangat membutuhkan. Bejana Advent Indonesia Timur Pertemuan pada kamis sore itu dihadiri oleh para relawan Advent Peduli di Posko di Warukapas beberapa waktu yang lalu dimana umumnya adalah tua-tua jemaat Tetalu dan jemaat Warukapas dan juga gembala jemaat. Selain telah terpilih ketua, wakil ketua, sekretaris dan bendahara, telah terpilih pula Koordinator Dapur Umum, Koordinator Evakuasi, Koordinator Rehabilitasi, Koordinator Kesehatan dan Koordinator Pendidikan. Pengurus ini masih akan terus dilengkapi sesuai dengan kebutuhan nanti dan akan Page 15 Edisi 276 – 07 Februari 2014 dievaluasi setiap tahun. Disetujui pula keanggotaan dalam Tawarik Advent Peduli ini terbuka untuk semua anggota gereja Advent begitu pula dengan pengurus sehingga dalam kepengurusan ini pula datang dari beberapa jemaat baik di MInahasa Utara dan dari Manado. asrama militer Kompi Senapan B 712 Sukur diadakan pertandingan persahabatan olahraga dengan mengundang jemaat-jemaat se Distrik Minut Bitung dan beberapa jemaat di daerah konfrens Manado Maluku Utara dan konfrens Minahasa. Sebelum dan sesudah pertemuan pada kamis sore itu, beberapa ketua jemaat dari beberapa jemaat di Minahasa Utara dan Manado telah menyatakan keiinginan untuk bergabung dengan gerakan Advent Peduli ini. Diharapkan gerekan kepedulian Advent kepada masyarakat ini akan terus berkembang untuk menjadi pembuka jalan untuk menjangkau orang lain. Membangun Gereja – Jemaat Tatelu Mengadakan Olahraga Bersama se Distrik Minut – Bitung Oleh : H. Najoan – BAIT Manado Olahraga persahabatan ini dihadiri oleh puluhan jemaat se distrik Minut Bitung dan dari daerah lainnya. Kegiatan olahraga yang dimulai sekitar pukul 8 pagi ini di antaranya mempertandingkan sepak bola, bola volley, volley pantai, bulutangkis, sepak takraw, tarik tambang dan catur. Dalam rangka penyelesaian pembangunan gedung gereja jemaat Tatelu distrik Minahasa Utara dan Bitung, maka pada tanggal 2 Pebruari 2014, bertempat di lapangan olahraga di Bejana Advent Indonesia Timur Page 16 Edisi 276 – 07 Februari 2014 Sepakbola menjadi olahraga paling vaforit dalam olahraga persahabatan ini dengan mempertandingkan lebih 50 grup khusus untuk putra dengan menggunakan 4 lapangan pertandingan. kami Pertikaian besar antara Kristus dan Setan, yang sudah berlangsung selama hampir enam ribu tahun, segera akan berakhir. Si jahat berusaha melipat gandakan upaya untuk mengalahkan pekerjaan Kristus demi kepentingan manusia dan mengikat jiwa-jiwa di jeratnya. Untuk menahan manusia di dalam kegelapan dan di dalam keadaan tidak bertobat sampai pengantaraan Juru selamat berakhir, sehingga tidak ada lagi korban bagi pengampunan dosa, adalah tujuan yang akan dicapainya. Kegiatan olahraga yang disponsori oleh BWA jemaat Tatelu dan didukung oleh jemaat di wilayah Tawarik (Tatelu, Warukapas, Wasian, Klabat), di antaranya diikuti oleh jemaat Yordan Airmadidi, Tumaluntung, Teep, Polomas, Bukit Zaitun, Batu, Galilea Mangket, Esepile Langsa, Kawangkoan, Madidir, Bulo, Eben Haezer, Makalisung, Wineru, Tetey, Sagrat, Batu Putih, Kalawat, Waldensi, Dembet, Kumersot, Weru, Delima, Sarongsong, Paniki Atas, Getsemani dan lain-lain. Alkitab menyatakan bahwa pada suatu kesempatan, bilamana malaikat-malaikat Allah datang ke hadirat Tuhan, Setan juga datang di antara mereka (Ayub 1:6), tidak untuk menyembah di hadirat Raja Kekal, tetapi untuk melanjutkan rancanganrancangan jahatnya melawan kebenaran. Dengan tujuan yang sama ia hadir bilamana orang-orang berkumpul untuk berbakti kepada Allah. Meskipun tidak kelihatan, ia bekerja dengan giat dan rajin untuk mengendalikan pikiran orang-orang yang berbakti itu. Bagaikan jenderal yang trampil, ia menyusun rencana-rencananya sebelumnya. Pada waktu ia melihat pelayan-pelayan atau pesuruh-pesuruh Allah menyelidiki Alkitab, ia mencatat mengenai hal yang akan dihadapkan kepada orang-orang. Kemudian ia menggunakan seluruh kelicikannya dan kepintarannya agar dapat mengendalikan suasana supaya pekabaran itu tidak sampai kepada mereka yang sedang ditipunya dalam hal-hal tertentu itu. KA Untuk itu sebagai umat Tuhan yang telah mengetahui jerat-jerat setan, sepatutnya kita waspada, semakin berserah pada tuntunan ilahi sehingga kita diberikan kuasa untuk bertahan dari segala jenis pencobaan. Redaksi Kegiatan olahraga ini dimanfaatkan oleh jemaat Tatelu untuk menjual makanan kepada para peserta olahraga dan uang pendaftaran menjadi tambahan modal untuk pembangunan gereja Tatelu. Bejana Advent Indonesia Timur Kami Tim Dapur yang bertugas hari ini menyampaikan terima kasih atas kerja sama yang baik dalam pengiriman artikel dan berita untuk terbitan hari ini. An. Tim Redaksi Yang Bertugas Kedy Malonda Page 17