Modul Pendidikan Agama Islam

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Pendidikan Agama Islam
Akhlaq Pribadi Islami
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
06
Kode MK
90002
Disusun Oleh
Dian Febrianingsih, M.S.I
Abstract
Kompetensi
Akhlak memiliki pengertian yang sangat luas. Standar atau
ukuran baik dan buruk akhlak adalah berdasarkan Al
Qur’an dan As Sunnah sehingga bersifat universal dan
abadi. Akhlak Islami adalah keadaan yang melekat pada
jiwa manusia. Akhlak Nabi Muhammad saw yang diutus
menyempurnakan akhlak manusia itu, disebut dengan
akhlak Islam atau akhlak Islami, karena bersumber dari
wahyu Allah swt yang kini terdapat dalam al Qur’an yang
menjadi sumber utama agama dan ajaran Islam.
 Mampu menjelaskan pentingnya
akhlak pribadi Islami yang kuat
 Mampu menyebutkan dan
menjelaskan akhlak pribadi Islam
 Mampu mengimplementasikan
kepribadian jujur dan menghargai
waktu dalam kehidupan seharihari
Pengantar
Pengertian Akhlaq
Secara etimologi akhlaq (bahasa Arab) adalah bentuk jamak (jumlah banyak)
dari khulqun yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Berakar dari
kata khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata Khaliq (Pencipta),
makhluq (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan). Dari pengertian tersebut, akhlaq
bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan
antar sesama manusia, tetapi juga norma yang mengatur hubungan antara manusia
dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta sekalipun.
Akhlaq secara kebahasaan bisa baik atau buruk tergantung kepada tata nilai
yang dipakai sebagai landasannya, meskipun secara sosiologis di Indonesia kata
akhlaq sudah mengandung konotasi baik sehingga orang yang berakhlaq berarti
orang yang berakhlaq baik.
Kata khulqun terdapat dalam QS Al Qalam (68): 4 sebagai berikut:
   

“dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”.
Dan juga dalam QS Asy Syuaraa’ (26): 137 sebagai berikut:




 
“ (agama Kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu”.
Secara terminologi, terdapat beberapa definisi yaitu:
1. Menurut Imam al Ghazali
Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatanperbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan
2. Menurut Ibrahim Anis
Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macammacam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan
pertimbangan
2015
2
Pendidikan Agama Islam
Dian Febrianingsih, M.S.I
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Menurut Abdul Karim Zaidan
Akhlaq adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan
sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau
buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya.
4. Menurut Ibnu Maskawaih
Akhlaq adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan-perbuatan tanpa melalui pemikiran dan pertimbangan
5. Menurut Prof Dr. Ahmad Amin
Akhlaq adalah kehendak yang dibiasakan. Artinya bahwa kehendak itu bila
membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu dinamakan dengan akhlaq.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa istilah akhlaq memiliki
pengertian yang sangat luas dan hal ini memiliki perbedaan yang signifikan
dengan istilah moral dan etika. Standar atau ukuran baik dan buruk akhlaq
adalah berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah sehingga bersifat universal dan
abadi.
Akhlaq dapat diwujudkan melalui sekurang-kurangnya dua pendekatan
sebagai berikut:
a. Rangsangan
Perilaku manusia yang terwujud karena adanya dorongan dari suatu
keadaan. Keadaan dimaksud terwujud karena adanya latihan, tanggung
jawab, mencontoh dan sebagainya.
b. Kognitif
Penyampaian informasi yang didasari oleh dalil-dalil Al Qur’an dan Hadits,
teori dan konsep. Hal dimaksud dapat diwujudkan melalui dakwah,
ceramah, diskusi, drama dan sebagainya.
Ciri Perbuatan Akhlaq
1. Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa
seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya
2. Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan
tanpa pemikiran
3. Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang
mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar
4. Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya,
bukan main-main atau karena sandiwara
5. Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas sematamata karena Allah swt.
2015
3
Pendidikan Agama Islam
Dian Febrianingsih, M.S.I
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sumber Akhlaq
Sumber akhlaq yang dimaksud adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau
mulia dan tercela. Sebagaimana keseluruhan ajaran Islam, sumber akhlaq adalah Al Qur’an
dan Sunnah, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana pada konsep
etika dan moral. Dan bukan pula karena baik atau buruk dengan sendirinya sebagaimana
pandangan kaum mu’tazilah. Dalam konsep akhlaq, segala sesuatu itu dinilai baik atau
buruk terpuji atau tercela, semata-mata karena syara’ (Al Qur’an dan Sunnah) menilainya
demikian.
Hati nurani atau fitrah dalam bahasa Al Qur’an memang dapat menjadi ukuran baik
dan buruk karena manusia diciptakan oleh Allah swt memiliki fitrah bertauhid, mengakui
keesaan-Nya sebagaimana tercantum dalam QS Ar Ruum (30): 30. Karena fitrah itulah
manusia cinta kepada kesucian dan selalu cenderung kepada kebenaran. Hati nuraninya
selalu mendambakan dan merindukan kebenaran, ingin mengikuti ajaran-ajaran Tuhan,
karena kebenaran itu tidak akan didapat kecuali dengan Allah swt sebagai sumber
kebenaran mutlak. Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan baik
karena pengaruh dari luar, misalnya pengaruh pendidikan dan lingkungan.
Fitrah hanyalah merupakan potensi dasar yang perlu dipelihara dan dikembangkan.
Betapa banyak manusia yang fitrahnya tertutup sehingga hati nuraninya tidak dapat lagi
melihat kebenaran. Oleh sebab itu, ukuran baik dan buruk tidak dapat diserahkan
sepenuhnya hanya kepada hati nurani atau fitrah manusia semata. Harus dikembalikan
kepada penilaian syara’. Semua keputusan syara’ tidak akan bertentangan dengan hati
nurani manusia, karena keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu Allah swt.
Demikian juga dengan akal pikiran. Ia hanyalah satu kekuatan yang dimiliki manusia
untuk mencari kebaikan atau keburukan. Dan keputusannya bermula dari pengalaman
empiris kemudian diolah menurut kemampuan pengetahuannya. Oleh karena itu, keputusan
yang diberikan akal hanya bersifat spekulatif dan subyektif.
Pandangan masyarakat juga bisa dijadikan salah satu ukuran baik dan buruk, tetapi
sangat relatif, tergantung sejauh mana kesucian hati nurani masyarakat dan kebersihan
pikiran mereka dapat terjaga. Masyarakat yang hati nuraninya sudah tertutup dan akal
pikiran mereka sudah dikotori oleh sikap dan perilaku yang tidak terpuji tentu tidak bisa
dijadikan ukuran.
Ukuran yang pasti, tidak spekulatif, obyektif, komprehensif dan universal untuk
menentukan baik dan buruk hanyalah Al Qur’an dan Sunnah, bukan yang lainnya.
2015
4
Pendidikan Agama Islam
Dian Febrianingsih, M.S.I
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pembagian Akhlaq
Secara garis besar, akhlaq dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Akhlaq yang terpuji (akhlaq karimah/ mahmudah)
Akhlaq yang senantiasa berada dalam kontrol ilahiyah yang dapat membawa
nilai-nilai positif dan kondusif bagi kemaslahatan umat.
2. Akhlaq yang tercela (akhlaq madzmumah)
Akhlaq yang tidak dalam kontrol ilahiyah, atau berasal dari hawa nafsu yang
berada dalam lingkaran syaithaniyah dan dapat membawa suasana negatif serta
destruktif bagi kepentingan umat manusia
Ruang Lingkup Akhlaq
Muhammad Abdullah Draz dalam bukunya Dustur al Akhlaq fi al-Islam (dalam Ilyas,
Yunahar) membagi ruang lingkup akhlaq kepada lima bagian yaitu:
1. Akhlaq pribadi (al akhlaq al fardiyah), yang mencakup:
a. Yang diperintahkan
b. Yang dilarang
c. Yang dibolehkan
d. Akhlaq dalam keadaan darurat
2. Akhlaq berkeluarga (al akhlaq al usariyah) yang mencakup:
a. Kewajiban timbal balik orang tua dan anak
b. Kewajiban suami isteri
c. Kewajiban terhadap karib kerabat
3. Akhlaq bermasyarakat, yang mencakup:
a. Yang dilarang
b. Yang diperintahkan
c. Kaedah-kaedah adab
4. Akhlaq bernegara, yang mencakup:
a. Hubungan antara pemimpin dan rakyat
b. Hubungan luar negeri
5. Akhlaq beragama yaitu kewajiban terhadap Allah swt
Dari sistematika tersebut tampaklah bagi kita bahwa ruang lingkup akhlaq itu sangat
luas, mencakup seluruh aspek kehidupan, baik secara vertikal dengan Allah swt maupun
secara horizontal sesama makhluqNya.
2015
5
Pendidikan Agama Islam
Dian Febrianingsih, M.S.I
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kedudukan dan Keistimewaan Akhlaq dalam Islam
Dalam keseluruhan ajaran Islam, akhlaq menempati kedudukan yang istimewa dan
sangat penting. Hal ini dapat dinyatakan sebagai berikut:
1. Rasulullah saw menempatkan penyempurnaan akhlaq yang mulia sebagai misi
pokok risalah Islam. Sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Sesungguhnya aku diutus
untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia” (HR Baihaqi)
2. Akhlaq merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam, sehingga Rasulullah saw
pernah mendefinisikan agama itu dengan akhlaq yang baik. Diriwayatkan bahwa
seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw: “ Ya Rasulullah, apakah agama
itu? Beliau menjawab: (Agama adalah) akhlaq yang baik”.
Pendefinisian agama (Islam) dengan akhlaq yang baik itu sebanding dengan
pendefinisian ibadah haji dengan wuquf di Arafah. Rasulullah saw menyebutkan,
“Haji adalah wuquf di Arafah”, artinya tidak sah haji seseorang tanpa wuquf di
Arafah.
3. Akhlaq yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang nanti pada hari
kiamat. Sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Tidak ada satupun yang akan lebih
memberatkan timbangan (kebaikan) seorang hamba mukmin nanti pada hari kiamat
selain dari akhlaq yang baik …” (HR Tirmidzi)
4. Rasulullah saw menjadikan baik buruknya akhlaq seseorang sebagai ukuran kualitas
imannya. Hal tersebut dapat diperhatikan dalam beberapa hadits berikut ini:
a. Rasulullah saw bersabda: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah
yang paling baik akhlaqnya”. (HR Tirmidzi)
b. Rasulullah saw bersabda: “Rasa malu dan iman itu sebenarnya berpadu menjadi
satu, maka bilamana lenyap salah satunya hilang pulalah yang lain” (HR Hakim
dan Thabrani)
c. Rasulullah saw bersabda: “Demi Allah, dia tidak beriman! Demi Allah, dia tidak
beriman! Demi Allah, dia tidak beriman! Seorang sahabat bertanya: “Siapa dia
(yang tidak beriman itu) ya Rasulullah? Beliau menjawab: “Orang yang
tetangganya tidak aman dari keburukannya.” (HR Bukhari)
d. Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari
akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam. Barang siapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya.
Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia
memuliakan tamunya.” (HR Bukhari dan Muslim)
2015
6
Pendidikan Agama Islam
Dian Febrianingsih, M.S.I
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. Islam menjadikan akhlaq yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadah kepada Allah
swt. Dapat dilihat sebagai berikut:
a. QS Al Ankabut (29): 45
b. QS At Taubah (9): 103
c. QS Al Baqarah (2) : 197
d. Sabda Rasulullah saw: “Bukanlah puasa itu hanya menahan makan dan minum
saja, tapi puasa itu menahan diri dari perkataan kotor dan keji. Jika seseorang
mencaci atau menjahilimu maka katakanlah: Sesungguhnya aku sedang
berpuasa.” (HR Ibnu Khuzaimah)
Dari beberapa ayat dan hadits di atas, dapat dilihat adanya kaitan langsung antara
sholat, puasa, zakat dan haji dengan akhlaq. Akhlaq yang baik adalah buah dari
ibadah yang baik, atau ibadah yang baik dan diterima oleh Allah swt tentu akan
melahirkan akhlaq yang baik dan terpuji.
6. Nabi Muhammad saw selalu berdoa agar Allah swt membaikkan akhlaq beliau. Salah
satu doa beliau adalah sebagai berikut: “(Ya Allah) tunjukilah aku (jalan menuju)
akhlaq yang baik, karena sesungguhnya tidak ada yang dapat memberi petunjuk
(menuju jalan) yang lebih baik selain Engkau. Hindarkanlah aku dari akhlaq yang
buruk, karena sesungguhnya tidak ada yang dapat menghindarkan aku dari akhlaq
yang buruk kecuali Engkau”. (HR Muslim)
7. Di dalam Al Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan akhlaq,
baik berupa perintah untuk berakhlaq yang baik serta pujian dan pahala yang
diberikan kepada orang-orang yang mematuhi perintah tersebut, maupun larangan
berakhlaq yang buruk serta celaan dan dosa bagi orang-orang yang melanggarnya.
Hal tersebut yang membuktikan betapa pentingnya kedudukan akhlaq dalam Islam.
Akhlaq Islami
Akhlaq islami adalah keadaan yang melekat pada jiwa manusia. Karena itu suatu
perbuatan baru dapat disebut pencerminan akhlaq, jika memenuhi beberapa syarat yaitu:
1. Dilakukan berulang-ulang
2. Timbul dengan sendirinya, tanpa dipikir-pikir atau ditimbang berulang-ulang
karena perbuatan itu telah menjadi kebiasaan baginya.
Akhlaq menempati posisi yang sangat penting dalam Islam. Ia dengan takwa
merupakan “buah” pohon Islam yang berakarkan aqidah, bercabang dan berdaun syari’ah.
2015
7
Pendidikan Agama Islam
Dian Febrianingsih, M.S.I
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pentingnya kedudukan akhlaq dapat dilihat dari berbagai sunnah qauliyah
Rasulullah saw. Diantaranya adalah hadits-hadits sebagai berikut:
a. “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq” (HR. Ahmad)
b. “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik
akhlaqnya” (HR Tirmidzi)
Allah swt sendiri menyatakan dalam Al Qur’an, bahwa beliau adalah orang yang
memiliki akhlaq yang mulia dan agung yang perlu dicontoh oleh manusia, dengan ungkapan
“uswatun hasanah” (teladan yang paling baik) bagi manusia. Sebagaimana dalam Al Qur’an
QS Al Ahzaab (33): 21 sebagai berikut:
     












“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.
Sebagaimana tercantum dalam Al Qur’an QS Ali Imran (3): 31 sebagai berikut:












   
“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya
Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”.
Ketika Aisyah ditanya: “Bagaimanakah akhlaq Rasulullah itu? Beliau menjawab:
Seluruh Al Qur’an itulah akhlaq Rasulullah saw.
Akhlaq Rasulullah saw telah sempurna yang dicerminkan dalam asas-asas Islam
yaitu:
1. Imaniyah (keyakinan kepada Allah swt)
2. Ubudiyah (penghambaan)
Akhlaq islami bersifat mutlak, sedangkan moral dan etika bersifat nisbi (relatif).
Akhlaq islami bersifat tetap dan berlaku untuk selamanya.
2015
8
Pendidikan Agama Islam
Dian Febrianingsih, M.S.I
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ciri-ciri Akhlaq dalam Islam
Terdapat lima ciri khas dalam Islam yaitu:
1. Akhlaq Rabbani
Ajaran akhlaq dalam Islam bersumber dari wahyu Ilahi yang termaktub dalam Al
Quran dan Sunnah. Sifat rabbani dari akhlaq juga menyangkut tujuannya, yaitu untuk
memperoleh kebahagiaan di dunia kini dan di akherat nanti. Ciri rabbani juga
menegaskan bahwa akhlaq dalam Islam bukanlah moral kondisional dan situasional,
tetapi akhlaq yang benar-benar memiliki nilai yang mutlak. Akhlaq rabbani lah yang
mampu menghindari kekacauan nilai moralitas dalam hidup manusia. Sebagaimana
yang tercantum dalam Al Qur’an QS Al An’aam (6): 153
2. Akhlaq manusiawi
Ajaran akhlaq dalam Islam sejalan dan memenuhi tuntunan fitrah manusia.
Kerinduan jiwa manusia kepada kebaikan akan terpenuhi dengan mengikuti ajaran
akhlaq dalam Islam. Ajaran akhlaq dalam Islam diperuntukkan bagi manusia yang
merindukan kebahagiaan dalam arti hakiki, bukan kebahagiaan semu. Akhlak Islami
adalah adalah akhlaq yang benar-benar memelihara eksistensi manusia sebagai
makhluk terhormat, sesuai dengan fitrahnya.
3. Akhlaq universal
Ajaran akhlaq dalam Islam sesuai dengan kemanusiaan yang universal dan
mencakup segala aspek hidup manusia, baik yang dimensinya vertikal maupun
horizontal.
4. Akhlaq keseimbangan
Ajaran akhlaq dalam Islam berada di titik tengah antara yang mengkhayalkan
manusia sebagai malaikat yang menitikberatkan segi kebaikannya dan yang
mengkhayalkan manusia seperti hewan yang menitiberatkan sifat keburukannya
saja. Menurut pandangan Islam, manusia memiliki dua kekuatan dalam dirinya,
kekuatan baik pada hati nurani dan akalnya dan kekuatan buruk pada hawa
nafsunya. Akhlaq Islami memenuhi tuntutan kebutuhan manusia, jasmani dan rohani,
secara seimbang, memenuhi tuntutan hidup bahagia di dunia dan akherat secara
seimbang pula. Bahkan memenuhi kebutuhan pribadi harus seimbang dengan
2015
9
Pendidikan Agama Islam
Dian Febrianingsih, M.S.I
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
memenuhi kewajiban kepada masyarakat. Rasulullah saw membenarkan ucapan
Salman kepada Abu Darda’: “Sesungguhnya Tuhanmu mempunyai hak yang wajib
kau penuhi; dirimu mempunyai hak yang wajib kau penuhi; isterimu mempunyai hak
yang wajib kau penuhi; berikanlah orang-orang yang mempunyai hak akan haknya.”
(HR Bukhari)
5. Akhlaq realistik
Ajaran akhlaq dalam Islam memperhatikan kenyataan hidup manusia. Meskipun
manusia telah dinyatakan sebagai makhluk yang memiliki kelebihan dibanding
makhluk-makhluk yang lain, tetapi manusia mempunyai kelemahan-kelemahan,
memiliki kecenderungan manusiawi dan berbagai macam kebutuhan material dan
spiritual. Dengan kelemahan-kelemahannya itu, manusia sangat mungkin melakukan
kesalahan dan pelanggaran.
Oleh karena itu, Islam memberikan kesempatan kepada manusia yang melakukan
kesalahan untuk memperbaiki diri dengan bertaubat. Bahkan dalam keadaan
terpaksa, Islam membolehkan manusia melakukan sesuatu yang dalam keadaan
biasa tidak dibenarkan. Sebagaimana dalam QS Al Baqarah (2): 173.
Akhlaq Pribadi Islami
Perilaku manusia yang berhubungan dengan individu manusia adalah seperangkat
norma hukum yang dibuat oleh Allah swt (Pencipta) yang diperuntukkan kepada makhluq
manusia (ciptaan). Norma hukum yang dimaksud bersifat mengatur hak perseorangan
manusia dan kewajiban yang harus dipikulnya. Hal ini tercermin dalam hukum-hukum Al
Qur’an yang bersifat hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
Seorang muslim wajib mengetahui dan diharapkan dapat mengimplementasikan
akhlaq pribadi Islami dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan Al Qur’an dan Hadits yang
mencakup sebagaimana berikut:
1. Shidiq, berkata benar atau jujur. Sebagaimana tercantum dalam QS At
Taubah: 75-77; QS At Taubah: 19; Al Mu’min: 8
2. Percaya diri, sebagaimana tercantum dalam QS Al Ahzab (33): 39, QS Al
Baqarah (2): 218, QS Hud (11) : 123
3. Bekerja
keras,
mujahadah
yaitu
mencurahkan
segala
kemampuan.
sebagaimana dalam QS Al Ankabut (29): 69, Al Mulk: 15
4. Menghargai waktu, sebagaimana tercantum dalam Al Baqarah (2): 123, QS
Al Ashr (103): 1-3
2015
10
Pendidikan Agama Islam
Dian Febrianingsih, M.S.I
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. Berpikir positif atau selalu khusnudzan, sebagaimana tercantum dalam QS Al
A’raaf (7): 99, QS Yusuf (12): 87, QS Az Zumar (39) : 53 QS At Thalaq (65): 3
6. Memiliki harga diri, iffah, memelihara kehormatan diri dari segala hal yang
akan merendahkan, merusak dan menjatuhkannya. sebagaimana tercantum
dalam QS An Nuur (24): 30-31, QS An Nuur (24): 33, QS Al Ahzab (33): 59,
QS Al Isra’ (17): 32 dan QS Al Furqan (25): 72
7. Mandiri, sebagaimana tercantum dalam QS An Nisa (4): 71
8. Hemat, sebagaimana tercantum dalam QS Al Isra (17): 26, QS Al An’am (6):
141
9. Amanah, dapat dipercaya, seakar dengan kata iman. sebagaimana tercantum
dalam QS Al Ahzab: 72 al mukmin: 8 an nisa: 58
10. Bersyukur sebagaimana tercantum dalam QS An Nahl (16): 14; QS Al
Baqarah (2) : 152
11. Sabar sebagaimana tercantum dalam QS Al Baqarah: 153, QS Al Baqarah:
155-157
12. Tawadhu’ (rendah hati) sebagaimana tercantum dalam QS Lukman: 18 dan
QS An Nahl (16): 53
13. Istiqamah (konsisten) sebagaimana tercantum dalam QS Fushshilat (41) : 6,
QS Hud (11): 112, dan QS Asy Syura (42): 15
14. Syaja’ah, berani berlandaskan kebenaran dan dilakukan dengan penuh
pertimbangan. sebagaimana tercantum dalam QS Al Anfal (8) : 15-16
15. Pemaaf, sebagaimana tercantum dalam QS Ali Imran (3): 133-134 dan 159,
QS Al Maidah (5): 13, QS An Nuur (24): 22
16. Adil, sebagaimana tercantum dalam QS Al Maidah (5): 8, QS An Nisa (4): 58
dan QS An Nahl (16): 90
Jika
seorang
muslim
sebagai
umat
Nabi
Muhammad
saw
dapat
mengimplementasikan keseluruhan akhlaq pribadi tersebut dalam kehidupan sehari-hari
maka akan mendapatkan pahala, ampunan, rahmat, keberkahan hidup, bahkan kelak akan
dimasukkan ke dalam surga.
2015
11
Pendidikan Agama Islam
Dian Febrianingsih, M.S.I
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Abbas, Syubli dan Shamad, Nawawi A. 2014. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Lentera
Ilmu Cendekia
Ali, Muhammad Daud. 2006. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT RadjaGrafindo Persada
Aminuddin dkk. 2005. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum. Bogor:
Penerbit Ghalia Indonesia
Ilyas, Yunahar. 2004. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: LPPI UMY
Zainuddin Ali, Haji. 2012. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara
2015
12
Pendidikan Agama Islam
Dian Febrianingsih, M.S.I
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download