Mata Kuliah / Materi Kuliah - Dwi Retno Andriani, SP.,MP

advertisement
Manajemen Modal Kerja
Dwi Retno Andriani, SP., MP
Lab. of Agribusiness Analysis and Management
Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya
Email : [email protected]
1. DESKRIPSI
2. PENGERTIAN MODAL KERJA
3. KONSEP MODAL KERJA
4. MACAM-MACAM MODAL KERJA
PENTINGNYA MANAJEMEN MODAL KERJA
1. DESKRIPSI
Manajemen modal kerja meliputi beberapa aspek yang sering
dijadikan sebagai topik studi yang penting :
MODUL
12
1. Sebahagian besar waktu manajer tersita untuk kegiatan
yang berhubungan dengan modal kerja.
2. Manajemen modal kerja sangat penting bagi perusahaan
yang kecil. Walaupun perusahaan ini dapat mengurangi investasi
pada aktiva tetap dengan cara leasing, tetapi perusahaan tidak
dapat menghindari kebutuhan akan kas, piutang dan pesediaan.
Jika perusahaan dapat menahan kas sesuai dengan
kebutuhan, persediaan yang dibutuhkan untuk penjualan,
mempertahankan piutang dagang sesuai dengan jumlah yang
diperlukan untuk kebijaksanaan kredit yang optimum dan tidak
menyimpan surat berharga, maka jumlah aktiva lancer yang sesuai
dengan prakiraan yang tepat merupakan jumlah optimum teoritis
untuk mencapai laba maksimum perusahaan.
MANAJEMEN KEUANGAN
3. Adanya hubungan langsung antara pertumbuhan penjualan
dengan kebutuhan untuk membiayai aktiva lancar. Jika periode
pengumpulan piutang adalah 30 hari dan penjualan kredit perhari
adalah Rp.100.000,-, maka investasi pada piutang dagang
Rp.3.000.000. Jika penjualan perhari meningkat, maka investasi
pada piutang juga akan meningkat dan juga membutuhkan
penambahan persediaan dan mungkin juga pertambahan kas.
Mata Kuliah / MateriKuliah
Brawijaya University
2011
Satu diantara manajemen modal kerja yang perlu mendapat perhatian yang
lebih penting adalah manajemen piutang. Perusahaan umumnya mempunyai
piutang dagang karena melakukan penjualan barang dagangannya secara kredit.
Semakin besar proporsi dan jumlah penjualan kredit, maka semakin besar pula
piutang dagang yang dimiliki oleh perusahaan. Pada beberapa perusahaan, piutang
dagang merupakan hal yang amat penting, dan memerlukan analisis yang seksama,
piutang harus dikelola dengan efisien. Karena dengan memiliki piutang dagang,
perusahaan juga menanggung tambahan biaya.
a. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada bab manajemen modal kerja adalah pada akhir
perkuliahan mahasiswa mampu:
 Mampu menjelaskan manfaat manajemen modal kerja dalam perusahaan
agribisnis
 Mampu membuat mendefinisikan macam-macam modal kerja dan pentingnya
modal kerja
 Mampu mengimplementasikan pentingnya modal kerja.
 Mampu
menganalisis/menentukan
/menghitung
besarnya
modal
kerja
perusahaan.
2. PENGERTIAN MODAL KERJA
Setiap perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan
dana. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan
investasi maupun untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari. Dana
yang diperlukan oleh perusahaan sehari-hari seperti pembelian bahan baku ,
pembayaran upah buruh, membayar hutang dan pembayaran lainnya disebut
modal kerja.
Modal kerja merupakan salah satu unsure aktiva yang sangat penting
dalam perusahaan.karena tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat
memenuhi kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya.masa perputaran
modal kerja sejak kas ditanamkan pada elemen-elemen modal hingga menjadi
kas lagi. Ada beberapa pengertian mengenai modal kerja sebagai berikut:

James C Van Harne (1997) dalam Yudhistira (2008), menyatakan,
bahwa “Modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi kewajiban
lancar, dan modal kerja kotor adalah investasi perusahaan dalam aktiva
lancar seperti kas, piutang dan persediaan”

J. Fred Weston Eugene F. Brigham (1991) dalam Yudhistira (2008),
menyatakan bahwa “Modal kerja adalah investasi perusahaan dalam
harta jangka pendek yaitu kas, surat berharga jangka pendek, piutang
dan persediaan”.

Modal kerja adalah kekayaan atau aktiva yang diperlukan perusahaan
untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar-putar
dalam periode tertentu (Indriyo,1992).

Sedangkan menurut Riyanto (1995) modal kerja adalah investasi
perusahaan dalam harta jangka pendek yaitu kas, surat berharga jangka
pendek, piutang, persediaan. Modal kerja kotor adalah harta lancar total
dari perusahaan, dan modal kerja bersih adalah harta lancar dikurangi
utang lancar.

Page 2 of 12
Mata Kuliah / MateriKuliah
Brawijaya University
2011
Secara umum modal kerja dapat berarti :
a) Seluruh aktiva lancar atau modal kerja kotor (Gross Working Capital)
atau konsep kuantitatif.
b) Aktiva lancar dikurangi utang lancar (Net Working Capital) atau konsep
kualitatif.
c) Keseluruhan dana yang diperlukan untuk menghasilkan laba tahun
berjalan (Functional Working Capital) atau konsep fungsional.
Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa modal kerja
adalah harta yang dimiliki perusahaan yang dipergunakan untuk menjalankan
kegiatan usaha atau membiayai operasional perusahaan tanpa mengorbankan
aktiva yang lain dengan tujuan memperoleh laba yang optimal.
3. KONSEP MODAL KERJA
Bambang Riyanto (1995) dalam Yudhistira (2008), mengemukakan 3
(tiga) konsep pengertian modal kerja yaitu :
 Konsep kuantitatif
Konsep ini menitikberatkan pada kuantitas dana yang tertanam
dalam unsur-unsur aktiva lancar, aktiva ini merupakan aktiva sekali
berputar kembali dalam bentuk semula atau dana yang tertanam dalam
aktiva akan dapat bebas lagi dalam jangka pendek. Jadi menurut
konsep ini adalah keseluruhan jumlah aktiva lancar. Dalam pengertian
ini modal kerja sering disebut modal kerja bruto atau gross working
capital.
 Konsep kualitatif
Pada pengertian ini konsep modal kerja dikaitkan dengan besarnya
jumlah hutang lancar atau hutang yang segera harus dibayar. Jadi
modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian aktiva lancar yang
benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan
tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan
aktiva lancar diatas hutang lancarnya.
 Konsep fungsional
Konsep ini menitik beratkan pada fungsi dana dalam menghasilkan
pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan adalah
dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Aktiva lancar sebagian
merupakan unsur modal kerja, walaupun tidak seluruhnya.
4. MACAM-MACAM MODAL KERJA
1) Modal kerja permanen (Permanen Working Capital)
Merupakan modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan, untuk
dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang
secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja
permanen dibedakan atas :
a) Modal kerja primer (Primary Working Capital) Yaitu jumlah modal
kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin
kontinuitas usahanya.
b) Modal kerja normal (Normal Working Capital) Yaitu modal kerja
untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.
Page 3 of 12
Mata Kuliah / MateriKuliah
Brawijaya University
2011
2)
Modal kerja variable (Variabel Working Capital)
Merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan
perubahan keadaan. Modal kerja variabel dibedakan atas :
a) Modal kerja musiman (Seasional Working Capital) Yaitu modal kerja
yang mengalami perubahan karena fluktuasi musim.
b) Modal kerja siklus (Cyclical Working Capital)Yaitu modal kerja yang
mengalami perubahan karena perubahan fluktuasi konjungtur.
c) Modal kerja darurat (Emergency Working Capital) Yaitu modal kerja
yang besarnya berubah-ubah disebabkan situasi darurat yang
diperkirakan akan terjadi atau situasi yang tidak diketahui
sebelumnya (Riningsih,2005).
5. PENTINGNYA MANAJEMEN MODAL KERJA
 Dari penelitian diketahui bahwa sebagian besar waktu manajer digunakan
untuk mengatur modal kerja (lebih dari sepertiga waktu manajemen
keuangan dihabiskan untuk mengelola aktiva lancar dan seperempat dari
waktu manajemen dihabiskan untuk mengelola hutang lancar).
 Bagi banyak perusahaan aktiva lancar dan hutang lancar merupakan
bagian investasi dan pinjaman yang besar.Aktiva lancar dan hutang lancar
merupakan pos yang cepat berubah.
 Investasi dalam aktiva tetap bisa dikurangi misalnya dengan
menyewa,tetapi investasi dalam kas dan persediaan seringkali tidak
mungkin dihindari.
(Sundjaja, 2003)
PENENTUAN BESARNYA MODAL KERJA
Besarnya modal kerja yang dibutuhkan suatu perusahaan tergantung
pada beberapa hal ,yaitu :
1. Besar Kecilnya Skala Usaha Perusahaan
Kebutuhan Modal Kerja Perusahaan besar berbeda dengan
Perusahaan kecil.Hal ini terjadi karena beberapa alasan.perusahaan
Besar mempunyai keuntungan akibat lebih luasnya sumber pembiayaan
yang tesedia di bandingkan perusahaan kecil yang sangat tergantung
pada beberapa sumber saja.Pada perusahaan kecil,tidak tertagihnya
beberapa piutang para langganan dapat sangat mempengaruhi unsurunsur modal kerja lainnya seperti kas dan persediaan.
2. Aktivitas Perusahaan
Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai
persediaan barang dagangan sedangkan perusahaan yang menjual
persediaannya secara tunai memiliki piutang dagang.Hal ini
mempengaruhi tingkat perputaran dan jumlah modal kerja suatu
perusahaan.Demikian pua dengan syarat pembelian dan waktu yang
dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan
dijual.
3. Volume Penjualan
Volume penjualan merupakan faktor yang sangat penting yang
mempengaruhi kebutuhan modal kerja.Bila penjualan meningkat maka
kebutuhan modal kerjapun akan meningkat demikian sebaliknya.
Page 4 of 12
Mata Kuliah / MateriKuliah
Brawijaya University
2011
4. Perkembangan Teknologi
Kemajuan tehnologi,Khususnya yang berhubungan dengan proses
produksi akan mempengaruhi kebutuhan modal kerja.Otomatisasi yang
mengakibatkan proses produksi yang lebih cepat membutuhkan
persediaan bahan baku yang lebih banyak agar kapasitas maksimum
dapat tercapai,selain itu membuat perusahaan mempunyai persediaan
barang jadi,dalam jumlah jumlah yang lebih banyak pula bila tidak
diimbangi dengan pertambahan penjualan yang besar.
5. Sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas
Adanya biaya dari smua dana yang digunakan perusahaan
mengakibatkan jumlah modal kerja yang yang relatif besar mempunyai
kecenderungan
untuk mengurangi laba perusahaan,tetapi dengan
menahan uang kas dan persediaan persediaan yang lebih besar akan
membuat perusahaan lebih mampu untuk membayar transaksi yang
dilakukan dan resiko kehilangan pelanggan tidak terjadi karena
perusahaan mempunyai persediaan barang yang cukup (Sundjaja,
2003).
6. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja
Merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi
jangka waktu pemberian kredit beli,lama penyimpanan bahan mentah di
gudang,lamanya proses produksi,lamanya barang disimpan di
gudang,jika waktu penerimaan piutang.
7. Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
Merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap hari untuk
keperluan
bahan
mentah,bahan
pembantu,pembayaran
upah
buruh,dan lain-lain. Menurut Zamit (2009) modal kerja makin
besar,jika :
 Jumlah pengeluaran kas setiap tetap,periode perputaran lama.
 Periode perputaran tetap,jumlah pengeluaran kas besar.
Contoh Penentuan Besarnya Modal Kerja
PT. PASTI memproduksi produk X setiap hari sebanyak 20 unit, 25 hari
kerja perbulan. Biaya yang dikeluarkan meliputi: Bahan mentah Rp 125.,- dan
upah Rp 75,- Biaya administrasi Rp 12.500 perbulan Gaji pimpinan Rp 25.000
perbulan Bahan dibayar dimuka 5 hari sebelum diterima Proses produksi 3 hari,
barang jadi disimpan 2 hari, dan rata-rata pelunasan piutang 5 hari.
Jawab :
o Dana terikat dalam persekot 5 hari
o Proses produksi 3 hari
o Barang jadi 2 hari
o Piutang dagang 5 hari
o Periode perputaran 15 hari
Bahan mentah 15 x 20 x 125
= 30.000
Upah
10 x 20 x 75
= 15.000
Biaya adm.
10 x 20 x37.500/(25 x 20)
= 15.000
Persediaan kas minimal (asumsi)
= 25.000 +
Jumlah modal kerja
= 85.000
Page 5 of 12
Mata Kuliah / MateriKuliah
Brawijaya University
2011
Pertukaran Antara Laba dan Resiko
 Total investasi dalam perusahaan terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap.
 Laba dan resiko perusahaan dipengaruhi oleh rasio dari aktiva lancar
terhadap aktiva tetap
 Tingkat aktiva tetap ditentukan oleh skala dan intensifikasi modal dalam
produksi. Tingkat aktiva lancar perusahaan terikat pada tingkat produksinya.
Jadi tingkat produksi meningkat, kebutuhan aktiva lancar meningkat dan
jika produksi turun, kebutuhan akan aktiva lancar berkurang.
Kemampuan menghasilkan laba dalam hal ini dilihat dari hubungan antara
pendapatan dan biaya yang dihasilkan dari penggunaan aktiva perusahaan baik
aktiva tetap maupun aktiva lancar dalam kegiatan yang produktif.
Laba perusahaan dapat ditingkatkan melalui :
 Peningkatan pendapatan
 Pengurangan biaya
Perusahaan yang menguntungkan adalah perusahaan yang mempunyai pangsa
pasar yang luas untuk produknya.
Resiko mempunyai dua arti :
a. Resiko Bisnis adalah resiko tidak dapat membayar biaya operasi
perusahaan.
b. Resiko Keuangan adalah resiko tidak dapat membayar kewajiban tetap
yang jatuh tempo dikaitkan dengan hutang, sewa guna usaha dan
pembiayaan saham preferen. Yang dimaksud resiko disini adalah
kemungkinan dimana perusahaan tidak mampu membayar hutang pada
saat jatuh tempo yang disebut ‘keadaan pailit’.
‘Keadaan Pailit’ adalah menggambarkan perusahaan yang tidak mampu
membayar hutang pada saat jatuh tempo. Pada umumnya diasumsikan
semakin besar modal kerja bersih perusahaan semakin rendah resikonya.
Dengan kata lain, semakin banyak modal kerja bersih perusahaan semakin
likuid sehingga mangakibatkan semakin rendah resiko menghadapi pailit.
Asumsi ini dapat salah jika dalam modal kerja bersih yang positif menggunakan
dana jangka panjang untuk membiayai sebagian dari aktiva lancarnya. Dana
jangka panjang biasanya lebih mahal daripada dana jangka pendek sehingga
menjadi kendala bagi perusahaan.
Perubahan dalam Aktiva Lancar
Pengaruh perubahan tingkat aktiva lancar perusahaan terhadap pertukaran
antara laba dan resiko dapat dijelaskan dengan menggunakan rasio aktiva
lancar terhadap total aktiva. Rasio ini menunjukkan presentase total aktiva
yang bersifat lancar. Dalam hal ini diasumsikan bahwa tingkat total aktiva tidak
berubah. Pengaruh kenaikan atau penurunan rasio antara laba dan resiko dapat
dilihat pada tabel 1.
Jika rasio aktiva lancar meningkat terhadap total aktiva, laba berkurang
sebab aktiva lancar kurang menguntungkan dibandingkan dengan aktiva tetap.
Aktiva tetap lebih menguntungkan sebab memberi nilai tambah kepada produk.
Tanpa aktiva tetap, perusahaan tidak dapat memproduksi barang (produk).
Page 6 of 12
Mata Kuliah / MateriKuliah
Brawijaya University
2011
Pengaruh resiko mengurangi rasio aktiva lancar terhadap peningkatan total
aktiva. Peningkatan dalam aktiva lancar meningkatkan modal kerja bersih,
karenanya mengurangi resiko keadaan pailit. Pada sisi aktiva neraca, resiko
berkaitan dengan peningkatan aktiva yaitu :
 Investasi dalam kas dan surat berharga lebih kecil resikonya daripada
investasi dalam piutang, persediaan dan aktiva tetap.
 Investasi dalam piutang lebih kecil resikonya daripada investasi dalam
persediaan dan aktiva tetap.
 Investasi dalam persediaan lebih kecil resikonya daripada investasi dalam
aktiva tetap.

Semakin dekat aktiva menjadi kas, semakin kurang resikonya. Pada
umumnya lebih mudah piutang menjadi kas daripada persediaan menjadi kas.
Pengaruh berlawanan dari laba dan resiko dihasilkan dari pengurangan dalam
rasio aktiva lancar terhadap total aktiva.
Tabel 1. Pengaruh Perubahan Rasio Terhadap Laba dan Resiko
Dampak
Rasio
Perubahan Rasio
Dampak terhadap Laba
terhadap
Resiko
Aktiva lancar
Meningkat
Menurun
Menurun
Total aktiva
Menurun
Meningkat
Meningkat
Pasiva lancar
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Total aktiva
Menurun
Menurun
Menurun
Perubahan dalam Pasiva Lancar
Pengaruh perubahan tingkat pasiva lancar tehadap perusahaan terhadap
pertukaran antara laba dan resiko ditunjukkan dengan menggunakan rasio
pasiva lancar terhadap total aktiva. Rasio ini menunjukkan presentase total
aktiva yang dibiayai oleh pasiva lancar. Dalam hal ini diasumsikan bahwa
tingkat total aktiva tidak berubah. Pengaruh kenaikan atau penurunan rasio
antara laba dan resiko dapat dilihat pada tabel 1.
Jika rasio pasiva lancar terhadap total aktiva meningkat, maka laba akan
meningkat sebab perusahaan manggunakan lebih banyak pembiayaan jangka
pendek yang lebih murah dan lebih sedikit pembiayaan jangka panjang. Resiko
dari keadaan pailit juga meningkat sebab peningkatan dalam pasiva lancar
mengurangi modal kerja bersih. Pengaruh yang berlawanan dari laba dan rasio
pasiva lancar tehadap total aktiva.
Page 7 of 12
Mata Kuliah / MateriKuliah
Brawijaya University
2011
Strategi Modal Kerja Bersih
a) Strategi Keuangan Agresif
Strategi dimana perusahaan membiayai kebutuhan musiman dan
sebagian dari kebutuhan tetapnya dengan dana jangka pendek dan sisanya
merupakan kebutuhan permanen dengan dana jangka penjang.
Tabel 2. Contoh Strategi Keuangan Agresif
PT GENIUS
Estimasi Kebutuhan Dana
Bulan
Aktiva
lancar
(Rp)
(1)
Aktiva
tetap
(Rp)
(2)
Total
Aktiva
(Rp)
(1)+(2)
(3)
Jananuari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
8.000
26.000
34.000
6.000
26.000
32.000
4.000
26.000
30.000
2.000
26.000
28.000
1.600
26.000
27.600*
3.000
26.000
29.000
6.000
26.000
32.000
7.400
26.000
33.400
8.000
26.000
34.000
10.000
26.000
36.000
6.000
26.000
32.000
4.000
26.000
30.000
Rata-rata per bulan
*Rp.27.600 merupakan kebutuhan modal
membiayai total aktiva (bulan mei)
Kebutuhan
dana
musiman
(Rp)
(3)+(4)
(4)
(5)
27.600
6.400
27.600
4.400
27.600
2.400
27.600
400
27.600
27.600
1.400
27.600
4.400
27.600
5.800
27.600
6.400
27.600
8.400
27.600
4.400
27.600
2.400
27.600
3.900
yang terendah untuk
Kebutuhan
dana tetap
(Rp)
Estimasi kebutuhan dana atas dasar bulanan untuk tahun yang akan datang.
Kolom 4 dan 5 dibagi dalam komponen tetap dan musiman
Permanen = Rp 27.600
Dana Jengka Pendek
(AL+AT)
Kebutuhan dana
Musiman = Rp 0 s/d Rp 8.400
Dana Jengka Pendek
(Mei-Okt)
Pada umumnya biaya jangka pendek dalam bentuk perdagangan
dalam contoh di atas merupakan ilustrasi secara grafis penerapan strategi
keuangan agresif terhadap kebutuhan dana secara keseluruhan (Sundjaja,
2003).
Page 8 of 12
Mata Kuliah / MateriKuliah
Brawijaya University
2011
Pertimbangan biaya :
Rata-rata pinjaman jangka pendek (kebutuhan dana musiman) = Rp
3.900
Rata-rata pinjaman jangka panjang (kebutuhan dana permanen) = Rp
27.600
Biaya tahunan dana jangka pendek = 3%
Biaya tahunan dana jangka panjang = 11%
Jadi :
Biaya keuangan jangka pendek = 3% x Rp 3.900 = Rp 117
Biaya keuangan jangka panjang = 11% x Rp 27.600 = Rp 3.036_+
Biaya total rata-rata
= Rp 3.153
Modal kerja bersih Rp 27.600 – Rp 26.000 = Rp 1.600 merupakan jumlah
tetap aktiva lancer. Strategi agresif menggunakan modal kerja bersih
minimum yaitu sebesar Rp 1.600 yang merupakan bagian tetap dari aktiva
lancar yang dibiayai dengan dana jangka panjang. Strategi ini mempunyai
resiko tidak hanya karena modal kerja bersih yang rendah tapi :
 Ada kemungkinan perusahaan sulit untuk memenuhi kebutuhan
musiman dengan dana jangka pendek.
b) Strategi Keuangan Konservatif
Yaitu strategi dimana perusahaan membiayai semua proyek yang
memerlukan dana dengan dana jangka pan jang dan membiayai pengeluaran
tak terduga dengan dana jangka pendek (Sundjaja, 2003).
Strategi agresif dibandingkan dengan strategi konservatif adalah strategi
konservatif mengharuskan perusahaan membayar bunga atas dana yang yang
tidak diperlukan sedangkan strategi agresif tidak dan dari segi biaya strategi
agresif menggunakan biaya yang lebih rendah dibandingkan strategi
konservatif, namun dalam hal resiko strategi agresif memiliki resiko yang lebih
tinggi dibandingkan strategi konservatif (Sundjaja, 2003).
Tabel 3. Contoh Strategi Keuangan Konservatif
Kebutuhan dana jangka maksimal pada bulan oktober yaitu sebesar Rp
36.000,- akan dipenuhi dengan dana jangka panjang, sedangkan kebutuhan
yang tidak teduga dipenuhi dengan dana jangka pendek.
Pertimbangan biaya :
Rata-rata pinjaman jangka panjang Rp 36.000,Biaya keuangan jangka panjang = 11%xRp 36.000 = Rp 3.960,-. jika
dibandingkan dengan biaya menggunakan strategi agresif sebesar Rp 3.153,maka strategi konservatif lebih membutuhkan biaya yang lebih besar yaitu
sebesar Rp 3.960,- karena perusahaan tetap harus membayar bunga walaupun
dananya tidak dibutuhkan.
Pertimbangan resiko :
Dengan menggunakan strategi konservatif berarti :
1. Tingkat resiko perusahaan sangat rendah
2. Perusahaan tidak perlu sering memikirkan pencarian dana.
c)
Strategi Keuangan ‘Pertukaran’
Yaitu strategi kompromi antara strategi agresif dan strategi konservatif
Tabel 4. Contoh Strategi Keuangan Pertukaran
Page 9 of 12
Mata Kuliah / MateriKuliah
Brawijaya University
2011
PT GENIUS
Estimasi Kebutuhan Dana
Bulan
Jananuari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Aktiva
lancar
(Rp)
(1)
Aktiva
tetap
(Rp)
(2)
Total Aktiva
(Rp)
(1)+(2)
(3)
8.000
26.000
6.000
26.000
4.000
26.000
2.000
26.000
1.600
26.000
3.000
26.000
6.000
26.000
7.400
26.000
8.000
26.000
10.000
26.000
6.000
26.000
4.000
26.000
Rata-rata per bulan
Kebutuhan dana :
Minimum (Mei)
Maksimum (oktober)
Titik tengah =
34.000
32.000
30.000
28.000
27.600*
29.000
32.000
33.400
34.000
36.000*
32.000
30.000
Kebutuhan
dana tetap
(Rp)
(4)
31.800
31.800
31.800
31.800
31.800
31.800
31.800
31.800
31.800
31.800
31.800
31.800
31.800
Kebutuhan
dana
musiman
(Rp)
(3)-(4)
(5)
2.200
200
200
1.600
2.200
4.200
200
900
= Rp 27.600
= Rp 36.000
= 31.800
Jadi, perusahaan aka menggunakan dana jangka panjang untuk kebutuhan
dan per bulan sebesar Rp 31.800,- dan kebutuhan dana yang melebihi Rp
31.800 dipenuhi dengan dana jangka pendek.
Pertimbangan Biaya :
Rata-rata pinjaman jangka pendek = Rp
900
Rata-rata pinjaman jangka panjang = Rp 31.800
Biaya keuangan jangka pendek
= 3% x 900
=
27
Biaya keuangan jangka panjang
= 11%x31.800 = 3.498 +
= 3.525
Pertimbangan resiko :
Modal kerja bersih = Rp 31.800 – Rp 26.000 = Rp 5.800
1. Kurang beresiko dibanding agresif, lebih beresiko dibanding
konservatif.
2. Bila ada kebutuhan dana yang tidak terduga, perusahaan masih perlu
mencari pinjaman jangka pendek guna memenuhi kebutuhan dana
bulan Januari s/d Maret dan Juli s/d Desember.
(Sundjaja, 2003)
Page 10 of 12
Mata Kuliah / MateriKuliah
Brawijaya University
REFERENSI
Indriyo.1984.Manajemen Keuangan.BPFE.Yogyakarta.
Riningsih.2005.Pengaruh Modal Kerja.UNNES.Semarang.
Riyanto,Bambang.1995.Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan.Yayasan Penerbit
Gajah Mada.Yogyakarta.
Sutrisno, Drs, MM. Manajemen Keuangan. Teori konsep dan Aplikasi. Ekonisia,
Yogyakarta
Sundjaja,Ridwan S dan Inge Barlian.2003.Manajemen Keuangan.Literata Lintas
Media.Jakarta.
Yudhistira.2008.Modal Kerja. Rineka Cipta.Jakarta.
Zamit.2009.Modal Kerja. http://www.scribd.com/doc/9677500/Manajemen-ModalKerja
PROPAGASI
Kerjakan Soal dibawah ini
1. Apa yang anda ketahui tentang modal kerja dan manajemen
modal kerja?
2. Bagaimana menentukan besarnya modal kerja perusahaan?
3. Jelaskan mengenai strategi modal kerja bersih!
4. Pada tahun depan PT. BW mempunyai rencana untuk
memproduksi barang jadi 6000 unit per bulan. Untuk membuat
satu unit barang jadi tersebut dibutuhkan 3 kg bahan baku
dengan harga Rp. 1250,00 per kg. bahan baku tersebut sebelum
diproses rata-rata disimpan digudang selama 12 hari. Lamanya
proses produksi 5 hari. Setekah menjadi produk selesai biasanya
akan disimpan selama 16 hari sebelum dijual. rata-rata piutang
tertagih selama 40 hari. Upah langsung per unit barang jadi
sebesar Rp.2000. Biaya pemasaran tunai sebulan sebesar Rp.
13.200.000,-. Biaya administrasi dan umum sebulan Rp.
9.600.000,- dan kas minimal ditentukan sebesar Rp. 3.000.000,. Hitunglah berapa kebutuhan modal kerja PT.BW tersebut.
Page 11 of 12
2011
Mata Kuliah / MateriKuliah
5.
Brawijaya University
2011
Berikut ini laporan keuangan PT. BW pada akhir tahun 2009
PT.BW
NERACA, 31 DESEMBER 2009
Aktiva lancar
Kas
Rp
24.000.000
Hutang dagang
Rp
36.000..000
Efek
Rp
56.000.000
Hutang wesel
Rp
60.000.000
Piutang dagang
Rp
80.000.000
Hutang Pajak
Rp
29.000.000
Persediaan
barang
Rp
160.000.000
Total hutang
Lancar
Rp
125.000.000
Total AL
Rp
320.000.00
0
Hutang Obligasi
Rp
200.000.000
Aktiva Tetap
Modal saham
Tanah
Rp
150.000.000
Bangunan dan
gedung
Rp
300.000.000
Mesin-mesin
Rp
250.000.000
Total aktiva
tetap
Total aktiva
Rp
700.000.000
Rp
960.000.00
0
425.000.000
Laba ditahan
Rp
210.000.000
Total hutang
dan Modal
Rp
960.000.000
Keterangan:
1. Penyusutan setiap tahunnya:
Bangunan dan gedung Rp. 60.000.000,Mesin-mesin
Rp. 35.000.000,2. Penjualan kredit dengan profit margin 20 %
Atas dasar data tersebut diatas hitunglah besarnya modal kerja menurut
konsep kuantitatif, kualitatif dan fungsional.
Page 12 of 12
Download