KUALITAS LAYANAN KESEHATAN PADA ORANG TERINFEKSI

advertisement
KUALITAS LAYANAN KESEHATAN PADA ORANG TERINFEKSI HIVAIDS DI RSUD DOK II JAYAPURA
Yuliati Kalapadang
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Yapis Papua
ABSTRAK
Peneliti ini berjudul “Kualitas Layanan Kesehatan pada Orang terinfeksi
HIV-AIDS di RSUD Dok II Jayapura” dengan titik berat masalah bagaimana
gambaran kualitas pelayanan kesehatan yang diterima oleh orang terinfeksi HIVAIDS di VCT RSUD Dok II jayapura yang bertujuan untuk mengetahui bagaiman
kualitas layanan kesehatan yang diterima oleh orang terinfeksi HIV-AIDS di VCT
RSUD Dok II Jayapura.
Untuk menguji dan mengetahui proses Kualitas Layanan Kesehatan pada
Orang terinfeksi HIV-AIDS tersebut, maka peneliti ini menggunakan tipe penelitian
deskriptif dengan dasar penelitian mengambil organisasi dan menetapkan Polik VCT
RSUD Dok II Jayapura sebagai unit analisis dan fokus penelitian. Untuk memperoleh
data maka peneliti ini menggunakan 2 (dua) metode pengumpulan data yaitu melalui
wawancara dan penyebaran kuesioner kepada responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kualitas Layanan Kesehatan pada
Orang Terinfeksi HIV-AIDS di RSUD Dok II Jayapura yang diukur dengan lima
dimensi dengan hasil sebagian besar menilai bahwa kualitas pelayanan kesehatan
sangat baik.
Kata Kunci : Kesehatan, HIV dan Jayapura
106
Tingginya angka penularan HIV
AIDS di Papua sekitar 2, 49%
diatas angka penularan nasional
sekitar
0.18%
menyebabkan
adanya penemuan pasien yang
rata-rata sekitar 40 pasien baru
tiap bulan menyebabkan lonjakan
pasien yang datang dan perlu
dilayani di klinik VCT RSUD Dok
II
Staf VCT di RSUD dok II yang
berjumlah 13 orang dan terdiri
dari 2 dokter, 3 perawat, 1 bidan, 2
farmasis, 3 laboratoris dan 2
administrator memiliki tugas untuk
melayani pasien yang berkunjung
tiap bulan pada klinik VCT RSUD
Jayapura adalah sekitar 500 -800
pasien.
Ruang pelayanan di VCT
RSUD DOK II yang hanya
berukuran seluas 70 m2 menjadi
salah satu kendala yang dapat
membuat kenyamanan kulaitas
layanan menjadi tidak maksimal.
Jumlah pasien yang besar pun
tersebut hanya dilayani oleh
jumlah staf yang terbatas hal ini
akanmembuat kualitas pelayanan
menjadi semakin tidak maksimal
yang diterima oleh pasien.
Hal-hal diatas adalah hanya
beberapa kendala yang mampu
membuat
pelayanan
kualitas
layanan tidak maksimal. Penelitian
ini akan melihat seberapa besar
adanya kesenjangan yang diterima
pasien
sehingga faktor-faktor
selain
hal-hal
diatas
dapat
ditemukan melalui penelitian ini.
Berdasarkan latar belakang
masalah maka masalah penelitian
dirumuskan
sebagai
berikut”
I. PENDAHULUAN
Kasus AIDS pertama di
Indonesia terjadi di Bali pada
bulan
April
tahun
1987.Penderitanya adalah seorang
wisatawan
Belanda
yang
meninggal di RSUP Sanglah akibat
infeksi sekunder pada paruparunya.(www.tempo.co.id/hg/nara
si/.../nrs,2004).
Jumlah kumulatif pengidap
infeksi HIV/AIDS di seluruh
Indonesia pada akhir Desember
2007 telah mencapai 17207 kasus,
yang terdiri dari 6066 HIV dan
11141 AIDS dengan jumlah
kematian sebanyak 2369 orang
(Ditjen PPM & PL Depkes RI,
2007).
Klinik VCT adalah sarana
pelayanan
kesehatan
yang
digunakan
dalam
upaya
penanggulangan kasus HIV/AIDS.
Klinik ini bekerja sama dengan
berbagai pihak dalam melakukan
pemetaan, estimasi dan pencarian
kasus sedini mungkin, terutama
pada kelompok resiko tinggi (high
risk population).
Di Kota Jayapura, terdapat
lima rumah sakit rujukan dan
sepuluh
puskesmas
yang
menyediakan sarana pelayanan
klinik
VCT.
Berdasarkan
Kepmenkes
Nomor
760/Menkes/SK/VI/2007 tentang
Penetapan Rumah Sakit Rujukan
Bagi Orang terinfeksi HIV, rumah
sakit yang menjadi rujukan dalam
perawatan dan pengobatan ODHA
adalah RSUD Dok II Jayapura,
RSUD Abepura, RS Dian harapan,
RS Marthen Indey dan RSAL
107
Bagaimana
kualitas
layanan
kesehatan pada orang terinfeksi
HIV-AIDS di VCT RSUD Dok II
Jayapura?
Adapun tujuan dari penelitian ini
yaitu Untuk mengetahui kualitas
pelayanan pada Orang terinfeksi
HIV-AIDS di RSUD Dok II
Jayapura.
prinsipnya menjadi tanggungjawab
dan dilaksanakan oleh instansi
pemerintah di pusat, di daerah, dan
di lingkungan badan Usaha Milik
Negara atau badan Usaha Milik
Daerah, dalam upaya pemenuhan
kebutuhan masyarakat maupun
dalam
rangka
pelaksanaan
ketentuan peraturan peraturan
perundang-undangan.
Pelayanan
umum
atau
pelayanan
publik
adalah
pemberian
jasa
baik
oleh
pemerintah, pihak swasta atas
nama pemerintah atau pihak swasta
kepada masyarakat dengan atau
tanpa pembayaran guna memenuhi
kebutuhan dan atau kepentingan
masyarakat.
B. Konsepsi Pelayanan Publik
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pelayanan Publik
Menurut Siagian 2001 yang
dikutip dari Hardiansyah (2011)
dikatakan bahwa teori ilmu
administrasi Negara mengajarkan
bahwa pemerintah Negara pada
hakikatnya menyelenggarakan dua
jenis fungsi utama, yaitu fungsi
penagaturan dan fungsi pelayanan.
Fungsi
pengaturan
biasanya
dikaitkan dengan hakikat Negara
modern sebagai suatu Negara
hokum (legal state),sedangkan
fungsi pelayanan dikaitkan dengan
hakikat Negara sebagai suatu
Negara kesejahteraan (welfare
state). baik fungsi pengaturan
maupun
fungsi
pelayanan
menyangkut semua segi kehidupan
dan penghidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, dan
pelaksanaannya
dipercayakan
kepada
aparatur
pemerintah
tertentu yang secara fungsional
bertanggungjawab atas bidangbidang tertentu kedua fungsi
tersebut.
Menurut Hardiansyah (2011)
dikatakan bahwa pelayanan umum
dapat didefinisikan sebagai segala
bentuk jasa pelayanan baik
dalambentuk
barang
publik
maupun jasa publik yang pada
Konsepsi pelayanan publik
berhubungan dengan bagaimana
meningkatkan
kapasitas
dan
kemampuan pemerintah dan/ atau
pemerintah daerah menjalankan
fungsi pelayanan, dalam konteks
pendekatan ekonomi, menyediakan
kebutuhan pokok (dasar) bagi
seluruh masyarakat. Kebutuhan
pokok masyarakat akan terus
berkembang seiring dengan tingkat
perkembangan
sosio-ekonomi
masyarakat artinya pada tingkat
perkembangan tertentu sesuatu
jenis barang dan jasa yang
sebelumnya di anggap sebagai
barang mewah dan terbatas
kepemilikannya atau tidak menjadi
kebutuhan pokok dapat berubah
menjadi barang pokok yang
diperlukan bagi sebagian besar
masyarakat.
Perubahan
dan
perkembangan konsep kebutuhan
pokok masyarakat akan selalu
108
terkait erat
dengan
tingkat
perkembangan
sosial-ekonomi
masyarakat yang dipengaruhi oleh
pertumbuhan
ekonomi,
industrialisasi, serta perubahan
politik.
C. Klasifikasi Pelayanan Publik
Pelayanan publik yang harus
diberikan oleh pemerintah dapat
diklasifikasikan ke dalam dua
kategori utama, yaitu: pelayanan
kebutuhan dasar dan pelayanan
umum. Menurut
Hardiyansyah
(2011) menjelaskannya sebagai
berikut:
1. Pelayanan Kebutuhan Dasar
Pelayanan kebutuhan dasar
yang harus diberikan oleh
pemerintah
meliputi:
kesehatan, pendidikan dasar
dan bahan kebutuhan pokok
masyarakat.
Kesehatan merupakan salah
satu
kebutuhan
dasar
masyarakat yang dilindungi
oleh undang-undang
dasar.
Setiap negara mengakui bahwa
kesehatan yang jadi modal
terbesar
untuk
mencapai
kesejahteraan.
Perbaikan
pelayanan
kesehatan
pada
dasarnya
merupakan suatu investasi
sumber daya manusia untuk
mencapai masyarakat yang
sejahtera.
2. Pelayanan Umum
Selain pelayanan kebutuhan
dasar
pemerintah
sebagai
instansi penyediaan pelayanan
publik jugaharus memberikan
pelayanan
umum
kepada
masyarakat. Pelayanan umum
yang
harus
diberikan
pemerintah terbagi terbagi
dalam tiga kelompok, yaitu: a)
pelayanan administratif, b)
pelayanan barang dan c)
pelayanan jasa.
D. Asas-Asas Pelayanan publik
Bahwa
pelayanan
publik
dilakaukan tiada lain untuk
memberikan
kepuasan
bagi
pengguna
jasa,
karena
itu
penyelenggaraan secara niscaya
membutuhkan asas-asas pelayanan.
Denagan
kata
lain,
dalam
memberiakan pelayanan publik,
instansi penyediaan pelayanan
publik harus memperhatikan asas
pelayanan publik.
Asas-asas pelayanan publik
menurur
keputusan
Mempan
Nomor 63/2003 sebagai berikut:
1. Transparasi. Bersifat terbuka,
mudah dan dapat diakses oleh
semua
pihak
yang
membutuhkan dan disediakan
secara memadai serta mudah
dimengerti.
2. Angkutabilitas.
Dapat
dipertanggungjawabkan sesuai
denagan ketentuan peraturan
perundangan-undangan.
3. Kondisional. Sesuai dengan
kondisi
dan
kemampuan
pemberi
dan
penerima
pelayanan
dengan
tetap
berpegang
pada prinsip
efisiensi dan efektivitas.
4. Partisipasi. Mendorong perang
serta
masyarakat
dalam
penyelenggaraan
pelayanan
publik dengan memperhatikan
aspirasi,
kebutuhan
dan
harapan masyarakat.
5. Kesamaan
Hak.
Tidak
diskriminatif dalam arti tidak
109
4) Akurasi; Produk pelayanan
publik diterima dengan
benar, tepat dan sah
5) Keamanan; Proses dan
produk pelayanan publik
memebrikan rasa aman dan
kepastian hokum.
6) Tanggung
jajawab;
Pimpinan penyelenggaraan
pelayanan publik atau
pejabat
yang
ditunjuk
bertanggung jawab atas
penyelenggaraan pelayanan
dan
keluhan/persoalan
dalam
pelaksanaan
pelayanan publik.
7) Kelengkapan sarana dan
prasarana kerja, peralatan
kerja
dan
pendukung
lainnya yang memadai
termasuk
penyediaan
sarana
teknologi,telekomunikasi,
dan
informatika(telematika).
8) Kemudahan Akses; Tempat
dan lokasi sarana prasarana
pelayanan yang memadai,
mudah dijangkau oleh
masyarakat
dan
dapat
memanfaatkan
teknologi
telekomunikasi
dan
infomasi.
9) Kedisplinan,
kesopanan
dan keramahan; Pemberi
pelayanan harus bersikap
disiplin,sopan
dan
santun,ramah,serta
membrikan
pelayanan
dengan ikhlas.
10) Kenyamanan; Lingkungan
pelayanan
harus
tertib,teratur,disediakan
ruang
tunggu
yang
membedakan suku, ras agama,
golongan, gender dan status
ekonomi.
6. Keseimbangan
Hak
dan
Kewajiban.
Pemberi
dan
penerima pelayanan publik
harus memenuhi hak dan
kewajiban
masing-masing
pihak.
Prinsip-Prinsip
Penyelenggaraan Pelayanan
Publik
Sepuluh Prinsip pelayanan
umum diatur dalam keputusan
Menteri Negara Pemberdayaan
Aparatur
Negara
Nomor
63/KEP/M.
PAN/7/2003
Tentang Pedoman Umum
Penyelenggara
Pelayanan
Publik, kesimpulan prinsip
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Kesederhanaan; prosedur
pelayanan publik tidak
berbelit-belit,
mudah
dipahami,
dan
mudah
dilaksanakan:
2) Kejelasan;1)
persyaratan
teknis dan administratif
pelayanan publik, 2) Unit
kerja/
pejabat
yang
berwenang
dan
bertanggungjawab dalam
memberikan pelayanan dan
penyelesaian
keluhan/
persoalan/ sengketa dalam
pelaksanaan
pelayanan
publik; 3) Rincian biaya
pelayanan publik dan tata
cara pembayaran.
3) Kepastian
waktu;
Pelaksanaan
pelayanan
publik dapat diselesaikan
dalam kurung waktu yang
telah di tentukan.
110
nyaman,bersih,rapih,lingku
ngan
yang indah dan
sehat, serta dilengkapi
dengan fasilitas pendukung
pelayanan,seperti
parker,toilet,tempat ibadah
dan
lainnya.
Standar
Pelayanan Publik
Setiap
penyelanggaraan
pelayanan publik harus memiliki
standar pelayab, sebagai jaminan
adanya kepastian bagi pemberi
didalam pelaksanaan tugas dan
fungsinya dan bagi penerima
pelayanan dalam proses pangajuan
permohonanya. Standar pelayanan
merupakan ukuran yang dibakukan
dalam penyelenggaraan pelayanan
publik sebagai pedoman yang
wajib ditaati dan dilaksanakan oleh
penyelenggaran pelayanan, dan
menjadi pedoman bagi penerima
pelayanan dalam proses pengajuan
permohonan, serta sebagai alat
kontrol masyarakat dan/ atau
penerima pelayanan atas kinerja
penyelenggara pelayanan.
E. HIV-AIDS
AIDS adalah singkatan dari
Acquired Immuno Deficiency
Syndrome, yaitu suatu
gejala
berkurangnya
kemampuan
pertahanan diri yang disebabkan
oleh masuknya virus HIV ke
dalam tubuh seseorang. AIDS
disebabkan oleh infeksi HIV atau
Human Immuno-deficiency Virus
(Depkes,
2004). HIV dapat
menyebabkan AIDS dengan cara
menyerang sel darah putih yang
bernama sel CD4 sehingga dapat
merusak sistem kekebalan tubuh
manusia yang pada akhirnya tidak
dapat bertahan dari gangguan
penyakit yang sangat ringan
sekalipun.
Selain
itu
AIDS
juga
didefinisikan sebagai kejadian
penyakit yang disifatkan oleh: (a)
Suatu penyakit yang menunjukkan
adanya definisi immunoseluler,
misalnya sarkoma Kaposi atau satu
atau lebih penyakit opportunistik
yang di diagnosis dengan cara yang
dapat dipercaya, (b) Tidak adanya
sebab-sebab
immunodefisiensi
seluler lainnya (kecuali infeksi
HIV) (Gunawan, 1992).
AIDS merupakan sindrom
kehilangan kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh virus HIV.Virus
ini menyebabkan tubuh mudah
diserang penyakit-penyakit lain
yang berakibat fatal.Serangan
penyakit ini bukan merupakan
ancaman bagi orang-orang yang
sistem kekebalannya bekerja dengan
normal.
HIV ditularkan melalui tiga
jalur,
yaitu: (a)
melalui
hubungan seksual, (b) melalui
pemakaian alat-alat yang sudah
tercemar HIV, seperti jarum
suntik dan pisau cukur, dan (c)
melalui ibu yang hidup dengan
HIV
kepada
janin di
kandungannya atau bayi yang
disusuinya. Penularan melalui
ketiga jalur tersebut
Virus HIV mempunyai masa
inkubasi
antara 5-10
tahun.
Orang yangmengidap HIV masih
nampak sehat dan selama itu dapat
menularkan pada orang lain tanpa
disadarinya (Hawari, 2006).
Diperkirakan terdapat tujuh
juta orang dengan HIV/AIDS
(ODHA) di Asia Pasific dan
111
peningkatan
jumlah
ODHA
membutuhkan dan menuntut akses
layanan komprehensif. Pelayanan
komprehensif HIV/AIDS menurut
WHO meliputi terapi medik,
asuhan keperawatan, konseling,
dan dukungan psikososial untuk
Pelayanan
Prima
ODHA, keluarganya dan mereka
yang tergantung padanya.
F. KERANGKA KONSEPTUAL
Variabel
Kualitas
Pelayanan
Di Ukur
dengan 5
Dimensi
Tangible
(Berwujud)
Reliability
(Kehandalan)
∑ Penampila
n petugas
∑ Kenyaman
an tempat
melakukan
pelayanan
∑ Kemudaha
n dlm
proses
pelayanan
∑ Kemudaha
n akses
pelanggan
dlm
permohon
anpelayan
ana
∑ Kegunaan
alat bantu
dalam
pelayanan
∑ Kecematan
petugas dlm
melayani
∑ Memiliki
standar
pelayanan
yg jelas
∑ Kemampua
n petugas
dlm
menggunak
an alat
bantu
∑ Keahlian
petugas dlm
menggunak
an alat
bantu dlam
proses
pelayanan
Responsivines
s
(Respon/Keta
nggapan)
∑ Merespon
semua
pelanggan
∑ Petugas
melakukan
pelayanan
yg cepat
∑ Petugas
melakukan
pelayanan
yg cermat
∑ Petugas
melakukan
pelayanan
dgn waktu
yg tepat
∑ Semua
keluhan
pelanggan
direspon
Assurance
(Jaminan)
Empathy
(Empati)
∑ Petugas
memberikan
jaminan tepat
waktu dlm
pelayanan
∑ Petugas
memberikan
jaminan
biaya dlm
pelayanan
∑ Petugas
memberikan
jaminan
legalitas dlm
pelayanan
∑ Petugas
memberikan
jaminankepas
tian biaya
dlm
pelayanan
∑ Mendahuluk
an
kepentingan
pelanggan
∑ Petugas
melayani
dgn sikap
ramah
∑ Melyani dgn
sikap sopan
santun
∑ Melayani
dgn tdk
diskriminasi
∑ Melayani
dan
menghargai
setiap
pelanggan
112
berkunjung di Klinik VCT
RSUD Jayapura di bulan
Januari-Mei 2013 dengan ratarata jumlah kunjungan pasien
perbulan 243 pasien.
2. Sampel
Penelitian ini menggunakan
sampling
non-probability
dengan metode purposive
sampling
yaitu
teknik
penetapan sampel dengan cara
memilih
sampel
diantara
populasi sesuai dengan yang
dikehendaki peneliti, sehingga
sampel tersebut dapat mewakili
karakteristik populasi yang
telah
dikenal
sebelumnya
(Nursalam,2003).
Dengan
Kriteria
Sampel
sebagai
berikut:
1. Pasien HIV-AIDS yang
mendapatkan pengobatan
dan perawatan di Klinik
VCT RSUD Jayapura
2. Usia pasien antara 17-50
tahun dan bersedia menjadi
responden
3. Pasien yang tidak terganggu
jiwanya
4. Pasien yang bisa menulis
dan membaca
Menurut
Arikunto
(2006) bahwa apa bila jumlah
populasi lebih dari 100 maka
dapat diambil 10-25% dari
jumlah
populasi.
Sampel
penelitian ini 25 % X jumlah
kunjungan pasien, yaitu 25% X
243 adalah 60 responden.
C. DEFINISI OPERASIONAL
Persepsi kualitas (perceived
quality)
didefinisikan
oleh
Zeithaml (1988) sebagai penilaian
G. VARIABEL DAN INDIKATOR
PENELITIAN
Sesuai dengan judul Kualitas
layanan Kesehatan Pada Orang
Terinfeksi HIV-AIDS di RSUD
Dok II Jayapura maka dapat
disimpulkan bahwa variabel yang
digunakan adalah variabel tunggal
yaitu kualitas layanan yang
diterima pasien HIV-AIDS.
Indikator kualitas layanan
kesehatan yang akan diteliti
adalah:
1. Tangible (Berwujud)
2. Reliability (Kehandalan)
3. Responsiviness (Ketanggapan)
4. Assurance (Jaminan)
5. Empathy (Empati)
III.METODOLOGI PENELITIAN
A. TIPE DAN DASAR
PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah
deskriptif
dengan
untuk
mengidentifikasi
gambaran
Kualitas Layanan Kesehatan pada
Orang Terinfeksi HIV/AIDS di
Klinik VCT RSUD Dok II
Jayapura (Notoatmodjo, 2010).
B. UNIT ANALISIS
Pada penelitian ini yang
dimaksud unit analisis adalah
semua pasien HIV-AIDS tanpa
memandang umur dan jenis
kelamin yang datang berkunjung
ke klinik VCT RSUD Dok II
Jayapura dari bulan juli sampai
agustus 2013. POPULASI DAN
SAMPEL
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini
adalah pasien HIV-AIDS yang
113
konsumen terhadap keunggulan
dari keseluruhan suatu produk
kualitas persepsi ini dapat menjadi
penentu nilai dari suatu produk dan
berpengaruh
secara
langsung
terhadap keputusan pembelian dan
loyalitas
suatu
produk
tersebut.Kualitas sendiri menurut
Zeithaml (1988) bisa dipandang
secara luas sebagai keunggulan
atau
keistimewaan.
Untuk
mengukur
kualitas
layanan
menggunakan lima dimensi yaitu:
Tangible (Berwujud), Reliability
(Kehandalan),
Responsiviness
(Ketanggapan),
Assurance
(Jaminan), Empathy(Empati).
D. INSTRUMEN
PENGUMPULAN DATA
Instrumen yang dilakukan
dalam pengumpulan data pada
penelitian ini adalah berupa :
1. Identitas dan data karakteristik
pasien sebagai sampel pada
penelitian
2. Sejumlah pertanyaan yang
dapat
mengukur
kualitas
pelayanan
E. JENIS DAN SUMBER DATA
1. Data Primer (Primary Data)
Data primer merupakan
sumber data yang diperoleh
langsung dari sumber asli
(tidak
melalui
media
perantara).Metode
yang
digunakan untuk mendapatkan
data primer dalam penelitian
ini
dengan
menggunakan
kuisoner yang dibagikan pada
pasien
yang
mendapat
perawatan dan pengobatan di
VCT RSUD Dok II Jayapura.
2. Data Sekunder (Secondary
Data)
Data sekunder merupakan
sumber data penelitian yang
diperoleh peneliti secara tidak
langsung
melalui
media
perantara (diperoleh dan dicatat
oleh pihak lain). Data sekunder
dalam penelitian ini berupa
bukti, catatan atau laporan
historis yang telah tersusun
dalam arsip (data dokumenter)
yang dipublikasikan dan yang
tidak dipublikasikan di VCT
RSUD Dok II Jayapura.
Jenis dan sumber data yang
diperoleh nantinya adalah data
kualitatif dan data kuantitatif yang
sumbernya berasal dari data yang
diperoleh dari pasien HIV-AIDS
yang berkunjung bulan juli sampai
Agustus 2013.
F. TEKNIK
ANALISISDAN
PENGUKURAN
Teknik yang diambil pada
penelitian ini adalah dengan
metode nonparametrik sampling
dan pengukurannya menggunakan
metode statistika deskriptif.
IV. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Umum RSUD
Jayapura
Rumah Sakit Umum Daerah
Jayapura dibangun pada tahun
1956 oleh pemerintah Hindia
Belanda dan diresmikan pada
tanggal 5 Juni 1959. Berdasarkan
analisis cakupan pelayanan sesuai
tatanan bangsal perawatan yang
ada, maka Rumah Sakit ini
diperuntukkan bagi spesialistik
dasar, yaitu Spesialis Penyakit
Dalam, Spesialis Bedah Umum,
114
Spesialis
Kebidanan
dan
Kandungan dan Spesialis Anak.
Sejak tanggal 2 Mei 1962
bersama dengan penyerahan Irian
Barat ke Pemerintah Republik
Indonesia, maka Rumah Sakit ini
ikut diserahkan kepada Pemerintah
Indonesia dan sampai saat ini
pengelolaannya dilaksanakan oleh
Pemerintah Provinsi Papua.
Pelayanan RSUD Jayapura
mencakup
pelayanan
medik,
pelayanan
penunjang
medik,
Rehabilitasi medik dan pelayanan
perawatan.Pelayanan
tersebut
dilaksanakan melalui unit gawat
darurat, unit rawat inap dan unit
rawat jalan. Unit Rawat Inap terdiri
dari Ruang Super vip, Ruang kelas
1, Ruang ICU, Ruang OK, Ruang
bersaling, Ruang Bayi, Ruang
kanak-kanak, Ruang saraf, Ruang
bedah, Ruang peyakit dala pria,
Ruang penyakit dalam wanita dan
Ruangan paru. Unit Rawat Jalan
terdiri dari Polik kebidanan, Polik
anak, polik saraf, polik fisioterapi,
Polik bedah, polik kulit, Polik
THT, Polik Penyakit dalam, Polik
paru, Polik gigi, Polik mata dan
Polik VCT.
2. Gambaran VCT RSU Jayapura
VCT
(Human
Immunodeficiency Virus) Rumah Sakit
Umum Daerah jayapura berdiri
sejak tahun 2004 dan pada tahun
2005 ruangan VCT telah terjadi
pembongkaran dan di ganti dengan
ruangan baru yang beruran 7x10
meter sampai sekarang belum ada
renovasi.
Ruang pelayanan di VCT yang
terdiri dari, 1 kama pemeriksaan
pasien, 1 kamar konseling, 1 kamar
pemeriksaan darah (LAB), 1 kama
untuk Administrasi, 1 kamar
penyimpanan obat, 1 kamar
pemberian obat, dan 1 ruang
tunggu pasien,
Pelayanan kesehatan di klinik VCT
RSUD Jayapura dilakukan setiap
hari, mulai senin sampai dengan
hari sabtu dari pukul 08.00 hingga
pukul 14.00.
3. PEMBAHASAN
Kualitas layanan kesehatan
pada orang terinfeksi HIV-AIDS di
VCT RSUD Dok II Jayapura telah
diteliti/diukur dengan lima dimensi
Tangible
(Berwujud),
yaitu:
Reliability
(Kehandalan),Responsiveness(Keta
nggapan),Assurance
(Jaminan),Emphaty
(Empati)dengan
masing-masing
dimensi
mempunyai
lima
pertanyaanyaitu:
a. Tangible (Berwujud)
1. Hal ini memperlihatkan
bahwa kondisi Ruangan
Klinik VCT RSUD Dok II
Jayapura tertata dengan
baik, rapi, dan bersih
termasuk dalam kategori
baik.
2. Hal ini memperlihatkan
bahwa peralatan perawatan
di klinik VCT RSUD Dok
II Jayapura , cukup lengkap
dan
dapat
digunakan
dengan baik termasuk
dalam kategori baik.
3. Hal ini memperlihatkan
bahwa penampilan perawat
atau dokter di VCT RSUD
Dokk II jayapura, rapi dan
bersihtermasuk
dalam
kategori baik.
115
selalu baik dan sesuai
dengan informasi yang
diberikan termasuk dalam
kategori baik.
5. Hal ini memperlihatkan
bahwa perawat klinik VCT
RSUD Dok II Jayapura
selalu bersikap baik dan
siap setiap saat dalam
melakukan
pelayanan
kesehatan kepada anda
termasuk dalam kategori
sangat baik.
c. Responsiveness(Ketanggapan
)
1. Hal ini memperlihatkan
bahwa
perawat/dokter
klinik VCT RSUD Dok II
Jayapura
dalam
memberikan
pelayanan
selalu
baik
dalam
menanyakan
keluhan
kesehatan anda termasuk
dalam kategori sangat baik.
2. Hal ini memperlihatkan
bahwa perawat/dokter pada
klinik VCT RSUD Dok II
Jayapura
baik
dalam
memberikan
penjelasan
tentang
penyakit
andatermasuk
dalam
kategori sangat baik.
3. Hal ini memperlihatkan
bahwa
perawat/dokter
klinik VCT RSUD Dok II
Jayapura dalam melakukan
pelayanan kesehatan selalu
bersikap baik, ramah dan
sopan
terhadap
andatermasuk
dalam
kategori sangat baik.
4. Hal ini memperlihatkan
bahwa
perawat/dokter
klinik VCT RSUD Dok II
4. Hal ini memperlihatkan
bahwa kamar pemeriksaan
pasien di klinik VCT
RSUD Jayapura sudah
baik, bersih dan nyaman
termasuk dalam kategori
cukup baik.
5. Hal ini memperlihatkan
bahwa kebutuhan obat
selalu tersedia dan dalam
penyimpanan selalu baik
termasuk dalam kategori
sangat baik.
b. Reliability (Kehandalan)
1. Hal ini memperlihatkan
bahwa pelayanan kesehatan
pada klinik VCT RSUD
Jayapura sudah sesuai
dengan
harapan
anda
termasuk dalam kategori
sangat baik.
2. Hal ini memperlihatkan
bahwa perawat dan dokter
klinik VCT RSUD Dok II
Jaypura dalam menangani
keluhan kesehatan anda
dengan baik, cepat dan
tepattermasuk
dalam
kategori sangat baik.
3. Hal ini memperlihatkan
bahwa perawat atau dokter
klinik VCT RSUD Dok II
jayapura
dalam
memberikan obat kepada
anda sudah baik dan sesuai
dengan informasi aturan
obat yang disampaikan
termasuk dalam kategori
sangat baik.
4. Hal ini memperlihatkan
bahwa dokter atau perawat
di klinik VCT RSUD Dok
II
jayapura
dalam
memberikan
pelayanan
116
mampu
dengan
baik
menjaga kesopanan saat
mrmberikan
pelayanan
kesehatankepada
anda
termasuk dalam kategori
sangat baik.
5. Hal ini memperlihatkan
bahwa perawat/dokter pada
klinik VCT RSUD Dok II
Jayapura mampu dengan
baik memberikan jaminan
kesembuhan
terhadap
penyakit anda termasuk
dalam kategori baik.
e. Empathy (Empati)
1. Hal ini memperlihatkan
bahwa perwat/dokter klinik
VCT RSUD Dok II
Jayapura berusaha dengan
baik menenangkan rasa
cemas/
khawatir
anda
terhadap penyakit yang
anda derita termasuk dalam
kategori sangat baik.
2. Hal ini memperlihatkan
bahwa
perawat/petugas
kesehatan
klinik
CVT/RSUD
Dok
II
Jayapura
dengan
baik
memperhatikan
keluhan
penyakit yang anda derita
termasuk dalam kategori
sangat baik.
3. Hal ini memperlihatkan
bahwa
kepedulian
perawat/petugas kesehatan
klinik VCT RSUD Dok II
Jayapura
baik
dalam
menghadapi
masalah
kesehatan anda termasuk
dalam kategori baik.
4. Hal ini memperlihatkan
bahwa perawat meluangkan
waktu dengan baik untuk
Jayapura
selalu
baik
dengan
memberikan
kesempatan kepada anda
untuk bertanya tentang
kesehatan anda termasuk
dalam kategori sangat baik.
5. Hal ini memperlihatkan
bahwa
perawat/dokter
klinik VCT RSUD Dok II
Jayapura selalu dengan
baik
memperhatikan
kebutuhan dan keluhan
kesehatan anda termasuk
dalam kategori sangat baik.
d. Assurance (Jaminan)
1. Hal ini memperlihatkan
bahwa
perilaku
perawat/dokter klinik VCT
RSUD Dok II Jayapura
selalu dengan baik dan
memberikan rasa aman
bagi anda termasuk dalam
kategori baik.
2. Hal ini memperlihatkan
bahwa perawat klinik VCT
RSUD Dok II Jayapura
mempunyai kemampuan
yang
baik,
dalam
menjawab
pertanyaan
kesehatan anda termasuk
dalam kategori sangat baik.
3. Hal ini memperlihatkan
bahwa
perawat/dokter
klinik VCT RSUD Dok II
Jayapura
mampu
memnjaga dengan baik
rahasia kesehatan anda
serlama anda berada di
dalam VCT RSUD Dok II
Jayapura termasuk dalam
kategori sangat baik.
4. Hal ini memperlihatkan
bahwa perawat klinik VCT
RSUD Dok II jayapura
117
ketentuan peraturan perundangundangan.
pelayanan
umum
dapat
didefinisikan sebagai segala bentuk
jasa pelayanan baik dalambentuk
barang publik maupun jasa publik
yang pada prinsipnya menjadi
tanggungjawab dan dilaksanakan
oleh instansi pemerintah di pusat,
di daerah, dan di lingkungan badan
Usaha Milik Negara atau badan
Usaha Milik Daerah, dalam upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat
maupun dalam rangka pelaksanaan
ketentuan peraturan peraturan
perundang-undangan. Hardiansyah
(2011).
berkomunikasi dengan anda
termasuk dalam kategori
baik.
5. Hal ini memperlihatkan
bahwa
perawat/dokter
klinik VCT RSUD Dok II
Jayapura
dengan
baik
memberikan
dorongan
kepada
anda
demi
kesembuhan anda termasuk
dalam kategori sangat baik.
Hasil
kualitas
pelayanan
kesehatan terhadap orang terinfeksi
HIV-AIDS di VCT RSUD
Jayapura yang diberikan oleh
petugas adalahsangat baik.
Hal ini dapat dijelaskan bahwa
responden
yang
mendapat
pelayanan kesehatan di klini VCT
RSUD
Jayapura
merasakan
pelayanan yang diberikan petugas
sangat baik walapun sarana yang
sederhana, jumlah petugas yang
sedikit
dibandingkan
dengan
jumlah pasien, dalam hal ini tidak
mempengaruhi kualitas layanan
yang diberikan.
Berdasarkan
Keputusan
Menteri
Pelayanan
Aparatur
Negara Nomor63 tahun 2003
definisi dari pelayanan umum
adalah segala bentuk pelayanan
yang dilaksanakan oleh instansi
pemerintah di pusat, di daerah dan
di lingkungan Badan Usaha Milik
Negara atau Badan Usaha Milik
Daerah dalam bentuk barang dan
jasa, baik dalam rangka upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat
maupun dalam rangka upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat
maupun dalam rangka pelaksanaan
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
kualitas pelayanan kesehatan pada
orang terinfeksi HIV-AIDS di
VCT RSUD Dok II Jayapura dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Kualitas pelayanan kesehatan
pada orang terinfeksi HIV-AIDS di
VCT RSUD Dok II Jayapura dapat
dilihat dari hasil koesioner yang
diukur dengan lima dimensi bahwa
kualitas pelayanan kesehatan yang
diberikan petugas sangatbaik.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dibahas diatas, beberapa
saran yang terkait denga kualitas
pelayanan kesehatan pada orang
terinfeksi HIV-AIDS di VCT
RSUD Dok II Jayapura adalah
sebagai berikut:
1. Perlu adanya perhatian dari
Pejabat
RSUD
Jayapura
danPerintah
Daerah terkait
118
2.
3.
4.
5.
dengan kurangnya sarana dan
fasilitas kesehatan di VCT
RSUD Dok II Jayapura..
Perlu adanya penambahan
jumlah petugas agar kualitas
pelayanan yang diberikan
lebih maksimal dan lebih
sangat baik lagi.
Perlunya
peningkatan
pengetahuan dan keterampilan
perawat atau petugas medis di
VCT RSUD Dok II Jayapura
guna memberikan pelayanan
kesehatan yang lebih baik
kepada orang terinfeksi HIVAIDS di RSUD Dok II
Jayapura.
Perlunya penyuluhan yang
harus dilakuakn oleh perawat
atau petugas medis kepada
masyarakat,
agar
dapat
mencegah
terjadinya
peningkatan penularan HIVAIDS.
Bagi peneliti lain yang ingin
melanjutkan penelitian yang
serupa diharapkan
untuk
menambah variabel lain untuk
diteliti.
Ikhtiar Memahami HIV dan
ODHA, Yogyakarta: Galang Press.
Fazio, R.H; Powell, M.C.; and
Williams, C.J. 1989, “The Role of
Attitude Accessibility in the
Attitude-to-Behavior Process, “
Journal of Consumer Research,
Vol. 16 (Desember), pp. 88-280.
Hardiyansyah.
2011.
Kualitas
pelayanan Publik. Gava Media.
Yogyakarta.
Hawari, D. 2006. Global Effect
HIV/AIDS Dimensi Psikoreligi.
Jakarta:Balai Penerbit FKUI.
Gunawan, S., 1992. Perkembangan
Masalah AIDS, Cermin Dunia
Kedokteran, No 75 Hal 6-10
Irwanto, Moeliono.,L, 2006. ODHA
dan Akses Pelayanan Kesehatan
Dasar
Notoatmodjo.
2010.Metodelogi
Penelitian Kesehatan. Rineka
Cipta. Jakarta
Nursalam.
2003.
Konsep
dan
Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan.
Salemba
Medika. Jakarta
Nursalam.
2008.
Konsep
dan
Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmu
Keperawatan,
Jakarta:Salemba Medika.
Putri, F. 2007. Hubungan Persepsi
Orang Dengan HIV/AIDS Tentang
Pelayanan.
Rahz, M., H., 2001. Berjuang Meraih
Hak Sehat. Ashoka .Bandung
.Indonesia.
Salvado, J. 2007. The Determinants of
Health
Care
Utilization
in
Portugal: An Approach with Count
Data Models.
Sarwono,
S. 2007. Sosiologi
Kesehatan.
Gadjah
Mada
University Press. Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2001. Dokumentasi Tentang
Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Terhadap
Orang
Dengan
HIV/AIDS Di Indonesia.
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian,
Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka
Cipta.
Depkes,
2004.Modul
Pelatihan
Konseling dan Tes Sukarela HIV.
Dirjen Pelayanan Medik. Dirjen
Pengendalian
Penyakit
dan
Penyehatan Lingkungan.
Djoerban, Z., 2001. Membidik AIDS
119
Schiffman Leon. G., Kanuk L., L.
2007 Perilaku Konsumen edisi 7,
Indeks Jakarta.
Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan
Riset Keperawatan. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Tempo, 26 Maret. 2004. Kasus Aids di
Indonesia
Pertama
Kali
Ditemukan. www.tempo.co.id
Zeithaml, V.A. 1998. “Consumer
Perceptions of Price, Quality, and
Value: A Means-End Model and
Synthesis of Evidence,” Journal of
Marketing, Vol.52, pp.2-22
120
Download