adopsi dalam perspektif etika kristen

advertisement
Educatio Christi Nomor : 22 Tahun XX Februari 2015
IMAN KRISTEN DAN GERAKAN KHARISMATIK
Pdt. Roy D. Tamaweol, Th.M.
PENDAHULUAN
Kita bersyukur kepada Tuhan Allah, Bapa-Putra- Roh Kudus sejak
Gereja dibentuk-Nya pada hari Pentakosta sampai hari ini tetap ada dan
melaksanakan tugas panggilannya bersekutu, bersaksi dan melayani di
seluruh dunia ini menjadi berkat keselamatan dari-Nya. Sepanjang
sejarah gereja dan sepanjang kehidupan orang percaya tidak luput dari
perjuangan dan pergumulan iman. Di satu pihak hal itu memerkuat,
memerkokoh dan menyemangati iman, tetapi di lain pihak, mengganggu
dan menggoncangkan iman sehingga dapat saja mengakibatkan
kebimbangan. Tentu saja apa pun yang kita alami dan hadapi dalam
perjalanan hidup bergereja dan sebagai orang percaya justru kita diminta
tetap setia dalam iman kepada Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus
Juruselamat dalam bimbingan Roh Kudus, sekaligus tetap melayani
dengan penuh kasih kepada sesama manusia. Kita yang hidup di zaman
modern ini masih tetap mengalami perjuangan dan pergumulan yang
rupa-rupa bentuknya. Sekalipun demikian seperti isi Nyanyian KSK
(Kesukaan Kristen) 110 berkata sebagai berikut :
Siapa yang setia sampai ke tamat.
Iring Yesus meski kras ribut p’rang.
Meski pun sengsara dan susah banyak.
Musuh dan set’ru selalu senang.
Siapa yang setia tahan k’ras.
Hai ingat janji Mukhalis Tuhanmu.
Ia nanti dapatlah khalas.
Mahkota indah di dalam rumah-Hu;
kiranya tetap menyemangati hidup beriman kita.
Iman kita
Saya beriman kepada Allah sama dengan aku percaya kepada Allah.
Percaya kepada Allah berarti1:
1 Abineno, J.L.Ch., Aku Percaya Kepada Allah, Jakarta: 1983, PT BPK Gunung
Mulia, rangkuman hlm. 7-16.
75
Educatio Christi Nomor : 22 Tahun XX Februari 2015
1. Mengatakan “ya” kepada-Nya, yaitu kepada apa yang Ia
katakan (firmankan) dan apa yang Ia kerjakan (perbuat). Kita
hanya bergantung pada firman dan janji Allah. Itu kita lakukan
di tengah situasi apa pun, kepada siapa pun, kapan pun.
Termasuk kepada penguasa dan kepercayaan lain. Percaya ini
mulai dari Allah. Ia memilih, memanggil, menyelamatkan kita
dalam Yesus Kristus. Kita merespons dengan percaya. Karena
itu Allah memercayai kita dan memercayakan tugas kepada kita
di tengah dunia ini.
2. Bukan saja mengatakan “ya” kepada Allah, tetapi juga taat dan
setia kepada-Nya. Taat dan setia dinyatakan bukan hanya
dengan perkataan tapi juga dengan perbuatan. Percaya tanpa
perbuatan itu tidak mungkin, itu mati (Yak 2:17).
3. Teguh berpegang kepada-Nya, kepada firman dan janjiNya. Seperti Abraham sekali pun Tuhan Allah meminta
Abraham untuk memersembahkan Ishak, ia tetap melakukannya
karena ia teguh berpegang pada janji-Nya (Kej 15:5; 22:2).
4. Adalah permulaan dari suatu hidup yang baru.
Meninggalkan hidup yang lama (=yang berdosa) dan memulai
suatu hidup yang baru; hidup dalam kebenaran. Hidup yang
baru ini harus terus-menerus diulangi sepanjang hidup.
5. Bukan hanya soal hati, tetapi juga soal otak (=rasio). Kata
Yesus: “ Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal-budimu”
(Mat 22:37). Kasih bukan hanya soal hati (emosi) saja tetapi juga
soal otak (=rasio). Karena itu orang percaya selalu pakai otak
(nalar) terhadap segala sesuatu, khususnya apa yang disampaikan
kepadanya sebagai firman dan kebenaran Allah. Dalam hal ini ia
bisa mengritisi (mengeritik) sesuai dengan firman dan kebenaran
Allah. Karena itu iman Kristen bukan iman yang buta. Jadi iman
tidak bertentangan dengan rasio. Ada teolog mengatakan “saya
percaya untuk mengetahui” dan juga ada yang berkata “saya
mengetahui untuk percaya”. Di sini pentingnya teologi.
Pengakuan iman (Credo)
Yang mengaku iman ialah “aku”. Aku berarti pribadi (saya), tetapi
aku-aku itu menjadi “Aku” (besar) yaitu Gereja (=orang-orang
percaya). Yang Gereja (Aku) percayai = yang akukan ialah seperti yang
76
Educatio Christi Nomor : 22 Tahun XX Februari 2015
nyata dalam rumusan Pengakuan Iman Rasuli, Pengakuan Iman
Nicea-Konstantinopel dan Pengakuan Iman Athanasius. Rumusanrumusan pengakuan iman itu merupakan intipati dari seluruh kesaksian
Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Para pembaharu
(reformator) Gereja yaitu Luther, Zwingli, Calvin merangkum dengan
tiga semboyan yaitu hanya oleh iman (sola fide), hanya oleh Alkitab
(sola scriptura) dan hanya oleh anugerah (sola gratia) kita
diselamatkan. Semuanya berporos pada kepercayaan kita kepada
Tuhan Allah, Bapa-Anak-Roh Kudus yang menyelamatkan umat
manusia dan dunia ini hanya di dalam Yesus Kristus melalui kematian
dan kebangkitan-Nya. Mengaku iman mempunyai dua tujuan. Pertama,
mengaku (homologein) yang lebih tertuju ke dalam, artinya mengaminkan
(=mengucapkan dan memertahankan) apa yang jemaat percayai dan
ajarkan. Kedua, bersaksi (martyurein) yang lebih tertuju keluar, artinya
menyatakan (mengumumkan) apa yang jemaat percayai dan akui kepada
orang lain dengan maksud, supaya orang itu datang kepada Kristus.2
Sedikit mengenai reformator Calvin
Gereja-gereja di Indonesia pada umumnya anggota dari World
Alliance of Reformed Churhes (Aliansi Gereja-gereja Reformasi se-Dunia) yang
berlatar belakang Calvinis. Sasaran pemikiran Calvin dalam seluruh
teologinya ialah Allah dan manusia. Segalanya berpangkal pada Allah dan
harus berakhir pada-Nya. Apakah tujuan utama hidup manusia? Agar
manusia mengenal Allah atau memunyai pengetahuan yang benar
tentang Allah. Bagaimana? Yaitu memermuliakan Dia sebagaimana
sepatutnya dengan menaruh seluruh kepercayaan kita pada-Nya dan
berdaya upaya mengabdikan seluruh hidup kita kepada-Nya dalam
ketaatan pada kehendak-Nya, dan memanggil Dia dalam tiap kesusahan
yang menekan kita, mencari keselamatan dan segala perkara yang baik
pada-Nya dan akhirnya mengakui dengan hati dan bibir, bahwa Dia
adalah sumber yang satu-satunya dari segala-galanya yang baik.3 Sasaran
pemikiran Calvin ini ditulisnya dalam buku Religionis Christianae Institutio
Abineno, J.L.Ch. Djemaat, Djakarta 1965: Badan Penerbit Kristen, hlm 21.
Dankbaar, W.F., Calvin, Djalan Hidup dan Karijanja, Djakarta 1967: Badan Penerbit
Kristen, hlm 135.
2
3
77
Educatio Christi Nomor : 22 Tahun XX Februari 2015
(Pengajaran tentang Agama Kisten) yaitu Institutio. Buku teologi Calvin yang
terkenal. Buku ini terdiri dari empat bagian besar.4
Bagian I. Pengetahuan tentang Allah yang telah menciptakan
dunia dan yang senantiasa memerintahnya.
Bagian II. Pengetahuan tentang Allah yang telah menjadi
Penyelamat kita di dalam Kristus. Pengetahuan ini pertama-tama
dinyatakan kepada para bapa leluhur yang hidup di bawah hukum Torat,
kemudian kepada kita yang hidup di bawah Injil.
Bagian III. Cara kita mengambil bagian dalam anugerah Kristus.
Kebaikan-kebaikan yang kita peroleh dari-Nya dan hasil-hasil yang
dibawa-Nya.
Bagian IV. Alat-alat atau sarana-sarana yang dengannya Allah
mengundang kita untuk masuk ke dalam persekutuan dengan
Kristus dan membuat kita tetap menjadi anggota-Nya. Di sini
diuraikan dua sakramen yang diakui yaitu Baptisan dan Perjamuan
Kudus.
Gereja-gereja Calvinis sering juga disebut gereja Presbiterial.
Presbiterial dari kata presbiter artinya tua-tua (penatua). Majelis Jemaatnya
disebut presbiterium yang terdiri dari pendeta, penatua, diaken
(syamas) dan pengajar5. Semuanya ini adalah hasil dari Calvin yang
tekun memelajari Alkitab bahkan menafsirkan hampir seluruh kitab.
Karena Calvin sungguh-sungguh menekankan kemuliaan Allah,
ia bercita-cita teokrasi, yaitu pemeritahan Allah atas seluruh kehidupan.
Oleh karena menghormati Allah, dengan demikian teokrasi, maka ia
menekankan penyucian (Latin, sanctificatio) yaitu kehidupan baru yang
harus ditempuh oleh orang-orang Kristen yang bersyukur, karena Allah
telah menyelamatkan mereka.6
Gerakan Kharismatik (Pentakosta Baru)
Langsung atau tidak langsung ajaran Calvin memengaruhi jauh di
kemudian hari dengan adanya Gerakan Kharismatik. Tidak langsung
4 Calvin Yohanes, Institutio, Pengajaran Agama Kristen, BPK Gunung Mulia, Jakarta
1983, hlm. Vii-viii
5 Aritonang, Jan S, Berbagai Aliran Di Dalam Dan Di Sekitar Gereja, Jakarta: 1995, PT
BPK Gunung Mulia, hlm71.
6 End van den, Th, Harta Dalam Bejana, Jakarta: 1995, PT BPK Gunung Mulia, hlm.
188.
78
Educatio Christi Nomor : 22 Tahun XX Februari 2015
karena reformasi Gereja oleh Luther, Zwingli dan Calvin berlaku pada
abad 16 sedangkan Gerakan Kharismatik nanti di abad 20. Langsung,
barangkali karena pada umumnya berbagai bentuk persekutuan dan
gereja terjadi sesudah reformasi. Khususnya oleh pengaruh Calvin; yang
juga menekankan tentang penyucian. Namun gerakan-gerakan seperti
itu bukan nanti waktu ini tapi juga sudah berlaku dalam sejarah gereja.
Di abad 2, pernah ada orang yang bernama Montanus. Ia mempunyai
watak yang fanatik. Ia menyatakan dalam dirinya berdiamlah Roh Kudus
dan Roh Kuduslah yang berbicara. Ia menubuatkan bahwa akhir dunia
telah dekat dan Kerajaan Seribu Tahun serta Yerualem baru segera akan
dibangunkan di Pepza, sebuah desa di Phrygia, Asia Kecil7. Abad 18,
John Wesley di Inggris pendiri Metodisme secara tidak langsung
memengaruhi sejarah timbulnya kharismatik. Ia mengajarkan dua tahap,
tahap pertama adalah Pembenaran dan permulaan Pengudusan, tahap
kedua, Pengudusan yang sempurna. Pada abad 19 di Amerika Serikat
muncul apa yang disebut Holiness Movement (Gerakan Kekudusan)
yang dirintis oleh Charles Grandison Finney. Ia menulis buku Baptism
of the Holy Ghost (Baptisan Roh Kudus). Ia membedakan antara
pekerjaan Roh Kudus pada saat orang bertobat dan pada saat
dikuduskan. Pekerjaan Roh pada saat pengudusan ini disebut Baptisan
Roh. Menjelang abad 19, ada perkembangan baru. Baptisan Roh yang
tadinya dihubungkan dengan pengudusan hidup, kini menjadi sarana
untuk menerima kekuatan bagi tugas kesaksian di dunia8. Perkembangan
ini menghasilkan Gerakan Pentakosta.
Mahasiswa di Sekolah Alkitab Topeka, Kansas di bawah
pimpinan seorang dosen tahun 1901, menyelidiki data-data Alkitab
mengenai Baptisan Roh dan mengambil kesimpulan bahwa glosolali
(bahasa lidah) adalah tanda seorang menerima Baptisan Roh. Dari
Gerakan Pentakosta ini timbullah sejak tahun 1960 aliran Kharismatik.
Garis besar ajarannya sama dengan ajaran Pentakosta. Namun
keanehannya ia merembes ke hampir semua gereja sampai ke gereja
Katolik, tanpa memunyai kecenderungan untuk memisah diri dan
membentuk gereja sendiri9.
End van den, Th, Harta Dalam Bejana, hlm. 42.
Budiman R, Menentukan Sikap Terhadap Gerakan Kharismatik dalam buku Gerakan
Kharismatik, apakah itu?, Jakarta: 1980, BPK Gunung Mulia, hlm. 170-171.
9 Budiman, R, Gerakan Kharismatik, apakah itu?, hlm 171-172.
7
8
79
Educatio Christi Nomor : 22 Tahun XX Februari 2015
Pengertian charisma
Kharisma berarti karunia (tunggal), kharismata (jamak) berarti
karunia-karunia10. Dalam Roma 11:29 rasul Paulus mengatakan bahwa
Allah tidak menyesali kasih-karunia dan panggilan-Nya. Hal itu
dimaksudkan pemilihan dan penyelamatan Israel tidak lain adalah kasih
karunia Allah. Kasih karunia ini pula didaftarkan oleh rasul Paulus dalam
1 Korintus 12:8-10; 1 Korintus 12:28-30 dan Roma 12:3-8. Inilah
daftar kasih karunia itu.
1 Korintus 12:8-10 : 1) hikmat, 2) pengetahuan, 3) iman, 4) penyembuhan, 5)
mujizat, 6) nubuat, 7) membedakan roh-roh, 8) bahasa Roh, 9) menafsir bahasa
Roh.
1 Korintus 12:28-30 : 1) mujizat, 2) penyembuhan, 3) melayani, 4) memimpin,
5) bahasa Roh, 6) menafsir bahasa Roh.
Roma 12:3-8 : 1) nubuat, 2) melayani, 3) mengajar, 4) menasihati, 5) membagibagi, 6) memimpin, 7) kemurahan.
Bila memerhatikan ketiga daftar di atas, ada dua macam karunia,
1) Karunia-karunia yang bersifat supra natural (= adikodrati, bukan
alamiah), 2) karunia-karunia yang bersifat natural (=alamiah). Yang
dari 1 Korintus 12:8-10 itulah yang adikodrati, sedangkan yang kodrati :
melayani, memimpin, mengajar, menasihati, membagi-bagikan, dst.
Kecenderungan golongan Kharismatik mengutamakan yang
adikodrati dan memandang rendah karunia-karunia yang lain
yang bersifat alamiah11. Rasul Paulus penulis karunia-karunia yang
beraneka ragam itu tidak membuat perbedaan, semuanya adalah
sederajat. Katanya: “Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan
menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah
untuk bernubuat, baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika
karunia itu untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar,
baiklah kita mengajar, dst… menasihat …i .Membagi-bagikan… , memberi
pimpinan…., “ (Rm 12:6-8).
Rasul Paulus sesudah menulis 1 Korintus 12:12-31 tentang
banyak anggota tetapi satu tubuh - yang masing-masing diberikan
kasih karunia (28-30) – di pasal berikutnya
I Korintus 13
10 Jongeneel, J.A.B., Kharismata, Gerakan Kharismatik dan Gereja-gereja, dalam buku
Gerakan Kharismatik, apakah itu? Jakarta: 1980, BPK Gunung Mulia, hlm. 255.
11 Budiman, Gerakan Kharismatik, apakah itu?, hlm. 224-225.
80
Educatio Christi Nomor : 22 Tahun XX Februari 2015
menggarisbawahi KARUNIA YANG PALING UTAMA: KASIH,
lihat juga Rm 13:8-10; Gal:14,22; Kol 3:14; dan bagian Alkitab lainnya).
Itulah inti etika Paulus ialah kasih (agape). Inilah norma tertinggi.
Kharismata harus diukur dari norma tertinggi ini. Kalau tidak semua
karunia lainnya sama sekali tidak berfaedah. Semua kasih karunia yang
diukur dengan KASIH-AGAPE ini diberikan Tuhan untuk
pembangunan jemaat (1 Kor 14:3-5,12,17,26). Kalau tidak demikian
tidak berharga sama sekali. Kharismata adalah alat pembangunan
jemaat dan pembangunan jemaat adalah kriterium kharismata12.
Kesimpulan tentang kharismata:
1. kharismata penting, tetapi kasih-agape adalah yang terpenting;
kharismata berfungsi untuk sementara waktu, tetapi kasih-agape
tetap tinggal sampai selama-lamanya;
2. kharismata bermaksud dan bertujuan untuk membangun jemaat
yang terdiri atas orang-orang yang berbeda-beda; dan
3. kharismata diberikan kepada tiap-tiap anggota jemaat, sehingga
tidak ada anggota jemaat kelas satu (super) yang dapat berkatakata dengan bahasa-roh, menyembuhkan, mengadakan mujizat;
dan warga jemaat kelas dua (yang tidak sanggup melakukan hal
itu).
Tipe-tipe Gerakan Kharismatik13
Ada lima tipe secara teologis dalam Gerakan ini:
1. Aliran yang mengajar tentang dua tangga (tingkat) keselamatan
yaitu petobatan (kelahiran kembali) dan baptisan dengan Roh.
2. Aliran yang mengajar tiga tangga (tingkat) jalan keselamatan
yaitu pertobatan (kelahiran) kembali, pengudusan dan baptisan
dengan Roh.
3. Aliran yang biasa disebut “Yesus saja” karena dalam baptisan
hanya memakai rumus “dalam nama Yesus”. Aliran Pentakosta
lain menyebut mereka “unitarianisme” (aliran satu/tunggal)
yang menentang paham trinitas).
Jongeneel, J.A.B., Gerakan Kharismatik, apakah itu?, hlm. 263-264.
Abineno, J.L.Ch. Gerakan Pentakosta Dan Gerakan Pentakosta Baru (Gerakan
Kharismatik) dalam buku Gerakan Kharismatik, apakah itu? Jakarta: 1980, hlm. 287.
12
13
81
Educatio Christi Nomor : 22 Tahun XX Februari 2015
4. Aliran yang dalam pelayanannya memakai (melembagakan)
jabatan rasul dan nabi. Ini terdapat di Inggris, Perancis, Jerman,
Denmark dan Swiss.
5. Tipe di Afika, yaitu berdasarkan kategori gejala-gejala mereka
dan bentuk-bentuk spirititualitas seperti pembicaraan dengan
bahasa-roh, doa penyembuhan orang sakit, partisipasi semua
anggota jemaat dalam ibadah.
Inti ajaran Gerakan Kharismatik14
1. Berpumpun pada Yesus. Kesaksian tentang Baptisan Roh
secara konstan mengacu pada kepada Yesus, dan penerimaan
yang lebih penuh akan Yesus sebagai Tuhan.
2. Pujian. Hasil pertama kedatangan Roh Kudus lewat Baptisan
adalah luapan dari lubuk hati orang dan lagu-lagu dan juga
sebagian berbahasa lidah.
3. Kecintaan pada Alkitab. Kaum kharismatik cukup dikenal
sebagai ‘pembawa Akitab’. Hal ini di satu sisi, membuat banyak
orang menuduh kaum kharismatik sebagai Fundamentalis,
sementara di lain pihak kaum Fundamentalis (bersama kaum
Injili yang memang dekat dengannya) justru menilai bahwa
pandangan dan praktek kaum Kharismatik bersama kaum
Pentakostal telah jauh menyimpang dari Alkitab.
4. Allah berbicara hari ini. Orang-orang yang mendapat Baptisan
Roh mendengar suara Tuhan. Mereka berkomunikasi secara
langsung melalui cara-cara yang menarik perhatian,
mengagetkan, dan membingungkan. Dengan ini
mereka
mengenal Allah sebagai Bapa yang penuh kasih, yang menyapa
anak-anak-Nya dan menyatakan bahwa mereka adalah ahli
waris-Nya.
5. Penginjilan. Kedatangan Roh Kudus melalui Baptisan Roh
memimpin kepada penginjilan.
6. Kewaspadaan akan si jahat. Kehadiran pembaruan
Kharismatik melalui Baptisan Roh diikuti dengan kesadaran
baru akan realitas Setan dan kuasa si jahat. Kesadaran ini
14
Aritonang, Jan S., hlm. 217-220.
82
Educatio Christi Nomor : 22 Tahun XX Februari 2015
membuat acara pengusiran setan menjadi penting dan dianggap
relevan di lingkungan Kharismatik.
7. Karunia-karunia Roh. Di antara sembilan kharismata yang
terdapat dalam 1 Kor 12:8-10 yang utama dan banyak
dibicarakan ialah glosolali (bahasa lidah), nubuat dan
penyembuhan.
8. Pengharapan Akhir Zaman. Kerinduan kalangan Kharismatik
pada umumnya akan kedatangan Kristus kedua kali pada akhir
zaman sangat kuat.
9. Kuasa rohani. Kuasa rohani yang mendampingi Baptisan Roh
mewujud-nyata dalam kemampuan memuji Allah, menginjili,
mengusir dan mengalahkan si jahat, serta memraktekkan
karunia-karunia Roh.
Sumbangan Gerakan Kharismatik
Ada banyak ahli yang sudah meneliti kunci sukses gerakan ini dari
berbagai sudut dan pendekatan. Misalnya sifat “oikumenis’ dan
‘interdenominasional’nya, besarnya peranan yang diberi kepada kaum
muda dan wanita, kehadirannya di lingkungan bisnis dan intelektual. Di
smping itu, ada satu faktor kunci yaitu bahwa gerakan ini merupakan
kombinasi gerakan keagamaan dan sosial yang memberi jawaban
kepada umat-gereja yang dilanda oleh arus sekularisasi15. Sekularisasi
telah mendepersonalisasi (membuat manusia kehilangan kepribadian)
sekaligus mengikis nilai-nilai sakral dan keyakinan akan adanya kekuatan
adi-kodrati (supernatural) dalam kehidupan ini, menggantikannya dengan
nilai-nilai dan kekuatan ilmu dan teknologi yang sangat rasional.
Ternyata ilmu dan teknologi tidak behasil memberi jawaban atas
berbagai kebutuhan mendasar dari manusia, antaranya keberadaannya
sebagai pribadi. Di tengah arus sekularisasi yang juga melanda
kehidupan gereja dan agama pada umumnya, gerakan Kharismatik
sebagai kekuatan yang merepersonalisasikan manusia, sekaligus
meresakralisasilan agama serta kekuatan dan nilai-nilai supernatural.
Manusia kembali melihat diri sebagai pribadi yang baru, yang
berhadapan dengan Allah yang juga berpribadi. Ini pada gilirannya
membawa pembaruan di dalam kehidupan gereja16.
15
16
Aritonang, J.S. (mengutip Poloma, Quebedeaux dan Linberg), hlm. 223-224
Aritonang, J.S. Hlm 224.
83
Educatio Christi Nomor : 22 Tahun XX Februari 2015
Abineno mengemukakan sumbangan gerakan Kharismatik17 sebagai
berikut
1. Salah satu pokok yang paling dalam ajaran Kharismatik ialah
Roh Kudus, bukan pertama-tama hakikat-Nya yaitu apa itu Roh
Kudus, tetapi terutama perkerjaan-Nya dalam hati dan hidup
orang-orang percaya dan karunia-karunia yang Ia berikan
kepada mereka.
2. Realitas Roh Kudus yang dialami perlu dihubungkan dengan
seluruh refleksi (perenungan) iman dari Gereja, itu berarti
teologia harus “diolah kembali”.
3. Pengolahan teologi yang demikian harus bersifat ilmiah. Karena
itu Gerakan Kharismatik tidak boleh anti ilmiah. Teologi harus
mengusahakan suatu cara dan bahasa teologis yang lebih sesuai
(cocok) dengan dengan pengalaman pengikut-pengikutnya,
tidak meniru dari tempat lain mis. di Barat.
4. Penghayatan iman mendapat tempat yang sentral.
Pertimbangan-pertimbangan Reformed (Protestan) mengenai
Kharismatik
Di sini dikemukakan The Candlestand Statement yang
dirumuskan oleh para pemimpin Gereja Reformed (Protestan) dari
berbagai negara di Amersfoort, Belanda, Pentakosta 2004 tentang
Pertimbangan - petimbangan mengenai Kharis-matik. Yang
dikemukakan pada uraian ini ialah judul tiap-tiap bab dan hanya
mengutip kalimat perumusan di awal tiap bab itu:
Bab 1, Pewahyuan dan Alkitab: Mengenai Pewahyuan;
Memahami Alkitab; Kuasa Alkitab.
Mengenai Pewahyuan18
1. Pewahyuan
Kami percaya akan kedaulatan dan kemahakuasaan Allah,
Pencipta langit dan bumi serta segala isinya. Dia
menciptakan manusia sesuai dengan gambar dan rupa-Nya,
dan memberikan kepadanya sifat-sifat yang khusus,
Abineno, J.L.Ch. Gerakan Pentakosta dan Gerakan Pentakosta Baru, hlm. 297-299.
The Candlestand Statement, Pertimbangan-pertimbangan Reformed mengenai
Kharismatik. Jakarta: 2011, PT BPK Gunung Mulia, `hlm.1-3.
17
18
84
Educatio Christi Nomor : 22 Tahun XX Februari 2015
tanggungjawab, dan kemampuan untuk mendengar,
menjawab dan mengerti akan Allah yang kekal itu. Ia sendiri
mengambil inisiatif untuk menyatakan diri-Nya kepada
manusia untuk dikenal. Dalam persekutuan-Nya dengan
manusia itu, Dia menyatakan kehendak, kasih dan kesucianNya. Akan tetapi, manusia memilih mendengarkan
perkataan Satan dan dengan demikian, ia telah berbuat dosa.
Akibatnya, dia mendapat kutuk kematian dan kerusakan
total. Walaupun demikian, Allah tidak berhenti menyatakan
diri-Nya kepada manusia. Dia datang mencari manusia dan
memanggilnya. Dia menghukum manusia karena
pemberontakannya, tetapi juga menjanjikan kedatangan
seorang Juruselamat; Allah menetapkan sebuah rencana
Ilahi bagi pendamaian segala sesuatu, yang digenapi melalui
garis sejarah yang telah ditetapkan-Nya sejak semula. Kami
mengaku penggenapan dari rencana tersebut di dalam Yesus
Kritus, sebagaimana dikatakan dalam Alkitab,”… supaya
kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan
supaya kamu oleh imanmu memeroleh hidup dalam namaNya” (Yoh 20:31).
2. Alkitab
Yesus Kristus adalah puncak dan pusat dari penyataan Allah
(Ibr 1:1-2). Melalui Roh Kudus-Nya, Allah secara cermat
menyampaikan kepada kita segala sesuatu yang kita perlukan
untuk mengenal Dia dan karya penebusan-Nya. Kita
menerima pengetahuan ini melalui Alkitab yang berisi
seluruh sejarah dan penyelamatan, pengajaran para nabi dan
para rasul. Karya penyelamatan dan pemeliharaan
memberikan kepada kita kesadaran akan keberadaan Allah.
Alkitb adalah satu-satunya sumber yang berisi informasi
yang cukup supaya kita dapat mengetahui dan mengenal
pribadi Sang Pencipta segala sesuatu dengan benar. Melalui
Alkitab, kita juga mengenal seluruh kehendak Allah yang
perlu bagi keselamatan dan penghiburan kita, juga bagi
pertumbuhan rohani dan penuntun dalam kehidupan
pribadi maupun jemaat.
3. Kesempurnaan/Keutuhan Alkitab
85
Educatio Christi Nomor : 22 Tahun XX Februari 2015
Kami percaya bahwa Allah telah menyempurnakan karya
penyataan otoritaif, yang tertulis bagi kita dalam bentuk
Alkitab. Dengan membaca dan menjelaskan Alkitab, Roh
Kudus akan memimpin dan menolong sehingga kta
mengerti rencana Allah dan kehendak-Nya dan percaya
kepada janji-janji pada masa kini dan masa yang akan
datang. Usaha untuk menundukkan diri kepada kebenaran
Alkitab menyediakan bagi kita satu-satunya sumber untuk
mengajar, untuk menyatakan kesalahan. Untuk memerbaiki
kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2
Tim 3:16-17).
Bab 2, Allah Roh Kudus: Mengenai Ketritunggalan;
Mengalami Roh Kudus; Karunia-karunia Roh.
Mengenai Ketritunggalan19
Kami percaya bahwa Allah telah menyatakan diri-Nya
sebagai Allah yang Esa, Allah yang benar dan hidup, dari kekal
hingga kekal, Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Tiga Pribadi adalah
satu, memiliki identitas dan fungsi-Nya masing-masing, bekerja
bersama dalam persekutuan dan interaksi, menggenapkan satu
kehendak dan rencana dalam penciptaan dan penciptaan
kembali. Allah Bapa melalui firman dan Roh telah
menyelesaikan karya penciptaan yang kemudian rusak oleh
karena pemberontakan manusia. Meskipun demikian, Allah
tetap mengasihi dunia ini sehingga Ia menetapkan untuk
mendamaikan diri-Nya dengan menetapkan kesetiaan-Nya
sebagai Allah perjanjian. Rencana ini terwujud melalui garis
sejarah dan periode dalam sejarah penyelamatan yang di
dalamnya ketiga Pribadi Tritunggal melaksanakan karya-Nya
sesuai dengan Pribadi dan fungsinya masing-masing.
Bab 3, Kehidupan Kristen : Berkat-berkat Rohani; Berkat-berkat
Jasmani; Organisasi Gereja; Kehidupan Jemaat.
Berkat-berkat Rohani20
19
20
The Candlestand Statement, hlm. 13.
The Candlestand Statement, hlm. 31-32.
86
Educatio Christi Nomor : 22 Tahun XX Februari 2015
Berkat-berkat Rohani dan Kelepasan kita. Kami mengaku
bahwa Allah menciptakan manusia sesuai dengan gambar dan
rupa-Nya yang berarti baik, benar dan kudus. Walaupun
demikian, manusia tidak menaati perintah Allah dan melakukan
dosa, maka ia mendapatkan kutuk dan maut dari Allah. Inilah
dosa mula-mula yang telah diwariskan kepada seluruh umat
manusia (Rm 3:23). Manusia tidak dapat membebaskan diri
mereka dari perbudakan dosa itu. Kami percaya bahwa Allah
yang Mahamurah dan Mahaadil telah memulai inisiatif
penebusan
dengan
mengirimkan
Anak-Nya
untuk
membebaskan kita dari perbudakan dosa dan menyediakan
keselamatan kekal bagi kita. Kami percaya bahwa kita
diselamatkan dan dibenarkan hanya oleh anugerah, yang juga
adalah pemberian Allah (Ef 2:8,9).Oleh karena iman, kita
diterima Allah sebagai anak-anak-Nya (Gal 4:5-7) dan memiliki
keyakinan keselamatan, sebagaimana yang dinyatakan dalam
Roma 8:38-39, “Siapakah yang dapat memisahkan kita dari kasih
Kristus?... Sebab aku yakin , bahwa baik maut maupun hidup,
baik malaikat-malaikat maupun pemerintah-pemerintah, baik
yang ada sekarang maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa,
baik yang di atas maupun yang di bawah, atau pun sesuatu
makhluk lain, tidak dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang
ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”
Sesudah merumuskan semua bab , maka tiap-tiap bab diakhiri
dengan penolakan-penolakan terhadap kharismatik. Di sini
dikemukakan hanya beberapa pilihan dari penolakan-penolakan itu.
Bab 1. 1). Kami menolak segala pengajaran yang menyangkal bahwa
Allah telah menyelesaikan karya pewahyuan yang sempurna dalam
bentuk Alkitab. Kita tidak lagi mengharapkan Allah mengilhami
seseorang secara khusus untuk menambah atau melampaui wahyu Kitab
Suci, yaitu Alkitab yang telah lengkap.
3). Kami menolak
penyalahgunaan Alkitab atau bagian-bagian Alkitab atau ayat-ayat khusus
atau kata-katanya yang lepas untuk mendapatkan kuasa khusus yang
menyembuhkan atau memberi kemakmuran. Tidak ada dasar Alkitab
yang mengajarkan bahwa Allah akan melakukan mukjizat dengan cara
mengulang-ulang Firman-Nya atau membaca dengan secara keras
maupun membisikkan.
6). Kami menolak sikap lebih menyukai
pengalaman-pengalaman pribadi yang langsung (mis pimpinan langsung
87
Educatio Christi Nomor : 22 Tahun XX Februari 2015
dari Roh Kudus melalui suara-suara batin dan penglihatan-penglihatan)
lebih dari pimpinan Alkitab sendiri. Sikap seperti ini melampaui janjijanji Allah dalam perjanjian yang sedang kita jalani dan mengabaikan
cara-cara normal, sehat, dan alami dalam melaksanakan tanggung jawab
kita, dan mengabaikan penggunaan Alkitab secara sehat.21
Bab 2. 9). Kami menolak pengajaran yang berpusat pada penyembahan
salah satu Pribadi Tritunggal saja, mis hanya menyembah Roh Kudus,
atau hanya Anak, sedangkan kita harus menyembah ketiga-Nya yang
Esa. Hal ini menyebabkan penyimpangan rencana penyelamatan Allah
yang koheren. Pekerjaan Roh tidak memunyai arti tanpa pekerjaan Anak,
karya Anak tidak memenuhi tujuannya tanpa Roh Kudus, dan Bapa
tidak akan mengumpulkan umat-Nya tanpa Anak dan Roh. 11). Kami
menolak penyalahgunaan istilah “baptisan Roh Kudus” sebagai sebuah
pengalaman khusus yang perlu diharapkan dan dituntut dalam
kehidupan semua orang percaya sebagai “berkat kedua”. Ajaran seperti
ini mengurangi karya Roh Kudus yang dikerjakan-Nya melalui kelahiran
kembali dan terlalu melebih-lebihkan pengalaman yang harus ditunggu,
khususnya dalam sebuah manifestasi yang sangat emosional dan luar
biasa. Istilah “baptisan dengan Roh” menunjukkan keseluruhan
pekerjaan Roh Kudus. 13). Kami menolak ajaran yang menyatakan
bahwa Gereja-gereja yang tidak memraktikkan bahasa roh dalam ibadat
adalah Gereja-gereja yang salah dan telah memadamkan Roh Kudus,
atau terlalu kurang berharap kepada Allah. 14). Kami menolak
pengajaran bahwa karunia bahasa lidah pernah dimaksudkan untuk
memerbesar atau memerkaya pengalaman Kristen.22
Bab 3. 18. Kami menolak pengajaran bahwa pembenaran oleh iman
saja tidak cukup dan bahwa kita harus dilengkapi dengan “pembenaran
penuh” dengan cara disiplin yang keras, gaya hidup yang asketis, doa
yang bertele-tele, dll. Pengajaran ini sebenarnya bergantung pada
kemampuan dan karya manusia dan menjadikan keselamatan berpusat
pada manusia (antroposentris) dan bukan berpusat pada Kristus
(Kristosentris). 20). Kami menolak pengajaran bahwa orang percaya
dapat memeroleh tingkatan kekudusan yang lebih tinggi dengan
mengikuti cara-cara atau langkah-langkah tertentu, mis harus dibaptis
oleh Roh Kudus dan berbicara dalam bahasa Roh. 22). Kami menolak
21
22
The Candlestand Statement, hlm.10-12.
The Candlestand Statement, hlm. 17, 29.
88
Educatio Christi Nomor : 22 Tahun XX Februari 2015
pola pikir Barat yang memisahkan antara supraalami dan alami.
Pandangan yang dualistis itu menyangkal akan kenyataan dari
penopangan dan pemerintahan Allah sekaligus kehadiran roh-roh jahat
yang dipimpin oleh Satan. Pandangan ini juga menyebabkan pendewaan
kemampuan manusia dan ilmu pengetahuan, dan berpusat semata-mata
pada kemampuan manusia dan penemuan-penemuan alami. Hal ini
menyebabkan “pengilahian” manusia sekaligus tidak lagi mengakui akan
kemahakuasaan Allah sebagai Pencipta, dan juga menyangkal pengaruh
kuasa-kuasa jahat, yang dikuasai oleh bapa segala dusta. 23). Kami
menolak pola pikir mekanis dan agama-agama kafir tradisional yang
menganggap Allah sebagai kuasa dan pabrik ilahi yang secara otomatis
memenuhi kebutuhan manusia atau sesuai keinginan mereka. 24). Kami
menolak ajaran yang menggunakan slogan “Sebutlan dan Tuntutlah!”,
yang menyatakan bahwa kita dapat mengklaim kemakmuran dan
kesembuhan; kami juga menolak semua pandangan yang menyertai
kesembuhan ilahi, atau berkumpul di sekeliling seorang penyembuh
terkenal, khususnya mereka yang menipu orang-orang dengan sarana
media massa. Rencana Allah bagi pendamaian bukanlah berisi janji
kesembuhan yang utuh dari segala penyakit selama berada di atas bumi
ini, juga bukan rencana untuk membebaskan kita dari segala kuasa yang
jahat (lih Ibr 11). Rencana ini menyakinkan kita untuk menang atas
kematian dan menerima kemuliaan surgawi. 30). Kami menyerukan iman
dan pengertian dari semua orang percaya untuk tidak mengikuti praktikpraktik okultisme dari pelaku mukjizat yang memakai nama Yesus untuk
menjanjikan kesembuhan atau kemakmuran. Mereka menyesatkan
banyak orang, meninggalkan mereka dalam keadaan frustrasi,
kekecewaan, dan tekanan. Ini akan merusakkan pertumbuhan Gereja
Kristus dan mengujat nama Allah yang kudus. Para pengajar kharismatik
ini menarik banyak orang karena mereka memberikan pengharapan
kepada orang-orang miskin untuk menjadi kaya, dan kepada orang sakit
untuk menjadi sembuh. Mereka menyebabkan dan sudah menyebabkan
perpecahan Gereja, tawar hati, kekecewaan, kemurtadan, dan akhirnya
sekularisme. 32). Berdasarkan keyakinan yang kami nyatakan dalam
dokumen ini, kami menolak ide bahwa dogma atau doktrin dapat
menghalangi perkembangan Gereja, menyebabkan Gereja tidak hidup
dan tradisionalisktik yang kaku. Alkitab berbicara sangat jelas mengenai
perlunya menjaga Gereja dengan ajaran yang sehat. Hal ini menyediakan
kemungkinan untuk merumuskan doktrin di dalam Gereja sebagai
sarana-sarana mutlak untuk mengembangkan ketaatan. 33). Organisasi
89
Educatio Christi Nomor : 22 Tahun XX Februari 2015
dan kelembagaan Gereja tidak mengancam Gereja. Kami melihat bahwa
pemerintahan Gereja yang baik dinyatakan dalam Alkitab, khususnya jika
berhubungan dengan doktrin, pelayanan misi, dan menguatkan
hubungan antar Gereja. 39). Kami menolak adanya dua tingkatan dalam
kehidupan Gereja, atau kehadiran semacam “elite rohani” di dalam
jemaat, suatu praktik yang dsebabkan oleh penekanan yang salah pada
kekudusan dan kebutuhan akan “berkat kedua”. 41). Kami mengaku
bahwa diskusi-diskusi yang terus menerus mengenai topik liturgi
bertentangan dengan kebebasan yang diberikan Roh dalam ibadat. Kami
menolak gaya-gaya ibadah yang difokuskan untuk menciptakan suasana
emosional dengan maksud demi membuka jalan bagi segala macam
ekspresi iman yang bersifat ekstatis. Pemakluman dan pengajaran
Firman Allah itulah yang sepatutnya menarik hati dan akal budi kita,
bukan menyanyi berlama-lama, puja-puji, menari, doa berpanjangpanjang, berteriak, musik, tertawa, bahasa lidah, dsb23.
Kelemahan Gerakan Kharismatik
1. Rutinisasi kharisma di dalam acara-acara yang diselenggarkan,
sehingga perwujudan kharisma tidak lagi merupakan pengalaman
rohani yang khas, baru dan segar.
2. Kecenderungan pembentukan denominasi baru, di mana
semakin banyak persekutuan Kharismatik yang mengarah
kepada lembaga gereja yang tidak mempunyai keunikan dan
kekhasan dibandingkan dengan organisasi gereja lain.
3. Perpecahan, baik karena pertikaian di kalangan pemimpinnya,
maupun karena perbedaan rasial, seperti yang sering juga
terlihat di kalangan Pentakostal.
4. Individualisme yang sangat kuat, kendati gerakan Kharismatik
suka berbicara tentang persekutuan.
5. Penolakan dan sikap kritis dari berbagai denominasi atau gereja
arus utama, terutama sesudah melhat dampak negatif (antara lain
perpecahan dan ajaran yang menyimpang) yang dibawa gerakan
ini ke dalam kehidupan gereja.24
Ajaran-ajaran Gerakan Kharismatik mengenai Baptisan Roh, bahasa
lidah sebagai alat komunikasi sempurna dengan Allah, pemakaian
23
24
The Candlestand Statement, hlm. 34, 44, 45, 47, 51, 59.
Aritonang, J.A. Berbagai Aliran Di Dalam dan Di Sekitar Gereja, hlm. 224-225.
90
Educatio Christi Nomor : 22 Tahun XX Februari 2015
Alkitab tanpa doktrin atau teologi, penyembuhan ilahi dan sebagainya,
tidak membuka perspektif baru bagi fungsi gereja dalam masyarakat.
Gerakan ini membawa orang ke dalam suatu keberagamaan yang
“vertikal”, padahal umat manusia menghadapi masalah-masalah sosial
yang memerlukan bukan hanya Baptisan Roh dan bahasa lidah
melainkan pelayan kasih. Lebih dari penyembuhan ilahi, masalahmasalah masyarakat memerlukan terapi sosial yang tidak dapat dilakukan
dengan doa yang berapi-api. Kekristenan yang diperlukan di Indonesia
dewasa ini bukan lagi jenis keberagamaan ritual individual, melainkan
bertekanan etik sosial, kontekstual dan terbuka terhadap hubungan
dialogis dengan agama-agama lain. Gerakan Kharismatik tidak dapat
diandalkan untuk itu.25
PENUTUP
Iman Kristen dan lembaga persekutuan orang-orang beriman yaitu
Gereja dalam sejarahnya sejak Tuhan nya membentuk dan
menempatkannya di tengah-tengah dunia ini tidak luput dari tantangan
dan pergumulannya baik dari dalam dari maupun dari luar. Syukur, Roh
Kudus tetap bekerja dengan cara-Nya sendiri sehingga apa pun
tantangan dan pergumulan sampai hari ini Gereja dan Orang Percaya
(Beriman) sebagai anggotanya tetap eksis dan melaksanakan tugas
panggilannya dalam segala situasi dan kondisi (konteks). Kehadiran
Gerakan Kharismatik di satu pihak menyadarkan, membangunkan dan
menyentakkan Gereja dan orang beriman tentang Roh Kudus yang
mengaruniakan berbagai kharisma yang tidak boleh didiamkan apalagi
dikubur, tapi semuanya bisa dipergunakan dan bahkan diperkembangkan
dengan satu syarat seperti kata rasul Paulus yaitu untuk membangun
jemaat (1 Kor 14:12). Kharisma-khariama jangan ditonjolkan begitu
rupa lalu menganggap orang lain, anggota jemaat lain, gereja lain tidak
memiliki Roh, seolah-olah kemampuan dan kehebatan manusia sendiri
maka yang terjadi ialah kesombongan rohani. Pun segala aktivitas
peribadahan hanya menekankan keselamatan individu dan semuanya
terarah secara vertikal , tetapi di lain pihak tetapi melupakan hubungan
secara horizontal-sosial apalagi masyarakat kita masih banyak yang hidup
25 Ngelow, Z. Mengenai Gerakan Kharismatik Indonesia dalam Majalah Oikoumene
no.215/Juni 1994, hlm. 25.
91
Educatio Christi Nomor : 22 Tahun XX Februari 2015
dalam kesusahan, kemelaratan dan penderitaan seperti kemiskinan,
perumahan dan tempat tinggal yang tidak layak, kesehatan yang tidak
terjamin, pendidikan yang tidak cukup dan memadai. Bagaimana doa,
kesetiaan mendengar, memahami dan menghayati Firman Tuhan dapat
berdampak secara signifikan terhadap semuanya itu. Tepatlah kata rasul
Paulus yaitu kejarlah karunia yang paling utama (I Kor 12:31): KASIHAGAPE (I Kor 13:1-13). Dan itulah yang menjadi hukum yang terutama
sebagai rangkuman Hukum Taurat oleh Yesus sendiri : Kasihilah Tuhan
Allah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap kekuatan dan segenap
akal budi. Hal yang sama ialah kasihilah sesama manusia (Ul 6:5; Mat
22:37-40). Kesaksian gereja sebagai tugas panggilannya selain bersekutu
dan melayani sesama juga bersaksi memberitakan Injil Keselamatan
tentu akan berhubungan dengan sesama manusia yang memeluk agama
apa pun. Kesaksian seperti itu antara lain bercakap dan berdialog dengan
mereka
misalnya bagaimana secara bersama menghadapi dan
menanggulangi kemiskinan yang melilit sesama manusia bangsa kita.
Terima kasih atas sumbangan-sumbangan yang berarti dari Gerakan
Kharismatik juga kritikan-kritikan mereka, tetapi juga Gerakan ini pun
perlu mengevaluasi dan mengintrospeksi diri mengenai beribadah, ajaran
dan kiprah di tengah dunia dan masyarakat apakah melaksanakan Misi
Agung : MENJADI BERKAT KESELAMATAN BAGI DUNIA
INI DAN SEMUA ORANG.
Akhirnya, Kidung Jemaat 252:1,3,4 kiranya dapat menguatkan
Gereja:
Batu penjuru G’reja dan Dasar yang esa,
yaitu Yesus Kristus , Pendiri umat-Nya.
Dengan kurban darah-Nya Gereja ditebus;
baptisan dan firman-Nya membuatnya kudus.
Dilanda perpecahan dan faham yang sesat,
jemaat diresahkan tekanan yang berat.
Kaum kudus menyerukan, “Berapa lamakah”.
Akhirnya malam duka diganti t’rang cerah.
Gereja takkan punah selama-lamanya,
dibimbing tangan Tuhan, dibela kasih-Nya.
Ditantang pengkhianat dan banyak musuhnya,
bertahanlah jemaat dan jaya mulia.
92
Educatio Christi Nomor : 22 Tahun XX Februari 2015
KEPUSTAKAAN
Abineno, J.L.Ch., Aku Percaya Kepada Allah. Jakarta, PT BPK Gunung
Mulia 1983.
____________ , Gerakan Pentakosta dan Gerakan Pentakosta Baru, dalam
buku Gerakan Kharismatik apakah itu? Jakarta, PT BPK Gunung
Mulia 1980.
Aritonang, Jan S., Berbagai Aliran Di Dalam Dan Di Sekitar Gereja. Jakarta,
PT BPK Gunung Mulia, 1995.
Budiman, R., Menentukan Sikap Terhadap Gerakan Kharismatik, dalam
buku Gerakan Kharismatik, apakah itu? Jakarta, PT BPK Gunung
Mulia 1980.
Dankbaar, W.F., Calvin, Djalan Hidup dan Karijanya, Djakarta, BPK 1967.
End van den, Th., Harta Dalam Bejana. Jakarta, PT BPK Gunung Mulia
1995.
Jongeneel, J.A.B., Kharismata, Gerakan Kharismatik dan Gereja-gereja dalam
buku Gerakan Kharismatik, apakah itu? Jakarta, PT BPK Gunung
Mulia 1980.
Majalah Oikoumene (PGI) No.25 Juni 1994.
The Candlestand Statement, Pertimbangan-pertimbangan Reformed mengenai
Kharismatik. Jakarta, PT BPK Gung Mulia 2011.
93
Download