MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOL. III Drs. Idup Suhady, M.Si Lembaga Administrasi Negara - Republik Indonesia 2009 Hak Cipta© Pada: Lembaga Administrasi Negara Edisi Tahun 2009 Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10 Jakarta 10110 Telp. (62 21) 3868201-06 Ext. 193, 197 Fax. (62 21) 3800188 Kepemerintahan yang Baik Jakarta – LAN – 2009 12 hlm: 15 x 21 cm vi DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...............................................iii DAFTAR ISI........................................................v BAB I PENDAHULUAN ........................................ 1 A. Latar Belakang .................................. 1 B. Deskripsi Singkat ................................ 4 C. Indikator Hasil Belajar ......................... 4 D. Materi Pokok..................................... 5 E. Manfaat........................................... 5 BAB II PERKEMBANGAN LAHIRNYA KONSEPSI KEPEMERINTAHAN YANG BAIK......... 6 A. Umum............................................. 6 B. Pengertian Kepemerintahan yang Baik .....10 C. Latihan (Test) ..................................21 D. Rangkuman......................................23 BAB III PRINSIP-PRINSIP KEPEMERINTAHAN YANG BAIK..24 A. Arti dan Pengertian Prinsip...................24 B. Prinsip Kepemerintahan yang Baik Sebagai Konsep ..........................................28 C. Latihan (Test) ..................................36 D. Rangkuman......................................37 BAB IV PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP KEPEMERINTAHAN YANG BAIK (Contoh dan Permasalahannya) .....39 A. Umum............................................39 B. Penerapan Prinsip-Prinsip Kepemerintahan Yang Baik .......................................41 C. Contoh dan Permasalahan dalam Penerapan. .....................................52 D. Permasalahan dalam Penerapan Kepemerintahan yang Baik...................67 v BAB V PENUTUP ...............................................72 A. Simpulan ........................................72 B. Tindak Lanjut...................................74 DAFTAR PUSTAKA .............................................76 DAFTAR DOKUMEN ............................................79 2 Kepemerintahan yang Baik pemerintahan BAB I PENDAHULUAN mewujudkan kesejahteraan dan memberdayakan A. LATAR BELAKANG era reformasi yang hingga pembangunan dalam rakyat. rangka Pemikiran ini menghendaki bahwasanya dalam negara hukum yang demokratis Pada dan kini tengah secara aktif berkeadilan, masyarakatnya dalam pemerintah untuk harus berperanserta menyelenggarakan kegiatan berlangsung di negara Republik Indonesia yang kita cintai pemerintahan dan pembangunan. Dengan perkataan lain setelah kekuasaan Pemerintah Orde Baru yang serba kegiatan pemerintahan dan pembangunan hendaknya terpusat tidak (sentralistis) berakhir, telah memberikan selalu dilaksanakan sendiri oleh pemerintah, harapan dan peluang bagi upaya perubahan dan perbaikan melainkan harus mengikutsertakan masyarakatnya, karena disegala dan merekalah yang paling mengetahui kebutuhan, harapan dan dan masalah-masalah yang dihadapinya. Dalam pemikiran bidang pembangunan. kegiatan Dalam praktek pemerintahan pemerintahan pembangunan saat ini telah terjadi perubahan yang yang demikian itu terdapat ditandai dengan pemberian peluang yang semakin besar kesetaraan/kemitraan terhadap peran serta aktif masyarakat, antara lain masyarakatnya secara serasi dan saling berperan dalam dibidang penegakkan hukum, penghormatan hak-hak asasi mengelola kegiatan pemerintahan dan pembangunan. antara hubungan pemerintah dan manusia dan pemberantasan praktek-praktek KKN. Proses perubahan yang terjadi di Indonesia dewasa ini Salah satu perubahan yang menonjol dan hingga kini tanpa disadari searah/sejalan dengan kecenderungan terus diupayakan adalah yang berkenaan dengan cara perkembangan pemikiran tentang pemerintahan dan pandang (pemikiran) mengenai hubungan timbal balik pembangunan dalam skala global (internasional). Dengan (interaksi) antara pemerintah dengan masyarakatnya yang perkataan lain pemikiran di atas juga dipromosikan secara berkaitan persoalan-persoalan politik dan juga policy gencar oleh berbagai negara dihampir seluruh pelosok (kebijakan), sosial dan ekonomi dalam menyelenggarakan dunia 1 dan oleh badan-badan internasional yang 3 Modul Diklat Prajabatan Golongan III 4 Kepemerintahan yang Baik berkecimpung dalam pemberian bantuan pembangunan. karena itu suka atau tidak suka konsep dan praktek Bahkan menjadi prasyarat untuk memperoleh bantuan “Kepemerintahan luar negeri. Perubahan cara pandang atau disebut juga dilaksanakan di lingkungan aparatur pemerintah utamanya perubahan paradigma yang disebarluaskan tersebut di oleh PNS sebagai pelayan masyarakat yang banyak atas adalah didasarkan atas konsepsi yang disebut berperan “Kepemerintahan yang Baik” yang dalam bahasa Inggris instansi pemerintah. dalam yang Baik” pelaksanaan mutlak dipahami tugas/pekerjaan dan pada disebut “Good Governance”. Mengapa demikian karena selama ini dipandang bahwa “cara-cara B. DESKRIPSI SINGKAT menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan di Pada modul ini dijelaskan dan dibahas mengenai arti masa lalu bersifat ”Bad Governance”, yang berdampak dan negatif bagi masyarakat, bangsa dan negara. Governance;) dan prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Keinginan untuk merubah cara pandang atau pengertian Baik disertai Kepemerintahan dengan Baik contoh-contohnya pembangunan pelaksanaan tugas aparatur pemerintah dalam melayani Governance” pengalaman didorong pahit oleh Governance” semangat berbagai ke belajar good dari berkaitan dalam pemerintahan, “Bad yang (Good pemikiran dalam menyelenggarakan pemerintahan dan dari terutama yang dengan masyarakat. kegagalan pemerintahan/pembangunan di masa yang lalu. Meskipun di satu sisi sebagian masyarakat mengalami peningkatan C. INDIKATOR HASIL BELAJAR Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan kesejahteraan ekonomi, namun di sisi lain sebagian mampu memahami dan menjelaskan: masyarakat bahkan cenderung mengalami kemiskinan dan 1. Latar ketertinggalan yang semakin buruk. Kondisi tersebut Belakang dikembangkannya konsep Kepemerintahan yang Baik; menunjukkan adanya jurang sosial dan ekonomi yang 2. Pengertian Kepemerintahan yang Baik. cenderung berkembang semakin melebar baik antara 3. Prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik; kelompok masyarakat maupun antar wilayah daerah. Oleh 4. Penerapan prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik. 5 Modul Diklat Prajabatan Golongan III 5. Permasalahan dalam penerapan prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik. D. MATERI POKOK BAB II PERKEMBANGAN LAHIRNYA KONSEPSI KEPEMERINTAHAN YANG BAIK Mengacu pada deskripsi singkat dan indikator hasil belajar, maka pokok bahasan modul Kepemerintahan yang Baik ini berkenaan dengan: A. UMUM Dalam 6. Latar Belakang lahirnya Konsep Kepemerintahan yang Baik; memasuki abad ke-21 negara-negara di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia menghadapi suatu tantangan yang berupa perubahan lingkungan 7. Pengertian Kepemerintahan yang Baik; strategis yang berat, baik yang menyangkut bidang 8. Prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik; politik, ideologi, 9. Contoh-contoh penerapan Kepemerintahan yang Baik; pertahanan dan keamanan. Baik perubahan itu yang dan ekonomi, sosial, budaya, maupun berasal dari dalam negara maupun dari luar yang 10. Permasalahan dalam Penerapan Prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik. pengaruhnya bersifat global (mendunia) yang kemudian terkenal dengan istilah “globalisasi”. Pengaruh globalisasi tersebut E. MANFAAT juga penyelenggaraan merupakan tantangan pemerintahan/negara dalam (administrasi Berbekal hasil belajar dan menyimak modul ini pemerintahan/negara) dan dalam pembangunan nasional. peserta Diklat dapat memahami arti dan pengertian serta Dari sudut pandang aparatur pemerintahan, perubahan prinsip-prinsip lingkungan strategis itu harus disikapi (direspon) dengan mampu Kepemerintahan menemukenali yang Baik dan penerapannya, permasalahan yang ada dalam praktek. juga termasuk melakukan penyesuaian-penyesuaian penyelenggaraan kegiatan terhadap (administrasi) baik cara yang menyangkut organisasi (kelembagaan), tata kerja, dan prosedur kerja/sistem kerja (ketatalaksanaan/tata kelola) 6 7 Modul Diklat Prajabatan Golongan III 8 Kepemerintahan yang Baik maupun yang berkenaan dengan pengembangan sumber langsung daya pelayanan electronic system (e-services). Dalam pada itu manusia/pegawai, termasuk penataan kepegawaiannya. dilakukan tanpa bertatap muka dengan situasi di dalam negeri (Indonesia), secara internal pemerintah dan masyarakat juga menghadapi masalah Secara eksternal, globalisasi yang didorong oleh (krisis multidimensi) yang beraneka ragam/rumit, antara perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama lain situasi teknologi gangguan informasi liberalisasi dan (bebas dari komunikasi, dan semangat kekangan/tekanan) telah politik yang kelompok memisahkan diri belum sepenuhnya stabil, oknum dari tertentu NKRI yang (disintegrasi ingin bangsa), mendorong terjadinya perubahan besar dalam kehidupan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap aparatur politik, pemerintah, ekonomi, sosial-budaya dan pemerintahan lemahnya penegakkan tersendatnya juga persaingan pemulihan/perbaikan ekonomi, meningkatnya kejahatan (kompetisi) bebas yang mengharuskan setiap bangsa untuk (kriminalitas), pengangguran, jumlah penduduk miskin secara dan merosotnya daya saing bangsa. terus oleh gencar/meningkatnya menerus meningkatkan kompetensi KKN, dan (praktek administrasi pemerintahan/negara). Globalisasi ditandai pemberantasan hukum lambatnya (kemampuan)nya dalam bersaing dengan bangsa lain. Disisi lain tingkat keterkaitan baik antar organisasi pemerintah, organisasi masyarakat internasional dan dunia sangat usaha, tinggi dan Dalam kaitan dengan perubahan sosial masyarakat, maupun dapat disaksikan mengenai tingkat perubahan yang saling berlangsung secara cepat yang terlihat dari gaya hidup, mempengaruhi. budaya, cara menimbulkan Perkembangan ilmu pengetahuan dan berpakaian situasi yang dan lain-lain, menuntut sehingga mereka untuk teknologi mengetahui lebih banyak, namun tidak mempunyai cukup terutama teknologi informasi telah mengubah sistem waktu untuk menyikapi perubahan yang terjadi. Kondisi manajemen pelayanan masyarakat dan sektor bisnis ini menyebabkan masyarakat berada pada posisi yang sedemikian rupa sehingga berbagai transaksi dapat 9 Modul Diklat Prajabatan Golongan III 10 Kepemerintahan yang Baik amat rentan terhadap berbagai akibat perubahan itu menghasilkan permasalahan, seperti menurunnya tingkat sendiri. kepatuhan masyarakat (krisis kepercayaan), sulitnya menjalankan pemerintahan, yang akhirnya mengarah Di pihak swasta (dunia usaha), pertumbuhan kepada timbulnya kekacauan sosial (Dunsire 1993: 22-23). perusahaan raksasa telah mendorong perubahan pola operasi dan administrasi yang semula sangat terpusat Untuk menghadapi kondisi yang kompleks, cepat pada perusahaan induk di negara asal, kini beralih pada berubah penguatan masyarakat, maka diperlukan contoh mengelola kegiatan manajemen operasinya di unit cabang usahanya yang berlokasi di kota-kota di seluruh dunia. lingkungan dalam kehidupan kelompok dalam masyarakat dan dengan pemerintah dalam suatu tata hubungan yang saling masyarakat (LSM/NGO) semakin cepat pertumbuhannya berperan dan harmonis, yang sebagai konsep disebut dengan Kepemerintahan yang Baik (Good Governance). tujuan lembaga beragam swadaya berbagai masyarakat sangat pemerintah yang mampu menserasikan hubungan antar berbagai Di dan yang berbeda, yang menumbuhkembangkan pula tata hubungan organisasi yang semakin kompleks yang memerlukan kemampuan tersendiri untuk dapat ditangani secara tepat. Begitu kompleks rumitnya mengenai pengertian istilah yang berkaitan dengan Kepemerintahan yang Baik sangat kehidupan masyarakat dijaman ini, demikian kritisnya penting, mengingat masih ada pihak-pihak dikalangan masyarakat terjadi aparatur yang sering keliru, baik mengucapkan maupun memerlukan kemampuan menanganinya menuju pada memahaminya terlebih dalam masyarakat awam, yaitu kondisi-kondisi yang diharapkan. Kemampuan menangani antara itu adalah melalui konsep yang disebut kepemerintahan kepemerintahan (Governance), antara Good Government (governance) sebab dalam kurun waktu singkat-berbagai dan Good Governance. menyikapi yang serta Pemahaman beranekaragamnya perubahan dan B. PENGERTIAN KEPEMERINTAHAN YANG BAIK perubahan menggoncangkan yang justru akan istilah pemerintah (Government) dan 11 Modul Diklat Prajabatan Golongan III Pemerintah atau Government, Kepemerintahan yang Baik bahasa Pengertian istilah “Governance” yang lain, misalnya Inggrisnya mengandung pengertian “Pengarahan pihak dapat disimak dalam tulisan Prof. Bintoro Tjokroamidjojo, berwenang orang-orang MA (2000: 34), yang mengemukakan pendapatnya sebagai (masyarakat/rakyat) dalam sebuah negara atau kota dan berikut: Governance artinya: memerintah – menguasai – semacamnya. Bisa pula bermakna “Badan/Lembaga yang mengurus – mengelola”. Jadi mengandung banyak arti. menjalankan kegiatan pemerintah negara, negara bagian Dalam kaitan ini pada Pidato Presiden tanggal 16 Agustus atau kota. Adapun istilah “kepemerintahan” yang dalam 2000, istilah “governance” , diterjemahkan sebagai bahasa Inggrisnya disebut “Governance” mengandung pengelolaan””. pengertian pengetahuan sosial, suatu istilah bisa mengandung arti (penguasa) atas “tindakan, melakukan/menjalankan dalam 12 kegiatan fakta ataupun kegiatan oleh cara pemerintah Memang bermacam-macam, demikianlah dan terkadang dalam digunakan ilmu silih (penyelenggaraan pemerintahan). Jadi tekanannya pada berganti, tergantung persoalan, kaitan dan kepentingan cara menyelenggarakan kegiatan, atau dapat berarti pula penggunaannya cara dipandang sesuai saat itu. mengelola/mengurus yang dilakukan oleh pemerintah. dalam situasi/kondisi yang Dari uraian di atas kita bisa memahami bahwa istilah Dari uraian di atas bisa disimpulkan bahwa pemerintah (Government) serta adalah semata-mata berarti “kepemerintahan sebagai suatu kegiatan pemerintah, sedangkan kepemerintahan (Governance) adalah kegiatan tetapi juga mengandung arti pengurusan, pengelolaan, (proses)nya. Hal ini bisa dilihat pada pernyataan berikut: pengarahan, pembinaan, penyelenggaraan dan dapat pula “Governance lebih merupakan kegiatan yang proses saling diartikan pemerintahan”. Atas dasar itu tidak keliru bila berhubungan antara pemerintah dengan masyarakatnya terdapat istilah berikut: “public governance; private dalam berbagai hal yang berkenaan dengan kepentingan governance; masyarakat governance (pengelolaan urusan pemerintah, swasta, campur atau tidak organisasinya, dan lembaga “governance” tangan pemerintah atas kepentingan-kepentingan tersebut (Koiman: Ed. 1993). badan corporate hukum/perusahaan governance dan dan pengelolaan banking urusan perbankan). Lebih lanjut istilah governance sebagai 13 Modul Diklat Prajabatan Golongan III 14 Kepemerintahan yang Baik terjemahan dari pemerintahan kemudian berkembang dan Governance menjadi populer dengan sebutan “kepemerintahan”. yaitu: Berikut ini dikemukakan beberapa (kepemerintahan) cara secara menggunakan sederhana, kekuasaan pengertian pemerintah/negara dalam mengelola atau mengurus mengenai istilah “Governance” dari berbagai sumber yang sumber daya ekonomi dan sosial untuk pembangunan memberikan perhatian terhadap persoalan yang terkait masyarakat. seperti: 1. Hubbard (2001) mengatakan Kepemerintahan Dari beberapa definisi “tentang governance” dapat mengandung pengertian tidak sekedar/lebih dari diketahui bahwa konsepsi itu pada intinya berkenaan pemerintahan. mengandung dengan kegiatan kenegaraan, tetapi lebih jauh dari itu pengertian “bagaimana masyarakat mengatur dirinya melibatkan pihak swasta dan kelembagaan masyarakat. sendiri. Dalam hubungan ini Agus Dwiyanto (Ed, 2006) yang Kepemerintahan 2. Novartis Foundation for Sustainable Development mengutip berbagai pendapat mengenai sebutan (NFSD) mendefinisikan governance (kepemerintahan) governance mengemukakan sebagai berikut: “sebutan sebagai seni kepemimpinan publik (pemerintah) yang governance terdiri dari tiga bidang: memang sulit mencari padanan kata itu secara tepat. a. Bentuk dan kekuasaan politik; Banyak b. Proses penyelenggaraan kewenangan dalam mengelola kegiatan ekonomi dan sumber daya sosial dari negara; c. Kemampuan dibiarkan diterjemahkan dalam bentuk sebagai tata aslinya karena pemerintahan, penyelenggaraan negara, ataupun pengelolaan”. Lebih jauh dinyatakan bahwa “apapun terjemahannya menunjuk pada pengertian bahwa kekuasaan tidak lagi pemerintah untuk merancang, semata-mata dimiliki atau menjadi urusan pemerintah. menemukan dan melaksanakan kebijakan serta Governance melaksanakan fungsi-fungsinya. governing (pengelolaan, penyelenggaraan, pengaturan, 3. Rainer Tetzlaff (1995: 20-22) dalam menekankan pada pelaksanaan fungsi jurnal pengurusan) secara bersama-sama oleh pemerintah dan Development and Cooperation memberikan definisi institusi (lembaga, organisasi) lain, yaitu LSM, perusahaan 15 Modul Diklat Prajabatan Golongan III 16 Kepemerintahan yang Baik swasta (dunia usaha) dan warga negara (2006: 77). mengurus negara/kegiatan pemerintahan tidak selalu Bahkan lembaga yang bukan pemerintah dapat saja harus oleh pemerintah saja, tetapi mengikutsertakan memegang peran yang lebih besar dalam governance masyarakat/rakyat/warga negaranya. tersebut, lebih dari itu pemerintah dapat saja tidak berperan sama sekali yang dalam ungkapan bahasa Inggris disebut “governance without government”. Dalam kaitan dengan istilah “Kepemerintahan yang Baik (Good Governance) pada modul Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang disusun Dari penelusuran (governance) dapat konsepsi diketahui kepemerintahan bahwa pemahaman mengenai pengertian istilah kepemerintahan (governance) lebih ditekankan kegiatan pada pemerintah) prosesnya bahkan oleh LAN-BPKP tahun 2000, dinyatakan bahwa istilah kepemerintahan dalam prakteknya yang terbaik, disebut dengan “Kepemerintahan yang Baik (Good Governance)”. (berlangsungnya juga lembaga Beberapa hal dalam memahami konsep Good (pemerintah)nya, yang dalam proses itu berlangsung Governance yang dipandang penting diantaranya adalah kerjasama (kolaborasi) antara lembaga pemerintah, semi bahwa pemerintah dan non pemerintah (LSM, swasta) secara mengadung dua pengertian. seimbang Pertama : Adanya nilai-nilai yang menjunjung tinggi (balance, setara) dan partisipatif. Itulah arti “Good” dalam kata Good Governance sebabnya praktek terbaik (best practise) dari governing keinginan/kehendak disebut Good Governance yang dalam bahasa Indonesia yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat bisa diartikan pengurusan yang baik, pengaturan yang dalam mencapai (1) tujuan (nasional); (2) baik, atau pengelolaan yang baik untuk mencapai kemandirian; ketertiban, berkelanjutan; (4) keadilan sosial. keharmonisan dan kelancaran rakyat dan nilai-nilai (3) pembangunan penyelenggaraan kegiatan guna mencapai tujuan bersama yang disepakati bersama pula. Indikasi terjadinya Kepemerintahan yang Baik ditandai oleh fakta bahwa Kedua : Aspek-aspek yang berkenaan dengan fungsifungsi/tugas dari pemerintahan yang tepat 17 Modul Diklat Prajabatan Golongan III 18 Kepemerintahan yang Baik dalam pelaksanaan pencapaian tujuan-tujuan sejalan dengan demokrasi; penghindaran salah alokasi tersebut di atas. dana Berdasarkan pemahaman tersebut, maka Kepemerintahan yang Baik tertuju pada dua hal berikut: Pertama : Cita-cita/kehendak negara yang diarahkan yang disiplin penciptaan kerja kerangka Orientasi ini mengacu pada keinginan untuk membangun tidak terkekang dalam kehidupan bernegara. masyarakat”; ”hubungan Pemerintah merumuskan yaitu pemerintahan yang berdaya guna dan ”Kepemerintahan berhasil menerapkan tujuan yang diantara Pemerintahan yang berfungsi dengan benar, pencapaian anggaran, dan politik/hukum bagi 2. UNDP memberikan batasan Kepemerintahan yang Baik sebagai dalam persekongkolan tumbuhnya kegiatan dunia usaha”; pada pencapaian tujuan negara/nasional. guna pencegahan politik/administrasi, 3. Peraturan Kedua : langka; saling membantu dan negara, swasta dan No. Kepemerintahan yang 101 yang Tahun Baik sebagai mengembangkan prinsip-prinsip dan profesionalitas, nasional. Hal ini tergantung pada sejauh akuntabilitas, mana pemerintah mempunyai kemampuan demokrasi, efisiensi, efektifitas, supremasi hukum dan dan dapat diterima oleh seluruh rakyat”; sejauh hubungan mana susunan, politik serta aturan dan pelaksananya berfungsi secara tepat. transparansi, 2000; pelayanan prima, 4. Agus Dwiyanto (Ed: 2006) mengemukakan: Apapun terjemahannya dari Governance, maka dalam good Governance mengandung pengertian bahwa Di bawah ini dikemukakan pengertian Kepemerintahan kekuasaan penyelenggaraan pemerintahan tidak lagi yang Baik dari berbagai sumber: semata-mata 1. Bank dunia menyatakan bahwa Kepemerintahan yang pemerintah – menekankan pada pelaksanaan fungsi Baik pengelolaan secara bersama-sama oleh pemerintah adalah: “penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab dimiliki atau menjadi urusan dan indtitusi lainnya LSM, swasta dan warga negara. 19 Modul Diklat Prajabatan Golongan III 20 Kepemerintahan yang Baik 5. Dalam tulisan J.D Millet “Manajemen dalam Pelayanan Publik” (1954) dikatakan: Pemerintahan yang Baik Pemerintah berarti dimungkinkannya aneka warna satuan-satuan sosial yang menyelenggarakan tugas-tugas di luar pengaruh kekuasaan kekuasaan pemerintah pemerintah, itu sendiri sedangkan terbagi Masyarakat Swasta dan terbatas. Dari berbagai definisi Good Governance tersebut di atas, Adapun peran masing-masing pihak itu dalam konsep secara ringkas dapat disimpulkan bahwa Kepemerintahan Kepemerintahan yang Baik adalah sebagai berikut: yang 1. Negara/pemerintah Baik pemerintahan adalah yang “pengaturan/penyelenggaraan tidak semata-mata oleh berperan menciptakan lingkungan/iklim politik, ekonomi dan hukum yang pemerintah, melainkan harus mengikutsertakan pihak membuka swasta dan masyarakat”. Dalam konsep Kepemerintahan berkembangnya dunia usaha dan masyarakat; yang Baik terdapat tiga pihak penting yang disebut juga pilar-pilar menciptakan mendorong lapangan yang saling 3. Masyarakat memberikan kemudahan hubungan timbal berhubungan secara harmonis sesuai peran dan tanggung balik melalui kelompok-kelompok dalam masyarakat jawabnya masing-masing. Hubungan dari ketiga pilar itu untuk berperan serta dalam kegiatan ekonomi, sosial bila digambarkan adalah sebagai berikut: dan politik. dan Baik, usaha untuk pihak swasta yang 2. Swasta/dunia besar, yaitu pemerintah, Kepemerintahan kesempatan masyarakat kerja/pendapatan; Dilihat dari segi kelembagaan (organisasi), negara sebagai unsur governance termasuk didalamnya lembagalembaga negara dan lembaga pemerintahan. Swasta 21 Modul Diklat Prajabatan Golongan III meliputi perusahaan yang berkecimpung dalam berbagai 22 Kepemerintahan yang Baik D. RANGKUMAN bidang kegiatan. Sedangkan masyarakat terdiri dari Perkembangan lingkungan kehidupan masyarakat di perseorangan dan kelompok (baik yang terorganisasi berbagai bidang (ideologi, ekonomi, sosial dan politik maupun tidak). Termasuk dalam kelompok masyarakat serta hukum dan lain-lain) dipenghujung abad ke-20 telah adalah menimbulkan tantangan yang berat terutama bagi negara- organisasi profesi, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). negara yang sedang berkembang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta semangat ingin lepas C. LATIHAN (TEST) 1. Jelaskan secara dari tekanan dan kekangan telah mendorong perubahan singkat mengenai situasli yang besar dalam kehidupan bernegara yang harus disikapi mendorong lahirnya konsep Kepemerintahan Yang dengan penataan dan penyesuaian terhadap cara-cara Baik. menyelenggarakan pemerintahan (negara). Dalam negara 2. Jelaskan mengenai arti dan pengertian di bawah ini: yang pemerintahannya terlalu mengandalkan kekuasaan a. Government (Pemerintah) sehingga mengabaikan kepentingan masyarakat/rakyat b. Kepemerintahan (Governance) dengan datangnya pengaruh globalisasi, kekuasaannya c. Istilah-istilah lain apa saja yang artinya sama yang berlebihan telah menjadi ”senjata makan tuan” bagi dengan istilah kepemerintahan pemerintah itu. 3. Jelaskan mengenai pengertian Kepemerintahan yang Baik. Boleh dipilih menurut/sesuai sumbernya. Konsep atau pemikiran bahwa segala urusan yang menyentuh kepentingan masyarakat/rakyat hanya 4. Sebutkan pilar-pilar dari Kepemerintahan yang Baik. pemerintah yang berwenang mengurus atau mengaturnya 5. Jelaskan terutama dalam negara hukum yang demokratis dan peran dari Kepemerintahan yang Baik. masing-masing pilar berkeadilan dipandang sudah tidak sesuai lagi untuk dipertahankan. Malahan dari pengalaman pemerintahan di Indonesia kekuasaan pemerintah yang berlebihan telah menimbulkan salah urus (mis-manajemen), dan 23 Modul Diklat Prajabatan Golongan III turunnya/tipisnya kepercayaan rakyat kepada pemerintah. Itulah secuil masalah yang memunculkan lahirnya konsep Kepemerintahan yang Baik (good BAB III PRINSIP-PRINSIP KEPEMERINTAHAN YANG BAIK governance). Dalam Kepemerintahan yang Baik, kegiatan pemerintahan dilaksanakan bersama oleh pemerintah, A. ARTI DAN PENGERTIAN PRINSIP swasta dan masyarakat sesuai peran dan tanggung jawab Secara umum istilah prinsip sering digunakan dalam maisng-masing secara berimbang, harmonis dan dinamis. dunia ilmu pengetahuan yang dapat diartikan ”patokan” Bahkan bilamana melaksanakan tertentu, bila perlu sendiri pemerintah kegiatan-kegiatan masyarakat/swasta tidak harus ataupun ”landasan” yang dijadikan pegangan atau acuan di bidang untuk melakukan sesuatu. Pada umumnya prinsip itu sudah mampu mengandung kebenaran yang sudah teruji dan melaksanakan kegiatan tersebut. Misalnya mendirikan dan kebenarannya itu dapat dibuktikan melalui pengalaman mengelola rumah sakit, pendidikan/sekolah, menyediakan dalam transportasi dan sebagainya. Dalam hal ini, peran mendasar, dan umumnya mengandung kebenaran yang pemerintah terbatas pada segi-segi membuat peraturan, biasanya menjadi landasan berpikir/bertindak. Oleh sebab standar dan memberikan kemudahan untuk kelancaran itu istilah prinsip sering disebut juga asas. Prinsip atau dan ketertiban penyelenggaraan kegiatan. asas lahir dari pengalaman dalam hal yang sama dan dunia praktek. Prinsip sebagai pernyataan berulang-ulang dengan hasil yang sama. Prinsip tidak sama/berbeda dengan dalil atau pun ajaran yang selalu dipandang benar. Dalam hal tertentu prinsip dapat dinyatakan dalam bentuk perkiraan atau anggapan dasar atau kesimpulan sementara. Prinsip pada hakekatnya bersifat: 24 25 Modul Diklat Prajabatan Golongan III 1. Praktis, maksudnya prinsip itu selalu dapat dipakai terlepas dari situasi dan kondisi. 26 Kepemerintahan yang Baik Baik yang mengarah pada perlunya diperhatikan prinsip tersebut, bahkan diterapkan dengan sebaik-baiknya. 2. Berkaitan dengan sebuah ketentuan yang bersifat Sebagaimana diketahui bahwa menurut pandangan dasar dan luas sehingga menyediakan sebuah sudut klasik, pandang mengenai banyak hal. kekuasaan untuk mengatur, mengurus bahkan memaksa 3. Ajeg dalam arti bahwa dalam situasi yang serupa akan timbul hasil yang serupa juga (LAN; 2002). pemerintah sebagai organisasi mempunyai warga di wilayahnya serta mengontrol pengaruh luar atas pelaksanaan kebijakannya di dalam negeri, termasuk mengawasi kegiatan organisasi-organisasinya. Pemerintah Penerapan prinsip akan menghasilkan sesuatu dengan adalah penguasa di atas wilayah dan rakyatnya dan lebih baik, menghendaki penilaian dan penafsiran tentang pemerintah dianggap paling berwenang menetapkan, fakta-fakta yang ada dalam situasi tertentu. Apabila mengatasi dan menyelesaikan persoalan/masalah dan dihubungkan dengan konsep Kepemerintahan yang Baik, kepentingan maka prinsip-prinsip Atas dasar itu dibuatlah yang Baik peraturan-peraturan (kebijakan) yang bersifat mengatur ketentuan-ketentuan yang dan mengikat masyarakat untuk dipatuhi secara tertib. mendasar, dan telah teruji kebenarannya dalam praktek, Bahkan memberikan sanksi bilamana terjadi pelanggaran sehingga atas peraturan/kebijakan ataupun ketentuan yang telah mengandung Kepemerintahan masyarakat. pengertian dapat menjadi pedoman pemikiran atau tindakan dalam mewujudkan kenyataan tentang praktek dibuatnya guna menjamin ketertiban sosial. Kepemerintahan yang Baik. Oleh sebab itu dalam konsep Kepemerintahan yang Baik terdapat prinsip-prinsip tertentu yang harus dijadikan pegangan atau landasan dalam mempraktekkan konsep tersebut. Sebelum sampai pada uraian tentang prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik, terlebih dahulu dikemukakan konsekuensi diterapkannya konsep Kepemerintahan yang Namun dalam prakteknya dimanapun pemerintahan itu berlangsung terdapat kecenderungan bahwa dengan cara tersebut di atas, ketertiban sosial yang diharapkan terwujud seringkali tidak tercipta sepenuhnya. Pejabat/aparatur pemerintah sering bertindak berlebihan (over acting), menganggap remeh masyarakat dan kurang peduli pada harapan dan kepentingan masyarakat seolah- 27 Modul Diklat Prajabatan Golongan III 28 Kepemerintahan yang Baik olah melupakan peran dan kewajibannya sebagai ”pelayan masyarakat” atau ”abdi masyarakat”. Kondisi itu dialami pula di negara kita bahkan masih terasa terutama dalam pelayan masyarakat. Dalam kaitan konsep Kepemerintahan yang Baik kiranya pengalaman pahit dalam memberikan pelayanan yang buruk terhadap masyarakat seyogyanya tidak terulang kembali. Dengan B. PRINSIP KEPEMERINTAHAN YANG BAIK SEBAGAI KONSEP Dalam tulisan tentang mewujudkan Good Governance melalui Pelayanan Publik (2006:78-79) diajukan setidaknya ada enam hal mendasar yang bisa dijadikan acuan/patokan sebagai berikut: penerapan konsep ”Governance” untuk mewujudkan Governance), 1. Dalam kebersamaan yang dibangun, pemerintah tetap Pemerintah dengan seluruh aparaturnya harus bertindak berperan penting namun tidak terlalu berpengaruh, lebih bijak dalam mengurus jalannya pemerintahan di dan negara kita yang demokratis dan berkeadilan. pengaturan hubungan terhadap pelaku-pelaku pada Kepemerintahan yang Baik (Good mempunyai kemampuan lembaga-lembaga Satu hal yang harus dipahami adalah bahwa yang bukan dalam melakukan pemerintah untuk mencapai tujuan masyarakat. walaupun dari sudut pandang konsep ”Governance” membawa akibat terjadinya pengurangan peran 2. Kekuasaan yang dimiliki pemerintah harus diubah pemerintah, namun pemerintah tetap merupakan pihak maknanya yang tidak bisa diabaikan perannya. Pertanyaan yang ”kekuasaan timbul adalah menempatkan berlangsung ”bagaimana perannya proses dan pengurusan mengelola yang atas” semula menjadi dipahami sebagai ”kekuasaan untuk pemerintah sebaiknya ”mengurus kepentingan”, ”memenuhi kebutuhan” dan bersikap, manakala menyelesaikan (Governing) menuju Kepemerintahan yang Baik? Atau bagaimana sebaiknya pemerintah dari (menjalankan pengurusan) kegiatan negara? Untuk itu perlu dipahami prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik berikut ini. masalah-masalah yang timbul di masyarakat. 3. Pemerintah, LSM, swasta dan masyarakat setempat (lokal/daerah) merupakan pelaku atau pihak yang mempunyai peran dan kedudukan yang setara. 29 Modul Diklat Prajabatan Golongan III 30 4. Pemerintah harus mampu merancang ulang susunan dan budaya mempunyai kerja instansinya kemampuan agar menjadi siap patokan-patokan di atas diterapkan secara ajeg, dan dan benar, maka akan menjadi ciri Kepemerintahan yang Baik. penggerak Bila pihak/lembaga lainnya untuk menjalani kerjasama sampai pada dari penyusunan, penilaian atas pelaksanaan pelaksanaan 1. Prinsip Kepemerintahan yang Baik menurut UNDP ada delapan yaitu (1) Partisipasi; (2) Keterbukaan; (3) Tenggang 6. Pemerintah harus mampu meningkatkan mutu dalam pertanggungjawaban kepada peraturan sebagai di bawah ini: pada masyarakat. tanggapan, berbagai diketahui dan dipahami oleh aparatur pemerintah (PNS) kebijakan/rencana, dan dalam memberikan pelayanan pemberian mempelajari bersifat teoritik, terdapat berbagai prinsip yang perlu 5. Pemerintah harus melibatkan semua pihak dalam mulai kita perundangan, buku-buku dan berbagai tulisan yang yang kokoh, mandiri dan dinamis. masyarakat Kepemerintahan yang Baik penyesuaian dan masyarakat dalam penyelenggaraan kepentingan, pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah masyarakat. gugat; (4) Ketepatan dan efisiensi; (5) Kepastian hukum; (6) Kepekaan (7) Kesepakatan; dan (8) Kesetaraan. 2. Dalam buku Mewujudkan Good Governance melalui Pelayanan Publik dinyatakan 10 prinsip yang istilahnya hampir sama dengan di atas, yaitu (200:79): (a) partisipasi; (b) penegakan hukum; (c) keterbukaan; (d) Keenam hal yang mendasar di atas bisa dijadikan ciri bahkan nilai-nilai dari Good Governance (Kepemerintahan yang Baik). Ciri-ciri itu bila kita telaah sebenarnya merupakan suatu ketentuan atau acuan, bahkan prinsip yang harus diikuti untuk merealisasi kesetaraan; (e) daya tanggap; (f) wawasan ke depan; (g) tanggung gugat; (h) pengawasan masyarakat; (k) efektifitas dan efisiensi; dan (j) profesionalisme. 3. Dalam Peraturan Pemerintah No. 101/2000 tentang Diklat secara nyata Jabatan PNS (Penjelasan Pasal 2 huruf a menyatakan Kepemerintahan yang Baik. Dengan perkataan lain, bila bahwa yang dimaksud dengan Kepemerintahan yang Baik adalah kepemerintahan yang mengembangkan dan 31 Modul Diklat Prajabatan Golongan III 32 Kepemerintahan yang Baik menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas; akuntabilitas, pribadi bisa mengetahui dengan jelas proses transparansi; pelayanan prima demokratis, efisiensi dan pembuatan efektivitas; supremasi hukum; dan dapat diterima oleh sehingga masyarakat secara umum mengetahui masyarakat. dengan jelas. 4. Gambir Batha (1996:7) mengemukakan pandangan kebijakan dan pelaksanaannya c. Keterbukaan, prinsip ini menghendaki adanya mengenai unsur-unsur utama Good Governance, yang kesempatan rakyat sebenarnya serupa tapi tak sama dengan prinsip- memberikan tanggapan prinsip Kepemerintahan yang Baik, yaitu “tanggung pemerintah gugat, transparansi, keterbukaan, dan aturan hukum, dalam perolehan informasi yang memadai (lengkap di tambah dengan kemampuan manajemen dan hak- dan hak asasi manusia”. Dari enam unsur atau prinsip di jalannya pemerintahan. atas, terdapat empat unsur/prinsip yang utama dan menjadi ciri Kepemerintahan yang Baik sebagai berikut: jelas) untuk tidak dan terbuka untuk kritik terhadap transparan, terutama bahan penilaian terhadap d. Aturan hukum, artinya Pemerintah memberikan jaminan kepasatian hukum dan rasa keadilan terhadap masyarakat atas setiap kebijakan yang a. Akuntabilitas atau tanggung gugat, mengandung pengertian yang secara adanya kewajiban bagi ditempuhnya dan setiap kebijakan/peraturan aparatur harus dirumuskan, ditetapkan dan dilaksanakan pemerintah untuk bertindak selaku penanggung berdasarkan cara-cara dan aturan yang jelas dan jawab dan penanggung gugat atas segala tindakan ajeg dan juga dipahami oleh masyarakat. dan kebijakan yang ditetapkannya sebagai inti dari Kepemerintahan yang Baik. b. Transparansi mengandung pengertian, pemerintah bersifat terbuka terhadap rakyatnya baik di tingkat pusat maupun daerah. Rakyat secara Prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik seperti diuraikan di atas dapat dipraktekan dan dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan bersama dalam bernegara. Proses pencapaian tujuan negara tentunya melibatkan pula masyarakat. Dengan menerapkan 33 Modul Diklat Prajabatan Golongan III prinsip-prinsip tersebut berarti aparatur pemerintah 34 Kepemerintahan yang Baik 4. Asas keterbukaan, yang membuka diri terap hak mau dan mampu melaksanakan tugas dan fungsinya masyarakat dalam pelayanan masyarakat dengan baik. Dalam informasi/keterangan yang benar, jujur dan tidak hubungan pilih kasih, dan tetap memperhatikan perlindungan ini aparatur penyelenggara negara pemerintah wajib sebagai unsur memahami dan mempraktekkan prinsip-prinsip Kepemerintahan yang itu disebut asas-asas umum memperoleh hak asas pribadi golongan dan rahasia negara 5. Baik. Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 prinsip-prinsip untuk Asas proporsionalitas, yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban 6. penyelenggaraan negara. Asas profesionalitas, yang mengutamakan keahlian berlandaskan kode etik dan peratuan perundangan Perlu diketahui bahwa undang-undang tersebut ketika penyusunannya telah memasukkan semangat dan yang berlaku. 7. Asas akuntabilitas, yang menentukan bahwa setiap konsep Kepemerintahan yang Baik (Bintoro: 2003). kegiatan dan hasil akhir kegiatan penyelenggaraan Adapun asas atau prinsip penyelenggaraan negara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada tersebut adalah: masyarakat/rakyat sebagai pemegang kedaulatan 1. Asas kepastian hukum, yang mengutamakan tertinggi negara. landasan peraturan perundangan, kepatutan dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan negara. 2. 3. Asas tertib penyelenggaraan negara, yang menjadi Asas ataupun prinsip Kepemerintahan yang Baik merupakan wujud dari keberlangsungan pengelolaan negara/pemerintahan secara bersama kegiatan, landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan pencapaian tujuan negara/pemerintah yaitu antara dalam pengendalian negara pemerintah, dunia usaha (swasta) dan masyarakat. Asas kepentingan umum, yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif dan selektif. Demikian konsep prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik yang harus diterapkan oleh aparatur 35 Modul Diklat Prajabatan Golongan III pemerintah, terutama yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat. Mengapa demikian? pemerintah yang langsung berhubungan dengan bukan pemerintah/masyarakat swasta/orang perorang. Fungsi itu langsung dapat dirasakan oleh penerima layanan. Misalnya pelayanan KTP, rumah sakit dan lain-lain. Kedua : Pelayanan masyarakat, baik dari segi cara dan prosedur kerja, organisasi dan perilaku aparatnya hingga sekarang masih belum sepenuhnya terselenggara dengan baik (pungutan liar, berbelitbelit, waktu penyelesaian yang tidak jelas, sikap ingin dilayani dll), Kepemerintahan yang Baik lain-lain”. Bagi rakyat banyak Kepemerintahan yang Baik Pertama : Pelayanan masyarakat merupakan fungsi organisasi/pihak 36 sekalipun ada yang sukses menerapkan pelayanan prima di beberapa Pemda menurutnya pemerintahan adalah yang memberikan berbagai kemudahan, kepastian dan bersih dalam menyediakan/memberikan pelayanan dan perlindungan (terhadap) masyarakat/warganegara dari berbagai tindakan sewenang-wenang, baik atas diri, hak maupun atas harta bendanya (1959). Dari uraian tentang berbagai prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik dapat disimpulkan bahwa kebersamaan antara pemerintah dengan swasta dan masyarakat dalam menjalankan roda pemerintahan secara harmonis pelaksanaannya akan terwujud bila (pengurusannya) dalam menerapkan prinsip/asas Kepemerintahan yang Baik. Mengabaikan penerapan prinsip-prinsi dimaksud, mustahil Kepemerintahan yang Baik bisa terlaksana. Kab/Kota. Merupakan hal yang menarik dan mudah dicerna dalam memahami pengertian Kepemerintahan yang Baik dengan prinsip-prinsipnya bila kita menyimak pernyataan Ketua Mahkamah Agung sebagai berikut: C. LATIHAN (TEST) 1. Apakah yang dimaksud dengan prinsip itu? Jelaskan menurut pemahaman Saudara; ”bahwa berbagai istilah teoritis sering dilekatkan pada konsep Good Governance seperti responsible, accountable, controlable, transparancy, limitable, dan 2. Jelaskan pula mengenai Kepemerintahan yang Baik. pengertian prinsip 37 Modul Diklat Prajabatan Golongan III 38 Kepemerintahan yang Baik 3. Ada berapa prinsip Kepemerintahan yang Baik, yang sesuai dengan peran, hak dan kewajiban serta tanggung Saudara ketahui? Jelaskan masing-masingnya menurut jawab masing-masing secara seimbang dan selaras. Pihak pemahaman Saudara; pemerintah paling bertanggung jawab dalam memberikan 4. Apa hasil dari penerapan prinsip Kepemerintahan yang Baik? D. RANGKUMAN Prinsip sebagai landasan/patokan/acuan berpikir dan bertindak bila diterapkan secara konsekuen akan menjamin terwujudnya konsep dalam kenyataan dan menjamin pula hasil yang diharapkan. Prinsip Kepemerintahan yang Baik memberikan arah dan menjamin kelancaran jalannya pengelolaan atau pengurusan kegiatan dalam mencapai tujuan bersama pemerintah, merupakan masyarakat landasan mengurus/mengelola mencapai tujuan dan dunia yang kepentingan bernegara, usaha karena baik dalam bersama untuk yaitu terciptanya kesejahteraan rakyat/masyarakat. Penerapan prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik merupakan kewajiban dan tanggung jawab bersama antara ketiga pelaku (pemerintah dan masyarakat serta swasta) contoh penerapannya kepada pihak yang lainnya. 40 Kepemerintahan yang Baik berkesinambungan, sebenarnya telah berlangsung sejak BAB IV PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP KEPEMERINTAHAN YANG BAIK (Contoh dan Permasalahannya) lama. Hal itu dapat disimak dalam dokumen perencanaan pembangunan nasional (Repelita I sampai dengan Repelita VI masa Orde Baru) dan kini dapat juga ditelusuri dalam RPJMN 2004-2009. Akan tetapi upaya tersebut hingga kini belum dapat mencapai hasil seperti yang diharapkan. Hal itu antara lain terungkap dari telaah terhadap fakta-fakta A. UMUM Praktek Kepemerintahan yang Baik sebagai bentuk dalam pelayanan masyarakat/dunia usaha berupa kebersamaan antara pihak pemerintah dengan swasta penyalahgunaan wewenang; pungutan liar; dan praktek (dunia usaha) dan masyarakat dalam penyelenggaraan KKN yang masih ada baik pada lembaga negara maupun pemerintahan dan pembangunan tidaklah dimaksudkan pemerintah di tingkat pusat dan daerah. Oleh karena itu untuk mengabaikan pentingnya manajemen pemerintah penerapan prinsip Kepemerintahan yang Baik, suka atau yang efisien. Tanggung jawab terlaksananya penerapan tidak Kepemerintahan yang Baik terletak pada ketiga pihak di pelaksanaannya atas, sehingga diperlukan pembinaan hubungan yang pemerintah serasi di antara ketiga pihak tersebut, agar tercipta dan panutan pihak lain terutama masyarakat. pemerintahan yang bersih dan bertanggung suka mutlak dilaksanakan harus dimulai dan dari niat diri serta aparatur (PNS) itu sendiri sehingga menjadi teladan jawab, dibarengi dengan kehidupan masyarakat yang sejahtera Berbagai prinsip Kepemerintahan yang Baik yang dan dunia usaha/swasta yang sehat. Kesemuanya itu dikemukakan pada hakekatnya perlu diterapkan oleh memerlukan niat dan tekad serta kemauan baik aparatur ketiga pelakunya (pemerintah, swasta dan masyarakat), pemerintah. namun dalam pokok bahasan berikut hanya diuraikan penerapan prinsip-prinsip pokok yang dipandang penting Di Indonesia upaya untuk mewujudkan aparatur pemerintahan yang baik 39 secara berencana dan bagi aparatur pemerintah. Ada tujuh prinsip utamanya yang penting dan perlu dipahami oleh aparatur 41 Modul Diklat Prajabatan Golongan III 42 Kepemerintahan yang Baik pemerintah berdasarkan Undang-undang No. 28 Tahun kelompok hanya bisa dilakukan atas dasar aturan- 1999, tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan aturan hukum tertentu. Bebas KKN. 2. Prinsip Tertib Penyelenggaraan Pemerintahan/ B. PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP KEPEMERINTAHAN Negara Prinsip atau asas ini merupakan landasan bagi YANG BAIK keteraturan, keserasian dan keseimbangan dalam 1. Prinsip Kepastian Hukum Prinsip pertama ini ada juga yang menyebutnya mengurus kegiatan pemerintahan, pembangunan sebagai asas legalitas. Secara ringkas antara lain dan kemasyarakatan. Dalam melakukan kegiatan mengandung untuk mencapai tujuan bernegara, prinsip kebijakan pada pengertian dan landasan a.l bahwa semua keputusan/tindakan didasarkan menghendaki hukum dan kesearahan yang jelas kuat adanya gerak keharmonisan diantara para ini dan pelaku Indonesia (pemerintah, swasta dan masyarakat). Ketiga sebagai negara hukum mengutamakan landasan pelaku itu harus berkomunikasi secara timbal balik hukum (peraturan perundangan), kepatuhan dan dalam menetapkan arah dan tujuan yang saling keadilan dalam setiap proses kebijakan negara. terkait. Dalam mengurus pemerintahan, pihak Dalam situasi masyarakat (warga negara) telah pemerintah harus mempermudah upaya dari ketiga yakin bahwa penegakkan hukum sesuai dengan pihak di atas. Pemerintah seyogyanya membatasi nilai-nilai kegiatan-kegiatan disamping tidak melanggar hukum. kebenaran, tentunya kegiatan pelaksanaan manakala hal-hal tersebut sudah pemerintahan akan berjalan dengan lancar. Sanksi tertentu, atas pelanggaran hukum dikenakan pada setiap mampu ditangani sendiri oleh masyarakat/swasta. pelanggar tanpa pandang bulu, tidak berpihak Campur tangan pemerintah dalam hal tertentu pada kepentingan kelompok tertentu. Campur hanya tangan atas hak dan kebebasan perseorangan atau mendorong melalui dan kegiatan dalam kebijakan/perundangan menciptakan iklim untuk yang 43 Modul Diklat Prajabatan Golongan III mendorong berkiprahnya masyarakat sehingga memupuk kemandirian masyarakat. ini juga mengisyaratkan Kepemerintahan yang Baik umum. Kepentingan umum mengatasi kepentingan pribadi, bukan berarti kepentingan individu tidak Prinsip kedua dari Kepemerintahan yang Baik 44 diakui keberadaannya sebagai hakekat individu dihindarkannya manusia. Akan tetapi dalam kepentingan umum bentrokan/ pertentangan diantara kebijakan, baik terdapat pembatasan terhadap kepentingan individu, antara kebijakan yang ditetapkan oleh masing- karena masing instansi pusat, antara pusat dan daerah tercakup maupun antar daerah. Kebijakan pada level kepentingan pemerintahan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. tingkat bawah tidak boleh bertentangan dengan kebijakan pada level yang kepentingan dalam nasional yang bertumpu pada azas Kesejahteraan isi/materi dimaksudkan adanya ketentuan tentang tingkat mengingat kepentingan hakekatnya dan bahwa kegiatan bersangkutan pada masyarakat lebih tinggi tingkatnya, terutama yang berkaitan kebijakan individu umum mengandung pembangunan untuk dan meningkatkan makna hasil-hasilnya kesejahteraan kebijakan seluruh rakyat (masyarakat). Dalam hubungan ini cara (Peraturan Perundang-Undangan) atau Tata Urutan pengelolaan kebijakan dibangun dan dikembangkan Peraturan Perundang-undangan. untuk menjamin bahwa titik perhatian kebijakan/keputusan pemerintah adalah terpenuhinya 3. Prinsip Kepentingan Umum kebutuhan Prinsip ini penting bagi aparatur pemerintah sekelompok masyarakat, orang ataupun karena kepentingan ada kaitan sebagai pelayan masyarakat yaitu harus mendahulukan keluarga/suku kesejahteraan umum dengan cara memahami dan karena itu dalam rangka membuat kebijakan yang menampung harapan dan keinginan msyarakat dengan mengikat masyarakat pemerintah wajib mendengarkan teliti. Prinsip ini menuntut agar dalam mengurus aspirasi tugas-tugas melalui dengar pendapat masyarakat. pemerintahan, pihak pemerintah (aparatur) harus selalu mengutamakan kepentingan bahkan bukan agama/kepercayaan. (harapan/keinginan) masyarakat Oleh misalnya 45 Modul Diklat Prajabatan Golongan III 4. Prinsip Keterbukaan Prinsip atau 46 Kepemerintahan yang Baik menyampaikan berbagai keterangan yang dibutuhkan asas keterbukaan pengertian memberikan masyarakat untuk mengandung kesempatan menggunakan terhadap haknya dalam masyarakat, karena memperoleh keterangan adalah hak masyarakat yang dijamin dengan Undang-Undang. Selain itu keterangan yang disampaikan oleh memperoleh data/informasi ataupun keterangan yang pemerintah kepada masyarakat harus mengandung benar, kebenaran, lengkap dan akurat (dapat dipercaya bukan hasil rekayasa untuk kebenarannya) tentang kegiatan dan hasil-hasil yang membanggakan dicapai tentu benar dengan tujuan “asal bapak (pimpinan) oleh pemerintah. Prinsip ini menuntut kejujuran aparatur dalam memberikan keterangan dan tidak pilih kasih. Namun demikian juga jangan hasil kerja (prestasi) yang belum senang” (ABS). Adanya hak dari masyarakat dilupakan mengenai hak asasi pribadi, golongan dan memperoleh/mendapatkan juga rahasia negara. Prinsip ini berkaitan dengan (dibaca) pada Undang-Undang tentang Penyelenggara prinsip transparansi artinya tidak ada informasi yang Negara yang bersih dan bebas KKN, dan UUD 1945. disembunyikan. Prinsip keterbukaan ditekankan pada Penerapan prinsip ini dimaksudkan sebagai bagian dari pemberian informasi, pengikutsertaan secara aktif masyarakat dalam proses sedangkan prinsip transparansi pemerintah harus aktif perbaikan dan penyelenggaran negara. Akan tetapi memberikan informasi kepada pihak-pihak terkait penerapan mengenai proses dan hasil-hasil kegiatannya. mengindahkan norma-norma hukum dan moral yang kesempatan memperoleh Prinsip keterbukaan memberikan peluang bagi berlaku prinsip dalam informasi keterbukaan masyarakat. ini Artinya bisa untuk harus disimak tetap keterbukaan rakyat untuk menyampaikan tanggapan dan kritik yang memperoleh informasi tidak boleh melampaui batas membangun terhadap pemerintah. Pemerintahan yg yang mengganggu hak asasi pribadi/golongan, rahasia baik bersifat terbuka dalam memberikan keterangan dan keselamatan negara, yang tidak bisa/boleh yang memadai bagi masyarakat untuk menilai jalannya diketahui, dimiliki dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak pemerintahan. Pemerintah harus mau dan mampu yang tidak berhak. 47 Modul Diklat Prajabatan Golongan III 48 Kepemerintahan yang Baik 6. Prinsip Profesionalitas 5. Prinsip Proporsionalitas Setiap PNS sebagai salah satu unsur aparatur Prinsip ini mengutamakan keseimbangan antara negara, dan selaku pelayan masyarakat wajib hak dan kewajiban aparatur pemerintah, misal: mempunyai keahlian atau kemampuan yang tinggi “adanya dalam pelaksanaan tugas/pekerjaan/jabatan keseimbangan antara hukuman jabatan yang dengan kelalaian/kealpaan seorang PNS”. Artinya dipangkunya. Dengan perkataan lain harus memiliki hukuman yang dijatuhkan tidak boleh berlebihan kompetensi sehingga tidak seimbang dengan pelanggaran yang dipersyaratkan oleh jabatan/pekerjaannya. Keahlian dilakukan oleh pegawai tersebut. Bila prinsip ini yang dimiliki PNS juga harus berlandaskan kode etik diterapkan terhadap dan peraturan yang berlaku. Prinsip ini menuntut pegawai dapat terjamin dengan baik/proporsional, dikuasainya suatu keahlian/kemampuan yang dilandasi adil, tidak berlebihan. PNS juga memperoleh gaji dan pengetahuan, keterampilan, tunjangan sebagai imbalan atas pekerjaan/jabatannya (jujur sesuai peraturan yang berlaku secara proporsional. kewajiban dan tanggung jawab yang diembannya. maka perlindungan hukum Oleh karena itu setiap aparatur harus memahami hak (pengetahuan dan keterampilan) misalnya) dalam yang sikap perilaku tertentu melaksanakan tugas Prinsip profesionalitas harus diterapkan karena dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya, memahami PNS/aparatur pemerintah perundangan yang berkenaan dengan tugas, fungsi, keberhasilan tanggung jawab bahkan kewajiban dan larangan yang utamanya tidak boleh dilanggar. Dalam hubungan ini penting masyarakat. Dengan kemampuan profesional yang dikuasai mengenai uraian tugas/pekerjaan/jabatan, tinggi dari setiap aparatur dibidang tugasnya masing- peraturan disiplin dan tata tertib lainnya yang berlaku masing maka penyelenggaraan pemerintahan dan secara umum dan khusus di intern instansinya. pelayanan masyarakat mestinya dalam dalam memegang penyelenggaraan memberikan pelayanan kunci negara, kepada dapat dilaksanakan secara berdayaguna dan berhasilguna. Profesionalitas yang tinggi dengan sendirinya akan dapat menjamin 49 Modul Diklat Prajabatan Golongan III tingkat kinerja/prestasi organisasi/instansinya kerja dan bagi 50 Kepemerintahan yang Baik 7. Prinsip Akuntabilitas memperlancar Prinsip ini disebut juga asas tanggung gugat yang pengembangan karir. Profesionalitas yang berakar dari menghendaki keahlian dengan sendirinya Kepemerintahan yang Baik pelaksanaan tugas dan hasil akhir dari kegiatan menjadi penyelenggaraan pemerintahan keniscayaan pemerintahan/pembangunan untuk dicapai. Dari dan lebih sudut tujuan memungkinkan proses kebijakan, bahwa setiap kegiatan dan pembangunan oleh aparatur wajib dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya pada masyarakat dan para pihak yang dimungkinkan kebijakan dibuat dan ditetapkan secara terkait sesuai dengan peraturan perundangan tepat dan dalam pelaksanaannya bisa mencapai berlaku. sasaran dengan tepat pula. Oleh sebab itu disamping merupakan kewajiban istilah dalam Pertanggungjawaban kepada yang masyarakat adalah juga “Birokrat Profesional” dalam jabatan karier pada sewajarnya dilakukan karena rakyat adalah pemegang hakekatnya bukanlah suatu sebutan tanpa alasan. kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan Upaya untuk mewujudkan kemampuan profesional peraturan perundangan (konstitusi). melalui berbagai program Diklat Jabatan PNS telah Prinsip akuntabilitas merupakan patokan yang dan terus di kembangkan secara berencana dan sangat penting dalam mewujudkan Kepemerintahan berkesinambungan oleh Pemerintah, di tingkat pusat yang Baik. Prinsip ini mempunyai nilai yang lebih dari dan Daerah. sekedar pertanggungjawaban (responsibility). Prinsip Keahlian sebagai dasar profesionalitas aparatur akan menjamin pemerintahan yang berlangsungnya baik, apakah manajemen dari ini mengandung pengertian bahwa dalam mengurus/mengatur pemerintahan (tugas aparatur segi pemerintah), semua kegiatan dan hasil akhir yang perencanaan, pelaksanaan, ataupun segi pengawasan dicapai oleh aparatur pemerintah harus dilaporkan atas pelaksanaan dan hasil (kinerja)-nya secara efektif dan dan efisien. secara benar, jujur dengan dukungan data/informasi dipertanggungjawabkan kepada masyarakat yang lengkap. Keharusan menerapkan konsep ini 51 Modul Diklat Prajabatan Golongan III 52 Kepemerintahan yang Baik mengingat kegiatan pemerintah mempunyai pengaruh diperlukan cara menjalankan akuntabilitas yang tertib besar, dan juga karena kegiatan pemerintah dibiayai dan tepat. dari uang rakyat, sehingga segala kegiatan dan hasil dari kebijakan kinerjanya dan harus rencana pelaksanaan dipertanggungjawabkan Demikian deskripsi penjelasan konsep prinsip- serta prinsip kepemerintahan yang baik dalam lingkup tugas kepada aparatur pemerintahan yang penting untuk dipahami masyarakat. Dengan perkataan lain sejak awal, sampai oleh akhir, termasuk kegagalan dan keberhasilannya wajib penerapan dilaporkan secara tertib. Dalam penerapan prinsip ini pemerintahan setiap contohnya dengan jelas terutama yang tertuang dalam aparatur kegagalan bisa digugat/dituntut yang bila dialaminya ada karena PNS. Peraturan Untuk dapat melihat secara konkrit dari di prinsip kiranya tersebut perlu Perundangan lingkungan diberikan sebagai contoh- landasan kesengajaan/kelalaiannya. Di lain pihak prinsip ini pelaksanaannya, agar mudah dibaca dan dipelajari menjamin aparatur yang bersih dan berwibawa. Jadi secara seksama. tidak bisa lagi dengan cara sembrono, dimana laporan pertanggungjawaban “dibuat asal bapak senang” (ABS). Dalam Kepemerintahan yang Baik segala kegiatan harus diketahui terutama secara penggunaan bertanggung jawab. jelas oleh masyarakat, anggaran/biayanya Memang secara muara dari C. CONTOH DAN PENERAPAN Berikut ini PERMASALAHAN dikemukakan contoh DALAM penerapan prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik dan juga permasalahan yang terungkap dari hasil kajian (studi empirik). adalah Penerapan dari prinsip-prinsip Kepemerintahan pertanggungjawaban kepada masyarakat, namun tidak yang Baik di atas dapat dilihat dalam rumusan pula kepada peraturan perundangan yang berlaku dan dalam atau pelaksanaan tugas aparatur (PNS) sebagai pelayan Kepemerintahan bisa pimpinan yang diabaikan secara pertanggungjawaban Baik pertanggungjawaban organisatoris internal. Jadi memang masyarakat. Prinsip yang penting diantaranya: 53 Modul Diklat Prajabatan Golongan III 54 Kepemerintahan yang Baik 1. Prinsip kepastian hukum. pemerintahan/pelayanan masyarakat adalah hasil dari Penerapan prinsip ini antara lain tertuang dalam UUD penerapan prinsip ini. Dari sudut pandang organisasi 1945, yaitu: prinsip ini misalnya setiap unit/pejabat bertugas Pasal 27 (1) Segala warga negara Pasal 30 (1) sesuai dengan tugas dan fungsinya, dan mematuhi tata kedudukannya didalam hukum dan kerja dan pemerintahan menjalin hubungan kerja yang sesuai dengan bidang dan menjunjung Pasal 28D (1) bersamaan wajib hukum dan prosedur kerja yang dibakukan, serta tugas pihak terkait. pemerintahan itu dengan tidak ada Contoh penerapan prinsip ini antara lain dapat pengecualiannya. dipelajari dalam UUD 1945 pada: Setiap orang berhak atas Pasal 23 E : (1) untuk memeriksa pengelolaan dan pengakuan, jaminan, perlindungan, tanggung jawab tentang keuangan dan kepastian hukum yang adil serta negara perlakuan yang sama di hadapan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan hukum. mandiri. diadakan satu Badan Kepolisian Negara RI sebagai alat (2) Hasil pemeriksaan keuangan negara negara yang menjaga keamanan dan diserahkan kepada DPR, DPD dan ketertiban DPRD sesuai dengan kewenangannya. masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani, serta menegakkan hukum. (3) Hasil pemeriksaan ditindaklanjuti oleh tersebut Lembaga perwakilan dan/atau Badan sesuai 2. Prinsip Tertib Penyelenggaraan Pemerintahan Ketertiban (keteraturan) keserasian/kesesuaian diharapkan terwujud serta keseimbangan dalam dengan Undang-Undang. dan Pasal 28 J: (1) Setiap orang wajib menghormati hak yang asasi manusia orang lain dalam tertib penyelenggaraan 55 Modul Diklat Prajabatan Golongan III kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (2) Dalam 56 Kepemerintahan yang Baik (3) Hubungan antar Penyelenggara Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berpegang menjalankan dan pada asas-asas sebagaimana dimaksud dalam pasal kebebasannya, setiap orang wajib 3 dan ketentuan peraturan perundangan yang tunduk berlaku. kepada ditetapkan hak pembatasan dengan yang Undang-Undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan penghormatan Kepentingan umum (rakyat banyak) dan hak dan kepentingan nasional dalam NKRI selalu menjadi dan untuk tujuan utama untuk memelihara keberlangsungan memenuhi tuntutan yang adil sesuai jalannya pemerintahan. Oleh karena itu aparatur dengan pertimbangan moral, nilai- pemerintah nilai dan kepentingan masyarakat/seluruh rakyat. Penerapan suatu dari prinsip itu dan nilai-nilainya dapat dibaca antara kebebasan atas serta 3. Prinsip Kepentingan Umum orang agama, ketertiban lain keamanan umum dalam masyarakat yang demokratis. harus mengutamakan/mendahulukan lain pada Pembukaan UUD 1945, alinea keempat. Contoh lain misalnya pada Pasal 33 (2) yang berbunyi: Dalam Undang-undang No. 28 tahun 1999, tentang “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan prinsip Ketertiban ini tertuang antara lain dalam Bab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. V Pasal 7: (2) Hubungan dilaksanakan Dalam pelayanan masyarakat misalnya, dalam antar dengan Penyelenggara mentaati Negara pemberian ijin (fungsi perijinan) seorang norma-norma pejabat/pegawai pemerintah harus mendahulukan kelembagaan, kesopanan, kesusilaan, dan etika pelayanannya bagi kepentingan orang banyak, bukan yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945; seseorang/individu, atau karena pertimbangan 57 Modul Diklat Prajabatan Golongan III 58 Kepemerintahan yang Baik pribadi/keluarga/kelompok/suku dsbnya. Demikianlah dan lingkungan sosialnya serta berhak seyogyanya sifat pelaksanaan tugas aparatur yang untuk mencari, memang ditugasi dan diberi amanah dalam jabatan menyimpan, mengolah dan menyampaikan negeri informasi dengan menggunakan segala jenis (kedinasan) adalah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik secara langsung memperoleh, memiliki, saluran yang tersedia. maupun tidak langsung. Dalam PP No. 24 tahun 2001, misalnya pada Pasal 4. Prinsip Keterbukaan 45 ayat (1) Setiap orang mempunyai hak yang sama Dalam Kepemerintahan yang Baik, masyarakat untuk mendapatkan informasi dalam rangka ikut serta memiliki peluang (akses) yang besar memperoleh melakukan upaya pengendalian kerusakan dan atau informasi/keterangan mengenai kegiatan aparatur, pencemaran lingkungan hidup yang berkaitan dengan setiap aparatur harus selalu terbuka (tak ada yang kebakaran hutan dan lahan. ditutup-tutupi) dalam memberi informasi, karena Pada Pasal 43 (1) Gubernur/Bupati/Walikota wajib masyarakat memiliki hak yang dijamin oleh peraturan memberikan perundangan. Contoh penerapan prinsip Keterbukaan masyarakat ini misalnya pada: hutan Pasal 23 (1) UUD 1945: APBN sebagai wujud dari dampaknya. pengelolaan keuangan negara ditetapkan (2) informasi mengenai dan Pemberian atau kepada kebakaran lahan informasi dilakukan setiap tahun dengan Undang-Undang dan melalui dilaksanakan elektronik ataupun pengumuman. secara terbuka dan media Demikianlah kemakmuran rakyat. diterapkannya prinsip-prinsip keterbukaan itu melalui informasi untuk mengembangkan pribadi kebijakan yang perundangan. tertulis cetak, bertanggungjawab untuk sbesar-besarnya Pasal 28F (1) setiap orang berhak untuk memperoleh realita media serta dituangkan Dalam menggambarkan pada Kepemerintahan peraturan yang Baik 59 Modul Diklat Prajabatan Golongan III 60 Kepemerintahan yang Baik informasi mengenai hak dan kewajiban secara timbal (2) balik antara masyarakat dan pemerintah dibeberkan memperoleh secara terbuka, sehingga semua pihak mengetahui hak dalam pemerintahan. dan kewajibannya dengan jelas sebagai dasar untuk Setiap warganegara kesempatan yang berhak sama Pasal 28 H (2) Setiap orang berhak mendapat berperan serta. kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan 5. Prinsip Proporsionalitas Penerapan prinsip ini akan menggambarkan keadilan. keseimbangan antara hak dan kewajiban aparatur pemerintah dan juga masyarakat sebagaimana dapat Prinsip proporsionalitas juga diterapkan dalam disimak pada: UUD No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara UUD 1945, pada Pasal 27 (2) Tiap-tiap warganegara yang Bersih dan Bebas KKN, pada Pasal 4 dimana berhak atas pekerjaan dan penghidupan aparatur pemerintah berhak untuk: yang layak bagi kemanusiaan. a. Menerima gaji, tunjangan dan fasilitas lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan; Pasal 28, sebagai wujud demokratisasi dinyatakan: b. Menggunakan hak jawab terhadap setiap teguran, “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, tindakan dari atasanya, ancaman hukuman dan mengeluarkan pikiran dengan lisan dan kritik masyarakat; tulisan dan sebagainya, ditetapkan dengan Undang-Undang”. c. Menyampaikan pendapat di muka umum secara bertanggungjawab sesuai dengan wewenangnya. Pasal 28 D (1) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang Dengan demikian prinsip proporsionalitas bermaksud adil dan layak dalam hubungan kerja. untuk menempatkan sesuatu/persoalan pada tempatnya secara tidak berlebihan, tidak bentrokan, 61 Modul Diklat Prajabatan Golongan III 62 Kepemerintahan yang Baik atau sesuai (tidak melanggar/menyimpang) dengan Pasal 31 (1) untuk mencapai daya guna dan hasil ketentuan/standar yang telah ditetapkan. guna yang sebesar-besarnya diadakan pengaturan dan penyelenggaraan Diklat Jabatan PNS yang bertujuan 6. Prinsip Profesionalitas Kepemerintahan yang baik memerlukan dukungan meningkatkan pengabdian mutu, keahlian, kemampuan dan keterampilan. aparatur pemerintah (PNS) yang memiliki keahlian/ kompetensi (pengetahuan, sikap b. Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2000 tentang perilaku) yang sesuai dengan persyaratan jabatan. Diklat Jabatan PNS, Pasal 2 bahwa: ”Diklat Mengenai penerapan prinsip ini banyak ditemukan bertujuan meningkatkan kompetensi untuk dapat dalam peraturan perundangan bidang kepegawaian melaksanakan tugas jabatan secara profesional dan sesuai kebutuhan instansi. kebijakan lainnya keterampilan, yang berkenaan dengan pengembangan SDM aparatur. Dengan Diklat Jabatan diupayakan peningkatan Antara lain dapat disimak dalam Undang-Undang kemampuan profesional SDM aparatur pemerintah, Pokok Kepegawaian, dan Peraturan Pemerintah No. yang terefleksi pada jati diri PNS sebagai pelayan 101 tahun 2000 tentang Diklat Jabatan PNS. masyarakat dengan komitmen, integritas dan a. UU No. 43/1999 pada Pasal 3 (1): kemampuan profesional mengemban tugas Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, adil dan merata. dinas yang tinggi pemerintahan dalam guna mencapai tujuan negara. 7. Prinsip Akuntabilitas Bagi setiap aparatur pemerintah, Pasal 17 (2) Pengangkatan PNS dalam suatu mempertanggungjawabkan hasil kerja pelaksanaan Jabatan tugas dilaksanakan berdasarkan prinsip merupakan profesionalitas sesuai dengan kompetensi, prestasi Kepemerintahan kerja. pertanggungjawaban tuntutan yang kepada bagi terwujudnya Baik, masyarakat terutama (public 63 Modul Diklat Prajabatan Golongan III accountability). Namun demikian saat ini akuntabilitas kepada public (masyarakat) belum 64 Kepemerintahan yang Baik b) Akuntabilitas Keuangan sepenuhnya Dalam menggunakan pembiayaan/uang harus disertai terlaksana. Akuntabilitas baru dalam sebatas internal dengan bukti-bukti pengeluaran yang syah, seperti instansinya. Contoh penerapan prinsip ini dapat dalam hal jual beli ada kwitansi yang benar (tidak ditelusui a.l. pada Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999. fiktif). Dalam Instruksi Presiden tersebut dinyatakan bahwa c) Akuntabilitas Manfaat untuk melaksanakan pelaporan akuntabilitas kinerja Hasil pekerjaan harus bermanfaat, bukan karena instansi pemerintah, dikembangkan sistem pelaporan kepatuhan terhadap atasan atau prosedur saja, akuntabilitas bahkan kinerja yang mencakup indikator lebih dari itu adalah mampu metoda, mekanisme dan tata cara pelaporan kinerja mempertanggungjawabkan terhadap pencapaian hasil instansi pemerintah. dan sasaran yang lebih luas (out come). Dalam penerapan prinsip ini terdapat beberapa macam akuntabilitas di bawah ini: d) Akuntabilitas Prosedural Dalam a) Akuntabilitas Profesional. memberikan diperhatikan pertanggungjawaban persoalan moral, etika, ini kepastian Dalam melaksanakan tugas pekerjaan jabatannya hukum, ketaatan pada aturan dsb, sehingga terjamin setiap PNS harus memiliki kemampuan (keahlian) kelancaran, memberikan penyelesaian kegiatan untuk mencapai tujuan (hasil) pertanggungjawaban kemampuan/penguasaan atas pengetahuan dasar dan ketepatan waktu, kejelasan urutan akhir. keterampilan yang memadai sehingga selalu bertindak obyektif/pada cara yang benar atau tidak memberi Demikian beberapa contoh penerapan prinsip-prinsip alasan yang dibuat-buat. Kepemerintahan yang Baik yang dapat ditelusuri dalam peraturan perundangan ditemukan dalam praktek. yang berlaku, dan dapat 65 Modul Diklat Prajabatan Golongan III 66 Kepemerintahan yang Baik 1) Dalam realitasnya penerapan dari kepemerintahan DPR, alih fungsi lahan hutan lindung, pengadaan yang baik di daerah misalnya dalam membangun barang negara, daerah dan lain-lain tanpa pandang transparansi, pemerintah telah dinilai memberikan bulu. informasi dengan menyediakan akses berbagai media 4) Dalam pada itu untuk memenuhi rasa keadilan dalam informasi yang diakses langsung oleh masyarakat, kaitan penegakan hukum, telah mengakomodir peran membuat bagan/alur prosedur pelayanan masyarakat serta masyarakat dalam melakukan tindak pidana pada unit-unit pelayanan publik. Dengan gambar itu korupsi dengan cara memberikan laporan. Misalnya masyarakat dapat ditelusuri dalam Pasal 41, 42 Undang-undang mengetahuk proses pelayanan dan penyelesaiannya secara jelas. Tindak Pidana Korupsi jo PP 41 tahun 2000. 2) Pelaksanaan prinsip partisipasi misalnya dapat dilihat 5) Dalam pelaksanaan administrasi kepegawaian, dari pelaksanaan setiap tahap perencanaan daerah misalnya prinsip profesionalitas telah ditetapkan, selalu melibatkan peran serta masyarakat, baik yang dimana pegawai yang berkompeten dan berprestasi diwakili oleh LSM; tokoh masyarakat maupn dari tanpa membedakan jenis kelamin, suku dan agama perguruan dan telah memenuhi syarat administratif diproses tinggi dan organisasi sosial lainnya. Mengembangkan forum-forum pertemuan/rapat-rapat dengan bersama bersangkutan menerima Surat Keputusan secara tepat dalam menentukan kebijakan guna membahas sesuatu persoalan di tingkat SKPD dengan melibatkan para pihak terkait dan pihak-pihak yang berkerjasama/bermitra. 3) Prinsip penegakkan hukum/supremasi hukum, dapat baik, lancar sehingga pegawai yang waktu dan benar. 6) Seorang bendaharawan dalam mengelola uang penerimaan/ pengeluaran di unitnya, telah menerima, membukukan, menyusun dan menyalurkan serta dilihat dari diajukannya ke meja hijau para koruptor, melaporkannya kepada pejabat berwenang dengan penerima suap, penyalahgunaan aset/kekayaan/uang cermat, benar dan tepat waktu sesuai dengan negara oleh para pejabat negara/penegak hukum, ketentuan dalam kasus BLBI, transfer dana Yayasan BI ke anggota penerapan akuntabilitas. yang berlaku adalah contoh konkrit 67 Modul Diklat Prajabatan Golongan III D. PERMASALAHAN DALAM PENERAPAN 68 Kepemerintahan yang Baik negara akibat KKN juga tidak terselesaikan sebagaimana mestinya; KEPEMERINTAHAN YANG BAIK. Secara umum pelaksanaan Kepemerintahan yang Baik b. Kebersamaan (sharing in governance) belum dari sisi penerapan prinsip-prinsipnya belum berlangsung sepenuhnya dalam pemerintahan karena cara dengan baik. Kepemerintahan yang Baik lebih banyak berpikir disebut-sebut hanya untuk kepentingan/pertimbangan sulit ditembus ke arah berfikir secara sistemik; politis baik di tingkat pusat maupun daerah yang tidak c. Kurangnya ketauladanan aparatur diberbagai level terkotak-kotak, sukuisme/kedaerahan jabatan; mempunyai pengaruh perubahan yang jelas. d. Kepercayaan sebagaian besar masyarakat terhadap Sekalipun upaya penerapan prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik terus bergulir, tetapi harus pemerintah masih tipis; e. Etika dan moral sebagian aparatur masih belum diakui secara jujur masih ada permasalahan yang dihadapi merangsang hingga dewasa ini dalam praktek. Permasalahan tersebut Baik; perwujudan Kepemerintahan yang baik yang sifatnya pelanggaran prinsip maupun yang f. Pelayanan masyarakat masih belum memuaskan, merupakan penyebab belum terwujudnya Kepemerintahan baik di bidang kesehatan, pendidikan maupun yang Baik dapat dilihat dari kondisi aparatur pemerintah perijinan. itu sendiri. 1. Secara umum prinsip-prinsip kepemerintahan yang 2. Penerapan Kepemerintahan yang Baik di daerah menurut hasil kajian/penelitian laporan masih baik belum sepenuhnya diterapkan, kurang mendapat terhambat, dipengaruhi oleh banyak faktor baik yang perhatian dari penyelenggara pemerintahan/negara, bersumber dari internal maupun eksternal. Faktor- baik lembaga eksekutif, legislatif maupun yudikatif di faktor tersbut sangat beragam dan saling mengkait, pusat dan daerah dengan indikasi di bawah ini: terdapat a. Praktek KKN masih berlangsung diberbagai bidang negara. pemerintahan yang terdeteksi KPK, dan kerugian dalam Oleh keseluruhan karena itu unsur untuk administrasi mewujudkan Kepemerintahan yang Baik, penyempurnaan aparatur 69 Modul Diklat Prajabatan Golongan III dan administrasinya mutlak dilakukan secara terus menerus, karena administrasi negara yang baik salah satu cirinya adalah pemerintahan yang baik. 70 Kepemerintahan yang Baik b. Profesionalisme Kemampuan profesional yang bersumber dari kompetensi dan tanggungjawab profesi aparatur sekarang ini dipandang relatif masih rendah. Hal Permasalahan tersebut dari hasil penelitian/kajian ini tampak dari hasil karya dan cara pandang LAN tahun 2007, yang pada pokoknya meliputi tiga hal aparatur sebagai berikut anggapan dari sementara aparatur bahwa jabatan a. Kesejahteraan pegawai (aparatur) merupakan sumber penghasilan dan tidak dipadang Tingkat kesejahteraan yang masih rendah sebagai terhadap ”amanah” tugas/jabatan. (kepercayaan) Masih yang ada harus merupakan realitas yang dialami PNS baik di Pusat diembannya yang bernilai mulia. Akibat dari hal maupun Daerah. Beberapa daerah memang telah tersebut ”tugas pelayanan masyarakat” sebagai berhasil meningkatkan pengasilan PNS-nya ke fungsi utama aparatur PNS menjadi ajang ”cari tingkat yang relatif tinggi, tetapi secara umum duit” yang melahirkan pungutan liar, upeti dan penghasilan balas jasa, yang berdampak pada high cost PNS masih rendah dibandingkan dengan ragam kebutuhan hidup mereka. economy bagi dunia usaha. Dalam kondisi kesejahteraan yang demikian Rendahnya kemampuan profesional juga itu, akan sulit diharapkan PNS dapat menjalankan tampak pada sikap/kemauan aparatur untuk tidak tugasnya mau menerima pelimpahan tanggung jawab. Pada sesuai Kepemerintahan mereka akan yang lebih dengan Baik. fokus prinsip-prinsip Secara pada naluriah bagaimana hampir di seluruh Pemda berkembang ”rasa takut” untuk diangkat menjadi ”Pejabat Pembuat memenuhi tuntutan kebutuhan hidup ketimbang Komitmen, karena pemangku jabatan itu akan menampilkan prestasi kerja/kinerja tinggi, efektif mendapat ancaman hukuman yang cukup berat dan efisien. bila melakukan kelalaian/penyalahgunaan jabatan. 71 Modul Diklat Prajabatan Golongan III c. Budaya kerja aparatur BAB V PENUTUP Nilai-nilai budaya kerja yang searah dan mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik saat ini belum memadai untuk penerapan prinsipprinsipnya. Nilai budaya kerja yang berkembang A. SIMPULAN justru sering kontra produktif dengan konsep Dari uraian mengenai konsep Kepemerintahan yang Kepemerintahan yang Baik. Dalam konteks ini Baik dan contohnya dalam penerapan, terutama di dapat lingkungan aparatur pemerintah, dapat disimpulkan diidentifikasi pada sebagian besar pemerintahan daerah dan juga pusat yang masih hal-hal sebagai berikut: enggan 1. Kepemerintahan (Governance) yang berasal dari melakukan pengukuran terhadap efektifitas program dan kegiatan mereka sendiri istilah sebagai wujud akuntabilitas. Akibatnya mereka pengertiannya tidak lagi hanya pemerintah sebagai tidak pernah mengetahui kinerja yang riil dan juga lembaga tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan mencapai aparatur pemerintah. kegiatannya dalam mencapai tujuan itu. Oleh pemerintah yang telah berwenang tujuan negara berkembang (organisasi) dalam melainkan proses karenanya Kepemerintahan dapat mengandung arti pengelolaan, pengurusan, pengaturan dan penyelenggaraan kegiatan secara umum, termasuk di dalamnya kegiatan pemerintah dan pihak-pihakpihak lain yang terlibat dalam kegiatan tersebut. 2. Kepemerintahan mengandung pengertian proses kegiatan pengelolaan (penyelenggaraan) berbagai bidang kehidupan (sosial, ekonomi, politik dan lain-lain) dalam suatu negara dengan melibatkan 72 73 Modul Diklat Prajabatan Golongan III berbagai pihak melalui penyempurnaan aparaturnya baik dari segi keuangan, organisasi, manajemen, sistem dan prosedurnya, peralatan, dan manusia) dengan cara yang sebaik- maupun pembinaan pegawai (SDM) di tingkat Pusat baiknya. dan Daerah. Praktek Kepemerintahan yang Baik sumber berkepentingan, Kepemerintahan yang Baik serta penggunaan yang 74 daya (alam, 3. Kepemerintahan yang Baik singkatnya mengandung pengertian praktek menyelenggarakan yang terbaik kehidupan bernegara tergantung dalam pada diri aparatur sendiri untuk melakukan perubahan ke arah itu. tidak hanya oleh pemerintah sebagai lembaga yang B. TINDAK LANJUT berwenang, tetapi juga mengikutsertakan dunia Pemahaman konsep Kepemerintahan yang Baik usaha (swasta) dan masyarakat baik perseorangan beserta prinsip-prinsipnya tidak akan berpengaruh dengan maupun kelomopk secara serasi, harmonis sesuai baik peran dan tanggung jawab masing-masing. dilingkungan 4. Prinsip Kepemerintahan yang Baik adalah norma, atau ketentuan-ketentuan mengandung kebenaran mendasar dan telah terhadap dilakukan praktek aparatur upaya yang pelaksanaan pemerintahan teruji kelompok kerja. Oleh karena itu setelah memahami dengan upaya diantaranya: baik dalam pemikiran maupun tindakan untuk mewujudkan 1 kesejahteraan rakyat. prinsip-prinsipnya, Meningkatkan pemerintah) belum rasa dalam perlu memiliki ditindaklanjuti organisasi pelaksanaan dan tugas pekerjaan/jabatan dengan sesama pegawai/pejabat hingga saat ini terutama di lingkungan aparatur (instansi dan kebersamaan 5. Praktek Kepemerintahan yang Baik di Indonesia pemerintah setiap aparatur pemerintah, baik sebagai individu maupun dijadikan acuan oleh tidak yang konsep atau apabila sungguh-sungguh kesesuaiannya dalam praktek, sehingga dapat pedoman tugas/pekerjaan yang terkait;. 2 Memahami uraian tugas pekerjaan/jabatan masing- sepenuhnya terlaksana sesuai dengan harapan. masing secara tepat dan benar, dan bekerja sesuai Pemerintah secara terus menerus telah berupaya dengan aturan/ketentuan yang berlaku; 75 Modul Diklat Prajabatan Golongan III 3 Menghindarkan diri dari perbuatan tercela, sekaligus menghapuskan perilaku kerja/kebiasaan yang tidak DAFTAR PUSTAKA sesuai dengan norma/aturan organisasi. 4 Bekerja penuh dengan semangat/gairah dan menyelesaikan tugas pekerjaan sesuai dengan waktu dan target yang telah ditetapkan dengan penuh Bhatta, Gambhir, 1996, Capacity Building at the Local Level for Effective Governance, Empowerment Without Capacity is Meaningless. tanggung jawab; 5 Berupaya menerapkan prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik sesuai dengan bidang tugas/pekerjaan masing-masing yang dilandasi semangat dan niat untuk melakukan perbaikan/perubahan yang diawali dari diri sendiri. Japan Association for Civil Service Training and Education, “How to Win Public Confidence As Government Officials” : 100 Sheets for Effective and Efficient Public Administration. LAN-BPKP, 2000, Jakarta. Akuntabilitas dan Good Governance, McKinney, Jerome B., Lawrence C Howard, 1979, Public Administration: Balancing Power and Accountability, Oak Park, illinois: Moore Publishing Company, Inc. Mustopadidjaja, AR. (1997), “Transformasi Manajemen Menghadapi Globalisasi Ekonomi”, dalam Jurnal Administrasi dan Pembangunan, Vol. 1, No. 1, 1997, ISSN 1410-5101, PP PERSADI, Jakarta. Mustopadidjaja, AR, dan Desi Fernanda, (2000), Manajemen Pembangunan Nasional: Kebijakan, Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan, makalah disampaikan pada Suskomsos TNI-TA 1999/2000, SESKO TNI, LAN-RI, bandung, 28 Februari 2000. Osborne, David, and Ted Gaebler, (1992), Reinventing Government: How Entrepreneurial Spirit is 76 Modul Diklat Prajabatan Golongan III 77 78 Kepemerintahan yang Baik Transforming the Public Sector, Reading, Massachusetts: Addison-Wesley Publishing Co. Inc. Lembaga Administrasi Negara, Penerapan Good Governance di Indonesia, 2007. Senge, Peter M, 1994, The Fifth Discipline, Sidney, Random House Australia Pty. Ltd. Dwiyanto, Agus (Editor), Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik, Yogyakarta, JICA-UGM, 2005. Supriyadi, Gering, Drs., MM. (2001), Modul Diklat Prajabatan Golongan III: “Etika Birokrasi”, Jakarta, LANRI. Syafiie, Inu Kencana, Djamaludin Tandjung, dan Supardan Mordeong, (1999), Ilmu Administrasi Publik, Jakarta, Penerbit Rineka Cipta. Stewart, J.D. 1984, ”The Role of Information in Public Accountability”, dalam Anthony Hopwoord and Cyryl R. Tomkins, eds., Issues in Public Sector Accounting, Oxford, England: Philip Alan. Tjokroamidjojo, Bintoro, 2000, Good Governance, Paradigma Baru Manajemen Pembangunan, Jakarta : UI Press. UNDP, 1997, Governance for Sustainable Development – A Policy Document, New York: UNDP. -------------------, 1999, UNDP and Governance: Experiences and Lesson Learned, Lesson Learned Series No. 1, New York: UNDP Management Development and Governance Division, Downloaded internet document file. Wallis, Malcolm, (1989), Bureaucracy: Its Roles In the Third World Development, Basingstoke: London, Mcmillan Publisher Ltd. Lembaga Administrasi Negara, Dasar-dasar Kepemerintahan yang Baik, Jakarta, 2006. Tjokroamidjojo, Bintoro, Good Governance, Paradigma Baru Manajemen Pembangunan, Jakarta, Universitas Indonesia, Press, 2000. DAFTAR DOKUMEN Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1999 Tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 Tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS). Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 Tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Diklat Jabatan PNS. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintahan. 79 1