musik jazz berburu produk unik di locafore! memeriahkan

advertisement
“Di awali dengan ide untuk membuat
sebuah pesta seni dan budaya di tahun 2004
bertajuk Bale Pare Art Festival, sejumlah
seniman, penari, dan pertunjukkan tradisional
berlangsung meriah.
Di tahun 2010 kembali diselenggarakan
festival seni dengan nama JazzCraft Vaganza,
bekerja sama dengan kurator seni Jim
Supangkat.”
MUSIK JAZZ
MEMERIAHKAN BANDUNG
LOCAFORE Jazz Festival hadir di tahun ini menampilkan musisimusisi jazz papan atas Indonesia. Pertunjukkan selama 2 hari ini
akan memeriahkan dua panggung jazz LOCAFORE, Amphitheater
dan Green Stage. Kepedulian Kota Baru Parahyangan terhadap
penggemar jazz di mulai pada tahun 2010 silam pada acara
serupa bertajuk JazzCraft Vaganza. Sejak itu musisi jazz tanah
air silih berganti mengisi acara di Kota Baru Parahyangan, tidak
hanya di panggung LOCAFORE, namun juga di acara lainnya.
36
BERBURU PRODUK UNIK
DI LOCAFORE!
Acara yang tidak dikenakan bayaran bagi pengunjungnya ini
mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat Bandung dan
sekitarnya. Keputusan untuk menjadikan ini free concert adalah
bentuk dari komitmen Kota Baru Parahyangan terhadap musik
jazz Indonesia, agar musik jazz yang identik dengan musik
‘kalangan eksklusif’ menjadi lebih dikenal dan dapat dinikmati
oleh kalangan yang lebih luas. LOCAFORE tahun ini memunculkan
nama-nama musisi jazz kawakan tanah air, sebut saja penyanyi
jazz Ermy Kullit, Margie Segers serta musisi jazz Donny Suhendra
dan Eddy Syakroni. Musisi muda pun turut memeriahkan line up
LOCAFORE tahun ini seperti Dira Sugandi bersama Sri Hanuraga,
The Jongens Quartet, Rio Moreno, dan banyak lagi. Musisi jazz
Bandung tidak ketinggalan akan memeriahkan ke-dua panggung
LOCAFORE yaitu Empat Peniti dan Salamander Big Band.
Pertunjukkan akan diselingi dengan klinik musik jazz bersama
pakar musik jazz dan pengajar, Prof. Tjut Nyak Deviana Daudsjah,
pendiri sekolah musik Institut Musik Daya, di Jakarta, yang akan
sekaligus bermain di panggung LOCAFORE.
Ingatan tentang acara Local Label Festival di LOCAFORE selalu
membekas dengan aneka ragam produk unik dan bermutu
buatan tangan-tangan kreatif seniman dan desainer tanah air.
Lebih dari 50 brand lokal bergabung untuk memeriahkan acara
ini. Produk merchandise dan makanan di seleksi dengan seksama
berdasarkan kategorinya, mulai dari produk fesyen, akseori
rumah, produk anak, seni hingga makanan dan minuman.
Banyak festival musik jazz di tanah air, namun LOCAFORE
memberi suguhan berbeda dengan menggabungkan konsep
seni maupun desain ke dalam nuansa acaranya. Kota Baru
Parahyangan berharap LOCAFORE menjadi salah satu
pertunjukkan musik jazz yang turut meramaikan blantika musik
jazz Indonesia. Semoga LOCAFORE menjadi acara tahunan yang
dinanti-nantikan oleh penggemar jazz tanah air, so, be ready for
LOCAFORE 2016, and let the party begins !
Semangat dari acara LOCAFORE ini ingin di pertahankan oleh
Kota Baru Parahyangan, dengan harapan pemerintah dan
swasta bergandengan tangan membawa produk lokal kita
ke level yang lebih tinggi, ke panggung internasional. Sekecil
apapun dukungan para peserta LOCAFORE sangat berarti guna
membawa dampak positif bagi generasi ini.
Bertempat di Bale Pare Exhibition Hall dan area outdoor, seluruh
peserta bazaar akan memperlihatkan produk terbaiknya. Peserta
berasal dari Bandung, Jakarta dan Jogjakarta. Semangat generasi
muda era ini sarat dengan ide dan kreatifitas. Tidak ada habisnya
ide yang bergulir untuk menciptakan produk-produk berkualitas
yang tidak kalah mutu dan desainnya jika dibanding dengan
produk buatan luar negri. Gejala bertumbuhnya wirausahawan
muda patut mendapat dukungan. Hal inilah yang dilakukan Kota
Baru Parahyangan dalam acara LOCAFORE. Peranan dunia usaha
ini sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi bangsa.
37
PROFIL MUSISI JAZZ
Ermy
Kullit
Ermy Kullit lahir di Manado pada tanggal 13 Mei 1955 dan di
usianya yang masih remaja ia pindah ke Jakarta di tahun 1973.
Ermy menjalani karirnya di dunia tarik suara dengan bernyanyi
di Nite Clubs di Jakarta, Singapore, Kuala Lumpur dan Bangkok.
Ermy pernah tergabung dalam Trio EVnC bersama Vonny
Sumlang dan Connie Constantia. Bersama Ireng Maulana
membuat rekaman di tahun 80-an hingga tahun 2000 awal.
Belasan album telah ia hasilkan dengan bekerja sama dengan
musisi handal diantaranya Indra Lesmana, Billy Budiardjo,
Fariz RM, Purwa Caraka, Chandra Darusman dan Jopie Item.
Beberapa album lagu daerah dan religi pun ia keluarkan.
Tjut Nyak
Partisipasinya dalam ajang festival jazz di dalam dan luar negri
tak pernah ia lewati. Dan tahun ini adalah tahun ke 2-nya
ia mengikuti Locafore di Kota Baru Parahyangan, Bandung.
Saat ini Ermy sedang mempersiapkan album terbarunya dan
berharap Musik Indonesia tetap jaya.
Mergie
Segers
Margaretha Gertruida Maria atau lebih dikenal dengan
nama Margie Segers, dia dijuluki sebagai penyanyi jazz
wanita terbaik milik negeri ini.
Lahir di Cimahi, 16 Agustus 1950, Ia sejak kecil dibawa
bersama orang tuanya ke negeri Belanda. Belajar
menyanyi jazz lantaran sering mendengarkan rekaman
penyanyi jazz dunia, seperti Ella Fitzgerald dan Sherley
Bassey. Bakat menyanyi didapati dari sang ibu, Maria
Pietersz, seorang penyanyi gospel. Sedangkan sang
ayah, Anton Segers, asal Belgia adalah pemetik gitar
hawaian dan lagu-lagu keroncong.
Pada awal karirnya sebagai penyanyi di Indonesia Ia
menggunakan nama Meity Segers, namun atas saran
Drs. Purnomo (mang Udel) dan Jack Lesmana, namanya
diganti menjadi Margie Segers, yang memang mengacu
dari nama depannya Margaretha, agar terdengar lebih
komersil. Margie Segers banyak belajar dan dibimbing
oleh musisi jazz Indonesa, seperti Bubi Chen, Jack
Lesmana dan Mang Udel. Awal 1970-an, dikenal
sebagai penyanyi duet bersama saudaranya Jimmy dan
sering tampil menyanyikan lagu-lagu berirama blues.
38
Margie Segers banyak mengikuti festival dan lomba
menyanyi se-DKI Jakarta dan tingkat nasional. Pada
acara Jazz Vocalist Festival yang dislenggarakan pada
tahun 1979 di Jakarta barulah dia tampil sebagai juara
pertama dan membawa pulang piala dari Kapolda
Metro Jaya. Pada tahun 1980 bersama Ireng Maulana
merekam album berjudul Jazz Vocal Indonesia. Setelah
itu karier bernyanyinya berlangsung hingga saat ini.
Olah vocal dan keunikan suaranya menjadi ciri yang
tidak mungkin terlupakan.
Deviana Daudsjah
feat. The Daya Swara
Lahir di Jakarta dari seorang Ayah berdarah Aceh dan Ibu
Minahasa. Tjut Nyak Deviana Daudsjah telah tinggal dan
bekerja di beberapa negara selama 36 tahun, terutama di
Thailand, Jerman dan Swiss, dimana setelah menyelesaikan
studinya, dia mengajar musik sambil mengukir karir sebagai
komposer, arranger dan music director.
Deviana memulai perjalanan panjangnya di musik pada usia 5
tahun ketika ia belajar Piano di Bangkok, Thailand. Pada usia
17 tahun, dia meninggalkan Indonesia dan hijrah ke Jerman,
untuk belajar piano klasik & komposisi di Musikhochschule
Freiburg im Breisgau. Sebagai pendidik , Deviana menjadi
Akademisi dan Rektor Jazz & Rockschule Freiburg Jerman,
di mana ia merancang kurikulum untuk studi musik modern
(menggabungkan jazz dan klasik), yang disahkan oleh
pemerintah federal Jerman. Dia adalah Kepala Badan Penguji
dan telah meluluskan banyak mahasiswa musik di Eropa
antara tahun 1989 hingga 1999.
Karya musiknya selama 25 tahun terakhir di Eropa & USA
meliputi; berbagai festival Internasional Jazz, konser piano
klasik, direktur musik, komposer, pelatih vokal dan pemain
di Teater Nasional Basel Swiss. Ia tampil dalam berbagai
Pertunjukan diantara lain, Festival Jazz Internasional di Eropa,
seperti Montreux Jazz Festival, International Grand Lancy Jazz
Festival Swiss, Jazz Open Stuttgart Germany dan Jazz Meetings
France.
Saat ini Deviana adalah Principal Institut Musik Daya Indonesia
dan Ketua Lembaga Sertifikasi Kompetensi Musik, disamping
itu aktif sebagai komposer, arranger dan conductor.
Deviana juga mewakili Jerman dalam inisiasi Jaringan
Sekolah Musik Uni Eropa antara tahun 1992 dan 1995. Dia
juga profesor untuk ansambel, piano, vokal, improvisasi,
paduan suara dan ear training di Akademi Musik Basel - Jazz
Departemen, Swiss, dimana ia yang merancang kurikulum
untuk studi vokal modern dan improvisasi vokal yang divalidasi
oleh Swiss Association of Music Educators (SMPV) dan
pemerintah Swiss.
39
The Jongens Quartet is freshly created in January
2011, which featured four young Jazz musicians that
are located in Jakarta, Indonesia. Where three of the
members (Dhani, Johanes and Zulham) meet up and
studied together in the same music Conservatory
in The Netherlands. Jongen itself means ‘young’ in
Dutch, and now they’re all back in Indonesia and
decided to form The Jongens Quartet
Additionally, each member of the quartet is
commissioned to compose and to arrange their
pieces for the quartet itself, which will bring personal
involvement with their own characters of music to
the band stand. And as a new quartet, we really have
this joy and passion to bring our music to a different
level.
We, as a young Jazz generation, are part of the Jazz
Community in Indonesia. We hope that with this
new quartet we can share our musical knowledges,
create a new vibes which can bring more passion and
positive energy to other young generations.
Salamander
Introducing the members of the band; they are,
Johanes Radianto on the guitar, Dhani Syah on the
Piano, Doni Sundjoyo on the Contrabass, and Elfa
Zulham on the Drums.
Big Band
4
Salamander Big Band didirikan pada tanggal 17
September 2006 oleh Devy Ferdianto di Bumi Sangkuriang,
Bandung. Kelompok ensamble jazz ini beranggotakan
musisi-musisi jazz muda kota Bandung. Sejak didirikannya
hingga tahun ke delapan usianya, Salamander Big Band
telah mengikuti beberapa event jazz nasional seperti
JakJazz dan JavaJazz dan berkolaborasi dengan musisi
tanah air dan luar negeri seperti Benny Likumahuwa,
Bertha, Gilang Ramadhan, Sam Bimbo, Margie Segers, Bob
Tutupoly, Frank Reinshagen, Dieter Mack dan Thorsten
Wollmann. Salamander Big Band memiliki agenda konser
tahunan seperti Mid Year Concert dan Anniversary Concert
yang digelar di Bandung dan Jakarta.
Akhir tahun 2013 Salamander Big Band melakukan
Tour Concert di Bangkok, Lampang dan Krabi, Thailand,
dalam rangka fundraising bagi Royal Thai National Music
Archive. Pada konser ulang tahun ke- 8, tanggal 8, 9 dan
10 September 2014 di Bandung dan Jakarta, Salamander
Big Band berkolaborasi dengan Ack van Rooyen, seorang
musisi jazz legendaris dari Belanda.
40
Peniti
Tampil dengan format instrumen akustik, 4peniti yang
terdiri dari Zaky/vokal-gitar, Ammy/biola-mandolin, Ari/
drum-piano, Rudy/contra-bass, menawarkan musik
connecting logaritma dekonstruktif dengan sentuhan live
jamming.
4peniti berawal dari keinginan membuat cinderamata
pernikahan berbentuk lagu dalam format videoklip. Maka
terciptalah lagu “Kawinan“ oleh Zaky menggunakan lirik
Tata yang diaransemen bersama Rudy, Ari dan Ammy.
Aransemen dibuat live pada saat proses rekaman bareng di
studio ARU 7 April 2002 silam dan hasilnya diluar dugaan
mereka berempat. Unik, ada chemistry satu dengan lainnya.
Nama 4peniti sendiri muncul pada saat kebingungan
mencari nama band. Nama 4peniti merupakan usulan
Zaky yang memplesetkan nama musisi jazz yang
dikaguminya, Pat Metheny, yang ternyata mengawali
perjalanan proses kreatif mereka. Kesepakatan ini
menjadi tradisi kami berkarya berjama’ah, itu lebih
penting alasannya karena resep euy !! (Sunda: senang,
membahagiakan).
Maka kesamaan visi dalam bermusik menjadi alasan
kami sepakat menjadi satu band dengan nama 4peniti.
41
Rio Moreno mulai bermain di panggung
jazz seperti komunitas Jajan Jazz,
Margocity Jazz dan komunitas jazz
lainnya. Panggung skala nasional maupun
international pun dirambahnya seperti
JakJazz Festival, JavaJazz dan Asean Jazz.
Rio yang juga dosen musik di Universitas
Pelita Harapan dan sangat terinspirasi
dari musisi idolanya yaitu Michel Camilo
dan Arturo Sandoval, mengaku kalau
Latin jazz adalah jenis musik jazz yang
paling mudah diterima dan dicerna oleh
masyarakat Indonesia.
LIMA
Tribute To Karimata
LIMA adalah kelompok musik yang terdiri
dari sesionist yang masing-masing punya
jam terbang tinggi. LIMA terdiri atas:
Andre Dinuth (Guitar) - Doni Sunjoyo
(Bass) - Marthin Siahaan (Keyboard) Dony Koeswinarno - Rayendra Sunito
(Drum) . Hampir semua pemusik maupun
penyanyi terdepan negeri ini, pernah
bekerja sama dengan kelima pemusik
ini baik di atas panggung maupun dalam
rekaman. Sederet event jazz di dalam
maupun luar negeri pernah mereka jajaki
secara pribadi.
Kelimanya sama-sama mengenal
dan menyukai Karimata. Sekedar
mengingatkan, Karimata adalah grup
fusion terdepan di era 80-an yang
pada formasi terakhir beranggotakan:
Aminoto Kosin - Budhy Haryono - Candra
Darusman - Denny Tr - Erwin Gutawa.
Sebagai penghormatan untuk Karimata,
LIMA khusus akan membawakan
komposisi karya Karimata.
Pada Locafore 2016 ini , tampil
bersama LIMA , Vadi Akbar yang di
album pertamanya menampilkan
karya Karimata berjudul Jangan Salah.
Kemudian Kanya Pinandita - penyanyi
DARR (Erwin & Gita Gutawa Project)
generasi pertama. LIMA juga akan memfeaturing violinist asal kota Bandung Eya
Grimonia.
Rio
Moreno
Sri Hanuraga Trio was formed in July 2015
when Sri was asked to play at The Freedoms
Jazz Festival at The Ican Studio Live. The
Trio members are bassist Kevin Yosua and
drummer Elfa Zulham. During the concert
they felt this ‘click’ and felt that they have to
keep playing together.The gig at the festival
marked the beginning of the trio.
Karimata memang sudah lama vakum
tapi komunitas penggemar Karimata
(Sahabat KariB) sejak enam tahun lalu
aktif mengadakan kegiatan yang juga
dihadiri oleh angggota Karimata.
Around the same time singer Dira Sugandi
and Sri was asked to represent Indonesian
delegation at the Museumseferfest Festival
in Frankfurt, they were asked to perform
Indonesian national and traditional songs
in a fresh and more uptodate manner.
Together with drummer Elfa Zulham, Sri
worked out some arrangements for some
Indonesian traditional and national songs.
The performance of these arrangements
was received incredibly well by the public in
Frankfurt.
Sri Hanuraga Trio
Following the succes of the performances
in Frankfurt Sri, Dira and Zulham decided to
continue performing the same concept with
Sri Hanuraga Trio. In June 2016 they recorded
an album entitled “Sri Hanuraga Trio feat.
Dira Sugandi - Indonesia volume I”
Feat. Dira Sugandi
42
43
WARTA HIBURAN
Eddy
Syakroni
Eddy Syakroni is an Indonesian independence
Drummer who has been active as the sideman in
many bands and involved in uncountable number of
national and international projects for many years.
This time he stood as the band leader / producer /
composer / arranger, carrying the concepts of “Eddy
Syakroni Projects”.
Tiwi
Otti
Jamalus
feat. Yance Manusama
Otti Jamalus is a multi talented musician, reknowned
as a singing pianist for more than a decade. People
might label her as jazz artist but she doesn’t believe
in the segregation of musical genres. She believes
that musical entertainment can be attained through
the amalgamation of ambience, sufficient sound and
elegance. Thus she caters to segmented customers
who demand ‘exclusivity and elegance’ more that
anything else.
Jazz has been her genre of choice since she was 15.
When she turned 21 she decided that her jazzship is
at bay and she domiciled in the genre, in combination
with her breed of classical background. Her style of
jazz continued to flourish under the wings of senior
jazz musicians like Oele Patiselano (guitarist) and the
late Didi Tjia (pianist). Since then Otti Jamalus has
colored the Indonesian music scene and performed
in Indonesian jazz festivals such as JakJazz, Java Jazz
International Fetsival, and many more.
She is currently enjoying her own free interpretation
of jazz with Yance Manusama as her bassist as well as
partner in establishing OJ Music House, a music school
that is an adamant opposition party in segregation of
genres.
44
KALAWARTA | JUNI 2016
Shakuhachi
Tiwi Shakuhachi memulai awal karirnya di tahun 1996
ketika merilis single berjudul Orang Pinggiran dengan
produser almarhum Franky Sahilatua. Setelah itu tahun
1997, dia merilis album bertajuk Anak Tarsan, produksi
Bombom Records, saat Indonesia sedang ramai dengan
“reformasi’ dalam pemerintahan.
Kerjasama Tiwi Shakuhachi dengan ayahnya, Janto
Diablo, yang juga seorang musikus di jalur rock
progresif (Sharkmove Band), pun menjadikan album
berjudul Reformasi. Tiwi menyanyikan lagu-lagu
kepedulian terhadap rakyat, bangsa dan Negara, dan
acapkali diundang dalam demonstrasi melawan rezim
pemerintahan pada saat itu.
Waktu berlalu dan Tiwi Shakuhachi telah makin banyak
berproses, di antaranya dengan menuntut ilmu di
Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung yang
sekarang dikenal dengan nama Institut Seni Budaya
Indonesia (ISBI) jurusan Karawitan. Tiwi membuat
tugas akhir tentang Genggong dari Bali, sekaligus
membuat film pendek untuk dokumennya. Dan
ternyata film ini sempat terpilih untuk ditayangkan di
JIFF Bandung tahun 2004.
Proses selanjutnya adalah menuntut ilmu yang sangat
berbeda dengan karawitan, yaitu musik barat di Institut
Musik Daya Indonesia (IMDI) dengan spesifikasi pada
vokal.
Tiwi Shakuhachi adalah seorang vokalis yang bisa memainkan
piano, juga akordion. Perjalanan pementasannya sudah cukup
banyak, termasuk di dalamnya kolaborasi dengan beberapa
musisi senior. Di antaranya Fariz RM, Yovie Widianto, Maya
Hasan, Dian PP dan Deddy Dhukun, Trie Utami, dan masih
banyak lagi. Beberapa panggung pilihan Tiwi Shakuhachi
adalah Jazz Traffic Festival, Locafore Art, Design and Jazz
Festival, Solo City Jazz, North Sumatera Jazz Festival, Java Jazz
Festival, dan TP Jazz Festival, serta event lainnya.
Tahun 2015 akhirnya Tiwi Shakuhachi bertelur kembali dengan
merilis single Can’t be Happier, yang dijual secara digital melalui
iTunes, spotify, dan lain-lain. Tidak sampai setahun setelahnya,
Tiwi merilis lagi single kedua Magic in Your Eyes, single ketiga
I Should Leave You, dan Starligt in Your Eyes. Khusus lagu
yang terakhir ini merupakan Original Soundtrack (OST) dari film
Terpana, sebuah karya Richard Oh yang akan tayang akhir
tahun 2016.
Tiwi Shakuhachi mulai mendirikan dan bekerja sama dengan
DKK band sejak tahun 2015. Dengan formasi yang sebelumnya
berubah-ubah, sekarang terbentuk formasi yang lebih solid
dengan anggota Sheila Permatasaka (bass), Athfy Fadhlika
Shafa (drum), Ayla Adjie (perkusi), Andreas Nandiwardhana
(Gitar), Andy Gomez Setiawan (piano), dan Otta Tarega
(keyboard). Adapun DKK sendiri adalah singkatan dari Dan
Kakak Kakak.
Gaya khas dari Tiwi Shakuhachi DKK adalah membawakan
lagu “enak”, tanpa memilih genre, yang aransemennya kadang
dirubah sesuai dengan selera dan kesepakatan band.
Rencananya Tiwi Shakuhachi akan merilis album fisik pada
akhir tahun 2016.
KALAWARTA | JUNI 2016
45
Panggayana
Jafuzz
Menapaki evolusi gagasan serta ide
musikal dalam kreasi Jafuzz bermusi
saat ini adalah bersumber dari sisi
“ludens” (atau “bermain”) dengan
dorongan rasa senang (just for fun)
pada kecenderungan masyarakan
pribumi rumpun bangsa DeutroMalayan. Sisi ‘bermain’ dengan
dorongan rasa senang (just for fun)
tersebut menjadi aspek utama gagasan
bagi konsep dan tema musical JAFUZZ
sekarang ini.
Panggayana is a band consisting of 5 members
that was established in 2015. Three of the band
members, Nathania, Steven and Timothy, are
currently student at Pelita Harapan University,
Conservatory of Music. Via is currently a high
school student at SMA Negeri 2 Bogor and one of
the members, Fakhry, is currently a high school
student at ACS jakarta.
Silahkan merapat bagi yang sempat dan
minat. Jafuzz akan memainkan komposisi
musik yang ‘bermain’ dalam nuansa
Deutro-Malayan pada acara LOCAFORE
Art, Design and Jazz Festival di Bale Pare,
Kota Baru Parahyangan, 04 September
2016.
Donny
Suhendra
Coffee
Morning
Coffee Morning is a Bandung-based,
Pop-Jazz band that established in 2012.
It consists of 7 colleagues who loves and
shares the same passion in their musical
works and then develops their chemistry
throughout the time. Coffee Morning have
a distinctive style in their tunes, which
is a strong vocals blended with a warm,
yet energetic tunes that comes from
the musicians themselves. In 2015 they
recorded their first ever single named
“Memo” (you can check it out later at their
Soundcloud account). Coffee Morning is
here to cherish your days!
46
Donny Suhendra lahir di Bandung, Jawa Barat,
9 November 1960, ia adalah gitaris dan musisi
Indonesia. Ia memulai kariernya pada tahun 1977
sebagai guitarist WE band. Pada tahun 1978-1982
menjalani study di ITB jurusan senirupa dan disain.
Kemudian Pada tahun 1979 bergabung dengan band
Rock G’Brill di kota Bandung. Dan di tahun 1981
mendirikan band Fusion D’Marzio serta membuat
rekaman bersama penyanyi Rien Jamain.
Tahun 1985, ia bergabung bersama group band
KRAKATAU bersama Dwiki Dharmawan, Budhy
Haryono dan Pra Budi Dharma, berpartisipasi di
YAMAHA LIGHT MUSIC CONTEST Tokyo Jepang
pada tahun 1985. Ia juga memperoleh beberapa
penghargaan antara lain sebagai Guitarist Terbaik
di Indonesia dari YAMAHA LIGHT MUSIC CONTEST
pada tahun 1985.
Kemudian pada tahun 1991 membentuk ADEGAN
Band bersama Indra Lesmana, Gilang Ramadhan,
Hari Moekti, dan Mates, serta membuat 3 album.
Juga ditahun yang sama tergabung sebagai guitarist
Java Jazz yang menghasilkan album Sabda Prana
dan melakukan beberapa pertunjukan di beberapa
kota di Amerika. Selain itu, beliau pun aktif sebagai
session player untuk beberapa rekaman artist. Pada
Tahun 1999, beliau membuat album solo “Disini
ada Kehidupan”. Pada saat ini Donny Suhendra
tergabung dalam NERA Band bersama Gilang
Ramadhan, Ivan Nestorman, Krisna Prameswara,
dan Adi Dharmawan. Selain itu juga pada tahun
2006 ikut andil dalam pembuatan album Syaharani
& the Queenfireworks dan hingga saat ini masih
aktif melakukan tour bersama Syaharani.
47
Download