SELEKSI Seleksi, adalah memilih/mencari keturunan tanaman/ternak yang memiliki karakter baik sesuai dengan yang dikehendaki Tujuannya, adalah peningkatan hasil dan mutu Karakter-karakter dari tanaman/hewan ditentukan oleh sifat “GENOTIPE” (Sifat Dalam) expresi dari sifat dalam dipengaruhi oleh lingkungan Dalam menseleksi sifat GENOTIPE yang baik harus disesuaikan dengan faktor lingkungan yang sesuai/cocok dan ekonomis terhadap yang diseleksi Potensi karakter baik ada dalam GENOTIPE, agar kestabilan ekspresi potensi yang tinggi pada sifat genetis, seleksi penampilan morfologis (FENOTIPE) harus dilakukan Potensi karakter yang diinginkan : 1. Ketahanan terhadap iklim/cuaca ekstrim 2. Ketahanan terhadap gangguan hama/P 3. Ketahanan batang yang baik 4. Memperpendek masa vegetatif 5. Memperpanjang masa reproduktif (berbunga) 6. Meningkatkan mutu (produk cair/padat) 7. Menekan/membuang karakter yang tidak ekonomis PENTING DILAKUKAN SELEKSI Di alam bebas terjadi perkawinan/persilangan tanaman maupun hewan secara bebas, sehingga sifat genetis sangat HETEROZYGOT. Hal ini disebabkan oleh : 1. Perbedaan tempat hidup, gen yang sama arah, gaya mutasi gen berbeda 2. Perbedaan lingkungan, ekspresi suatu gen yang sama bisa berbeda 3. Terjadi perkawinan secara random di alam (INGAT !!! Makin random suatu perkawinan makin besar sifat HETEROZYGOT dari GENOTIPE 4. Karena ke-HETEROZYGOT-an besar, maka sifat genetis yang baik banyak tertutup/tersembunyi, ditutupi oleh GENOTIPE yang lain TAHAPAN SELEKSI Agar alel-alel dalam gen berekspresi dalam suatu generasi : 1. Memilih bahan tanaman/ternak (bibit/benih) 2. Menentukan lingkungan yang sesuai dan ekonomis 3. Melakukan BREEDING/perkawinan 4. Membuat mutasi induksi 5. Memilih hasil dari BREEDING (baik, ekonomis, sesuai untuk suatu daerah) 6. Menyebarkan hasil BREEDING yang terpilih B R E E D I NG Breeding/mengawinkan 2 (dua) karakter beda dari hasil seleksi. Breeding terjadi dalam 2 (dua) cara yaitu : 1. Breeding Secara Acak (Random) 2. Breeding Secara Terarah B R E E D I NG 1. Breeding Secara Acak (Random) Tidak mengubah frekwensi alel. Pada populasi yang besar dari makhluk hidup (misal manusia) mendiami daerah yang luas, perkawinan acak mudah terjadi. Perkawinan acak meningkatkan ke-HETEROZYGOT-an GENOTIPE, karena karakter-karakter baik/unggul makin banyak tersebar dan makin besar tersembunyi alel-alel dominannya. Pada perkawinan acak akan menurunkan daya produksi dan keturunannya sangat variabilitas dan HETEROZYGOT B R E E D I NG 2. Breeding Secara Terarah Breeding secara terarah dibedakan antara INBREEDING dan OUT BREEDING Pada Inbreeding menghasilkan turunan dari perkawinan sekerabat, out breeding menghasilkan turunan dari perkawinan tidak sekerabat B R E E D I NG Perbedaan ini terjadi tidak significant, ada terjadi GRADASI jika hubungan sekerabat sudah sangat jauh sukar dibedakan. Inbreeding yang ekstrim pada pembuahan sendiri (self fertilization)/penyerbukan sendiri. Di mana bakal putik dan serbuk sari pada bunga dalam satu individu. Out breeding yang ekstrim perkawinan individu yang berbeda spesies B R E E D I NG Contoh Inbreeding : Misal : P : AA >< aa F1 : Aa Homozigot…………………….0 = 0% F2 : F1 >< F1 : ¼ AA : ½ Aa : ¼ aa Homozigot : 2 x ¼…..............= ½ = 50% F3 : F2 >< F2 : 3/8 AA : 2/8 Aa : 3/8 aa Homozigot : 2 x 3/8…..............= 3/4 = 75% F4 : F3 >< F3 : 7/16 AA : 2/16 Aa : 7/16 aa Homozigot : 2 x 7/6…..............= 7/8 = 87,5% B R E E D I NG F5 : F4 >< F4 : 15/32 AA : 2/32 Aa : 15/32 aa Homozigot : 2 x 15/32…..............= 15/16 = 93,75% F6 : F5 >< F5 : 31/64 AA : 2/64 Aa : 31/64 aa Homozigot : 2 x 31/64…..............= 31/32 = 96,875% F7 : F6 >< F6 : 63/128 AA : 2/128 Aa : 63/128 aa Homozigot : 2 x 63/128…..............= 63/64 = 98,45% F8 : F7 >< F7 : 127/256 AA : 2/256 Aa : 127/256 aa Homozigot : 2 x 127/256…..............= 127/128 = 99,61% B R E E D I NG Dari hasil INBREEDING pada generasi kedelapan hampir seluruhnya HOMOZIGOT dari individu-individu hasil persilangan mencapai 99,61% INBREEDING menghasilkan ke-HOMOZIGOT-an, OUT BREEDING menhhasilkan ke-HETEROZIGOT-an. Jika inbreeding yang terjadi terus menerus kehomozigotan dari sindividu semakin meningkat. Kehomozigotan ini akan MELEMAHKAN individu terhadap perubahan LINGKUNGAN. Inbreeding menuju kepada STABILITAS VARIETAS SUATU SPISIES, karena GENOTIPE makin sama pada individu dan makin banyak individu yang HOMOZIGOT B R E E D I NG OUT BREEDING, individu-individunya tahan terhadap perubahan lingkungan, tetapi karena kehetozigotan meningkat KESTABILAN VARIETAS AKAN MENURUN, tetapi akan tumbuh banyak VARIASI. Tergolong Inbreeding : 1. Penyerbukan sendiri dalam satu pohon 2. Perkawinan saudara kandung 3. Back cross : P >< F1 4. Perkawinan saudara sepupu