Pertemuan kuliah ke 6

advertisement
SELEKSI
Seleksi,
adalah
memilih/mencari
keturunan
tanaman/ternak yang memiliki karakter baik sesuai
dengan yang dikehendaki
Tujuannya, adalah peningkatan hasil dan mutu
Karakter-karakter dari tanaman/hewan ditentukan oleh
sifat “GENOTIPE” (Sifat Dalam) expresi dari sifat dalam
dipengaruhi oleh lingkungan
Dalam menseleksi sifat GENOTIPE yang baik harus
disesuaikan dengan faktor lingkungan yang sesuai/cocok
dan ekonomis terhadap yang diseleksi
Potensi karakter baik ada dalam GENOTIPE, agar
kestabilan ekspresi potensi yang tinggi pada sifat genetis,
seleksi penampilan morfologis (FENOTIPE) harus
dilakukan
Potensi karakter yang diinginkan :
1. Ketahanan terhadap iklim/cuaca ekstrim
2. Ketahanan terhadap gangguan hama/P
3. Ketahanan batang yang baik
4. Memperpendek masa vegetatif
5. Memperpanjang masa reproduktif (berbunga)
6. Meningkatkan mutu (produk cair/padat)
7. Menekan/membuang karakter yang tidak
ekonomis
PENTING DILAKUKAN SELEKSI
Di alam bebas terjadi perkawinan/persilangan tanaman
maupun hewan secara bebas, sehingga sifat genetis sangat
HETEROZYGOT. Hal ini disebabkan oleh :
1. Perbedaan tempat hidup, gen yang sama arah, gaya
mutasi gen berbeda
2. Perbedaan lingkungan, ekspresi suatu gen yang sama bisa
berbeda
3. Terjadi perkawinan secara random di alam (INGAT !!!
Makin random suatu perkawinan makin besar sifat
HETEROZYGOT dari GENOTIPE
4. Karena ke-HETEROZYGOT-an besar, maka sifat genetis
yang baik banyak tertutup/tersembunyi, ditutupi oleh
GENOTIPE yang lain
TAHAPAN SELEKSI
Agar alel-alel dalam gen berekspresi dalam suatu
generasi :
1. Memilih bahan tanaman/ternak (bibit/benih)
2. Menentukan lingkungan yang sesuai dan
ekonomis
3. Melakukan BREEDING/perkawinan
4. Membuat mutasi induksi
5. Memilih hasil dari BREEDING (baik, ekonomis,
sesuai untuk suatu daerah)
6. Menyebarkan hasil BREEDING yang terpilih
B R E E D I NG
Breeding/mengawinkan 2 (dua) karakter beda
dari hasil seleksi. Breeding terjadi dalam 2 (dua)
cara yaitu :
1. Breeding Secara Acak (Random)
2. Breeding Secara Terarah
B R E E D I NG
1. Breeding Secara Acak (Random)
Tidak mengubah frekwensi alel. Pada populasi
yang besar dari makhluk hidup (misal manusia)
mendiami daerah yang luas, perkawinan acak
mudah terjadi. Perkawinan acak meningkatkan
ke-HETEROZYGOT-an
GENOTIPE,
karena
karakter-karakter baik/unggul makin banyak
tersebar dan makin besar tersembunyi alel-alel
dominannya. Pada perkawinan acak akan
menurunkan daya produksi dan keturunannya
sangat variabilitas dan HETEROZYGOT
B R E E D I NG
2. Breeding Secara Terarah
Breeding secara terarah dibedakan antara
INBREEDING dan OUT BREEDING
Pada Inbreeding menghasilkan turunan dari
perkawinan
sekerabat,
out
breeding
menghasilkan turunan dari perkawinan tidak
sekerabat
B R E E D I NG
Perbedaan ini terjadi tidak significant, ada terjadi
GRADASI jika hubungan sekerabat sudah sangat
jauh sukar dibedakan.
Inbreeding yang ekstrim pada pembuahan sendiri
(self fertilization)/penyerbukan sendiri. Di mana
bakal putik dan serbuk sari pada bunga dalam satu
individu.
Out breeding yang ekstrim perkawinan individu
yang berbeda spesies
B R E E D I NG
Contoh Inbreeding :
Misal : P : AA >< aa
F1 : Aa
Homozigot…………………….0 = 0%
F2
:
F1 >< F1 : ¼ AA : ½ Aa : ¼ aa
Homozigot : 2 x ¼…..............= ½ = 50%
F3
:
F2 >< F2 : 3/8 AA : 2/8 Aa : 3/8 aa
Homozigot : 2 x 3/8…..............= 3/4 = 75%
F4
:
F3 >< F3 : 7/16 AA : 2/16 Aa : 7/16 aa
Homozigot : 2 x 7/6…..............= 7/8 = 87,5%
B R E E D I NG
F5 : F4 >< F4 : 15/32 AA : 2/32 Aa : 15/32 aa
Homozigot : 2 x 15/32…..............= 15/16 = 93,75%
F6 : F5 >< F5 : 31/64 AA : 2/64 Aa : 31/64 aa
Homozigot : 2 x 31/64…..............= 31/32 = 96,875%
F7 : F6 >< F6 : 63/128 AA : 2/128 Aa : 63/128 aa
Homozigot : 2 x 63/128…..............= 63/64 = 98,45%
F8 : F7 >< F7 : 127/256 AA : 2/256 Aa : 127/256 aa
Homozigot : 2 x 127/256…..............= 127/128 = 99,61%
B R E E D I NG
Dari hasil INBREEDING pada generasi kedelapan hampir
seluruhnya HOMOZIGOT dari individu-individu hasil
persilangan mencapai 99,61%
INBREEDING
menghasilkan
ke-HOMOZIGOT-an,
OUT
BREEDING menhhasilkan ke-HETEROZIGOT-an. Jika inbreeding
yang terjadi terus menerus kehomozigotan dari sindividu
semakin meningkat. Kehomozigotan ini akan MELEMAHKAN
individu terhadap perubahan LINGKUNGAN. Inbreeding
menuju kepada STABILITAS VARIETAS SUATU SPISIES, karena
GENOTIPE makin sama pada individu dan makin banyak
individu yang HOMOZIGOT
B R E E D I NG
OUT BREEDING, individu-individunya tahan terhadap
perubahan lingkungan, tetapi karena kehetozigotan
meningkat KESTABILAN VARIETAS AKAN MENURUN,
tetapi akan tumbuh banyak VARIASI.
Tergolong Inbreeding :
1. Penyerbukan sendiri dalam satu pohon
2. Perkawinan saudara kandung
3. Back cross : P >< F1
4. Perkawinan saudara sepupu
Download