1. LUTHERAN AWAL KEMUNCULAN Lutheran adalah sebuah nama yang diberikan oleh para pengikut Martin Luther, sang Reformator Gereja. Jika kita mengacu pada proses “pembakuan” dokumen ajaran Lutheran, tahun 1530 dapat sebut sebagai awal kemunculan aliran Lutheran. Dokumen ini dikenal dengan nama Konfesi Augsburg, dan disusun oleh para teolog pengikut Luther, terutama Philip Melanchton. Di kemudian hari muncul pula dokumen-dokumen lain yang berisikan ajaran-ajaran Martin Luther. Dokumendokumen tersebut pada gilirannya dihimpun dalam sebuah kitab yang diberi nama Kitab Konkord, yang diterbitkan pada 25 Juni 1580. Kitab inilah yang menjadi semacam kanon (patokan ajaran) bagi gereja-gereja Lutheran, yang sejak akhir abad ke-16 sudah semakin menjelma menjadi gereja yang mapan. AJARAN POKOK Ajaran khas Martin Luther yang seringkali juga diakui sebagai ciri khas ajaran Reformasi disimpulkan dalam tiga sola, yaitu sola fide, sola gratia, dan sola scriptura, yang berarti “hanya iman”, “hanya anugerah”, dan “hanya Kitab Suci”. Maksudnya, Luther menyatakan bahwa keselamatan manusia hanya diperoleh karena imannya kepada karya anugerah Allah yang dikerjakannya melalui Yesus Kristus, sebagaimana yang disaksikan oleh Kitab Suci. (Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.). Luther menolak ajaran Gereja saat itu yang menjanjikan keselamatan melalui penjualan surat-surat pengampunan dosa (indulgensia). Luther menyatakan bahwa manusia diselamatkan bukan karena amal atau perbuatannya yang baik, melainkan semata-mata oleh karena anugerah Allah. Hal ini didasarkan pada perkataan Paulus dalam Surat Roma: “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” (Roma 5:8) Sakramen Gereja Lutheran mengakui dua sakramen: Pembaptisan dan Perjamuan Kudus. Katekismus Lutheran mengajarkan bahwa pembaptisan adalah karya Allah, berlandaskan perkataan dan janji Kristus; sehingga dilayankan baik bagi bayi maupun orang dewasa. Gereja Lutheran percaya bahwa roti dan anggur dalam perjamuan kudus adalah sungguh-sungguh tubuh dan darah Kristus yang dianugerahkan kepada umat untuk dimakan dan diminum, yang diperintahkan oleh Kristus sendiri. Banyak Kaum Lutheran yang melestarikan pendekatan liturgis terhadap Ekaristi. Komuni Kudus (atau Perjamuan Tuhan) dipandang sebagai tindakan sentral dari pemujaan Kristiani. Gereja Lutheran percaya bahwa roti dan anggur dalam perjamuan kudus hadir bersama dengan tubuh dan darah Yesus, bukannya menggantikan atau melambangkan tubuh dan darah-Nya belaka. Mereka mengaku dalam Apologi dari Pengakuan Augsburg: …kami tidak menghapuskan Misa namun secara rohaniah mempertahankan dan membelanya. Di kalangan kami Misa dirayakan setiap Hari Tuhan dan pada hari-hari raya lainnya, bilamana Sakramen itu disediakan bagi orang-orang yang hendak mengambil bagian darinya, setelah mereka diperiksa dan diampuni. Kami juga mempertahankan bentuk-bentuk liturgis tradisional, seperti urut-urutan dalam pembacaan Alkitab, doa-doa, busana liturgi, dan hal-hal serupa lainnya.” (Apologi dari Pengakuan Augsburg, Artikel XXIV.1) ” Ikonoklasme Beberapa tokoh reformasi Protestan, khususnya Andreas Karlstadt, Huldrych Zwingli dan Yohanes Calvin mendukung penyingkiran citra-citra religius dengan mendasarkan pendapat mereka pada larangan penyembahan berhala dan pembuatan citra pahatan dari Allah dalam Dekalog (Sepuluh Perintah Allah). Hasilnya, patung-patung dan gambar-gambar dirusak dalam serangan spontan individual maupun huru-hara ikonoklastis yang tidak sah. Meskipun demikian, dalam banyak kasus citra-citra religius disingkirkan secara baik-baik oleh otoritas sipil di kota-kota dan daerah-daerah teritorial Eropa yang baru saja direformasi. Tidak seperti Gereja-Gereja Protestan lainnya, GerejaGereja Lutheran pada umumnya tidak begitu anti terhadap penggunaan citra-citra religius. Ini disebabkan oleh pernyataan Martin Luther sendiri bahwa orang-orang Kristen harus bebas untuk menggunakan citra-citra selama mereka tidak menyembahnya sebagai ganti Allah. TATA IBADAH DAN CARA HIDUP Tata Ibadah. Suasana dan liturgi dalam ibadah di gereja-gereja Lutheran tidak banyak berbeda dari Gereja Katolik Roma. Bagi Luther(an) yang terpenting dalam ibadah adalah, bagaimana agar jemaat mengalami dengan nyata tindakan penyelamatan Allah di dalam Kristus, dan itu hanya bisa dialamai bila kepada mereka Firman diberitakan dengan murni dan dalam bahasa yang dapat dimengerti jemaat, dan sakramen dilayankan dengan benar. Dalam setiap ibadah Minggu harus ada pemberitaan Firman yang murni (semata-mata dari Alkitab). Sedangkan Perjamuan Kudus tidak mesti diselenggarakan pada setiap ibadah Minggu. PERKEMBANGAN DI INDONESIA Di Indonesia dewasa ini ada sekurang-kurangnya delapan organisasi gereja yang mengaku sebagai penganut paham atau termasuk aliran Lutheran, berkantor pusat di Sumatera Utara dan sekitarnya (kecuali GPKB): Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Gereja Punguan Kristen Batak(GPKB), Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI), Huria Kristen Indonesiia (HKI), Gereja Kristen Luther Indonesia (GKLI), Gereja Kristen Protestan Angkola (GKPA), Gereja Kisten Protestan Mentawai (GKPM). 2. CALVINIS AWAL KEMUNCULAN Pengaruh internasional Yohanes Calvin dalam perkembangan doktrin-doktrin Reformasi Protestan dimulai ketika ia berusia 25 tahun, ketika ia mulai menulis edisi pertamanya dari Institusi Agama Kristen pada 1534 (diterbitkan pada 1536). Karya ini mengalami sejmlah revisi pada masa hidupnya, termasuk terjemahan yang mengesankan ke dalam bahasa Perancis sehari-hari. Lewat Institusi bersama dengan karya-karya polemik dan penggembalaan Calvin, sumbangan-sumbangannya terhadap dokumen-dokumen konfesional untuk digunakan di gereja-gereja, dan sumbangannya yang besar dalam bentuk tafsiran Alkitab Ia hanyalah salah satu di antara banyak tokoh lainnya yang mempengaruhi doktrin-doktrin gereja-gereja Hervormd, meskipun akhirnya ia menjadi yang paling terkemuka. Gereja-gereja Hervormd, dan juga Calvin, tergolong pada tahap kedua dari Reformasi Protestan, ketika gereja-gereja Injili mulai terbentuk setelah Martin Luther dikucilkan dari Gereja Katolik. Calvin adalah seorang pengungsi Perancis di Geneva. Ia telah menandatangani Pengakuan Augsburg Lutheran setelah direvisi oleh Melancthon pada 1540, tetapi pengaruhnya pertama-tama dirasakan dalam Reformasi Swiss, yang tidak bersifat Lutheran, melainkan lebih mengikuti Ulrich Zwingli. Sejak awal telah jelas bahwa doktrin gereja-gereja Hervormd berkembang dalam arah yang bebas dari Luther, di bawah sejumlah penulis dan pembaharu, termasuk Calvin yang kelak menjadi sangat menonjol. Jauh di kemudian hari, ketika kemashyurannya dihubungkan dengan gereja-gereja Hervormd, seluruh kumpulan ajarannya kemudian disebut sebagai “Calvinisme”. AJARAN POKOK Teologi Calvinis kadang-kadang diidentifikasi dengan lima poin Calvinisme, atau disebut juga doktrin rahmat, yang merupakan sebuah respon poin demi poin terhadap lima poin dari Remonstrans Arminian dan yang berfungsi sebagai sebuah ringkasan dari keputusan yang dihasilkan oleh Sinode Dort tahun 1619. Calvin sendiri tidak pernah digunakan seperti model dan tidak pernah diperangi secara langsung oleh Arminianisme. Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ringkasan lengkap dari tulisan Calvin atau teologi gereja-gereja Reformed pada umumnya. Dalam bahasa Inggris, kadang-kadang dikenal dengan singkatan TULIP: Total depravity (Kerusakan total), Unconditional election (Pemilihan tanpa syarat), Limited atonement (Penebusan terbatas), Irresistible grace (Anugerah tidak dapat ditolak), Perseverance of the saints (Ketekunan orang-orang kudus). Meskipun ini urutannya berbeda daripada Kanon dari Dort. Inti dari penegasan kanon ini adalah bahwa Allah mampu menyelamatkan setiap orang yang kepadanya telah diberikan rahmat dan bahwa apa yang dilakukan-Nya tidak dapat digagalkan oleh kefasikan atau ketidakmampuan manusia. TATA IBADAH DAN CARA HIDUP Menurut Calvin, di dalam gereja ada empat jabatan yaitu gembala atau pendeta (pastor), pengajar (doctor), penatua (presbyter) dan syamas (diacon). Pendeta bersama para penatua merupakan konsistori yaitu majelis gereja yang memimpin jemaat dan yang menjalankan disiplin gereja. Pendeta, memiliki tugas; a. Memberitakan Firman dan melayankan sakramen b. Bersama para penatua mengawasi kehidupan jemaat c. Menegur warga gereja yang menyimpang dari ajaran dan peraturan gereja Pengajar adalah semua orang yang terlibat dalam tugas pengajaran, yaitu guru (agama) di sekolah, guru katekisasi, para dosen teologi. Tugas pengajar adalah mengajarkan hal-hal yang berhubungan dengan iman Kristen. Penatua (bersama-sama pendeta) bertugas mengawasi kehidupan gereja. Kewajiban utama penatua adalah melayankan Firman. Dalam pemerintahan gereja, Calvin memberi tempat dan wewenang terbesar kepada pendeta daripada kepada penatua. Diaken (syamas) bertugas mengurus orang sakit, miskin dan menderita. Pada saat itu syamas tidak termasuk anggota sidang majelis. Ada dua jenis syamas: a. Syamas yang memegang keuangan gereja. b. Syamas yang ditugasi merawat orang-orang sakit dan orang-orang miskin misalnya di rumah sakit dan penampungan orang-orang lanjut usia. Diaken (syamas) tidak hanya membagikan uang kepada orang-orang miskin tetapi juga memelihara beberapa lembaga yang melayankan kasih. Tradisi Calvinis menekankan perlunya pejabat atau jabatan gerejawi. Salah satu warisan tradisi Calvinis adalah sistem pemerintahan presbiterial yang terdiri dari presbiterial sinodal. Kata Presbiterial menunjukkan adanya otonomi gereja setempat yang dipimpin oleh Majelis Jemaat. Majelis Jemaat menjadi pimpinan yang mengatur dan mengambil keputusan atas pelbagai hal kehidupan jemaat lokal. Kata Sinodal menjelaskan bahwa gereja-gereja yang telah menggabungkan diri pada sinode harus tunduk pada Sinode perihal yang umum dan yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh gereja setempat. Secara ringkas, dalam sistem pemerintahan presbiterial-sinodal, semua keputusan jemaat diambil pada tingkat majelis (presbyterium), sedangkan perkara-perkara yang menyangkut kepentingan seluruh gereja diputuskan pada tingkat sinode yang diikuti oleh wakil-wakil presbyterium dari setiap jemaat. Disiplin (siasat Gereja) atau penggembalaan adalah suatu tindakan gereja untuk menegakkan ketertiban dan pengawasan ajaran gereja serta perilaku warga gereja. Majelis diberi kepercayaan penuh untuk menegakkan disiplin sehingga keputusan tidak diambil oleh satu orang melainkan oleh majelis sebagai satu kesatuan. Jika pendeta menerima pengakuan dosa seseorang, hal itu dipandang sebagai tindakan penggembalaan. Apabila pengakuan dosa seseorang sangat serius, pendeta harus membicarakannya dengan seluruh anggota majelis. Calvin menetapkan tiga jenis atau tingkatan tindakan disiplin sesuai dengan jenis dan tingkat dosa atau kesalahan: a. Teguran oleh majelis jemaat b. Larangan mengikuti perjamuan kudus c. Pengucilan dari jemaat, yang dilakukan atau diumumkan di depan jemaat pada kebaktian umum. Gereja mengungkapkan imannya melalui ibadah, Ada hubungan yang erat antara keyakinan atau ajaran dengan ibadah. Oleh karena itu ibadah dan tata ibadah merupakan satu kesatuan, dengan pokok-pokok ajaran mendasar. Calvin memberikan perhatian yang seimbang terhadap penataan ibadah, tata gereja dan jabatan gerejawi. Dalam gereja-gereja Calvinis, ibadah gereja berpusat pada pemberitaan Firman atau khotbah dan perjamuan kudus (tidak berpusat pada sakramen seperti dalam gereja Katolik Roma). Gereja terpisah dari negara. Masing-masing memiliki otoritasnya. Gereja bisa berbicara dalam segala bidang kehidupan, termasuk politik dan pemerintahan, namun negara tidak boleh berbicara tentang hal-hal yang berkaitan dengan urusan keagamaan. PERKEMBANGAN DI INDONESIA Aliran Calvinis ini memiliki penganut terbesar di antara gereja-gereja di Indonesia. Paling tidak hal ini dapat dilihat dari jumlah gereja anggota PGI, sekurang-kurangnya separuh dari mereka mengaku sebagai Calvinis. Beberapa di antaranya yang dapat dicatat di sini ialah: Gereja Protestan di Indonesia – GPI dengan dua belas Gereja Bagian Mandiri (GBM) dalam lingkup GPI: Gereja Masehi Injili di Minahasa – GMIM Gereja Protestan di Maluku – GPM Gereja Masehi Injili di Timor Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat – GPIB Gereja Protestan Indonesia di Donggala – GPID Gereja Protestan Indonesia di Buol Toli-Toli – GPIBT Gereja Protestan Indonesia di Gorontalo – GPIG Gereja Kristen Luwuk Banggai – GKLB Gereja Protestan Indonesia di Papua – GPI Papua Gereja Protestan Indonesia Banggai Kepulauan GPIBK Indonesian Ecumenical Christian Church – IECC Gereja Masehi Injili di Talaud – GERMITA Gereja Batak Karo Protestan – GBKP Gereja Kristen Indonesia – GKI Gereja Kristen Indonesia Sumatera Utara – GKI SUMUT Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan – GKSBS Gereja Kristen Pasundan – GKP Gereja-gereja Kristen Jawa – GKJ Gereja Kristen Jawa Tengah Utara – GKJTU Gereja Kristen Jawi Wetan – GKJW Gereja Kristen Sulawesi Tengah – GKST Gereja Kristen Sulawesi Barat – GKSB Gereja Kristen Sulawesi Selatan – GKSS Gereja Protestan Sulawesi Tenggara – Gepsultra Gereja Protestan Indonesia di Luwu – GPIL Gereja Kristen Sumba – GKS Gereja Kristen Injili di Tanah Papua – GKI di Tanah Papua Gereja Kristus Gereja Kristus Yesus – GKY Gereja Reformed Injili Indonesia – GRII 3. MENNONIT AWAL KEMUNCULAN ANABAPTIS Kapan tepatnya Anabaptis berawal, tidak dicatat dalam sejarah. Ada yang mengatakan bahwa beberapa kelompok Anabaptis kemungkinan berasal dari gerakan-gerakan sesat (heretikal) sebelum abad ke-16. Ada pula dari antara mereka yang mengaku merupakan kelanjutan tak terputuskan dari kekristenan pada abad pertama, namun tidak sama dengan suksesi kerasulan yang diklaim oleh Paus gereja Katolik. Namun hal ini belum terbukti secara ilmiah dan diterima secara umum. Jika memang merupakan suatu kelanjutan banyak sekali terjadi perbedaan di antara mereka. Namun salah satu pusat gerakan Anabaptis mula-mula yang dicatat dalam sejarah adalah pada abad ke-16 di Zürich, kota tempat kontribusi besar Zwingli terhadap Gereja Reformasi. Gerakan ini dipimpin oleh Konrad Grebel dan Felix Manz, dua orang putra keluarga terpandang. Pada masa Grebel bersekolah di Basel, Wina, dan Paris, ia dipengaruhi oleh ideologi humanisme yang populer pada masa itu. Sekembalinya ke Zürich, ia dan Zwingli berkenalan. Perpindahan keyakinannya terjadi pada 1522-1523, namun detilnya tidak diketahui. Dari luar ia merupakan seorang teman yang baik dan pengikut ajaran reformasi yang sungguh-sungguh. Pada musim gugur 1523 ia mulai berpisah dari Zwingli. Zwingli tidak mau mendesak lebih lanjut dalam penghapusan misa dan penggunaan gambar di dalam gereja kepada dewan kota, sedangkan Grebel percaya bahwa otoritas sipil tidak seharusnya mengatur gereja.Grebel pun berkumpul dengan orangorang yang kemudian disebut sebagai Kelompok Persaudaraan Swiss. Mereka mengingini Gereja direformasi dengan tidak tanggung-tanggung, lebih dari yang diajarkan Zwingli dan Luther. Mereka menghubungi Carlstadt yang merupakan salah satu tokoh radikal yang bertindak lebih jauh dari Luther, namun tidak berhasil. Kemudian kepada Thomas Müntzer yang cenderung lebih mengutamakan kekerasan. Di wilayah Swiss dan bagian barat daya Jerman, dasar Kitab Suci untuk baptisan anak mulai dipertanyakan. Pada musim gugur 1524 Grebel dan rekan-rekannya mulai menolak baptisan anak dan juga penolakan terhadap perpuluhan yang dikumpulkan oleh negara untuk membiayai para pendeta (minister) dan untuk “riba”, namun konflik yang timbul dengan otoritas Zürich terutama dari kepercayaan atas baptisan anak. Pada Januari 1525, dewan kota memutuskan untuk membela praktek baptisan bayi dan memerintahkan Grebel dan kelompok Persaudaraan untuk menghentikan gerakan mereka. Meksipun diperintahkan demikian oleh dewan kota, Grebel dan rekan-rekannya tetap saja membaptis orang. Kelompok Persaudaraan tersebut juga melakukan Perjamuan Kudus dengan ritual yang sangat sederhana. Dengan semangat penginjilan yang bernyala-nyala, Grebel berpindah dari satu kota ke kota lain. Ia mulai mendapat dukungan di Schaffhausen. Kemudian ia ke Waldshut tempat tinggal Balthasar Hübmaier yang merupakan rekan sepikirannya. Di tempat lain seperti di St. Gall, Grebel dan rekanrekannya mendapat sambutan yang antusias. Meskipun demikian, Grebel, Manz, dan lain-lain ditangkap, diadili oleh otoritas sipil di Zürich, dan dihukum penjara seumur hidup karena tidak menaati keputusan dewan kota. Setelah beberapa bulan mereka berhasil melarikan diri. Manz yang tertangkap kembali dihukum mati dengan cara ditenggelamkan (25 Januari 1527), rupanya merupakan martir pertama bagi gerakan Anabaptis. Grebel telah meninggal beberapa bulan sebelumnya. Balthasar Hübmaier, seorang lulusan universitas, pendeta, pengkotbah yang handal dan mantan murid Eck yang berdebat dengan Luther di Leipzig pada 1523 telah menjadi penganut ajaran Refomasi. Dengan perpindahan keyakinannya, ia turut membawa beberapa paroki yang dipimpinnya di Waldshut. Mula-mula ia bersahabat dengan Zwingli dan rekan-rekannya kemudian pada 1525 ia menolak baptisan anak. Pada tahun yang sama ia dibaptis dan pada Paskah tahun itu juga ia membaptis sekitar tiga ratus orang dan dilanjutkan dengan baptisan lainnya, Perjamuan Kudus, dan pencucian kaki. Selama beberapa waktu ia berada di Zürich dan di sana ia dipenjara dan disiksa. Setelah dilepaskan, ia pergi ke Nikolsburg di Moravia dan berkotbah disana. Ia ditangkap oleh perintah Duke Agung Ferdinand dari Austria, dibawa ke Wina, diadili, dinyatakan bersalah, dan dibakar (10 Maret 1528). Pada 1520-an pandangan Anabaptis menyebar dengan cepat dan luas di bagian Swiss yang berbahasa Jerman, Austria, dan tenggara Jerman. Strassburg merupakan salah satu pusat awal yang penting dan di barat laut pandangan Anabaptis mulai mengalami kemajuan di Negara-negara Bawah (bawah delta sungai Rhein, Scheldt, dan Maas). Di tempat-tempat lainnya jalan telah dipersiapkan untuk kepercayaan Anabaptis oleh kaum Sahabat Tuhan dan kelompok mistik abad ke-15 lainnya, dan kemungkinan juga oleh komunitas seperti Beguine dan Beghard. Misionaris bagi gerakan ini antara lain Melchior Hoffmann, seorang pengrajin kulit dari Livonia yang lahir di Swabia, berkelana luas di Baltik, Skandinavia, Negara-negara Bawah, dan Strassburg, berkotbah ke manapun ia pergi, dan di beberapa tempat mendapatkan pengikut dan mendirikan komunitas-komunitas. Namun bahkan Strassburgh yang toleran sekalipun tidak dapat mentolerirnya, dan ia akhirnya mati di dalam penjara di kota tersebut. Hans Denck, seorang sarjana humanis, lulusan dari Universitas Ingolstadt, dan selama beberapa waktu merupakan bagian dari kelompok Erasmus di Basel, dipengaruhi oleh Tauler, ia mahir berbahasa Yunani dan Ibrani. Pelayanannya antara lain di Nuremberg, St. Gall, Strassburg, Worms, dan Augsburg, dan pada usia tiga puluhan meninggal karena wabah di Basel. Salah satu teman Denck, yang juga merupakan teman Zwingli, Ludwig Hetzer dari Swiss, yang mendapat pendidikan humanis dan telah dipengaruhi secara mendalam oleh tulisan-tulisan mistik seperti Theologia Germanica, ia diusir dari Zürich karena ajaran Anabaptisnya. Selama beberapa bulan pada 1525 ia mengepalai kaum radikal di Augsburg, dan selama beberapa waktu berada di Basel di rumah Oecolampadius, di Strassburg sebagai tamu Wolfgang Capito yang seorang pengikut Zwingli dengan kecenderungan Anabaptis. mereka bekerja sama dalam menterjemahkan kitab-kitab nubuatan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Jerman, bersama dengan Denck dipaksa untuk meninggalkan Worms. dan pada awal 1529 diadili dan dieksekusi di Constance dengan dakwaan palsu yakni perzinahan. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, pengikut Anabaptis terdiri dari berbagai ragam. Mereka kebanyakan direkrut dari anggota masyarakat kelas bawah, namun mereka juga berhasil meyakinkan orang-orang terpelajar. Orang-orang tersebut kebanyakan berasal dari kawasan perkotaan, namun tidak dikelompok-kelompokkan menurut pemimpin tertentu. Bagi kebanyakan dari mereka penolakan baptisan bayi dan kepercayaan mereka atas baptisan orang percaya hanya merupakan suatu kebetulan. Beberapa sama sekali menolak penggunaan kekerasan, meskipun dalam bertahan melawan penganiayaan. Beberapa yang lain menginginkan penggunaan kekerasan. Beberapa, seperti Hans Hetz, yang mengganggu Hübmaier di Nickelsburg, memproklamirkan bahwa harinya Tuhan telah dekat, dan para orang-orang suci merupakan orang-orang pilihan yang, seperti keturunan Israel yang menaklukkan Palestina, bertugas untuk menyiangi orang-orang jahat sebelum pemerintahan Kristus didirikan di atas bumi. PENGANIAYAAN TERHADAP ANABAPTIS Pemimpin Katolik Roma, Lutheran, dan Zwinglian menganggap kaum Anabaptis sebagai orang-orang radikal yang berbahaya, yang mengancam timbulnya anarki di gereja dan negara. Di antara ketiganya ada beberapa yang berusaha menyingkirkan mereka dengan kekerasan. Di akhir 1520-an dan awal 1530-an, ratusan Anabaptis dibunuh, sebagian dengan cara ditenggelamkan, beberapa dipenggal, dan lainnya dibakar. Penganiayaan terhadap Anabaptis semakin meningkat karena mereka di yakini bertanggung jawab atas sebagian pemberontakan para petani tahun 1524-1525. Tuduhan tersebut memiliki alasan yang kuat. Thomas Müntzer merupakan salah satu otak di balik pemberontakan di Saxony. Ia dikategorikan sebagai Anabaptis, karena walaupun ia tidak terlalu mempersoalkannya sebagaimana Anabaptis yang lain, ia menolak baptisan bayi, dan menurut definisi Anabaptis secara inklusif ia dapat dikelompokkan dengan mereka. Tentunya orang-orang yang merasa was-was dengan ketertiban publik merasa perlu untuk bertindak dengan lebih bengis terhadap kaum Anabaptis karena besarnya ancaman yang didapat, melihat bahwa kebanyakan dari mereka berasal dari kelas yang kurang beruntung, sehingga dapat menimbulkan pemberontakan. Episode Münster Ketakutan terbesar para kritikus Anabaptis menjadi kenyataan dalam episode Münster pada 15331535. Münster, sebuah kota di Wesphalia, tidak jauh dari perbatasan Belanda, pada Abad Pertengahan merupakan anggota terkemuka Liga Hanseatik, merupakan pusat kedudukan seorang uskup. Di sana pada 1529 seorang pendeta (chaplain) muda bernama Bernhard Rothmann mulai mengkotbahkan tentang pembenaran karena iman. Ia berhasil meyakinkan banyak di antara massa tersebut yang merasa tidak puas di bawah eksploitasi penguasa kaum gerejawan. Walaupun mendapat tentangan dari pihak uskup dan bangsawan-bangsawan di sekitarnya, kota tersebut dinyatakan menjadi Protestan dan didaftarkan ke dalam Liga Schmalkaldik. Namun Rothmann tidak pernah terlihat seperti seorang Lutheran, ia lebih dekat kepada Anabaptis. Pada 1533 ia telah menjadi yakin bahwa baptisan anak adalah salah. Karenanya ia menolak membaptiskan anak, maka tokoh-tokoh masyarakat setempat yang adalah Lutheran pun berusaha menjatuhkannya, namun terhenti karena ketenarannya yang jauh melampaui kekuasaan mereka. Pada sebuah debat di muka umum dengan seorang Lutheran dan seorang Katolik Roma, penduduk kota tersebut menyatakan Rothmann sebagai pemenangnya. Kemudian tersebarlah kabar bahwa Münster telah menjadi Anabaptis dan berbondong-bondong datanglah pengikut Melchior Hoffman ke kota tersebut. Hoffmann telah meramalkan bahwa setelah ia dipenjara dan setelah kematiannya ia akan kembali, pada 1533, bersama dengan Kristus di tengah-tengah awan di surga, dan orang-orang jahat akan dihakimi, dan Yerusalem Baru akan didirikan di Strassburg. Tahun 1533 berlalu dan Hoffman masih dipenjarakan, dan akhir zaman belum juga tiba. Salah satu imigran yang terkenal adalah Jan Matthys, seorang pembuat roti dari Haarlem, di Belanda, yang percaya bahwa dirinya adalah seorang nabi dan yang percaya bahwa di Münster-lah, bukan Strassburg, tempat didirikannya Yerusalem yang baru tempat orang-orang suci memerintah. Seorang yang lain adalah Jan Beukelssen, seorang penjahit dari Leiden. Para Anabaptis menguasai Münster dan di sana mereka berusaha untuk menciptakan suatu masyarakat Kristen menurut kepercayaan mereka. Sang Uskup Münster mengepung kota tersebut. Dengan bantuan pihak Lutheran dan Katolik ia mengambil alih kota tersebut (24 Juni 1535). Matthys tewas dalam pertempuran awal. Para pemimpin yang hidup termasuk Jan dari Leiden, disiksa dan dibunuh, dan kepemimpinan sang uskup dipulihkan kembali. Efek dari episode Münster tersebut adalah semakin buruknya nama Anabaptis. Laporan-laporan bertebaran tentang tindakan-tindakan ekstrem yang dilakukan oleh para fanatik Anabaptis selama bulan-bulan tersebut terhadap hak-hak milik pribadi, poligami, dan tekanan terhadap orang-orang yang melawan. Seperti biasanya laporan-laporan semacam itu semakin berkembang semakin mereka diceritakan dan diceritakan lagi, dan semakin lama semakin jauh dari kenyataannya. Sebenarnya hak milik pribadi tidak dihapuskan, dan walaupun beberapa pemimpinnya melakukan poligami, namun hukuman berat menanti bagi mereka yang berzinah dan yang bersetubuh di luar nikah. Walaupun hanya sebagian kecil dari kaum Anabaptis yang terlibat, terutama dari kelompok yang dihubungkan dengan Hoffmann, secara umum dipercayai, terutama di antara kelas penguasa dan kelas atas lainnya, bahwa semua Anabaptis menimbulkan kekacauan di pemerintahan, masyarakat, moral, dan agama. Menno Simmons dan kaum Mennonit Bagian Anabaptis yang terbesar yang selamat dari penganiayaan di daratan benua Eropa adalah kaum Mennonit. Mereka mendapatkan nama tersebut dari Menno Simons. Menno Simons dilahirkan di Negara-negara Bawah, disekolahkan sebagai calon pendeta, menguasai pengetahuan mendalam di bidang bahasa Latin dan sedikit di bidang bahasa Yunani, dan ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1524. Pada mulanya ia terlihat tidak berbeda dengan pemuka-pemuka agama lainnya pada masa itu yang umumnya materialistis. Belum setahun memangku jabatannya Menno Simons telah mulai ragu terhadap kemujaraban misa. Ia mulai mempelajari Kitab Suci secara mendalam pada saat penghukuman mati seorang Anabaptis di kampung halamannya Friesland Barat mengguncangkannya. Walaupun masih melayani sebagai seorang imam di Gereja Katolik Roma, namun ia berpendapat bahwa gereja tersebut, bersama Luther, Zwingli, dan Kalvin telah salah dalam mengadakan baptisan bayi, dan bahwa hanya baptisan orang percayalah yang memiliki kewenangan Kitab Suci. Namun ia juga menentang gerakan Anabaptis Münster dan percaya bahwa Hoffman dan pengikutnya telah salah dalam hal menggunakan pedang dan senjata untuk membela diri. Walaupun demikian, kepahlawanan mereka di bawah tekanan penganiayaan telah mengetuk pintu hatinya atas keputusannya menerima keimaman yang sejati. 30 Januari 1536, ia secara terang-terangan memutuskan diri dari hubungannya dengan ke-Katolikan Roma dan tidak lama sesudahnya ia dibaptis oleh Obbe Phillips, seorang Anabaptis yang sebelumnya dipengaruhi oleh Hoffmann tetapi yang tidak punya hubungan dengan gerakan Münster, seorang Anabaptis yang juga dikejutkan oleh klaim dari Matthys dan tokoh-tokoh lain di sekitarnya yang mengaku memiliki karunia bernubuat, dan berpegangan erat pada Kitab Suci. Menno Simons tahu bahwa langkahnya ini akan berujung pada penganiayaan. Perkiraan Menno Simons atas penganiayaan yang akan menimpa dirinya akhirnya benar-benar terjadi. Ia diangkat menjadi seorang pendeta Anabaptis, dikirim sebagai misionaris keliling untuk gerakan Anabaptis, dan selama bertahun-tahun tinggal di Belanda sebagai buronan dan orang yang dicari dengan ancaman hukuman mati. Namun demikian, ia menikah dan memiliki anak. Pada tahun 1543 ia memperluas usaha pengabaran Injilnya hingga ke Jerman, hampir selalu diiringi dengan penganiayaan yang mengancamnya baik dari pihak Katolik Roma maupun dari pihak Lutheran. Akhirnya ia menemukan tempat perlindungan di sebuah rumah bangsawan di Holstein, Denmark, yang terkesan akan keberanian kaum Anabaptis yang ia lihat sendiri mati secara martir, yang percaya bahwa mereka orang-orang yang tidak berbahaya, dan melindungi mereka. Di sana Menno Simmons tinggal selayaknya di rumahnya sendiri hingga akhir hayatnya, namun masih sering berkelana ke Belanda dan Jerman. Hingga pada saat kematiannya, melalui tulisan-tulisannya yang sangat banyak, kotbah-kotbahnya, pengaturan jemaat-jemaatnya, dan perjalanan-perjalanannya, ia telah menjadi seorang pemimpin Anabaptis yang ternama di Belanda dan Jerman Utara. Jumlah kaum Mennonit sangat banyak di Belanda, Bahkan lebih dari Gereja Reformasi, barangkali jumlah mereka merupakan mayoritas di antara orang-orang Protestan. Jumlah mereka juga berlipat ganda di berbagai bagian di Jerman. Mereka sulit untuk menyetujui suatu doktrin bersama, dan beberapa buah pengakuan iman telah mereka tulis. Kita mengetahui pengakuan iman yang bertanggal mulai dari 1577, 1579, 1582, 1591, 1600, dan 1627. Pengakuan Dortrecht, 1632, merupakan sebuah usaha untuk mempersatukan berbagai bentuk gerakan tersebut dan banyak digunakan di dalam jemaat Flemish (Flanders), Frisia, dan Alsace. Perbedaannya umumnya di sekitar tingkat hukuman yang diterima oleh anggota jemaat yang dikucilkan. Kaum Mennonit sangat peduli akan taraf hidup kekristenan yang tinggi dan untuk itu memberlakukan hukuman pengucilan bagi mereka yang dianggap bersalah di komunitas mereka. AJARAN ANABAPTIS Kerajaan yang Kristus dirikan diatas bumi, atau jemaat yang kelihatan adalah merupakan sebuah kumpulan orang-orang kudus; oleh karena itu harus benar-benar bebas dari orang-orang yang fasik dan berdosa, maupun dari segala lembaga ciptaan manusia yang bertentangan dengan keillahian. Alkitab adalah firman Allah yang sempurna dan tidak bercacat, didalamnya terdapat kisah-kisah yang menggambarkan manusia yang penuh derita sengsara, kengerian duniawi, kesedihan, kecaman terhadap imam yang sesat, sementara juga berisi doa, pengharapan, hikmat, pengharapan kebangunan Rohani, pemulihan orang Kristen, pikiran rohani yang merdeka namun sederhana. Dan di atas segala-galanya, adalah Injil yang terdapat didalam pribadi Yesus yang menderita sengsara dan merendahkan diriNya, sebuah kehidupan kerohanian ideal-sempurna yang sejati. Baptisan hanya dilayankan kepada mereka yang telah bertobat dan sungguh-sungguh percaya bahwa dosa mereka telah dihapuskan oleh Kristus, dan mereka yang berjalan di dalam kebangkitan Yesus Kristus, dikuburkan bersama-Nya di dalam kematian-Nya, sehingga mereka akan dibangkitkan bersama-Nya kelak. Sehingga baptisan anak adalah hal yang bertentangan dengan Kitab Suci, karena satu-satunya baptisan yang sah adalah yang dilakukan pada orang percaya yang memiliki kesadaran (orang dewasa). Kredo (artikel) iman kepercayaan menyatakan Gereja sebagai gabungan satuan-satuan lokal orang-orang yang telah dibaptis sebagai orang percaya. Setiap satuan lokal memilih sendiri pemimpinnya dan disatukan oleh sebuah Perjamuan Kudus. Kredo kepercayaan juga menolak ibadah yang hanya sekedar formalitas saja yang hanya, yakni untuk tubuh jasmaniah saja. TATA IBADAH DAN CARA HIDUP Mengenai bentuk baptisan, di mata mereka bukan merupakan hal yang terpenting. Bagi kebanyakan, bentuk yang mereka pakai bukanlah baptisan selam, melainkan baptisan percik. Pengucilan diberlakukan bagi mereka yang telah dibaptiskan, tetapi kemudian jatuh ke dalam dosa dan telah diperingatkan sampai tiga kali. Memecah roti adalah kesatuan oleh baptisan di dalam satu tubuh Kristus, yaitu Gereja Allah. Mereka yang ikut serta di dalam pekerjaan kuasa kegelapan tidak mempunyai tempat dalam pemecahan roti. Kebanyakan Anabaptis tidak berurusan dengan negara. Beberapa terang-terangan menolak bekerja sama dengan negara. Banyak di antaranya yang percaya bahwa orang Kristen tidak selayaknya maju perang. Mereka biasanya mengundurkan diri dari masyarakat dan membentuk komunitas tersendiri yang tidak terkontaminasi oleh dunia di sekitar mereka. Bentuk kebaktian mereka sederhana. Pada zaman keemasannya gerakan ini menciptakan banyak himne baru. Beberapa di antara mereka menantikan hari terakhir dalam sejarah dan datangnya Yesus yang kedua kalinya untuk mendirikan kerajaan seribu tahunNya. Banyak yang percaya bahwa pada mereka digenapi nubuatan dan bahwa Roh Kudus terus memimpin dan berbicara. Beberapa menolak ketuhanan Yesus dan menganggapnya hanya sebagai pemimpin dan contoh. Banyak yang menjadi misionaris, tidak hanya untuk menarik orang Kristen ke ajaran mereka, melainkan juga mencita-citakan agar Injil dapat disebarkan kepada seluruh umat manusia. Ajaran moral dan etika mereka sangat ketat dan tinggi. makanan, pakaian, dan perkataan mereka sangat sederhana dan dijaga, sehingga mereka mengeluarkan dari persekutuan mereka orangorang yang tidak memenuhi standar mereka. Mereka tidak percaya keselamatan dapat diperoleh melalui usaha manusia, namun mereka mengajarkan bahwa jika keselamatan tersebut murni, maka dengan sendirinya akan membuahkan perbuatan-perbuatan yang baik. Kaum Anabaptis adalah orang-orang yang jujur, suka damai, mampu mengendalikan diri dalam hal makan dan minum, menjauhi bahasa dan kata-kata kasar, bermoral baik, lemah lembut, dan tidak memiliki rasa iri, tamak, dan sombong. Banyak di antara mereka sama sekali tidak menyentuh minuman beralkohol. Mereka bersungguh-sungguh berusaha untuk hidup menurut standar etika yang diajarkan Yesus dalam apa yang disebut sebagai Kotbah di Bukit. Usaha mereka hampir sama dengan biarawan Katolik, yakni sama-sama mencari kesempurnaan melalui komunitas yang terpisah dari dunia, namun mereka tidak hidup selibat seperti biarawan, melainkan menikah dan berkeluarga. Sikap peribadatan yang keras terhadap masalah kuburan, pemakaian tata-cara ibadah tertentu di dalam berdoa, menyanyikan pujian yang sama, tentang pelaksanaan Perjamuan, prinsip-prinsip dalam membangun jemaat, pakaian para rasul yang kelabu, para pengkhotbah yang berkelana, dalam hal memohon berkat dan banyak lagi hal-hal lain. Pendeta haruslah memimpin jemaat sedemikian rupa sehingga orang tidak bisa menjelekjelekkannya. Bila pendeta harus menerapkan disiplin, hal itu harus dilaksanakannya berdasarkan dua atau tiga orang saksi. Bila pendeta disingkirkan atau meninggal (karena mati syahid atau lainnya), maka orang lain harus langsung diangkat untuk menggantikannya agar umat gembalaan Allah tidak musnah. Mereka tidak boleh mengucapkan sumpah, karena kata-katanya harus tegas, ya atau tidak. PERKEMBANGAN DI INDONESIA Di Indonesia, Gereja-gereja yang menganut teologi Menonit adalah Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) yang kantor Sinodenya berada di Kudus, Gereja Injili di Tanah Jawa (GITJ) yang kantor pusatnya berada di Pati, dan Jemaat Kristen Indonesia (JKI): Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI), Gereja Injili di Tanah Jawa (GITJ), Jemaat Kristen Indonesia (JKI). 4. BAPTIS AWAL KEMUNCULAN BAPTIS Ada tiga versi tentang sejarah awal kemunculan gereja/aliran Baptis ini. Versi pertama mengatakan bahwa aliran ini bermula pada pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis di Sungai Yordan. Versi kedua mengatakan bahwa aliran ini berakar/bermula pada gerakan Anabaptis yang muncul di Munster, Jerman, pada tahun 1522. Sedangkan versi ketiga mengatakan bahwa aliran ini bermula pada awal abad ke-17, ketika John Smyth berupaya mengembalikan Gereja Anglikan di Inggris kepada model gereja zaman Perjanjian Baru. Pendapat terakhir inilah yang diakui para sejarawan masa kini. aliran Baptis yang mulanya muncul pada abad XVII di Inggris, berawal ketika kaum Separatis di Inggris yang tidak puas dengsn ajaran dan praktek dari gereja Anglikan yang memposisikan Kekristenan dalam pemerintahan negara Inggris (Gereja Negara) akhirnya mereka mengambil jalan lain yakni membentuk sebuah kelompok yang kemudian berkembang dan kemudian orang-orang yang berada di kelompok ini mulai menggunakan nama Baptis sebagai nama diri mereka.. Mereka pun dianggap kurang setia terhadap ajaran-ajaran Alkitab. Orang-orang ini kemudian mulai membentuk kelompok-kelompok gereja yang sepaham, sehingga muncullah aliran Baptis yang pertama. Dalam prakteknya, mereka sendiri juga berbedabeda di dalam pemahaman mereka. Sebagian menerima ajaran tentang predestinasi dari Calvinisme (Baptis Khusus), sementara yang lainnya menolak ajaran itu dan menerima ajaran tentang kehendak bebas dari Arminianisme (Baptis Umum). Di Amerika, Gereja Baptis dimulai oleh Roger Williams yang mendirikan Providence, Rhode Island, sebagai “tempat perlindungan bagi mereka yang merasa hati nuraninya terusik.” Williams, walaupun tidak lama menjadi seorang Baptis, mendirikan First Baptist Church of America di Providence pada tahun 1639. Di tempat-tempat lain, orang-orang Baptis disisihkan dan ditolak, karena mereka dianggap memeluk agama yang berbeda dengan agama yang dipeluk oleh sebagian besar pendatang di benua baru ini. Untuk mendukung upaya penginjilan pada abad ke-18 orang-orang Baptis mulai mendirikan perhimpunan-perhimpunan. Philadelphia Baptist Association dibentuk pada tahun 1707. Charleston Baptist Association dibentuk pada tahun 1751. Pada masa Kebangunan Rohani Besar pada akhir abad ke-18, gereja-gereja Baptis mengalami pertumbuhan yang pesat. Seperti halnya nenek moyang mereka di Inggris, orang-orang Baptis ini sangat menekankan kebebasan beragama dan pemisahan antara Gereja dan negara secara ketat. Menurut mereka, kebebasan beragama adalah hak setiap orang – bukan cuma orang Kristen atau Baptis melainkan apapun juga agama seseorang. Di kalangan orang-orang kulit hitam, gereja-gereja Baptis juga berkembang pesat. Pada tahun 1773, terbentuk sejumlah Gereja Baptis independen yang kemudian menjadi dua kelompok denominasi yang besar, yakni Foreign Mission Baptist Convention pada tahun 1880 dan National Baptist Convention pada tahun 1895. Jenis Jenis Baptis: Aliran Baptis lain yakni Baptis independent menuliskan bahwa sejarah mereka dapat ditelusuri kembali ke gerakan Anabaptis di masa Reformasi, lalu ke kelompok-kelompok Waldenses, Bogomil, Novatian (dan kelompok-kelompok bawah tanah separatis lainnya) di abadabad pertengahan, dan sampai ke para Rasul di abad pertama. Namun demikian, istilah “Baptis Independen” baru muncul pada awal abad 20. Bangkitnya gerakan ini dipicu oleh meningkatnya modernisme dan liberalisme dalam denominasi-denominasi Baptis di 1800an akhir dan 1900an awal, baik di Amerika Serikat maupun di Inggris. Banyak gereja lokal Baptis yang mulai merasa bahwa elemen-elemen inti dan doktrin-doktrin Iman Kristen sedang ditinggalkan, seperti sifat Allah, ketiadasalahan Alkitab, pribadi Yesus Kristus sebagai manusia dan Allah, sifat Tritunggal, kebangkitan literal dan jasmaniah Kristus dan perlunya orang-orang Kristen memisahkan diri dari keduniawian. Pada saat yang sama, di denominasi-denominasi lain (Presbiterian, Methodis), perdebatan yang sama sedang berkecamuk menjadi kontroversi antara kelompok Fundamental dengan kelompok Modernis. Sebagai hasilnya, banyak dari antara jemaat-jemaat lokal Baptis ini yang memisahkan diri dari denominasi asal mereka dan mendirikan gereja-gereja lokal yang independen. Elemen-elemen yang konservatif dalam berbagai denominasi Baptis, banyak yang memilih keluar daripada tetap dalam denominasi, dan mendirikan gereja-gereja Baptis Independen. AJARAN POKOK BAPTIS Gereja Baptis sering disebut sebagai gereja yang menganut teologi Non-Creedal, dalam arti tidak terikat pada rumusan pengakuan iman tertentu, seperti di gereja-gereja Protestan lainnya. Kendati demikian ada beberapa pokok ajarannya yang perlu kita perhatikan, antara lain: Gereja dipahami sebagai persekutuan dari pribadi-pribadi yang telah diselamatkan Allah melalui pengorbanan dan penebusan Kristus. Orang atau jiwa yang sudah bertobat dibaptis dengan cara diselamkan, merekalah yang layak menjadi anggota-anggota gereja. Kemerdekaan setiap jemaat merupakan perwujudan dari gereja yang sejati. Setiap jemaat lokal adalah badan yang otonom dan harus diselenggarakan secara demokratis di bawah tuntunan Roh Kudus dan pengajaran Yesus Kristus. Gereja tidak boleh tunduk pada perintah badan atau organisasi keagamaan manapun, tetapi hanya tunduk pada Yesus Kristus, yang adalah kepala setiap jemaat. Gereja harus terpisah dari negara dan harus ada jaminan kebebasan beragama bagi setiap pribadi. Gereja atau jemaat tidak tunduk pada pemerintah negara. Negara tidak boleh mencampuri urusan gereja, dan sebaliknya gereja juga tidak boleh mencampuri urusan negara, karena masing-masing punya wilayah pelayanan (dan kekuasaan). Karena itu negara tidak boleh menggunakan kekuasaan menindak kelompok agama tertentu karena dianggap menyimpang atau sesat. TATA IBADAH DAN CARA HIDUP Kaum Baptis menolak hal-hal berikut rock and roll dan jenis-jenis musik lain yang merupakan turunannya, termasuk Musik Kristen Kontemporer fashion dan jenis pakaian kontemporer tertentu, yaitu yang dianggap kurang sopan, seperti rok yang terlalu pendek, potongan baju yang terlalu rendah, celana pada wanita, rambut panjang dan anting pada laki-laki. menonton film di bioskop, mengkonsumsi alkohol atau minuman keras, merokok, hubungan seks di luar nikah, atau selain dari antara seorang laki-laki dengan seorang wanita, contohnya homoseksualitas, perzinahan, seks sebelum nikah, dan lain-lain. aborsi. PERKEMBANGAN DI INDONESIA Hasil penginjilan Baptis yang cukup besar justru terjadi di Papua, dimana The Australian Baptist Missionary Society mengabarkan Injil sejak tahun1938. Selain itu atas usaha Indonesian Baptist Mission yang bekerja di Pulau Jawa sejak tahun 1951, di pulau tersebut (juga di Sumatera) berkembang beberapa jemaat Baptis. Di beberapa daerah lain, seperti di Kalimantan Barat dan Sulawesi Utara, juga terdapat jemaat-jemaat Baptis: Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua (PGBP), Gabungan Gereja Baptis Indonesia (GBI), Gereja Perhimpunan Injili Baptis Indonesia (GPIBI), Kerapatan Gereja Baptis Indonesia (KGBI), Gereja Baptis Independent di Indonesia (GBII), Sinode Gereja Kristen Baptis Jakarta (GKBJ). 5. METODIS AWAL KEMUNCULAN METHODIS Aliran ini muncul di Inggris pada pertengahan abad ke-18 sebagai akibat dari pengaruh gerakan Pietisme (kesucian hidup) yang mulai merebak di Eropa Barat. Pietisme lahir pada sekitar abad ke 17 sebagai reaksi atas kondisi gereja-gereja Anglican, Lutheran dan Calvinis (reformed) yang semakin kaku, dingin, tidak bergairah dan kurang menghargai manusia sebagai pribadi. Pada waktu itu umat merindukan sentuhan yang lebih mesra, spontan, dan personal. Salah seorang anak pendeta dari Gereja Anglican, John Wesley (yang menyelesaikan pendidikan teologi di Oxford College). Pada tahun 1728, John Wesley ditahbiskan menjadi imam / pendeta di gereja Anglican, tertarik pada gerakan Pietisme ini. Bersama adiknya, Charles Wesley (1703-1791), mereka mendirikan Holy Club di Oxford yang bertujuan memperkaya kehidupan rohani anggotanya dengan jalan mengadakan penelaan Alkitab. Hidup John Wesley berubah secara dramatis setelah mengalami pertobatan pada tanggal 24 Mei 1738. Saat itu ia sedang mengikuti persekutuan dan secara tiba-tiba ia merasa hatinya dihangatkan dan ia benar-benar mempercayakan dirinya pada KRISTUS. Pengalaman ini menjadi titik balik kehidupan Wesley sekaligus menyadarkannya bahwa banyak orang Inggris tidak memiliki iman dan kesucian. Sejak itu ia memulai rangkaian perjalanan penginjilan, menghimbau orang-orang agar memiliki iman kepada KRISTUS dan kesempurnaan sebagai anak-anak ALLAH. Ia menjalani hampir seluruh Inggris raya dengan menunggang kuda. Pada waktu itu banyak rohaniawan Anglican keberatan atas teknik kebangunan rohani yang digunakan Wesley, lalu tidak mengijinkan dia maupun pengikutnya berkotbah di gereja mereka. Karena itulah untuk menghimpun masyarakat yang tertarik atas pemberitaan mereka, Wesley sering menyelenggarakan pertemuan dalam bentuk Camp Meeting (pertemuan di perkemahan). Metode dan bentuk pertemuan yang berbeda dengan penginjilan yang biasa dilakukan Anglikan yang kemudian menjadi tradisi di lingkungan Metodis. Dan dari sinilah lahir istilah “Methodis”, yang semula merupakan cemohan terhadap warga perkumpulan ini. Kendati Methodis ditentang oleh gereja tradisional, namun gereja yang bersemangatkan pietisme ini masih terbuka pada ajaran dan praktek kristiani yang tradisional dan tidak bermusuhan dengan lembaga-lembaga induknya (gereja-gereja reformatoris). Sebab kaum Pietis lebih banyak berkarya dengan menggunakan bentuk-bentuk yang lama sambil berupaya agar di dalamnya terdapat kehidupan roh. Di Inggris, Wesley melarang persekutuan Methodist membentuk gereja sendiri di luar gereja resmi yang ada. Beberapa tahun setelah John Wesley meninggal, barulah kaum Methodis memisahkan diri dari gereja Anglican pada tahun 1740-an mereka mulai memprakarsai pembentukan persekutuan (gereja) tersendiri. AJARAN POKOK Dosa Warisan: Wesley mengajarkan adanya dosa warisan namun kerusakan manusia sebagai gambar ALLAH tidak total (Bandingkan dengan ajaran Calvin yang mengatakan bahwa manusia sebagai gambar ALLAH telah rusak total ). Pada waktu manusia jatuh ke dalam dosa, yang rusak total adalah moral image (kebenaran, kesucian, kasih). Sedangkan natural image (spiritualitas, intelektualitas, kebebasan kehendak, ketidakfanaan dan kemampuan menguasai ciptaan ) tidak hilang. Menurut Wesley, keselamatan adalah restorasi moral image yang hilang. Keselamatan: anugerah ALLAH (sola gratia). Keselamatan diterima oleh manusia karena anugerah pembenaran ALLAH yang mengampuni dosa manusia dan diterima oleh iman, bukan karena perbuatan manusia. Anugerah pembenaran ini menjadikan manusia memasuki lembaran hidup baru yaitu bertobat, percaya dan berbalik dari dosa masuk ke dalam hidup bersama ALLAH. Kelahiran Kembali (lahir baru): Ini adalah tindakan Allah dan melaluinya seseorang dibawa masuk ke dalam kerajaanNya dan mengalami perubahan di dalam hati. Hanya dengan mengalami kelahiran kembali inilah seseorang bisa menjadi Kristen yang sungguh-sungguh. Kesaksian Roh: “Yang kumaksud dengan kesaksian Roh”, kata Wesley, “adalah kesan batiniah di dalam jiwa, yang dengan Roh Allah segera dan langsung bersaksi kepada rohku bahwa aku adalah anak Allah; bahwa Yesus Kristus mengasihiku dan telah memberi diriNya bagiku; bahwa semua dosaku telah dihanyutkan, dan aku pun diperdamaikan dengan Allah”. Penebusan Universal: Berbeda dari Calvin yang menyatakan bahwa Allah melalui penebusan Kristus hanya menyelamatkan orang-orang yang telah lebih dahulu ditetapkan dan dipilih-Nya (Predestinasi), Wesley dan umat Methodist menegaskan bahwa penebusan dan keselamatan disediakan Allah bagi semua orang yang mau menerimanya. Kristus mati untuk semua orang. Pengharapan dan janji bukanlah hanya untuk sekelompok orang, melainkan untuk setiap orang. Jatuh dan kehilangan kasih karunia: Kendati penebusan dan keselamatan disediakan bagi semua orang dan kendati seseorang telah menerimanya, bisa saja bahwa pada akhirnya ia kehilangan kasih karunia Allah itu sebab bisa saja pada akhir hidupnya ia murtad. Dengan ini sekaligus ditolak pandangan Calvin, bahwa bila seseorang telah ditetapkan dan dipilih Allah sejak semula untuk selamat, ia tidak mungkin kehilangan keselamatan itu. Karena adanya kemungkinan untuk jatuh dan kehilangan kasih karunia ini, maka gereja Metodis selalu mengingatkan umat beriman agar waspada dan berdoa, agar jangan jatuh ke dalam pencobaan. Kesucian dan Kesempurnaan Hidup Kristiani: Kendati sangat menekankan kesucian dan kesempurnaan hidup, Wesley dan umat Metodis cukup moderat tentang hal ini. Di satu pihak kesempurnaan itu merupakan tujuan yang diupayakan pencapaiannya di dalam kehidupan masa kini, tetapi di lain pihak merupakan upaya tidak pernah berakhir. Dengan begitu kesempurnaan itu harus dikejar dan diupayakan terus menerus sepanjang hidup, dan lebih dititikberatkan pada kesempurnaan motivasi dan kerinduan. TATA IBADAH DAN CARA HIDUP Penginjilan dan Semangat Injil Gereja Methodist mendorong umatnya agar memiliki semangat penginjilan. Setiap jemaat lokal harus punya perhatian dan upaya konkret di bidang ini. Tujuan terutama adalah menjangkau orang yang belum mendengar Injil agar pada akhirnya sebanyak mungkin orang mendapat tempat di dalam Kerajaan Allah yang dipenuhi dengan damai sejahtera. Metode penginjilan bisa bermacam-macam tetapi prinsipnya tetap sama: mengkomunikasikan kebenaran Allah kepada manusia. Diantara sekian banyak metode, yang sering digunakan adalah kotbah kebangunan rohani (revival preaching) dan perkunjungan penginjilan ( visitation evangelism ) Izin untuk mengangkat sumpah. Wesley dan umat Metodis menegaskan bahwa orang Kristen dapat mengangkat sumpah. Mereka yakin bahwa Alkitab tidak melarang orang Kristen melakukan hal itu di hadapan pemerintah dan pengadilan, asalkan sumpah itu sesuai dengan iman, kasih di dalam keadilan dan kebenaran. Aliran metodis menganut sistem episkopal. Dalam organisasinya, lembaga tertinggi adalah Konferensi Agung sedangkan pimpinan eksekutif tertinggi adalah seorang Bishop. Bishop bersama para pimpinan Distrik membentuk kabinet, dan untuk pekerjaan di kantor pusat didampingi sejumlah staf. Di lapangan, secara hierarkhis terdapat Konferensi Distrik yang dipimpin Pimpinan Distrik, Konferensi Resort yang dipimpin Pendeta Resort dan Konferensi Jemaat yang dipimpin Majelis jemaat ( termasuk di dalamnya pendeta jemaat dan guru Injil ) PERKEMBANGAN DI INDONESIA Gereja Methodist Indonesia (GMI) berdiri sendiri sejak 9 Agustus 1964. GMI berpusat di Medan. Gereja ini mengasuh banyak sekolah yang terkenal kualitasnya. Setelah Indonesia merdeka, terutama sejak tahun 1960-an, GMI kembali hadir di Jawa terutama di Jakarta dan sekitarnya. Dewasa ini pengikut Gereja/aliran Metodis kebanyakan terdapat di Sumatera, dan karena itu aktivitas Metodis dapat dikatakan terkonsentrasi pula di wilayah tersebut. Jemaat-jemaat yang berhasil ditumbuhkan di Sumatera kemudian menjelma menjadi Gereja Methodist Indonesia (GMI), yang menetapkan otonominya sejak 9 Agustus 1964: Gereja Methodist Indonesia (GMI), Gereja Kristus, Gereja Yesus Kristus Mangga Besar. 6. PENTAKOSTAL AWAL KEMUNCULAN Gerakan/aliran Pentakostal ini muncul di Amerika Serikat pada awal abad ke-20, sebagai lanjutan dari suatu gerakan yang mendahuluinya, yakni Holiness Movement (Gerakan Kesucian) yang muncul di Amerika Serikat pada dasawarsa 1830-an. Gerakan ini muncul terutama dalam Gereja Metodis yang berkeinginan untuk kembali kepada kegairahan dan kesederhanaan yang menekankan kembali kepada pertobatan secara mendadak yang menjadi cita-cita dalam kebangunan Methodis dan kesempurnaan Kristen seperti yang dianjurkan dalam Teologi Wesley. Ada dua versi/pendapat tentang awal kemunculan gerakan/aliran Pentakostal. Versi pertama mengatakan bahwa awal kemunculan Pentakostal adalah Pada tahun 1900 salah seorang tokoh gerakan tersebut, Ch. F. Parham tanggal 1 Januari 1910 di kota Topeka, Amerika Serikat, oleh karena pada tanggal tersebut Agnes N. Ozman (salah seorang murid Sekolah Alkitab Bethel) memperoleh Baptisan Roh disertai dengan bukti berbahasa lidah, setelah Pdt. Charles F.Praham (yang mengembangkan 3 pokok ajaran yang kemudian hari menjadi ciri gerakan Pentakosta pada umumnya, yaitu tekanan pada eskatologi, pada baptisan dengan Roh dan pada karunia-karunia Roh, khususnya karunia lidah, sebagai tanda seseorang telah menerima baptisan Roh menumpangkan tangan ke atas kepalanya. Sementara versi kedua mengatakan bahwa awal kemunculan Pentakostal adalah pada tanggal 9 April 1906 di kota Los Angeles, oleh karena pada tanggal tersebut Roh Kudus turun dan terdengar bahasa lidah di kawasan pantai barat negeri itu, setelah tiga hari berturut-turut Pdt. William J. Seymour (seorang pendeta kulit hitam) berkhotbah di Los Angeles. Akhirnya gerakan ini dengan cepat menyebar ke seluruh wilayah Amerika Serikat dan negara-negara lain. AJARAN POKOK Baptisan terdiri atas dua jenis, yakni Baptisan air dan Baptisan Roh (dan api). Baptisan air, yakni lambang kematian dan penguburan kemanusiaan yang lama, dengan cara menyelamkan ke dalam air orang yang sudah menyatakan pertobatan dan percaya sungguh-sungguh bahwa Kristus adalah Tuhan dan Juruselamatnya. Dengan itu tubuhnya yang berdosa telah dibersihkan, sedangkan hati dan batinnya telah diperciki dan disucikan oleh darah Kristus. Sedangkan tentang Baptisan Roh (dan api), ini dijanjikan oleh Allah Bapa sesuai dengan perintah Tuhan Yesus Kristus. Dengan Baptisan ini orang yang menerimanya beroleh kuasa untuk hidup dan pelayanannya, dikokohkan karunia-karunia dan penggunaannya dalam karya pelayanan. Pengalaman ajaib ini merupakan bentuk yang nyata dan kelanjutan dari pengalaman kelahiran baru. Berbahasa lidah (glossolalia): Baptisan atas orang-orang percaya di dalam Roh Kudus diawali dan disaksikan oleh tanda lahiriah berupa berbicara dalam bahasa lidah, sebagaimana kemampuan yang diberikan Allah kepada para rasul (Kis.2:4). Berbahasa lidah dalam nats ini pada hakikatnya sama dengan karunia lidah dalam I Korintus 12:4-10, 28, tetapi berbeda dalam maksud dan penggunaannya. Penyembuhan ilahi (penyembuhan rohani) merupakan salah satu dari karunia Roh yang pada prinsipnya diberikan kepada semua orang percaya, tetapi dalam prakteknya hanya diperoleh orang-orang tertentu. Dalam bidang Teologi ada sebagian gereja Pentakosta yang berpegang pada teologi Keesaan yang menolak doktrin Tritunggal (Trinitas) yang tradisional dan menganggapnya tidak alkitabiah. Denominasi Keesaan Pentakostal yang terbesar di Amerika Serikat adalah United Pentecostal Church. Kaum Pentakostal Keesaan ini kadang-kadang juga dikenal dengan “Nama Yesus”, “Kerasulan” atau yang oleh para pengecamnya disebut sebagai orang-orang Pentakosta “Yesus saja”. Hal ini disebabkan oleh keyakinan mereka bahwa para Rasul yang mula-mula itu membaptiskan orang-orang Kristen baru di dalam nama Yesus. Mereka juga percaya bahwa Allah menyatakan diri-Nya dalam berbagai peran, dan bukan dalam tiga pribadi yang berbeda. Namun demikian organisasi-organisasi pentakostal trinitarian yang utama, termasuk Pentecostal World Conference dan Fellowship of Pentecostal and Charismatic Churches of North America menentang teologi Keesaan dan menganggapnya sebagai ajaran sesat. Mereka tidak menerima kelompok ini sebagai anggota mereka. Kelompok Keesaan ini pun memperlakukan hal yang sama terhadap kelompok trinitarian. TATA IBADAH DAN CARA HIDUP Gereja Pentakosta mempunyai ciri-ciri yang sama di seluruh dunia, antara lain: Kebaktian yang serba bebas (tidak se-formal gereja Lutheran, Calvinis, Katolik Roma dll ), pemakaian Alkitab secara “spontan” sehingga tidak dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sangat menekankan keyakinan akan peranan Roh Kudus dan karunia-karunia Roh Kudus (karunia lidah dan karunia kesembuhan sebagai tanda-tanda kesucian) di dalam kehidupan sehari-hari para pengikutnya. Pembangunan jemaat melalui kegiatan kebangunan rohani yang meliputi dorongan untuk bertobat dan hidup suci. Pembaharuan infrastruktur ibadah, antara lain lagu-lagu rohani yang digunakan lebih modern dibandingkan dengan lagu-lagu lama yang bernuansa Gregorian. Gereja mengizinkan peran kaum perempuan dalam pelayanan. Desakralisasi hubungan antara imam dan jemaat yang lebih ditekankan pada nilai kekeluargaan, sehingga jauh dari kesan kesenjangan tingkat kerohanian. PERKEMBANGAN DI INDONESIA Sejak terbentuknya satu organisasi gereja pentakosta yakni Pinksterconvent (Sidang Pentakosta) semacam badan pengurus yang bersifat longgar, sesuai dengan gagasan Pentakosta mengenai organisasi gereja yang berjiwa kongregasionalistis. Mulai nampak ketidakcocokan di antara pengurus dengan pokok persoalannya antara lain: Ajaran Yesus Only yang menganggap Nama Yesus meliputi tiga pribadi Trinitas, sehingga pembaptisan cukup kalau dilakukan dalam nama Yesus saja. Ajaran ini dibawa masuk dari Amerika Serikat oleh van Gessel. Ada tidaknya hak seorang perempuan untuk memegang kedudukan kepemimpinan dalam gereja. Hubungan antara jemaat setempat dengan organisasi pusat, misalnya dalam hal milik gereja. Prestise suku atau individualis yang tinggi. Keempat faktor tersebutlah yang menyebabkan terjadinya rentetan perpecahan sehingga menyebabkan jumlah gereja Pentakosta dari 1 nama gereja menjadi 25 nama gereja. Ini dapat dilihat dari beberapa pendeta yang keluar memisahkan diri dari organisasi gereja Pentakosta dan mendirikan gereja baru, seperti: J. Thiessen pada tahun 1923 keluar dan mendirikan Pnksterbeweging, kemudian dikenal dengan nama Gereja Gerakan Pentakosta (GGP). M.A. van Alt pada tahun 1931 keluar dan mendirikan De Pinkerster Zending, kini dikenal dengan nama Gereja Utusan Pentakosta (GUP). F. van Akoude pada tahun 1931 keluar dan mendirikan Gemeente van God, kemudian hari dikenal dengan nama Gereja Sidang Jemaat Allah. Pdt. D. Sinaga pada tahun 1941 keluar dan mendirikan Gereja Pentakosta Sumatera Utara (GPSU) atau dikenal dengan nama GPdI-Sinaga. Pdt. Tan Hok Tjwan pada tahun 1946 keluar dan mendirikan Sing Ling Kau Hwee yang kini dikenal dengan nama Gereja Isa Almasih (GIA). Pdt. Renatua Siburian pada tahun 1948 keluar dan mendirikan Gereja Pentakosta Sumatera Utara atau dikenal GPdI Siburian. Pada tahun 1951 beberapa pendeta keluar dan mendirikan Gereja Sidang Jemaat Pentakosta. Pdt. T.G. van Gessel dan H.C. Senduk pada tahun 1952 keluar dan mendirikan Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS). Pada tahun 1957 GBIS pecah dan Pdt. G. Sutupo dan Ing. Yuwono mendirikan Gereja Bethel Tabernakel (GBT). Pdt. Ishak Lew keluar pada tahun 1959 dan mendirikan Gereja Pentakosta Pusat Surabaya (GPPS). Pada tahun 1960 GBIS pecah lagi dan Pdt. A. Parera mendirikan Gereja Nazareth Pentakosta (GNP). Pdt. Karel Sianturi dan Pdt. Sianipar pada tahun 1966 keluar dan mendirikan GPSU atau dikenal dengan nama GPdI-Sianturi. Pdt. Korompis keluar pada tahun 1966 dan mendirikan Gereja Pentakosta Indonesia (GPI). Pada tahun 1967 para pemimpin gereja-gereja Pentakosta di Surabaya dan Timor keluar dan mendirikan Gereja Pentakosta Elim (GPE). Pada tahun 1969 GBIS pecah lagi dan Pdt. H.L. Senduk mendirikan Gereja Bethel Indonesia (GBI) dan Pdt. Jacob Nahuway mendirikan GBI Mawar Saron. Pada tahun 1970 Gereja Bethel Tarbernakel pecah dan Ing. Yuwono mendirikan Gereja Pentakosta Tarbernakel (GPT). Meskipun perpecahan demi perpecahan terjadi, namun mereka tetap berafiliasi pada satu nama yaitu Pentakosta, sehingga timbul inisiatif untuk menyatukan kembali sikap dan pandangan gerejagereja beraliran Pentakosta. Hal ini diwujudkan dengan berdirinya Dewan Kerjasama Gereja-gereja Kristen Pentakosta Seluruh Indonesia (DKGKPSI) dan Persekutuan Pentakosta Indonesia (PPI). Tetapi pada tanggal 10 September 1979, kedua organisasi tersebut membubarkan diri dan bergabung menjadi satu wadah dengan nama Dewan Pentakosta Indonesia (DPI), yang kemudian dirubah menjadi Persekutuan Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) hingga saat ini ada sekitar 58 Sinode/organisasi Gereja beraliran Pentakosta yang bergabung dalam PGPI. Perlu dicatat pula bahwa sejak akhir dasawarsa 1950-an ada pula gereja-gereja Pentakostal yang menjadi anggota PGI. Selain aliran Calvinis, Pentakostal dapat disebut sebagai aliran gereja yang pengikutnya sangat besar di Indonesia. GEREJA-GEREJA Pentakostal: Gereja Bethany Indonesia, 20 ribu Gereja Bethel Gereja Pentakosta (GBGP) Gereja Bethel Indonesia (GBI), 500 ribu Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Gereja Bethel Pentakosta Indonesia (GBPI) Gereja Bethel Rohulkudus Gereja Bethel Tabernakel (GBT) Gereja Cahaya Rohulkudus (GCR) Gereja Duta Injil Gereja Gerakan Pentakosta (GGP), Gereja Isa Almasih (GIA), Gereja Kegerakan Pantekosta Minahasa (GKPM) Gereja Kegerakan Roh Suci (GKR) Gereja Kemenangan Iman Indonesia (GKII), Gereja Kristen Kemah Daud (GKKD), Gereja Kristen Perjanjian Baru (GKPB) Gereja Mawar Sharon (GMS) Gereja Pentakosta Elim (GPE) Gereja Pentakosta Haleluyah Indonesia (GPHI) Gereja Pentakosta Hidup Baru (GPHB / NLPC) Gereja Pentakosta International Indonesia (GAPII) Gereja Pentakosta Jemaat Sion (GPJS) Gereja Pentakosta Kharismatika di Indonesia (GPKDI) Gereja Pentakosta Kristus (GPK) Gereja Pentakosta Kudus Indonesia ( GPKI ) Gereja Pentakosta Maluku (Gepemal / GPM) Gereja Pentekosta Merdeka Indonesia (GPMI) Gereja Pentakosta Minahasa (Gepemin / GPM) Gereja Pentakosta Tabernakel (GPT) Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI), 600 ribu Gereja Pentakosta di Tanah Papua (GPdP) Gereja Pentakosta Indonesia (GPI), Gereja Pantekosta Isa Almasih (GPIA), Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), Gereja Pantekosta Serikat Di Indonesia (GPSDI), Gereja Pimpinan Rohulkudus (GPR) Gereja Segala Bangsa (GESBA) Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Gereja Sidang Pantekosta di Indonesia (GSPDI), Gereja Tiberias Indonesia, 20 ribu Gereja Tuhan di Indonesia (GTdI) Gereja Utusan Pentakosta (GUP) Gereja Yesus Kristus Tuhan / Abbalove Ministries (GYKT) Jemaat Pentakosta Indonesia (JPI) Jakarta Praise Community Church) 7. KHARISMATIK AWAL KEMUNCULANYA Gerakan/aliran Kharismatik dikenal juga dengan nama “Gerakan Pentakostal Baru”. Dengan demikian jelaslah bahwa gerakan Kharismatik berpangkal pada gerakan Pentakostal. Ciri utama yang menunjukkan bahwa gerakan Kharismatik berpangkal dan mirip dengan gerakan Pentakostal ialah, keduanya memberi tekanan pada “Baptisan Roh” dan “Penyembuhan Ilahi. Cikal bakal Gerakan Kharismatik ini adalah sebuah organisasi para pengusaha Kristen yang bernama The Full Gospel Business Men’s Fellowship (FGBMF), yang dibentuk oleh Demos Shakarian, seorang milyuner di kota California, Amerika Serikat. Sejak semula kalangan FGBMF sudah menggunakan nama “Persekutuan Kharismatik” untuk pertemuan-pertemuan mereka. Suatu peristiwa yang sering diacu sebagai awal kemunculan gerakan Kharismatik ini ialah peristiwa yang terjadi di lingkungan Gereja Episkopal di sekitar kota Los Angeles-California, pada tahun 1959. Dalam peristiwa tersebut sepasang suami-istri yang masih muda, John dan Joan Baker, menerima Baptisan Roh disertai tanda berbahasa lidah, setelah bersentuhan dengan kalangan Pentakostal. Segera menyusul 10 orang lagi, lalu mereka berhimpun mengadakan kebaktian sendiri. Peristiwa ini (Baptisan Roh) kemudian dialami pula oleh jemaat-jemaat Episkopal di sekitarnya, dan mengakibatkan api kharismatik menyulut kobaran di mana-mana. AJARAN POKOK Pujian: Hasil pertama dari kedatangan Roh Kudus lewat Baptisan Roh adalah luapan pujian dari lubuk hati orang percaya. Hasilnya, orang percaya memiliki kemampuan baru memuliakan Allah, sebagaimana nampak dalam lagu-lagu pujian Kharismatik yang spontan dan – pada sebagian – dilambangkan oleh pemberian karunia berbahasa lidah. Penginjilan: Kedatangan Roh Kudus melalui Baptisan Roh memimpin kepada penginjilan. Bagi sebagian orang hal ini mendorong mereka untuk menginjili lebih efektif lagi, sedangkan bagi sebagian orang yang lain merupakan dorongan untuk menginjili untuk pertama kalinya. Sama seperti orang-orang Kristen yang dibaptis dalam Roh menerima kemampuan baru untuk berbicara secara bebas kepada Allah di dalam pujian, begitu juga mereka memiliki kemampuan dan keberanian baru untuk berbicara kepada orang lain tentang Tuhan. Karunia-karunia Roh: Hal yang paling banyak disebut sebagai ciri Kharismatik adalah karuniakarunia Roh yang didaftarkan antara lain dalam I Korintus 12:8-10. Kendati daftar ini memuat sembilan charismata, namun karunia yang paling utama dan paling banyak dibicarakan adalah glossolalia (bahasa lidah), nubuat, dan penyembuhan. Kuasa Rohani: Unsur ini merangkumi seluruh aspek pandangan dan praktek gerakan Kharismatik. Kuasa Rohani yang mendampingi Baptisan Roh mewujud-nyata dalam kemampuan memuji Allah, menginjili, mengusir, dan mengalahkan si jahat, serta mempraktekkan karunia-karunia Roh. PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA Gerakan/aliran Kharismatik pertama kali masuk ke Indonesia pada bagian kedua tahun 1960-an melalui penginjil-penginjil dari Amerika Serikat dan Eropa. Dalam waktu sangat singkat gerakan ini berkembang dengan sangat pesat di Indonesia, sambil “menggerogoti” sebagian besar warga gereja “arus utama”. Dewasa ini hampir di seluruh wilayah Indonesia gerakan/aliran ini memiliki pengaruh yang sangat besar, terutama di kalangan pemuda/mahasiswa. Selain karena semangat yang luar biasa dari para penginjilnya, “keunggulan” aliran ini terletak pada pola peribadahannya yang sangat memikat, yang ditunjang oleh musik yang ditata dengan sangat apik. 8. INJILI (EVANGELICAL) Sebagian besar peneliti berpendapat bahwa untuk memahami aliran ini, harus dimulai dengan melihat pada “Fundamentalisme”, karena aliran ini (Injili) secara langsung melanjutkan dan mengembangkan semangat dan paham Fundamentalisme. Fundamentalisme adalah suatu gerakan yang muncul di Amerika Serikat pada awal abad ke-20 dan bersifat antar-denominasi dan antarkonfesi. Fundamentalisme ini dicirikan oleh pembelaan dan kesetiaan yang teguh dan militan atas seperangkat dasar-dasar iman (fundamental of faith) terutama kelima butir berikut: 1) pengilhaman dan kemutlakan Alkitab; 2) keilahian Kristus dan kelahirannya dari anak dara; 3) kematian Kristus sebagai ganti dan penebus manusia; 4) kebangkitanNya secara jasmani; dan 5) kedatanganNya kedua kali. Di samping itu, gerakan ini ditandai pula oleh “mentalitas separatis”, yakni membenarkan pemisahan secara religius dari siapa saja yang tidak menyatakan bersedia menerima dasar-dasar iman di atas. Akan tetapi perlu dicatat bahwa kendati aliran Injili adalah kelanjutan dari Fundamentalisme, harus ditegaskan bahwa keduanya tidak persis sama. Aliran Injili, sebagaimana dikonotasikan oleh namanya, merupakan gerakan yang lebih menganut sikap konstruktif ketimbang defensif-separatis seperti tersirat pada istilah fundamentalis. Tokoh yang bisa disebut dengan hormat sebagai organisator gerakan/aliran Injili ini ialah Harold Ockenga. Dalam rangka menanggalkan kecenderungan separatis pada fundamentalisme, ia menegaskan bahwa tugas kaum Injili haruslah “merembesi” (gereja dan masyarakat) ketimbang memisahkan diri (dari padanya). AJARAN POKOK Kitab Suci (Alkitab) adalah bagian hakiki dan rekaman yang patut dipercaya tentang penyingkapan diri yang ilahi. Semua kitab di dalam Perjanjian Lama dan Baru, yang diberikan oleh pengilhaman ilahi, adalah Firman Allah yang tertulis, satu-satunya ajaran yang mutlak bagi iman dan kelakuan. Roh yang bekerja di dalam kita: Roh Kudus, melalui proklamasi Injil, membarui hati kita, membujuk kita agar bertobat dari dosa-dosa kita dan mengakui Yesus sebagai Tuhan. Roh memimpin manusia untuk percaya pada belas kasihan ilahi, yang olehnya kita diampuni dari semua dosa kita, dibenarkan oleh iman semata-mata melalui jasa Kristus Juruselamat kita, dan terjamin mendapat anugerah cuma-cuma berupa kehidupan kekal. Gereja yang di dalamnya kita melayani: Gereja diundang oleh Kristus untuk mempersembahkan ibadah yang berkenan kepada Allah dan melayani Dia dengan memberitakan Injil dan menjadikan segala bangsa muridNya, dengan menggembalakan kawanan domba itu melalui pelayanan firman dan sakramen serta perawatan pastoral sehari-hari, dengan memperjuangkan keadilan sosial dan menyembuhkan duka dan derita manusia. TATA IBADAH DAN CARA HIDUP Sebagai penerus sekaligus pembaharu fundamentalisme, kaum Injili mewarisi sebagian besar ajaran dan semangat kaum fundamentalis. Kaum Injili menekankan kewibawaan mutlak Alkitab sebagai Firman Allah yang tertulis yang telah diilihamkan sepenuhnya oleh Allah. Kaum Injili juga menekankan pentingnya kelahiran baru dan pengudusan hidup sebagai tanda yang nyata dalam kehidupan seorang Kristen. Kaum Injil juga menekankan bahwa keselamatan dan kehidupan rohani secara pribadi itu lebih penting daripada pelayanan sosial atau kiprah dalam politik, meski tidak harus jatuh ke dalam sikap anti-intelektual. Kesamaan kaum Injili dengan kaum fundamentalis terletak pada semangat mereka untuk menjaga dan memelihara ajaran yang tradisional terhadap ancaman teologi dan budaya modern. Namun, kaum Injili tidak menggunakan cara yang ditempuh kaum fundamentalis. Berbeda dari kaum fundamentalis, kaum Injili menanggalkan sikap yang kaku dan separatis. Sebaliknya, mereka lebih bersikap konstruktif yang tidak memandang kebudayaan dan ilmu pengetahuan sebagai musuh-musuh iman tetapi sebagai sarana meningkatkan kualitas kehidupan seorang Kristen. PERKEMBANGAN DI INDONESIA Gerakan/aliran Injili ini mengalami perkembangan yang sangat pesat di hampir seluruh wilayah Indonesia. Semula gerakan/aliran ini tidak bermaksud mendirikan organisasi gereja yang baru di Indonesia, melainkan hendak membawa gereja-gereja yang ada kepada pembaruan, atau kembali kepada ajaran yang benar, yaitu yang Injili. Tetapi dalam kenyataannya sejak 1960-an telah berdiri sejumlah gereja yang baru, yang secara gamblang memakai istilah “Injili” pada nama yang digunakan, ataupun mengaku diri sebagai bagian dari gerakan atau gereja yang Injili. Dan belakangan ini gereja-gereja beraliran Injili membentuk sebuah wadah perhimpunan yang bernama Persekutuan Injili Indonesia (PII). 9. BALA KESELAMATAN Awal kemunculan Aliran Bala Keselamatan ini dimulai oleh William Booth, seorang pendeta Gereja Metodis. Booth dilahirkan di Nottingham, Inggris pada tahun 1829 dalam sebuah keluarga kontraktor bangunan kecil yang jatuh bangkrut. Karena itulah sejak kecil ia terpaksa harus ikut menopang keuangan keluarganya. Pada usia 13 tahun ia dikirim untuk magang di sebuah pegadaian. Booth tidak menyukai pekerjaan ini, dan karena itu seringkali murung dan kesepian. Hiburan satu-satunya adalah agama. Namun dalam pekerjaan itu pula ia memperoleh pengalaman dan kesadaran tentang arti kemiskinan yang dialami banyak orang. Booth yang muda juga sadar betapa orang-orang miskin ini seringkali mengalami penghinaan dan nista dari orang-orang lain. Pada usia remajanya itu pula Booth menjadi Kristen dan seringkali berusaha mengajak orang-orang lain untuk menjadi Kristen juga. Setelah magangnya selesai, Booth pindah ke London dan di sana kembali ia bekerja di sebuah rumah gadai. Ia bergabung dengan sebuah Gereja Metodis dan belakangan memutuskan untuk menjadi pendeta. William Booth menikah dengan Catherine Mumford yang dilahirkan di Ashbourne, Derby, pada tanggal 17 Januari 1829. Sejak masa kecilnya, Catherine adalah seorang anak perempuan yang bersungguh-sungguh dan sensitif. Catherine dibesarkan dalam keluarga Kristen, dan pada usia 12 tahun ia telah membaca seluruh Alkitab sebanyak 8 kali. Namun baru pada usia 16 tahun, setelah mengalami pergumulan iman, Catherine merasa benar-benar percaya. Suatu kali William Booth datang dan berkhotbah di gereja Catherine. Segera mereka saling jatuh cinta dan bertunangan. Mereka menikah pada tanggal 16 Juni 1855 dalam sebuah upacara yang sangat sederhana. Setelah menikah William Booth menjadi seorang pengkhotbah keliling yang berkelana di seluruh Inggris, sambil berkhotbah kepada siapa saja yang mau mendengarkannya. Namun Booth merasa ia harus melakukan lebih daripada itu. Karena itu Booth kembali ke London bersama keluarganya, dan melepaskan jabatannya sebagai seorang pendeta Metodis dan menjadi pengkhotbah keliling. Pada suatu hari di tahun 1865, Booth berada di East End di London, berkhotbah kepada sekumpulan orang di jalan-jalan. Di luar sebuah pub yang bernama Blind Beggar, beberapa misionaris mendengarkan Booth berbicara dan tertarik oleh khotbahnya yang sangat mengesankan. Karena itu, mereka meminta Booth untuk memimpin serangkaian kebaktian kebangunan rohani yang sedang mereka selenggarakan di sebuah tenda besar. Booth segera sadar bahwa inilah yang selama ini dicari-carinya. Karena itu, ia pun segera mendirikan gerakannya sendiri yang dinamainya “Misi Kristen.” Pertemuan-pertemuan di malam hari diselenggarakan di sebuah gudang tua, dan mereka seringkali dilempari batu dan petasan lewat jendelanya oleh para pengacau. Pelan-pelan Booth berhasil mendirikan pos-pos pekabaran Injil namun hasil pekerjaannya tetap belum memuaskan. “Misi Kristen” hanyalah satu di antara 500 organisasi amal dan keagamaan yang berusaha menolong orang-orang miskin di East End. Baru pada tahun 1878, setelah nama Misi Kristen diganti menjadi Bala Keselamatan, organisasi ini mulai berkembang. Gagasan tentang pasukan yang berjuang melawan dosa sangat menarik perhatian banyak orang dan Bala Keselamatan mulai berkembang dengan cepat. Khotbah-khotbah Booth yang berapi-api dan sederhana, dengan segera mengundang banyak orang untuk meninggalkan masa lalu mereka dan memulai hidup baru sebagai anggota pasukan dalam Bala Keselamatan. Semangat ketentaraan inilah yang menjiwai gerakan Bala Keselamatan yang dengan cepat menyebar ke luar negeri. Pada saat Booth meninggal pada tahun 1912, organisasi ini telah bekerja di 58 negara, dan sekarang Bala Keselamatan bekerja di 103 negara di seluruh dunia. AJARAN POKOK Dua pokok pemikiran: (1) pertobatan adalah sesuatu yang mutlak dalam kehidupan orang Kristen. Orang harus percaya bahwa ia dilahirkan dalam kuasa dosa warisan dan kelepasan hanya bisa diperoleh dengan menerima anugerah Kristus pada salib; (2) setelah pertobatan orang cenderung tetap berdosa, tetapi Allah menawarkan kesempurnaan di dalam anugerah-Nya. Melalui anugerah itu, kasih Allah bagi manusia dan kasih manusia terhadap Allah membersihkan sisa-sisa keakuan dan kesombongannya. Teologi revivalis (kebangunan rohani) yang berkembang di Amerika Serikat juga sangat mempengaruhi William Booth dan Catherine. Itulah sebabnya, sejak awal mereka telah merencanakan untuk mengembangkan sayap organisasi mereka ke Amerika Serikat. Mereka yakin bahwa cara khotbah mereka akan lebih diterima di sana daripada di Inggris, di mana orang cenderung menolak bentuk-bentuk Kekristenan yang berbeda. Bala Keselamatan berusaha menciptakan suasana Kristen yang tidak terlalu “menggereja” karena mereka merasa bahwa suasana seperti itu tidak akan membuat orang-orang yang tidak terbiasa ke gereja betah. Gereja adalah untuk orang-orang kelas menengah yang formal dan sok, sementara misi Bala Keselamatan ditujukan kepada kaum buruh dengan masalah-masalah mereka yang riil sehari-hari. Semangat untuk tidak “menggereja” ini telah menyebabkan Bala Keselamatan tidak mempraktikkan sakramen, yakni baptisan dan perjamuan kudus. Bagi mereka, baptisan cukup dilambangkan dengan janji yang sungguh-sungguh dihadapan Tuhan. Sementara perjamuan kudus tidak diselenggarakan karena kekuatiran bahwa hal itu akan menimbulkan keinginan untuk minum-minum di antara mereka yang telah meninggalkan alkohol. Pemahaman Bala Keselamatan tentang keselamatan sama dengan apa yang diajarkan di dalam Alkitab dan diberitakan oleh Luther, Wesley, dan Whitfield.” Bala Keselamatan menerima ajaran predestinasi Calvin. Menurut ajaran ini, Allah itu Maha kuasa dan karenanya Ia pasti telah menetapkan sejak kekekalan, bahwa sebagian orang – yakni mereka yang terpilih – akan diselamatkan, sementara yang lainnya, yang tidak terpilih, akan dihukum. Oleh karena itu, Kristus mati untuk orang-orang pilihan saja, dan bukan untuk semua orang, sehingga anugerah Allah tidak bisa ditolak, dan orang percaya, sekali ia bertobat, tidak akan pernah jatuh dari anugerah Allah. Pemikiran ini sangat bertentangan dengan ajaran John Wesley yang menekankan kehendak bebas, sehingga konon pada abad ke-18 John Wesley pernah berkata kepada Whitfield, “Allahmu adalah iblisku.” Dengan menggabungkan latar belakang Metodis William Booth dengan ajaran Calvin, maka para tokoh Bala Keselamatan merumuskan 11 butir doktrin sbb.: 1. Kami percaya bahwa Kitab Suci, yang terdiri atas Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru diberikan oleh ilham Allah dan bahwa hanya kedua kitab itu sajalah yang menjadi dasar aturan Ilahi bagi iman dan praktek kristiani. 2. Kami percaya bahwa hanya ada satu Allah yang sempurna dan tidak terbatas di dalam kesempurnaannya, Sang Pencipta, Pemelihara, dan Pemerintah dari segala sesuatu, dan hanya Dialah satu-satunya yang layak disembah. 3. Kami percaya bahwa Allah dikenal dalam tiga pribadi – Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yang hakikatnya tidak terpisah-pisahkan dan setara di dalam kuasa dan kemuliaan-Nya. 4. Kami percaya bahwa di dalam pribadi Yesus Kristus, hakikat ilahi dan manusiawi dipersatukan, sehingga Dia adalah Allah sejati dan manusia sejati. 5. Kami percaya bahwa leluhur kita yang pertama diciptakan dalam keadaan tanpa dosa, tetapi karena ketidaktaatannya mereka kehilangan kemurnian dan kebahagiaan mereka, dan sebagai akibat dari kejatuhan mereka, semua orang telah menjadi berdosa, sama sekali kehilangan kemuliaannya, dan karenanya sama-sama terkena murka Allah. 6. Kami percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus, melalui kematian-Nya telah melakukan penebusan bagi seluruh dunia sehingga barangsiapa yang percaya kepada-Nya akan diselamatkan. 7. Kami percaya bahwa pertobatan kepada Allah, iman kepada Tuhan kita Yesus Kristus, dan kelahiran kembali melalui Roh Kudus, adalah perlu bagi keselamatan. 8. Kami percaya bahwa kita dibenarkan oleh anugerah melalui iman kepada Tuhan kita Yesus Kristus dan bahwa ia yang percaya kepadanya mempunyai saksi di dalam Diri-Nya. 9. Kami percaya bahwa kelanjutan keadaan keselamatan tergantung kepada iman yang terusmenerus taat kepada Kristus. 10. Kami percaya bahwa adalah hak semua orang percaya untuk sepenuhnya dikuduskan dan bahwa seluruh roh, jiwa, dan tubuh mereka dapat dipertahankan tidak bercacat hingga kedatangan kembali Tuhan kita Yesus Kristus. 11. Kami percaya akan keabadian jiwa, kebangkitan tubuh, penghakiman umum pada akhir zaman, kebahagiaan kekal dari orang-orang yang benar, dan penghukuman kekal dari orang-orang yang jahat. Pimpinan Bala Keselamatan se-dunia dan Indonesia Pimpinan tertinggi Bala Keselamatan se-dunia berpangkat jenderal dan berkedudukan di London, Inggris. Kedudukan ini sekarang dijabat oleh Jenderal John Larsson, seorang berkebangsaan Swedia. Pelayanan Bala Keselamatan di Indonesia telah berlangsung sejak datangnya dua orang rohaniwan berkebangsaan Belanda pada tanggal 20 November 1694. Mereka tiba di Batavia dan kemudian mulai melayani di Purworejo, Jawa Tengah. Kini pelayanan mereka mencakup lebih kurang 15 provinsi di seluruh Indonesia. Sejumlah program yang dilakukan oleh Bala Keselamatan di Indonesia adalah RSU “William Booth” di Surabaya, RSU “William Booth” di Semarang, RS Ibu dan Anak “Catherine Booth” di Makassar, sejumlah sekolah di Jakarta, Bandung, Jombang, Kulawi (Sulawesi Tengah), Semarang, Kec. Long Iram, Kalimantan Timur, dll. Pimpinan Bala Keselamatan di Indonesia di sebut Komandan Teritorial yang saat ini dipegang oleh Komisioner Johannes Watilete dan berkedudukan di Bandung. 10.ADVENTIS AWAL KEMUNCULAN Aliran ini muncul pertama kali di Amerika Serikat pada awal abad ke-19. Aliran ini muncul di tengahtengah kegundahan masyarakat Amerika Serikat baik karena pertikaian sosial maupun karena depresi ekonomi dan keuangan. Di tengah-tengah kegundahan masyarakat Amerika Serikat ini muncul kelompok-kelompok dari kaum “Injili” yang sangat bersemangat dalam mengadakan penelaahan Alkitab. Bagian-bagian Alkitab yang sangat digandrungi untuk ditelaah adalah bagianbagian Alkitab yang berbicara tentang Advent Kedua (parousia), yakni kedatangan Tuhan Yesus kedua kali, dan eskaton (akhir zaman). Banyak di antara mereka yang mengambil bagian dalan penelaan Alkitab ini yakin bahwa kedatangan kembali Kristus dan Hari Penghakiman akan segera tiba, dan milenium (Kerajaan Seribu Tahun) pun akan dimulai. Ada beberapa orang tokoh yang dapat disebut sebagai pelopor/pendiri aliran Adventis ini. Salah seorang di antara mereka yang sangat perlu dicatat di sini adalah William Miller. Penelitiannya atas Alkitab (terutama Dan.8:14) membawanya pada kesimpulan bahwa Kristus akan datang kembali pada tahun 1843, atau selambat-lambatnya tahun 1844. Kendati ramalan Miller ini (bahkan beberapa kali) tidak tepat, sebagian pengikutnya tetap setia, dan mereka inilah yang pertama kali membentuk Gereja Adventis. AJARAN POKOK Hukum Tuhan Allah: Hukum Allah diwujudkan dalam Sepuluh Hukum dan digambarkan dalam kehidupan Kristus mengikat semua bangsa di segala zaman. Hari Sabat: Pemeliharaan hari Sabat, yakni hari ketujuh dalam sepekan adalah dari matahari terbit hingga matahari terbenam, ini perayaan tindakan penciptaan dan penebusan Allah. Kedatangan Kristus yang Kedua kali: Kedatangan Juru Selamat adalah pengharapan gereja yang penuh berkat, mahapuncak dari Injil akan secara nyata, pribadi, terlihat, dan mencakup seluruh dunia. Pada saat itu orang benar yang dibangkitkan dan orang benar yang hidup akan dimuliakan dan diangkat untuk bertemu Tuhan mereka. Sifat Alami Manusia: Tiap orang merupakan satu kesatuan tubuh, pikiran dan rohani yang tak dapat terpisahkan dan bergantung sepenuhnya kepada Allah. Kematian merupakan keadaan tidak sadar untuk semua orang. Akhir Dosa: Allah akan membinasakan Setan dan orang-orang jahat dan membersihkan bumi dari dosa. Alam semesta akan bebas dari dosa dan orang berdosa untuk selamanya. Peperangan Besar: Seluruh umat manusia sedang terlibat dalam suatu pertentangan besar antara Kristus dan Setan. Pertentangan ini telah dimulai di surga pada waktu seorang makhluk ciptaan yang telah diberi kuasa memilih untuk memberontak, dalam keangkuhan diri telah menjadi Setan. Bait Suci Surga: Ada bait Suci di surga, yaitu bait suci sejati yang didirikan oleh Tuhan. Di dalamnya Kristus melayani demi orang percaya untuk memperoleh pengorbanan penebusan-Nya yang telah dipersembahkan sekali untuk selamanya di kayu salib. Pengadilan Pemeriksaan: Yesus Kristus memulai pelayanan pengantaraan-Nya sejak kenaikanNya. Pada tahun 1844, yaitu akhir dari masa nubuatan 2300 hari, Ia memasuki fase kedua dari pelayanan penebusan-Nya, yaitu pengadilan pemeriksaan. Akhir pelayanan Kristus ini akan menandai tertutupnya pintu kasihan bagi manusia sebelum Kedatangan Kedua kali. Umat yang Sisa: Pada zaman akhir waktu kejahatan merajalela, sekelompok umat sisa telah dipanggil untuk memelihara hukum Allah dan iman kepada Yesus. Umat yang sisa ini akan mengumumkan keselamatan melalui Kristus. Pengumuman ini dilambangkan oleh tiga malaikat dalam Wahyu 14. Karunia Nubuat: Salah satu karunia Roh Kudus adalah karunia nubuat yang diwujudkan dalam pelayanan Ellen G. White. Tulisan-tulisannya merupakan sumber kebenaran yang berwewenang, yang terus memberi hiburan, bimbingan, petunjuk dan perbaikan kepada gereja. Tulisan tersebut juga memperjelas bahwa Alkitab adalah standar semua ajaran. Milenium adalah seribu tahun pemerintahan Kristus dengan orang-orang sucinya di sorga di antara kebangkitan pertama dan kedua. Pada masa ini orang-orang jahat yang sudah mati akan dihakimi; bumi akan sama sekali sunyi sepi, tidak ada manusia hidup yang menghuni, melainkan diduduki oleh iblis dan malaikat-malaikatnya. Pada akhir masa itu Kristus bersama orang-orang sucinya dan kota suci akan turun dari sorga ke bumi. Lalu orang-orang fasik yang telah mati akan dibangkitkan, dan bersama iblis dan malaikat-malaikatnya akan mengitari kota itu, tetapi api Allah akan menelan mereka dan membersihkan bumi. Jadi alam semesta akan dibebaskan dari dosa dan para pendosa untuk selama-lamanya. TATA IBADAH DAN CARA HIDUP Di dalam Gereja Advent diajarkan bahwa dalam setiap lingkungan masyarakat dimana mereka tinggal, anggota-anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, harus dikenal sebagai warga yang baik dalam integritas Kekristenannya dan dalam mengusahakan kesejahteraan semua orang. Gereja Advent berbakti pada hari Sabat yaitu hari Sabtu. Mereka berkumpul dalam satu lingkaran keluarga ketika hari Jumat senja dan menyambut hari Sabat dengan doa dan nyanyian, dan menutup hari Sabat pada Sabtu senja dengan doa dan pernyataan syukur. Hari Sabat mereka isi dengan berbakti di rumah atau di gereja, mengunjungi orang sakit. Bacaan-bacaan sekular atau siaran televisi sekular tidak diperkenaankan pada hari tersebut. Mereka dilarang melakukan hal-hal yang dianggap merusak tubuh, seperti misalnya rajah (tato) dan melubangi daun telinga atau cuping hidung untuk dipasangi anting-anting. Semua ini didasarkan pada ucapan Rasul Paulus: Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, – dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” (1 Korintus 6:19). Makanan dan Kesehatan: Orang Advent dikenal oleh sebab “pesan kesehatan” mereka yang menganjurkan vegetarianisme dan kepatuhan terhadap hukum halal-haram dalam Imamat 11. Pesan kesehatan ini adalah berpantang dari daging babi, kerang, dan makanan lain yang digolongkan sebagai “makanan haram”. Gereja mencegah anggotanya dari penggunaan alkohol, tembakau atau obat-obatan terlarang. Selain itu, orang-orang Advent menghindari konsumsi kopi dan minuman yang mengandung kafein. Perintis Gereja Advent mendorong dan menjadi pemrakarsa sarapan sereal, dan “konsep komersial modern makanan sereal ” berasal dari kalangan orang Advent. Sakramen: Ada dua sakramen dalam Gereja Advent, yaitu: Baptisan dan Perjamuan Tuhan. Sejak permulaan Gereja Advent, sebagaimana memperoleh warisan dari Protestan, menolak pandangan mengenai sakramen sebagai tindakan yang di dalamnya serta merupakan bagian anugerah yang mendatangkan keselamatan. Baptisan dengan diselamkan melambangkan kematian, penguburan, dan kebangkitan Kristus diakui Gereja Advent sebagai syarat masuk ke dalam keanggotaan gereja. Baptisan hanya dapat diberikan pada orang dewasa dan yang mengaku bertobat. Sakramen Perjamuan Tuhan bagi Gereja Advent adalah untuk memperingati kematian Tuhan. Sakramen ini didahului oleh upacara pembasukan kaki sebagai persipan untuk upacara yang kudus ini. Pernikahan: Gereja Advent tidak menganjurkan pernikahan antara seorang anggota Gereja Advent dengan seorang yang bukan anggota Gereja Advent, dan dengan keras meminta agar para pendeta gereja tidak melaksanakan upacara pernikahan bagi pasangan seperti itu. “Gereja menyadari bahwa keputusan terakhir dalam memilih pasangan hidup seseorang adalah orang itu sendiri. Namun, gereja berharap agar, jika seseorang memilih pasangan hidupnya dan yang bukan anggota gereja Advent, pasangan itu harus menyadari dan menghargai bahwa pendeta Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, yang telah berjanji untuk meninggikan prinsip yang telah digariskan di atas, tidak akan melaksanakan upacara pemberkatan tersebut. Jika ternyata seseorang telah menikah dengan yang tidak seiman, gereja harus menunjukkan kasih dan perhatian dengan maksud untuk mendorong pasangan itu menuju persatüan yang lengkap dalam Kristus.” Evolusi: Gereja Advent mempercayai Tuhan menciptaan dunia dalam waktu 7 hari literal. Gereja ini aktif dalam mempromosikan Hikayat Ciptaan sebagai tantangan pada teori evolusi. Geoscience Research Institute di Universitas Loma Linda menerbitkan jurnal setengah-tahunan Origin yang mendukung ajaran 7 hari penciptaan dunia. Dalam Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh ada empat tingkat dasar (struktur atau lingkup): • Gereja setempat, suatu badan orang-orang percaya yang terorganisasi dan bersatu. • Konferens atau daerah setempat, suatu badan yang terdiri dari gereja-gereja yang terorganisasi di suatu negara bagian, provinsi atau wilayah. • Uni Konferens atau Uni Mission, suatu badan yang terdiri dari konferens-konferens atau daerahdaerah di dalam satu wilayah yang lebih besar. • General Conference (Pimpinan Pusat), unit organisasi terbesar, yang mencakup seluruh uni konferens di seluruh dunia. Divisi adalah bagian dari General Conference yang memiliki tugas administratif yang ditugaskan di wilayah geografis tertentu. Pimpinan pusat Gereja Advent terdapat di Maryland, Amerika Serikat. PERKEMBANGAN DI INDONESIA Gereja Advent saat ini tersebar lebih dari 200 negara. Sejak tahun 1900 aliran ini telah hadir di Indonesia bersamaan dengan datangnya Ralph W. Munson di Padang, dari Singapura. Kemudian menyusul sejumlah misionaris Adventis lainnya dari Australia, Belanda, dan Amerika. Kendati aliran ini kurang berkembang dengan pesat (dibandingkan beberapa aliran lain) di Indonesia, ia telah tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Beberapa aktifitasnya yang sangat terkenal di Indonesia: lembaga-lembaga pendidikannya (dari TK hingga Universitas), Rumah-rumah Sakit, dan penerbitan majalah (terutama majalah kesehatan). Kantor Pusat Gereja Advent di Indonesia kawasan barat terletak di Gedung Pertemuan Advent, Jakarta Selatan dan Kantor Pusat Gereja Advent di Indonesia kawasan timur terletak di Kantor East Indonesia Union Conference, Manado: Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Indonesia, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Indonesia Gerakan Pembaruan, Ranting Daud. 11.SAKSI JEHOVA AWAL KEMUNCULAN Saksi Jehova berawal dari sebuah organisasi yang bernama Zion’s Watch Tower Bible and Tract Society, yang didirikan di Amerika Serikat pada tahun 1881. Di kemudian hari organisasi ini berubah nama menjadi Watch Tower Siciety. Pendiri organisasi ini adalah Charles Taze Russel yang berlatarbelakang Presbyterian Skotland-Irlandia. Tetapi sejak tahun 1870 ia bergabung dengan sebuah kelompok yang bercorak Adventis. Sejak semula Russel berkata bahwa sebenarnya ia tidak bermaksud mendirikan gereja ataupun organisasi keagamaan baru, melainkan hanya sekedar “penerbitan” yang menyebarkan produknya, terutama lewat pos. Tetapi kemudian “agama pos” ini, demikian Russel, telah berkembang menjadi “organisasi Allah, dan satu-satunya bahtera keselamatan (sampai sekarang kaum Saksi Jehova selalu berkata bahwa organisasi mereka bukan gereja). Saksi-Saksi Yehuwa atau Saksi Yehovah (sebutan oleh Susunan Kristen di Indonesia; Christendom, bahasa Inggris) adalah kelompok Kristen yang dahulu bernama Siswa-Siswa Alkitab hingga pada tahun 1931. Belakangan diakui bahwa Saksi-Saksi Yehuwa sebagai kelompok agama. Agama ini diorganisasi secara internasional, lebih dikenal di dunia Barat sebagai Jehovah’s Witnesses, yang mencoba mewujudkan pemulihan dari gerakan Kekristenan abad pertama yang dilakukan oleh para pengikut Yesus Kristus. Adakalanya, beberapa kalangan berwenang tidak mengakui mereka sebagai Agama. Tetapi dilihat dari kegiatan mereka telah mencerminkan sebuah kelompok agama dari Kekristenan. Mahkamah Agung Eropa sendiri dalam banyak kasus yang melibatkan anggota dari Saksi-Saksi Yehuwa memberi keputusan yang menguntungkan bagi hak-hak sipil mereka dan mengakui kelompok ini sebagai agama. Wewenang tertinggi kehidupan mereka berdasarkan hukumhukum dan prinsip-prinsip dari Kitab Suci atau Alkitab. POKOK-POKOK AJARAN Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus: Allah Bapa dan Putera Allah (Yesus Kristus) adalah dua pribadi dan Roh yang secara hakiki berbeda dan terpisah satu sama lain. Allah Bapa, Jehova, sang Pencipta, lebih tinggi dari sang Putera. Yesus Kristus adalah saksi dan pelayan utama dari Jehova, dan setiap saksi (warga Saksi Jehova) adalah pelayan yang mengikuti teladan Yesus Kristus. Roh Kudus bukanlah pribadi ke-Allah-an yang tersendiri, melainkan kuasa, daya atau pengaruh dari Allah Bapa. Kedatangan Kristus kedua kali dan Milenium: Kedatangan Kristus kedua kali ke bumi akan didahului oleh Perang Harmagedon di bumi. Tetapi peristiwa itu didahului oleh perang antara Mikhael dan iblis. Setelah kalah, iblis “sang naga” dijatuhkan dan dipenjarakan di bumi. Setelah itu berlangsunglah Kerajaan Seribu Tahun di bumi, alias “Zaman Akhir Dunia Ini”, di mana Kristus memerintah sebagai raja, didampingi 144.000 orang-orang pilihan yang nantinya mewarisi sorga. Kebangkitan dan Penghakiman: Kendati Yesus bangkit dari kubur dan tampil seperti seorang manusia, bentuk kebangkitanNya yang sebenarnya adalah seperti Jehova, yaitu Roh, yang bukan duniawi atau manusiawi atau sesuatu apapun yang memiliki bentuk tertentu. Tentang kematian, kebangkitan dan penghakiman atas manusia dikemukakan bahwa roh dan tubuh manusia tidak pernah terpisah; karena itu jiwa manusia tidur setelah ia mati. Pada saat penghakiman umat manusia tidak serempak dihakimi. Mereka yang menjalani kehidupan yang tidak benar di bumi dan telah berdosa terhadap Roh Kudus telah dihakimi sebelum Hari Penghakiman Agung. Mereka ini berada di luar pembaruan dan perbaikan dan tidak akan berdiri di hadapan Kristus pada Hari penghakiman agung, melainkan tertidur terus selama-lamanya. TATA IBADAH DAN CARA HIDUP Pemecatan dalam Sidang Jemaat: Setiap tahun di dalam organisasi Saksi-Saksi Yehuwa sendiri ada lebih dari 40.000 Saksi-Saksi Yehuwa yang dipecat karena merokok, berzinah, selingkuh, amoralitas (seperti melakukan seks pranikah, inses, seks oral, seks anal, dan lainnya yang digolongkan ke dalam bentuk percabulan) untuk memelihara kebersihan di dalam Sidang Jemaat mereka sendiri. Perbedaan kepercayaan terhadap doktrin Kristen Saksi-Saksi Yehuwa mengajarkan bahwa setelah kematian rasul yang terakhir, Gereja perlahanlahan menyimpang, dalam suatu Kemurtadan Besar (2 Tesalonika 2:6-12), dari ajaran-ajaran asli Yesus dalam beberapa pokok yang penting. Jadi kebanyakan doktrin of Saksi-Saksi Yehuwa berbeda dari Kekristenan arus utama, dan dianggap sebagai ajaran sesat oleh kebanyakan pakar Kristen arus utama. Barangkali, perbedaan-perbedaan doktriner yang paling kontroversial berkaitan dengan hakikat Allah dan Yesus, khususnya penolakan terhadap Tritunggal. Berlawanan dengan doktrin Tritunggal, mereka percaya bahwa Yesus bukanlah Allah yang mengenakan tubuh manusia, melainkan ia diciptakan oleh Allah. Keyakinan-keyakinan para Saksi Yehuwa tentang neraka, keabadian jiwa, kehadiran Yesus kembali ke bumi, dan keselamatan juga kontroversial. Alkitab: Terjemahan Alkitab yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa, telah mengubah Alkitab untuk dicocokkan dengan doktrin mereka dan bahwa terjemahan tersebut mengandung sejumlah kesalahan dan ketidakakuratan. Meskipun kalau diperhatikan lebih dalam Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru menerjemahkan ungkapan Lord Jesus sebagai Tuan Yesus bukan sebagai Tuhan Yesus sebagaimana dilakukan oleh Alkitab Terjemahan Baru dari Lembaga Alkitab Indonesia. Pertentangan akan pernyataan yang ditulis oleh majalah internal: Para pengritik menyatakan bahwa Lembaga Menara Pengawal telah membuat sejumlah ramalan yang tidak tergenapkan dan perubahan-perubahan doktrin selama bertahun-tahun, sementara mengklaim bahwa dirinya adalah “saluran satu-satunya ” yang digunakan oleh Allah untuk terus-menerus menyampaikan kebenaran. Kepercayaan tentang darah: bagi Saksi-Saksi Yehuwa darah sebagai cairan per se bukanlah persoalan yang sebenarnya. Yang menjadi soal adalah apa yang dilambangkan oleh darah. Mereka mengatakan bahwa “hal yang penting ialah bahwa penghargaan telah diperlihatkan terhadap kesucian darah, penghormatan telah diperlihatkan terhadap prinsip kesucian hidup” yang diwakili oleh darah. Darah sama sekali ditolak untuk penggunaan apa pun, kecuali dipersembahkan. Pengurangan kebebasan pribadi jemaat: Saksi-Saksi Yehuwa mengajarkan bahwa “kebebasan untuk mengambil keputusan harus dilakukan dalam batas-batas hukum-hukum dan prinsipprinsip Allah.” dan bahwa “hanya Yehuwa sajalah yang bebas menetapkan tolok ukur tentang apa yang baik dan buruk.” Akan tetapi, pimpinan Saksi-Saksi Yehuwa mempromosikan dirinya sebagai saluran yang dipergunakan oleh Allah untuk menafsirkan dan mengajar para anggota tentang “apa yang baik dan buruk.” Pelarangan penggunaan fasilitas umum untuk pertemuan di dunia: Berapa negara seperti Uzbekistan, Belarus, Tajikistan dan kota Moskwa telah menentang gedung-gedung fasilitas (seperti misalnya Balai Kerajaan) dan penyelenggaraan pertemuan-pertemuan besar di wilayah mereka. Meskipun larangan seperti itu kadang-kadang secara spesifik ditujukan kepada kelompok keagamaan ini, pada waktu-waktu lain digunakan pula alasan-alasan lain yang lebih umum seperti misalnya kemacetan lalu lintas dan kebisingan. Dalam kasus-kasus hukum tertentu, seperti misalnya Congrégation des témoins de Jéhovah de St-Jérôme-Lafontaine v. Lafontaine (Village), pertikaian-pertikaian yang muncul yang diajukan berdasarkan penggunaan lahan, tampaknya pada hakikatnya berakar pada bias keagamaan, demikian klaim Saksi-Saksi Yehuwa. PERKEMBANGAN DI INDONESIA Secara resmi pengajaran Saksi-Saksi Yehuwa di Indonesia dilarang melalui Surat Keputusan Jaksa Agung Nomor 129 Tahun 1976, lewat SK itu, Jaksa Agung telah melarang kegiatan Saksi Yehuwa atau Siswa Alkitab di seluruh wilayah Indonesia. Sebab, Saksi Yehuwa memuat hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku, seperti menolak salut bendera dan menolak ikut berpolitik. Ajaran yang mereka yakini juga dianggap bertentangan dan menyimpang dari kebijaksanaan dan politik pemerintah RI dan dianggap meresahkan karena perilaku penyebaran agama. Pengikut yang cukup rajin mendatangi orang-orang dari rumah ke rumah, hal ini telah menimbulkan keresahan di kalangan umat beragama umumnya karena praktek kunjungan-kunjungan ini dilakukan ke rumahrumah masyarakat yang sudah beragama. Mereka juga melakukan antitesa terhadap beberapa aspek pemerintahan [12]. Pada Februari 1994 ada upaya untuk mencabut SK ini dengan berlandaskan Pasal 29 UUD 1945, Tap MPR Nomor XVII/1998 tentang HAM, dan Instruksi Presiden No. 26 Tahun 1998. Akan tetapi kendati dilarang, dalam kenyataannya penganut aliran ini tetap beroperasi di Indonesia dengan giat. Akhirnya, seiring dengan merebaknya gerakan reformasi di Indonesia, khususnya pada masa pemerintahan presiden Abdurahman Wahid, aliran ini diizinkan oleh pemerintah untuk melakukan aktivitasnya kembali di Indonesia. Pada 1 Juni 2001 SK ini kemudian dicabut. Walaupun begitu, sebenarnya sejak tanggal 19 Juli 1996, SSY telah membuka kantor cabang Indonesia berupa gedung yang dipergunakan sebagai tempat pertemuan dan pusat kegiatan. INSTITUSI DAN ORGANISASI * Kelompok-kelompok Siswa Alkitab * Jalan Kembali ke Alkitab * Konferensi Orang-orang percaya Kristen * Perkumpulan Siswa-Siswa Alkitab Kristen * Persekutuan Milennial Kristen * Nabi-nabi Kristen Yehova * Perkumpulan Siswa-Siswa Fajar Alkitab * Perkumpulan Siswa-Siswa Alkitab Epifani * Siswa-siswa Alkitab Independen * Gerakan Misioner Rumah Laodikea * Gerakan Misioner Rumah Awam * Tuhan Kebenaran Kita (Dukungan Hidup) * Institut Alkitab Pastoral * Perhimpunan Filantropis 12.MORMON AWAL KEMUNCULAN Seorang remaja lelaki berusia 14 tahun yang bernama Joseph Smith merasa bingung karena menghadapi begitu banyak gereja yang berbeda-beda dan bahkan saling bermusuhan. Manakah di antara gereja-gereja itu yang benar? Pada musim semi tahun 1820 ia pergi ke semak-semak pepohonan di dekat rumahnya di Palmyra, New York dan berdoa memohon penerangan dari Allah untuk menunjukkan gereja mana yang harus dipilihnya. Dalam doanya itu Allah Bapa dan Anak-Nya, Yesus Kristus, menyatakan diri kepadanya, seperti halnya kepada Musa dan Paulus. Allah memberitahukan kepada Smith bahwa Gereja yang pertama-tama didirikan oleh Yesus Kristus tidak ada lagi di dunia. Oleh karena itu, Smith dilarang untuk bergabung dengan gereja manapun. Allah memilihnya untuk memulihkan Gereja Yesus Kristus di muka bumi. Peristiwa ini disebut sebagai “Penglihatan yang Pertama.” Pada tahun 1823 Smith kembali dikunjungi oleh utusan surgawi, yaitu malaikat Moroni yang memberikan kepadanya catatan sejarah kuno yang ditulis oleh orang-orang Ibrani kuno di Amerika dalam bahasa Mesir dan Ibrani kuno yang dipercaya sebagai suatu tulisan suci yang merupakan ringkasan dari perkataan para Nabi dari Amerika kuno. Sejarah itu tertulis dalam lempenganlempengan emas dan terkubur di sebuah bukit yang tidak jauh dari rumahnya. Smith diperintahkan untuk memperkenalkan sejarah ini kepada dunia dengan menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris. Roh Allah akan menolong Smith dalam hal ini dan memberikan kepadanya Urim dan Tumim sebagai “kaca matanya”, yang berarti bukan benar-benar kaca mata. Buku ini diterbitkan pada tahun 1830 dengan judul “Kitab Mormon.” Pada tanggal 6 April 1830, Smith mendirikan Gerejanya di Fayette, New York. Joseph Smith dan pengikut-pengikutnya mengalami penganiayaan karena keyakinan mereka. Karena itu mereka menyingkir ke Ohio, lalu ke Missouri dan kemudian ke Illinois. Di Nauvoo, Illinois, Smith dibunuh di penjara pada tahun 1844. Smith diakui oleh anggota-anggotanya sebagai seorang syahid. Ia digantikan oleh Brigham Young, yang memimpin jemaatnya untuk mengundurkan diri lebih jauh lagi ke barat hingga akhirnya mereka tiba di Salt Lake City, Utah yang pada saat itu masih merupakan daerah yang gersang. Setibanya di sana Young berkata kepada para pengikutnya, “Inilah tempat yang telah diberikan Allah kepada kita.” Young merasa yakin bahwa di tempat yang gersang itu mereka tidak akan dikejar-kejar lagi. Sejak itu, Gereja Mormon berpusat di Salt Lake City, Utah. Para pemimpin Gereja ini disebut “presiden,” yang juga merupakan “nabi, pelihat, dan pewahyu,” yang membimbing para anggota gereja ini, seperti halnya juga Joseph Smith, melalui wahyu dan pimpinan dari Allah. Mormonisme juga menyebut diri sebagai "Gereja Orang-orang Kudus pada Akhir Zaman" (Church of Latter Day Saints). POKOK-POKOK AJARAN Teologi Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir: KETUHANAN: Allah (yang disebut Bapa), melalui Yesus Kristus (yang disebut Anak, Mat 3:17, ) menciptakan dunia dan segala isinya, dan Roh Kudus (Roh penolong manusia di bumi). Mereka adalah 3 pribadi yang berbeda dan terpisah tetapi satu tujuan. Mereka bertindak dalam harmoni yang sempurna dan bersatu dalam hati dan pikiran mereka. PRAKEHIDUPAN, TUJUAN KEHIDUPAN INI DAN KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN: Sebelum orangorang dilahirkan di bumi ini, mereka tinggal bersama Allah Bapa dan Yesus Kristus dalam bentuk Roh. Saat itu mereka belum memiliki tubuh tetapi menjadi Roh yang berbentuk manusia. Kehidupan ini adalah waktu ujian apakah seseorang mengikuti bisikan iblis ataupun bisikan Roh Kudus yang dapat dirasakan dalam hati. Iblis akan berusaha untuk mengoda manusia berbuat jahat dan Roh Kudus akan menuntun seseorang untuk berbuat hal-hal yang baik dan benar dan semakin menjadi sempurna seperti “Allah Bapa dan Yesus Kristus adalah sempurna” (Mat 5,48). Karena manusia tidak dapat sempurna dalam kehidupan ini, para anggota Gereja Yesus Kristus OSZA percaya adalah sangat penting untuk tidak pernah berhenti belajar dan semakin memperhatikan ilham yang berasal dari suara Roh Kudus yang dirasakan dalam hati nurani. Gereja Yesus Kristus OSZA mengakui Alkitab sebagai “firman Allah sejauh kitab itu diterjemahkan dengan benar.” Mereka percaya bahwa kebanyakan terjemahan Alkitab mengandung banyak kesalahan atau dengan sengaja diubah dari teks aslinya. Perubahan-perubahan ini merupakan penyebab dari banyaknya kesalahan yang telah dilakukan oleh agama Kristen tradisional. Gereja Yesus Kristus OSZA mengakui terjemahan Alkitab versi Raja James sebagai Alkitab yang mendekati kebenaran. Selain itu, Gereja ini juga mengakui kitab-kitab berikut ini sebagai Kitab Suci mereka yang setara dengan Alkitab: 1. Kitab Mormon yang berisi karya Allah dengan para penduduk Amerika kuno. 2. Ajaran dan Perjanjian, yaitu kumpulan wahyu dan pernyataan yang diilhamkan yang diberikan untuk pembentukan dan pengaturan Gereja Yesus Kristus pada akhir zaman. 3. Mutiara yang Sangat Berharga, yaitu kumpulan wahyu, terjemahan, dan tulisan-tulisan Joseph Smith. ISI KITAB MORMON Kitab Mormon berisi sejarah benua Amerika dari sekitar tahun 2200 seb.M. sampai tahun 421 M. Menurut kitab ini, orang-orang Indian di Amerika adalah keturunan dari tiga kelompok imigran yang dipimpin Allah datang ke Amerika. Kelompok pertama datang dari Menara Babel, dan dua kelompok lainnya dari Yerusalem tak lama sebelum pembuangan ke Babel, sekitar tahun 600 SM. Mereka dipimpin oleh nabi-nabi Allah yang memiliki Injil Yesus Kristus, yang dilestarikan dalam Kitab Mormon. Banyak di antara para pendatang ini adalah orang-orang Kristen, jauh sebelum Yesus lahir di Palestina, namun ada juga yang tidak percaya. Orang-orang yang percaya ini sering sekali berperang melawan orang-orang yang tidak percaya hingga akhirnya hanya segelintir orang yang tidak percaya yang tersisa sebagai leluhur orang-orang Indian Amerika. Setelah Yesus Kristus disalibkan dan dibangkitkan, ia datang mengunjungi orang-orang Indian ini di Amerika. Yesus melayani dan mengajar semua orang ini. TATA IBADAH DAN CARA HIDUP Dalam ajaran Gereja Yesus Kristus adalah penting untuk ikut teladan Yesus Kristus dalam segala hal. Beberapa asas utama dan tatacara yang penting adalah: Iman kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus Pertobatan (meninggalkan segala tindakan, kata dan keinginan untuk berbuat jahat dan menjalankan kehidupan yang benar dengan mematuhi setiap perintah Allah) Pembaptisan dengan pencelupan untuk pengampunan dosa. Hal ini dapat dilaksanakan tatkala orang sudah mampu untuk bertanggungjawab atas tindakan mereka mulai usia 8 tahun. Orang yang membaptiskan harus memiliki wewenang dari Allah, yang disebut “Imamat Harun” dalam teologi Gereja. Pembaptisan dengan api dan Roh Kudus dengan penumpangan tangan. Dalam tatacara ini manusia menerima hak untuk memiliki bimbingan Roh Kudus secara terus menerus dalam kehidupannya sejauh dia tidak melanggar perintah-perintah Allah. Menjalankan setiap perintah Allah sampai akhir kehidupan yang fana ini dan bertobat atas setiap kesalahan dan dosa yang dilakukan. Setelah kehidupan ini Roh manusia akan meninggalkan tubuh yang fana dan pergi ke suatu tempat tinggal di mana dia menunggu kebangkitan. Tempat tinggal yang disebut menjadi tempat yang indah dan damai bagi orang benar dan sebuah penjara roh untuk orang yang meninggal dalam dosa mereka, sejauh mereka tidak bertobat dalam kehidupan yang fana. Dalam kebangkitan setiap orang, baik maupun jahat akan menerima tubuh yang sempurna yang tidak dapat meninggal dan sakit lagi. Dalam saat itu setiap orang akan berdiri di hadapan Allah Bapa dan Yesus Kristus untuk diadili untuk setiap tindakan dan keinginan hatinya sewaktu dia masih tinggal dalam tubuh yang fana. Dalam penghakiman itu orang akan memasuki tingkat-tingkat kemuliaan berbeda yang selaras dengan kebenaran kehidupan mereka. Adalah Kemuliaan seperti bintang, seperti bulan dan seperti matahari (lihat 1 Kor 15:41). Kemuliaan matahari adalah kemuliaan yang tertinggi dan merupakan kehidupan kekal, yang berarti untuk tinggal bersama Allah Bapa dan Yesus Kristus untuk selamanya. Karena pembaptisan dengan air dan Roh Kudus merupakan asas yang utama untuk keselamatan manusia, juga harusnya ada sebuah cara untuk orang yang tidak memiliki kesempatan untuk dibaptiskan dalam kehidupan yang fana. Untuk tujuan ini, para anggota Gereja menyelidiki para leluhur mereka dan membawa nama mereka ke bait suci, di mana mereka dapat dibaptiskan untuk leluhur mereka secara perwakilan (lihat 1 Kor 15:29). PERKEMBANGAN DI INDONESIA Pada bulan Januari tahun 2000 Presiden Gereja, Gordon B. Hinckley, mengunjungi Indonesia atas undangan Presiden Abdurrahman Wahid. Tahun berikutnya misionaris asing diizinkan kembali melayani di negara Indonesia bersama para misionaris setempat. Saat ini Misi Indonesia Jakarta terdiri dari 23 cabang di bawah 3 distrik. Sebagian besar cabang-cabang ini berada di pulau Jawa, dengan satu cabang di kota Medan di pulau Sumatra dan satu cabang lagi di kota Manado di pulau Sulawesi. Para misionaris melayani di semua cabang. Juga, ada 7 pasang misionaris senior yang ditugaskan untuk membantu proyek-proyek kemanusiaan serta program pelayanan lainnya melalui LDS Charities, membantu di kantor misi, dan memberi dukungan pada cabang-cabang setempat: Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci. 13. CHRISTIAN SCIENCE AWAL KEMUNCULAN Gereja Kristus, Ahli Ilmu Pengetahuan didirikan oleh Ny. Mary Baker Eddy (16 Juli 1821 – 3 Desember 1910), yang sejak kecil sakit-sakitan. Pada usia 40-an tahun, Ny. Eddy berjumpa dengan Phineas P. Quimby yang melakukan banyak percobaan dengan penyembuhan alamiah melalui kekuatan pikiran. Ny. Eddy yang saat itu mengalami penderitaan tulang belakang, meminta pertolongan Quimby. Ia begitu terkesan oleh “kesembuhannya” sehingga ia yakin bahwa Quimby telah menemukan metode penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus, Ny Eddy pun menikah dengan Quimby kemudian. Pada bulan Februari 1866, sebulan setelah kematian Quimby, Ny. Eddy tergelincir di kaki lima yang licin karena es yang mencair, sehingga punggungnya luka parah. Beberapa hari setelah kecelakaan itu, Ny. Eddy membaca kisah penyembuhan orang lumpuh di dalam Injil Matius, dan ia memperoleh ilham bahwa hanya Allah sajalah, yakni Pikiran Ilahi, yang mempunyai kuasa untuk menyembuhkan punggungnya. Ny. Eddy langsung sembuh dan ia pun membagikan penemuannya kepada orang lain. Ny. Eddy percaya bahwa penyembuhan itu terjadi karena ia menyadari bahwa materi, dan itu termasuk penyakit, sesungguhnya tidak ada. Karena penyakit tidak ada, maka obat-obatan yang juga termasuk materi, tidak akan berguna untuk menyembuhkannya. Sebaliknya, penyakit hanya dapat dikalahkan dengan menggunakan kuasa pikiran. Diilhami oleh keyakinannya bahwa penyembuhannya itu terjadi sebagai akibat dari kesadaran rohaninya terhadap Allah, Ny. Eddy mulai bekerja sebagai penyembuh ilahi. Ny. Eddy mulai menata prinsip-prinsip pemikirannya dan menerbitkannya pada tahun 1875 dengan judul Science and Health, yang kemudian direvisinya menjadi [Science and Health with Key to Scriptures]. Pada tahun 1879 ia mempunyai cukup banyak pengikut untuk mendirikan Gereja Kristus, Ahli Ilmu Pengetahuan, di Boston. Untuk memperluas pelayanannya, pada tahun 1881 Ny. Eddy mendirikan Massachusetts Metaphysical College, dan National Christian Scientist Association pada tahun 1886. Usaha-usaha ini kemudian ditinggalkan, dan ia memusatkan perhatiannya pada Gereja Induk. Untuk menghindari konflik dengan pengadilan Massachusetts, pada tahun 1901 Ny. Eddy memerintahkan para orangtua untuk mengizinkan anak-anak mereka divaksinasi. Ia juga mengakui bahwa tulang yang patah harus diserahkan penyembuhannya kepada dokter. Ia pun mengizinkan penggunaan penghilang rasa sakit apabila pasien mengalami rasa sakit yang luar biasa. Pada tahun 1889 ia mengundurkan diri dari kepemimpinan gereja itu sehingga ia bisa merevisi kembali bukunya. Pada tahun 1910 ia meninggal dunia dalam usia 89 tahun. Setelah kematiannya, Gereja ini dipimpin oleh lima orang direktur tetap yang diangkat oleh Ny. Eddy. Di bawah kepemimpinan mereka, Gereja ini berkembang pesat, namun sejak tahun 1931, jumlah praktisinya menurun, bersamaan dengan menurunnya jumlah anggota Gereja. POKOK-POKOK AJARAN Inti pengajaran Christian Science yang dapat ditemukan dalam buku Science and Health with Key to the Scripture antara lain: • Allah tidaklah berwujud, Allah itu ilahi dan maha kuasa. Allah merupakan daya pikir yang tidak terbatas, Roh, Jiwa, Prinsip kehidupan, Kebenaran, kasih. Allah Itu segalanya dalam segalanya. Allah itu baik yang baik itu daya pikir. Allah tidak terbatas, satu satunya roh kehidupan. • Yesus adalah manusia biasa yang mendemonstrasikan Kristus. Kristus adalah kebenaran Ideal. Yesus dan Kristus adalah dua pribadi yang berbeda. Allah menciptakan Yesus sebagai manusia yang fana sesuai dengan gambar-Nya untuk memperlihatkan kepada manusia bagaimanakah anak yang ideal bagi Allah. Tetapi Yesus bukanlah Kristus, melainkan “penunjuk” kepada Kristus, karena ia adalah manusia pertama yang memahami Pikiran Ilahi (Allah). Kristus adalah keberadaan yang terpisah, suatu “keprihatinan rohani yang kekal,” yang “tidak mengalahkan kuasa jahat melainkan menunjukkan bahwa kuasa jahat itu sesungguhnya tidak mempunyai realitas di luar keyakinan kita atasnya.” • Roh Kudus adalah Ilmu pengetahuan Ilahi, perkembangan kehidupan kekal, Kebenaran dan kasih. Suatu metode yang dapat menolong manusia mengenali dan menyembuhkan dirinya sendiri. • Manusia tidak dapat berdosa, sakit dan mati. Kematian adalah tahap lain dari mimpi, mimpi yang ekstensinya dapat berupa materi, suatu pengalaman dari pikiran yang fana, bukan Pikiran ilahi. Jadi Kematian bukanlah akhir dari segala-galanya, Yang kesemuanya itu adalah hayalan, ataupun disebabkan oleh pikiran saja. Sebab Dosa sesungguhnya hanyalah masalah yang ada di dalam pikiran manusia belaka. • Penebusan memerlukan pengorbanan diri yang terus menerus dari orang berdosa itu sendiri, Jalan keluar dari dosa ialah tidak berbuat dosa lagi. Darah penebusan Kristus tidaklah cukup untuk membersihkan diri dari dosa. • Yesus hanya memberitahu bagaimana cara Hidup yang benar dan berbuat baik. Dan cara hidup yang benar itulah yang membuat manusia diselamatkan dari dosa. • Tidak ada Penghakiman terakhir, yang ada hanyalah penghakiman kebijaksanaan yang datang tiaptiap jam terus menerus, Sedangkan neraka hanyalah kepercayaan fana yang dibuat-buat akibat dari pemikiran tentang dosa. • Hukum Allah adalah hukum tentang kebaikan yang menafsirkan dan memperlihatkan Prinsip ilahi dan aturan keharmonisan universal.” • Penyembuhan dan regenerasi dapat dicapai melalui pemahaman tentang hubungan manusia yang murni dan tidak bisa dihancurkan dengan Allah. Allah Bapa adalah Allah Pencipta, namun Ia seringkali tidak berkepribadian, dan bukan Allah yang akrab dengan manusia. Allah menciptakan manusia secara sempurna, sehingga manusia sesungguhnya tidak berdosa. • Christian Science percaya bahwa Tritunggal sejati adalah Kehidupan, Kebenaran, dan Kasih. Inilah Tritunggal Utama yang disebut Allah. • Penyembuhan terjadi bila manusia menyadari “klaim-klaim palsu materi.” Bila materi benar-benar tidak ada, maka obat-obatan pun tidak akan efektif dalam penyembuhan. Pengikut Christian Science lebih mengandalkan doa karena kuasa doa adalah yang paling ampuh untuk menolong mereka, karena kesatuan dengan Allah tidak mempunyai tempat bagi penyakit. Kesembuhan terjadi bila seseorang sadar bahwa ia adalah cerminan Allah. Anggota Christian Science percaya bahwa semua proses penyembuhan ini ilmiah dan dapat dijelaskan dengan penalaran rasional. Misalnya, Allah adalah satu-satunya yang ada. Ia adalah roh, bukan materi, sehingga segala sesuatu yang lainnya tidak bisa ada. Seseorang yang sakit bisa mempelajari hal ini hanya melalui ajaran-ajaran Ny. Eddy atau bersama-sama dengan seorang praktisi, yang menolong menjernihkan pikiran si pasien agar mendapatkan kesembuhan. Bila kesembuhan terjadi, dan pasiennya merasa lebih sehat, maka hukum-hukum Christian Science terbukti menang atas penyakit. Si pasien tidak hanya terbebas dari gejala-gejala penyakit, tetapi juga mengalami kebangunan rohani yang baru. Pengakuan kaum Christian Science: Sebagai penganut Kebenaran, kami menerima Firman Alkitab yang diilhamkan sebagai pembimbing kami yang cukup menuju Kehidupan kekal. Kami mengakui dan mengagungkan Allah yang esa dan tertinggi serta kekal. Kami mengakui Anak-Nya Kristus yang esa, Roh Kudus atau Penghibur ilahi, dan manusia yang tercipta dalam gambar dan rupa Allah. Kami mengakui pengampunan dosa dari Allah dalam bentuk penghancuran atas dosa dan pemahaman rohani yang mengusir kuasa gelap sebagai sesuatu yang tidak nyata. Tetapi keyakinan akan dosa akan dihukum selama keyakinan itu tetap ada. Kami mengakui penebusan oleh Yesus sebagai bukti dari kasih ilahi yang ampuh, yang menyingkapkan kesatuan manusia dengan Allah melalui Kristus Yesus si Penunjuk Jalan, dan kami mengakui bahwa manusia diselamatkan melalui Kristus, melalui Kebenaran, Kehidupan, dan Kasih, sebagaimana diperlihatkan oleh Nabi Galilea (Yesus) dalam penyembuhan orang sakit dan dengan mengalahkan dosa dan kematian. Kami mengakui bahwa penyaliban Yesus dan kebangkitannya berfungsi untuk mengangkat iman kepada pemahaman atas Kehidupan kekal, bahkan dalam pengertian bahwa Jiwa, Roh adalah segala-galanya, dan materi sama sekali tidak ada. Dan kami berjanji dengan sungguh-sungguh untuk memperhatikan, dan berdoa memohon agar Pikiran yang juga ada di dalam Kristus Yesus itu tinggal di dalam kami, untuk melakukan kepada orang lain apa yang ingin agar mereka lakukan kepada kami; dan untuk bertindak penuh kasih, adil, dan murni. TATA IBADAH DAN CARA HIDUP Kebaktian Christian Science berlangsung dengan sangat sederhana, tanpa ornamen atau simbolisme. Ini sama seperti pada masa hidupnya Ny. Eddy. Satu orang memimpin dengan membaca Alkitab dari King James Version dan satu orang lainnya membacakan bagian-bagian yang terkait dari Science and Health. Bacaan yang sama dibaca di seluruh dunia di setiap Gereja Christian Science. Gereja ini tidak mempunyai pelayanan baptisan. Roti dan anggur tidak dilayankan dalam perjamuan kudus. Perjamuan kudus dipahami sebagai kesatuan dengan Allah melalui doa, sementara baptisan adalah regenerasi (pembaruan) yang terus-menerus terjadi. Penyembuhan dilakukan oleh seorang praktisi yang mendapatkan lisensi dari Gereja Induk di Boston. Seorang praktisi dapat menyembuhkan dengan doa, bahkan dalam jarak ratusan dan ribuan mil, sama seperti ketika Yesus menyembuhkan hamba perempuan kepala pasukan Romawi (Matius 8:5-13) dan anak perempuan seorang Yunani (Markus 7:25-30). Untuk menjadi praktisi, seseorang harus menjalani pendidikan yang sistematik, entah dengan belajar sendiri atau melalui guru-guru yang bersertifikat, serta menunjukkan bukti-bukti karya penyembuhan yang berhasil. JALAN MASUK KE INDONESIA DAN PERKEMBANGAN Di Indonesia nama Christian Science memang jarang didengar, tapi bukan berarti tidak ada pengikutnya. Keberadaannya di Indonesia memakai nama yang unik, yaitu Gereja Kristus Ahli Ilmu Pengetahuan. Dalam ajarannya Christian Science memberikan perhatian besar atas mind (pikiran) dan mengklaim bahwa ajarannya memiliki dasar-dasar sains: Christian Science, Gereja Kristus Ahli Ilmu Pengetahuan. 14.SCIENTOLOGY Sebagai aliran yg mengklaim diri sebagai agama/kadang-kadang menyebut diri filsafat agama terapan (applied religious philosophy), aliran/paham ini bersama wadah atau organisasinya baru muncul sejak 1950an. Didirikan oleh Laffayette Ronald Hubbard, dan wadah yg digunakan sejak 1954, biasa dikenal dengan sebutan church of scientology. Istilah church memang bisa agak mengecoh, kesannya meniru Gereja Kristen, apalagi mereka juga pakai simbol salib, walaupun jika dicermati salibnya berbeda dengan salib yang biasa (ada 8 titik penunjuk dalam salib yg katanya menunjukkan 8 dinamik, red). Apalagi jika dicermati pokok-pokok ajarannya, ternyata sama sekali tidak mencerminkan Gereja Kristen. Scientology sengaja menggunakan kata “gereja” dengan argumentasi;”…istilah gereja kan tidak hanya digunakan oleh orang Kristen. Bukankah Gereja telah ada 10.000 tahun yg lalu jauh sebelum ada orang Kristen, dan bukankah kekristenan sendiri merupakan sebuah pemberontakan terhadap Gereja yg mapan…” begitu alasan mereka. Tapi dibalik itu sebenarnya alasannya pragmatis dan uang, jika scientology memakai atribut “Gereja”, maka otomatis mereka tidak bayar pajak, sebab lembaga sosial tidak kena pajak. Bukan ibadah namun perawatan mental Suasana ‘gereja’ scientology juga jauh berbeda dengan gereja-gereja pada umumnya. “Gedung gerejanya” yang sebenarnya lebih mirip perkantoran; bagian depan terdapat meja receptionis, dilanjutkan ruangan (lobby) yang berisi literatur-buku, majalah, selebaran, kaset video, CD, poster warna-warni. Di situ, receptionis akan menginformasikan, menjelaskan apa saja isi ruangan itu dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Bila pengunjung ternyata berminat, selanjutnya akan dibawa ke ruangan lain, ruangan yang disebut sebagai “tempat belajar”, dan ditawari untuk mengikuti kursus secara berjenjang (dan yang pasti bayar). Menariknya, kursus yang diadakan dan menjadi main concern scientology ternyata diabdikan demi perubahan mental dan kejiwaan ke arah yang lebih baik (diistilahkan dengan pembebasan jiwa) Pada dasarnya aliran ini berusaha meraih minat/penganut dari segala lapisan masyarakat dan golongan. Namun walaupun begitu, ada kelompok tertentu yang memang selalu menjadi incaran/target khusus, utamanya kelompok selebritis & eksekutif perusahaan. Bahkan ada unit organisasi khusus yang menangani, dikenal dengan “Celebrities Centres”. Anggotanya: antara lain artis-artis hollywood: John Travolta, Tom Cruise, etc. AJARAN POKOK Secara etimologis scientology berarti “àscio” (mengetahui, mengenali) “àlogos” (akal, budi/pikiran batiniah) dengan kata lain studi tentang pengetahuan; atau pengetahuan tentang bagaimana cara mengetahui; atau studi tentang kebijaksanaan. Lebih lanjut, scientology mendefinisikan dirinya sendiri sebagai studi dan penanganan akan roh dalam hubungannya dengan diri sendiri, alam semesta dan kehidupan lain. Dalam ‘buku pintar’nya; “What is scientology?” Scientology mengungkapkan dirinya sebagai cakupan himpunan pengetahuan yang sangat luas yang bertolak dari kebenaran-kebenaran fundamental. Di antara kebenaran- kebenaran tersebut, yang paling diutamakan antara lain: Manusia adalah wujud rohani yang baik, dilengkapi dengan kemampuan yang tinggi melebihi apa yang biasa terlihat. Ia tidak hanya mampu memecahkan masalahnya sendiri, mencapai tujuannya dan meraih kebahagiaan abadi, melainkan juga mencapai tingkat kesadaran baru yang kemungkinannya belum pernah diimpikan sebelumnya. Hakikat Pikirannya (mind) tidak dapat salah. Dan pemahamannya terhadap manusia sangatlah optimis—malah terkesan mendewa-dewakan manusia. Pemahaman ini secara praktis lantas diwujudkan melalui praktek (ritual) yang menekankan aspek perawatan dan pemulihan potensi manusia secara psikologis. Scientology lebih merupakan jalan, ketimbang tumpukan pengetahuan. Melalui pengulangan latihan-latihan dan pelajaran (materi di buat oleh L.Ron Hubbert), seseorang dapat menemukan kebenaran bagi dirinya sendiri. Secara konkrit pemahaman-pemahaman tersebut di internalisasikan melalui serangkaian Kursus. (Jadi, sekali lagi scientology sama sekali tidak mengenal bentuk ibadah sebagaimana lazimnya yang dilakukan gereja-gereja Kristen.) Scientology menerima semua denominasi dan latar belakang religius apapun dengan tangan terbuka. Scientology tidak membutuhkan iman atau kepercayaan – seseorang dapat menerapkan prinsip-prinsipnya dan melihat serta membuktikan apakah semua itu berfungsi dan benar Scientology tidak punya dogma tentang Tuhan, dan wawasan masing-masing orang mungkin berbeda-beda. Scientology beranggapan bahwa tatkala seseorang menjadi sadar tentang dirinya, orang lain, lingkungan, dan Tuhan, ia memperoleh kepastiannya sendiri tentang siapa Tuhan dan apa persisnya arti Tuhan bagi dirinya. Perkara bagaimana Tuhan dilambangkan dan dijawantahkan, terserah pada setiap orang untuk menentukan dan menafsirkannya sendiri. Scientology juga percaya pada kehidupan masa lalu. Dalam scientology, seseorang diberi sarana untuk menangani serangkaian kekacauan dan penyimpangan yang dipahami berasal dari kehidupan masa lalu, sehingga dengan demikian seseorang dalam kehidupan masa kini dapat terbebas dan menjalani hidup yang jauh lebih bahagia. Dengan demikian terlihat jelas pengaruh reinkarnasi—Hinduisme. Segala macam permasalahan diandaikan berasal dari keadaan pikiran (mind), karena itu, untuk memecahkan dan memulihkan perlu digunakan “Dianetics”. (“dianetics: the modern science of mental health” ) Dianetics sendiri merupakan sebuah metode yg dipengaruhi pelbagai teknik magis-kultis-psiko-transendentalis (metodenya campur), yang digunakan untuk menemukan, menggali dan memulihkan kerancuan pikiran: sebenarnya lebih mirip praktik psikoanalisa dalam kajian psikologis, perbedaannya aspek spiritual lebih ditekankan. Scientology memegang teguh ungkapan “Tuhan menolong orang yang menolong dirinya sendiri”. Mereka percaya bahwa setiap orang mempunyai jawaban atas misteri kehidupan. Yang dibutuhkan hanyalah kesadaran tentang adanya jawaban-jawaban ini. Dalam hal ini scientology berperan menolong seseorang untuk berpikir untuk dirinya sendiri, sehingga dapat lebih cerdas, bahagia, dan sehat. (bdk dg filsafat timur—kebatinan) 15.GERAKAN ZAMAN BARU Gerakan Zaman Baru—New Age Movement pada awalnya muncul di Amerika Serikat. Gerakan tersebut muncul di California sejak tahun 1960-an. Sehingga ada orang yang menyebutnya sebagai ‘American Movement’. Dengan kemajuan Amerika dalam hal teknologi, akhirnya gerakan ini dengan cepat meluas ke seluruh dunia. Sejak tahun 1970-an dan 1980-an, gerakan ini marak luar biasa. Dalam perkembangannya, Gerakan Zaman Baru mengadopsi banyak gagasan dari filsafat dan agama Timur. Gerakan ini memandang dunia tidak semata-mata jelek, tapi akan menuju kepada keadaan yang lebih baik. Pada masa-masa itu, menurut sejumlah pengamat, merupakan masa yang penuh gejolak. Gejolak itu menimbulkan banyak perubahan di Amerika. Kaum muda tidak mempedulikan budaya orang tua mereka. Mereka dengan segenap tenaga mencari nilai-nilai baru. Sarana psikedelik—obat bius dan sejenisnya menjadi media untuk menikmati ketenangan jiwa. Alasan menemukan ketenangan jiwa inilah yang akhirnya membuat mereka berpaling ke Timur. Mereka mulai mempelajari tulisan-tulisan yang berkaitan dengan Hinduisme, astrologi atau berguru di tempat sepi dan terpencil [esoterisme]. Pada saat itu juga, kaum muda ini mulai memperkenalkan gaya hidup baru seperti yang dilakukan kaum Hippies dari San Fransisco. Dalam perkembangan selanjutnya, kita mengenal para tokoh Gerakan Zaman Baru yang begitu dominan dalam memperjuangkannya. Mereka itu adalah Ram Daas, Marylin Ferguson, David Spangler, Judith Skutch dan Shirley MacLaine. Definisi Gerakan Zaman Baru Gerakan Zaman Baru adalah kebangunan kembali agama-agama alam [Pantheisme] Timur yang juga merambah ke dunia Barat dan mempengaruhi seluruh aspek hidup manusia. Dan memang kenyataan sekarang demikian. Kita dapat menyaksikan kebangunan mistik, okultisme dan psikologi baru yang mengajak manusia memusatkan pada diri sendiri untuk menemukan jati diri sejati. Pada prinsipnya, Gerekan Zaman Baru mempengaruhi manusia mempraktikan kepercayaan agama Pantheisme seperti Hinduisme, Budhisme, Taoisme. Penampilannya pun termanifestasi dengan wajah baru. Misalnya, berupa latihan-latihan kesehatan, latihan pernafasan dan meditasi. Dalam Gerakan Zaman Baru, prinsip dasar yang berlaku adalah, “pada dasarnya di balik alam semesta ini, ada kekuatan semesta [Power, Energy, Force] yang menjadi sumber terjadinya segala sesuatu, dan manusia adalah bagian dari kekuatan semesta itu, atau dengan kata lain kalau kita menyebut kekuatan semesta itu sebagai KEKUATAN BESAR [makro kosmos] maka manusia adalah KEKUATAN KECIL [mikro kosmos]. Dalam MATEMATIKA kita mengenal istilah HIMPUNAN BAGIAN. Jika alam semesta adalah makrokosmos dan manusia adalah mikrokosmos, maka dapat dikatakan bahwa manusia adalah HIMPUNAN BAGIAN dari alam semesta. Dengan latihan pernapasan, meditasi dan olah batin, maka manusia dapat mencapai kesatuannya dengan kekuatan semesta itu. AJARAN POKOK Gerakan Zaman Baru mempercayai beberapa hal berikut. Dapat dikatakan inilah yang menjadi inti keyakinan Gerakan Zaman Baru tersebut. TENTANG TUHAN. Gerakan Zaman Baru mempercayai bahwa manusia adalah “Tuhan” bagi dirinya sendiri. Hal ini didasarkan pada pemahaman bahwa kita adalah anak-anak Allah. Oleh sebab itu, kita semua adalah “Allah”. John Write, seorang “ahli ilmu agama” New Age mengatakan, “Yesus bukanlah seorang manusia seperti kita tetapi kita adalah ‘Allah’ seperti DIA”. TENTANG YESUS KRISTUS. Gerakan Zaman Baru menolak Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Yesus dipahami hanya sebagai tokoh agama saja. Dengan demikian, penebusan dosa dan penumpahan darah melalui pengorbanan Kristus ditolak karena dianggap tidak ada artinya. Mengapa? Karena manusia dapat menyelamatkan diri dengan kekuatan yang ada dalam dirinya. TENTANG KASIH. Gerakan Zaman Baru percaya akan kasih universal. Kita harus mengasihi dan menerima orang lain sebagaimana adanya. Karena itu, pengikut Gerakan Zaman Baru mengasihi segala sesuatu dalam dunia ini. Mengasihi semua orang, termasuk perbuatan mereka – bisexual, homo sexual, lesbian, semua agama –termasuk ilmu kebatinan, dukun, naga bahkan Lucifer. Jika mereka tidak dapat mengasihi Lucifer artinya mereka telah gagal dalam “kasih yang tiada batas— kasih yang tak berkesudahan”. TENTANG KEBAIKAN. Pertanyaan yang muncul, darimanakah asalnya kejahatan? Bukankah Tuhan yang telah menciptakan segala sesuatu? Siapakah yang menciptakan Lucifer? Pasti Tuhan bukan? Sehingga dapat dikatakan dibalik kejahatan Lucifer sesungguhnya adalah TuhaN. Segala sesuatu berasal dari Tuhan dan segala sesuatu adalah dari pada-Nya. Maka dapat dikatakan, di dalam Lucifer terdapat benih keilahian Tuhan,” merupakan pernyataan dari Ramtha (suatu roh) melalui J.Z. Knight. Knight adalah perantara Ramtha, mencoba menantang Ramtha dengan memberitahukan kepadanya doktrin-doktrin yang telah Knight pelajari semasa kanak-kanaknya di gereja Baptis dan Pentakosta (yang telah ditinggalkannya). Ramtha sangat menekannya sampai akhirnya ia menyerah dan mulai berpikir seperti Ramtha. Hal ini memperlihatkan kepada kita betapa iblis dapat menguasai keinginan manusia. Berdasarkan pernyataan ini, Gerakan Zaman Baru tidak percaya akan adanya roh jahat, iblis atau setan karena “segala sesuatu adalah baik”. Oleh sebab itu mereka tidak percaya akan adanya dosa di dunia ini. Mereka dapat melakukan apa saja tanpa mempertimbangkan adanya hukuman akibat dosa. TENTANG DOA—MEDITASI. Gerakan Zaman Baru meyakini pentingnya doa. Cara Gerakan Zaman Baru dalam merenungkan ialah dengan mengosongkan pikiran sendiri dan mengundang roh-roh yang bukan roh TUHAN. Ini didasari oleh prinsip meditasi yang menyatukan pikiran manusia dengan “pikiran universal – alam semesta”. Dengan cara seperti itu, mereka membuka pintu kepada roh-roh jahat. Di dalam “Quartus Report”, John Randolph Price mengatakan kepada pembaca bahwa meditasi adalah kunci untuk mereka menjadi satu dengan Tuhan. Melalui meditasi mereka dapat bersekutu dengan “Kristus” yang di dalam “Guru”. Setiap pagi pemimpin meditasi mereka akan mengundang roh tersebut dengan kata-kata seperti ini, “Yang terkasih Yesus yang di dalam-Allah yang hidup dari segenap batinku –dengan rendah hati saya mengundang Engkau untuk berpikir melalui saya sekarang…”