Rencana Perkuliahan Nama Mata Kuliah : Antropologi Kesenian Kode/SKS : 3 SKS Prasarat : --- Status Matakuliah : Wajib Deskripsi singkat matakuliah Matakuliah ini membahas berbagai perspektif antropologi dalam studi mengenai dinamika seni pertunjukan dan seni rupa dalam kaitannya dengan konteks sosial, religi, politik, kultural, teknologi, dan ekonomis masyarakat pendukungnya. Dalam matakuliah ini seni pertunjukan dan seni rupa ditempatkan sebagai salah satu wilayah gejala budaya. Berbagai studi mengenai seni pertunjukan dan seni rupa di Indonesia maupun luar negeri akan dipelajari untuk membahas secara kritis konsep seni, seni dan ritual, seni dan politik, seni dan identitas, seni dan modernitas, serta seni dan gender. Tujuan pembelajaran (dulu TIU) Matakuliah ini bertujuan untuk memperkenalkan perspektif antropologi terhadap berbagai gejala sosio-budaya dalam kehidupan dewasa ini. Secara lebih khusus matakuliah ini bertujuan untuk mengenali, memahami dan mengapresiasi (menghargai) keanekaragaman ekspresi artistik, sebagai salah satu domain budaya, di berbagai kelompok masyarakat. Diharapkan melalui proses pembelajaran dalam matakuliah ini mahasiswa mampu mengetahui konsep seni sebagai sebuah konstruksi yang dinamis, faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses konstruksi tersebut, serta keterkaitan antara domain seni dan domain non-seni dalam kehidupan masyarakat. Bentuk kegiatan pembelajaran juga diarahkan pada tercapainya kemampuan mahasiswa untuk menemukenali dan mendeskripsikan elemen-elemen formal (kebentukan) gejala seni, serta penggunaan elemen-elemen artistik/kebentukan tersebut bagi tujuan estetis maupun non-estetis. Outcome pembelajaran (Learning outcomes=LO) a) Mahasiswa dapat mengetahui kedudukan dan keterkaitan antara Antropologi Seni dan studi-studi seni yang lain. b) Mahasiswa memahami batasan ‘seni’ sebagai sebuah bidang kajian ilmiah. c) Mahasiswa mengerti orientasi teoretik dalam Antropologi Seni. Materi Pembelajaran Pertemuan 1: Pengantar: Antropologi dan Studi-studi Seni Menjelaskan garis besar tujuan matakuliah, organisasi perkuliahan, tugas mahasiswa dan sistem peniliaian. Membahas kedudukan dan keterkaitan antara Antropologi Seni dan studi-studi seni yang lain. Pembahasan ditekankan pada karakter Antropologi Seni serta sumbangannya bagi studi kesenian, khususnya kesenian di Indonesia. Pertemuan 2: ‘Seni’- Masalah Batasan Etic dan Emic Membahas batasan ‘seni’ sebagai sebuah bidang kajian ilmiah. Di dalamnya akan dibahas evolusi pengertian ‘seni’ atau ‘art’, kaitannya dengan keindahan (estetika), klasifikasinya ke dalam cabang-cabang seni (tari, rupa, teater, musik); serta istilah-istilah lain yang terkait (misalnya, play, spectacle, ritual, festival). Batasan-batasan akademis (etic) tersebut dibandingkan dengan istilah-istilah lokal (emic) sehingga teridentifikasi nuansa-nuansa lokal yang bisa jadi tidak termuat dalam batasan akademis. Pertemuan 3: Orientasi Teoretik dalam Antropologi Seni Topik bahasan ini menyajikan ikhtisar orientasi teoretik yang digunakan dalam Antropologi Seni, meliputi teori evolusi dan difusi, fungsionalisme, strukturalisme-fungsional, kebudayaan dan kepribadian, strukturalisme, simbolik dan hermenetik, serta pendekatan fenomenologis. Pertemuan 4: Representasi, Identitas Sosial, dan Multikulturalisme (Teori) Membahas perbincangan teoretik perihal representasi, identitas kolektif, dan multikulturalisne. Terkait dengannya juga akan dibahas pengertian tradisi. Pembahasan isu-isu teoretik tersebut merupakan titik-tolak bagi pendekatan kritis atas perbincangan seni sebagai representasi atau presentasi identitas kolektif (etnik, kelompok sosial, maupun nasional) . Pertemuan 5: Representasi, Identitas Sosial, dan Multikulturalisme (Kasus) Kondisi Indonesia yang multietnis antara lain terpantul dalam keanekaragaman keseniannya. Pertemuan ini mendiskusikan beberapa contoh kajian yang menyoroti bentuk-bentuk kesenian sebagai representasi identitas kultural kelompok etnik dan persilangan budaya (multikulturalisme), beserta permasalahannya. Pertemuan 6: Seni dan Ritual (Teori) Pertemuan ini berisi pembahasan mengenai persamaan dan perbedaan antara seni dan ritual, serta persinggungan anttara keduanya. Dalam pembahasan ini akan diulas gagasan tentang liminalitas, dikotomi antara sakral dan profan, dan gejala trance dalam seni pertunjukan. Pembahasan difokuskan pada perbincangan konseptual dan teoritik mengenai kesenian dan ritual. Pertemuan 7: Ujian Tengah Semester Pertemuan 8: Seni dan Ritual (Kasus) Mendiskusikan beberapa contoh studi yang menyoroti hubungan antara seni dan ritual, khususnya di Indonesia. Juga akan didiskusikan sikap-sikap lembaga agama terhadapnya. Pertemuan 9: Seni dan Gender (Teori) Seni, khususnya seni pertunjukan, selalu menampilkan sosok manusia. Oleh karenanya, salah satu unsur yang tertampilkan ialah tubuh manusia penyaji kesenian itu – yang secara kultural dibedakan secara gender. Pertemuan ini membahas wacana gender dalam antropologi sebagai ancangan menuju diskusi mengenai seni dan gender yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Pertemuan 10: Seni dan Gender (Kasus) Mendiskusikan beberapa contoh kajian tentang gender dalam beberapa bidang seni di Indonesia, seperti pakaian, kethoprak, ludruk, dangdut dan ronggeng. Pertemuan 11: Seni dan Negara/Pemerintah (Teori) Salah satu konteks eksistensi seni ialah negara/pemerintah. Oleh karenanya pembahasan seni secara kontekstual harus memperhatikan negara dan pemerintah tempat kesenian itu berada. Dalam pertemuan ini akan dibahas sejumlah konsep yang terkait pada peranan negara/pemerintah – khususnya Indonesia – dalam kehidupan kesenian masyarakat. Konsep-konsep tersebut antara lain adalah pengertian negara-bangsa (nation-state), kekuasaan, hegemoni, dan kuasa simbolik (symbolic power). Selain itu juga dibahas perihal kebijakan negara/pemerintah Indonesia dalam bidang kebudayaan dan kesenian. Pertemuan 12: Seni dan Negara/Pemerintah Mendiskusikan beberapa contoh artikel yang mengkaji peranan negara/ pemerintah dalam bidang kesenian, khususnya di Indonesia. Pertemuan 13: Kesinambungan dan Perubahan Seni Membahas dan mendiskusikan beberapa asumsi tentang dinamika kesenian, khususnya di Indonesia,. Pembahasan dilakukan dengan mendiskusikan beberapa contoh artikel mengenai agen-agen perubahan, dan peran mereka dalam konteks sosial/politik, economi Indonesia kontemporer. Pertemuan 14: Evaluasi yang direncanakan Bahan, sumber informasi, dan referensi Bahan bacaan: 1. Simatupang, G. R. Lono Lastoro. “Seni & Estetika: Perspektif Antropologi.” Makalah disampaikan dalam Seminar “Estetika Nusantara”, Program Pascasarjana, Institut Seni Indonesia, Surakarta, 4 Nopember 2010 2. Carlson, Marvin, 1996, ‘The Performance of Culture: anthropological and ethnographic approaches,’ dlm. Performance : A Critical Introduction, London, New York: Routledge 3. Lindsay, Jennifer, 1995, ‘Cultural Policy and the Performing Arts in Southeast Asia,’ Bijdragen, 151-IV 4. Emigh, John (1996), ‘Appendix: A List of Basic Questions That Might Be Asked About Performances,’ dalam Masked Performance. The Play of Self and Other in Ritual and Theatre, Philadelhpia: University of Pennsylvania Press, hal. 293-300. 5. Simatupang, G. R. Lono Lastoro. 2008. “Silang-jender, Liminalitas Pertunjukan, dan Vervreemdungseffekt,” makalah seminar 6. Simatupang, G. R. Lono Lastoro. 2008. “Meninjau Kota Dari Perspektif Intangible Cultural Heritage Convention”, makalah seminar 7. Simatupang, G. R. Lono Lastoro. 2011. “Mengelola Kebhinekaan Pusaka Nusantara di Era Otonomi Daerah”. Makalah seminar Dialog Seni dalam rangka Temu Karya Taman Budaya Se Indonesia, Taman Budaya Jawa Tengah, Surakarta, 24 Juli 2011. 8. Simatupang, G. R. Lono Lastoro. Laporan Penelitian Mandiri Reyog. Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RKPM) Mingg Capaian Pokok bahasan Media Metode Pembelajaran Penilaian (evaluasi subtantif) Pust u ke 1 Pembelajaran Ajar (Learning Outcome/LO) Mahasiswa dapat Pengantar: literatur mengetahui Antropologi dan kedudukan dan Studi-studi Seni keterkaitan antara Antropologi Seni dan studi-studi seni yang lain. ‘Seni’- Masalah Batasan Etic dan Emic 2 Mahasiswa memahami batasan ‘seni’ sebagai sebuah bidang kajian ilmiah 3 Mahasiswa Orientasi literatur mengerti Teoretik dalam orientasi teoretik Antropologi Seni dalam Antropologi Seni 4 Mahasiswa dapat merumuskan perbincangan seni sebagai representasi atau Representasi, Identitas Sosial, dan Multikulturalism e (Teori) literatur literatur Yang dilakukan mahasiswa Memberikan tanggapan awal terhadap mata kuliah Memberikan komentar , pertanyaan, dan pengalaman mengenai bahasan Memberikan komentar , pertanyaan, dan pengalaman mengenai bahasan Memberikan komentar , pertanyaan, dan pengalaman Yang dilakukan dosen Memaparkan mengenai perkuliahan dan memberikan pengenalan antropologi dan kesenian indonesia Menjelaskan bahasan dan komentar maupun pertanyaan dari mahasiswa Menjelaskan bahasan dan komentar maupun pertanyaan dari mahasiswa Menjelaskan bahasan dan komentar maupun pertanyaan Metode Penilaian Kriteria Penilaian aka - Bobot Penilaia n - - - - - 2 - - - 2 - - - 7 1 5 6 7 8 9 presentasi identitas kolektif (etnik, kelompok sosial, maupun nasional) Mahasiswa dapat mengenali bentuk-bentuk kesenian beserta permasalahannya . Representasi, Identitas Sosial, dan Multikulturalism e (Kasus) literatur Mahasiswa dapat Seni dan Ritual literatur mengikuti (Teori) perbincangan konseptual dan teoritik mengenai kesenian dan ritual Mid semester Mahasiswa dapat Seni dan Ritual literatur menjelaskan (Kasus) bagaimana sikap lembaga terhadap kasus yang menyoroti hubungan antara seni dan ritual Mahasiswa dapat Seni dan Gender literatur memahami mengenai bahasan dari mahasiswa Memberikan komentar , pertanyaan, dan pengalaman mengenai bahasan Memberikan komentar , pertanyaan, dan pengalaman mengenai bahasan Menjelaskan bahasan dan komentar maupun pertanyaan dari mahasiswa Menjelaskan bahasan dan komentar maupun pertanyaan dari mahasiswa - - - 7 - - - 4 Memberikan komentar , pertanyaan, dan pengalaman mengenai bahasan Menjelaskan bahasan dan komentar maupun pertanyaan dari mahasiswa - - - 4 Memberikan komentar , Menjelaskan bahasan dan - - - 5 wacana gender dalam antropologi (Teori) 10 Mahasiswa dapat Seni dan Gender literatur mengkaji gender (Kasus) dalam beberapa bidang seni di Indonesia 11 Mahasiswa dapat menjelaskan peranan negara/ pemerintah – khususnya Indonesia – dalam kehidupan kesenian masyarakat. Mahasiswa mampu mengkaji peranan negara/ pemerintah dalam bidang kesenian Mahasiswa dapat menjelaskan asumsi tentang 12 13 Seni dan Negara/Pemerint ah (Teori) literatur Seni dan Negara/Pemerint ah literatur Kesinambungan dan Perubahan Seni literatur pertanyaan, dan pengalaman mengenai bahasan Memberikan komentar , pertanyaan, dan pengalaman mengenai bahasan Memberikan komentar , pertanyaan, dan pengalaman mengenai bahasan komentar maupun pertanyaan dari mahasiswa Menjelaskan bahasan dan komentar maupun pertanyaan dari mahasiswa Menjelaskan bahasan dan komentar maupun pertanyaan dari mahasiswa Memberikan komentar , pertanyaan, dan pengalaman mengenai bahasan Memberikan komentar , pertanyaan, Menjelaskan bahasan dan komentar maupun pertanyaan dari mahasiswa Menjelaskan bahasan dan komentar - - - 5 - - - 3 - - - 6 - - - 8 dinamika kesenian 14 dan pengalaman mengenai bahasan Ujian akhir maupun pertanyaan dari mahasiswa - Evaluasi 1. Mid Semester = mahasiswa membuat artikel perkelompok dari studi kasus dengan tema : Seni dan Ritual, Seni dan Gender, Seni dan Pemerintah menggunakan perspektif Antropologi 2. Akhir semester = membuat artikel individual tema bebas dengan mengguankan perspektif antropologi seni Catatan : TIDAK BOLEH PLAGIAT