HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-3 BULAN DI PONDOK BERSALIN DESA BALAK SIAGA CAWAS KLATEN TAHUN 2007 Anna Uswatun Qoyyimah1), Astri Wahyuningsih 2), Sintia Winarni3) Sentuhan alamiah pada bayi merupakan tindakan memijat yang dilakukan secara teratur dan sesuai dengan tata cara dan teknik pemijatan bayi. Terapi sentuhan (pijat) bisa memberikan efek positif secara fisik, antara lain kenaikan berat badan bayi dan peningkatan produksi Air Susu Ibu (ASI). Selama ini memijat bayi merupakan sebuah praktek yang sudah dilakukan secara terus-menerus. Pemijatan dapat mendorong pertumbuhan yang sehat dan memainkan peran penting dalam perkembangan mental, fisik, sistem sirkulasi darah dan kekebalan bayi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan bayi di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten. Metode penelitian ini adalah Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional sedangkan pendekatan dalam penelitian ini adalah retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah balita usia 0-3 bulan di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten. Analisa data menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan bayi umur 0-3 bulan di Pondok Bersalin Desa Balak Siaga Cawas Klaten, dengan nilai probabilitas sebesar 0,012, IK 95% antara 0,151-0,646, OR = 0,613. Bayi yang tidak dipijat mempunyai risiko 0,613 kenaikan berat badannya lebih sedikit dibandingkan dengan bayi yang dipijat. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan bayi di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten, dengan nilai probabilitas sebesar 0,012, IK 95% antara 0,151-0,646, OR = 0,613. Kata Kunci : Pijat Bayi, Kenaikan Berat Badan, Bayi Umur 0-3 Bulan PENDAHULUAN Pre eklampsia bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih serinbg terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak. Serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya di masa depan. Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9% - 30%, hasil studi di 7 daerah multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 2,1%-17,2%. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5%. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7% (Yayanakhyar, 2008). Sentuhan alamiah pada bayi merupakan tindakan memijat yang dilakukan secara teratur dan sesuai dengan tata cara dan teknik pemijatan bayi. Terapi sentuhan (pijat) bisa memberikan efek positif secara fisik, antara lain kenaikan berat badan bayi dan peningkatan produksi air susu ibu (ASI) (Roesli, 2001). Menurut hasil penelitian T. Field & Scafidi dari Universitas Miami, AS, yang menunjukkan bahwa 20 bayi prematur mengalami kenaikan berat badan 2047% per hari setelah dipijat 3 x 15 menit selama 10 hari. Bayi cukup bulan usia 1-3 bulan yang dipijat 15 menit dua kali seminggu selama enam minggu mengalami kenaikan berat badan lebih tinggi dari kelompok bayi yang tidak dipijat. Berbagai upaya terbaru dan termudah telah ditemukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya pijat bayi. Merawat bayi dengan pijatan telah berlangsung selama berabad-abad. Para bangsawan di zaman Romawi kuno mempekerjakan gadis-gadis budak berkebangsaan Yunani sebagai “Perawat Basah” untuk bayi-bayi mereka. Pijatan dipercaya dapat mendatangkan ketenangan pada bayi (Roesli, 2001). Selama ini memijat bayi merupakan sebuah praktek yang sudah dilakukan secara terus-menerus. Pemijatan dapat mendorong pertumbuhan yang sehat dan memainkan peran penting dalam perkembangan mental, fisik, sistem sirkulasi darah dan kekebalan bayi. Pijatan juga merupakan teknik penyembuhan yang mempengaruhi keadaan fisik, emosi dan spiritual (Turner, 2001). Pemijatan bagi bayi prematur juga bisa dilakukan dengan memasukkan bayi dalam inkubator, dipegang/ digendong seminimal mungkin seolah-olah dibiarkan tumbuh dan berkembang serta matang sendiri. Sentuhan yang diberikan pada bayi akan dapat menguatkan dan menenangkan jiwa bayi. Hasil penelitan terapi sentuh pada bayi prematur di lembaga Touch Research Instituties, di University of Miami’ School of Medicine (2001), menunjukkan bahwa pemberian stimulus taktil dan kinetik pada bayi prematur dapat memberikan hasil yang positif. Terapi sentuhan juga dapat meningkatkan pertumbuhan bayi. Manfaat pijat bayi juga dapat meningkatkan produksi ASI, meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lebih lelap. Survei pendahuluan di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten bulan Januari 2007 terdapat 7 dukun bayi dan 87 bayi yang berusia 0-3 bulan yang dipijat oleh dukun. Dari 87 bayi terdapat 58 (66,67%,) diantaranya mengalami peningkatan berat badan setelah dilakukan pemijatan. Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan desa Balak Siaga pada bulan Juni – Agustus 2007 pernah dilakukan pelatihan pijat bayi kepada orang tua selama 3 bulan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merumuskan permasalahan “Adakah hubungan antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan bayi di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten?” Tujuan mengetahui hubungan antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan bayi di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten. Manfaat penelitian ini Bagi Polindes dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan pendidikan kesehatan masyarakat dalam upaya peningkatan peran serta masyarakat terhadap kesehatan terutama tentang pijat bayi dan bagi Klien Dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang pijat bayi sehingga mereka mampu melakukan pijat bayi yang dapat mendukung pembangunan kesehatan. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional dengan rancangan penelitian kasus kontrol. Penelitian kasus kontrol, yang sering disebut Case–Control Study, merupakan penelitian epidemiologis analitik observasional yang mengkaji hubungan antara efek tertentu dengan faktor resiko tertentu. Desain penelitian kasus kontrol dapat digunakan untuk mencari hubungan seberapa jauh faktor-faktor resiko mempengaruhi terjadinya penyakit (Sastroasmoro, 2002). Penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan seseorang yang mempunyai penyakit/masalah sebagai kontrol. Untuk penelitian ini kelompok kasus adalah bayi yang dipijat pada umur 0-3 bulan, sedangkan kelompok kontrol adalah bayi yang tidak dipijat. Metode pengumpulan data yang digunakan dengan pendekatan waktu retrospektif, yaitu suatu penelitian yang mengidentifikasikan efek (penyakit atau status kesehatan) saat ini kemudian menelusurui faktor resiko pada waktu lalu (Notoatmodjo, 2002). Rancangan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Berat badan naik Dipijat Berat badan tidak naik Bayi 0-3 bulan Berat badan naik Tidak dipijat Berat badan tidak naik Gambar 1 Rancangan Penelitian 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2002). Sedangkan menurut Sugiyono (2005) populasi adalah wilayah, generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah balita usia 0-3 bulan di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten. 2. Sampel Sampel yang diambil menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2005). Kriteria inklusi sampel yang diambil adalah : a. Makanan berupa ASI. b. Bayi yang mengikuti pijat bayi dan yang tidak mengikuti pijat bayi. c. Bayi sehat/ tidak pernah sakit saat umur 0-3 bulan. d. Berat badan bayi ≥ 2500 gram dan ≤ 4000 gram A. Instrumen Penelitian Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah lembar observasi yang didapat melalui polindes dengan melihat data yang ada di polindes. B. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dengan cara mencatat peningkatan berat badan bayi yang berusia 0-3 bulan yang mengikuti pijat bayi dan yang tidak dilakukan pemijatan melalui data yang ada di Polindes. C. Pengolahan Dan Analisa Data Metode pengolahan data dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan SPSS 10 For Windows untuk uji statistik. Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data. Adapun tahap pengolahan data meliputi penyusunan data, tabulasi dan analisa data dengan pengolahan chi square. Teknik analisis yang dipakai dalam penelitian ini dengan uji statistic chi square dengan taraf signifikasi 0,05 dengan mencari nilai fisher exact (Sugiyono, 2005). Data diolah secara komputerisasi dengan menggunakan SPSS for windows Realease 10, dengan taraf signifikansi 95% dan α = 5%. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada 22 bayi yang berada di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten sebagai subyek penelitian dengan syarat yaitu makanan berupa ASI, bayi yang mengikuti pijat bayi, bayi yang tidak mengikuti pijat bayi, bayi sehat/ tidak pernah sakit saat umur 0-3 bulan, berat badan bayi ≥ 2500 gram dan ≤ 4000 gram. Adapun hal-hal yang diteliti sebagai berikut : 1. Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur dan jenis kelamin bayi. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Umur No Umur Jumlah % 1 0-4 minggu 5 22,7 2 5-8 minggu 8 36,4 3 9-12 minggu 9 40,9 Total 22 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar umur responden adalah 9-12 minggu sebanyak 9 orang (40,9%), umur 5-8 minggu sebanyak 8 orang (36,4%) dan umur 0-4 minggu sebanyak 5 orang (22,7%). Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah % 1 Laki-laki 11 50 2 Perempuan 11 50 Total 22 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jenis kelamin responden masing-masing 50% adalah laki-laki dan perempuan. 2. Hasil Penelitian a. Berat Badan sebelum Dipijat pada kelompok perlakuan Tabel 4.3. Distribusi berat badan sebelum dipijat pada kelompok perlakuan No Berat Badan Jumlah % 1 2000-3500 7 63,3 2 3600-4000 4 36,7 Total 11 100 Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 7 orang (63,6%) dengan berat badan 2000-3500 gram dan sebanyak 4 bayi (36,7%) dengan berat badan 3600-4000 gram. b. Berat Badan bayi setelah bayi dipijat Tabel 4.3 Distribusi berat badan setelah dipijat pada kelompok perlakuan No Berat Badan Jumlah % 1 Naik 11 100 2 Tidak Naik 0 0 Total 11 100 Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa semua bayi mengalami peningkatan (100%). c. Berat Badan bayi pada kelompok kontrol Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Berat Badan pada kelompok kontrol No Berat badan Jumlah % 1 < 3 kg 3 27,2 2 > 3 kg 8 72,8 Total 11 100 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai berat badan lebih dari 3 kg sebanyak 8 orang (72,8%), sedangkan berat badan kurang dari 3 kg hanya 3 orang (27,2%). d. Berat Badan bayi pada kelompok kontrol tidak dilakukan pemijatan Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Peningkatan Berat Badan Bayi yang Tidak Dipijat No Berat Badan Jumlah % 1 600 1 9,1 2 750 1 9,1 3 0 9 81,8 Total 11 100 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa peningkatan berat badan pada bayi yang tidak dipijat 600 gram dan 750 gram sebanyak 1 bayi (9,1%). e. Hubungan Pijat bayi dengan kenaikan berat badan Tabel 4.6 Hubungan Pijat bayi dengan kenaikan berat badan Pijat Kenaikan berat badan Bayi Naik Tidak naik Pijat 11 (50%) 0 Total OR p 11 (50%) 0.613 0.012 IK 95% 0.151 Tidak – pijat 2 (9,1%) 9 (40,9%) 11 (50%) Total 21 (59,1%) 9 (40,9%) 22 (100%) 0.646 Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan dengan p = 0,012 (p<0,05), OR = 0,613 dan IK 95% antara 0,151 – 0,646. Jadi bayi yang tidak dipijat mempunyai risiko 0,613 lebih besar mengalami kenaikan BB yang lebih sedikit daripada bayi yang dipijat. hipotesis penelitian diterima ada hubungan antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pada bulan Juni – Agustus 2007 di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten terdapat 11 bayi yang mengikuti pijat bayi secara teratur selama 6 minggu dengan frekuensi 2 kali setiap minggu. Sedangkan untuk kelompok kontrol diambil sampel sebanyak 11 bayi. Sebagian besar bayi tersebut memiliki berat badan lebih dari 3 kg yaitu 8 responden (66,7%). Dan setelah dilakukan pijat bayi secara teratur setiap 2 kali seminggu selama 6 minggu oleh para orang tua bayi masing – masing didapatkan hasil bahwa sebagian besar bayi mengalami peningkatan berat badan sebesar lebih dari sama dengan 1000 gram. Sedangkan bayi yang tidak mengikuti pijat bayi mengalami peningkatan berat badan sebesar kurang dari 1000 gram. Hasil ini menunjukkan bahwa bayi yang dipijat mengalami peningkatan berat badan lebih banyak dibanding dengan bayi yang tidak dipijat, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa antara pijat bayi dengan peningkatan berat badan bayi mempunyai hubungan yang signifikan. Hasil analisis dengan uji chi square diperoleh hubungan yang signifikan secara statistik antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan dengan nilai χ2 = 8,250 p = 0,012 (p < 0,05) dan OR = 0,613 dengan IK 95% antara 0.151 – 0,646. Dengan kata lain bahwa pijat bayi mempengaruhi kenaikan berat badan sebesar 0,613 kali. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan ada hubungan antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan bayi secara statistik dapat diterima. Bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke 10), ini membuat kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin naik sehingga penyerapan makanan lebih baik. Penyerapan makanan yang lebih baik akan menyebabkan bayi cepat lapar dan karena itu lebih sering menyusu akibatnya produksi ASI akan lebih banyak dan berat badan bayi cepat naik (Roesli, 2001). Selain hal tersebut di atas bayi yang dipijat juga mengalami penurunan kadar hormone stress karena pijatan pada bayi dapat membuat bayi lebih tenang, tidak mudah rewel karena capek sehingga bayi dapat tidur lebih nyenyak (Roesli, 2001). Pijatan juga dapat membuat bayi mengalami peningkatan daya tahan tubuh sehingga bayi tidak gampang sakit maka pertumbuhan bayi tidak akan terganggu dan berat badannya akan meningkat (Roesli, 2001). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Anggrita Sari (2003) bahwa ada perbedaan kenaikan berat badan bayi yang diberi ASI eksklusif dengan yang tidak diberi ASI ekslusif dengan p = 0,001. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Sari (2004), bahwa pemijatan tidak mempengaruhi peningkatan berat badan. Hasil penelitian Sari (2004), didapatkan bahwa bayi yang tidak dipijat mengalami peningkatan berat badan, dengan alasan peningkatan berat badan dikarenakan bayi diberi ASI secara eksklusif. Sedangkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bayi yang dipijat cenderung untuk mengalami peningkatan berat badan. Hal ini dikarenakan pemijatan menyebabkan penyerapan makanan lebih baik yang mengakibatkan bayi cepat lapar dan sering menyusu akibatnya berat badan bayi cepat naik. Menurut Balita-Anda (2003), mengatakan bahwa peningkatan tonus nervus vagus yang membuat kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin naik sehingga penyerapan makanan lebih baik. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Ada hubungan yang signifikan antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan bayi di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten. Hasil analisis dengan uji chi square diperoleh nilai χ2 = 8,250, p = 0,012 (p < 0,05) dan OR sebesar 0,613, dengan IK 95% antara 0,151-0,646 maka hipotesis dalam penelitian ini secara statistik dapat diterima. Pada bayi yang dilakukan pijat bayi peningkatan berat badannya lebih banyak dibandingkan dengan bayi yang tidak dipijat. 2. Pada bulan Juni – Agustus 2007 di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten bayi yang mengikuti pijat bayi secara teratur selama 6 minggu sebanyak 11 bayi. 3. Dari 11 bayi yang dipijat didapatkan bahwa semua bayi mengalami kenaikan berat badan (100%). Bayi yang dipijat rata – rata mengalami kenaikan berat badan sebanyak lebih dari sama dengan 1000 gram. 4. Dari sampel yang diambil sebagai kelompok kontrol, yaitu sebanyak 11 bayi didapatkan bahwa bayi rata – rata mengalami kenaikan berat badan sebanyak kurang dari 1000 gram. B. Saran Berdasarkan dari kesimpulan penelitian di atas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi Polindes Diharapkan bidan di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten dapat memberikan pendidikan kesehatan berupa penyuluhan atau pelatihan tentang manfaat dan cara pijat bayi yang benar kepada para orang tua terutama yang mempunyai bayi agar peran serta masyarakat dapat meningkat di bidang kesehatan. 2. Bagi Klien Bagi ibu terutama yang memiliki bayi diharapkan dapat meningkatkan pengetahuannya tentang pijat bayi dengan mengikuti penyuluhan dan pelatihan tentang pijat bayi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Sehingga para orang tua dapat menerapkannya di rumah yang pada akhirnya diharapkan berat badan bayi dapat meningkat dengan dilakukannya pijat bayi. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap peningkatan berat badan bayi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Bandung Aritonang, 2004, Gizi dalam Daur Kehidupan, EGC, Jakarta Cunningham, Mac Donald, Gant, 1995, Obstetri William, EGC, Jakarta Depkes RI, 2002, Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga, Pusdinakes, Jakarta Manuaba, I.B.G, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta Mochtar, R, 2002, Sinopsis Obstetri, EGC, Jakarta Moehji, S., 2002, Pemeliharaan Gizi Bayi dan Balita, Bhratara Niaga Media, Jakarta Moersintowati, 2002, Kartu Menuju Sehat, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Notoatmodjo, S, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta Priyono, 2005, Angka Kematian Bayi, http://pd.persi.co.id available 10 Maret 2008 Jam 19.30 WIB Roesli, U., 2001, Pedoman Pijat Bayi Prematur dan Bayi Usia 0-3 Bulan, PT Trubus Agriwidya, Jakarta Roesli, U., 2002, Asi Eksklusif, PT Trubus Agriwidya, Jakarta Sari, A., 2003, Studi Komparasi Perubahan Berat Badan Bayi Usia 0-6 Bulan Yang Diberi ASI Eksklusif dan Tidak Diberi ASI Eksklusif di Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta 2002, KTI, Yogyakarta Sari, S., 2004, Pengaruh Pijat Bayi terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Pijat Bayi di Dukuh Sidokarto Godean Sleman Yogyakarta, KTI, Yogyakarta Sarwono, 2002, Ilmu Sosial Budaya Dasar, EGC, Jakarta Sastroasmoro, 2002, Metodologi Penelitian, EGC, Jakarta SDKI, 2003, Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi, Jakarta Silihin, 2001, Pedoman Gizi Bayi dan Balita, EGC, Jakarta Stoppard, M, 2002, Panduan Mempersiapkan Kehamilan dan Kelahiran, Pustaka Pelajar, Jakarta Sugiyono, 2002, Metode Penelitian Administrasi, CV Alfabeta, Bandung Surya, 2006, Pijat Bayi, http://www.google.com, Available 11 Maret 2008, Jam 20.00 WIB Turner, 2001, Perawatan Maternitas, FKUI, Jakarta Wiknjosastro, M, 2002, Ilmu Kebidanan, yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo, Jakarta Yayanakhyar. 2008. Bayi Berat Lahir Rendah. http://yayanakhyar.wordpress.com/2008/04//25/bayi-berat-lahir-rendahbblr/available. kamis, 4 September 2008 Jam 14:09:02