hubungan antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan bayi umur

advertisement
HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN
BAYI UMUR 0-3 BULAN DI PONDOK BERSALIN DESA BALAK SIAGA
CAWAS KLATEN TAHUN 2007
Anna Uswatun Qoyyimah1), Astri Wahyuningsih 2), Sintia Winarni3)
Sentuhan alamiah pada bayi merupakan tindakan memijat yang dilakukan
secara teratur dan sesuai dengan tata cara dan teknik pemijatan bayi. Terapi sentuhan
(pijat) bisa memberikan efek positif secara fisik, antara lain kenaikan berat badan
bayi dan peningkatan produksi Air Susu Ibu (ASI). Selama ini memijat bayi
merupakan sebuah praktek yang sudah dilakukan secara terus-menerus. Pemijatan
dapat mendorong pertumbuhan yang sehat dan memainkan peran penting dalam
perkembangan mental, fisik, sistem sirkulasi darah dan kekebalan bayi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pijat bayi
dengan kenaikan berat badan bayi di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten.
Metode penelitian ini adalah Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif
observasional sedangkan pendekatan dalam penelitian ini adalah retrospektif.
Populasi dalam penelitian ini adalah balita usia 0-3 bulan di Polindes Balak Siaga
Cawas Klaten. Analisa data menggunakan chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara
statistik antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan bayi umur 0-3 bulan di
Pondok Bersalin Desa Balak Siaga Cawas Klaten, dengan nilai probabilitas sebesar
0,012, IK 95% antara 0,151-0,646, OR = 0,613. Bayi yang tidak dipijat mempunyai
risiko 0,613 kenaikan berat badannya lebih sedikit dibandingkan dengan bayi yang
dipijat.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara
pijat bayi dengan kenaikan berat badan bayi di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten,
dengan nilai probabilitas sebesar 0,012, IK 95% antara 0,151-0,646, OR = 0,613.
Kata Kunci : Pijat Bayi, Kenaikan Berat Badan, Bayi Umur 0-3 Bulan
PENDAHULUAN
Pre eklampsia bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari
seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih serinbg terjadi di
negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik
menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka
kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih
dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas,
morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak. Serta memberikan dampak
jangka panjang terhadap kehidupannya di masa depan. Angka kejadian di
Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar
antara 9% - 30%, hasil studi di 7 daerah multicenter diperoleh angka BBLR
dengan rentang 2,1%-17,2%. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI,
angka BBLR sekitar 7,5%. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang
ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010
yakni maksimal 7% (Yayanakhyar, 2008).
Sentuhan alamiah pada bayi merupakan tindakan memijat yang dilakukan
secara teratur dan sesuai dengan tata cara dan teknik pemijatan bayi. Terapi
sentuhan (pijat) bisa memberikan efek positif secara fisik, antara lain kenaikan
berat badan bayi dan peningkatan produksi air susu ibu (ASI) (Roesli, 2001).
Menurut hasil penelitian T. Field & Scafidi dari Universitas Miami, AS,
yang menunjukkan bahwa 20 bayi prematur mengalami kenaikan berat badan 2047% per hari setelah dipijat 3 x 15 menit selama 10 hari. Bayi cukup bulan usia
1-3 bulan yang dipijat 15 menit dua kali seminggu selama enam minggu
mengalami kenaikan berat badan lebih tinggi dari kelompok bayi yang tidak
dipijat.
Berbagai upaya terbaru dan termudah telah ditemukan untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat akan pentingnya pijat bayi. Merawat bayi dengan
pijatan telah berlangsung selama berabad-abad. Para bangsawan di zaman
Romawi kuno mempekerjakan gadis-gadis budak berkebangsaan Yunani sebagai
“Perawat Basah” untuk bayi-bayi mereka. Pijatan dipercaya dapat mendatangkan
ketenangan pada bayi (Roesli, 2001).
Selama ini memijat bayi merupakan sebuah praktek yang sudah dilakukan
secara terus-menerus. Pemijatan dapat mendorong pertumbuhan yang sehat dan
memainkan peran penting dalam perkembangan mental, fisik, sistem sirkulasi
darah dan kekebalan bayi. Pijatan juga merupakan teknik penyembuhan yang
mempengaruhi keadaan fisik, emosi dan spiritual (Turner, 2001).
Pemijatan bagi bayi prematur juga bisa dilakukan dengan memasukkan bayi
dalam inkubator, dipegang/ digendong seminimal mungkin seolah-olah dibiarkan
tumbuh dan berkembang serta matang sendiri. Sentuhan yang diberikan pada
bayi akan dapat menguatkan dan menenangkan jiwa bayi. Hasil penelitan terapi
sentuh pada bayi prematur di lembaga Touch Research Instituties, di University
of Miami’ School of Medicine (2001), menunjukkan bahwa pemberian stimulus
taktil dan kinetik pada bayi prematur dapat memberikan hasil yang positif. Terapi
sentuhan juga dapat meningkatkan pertumbuhan bayi. Manfaat pijat bayi juga
dapat meningkatkan produksi ASI, meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat
bayi tidur lebih lelap.
Survei pendahuluan di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten bulan Januari
2007 terdapat 7 dukun bayi dan 87 bayi yang berusia 0-3 bulan yang dipijat oleh
dukun. Dari 87 bayi terdapat 58 (66,67%,) diantaranya mengalami peningkatan
berat badan setelah dilakukan pemijatan. Berdasarkan hasil wawancara dengan
bidan desa Balak Siaga pada bulan Juni – Agustus 2007 pernah dilakukan
pelatihan pijat bayi kepada orang tua selama 3 bulan.
Berdasarkan
latar
belakang
tersebut
maka
penulis
merumuskan
permasalahan “Adakah hubungan antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan
bayi di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten?”
Tujuan mengetahui hubungan antara pijat bayi dengan kenaikan berat
badan bayi di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten. Manfaat penelitian ini Bagi
Polindes dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan
pendidikan kesehatan masyarakat dalam upaya peningkatan peran serta
masyarakat terhadap kesehatan terutama tentang pijat bayi dan bagi Klien Dapat
menambah pengetahuan masyarakat tentang pijat bayi sehingga mereka mampu
melakukan pijat bayi yang dapat mendukung pembangunan kesehatan.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional dengan
rancangan penelitian kasus kontrol. Penelitian kasus kontrol, yang sering
disebut Case–Control Study, merupakan penelitian epidemiologis analitik
observasional yang mengkaji hubungan antara efek tertentu dengan faktor
resiko tertentu. Desain penelitian kasus kontrol dapat digunakan untuk mencari
hubungan seberapa jauh faktor-faktor resiko mempengaruhi terjadinya penyakit
(Sastroasmoro, 2002).
Penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan seseorang yang
mempunyai penyakit/masalah sebagai kontrol. Untuk penelitian ini kelompok
kasus adalah bayi yang dipijat pada umur 0-3 bulan, sedangkan kelompok
kontrol adalah bayi yang tidak dipijat.
Metode pengumpulan data yang digunakan dengan pendekatan waktu
retrospektif, yaitu suatu penelitian yang mengidentifikasikan efek (penyakit
atau status kesehatan) saat ini kemudian menelusurui faktor resiko pada waktu
lalu (Notoatmodjo, 2002).
Rancangan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Berat badan naik
Dipijat
Berat badan
tidak naik
Bayi 0-3 bulan
Berat badan naik
Tidak dipijat
Berat badan
tidak naik
Gambar 1 Rancangan Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2002). Sedangkan menurut Sugiyono (2005) populasi adalah
wilayah, generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah
balita usia 0-3 bulan di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten.
2. Sampel
Sampel yang diambil menggunakan metode purposive sampling, yaitu
pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2005).
Kriteria inklusi sampel yang diambil adalah :
a. Makanan berupa ASI.
b. Bayi yang mengikuti pijat bayi dan yang tidak mengikuti pijat bayi.
c. Bayi sehat/ tidak pernah sakit saat umur 0-3 bulan.
d. Berat badan bayi ≥ 2500 gram dan ≤ 4000 gram
A. Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah lembar observasi
yang didapat melalui polindes dengan melihat data yang ada di polindes.
B. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dengan cara mencatat peningkatan berat badan bayi
yang berusia 0-3 bulan yang mengikuti pijat bayi dan yang tidak dilakukan
pemijatan melalui data yang ada di Polindes.
C. Pengolahan Dan Analisa Data
Metode
pengolahan
data
dilakukan
secara
komputerisasi
dengan
menggunakan SPSS 10 For Windows untuk uji statistik. Setelah data terkumpul
maka dilakukan pengolahan data. Adapun tahap pengolahan data meliputi
penyusunan data, tabulasi dan analisa data dengan pengolahan chi square.
Teknik analisis yang dipakai dalam penelitian ini dengan uji statistic chi
square dengan taraf signifikasi 0,05 dengan mencari nilai fisher exact
(Sugiyono, 2005). Data diolah secara komputerisasi dengan menggunakan
SPSS for windows Realease 10, dengan taraf signifikansi 95% dan
α = 5%.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pada 22 bayi yang berada di Polindes Balak Siaga
Cawas Klaten sebagai subyek penelitian dengan syarat yaitu makanan berupa
ASI, bayi yang mengikuti pijat bayi, bayi yang tidak mengikuti pijat bayi, bayi
sehat/ tidak pernah sakit saat umur 0-3 bulan, berat badan bayi ≥ 2500 gram dan
≤ 4000 gram. Adapun hal-hal yang diteliti sebagai berikut :
1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur dan jenis
kelamin bayi.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Umur
No
Umur
Jumlah
%
1
0-4 minggu
5
22,7
2
5-8 minggu
8
36,4
3
9-12 minggu
9
40,9
Total
22
100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar umur
responden adalah 9-12 minggu sebanyak 9 orang (40,9%), umur 5-8 minggu
sebanyak 8 orang (36,4%) dan umur 0-4 minggu sebanyak 5 orang (22,7%).
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin
No
Jenis Kelamin
Jumlah
%
1
Laki-laki
11
50
2
Perempuan
11
50
Total
22
100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jenis kelamin responden
masing-masing 50% adalah laki-laki dan perempuan.
2. Hasil Penelitian
a. Berat Badan sebelum Dipijat pada kelompok perlakuan
Tabel 4.3. Distribusi berat badan sebelum dipijat pada kelompok
perlakuan
No
Berat Badan
Jumlah
%
1
2000-3500
7
63,3
2
3600-4000
4
36,7
Total
11
100
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa
sebanyak 7 orang (63,6%) dengan berat badan 2000-3500 gram dan
sebanyak 4 bayi (36,7%) dengan berat badan 3600-4000 gram.
b. Berat Badan bayi setelah bayi dipijat
Tabel 4.3 Distribusi berat badan setelah dipijat pada kelompok perlakuan
No
Berat Badan
Jumlah
%
1
Naik
11
100
2
Tidak Naik
0
0
Total
11
100
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa semua bayi
mengalami peningkatan (100%).
c. Berat Badan bayi pada kelompok kontrol
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Berat Badan pada kelompok kontrol
No
Berat badan
Jumlah
%
1
< 3 kg
3
27,2
2
> 3 kg
8
72,8
Total
11
100
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar
responden mempunyai berat badan lebih dari 3 kg sebanyak 8 orang
(72,8%), sedangkan berat badan kurang dari 3 kg hanya 3 orang (27,2%).
d. Berat Badan bayi pada kelompok kontrol tidak dilakukan pemijatan
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Peningkatan Berat Badan Bayi yang
Tidak Dipijat
No
Berat Badan
Jumlah
%
1
600
1
9,1
2
750
1
9,1
3
0
9
81,8
Total
11
100
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa peningkatan berat
badan pada bayi yang tidak dipijat 600 gram dan 750 gram sebanyak 1
bayi (9,1%).
e. Hubungan Pijat bayi dengan kenaikan berat badan
Tabel 4.6 Hubungan Pijat bayi dengan kenaikan berat badan
Pijat
Kenaikan berat badan
Bayi
Naik
Tidak naik
Pijat
11 (50%)
0
Total
OR
p
11 (50%)
0.613
0.012
IK
95%
0.151
Tidak
–
pijat
2 (9,1%)
9 (40,9%)
11 (50%)
Total
21 (59,1%)
9 (40,9%)
22 (100%)
0.646
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan dengan
p = 0,012 (p<0,05), OR = 0,613 dan IK 95% antara 0,151 – 0,646. Jadi
bayi yang tidak dipijat mempunyai risiko 0,613 lebih besar mengalami
kenaikan BB yang lebih sedikit daripada bayi yang dipijat. hipotesis
penelitian diterima ada hubungan antara pijat bayi dengan kenaikan berat
badan.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pada bulan Juni – Agustus
2007 di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten terdapat 11 bayi yang mengikuti
pijat bayi secara teratur selama 6 minggu dengan frekuensi 2 kali setiap minggu.
Sedangkan untuk kelompok kontrol diambil sampel sebanyak 11 bayi. Sebagian
besar bayi tersebut memiliki berat badan lebih dari 3 kg yaitu 8 responden
(66,7%). Dan setelah dilakukan pijat bayi secara teratur setiap 2 kali seminggu
selama 6 minggu oleh para orang tua bayi masing – masing didapatkan hasil
bahwa sebagian besar bayi mengalami peningkatan berat badan sebesar lebih dari
sama dengan 1000 gram. Sedangkan bayi yang tidak mengikuti pijat bayi
mengalami peningkatan berat badan sebesar kurang dari 1000 gram. Hasil ini
menunjukkan bahwa bayi yang dipijat mengalami peningkatan berat badan lebih
banyak dibanding dengan bayi yang tidak dipijat, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa antara pijat bayi dengan peningkatan berat badan bayi mempunyai
hubungan yang signifikan.
Hasil analisis dengan uji chi square diperoleh hubungan yang signifikan
secara statistik antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan dengan nilai
χ2 = 8,250 p = 0,012 (p < 0,05) dan OR = 0,613 dengan IK 95% antara 0.151 –
0,646. Dengan kata lain bahwa pijat bayi mempengaruhi kenaikan berat badan
sebesar 0,613 kali. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan ada
hubungan antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan bayi secara statistik
dapat diterima.
Bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak
ke 10), ini membuat kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin naik sehingga
penyerapan makanan lebih baik. Penyerapan makanan yang lebih baik akan
menyebabkan bayi cepat lapar dan karena itu lebih sering menyusu akibatnya
produksi ASI akan lebih banyak dan berat badan bayi cepat naik (Roesli, 2001).
Selain hal tersebut di atas bayi yang dipijat juga mengalami penurunan
kadar hormone stress karena pijatan pada bayi dapat membuat bayi lebih tenang,
tidak mudah rewel karena capek sehingga bayi dapat tidur lebih nyenyak (Roesli,
2001). Pijatan juga dapat membuat bayi mengalami peningkatan daya tahan
tubuh sehingga bayi tidak gampang sakit maka pertumbuhan bayi tidak akan
terganggu dan berat badannya akan meningkat (Roesli, 2001).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Anggrita Sari (2003) bahwa
ada perbedaan kenaikan berat badan bayi yang diberi ASI eksklusif dengan yang
tidak diberi ASI ekslusif dengan p = 0,001. Hasil penelitian ini berbeda dengan
penelitian Sari (2004), bahwa pemijatan tidak mempengaruhi peningkatan berat
badan.
Hasil penelitian Sari (2004), didapatkan bahwa bayi yang tidak dipijat
mengalami peningkatan berat badan, dengan alasan peningkatan berat badan
dikarenakan bayi diberi ASI secara eksklusif. Sedangkan hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa bayi yang dipijat cenderung untuk mengalami peningkatan
berat badan. Hal ini dikarenakan pemijatan menyebabkan penyerapan makanan
lebih baik yang mengakibatkan bayi cepat lapar dan sering menyusu akibatnya
berat badan bayi cepat naik. Menurut Balita-Anda (2003), mengatakan bahwa
peningkatan tonus nervus vagus yang membuat kadar enzim penyerapan gastrin
dan insulin naik sehingga penyerapan makanan lebih baik.
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat
ditarik kesimpulan bahwa :
1. Ada hubungan yang signifikan antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan
bayi di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten. Hasil analisis dengan uji chi
square diperoleh nilai χ2 = 8,250, p = 0,012 (p < 0,05) dan OR sebesar 0,613,
dengan IK 95% antara 0,151-0,646 maka hipotesis dalam penelitian ini secara
statistik dapat diterima. Pada bayi yang dilakukan pijat bayi peningkatan
berat badannya lebih banyak dibandingkan dengan bayi yang tidak dipijat.
2. Pada bulan Juni – Agustus 2007 di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten bayi
yang mengikuti pijat bayi secara teratur selama 6 minggu sebanyak 11 bayi.
3. Dari 11 bayi yang dipijat didapatkan bahwa semua bayi mengalami kenaikan
berat badan (100%). Bayi yang dipijat rata – rata mengalami kenaikan berat
badan sebanyak lebih dari sama dengan 1000 gram.
4. Dari sampel yang diambil sebagai kelompok kontrol, yaitu sebanyak 11 bayi
didapatkan bahwa bayi rata – rata mengalami kenaikan berat badan sebanyak
kurang dari 1000 gram.
B. Saran
Berdasarkan dari kesimpulan penelitian di atas, maka dapat diberikan
saran sebagai berikut :
1. Bagi Polindes
Diharapkan bidan di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten dapat memberikan
pendidikan kesehatan berupa penyuluhan atau pelatihan tentang manfaat dan
cara pijat bayi yang benar kepada para orang tua terutama yang mempunyai
bayi agar peran serta masyarakat dapat meningkat di bidang kesehatan.
2. Bagi Klien
Bagi ibu terutama yang memiliki bayi diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuannya tentang pijat bayi dengan mengikuti penyuluhan dan
pelatihan tentang pijat bayi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Sehingga
para orang tua dapat menerapkannya di rumah yang pada akhirnya
diharapkan berat badan bayi dapat meningkat dengan dilakukannya pijat bayi.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk mengembangkan
penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap
peningkatan berat badan bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta,
Bandung
Aritonang, 2004, Gizi dalam Daur Kehidupan, EGC, Jakarta
Cunningham, Mac Donald, Gant, 1995, Obstetri William, EGC, Jakarta
Depkes RI, 2002, Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga,
Pusdinakes, Jakarta
Manuaba, I.B.G, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta
Mochtar, R, 2002, Sinopsis Obstetri, EGC, Jakarta
Moehji, S., 2002, Pemeliharaan Gizi Bayi dan Balita, Bhratara Niaga Media, Jakarta
Moersintowati, 2002, Kartu Menuju Sehat, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Notoatmodjo, S, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta
Priyono, 2005, Angka Kematian Bayi, http://pd.persi.co.id available 10 Maret 2008
Jam 19.30 WIB
Roesli, U., 2001, Pedoman Pijat Bayi Prematur dan Bayi Usia 0-3 Bulan, PT Trubus
Agriwidya, Jakarta
Roesli, U., 2002, Asi Eksklusif, PT Trubus Agriwidya, Jakarta
Sari, A., 2003, Studi Komparasi Perubahan Berat Badan Bayi Usia 0-6 Bulan Yang
Diberi ASI Eksklusif dan Tidak Diberi ASI Eksklusif di Puskesmas Tegalrejo
Yogyakarta 2002, KTI, Yogyakarta
Sari, S., 2004, Pengaruh Pijat Bayi terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Pijat
Bayi di Dukuh Sidokarto Godean Sleman Yogyakarta, KTI, Yogyakarta
Sarwono, 2002, Ilmu Sosial Budaya Dasar, EGC, Jakarta
Sastroasmoro, 2002, Metodologi Penelitian, EGC, Jakarta
SDKI, 2003, Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi, Jakarta
Silihin, 2001, Pedoman Gizi Bayi dan Balita, EGC, Jakarta
Stoppard, M, 2002, Panduan Mempersiapkan Kehamilan dan Kelahiran, Pustaka
Pelajar, Jakarta
Sugiyono, 2002, Metode Penelitian Administrasi, CV Alfabeta, Bandung
Surya, 2006, Pijat Bayi, http://www.google.com, Available 11 Maret 2008, Jam
20.00 WIB
Turner, 2001, Perawatan Maternitas, FKUI, Jakarta
Wiknjosastro, M, 2002, Ilmu Kebidanan, yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohadjo, Jakarta
Yayanakhyar.
2008.
Bayi
Berat
Lahir
Rendah.
http://yayanakhyar.wordpress.com/2008/04//25/bayi-berat-lahir-rendahbblr/available. kamis, 4 September 2008 Jam 14:09:02
Download