IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISTEM SARAF PADA BUKU TEKS

advertisement
Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 3, No. 1, Ed. April 2015, Hal. 39-44
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISTEM SARAF PADA BUKU
TEKS BIOLOGI KELAS XI
1
Irma Hidayati, 2Abdullah dan 3Mustafa Sabri
1
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP STKIP Getsempena, 3 Program Studi Pendidikan Biologi
FKIP Unsyiah, 3 Fakultas Kedokteran Hewan Unsyiah
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian dengan judul “Identifikasi miskonsepsi Sistem saraf pada buku teks Biologi kelas XI”
bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi sistem saraf pada buku teks Biologi kelas XI. Obyek
penelitian sebanyak 7 buku teks Biologi kelas XI terbitan 5 tahun terakhir. Hal ini mengacu pada
ketentuan Permendiknas Nomor 1 Tahun 2011 Tanggal 4 Januari 2011 tentang buku teks yang
digunakan di sekolah minimal 5 tahun. Instrumen penelitian berupa lembar observasi yang digunakan
untuk mengisi perbandingan konsep dari buku yang diteliti dengan buku sumber teks asing yang
dijadikan acuan. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan adanya miskonsepsi sistem saraf pada 7 buku teks yang diteliti. Miskonsepsi terdapat
pada konsep struktur dan fungsi neuron, impuls saraf, sistem saraf pusat, dan sistem saraf tepi.
Kata Kunci: Miskonsepsi, buku teks Biologi, sistem saraf
ABSTRACT
This study entitled “Identifying the misconceptions in nervous system in12th Grade of biology
textbook” aims to identify misconception on biology textbooks’ about nervous system. The method of
the research was descriptive. The objects of the research were 7 of biology textbooks for grade xi
published within the last 5 years. The national education regulation no. 1 year 2011, 4 january 2011
states that the textbook used at school should be at least in the last 5 years. The instrument used were
observation sheet to compare the concept of the investigated book to the foreign source textbook as
guidance. The results showed that there were misconceptions in the material of nerve system
contained in 7 textbooks investigated, they were in the concept of structure and function of nervous,
impuls, central nervous system and peripheral nervous system.
Keywords:Misconception, Biology textbook, nervous system
PENDAHULUAN
iskonsepsi masih menjadi masalah
utama dalam pembelajaran Biologi dan
titik fokus penelitian pendidikan
beberapa
tahun
terakhir.
istilah
Miskonsepsi diciptakan untuk menggambarkan
konsep alternatif atau pandangan ilmu yang
tidak konsisten dengan konsep ilmiah.
miskonsepsi yang dialami siswa diperparah oleh
guru dan buku teks [1].
Buku teks masih menjadi sumber
informasi utama dalam pembelajaran di sekolah.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Dikmenli,
Cardak, dan Oztaz (2009) bahwa buku
teks
biasanya digunakan sebagai bahan pengajaran
yang efektif
dan tampaknya
merupakan
sumber signifikan dari masalah-masalah
konseptual yang telah terdeteksi pada siswa [2].
Guru dan siswa biasanya menggunakan
buku teks yang sama di sekolah. Menurut
Nusantari (2011), seharusnya guru memiliki
buku pegangan sendiri yang berasal dari sumber
terpercaya misalkan teksbook [3].
Buku teks digunakan guru untuk
menyampaikan materi dan bahkan menentukan
strategi
pembelajarannya
dan
siswa
menggunakannya sebagai sumber informasi
[39]
Indentifikasi Miskonsepsi Sistem Saraf pada Buku Teks Biologi XI
untuk mengerjakan tugas di sekolah dan
pekerjaan rumah [4]. Penjelasan buku teks yang
rancu atau terlalu sulit dapat menumbuhkan
miskonsepsi karena pembaca sulit memahami isi
buku.
Dari hasil wawancara awal dengan guru
dan siswa, mereka mengemukakan sulit
memahami beberapa konsep dalam biologi
karena bersifat abstrak. Salah satu konsep yang
sulit dipahami siswa adalah sistem saraf. Dari
hasil gambar mahasiswaTranava Slovakia
tentang tubuh manusia, ditemukan adanya
miskonsepsi pada beberapa sistem organ
termasuk sistem koordinasi [5].
Penelitian yang berkaitan dengan buku
teks masih sangat jarang dibanding dengan
penelitian yang berkaitan dengan komponen
pendidikan lainnya. Penelitian yang berkaitan
dengan buku teks dintaranya berkaitan dengan
analisis materi dari segi kedalaman, keluasan
dan kesesuaiannya dengan kurikulum yang
berlaku [4].
Berdasarkan latar belakang yang telah
disebutkan maka penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian yang berkaitan dengan
identifikasi miskonsepsi sistem saraf pada buku
teks Biologi kelas XI. Penelitian ini bertujuan
untuk
mengidentifikasi
dan
meluruskan
miskonsepsi sistem saraf yang terdapat pada
buku teks Biologi kelas XI.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif karena hanya
bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi
sistem saraf yang terdapat di dalam buku teks
Biologi kelas XI. Obyek penelitian sebanyak 7
buku teks Biologi kelas XI terbitan 5 tahun
terakhir. Hal ini mengacu pada ketentuan
Permendiknas Nomor 1 Tahun 2011 Tanggal 4
Januari 2011 tentang buku teks yang digunakan
di sekolah minimal 5 tahun.
Instrumen penelitian berupa lembar
observasi yang digunakan untuk mengisi
perbandingan konsep dari buku yang diteliti
dengan buku sumber teks asing yang dijadikan
acuan.
Rancangan penelitian terdiri dari 3 tahap
yaitu, tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan
tahap analisis.
Tahap Persiapan
Menentukan buku yang dijadikan objek
penelitian, yaitu buku teks terbitan depdikbud
yang merupakan buku wajib walaupun jarang
digunakan tetapi sering dijadikan acuan untuk
menulis buku teks biologi lainnya. Objek
penelitian berikutnya adalah buku teks biologi
dari penerbit lain yang sering digunakan dan
diterbitkan minimal 5 tahun terakhir.
Menentukan buku biologi lainnya terutama
terbitan asing yang akan digunakan sebagai
acuan dalam mengidentifikasi kesalahan dan
miskonsepsi buku teks biologi objek penelitian.
Buku teks asing harus memiliki kriteria,
digunakan sebagai buku acuan penulisan buku
teks biologi dan tercantum di dalam daftar
pustaka serta edisi terbaru. Selanjutnya
menyusun lembar observasi yang berisi
perbandingan konsep-konsep pada buku teks
Biologi dengan buku acuan.
Tahap Pelaksanaan dan Analisis
Mengidentifikasi dan menguji konsep
sistem saraf di dalam buku teks Biologi Kelas
XI mulai dari tiap kata, baris, paragraf, halaman
kemudian mentabulasikan setiap konsep ke
dalam lembar observasi dan disertai dengan
konsep yang berasal dari buku acuan.
Terdapat 6 kelompok konsep tentang
sistem saraf yang dibahas dalam buku teks,
yaitu: struktur dan fungsi neuron, impuls saraf,
sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, gerak sadar
dan gerak refleks, serta kelainan pada sistem
saraf.
Lembar observasi yang telah diisi
selanjutnya dinilai oleh tiga orang dosen ahli
dalam bidangnya
untuk
mengevaluasi
kebenaran atau keberterimaan tentang konsepkonsep yang teridentifikasi sebagai miskonsepsi.
Setelah lembar observasi yang berisi
perbandingan konsep dievaluasi kemudian
dihitung persentase miskonsepsi yang ditemukan
[40]
Irma Hidayati, dkk.
dari buku teks biologi yang dijadikan objek pada kelompok konsep gerak sadar dan gerak
penelitian.
refleks serta kelainan sistem saraf tidak
ditemukan miskonsepsi.
Seluruh
buku
teks
yang
diteliti
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis penelitian yang mengandung miskonsepsi pada konsep yang
sudah dilakukan diketahui bahwa Dari 6 berbeda-beda. Buku teks I dan II merupakan
kelompok konsep yang dibahas dalam buku yang paling banyak mengandung miskonsepsi.
teks, ditemukan miskonsepsi paling banyak Sementara buku teks yang paling minimal
terdapat pada sistem saraf pusat.
mengandung miskonsepsi adalah buku III.
Miskonsepsi lainnya juga terdapat pada
Hasil analisis buku teks dapat dilihat pada
kelompok konsep struktur dan fungsi neuron, Tabel 1.
impuls saraf, dan sistem saraf tepi. Sedangkan
Tabel 1. Tabulasi Miskonsepsi Sistem Saraf dari 7 Buku Teks Kelas XI
Kelompok Konsep
Struktur dan fungsi neuron
Impuls saraf
Sistem saraf pusat
Sistem saraf tepi
Gerak sadar dan refleks
Kelainan sistem saraf
Total
I
3
2
3
2
10
II
1
7
8
III
1
1
Kelompok konsep yang mengandung
miskonsepsi tersebut yakni: struktur dan fungsi
neuron; impuls saraf; sistem saraf pusat; dan
sistem saraf tepi. Adapun hasil analisis buku
teks akan dijabarkan berdasarkan kelompok
konsep yang mengandung miskonsepsi.
Struktur dan Fungsi Neuron
Miskonsepsi struktur dan fungsi
neuron ditemukan pada 3 buku teks, yaitu buku
teks I, III, IV, dan VI. Buku teks I menyatakan
bahwa, “Dendrit merupakan serat-serat yang
melekat pada sel”. Kata melekat disini kurang
tepat untuk menggambarkan posisi dendrit pada
sel neuron. Menurut Kamus besar bahasa
indonesia, kata melekat mengandung makna
menempel sehingga sulit untuk dipisahkan. Kata
melekat dapat menimbulkan pemahaman bahwa
dendrit dan badan sel merupakan dua bagian
yang saling menempel. Pada konsep sebenarnya
dendrit dan badan sel neuron merupakan satu
kesatuan yang utuh. Dendrit adalah penjuluran
badan sel, sehingga sitoplasma dendrit berasal
dari sitoplasma badan sel. “All neuron consist of
a cell body (also called the perikaryon or soma),
because dendrites and axons are threadlike
extensions from a neuron’s cell body, they are
IV
3
2
5
V
3
3
VI
1
3
1
1
6
VII
2
2
∑
9
5
18
3
0
0
35
often called nerve fibers”. Pernyataan tersebut
sesuai dengan pendapat Bevelander dan
Ramalay (1979) bahwa dendrit merupakan
perluasan perikaryon suatu neuron dan
mengandung bahan yang serupa dengan
kandungan perikaryon [6]. Dendrit merupakan
tonjolan-tonjolan protoplasma neuron yang
mengantarkan impuls saraf ke arah tubuh sel
saraf [7].
Buku teks III menyatakan, “Fungsi akson
ialah meneruskan impuls dari badan sel saraf ke
kelenjar dan serabut-serabut otot”. Pernyataan
ini terlalu umum mengenai fungsi akson, seolaholah akson hanya berhubungan dengan sel
kelenjar dan sel otot. Pada kenyataannya,
Akson tidak hanya meneruskan impuls ke
kelenjar dan otot namun juga ke sel-sel saraf
lainnya. Sesuai dengan pernyataan Bevelander
dan Ramalay (1979) “Berdasarkan susunan dan
fungsinya, neuron dibagi dalam tiga kelompok
dasar yaitu: 1) Neuron sensorik yang tanggap
terhadap stimulans-stimulans dari dalam atau
luar organisme dan mengirimkan impuls ke
sistem saraf pusat; 2) Neuron asosiasi yang
berfungsi sebagai mata rantai antara neuron
sensorik dengan neuron motorik; 3) Neuron
motorik yang membawa impuls ke otot atau
[41]
Indentifikasi Miskonsepsi Sistem Saraf pada Buku Teks Biologi XI
kelenjar dan merangsang mereka menjadi aktif”.
Dari pernyataan Bavelander dan Ramalay dapat
kita simpulkan bahwa sel target penghantaran
impuls oleh akson berbeda-beda, tidak hanya
menuju ke sel kelenjar dan otot tetapi juga
menuju sel neuron pada sistem saraf pusat dan
sel neuron lainnya [6].
Buku teks IV menyatakan “Sistem saraf
terdiri dari 3 macam sel yang memiliki struktur
dan fungsi berbeda yaitu, neuron, sel schwann,
dan sel penyokong (neuroglia)”. Konsep ilmiah
menyatakan bahwa Sistem saraf tersusun atas 2
jenis sel yang utama yaitu neuron dan sel glia.
Buku teks VI menyatakan bahwa, “Badan
sel terletak di dalam otak dan sumsum belakang
membentuk suatu kelompok yang disebut
ganglion”. Penjelasan ini bersifat umum dan
menyiratkan makna penggunaan istilah ganglion
tersebut ditujukan untuk setiap kumpulan badan
sel, baik di otak maupun di sumsum tulang
belakang. Pada konsep ilmiah, istilah untuk
kelompok badan sel di otak berbeda dengan
istilah kelompok badan sel di sumsum tulang
belakang. Ganglion merupakan sekelompok
badan sel di sistem saraf pusat sedangkan
nukleus merupakan sekelompok badan sel di
otak [8].
Impuls Saraf
Miskonsepsi impuls saraf hanya ditemukan
pada buku teks I dengan pernyataan “Presinaps
menghasilkan enzim kolinesterase”. Presinaps
merupakan bagian terminal akson dimana
terdapat banyak vesikula sinaptik. Pada konsep
ilmiah enzim kolinesterase tidak dihasilkan pada
bagian presinaps melainkan pada celah sinaptik
dan membran pascasinaptik atau membran sel
neuron berikutnya yang menerima impuls. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Waxman (2010),
enzim kolinesterase ditemukan pada celah
sinaptik dan membran pascasinaptik. Enzim
tersebut berfungsi untuk merombak asetilkolin
secara cepat sehingga impuls saraf dapat
dihantarkan pada sel neuron berikutnya.
“Postsynaptic membranes contain the enzyme
acetylcholinesterase, which rapidly inactivates
the acetylcholine bound to postsynaptic
receptors”. Pernyataan patton dan Thibodeau
menegaskan bahwa enzim kolinesterase terdapat
pada membran postsinaps bukan pada presinaps
[9].
Sistem Saraf Pusat
Miskonsepsi sistem saraf pusat ditemukan
pada 6 buku teks yaitu buku teks I, II, IV, V, VI,
dan VII. Keenam buku teks tersebut
mengandung miskonsepsi yang hampir sama
mengenai fungsi lobus temporal dan parietal di
otak. Buku teks V dan VI menyatakan, “Lobus
temporal berfungsi sebagai pusat pendengaran”.
Buku teks II menyatakan, “Lobus temporal
sebagai pusat pendengaran, pengecapan, dan
penciuman sedangkan lobus parietalis sebagai
pusat penerima informasi dari indra di kulit”.
Buku teks I menyatakan, “Lobus temporal
sebagai pusat berbicara dan pendengaran”. Buku
I juga menyatakan “Pusat bicara, kemampuan
bicara, dan bahasa hanya terdapat pada manusia
dan pusatnya terletak pada lobus temporalis dan
lobus parietalis”.
Buku teks VII juga
menyatakan “Pusat pengecapan di temporal,
sedangkan lobus parietal sebagai pengatur
perubahan pada kulit dan otot”. Pada konsep
ilmiah dijelaskan bahwa lobus temporal adalah
pusat pendengaran, penciuman, dan daerah
asosiasi auditoris. Lobus parietal sebagai pusat
berbicara, membaca, pengecapan, dan asosiasi
somatosensoris [8].
Buku teks V dan VI bersifat
menyederhanakan fungsi lobus temporal karena
hanya menyatakan sebagai pusat pendengaran.
Pada kenyataannya lobus temporal juga sebagai
pusat penciuman dan daerah asosiasi auditoris.
Buku teks II menyebutkan banyak fungsi pada
lobus temporal tetapi sekaligus menyebutkan
fungsi yang tidak tepat yaitu sebagai pusat
pengecapan. Pada konsep sebenarnya pusat
pengecapan terdapat pada lobus parietal. Konsep
lobus temporal pada buku I lebih menyimpang
dari sebenarnya karena dijelaskan lobus
temporal berfungsi sebagai pusat berbicara,
pendengaran, dan bahasa.
Penjelasan fungsi lobus otak lainnya juga
mengandung miskonsepsi. Buku teks V
menyatakan,
“Otak
tengah
menjaga
keseimbangan”. Pada konsep ilmiah dijelaskan
bahwa fungsi otak tengah adalah sebagai pusat
penerimaan dan integrasi beberapa jenis
informasi sensoris, dan pusat proyeksi
sedangkan keseimbangan diatur oleh cerebelum
atau otak kecil [10].
Miskonsepsi lainnya mengenai fungsi
lobus otak ditemukan pada buku I dengan
[42]
Irma Hidayati, dkk.
pernyataan, “Orang yang mengalami geger otak
dapat mengalami gangguan pada bagian
oksipitalis. Akibatnya orang tersebut tidak dapat
mengingat sesuatu yang pernah dialaminya”.
Gangguan pada oksipitalis tidak mengganggu
memori seseorang melainkan mengalami
gangguan penglihatan, karena lobus oksipitalis
merupakan pusat penglihatan. Seseorang yang
tidak mampu mengingat sesuatu yang pernah
dialaminya mengalami gangguan pada sistem
lymbik. Sesuai pernyataan Campbell, Reece, dan
Mitchell (1999), “Sistem limbik yang berada di
diensefalon (otak depan) meliputi amigdala dan
hippokampus sebagai pusat emosi dan memori
manusia” [8].
Penjelasan bagian otak depan juga
mengalami miskonsepsi. Buku teks II
menyatakan “Otak depan (diensefalon) terdiri
dari 2 lobus yaitu talamus dan hipotalamus.
Konsep ilmiahnya adalah diensefalon terdiri dari
3 wilayah yaitu epitalamus, talamus, dan
hipotalamus [12].
Penggunaan istilah pada buku teks V
berbeda dengan buku acuan. Buku teks V
menyebutkan istilah untuk otak tengah adalah
diensefalon. Pada konsep ilmiah, otak tengah
disebut mesensefalon, sedangkan diensefalon
merupakan otak depan (Snell, 2001). Perbedaan
istilah ini dapat menimbulkan miskonsepsi pada
pembacanya [12].
Miskonsepsi lain mengenai sistem saraf
pusat terdapat pada penjelasan bahan abu-abu
dan bahan putih di sumsum tulang belakang.
Pernyataan buku teks VI adalah “Pada sumsum
tulang belakang, bahan kelabu terdiri atas badan
sel dan bahan putih terdiri atas ikatan akson dan
dendrit”. Penjelasan buku tersebut bersifat
umum karena tidak disebutkan badan sel saraf
apakah yang terdapat dalam bahan abu-abu.
Demikian juga pada penjelasan buku teks I yang
menyebutkan, “Bagian dalam sumsum tulang
belakang berwarna abu-abu terdiri atas saraf
sensoris, motoris, dan konektor”. Menurut
Waxman, S.G (2010), “Bahan abu-abu pada
sumsum tulang belakang mengandung badan sel
motorik dan interneuron. Bahan putih
mengandung akson motoris dan sel sensoris”
[9].
Keterangan gambar fungsi lobus otak pada
buku teks I juga mengandung miskonsepsi.
Bagian lobus temporal pada gambar tersebut
diberi keterangan sebagai
dan penglihatan. Lobus
sebagai pusat pendengaran
pusat penglihatan. Lobus
sebagai pusat penglihatan.
pusat pendengaran
temporal memang
tetapi tidak sebagai
oksipital berfungsi
Sistem Saraf Tepi
Miskonsepsi sistem saraf tepi ditemukan
pada buku teks I dan VI. Gambar fungsi saraf
simpatik pada buku teks I juga mengandung
miskonsepsi. Keterangan pada gambar tersebt
adalah “saraf simpatik merangsang aktivitas
pankreas dan menghambat ereksi pada organ
kelamin”. Konsep ilmiah sebenarnya adalah
saraf simpatik menghambat aktivitas pankreas
dan meningkatkan ejakulasi dan kontraksi otot
vagina [8].
Terdapat keterangan yang keliru pada
gambar buku teks VI tentang fungsi saraf
simpatik dan parasimpatik. Keterangan tersebut
menjelaskan fungsi simpatik menghantarkan
kerja jantung dan pankreas. Menurut Snell, R.S
(2001) saraf simpatik berfungsi mempercepat
denyut jantung dan menghambat aktivitas
pankreas [12].
Dari ketujuh buku yang dianalisis
diperoleh gambaran miskonsepsi yang terdapat
pada buku teks berupa kesalahan dalam
menjelaskan struktur dan fungsi dari sistem saraf
dan salah dalam memberikan keterangan
gambar. Kesalahan-kesalahan dalam buku teks
tersebut sangat berakibat fatal. Pembaca akan
salah memahami konsep yang dipaparkan dari
buku
tersebut
sehingga
menimbulkan
miskonsepsi. jika seorang guru yang memiliki
kesalahpahaman konsep, maka besar peluang
mereka akan menjelaskan konsep yang salah
pada siswa mereka. Hal ini akan memperparah
miskonsepsi dalam pembelajaran di sekolah.
Seperti
pernyataan
Dikmenli
(2010),
“miskonsepsi diperparah oleh informasi rancu
yang didapatkan dari guru dan buku teks” [2].
Berdasarkan hasil wawancara, ditemukan
bahwa buku teks hampir menjadi satu-satunya
sumber informasi bagi guru. Sebagian besar
guru hanya menggunakan buku teks dan buku
pegangan lainnya dalam mencari informasi,
hanya beberapa guru saja yang mampu
menggunakan internet dan aktif dalam mencari
informasi tentang bahan ajar di internet. Begitu
juga dengan siswa, sebagian besar siswa hanya
[43]
Indentifikasi Miskonsepsi Sistem Saraf pada Buku Teks Biologi XI
menggunakan buku teks sebagai bahan belajar.
Keadaan seperti ini akan memperparah
miskonsepsi dikalangan guru dan siswa karena
mereka hanya memperoleh informasi dari satu
sumber. Jika guru hanya menggunakan buku
sumber yang mengandung kesalahan dan
KESIMPULAN
Miskonsepsi pada konsep sistem
yang ditemukan dari penelitian adalah
konsep struktur dan fungsi neuron, impuls
sistem saraf pusat, dan sistem saraf
saraf
pada
saraf,
tepi.
miskonsepsi,.maka tak mengherankan jika
dikatakan bahwa keadaan miskonsepsi pada
siswa dapat dilipatgandakan oleh buku teks,
karena buku teks merupakan sumber informasi
utama bagi guru [4].
Diharapkan penelitian tentang miskonsepsi pada
konsep yang berbeda dapat dilanjutkan sehingga
kualitas pendidikan dan khususnya kualitas buku
akan semakin baik.
DAFTAR PUSTAKA
Know. Journal of Baltic Science
[1] Dikmenli, M. 2010. Misconceptions of Cell
Education, 2 (10), pp: 86-95.
Division Held by Student Teachers in
Biology: A Drawing Analysis. Academic [6] Bevelander, G and J.A. Ramalay. 1979.
Essentials of Histology. Terjemahan oleh
journal, 5 (2): 235-247.
Wisnu Gunarso. Jakarta: Erlangga.
[2] Dikmenli, M., O. Cardak and F. Oztas.
2009. Conceptual Problems in Biology- [7] Sukardi, E. 1985. Neuroanatomi Medica.
Jakarta: UI-Press.
Related Topics in Primary Science and
Technology Textbooks in Turkey. [8] Campbell, N.A., J.B. Reece and L.G.
International Journal of Environmental
Mitchell. 1999. Biologi edisi kelima jilid
& Science Education, 4 (4): 429-440.
1. Terjemahan oleh Wasmen manalu.
2004. Jakarta: Erlangga.
[3] Nusantari, E. 2011. Analisis dan Penyebab
Miskonsepsi pada Materi Genetika Buku [9]Waxman, S.G. 2010. Clinical Neuroanatomy.
SMA Kelas XII. Bioedukasi, 4 (2): 47United States of America: The Mc
55.
Graw-Hill Company.
[4] Adisendjaja, Y.H., & Romlah, O. 2007. [11] Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Manusia
Identifikasi kesalahan dan Miskonsepsi
dan Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC
Buku Teks Biologi SMAN. Biologi
[12] Snell, R.S. 2001. Neuroanatomi Klinik.
Universitas
Pendidikan
Indonesia.
Terjemahan oleh Sugihartono, L. 2006.
(online).
Tersedia
Jakarta: EGC.
padahttp://sakola.net/content/document/
658. Diakses tanggal 17 Januari 2013.
[5] Prokop, P and J. Fancovicova. 2006.
Students’ Ideas About The Human
Body: Do They Really Draw What They
[44]
Download