PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK

advertisement
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA
SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH
(Penelitian Tindakan Kelas di MI Pembangunan UIN Jakarta)
Oleh:
KHANIFAH
NIM: 104017000551
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2009
2
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA
SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH
(Penelitian Tindakan Kelas di MI Pembangunan UIN Jakarta)
Skripsi:
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
KHANIFAH
NIM 104017000551
Di bawah bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Maifalinda Fatra, M.Pd
NIP. 150 277 129
Abdul Muin, S.Si, M.Pd
NIP. 150
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009
3
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul ”Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa di Madrasah Ibtidaiyah
(Penelitian Tindakan Kelas di MI Pembangunan UIN Jakarta)” disusun oleh
KHANIFAH Nomor Induk Mahasiswa 10401700551, diajukan kepada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah
dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 5 Maret 2009 di hadapan
dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd)
dalam bidang Pendidikan Matematika.
Jakarta, 6 Maret 2009
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal
Tanda Tangan
..............
........................
..............
........................
..............
........................
..............
........................
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Maifalinda Fatra, M.Pd
NIP. 150 277 129
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi)
Otong Suhyanto, M.Si
NIP. 150 293 239
Penguji I
Drs. H.M.Ali Hamzah, M.Pd
NIP. 150 120 082
Penguji II
Dra. Afidah Mas’ud
NIP. 150 228 775
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA
4
NIP. 150 231 35
ABSTRAK
KHANIFAH (10401700551), Penerapan Model Pembelajaran Tematik
untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa di Madrasah Ibtidaiyah
(Penelitian Tindakan Kelas di MI Pembangunan UIN Jakarta), Skripsi Jurusan
Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Februari 2009.
Latar belakang pelaksanaan penelitian ini adalah untuk menghadapi era
globalisasi ini dibutuhkan guru yang kreatif, yang mampu mengelola proses
belajar mengajar secara efektif
dan efisien. Adapun salah satu model
pembelajaran yang dapat membantu guru untuk mengelola proses pembelajaran
yang efektif dan dapat memberikan peserta didik ruang bebas untuk mewujudkan
potensinya adalah model pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik adalah
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi dalam
beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka. Pembelajaran
tematik lebih menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam proses belajar
secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik dapat memperoleh
pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai
pengetahuan yang dipelajarinya.
Metodologi yang digunakan dalm penelitian ini adalah Action Research
atau lebih dikenal dengan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang terdiri dari
empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pada
siklus I peneliti mulai menerapkan model pembelajaran tematik dengan tema
”kehidupan sehari-hari” dan menggunakan variasi metode, seperti simulasi, tanya
jawab, penugasan dan games. Pada siklus II dilanjutkan dengan tema
”lingkungan” dengan pemberian reward untuk meningkatkan motivasi siswa
dalam melakukan aktivitas belajar.
Proses pembelajaran dan aktivitas belajar siswa diamati oleh peneliti dan
guru kelas menggunakan lembar observasi. Diakhir siklus dilaksanakan tes untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru dan siswa pada setiap
akhir siklus.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bahwa penerapan model
pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar
matematika siswa.
5
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Sembah dan sujud syukur kepada Allah SWT Yang Maha Kuasa yang telah
menciptakan bumi beserta isinya. Dialah yang telah menciptakan manusia sebagai
makhluk yang sempurna dan memposisikan sebagai khalifah dimuka bumi ini.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, yang telah menyampaikan risalahnya dan mengajarkan kepada umat
manusia tentang kebaikan dan pemaknaan tentang hakikat hidup dan semoga apa
yang telah diajarkan kepada umat manusia akan tetap abadi sampai akhir zaman.
Penulis bersyukur karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, skripsi ini dengan judul
”Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar
Matematika Siswa di Madrasah Ibtidaiyah (Penelitian Tindakan Kelas di MI
Pembangunan UIN Jakarta)” dapat diselesaikan dan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Usaha penulis dalam rangka penulisan skripsi ini sudah sangat maksimal,
namun penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada:
1. Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengizinkan serta
memberikan restu kepada penulis guna menyusun skripsi ini sebagai syarat
untuk memperoleh gelar sarjana.
2. Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd selaku pembimbing I dan Ketua Jurusan
Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah
memberikan bimbingan dengan sabar, dan senantiasa memberikan support
dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Abdul Muin, S.Si, M.Pd selaku pembimbing II yang telah meluangkan
waktunya dalam memberikan bimbingan walaupun sedang sibuk.
6
4. Kedua orang tua ayahanda (Ahmad Tauhid) dan ibunda (Nasikha) tercinta
yang senantiasa memberikan do’a dan dorongan semangat sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Nia Nurmalia, S.Ag dan Hj. Irawati Hafidz, ST serta keluarga besar MI
Pembangunan UIN Jakarta yang telah membantu dan memberikan kesempatan
kepada penulis untuk mengadakan penelitian di MI Pembangunan UIN
Jakarta.
6. Sahabat-sahabat terbaikku Khori, Reni, Widjie, Ayu, Icha, Tuhfa, Al, Kaut,
serta seluruh kelas B Mtk angkatan 2004. Terima kasih atas bantuan kalian
selama ini, dengan kehadiran kalian serta canda tawa yang selalu menghiasi
hari-hari penulis menjadikan rasa lelah dan penat hilang. I Love You All ….
7. Spesial untuk keluarga besar Paduan Suara FITK, teman-teman Pojok Seni
Tarbiyah dan teman-teman PSM, serta semua temanku yang tidak bisa
disebutkan satu persatu, terimakasih untuk semuanya.
Akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, semoga skripsi ini bermanfaat bagi
teman-teman mahasiswa umumnya dan bagi penulis khususnya. Sebagai manusia
yang tidak sempurna, maka dengan senang hati penulis akan menerima kritik dan
saran yag bersifat membangun demi sempurnanya skripsi ini.
Alhamdulillahirrabil alamin
Jakarta,
Februari 2009
Penulis
7
DAFTAR ISI
LEMBAR SAMPUL ..................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................
ii
ABSTRAKSI ..............................................................................................
iii
KATA PENGANTAR ................................................................................
iv
DAFTAR ISI ..............................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
ix
DAFTAR BAGAN .....................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................
1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian.....................................
4
C. Pembatasan Fokus Penelitian ...................................................
5
D. Perumusan Masalah Penelitian.................................................
5
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ....................................
6
BAB II KAJIAN
TEORI
DAN
PENGAJUAN
KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Kerangka Teori ........................................................................
7
1. Konsep Belajar dan Pembelajaran .........................................
7
2. Pembelajaran Matematika Untuk Kelas I-III SD ..................
9
3. Pembelajaran Tematik ........................................................
13
a. Pengertian Pembelajaran Tematik ................................
13
b. Landasan Pembelajaran Tematik ..................................
16
c. Ruang Lingkup Pembelajaran Tematik .........................
17
d. Karakteristik Pembelajaran Tematik .............................
17
e. Prinsip Pembelajaran Tematik ......................................
18
8
f. Langkah-langkah Pembelajaran Tematik ......................
19
g. Keunggulan Model Pembelajaran Tematik ...................
20
BAB III
BAB IV
4. Aktivitas Belajar .................................................................
20
a. Pengertian Aktivitas Belajar ...........................................
20
b. Macam-macam Aktivitas Belajar ..................................
21
c. Nilai Aktivitas dalam Pengajaran ..................................
24
B. Bahasan Hasil-hasil Penelitian Yang Relevan ..........................
25
C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan ..........................
25
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Waktu dan Tempat Penelitian ............................................
B.
Metode dan Desain Interversi Tindakan/Rancangan Siklus
27
Penelitian ...........................................................................
27
C.
Subjek/Partisipan yang terlibat dalam Penelitian ................
32
D.
Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ........................
32
E.
Tahapan Interversi Tindakan ..............................................
33
F.
Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .......................
37
G.
Data dan Sumber Data .......................................................
38
H.
Instrumen – instrumen Penelitian .......................................
38
I.
Teknik Pengumpulan Data .................................................
39
J.
Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness)
Studi .................................................................................
40
K.
Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ......................
40
L.
Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan ........
41
HASIL PENELITIAN
A.
Deskripsi Data/Hasil Intervensi Tindakan ..........................
43
B.
Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................
72
C.
Analisis Data .....................................................................
74
D.
Interpretasi Hasil Analisis ..................................................
79
E.
Pembahasan Temuan Penelitian .........................................
81
9
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. ......................................................................................... Kesim
pulan .........................................................................
82
B. ......................................................................................... Saran
..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
83
10
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Jadwal Penelitian .......................................................................
27
Tabel 2
Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I ....
56
Tabel 3
Nilai Tes Akhir siklus I...............................................................
58
Tabel 4
Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II ...
68
Tabel 5
Nilai Tes Akhir siklus II .............................................................
71
Tabel 6
Peningkatan Persentase Aktivitas Belajar Siswa..........................
74
Tabel 7
Statistik Deskriptif Peningkatan Skor Aktivita Belajar Siswa .....
75
Tabel 8
Statistik Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar Siswa...................
76
11
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Aktivitas siswa mengerjakan tugas pada penelitian
pendahuluan ...............................................................................
46
Gambar 2 Aktivitas siswa mengerjakan tugas pada pertemuan ke-1 ...........
49
Gambar 3 Aktivitas siswa pada pelaksanaan Tes Akhir Siklus I .................
Gambar 4 Aktivitas mengikuti games pada pertemuan ke-6 .......................
55
64
Gambar 5 Aktivitas mengerjakan tugas pada pertemuan ke-7 .....................
Gambar 6 Aktivitas siswa pada pelaksanaan Tes Akhir Siklus II .................
66
67
Gambar 7 Aktivitas memperhatikan guru pada siklus II ..............................
69
Gambar 8 Digram Batang Peningkatan Persentase Aktivitas Belajar
Siswa ..........................................................................................
75
Gambar 9 Digram Batang Peningkatan Hasil Belajar Siswa ........................
77
12
DAFTAR BAGAN
Bagan 1
Desain Penelitian Tindakan Kelas ..............................................
31
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Jaringan Tema Siklus I .........................................................
88
Lampiran 2
Silabus Siklus I .....................................................................
56
Lampiran 3
RPP Siklus I .........................................................................
58
Lampiran 4
Lembar Kerja Siswa Siklus I .................................................
68
Lampiran 5
Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I ............................................
71
Lampiran 6
Lembar Soal Tes Siklus I ......................................................
74
Lampiran 7
Jawaban Soal Tes Siklus I ....................................................
76
Lampiran 8
Jaringan Tema Siklus II ........................................................
27
Lampiran 9
Silabus Siklus II.....................................................................
56
Lampiran 10 RPP Siklus II ........................................................................
58
Lampiran 11 Lembar Kerja Siswa Siklus II ................................................
68
Lampiran 12 Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus II............................................
71
Lampiran 13 Lembar Soal Tes Siklus II......................................................
74
Lampiran 14 Jawaban Soal Tes Siklus II ...................................................
76
Lampiran 15 Pedoman Observasi Guru KBM ............................................
45
Lampiran 16 Pedoman Observasi Aktivitas Belajar Siswa .........................
27
Lampiran 17 Pedoman wawancara ............................................................
56
Lampiran 18 Hasil Observasi Guru pada Siklus I........................................
58
Lampiran 19 Hasil Observasi Guru pada Siklus II ......................................
68
Lampiran 20 Daftar Nilai Harian dan Tes Hasil Belajar Siswa ...................
71
Lampiran 21 Perolehan Skor aktivitas belajar siswa ...................................
74
Lampiran 22 Lembar Uji Refferensi ..........................................................
76
Lampiran 23 Surat Pengajuan Judul Skripsi................................................
45
Lampiran 24 Surat Pengajuan Dosen Pembimbing .....................................
78
Lampiran 25 Surat Ijin Penelitian ..............................................................
90
Lampiran 26 Surat Keterangan telah melakukan penelitian.........................
45
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana
belajar
mengembangkan
dan pembelajaran agar
potensi
dirinya
untuk
peserta
memiliki
didik secara
kekuatan
aktif
spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”1
Pendidikan
di abad pengetahuan ini menuntut adanya manajemen
yang modern dan profesional dengan bernuansa pendidikan. “Pendidikan
mempunyai peranan yang amat srategis untuk mempersiapkan generasi muda
yang memiliki keberdayaan dan kecerdasan emosional yang tinggi dan
menguasai mega skills yang mantap. Untuk itu, lembaga pendidikan dalam
berbagai jenis dan jenjang memerlukan pencerahan dan pemberdayaan dalam
berbagai aspek.”2
Lembaga-lembaga pendidikan diharapkan mampu mewujudkan
peranannya secara efektif dengan keunggulan dalam kepemimpinan, staf,
proses belajar mengajar, pengembangan staf, kurikulum, tujuan dan harapan,
iklim
sekolah,
penilaian
diri,
komunikasi,
dan
keterlibatan
orang
tua/masyarakat. Tidak kalah pentingnya adalah sosok penampilan guru yang
ditandai dengan keunggulan dalam nasionalisme dan jiwa juang, keimanan
dan ketakwaan, penguasaan iptek, etos kerja dan disiplin, profesionalisme,
kerja sama dan belajar dengan berbagai disiplin, wawasan masa depan,
kepastian karier, dan kesejahteraan lahir dan batin.
Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk mengantarkan peserta
didik menuju perubahan-perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan,
sikap, moral, maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai makhluk
1
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
(Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan
Pemuda, 2003 ) hal.1
2
Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 12.
1
15
individu dan hidup bermasyarakat dengan baik sebagai makhluk sosial. Untuk
mencapai tujuan tersebut peserta didik berinteraksi dengan lingkungan belajar,
dimana pada lingkungan belajar di sekolah interaksi ini diatur oleh guru.
Salah satu faktor utama yang menentukan mutu pendidikan adalah
guru. Gurulah yang berada di garda terdepan dalam menciptakan kualitas
sumber daya manusia. Guru berhadapan langsung dengan para peserta didik di
kelas melalui proses belajar mengajar.
Selama ini, praktek belajar-mengajar di kelas sering
kontraproduktif akibat asumsi yang keliru dalam memposisikan guru dan
peserta didik. Guru dipandang sebagai figur yang serba bisa, paling tahu,
bahkan nyaris tidak pernah salah di hadapan peserta didik. Sementara di
lain pihak, peserta didik dipandang sebagai penerima pengetahuan yang
kadar pemahamannya tidak akan melebihi tingkat pemahaman guru.3
Anggapan demikian adalah sebuah kekeliruan yang fatal. Disadari atau
tidak, hal ini menjadikan peserta didik tidak mempunyai ruang bebas untuk
berkembang. Padahal di era sekarang tidak menutup kemungkinan peserta
didik sangat kreatif dalam memanfaatkan informasi yang diperolehnya dari
berbagai sumber. Bisa jadi, informasi yang dimiliki mereka lebih banyak
karena akses dan fasilitas untuk mendapatkannya lebih lengkap dari pada yang
dimiliki guru.
Adapun salah satu model pembelajaran yang dapat membantu guru
untuk mengelola proses pembelajaran yang efektif dan dapat memberikan
peserta didik ruang bebas untuk mewujudkan potensinya adalah model
pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada
keterlibatan peserta didik dalam proses belajar secara aktif dalam proses
pembelajaran, sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung
dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang
dipelajarinya. “Melalui pengalaman langsung peserta didik akan memahami
3
Departemen Agama, Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik, (Jakarta, Departemen
Agama RI, 2005), h. 7
16
konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep
lain yang telah dipahaminya.”4
”Menurut Djahiri (2002) dalam proses pembelajaran prinsip utamanya
adalah adanya proses keterlibatan seluruh atau sebagian besar potensi diri
siswa (fisik dan nonfisik) dan kebermaknaannya bagi diri dan kehidupannya
saat ini dan di masa yang akan datang (life skill).”5 Sedangkan menurut
Luthfiyah Nurlaela, bahwa:
Model pembelajaran tematik memiliki kelebihan karena cara
pendekatannya yang sistematik dan cukup memberi peluang pelibatan
berbagai pengalaman siswa. Tema-tema yang diangkat dipilih dari halhal yang dikemukakan siswa, yang mungkin bertolak dari pengalaman
sebelumnya, serta berdasarkan kebutuhan yang dirasakan siswa (felt
need) (Joni, 1996). Menurut Kovalik dan McGeehan (1999), tema
menyediakan struktur jalan pijakan ke konsep-konsep yang penting yang
membantu siswa melihat pola serta membuat hubungan-hubungan di
antara fakta-fakta dan ide-ide yang berbeda.6
Pembelajaran tematik memiliki ciri berpusat pada peserta didik
(student centered). Peserta didik didorong untuk menemukan, melakukan, dan
mengalami secara kontekstual dengan menggunakan seluruh sumber daya
yang dimiliki dan lingkungan sekitarnya. “Pembelajaran menjadi lebih
bermakna, karena peserta didik secara langsung ‘melakukan’ (doing) dan
‘mengalami’ (experience) sendiri suatu aktivifitas (pembelajaran).”7
Di dalam belajar, aktivitas sangat diperlukan. Sebab pada prinsipnya
belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan
kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas
merupakan prinsip atau asas yang penting di dalam interaksi belajar-mengajar.
Dalam pembelajaran, yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam
pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedang pendidik memberikan
bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak
didik.
4
http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/pembelajaran-tematik-arti-penting/
Kunandar, Guru Profesional ………………, h. 287
6
http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=33361
7
Departeman Agama, Pedoman Pelaksanaan.........., h. 8
5
17
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melaksanakan Penelitian
Tindakan Kelas dengan judul:
“ Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan
Aktivitas Belajar Matematika siswa di Madrasah Ibtidaiyah ”
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Dari latar belakang masalah di atas, dapat didefinisikan masalahmasalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara menumbuhkan motivasi siswa terhadap pelajaran
matematika?
2. Apakah model pembelajaran tematik dapat diterapkan pada pelajaran
matematika?
3. Apakah penerapan model pembelajaran tematik dapat meningkatkan
aktivitas belajar matematika siswa?
4. Apakah penerapan model pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil
belajar matematika siswa?
5. Jenis-jenis aktivitas apakah yang dapat ditingkatkan melalui penerapan
model pembelajaran tematik?
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di MI Pembangunan
UIN Jakarta. Adapun fokus penelitian adalah meningkatkan aktivitas belajar
matematika siswa melalui model pembelajaran tematik.
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Setelah penulis pengemukakan latar belakang masalah di atas, dapatlah
terlihat luasnya permasalahan yang di dapat. Karena adanya keterbatasan
waktu dan pengetahuan yang penulis miliki serta untuk memperjelas dan
memberikan arah yang tepat dalam pembahasan skripsi, maka penulis
berusaha memberikan batasan sesuai dengan judul, yaitu sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran Tematik :
model
pembelajaran
tematik
yang
dimaksud adalah model pembelajaran tematik pada mata pelajaran
matematika, yang dikaitkan dengan beberapa materi pelajaran lain dalam
18
satu tema. Jadi, pelajaran utamanya adalah matematika dan dipadukan
dengan beberapa materi pelajaran lain yang terkait dengan tema.
2. Aktivitas belajar
: aktivitas belajar yang dimaksud merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan siswa di dalam kelas atau selama proses
proses pembelajaran berlangsung (seperti: memperhatikan penjelasan
guru, bertanya pada guru, menjawab pertanyaan guru, dan sebagainya)
3. Siswa Madrasah Ibtidaiyah
: siswa yang dimaksud adalah siswa pada
kelas awal sekolah dasar/ madrasah ibtidaiyah, yaitu kelas satu, kelas dua
atau kelas tiga.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan pembatasan masalah dan fokus penelitian di atas, maka
peneliti merumuskan masalah penelitian, yaitu:
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran tematik pada pelajaran
matematika?
2. Apakah model pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa?
3. Jenis-jenis aktivitas apakah yang dapat ditingkatkan melalui penerapan
model pembelajaran tematik?
4. Apakah penerapan model pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil
belajar matematika siswa?
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika
siswa melalui penerapan model pembelajaran tematik.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa
maupun sekolah. Adapun manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut:
19
a. Bagi siswa, hasil penelitian ini memberikan manfaat dalam
membangun motivasi belajar siswa dalam pelajaran matematika serta
meningkatkan aktivitas belajar siswa.
b. Bagi guru ataupun calon guru, penelitian ini memberikan manfaat
untuk
mengetahui
strategi
pembelajaran
yang
tepat
dalam
meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar matematika
siswa serta dapat meningkatkan prefesionalisme guru dalam proses
belajar mengajar di kelas.
c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan manfaat bagi
sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan pada sekolah yang
bersangkutan dan sekolah-sekolah lain pada umumnya.
20
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Kerangka Teori
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Banyak para ahli dalam bidang pendidikan yang mengemukakan
tentang definisi atau pengertian belajar. Ada yang berpendapat bahwa
“Belajar adalah perubahan yang secara relative berlangsung lama pad
perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman.”1 James O.
Whittaker berpendapat bahwa “Belajar adalah proses di mana tingkah laku
ditimbulkan.”2 Sedangkan menurut pandangan konstruktivisme “Belajar
merupakan proses aktif dari si subjek belajar untuk merekonstruksi makna
sesuatu, entah itu teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain.”3
Belajar secara sederhana dikatakan sebagai proses perubahan
dari belum mampu menjadi sudah mampu yang terjadi dalam waktu
tertentu. Perubahan yang terjadi itu harus secara relatif bersifat
menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat
ini nampak (immediate behavior) tetapi juga pada perilaku yang
mungkin terjadi di masa mendatang (potensial behavior). Oleh
karena itu, perubahan-perubahan terjadi karena pengalaman.4
Berdasarkan perbedaan-perbedaan pendapat mengenai belajar,
penulis dapat menyimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan.
Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan individu
sehingga tingkah lakunya berkembang. Dengan perubahan itulah manusia
secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih, dan menetapkan keputusankeputusan penting untuk hidupnya. Segala aktivitas dan prestasi hidup
manusia tidak lain adalah hasil dari belajar.
1
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi
Brother’s, 2008), h. 82
2
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002 ), cet 1, h.12
3
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar..........., h. 37
4
Drs. Irwanto, Psikologi Umum, (Jakarta: PT Prenhallindo, 2002), h. 105
7
21
Sedangkan proses
yang terjadi
yang membuat seseorang
melakukan proses belajar disebut pembelajaran. Dalam kamus besar
Bahasa Indonesia kata pembelajaran diartikan sebagai “proses, cara,
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar”.5 Dan dalam Undangundang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional disebutkan bahwa pembelajaran adalah “proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.6
Menurut Suharsono, bahwa ”Pembelajaran adalah kata kunci
terjadinya suatu perubahan manusiawi, apakah bersifat kolektif maupun
individual, menuju keadaan yang lebih baik, dewasa dan kematangan.
Melalui pembelajaran pula anak-anak kita dapat berkembang dengan baik,
baik akhlaq, kecerdasan, maupun spiritualnya.”7 Sedangkan menurut
Kunandar, bahwa ”Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta
didik dengan lingkungannnya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah
yang lebih baik.”8
Pembelajaran dalam KTSP adalah pembelajaran di mana hasil dari
belajar atau kompetensi yang diharapkan dicapai oleh siswa, sistem
penyampaikan dan indikator hasil belajar dirumuskan secara tertulis sejak
perencanaan dimulai. ”Pembelajaran atau instruction biasanya terjadi
dalam situasi formal yang secara sengaja diprogramkan oleh guru dalam
usahanya menstransformasikan ilmu yang diberikannya kepada peserta
didik, berdasarkan kurikulum dan tujuan yang hendak dicapai.”9
Setelah membahas tentang belajar dan pembelajaran, penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa proses belajar merupakan bersifat internal
dalam diri siswa, sedangkan pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja
direncanakan dan rekayasa perilaku seseorang.
5
Ismail, dkk. Kapita Selekta Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2000), hal 1.13
6
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 , …………….. , hal.4
7
Suharsono, Membelajarkan Anak Dengan Cinta, (Jakarta: Inisiasi Press, 2003), h. 29
8
Kunandar, Guru Profesional, …………….. , h. 287
9
Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka Press, 2006), Cet.
Ke-6, h. 11
22
Dalam kependidikan, kedua hal tersebut yaitu belajar dan
pembelajaran, sangatlah berkaitan. Konsep belajar berakar pada pihak
peserta didik dan konsep pembelajaran berakar pada pihak guru yang
sengaja diprogramkan berdasarkan kurikulum.
2. Pembelajaran Matematika Untuk Kelas I - III Sekolah Dasar
Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada
rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa perkembangan
anak yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi
kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang
dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
”Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga
SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka
telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya.”10 Mereka telah
dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda
roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan
dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting.
Selain itu, perkembangan anak dari sisi sosial, terutama anak yang berada
pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan
keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan
teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri.
Perkembangan anak usia 6-8 tahun dari sisi emosi antara lain anak
telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat
mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah
mulai belajar tentang konsep nilai misalnya benar dan salah. Untuk
perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan
dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan
obyek,
10
berminat
terhadap
angka
dan
tulisan,
meningkatnya
http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/karakteristik-perkembangan-anakusia-kelas-awal-sd-serta-pembelajaran-tematik-keuntungan-penggunaan/
23
perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan
berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.
Menurut Nasution (1993:44) masa usia sekolah dasar sebagai
masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun
hingga kira-kira sebelas atau dua belas tahun. Usia ini ditandai
dengan mulainya masuk Sekolah Dasar, dan dimulainya sejarah baru
dalam kehidupannya yang kelak akan mengubah sikap-sikap dana
tingkah lakunya. Para guru mengenal masa ini sebagai ”masa
sekolah”, oleh karena pada usia inilah anak untuk pertama kalinya
menerima pendidikan formal.11
Beberapa sifat anak-anak pada masa kelas rendah sekolah dasar
antara lain:
a) Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan
pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah.
b) Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan
permainan yang tradisional.
c) Ada kecenderungan memuji diri sendiri.
d) Suka membending-bandingkan dirinya dengan yang anak lain kalau
hal itu dirasanya menguntungkan untuk meremehkan yang lain.
e) Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu
dianggapnya tidak penting.
f) Pada masa ini (terutama pada umur 6-8 tahun) anak menghendaki nilai
(nilai rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang
pantas diberi nilai baik atau tidak.
”Sesuai dengan tahapan karakteristik perkembangan anak,
karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan belajar bermakna,
maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awal SD sebaiknya dilakukan
dengan pembelajaran tematik.”12
Pendidikan di Sekolah dasar adalah merupakan pendidikan formal
pertama yang terutama. Karena pendidikan di sinilah yang menjadi dasar
untuk kehidupan anak selanjutnya. ”Kuatnya pendidikan dasar akan
11
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002 ), cet 1, h.90
http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/karakteristik-perkembangan-anakusia-kelas-awal-sd-serta-pembelajaran-tematik-keuntungan-penggunaan/
12
24
menjiwai pendidikan selanjutnya, sebab pendidikan sesudah SD adalah
sekadar pengalaman dari apa yang dikuasai anak di sekolah dasar
tersebut.” 13
Adapun kecakapan-kecakapan yang dapat diberikan oleh SD
kepada anak-anak ialah semua kecakapan yang diorganisasi di dalam
pelajaran SD, sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Antara lain:
1) Berbahasa
2) Bernyanyi
3) Matematika
4) Menggambar
5) Beragama
6) Berbuat susila
7) Berketrampilan
8) Olah raga
9) Berpengetahuan tentang IPA
10) Berpengtahuan tentang IPS, dan lain-lain.14
Perkataan matematika sangat erat hubungannya dengan kata
mathaein yang mempunyai arti belajar (berpikir). Banyak sekali pendapat
yang muncul tentang pengertian matematika, baik dipandang dari segi
ilmu pegetahuan atau maupun pengalaman masing-masing orang yang
berbeda. Berdasarkan etimologis, perkataan matematika mempunyai arti
“ilmu
pengetahuan
yang
diperoleh
dengan
benalar.”15
Hal
ini
dimaksudkan bukan berarti ilmu lain yang diperoleh buka melalui
penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih mengarah kepada aktivitas
dalam dunia rasio (penalaran), sedangkan dalam ilmu lain lebih
menekankan kepada hasil observasi atau eksperimen disamping penalaran.
13
Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), Cet. Ke-7, h.
89
14
Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan ………. h. 91
H. Erman Suherman, et al. Common Text Book; Strategi Pembelajaran Matematika
Kotemporer, (Bandung: UPI, 2003), hal. 17
15
25
Menurut Hilbert, matematikawan dari Jerman mengatakan bahawa
“matematika adalah sebagai sistem lambang yang formal sebab
matematika bersangkut paut dengan sifat-sifat struktural dan simbolsimbol melalui berbagai sasaran yang menjadi objek matematika.”16
Bilangan-bilangan misalnya, dipandang sebagai sifat-sifat struktural paling
abstrak yang dilepaskan dari suatu arti tertentu dan hanya menunjukkan
bentuknya saja.
Pada hakikatnya pembelajaran matematika adalah proses yang
sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan
yang memungkinkan seseorang siswa melaksanakan kegiatan belajar
matematika dan dalam proses tersebut terjalin hubungan yang sinergis dan
tak terpisahkan antara tiga unsur pembelajaran yaitu: peserta didik,
pendidik, dan sumber belajar.
“Pembelajaran matematika harus
memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari
pengalaman tentang matematika.”17
Kebanyakan, kepada pelajaran inilah guru-guru SD memberikan
perhatian yang sangat besar, yang ternyata dengan seringnya anak-anak
membawa pekerjaan
rumah
tentang
mata
pelajaran ini.
Bahan
pelajarannya masih terbatas pada pengerjaan bahan yang dilakukan dengan
tanda mengurangi dan menambah, membagi dan mengalikan.
”Matematika SD asal dibatasi sampai pada kemungkinan yang
sering terjadi di dalam kehidupan sehari-hari, misalnya tentang berjual beli
dengan laba dan rugi, persentase dan sebagainya.”18 Dalam pekerjaaan
sosial, guru sedapat mungkin jangan memberikan pada pemecahan
tertentu, melainkan membiarkan anak-anak menemukan sendiri teknik
pemecahannya.
Dorongan dan bimbingan bila anak menjumpai kesukaran tetap
diberikan, yaitu sampai kepada apa yang sudah diketahui dari bahan itu
16
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), h. 127
17
Ismail, dkk. Kapita Selekta ..., hal. 1.13
18
Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan ………. h. 94
26
dan bagaimana yang belum diketahui. Demikian akhirnya anak itu
sendirilah yang harus mengetahui kesukaran itu dan bukan guru.
Dalam proses pembelajaran matematika, siswa sering kali
mengalami kesulitan dengan aktivitas belajarnya. Oleh karena itu, guru
perlu memberikan bantuan atau dorongan kepada siswa dalam
pembelajaran matematika. Seperti diungkapkan oleh Susento bahwa
”pemberian dorongan memungkinkan siswa memecahkan masalah,
melakukan tugas, atau mencapai sasaran yang tidak mungkin diusahakan
siswa sendiri.”19 Dorongan merupakan semua strategi yang digunakan
guru dalam membantu usaha belajar siswa melalui campur tangan yang
bersifat memberi dukungan/bentuknya bisa berbagai macam.
3. Model Pembelajaran Tematik
h. Pengertian Model Pembelajaran Tematik
”Tema merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai
konsep kepada anak didik secara utuh.”20 Dalam pembelajaran tema
diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu
kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa anak didik
dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Penggunaan tema
dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara
mudah dan jelas.
Berdasarkan
uraian
tentang
”tema”
tersebut,
Kunandar
mengemukakan bahwa ”pembelajaran tematik adalah pembelajaran
terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi dalam
beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka.”21
Pembelajaran
tematik
merupakan
pola
pembelajaran
yang
mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, kreativitas, nilai dan
sikap pembelajaran dengan menggunakan tema.
19
Moch. Masykur Ag dan Abd. Halim Fathani, Mathematical Intelligence, (Jakarta: ArRuzz Media, 2007), Cet. Ke-1, h.61
20
Kunandar, Guru Profesional, …………….. , h. 334
21
Kunandar, Guru Profesional, …………….. , h. 334
27
Pembelajaran tematik dengan demikian adalah “pembelajaran
terpadu atau terintegrasi”22 yang melibatkan beberapa pelajaran –
bahkan lintas rumpun mata pelajaran – yang diikat dalam tema-tema
tertentu.
Tim Pengembang PGSD dalam Pembelajaran Terpadu D-II
PGSD menyebutkan bahwa pengertian pembelajaran terpadu dapat
dijelaskan sebagai berikut:23
1. Pembelajaran yang berangkat dari suatu tema tertentu sebagai
pusat perhatian yang digunakan untuk memahami gejala-gejala dan
konsep-konsep, baik yang berasal dari bidang studi yang
bersangkutan maupun dari bidang studi lainnya.
2. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai
bidang studi atau mata pelajaran yang mencerminkan dunia riil di
sekeliling dan dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak.
3. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
anak secara simultan.
4. Menggabungkan suatu konsep dalam beberapa bidang studi atau
mata pelajaran yang berbeda dengan harapan anak akan belajar
lebih bermakna.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran
terpadu yang mengaitkan beberapa materi ataupun beberapa mata
pelajaran dengan menggunakan tema sehingga dapat memberikan
pengalaman belajar yang lebih bermakna kepada peserta didik.
Pembelajaran ini melibatkan beberapa kompetensi dasar, hasil
belajar, dan indikator dari suatu mata pelajaran atau bahkan beberapa
mata pelajaran. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari
aspek proses dan waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar.
”Diterapkannya pendekatan tematik dalam pembelajaran, membuka
22
23
Departemen Agama, Pedoman Pelaksanaan ..................., h. 3
Kunandar, Guru Profesional , …………….. , h. 334
28
ruang yang luas bagi peserta didik untuk mengalami sebuah
pengalaman
belajar
menyenangkan.”
yang
lebih
bermakna,
berkesan,
dan
24
Pendekatan tematik dalam pembelajaran sangat membuka
peluang bagi guru untuk mengembangkan berbagai strategi dan
metodologi yang paling tepat. Pemilihan dan pengembangan strategi
pembelajaran mempertimbangkan kesesuaian dengan tema-tema yang
dipilih sebelumnya. Disinilah guru dituntut lebih kreatif dalam
menghadirkan suasana pembelajaran yang menggiring peserta didik
mampu memahami kenyataan hidup yang dijalaninya setiap hari, baik
menyangkut dirinya sebagai pribadi maupun dalam keluarga,
masyarakat, lingkungan, dan alam sekitarnya.
“Pembelajaran tematik tidak semata-mata mendorong peserta
didik untuk mengetahui (learning to know), tapi belajar juga untuk
melakukan (learning to do), belajar untuk menjadi (learning to be),
dan belajar untuk hidup bersama (learning to live together).”25
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan
peserta didik dalam proses belajar secara aktif dalam proses
pembelajaran, sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman
langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai
pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung peserta
didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.
“Teori pendukung untuk pembelajaran tematik ini dimotori pada tokoh
Psikologi Gestalt, termasuk Jean Piaget yang menekankan bahwa
pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan
perkembangan anak.”26
24
Departemen Agama, Pedoman Pelaksanaan ..................., h. 3
Departemen Agama, Pedoman Pelaksanaan ..................., h. 4
26
http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/pembelajaran-tematik-arti-penting/
25
29
i. Landasan Model Pembelajaran Tematik
Model pembelajaran tematik dipandang perlu karena proses
pembelajaran ini dapat menghasilkan pembelajaran yanga kreatif dan
efisien.
Adapun landasan pembelajaran tematik mencakup:27
1. Landasan filosofis
Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat
dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (1) aliran progsivisme
yang memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada
pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana
yang alamiah (natural), dan memperhatikan pangalaman peserta
didik. (2) Aliran kostruktivisme melihat pengalaman langsung
peserta didik sebagai kunci dalam pembelajaran. (3) Aliran
humanisme melihat peserta didik dari segi keunikan/kekhasannya,
potensinya, dan motifasi yang dimilikinya.
2. Landasan psikologis
Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama
berkaian dengan psikologi perkembangan peserta didik dan
psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama
dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan
kepada peserta didik agar tingkat keluasan dan kedalamannya
sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar
memberikan
kostribusi
dalam
hal
bagaimana
isi/materi
pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada peserta didik
dan bagaimana pula peserta didik harus mempelajarinya.
3. Landasan Yuridis
Landasan Yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan
dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung
pelaksanaan pembelajaran tematik disekolah dasar. Landasan
yuridis tersebut adalah UU No.23 tahun 2002 tentang perlindungan
27
http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/pembelajaran-tematik-landasan/
30
anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh
pendidikan
dan
pengajaran
dalam
rangka
pengembangan
pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan
bakatnya (pasal 9).
UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan
pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai
dengan bakat, minat dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b). Selain
itu, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22
tahun 2006 ditekankan bahwa pembelajaran pada kelas I s.d III
dilaksanakan melalui pendekatan tematik.
j. Ruang Lingkup Pembelajaran Tematik
Untuk
mencapai
pembelajaran
yang
bermakna
dan
menyenangkan, maka dalam penerapan model pembelajaran tematik
guru sangat dituntut untuk dapat mengembangkan strategi dan metode
pembelajar yang paling tepat. Selain itu juga pembelajaran tematik
harus disesuaikan dengan ruang lingkupnya.
”Ruang lingkup pembelajaran tematik meliputi seluruh mata
pelajaran pada kelas I – III Sekolah Dasar, yaitu Bahasa Indonesia,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan
dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Kerajinan Tangan dan Kesenian, serta
Pendidikan Jasmani.”28
k. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai
suatu
model
pembelajaran
di
sekolah
dasar,
pembelajaran tematik memilki karakteristik-karakteristik sebagai
berikut:29
1. Berpusat pada siswa
28
29
Kunandar, Guru Profesional, …………….. , h. 334
Kunandar, Guru Profesional, …………….. , h. 335
31
2. Memberikan pengalaman langsung
3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
5. Bersifat fleksibel
6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
l. Prinsip Pembelajaran Tematik
Proses belajar yang memberdayakan peserta didik melalui
penerapan
model
pembelajaran
tematik,
diharapkan
mampu
mengimbangi kebutuhan nyata dan perubahan zaman yang terjadi.
Prinsipnya, sebagai sebuah pembelajaran yang memberdayakan
peserta didik maka pada prakteknya pembelajaran tematik harus
sekuat mungkin meminimalkan metode ceramah.
Adapun prinsip yang mendasari pembelajaran tematik adalah
sebagai berikut:30
Pertama
: Terintegrasi
dengan
lingkungan
atau
bersifat
kontekstual. Artinya, pembelajaran dikemas dalam
sebuah format keterkaitan antara “kemampuan peserta
didik
dalam
menemukan
masalah”
dengan
“memecahkan masalah nyata yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari”. Sementara bentuk belajar
didisain agar peserta didik bekerja secara sungguhsungguh dalam menemukan tema pembelajaran yang
nyata, kemudian melakukannya.
Kedua
: Memiliki tema sebagai alat pemersatu beberapa mata
peljaran atau kajian. Dalam terminologi kurikulum
lintas bidang studi, tema yang demikian sering disebut
30
Departemen Agama, Pedoman Pelaksanaan..............., h. 14
32
sebagai pusat acuan dalam proses pembauran atau
pengintegrasi sejumlah mata pelajaran.
Ketiga
: Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan (joyful learning).
Keempat
: Pembelajaran memberikan pengalaman langsung yang
bermakna bagi peserta didik.
Kelima
: Menanamkan konsep dari berbagai mata pelajaran atau
bahan bahan kajian dalam suatu proses pembelajaran
tertentu.
Keenam
: Pemisahan atau pembedaan antara satu mata pelajaran
dengan mata pelajaran yang lain sulit dilakukan.
Ketujuh
: Pembelajaran
dapat
berkembang
sesuai
dengan
kemampuan, kebutuhan, dan minat peserta didik.
Kedelapan : Pembelajarn bersifat fleksibel.
Kesembilan : Pengguanaan variasi metode dalam pembelajaran.
m. Langkah-langkah Pembelajaran Tematik
Pelaksanaan model pembelajaran tematik haruslah dilakukan
secara tersusun sesuai dengan langkah-langkahnya. Adapun langkahlangkah pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:31
a. Pemeteaan kompetensi dasar
b. Menetapkan jaringan tema
c. Penyusunan silabus pembelajaran tematik
d. Penyusunan rencana pembelajaran/desain pembelajaran tematik
e. Pengelolaan Kelas
n. Keunggulan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran
tematik
adalah
pembelajaran
tepadu
yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman belajar bermakna kepada
31
Kunandar, Guru Profesional, …………….. , h. 338
33
peserta didik. Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak
keuntungan, di antaranya: (1) Peserta didik mudah memusatkan
perhatian pada suatu tema tertentu; (2) Peserta didik mampu
mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi
dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama; (3) Pemahaman
terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; (4)
Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan
matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik; (5)
Peserta didik mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar
karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas; (6) Peserta
didik lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi
nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata
pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain; (7) Guru dapat
menghemat waktu karena beberapa mata pelajaran yang disajikan
secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua
atau tiga pertemuan,
waktu selebihnya dapat digunakan untuk
kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.
4. Aktivitas Belajar dan Active Learning
i.
Pengertian Aktivitas Belajar
”Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk
mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar
kalau tidak ada aktivitas.”32
Belajar pada hakekatnya dapat dilakukan dimana saja dan
kapan saja.
Baik itu dilakukan di sekolah secara formal maupun
dilakukan di alam sekitar. Lain halnya dengan Sardiman AM, yang
mengganggap bahwa ”sekolah adalah salah satunya pusat kegiatan
belajar karena
sekolah merupakan arena untuk mengembangkan
aktivitas.”33
32
33
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar..........., h. 96
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar............, h. 100
34
Aktivitas dalam belajar yang dimaksud merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan sehari-hari di dalam kelas atau dalam istilah
kata proses belajar mengajar. Aktivitas dalam belajar dilakukan bila
keduanya hadir, adanya guru dan siswa. Aktivitas itu sendiri berupa:
kehadiran, pembahasan materi pelajaran, adanya diskusi antara guru
dan siswa, dan lain sebagainya.
Dari semua pengertian aktivitas di atas, maka dapat dikatakan
bahwa aktivitas merupakan asas yang terpenting karena belajar
merupakan suatu kegiatan. Tanpa kegiatan atau bergerak tak mungkin
seorang dikatakan belajar.
Selain itu perlu dijelaskan bahwa aktivitas belajar itu adalah
aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar
mengajar, kedua aspek harus selalu berkaitan. Dengan begitu apapun
yang dilakukan tidak terlepas dari tujuan belajar yang sebenarnya
karena aktivitas dan keduanya akan membuahkan aktivitas belajar
yang optimal.
ii.
Macam-macam Aktivitas Belajar
Dalam belajar, seseorang tidak akan dapat menghindarkan diri
dari situasi. Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan
dilakukan dalam rangka belajar. Bahkan situasi itulah yang
mempengaruhi dan menentukan aktivitas belajar apa yang dilakukan
kemudian. Aktivitas belajar itu berhubungan dengan masalah belajar
seperti menulis, mencatat, memandang, mengingat, berfikir, latihan
atau praktek, dan sebagainya.
Berikut kita bahas beberapa contoh aktivitas belajar34:
1. Mendengarkan
Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap orang
yang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan.
34
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar …………, h 38
35
2. Memandang
Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek.
Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata.
Karena
dalam memandang itu matalah yang memegang peranan penting.
3. Meraba, membau, dan mencicipi/mengecap
Aktivitas meraba, membau, dan mengecap adalah indra manusia
yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar.
4. Menulis atau mencatat
Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan
dari aktivitas belajar.
5. Membaca
Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan
selama belajar di sekolah.
6. Membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggarisbawahi
Ikhtisar atau ringkasan memang dapat membantu dalam hal
mengingat atau mencari kembali materi dalam buku untuk masamasa yang akan datang.
7. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan
Aktivitas mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan baganbagan jangan diabaikan untuk diamati, karena ada hal-hal tertentu
yang tidak termasuk dalam penjelasan melalui tulisan.
8. Menyusun paper atau kertas kerja
Dalam penyusunan paper tidak bisa sembarangan, tetapi harus
metodologis dan sistematis.
9. Mengingat
Mengingat merupakan gejala psikologis. Untuk mengetahui bahwa
seseorang sedang mengingat sesuatu, dapat dilihat dari sikap dan
perbuatannya.
Perbuatan mengingat dilakukan bila seseorang
sedang mengingat-ingat kesan yang telah dipunyai.
36
10. Berfikir
Berfikir termasuk aktivitas belajar.
Dengan berfikir orang
memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu
tentang hubungan antara sesuatu.
11. Latihan atau praktek
Latihan merupakan cara yang baik untuk memperkuat ingatan.
Paul
B.
Dierdrich
setelah
mengadakan
penyelidikan,
menyimpulkan: terdapat 177 macam kegiatan peserta didik yang
meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa, antara lain sebagai
berikut:35
1) Visual activities, membaca, memperhatikan: gambar, demonstrasi,
percobaan, pekerjaan orang lain, dan sebagainya.
2) Oral activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya,
memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview,
diskusi, interupsi, dan sebagainya.
3) Listening activities, mendengarkan: uraian, percakapan diskusi,
musik, pidato, dan sebagainya.
4) Writing activities, menulis: cerita, karangan, laporan, tes, angket,
menyalin, dan sebagainya.
5) Drawing activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram,
pola, dan sebagainya.
6) Motor activities, melakukan percobaan, membuat konstruksi,
model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan
sebagainya.
7) Mental activities, menganggap, mengingat, memecahkan soal,
menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan
sebagainya.
35
Ahamad Rohani HM, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), Cet.
Ke-2, h. 9
37
8) Emotional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira,
berani, tenang, gugup, dan sebagainya.
Prinsip aktivitas yang diuraikan di atas didasarkan pada
pandangan psikologis bahwa segala pengetahuan harus diperoleh
melalui pengamatan (mendengar, melihat, dan sebagainya) sendiri dan
pengalaman sendiri. Guru hanyalah merangsang keaktifan dengna
menyajikan bahan pelajaran, sedangkan yang mengolah dan mencerna
adalah peserta didik itu sendiri sesuai kemauan, kemampuan, bakat,
dan latar belakang masing-masing. Oleh karena itu dapat dikatakan
bahwa belajar adalah suatu proses di man peserta didik harus aktif.
iii.
Active Learning
”Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan
informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan
mental dan kerja siswa sendiri.”36 Untuk dapat membuahkan hasil
belajar yang maksimal adalah dengan kegiatan belajar aktif. Agar
belajar menjadi aktif, siswa harus gesit, bersemangat, dan bergairah.
Ada tiga pernyataan sederhana yang berbicara tentang perlunya
cara belajar aktif. Yaitu: ”Yang saya dengar, saya lupa. Yang saya
lihat, saya ingat. Dan yang saya lakukan, saya pahami”37
Prinsip active learning adalah bahwa belajar bukanlah kegiatan
menghafal semata. Belajar memerlukan kedekatan dengan berbagai
macam hal, seperti media yang konkret, praktek dalam kehidupan
sehari-hari, menginginkan jawaban atas pertanyaan, membutuhkan
informasi untuk memecahkan masalah,
mengerjakan tugas.
36
atau mencari cara untuk
38
Melvin L. Silberman, Active Learning, (Bandung: Nusamedia, 2004), edisi revisi, h. 9
Melvin L. Silberman, Active Learning ……………… , h. 23
38
Melvin L. Silberman, Active Learning, ……………… , h.28
37
38
iv.
Nilai Aktivitas dalam Pengajaran
Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan
kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dengan
melakukan aktivitas peserta didik dapat memperoleh pengetahuan,
pemahanman, dan aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan
keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat.
Penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pengajaran para
siswa, oleh karena:39
1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami
sendiri.
2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa
secara integral.
3. Memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan siswa.
4. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.
5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi
demokratis.
6. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan
antara orang tua dengan guru.
7. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga
mengembangkan
pemahaman
dan
berpikir
kritis
serta
menghindarkan verbalitas.
8. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam
kehidupan di masyarakat.
B. Bahasan Hasil-hasil Penelitian Yang Relevan
1. Ila Hilyatul Aen, dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Pembelajaran Tematik Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa”,
memberikan kesimpulan bahwa pendekatan tematik mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap hasil belajar siswa Sekolah Dasar.
39
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 175
39
2. Dwi Yuli Susanti, dalam penelitiannya yang berjudul “Pembelajaran
Tematik Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas 3 SD Negeri 034 Samarinda Ulu”. Kesimpulan dari penelitian
tersebut adalah bahwa melalui pembelajaran tematik hasil belajar
matematika siswa kelas 3 SD Negeri 034 Samarinda Ulu mengalami
peningkatan.
C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan
Diterapkannya model pembelajaran tematik, dapat membuka ruang
yang luas bagi peserta didik untuk mengalami sebuah pengalaman belajar
yang lebih bermakna, berkesan, dan menyenangkan. Pembelajaran tematik
lebih menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam proses belajar secara
aktif dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik dapat memperoleh
pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai
pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung, peserta didik
akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya
dengan konsep lain yang telah dipahaminya.
Model pembelajaran tematik yang akan diterapkan adalah pada
pelajaran matematika. Dengan menggunakan tema yang ada, guru akan
menyampaikan materi matematika secara menyeluruh dengn dipadukan
dengan beberapa materi pelajaran lain yang berkaitan dengan tema tersebut.
Dalam penerapan pembelajaran tematik ini, guru menggunakan metode yang
bervariasi dan lebih menekankan pada keterlibatan siswa secara aktif.
Berdasarkan pemikiran yang telah dipaparkan di atas, maka
diharapkan
bahwa
penerapan
model
pembelajaran
tematik
dapat
meningkatkan aktivitas belajar, motivasi belajar, dan hasil belajar matematika
siswa.
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
M. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Pelajaran
2008/2009, yaitu pada bulan September – Desember 2008, dengan perincian
sebagai berikut:
Tabel 1
Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
1 Persiapan dan perencanaan
2 Observasi (Studi lapangan)
September
Oktober
November Desember
√
√
√
√
3
Pelaksanaan Pembelajaran
4
Analisis Data
√
5
Laporan penelitian
√
Tempat penelitian adalah MI Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang beralamat di Kompleks UIN Syarif Hidayatullah, Jl. Ibnu Taimia
IV Ciputat-Jakarta Selatan.
N. Metode dan Desain Intervensi Tindakan/Rancangan Siklus Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
atau yang lebih dikenal dengan Classroom Action Research. Tujuan utama
dari penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan
professionalisme pendidik dalam menangani proses pembelajaran. Dengan
memahami dan mencoba melaksanakan penelitian tindakan kelas, diharapkan
kemampuan
pendidik
dan
proses
pembelajaran
semakin
meningkat
kualitasnya dan sekaligus akan meningkatkan kualitas pendidikan.
Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra
penelitian) dan akan dilanjutkan dengan dua siklus. Dalam hal ini, yang
27
41
dimaksud siklus adalah satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke
langkah semula,47 dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu:
Tahap 1
: Menyusun rancangan tindakan (Planning)
Dalam tahap ini peneliti menentukan titik fokus peristiwa yang
perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian
bekerja sama dengan kolaborator (guru kelas) membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan disajikan dalam
proses pembelajaran di kelas. Pada tahap ini juga peneliti
membuat instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi,
catatan lapangan, lembar wawancara dan soal tes untuk akhir
silkus.
Tahap 2
: Pelaksaan tindakan (Acting)
Tahap ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau
penerapan isi rancangan yang telah dibuat, yaitu melaksanakan
tindakan kelas.
Tahap 3
: Pengamatan (Observing)
Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan
dengan pelaksanaan tindakan untuk memperoleh data yang
akurat untuk perbaikan pada silkus berikutnya. Observasi
dimaksudkan sebagai kegiatan mengamati, menggali, dan
mendokumentasikan semua gejala indikator yang terjadi selama
proses penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
pengamatan dengan dibantu oleh guru kelas yang bertugas
sebagai observer dan kolaborator. Sebagai observer yaitu
mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan
memberi penilaian terhadap peneliti dalam menerapkan model
pembelajaran tematik.
47
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007),
cet. Ke-4, h. 20
42
Tahap 4
: Refleksi (Reflecting)
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali
apa yang sudah dilakukan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan
dikumpulkan dan dianalisis bersama peneliti dan observer,
sehingga
dapat
diketahui
apakah
kegiatan
yang
telah
dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu
adanya perbaikan. Tahap ini dilaksanakan dengan maksud untuk
memperbaiki kegiatan penelitian sebelumnya,
yang akan
diterapkan pada penelitian berikutnya.
Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, penelitian akan
dilanjutkan dengan siklus II. Apabila dengan hasil dari siklus II sudah
menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah dicapai, maka penelitian
dihentikan. Tetapi apabila indikator keberhasilan belum dicapai, maka
penelitian dilanjutkan ke siklus III, dengan hasil refleksi siklus II sebagai
acuannya.
Adapun bagan dari desain penelitian di atas adalah sebagai berikut:
Kegiatan Pendahuluan
1. Observasi proses pembelajaran di
kelas.
2. Observasi
tingkat aktivitas belajar
siswa.
3. Wawancara dengan guru kelas.
4. Wawancara dengan siswa.
SIKLUS I
SIKLUS I
1. Tahap Perencanaan
a. Membuat RPP dengan mengintegrasikan model pembelajaran
tematik
b. Membuat pedoman observasi
c. Membuat pedoman wawancara
d. Membuat soal tes Siklus I untuk siswa
43
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar metematika dengan
menerapkan pembelajaran tematik, kemudian dilanjutkan dengan
pemberian tes Siklus I.
3. Tahap Observasi
a. Kolaborator mengobservasi proses pembelajaran tematik.
b. Kolaborator mengamati aktivitas belajar siswa selama proses
pembelajaran.
c. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa.
4. Tahap Refleksi
Peneliti bersama kolaborator mengevalusi proses pembelajaran
silkus I. Hasil penelitian siklus I dibandingkan dengan indikator
keberhasilan. Apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka
penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan hasil evluasi siklus I
digunakan sebagai acuannya.
Siklus II
Siklus II
1. Tahap Perencanaan
a. Membuat RPP dengan mengintegrasikan model pembelajaran
tematik
b. Menyiapkan pedoman observasi
c. Menyiapkan pedoman wawancara
d. Membuat soal tes Siklus II untuk siswa
44
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar matematika dengan
menerapkan pembelajarn tematik, kemudian dilanjutkan dengan
pemberian tes Siklus II.
3. Tahap Observasi
a. Kolaborator mengobservasi proses pembelajaran tematik.
b. Kolaborator mengamati aktivitas belajar siswa selama proses
pembelajaran.
c. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa.
4. Tahap Refleksi
Mengevalusi proses pembelajaran Siklus II. Apabila indikator
keberhasilan telah dicapai, maka penelitian dihentikan. Tetapi apabila
indikator keberhasilan belum dicapai, maka penelitian dilanjutkan ke
siklus III, dengan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya.
Bagan 1
Desain Penelitian Tindakan Kelas
Berdasarkan desain tersebut maka dapat ditentukan apakah siklus
selanjutnya perlu dilanjutkan atau tidak, sedangkan penelitian akan diakhiri
atau dihentikan dengan indikator keberhasilan sebagai berikut :
1. Hasil pengamatan melalui lembar observasi aktivitas belajar matematika
siswa menunjukkan peningkatan aktivitas belajar matematika siswa. Hal
ini dapat dilihat berdasarkan hasil persentase seluruh indikator aktivitas
mencapai rata-rata 70%.
45
2. Tes yang diberikan pada setiap akhir siklus menunjukkan bahwa nilai ratarata tes siswa mencapai 80 dan tidak ada siswa yang mendapat nilai
dibawah KKM yaitu 65.
O. Subjek/Partisipan yang terlibat dalam Penelitian
Partisipan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IF MI
Pembangunan UIN Jakarta dan guru kelas IF sebagai kolaborator dan
observer.
P. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaku penelitian.
Peneliti bekerja sama dengan guru kelas sebagai kolaborator dan observer.
Sebagai kolaborator yaitu bekerja dalam hal membuat rancangan
pembelajaran, melakukan refleksi dan menentukan tindakan-tindakan pada
siklus selanjutnya. Sebagai observer yaitu memberi penilaian terhadap peneliti
dalam mengajar dengan menerapkan model pembelajaran tematik dan
mengamati aktivitas belajar matematika siswa selama proses pembelajaran.
Dalam pelaksanaan tindakan di dalam kelas, maka kerja sama antara
guru kelas dan peneliti menjadi hal yang sangat penting dan memiliki
kedudukan yang setara, dalam arti masing-masing mempunyai peran dan
tanggung jawab yang saling membutuhkan dan saling melengkapi untuk
mencapai tujuan.48
Q. Tahapan Interversi Tindakan
Tahapan penelitian tindakan ini diawali dengan dilakukannya
penelitian pendahuluan (pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan tindakan
pertama dalam siklus I. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan,
pelaksanakan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Setelah
melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, apabila indikator keberhasilan
belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II.
Apabila dengan hasil dari siklus II sudah menunjukkan bahwa
indikator keberhasilan telah tercapai, maka penelitian dihentikan. Tetapi
apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan ke
siklus III, dengan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya.
48
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian ……………….., h. 63
46
Adapun uraian dari tahap-tahap penelitian di atas adalah sebagai berikut:
1. Pra penelitian
a) Pengamatan keadaan kelas
Waktu pelaksanaan : tanggal 22, 24, 27 Oktober 2008
Pada kegiatan ini peneliti mengadakan pengamatan awal terhadap
proses pembelajaran di kelas IF MI Pembangunan UIN Jakarta.
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana
proses pembelajaran matematika dan aktivitas belajar matematika
siswa.
b) Wawancara
Waktu pelaksanaan : tanggal 24, 27, dan 29 Oktober 2008
Wawancara dilaksanakan terhadap siswa dan guru kelas untuk
mengetahui minat siswa terhadap pelajaran matematika, aktivitas
belajar siswa, dan permasalahan yang dihadapi guru dalam
pembelajaran matematika di kelas tersebut.
c) Analisis dan refleksi
Waktu pelaksanaan : 27 Oktober 2008
Analisis dan refleksi dari kegiatan pra penelitian (pendahuluan) ini
dilakukan menganalisa data yang diperoleh pada pra penelitian dan
kemudian dilakukan refleksi untuk memperoleh cara yang tepat untuk
mengatasi permasalahan yang muncul sehinggga dapat diberikan
tindakan yang tepat pada tahap pelaksanaan pembelajaran nanti.
2. Siklus I
a) Tahap perencanaan
Waktu Pelaksanaan : 22, 24, 27 dan 29 Oktober 2008
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) dan membuat instrumen-instrumen penelitian, yaitu
lembar observasi guru pada KBM, lembar observasi aktivitas belajar
siswa, pedoman wawancara untuk guru dan siswa, serta soal untuk tes
pada akhir siklus I ini.
47
b) Tahap pelaksanaan
- Pertemuan 1
Waktu pelaksanaan : 31 Oktober 2008
Pada tahap ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran
tematik, yaitu dengan tema ”Kegiatan sehari-hari”. Materi yang akan
disampaikan adalah satuan waktu (pagi, siang, sore, dan malam),
seperti yang diuraikan dalam RPP.
- Pertemuan 2
Waktu pelaksanaan : 3 November 2008
Pada tahap ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran
tematik, yaitu dengan tema ”Kegiatan sehari-hari”. Materi yang akan
disampaikan adalah nama-nama hari, seperti yang diuraikan dalam
RPP.
- Pertemuan 3
Waktu pelaksanaan : 5 November 2008
Pada tahap ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran
tematik, yaitu dengan tema ”Kegiatan sehari-hari”. Materi yang akan
disampaikan adalah nama-nama bulan, seperti yang diuraikan dalam
RPP.
- Pertemuan 4
Waktu pelaksanaan : 7 November 2008
Pada tahap ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran
tematik, yaitu dengan tema ”Kegiatan sehari-hari”. Materi yang akan
disampaikan adalah membaca jam analog, seperti yang diuraikan
dalam RPP.
- Pertemuan 5
Waktu pelaksanaan : 10 November 2008
Pada tahap ini peneliti akan memberikan tes akhir siklus I dengan
satuan waktu, nama-nama hari dan bulan, serta jam analog. Tes
berupa soal
uraian berjumlah 20 soal. Kemudian peneliti
melaksanakan wawancara terhadap guru kelas dan siswa untuk
48
mengungkap pendapat mereka tentang pembelajaran matematika
dengan menggunakan model pembelajaran tematik.
c) Tahap observasi
Waktu pelaksanaan : 31 Oktoberdan 3, 5, 7 November 2008
Pada tahap ini guru kelas (observer) melakukan pengamatan tentang
pelaksanaan pembelajaran tematik dan aktivitas belajar siswa selama
proses pembelajaran berlangsung.
d) Tahap analisis dan refleksi
Waktu pelaksanaan : 10 November 2008
Pada tahap ini peneliti dan observer melakukan analisis terhadap hasil
pengamatan observer untuk seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran
pada Siklus I, kemudian hasil refleksi digunakan untuk perbaikan pada
tahap perencanaan Siklus II.
3. Silkus II
a) Tahap perencanaan
Waktu Pelaksanaan : 10, 11 November 2008
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) dan instrumen-instrumen penelitian, yaitu lembar
observasi guru pada KBM, lembar observasi aktivitas belajar siswa,
pedoman wawancara untuk guru dan siswa, serta soal untuk tes pada
akhir siklus II.
b) Tahap pelaksanaan
- Pertemuan 6
Waktu pelaksanaan : 12 November 2008
Pada tahap ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran
tematik, yaitu dengan tema ”lingkungan”. Materi yang akan
disampaikan adalah bangun ruang sederhana, seperti yang diuraikan
dalam RPP.
- Pertemuan 7
Waktu pelaksanaan : 14 November 2008
49
Pada tahap ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran
tematik, yaitu dengan tema ”lingkungan”. Materi yang akan
disampaikan adalah ukuran besar dan kecil, seperti yang diuraikan
dalam RPP.
- Pertemuan 8
Waktu pelaksanaan : 17 November 2008
Pada tahap ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran
tematik, yaitu dengan tema ”lingkungan”. Materi yang akan
disampaikan adalah satuan panjang, seperti yang diuraikan dalam
RPP.
- Pertemuan 9
Waktu pelaksanaan : 19 November 2008
Pada tahap ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran
tematik, yaitu dengan tema ”lingkungan”. Materi yang akan
disampaikan adalah satuan panjang, seperti yang diuraikan dalam
RPP.
- Pertemuan 10
Waktu pelaksanaan : 21 November 2008
Pada tahap ini peneliti akan memberikan tes akhir siklus II dengan
materi bangun ruang sederhana, ukuran besar dan kecil, serta satuan
panjang. Tes berupa soal
uraian berjumlah 20 soal. Kemudian
peneliti melaksanakan wawancara terhadap guru kelas dan siswa
untuk
mengungkap
pendapat
mereka
tentang
pembelajaran
matematika dengan menggunakan model pembelajaran tematik.
c) Tahap observasi
Waktu pelaksanaan : 12, 14, 17, dan 19 November 2008
50
Pada tahap ini guru kelas (observer) melakukan pengamatan tentang
pelaksanaan pembelajaran tematik yang dilakukan guru dalam KBM
dan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
d) Tahap analisis dan refleksi
Waktu pelaksanaan : 21 November 2008
Pada tahap ini peneliti dan observer melakukan analisis terhadap hasil
pengamatan observer untuk seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran
pada siklus II. Apabila dengan hasil dari siklus II sudah menunjukkan
bahwa indikator keberhasilan tercapai, maka penelitian dihentikan.
Tetapi apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian
dilanjutkan ke siklus III, dengan hasil refleksi siklus II sebagai
acuannya.
R. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Dengan melakukan penelitian tindakan kelas dalam penerapan model
pembelajaran tematik, hasil penelitian yang diharapkan oleh penulis adalah
sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatnya aktivitas belajar
matematika siswa.
S. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif.
1. Data kualitatif
: hasil observasi guru pada KBM, hasil observasi aktivitas
belajar matematika siswa, hasil wawancara terhadap guru dan siswa, serta
hasil dokumentasi (berupa foto kegiatan pembelajaran).
2. Data kuantitatif : nilai tes siswa pada setiap akhir siklus.
Sumber data dalam penelitian ini
peneliti.
adalah siswa, guru kelas dan
51
T. Instrumen – instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian
ini terdiri atas dua jenis yaitu:
1. Instrumen Tes
Untuk tes digunakan tes formatif yaitu tes yang dilaksanakan pada
setiap akhir siklus, dan tes subsumatif yang diberikan pada akhir
pembelajaran, tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil
belajar matematika siswa dan ketuntasan belajar siswa terhadap seluruh
materi yang telah diberikan pada kedua siklus sebagai implikasi dari PTK.
2. Instrumen Non Tes
Dalam instrumen non tes ini digunakan instrumen sebagai berikut:
a. Lembar observasi guru pada KBM
Lembar observasi guru pada KBM digunakan untuk mengetahui
apakah proses pembelajaran tematik terlaksana
dengan baik,
bagaimana interaksi yang terjadi di kelas, serta untuk mengetahui
kekurangan dalam proses pembelajaran.
b. Lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa
Lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa digunakan untuk
mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa. Lembar
observasi ini juga digunakan untuk menganalisa dan merefleksi setiap
siklus untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya.
c. Lembar wawancara
Peneliti mewawancarai guru dan siswa. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui secara langsung kondisi siswa serta untuk mengetahui
gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalahmasalah yang dihadapi di kelas.
U. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
52
a. Hasil observasi pembelajaran; data diperoleh dari lembar observasi guru
pada KBM yang diisi oleh observer pada setiap pertemuan.
b. Hasil observasi aktivitas belajar matematika siswa; data diperoleh dari
lembar observasi aktivitas yang diisi oleh observer pada setiap
pertemuan.
c. Hasil wawancara; peneliti melakukan wawancara terhadap guru kelas dan
siswa pada tahap pra penelitian dan pada setiap akhir siklus.
d. Hasil dokumentasi; dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto
yang diambil pada saat proses pembelajaran yang diperoleh dari setiap
silkus.
e. Nilai hasil belajar diperoleh dari tes akhir siswa yang dilakukan pada
setiap akhir siklus.
Setelah semua data terkumpul, peneliti bersama guru kolaborator
melakukan analisis dan evaluasi data untuk mengambil kesimpulan tentang
perkembangan aktivitas belajar matematika siswa, tentang kelebihan dan
kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.
V. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi
Sebelum suatu instrumen digunakan untuk mengumpulkan data, instrumen tersebut harus valid agar
diperoleh data yang valid. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.49 Dalam
penelitian ini, sebelum instrumen tes hasil belajar diberikan kepada siswa maka terlebih dahulu peneliti harus
mengukur validitasnya yaitu menggunakan validitas tes secara rasional. Validitas rasional adalah validitas yang
diperoleh atas dasar hasil pemikiran, validitas yang yang diperoleh dari berpikir logis. 50
Untuk dapat menentukan apakah tes hasil belajar sudah memiliki
validitas rasional ataukah belum, dilakukan dengan penelusuran dari segi
isinya (content). Validitas isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu
sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar yaitu: sejauh mana tes hasil belajar
49
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006),
edisi revisi, Cet. 6, h.65
50
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
1996), h.164
53
sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili
secara representatif terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang
seharusnya diteskan (diujikan).
Sedangkan untuk data kualitatif, teknik pemeriksaan keterpecayaan
yang penulis gunakan untuk memeriksa keabsahan data adalah teknik
triangulasi. Teknik triangulasi yaitu menggali data dari sumber yang sama
dengan menggunakan cara yang berbeda. Dalam hal ini untuk memperoleh
informasi tentang aktivitas belajar matematika siswa dilakukan dengan
mengobservasi siswa dan mewawancarai siswa.
W. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
Sebelum melakukan analisis data, peneliti memeriksa kembali
kelengkapan data dari berbagai sumber. Kemudian analisis data dilakukan
pada semua data yang sudah terkumpul, yaitu berupa hasil wawancara, hasil
observasi, hasil tes siswa dan catatan komentar observer pada lembar
observasi. Semua data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.
Untuk menganalisis setiap indikator aktivitas belajar digunakan teknik
analisis secara deskriptif dengan rumus sebagai berikut:
P=
f
x 100 %
s
Ket: P = persentase aktivitas belajar
f = frekuensi siswa yang melakukan indikator aktivitas belajar
s = jumlah siswa yang hadir
Tahap analisis data dimulai dengan menyajikan keseluruhan data yang
diperoleh dari berbagai sumber, membaca data, kemudian mengadakan
rekapitulasi data dan menyimpulkannya. Data yang diperoleh berupa kalimatkalimat dan skala penilaian aktivitas siswa diubah menjadi kalimat yang
bermakna.
X. Tindak Lanjut atau Pengembangan Perencanaan Tindakan
54
Tahapan penelitian tindakan ini diawali dengan dilakukannya
penelitian pendahuluan (pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan tindakan
pertama dalam siklus I. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan,
pelaksanakan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Setelah
melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, apabila indikator keberhasilan
belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II.
Penelitian ini berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini
telah berhasil menggunakan pembelajaran tematik dalam meningkatkan
aktivitas belajar matematika siswa.
Kegiatan
penelitian
yang
penulis
akan
lakukan
memerlukan
perencanaan dan persiapan yang cukup panjang, dan sangat disayangkan
apabila model pembelajaran dalam penelitian ini hanya dilakukan pada dua
bab saja. Penulis berharap penelitian ini tidak hanya sampai disitu, oleh karena
itu penulis akan membuat pengembangan perencanaan tindakan agar pembaca
atau guru dapt melanjutkan penelitian ini.
Adapun perencanaan tindakannya adalah peneliti mempersiapkan
instrumen penelitian seperti lembar observasi guru pada KBM, observasi
aktivitas belajar matematika siswa, soal-soal yang dipergunakan untuk latihan
dan soal-soal tes formatif untuk menilai hasil belajar matematika siswa.
Peneliti juga dapat menggunakan lembar kerja siswa yang dibuat oleh peneliti
sendiri atau yang dianjurkan oleh sekolah.
Dalam melakukan penelitian, guru bidang studi dapat berkolaborasi
dengan observer yang dalam hal ini adalah teman seprofesi untuk membantu
kelancaran penelitian dan dapat juga sebagai kolaborator untuk berdiskusi
membicarakan kegiatan pada siklus selanjutnya.
55
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL
ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data Hasil Pengamatan
1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan dengan observasi pembelajaran
di kelas serta wawancara terhadap guru dan siswa. Kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 22 September, 16, 17, 20 dan 24 Oktober 2008.
Pertama peneliti melakukan observasi ke kepala sekolah dan
kepala bidang kurikulum untuk menanyakan sejauh mana penerapan
model pembelajaran tematik yang sudah/pernah dilaksanakan di sekolah
tersebut. Berdasarkan penjelasan dari kepala sekolah dan bidang
kurikulum, diperoleh informasi bahwa banyak pihak yang merasa bahwa
model pembelajaran tematik sangat bagus dan baik untuk diterapkan. MI
Pembangunan UIN Jakarta juga pernah mencoba untuk menerapkannya
secara tematik keseluruhan dalam satu semester. Tetapi hal ini
menimbulkan banyak komplain dari wali murid karena sistem yang tidak
dipahami oleh mereka sehingga sulit untuk membimbing anak-anak dalam
belajar. Oleh karena itu, model pembelajaran tematik tidak diterapkan
lagi.
Setelah peneliti mendapatkan ijin untuk melakukan penelitian di
sekolah tersebut, pihak sekolah menentukan kelas yang dapat dijadikan
objek penelitian yaitu kelas IF. Model pembelajaran tematik ini sangat
tepat untuk diterapkan pada kelas awal SD dan dipilih kelas IF karena
berdasarkan pengamatan bidang kurikulum kelas ini termasuk kategori
kelas yang prestasi belajarnya sedang, bukan yang terbaik ataupun
terburuk.
Pada tanggal 16 Oktober 2008 peneliti melakukan wawancara
dengan guru kelas IF. Wawancara ini dilaksanakan untuk mengetahui
pendapat guru tentang model pembelajaran tematik, aktivitas belajar
43
56
matematika siswa dan permasalahan yang dihadapi guru dalam
pembelajaran matematika di kelas tersebut. Berdasarkan hasil wawancara
dengan guru, diperoleh informasi sebagai berikut:
1. Sebagian besar siswa menyukai pelajaran matematika.
2. Metode yang sering digunakan guru adalah ceramah, simulasi, tanya
jawab, dan penugasan.
3. Untuk aktivitas mendengarkan dan memperhatikan guru dilakukan
oleh sebagian besar siswa dan yang lainnya bermain atau ngobrol
sendiri. Namun untuk aktivitas memperhatikan teman yang bertanya
atau memberi tanggapan sangat kurang, biasanya kalau ada siswa yang
bertanya atau maju maka yang lain cuek dan hanya beberapa siswa
saja yang memperhatikan. Untuk bertanya tentang pelajaran juga
jarang sekali terjadi. Sebagian besar siswa hanya sering bertanya pada
saat mengerjakan soal.
4. Seluruh siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru. Namun
ada beberapa siswa yang tidak semangat dalam mengerjakan tugas
sehingga lamban.
5. Guru pernah menerapkan model pembelajaran tematik tetapi sangat
jarang, terkadang 2 atau 3 minggu sekali. Menurut guru, model
pembelajaran tematik pada tataran teori bagus tetapi dalam
pelaksanaanya sulit dan terkadang materinya tidak sesuai dengan
tema.
6. Nilai hasil belajar siswa pada tes sub sumatif sebelumnya adalah
mencapai rata-rata 78 dengan 4 orang siswa yng nilainya dibawah
KKM, yaitu 65.
Hari senin tanggal 17, 20 dan 24 Oktober 2008 peneliti melakukan
observasi pembelajaran matematika di kelas IF. Kegiatan ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran
matematika di kelas tersebut dan aktivitas belajar matematika siswa.
Adapun hasil observasi pembelajaran di kelas adalah sebagai
berikut:
57
a) Metode yang digunakan guru adalah ceramah, simulasi dan
penugasan. Guru menjelaskan materi, memberika sedikit simulasi dan
waktu lebih banyak dipergunakan untuk pemberian tugas (soal
latihan).
b) Selama proses pembelajaran matematika, sebagian besar siswa
mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru. Namun jarang
sekali siswa bertanya tentang materi pelajaran.
c) Dalam hal menjawab pertanyaan, sebagian besar siswa menjawab
pertanyaan guru dan yang lain bermain sendiri. Jika diberikan games
dan dimotivasi dengan pemberian hadiah, maka siswa sangat
semangat. Akan tetapi guru jarang menggunakan metode games dan
lebih sering menggunakan metode penugasan.
d) Masih ada beberapa siswa yang tidak menunjukkan ekspresinya, baik
senang ataupun bosan. Mereka hanya diam dan termangu.
e) Pemberian tugas kurang efektif. Guru menuliskan soal latihan di
papan tulis dan siswa mengerjakannya di buku latihan. Pada saat
mengerjakan tugas, kebanyakan siswa sangat lamban. Hal ini
dikarenakan belum semua siswa lancar membaca dan menulis. Belum
lagi kebanyakan siswa selalu menanyakan jawaban dari tiap soal pada
guru secara bergantian. Jadi guru kelas harus berkeliling untuk
membantu mereka mengerjakan soal. Sedangkan guru pendamping
mendampingi siswa yang masih belum lancar membaca. Beberapa
siswa yang duduk di belakang mengerjakan tugas di depan kelas
(duduk dan tiduran di lantai) dengan alasan tidak kelihatan. Setelah
siswa
selesai mengerjakan
soal,
guru
pendamping
langsung
mengoreksi dan menilainya. Setelah jam pelajaran matematika habis,
guru kelas mengajarkan pelajaran berikutnya dan siswa yang belum
selesai mengerjakan tugas harus meneruskannya sampai selesai, tanpa
mengikuti pelajaran yang baru.
f) Hasil persentase aktivitas belajar siswa, rata-ratannya hanya mencapai
48%
58
Dokumentasi aktivitas siswa mengerjakan tugas pada penelitian
pendahuluan ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 1
Aktivitas Mengerjakan Tugas pada Penelitian Pendahuluan
Pada tanggal 20 dan 24 Oktober 2008 peneliti melakukan
wawancara dengan 7 orang siswa kelas IF. Ketujuh siswa ini terdiri dari 2
orang siswa yang aktif, 2 orang siswa yang cukup aktif, dan 3 orang siswa
yang pasif. Ketentuan ini berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
peneliti terhadap aktivitas belajar siswa pada pelajaran matematika
sebelumnya. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui minat siswa
terhadap pelajaran matematika dan aktivitas belajar matematika siswa.
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi sebagai berikut:
1. Sebagian besar siswa menyukai pelajaran matematika karena mudah
dan memang suka. Sedangkan yang lain menyatakan tidak suka karena
lelah mengerjakan soal.
2. Seluruh siswa pernah/kadang merasa bosan saat belajar matematika.
3. Sebagian kecil siswa jarang sekali bertanya tentang materi pelajaran
dan sebagian besar tidak pernah.
4. Siswa selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, namun
apabila guru memberikan pertanyaan secara lisan sebagian kecil siswa
menjawabnya dan siswa yang lain hanya kadang-kadang.
59
Hasil observasi pembelajaran matematika di kelas dan wawancara
tersebut digunakan sebagai bahan untuk merencanakan tindakan pada
siklus I nanti.
2. Siklus I
a) Tahap perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah
membuat jaringan tema, silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran). Peneliti juga membuat instrumen-instrumen penelitian,
yaitu lembar observasi guru pada KBM, lembar observasi aktivitas
belajar siswa, pedoman wawancara untuk guru dan siswa, serta
membuat LKS untuk tiap pertemuan dan soal tes untuk akhir siklus I
ini.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat dan didiskusikan
bersama guru kelas agar materi sesuai dengan kurikulum yang telah
ditetapkan di sekolah tersebut. Pada tahap perencanaan ini peneliti juga
menjelaskan cara penilaian pada lembar observasi dan hal-hal yang
harus diperhatikan selama proses pembelajaran.
b) Tahap pelaksanaan
Tema pada siklus I ini adalah ”kegiatan sehari-hari” dengan
alokasi waktu 5 kali pertemuan. Adapun materinya adalah satuan
waktu (pertemuan ke-1), nama-nama hari (pertemuan ke-2), namanama bulan (pertemuan ke-3), jam analog (pertemuan ke-4) dan
pelaksanan tes akhir siklus I pada pertemuan ke-5. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I dapat dilihat pada lampiran 1.
Adapun uraian proses pembelajaran siklus I adalah sebagai
berikut:
60
1) Pertemuan ke-1/ Jumat, 31 Oktober 2008
Pertemuan pertama berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam
pelajaran). Siswa yang hadir pada pertemuan pertama ini ada 32
orang dan siswa yang tidak hadir ada 3 orang. Yaitu S29 dan S30
dikarenakan sakit serta S16 dikarenakan ijin.
Pada pertemuan pertama ini peneliti mulai menerapkan
model pembelajaran tematik. Materi yang disampaikan adalah
satuan waktu (pagi, siang, sore, dan malam). Adapun materi yang
digabungkan pada subbab ini adalah keadaan alam (pelajaran
sains), bercerita (pelajaran bahasa indonesia) dan menyanyikan
lagu sesuai irama tepukan serta mewarnai gambar (pelajaran seni
budaya).
Pembelajaran dimulai dengan menyanyikan lagu ”bangun
tidur” dengan bertepuk tangan, kemudian guru membimbing siswa
untuk menyebutkan macam-macam satuan waktu. Setelah itu,
beberapa siswa diminta maju ke depan kelas untuk menceritakan
tentang kegiatan sehari-harinya. Siswa yang berani maju untuk
bercerita ada 4 orang. Pada saat siswa yang maju bercerita hanya
sedikit siswa yang memperhatikannya dan sebagian besar siswa
tidak memperhatikannya.
Kegiatan selanjutnya adalah guru memberikan contoh
keadaan alam dan beberapa kegiatan sehari-hari berdasarkan
waktunya dengan teknik tanya jawab. Pada saat menjawab secara
bersamaan sebagian besar siswa semangat untuk ikut menjawab
pertanyaan yang diberikan guru. Namun ketika ditanya individu,
siswa masih terlihat ragu menjawabnya. Guru sudah memberikan
kesempatan bagi siswa yang mau bertanya dan belum memahami
materi, namun hanya satu siswa yang bertanya yaitu siswa S2
yang bertanya: ”Ibu, kalo subuh berarti udah pagi ya?”.
Karena tidak ada lagi siswa yang bertanya maka kegiatan
dilanjutkan dengan dilakukan games. Setiap siswa dibagikan
61
selembar kertas origami dengan warna yang berbeda yaitu biru
(sebagai
perumpamaan
waktu
pagi),
kuning
(sebagai
perumpamaan waktu siang), orange (sebagai perumpamaan waktu
sore), dan hitam (sebagai perumpamaan waktu malam). Guru
menyebutkan contoh keadaan alam atau suatu kegiatan dan siswa
yang memegang kertas sesuai dengan pernyataan guru harus
mengangkatnya. Bagi siswa yang salah harus maju ke depan untuk
menyebutkan contoh kegiatan yang dilakukan pada tiap satuan
waktu masing-masing satu kegiatan.
Setelah games selesai, guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan kembali materi satuan waktu. Sebagai evaluasi,
pada akhir pembelajaran siswa diberikan LKS berupa soal latihan
1 yang berjumlah 10 soal. Siswa terlihat senang dan semangat
untuk mengerjakan soal pada LKS, apalagi mereka dapat
mewarnai gambar-gambar yang ada pada LKS tersebut.
Dokumentasi aktivitas siswa mengerjakan soal latihan pada
LKS dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 2
Aktivitas Siswa Mengerjakan Tugas pada Pertemuan Ke-1
Namun pada saat mengerjakan LKS latihan 1 ini masih
banyak siswa yang selalu menanyakan jawabannya. Disini guru
tidak langsung memberi tahu jawaban tetapi hanya mengarahkan
maksud soal dengan tujuan agar siswa belajar mandiri dalam
mengerjakan tugas.
62
a. Pertemuan ke-2/ Senin, 3 November 2008
Pertemuan kedua berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam
pelajaran). Siswa yang hadir pada pertemuan kedua ini ada 33
orang dan siswa yang tidak hadir ada 2 orang. Yaitu S28 dan S29
dikarenakan sakit.
Pada pertemuan kedua ini masih menggunakan tema
”kegitan sehari-hari”. Materi yang disampaikan adalah nama-nama
hari. Adapun materi yang digabungkan pada subbab ini adalah
membaca dengan nyaring dan lafal yang tepat (pelajaran bahasa
indonesia) dan menyanyikan lagu sesuai irama tepukan serta
mengekspresikan diri melalui gambar (pelajaran seni budaya).
Pembelajaran dimulai dengan menyanyikan lagu ”namanama hari” dengan irama tepukan tangan, kemudian guru
membimbing siswa untuk menyebutkan nama-nama hari dengan
suara nyaring dan lafal yang tepat. Setelah itu, guru menjelaskan
tentang besok, lusa, dan kemarin. Kemudian guru memberikan
kesempatan bagi siswa yang mau bertanya dan belum memahami
materi. Pada pertemuan kedua ini siswa mulai berani untuk
menanyakan materi yang belum dipahami meskipun hanya 5 anak.
Namun hal ini lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Siswa yang
bertanya yaitu S1, S2, S3, S6, dan S32. Diantaranya yaitu S1
bertanya: ”Ibu, yang pertama hari senin kan?Kok nyanyinya hari
minggu dulu?”.
Kegiatan selanjutnya adalah guru memberikan contoh soal
dan masalah yang berkaitan dengan nama-nama hari dengan
teknik tanya jawab. Sebagian besar siswa berebut untuk
menjawabnya. Namun masih banyak juga siswa yang hanya diam
bahkan bercanda dengan temannya. Mungkin mereka menganggap
materi ini mudah sehingga kurang bersemangat.
63
Agar siswa bersemangat, maka dimulailah games dengan
media berupa tulisan nama-nama hari yang terbuat dari kertas
warna-warni. Perwakilan dari tiap kelompok sebanyak 7 orang
maju ke depan kelas, kemudian tiap orang mengambil 1 nama hari
dan dalam hitungan 1-10 mereka harus berdiri secara berurutan.
Kelompok yang tercepat dan terkompak diberi nilai 100
sedangkan yang lain 80 dan 60. Games dilanjutkan untuk anggota
kelompok yang belum maju. Nama-nama hari diletakkan di meja
di depan papan tulis, kemudian guru memberikan soal tentang
besok, lusa dan kemarin secara lisan. Masing-masing kelompok
tersebut harus mencari jawabanya di meja dengan cepat. Guru
kembali memberikan penilaian untuk tiap kelompok.
Setelah games berakhir, guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan kembali materi nama-nama hari. Sebagai evaluasi,
pada akhir pembelajaran siswa diberikan LKS berupa soal latihan
2 yang berjumlah 7 soal. Siswa terlihat senang dan semangat
untuk mengerjakan soal pada LKS, mereka juga harus menentukan
gambar ekspresi wajah yang sesuai dengan perasaan siswa selama
pembelajaran.
b. Pertemuan ke-3/ Rabu, 5 November 2008
Pertemuan ketiga berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam
pelajaran). Siswa yang hadir pada pertemuan ketiga ini ada 34
orang dan siswa yang tidak hadir ada 1 orang, yaitu S29 yang
masih sakit.
Pada pertemuan ketiga ini masih menggunakan tema
”kegitan sehari-hari”. Materi yang disampaikan adalah nama-nama
bulan. Adapun materi yang digabungkan pada subbab ini adalah
membaca dengan nyaring dan lafal yang tepat (pelajaran bahasa
indonesia) dan menyanyikan lagu sesuai irama tepukan, mewarnai,
64
serta mengekspresikan diri melalui gambar (pelajaran seni
budaya).
Pembelajaran dimulai dengan menyanyikan lagu ”namanama bulan” dengan irama tepukan tangan, kemudian guru
membimbing siswa untuk menyebutkan nama-nama bulan dengan
suara nyaring dan lafal yang tepat. Kemudian beberapa siswa
ditunjuk untuk menyebutkan nama bulan secara urut dan bagi
yang menjawab dengan benar maka diberi hadiah stiker.
Setelah itu, guru menjelaskan tentang hubungan hari dan
bulan. Pada pembelajaran kali ini siswa yang mendengarkan dan
memperhatikan guru semakin banyak, tidak seperti pertemuan
pertama dan kedua. Guru juga memberikan kesempatan bagi siswa
yang mau bertanya dan belum memahami materi. Pada pertemuan
kedua ini siswa yang berani bertanya semakin banyak mencapai 7
orang, yaitu S1, S2, S22, S25, S26, S32, dan S33. Diantara siswa
yang bertanya yaitu S33 bertanya: ”Ibu, ’setelah’ itu maju atau
mundur?”.
Kegiatan selanjutnya adalah guru memberikan contoh soal
dan masalah yang berkaitan dengan nama-nama bulan dengan
teknik tanya jawab. Sebagian besar siswa berebut untuk
menjawabnya. Namun masih banyak juga siswa yang hanya diam
bahkan bercanda dengan temannya. Dan guru menunjuk siswa
yang tidak memperhatikan untuk menjawab pertanyaan secara
individu. Guru juga menanyakan kembali tentang materi namanama hari dan satuan waktu dengan tujuan agar siswa selalu
mengingat materi yang sudah dipelajari sebelumnya.
Setelah tanya jawab selesai, maka dimulailah games dengan
media berupa tulisan nama-nama bulan yang terbuat dari kertas
warna-warni. Karena media yang ada hanya 1 set nama bulan,
maka perwakilan dari tiap kelompok maju secara bergantian. Tiap
kelompok diwakili oleh 12 orang, tiap orang mengambil 1 nama
65
bulan dan dalam hitungan 1-10 mereka harus berdiri secara
berurutan. Kelompok yang tercepat dan terkompak diberi nilai 100
sedangkan yang lain 90 dan 80. Games dilanjutkan untuk anggota
kelompok yang belum maju. Nama-nama bulan diletakkan di meja
di
depan
papan
tulis,
kemudian
siswa
tersebut
harus
mengurutkannya. Selain itu, guru memberikan soal secara lisan
dan siswa harus mengambil bulan yang menjadi jawabannya. Guru
kembali memberikan penilaian untuk tiap kelompok.
Setelah games berakhir, guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan kembali materi nama-nama bulan. Sebagai
evaluasi, pada akhir pembelajaran siswa diberikan LKS berupa
soal latihan 2 yang berjumlah 15 soal. Siswa terlihat senang dan
semangat untuk mengerjakan soal pada LKS karena terdapat
gambar bulan sabit yang harus mereka warnai dengan gradasi.
Mereka juga harus menentukan gambar ekspresi wajah yang
sesuai dengan perasaan siswa selama pembelajaran.
4) Pertemuan ke-4/ Jumat, 7 November 2008
Pertemuan keempat berlangsung selama 2 x 35 menit (2
jam pelajaran) dan dihadiri oleh seluruh siswa yaitu 35 orang.
Pada pertemuan keempat ini masih menggunakan tema
”kegitan sehari-hari”. Materi yang disampaikan adalah jam analog.
Adapun materi yang digabungkan pada subbab ini adalah hidup
tertib yaitu membaca jam (bahasa inggris), disiplin dalam hal
waktu (pelajaran PKn) dan menyanyikan lagu sesuai irama
tepukan serta mengekspresikan diri melalui gambar (pelajaran seni
budaya).
Pembelajaran dimulai dengan menyanyikan lagu ”bangun
tidur” dengan irama tepukan tangan, kemudian guru membimbing
siswa untuk memegang media berupa jam dan menanyakan benda
tersebut kepada siswa. Guru juga menanyakan jam saat bangun
66
tidur, kemudian menanyakan bagaimana letak jarum jamnya.
Karena hanya beberapa siswa yang dapat menjawab dengan benar,
maka guru menjelaskan cara membaca jam analog dan cara
penulisannya. Kemudian guru juga memberikan kesempatan bagi
siswa yang mau bertanya dan belum memahami materi. Namun
pada pertemuan keempat ini siswa yang bertanya hanya 2 orang
(S21 dan S22), lebih sedikit dari pertemuan sebelumnya. Diantara
siswa yang bertanya yaitu S21 bertanya: ”Ibu, jamnya yang
panjang atau yang pendek?”.
Kegiatan selanjutnya adalah guru memberikan soal dengan
teknik tanya jawab, yaitu guru memutar jarum jam dan siswa
menjawab jam berapa kemudian sebaliknya, guru menyebut jam
berapa dan salah satu siswa maju untuk menentukan jarum jam
sesuai dengan pertanyaan guru tersebut.
Pada
pertemuan
keempat
ini,
games
yang
sudah
direncanakan dalam RPP tidak dapat dilaksanakan karena waktu
yang tidak cukup. Apalagi tes siklus I yang seharusnya akan
diadakan pada pertemuan berikutnya, berdasarkan hasil diskusi
dengan guru kolaborator tes dilaksanakan pada pertemuan ini. Hal
ini dikarenakan keterbatasan waktu, dimana 2 minggu lagi akan
dilaksanakan TSS 3 sehingga materi harus selesai pada waktunya.
Sebagai evaluasi pada pertemuan ini, guru kembali
memberikan tugas berupa soal latihan 4 yang berjumlah 8 soal.
Dan dilanjutkan dengan tes akhir siklus I dengan materi satuan
waktu, nama-nama hari dan bulan, serta jam analog. Tes ini
berupa soal uraian berjumlah 20 soal dengan alokasi waktu 1 jam
pelajaran (35 menit).
Pelaksanaan tes siklus I ini berjalan lancar, meskipun masih
banyak siswa yang sering menanyakan jawaban tapi guru selalu
mencoba membimbing siswa untuk mandiri dan supaya hasil
belajar yang dicapai adalah hasil yang sebenarnya.
67
Dokumentasi aktivitas siswa mengerjakan soal tes siklus I
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 3
Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan Tes Akhir Siklus I
Setelah pelaksanaan tes siklus I, kemudian peneliti
melaksanakan wawancara dengan guru kelas dan siswa untuk
mengungkap pendapat mereka tentang pembelajaran matematika
dengan menggunakan model pembelajaran tematik.
c) Tahap observasi dan analisis
Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Guru kelas (observer) melakukan pengamatan langsung
tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dan aktivitas belajar siswa
selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa
melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut:
68
Tabel 2
Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa
Pada Pembelajaran Siklus I
No
Aspek yang diamati
Pert.1
Pert. 2
Pert. 3
Pert. 4
Rata-rata
1
Memperhatikan
penjelasan guru
10
(31,25%)
18
(54,55%)
25
(73,53%)
18
(51,43%)
52,69%
2
Memperhatikan
pertanyaan/
tanggapan teman
6
(18,75%)
10
(30,3%)
9
(26,47%)
12
(34,28%)
27,45%
3
Bertanya pada guru
1
(3,12%)
5
(15,15%)
7
(20,59%)
2
(5,71%)
11,14%
4
Menjawab
pertanyaan guru
10
(31,25%)
19
(57,57%)
19
(55,88%)
10
(28,57%)
43,31%
5
Mendengarkan
penjelasan guru
10
(31,25%)
21
(63,67%)
27
(79,41%)
35
(100%)
68,58%
6
Mengikuti games
29
(90,63%)
33
(100%)
34
(100%)
0
(0%)
72,66%
7
Mengerjakan tugas
32
(100%)
33
(100%)
34
(100%)
35
(100%)
100%
8
Berekspresi
senang/bosan/berani
28
(87,5%)
28
(84,85%)
34
(100%)
33
(94,28%)
91,66%
32
33
34
35
Jumlah siswa hadir
Rata-rata aktivitas total
58,44%
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa aktivitas
belajar siswa pada siklus I adalah sebagai berikut:
1) Akitivitas mendengarkan dan aktivitas memperhatikan guru
Rata-rata persentase siswa yang mendengarkan penjelasan guru
sebanyak 68,58 % dan memperhatikan penjelasan guru sebanyak
52,69 %. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang mendengarkan guru
sudah cukup banyak, akan tetapi tidak semua siswa memperhatikan
penjelasan guru dengan sungguh-sungguh. Masih banyak siswa yang
bercanda dengan teman sebangkunya dan mengobrol dengan teman
69
lainnya ketika guru menjelaskan materi pelajaran. Hal ini dapat
dikatakan belum baik sehingga perlu adanya perbaikan pada siklus II.
2) Akitivitas memperhatikan pertanyaan/tanggapan teman
Rata-rata
persentase
siswa
pada
aktivitas
memperhatikan
pertanyaan/ tanggapan teman hanya sebanyak 27,45%. Persentase ini
terbilang masih kurang, ketika salah satu siswa bertanya, menjawab
pertanyaan guru atau maju ke depan maka siswa yang lain acuh dan
tidak memperhatikannya. Terkadang pertanyaan yang sama ditanyakan
kembali oleh siswa yang lain. Namun apabila dilihat dari tiap
pertemuan maka aktivitas ini mengalami peningkatan meskipun hanya
sedikit.
3) Akitivitas bertanya dan menjawab pertanyaan guru
Aktivitas siswa bertanya pada guru, dari tabel di atas didapatkan
rata-rata persentase 11,14%. Persentase ini merupakan yang terkecil
dari seluruh aspek aktivitas yang diobservasi. Dalam pembelajaran
siklus I ini siswa masih jarang sekali bertanya. Sedangkan untuk ratarata persentase siswa pada aktivitas menjawab pertanyaan guru sebesar
43,31%. Hal ini menunjukkan bahwa mativasi siswa untukmenjawab
pertanyaan guru masih kurang. Pada siklus I ini, berdasarkan penilaian
observer guru kurang variatif dalam memberikan pertanyaan. Mungkin
hal ini yang mengakibatkan siswa kurang semangat untuk menjawab
pertayaan guru.
4) Akitivitas mengerjakan tugas
Untuk aktivitas mengerjakan tugas, ini merupakan aspek yang
paling baik yaitu dengan persentase 100%. Memang pada setiap
pertemuan seluruh siswa selalu mengerjakan tugas.
5) Akitivitas mengikuti games dan berekspresi
Aktivitas mengikuti games yang mencapai rata-rata 72,66%.
Siswa sangat bersemangat mengikuti games, hal ini terlihat pada
pertemuan pertama hanya ada 3 siswa yang tidak mengikuti games dan
pada pertemuan kedua dan ketiga seluruh siswa mengikuti games.
70
Namun pada pertemuan keempat, guru tidak memberikan games
karena waktu yang tidak cukup. Sedangkan untuk aktivitas berekspresi
mencapai 91,66%, karena pada tiap pembelajaran masih ada 2-4 siswa
yang masih sering diam dan tidak dapat terlihat ekspresinya.
Hasil belajar selama siklus I diperoleh dari nilai tes akhir siklus I
pada pertemuan keempat. Hasil tes akhir siklus I tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 3
Nilai Tes Akhir Siklus I
Interval
F
f
45-52
1
2,86%
100%
53-60
0
0%
97,14%
61-68
1
2,86%
97,14%
69-76
4
11,43%
94,28%
77-84
4
11,43%
82,85%
85-92
12
34,28%
71,42%
93-100
13
37,14%
37,14%
f relatif kumulatif
relatif
Keterangan:
Nilai tertinggi
= 100
Jumlah siswa = 35
Nilai terendah
= 50
Rata-rata
= 86,71
Berdasarkan tabel 3 di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa pada
siklus I ini mencapai rata-rata 86,71. Hal ini menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa pada siklus I ini sudah baik, namun masih ada 2 orang
siswa yang mendapat nilai dibawah KKM.
Hasil observasi terhadap guru pada KBM oleh observer cukup
baik, hanya saja guru harus lebih nyaring suaranya dan lebih variatif
dalam memberikan pertanyaan kepada siswa.
71
d) Tahap refleksi/ 7 November 2008
Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan refleksi terhadap
hasil dari analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus I.
Adapun hasil refleksi tersebut adalah sebagai berikut:
Pada siklus I ini mulai dilakukan penerapan model pembelajaran
tematik pada pelajaran matematika, yaitu dengan tema ”kehidupan
sehari-hari”. Melalui tema ini guru dapat menyampaikan materi
pelajaran matematika dan menggabungkan beberapa materi pelajaran
lain seperti bahasa Indonesia, Pkn, bahasa Inggris, dan seni budaya.
Pada penerapan model pembelajaran tematik ini guru juga dapat
menggunakan variasi metode mengajar, seperti simulasi, penugasan,
tanya jawab dan games. Setiap pembelajaran dimulai dengan
bernyanyi dan diakhiri dengan games.
Selama pelaksanaan pembalajaran siklus I ini siswa memberikan
respon yang cukup baik. Pada setiap pertemuan terlihat peningkatan
aktivitas belajar siswa dan motivasi siswa terhadap pelajaran
matematika. Setiap awal pembelajarn siswa dengan gembira ikut
bernyanyi sesuai dengan bimbingan guru. Siswa juga terlihat semangat
untuk mengerjakan soal latihan pada LKS, apalagi jika mereka diberi
kesempatan untuk mewarnai gambar pada LKS tersebut.
Berdasarkan hasil observasi diperoleh rata-rata persentase aktivitas
belajar siswa mencapai 58,44%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I belum mencapai
indikator keberhasilan penelitian ini, dimana rata-rata persentase
aktivitas belajar siswa harus mencapai 70%.
Adapun
aspek
memperhatikan
aktivitas
penjelasan
yang
guru,
perlu
ditingkatkan
memperhatikan
adalah
pertanyaaan/
tanggapan teman, bertanya pada guru, dan menjawab pertanyaan guru.
Selain itu, guru harus lebih variatif dalam memberikan pertanyaan
pada siswa.
72
Berdasarkan hasil tes akhir siklus I diperoleh hasil belajar siswa
mencapai nilai rata-rata 86,71 dan masih ada 2 orang siswa yang
mendapat nilai dibawah KKM. Hal ini menunjukkan bahwa tes hasil
belajar siswa pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan
penelitian ini, dimana rata-rata tes hasil belajar siswa mencapai nilai 80
dan tidak ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu 65.
Adapun hal yang perlu ditingkatkan adalah perhatian guru terhadap
para siswa yang hasil belajarnya masih rendah dan lebih tegas dalam
mendampingi siswa saat mengerjakan tugas atau soal latihan.
Maksudnya adalah bahwa siswa harus mandiri dalam mengerjakan
soal, bukan hanya pada saat tes tetapi saat latihan juga.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru dan siswa diperoleh
informasi bahwa model pembelajaran tematik yang telah diterapkan
sudah cukup baik. Namun untuk meningkatkan motivasi dan aktivitas
belajar siswa maka media yang digunakan harus lebih menarik, guru
harus lebih variatif dalam memberikan pertanyaan pada siswa, dan
games diharapkan dapat diikuti oleh seluruh siswa.
Pada pelaksanaan siklus I peneliti mengalami beberapa hambatan,
diantaranya paada pertemuan keempat games yang sudah direncanakan
dalam RPP tidak dapat dilaksanakan karena waktu yang tidak cukup.
Apalagi tes siklus I yang seharusnya akan diadakan pada pertemuan
kelima akhirnya dilaksanakan pada pertemuan ini dikarenakan
keterbatasan waktu, dimana 2 minggu lagi akan dilaksanakan TSS 3
sehingga materi harus selesai pada waktunya.
Seluruh hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I ini
menunjukkan bahwa indikator keberhasilan penelitian belum tercapai,
sehingga penelitian dilanjutkan pada tahap siklus II dengan hasil
refleksi ini digunakan untuk perbaikan.
73
3. Siklus II
a) Tahap perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah
menyiapkan jaringan tema, silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran).
Peneliti
juga
menyiapkan
instrumen-instrumen
penelitian, yaitu lembar observasi guru pada KBM, lembar observasi
aktivitas belajar siswa, pedoman wawancara untuk guru dan siswa,
serta membuat LKS untuk tiap pertemuan dan soal tes untuk akhir
siklus II ini.
b) Tahap pelaksanaan
Tema pada siklus II ini adalah ”lingkungan” dengan alokasi
waktu 5 kali pertemuan. Adapun materinya adalah bangun ruang
sederhana (pertemuan ke-5), ukuran besar dan kecil (pertemuan ke-6),
satuan panjang (pertemuan ke-7 dan ke-8), serta pelaksanaan tes akhir
siklus II pada pertemuan ke-9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
pada Siklus II dapat dilihat pada lampiran 2. Adapun uraian proses
pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan ke-5/ Senin, 10 Oktober 2008
Pertemuan kelima berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam
pelajaran). Siswa yang hadir pada pertemuan kelima ini ada 32
orang dan siswa yang tidak hadir ada 3 orang, yaitu S4 dan S14
karena sakit serta S16 karena ijin.
Pada pertemuan kedua ini mulai menggunakan tema
”lingkungan”. Materi yang disampaikan adalah bangun ruang
sederhana (kubus, balok, tabung dan bola). Adapun materi yang
digabungkan pada subbab ini adalah bentuk benda (pelajaran
sains), memahami isi cerita (pelajaran bahasa indonesia),
mengenal lingkungan rumah (pelajaran ips), membiasakan tertib di
rumah (pelajaran Pkn) serta mengekspresikan diri melalui gambar
(pelajaran seni budaya).
74
Pembelajaran dimulai dengan guru membacakan cerita
tentang seorang ”Ahmad” yang membantu ibunya membersihkan
gudang. Kemudian guru membimbing siswa untuk menyebutkan
macam-macam benda yang ditemukan Ahmad dalam cerita
tersebut.
Kegiatan selanjutnya adalah guru menunjukkan beberapa
bangun ruang dan menjelaskan nama dan ciri-ciri bangun tersebut.
Kemudian dengan teknik tanya jawab guru membimbing siswa
untuk menyebutkan contoh benda-benda di rumah dan di sekitar
kelas yang mirip dengan bangun ruang-bangun ruang tersebut.
Kemudian guru menunjukkan gambar yang berisi beberapa
macam ruangan di dalam rumah. Dengan teknik tanya jawab guru
menjelaskan nama dan fungsi ruangan tersebut serta memberi
nasihat untuk membiasakan hidup rapi dengan meletakkan benda
sesuai dengan tempatnya.
Untuk mengingat kembali materi bangun ruang maka
dilakukan games, yaitu dengan meletakkan sebanyak mungkin
bangun ruang di depan kelas kemudian secara kelompok
menjawab dengan cepat nama bangun ruang yang ditubjuk secara
cepat oleh guru. Pemenang games adalah kelompok yang dapat
menjawab seluruh pertanyaan dengan benar, cepat dan kompak.
Adapun aktivitas siswa pada pertemuan ini adalah saat
guru
becerita
tidak
semua
siswa
mendengarkan
dan
memperhatikan guru, namun pada saat tanya jawab da games
hampir seluruh siswa semangat untuk menjawabnya. Sedangkan
siswa yang bertanya hanya 6 orang, yaitu yaitu S1, S3, S6, S11,
S21, dan S22.
Setelah games selesai, guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan kembali nama-nama bangun ruang dan contohnya.
Sebagai evaluasi, pada akhir pembelajaran siswa diberikan LKS
berupa soal latihan 5 yang berjumlah 10 soal.
75
b. Pertemuan ke-6/ Rabu, 12 November 2008
Pertemuan keenam berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam
pelajaran) dan dihadiri oleh seluruh siswa yaitu 35 orang.
Pada pertemuan kedua ini masih menggunakan tema
”lingkungan”. Materi yang disampaikan adalah ukuran besar dan
kecil. Adapun materi yang digabungkan pada subbab ini adalah
mengetahui dan menirukan suara hewan (pelajaran bahasa
indonesia), serta menggunting dan menempel (pelajaran seni
budaya).
Pembelajaran dimulai dengan tebak-tebakan, yaitu guru
menempel
beberapa
gambar
hewan
dan
siswa
diminta
menyebutkan nama hewan serta membunyikan suara hewan
tersebut. Setelah itu guru menjelaskan tentang besar, kecil, lebih
besar dan lebih kecil. Kemudian guru memberikan kesempatan
bagi siswa yang mau bertanya dan belum memahami materi. Pada
pertemuan keenam ini seluruh siswa memperhatikan penjelasan
guru dan menjawab petanyaan guru. Adapun siswa yang berani
dan mau untuk bertanya ada 11 anak, yaitu S2, S5, S12, S14, S15,
S16, S25, S26, S27, S31, dan S35. Hal ini lebih baik dari
pertemuan-pertemuan
sebelumnya,
meskipun
beberapa
menanyakan masalah yang sama. Seperti S25 dan S35 bertanya:
”Ibu, kambing itu besar atau kecil?”.
Kegiatan selanjutnya adalah guru meletakkan gambar
hewan yang sama (ikan) dengan 3 ukuran yang berbeda, kemudian
perwakilan tiap kelompok diminta maju untuk mengurutkan benda
tersebut dari yang terkecil sampai terbesar. Bagi siswa yang maju
dan menjawab dengan benar diberikan hadiah stiker. Sebagian
besar siswa berebut untuk maju, namun setiap kelompok hanya 3
orang yang diberi kesempatan.
76
Dokumentasi
aktivitas siswa mengikuti games pada
pertemuan keenam dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4
Aktivitas Mengikuti Games pada Pertemuan ke-6
Agar siswa yang lain tidak kecewa, maka dimulailah games
yang dapat melibatkan seluruh siswa. Guru menjelaskan aturan
games, yaitu siswa harus menjawab ”besar,besar,besar” apabila
hewan yang disebut guru berukuran besar namun dengan gerakan
tangan menyatakan kebalikanya (kecil) dan menjawab ”kecil,
kecil, kecil” apabila hewan yang disebut guru berukuran kecil
namun dengan gerakan tangan menyatakan kebalikanya (besar).
Permainan berjalan dengan lancar dan seluruh siswa terlihat
senang serta semangat untuk mengikutinya, bahkan siswa saling
menertawakan ekspresi temannya yang kaget dan bingung saat
tiba-tiba ditunjuk oleh guru.
Setelah games berakhir, guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan kembali materi ukuran besar dan kecil. Sebagai
evaluasi, pada akhir pembelajaran siswa diberikan LKS berupa
soal latihan 6 yang berjumlah 8 soal.
c. Pertemuan ke-7/ Jumat, 14 November 2008
Pertemuan ketujuh berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam
pelajaran) dan dihadiri oleh seluruh siswa yaitu 35 orang.
77
Pada pertemuan ketujuh ini masih menggunakan tema
”lingkungan”. Materi yang disampaikan adalah satuan panjang
tidak baku (langkah, depa, jengkal, dan telapak kaki). Adapun
materi yang digabungkan pada subbab ini adalah
memahami
cerita pendek (pelajaran bahasa indonesia), akhlak terpuji dan
tercela (pelajaran akidah akhlak), serta mengekspresikan diri
melalui gambar (pelajaran seni budaya.
Pembelajaran dimulai dengan guru membacakan cerita
tentang ”Si Pinokiyo” dengan menempel gambar pinokiyo yang
semula berhidung pendek dan yang berhidung panjang. Kemudian
dengan metode tanya jawab siswa diminta menyimpulkan isi cerita
tersebut dan guru mengingatkan kembalitentang pelajaran akidah
akhlak tentang akhlak terpuji dan tercela.
Kegiatan selanjutnya guru menjelaskan macam-macam
satuan panjang tidak baku yaitu jengkal, depa, langkah, dan
telapak kaki. Guru memberi contoh cara mengukurnya dan siswa
menghitungnya, setelah itu guru membimbing siswa untuk
mempraktekkan masing-masing satuan panjang. Disini guru
mengalami kerepotan untuk membimbing siswa untuk menirukan
gerakan dengan benar (khususnya untuk jengkal), hanya beberapa
siswa yang bisa mengikuti sedangkan yang lain bingung. Seperti
S9 yang bertanya: ”Ibu, gimana? Susah..” dan S29: ”Ibu, begini
ya?” (dengan menunjukkan gerakannya yang masih salah).
Untuk lebih tahu apakah siswa sudah dapat mengukur
dengan baik, maka guru menunjuk beberapa siswa untuk
mengukur panjang papan tulis dengan satuan depa, jengkal, dan
langkah. Sedangkan siswa yang lain memperhatikannya. Setelah
itu guru membagikan tugas berupa 10 soal yang harus diisi siswa
dengan mengukur sendiri panjang benda di sekitar kelas, dengan
tetap diperhatikan oleh guru beserta kolabortor dan guru
pendamping. Kegiatan ini dilaksanakan dengan baik oleh siswa,
78
meskipun suasana sedikit gaduh karena siswa berlarian kesanakemari.
Dokumentasi aktivitas siswa saat melakukan tugas
pengukuran dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 5
Aktivitas Mengerjakan Tugas pada Pertemuan ke-7
4) Pertemuan ke-8/ Senin, 17 November 2008
Pertemuan kedelapan ini berlangsung selama 2 x 35 menit
(2 jam pelajaran) dan dihadiri oleh seluruh siswa yaitu 35 orang.
Pembelajaran dimulai dengan guru menempel media
berupa sedotan 3 warna dengan ukuran yang berbeda dan
kemudian siswa diminta untuk membandingkannya. Kemudian
media sedotan diganti dengan gambar alat transportasi berupa
mobil dan kereta api. Guru menjelaskan cara menyatakan lebih
panjang, sama panjang, dan lebih pendek. Setelah itu dengan
tehnik tanya jawab siswa diminta membandingan panjang benda di
sekitar kelas, seperti buku dengan pensil dan meja dengan papan
tulis.
Kegiatan selanjutnya adalah games. Games yang pertama
guru membagikan sebuah sedotan kepada setiap siswa, kemudian
tiap kelompok menyambungkan tiap sedotan tersebut. Bagi
kelompok yang dapat selesai lebih cepat, maka merekalah
79
pemenangnya. Suasana kelas pada saat games ini sedikit gaduh
karena peserta yang sudah selesai menyambungkan sedotannya
ikut menyemangati temannya yang lain. Namun kegaduhan ini
menunjukkan siswa senang dan semangat mengikuti games.
Setelah games berakhir, guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan kembali materi panjang dan pendek. Sebagai
evaluasi, pada akhir pembelajaran siswa diberikan LKS berupa
soal latihan 8 yang berjumlah 10 soal.
5) Pertemuan ke-9/ Rabu, 19 November 2008
Pada pertemuan kesembilan ini dilakukan tes akhir siklus 2,
yaitu dengan bangun ruang sederhana, ukuran besar dan kecil,
serta satuan panjang. Tes ini berupa soal uraian berjumlah 20 soal
dengan alokasi waktu 1 jam pelajaran (35 menit).
Pelaksanaan tes siklus I ini berjalan lancar dan siswa sudah
mulai mandiri saat mengerjakan soal, meskipun masih ada
beberapa siswa yang masih menanyakan jawaban. Guru hanya
meyakinkan bahwa semuanya pasti bisa, semuanya sudah
dipelajari bersama.
Dokumentasi aktivitas siswa mengerjakan soal tes siklus
II dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 6
Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan Tes Akhir Siklus 2
80
Kemudian peneliti melaksanakan wawancara dengan guru
kelas dan siswa untuk mengungkap pendapat mereka tentang
penerapan model pembelajaran tematik pada siklus 2 ini.
c) Tahap observasi dan analisis
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Pada setiap pelaksanaan tindakan, peneliti didampingi oleh guru kelas
sebagai kolaborator dan juga sebagai observer. Observer melakukan
pengamatan langsung tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dan
aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan
aktivitas belajar siswa melalui lembar observasi dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4
Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa
Pada Pembelajaran Siklus 2
No
Aspek yang diamati
Pert.1
Pert. 2
Pert. 3
Pert. 4
Rata-rata
1
Memperhatikan
penjelasan guru
18
(54,55%)
35
(100%)
33
(94,28%)
33
(94,28%)
85,78%
2
Memperhatikan
pertanyaan/
tanggapan teman
17
(51,52%)
17
(48,57%)
17
(48,57%)
18
(51,43%)
50,02%
3
Bertanya pada guru
6
(18,18%)
11
(31,43%)
9
(25,71%)
6
(18,14%)
23,11%
4
Menjawab
pertanyaan guru
31
(93,94%)
35
(100%)
27
(77,14%)
35
(100%)
92,77%
5
Mendengarkan
penjelasan guru
26
(78,79%)
35
(100%)
35
(100%)
35
(100%)
94,69%
6
Mengikuti games
33
(90,63%)
35
(100%)
0
(0%)
35
(100%)
75%
7
Mengerjakan tugas
33
(100%)
35
(100%)
35
(100%)
35
(100%)
100%
8
Berekspresi:
senang,bosan,berani
26
(78,79%)
35
(100%)
29
(82,86%)
35
(100%)
90,44%
33
35
35
35
Jumlah siswa hadir
Rata-rata aktivitas total
76,47%
81
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa aktivitas
belajar siswa pada siklus II adalah sebagai berikut:
1. Akitivitas mendengarkan dan aktivitas memperhatikan guru
Rata-rata persentase siswa yang mendengarkan penjelasan guru
sebanyak 94,69% dan yang memperhatikan penjelasan guru sebanyak
85,78%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang mendengarkan guru
sudah cukup banyak, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh. Kedua
aspek ini sudah menunjukkan adanya peningkatan yang sangat baik
bila dibandingkan dengan hasil persentase pada siklus I.
Dokumentasi
aktivitas
siswa
saat
memperhatikan
penjelasan guru dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 7
Aktivitas Memperhatikan Guru pada Siklus II
2. Akitivitas memperhatikan pertanyaan/tanggapan teman
Rata-rata
persentase
siswa
pada
aktivitas
memperhatikan
pertanyaan/tanggapan teman hanya sebanyak 50,02%. Persentase ini
terbilang cukup. Ketika salah satu siswa bertanya, menjawab
pertanyaan guru atau maju ke depan maka siswa yang lain diarahkan
untuk memperhatikannya, namun masih ada siswa yang acuh dan tidak
memperhatikannya. Dan apabila dilihat dari tiap pertemuan maka
aktivitas ini tidak mengalami peningkatan yang baik, cenderung selalu
sama.
82
3. Akitivitas bertanya dan menjawab pertanyaan guru
Aktivitas siswa bertanya pada guru, dari tabel di atas didapatkan
rata-rata persentase 23,11%. Persentase ini merupakan yang terkecil
dari seluruh aspek aktivitas yang diobservasi, sama seperti hasil pada
siklus I. Namun pada siklus 2 ini keberanian siswa untuk bertanya
pada tiap pertemuan meningkat, dan selalu berubah siswanya.
Sehingga dapat dikatakan pada siklus 2 aspek ini meningkat.
Sedangkan untuk rata-rata persentase siswa pada aktivitas
menjawab pertanyaan guru sebesar 92,77%. Hal ini menunjukkan
bahwa aktivitas siswa dalam hal menjawab pertanyaan guru sangat
baik. Pada siklus 2 ini, guru mencoba lebih variatif dalam memberikan
pertanyaan, misalnya dengan tehnik tebakan dan memberi soal yang
menarik (dengan gambar/media). Mungkin hal ini yang mengakibatkan
siswa lebih semangat untuk menjawab pertayaan guru.
4. Akitivitas mengerjakan tugas
Untuk aktivitas mengerjakan tugas, ini merupakan aspek yang
paling baik yaitu dengan persentase 100%. Memang pada setiap
pertemuan seluruh siswa selalu mengerjakan tugas.
5. Akitivitas mengikuti games dan berekspresi
Aktivitas siswa mengikuti games mencapai rata-rata 75%. Siswa
sangat bersemangat mengikuti games, hal ini terlihat pada setiap
pertemuan seluruh siswa dapat mengikuti games. Namun pada
pertemuan ketujuh, guru tidak memberikan games karena waktu yang
tidak cukup.
Sedangkan untuk aktivitas berekspresi mencapai 90,44%, karena
pada tiap pembelajaran masih ada 2-4 siswa yang selalu diam dan tidak
dapat terlihat ekspresinya.
Hasil belajar selama siklus II diperoleh dari tes akhir siklus II pada
pertemuan kesembilan. Hasil tes akhir siklus II tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut:
83
Tabel 5
Nilai Tes Akhir Siklus II
Interval
F
f
70-75
2
5,71%
100%
76-80
4
11,43%
94,29%
81-85
8
22,86%
82,86%
86-90
5
14,29%
60%
91-95
7
20%
45,71%
96-100
9
25,71%
25,71%
f relatif kumulatif
relatif
Keterangan:
Nilai tertinggi
= 100
Jumlah siswa = 35
Nilai terendah
= 70
Rata-rata
= 90
Berdasarkan tabel 5 di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa pada
siklus 2 ini mencapai rata-rata 90. Hal ini menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa pada siklus 2 ini sangat baik dan tidak ada lagi siswa
yang mendapat nilai dibawah KKM.
c) Tahap refleksi/ 19 dan 20 November 2008
Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan refleksi terhadap
hasil dari analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus II.
Adapun hasil refleksi tersebut adalah sebagai berikut:
Pada siklus II ini dilanjutkan kembali penerapan model
pembelajaran tematik pada pelajaran matematika, yaitu dengan tema
”lingkungan”. Melalui tema ini guru dapat menyampaikan materi
pelajaran matematika dan menggabungkan beberapa materi pelajaran
lain seperti bahasa Indonesia, Pkn, ips, sains, akidah akhlak, dan seni
budaya dengan menggunakan variasi metode mengajar, seperti
simulasi, penugasan, tanya jawab dan games. Selain itu, media yang
digunakan dibuat lebih menarik, pertanyaan kepada siswa lebih
variatif, dan digunakan games yang dapat diikuti oleh seluruh siswa.
84
Selama pelaksanaan pembalajaran siklus II ini siswa memberikan
respon yang semakin baik. Pada setiap pertemuan terlihat peningkatan
aktivitas belajar siswa dan motivasi siswa terhadap pelajaran
matematika. Dengan pertanyaan guru yang lebih variatif maka siswa
yang menjawab pertanyan menjadi lebih banyak dan seluruh siswa
dapat mengikuti games dengan penuh semangat.
Berdasarkan hasil observasi diperoleh rata-rata persentase aktivitas
belajar siswa mencapai 76,47%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II telah mencapai
indikator keberhasilan penelitian ini, dimana rata-rata persentase
aktivitas belajar siswa harus mencapai 70%.
Berdasarkan tes hasil belajar yaitu tes akhir siklus II ini mencapai
rata-rata 90 dengan nilai terendah 70. Hal ini juga menunjukkan bahwa
tes hasil belajar siswa pada siklus II telah mencapai
indikator
keberhasilan penelitian ini, dimana rata-rata tes hasil belajar siswa
mencapai nilai 80 dan tidak ada siswa yang mendapat nilai dibawah
KKM yaitu 65.
Adapun hasil wawancara terhadap guru dan siswa memberikan
informasi bahwa siswa sangat merespon baik model pembelajaran
tematik ini dan guru kelas juga menganggap bahwa penerapan model
pembelajaran tematik ini telah dilaksanakan dengan sangat baik
sehingga dapat dikatakan berhasil.
Berdasarkan hasil refleksi siklus II ini, yaitu bahwa kedua indikator
keberhasilan telah tercapai maka penelitian tindakan kelas ini
dihentikan sampai dengan siklus II.
F. Pemeriksaan Keabsahan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian
ini terdiri atas instrument tes dan non tes. Untuk tes digunakan tes formatif
yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus, dan tes subsumatif yang
diberikan pada akhir pembelajaran yaitu berupa soal latihan pada LKS
85
(Lembar Kerja Siswa). Tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil
belajar matematika siswa pada tiap pertemuan dan tiap siklus sebagai
implikasi dari PTK.
Sedangkan instrumen non tes berupa lembar observasi dan wawancara
yang ditujukan untuk guru dan siswa. Lembar observasi diisi pada setiap
pertemuan sedangkan wawancara dilakukan pada setiap akhir siklus. Untuk
mengetahui apakah data yang diperoleh valid dan memiliki tingkat
keterpercayaan yang tinggi, dilakukan member check. Kegiatan ini meliputi
memeriksa kembali keterangan atau informasi yang diperoleh selama
observasi dari narasumber, memeriksa apakah data tersebut tetap sifatnya atau
tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan memastikan
kebenaran data. Selain melakukan member check, untuk mendapatkan data
yang absah dilakukan pula teknik triangulasi melalui pengamatan terhadap
aktivitas
belajar
siswa
apakah
menunjukkan
peningkatan
dengan
diterapkannya model pembelajarn tematik. Hal ini bertujuan untuk menggali
data dari sumber yang sama yaitu siswa, dengan menggunakan cara yang
berbeda. Peneliti juga secara rutin melakukan diskusi dengan guru kolaborator
mengenai hasil observasi yang diperoleh, dibaca berulang-ulang, dan
menghilangkan data yang tidak relevan dengan fokus penelitian. Hal ini
bertujuan agar data yang diperoleh sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Untuk mengetahui apakah hasil wawancara dengan siswa tentang
persepsi siswa terhadap penerapan model pembelajaran matematika,
bagaimana aktivitas belajar siswa dan dampaknya terhadap hasil belajar siswa
didapat informasi dari keadaan yang sebenarnya, wawancara dilakukan secara
berulang, yaitu pada jam istirahat setiap pertemuan. Adapun siswa yang
dipilih saat wawancara, diambil berdasarkan prestasi belajarnya yang rendah,
sedang dan tinggi. Hal ini bertujuan agar informasi yang diperoleh dapat
mewakili siswa dalam kelas secara keseluruhan. Wawancara juga dilakukan
terhadap guru kolaborator untuk memperoleh informasi dari sumber yang
berbeda.
86
G. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada,
yang diperoleh dari berbagai sumber. Diantaranya sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi terdiri dari dua macam yaitu lembar observasi
guru pada KBM untuk menilai kualitas guru dalam penerapan model
pembelajaran tematik dan lembar observasi aktivitas belajar matematika
siswa untuk mengetahui persentase aktivitas belajar siswa. Lembar
observasi juga digunakan untuk menganalisis dan merefleksi setiap siklus.
Adapun hasil observasi aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 6
Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa
No
1
Aspek yang diamati
Memperhatikan penjelasan
guru
Siklus 1
Siklus 2
52,69%
85,78%
2
Memperhatikan pertanyaan/
tanggapan teman
27,45%
50,02%
3
Bertanya pada guru
11,14%
23,11%
4
Menjawab pertanyaan guru
43,31%
92,77%
5
Mendengarkan penjelasan
guru
68,58%
94,69%
6
Mengikuti games
72,66%
75%
7
Mengerjakan tugas
100%
100%
8
Berekspresi:
senang,bosan,berani
91,66%
90,44%
58,44%
76,47%
Rata-rata
Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa rata-rata
persentase aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan 18,03%. Data
pada tabel tersebut juga menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan
87
pada siklus II telah dapat memperbaiki/meningkatkan sebagian besar
aspek aktivitas yang masih rendah pada siklus I, seperti aktivitas
memperhatikan penjelasan guru, menjawab pertanyaan, bertanya pada
guru, dan memperhatikan tanggapan teman. Perbandingan persentase
aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II disajikan dalam diagram
sebagai berikut:
100
Persentase
80
Siklus 1
Siklus 2
60
40
20
0
1
Ket:
2
3
4
5
Aspek aktivitas
6
7
8
Aspek 1. Memperhatikan penjelasan guru
2. Memperhatikan pertanyaan/ tanggapan teman
3. Bertanya pada guru
4. Menjawab pertanyaan guru
5. Mendengarkan penjelasan guru
6. Mengikuti games
7. Mengerjakan tugas
8. Berekspresi: senang,bosan,berani
Gambar 8
Diagram Batang Peningkatan Persentase Aktivitas Belajar
Selain dalam bentuk persentase aktivitas belajar siswa, peneliti juga
menyajikan data skor aktivitas belajar setiap siswa pada tiap siklus.
Statistik deskriptif skor aktivitas dapat dilihat pada tabel berikut:
88
Tabel 7
Statistik Deskriptif Peningkatan Skor Aktivitas Belajar Siswa
Statistik
Siklus I
Siklus II
Skor minimum
4
18
Skor maksimum
27
30
Rata-rata
18.03
24
Standar Deviasi
4,57
3,15
Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa rata-rata skor
aktivitas belajar siswa mencapai peningkatan +6 poin. Hal ini
menunjukkan bahwa tindakan pada siklus II juga meningkatkan skor
aktivitas belajar setiap siswa. Berdasarkan hasil standar deviasi pada tabel
di atas, dapat diperoleh informasi bahwa standar deviasi pada siklus II
mengalami penurunan dari 4,57 menjadi 3,15. Hal ini menunjukkan bahwa
perolehan skor aktivitas tiap siswa semakin merata. Adapun peningkatan
skor tiap siswa dapat dilihat pada lampiran 23.
2. Tes hasil belajar
Untuk tes hasil belajar digunakan tes formatif yaitu tes yang
dilaksanakan pada setiap akhir siklus, dan tes subsumatif yang diberikan
pada akhir pembelajaran yaitu berupa soal latihan pada LKS (Lembar
Kerja Siswa). Adapun hasil tes tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8
Statistik Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Statistik
Siklus I
Siklus II
Nilai tertinggi
100
100
Nilai terendah
50
70
Rata-rata
86,71
90
Standar deviasi
10,98
8,57
89
Berdasarkan tabel 8 tersebut diperoleh informasi bahwa hasil belajar
siswa selalu mencapai rata-rata yang baik yaitu diatas 80. Rata-rata nilai
pada siklus II mengalami peningkatan 3,29 yaitu dari yang sebelumnya
86,71 menjadi 90. Pada siklus I masih ada siswa yang mendapat nilai
dibawah KBM yaitu 65, namun pada siklus II nilai terendahnya adalah 70
dan sudah tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai dibawah KBM.
Peningkatan hasil belajar jika disajikan dalam diagram batang adalah
sebagai berikut:
90
80
Nilai Rata-rata
70
60
50
40
30
20
10
0
Siklus I
Siklus II
Tes Hasil Belajar
Gambar 9
Diagram Batang Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa
3. Wawancara
Selain data yang diperoleh dari lembar observasi dan tes hasil
belajar, penelitian ini juga diperkuat dengan hasil wawancara yang
dilakukan peneliti pada guru dan siswa. Wawancara dilakukan sebelum
tindakan dan setelah tindakan.
Pada wawancara yang dilakukan pada guru sebelum tindakan
(penelitian pendahuluan) diperoleh informasi bahwa siswa jarang sekali
bertanya tentang materi pelajaran dan masih ada sebagian kecil siswa yang
sering acuh saat guru menjelaskan ataupun memberi pertanyaan. Sebagian
90
besar siswa menyukai pelajaran matematika karena mudah dan memang
suka, sedangkan yang lain menyatakan tidak suka karena cape
mengerjakan soal. Para siswa juga kadang merasa bosan saat belajar
matematika yang selalu mengerjakan soal.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa pada siklus I
diperoleh informasi bahwa model pembelajaran tematik yang telah
diterapkan sudah cukup baik. Namun untuk meningkatkan motivasi dan
aktivitas belajar siswa maka media yang digunakan harus lebih menarik
dan games diharapkan dapat diikuti oleh seluruh siswa.
Adapun hasil wawancara dengan guru dan siswa pada siklus II
memberikan informasi bahwa siswa sangat merespon baik model
pembelajaran tematik ini dan guru kelas juga menganggap bahwa
penerapan model pembelajaran tematik ini telah dilaksanakan dengan
sangat baik sehingga dapat dikatakan berhasil.
H. Interpretasi Hasil Analisis
Pada siklus I dari hasil pengamatan menunjukkan siswa cukup senang
dan semangat belajar dengan diterapkannya model pembelajaran tematik.
Aktivitas belajar siswa pada aspek mengerjakan tugas dan mengikuti games
pad kedua siklus selalu baik. Ketika diberikan tugas berupa soal latihan pada
LKS siswa dapat mengerjakannya dengan baik dan tertib (tidak gaduh ataupun
berpindah-pindah tempat), meskipun pada siklus I masih banyak siswa yang
sering menanyakan jawabannya kepada guru namun pada siklus II siswa
mulai mandiri dalam mengerjakan tugas. Dan ketika diberikan games siswa
sangat semangat untuk mengikutinya, meskipun pada siklus I masih ada
beberapa yang masih tidak peduli dan malas mengikuti games namun pada
siklus II hal ini tidak terjadi lagi, games yang dibuat oleh guru dapat diikuti
oleh seluruh siswa.
Pada aspek mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru pada
siklus I menunjukkan persentase +50%, hal ini dianggap masih kurang karena
aspek memperhatikan penjelasan guru merupakan aspek yang sangat penting.
91
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas diperoleh informasi bahwa
kekurangan pada aspek ini disebabkan suara guru kurang nyaring. Setelah
dilakukan perbaikan pada siklus II maka kedua aspek ini meningkat sehingga
mencapai lebih dari 85%.
Untuk aspek menjawab pertanyaaan menjawab pertanyaan
guru,
bertanya pada guru, dan memperhatikan tanggapan teman pada siklus I masih
sangat rendah. Siswa sangat jarang bertanya guru menjelaskan materi tetapi
sebagian besar siswa bertanya ketika mengerjakan soal, masih seperti yang
terjadi pada penelitian pendahuluan. Namun pada siklus II hal ini mulai
membaik, siswa punya kemauan untuk bertanya tentang materi pelajaran.
Siswa yang menjawab pertanyaan guru juga semakin banyak dengan
diberikannya hadiah ataupun poin bagi siswa yang aktif menjawab.
Dari seluruh aspek aktivitas yang diukur, rata-rata persentase aktivitas
belajar siswa pada siklus I mencapai 58,44% dan mengalami peningkatan
pada siklus II, yaitu menjadi 76,47%. Sedangkan rata-rata skor aktivitas siswa
pada siklus I adalah 18,03 dan megalami peningkatan pada siklus II , yaitu
menjadi 24. Pada siklus II ini seluruh siswa dapat mengikuti games dan
mengerjakan tugas dengan baik, sebagian besar siswa memperhatikan
penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru, serta siswa yang mau
memperhatikan tanggapan teman mencapai +50%.
Hampir seluruh aspek aktivitas belajar sudah dapat mencapai persentase
yang tinggi, namun ada satu aspek aktivitas belajar yang masih sangat rendah
yaitu aktivitas bertanya pada guru yang hanya dapat mencapai +23% (lihat
gambar 8).
Sedangkan hasil belajar matematika siswa yang diperoleh dari nilai tes
akhir siklus I dan siklus II, keduanya menunjukkan rata-rata yang sangat baik
yaitu mencapai 80. Rata-rata nilai pada siklus II mengalami peningkatan 3,29
yaitu dari yang sebelumnya 86,71 menjadi 90. Pada siklus I masih ada 2 orang
siswa yang mendapat nilai dibawah KBM yaitu 65, namun pada siklus II nilai
terendahnya adalah 70 dan sudah tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai
dibawah KBM.
92
I. Pembahasan Temuan Penelitian
1. Penerapan
model pembelajaran tematik dapat
meningkatkan
motivasi belajar matematika siswa
Penerapan model pembelajaran tematik dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa. Hal ini terlihat dari hasil pernyataan ekspresi siswa yang ada
di setiap bagian akhir LKS, dimana jumlah siswa yang memilih ekspresi
senang belajar tematik semakin meningkat. Berdasarkan hasil wawancara,
siswa menyatakan senang belajar tematik karena guru menggunakan
berbagai metode yang bervariatif sehingga siswa tidak merasa bosan atau
jenuh dan seluruh kegiatan pembelajaran berkaitan dengan tema.
2. Penerapan
model pembelajaran tematik dapat
meningkatkan
aktivitas belajar matematika siswa
Penerapan model pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas
siswa karena prinsip pembelajaran ini adalah sebuah pembelajaran yang
memiliki karakteristik pemberdayaan peserta didik, aktivitas, pemodelan,
demonstrasi, bernyanyi, menghasilkan karya, dan terintegrasi dengan
kehidupan nyata peserta didik (kontekstual).51 Jadi dalam setiap
pembelajaran yang lebih berperan aktif adalah siswa.
Peningkatan aktivitas belajar matematika siswa ini dapat terlihat dari
hasil observasi yang menunjukkan bahwa rata-rata persentase aktivitas
belajar siswa pada siklus I adalah 58,44% dan meningkat pada siklus II
menjadi 76,47%.
3. Penerapan model pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil
belajar matematika siswa
Seiring dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa dengan
penerapan model pembelajaran tematik maka hasil belajar siswa juga
mengalami peningkatan. Peningkatan hasil belajar siswa terlihat dari hasil
51
Departeman Agama, Pedoman Pelaksanaan.........., h. 13
93
tes akhir siklus I dan siklus II yang nilai rata-ratanya meningkat, meskipun
hanya 3,29 yaitu dari yang sebelumnya 86,71 menjadi 90.
4. Pemberian poin dan hadiah dapat meningkatkan motivasi siswa pada
aspek aktivitas menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan tugas
Pemberian poin dan hadiah bagi siswa yang dapat menjawab soal yang
diberikan guru dapat meningkatkan motivasi siswa, mereka menjadi lebih
semangat untuk menjawab dan berkompetisi untuk mendapatkan hadiah
atupun menambah poin sebanyak-banyaknya.
5. Penggunaan lembar kerja siswa (LKS) dapat meningkatkan motivasi
siswa dalam mengerjakan tugas
Hal ini berdasarkan hasil pengamatan dan hasil wawancara dengan
siswa yaitu bahwa siswa sangat menyukai LKS yang diberikan guru
karena memudahkan siswa dalam mengerjakan tugas. Penggunaan LKS
juga sangat efektif dan membantu guru untuk lebih banyak memanfaatkan
waktu belajar.
6. Aktivitas belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil
belajar matematika siswa
Berdasarkan analisis terhadap rata-rata persentase aktivitas belajar
siswa dan rata-rata hasil belajar siswa, maka keduanya menunjukkan
adanya
pengaruh
dimana
peningkatan
aktivitas
mengakibatkan peningkatan pada hasil belajar siswa.
BAB V
belajar
juga
94
KESIMPULAN DAN SARAN
C. Kesimpulan
Berdasarkan
deskripsi data
dan pembahasan
maka
dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Model pembelajaran tematik dapat diterapkan pada mata pelajaran
matematika. Penerapan model pembelajaran tematik tidak harus dilakukan
secara menyeluruh namun dapat dilakukan pada suatu pelajaran, misalnya
pelajaran matematika. Materi utamanya adalah matematika dan ditambah
materi-materi pelajaran lain yang sesuai dengan tema yang dibuat oleh
guru. Dalam hal ini guru dituntut untuk kreatif sehingga dapat membuat
tema yang sesuai dan dapat memadukan beberapa materi pelajaran dengan
tema tersebut.
Respon siswa sangat baik terhadap model pembelajaran tematik
pada pelajaran matematika. Hal ini dikarenakan model pembelajaran
tematik dapat mempersatukan beberapa materi dalam satu tema. Selain itu,
dalam penerapan pembelajaran tematik guru dapat menggunakan metode
yang bervariasi sehingga siswa tidak merasa bosan.
2. Model pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas belajar
matematika siswa. Peningkatan aktivitas belajar matematika siswa ini
dapat terlihat dari hasil observasi yang menunjukkan bahwa rata-rata
persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah 58,44% dan setelah
dilakukan perbaikan selama pembelajaran pada siklus II maka rata-rata
persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II ini meningkat menjadi
76,47%.
3. Dari semua indikator aktivitas belajar siswa, yang dapat ditingkatkan
melalui
penerapan
model
pembelajaran
tematik
yaitu
aktivitas
mendengarkan, memperhatikan, menjawab pertanyaan, mengikuti games,
mengerjakan tugas, dan bertanya. Namun untuk aspek bertanya ini,
peningkatanya paling rendah. Pada siklus I persentase aspek bertanya
adalah 11,14% dan pada siklus II meningkat hanya sampai 23,11%.
82
95
4. Model pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar matematika
siswa. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan rata-rata nilai tes hasil
belajar yang diberikan pada setiap akhir siklus. Pada siklus I nilai rataratanya sebesar 86,71 dan pada siklus II meningkat menjadi 90 serta tidak
ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu 65.
D. Saran
1. Berdasarkan penelitian ini, untuk meningkatkan motivasi belajar
matematika siswa guru hendaknya lebih variatif dalam menggunakan
metode pengajaran dan membuat media-media yang menarik bagi siswa.
2. Agar pembelajaran menjadi bermakna dan untuk mengatasi padatnya
kurikulum, guru dapat menggunakan model pembelajaran tematik.
3. Simulasi ataupun games yang berkaitan/mengandung materi pelajaran
sangat baik digunakan dalam setiap pembelajaran.
4. Perkembangan aktivitas belajar siswa harus selalu diperhatikan oleh guru
dan guru harus selalu melatih siswa untuk mandiri dalam mengerjakan
tugas ataupun ulangan.
5. Berdasarkan data skor aktivitas dan hasil belajar, terlihat adanya pengaruh
peningkatan skor aktivitas terhadap peningkatan hasil belajar. Oleh karena
itu, dapat dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui korelasi
antara keduanya.
6. Karena dari semua indikator aktivitas siswa yang paling rendah adalah
kemampuan bertanya, maka dapat dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
mengatasi rendahnya kemampuan bertanya siswa.
96
DAFTAR PUSTAKA
AM, Sardiman. Interaksi dan motivasi belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2004
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara,
2001
Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006
B. Uno, Hamzah. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar
yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007
Departemen Agama. Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik, Jakarta:
Departemen Agama RI, 2005
Depdiknas. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Depdiknas, 2003
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003
HM Rohani, Ahmad. Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet.
Ke-2, 2004
http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/karakteristik-perkembangananak-usia-kelas-awal-sd-serta-pembelajaran-tematik-keuntunganpenggunaan/
http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/pembelajaran-tematik-artipenting/
http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/pembelajaran-tematiklandasan/
http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=3336
Iska, Zikri Neni. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta:
Kizi Bother’s, 2008
Ismail, dkk. Kapita Selekta Pembelajaran Matematika, Jakarta: Universitas
Terbuka, 2000
Irwanto, Psikologi Umum, Jakarta: PT Prenhallindo, 2002
97
Kunandar. Guru Profesional, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007
L. Silberman, Melvin. Active Learning, Bandung, Nusamedia, Edisi Revisi, 2006
Masykur, Moch dan Fathani, Abd. Halim. Mathematical Intelligence, Jakarta: ArRuzz Media, Cet. Ke-1, 2007
Rasyad, Aminuddin. Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Uhamka Press,
Cet. Ke-6, 2006
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2007
Suharsono. Membelajarkan Anak Dengan Cinta, Jakarta: Inisiasi Press, 2003
Suherman, H. Erman et al. Common Text Book; Strategi Pembelajaran
Matematika Kotemporer, Bandung: UPI, 2003
Sujanto, Agus. Psikologi Perkembangan, Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. Ke-7,
1996
98
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar
Siklus 2
Pokok materi
: Bangun ruang sederhana, Ukuran besar dan kecil, Satuan panjang,
Perbedaan jarak (dekat dan jauh)
Alokasi waktu : 45 menit
No
Indikator
1
Mengidentifikasi contoh
bangun ruang sederhana
2
Menyebutkan nama bangun
ruang sederhana
Membedakan benda
berdasarkan ukurannya
(besar dan kecil)
3
Kompetensi
Bentuk
C1 C2 C3
Soal
Uraian
√
√
Nomor
Butir
1,2,3,4
√
Jumlah
Butir
4
√
√
Uraian
17,18
2
√
√
Uraian
5,6,7,8
4
4
Mengurutkan benda
berdasarkan ukurannya
√
√
Uraian
9
1
5
Membedakan panjang dan
pendek
√
√
Uraian
14,15,16
3
6
Menggunakan satuan panjang
dengan alat ukur tidak baku
√
√
Uraian
10,11,12,13
4
7
Membedakan jarak dekat
dan jauh
√
√
Uraian
19, 20
2
Jumlah
√
20
99
latihan 1
nama/no absen:
________
isilah titik titik sesuai dengan jawaban yang benar
1) andi dan tiwi berangkat sekolah
pada . . . . . hari
2) matahari terbenam
pada . . . . . hari
3) bulan bersinar pada
. . . . hari
4) ibu membuat sarapan
pada . . . . hari
5) kelelawar mencari makan
pada . . . . hari
100
pembelajaran tematik matematika hari ini
aku merasa …
a) senang
b) biasa aja
latihan 2
c) bosan
nama/no.absen:
________
jodohkanlah soal berikut sesuai dengan jawaban di samping
dengan tanda panah
1) sebelum hari jumat adalah hari . . .
2) sebelum hari senin adalah hari . . .
3) sekarang hari Selasa, kemarin hari . . .
senin
selasa
rabu
4) sekarang hari selasa, besok hari . . .
kamis
5) sekarang hari rabu, kemarin hari . . .
jumat
6) besok hari sabtu, sekarang hari . . .
sabtu
minggu
101
7) sekarang hari kamis, lusa hari . .
pembelajaran tematik matematika hari ini
aku merasa …
a) senang
latihan 3
b) biasa aja
c) bosan
nama/no.absen:
________
isilah titik titik sesuai dengan urutan nama bulan
kemudian warnai gambar bulan berikut
januari
februari
.......
april
.......
102
juni
juli
.......
september
.......
november
.....
...
isilah titik titik sesuai dengan jawaban yang benar
1)
nama bulan pertama adalah . . .
2)
nama bulan terakir adalah . . .
3)
sebelum bulan mei adalah bulan . . .
4)
nama bulan ketiga adalah bulan . . .
5)
setelah bulan januari adalah bulan . . .
6)
satu tahun ada . . . bulan
7)
nama bulan ke-10 adalah . . .
103
8)
nama bulan ke-8 adalah . . .
9)
setelah bulan mei adalah bulan . . .
10) setelah bulan juni adalah bulan . . .
pembelajaran tematik matematika hari ini
aku merasa …
a) senang
b) biasa aja
latihan 4
c) bosan
nama/no.absen:
________
tulislah waktu yang ditunjukkan oleh jarum jam di bawah ini
1
2
104
3
4
pembelajaran tematik matematika hari ini
aku merasa …
a) senang
b) biasa aja
c) bosan
105
latihan 5
nama/no.absen:
________
jodohkanlah gambar bangun ruang sesuai dengan namanya,
kemudian berilah warna !
1)
• bola
2)
• kubus
3)
• balok
4)
• tabung
106
no
1
2
3
4
5
gambar
nama benda
bentuk benda
107
6
pada pembelajaran tematik matematika hari ini
aku merasa …
b)
c)
a)
latihan 6
nama/no absen:
________
amatilah gambar di bawah ini
1) binatang apa yang paling besar ?
2) binatang apa yang paling kecil ?
lengkapilah kalimat di bawah ini dengan kata besar atau
kecil
3) gajah lebih ___________ dari pada kuda
4) kuda lebih ___________ dari pada gajah
5) kambing lebih ___________ dari pada kuda
6) gajah lebih ___________ dari pada kambing
108
7) urutan hewan dari yang paling kecil adalah
,
,
8) urutan hewan dari yang paling besar adalah
,
,
pada pembelajaran tematik matematika hari ini
aku merasa …
latihan 7
nama/ no.absen :
________
Ukurlah panjang benda-benda di sekitarmu!
1.
Panjang meja siswa = _________ jengkal
2.
Panjang meja guru = __________ jengkal
3.
Panjang jendela = ____________ jengkal
4.
Panjang lemari = _____________ depa
5.
Panjang pintu = ______________ langkah
6.
Panjang pintu = ______________ telapak kaki
109
7.
Panjang papan tulis = __________ depa
8.
Panjang papan tulis = __________ langkah
9.
Jarak meja guru ke pintu = ____________ langkah
10. Jarak pintu IF ke pintu IE = ___________ langkah
110
latihan 8
nama/no absen:
_________
Isilah dengan kata panjang, pendek, atau sama panjang!
1)
Lebih _________ dari
2)
Lebih _________ dari
3)
Lebih _________ dari
4)
______________
5)
111
Lebih _________ dari
6)
Lebih _________ dari
7)
Lebih _________ dari
8)
Lebih _________ dari
112
9) Kereta api lebih __________ dari mobil
10) Mobil lebih ___________ dari kereta api
113
Rekapitulasi Hasil Observasi Guru pada KBM
No
Aspek yang dinilai
1
2
Membuat RPP
Pemilihan tema
Pemilihan media yang tepat
Pelaksanaan model pembelajaran tematik
a. Apersepsi (membuka pelajaran)
b. Memotivasi siswa
c. Penguasaan materi
d. Penggunaan metode pembelajaran
e. Pengelolaan kelas
f. Keterampilan bertanya dan menjawab
pertanyaan
g. Pemberian Tugas
h. Menutup pelajaran
3
4
5
Jumlah
Rata-rata
Keterangan skala penilaian:
0 = Tidak ada
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Baik sekali
Siklus 2
Siklus I
Pert.1 Pert.2 Pert.3 Pert.4 Pert.5 Pert.6 Pert.7
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
3
3
2
2
2
3
2
29
2
3
2
30
3
3
2
31
29.75
2
2
2
29
3
2
3
31
2
3
2
32
32
114
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
No. 1
Mata Pelajaran
Kelas / Program
Semester
Tahun Ajaran
Tema
Pendekatan/Metode
Alokasi Waktu
: MATEMATIKA
: I / SD
: Ganjil
: 2008/2009
: KEGIATAN SEHARI-HARI
: Kontekstual / Demonstrasi, games, penugasan
: 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi :
1. Menggunakan satuan waktu dan satuan panjang
2. Memahami teks pendek dengan membaca nyaring
3. Mengenal alam sekitar
4. Mengekspresikan diri melalui karya seni
II. Kompetensi Dasar :
1. Menyebutkan satuan waktu (pagi, siang, sore dan malam)
2. Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat
3. Menyebutkan keadaan alam
4. Mengekspresikan diri melalui karya seni musik dan rupa
III. Indikator
:
1. Menyebutkan satuan waktu (pagi, siang, sore dan malam) untuk kegiatan
sehari-hari
2. Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan satuan waktu
3. Menceritakan kegiatan sehari-hari dengan suara nyaring dan intonasi yang
tepat
4. Membaca soal bergambar
5. Melengkapi kalimat dengan kata yang sesuai
6. Menyebutkan keadaan alam berdasarkan satuan waktu (pagi, siang, sore dan
malam)
7. Menyanyikan lagu sesuai dengan irama anggota badan
8. Menyanyikan lagu dengan ekspresi
115
9. Mengekspresikan diri melalui gambar
IV. Materi Pokok
:
SATUAN WAKTU
Dalam satu hari, dibagi menjadi empat satuan waktu yaitu pagi, siang, sore dan
malam.
1. Pagi
- Matahari terbit pada pagi hari.
- Udara masih bersih pada pagi hari.
- Kegiatan yang dilakukan pada waktu pagi contohnya:
sholat subuh, mandi pagi, sarapan, dan berangkat ke sekolah
2. Siang
- Kegiatan yang dilakukan pada waktu siang contohnya:
sholat dzuhur, makan siang, pulang dari sekolah
3. Sore
- Matahari terbenam pada sore hari.
- Kegiatan yang dilakukan pada waktu sore contohnya:
Sholat ashar, mandi sore
4. Malam
- Bulan bersinar pada malam hari.
- Kekelawar mencari makan pada malam hari.
- Kegiatan yang dilakukan pada waktu malam contohnya:
sholat isya, makan malam, belajar, dan tidur.
V. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan (10 menit)
Apersepsi : Guru menyapa siswa dan membimbing siswa untuk berdoa
Motivasi
: Mengajak siswa menyanyikan lagu “bangun tidur”
2. Kegiatan Inti (50 menit)
•
Guru memberi tahu tema pelajaran hari ini dan dengan metode tanya
jawab, siswa diminta menyebutkan contoh kegiatan sehari-hari yang
terdapat pada lagu “bangun tidur”.
116
•
Guru memberi contoh soal kegiatan sehari-hari dan satuan waktunya.
•
Beberapa siswa diminta maju ke depan kelas untuk menceritakan
kegiatan yang dia lakukan pada waktu pagi, siang, sore dan malam.
•
Guru membimbing siswa melakukan games, yaitu guru menyebutkan
contoh kegiatan dan siswa menyebutkan satuan waktu dengan menunjuk
kertas sesuai warna yang telah ditentukan.
•
Untuk memotivasi siswa, guru memberikan hadiah bagi siswa yang
maju ke depan untuk bercerita dan memberi penilaian kelompok dalam
mengikuti games.
3. Penutup (10 menit)
•
Guru menugaskan siswa mengerjakan LKS Tematik Latihan 1.
•
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran, kemudian siswa
diminta untuk memilih gambar di bawah soal latihan 1, yang sesuai
dengan perasaanya setelah belajar tematik.
VI. Media dan Sumber Belajar
Media:
Kertas origami warna-warni
Sumber Belajar:
1. Asyiknya Belajar Secara Tematik untuk SD kelas 1 semester 1, Penerbit PT
Sarana Panca karya Nusa, Bandung, 2006.
2. Buku Tematik “Lingkungan” Ic untuk SD/MI kelas 1 semester 1, Penerbit
Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2008.
3. Senang Belajar Tematik Matematika 1 SD/MI, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta, 2008.
4. Lembar Kerja Siswa “Aku Senang Belajar Tematik MATEMATIKA” yang
dibuat oleh guru.
VII. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar :
Soal tertulis:
Soal Latihan 1 LKS
Jakarta, 31 Oktober 2008
Mengetahui;
Guru kolaborator,
Guru mata pelajaran
117
Nia Marlina, S.Ag
Khanifah
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
No. 2
Mata Pelajaran
Kelas / Program
Semester
Tahun Ajaran
Tema
Pendekatan / Metode
Alokasi Waktu
: MATEMATIKA
: I / SD
: Ganjil
: 2008/2009
: KEGIATAN SEHARI-HARI
: Kontekstual / Tanya jawab, games, penugasan
: 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi :
1. Menggunakan satuan waktu dan satuan panjang
2. Memahami teks pendek dengan membaca nyaring
3. Mengekspresikan diri melalui karya seni
II. Kompetensi Dasar :
1. Menyebutkan nama-nama hari
2. Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat
3. Mengekspresikan diri melalui karya seni musik dan rupa
III. Indikator
:
1. Menyebutkan nama-nama hari
2. Mengurutkan nama-nama hari
3. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan nama hari
4. Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat
5. Menyanyikan lagu sesuai dengan irama anggota badan
6. Menyanyikan lagu dengan ekspresi
7. Mengekspresikan diri melalui gambar
IV. Materi Pokok
:
NAMA-NAMA HARI
- Satu minggu = 7 hari
hari pertama adalah minggu
hari kelima adalah kamis
hari kedua adalah senin
hari keenam adalah jumat
hari ketiga adalah selasa
hari ketujuh adalah sabtu
118
hari keempat adalah rabu
- besok = satu hari setelah
kemarin = satu hari sebelum
lusa = dua hari setelah
kemarin lusa = dua hari sebelum
- contoh:
sekarang hari rabu, besak adalah hari kamis
kemarin hari senin, sekarang adalah hari selasa
V. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan (10 menit)
Apersepsi : Guru menyapa siswa dan membimbing siswa untuk untuk menyanyikan yel
kelas IF.
Motivasi
:
Membimbing siswa menyanyikan lagu “nama-nama hari”
2. Kegiatan Inti (45 menit)
•
Dengan tehnik tanya jawab, guru membimbing siswa menyebutkan namanama hari sesuai dengan lagu “nama-nama hari” yang telah dinyanyikan
bersama.
•
Guru membimbing siswa mengucapkan nama-nama hari denga lafal yang
tepat dan penulisan yang benar.
•
Beberapa siswa secara individu disuruh menyebutkan nama-nama hari
secara urut.
•
Guru memberi contoh soal secara lisan yang berkaitan dengan nama hari,
dan siswa diminta menjawab soal tersebut.
•
Guru membimbing siswa melakukan permainan berkelompok, yaitu
dengan media berupa tulisan nama-nama hari yang terbuat dari kertas
warna-warni. Perwakilan dari tiap kelompok sebanyak 7 orang maju ke
depan kelas, kemudian tiap orang mengambil 1 nama hari dan dalam
hitungan 1-10 mereka harus berdiri secara berurutan. Guru memberikan
penilaian untuk tiap kelompok.
119
•
Games dilanjutkan untuk anggota kelompok yang belum maju. Namanama hari diletakkan di meja di depan papan tulis, kemudian guru
memberikan soal tentang besok, lusa dan kemarin secara lisan. Masingmasing kelompok tersebut harus mencari jawabanya di meja dengan cepat.
Guru kembali memberikan penilaian untuk tiap kelompok.
3. Penutup (15 menit)
•
Guru menugaskan siswa mengerjakan LKS Tematik Latihan 2.
•
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran, kemudian siswa
diminta untuk memilih gambar di bawah soal latihan 2, yang sesuai
dengan perasaanya setelah belajar tematik.
VI. Media dan Sumber Belajar
Media:
Tulisan nama-nama hari yang terbuat dari kertas warna-warni
Sumber Belajar:
1. Asyiknya Belajar Secara Tematik untuk SD kelas 1 semester 1, Penerbit PT
Sarana Panca karya Nusa, Bandung, 2006.
2. Buku Tematik “Lingkungan” Ic untuk SD/MI kelas 1 semester 1, Penerbit
Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2008.
3. Senang Belajar Tematik Matematika 1 SD/MI, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta, 2008.
4. Lembar Kerja Siswa “Aku Senang Belajar Tematik MATEMATIKA” yang
dibuat oleh guru.
VII. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar :
Soal tertulis:
Soal Latihan 2 LKS
Jakarta, 3 November 2008
Mengetahui;
Guru kolaborator,
Guru Mata Pelajaran
Nia Marlina, S.Ag
Khanifah
120
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
No. 3
Mata Pelajaran
Kelas / Program
Semester
Tahun Ajaran
Tema
Pendekatan / Metode
Alokasi Waktu
:
:
:
:
:
:
:
MATEMATIKA
I / SD
Ganjil
2008/2009
KEGIATAN SEHARI-HARI
Kontekstual / Games, penugasan
2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi :
1. Menggunakan satuan waktu dan satuan panjang
2. Memahami teks pendek dengan membaca nyaring
3. Mengekspresikan diri melalui karya seni
II. Kompetensi Dasar :
1. Menyebutkan nama-nama bulan
2. Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat
3. Mengekspresikan diri melalui karya seni musik dan rupa
III. Indikator
:
1. Menyebutkan nama-nama bulan
2. Mengurutkan nama-nama bulan
3. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan nama bulan
4. Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat
5. Menyanyikan lagu sesuai dengan irama anggota badan
6. Menyanyikan lagu dengan ekspresi
7. Mengekspresikan diri melalui gambar
IV. Materi Pokok
:
NAMA-NAMA BULAN
1 tahun = 12 bulan
bulan pertama adalah januari
bulan ke-5 adalah mei
bulan ke-2 adalah februari
bulan ke-6 adalah juni
bulan ke-3 adalah maret
bulan ke-7 adalah juli
bulan ke-4 adalah april
bulan ke-8 adalah agustus
121
bulan ke-9 adalah september
bulan ke-11 adalah november
bulan ke-10 adalah oktober
bulan ke-12/terakhir adalah desember
contoh:
- sebelum bulan mei adalah bulan april
- bulan kelima adalah bulan mei
- perayaan kemerdekaan Indonesia pada bulan agustus
V. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan (10 menit)
Apersepsi : Guru menyapa siswa dan membimbing siswa untuk untuk
menyanyikan yel kelas IF.
Motivasi
: Menyanyikan lagu “ulang tahun” dengan
irama tepukan tangan.
2. Kegiatan Inti (40 menit)
•
Guru menanyakan beberapa siswa tentang hari ulang tahunnya.
•
Guru menjelaskan nama-nama bulan dan urutannya.
•
Guru membimbing siswa menyanyikan lagu “nama-nama bulan” untuk
mempermudah siswa dalam menghafal urutan nama bulan.
•
Siswa menyebut nama-nama bulan dengan nyaring dan lafal yang tepat
•
Guru membimbing siswa melakaukan games, yaitu dengan membagi
siswa menjadi 3 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 12 anak,
masing-masing anak memegang kertas bertuliskan nama bulan.
Kemudian tiap kelompok diminta berdiri sesuai dengan urutan bulan.
•
Untuk memotivasi siswa, guru memberikan penilaian pada tiap
kelompok.
3. Penutup (20 menit)
•
Guru menugaskan siswa mengerjakan LKS Tematik Latihan 3.
•
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran, kemudian siswa
diminta untuk memilih gambar di bawah soal latihan 3, yang sesuai
dengan perasaanya setelah belajar tematik.
122
VI. Media dan Sumber Belajar
Media:
Tulisan nama-nama bulan yang terbuat dari kertas warna-warni
Sumber Belajar:
1. Asyiknya Belajar Secara Tematik untuk SD kelas 1 semester 1, Penerbit PT
Sarana Panca karya Nusa, Bandung, 2006.
2. Buku Tematik “Lingkungan” Ic untuk SD/MI kelas 1 semester 1, Penerbit
Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2008.
3. Senang Belajar Tematik Matematika 1 SD/MI, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta, 2008.
4. Lembar Kerja Siswa “Aku Senang Belajar Tematik MATEMATIKA” yang
dibuat oleh guru.
VII. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar :
Soal tertulis:
Soal Latihan 3 LKS
Jakarta, 5 November 2008
Mengetahui;
Guru kolaborator,
Guru Mata Pelajaran
Nia Marlina, S.Ag
Khanifah
123
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
No. 4
Mata Pelajaran
Kelas / Program
Semester
Tahun Ajaran
Tema
Pendekatan / Metode
Alokasi Waktu
: MATEMATIKA
: I / SD
: Ganjil
: 2008/2009
: KEGIATAN SEHARI-HARI
: Kontekastual / Games, penugasan
: 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi :
1. Menggunakan satuan waktu dan satuan panjang
2. Menerapkan tertib di rumah
3. Mengekspresikan diri melalui karya seni
II. Kompetensi Dasar :
1. Menggunakan satuan waktu
2. Membiasakan tertib di rumah
3. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
III. Indikator
:
1. Membaca jam yang ditunjukkan oleh jarum jam analog
2. Menulis jam yang ditunjukkan oleh jarum jam analog
3. Menghitung lama suatu kegiatan
4. Membandingkan lama suatu kegiatan
5. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan satuan waktu
6. Menyebutkan tata tertib di rumah
7. Menerapkan hidup tertib dalam hal waktu
8. Mengekspresikan diri melalui gambar
IV. Materi Pokok
:
JAM ANALOG
- membaca jam analog
jarum pendek di angka 9
jarum pangjang di angka 12
berarti menunjukkan pukul 9 atau pukul 09.00
124
- lama kegiatan
contoh: saskia mulai belajar pukul 7 malam
saskia selesai belajar pukul 9 malam
jadi saskia belajar selama 2 jam ( 9 – 7)
V. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan (10 menit)
Apersepsi : Guru menyapa siswa dan membimbing siswa untuk menyanyikan yel kelas IF.
Motivasi
: Mengajak siswa menyanyikan lagu “bangun tidur”
2. Kegiatan Inti (50 menit)
•
Dengan tehnik tanya jawab, guru mengingatkan kembali tentang satuan
waktu (pagi, siang, sore dan malam)
•
Guru membawa media berupa jam analog, kemudian menanyakan apa
yang siswa ketahui tentang benda tersebut.
•
Guru memberi contoh cara membaca dan menulis jam analog.
•
Guru memberikan soal secara lisan dan siswa diminta maju ke depan
untuk menjawabnya.
•
Dengan tehnik tanya jawab guru menjelaskan cara menghitung lama
suatu kegiatan.
•
Games dilakukan dengan membagi kelompok sesuai dengan barisan
tempat duduk. Jam analog dibagikan pada setiap kelompok, kemudian
guru memberikan soal secara lisan.
•
Soal pertama harus dijawab oleh bangku paling depan. Untuk menjawab
soal berikutnya, jam analog harus diberikan ke bangku di belakangnya,
dan begitu seterusnya.
•
Untuk memotivasi siswa, guru memberikan penilaian untuk tiap
kelompok.
3. Penutup (10 menit)
•
Guru menugaskan siswa mengerjakan LKS Tematik Latihan 4.
125
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran, kemudian siswa
•
diminta untuk memilih gambar di bawah soal latihan 4, yang sesuai
dengan perasaanya setelah belajar tematik.
VI. Media dan Sumber Belajar
Media:
Jam analog yang terbuat dari kayu
Sumber Belajar:
1. Asyiknya Belajar Secara Tematik untuk SD kelas 1 semester 1, Penerbit PT
Sarana Panca karya Nusa, Bandung, 2006.
2. Buku Tematik “Lingkungan” Ic untuk SD/MI kelas 1 semester 1, Penerbit
Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2008.
3. Senang Belajar Tematik Matematika 1 SD/MI, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta, 2008.
4. Lembar Kerja Siswa “Aku Senang Belajar Tematik MATEMATIKA” yang
dibuat oleh guru.
VII. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar :
Soal tertulis:
Soal Latihan 4 LKS
Jakarta, 7 November 2008
Mengetahui;
Guru kolaborator,
Guru Mata Pelajaran
Nia Marlina, S.Ag
Khanifah
126
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
No. 5
Mata Pelajaran
Kelas / Program
Semester
Tahun Ajaran
Tema
Pendekatan / Metode
Alokasi Waktu
: MATEMATIKA
: I / SD
: Ganjil
: 2008/2009
: LINGKUNGAN
: Kontekstual / Games, penugasan
: 2 x 35 menit
VIII. Standar Kompetensi :
1. Memahami bangun ruang sederhana
2. Memahami teks pendek dengan membaca nyaring.
3. Memahami identitas diri dan keluarga
4. Mengekspresikan diri melalui karya seni
IX. Kompetensi Dasar :
1. Menyebutkan nama bangun ruang sederhana
2. Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat
3. Mengenal lingkungan rumah
4. Membiasakan tertib di rumah
5. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
X. Indikator
:
1. Menyebutkan nama bangun ruang sederhana
2. Mengidentifikasi contoh bangun ruang sederhana
3. Membaca nyaring kata, suku kata, dan kalimat sederhana dengan lafal dan
intonasi yang tepat.
4. Mendengarkan cerita dan menjelaskan isi cerita.
5. Menyebutkan nama-nama ruangan di rumah
6. Memahami fungsi tiap ruangan
7. Membiasakan meletakkan benda sesuai dengan tempatnya
8. Mengekspresikan diri melalui gambar
127
XI. Materi Pokok
:
BANGUN RUANG SEDERHANA
no
1
gambar
nama
contoh
kubus
- Dadu
- Kotak kado
balok
- Kotak sepatu
- Kotak pensil
tabung
- Kaleng susu
- Celengan
- Tempat minum
2
3
4
bola
- Bola
- Semangka
- Melon
XII. Kegiatan Pembelajaran
1.
Pendahuluan (10 menit)
Apersepsi : Guru menyapa siswa dan membimbing siswa untuk berdoa.
Motivasi : Guru membacakan cerita tentang seorang anak yang membersihkan gudang.
2. Kegiatan Inti (50 menit)
128
•
Guru menempel gambar barang-barang yang ada pada cerita tersebut,
kemudian dengan tehnik tanya jawab siswa diminta membandingkan
benda-benda tersebut dengan bangun ruang yang sebenarnya.
•
Guru menanyakan nama tiap bangun ruang dan ciri-cirinya.
•
Guru menjelaskan nama-nama bangun ruang dan siswa melafalkannya
dengan suara nyaring.
•
Guru memperlihatkan gambar tentang ruangan di rumah. Kemudian
dengan teknik tanya jawab, guru bersama siswa menyebutkan fungsi tiap
ruangan dan macam-macam benda yang terdapat di ruangan tersebut.
•
Guru menanyakan termasuk bangun ruang apakah beberapa benda yang
telah disebutkan pada tiap ruangan.
•
Guru membimbing siswa melakukan games, yaitu mengambil bangun
ruang yang menjadi jawaban dengan cepat.
•
Untuk memotivasi siswa, guru memberikan hadiah bagi siswa yang
dapat menjawabnya.
3. Penutup (10 menit)
• Guru menugaskan siswa mengerjakan LKS Tematik Latihan 5.
• Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran, kemudian siswa
diminta untuk memilih gambar di bawah soal latihan 5, yang sesuai
dengan perasaanya setelah belajar tematik.
XIII. Media dan Sumber Belajar
Media:
Bangun ruang (kubus, balok, tabung) yang terbuat dari kertas karton dengan
warna yang berbeda beda, beberapa bola dengan ukuran yang berbeda.
Sumber Belajar:
5. Asyiknya Belajar Secara Tematik untuk SD kelas 1 semester 1, Penerbit PT
Sarana Panca karya Nusa, Bandung, 2006.
6. Buku Tematik “Lingkungan” Ic untuk SD/MI kelas 1 semester 1, Penerbit
Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2008.
129
7. Senang Belajar Tematik Matematika 1 SD/MI, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta, 2008.
8. Lembar Kerja Siswa “Aku Senang Belajar Tematik MATEMATIKA” yang
dibuat oleh guru.
XIV.
Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar :
Soal tertulis:
Soal Latihan 5 LKS
Jakarta, 10 November 2008
Mengetahui;
Guru kolaborator,
Guru Mata Pelajaran
Nia Marlina, S.Ag
Khanifah
130
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
No. 6
Mata Pelajaran
: MATEMATIKA
Kelas / Program
: I / SD
Semester
: Ganjil
Tahun Ajaran
: 2008/2009
Tema
: LINGKUNGAN
Pendekatan/Metode : Kontekstual / Simulasi, games, penugasan
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi :
1. Menentukan ukuran
2. Memahami teks pendek dengan membaca nyaring.
3. Mengetahui macam-macam suara hewan
4. Mengekspresikan diri melalui karya seni
II. Kompetensi Dasar :
1. Menentukan ukuran besar dan kecil
2. Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat
3. Mengetahui dan menirukan suara hewan
4. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
III. Indikator
:
1. Membedakan benda berdasarkan ukurannya (besar dan kecil)
2. Mengurutkan benda berdasarkan ukurannya (dari yang terbesar atau
terkecil)
3. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaiatan dengan ukuran besar
dan kecil
4. Mengetahui dan menirukan suara hewan
5. Mewarnai, menggunting dan menempel gambar dengan baik
6. Mengekspresikan diri melalui gambar
131
IV. Materi Pokok
:
UKURAN BESAR DAN KECIL
3
1
2
Tabung 1 lebih kecil dari tabung 2
Tabung 1 lebih kecil dari tabung 3
Tabung 3 lebih besar dari tabung 1
Tabung 3 lebih besar dari tabung 2
Urutan tabung dari yang yang terkecil adalah tabung 1, tabung 2, tabung 3
Urutan tabung dari yang yang terbesar adalah tabung 3, tabung 2, tabung 1
V. Kegiatan Pembelajaran
1.
Pendahuluan (5 menit)
Apersepsi : Guru menyapa siswa dan membimbing siswa untuk berdoa.
Motivasi
: Guru menempel gambar binatang berukuran besar dan kecil. Kemudian
menanyakan tentang nama binatang tersebut dan menyebutkan bagaimana
suaranya.
2. Kegiatan Inti (45 menit)
•
Dengan tehnik tanya jawab siswa diminta membandingkan ukuran
gambar tersebut.
•
Guru menjelaskan perbedaan besar dan kecil, mengurutkan benda
berdasarkan ukurannya dengan memberikan contoh berupa gambar.
•
Kegiatan selanjutnya adalah guru meletakkan gambar hewan yang sama
(ikan) dengan 3 ukuran yang berbeda, kemudian perwakilan tiap
kelompok diminta maju untuk mengurutkan benda tersebut dari yang
terkecil sampai terbesar.
132
•
Games yang dapat melibatkan seluruh siswa. Guru menjelaskan aturan
games, yaitu siswa harus menjawab ”besar,besar,besar” apabila hewan
yang disebut guru berukuran besar namun dengan gerakan tangan
menyatakan kebalikanya (kecil) dan menjawab ”kecil, kecil, kecil”
apabila hewan yang disebut guru berukuran kecil namun dengan gerakan
tangan menyatakan kebalikanya (besar).
•
Untuk memotivasi siswa, guru memberikan nilai untuk tiap kelompok
dan hadiah stiker kepada siswa yang aktif menjawab.
3. Penutup (20 menit)
•
Guru menugaskan siswa mengerjakan LKS Tematik Latihan 6, yaitu
mewarnai, menggunting dan menempel gambar berdasarkan ukuranya.
•
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran, kemudian siswa
diminta untuk memilih gambar di bawah soal latihan 6, yang sesuai
dengan perasaanya setelah belajar tematik.
VI. Media dan Sumber Belajar
Media:
Beberapa hewan dengan ukuran yang berbeda
Sumber Belajar:
1. Asyiknya Belajar Secara Tematik untuk SD kelas 1 semester 1, Penerbit PT
Sarana Panca karya Nusa, Bandung, 2006.
2. Buku Tematik “Lingkungan” Ic untuk SD/MI kelas 1 semester 1, Penerbit
Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2008.
3. Senang Belajar Tematik Matematika 1 SD/MI, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta, 2008.
4. Lembar Kerja Siswa “Aku Senang Belajar Tematik MATEMATIKA” yang
dibuat oleh guru.
VII. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar :
Tes tertulis:
Soal Latihan 6 LKS
Jakarta, 12 November 2008
Mengetahui;
Guru kolaborator,
Guru Mata Pelajaran
Nia Marlina, S.Ag
Khanifah
133
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
No. 7
Mata Pelajaran
Kelas / Program
Semester
Tahun Ajaran
Tema
Pendekatan / Metode
Alokasi Waktu
: MATEMATIKA
: I / SD
: Ganjil
: 2008/2009
: KEGIATAN SEHARI-HARI
: Kontekstual/ games, penugasan
: 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi :
5. Menggunakan satuan panjang
6. Memahami cerita pendek
7. Menyebutkan contoh akhlak terpuji dan tercela
8. Mengekspresikan diri melalui karya seni
II. Kompetensi Dasar :
5. Menyebutkan satuan panjang
6. Memahami cerita pendek
7. Menyebutkan contoh akhlak terpuji dan tercela
8. Mengekspresikan diri melalui karya seni musik dan rupa
III. Indikator
:
1. Menyebutkan satuan panjang
2. Mengukur panjang benda secara langsung dengan alat ukur tidak baku
3. Menyelesaikan masalah soal berkaitan dengan satuan panjang
4. Menyebutkan isi cerita
5. Menyebutkan contoh akhlak terpuji dan tercela
6. Mengekspresikan diri melalui gambar
IV. Materi Pokok
:
SATUAN PANJANG TIDAK BAKU
Jengkal
Depa
Langkah kaki
134
V. Kegiatan Pembelajaran
1.
Pendahuluan (10 menit)
Apersepsi : Guru menyapa siswa dan mengingatkan materi bangun ruang,
ukuran besar dan kecil
Motivasi : Guru membacakan cerita tentang “si pinokiyo” dengan menempel
gambar pinokiyo di papan tulis.
2.
Kegiatan Inti (55 menit)
•
Dengan tehnik tanya jawab, siswa menyimpulkan isi cerita dan
•
Guru mengingatkan kembali tentang pelajaran akidah akhlak tentang
akhlak terpuji dan tercela dan siswa dimuinta menyebutkan contohnya.
Guru menjelaskan macam-macam satuan panjang tidak baku yaitu
•
jengkal, depa, langkah, dan telapak kaki. Guru memberi contoh cara
mengukurnya dan siswa menghitungnya, setelah itu guru membimbing
siswa untuk mempraktekkan masing-masing satuan panjang.
Guru memberi LKS Latihan 7 dan tiap siswa mengukur panjang benda-
•
benda di sekitar kelas.
Untuk memotivasi siswa, guru memberikan hadiah pada siswa yang
•
paling cepat menyelesaikan tugas.
3. Penutup (5 menit)
• Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.
• Guru memberikan PR individu kepada siswa untuk mengukur panjang
benda-benda di rumahnya.
VI. Media dan Sumber Belajar
Media:
Beberapa benda dengan ukuran yang berbeda
Sumber Belajar:
1. Asyiknya Belajar Secara Tematik untuk SD kelas 1 semester 1, Penerbit PT
Sarana Panca karya Nusa, Bandung, 2006.
135
2. Buku Tematik “Lingkungan” Ic untuk SD/MI kelas 1 semester 1, Penerbit
Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2008.
3. Senang Belajar Tematik Matematika 1 SD/MI, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta, 2008.
4. Lembar Kerja Siswa “Aku Senang Belajar Tematik MATEMATIKA” yang
dibuat oleh guru.
VII. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar :
Tes tertulis:
Soal Latihan 7 LKS
Jakarta, 14 November 2008
Mengetahui;
Guru kolaborator,
Guru Mata Pelajaran
Nia Marlina, S.Ag
Khanifah
136
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
No. 8
Mata Pelajaran
Kelas / Program
Semester
Tahun Ajaran
Tema
Pendekatan / Metode
Alokasi Waktu
: MATEMATIKA
: I / SD
: Ganjil
: 2008/2009
: KEGIATAN SEHARI-HARI
: Kontekstual/ games, penugasan
: 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi :
1. Menggunakan satuan panjang
2. Mengekspresikan diri melalui karya seni
II. Kompetensi Dasar :
1. Menggunakan satuan panjang
2. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
III. Indikator
:
1. Memberi contoh benda panjang dan pendek
2. Membedakan ukuran panjang dan pendek
3. Menyelesaikan masalah soal berkaitan dengan satuan panjang
4. Mengekspresikan diri melalui gambar
IV. Materi Pokok
:
Membedakan ukuran panjang dan pendek
Contoh:
Bus
- Bus lebih pendek dari kereta api
- Kereta api lebih panjang dari bus
Kereta Api
137
V. Kegiatan Pembelajaran
1.
Pendahuluan (10 menit)
Apersepsi : Guru menyapa siswa dan mengingatkan kembali materi satuan panjang
Motivasi
: Guru memberi tebakan tentang ukuran panjang.
2.
Kegiatan Inti (50 menit)
Guru menempel media berupa 3 buah sedotan dengan ukuran yang
•
berbeda dan kemudian siswa diminta untuk membandingkannya.
Kemudian media sedotan diganti dengan gambar alat transportasi berupa
•
mobil dan kereta api. Guru menjelaskan cara menyatakan lebih panjang,
sama panjang, dan lebih pendek.
Dengan tehnik tanya jawab, siswa diminta membandingan panjang
•
benda di sekitar kelas, seperti buku dengan pensil dan meja dengan
papan tulis.
Untuk memotivasi siswa, guru memberikan hadih stiker kepada siswa
•
yang aktif menjawab.
Guru membimbing siswa untuk melakukan games,
•
yaitu tiap
siswadibagikan sebuah sedotan dan mereka menyambungkan sedotan
tersebut dengan sedotan teman satu kelompoknya sehingga menjadi
ukuran yang paling panjang sesuai waktu yang ditentukan.
Untuk memotivasi siswa, guru memberikan penilaian pada tiap
•
kelompok.
3. Penutup (10 menit)
•
Guru menugaskan siswa mengerjakan LKS Tematik Latihan 8
•
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran, kemudian siswa
diminta untuk memilih gambar di bawah soal latihan 8 yang sesuai
dengan perasaanya setelah belajar tematik.
VI. Media dan Sumber Belajar :
Media:
Sedotan dengn warna yang berbeda-beda
Sumber Belajar:
138
1. Asyiknya Belajar Secara Tematik untuk SD kelas 1 semester 1, Penerbit PT
Sarana Panca karya Nusa, Bandung, 2006.
2. Buku Tematik “Lingkungan” Ic untuk SD/MI kelas 1 semester 1, Penerbit
Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2008.
3. Senang Belajar Tematik Matematika 1 SD/MI, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta, 2008.
4. Lembar Kerja Siswa “Aku Senang Belajar Tematik MATEMATIKA” yang
dibuat oleh guru.
VII. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar :
Tes tertulis:
Soal Latihan 8 LKS
Jakarta, 17 November 2008
Mengetahui;
Guru kolaborator,
Guru Mata Pelajaran
Nia Marlina, S.Ag
Khanifah
139
SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN
Kelas
A. Tahap
: I SD
: Siklus I
B. TEMA
: KEGIATAN SEHARI-HARI
C. Alokasi Waktu
: 4 Pertemuan (8 x 35 menit)
D. MATA
PELAJA
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI
DASAR
INDIKATOR
RAN
E. Matemati
ka
Menggunakan
satuan waktu
1.1 Menyebutkan
satuan waktu
(pagi, siang, sore
dan malam)
•
•
1.2 Menyebutkan
nama-nama hari
•
•
•
1.3 Menyebutkan
nama-nama bulan
•
•
•
Menyebutkan satuan waktu
(pagi, siang, sore dan
malam) untuk kegiatan
sehari-hari
Menyelesaikan soal yang
berkaitan dengan satuan
waktu
Menyebutkan nama-nama
hari
Mengurutkan nama-nama
hari
Menyelesaikan soal yang
berkaitan dengan nama hari
Menyebutkan nama-nama
bulan
Mengurutkan nama-nama
bulan
Menyelesaikan soal yang
berkaitan dengan nama
bulan
140
1.4 Menggunakan
satuan waktu
•
•
•
•
•
Ilmu
Pengetahuan
Alam
Mengenal alam
sekitar
Bahasa
Indonesia
Memahami teks
pendek dengan
membaca nyaring
Menyebutkan
keadaan alam
Membaca
nyaring
kalimat
sederhana
dengan lafal dan
intonasi yang tepat
Menyebutkan keadaan alam
berdasarkan satuan waktu (pagi,
siang, sore dan malam)
•
•
•
•
Seni budaya
dan
ketrampilan
Mengekspresikan
diri melalui karya
seni
Mengekspresikan diri
melalui seni musik
•
•
•
F. PPKn
Menerapkan
tertib di rumah
Membiasakan tertib
di rumah
Membaca
jam
yang
ditunjukkan oleh jarum
jam analog
Menulis
jam
yang
ditunjukkan oleh jarum
jam analog
Menghitung lama suatu
kegiatan
Membandingkan
lama
suatu kegiatan
Menyelesaikan soal yang
berkaitan dengan satuan
waktu
•
•
Membuat kalimat
berdasarkan gambar
Melengkapi kalimat dengan
kata yang sesuai
Menceritakan kegiatan
sehari-hari dengan suara
nyaring dan intonasi yang
tepat
Membaca soal bergambar
Menyanyikan lagu sesuai
dengan irama anggota
badan
Menyanyikan lagu dengan
ekspresi
Mewarnai gambar
Menyebutkan tata tertib di
rumah
Menerapkan hidup tertib
dalam hal waktu
141
SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN
Kelas
G. Tahap
H. TEMA
: I SD
: Siklus II
: LINGKUNGAN
I. Alokasi Waktu : 4 Pertemuan (8 x 35 menit)
J. MATA
PELAJA
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI
DASAR
INDIKATOR
PENIL
• Menyebutkan nama bangun
ruang sederhana
• Mengidentifikasi contoh
bangun ruang sederhana
Teknik
•
•
RAN
K. Matemati
ka
1. Memahami
bangun ruang
sederhana
Menyebutkan nama
bangun ruang
sederhana
2. Menentukan
ukuran
Menentukan ukuran
besar dan kecil
•
• Membedakan benda
berdasarkan ukurannya (besar
dan kecil)
• Mengurutkan benda
berdasarkan ukurannya (dari
yang terbesar atau terkecil)
• Menyelesaikan soal yang
berkaiatan dengan ukuran
besar dan kecil
Bentuk
Instrum
•
142
3. Menggunakan
satuan panjang
Menggunakan satuan
panjang
Bahasa
Indonesia
Memahami teks
pendek dengan
membaca
nyaring
Membaca
nyaring • Membaca nyaring kata, suku
kalimat
sederhana
kata, dan kalimat sederhana
dengan lafal dan
dengan lafal dan intonasi yang
intonasi yang tepat
tepat
• Mendengarkan cerita dan
menjelaskan isi cerita.
Akidah Akhlak
Akhlak terpuji
dan tercela
Menyebutkan contoh
akhlak terpuji dan
tercela
Menyebutkan contoh akhlak
terpuji dan tercela
Seni budaya
dan
ketrampilan
Mengekspresika
n diri melalui
karya seni
Mengekspresikan diri
melalui karya seni
musik dan seni rupa
• Menyanyikan lagu sesuai
dengan irama
• Menyanyikan lagu dengan
ekspresi
• Mengekspresikan diri melalui
gambar
• Mewarnai, menggunting dan
menempel gambar dengan
baik
Ilmu
Pengetahuan
Sosial
Memahami
identitas diri dan
keluarga
1.1 Menunjukkan
sikap rukun
dalam keluarga
Menunjukkan sikap saling
menghormati dalam keluarga.
• Mengenal panjang suatu
benda melalui kalimat seharihari
• Membandingkan benda
berdasarkan ukuran
panjangnya
• Memberi contoh benda
panjang dan pendek
• Mengukur panjang benda
secara langsung dengan alat
ukur tidak baku
• Menyelesaikan soal yang
berkaitan dengan satuan
panjang
1.2 Mengenal
• Menyebutkan nama-nama
lingkungan rumah
ruangan di rumah
• Memahami fungsi tiap
ruangan
143
L. PPKn
Menerapkan
tertib di rumah
Membiasakan tertib
di rumah
• Menerapkan hidup tertib di
rumah
• Membiasakan meletakkan
benda sesuai dengan
tempatnya
144
JARINGAN TEMA
M. SIKLUS 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Matematika:
Menyebutkan nama bangun ruang sederhana
Mengidentifikasi contoh bangun ruang sederhana
Membedakan benda berdasarkan ukurannya (besar dan kecil)
Mengurutkan benda berdasarkan ukurannya (dari yang terbesar atau
terkecil)
Menyelesaikan soal yang berkaiatan dengan bentuk benda, serta
ukuran besar dan kecil
Menyebutkan ukuran benda (panjang dan pendek)
Membandingkan benda berdasarkan ukuran panjangnya
Mengukur panjang benda secara langsung dengan alat ukur tidak baku
Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan satuan panjang
IPS :
1. Menunjukkan sikap saling
menghormati dalam keluarga.
2. Menyebutkan nama-nama ruangan
di rumah
3. Menyebutkan fungsi tiap ruangan
LINGKUNGAN
PPKn :
1. Menerapkan hidup tertib di rumah
2. Membiasakan meletakkan benda
sesuai dengan tempatnya
Akidah Akhlak :
Menyebutkan contoh akhlak terpuji
dan tercela
Bahasa Indonesia :
1. Membaca nyaring
kata, suku kata, dan
kalimat sederhana
dengan lafal dan
intonasi yang tepat
2. Mendengarkan cerita
dan menjelaskan isi
Seni budaya :
1. Menyanyikan lagu sesuai dengan irama
2. Menyanyikan lagu dengan ekspresi
3. Mewarnai, menggunting dan menempel
gambar dengan baik
4. Mengekspresikan diri melalui gambar
145
JARINGAN TEMA
SIKLUS I
Matematika:
1. Menyebutkan satuan waktu (pagi, siang, sore dan malam) untuk
kegiatan sehari-hari
2. Menyebutkan nama-nama hari dan bulan
3. Mengurutkan nama-nama hari dan bulan
4. Membaca jam yang ditunjukkan oleh jarum jam analog
5. Menulis jam yang ditunjukkan oleh jarum jam analog
6. Menghitung lama suatu kegiatan
7. Membandingkan lama suatu kegiatan
8. Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan satuan waktu
PKn:
1. Menyebutkan tata tertib di
rumah
2. Menerapkan hidup tertib
dalam hal waktu
KEGIATAN
SEHARI-HARI
Ilmu Pengetahuan Alam:
Menyebutkan keadaan alam
berdasarkan satuan waktu (pagi,
siang, sore dan malam)
Seni budaya:
1. Menyanyikan lagu sesuai
dengan irama anggota
badan
2. Menunjukkan ekspresi
melalui gambar
3. Mewarnai gambar
Bahasa Indonesia:
1. Membuat kalimat
berdasarkan gambar
2. Melengkapi kalimat dengan
kata yang sesuai
3. Menceritakan kegiatan
sehari-hari dengan suara
nyaring dan intonasi yang
tepat
4. Membaca soal bergambar
146
N. Lembar Pedoman Wawancara dengan Guru
O. Tahap
: Pra Penelitian
Hari/Tanggal
:
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika
siswa, tanggapan guru mengenai model pembelajaran
tematik dan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran
matematika di kelas tersebut.
P. Daftar pertanyaan:
1. Bagaimana minat siswa terhadap pelajaran matematika?
2. Metode apa saja yang sering Ibu gunakan pada pembelajaran matematika?
3. Apakah siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan materi pelajaran
yang Ibu sampaikan?
4. Apakah siswa bertanya tentang materi yang telah Ibu sampaikan?
5. Apabila ada salah satu siswa yang bertanya atau memberi tanggapan, apakah
siswa yang lain memperhatikannya?
6. Apabila Ibu memberikan pertanyaan, bagaimana respon atau antusias siswa
terhadap pertanyaan Ibu?
7. Apakah setiap tugas yang diberikan oleh Ibu selalu dikerjakan dengan baik
oleh siswa?
8. Pada proses pembelajaran matematika, apakah siswa dapat menunjukkan
ekspresinya?
9. Apakah Ibu sudah/pernah menerapkan model pembelajaran tematik?
10. Bagaimana pendapat Ibu mengenai model pembelajaran tematik?
11. Mohon saran Ibu terkait dengan penelitian tindakan kelas yang akan saya
lakukan!
Q.
147
R. Tahap
: Siklus I
Hari/Tanggal
:
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika
siswa dan tanggapan guru mengenai penerapan model
pembelajaran tematik pada siklus I, serta kekurangankekurangan yang harus diperbaiki pada siklus berikutnya.
S. Daftar pertanyaan:
1. Meurut Ibu, apakah penerapan model pembelajaran tematik pada siklus I ini
sudah dilaksanakan dengan baik?
2. Apabila ada kekurangan, hal apakah yang harus diperbaiki?
3. Bagaimana pendapat Ibu mengenai perkembangan aktivitas belajar siswa?
4. Apakah siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan materi pelajaran
yang guru sampaikan?
5. Apakah siswa bertanya tentang materi yang guru sampaikan?
6. Ketika ada siswa yang bertanya atau memberi tanggapan, apakah siswa yang
lain memperhatikannya?
7. Ketika guru memberikan pertanyaan, bagaimana respon atau antusias siswa
terhadap pertanyaan guru?
8. Apakah setiap tugas yang diberikan oleh guru selalu dikerjakan dengan baik
oleh siswa?
148
T. Tahap
: Siklus II
Hari/Tanggal
:
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika
siswa dan tanggapan guru mengenai penerapan model
pembelajaran tematik pada siklus II, kelebihan dan
kekurangannya, serta apakah penelitin sudah dikatakan
berhasil atau belum.
U. Daftar pertanyaan:
1. Meurut Ibu, apakah penerapan model pembelajaran tematik pada siklus II ini
sudah dilaksanakan dengan baik?
2. Apabila ada kekurangan, hal apakah yang harus diperbaiki?
3. Bagaimana pendapat Ibu mengenai perkembangan aktivitas belajar siswa pada
siklus II ini?
4. Apakah siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan materi pelajaran
yang guru sampaikan?
5. Apakah siswa bertanya tentang materi yang guru sampaikan?
6. Ketika ada siswa yang bertanya atau memberi tanggapan, apakah siswa yang
lain memperhatikannya?
7. Ketika guru memberikan pertanyaan, bagaimana respon atau antusias siswa
terhadap pertanyaan guru?
8. Apakah setiap tugas yang diberikan oleh guru selalu dikerjakan dengan baik
oleh siswa?
9. Berdasarkan perkembangan aktivitas belajar siswa yang terjadi, apakah
penelitian ini sudah dapat dikatakan berhasil? Mengapa?
149
V. Lembar Pedoman Wawancara dengan Siswa
W. Tahap
: Penelitian Pendahuluan
Hari/Tanggal
:
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika
siswa, minat siswa terhadap pelajaran matematika dan
permasalahan yang dihadapi siswa
terkait dengan
pelajaran matematika sebelumnya.
Daftar pertanyaan
:
g) Apakah adik-adik menyukai pelajaran matematika?
h) Mengapa adik-adik suka/tidak menyukainya?
i) Apakah adik-adik pernah merasa bosan saat pelajaran matematika?
j) Pada saat pelajaran matematika, apa saja yang adik-adik lakukan?
k) Apakah adik-adik mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru?
l) Apakah adik-adik bertanya tentang materi pelajaran yang disampaikan guru?
m) Apabila guru memberi pertanyaan, apakah adik-adik menjawabnya?
n) Apabila ada teman yang bertanya pada guru atau menjawab pertanyaan guru,
apakah adik-adik memperhatikanya?
o) Apakah adik-adik mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru?
p) Berapa nilai matematika yang sering adik-adik peroleh?
150
X. Tahap
: Siklus I
Hari/Tanggal
:
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika
siswa, minat siswa terhadap pelajaran matematika dan
permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan model
pembelajaran matematika pada siklus I.
Daftar pertanyaan
1. Apakah
:
adik-adik
menyukai
pelajaran
matematika
dengan
model
pembelajaran tematik?
2. Apa yang menyebabkan adik-adik suka/tidak menyukainya?
3. Pada
saat
guru
menjelaskan materi
pelajaran,
apakah
adik-adik
mendengarkannya?
4. Apakah adik-adik juga memperhatikannya?
5. Ketika ada teman yang bertanya atau memberi tanggapan terhadap materi
yang disampaikan guru, apakah adik-adik memperhatikannya?
6. Apakah adik-adik pernah bertanya tentang materi pelajaran yang disampaikan
guru?
7. Ketika guru memberikan pertanyaan, apakah adik-adik menjawabnya?
8. Apakah setiap tugas yang diberikan oleh guru selalu adik-adik kerjakan
dengan baik?
9. Pada saat mengerjakan soal tes Siklus I,
apakah adik-adik bisa
mengerjakannya dengan benar? (Jika bisa maka siswa diberi pujian dan jika
tidak bisa maka ditanyakan alasannya)
151
Y. Tahap
: Siklus II
Hari/Tanggal
:
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika
siswa, minat siswa terhadap pelajaran matematika dan
permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan model
pembelajaran matematika pada siklus II.
Daftar pertanyaan
1. Apakah
adik-adik
:
menyukai
pelajaran
matematika
dengan
model
pembelajaran tematik dengan tema “lingkungan” ini?
2. Apa yang menyebabkan adik-adik suka/tidak menyukainya?
3. Pada
saat
guru
menjelaskan materi
pelajaran,
apakah
adik-adik
mendengarkannya?
4. Apakah adik-adik juga memperhatikannya?
5. Ketika ada teman yang bertanya atau memberi tanggapan terhadap materi
yang disampaikan guru, apakah adik-adik memperhatikannya?
6. Apakah adik-adik pernah bertanya tentang materi pelajaran yang disampaikan
guru?
7. Ketika guru memberikan pertanyaan, apakah adik-adik menjawabnya?
8. Apakah setiap tugas yang diberikan oleh guru selalu adik-adik kerjakan
dengan baik?
9. Pada saat mengerjakan soal tes Siklus II, apakah adik-adik bisa
mengerjakannya dengan benar? (Jika bisa maka siswa diberi pujian dan jika
tidak bisa maka ditanyakan alasannya)
152
Hasil Wawancara dengan Guru
Tahap
: Penelitian pendahuluan
Waktu
: tanggal 20 Oktober 2008
Hasil wawancara :
7. Sebagian besar siswa menyukai pelajaran matematika.
8. Metode yang sering digunakan adalah ceramah, simulasi, games, penugasan,
tanya jawab, dan sebagainya.
9. Sebagian siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, yan
lainnya main atau ngobrol sendiri.
10. Siswa sangat jarang sekali bertanya tentang materi pelajaran. Siswa sering
bertanya pada saat mengerjakan soal.
11. Apabila ada siswa yang bertanya atau memberi tanggapan maka siswa yang
lain cuek dan hanya beberapa yang memperhatikan.
12. Sebagian besar siswa mnjawab apabila diberikan pertanyaan lisan. Akan tetapi
siswa lebih semangat dan kompak menjawab ketika games dan diberikan
penilaian untuk tiap kelompok (barisan tempat duduk).
13. Seluruh siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru. Namun ada
beberapa siswa yang malas mengerjakan sehingga lamban.
14. Selama pembelajaran matematika, siswa dapat menunjukkan ekspresinya.
Baik yang senang ataupun yang bosan. Hanya ada 2-3 siswa yang sering
bengong dan tidak terlihat ekspresinya.
15. Saya pernah menerapkan model pembelajaran tematik. Tetapi sangat jarang,
terkadang 2 minggu sekali.
16. Menurut saya, model pembelajaran tematik pada konsepnya bagus, tapi dalam
pelaksanaanya sulit. Terkadang materinya tidak sesuai dengan tema.
17. Saran: Coba aja dulu, mengajar kelas 1 harus sabar. Kalo bisa pilih tema yang
sesuai denga materi dan gunakan metode yang menarik bagi siswa.
153
Hasil Wawancara dengan Siswa
Tahap
: Penelitian pendahuluan
Waktu
: tanggal 17, dan 20 Oktober 2008
Hasil wawancara :
1. Apakah adik-adik menyukai pelajaran matematika?
S1: Suka
S2: Suka
S3: Biasa aja
S4: Suka
S5: Ga suka
S6: Suka
S7: Ga suka
2. Mengapa adik-adik suka/tidak menyukainya?
S1: Suka aja
S2: Gampang
S3: kadang suka, kadang bosen
S4: Suka aja
S5: Cape ngerjain soal
S6: Soalnya aku suka belajar
S7: Malas
3. Apakah adik-adik pernah merasa bosan saat pelajaran matematika?
S1: Ga
S2: Kadang
S3: Kadang
S4: pernah
S5: pernah
S6: ga
S7: iya
4. Pada saat pelajaran matematika, apa saja yang adik-adik lakukan?
S1: belajar, kadang nglamun
S2: belajar, main
S3: ngerjain soal, ngobrol
S4: belajar, gambar
S5: ngerjain soal, main
S6: belajar
S7: belajar, main
5. Apakah adik-adik mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru?
S1: iya
S2: kadang
S3: iya
S4: iya
S5: kadang
S6: iya
S7: kadang
6. Apakah adik-adik bertanya tentang materi pelajaran yang disampaikan guru?
S1: ga
S2: kadang
S3: ga
S4: ga
S5: ga
S6: kadang
S7: ga
154
7. Apabila guru memberi pertanyaan, apakah adik-adik menjawabnya?
S1: iya
S2: kadang
S3: iya
S4: iya
S5: kadang
S6: kadang
S7: kadang
8. Apabila ada teman yang bertanya pada guru atau menjawab pertanyaan guru,
apakah adik-adik memperhatikanya?
S1: ga
S2: iya
S3: kadang
S4: ga
S5: ga
S6: iya
S7: ga
9. Apakah adik-adik mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru?
S1: iya
S2: iya
S3: iya
S4: iya
S5: iya
S6: iya
S7: iya
10. Berapa nilai matematika yang sering adik-adik peroleh?
S1: 100, 90
S2: 90, 80
S3: 80, 70 kadang 100
S4: 100
S5: 90,80
S6: 100
S7: 90,80
155
Hasil Wawancara dengan Siswa
Tahap
: Siklus I
Waktu
: tanggal 5 dan 7 November 2008
Hasil wawancara :
Peneliti : Apakah adik-adik menyukai pelajaran matematika dengan model
pembelajaran tematik ini?
S1: suka
S2: biasa aja
S3: suka
S4: suka
S5: suka
S6: suka
S7: biasa aja
Peneliti : Apa yang menyebabkan adik-adik suka/tidak menyukainya?
S1: suka aja
S2: S3: senang
S4: senang
S5: enak pake LKS
S6: senang kalo games
S7: kadang bosen
Peneliti : Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran, apakah
adik-adik
mendengarkannya?
S1: kadang
S2: kadang
S3: iya
S4: iya
S5: iya
S6: iya
S7: iya
Peneliti : Apakah adik-adik juga memperhatikannya?
S1: iya
S2: ga
S3: kadang
S4: iya
S5: kadang
S6: iya
S7: ga
Peneliti : Ketika ada teman yang bertanya atau memberi tanggapan terhadap
materi yang disampaikan guru, apakah adik-adik memperhatikannya?
S1: iya
S2: ga
S3: kadang
S4: iya
S5: ga
S6: iya
S7: ga
156
Peneliti : Apakah adik-adik pernah bertanya tentang materi pelajaran yang
disampaikan guru?
S1: ga
S2: ga
S3: iya
S4: iya
S5: ga
S6: ga
S7: ga
Peneliti : Ketika guru memberikan pertanyaan, apakah adik-adik menjawabnya?
S1: iya
S2: kadang
S3: iya
S4: iya
S5: kadang
S6: iya
S7: kadang
Peneliti : Apakah setiap tugas yang diberikan oleh guru selalu adik-adik
kerjakan dengan baik?
S1: iya
S2: iya
S3: iya
S4: iya
S5: iya
S6: iya
S7: iya
Peneliti : Pada saat mengerjakan soal tes Siklus I, apakah adik-adik bisa
mengerjakannya dengan benar? (Jika bisa maka siswa diberi pujian
dan jika tidak bisa maka ditanyakan alasannya)
S1: bisa
S2: ada yang susah
S3: bisa
S4: bisa
S5: bisa, gampang
S6: ada yang ga bisa, bingung
S7: bisa
157
Hasil Wawancara dengan Siswa
Tahap
: Siklus II
Waktu
: tanggal 17 dan 19 November 2008
Hasil wawancara :
Peneliti : Apakah adik-adik menyukai pelajaran matematika dengan model
pembelajaran tematik ini?
S1: suka
S2: suka
S3: suka
S4: suka
S5: suka
S6: suka
S7: suka
Peneliti : Apa yang menyebabkan adik-adik suka/tidak menyukainya?
S1: banyak permainan
S2: seru aja
S3: senang, dapat hadiah
S4: senang
S5: ada games
S6: senang
S7: senang
Peneliti : Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran, apakah
adik-adik
mendengarkannya?
S1: iya
S2: kadang
S3: iya
S4: iya
S5: iya
S6: iya
S7: iya
Peneliti : Apakah adik-adik juga memperhatikannya?
S1: iya
S2: kadang
S3: iya
S4: iya
S5: iya
S6: iya
S7: kadang
Peneliti : Ketika ada teman yang bertanya atau memberi tanggapan terhadap
materi yang disampaikan guru, apakah adik-adik memperhatikannya?
S1: iya
S2: ga
S3: iya
S4: iya
S5: ga
S6: iya
S7: kadang
158
Peneliti : Apakah adik-adik pernah bertanya tentang materi pelajaran yang
disampaikan guru?
S1: ga
S2: ga
S3: iya
S4: iya
S5: ga
S6: ga
S7: iya
Peneliti : Ketika guru memberikan pertanyaan, apakah adik-adik menjawabnya?
S1: iya
S2: iya
S3: iya
S4: iya
S5: iya
S6: kadang
S7: iya
Peneliti : Apakah setiap tugas yang diberikan oleh guru selalu adik-adik
kerjakan dengan baik?
S1: iya
S2: iya
S3: iya
S4: iya
S5: iya
S6: iya
S7: iya
Peneliti : Pada saat mengerjakan soal tes Siklus I, apakah adik-adik bisa
mengerjakannya dengan benar? (Jika bisa maka siswa diberi pujian
dan jika tidak bisa maka ditanyakan alasannya)
S1: ada yang ga tahu
S2: bisa
S3: bisa
S4: bisa, gampang
S5: bisa
S6: bisa
S7: bisa
159
FOOTNOTE
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral
Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, 2003 ) hal. 1 dan hal 4
2. Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007) hal.
12, 41, 287, 334, 335, 338
3. Departemen Agama, Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik, (Jakarta,
Departemen Agama RI, 2005) hal. 3, 4, 7, 8, 14
4. http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/pembelajaran-tematikarti-penting/
5. http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=33361
6. http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/karakteristikperkembangan-anak-usia-kelas-awal-sd-serta-pembelajaran-tematikkeuntungan-penggunaan/
7. http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/pembelajaran-tematiklandasan/
8. Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2004) hal. 37, 96, 100
9. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002 ),
cet 1, h.12, 38, 90
10. Drs. Irwanto, Psikologi Umum, (Jakarta: PT Prenhallindo, 2002), h. 105
11. Ismail, dkk. Kapita Selekta Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2000), hal 1.13
12. Suharsono, Membelajarkan Anak Dengan Cinta, (Jakarta: Inisiasi Press,
2003), h. 29
13. Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka Press,
2006), Cet. Ke-6, h. 11
14. Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996),
Cet. Ke-7, h. 89, 91, 94
160
H. Erman Suherman, et al. Common Text Book; Strategi Pembelajaran
Matematika Kotemporer, (Bandung: UPI, 2003), hal. 17
15. Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar
yang Kreatif dan Efektif, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), h. 127
16. Moch. Masykur Ag dan Abd. Halim Fathani, Mathematical Intelligence,
(Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), Cet. Ke-1, h.61
17. Ahamad Rohani HM, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2004), Cet. Ke-2, h. 9
18. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h.
175
19. Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2007), cet. Ke-4, h. 20
20. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2006), edisi revisi, Cet. 6, h.65
21. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 1996), h.164
22. Zikri neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan,
(Jakarta: Penerbit Kizi brother’s, 2008), h. 82
Download