TAHUKAH ANDA AVIAN MALARIA Nungki Hapsari S.* *Loka Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang, Baturaja Jl. A.Yani KM. 7 Kemelak Baturaja Sumatera Selatan 32111 Malaria merupakan penyakit infeksi parasit, disebabkan oleh Plasmodium yang menyerang eritrosit yang ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual dalam darah. Plasmodium termasuk genus plasmodium dari famili Plasmodiidae. Namun ternyata infeksi malaria selain menyerang manusia, juga menginfeksi binatang (burung, reptil, mamalia). Malaria avian (infeksi Plasmodium) merupakan suatu penyakit asal protozoa yang bersifat akut yang menyerang eritrosit berbagai jenis unggas. Penyakit tersebut menimbulkan anemia berat, kelemahan dan berakhir dengan kematian. Malaria avian ditularkan oleh nyamuk dan tersifat oleh adanya pigmen di dalam eritrosit. Skizogoni terjadi di dalam darah dan gametosit dapat ditemukan di dalam eritrosit dewasa. Karakteristik tersebut diatas membedakan malaria dari genus lain, yang termasuk family Plasmodiidae. Malaria avian dapat ditemukan pada berbagai jenis burung dan mungkin juga berbagai jenis mamalia. Malaria avian disebabkan oleh protozoa yang tergolong genus Plasmodium, famili Plasmodiidae. Plasmodium sp. menginfeksi eritrosit berbagai jenis unggas dan erat hubungannya dengan genera Haemoproteus dan Leucocytozoon. Replikasi Plasmodium berlangsung di dalam eritrosit yang bersirkulasi, sedangkan Haemoproteus di dalam selsel endoteldan Leucocytozoon di dalam leukosit. Di antara ketiga genera tersebut, hanya genus Plasmodium yang mengandung pigmen di dalam eritrosit. Para ahli melaporkan bahwa malaria avian sering ditemukan pada burung/unggas liar, namun pada unggas peliharaan tidak menimbulkan kerugian ekonomik yang signifikan. Letupan malaria avian telah dilaporkan pada itik, burung bernyanyi dan burung dara. Berbagai spesies Plasmodium cenderung menyerang hospes tertentu, walaupun terdapat juga infeksi silang pada hospes yang berbeda. Para ahli melaporkan sekitar 6 spesies Plasmodium yang paling sering ditemukan pada unggas peliharaan. Berikut jenis Plasmodium dan hospes unggas yang biasa terjangkit malaria avian Plasmodium spp. Hospes Plasmodium gallinaceum Ayam, itik, kalkun Plasmodium juxtanucleare Ayam, itik, kalkun Plasmodium durae Ayam, itik, kalkun Plasmodium lophurae Ayam, kalkun Plasmodium griffithsi Itik Penyakit ini dapat menular terutama pada ayam yang sekandang, dengan nyamuk sebagai hospes intermedietnya.1 Nyamuk seperti Culex sp. dan Aedes sp. (berbeda dengan malaria pada manusia yang disebarkan oleh Anopheles sp.), dikenal sebagai penyebar penyakit malaria di ayam. 2 Siklus hidup Plasmodium sp. melibatkan 2 macam hospes, yaitu hospes perantara (vertebrata, unggas) dan hospes serangga (nyamuk). Perkembangan aseksual dan bentuk seksual muda terjadi di dalam eritrosit unggas, sedangkan fertilisasi dan perkembangan bentuk seksual dewasa terjadi di dalam tubuh nyamuk. Manifestasi malaria avian bervariasi dari tanpa gejala sampai adanya penyakit akut yang berlangsung cepat disertai oleh anemia berat yang dapat berakhir dengan kematian. Di samping itu, terlihat juga kelemahan, gangguan pernafasan, kehilangan nafsu makan dan demam yang berlangsung singkat. Diagnosis malaria avian dapat didasarkan atas pemeriksaan mikroskopik preparat apus darah untuk membuktikan adanya gamont dan meront di dalam eritrosit. Pengecatan preparat apus darah dapat dilakukan dengan metode pewarnaan Romanowsky. Pada metode pewarnaan tersebut, eritrosit yang terinfeksi oleh Plasmodium akan menunjukkan suatu cincin tipis protoplasma dengan nucleus pada sisi lainnya. Bagian tengah parasit akan mengalami vakuolasi dan tidak tercat, sedangkan cincin (protoplasma) dan nukleus 56 akan tercat biru. Perbedaan afinitas terhadap zat warna tersebut akan memberikan gambaran yang menyerupai cincin.1 Pencegahan nyamuk yang menyerang unggas tidak lepas dari cara-cara pencegahan nyamuk pada umumnya. Pemberian multi vitamin, minuman elektrolit serta desinfeksi kandang dan lingkungan terbukti ampuh mengatasi penyakit ini. Pencegahan dapat dilakukan dengan membersihkan sarang-sarang nyamuk, abatisasi, yaitu penanggulangan stadium pra-dewasa nyamuk dengan abate satu sendok makan yang dilarutkan untuk 100 liter pada bak penampungan air, bisa juga dengan melakukan drainase pada genangan air di sekitar kandang. Untuk menanggulangi serangan nyamuk bisa dengan pemasangan kelambu atau screen di kandang untuk mencegah masuknya nyamuk, menggunakan zat penolak (repellents) misalnya indalone dan rutger 612.2 Referensi: 1. Rangga Tabbu, C. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya, diperoleh dari http://books.google.com/books?id=9QnxNifPCQgC&pg=PA37&lpg=PA37&dq=siklu s+hidup+plasmodium+gallinaceum+pada+unggas&source=bl&ots=zjGla9e2Nb&sig =hTAM0r9rZNtThX4FaLSkFyfnto&hl=en&ei=LuzQTP3gJ4vevQPpyZieDA&sa=X&oi =book_result&ct=result&resnum=6&ved=0CDAQ6AEwBQ#v=onepage&q=siklus%2 0hidup%20plasmodium%20gallinaceum%20pada%20unggas&f=false. 3 November 2010. 2. Malaria Unggas di Musim Pancaroba, 27 Mei 2007, diperoleh dari http://www.vetindo.com/Kasus-Medis/Malaria-Unggas-di-Musim-Pancaroba.html. 3 November 2010. 3. Menekan Populasi Serangga, Musim hujan Bukan Halangan, 7 Juli 2010, diperoleh dari https://chickaholic.wordpress.com/2010/07/07/menekan-populasi-seranggamusim-hujan-bukan-halangan/. 3 November 2010 57