IV.2. Pemisahan Komponen Deposit

advertisement
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan
Seperti yang kita ketahui sebelumnya konvergensi IFRS hanya terdapat dua
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi,
yaitu PSAK 28 (1996): Akuntansi asuransi kerugian dan PSAK 36 (1996) :
Akuntansi asuransi jiwa.
Selanjutnya pada tahun 2011 terdapat tiga PSAK yang mengatur industri
asuransi yaitu PSAK 62 : Kontrak asuransi yang diadopsi dari IFRS 4 Insurance
Contract (tahap pertama) serta PSAK 28 (2011) : Akuntansi kontrak asuransi
kerugian dan PSAK 36 (2011) : Akuntansi kontrak asuransi jiwa yang melengkapi
pengaturan di PSAK 62. Ketiga PSAK tersebut berlaku efektif 1 Januari 2012.
Hal –hal berikut yang ada dalam PSAK 36.17 yang mengatur apa saja yang
harus diungkapkan di dalam laporan keuangan perusahaan asuransi.
Tabel 4.1
Tabel Pengungkapan Laporan Keuangan
Ada
Tidak
Hal-hal yang diungkapkan
ada
Pengakuan Pendapatan premi dan penentuan liabilitas
manfaat polis masa depan serta premi yang belum
merupakan pendapatan .

2t&v,15a&c
Transaksi reasuransi termasuk sifat, tujuan, dan efek
transaksi reasuransi tersebut terhadap operasi perusahaan.

2m,32
Pengakuan beban klaim dan penentuan estimasi klaim 
tanggungan sendiri.
2v&s,15b
32
Kebijakan akuntansi lain yang penting sebagaimana

ditentukan dalam SAK yang relevan.
2e
Pendapatan premi bruto : pendapatan premi tahun pertama 
dan premi tahun lanjutan secara terperinci berdasarkan 2v,22
kelompok perorangan dan kumpulan serta jenis asuransi.
Klaim dan manfaat : jenis, jumlah, dan penyebab kenaikan 
klaim dan manfaat yang signifikan.
2v,26
Sumber : PSAK 36 tahun 2012
IV.2. Pemisahan Komponen Deposit
Komponen deposit adalah komponen kontraktual yang tidak dicatat sebagai
derivatif sesuai PSAK 55: Instrumen keuangan: Pengakuan dan pengukuran dan
termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55 jika komponen terebut merupakan suatu
instrumen terpisah. Pemisahan adalah pencatatan komponen kontrak seolah-olah
kontrak tersebut merupakan kontrak terpisah.
Jadi dapat disimpulkan pemisahan komponen deposit adalah pencatatan
komponen kontraktual dalam laporan keuangan yang dilakukan secara terpisah yang
membedakan antara komponen deposit dengan komponen lainnya dalam laporan
keuangan.
Beberapa kontrak asuransi mengandung baik komponen asuransi maupun
komponen deposit. Dalam beberapa kasus asuradur disyaratkan atau diijinkan untuk
memisahkan komponen deposit tersebut bila :
33
Tabel 4.2
Tabel Pengungkapan dan Penyajian Pemisahan Komponen Deposit
Kondisi yang mensyaratkan
Ada
Tidak
Ada
Asuradur dapat mengukur komponen deposit (termasuk opsi 
penyerahan
melekat)
secara
terpisah
(yaitu
tanpa 2h,8a
mempertimbangkan komponen asuransi).
Kebijakan akuntansi asuradur tidak mensyaratkan untuk mengakui
seluruh hak dan kewajiban yang timbul dari komponen deposit 
tersebut.
2e
Sumber : PSAK 36 tahun 2012
IV. 3. Tes Kecukupan Liabilitas
Tes kecukupan liabilitas adalah penilaian apakah jumlah tercatat atas suatu
liabilitas asuransi jiwa perlu ditingkatkan (atau jumlah tercatat dari biaya akuisisi
tangguhan atau aset tidak berwujud terkait menurun), berdasarkan kajian atas arus
kas masa depan.
Hal tersebut digunakan untuk memastikan apakah pengungkapan liabilitas
dalam laporan keuangan telah secara cukup, harus dinaikkan, atau diturunkan dalam
mencukupi pengungkapan yang telah disyaratkan.
Jika asuradur menerapkan tes kecukupan liabilitas yang memenuhi syarat
minimum yang telah ditentukan, maka pernyataan ini tidak mewajibkan persyaratan
tambahan lagi. Persyaratan minimum tersebut adalah sebagai berikut :
34
Tabel 4.3
Tabel Pengungkapan dan Penyajian Tes Kecukupan Liabilitas
Syarat Minimum
Ada
Tidak
Ada
Tes mempertimbangkan estimasi sekarang atas seluruh arus kas
kontraktual, dan arus kas terkait misalnya biaya pengurusan klaim, 
serta arus kas yang dihasilkan dari opsi dan jaminan melekat.
2u,15d
Jika tes menunjukan bahwa liabilitas tidak mencukupi, maka
seluruh kekurangan tersebut diakui dalam laba rugi.

2u
IV.4. Estimasti Liabilitas Klaim
Estimasi liabilitas klaim adalah klaim yang belum diputuskan baik jumlahnya
dan/atau haknya, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan (PSAK
2012:36.4).
Estimasi liabilitas klaim harus diungkapkan dalam laporan keuangan yang
nilainya diperhitungkan dan diperkirakan akan habis dalam satu tahun dengan harus
memperhitungkan nilai sekarang.
Tabel 4.4
Tabel Pengungkapan dan Penyajian Liabilitas Klaim
Syarat Minimum
Ada
Tidak
Ada
Estimasi liabilitas klaim atas kontrak jangka pendek, dinyatakan 
sebesar jumlah estimasi berdasarkan perhitungan teknis asuransi 2s,15b
(PSAK 2012:36.15).
35
IV.5. Gross Premium Reserve
Implikasi konvergensi standar akuntansi keuangan di Indonesia ke
Internasional Financial Reporting Stnasabahrds (IFRS), perusahaan asuransi
mengalami beberapa perubahan perlakuan akuntansi.
Salah satunya terkait dengan liabilitas manfaat polis masa depan dihitung
berdasarkan perhitungan aktuaria dan harus mencerminkan nilai sekarang estimasi
pembayaran seluruh manfaat yang diperjanjikan, estimasi seluruh biaya yang akan
dikeluarkan dan penerimaan premi di masa yang akan datang. Prinsip tersebut
diambil dari ED IFRS 4 tahap kedua paragraf 17.
Berlakunya PSAK 36 (2011) di 1 Januari 2012 menyebabkan pula entitas
asuransi jiwa harus mengubah metode liabilitas manfaat polis masa depan dari Net
Level Premium Method (NLPM) ke Gross Premium Reserve (GPR). Net Level
Premium Method mencerminkan nilai sekarang estimasi pembayaran manfaat masa
depan yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dikurangi dengan nilai sekarang
estimasi penerimaan premi neto masa depan. Sementara Gross Premium Reserve
(GPR) semua estimasi nilai sekarang kas masuk dan keluar (premi, klaim atau
manfaat dan biaya) diperhitungkan.
Gross premium reserve (GPR) mencerminkan nilai sekarang estimasi
pembayaran seluruh manfaat yang diperjanjikan, termasuk seluruh opsi yang
disediakan, dan nilai sekarang estimasi seluruh biaya yang akan dikeluarkan serta
mempertimbangkan penerimaan premi di masa yang akan datang.
Premi bruto yang dikenakan kepada pemegang polis pada umumnya
merupakan suatu jumlah yang diperkirakan secara objektif dan akumulatif, akan
dapat mencukupi membayar semua klaim dan manfaat yang diperjanjikan secara
kontraktual (baik manfaat yang jumlahnya sudah ditetapkan di awal maupun yang
36
akan diterapkan kemudian), biaya yang diperlukan dalam rangka penutupan dan
penerbitan kontrak asurnasi. Biaya yang diperlukan untuk melakukan pemeliharaan
kontrak maupun pemenuhan kewajiban kontrak dan berkontribusi dalam pemenuhan
biaya umum (overhead), serta suatu tingkat keuntungan tertentu.
Penerapan GPR ini menimbulkan masalah bagi sebagian perusahaan asuransi
karena mengalami kendala yang disebabkan data yang tersedia tidak cukup memadai
untuk digunakan dalam menghitung liabilitas manfaat polis masa depan yang
disyaratkan oleh PSAK 36 (2011). Selain itu banyak perusahaan yang menghadapi
kondisi bahwa liabilitas asuransi yang harus dicatat akan lebih besar dari pada yang
dicadangkan saat ini, sehingga banyak perusahaan yang khawatir akan mengalami
defisit.
Dampak ini mungkin akan berbeda antara satu dengan perusahaan lainnya.
Bagi perusahaan tertentu dampak perubahan dari NLPM ke GPR mungkin tidak
terlalu besar, karena
data yang tersedia di perusahaan dapat digunakan untuk
menghitung GPR serta ditambah dengan kondisi permodalan yang lebih kuat apabila
dibandingkan dengan perusahaan asuransi lainnya.
Di sisi lain perusahaan asuransi ada yang merasa sangat keberatan, karena
perusahaan tersebut memiliki data tetapi data yang tersedia tidak cukup memadai
untuk digunakan dalam menghitung GPR dan ditambah dengan kondisi permodalan
yang tidak kuat.
Oleh karena itu bagi perusahaan yang sampai akhir tahun 2012 belum dapat
menghitung liabilitas manfaat polis masa depan yang mencerminkan nilai sekarang
estimasi arus kas masa depan diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam memasuki
tahun 2013.
37
Berikut ini penulis menyajikan perbandingan laporan keuangan tahun 2011
dari perusahaan PT Panin Financial Tbk, sehingga dapat dilihat perbedaan setelah
dan sesudah penerapan dari PSAK 36 dan 62 yang efektif 1 Januari 2012.
Tabel 4.5
Tabel Perbandingan Laporan Laba rugi
2011
Laporan Laba rugi
Komprehensif konsolidasian
Setelah
Sebelum
reklasifikasi reklasifikasi
Pendapatan bersih
-
2.518.935
Beban pokok pendapatan
-
(2.391.683)
Pendapatan lain-lain bersih
-
875.068
Premi bruto
2.449.227
-
Premi reasuransi
(49.577)
-
1.232
-
Hasil investasi – bersih
90.326
-
Laba penjualan efek – bersih
14.204
-
18.405
-
842.684
-
27.502
-
(1.503.996)
-
25.701
-
(779.268)
-
Penurunan (kenaikan) premi yang
belum merupakan pendapatan
Laba yang belum direalisasi dari
penilaian investasi (efek)
Bagian laba bersih dari perusahaan
Asosiasi
Pendapatan lain-lain bersih
Klaim dan manfaat bruto
Klaim reasuransi
Kenaikan (penurunan) liabilitas
38
2011
Laporan Laba rugi
Komprehensif konsolidasian
Setelah
Sebelum
reklasifikasi reklasifikasi
manfaat polis masa depan dan
dan estimasi liabilitas klaim
Akuisisi
(128.980)
-
Pemasaran
(9.362)
(4.222)
Umum & admin
(72.945)
(72.945)
(42.038)
-
Kenaikan provisi yang timbul dari
tes kecukupan liabilitas
Kenaikan liabilitas asuransi yang
4.506
disesikan kepada asuradur
Laba tahun berjalan
Laba bersih per saham
887.621
925.153
(4,23)%
36,71
38,26
(4,22)%
Sumber : Laporan Keuangan PT Panin Financial Tbk tahun 2011
Dari tabel diatas kita dapat melihat adanya perbedaan sebelum dan setelah
penerapan PSAK 36 dan 62 yang berlaku efektif tanggal 1 januari 2012. Perbedaan
tersebut terjadi pada penyajian laporan laba rugi, dari tabel setelah reklasifikasi
terdapat akun-akun berbeda sebelum berlakunya PSAK yang efektif 2012.
Bila kita lihat lagi penyajian dari laporan laba rugi tersebut lebih baik setelah
reklasifikasi, karena setelah reklasifikasi pengungkapan laporan keuangan menjadi
lebih rinci dalam mengungkapkan hal-hal apa saja yang terkait dengan akun-akun
pendapatan dan hal-hal apa saja yang terkait dengan beban perusahaan.
Dari pengungkapan tersebut kita juga bisa menilai lebih rinci pendapatan
mana yang paling menghasilkan dan beban mana yang paling besar yang nantinya
39
berpengaruh dengan laba rugi perusahaan. Dari data tersebut pihak perusahaan juga
dapat melakukan perencanaan, penentuan strategi, serta penentuan kebijakan yang
dapat mendorong pertumbuhan pendapatan perusahaan.
Akun-akun yang ada sebelum reklasifikasi dan dijabarkan setelah
direklasifikasi. Akun tersebut terdiri dari pendapatan bersih yang dijabarkan di
catatan atas laporan keuangan dan diperoleh dari premi bruto , premi reasuransi,
penurunan (kenaikan) premi yang belum merupakan pendapatan dan pendapatan
investasi sedangkan setelah reklasifikasi pendapatan tersebut langsung dijabarkan di
laporan laba rugi dan dijelaskan lebih terperinci di catatan atas laporan keuangan.
Untuk pengungkapan setelah reklasifikasi terdapat penjabaran lagi sumber-sumber
premi, investasi yang menjadi pendapatan (PSAK 2012: 23.33)
Akun lainnya yang ada sebelum reklasifikasi dan tidak ada tetapi dijabarkan
setelah direklasifikasi seperti beban pokok pendapatan, sebelum reklasifikasi akun
tersebut terdiri dari beban klaim dan manfaat, klaim reasuransi, kenaikan liabilitas
manfaat polis masa depan dan estimasi klaim, biaya akuisisi, biaya kontes keagenan
setelah direklasfikasi beban tersebut dijabarkan secara langsung dalam laporan laba
rugi (PSAK 2012: 1.80).
Hal tersebut memberikan dampak positif bagi para pengguna laporan
keuangan, karena sumber-sumber pendapatan dan biaya yang mendukung nilai
pendapatan dan biaya bersih secara jelas dan lengkap diungkapkan sehingga
pengguna laporan keuangan mengetahui faktor apa saja yang menjadi pembentuk
nilai pendapatan dan biaya.
Akun-akun yang tidak ada sebelum direklasifikasi dan ada setelah
direklasifikasi seperti akun kenaikan provisi yang timbul dari tes kecukupan liabilitas
(PSAK 2012:62.15). Dengan penambahan akun ini memberikan dampak positif bagi
40
para pengguna, karena para pengguna laporan keuangan dapat mengetahui
kecukupan liabilitas yang diungkapkan oleh pihak perusahaan.
Akun kenaikan liabilitas asuransi yang disesikan kepada reasuradur, dan
biaya akuisisi merupakam akun yang sebelum direklasifikasi diungkapkan di catatan
atas laporan keungan dan setelah direklasifikasi diungkapkan secara terperinci di
laporan keungan. Dengan demikian memberikan dampak positif bagi pengguna
dalam memahami faktor pembentuk nilai beban secara rinci.
Ada pula akun yang sama namanya namun berbeda nilainya, seperti akun
pendapatan lain-lain bersih sebelum reklasifikasi yang terdiri dari laba (rugi) selisih
kurs, pendapatan bunga, laba (rugi) penjualan investasi, bagian laba bersih
perusahaan asosiasi. Sedangkan setelah reklasifikasi terdapat pendapatan lain-lain
bersih yang tidak ada pengungkapan lebih lanjut, tetapi berdasarkan penerapan
PSAK 36 2012 pendapatan lain-lain hanya terdiri dari komisi reasuransi, dan komisi
keuntungan reasuransi (PSAK 2012:36.7), untuk pendapatan bunga, laba (rugi)
penjualan investasi, laba (rugi) selisih kurs dikelompokan menjadi hasil investasi
bersih.
Hal tersebut memberikan dampak positif bagi para pengguna laporan
keuangan karena adanya pengungkapan pendapatan dari non-operasional perusahaan
yang dikelompokan secara rinci berdasarkan sumber pendapatannya.
Ada pula akun yang memilki nama dan nilai yang sama seperti akun biaya
umum dan administrasi, dan premi bruto walaupun dengan perhitungan yang berbeda
tetapi tidak tidak mengalami perubahan nilai dikarenakan tidak terkena dampak dari
perubahan yang terjadi..
Dari perbedaan akun-akun sebelum dan sesudah reklasifikasi yang akun
tertentu tidak ada sebelum reklasifikasi kemudian ada setelah direklasifikasi, akun
41
tertentu ada di sebelum reklasifikasi kemudian tidak ada tetapi dijabarkan
direklasifikasi, dan akun yang sama atau tetap tetapi memilki nilai yang berbeda
karena adanya perbedaan perlakuan tertentu. Hal ini menyebabkan terjadinya
perbedaan dari laba tahun berjalan di tahun 2011 antara sebelum dan sesudah
reklasifikasi.
Di tahun 2011 sebelum reklasifikasi laba tahun berjalan memilki nilai
925.153 sedangkan di tahun 2011 setelah reklasifikasi sebesar 887.621. Selisih laba
tahun berjalan di tahun yang sama sebesar 37.532 yang diperoleh dari akun kenaikan
provisi yang timbul dari tes kecukupan liabilitas (PSAK 2012:62.15), dan akun
kenaikan liabilitas asuransi yang disesikan kepada asuradur. Perbedaan nilai laba
bersih per saham dari 38,26 menjadi 36,71 yang memiliki selisih 1,55 dikarenakan
adanya penurun laba tahun berjalan yang diperoleh.
Dampak dari penurunan laba tahun berjalan dan laba bersih per saham bagi
para pengguna laporan adalah mempengaruhi penilaian tingkat pengembalian
perusahaan serta kinerja perusahaan dalam memperoleh laba yang penting terutama
bagi para investor dan kreditor dalam menanamkan modal atau memberikan
pinjaman ke perusahaan.
Perbedaan akun-akun laporan keuangan dari dampak penerapan PSAK 36 &
62 dalam laporan laba rugi tahun 2011 yang efektif 1 januari 2012 yang
mempengaruhi laporan keuangan perusahaan.
IV.6. Analisis Pengaruh Penerapan PSAK terhadap Laporan Posisi Keuangan
Tabel 4.6
Tabel Perbandingan Laporan Posisi Keuangan
42
2011
Laporan posisi keuangan
konsolidasian
Aset
Kas dan Setara kas
Setelah
Sebelum
reklasifikasi reklasifikasi
1.592.539
72.634
Pihak ketiga
-
3.781.783
Pihak berelasi
-
7.861
Pihak ketiga
-
22.220
Pihak berelasi
-
118
Pihak ketiga
-
21.012
Pihak berelasi
-
675
Pihak ketiga
-
142
Pihak berelasi
-
6.583.757
7.830
-
Pihak ketiga
-
6.473
Pihak berelasi
-
1.216
Piutang hasil investasi
9.500
-
Piutang premi
8.182
-
Piutang reasuransi
14.156
-
Investasi Jangka pendek
Piutang usaha
Piutang lain-lain
Investasi Jangka Panjang
Aset lain-lain
Piutang asuransi
Aset keuangan
43
2011
Laporan posisi keuangan
konsolidasian
Setelah
Sebelum
reklasifikasi reklasifikasi
Pinjaman dan piutang
Deposito berjangka
223.182
-
Pinjaman polis
16.357
-
Piutang lain-lain
12.187
-
12.143
-
1.597.246
-
432.955
-
-
-
6.586.640
-
Biaya dibayar di muka
2.400
2.400
Aset tetap bersih
7.734
7.734
Aset pajak tangguhan
3.072
3.072
10.526.123
10.511.097
Hutang usaha
-
37.004
Hutang pajak
1.341
1.341
-
29.952
Aset reasuransi
Efek reksadana yang diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi.
Efek yang tersedia untuk dijual
Biaya akuisisi yang ditangguhkan-bersih
Investasi pada perusahaan asosiasi
Total aset
0,14%
Liabilitas
Beban masih harus dibayar
Pihak ketiga
44
2011
Laporan posisi keuangan
konsolidasian
Pihak berelasi
Setelah
Sebelum
reklasifikasi reklasifikasi
-
603
tahun.
-
1.745.187
Liabilitas jangka pendek lainnya
-
21.063
-
10.708
-
1.468.461
17.854
-
603
-
20.297
-
19.150
-
Titipan premi
6.507
-
Beban masih harus dibayar
9.655
-
Hutang lain-lain
8.465
-
Liabilitas kepada pemegang polis
yang jatuh tempo dalam waktu satu
Liabilitas diestimasi atas imbalan pasca
Kerja karyawan
Liabilitas kepada pemaegang polis setelah
dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam
satu tahun
Hutang asuransi
Hutang reasuransi
Hutang komisi
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Hutang klaim
Hutang dagang lain-lain
Liabilitas asuransi
Liabilitas manfaat polis masa depan
45
3.193.201
13.577
-
2011
Laporan posisi keuangan
konsolidasian
Setelah
reklasifikasi reklasifikasi
Estimasi liabilitas klaim
Premi yang belum merupakan
Sebelum
6.870
pendapatan
-
Provisi yang timbul dari tes kecukupan
liabilitas
42.056
-
10.708
-
3.350.284
3.314.319
Liabilitas diestimasi atas imbalan kerja
karyawan
Total liabilitas
1,07%
6.073
Akumulasi dana tabarru
Ekuitas
Modal ditempatkan dan disetor penuh
tahun 2009, 2010 dan 2011
3.504.513
3.504.513
Tambahan modal disetor bersih
(611.462)
92.157
(9.754)
(9.754)
telah ditentukan penggunaannya
24.692
24.692
belum ditentukan penggunaannya
4.270.262
4.300.157
-
(703.619)
Modal saham yang diperoleh kembali
Saldo laba
Selisih nilai transaksi
46
2011
Laporan posisi keuangan
konsolidasian
Setelah
Sebelum
reklasifikasi reklasifikasi
Restrukturisasi perusahaan
sepengendali
Komponen ekuitas lainnya
(8.485)
(11.368)
Total Ekuitas
7.169.766
7.196.778
(0,38)%
Total Liabilitas dan ekuitas
10.526.123
10.511.097
0.14%
Sumber : Laporan Keuangan PT Panin Financial Tbk tahun 2011
Dari tabel laporan posisi keuangan tahun 2011 kita dapat melihat
perbandingan dari dampak penerapan PSAK 36 & 62 yang effektif 1 januari 2012
sebelum dan sesudah reklasifikasi. Dampak tersebut mencakup seluruh aset dan
liabilitas yang berpengaruh pada total aset dan liabilitas.
Perbedaan sebelum dan sesudah reklasifikasi secara umum terlihat berbeda
dalam pengungkapan dan penyajian aset maupun liabilitas seperti pembagian
kelompok aset menjadi 2 kelompok utama sebelum reklasifikasi menjadi aset lancar
dan tidak lancar, liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, sedangkan setelah
reklasifikasi tidak ada pembagian kelompok (PSAK 2012: 1.58 dan BAPEPAM No.
KEP-347/BL/2012). Dari pengelompokan tersebut dapat membantu perhitungan
rasio likuiditas yang ada dalam laporan tahunan perusahaan.
Hal tersebut memberikan dampak negatif bagi para pengguna laporan
keuangan, karena akan memberikan kesulitan bagi para investor dalam melakukan
analisa likuiditas dengan tidak adanya pengelompokan lancar dan tidak lancar jangka
pendek dan jangka panjang dari aset maupun liabilitas pada laporan keuangan tetapi
memilki rasio likuiditas pada laporan tahunan.
47
Selain pengelompokan ada pula perbedaan akun-akun dalam laporan posisi
keuangan yang ada sebelum reklasifikasi dan tidak ada (digantikan) setelah
direklasifikasi, akun yang tidak ada sebelum direklasifikasi dan ada setelah
direklasifikasi, akun yang memilki nama sama tetapi memilki nilai yang berbeda,
dan akun yang sama baik nama dan nilainya (tidak berubah).
Akun-akun yang ada sebelum reklasifikasi dan tidak ada setelah reklasifikasi
seperti investasi jangka pendek, investasi jangka panjang, piutang lain-lain, serta
pengelompokan berdasarkan pihak ketiga dan pihak berelasi (PSAK 2012:1.58, 7.18
dan BAPEPAM No. KEP-347/BL/2012). Hal in memberikan dampak negatif bagi
para pengguna laporan keuangan karena akan menyulitkan dalam mengenali aset
yang lancar dan yang tidak lancar, yang jangka pendek dan yang jangka panjang,
serta jenis aset atau liabilitas yang memilki hubungan relasi atau pihak ketiga.
Akun-akun yang tidak ada sebelum reklasifikasi dan ada setelah reklasifikasi
seperti piutang hasil investasi, aset keuangan, efek yang tesedia untuk dijual, efek
dan reksa dana diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, aset reasuransi, investasi
pada perusahaan asosiasi, dan pengelompokan piutang berdasarkan premi dan
reasuransi (PSAK 2012:1.55). Hal tersebut memberikan dampak positif bagi
pengguna laporan keuangan, karena dengan demikian kita dapat mengetahui dengan
jelas jenis-jenis aset tersebut dan nilainya berapa. Hal itu juga membantu penilaiaan
terhadap aset yang dapat memenuhi kewajiban, memberikan kontribusi, serta
mengetahui hasil pendanaan.
Selain itu ada akun yang sama-sama muncul tetapi memilki nilai yang
berbeda seperti kas, pajak dibayar di muka, aset lain-lain, yang memilki nilai yang
berbeda. Hal ini dikarenakan adanya dampak dari perubahan penyajian dan
pengungkapan yang berdampak pada laba tahun berjalan yang juga secara tidak
48
langsung mempengaruhi nilai-nilai aset tersebut. Hal ini memberikan dampak bagi
pengguna laporan keuangan yang bisa positif atau negatif, karena tergantung dengan
jumlah perubahan yang terjadi. Dampak positif bila nilai tersebut dapat
meningkatkan likuiditas, solvabilitas perusahaan, sedangkan bila nilai tersebut
mengurangi nilai likuiditas, solvabilitas maka nilai kelangsungan perusahaan akan
menurun.
Tetapi ada juga akun-akun yang memilki nama dan nilai yang sama seperti
baban atau biaya dibayar dimuka, aset tetap bersih, aset pajak tangguhan. Hal ini
dikarenakan tidak adanya pengaruh dari penerapan PSAK yang baru serta tidak
memberikan dampak apapun terhadap pengguna laporan keuangan.
Seperti yang kita ketahui bahwa pada umumnya posisi keuangan dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu aset dan liabilitas. Di bagian liabilitas termasuk kelompok
ekuitas yang menunjukan sumber modal utama perusahaan. Di bagian liabilitas ada
beberapa perbedaan yang sama seperti di bagian aset seperti penyajian,
pengungkapan. Pada saat sebelum reklasifikasi terdapat pengelompokan liabilitas
menjadi 2 kelompok besar yaitu liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka
panjang.
Sama seperti aset pada bagian liabilitas ada beberapa akun sebelum
reklasifikasi ada dan setelah reklasifikasi tidak ada (digantikan), akun sebelum
reklasifikasi tidak ada dan setelah reklasifikasi ada, dan ada akun yang sama tetapi
berbeda nilainya dan akun yang sama baik nama dan nilainya.
Akun-akun yang ada sebelum reklasifikasi dan tidak ada setelah reklasifikasi
hutang jangka pendek lainnya, liabilitas kepada pemegang polis yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun, liabilitas diestimasi atas imbalan pasca kerja karyawan,
49
liabilitas kepada pemegang polis setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam
satu tahun (PSAK 2012:1.55&58).
Hal tersebut memberikan dampak negatif bagi para pengguna laporan
keuangan,
karena menyulitkan dalam memperhitungkan analisis likuiditas
perusahaan, serta mengukur nilai kewajiban yang memiliki jatuh tempo kurang dari
satu tahun yang dalam jangka pendek harus dilunaskan.
Akun-akun yang sebelumnya tidak ada sebelum reklasifikasi dan ada setelah
direklasifikasi seperti hutang asuransi (PSAK 2012:1.55), premi yang belum
merupakan pendapatan (PSAK 2012:36.16), dan provisi yang timbul dari tes
kecukupan liabilitas (PSAK 2012:62.15). Hal ini berdampak positif bagi para
pengguna laporan keuangan, karena kita dapat memahami hutang berdasarkan jenis
dan
sumbernya dan dapat menilai hutang yang berdampak besar bagi posisi
keuangan perusahaan. Untuk tes kecukupan liabilitas kita dapat mengetahui apakah
pengungkapan liabilitas telah mencukupi.
Akun-akun yang sama tetapi memilki nilai yang berbeda seperti beban yang
masih harus dibayar, merupakan dampak dari penerapan PSAK yang baru (PSAK
2012:36, 50, 60, 62) sehingga mempengaruhi nilai beban yang masih harus dibayar.
Hal ini memberikan dampak yang mungkin positif atau negatif bagi pengguna
laporan keuangan, karena tergantung pada jenis perubahannya. Jika terjadi kenaikan
maka akan memberikan dampak negatif, karena muncul kenaikan kewajiban bagi
perusahaan yang harus dipenuhi, sedangkan jika terjadi penurunan maka
memberikan dampak positif, karena mengurangi jumlah kewajiban yang harus
dipenuhi.
50
Akun yang sama dan tidak berubah nilainya seperti hutang pajak. Hal ini
tidak berdampak dari penerapan PSAK yang baru dan tidak memberikan dampak
apapun bagi pengguna laporan keuangan.
Pada bagian ekuitas dalam posisi keuangan tidak terlalu banyak mengalami
perubahan seperti akun yang ada sebelum reklasifikasi dan tidak ada setelah
direklasifikasi, akun yang sama namanya namun berbeda nilai, dan akun yang sama
baik nama dan nilainya.
Akun
yang ada sebelum reklasifikasi dan tidak ada setelah reklasifikasi
seperti selisih nilai transaksi restrukturisasi perusahaan sepengendali. Hal ini terjadi
karena akun tersebut dikelompokan
menjadi faktor pengurang tambahan modal
disetor-bersih (PSAK 2012:1.76). Perubahan tersebut memberikan dampak negatif
bagi para pengguna laporan keuangan karena menyebabkan menimbulkan
pertanyaan bagi pengguna mengapa terdapat nilai negatif pada modal saham yang
diperoleh kembali, sehingga dapat menimbulkan asumsi adanya penarikan modal
atau yang lainnya yang menimbulkan pertanyaan mengenai kondisi perusahaan.
Akun –akun yang namanya sama namun berbeda nilainya seperti tambahan
modal disetor bersih, saldo laba (dampak penerapan PSAK) dan komponen ekuitas
lainnya. Hal ini merupakan dampak penerapan PSAK baru (PSAK 2012:36, 50, 60,
62) yang mempengaruhi nilai saldo laba tahun berjalan sehingga memberikan
dampak bisa positif atau negatif. Dampak positif jika terjadi kenaikan saldo laba
tahun berjalan atau tahun-tahun sebelumnya yang dapat meningkatkan nilai ekuitas
perusahaan, dan dampak negatif jika terjadi penurunan saldo laba tahun berjalan atau
tahun-tahun sebelumnya yang dapat mengurangi nilai ekuitas atau permodalan.
Akun-akun yang sama nama dan nilainya seperti modal disetor penuh tahun
2009- 2011, modal saham yang diperoleh kembali. Hal tersebut tidak memberikan
51
dampak apapun karena tidak adanya perubahan yang terjadi dari dampak penerapan
PSAK yang baru.
Dari adanya perbedaaan nama, nilai maka akan mempengaruhi jumlah nilai
aset dan liabilitas serta ekuitas di tahun yang sama dikarenakan adanya dampak
penerpan PSAK 36 & 62 tahun 2012.
Pada tahun 2011 nilai aset sebelum reklasifikasi sebesar 10.511.097 dan
setelah direklasifikasi menjadi 10.526.123 sehingga timbul selisih sebesar 15.026
yang diperoleh dari akun aset reasuransi (PSAK 2012: Kerangka dasar penyusunan
dan penyajian laporan keuangan.57), selisih akun aset lain-lain, dan selisih akun
investasi jangka panjang dengan investasi pada perusahaan asosiasi (PSAK 2012:
1.55), untuk liabilitas pada tahun 2011 totalnya sebesar 3.314.319 sebelum
reklasifikasi dan 3.350.284 setelah direklasifikasi dengan selisih 35.965 yang
diperoleh dari akun provisi yang timbul dari tes kecukupan liabilitas (PSAK
2012:62.15)., akun selisih beban masih harus dibayar dengan hutang dagang lain-lain
(PSAK 2012: 1.55), selisih akun hutang klaim dengan liabilitas jangka pendek
lainnya (PSAK 2012: 1.55), selisih hutang usaha dengan hutang asuransi (PSAK
2012: 1.52) dan untuk ekuitas sebelum reklasifikasi sebesar 7.196.778 dan setelah
reklasifikasi 7.169.766 dengan selisih 27.012 yang diperoleh dari selisih akun
komponen ekuitas lainnya dan selisih akun saldo laba yang belum ditentukan
penggunaannya.
IV.7. Pengungkapan Manajemen resiko
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian, ini terjadi oleh karena kurang
atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang
tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Ketidak
pastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah
52
peluang (Opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang
merugikan dikenal dengan istilah resiko (Risk).
Pengelolaan resiko disebut juga manajemen resiko. Manajemen resiko adalah
suatu pendekatan terstruktur atau metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang
berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia seperti penilaian
resiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan pengurangan nilai resiko
dengan menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan sumber daya. Strategi yang
dapat diambil antara lain adalah memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari
resiko, mengurangi efek negatif resiko, dan menampung sebagian atau semua
konsekuensi resiko tertentu.
Dalam industri asuransi jiwa, resiko dibagi menjadi dua kelompok umum
yaitu resiko asuransi, dan resiko keuangan. Resiko yang ada sebagian dapat dicegah
atau dikelola dan sebagian lagi tidak dapat di kelola. Dalam usaha industri asuransi
jiwa itu sendiri sebenarnya adalah pengelolaan resiko kematian seseorang yang di
bagi resikonya ke jumlah orang yang sangat banyak, sehingga resiko kematian
seseorang dapat dibagikan ke orang lain yang merupakan nasabah dari perusahaan
tersebut. Resiko tersebut bisa disebut resiko bawaan atau resiko bisnis.
Seiring berlalunya waktu muncul resiko-resiko lain yang ikut serta
mempengaruhi industri asuransi jiwa yang juga memiliki perkembangan baik dari
segi produk, maupun perkembangan usaha. Resiko lain yang ikut serta
mempengaruhi industri asuransi jiwa seperti tingkat suku bunga, tingkat nilai tukar
mata uang asing, dan likuiditas. Hal tersebut diatur pengungkapannya dalam PSAK
60 tahun 2012.
Resiko-resiko tersebut dikarenakan beberapa faktor seperti perusahaan yang
berkembang menjadi perusahaan global, produk yang memilki nilai investasi atau
53
faktor lainnya. Dengan demikian pengelolaan resiko sangat penting bagi perusahaan
baik untuk kelangsungan perusahaan maupun meningkatkan keuntungan perusahaan.
Pengungkapan Manajemen resiko pada perusahaan Panin Financial Tbk,
telah terjadi perubahan pada tahun 2012 dari sebelumnya tahun 2011. Hal ini terjadi
dikarenakan adanya penerapan PSAK 60 tahun 2012 yang mensyaratkan
pengungkapan resiko yang memfokuskan pada resiko keuangan.
Resiko kredit pada pengungkapan Manajemen resiko terdapat perbedaan yang
sangat baik karena pengungkapan menjadi lebih terperinci. Pengungkapan pada
tahun 2011 hanya mengungkapkan berdasarakan kelompok instrumen keuangan
(eksposur maksimum perusahaan dan perusahaan anak atas kredit), sedangkan pada
pengungkapan tahun 2012 terdapat tambahan pengungkapan yaitu tabel aset
keuangan yang melewati jatuh tempo atau mengalami penurunan nilai (resiko yang
diklasifikasikan berdasarkan kualitas kredit pada setiap klasifikasi aset keuangan)
(PSAK 2012: 60.39-41).
Resiko likuiditas pada laporan keuangan tahun 2012 terdapat penambahan
pengungkapan, pengungkapan tersebut mengenai
tabel liabilitas keuangan yang
diklasifikasikan berdasarkan sisa jatuh tempo (PSAK 2012: 60.42).
Resiko pasar pada laporan keuangan tahun 2012 terdapat beberapa perubahan
yang pada tahun 2012 ini resiko pasar meliputi resiko nilai tukar mata uang asing,
analisis sensitivitas, resiko suku bunga, dan resiko harga. Di tahun 2011 resikoresiko tersebut memiliki kelompok masing-masing namun pada tahun 2012 menjadi
bagian dari resiko pasar. Pada bagian resiko harga dan suku bunga di tahun 2012
terdapat tabel penguungkapan tingkat sensitivitas bunga, yang memberikan dampak
ke laba rugi dan ekuitas (PSAK 2012:60.43-44).
54
Dari adanya perbedaan pengungkapan dari tahun 2011 ke tahun 2012 yang
pengungkapannya dilakukan lebih terperinci dan jelas, memberikan dampak positif
bagi para pengguna pelaporan keuangan dalam melakukan evaluasi sifat dan luas
resiko yang timbul dari instrumen keuangan.
Serta penyajian laporan keuangan perusahaan yang lebih relevan dengan jenis
operasi perusahaan, sehingga pengguna laporan keuangan memperoleh informasi
dari laporan keuangan dan dapat memahaminya dengan baik.
55
Download