14 H EALTH MINGGU, 27 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIA INFO SEHAT Masih Makanan Siap Saji ANDA mungkin mengira orang yang pernah terkena serangan jantung langsung berhenti mengonsumsi makanan siap saji yang biasanya mengandung banyak lemak serta garam dan buruk bagi kesehatan jantung. Nyatanya studi di Amerika Serikat menunjukkan, enam bulan SXC.HU setelah serangan jantung, banyak pasien yang masih menyambangi restoran makanan siap saji, setidaknya sekali seminggu. Survei dilakukan atas 2.500 pasien serangan jantung di AS. Sepertiganya, atau 884 orang, mengaku mengonsumsi makanan siap saji sekali seminggu atau lebih selama sebulan sebelum terkena serangan jantung. Saat diperiksa lagi enam bulan kemudian, ternyata 503 orang masih mengonsumsi junk food itu setiap minggu. Menurut periset Dr John Spertus di Universitas of Missouri, Kansas City, AS, para pasien meningkatkan risiko mereka kembali terkena serangan jantung jika tetap dengan kebiasaan itu. Dari tes darah diketahui pasien serangan jantung yang tetap mengonsumsi makanan siap saji setiap minggu cenderung memiliki tingkat lemak darah tinggi. (Reuters/Wey/M-1) Manfaat Pijat Shiatsu Teh Seduh atau Kemasan? MANFAAT teh hijau mungkin sudah santer. Dari mengurangi risiko penyakit, menjaga kesehatan jantung, sampai mencegah kanker. Namun, rupanya tidak semua teh hijau bermanfaat sama. Kuncinya, teknik seduh. Teh hijau sebenarnya merupakan teh yang menjalani proses paling sedikit dibandingkan teh lain sehingga zat antioksidan yang dikandungnya lebih tinggi. Dalam sebuah studi ditemukan bahwa seseorang harus minum 20 teh hijau dalam kemasan botol sehari untuk menyamai manfaat antioksidan yang dikandung satu cangkir teh hijau seduh. Periset Shiming Li dan Chi Tang Ho dalam pertemuan American Chemical Society tahun lalu juga menunjukkan beberapa produk teh hijau dalam kemasan botol mengandung zat polifenol jauh lebih sedikit daripada teh hitam atau teh hijau seduh. Kebanyakan teh dalam kemasan juga mengandung gula tambahan dan bahan-bahan lain yang sebenarnya tidak bermanfaat bagi tubuh. Beberapa produk yang diuji coba juga dikatakan tidak mengan dung zat antioksidan sama sekali. (Healthnews. com/Wey/M-1) MI/ADAM DWI S H I AT S U m e ru p a k a n kata dari Bahasa Jepang, yang artinya ‘tekanan jari’. Konon pijat shiatsu bermula dari teknik pijat bernama anma di Jepang, atau tuina di China, yang berupa gerakan mengusap, menekan, menepuk, mendorong, dan menarik yang berguna memperlanDOK. THE ROSES SPA car sirkulasi tubuh. Pijat shiatsu lalu berkembang dengan teknik gerakan sederhana dan halus, tapi disebut-sebut bermanfaat meredakan sakit punggung, stres, sakit kepala, leher kaku, nyeri sendi, serta beberapa cedera. Di The Roses Spa, Aston Tropicana Hotel, Bandung, pijat shiatsu juga menjadi salah satu treatment yang ditawarkan, dengan empat ruang treatment khusus pijat shiatsu. “Tidak hanya massage, The Roses Spa juga menyediakan perawatan kuku kaki dan tangan, refleksologi, juga pemijatan ala Jepang yang disebut shiatsu,” kata Wida, pimpinannya, dalam rilis. Selain ruang khusus pijat shiatsu, di sana juga tersedia empat ruang treatment standar, dua ruang VIP, dan satu ruang VVIP, semua dengan konsep tradisional Bali yang menambah suasana relaksasi guna mendukung manfaat spa. (shiatsusociety.org/RO/Wey/M-1) Menyempurnakan Reļ¬eksologi Bukan lagi sekadar pijat, refleksologi berkembang menjadi kebutuhan relaksasi warga urban seutuhnya. WENDY MEHARI M INGGU pagi dua pekan lalu, tempat refleksologi Ha’ffair di kawasan Ciledug, Tangerang, masih lengang. Belum ada satu pun pengunjung di sana. Dari jalan raya, pintu depannya yang berupa pintu kaca dengan lapisan film hitam gelap ditutup spanduk kain berwarna kuning. Pada spanduk tertulis jam bukanya, pukul 09.00 sampai 21.00 WIB. Ruang refleksologi di baliknya berukuran sekitar 4x7 m. Empat kursi malas berjejer menghadap satu sisi panjang ruang ber-AC itu, berseberangan dengan sebuah pesawat televisi 29 inci di atas meja kecil. Di dinding tertempel kertas putih bertuliskan: ‘Rp35.000’. Pengunjung bebas memilih kursi berbantalan busa yang dilengkapi semacam ottoman, pijakan untuk kaki agar bisa selonjor saat duduk. Proses pijat refleksologi di sini diawali dengan mencuci kaki. Terapis membawakan baskom plastik berbentuk kotak yang berisi air hangat. Setelah direndam beberapa menit, kaki dikeringkan dengan handuk kecil, dan dipijat menggunakan krim. Odi, salah satu terapis di sana, menjelaskan beberapa titik di telapak kaki yang berkaitan dengan gangguan organ tubuh. “Di sini sakit, pasti matanya yang bermasalah,” ujarnya sembari menunjuk titik di jempol kaki. Beberapa titik lain ditunjuknya berkaitan dengan pencernaan dan sakit kepala. Menurut dia, rutin dipijat bermanfaat meluruskan urat yang kaku. “Jadi pegalnya hilang, badan sehat,” ucapnya. Dia mengaku, bersama dua rekan terapisnya bisa memijat masing-masing lima pelanggan dalam sehari. “Sebaiknya sih pijat begini seminggu sekali,” kata dia, setengah berpromosi. Odi sendiri mengaku mendapatkan pelatihan refleksologi dari majikannya. Termasuk latihan memijat sesama terapis dan belajar sedikit teori tentang area tubuh. MI/JHONI KRISTIAN Bukan hanya fisik Taufik, 32, adalah pelanggan pertama Odi hari itu. Dia mengaku rutin dipijat, setidaknya dua minggu sekali. “Kadang manggil tukang pijat ke rumah, kadang ke tempat refleksologi,” kata ayah beranak satu ini yang baru kali itu mengunjungi tempat refleksologi Odi bekerja. Dengan rutin refleksologi, Taufik mengaku stamina tubuhnya terjaga. Namun, ia juga RELAKSASI: Odi, terapis refleksologi, tengah memijat pelanggannya di sebuah tempat refleksologi di kawasan Ciledug, Tangerang, beberapa waktu lalu. Refleksologi banyak dilirik sebagai satu cara relaksasi warga urban. Pilihannya beragam, dari gerai sederhana sampai fasilitas mewah. punya pertimbangan dalam memilih tempat refleksologi. “Sebenarnya kalau suasana begini, refleksi sambil nonton TV, malah enggak nyaman. Saya lebih suka suasana yang tenang, aroma ruang juga enak, bisa rileks. Harga sih tidak masalah, asalkan puas dan nyaman,” tutur karyawan swasta yang berkantor di Parung ini. Ada pula Dhana, 32, yang rutin menyambangi tempat refleksologi langganannya di kawasan Cibubur, Jakarta Timur. Di sana, dia biasa menghabiskan Rp60.000 untuk 1 jam refleksologi dan pijat pada bagian kaki sampai lutut, punggung, bahu, dan leher. “Otot yang stres jadi lebih kendur, jadi lebih rileks,” kata dia. Menurut pengusaha bidang desain interior ini, dia pernah juga menjajal tempat refleksologi dengan ongkos lebih murah daripada langganannya itu. Sialnya, ia mendapatkan pengalaman buruk. “Kayaknya yang memijat itu trainee kali ya, dia memijat sekuat-kuatnya, tapi di tempattempat yang tidak pas. Akhirnya, pulang dari sana, kakiku malah sakit-sakit semua,” kisah ibu satu anak ini. Sekarang, menurut pengamatannya, banyak tempat refleksologi yang benar-benar serius dan mengutamakan kenya- manan. “Kalau milih tempat, buatku yang paling penting sih harus bersih dan nyaman, bikin rileks,” tambahnya. Chief innovation officer tempat refleksologi Sanctum by Kenko, Aston Utan, mengingatkan, refleksologi bukan hanya tentang terapi relaksasi fisik, melainkan juga refleksi jiwa dan mental. Untuk mendapatkan relaksasi yang utuh, tambah dia, lima panca indera perlu dilibatkan dan diminta beristirahat. “Sebenarnya kita susah relaksasi jika kelima indera kita tidak dimanjakan secara sempurna,” jelasnya saat ditemui dalam acara pembukaan Sanctum by Kenko di Plaza Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu. Karena itu pula tempat refleksologi yang dikelolanya itu menawarkan suasana rileks maksimal. Dari interior berdekorasi ala Mediterania, sampai konsep terapi refleksologi baru yang disebut elastic reflexology, berupa perpaduan teknik pijat China kuno dan teknik pijat modern Amerika. Pelanggan bahkan bisa memilih suasana ruang yang diinginkan saat dipijat refleksi. Ada ruang yang menampilkan suasana matahari terbit, ada pula ruang bernuansa temaram senja menyerupai suasana sunset. Ya, refleksologi memang bukan lagi sekadar pijat, melainkan juga relaksasi warga urban seutuhnya. (VB/M-1) miweekend@ mediaindonesia.com Alternatif untuk Nyaman REFLEKSOLOGI konon dipraktikkan sejak zaman Mesir kuno, sekitar 2330 SM. Menurut Healthutopia.com, lukisan-lukisan dinding di sebuah menunjukkan gambar-gambar manusia tengah menjalani perawatan pada kaki dan tangan. Refleksologi modern kemudian digagas seorang ahli telinga hidung dan tenggorok, Dr William H Fitzgerald, sekitar 1913 di Amerika Serikat. Dia, dikisahkan dalam Thehealthguide.org, memperkenalkan teknik meredakan rasa sakit tanpa obat-obatan kimia, yang disebutnya metode zone therapy. Ia membagi tubuh dalam 10 zona, dan yakin di seluruh zona itu terjadi refleks. Tekanan dan stimulasi refleks dapat meredakan sakit pada organ, kelenjar, dan bagian tubuh sesuai zonanya. Metode ini lalu dikembangkan lagi oleh fisioterapis Eunice Ingham, tahun 1930-an. Ia menemukan bahwa tekanan jempol dan jari pada titik-titik tertentu di kaki berkaitan dengan gangguan di bagian tubuh lain. Prinsipnya, ada refleks pada kaki dan tangan yang berkaitan Pendiri: Drs. H. Teuku Yousli Syah MSi (Alm) Direktur Utama: Rahni Lowhur-Schad Direktur Pemberitaan: Saur M. Hutabarat Direktur Pengembangan Bisnis: Alexander Stefanus Dewan Redaksi Media Group: Elman Saragih (Ketua), Ana Widjaya, Andy F.Noya, Bambang Eka Wijaya, Djadjat Sudradjat, Djafar H. Assegaff, Laurens Tato, Lestari Moerdijat, Rahni Lowhur Schad, Saur M. Hutabarat, Sugeng Suparwoto, Suryopratomo, Toeti Adhitama Redaktur Senior: Elman Saragih, Laurens Tato, Saur M. Hutabarat Deputi Direktur Pemberitaan: Usman Kansong Kepala Divisi Pemberitaan: Kleden Suban Kepala Divisi Artistik, Foto & Produksi: Syahmedi Dean Kepala Divisi Content Enrichment: Gaudensius Suhardi Deputi Kepala Divisi Pemberitaan: Abdul Kohar Sekretaris Redaksi: Teguh Nirwahyudi Asisten Kepala Divisi Pemberitaan: Ade Alawi, Fitriana Siregar, Haryo Prasetyo, Ono Sarwono, Rosmery C.Sihombing Asisten Kepala Divisi Foto: Hariyanto Asalkan tidak membahayakan, pasien juga nyaman setelah dipijat refleksi, merasa kondisinya lebih baik, ya silakan saja.” Sendjaja Muljadi Dokter spesialis syaraf dengan seluruh organ, kelenjar, dan bagian tubuh. Pijat refleksi--begitu kemudian sebutan untuk metode Redaktur: Agus Mulyawan, Anton Kustedja, Cri Qanon Ria Dewi, Eko Rahmawanto, Eko Suprihatno, Hapsoro Poetro, Henri Salomo Siagian, Ida Farida, Jaka Budisantosa, Mathias S. Brahmana, Mochamad Anwar Surahman, Sadyo Kristiarto, Santhy M. Sibarani, Soelistijono Staf Redaksi: Adam Dwi Putra, Agung Wibowo, Ahmad Maulana, Ahmad Punto, Akhmad Mustain, Amalia Susanti, Andreas Timothy, Aries Wijaksena, Asep Toha, Basuki Eka Purnama, Bintang Krisanti, Clara Rondonuwu, Cornelius Eko, David Tobing, Denny Parsaulian Sinaga, Deri Dahuri, Dian Palupi, Dinny Mutiah, Dwi Tupani Gunarwati, Edwin Tirani, Edy Asrina Putra, Emir Chairullah, Eni Kartinah, Eri Anugerah, Fardiansah Noor, Gino F. Hadi, Heru Prihmantoro, Heryadi, Ignatius Santirta, Iis Zatnika, Intan Juita, Irana Shalindra, Irvan Sihombing, Iwan Kurniawan, Jajang Sumantri, Jerome Eugene W, Jonggi Pangihutan M., K. Wisnubroto, Kennorton Hutasoit, M. Soleh, Maya Puspitasari, Mirza Andreas, Mohamad Irfan, Muhamad Fauzi, Nurulia Juwita, Raja Suhud V.H.M, Ramdani, Ratna Nuraini, Rommy Pujianto, Selamat Saragih, Sica Harum, Sidik Pramono, Siswantini Suryandari, Sitriah Hamid, Sugeng Sumariyadi, Sulaiman Basri, Sumaryanto, Susanto, Syarief Oebaidillah, Thalatie Yani, Tutus Subronto, Usman Iskandar, Wendy Mehari, Windy Dyah Indriantari, Zubaedah Hanum Biro Redaksi: Eriez M. Rizal (Bandung); Kisar Rajagukguk (Depok); Firman Saragih (Karawang); Yusuf Riaman (NTB); Bahar- ini--menjadi populer karena dikatakan dapat memperlancar aliran darah dan cairan tubuh. Hasilnya, penyaluran nutrisi dan oksigen ke sel-sel tubuh menjadi lancar. Dalam dunia medis, menurut dokter spesialis syaraf dari Rumah Sakit Medistra, Jakarta, Sendjaja Muljadi, refleksologi merupakan sebuah alternatif, bukan bagian dari kedokteran Barat yang evidence based. “Kalau ada seribu orang, semua ditekan jempol kakinya, apakah pusing di seribu kepala itu benar hilang? Jadi perlu peneli- tian,” katanya, Kamis (10/2). Pijat kaki yang diklaim menghasilkan rangsangan ke organ tubuh lain, tambahnya, tidak ada dalam mekanisme syaraf manusia. Kalau ada syaraf yang sakit di kepala, yang diobati adalah kepala, bukan kaki. Namanya juga alternatif, pijat refleksologi sah-sah saja dijadikan pilihan. “Asalkan tidak membahayakan, pasien juga nyaman setelah dipijat refleksi, merasa kondisinya lebih baik, ya silakan saja,” tutur Sendjaja. (VB/M-3) man (Palembang); Parulian Manulang (Padang); Haryanto (Semarang); Widjajadi (Solo); Faishol Taselan (Surabaya) MICOM Asisten Kepala Divisi: Tjahyo Utomo, Victor J.P. Nababan Redaktur: Agus Triwibowo, Asnawi Khaddaf, Patna Budi Utami, Widhoroso Staf Redaksi: Heni Rahayu, Hillarius U. Gani, Nurtjahyadi, Prita Daneswari, Retno Hemawati, Rina Garmina, Wisnu Arto Subari Staf: Abadi Surono, Abdul Salam, Budi Haryanto, Charles Silaban, M. Syaifullah, Panji Arimurti, Rani Nuraini, Ricky Julian, Vicky Gustiawan, Widjokongko DIVISI TABLOID, MAJALAH, DAN BUKU (PUBLISHING) Asisten Kepala Divisi: Gantyo Koespradono, Jessica Huwae Redaktur: Agus Wahyu Kristianto, Lintang Rowe Staf Redaksi: Adeste Adipriyanti, Arya Wardhana, Handi Andrian, Nia Novelia, Rahma Wulandari, Regina Panontongan CONTENT ENRICHMENT Asisten Kepala Divisi: Yohanes S. Widada Periset: Heru Prasetyo (Redaktur), Desi Yasmini S Bahasa: Dony Tjiptonugroho (Redaktur), Aam Firdaus, Adang Iskandar, Mahmudi, Ni Nyoman Dwi Astarini, Riko Alfonso, Suprianto ARTISTIK Redaktur: Diana Kusnati, Gatot Purnomo, Marjuki, Prayogi, Ruddy Pata Areadi Staf Redaksi: Ali Firdaus, Ananto Prabowo, Andi Nursandi, Annette Natalia, Bayu Wicaksono, Budi Setyo Widodo, Dharma Soleh, Donatus Ola Pereda, Endang Mawardi, Gugun Permana, Hari Syahriar, Haryadi, Lisa Saputra, Marionsandez G, M. Rusli, Muhamad Nasir, Muhamad Yunus, Nana Sutisna, Novi Hernando, Nurkania Ismono, Permana, Putra Adji, Tutik Sunarsih, Warta Santosi PENGEMBANGAN BISNIS Kepala Divisi Marketing Communication: Fitriana Saiful Bachri Kepala Divisi Marketing Support & Publishing: Andreas Sujiyono Asisten Kepala Divisi Iklan: Gustaf Bernhard R Asisten Kepala Divisi Sirkulasi-Distribusi: Tweki Triardianto Perwakilan Bandung: Arief Ibnu (022) 4210500; Medan: Joseph (061) 4514945; Surabaya: Tri Febrianto (031) 5667359; Bogor: Sohirin (0251) 8349985, Semarang: Desijhon (024) 7461524; Yogyakarta: Andi Yudhanto (0274) 523167; Palembang: Andi Hendriansyah, Ferry Mussanto (0711) 317526, Pekanbaru: Bambang Irianto 081351738384. Telepon/Fax Layanan Pembaca: (021) 5821303, Telepon/ Fax Iklan: (021) 5812107, 5812113, Telepon Sirkulasi: (021) 5812095, Telepon Distribusi: (021) 5812077, Telepon Per- DOK SANCTUM BY KENKO cetakan: (021) 5812086, Harga Langganan: Rp67.000 per bulan (Jabodetabek), di luar P. Jawa + ongkos kirim, No. Rekening Bank: a.n. PT Citra Media Nusa Purnama Bank Mandiri - Cab. Taman Kebon Jeruk: 117-009-500-9098; BCA - Cab. Sudirman: 035-306-5014, Diterbitkan oleh: PT Citra Media Nusa Purnama, Jakarta, Alamat Redaksi/Tata Usaha/Iklan/ Sirkulasi: Kompleks Delta Kedoya, Jl. Pilar Raya Kav. A-D, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat - 11520, Telepon: (021) 5812088 (Hunting), Fax: (021) 5812102, 5812105 (Redaksi) e-mail: [email protected], Percetakan: Media Indonesia, Jakarta, ISSN: 0215-4935, Website: www. mediaindonesia.com, DALAM MELAKSANAKAN TUGAS JURNALISTIK, WARTAWAN MEDIA INDONESIA DILENGKAPI KARTU PERS DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA ATAU MEMINTA IMBALAN DENGAN ALASAN APA PUN