. REPRODUKSI • Proses yang meliputi perkembangan sistem reproduksi perkembangan sel kecambah sampai dengan terbentuknya individu baru • Terbagi dalam periode persiapan, pubertas, pematangan dan kebuntingan • Faktor pendukung yang penting: saraf dan hormon SIKLUS REPRODUKSI Ada 2 tipe: Siklus estrus (pada hewan-hewan domestik) Siklus menstruasi (pada primata) Tahapan : 1.Persiapan 2.Pematangan 3.Pubertas 4.Perkawinan 5.Kebuntingan 6.Kelahiran 7.Laktasi Tahapan Siklus Reproduksi 1. Tahap persiapan Prepartus (indiferent dan different gonad), neonatal dan perkembangan gonad 2. Tahap pematangan 3. Tahap pubertas (dewasa kelamin) dan perkawinan Pada tingkat vagina Fase Berahi proestrus, estrus, metestrus dan diestrus. Pada tingkat ovarium Fase Follikular (proestrus dan estrus), dan Fase Luteal (metestrus dan diestrus) Tahapan Siklus Reproduksi 4. Perkawinan 5. Kebuntingan Pada tingkat uterus Fase Proliferasi (percabangan kelenjar) dan Fase Sekresi (sekresi nutrisi = susu uterus) 6. Kelahiran 7. Laktasi Reproductive senescence: menopause pada primata, ovarium kekurangan oocyte, bukan karena kekurangan sekresi gonadotropin PENGATURAN SEKRESI HORMON GONAD ORGANISASI ANATOMI ORGAN REPRODUKSI 1.Hipotalamus 2.Hipofisa anterior dan posterior 3.Kelenjar kelamin a. Ovarium Bagian yang menghasilkan hormon adalah sel-sel granulosa, teka interna dan korpus luteum b. Testis Menghasilkan hormon steroid pada selsel Sertoli dan sel Leydig 4. Penghasil Endokrin a. Plasenta b. Mangkok Endometrium c. Jaringan Fetus 5. Adrenal Menghasilkan estrogen, progesteron dan androgen dalam jumlah terbatas. 6. Kelenjar Susu 7. Kelenjar Kelamin Sekunder Laki-laki SIKLUS HIDUP REPRODUKSI 1. Tahap persiapan indifferent dan different gonads, neonatal dan perkembangan gonads INDIFFERENT • Proses perkembangan gamet yang terjadi tanpa dukungan dari GnRH.seperti misalnya perkembangan/proliferasi dari oosit selama masa perkembangan fetus dan berakhir hampir pada saat kelahiran (pada hampir semua mamalia) DIFERENSIASI KELAMIN JANTAN • Bila ada kromosom Y akan terjadi perkembangan kearah jantan. • Chorionic Gonadotropin mempunyai efek yang sama seperti LH sehingga akan dapat merangsang sel-sel leidig untuk dapat menghasilkan testosterone aktivitas endokrin dimulai sejak masa kebuntingan Defferensiasi Kelenjar Kelamin Khromosom XY Perubahan Oleh Testes Determinating Factor (TDF) Kelenjar Kelamin Primordial Perbedaan Testes Dalam Kandungan Sel Sertoli Sel Leydig Hormon Penghambat Mullerian Testosteron Hilangnya Saluran Saluran Wolfii Berubah Menjadi : Mullerian Epididimis Ductus Deferen Tubuli Siminiferi Pembentukan Penis dan Skrotum DIFERENSIASI KELAMIN BETINA • Bila ada sperma yang membawa kromosom X maka perkembangan yang terjadi akan mengarah ke betina. • Perkembangan awal folikel juga tidak membutuhkan GnRH pada hewan yang mengalami hipofisektomi tetap dapat mengalami perkembangan preantral folikel. Khrmosom XX Tidak Ada TDF Kelenjar Kelamin Primordial Perubahan Ovarium Dalam Kandungan Tidak Ada MIH Tidak Ada Testosteron Perusakan Saluran Wolfii Saluran mullerian berubah menjdai uterus dan saluran uterin Pembentukan vagina dan alat kelamin eksternal • Perkembangan genitalia eksternal mengikuti perkembangan dan arah gonad • Terakhir, adalah diferensiasi seksual hipotalamus: exposure hipotalamus terhadap androgen (sekitar waktu kelahiran), menyebabkan hipotalamus diorganisasikan sebagai jantan. • Bila androgen absen, maka hipotalamus diorganisasikan sebagai betina 2.Tahap Pubertas dan Pematangan Pubertas atau dewasa kelamin adalah : Suatu masa dimana individu dapat melakukan aktivitas kelamin dan pada tubuhnya sudah siap secara anatomis maupun fisiologis didahului oleh suatu proses perkembangan, pertumbuhan dan pematangan organ-organ tubuh yang akan mendukung keseluruhan proses reproduksi PUBERTAS • Saat hewan kompeten dalam reproduksi, baik tingkah laku maupun fungsinya • Saat pubertas lebih dipengaruhi oleh pencapaian berat badan, dibandingkan umur. • Saat pubertas produksi GnRH lebih tinggi (lonjakan) dari sebelumnya pubertas di hubungkan dengan menurunnya produksi melatonin dari kelenjar pineal (salah satu kerja melatonin adalah menghambat produksi GnRH) ANATOMI REPRODUKSI JANTAN • Organ genital terdiri dari: – 2 testes, masing-masing tergantung dalam skrotum oleh spermatic cord dan m. kremaster eksternal – 2 epididimis – 2 duktus deferen – Kelenjar seks asesoris – Penis • Kelenjar seks asesoris meliputi (tergantung pada spesies): – 2 ampula, 2 vesikula seminalis, 1 prostat, dan 2 bulbouretral (Cowper’s Gland) Variasi kelenjar asesoris pada berbagai hewan Ampulla seminal vesikel Cowper Prostat Sapi, kijang, domba + + + + Kuda + + + + Babi + + ++ + Anjing + - - + Kucing - - + + Lama + - + + • Skrotum bersama muskulus kremaster dan anatomi vaskuler dari arteri dan vena testikuler melindungi dan menyediakan sistem termoregulasi testes • Skrotum adalah kantong kulit dengan fibroelastik subkutan dan lapisan otot (tunica dartos) • Aransemen vaskularisasi dimana arteri testikuler dikelilingi oleh plexus vena (plexus pampiniformis) menyediakan mekanisme pertukaran panas counter-current yang vital bagi sistem termoregulasi testes DUA FUNGSI UTAMA SISTEM REPRODUKSI JANTAN: • Produksi dan penyampaian gamet (spermatozoa) • Pengembangan dan pemeliharaan struktur dan fisiologi yang mendukung hal di atas Sistem Reproduksi Jantan terdiri atas banyak organ-organ individual yang bekerja sama memproduksi spermatozoa dan menyampaikannya ke traktus reproduksi betina Kerjasama ini melibatkan neuroendokrin hipotalamus dan hipofise anterior serta sistem genital itu sendiri ORGAN REPRODUKSI JANTAN Kel.Cowpers Rektum Prostat Vesika Seminalis Ampula Vesika Urinaria Pleksus Sigmoid Otot Retraktor Penis Kelenjar Penis Skrotum Testis Crura (pl) Otot Retraktor Penis Vas Deferens Caput Epididimis Cauda Epididimis STRUKTUR TESTIS Fungsi pada pematangan spermatozoa,dan absorpsi cairan Caput Epididymis Duktus Eferen 6-12 tubuli absorpsi cairan Tunica Albuginea - Jaringan ikat yang Menyatukan testis Rete Testis Berfungsi mentranspot Sperma dari tubuli seminiferi- 100 tubuli Batang Spermatik Terdiri: vas deferens, pleksus pampiniformis, Saraf otot kremaster externa Transport sperma Saat ejakulasi Vas Deferens Tubuli Seminiferi Sel memproduksi Sperma – epitel Germinativum sejati Corpus Pematangan Epididimis spermatozoa Pematangan akhir dan Penyimpanan. Sperma bisa fertilisasi Cauda Epididymis Usia turunnya testis ke dalam skrotum : • Kuda : 9-11 bulan kebuntingan (1 tahun) • Sapi : 3,5 – 4 bulan kebuntingan (9 bln) • Domba : 80 hari kebuntingan (4-5 bln) • Babi : 90 hari kebuntingan (3,75 bln) • Anjing : 5 hari setelah lahir • Kucing : 2 – 5 hari setelah lahir • Lama : umumnya hadir pada saat lahir A. Anjing B. Kambing C. Babi D. Kuda Orientasi Testis Sapi, kijang, domba Tipe Penis Deposisi Semen Vagina Vertical cauda down Horizontal Fibroelastic sigmoid Vascular Perineal cauda up Horizontal Fibroelastic sigmoid Vascular Cervix Kucing Perineal cauda up Vascular Vagina Lama Perineal cauda up Fibroelastic sigmoid Cervix / Uterus Kuda Babi Anjing Uterus Vagina Peranan Hipofisis pada Reproduksi Jantan PENGATURAN HORMON PADA REPRODUKSI JANTAN SPERMATOGENESIS Spermatozoa pada berbagai hewan Profil plasma testosteron pada pria normal ORGAN REPRODUKSI BETINA Badan Uterus Tanduk Uterus Ovarium Oviduk Serviks Vagina Vesika urinaria Kuda – Lipatan Transuretra Uretra Klitoris Divertikulum Suburetra Kantong buntu Otot spingter Vulvo -vaginal Vestibula Labia Majora FIG 14.2 Babi Sapi Kuda Anjing 1. Rektum 2. Kantung kemih 3. servix 4. Uterus 5. vagina 6. Vulva 7. Ovarium 8. Kelenjar ambing Bentuk ovarium pada berbagai jenis hewan Sapi Babi Sapi + CL Kuda PERANAN HIPOFISIS PADA KELENJAR REPRODUKSI PERANAN HIPOFISIS PADA REPRODUKSI WANITA PENGATURAN HORMON PADA REPRODUKSI BETINA SIKLUS OVARIUM • Pada hewan-hewan yang berovulasi spontan, siklus ovarium mempunyai 2 fase: folikuler dan luteal • Pada hewan-hewan yang membutuhkan kopulasi agar terjadi ovulasi (kelinci, kucing, unta dll), hanya memiliki fase folikuler • Pada beberapa spesies, fase luteal dimodifikasi oleh kopulasi – Pada rodensia, kopulasi memperpanjang fase luteal dari siklus ovarium, dari 1-2 hari menjadi 10-11 hari (tanpa ada kebuntingan) pseudopregnancy • Primata tingkat tinggi : pertumbuhan folikel yang baru akan berkembang setelah terjadi luteolisis sempurna • Pada hewan domestikasi (sapi / domba) : pertumbuhan folikel yang baru akan berkembang pada saat fase luteal • Perbedaan pada siklus ovari : 17 -21 hari vs 28 hari Oogenesis SIKLUS OVARIUM Folikel de Graaf Ovum Oosit Sekunder (1N) Ovulasi Folikel Tertier Folikel Yg pecah Dibentuk dari Folikel Yang ovulasi Hewan muda bisa punya 20,000-30,000 oosit Setelah pubertas Folikel Primer Stroma Oosit Primer (2N) 2/ > lapisan folikuler Korpus Hemorrhagikum (Bloody body) Korpus Luteum Produksi Progesteron Folikel Sekunder CL regresses Folikel Atresia Korpus Albikan Dialami kebanyakan CL mati Folikel Oosit Primer Sel tunggal Sel tubuh terbesar 180 mm (2N) Nukleus Folikel Primer Tahapan mayoritas folikel Saat istirahat Ooplasma Folikel Primer Proliferasi Ukuran oosit membesar dan Sel folikular bertambah tinggi Folikel Sekunder Sel Folikular Oosit Primer Membran Vitelin Dikelilingi beberapa lapis Sel folikular (sel granulosa) Folikel Tertier Folikel membentuk ruang berisi cairan Oosit Beberapa lapis sel folikel pada Primer dinding folikel berdiferensiasi Antrum OVULASI Pada akhir dari fase folikuler, folikuler yang dominan akan mengeluarkan estrogen LH surge Ovulasi dan pembentukan korpus luteum Diperantarai oleh sel granulosa A=androgen, E=estrogen, P=progesteron Control of LH surge. Ovariectomised ewe • Penting untuk terjadinya ovulasi • Disekresikan secara pulsatil LH (ng/ml) in peripheral blood 12 • Pelepasan GnRH secara pulsatil • Peningkatan konsentrasi estrogen pada fase folikular menyebabkan terjadinya lonjakan LH 6 4 1.2 0.8 0.4 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 Time of day 120 • Progesteron asal CL menurunkan sekresi LH 80 LH (IU/ml) • Saat terjadinya lonjakan LH merupakan saat yang paling penting 8 1.6 GnRH (pg/10 min) in portal blood • Sekresi GnRH penurunan jumlah reseptor penurunan LH 10 40 0 08:00 16:00 Day -1 24:00 08:00 Time of Day Day 0 16:00 24:00 08:00 Day +1 KORPUS LUTEUM Korpus luteum akan mensekresikan progesteron yang penting untuk menjaga kebuntingan Pada kebanyakan hewan, LH adalah sebagai luteotropin (menjaga CL) pulsatif Pada tikus prolaktin sangat penting sebagai luteotropin . KORPUS LUTEUM Pada anjing dan domba selain LH, prolaktin juga berfungsi sebagai luteotropin Regresi korpus luteum pada hewan tidak bunting diatur oleh PGF2 yang disekresikan oleh uterus histerektomi akan memperpanjang fase luteal (CL) Kontrol Ovulasi dan Korpus Luteum Ovulasi : • Disebabkan oleh peningkatan tajam gonadotropin preovulatori yang diinduksi oleh estrogen Korpus Luteum • Terbentuk setelah ovulasi, mensekresi progesteron yang diperlukan bagi kebuntingan • Luteinizing hormon penting untuk mempertahankan korpus luteum • Regresi korpus luteum pada hewan piara besar yang tidak bunting, dikontrol oleh sekresi prostaglandin F2alpha dari uterus • Perubahan-perubahan dalam masa hidup luteal pada hewan piara besar, terjadi karena perubahan2 dalam sintesa prostaglandin F2-alpha oleh uterus Siklus Ovarium SIKLUS REPRODUKSI Diketahui dua tipe siklus reproduksi yaitu : • Siklus estrus • Siklus menstrual Siklus ovari menggambarkan jarak antara keberhasilan dua ovulasi Dari siklus ovari dikembangkan suatu tanda yang ada pada eksternal (luar) yang menceritakan siklus tersebut terutama pada saat ovulasi SIKLUS ESTRUS Istilah ini diberikan pada hewan domestikasi, dimana memiliki periode estrus (sexual receptivity) yang pendek Keadaan proestrus ditetapkan sebagai awal dari siklus SIKLUS ESTRUS PROESTRUS ESTRUS ANESTRUS* DIESTRUS KEBUNTINGAN METESTRUS SIKLUS MENSTRUAL Istilah ini diberikan pada primata, dimana memiliki sexual receptivity hampir selama siklus reproduksi Keadaan menstruasi (pengeluaran cairan vagina berupa darah dan jaringan) ditetapkan sebagai awal dari siklus FASE-FASE SIKLUS UTERUS Fase Proliferatif • Estrogen asal folikel menyebabkan penebalan endometrium dari 1mm menjadi 3mm • Terjadi sekresi kelenjar uterus namun tidak ada peningkatan sekresi • Terbentuk pembuluh darah baru • Berlangsung sekitar hari 5 samapi hari ke-14 (ovulasi) Fase Sekretoris • Setelah ovulasi, CL mensekresi progesteron • Terjadi peningkatan vaskularisasi (spiral arteries) dan udema • Kelenjar uterus mensekresi ‘uterine milk’ • Maksimal penebalan uterus sekitar 4 - 6mm pada hari ke-22 - 23 Deteksi siklus ovarium tergambar pada fase reproduksi pada vagina dan uterus FASE FOLIKULER (OVARIUM) : FASE PROESTRUS DAN FASE ESTRUS (VAGINA) FASE PROLIFERATIF (UTERUS) FASE LUTEAL (OVARIUM) : FASE METESTRUS DAN DIESTRUS (VAGINA) FASE SEKRESI (UTERUS) Penentuan Fase Estrus Swab sore Swab pagi Proestrus Sel epitel berinti (>75%) Estrus Metestrus Diestrus Sel pavement/ kornifikasi, ( > 75%) Sel darah putih (> 75%) Sel darah putih/ sel epitel berinti Variasi Spesies Karakteristik Siklus Estrus Siklus Estrus Kambing Babi Sapi Lama siklus estrus 14-19 hari 18-22 hari 18-24 hari 24-36 jam 48-72 jam 12-19 jam 2-11 hari Waktu ovulasi 24-36 jam setelah mulai estrus 35-45 jam setelah mulai estrus 10-11 jam setelah akhir estrus 1-2 hari sebelum akhir estrus Waktu IB 12-18 jam setelah mulai estrus 16-14 jam setelah mulai estrus 7-18 jam setelah mulai estrus Lama estrus (berahi) Kuda 16-24 hari Setelah hari kedua pada saat estrus FASE MENSTRUASI • Apabila tidak terjadi fertilisasi CL regresi dan sekresi hormon menurun • Kadar prostaglandin meningkat dan menyebabkan vasokonstriksi spiral arteries, endometrium mengalami iskemia dan terjadi kematian sel • Proses degenerasi sel menyebabkan peningkatan kadar prostaglanding selanjutnya dan sekresi lisosim seingga menyebabkan kerusakan jaringan Peluruhan jaringan endometrium menstruasi MENSTRUASI PENGATURAN SIKLUS REPRODUKSI YANG DIPENGARUHI FAKTOR EKSTERNAL 1. Photoperiod Menyebabkan hewan memiliki periode tahunan Periode ovari aktif vs ovari non aktif (anestrus) Kuda dan kucing : peningkatan cahaya Kucing (mid Januari – mid September) Kuda ( Februari – akhir Oktober) Kambing dan domba : pengurangan cahaya (akhir Juli – akhir Januari) Reseptor photoperiod pada pineal gland melatonin PENGATURAN SIKLUS REPRODUKSI YANG DIPENGARUHI FAKTOR EKSTERNAL 2. Laktasi : menghambat aktifitas ovarium Produksi prolaktin akan menghambat GnRH 3. Pheromon : Sinkronisasi Mempertahankan CL 4. Gizi buruk menyebabkan inaktivitas ovari 4. PERKAWINAN PERILAKU SEKSUAL • Pada betina, sexual receptivity ditentukan oleh hormon-hormon estrogen dan GnRH – Pada semua hewan, estrogen yang berasal dari folikel-folikel preantral yang sedang berkembang, diperlukan untuk sexual receptivity – Pada beberapa hewan, progesteron dari CL juga diperlukan • Pada jantan, sexual receptivity ditentukan oleh testosteron Fertilisasi memerlukan pergerakan sperma menuju ovum melalui ereksi dan ejakulasi cairan seminal di vagina Dalam fertilisasi, terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui oleh spermatozoa agar dapat menembus ovum Membran Vitelin Bagian akrosom Granul Sperma berikatan dengan reseptor pada kortikal zona Ruang Perivitelin Polar Memulai Body I Zona reaksi Pelusida Zona & Vitelline ZP3 Fusion Pelepasan granul kortikal Reaksi Zona Memulai reaksi Akrosom Reaksi berlanjut Memulai penyelesaian Meiosis II dan pelepasan polar body II Reaksi - Akrosom Sperma Sperma mempenetrasi zona Diambil dari Wasserman, P.M. 1988 Scientific American. p78 Eklusi Sperma Penetrasi Reaksi Zona dan Vitelin Memblok polispermia PROSES PEMBUAHAN 5. KEBUNTINGAN • Lama Kebuntingan – Faktor maternal dan foetus – Faktor lingkungan dan genetik • Konsep umum pengenalan kebuntingan (hormonal) • Perubahan Fisiologi (hormonal dan anatomi) – Perkembangan embrio melibatkan fusi antara oosit dan spermatozoa di dalam oviduct – Perpanjangan masa hidup korpus luteum pada spesies domestik besar dan pada kucing, diperlukan untuk mempertahankan kebuntingan – Plasenta berperan sebagai organ endokrin • Deteksi kebuntingan detak jantung, USG, test pack, Galli Mainini, Ulas vagina, vaginal plug Kebuntingan I - Fertilisasi • Sperma yang telah matang memasuki vagina dan mengalami kapasitasi • 50-100 sperma akan menempel pada ovum via glikoprotein yang berikatan dengan zona pellucida. • Diikuti oleh proses reaksi akrosom • Akrosin akan menyebabkan perusakan zona pellucida • Terjadi fusi antara sperma dan membran ovum reaksi zona dan vitelin menhambat polispermia • Terjadi peningkatan kadar Ca2+ akan mengaktifkan ovum terjadi fusi antara sperma dan nukleus ovum pembelahan • Blastosit akan bergerak menuju uterus dan terjadi imlpantasi pada sekitar hari ke-3 LOKASI PEMBUAHAN Perjalanan Embrio s/d Proses Implantansi 3 Cleavage 4 Cleavage continues 5 Implantation Ovary 2 Fertilization Uterus 1 Ovulation (a) From ovulation to implantation Endometrium Endometrium Inner cell mass Cavity Blastocyst (b) Implantation of blastocyst Trophoblast KEBUNTINGAN II IMPLANTASI & HORMON • Blastosit (mengandung trophoblast & inner cell mass) berkontak dengan endometrium & akan diselubungi oleh syncytiotrophoblast & a cytotrophoblast implantasi blastosit • Human chorionic gonadotropin: • Disekresikan oleh trophoblast Stimulasi pembesaran CL • Sekresi dimulai pada hari ke-pasca konsepri dan menurun pada minggu ke-8-10 • Merupakan Dimeric glycoprotein merupakan indikator kehamilan dini , sekitar 14 kehamilan Pertukaran Hormonal Antara Induk Dan Anak • Relaxin – Relaksasi serviks dan tulang2 pelvis – Menghambat kontraksi miometrium • H. chorionic somatomammotropin – Disekresi oleh syncytiotrophoblast namun hanya sedikit yang mencapai fetus – Struktur mirip GH dan prolaktin – Stimulalsi perkembangan mammae dan mengarahkan metabolisme maternal ke fetus • Progesterone – Awalnya disekresi oleh CL kemudian oleh plasenta mempertahankan kebuntingan • Oestrogen – Bersama dengan progesteron menstimulasi perkembangan mammae 6. Partus Kortisol dari fetus menginisiasi kelahiran melalui sekresi estrogen dan, sebagai akibatnya, prostaglandin F2-alpha Perubahan Hormonal Yang Mengontrol Kelahiran Hypothalamus Tahap Fetal ACTH sebabkanFetal Kortikosteroids sebabkan Kadar progesteron produksi plasenta atau regresi CL) - Corticotropic Releasing Hormone CR Hipofise anterior fetal Adrenalcorticotropic Hormone (ACTH) Hambatan lahir dibuang Infusi utk kelahiran Saat kelahian dikontrol oleh F matangnya aksis hipothalamushipofise-adrenal Fetal Adrenal Produksi estrogen oleh plasenta - Corticosteroid Rangsang Reseptor oksitosin di miometrium Estrogen (naik) Produksi PGF2 oleh uterus - Glucocorticoid Sumber Liggins, G.C. 1969. In Foetal Autonomy Progesterone (turun) Prostaglandin F2 (naik) Kelahiran (Parturition – Birth) • Peregangan miometrium meningkatkan aktivitas otot yang menyebabkan kontraksi • Relaksin lebih rendah, estrogen lebih tinggi, mengurangi inhibisi terhadap kontraksi miometrium • Jumlah reseptor-reseptor oksitosin meningkat 100 x sebagai respons terhadap peningkatan estrogen Oestrogen Relaxin Oxytocin Receptors Prostaglandins Uterine contractions Dilation of cervix and distention of vagina Stimuli from cervix Secretion of Oxytocin from ovaries Oxytocin from fetus and mother’s posterior pituitary Activates oxytocin receptors on uterus Stimulates uterus to contract Stimulates placenta to make Prostaglandins Stimulate more contractions of uterus Positive feedback Estradiol Laktasi Laktasi Penting untuk perkembangan nutrisi awal bagi anak yang baru lahir Progesteron & estrogen meningkatkan kapasitas sekretori ambing/mammae Peningkatan kadar prolaktin secara bertahap dan menyebabkan perkembangan lobulus-alveolus Prolactin juga merangsang sekresi duktus2 yang baru terbentuk Pada saat kelahiran penurunan kadar estrogen akan menstimulasi laktasi karena estrogen merupakan antagonis prolaktin Oxytocin akan mengkontraksi sel-sel mioepitel yang melapisi duktus dan akan terjadi pengeluaran air susu (milk ejection) • Sentuhan dan isapan pada puting oleh anak menyebabkan sekresi oksitosin dan pengeluaran air susu • Isapan juga menyebabkan pelepasan prolaktin yang menstimulasi produksi susu • Produksi susu pada manusia belum terjadi sampai hari ke_1-3 pada saat ini disekresi kolostrum suatu substansi berwarna kekuningan yang mengandung antibodi maternal. Imunisasi pasif ini berlangsung selama 4 bulan pada manusia • Menyusui merupakan alat kontrasepsi : Prolaktin menghambat pelepasan dan antagonis efek GnRH terhadap hipofisie dan ovariun menghambat ovulasi KONTROL NEURAL PADA PENGELUARAN AIR SUSU PROLAKTIN • Merupakan hormon protein • Berfungsi untuk perkembangan kelenjar ambing dan produksi air susu pada betina • Sekresi prolaktin ini merupakan kombinasi dari : status kebuntingan, kadar estrogen dan status menyusui • Prolaktin bersama-sama dengan estrogen, progesteron, kortisol dan GH akan melakukan proliferasi dan perpanjangan saluran kelenjar ambing PROLAKTIN • Pada saat kebuntingan : prolaktin bersama-sama dengan estrogen dan progesteron akan membantu perkembangan alveoli kelenjar ambing • Pada saat laktasi : prolaktin bersamasama dengan kortisol dan insulin membantu sintesa dan pengeluaran air susu LAKTASI Tiga periode laktasi: • 1. Mammogenesis pertumbuhan • 2. Laktogenesis awal laktasi • 3. Galaktopoiesis sekresi air susu • Semua 3 periode tersebut • membutuhkan dukungan hormonal. Mammogenesis : Embrional, Fetus Dan Setelah Lahir Perpanjangan Duktus Kelenjar Ambing Estrogen pertumbuhan duktus dan cabangnya, Pertambahan cabang-cabang dari duktus Penebalan dari duktus Progesteron : perkembangan lobus kel mamae Lobus alveolus Alveolus Anatomi Kelenjar Mammae Lobus Lobus mengandung Alveoli Sapi Alveoli Sintesis air susu Duktus Primer dan Sekunder (Non-sekretoris) Sapi: 4 Kel. 1 Kel/putik Domba: 2 Kel. 1 kel/putik Meatus Redrawn from Bearden, H.J. and Fuquay, J.W. (1997) Applied Animal Reproduction Cisterne Putik putik Terbuka Cisterne Kelenjar Area penyimpanan 100-400 g air susu PEMBENTUKAN AIR SUSU Proses Keluarnya Air Susu Sistem arteri Sistem Vena Sistem Syaraf Sistem Limfe Perbandingan Kolostrum dengan Air Susu Biasa Bahan Lemak 6.0 3.5 3.5 22.3 12.5 8.8 18.8 7.5 3.25 13.1 1.0 0.09 2.5 4.0 4.60 Turun sjln Dg waktu Immuno globulin Laktosa Kolostrum Hari II dan III (%) Turun sjln Dg waktu Bhn Kr non Lmk Protein Kolostrum Hari I (%) Air Susu (%) Anak sapi dapat mengabsorpsi immunoglobulin dengan efisiensi yang menurun sampai 24 jam setelah lahir Kolostrum berfungsi untuk immunitas pasif Anak sapi membutuhkan 5% berat badan, kolostrum Sistem imun anak sapi belum berfungsi dengan baik sampai 1-2 bulan postpartum Persyaratan Agar Reproduksi Sukses Gamet (ovum/sperma) dari gonad - Pembentukan dan pelepasan - Fusi dan fertilisasi Implantasi sel telur yang telah terfertilisasi di endometrium - Pembentukan plasenta Kebuntingan Nutrisi dan perkembangan fetus Kelahiran Pengeluaran fetus Laktasi Nutrisi dan pemeliharaan anak Perkembangan/ pematangan sistem Embriologi dan pubertas reproduksi Endokrinologi Kontrol proses2 di atas SISTEM REPRODUKSI UNGGAS Sistem Reproduksi Jantan Terdiri dari: Testis Menempel pada body cavity (mesorchium) Warna krem Vas deferens Tempat sementara sperma sebelum diejakulasikan Penambahan seminal plasma pada semen Berakhir sebagai papilla di dinding kloaka Alat kopulatori berupa papila yang mengalami rudimenter, kecuali pada itik berbentuk spiral yang panjangnya 12-18 cm SALURAN REPRODUKSI AYAM BETINA Isthmus Infundibulum Magnum Magnum Shell Gland Cloaca Follicles OVARIUM • Memiliki 2 ovarium ovarium kanan rudimenter, ovarium kiri berkembang karena adanya mullerian inhibiting • Perkembangan dan pemasakan kuning telur • Gametogenesis • Menghasilkan hormon steroid seksual • Terdiri dari 2 bagian : Medula (jaringan ikat, pembuluh darah, syaraf) Korteks (oogonia) OVIDUK a. Infundibulum • • • • • Panjang 9 cm Kuning telur berada dibagian ini 15 – 30 menit Aktif menangkap ovum Tempat terjadinya fertilisasi Terdapat chalaziferous region Bagian infundibulum yang berkelenjar Sekresinya membentuk outer perivitelline layer dan berperan dalam pembentukan chalazae Bagian penyimpanan spermatozoa di oviduct b. Magnum • Bagian terpanjang dari oviduk (33cm) • Diameter eksternal lebih besar dan berdinding tebal • Terjadi sintesis dan sekresi albumen 40 macam protein • Kuning telur berada di magnum selama 3,5 jam c. Isthmus • Panjang 10 cm • Telur berada di istmus selama 75 – 90 menit • Berdinding tipis dan lebih sempit dari magnum • Membentuk membran atau selaput putih telur Uterus (gland shell) • Telur berada di uterus selama 20 jam • Terjadi kalsifikasi dan pimentasi kerabang Kristal kapur dibentuk dengan laju 300mg/jam Oviduk tidak menimbun kalsium darah yang melewati uterus melepaskan zat kapur ± 20% e. Vagina • Organ yang relatif pendek • Telur berada beberapa menit dalam vagina • Membentuk kutikula pada cangkang • Membantuk bergeraknya telur dari uterus ke kloaka saat oviposition • Berperan dalam transport dan deposisi semen setelah kopulasi IB Infundibulum Ovary Avian Female Anatomy perivitelline membrane chalazae albumen Magnum Oviduct shell membrane Isthmus Shell Gland Uterus Intestine cleaving blastodisc 24 hrs 50K cells vagina cloaca Right Oviduct Left side of Reproductive Tract Develops!! shell Pembentukan kuning telur (vitelogenin) Proses akumulasi kuning telur pada sebuah folikel ovarium. • Dimulai dari dara s/d sebelum ovulasi • Terdiri atas lipoprotein, kaya trigliserida • Bahan penyusun kuning telur disintesis dalam hati, dibawa oleh aliran darah diakumulasikan dalam oosit pada ovarium (estrogen). Pembentukan putih telur Putih telur merupakan sumber protein yang diekskresi dan diakumulasi dalam sel epitelium dan sel kelenjar tubuler. Pembentukan kerabang telur • Kerabang yang tipis (membran kerabang) dihasilkan oleh isthmus, kerabang keras dihasilkan oleh uterus. • Pembentukan kerabang telur dimulai dari isthmus (kira-kira 4,5 jam) setelah ovulasi dan berakhir 1,5 jam sebelum peneluran. Ovulasi • Terjadinya ovulasi karena: pengaruh hormon yang dilepaskan hipofisis (LH) dan pengaturan cahaya. • LH disekresikan 6 jam sebelum ovulasi di bawah kontrol sekresi progesteron • Asosiasi LH dan progesteron sebabkan sinkronisasi antara derajat masaknya folikel dan terjadinya ovulasi. • Proses ovulasi dan oviposisi akan terlambat apabila terjadi perbedaan antara ritme gelap saat terjadinya sekresi LH Oviposisi • Keluarnya telur dari oviduk (oviposisi) • Disebabkan oleh kontraksi uterus dan relaksasi vagina untuk melepaskan telur • Aktifitas uterus akan meningkat saat oviposisi normal/prematur • Regulasi oviposisi dipengaruhi oleh hormon oksitosin dan prostaglandin (diproduksi oleh ovarium dan uterus). HORMON–HORMON YANG MEMPENGARUHI SISTEM REPRODUKSI UNGGAS BETINA FSH perkembangan dan pematangan folikel distimulasi • • oleh periode pencahayaan Estrogen menyebabkan kadar kalsium, protein, lemak, vitamin dan substansi lainnya dalam darah meningkat Estrogen juga menstimulasi perkembangan tulang pubis dan pembesaran bagian paling luar kloaka untuk persiapan bertelur Progesteron memicu hipofisis anterior untuk mensekresi LH LH menyebabkan terjadinya ovulasi (pelepasan yolk yang sudah matang dari ovarium ke dalam infundibulum) Saat ovulasi, jika ada pembuahan, maka akan dihasilkan telur yang fertil, tetapi jika tidak ada sperma, produksi telur terus berlangsung dan telur yang dihasilkan steril Kloaka - Tempat dikeluarkannya telur - Total waktu untuk pembentukan sebutir telur adalah 25-26 jam - Proses pengeluaran telur diatur oleh hormon oksitosin dari pituitaria bagian belakang. Terima Kasih