Atasi Kanker dengan Kurkumin dari Kunyit Kurkumin adalah salah satu bahan aktif dari kunyit yang berkhasiat mengendalikan kanker. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro) yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat, telah menghasilkan tiga varietas unggul kunyit yang memiliki kandungan kurkumin 8,5-10,2%, yaitu Turina 1, Turina 2, dan Turina 3. Potensi produksinya mencapai 30 t/ha. D alam dasa warsa terakhir, industri dan perdagangan produk herbal, makanan fungsional, dan suplemen diet dari bahan alami cenderung meningkat di seluruh dunia. Cina dikenal sebagai pusat produksi obat herbal di dunia. Industri obat herbal di negara tirai bambu tersebut mampu meraup devisa US$6 miliar pada tahun 1997. Di Indonesia, pemanfaatan tumbuhan sebagai obat sudah dikenal sejak lama. Hal ini diikuti dengan tumbuh-kembangnya industri jamu, makanan dan minuman kesehatan, obat tradisional maupun obat herbal terstandar, serta kosmetik yang berbasis bahan baku alami. Jumlah industri obat tradisional meningkat dari 165 buah pada tahun 1981 menjadi 427 pada tahun 1991. Pada tahun 2000, jumlahnya telah mencapai 985 perusahaan dengan nilai produk sekitar Rp3 triliun. Sampai akhir Desember 2002, tercatat ada 118 industri obat tradisional berskala besar (IOT) dan 917 industri kecil obat tradisional (IKOT), industri kosmetik yang terdiri atas 29 PMA, 216 PMDM dan swasta nasional, serta 533 industri kecil, dengan proyeksi nilai bisnis pada tahun 2008 dan 2020 mencapai US$200 dan US$300 miliar. Salah satu tanaman obat yang banyak digunakan dalam industri obat asli Indonesia (OAI), kosmetik maupun makanan dan minuman adalah kunyit. Rimpang kunyit bermanfaat antara lain untuk mengobati gusi bengkak, luka, sesak nafas, sakit perut, bisul, sakit limpa, usus buntu, encok, gangguan pencernaan, perut kembung, menurunkan tekanan darah, serta meng- hambat proses penuaan dan perkembangan sel kanker. Rimpang kunyit juga dapat digunakan sebagai bahan pewarna, campuran dalam kosmetik, bakterisida, fungisida, dan stimulan. Kunyit berasal dari India dan Indo-Malaysia dan kemudian tersebar ke daerah Asia Selatan, Cina Selatan, Taiwan, Filipina, dan Indonesia. Di daerah tropis, tanaman kunyit dapat dijumpai di daerah dengan ketinggian 300-1.600 m dpl dengan curah hujan 2.0004.000 mm/tahun. Tanaman kunyit dapat tumbuh pada tempat agak ternaungi, tetapi untuk menghasilkan rimpang yang besar diperlukan tempat yang terbuka. Rimpang kunyit mengandung senyawa sekunder seperti minyak atsiri, filandrena, sebinena, cineol, borneol, zingiberena, kurkumin tur- Keragaan tanaman dan rimpang varietas unggul baru kunyit Turina1 (kiri), Turina 2 (tengah), dan Turina 3 (kanan). Volume 32 Nomor 4, 2010 5 Tabel 1. Rata-rata hasil dan mutu rimpang tiga varietas unggul kunyit. Va r i e t a s Rata-rata hasil (t/ha) Turina 1 Turina 2 Turina 3 20 30 30 meron, kamfena, kamfor, sesquiterpena, asam kaprilat, asam metoksinamik, dan tolimetil karbinol. Rimpang kunyit juga mengandung tepung dan zat warna yang mengandung alkaloid kurkumin. Pemakaian kunyit dari waktu ke waktu terus meningkat, baik di dalam negeri maupun manca negara. Kebutuhan kunyit dunia diperkirakan 12 ribu ton per tahun. Kebutuhan tersebut dipenuhi oleh India sebanyak 1.260 ton dan sebagian kecil dari Cina. Negara pengimpor kunyit antara lain adalah Jepang, Hongkong, negara-negara Eropa dan Amerika. Kurkumin Mengatasi Penyakit Kanker Kanker masih menjadi penyakit yang menakutkan dan kasusnya cenderung meningkat setiap tahun. Penderita kanker di seluruh dunia mencapai lebih dari 10 juta orang. Dilaporkan lebih dari 4,4 juta penduduk Asia terserang kanker. Di Amerika, angka kematian akibat kanker menempati urutan kedua teratas setelah penyakit jantung. WHO/FAO melaporkan, total kasus penyakit kanker antara tahun 2000 dan 2020 di negara sedang berkembang diperkirakan melonjak hingga 73%, sedangkan di negara maju meningkat sampai 29%. Di negara berkembang, penderita kanker umumnya berobat dalam stadium yang sudah lanjut sehingga mengurangi keberhasilan pengobatan. Banyak upaya yang harus dilakukan untuk mendeteksi dini penyakit kanker untuk memperbaiki prognosanya. 6 Kadar kurkumin (%) 8,66 10,16 8,55 Jumlah rimpang primer 7,96 4,91 8,68 Jumlah rimpang sekunder 9,53 8,42 13,78 Berbagai hambatan yang sering terjadi dalam pengobatan kanker, seperti tingginya risiko kematian saat operasi, ketidaknyamanan penderita saat menjalani kemoterapi dan radioterapi, serta ketidakpastian penyembuhan, menyebabkan para ahli mulai mencari alternatif penyembuhannya, antara lain dengan memanfaatkan bahan-bahan yang terkandung dalam tumbuhan. Umumnya, bahan alami antikanker memiliki kemampuan menghambat pembelahan sel kanker atau bersifat sitotoksik dengan mengganggu proses-proses yang esensial. Pemanfaatan rimpang kunyit untuk mencegah dan mengatasi kanker sudah banyak dilakukan. Rimpang kunyit mengandung kurkuminoid (diarilheptanoid), minyak atsiri, polisakarida, serta golongan lain. Diarilheptanoid yang telah diketahui meliputi kurkumin, demektoksikurkumin, bisdemetoksikurkumin, dan 1,7bis (4-hidroksifenil)-1,4,6heptatrien-3-on. Rimpang kunyit juga mengandung ribosome inacting protein (RIP) yang berfungsi menonaktifkan perkembangan sel kanker, merontokkan sel kanker tanpa merusak jaringan sekitarnya, dan memblokir pertumbuhan sel kanker. Zat antioksidan mencegah kerusakan gen, dan zat antikurkumin sebagai antiinflamasi (antiperadangan). Oleh karena itu, kandungan kurkumin yang tinggi merupakan syarat dalam perakitan varietas unggul baru, di samping produksi tinggi. Kadar Kurkumin dan Daya Hasil Varietas Unggul Kunyit Penggunaan tanaman obat dalam industri farmasi, kosmetik, makanan, dan minuman bergantung pada bahan aktif yang dikandung tanaman tersebut. Oleh karena itu, selain produksi tinggi, mutu simplisia sebagai bahan baku obat ditentukan pula oleh persen komponen bahan aktif tertentu yang terkandung dalam simplisia tersebut dibandingkan standar yang ditetapkan oleh Materia Medika Indonesia (MMI), Farmakope Indonesia atau standar perdagangan lainnya. Oleh karena itu, dalam menentukan varietas unggul kunyit, selain produksi, mutu rimpang, terutama kadar kurkumin perlu diperhatikan. Mutu simplisia berkaitan erat dengan peruntukannya atau produk akhir yang diinginkan. Penggunaan simplisia kunyit dalam industri obat tradisional menempati porsi paling besar, disusul produk minuman kesehatan, obat fitofarmaka, dan kosmetik. Oleh karena itu, standar mutu simplisia kunyit yang tinggi ditentukan pula oleh kandungan kurkuminnya. Berdasarkan hasil analisis mutu selama 3 tahun, tiga varietas unggul kunyit yang dihasilkan Balittro memiliki kadar kurkumin lebih dari 7% (Tabel 1). Meskipun belum ada SNI atau standar lain yang ditetapkan (MMI atau Farmakope Indonesia), kandungan kurkumin dalam rimpang kunyit minimum adalah 5%. Potensi hasil tiga varietas unggul kunyit cukup tinggi, mencapai 30 t/ha bila dibudidayakan sesuai dengan SOP budi daya kunyit (Cheppy Syukur) . Informasi lebih lanjut hubungi: Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Jalan Tentara Pelajar No. 3 Bogor 16111 Telepon : (0251) 8 3 2 1 8 7 9 Faksimile: (0251) 8327010 E-mail: [email protected] Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian