Title Goes Here - Binus Repository

advertisement
Matakuliah : R0556/Perancangan Arsitektur 3
Tahun
: 2008
Estetika Bangunan
Pertemuan 33
Pendahuluan
• Salah satu faktor penting dalam arsitektur adalah unsur keindahan, atau faktor
estetisnya. Sebagai sebuah karya yang dinikmati banyak orang atau masyarakat
umum maka karya arsitektur dapat juga dilihat sebagai sebuah karya seni.
• Estetika menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan ‘impresi’ atau penghayatan
dan pemahaman dari manusia si pengamat terhadap suatu obyek tertentu. Oleh
sebab itu bersifat visual dan indrawi.
• Hal yang membedakan Karya Arsitektur dengan Karya Seni yang lain (Seni Patung,
Seni Lukis, Seni Musik) adalah subyektifitasnya. Sebuah karya arsitektur, secara
estetika, dituntut untuk dapat menampilkan keindahan yang obyektif atau paling
tidak dapat diterima semua orang (tepatnya sebagian besar orang)
Bina Nusantara
Pengertian
• Estetika berasal dari kata Aesthesis (Yunani) yang oleh Baumgarten
(filsuf Jerman + 1762) diartikan sebagai : Penyerapan, persepsi,
pengalaman, perasaan, pemandangan atau penyerapan Indrawi.
• Estetika menurut Kamus Oxford (dikutip dari Ishar, 1995) : adalah
nilai yang menyenangkan pikiran, mata dan telinga.
• Sacrotes : Sesuatu yang indah jika sesuai dengan tujuan dan
fungsinya /kegunaannya.
• Plato : bentuk-bentuk menjadi indah dalam proporsi dimana unsurunsurnya disatukan secara harmonis
Bina Nusantara
• Secara umum hal-hal yang menyangkut keindahan atau estetika
berdasarkan pemahaman pengamat dapat dibedakan menjadi dua
hal :
– Menurut Realisasi, keindahan yang muncul dari obyek tertentu.
– Menurut Pengalaman, suatu pengalaman yang disebut sebagai
pengalaman estetika. Pengalaman ini bersifat pribadi sekali atau
subyektif sekali.
Bina Nusantara
5 Prinsip – Prinsip Estetika
Menurut filsuf De Eitt H. Parker, 1920 (sumber Dick Hartoko, Manusia dan Seni, Kanisius, Yogyakarta)
• Prinsiple of Unity (Prinsip kesatuan yang utuh) atau Unity of Variety (Kesatuan
dalam keanekaragaman). Setiap unsur perlu adanya hubungan yang saling timbal
balik dan mengikat.
• The Priciple of Theme (Asas Tema), ada sebuah tema yang mengikat sehingga
tidak membosankan.
• The Principle of Balance (Asas Keseimbangan), dicapai dengan adanya ‘kesamaan’
dari unsur-unsur yang saling ‘berlawanan’, saling ‘memerlukan’ untuk mencapai
‘kebulatan’.
• The Priciple of Evolution (Asas Perkembangan), makna keseluruhan dicapai
dengan kesatuan proses. Dari ‘awal’ (atau ada suatu titik awal) yang akan
menentukan bagian-bagian selanjutnya.
• The Principle of Hierarchy (Asas tata jenjang), perlu adanya unsur yang
‘memimpin’ /yang lebih penting dari unsur-unsur lain yang mendukung tema
secara keseluruhan.
Bina Nusantara
Aspek-Aspek Estetika Arsitektur
•
•
•
•
•
•
•
Bina Nusantara
Komposisi (keterpaduan gubahan bentuk, olahan permukaan)
Unity (kesatuan, unsur pengikat)
Balance (keseimbangan, sumbu)
Kontras (pembedaan : aksentuasi, kontras, klimaks)
Irama (urutan, pengulangan)
Ekspresi (komunikasi, pesan, imagi)
Proporsi (perbandingan antara bagian-bagian bangunan)
Ukuran Estetika
• Estetika bersifat subyektif, namun dalam arsitektur harus pula
bersifat umum (dapat diterima oleh banyak orang).
• Estetika juga mengalami perkembangan dari jaman ke jaman.
• Ukuran estetika arsitektur tidak bersifat baku dan relatif.
• Aspek-aspek estetika membantu arsitek merancang estetis
bangunan agar dapat diterima secara umum.
• Pada abad pertengahan di Eropa proprosi menjadi alat untuk
mengolah estetika, antara lain Proporsi Golden section, Proporsi
matematis. Pada arsitektur modern secara geometris.
Bina Nusantara
Contoh penetapan proporsi secara geometris dengan menggunakan
persegi panjang dan garis diagonal
(Ching, 2000)
Bina Nusantara
Estetika sebagai Pengalaman
• Karya arsitektur mencakup 2 pemahaman estetika, karena
disamping keindahan muncul dari karya arsitektur itu sendiri, juga
dipengaruhi oleh pengalaman pengamat terhadap suatu obyek
tertentu.
• Arsitek dapat menghadirkan suatu olahan yang mengingatkan
banyak orang terhadap pengalaman estetika yang sama. Misalnya
terkait dengan tempat-tempat dengan kesan-kesan menarik
(vinyet), romantisme masa lalu, atau dengan membuat hal yang
berbeda / belum pernah ada.
Bina Nusantara
Ekspresi dan Semiotika
• Bangunan merupakan suatu bentuk komunikasi antara arsitek yang ingin
menyampaikan gagasan / kandungan pikiran / ekspresi/ filosofi, kepada
masyarakat umum /klein/pemakai bangunan.
• Persepsi masyarakat umum akan memberi tanggapan terhadap berfungsinya atau
pemahaman terhadap bangunan tersebut (segi estetika, fungsi, citra dan
keberadaan bangunan).
• Keseluruhan ekspresi bangunan dapat diibaratkan seperti suatu bahasa
(semiotika) yang penuh kosa kata. Dan seperti halnya bahasa, maka ekspresi
bangunan juga berkembang dari waktu ke waktu. Ada yang tetap dipakai dan ada
yang ditinggalkan
Bina Nusantara
Ekspresi dan Suasana
• Bangunan yang diakui bagus biasanya memuat sejumlah ‘komunikasi ke dalam
suatu totalitas’ dan mengekspresikannya secara ringkas, tepat dan indah. Mutu
komunikasi ini menjadi dasar kritik masyarakat dan penilaian kolektif lainnya
terhadap bangunan karya arsitektur. Dalam hal ini bagaimana suatu karya
arsitektur memberikan ‘komunikasi’ dan ‘ekspresi’ yang tepat.
• Estetika arsitektur terkait juga dengan suasana ruang, yang dipengaruhi oleh :
–
–
–
–
Cara dan arah pengamatan
Urutan ruang dan hirarki ruang
Keterkaitan dengan fungsi dan kegiatan
Efek dramatis, oleh pencahayaan (alam maupun buatan) melalui olahan bentuk dan
bukaan.
– Peletakan benda-benda lain (hiasan. perabot, lukisan, sekat-sekat dsb.)
Bina Nusantara
Penerapan Estetika dalam Bentuk
Contoh
Estetika pada olahan bentuk :
Penggabungan bentuk
(sumber : Grice, 1996)
Bentuk masif
(arsitek Sujudi, sumber : majalah I-Arch)
Bentuk kurva / lengkung
(sumber : Majalah Futurarch)
Bina Nusantara
Penerapan Estetika pada Facade
Sumber Foto :
IAI Award 1991,
Pameran D4 2008,
Majalah Idea,
Majalah
I-Arch
Bina Nusantara
Vegetasi sebagai Unsur Estetika
Bina Nusantara
Terima kasih
Bina Nusantara
Download