No. Urut : 838- 0600 P LAPORAN TUGAS AKHIR TL-410 PENELITIAN PENYISIHAN SECARA BIOLOGIS SENYAWA SURFAKTAN SODIUM LAURYL SULFATE (SLS) PADA REAKTOR BATCH DENGAN KONDISI AEROB Oleh : PUTI ISTIYANTI 153 95 058' JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG JUNI 2000 ABSTRAK D iojen terdiri dari bahan aktif permukaan atau surfaktan sebagai bahan baku attistwq bahan pembangun, dan bahan tambahan. Surfaktan anionik seperti Sadism Lauryl Sulfate (SLS) diketahui sebagai salah satu bahan baku produk datrjen yang paling sering digunakan Surfaktan memasuki sumber air dan air iso a►egan sebagian besar berasal dari kegiatan rumah tangga, industri pencucian, dan berbagai kegiatan pencucian lainnya. Kandungan surfaktan anionik yang terdapat pada air permukaan di Indonesia bervariasi antara 0 – 1,24 mg/L .t1BAS, sementara baku mutu air bersih dan air minum untuk keberadaan maksimum deterjen yang diperbolehkan dalam air adalah sebesar 0,5 mg/L. Hasil isolasi mikroorganisme dari berbagai lokasi sampling yang tercemar oleh deterjen berhasil mendapatkan dua jenis bakteri kultur murni dan satu jenis bakteri kultur campuran. Hasil aplikasi ketiga kultur bakteri tersebut pada bioreaktor batch skala laboratorium secara aerob dengan menggunakan media minimum dengan penambahan glukosa memberikan efisiensi penyisihan SLS yang cukup tinggi. Pada kurun waktu 8 hari, ketiga jenis bakteri tersebut mampu menyisihkan .cenyawa SLS lebih dari 90 % dan menyisihkan COD lebih dari 80 %.. Pada konsentrasi SLS 40 mg/L, kultur murni Pseudomonas aeruginosa mampu menyisihkan SLS dan COD tertinggi, masing-masing sebesar 99,19 % dan 90,46 %, dengan besarnya laju pertumbuhan spesifik maksimum sebesar 0.0039 /jam dan laju penyisihan substrat tertinggi sebesar 0,000369 mg/L MBAS jam per mg/L VSS. Aplikasi bakteri Pseudomonas aeruginosa pada media tanpa penambahan glukosa dengan waktu detensi dan konsentrasi SLS yang sama memberikan efisiensi penyisihan SLS dan COD tertinggi masing-masing sebesar 94,3 % dan 73,22 %, sementara besarnya laju pertumbuhan spesif1k maksimum dan laju penyisihan substrat tertinggi masing-masing sebesar 0,0022 jam dan 0,00026 mg/L MBAS /jam per mg/L VSS. Terlihat bahwa penambahan glukosa memberikan pengaruh yang cukup besar urkiadap kemampuan penyisihkan SLS oleh bakteri. Meskipun konsentrasi akhir yang diperoleh pada media dengan maupun tanpa glukosa tidak melebihi baku wutu air bersih, tetapi penambahan glukosa memberikan hasil yang lebih aman skbandingkan dengan media yang tidak menggunakan glukosa. Pada konsentrasi 40 ppm SLS, besarnya konsentrasi SLS akhir yang diperoleh dari bakteri Pseudomonas aeruginosa pada media dengan penambahan glukosa mencapai 0.151 mg/L MBAS, sementara pada media tanpa glukosa diperoleh 0,365 mg/L MBAS.