MTPH Journal. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2017 KETERKAITAN ANTARA SANITASI PONDOK PESANTREN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT YANG DIALAMI SANTRI DI PONDOK PESANTREN SUNAN DRAJAT Agus Aan Adriansyah Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Email: [email protected] or [email protected] Abstract Health requirements boarding school environment basically consists of a few things such as construction and general sanitary conditions, basic sanitation facilities, food management, and so on. With good environmental health, health risks and other risks will be avoided. Almost 80% of disease in the boarding school due to the health condition of the environment. Good conditions will also improve the aesthetics of the boarding school. This research was analitic study that held observationally with cross sectional design and used quantitative approach. Sample in this research was male religious pupil of Sunan Drajat Islamic Boarding School with MTS level of education. Sample numbers were 97 religious pupil that was collected from population with proportional random sampling. Variable test held using correlation analysis method. Correlation test results or the r value indicates the value of 0.792. Thus it can be interpreted that there is a strong relationship between sanitation and disease incidence in Pondok Pesantren Sunan Drajat. Therefore, it is necessary to increase the quality and quantity of islamic boarding school sanitation to increase the health of religious pupil. The method that can be done is by providing the islamic boarding school facilities or religious pupil room that appropriate with standard and the improvement of basic sanitation facilities of islamic boarding school such as the providing of bathroom/toilet. Keywords: Sanitation of Islamic Boarding School, Environment, Disaster Abstrak Persyaratan kesehatan lingkungan pondok pesantren pada dasarnya terdiri atas beberapa hal seperti konstruksi dan kondisi sanitasi umum, fasilitas sanitasi dasar, tempat pengelolaan makanan, dan sebagainya. Dengan kondisi kesehatan lingkungan yang baik, risiko kesehatan dan risiko lainnya akan bisa dihindari. Hampir 80% penyakit yang ada di pondok pesantren diakibatkan oleh kondisi kesehatan lingkungan yang tidak baik. Kondisi yang baik juga akan meningkatkan estetika pondok pesantren tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang dilakukan secara observasional dengan rancang bangun cross sectional dan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini merupakan santri putra Pondok Pesantren Sunan Drajat dengan pendidikan MTs. Jumlah sampel sebanyak 97 santri yang diambil dari populasi dengan cara proportional random sampling. Pengujian variabel dilakukan dengan menggunakan metode analisis korelasi. Hasil uji korelasi atau nilai r menunjukkan nilai 0,792. Dengan demikian dapat di interpretasikan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara sanitasi lingkungan dan kejadian penyakit di Pondok Pesantren Sunan Drajat. Butuh peningkatan kualitas dan kuantitas dari sanitasi pondok pesantren untuk Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal) | 4 meningkatkan derajat kesehatan santri. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan penyediaan sarana asrama atau kamar santri yang sesuai standar dan perbaikan sarana sanitasi dasar pondok pesantren seperti penyediaan kamar mandi/WC. Kata Kunci: Sanitasi Pondok Pesantren, Lingkungan, Penyakit perumahan PENDAHULUAN Sanitasi lingkungan adalah status yang sehat yaitu memenuhi kebutuhan fisiologis, kebutuhan psikologis, kesehatan suatu lingkungan yang mencakup adanya perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air penyakit dan perlindungan atau pencegahan bersih sebagainya1. dan Sedangkan jika perlindungan terhadap penularan terhadap bahaya kecelakaan dalam rumah3. diterapkan dalam lingkup pondok pesantren, Persyaratan kesehatan lingkungan pondok maka sanitasi pondok pesantren adalah suatu pesantren pada dasarnya terdapat 10 item yang upaya pengendalian atau pengawasan terhadap ideal. Dengan kondisi kesehatan lingkungan faktor-faktor yang baik, risiko kesehatan dan risiko lainnya yang perkembangan dapat fisik, mengganggu kesehatan dan akan bisa dihindari. Hampir 80% penyakit yang kelangsungan hidup manusia yang ditimbulkan ada di pondok pesantren diakibatkan oleh kondisi oleh pondok pesantren sebagai tempat menimbah kesehatan lingkungan yang tidak baik. Kondisi ilmu agama bagi para santri. yang baik juga akan meningkatkan estetika Menurut teori H.L Blum2 derajat kesehatan pondok pesantren tersebut4. Untuk memenuhi seseorang dipengaruhi oleh empat faktor yaitu persyaratan tersebut bagi pondok pesantren lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan memang tidaklah mudah. Bahkan pada item-item genetika. mempunyai tertentu sangat berat untuk mencapainya karena pengaruh besar terhadap status kesehatan, baik terdapat banyak faktor yang mempengaruhi. Item lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Salah persyaratan satu faktor lingkungan fisik yang berpengaruh pesantren tersebut meliputi konstruksi dan terhadap status kesehatan seseorang adalah kondisi sanitasi umum, fasilitas sanitasi dasar, perumahan. tempat pengelolaan makanan, tempat wudhu, Faktor lingkungan Perumahan merupakan kelompok rumah asrama/ruang kesehatan tidur, lingkungan ruang kelas, pondok ruang yang berfungsi sebagai lingkungan tempat perpustakaan, ruang laboratorium, masjid dan tinggal atau lingkungan hunian dan sarana hygiene perorangan. pembinaan keluarga yang dilengkapi sarana dan prasarana harus meliputi terpenuhinya kebutuhan fisiologis dan menjamin kesehatan penghuninya dalam arti psikologis, mencegah penularan penyakit serta luas. mencegah Oleh lingkungan. sebab itu, Perumahan Aspek kesehatan pada pondok pesantren diperlukan syarat 5 | Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal) terjadinya kecelakaan. Untuk MTPH Journal. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2017 memperoleh keadaan pondok pesantren yang sehat sehingga tidak mempermudah timbulnya sehat ditentukan oleh tersedianya sarana sanitasi penyakit. perumahan seperti ventilasi, penerangan alami, sarana pembuangan sampah, sarana pembuangan limbah atau kotoran manusia dan air bersih. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini termasuk Permasalahan yang sering terjadi di observasional analitik dengan menggunakan pondok pesantren adalah penyediaan air bersih, pendekatan cross sectional. Desain penelitian ini pembuangan kotoran, pembuangan air limbah, mencoba menggali bagaimana dan mengapa sampah dan kepadatan penghuni5. Lingkungan masalah itu terjadi dan kemudian melakukan merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya analisis antara fenomena6. terhadap derajat masyarakat Populasi pada penelitian ini adalah santri khususnya di lingkungan pondok pesantren, putra yang bermukim di asrama pondok sehingga hal ini merupakan prioritas yang perlu pesantren dan sedang menempuh pendidikan diperhatikan dan dibenahi. Beberapa penyakit tingkat MTs setara dengan SMP di Pondok yang keadaan Pesantren Sunan Drajat, Banjaranyar, Paciran, lingkungan pondok pesantren antara lain: Lamongan, dengan jumlah santri sebanyak 247 penyakit kulit, diare, tifus, demam berdarah, orang santri. Besar sampel pada penelitian ini malaria, batuk pilek (ISPA), tuberculosa (TBC), adalah sebesar 97 orang santri. Cara pengambilan leptospirosis dan hepatitis4. Penyakit lain yang sampel santri MTs pada penelitian ini adalah sering terjadi di pondok pesantren adalah dengan cara proportional random sampling yaitu gangguan penginderaan seperti keluhan pada suatu teknik pengambilan sampel proporsi atau mata. Permasalahan ini jika tidak ditangani serius sampel dapat menurunkan derajat kesehatan. memperoleh sampel yang representatif dari erat kesehatan hubungannya dengan Oleh karena itu, perlu diadakan penilaian untuk menggambarkan yang dilakukan untuk setiap wilayah/unit/kelas7. pondok Pengumpulan data terbagi atas data primer pesantren di Pondok Pesantren Sunan Drajat, dan data skunder. Data primer diperoleh dengan Banjaranyar, mendapatkan Paciran, sanitasi imbangan Lamongan. Hal ini data/informasi langsung dari dilakukan untuk mengetahui hubungan kondisi responden yang menjadi sasaran penelitian sanitasi pondok pesantren terhadap timbulnya melalui wawancara kuesioner dan observasi berbagai penyakit pada santri. Diharapkan pengukuran. Data sekunder diperoleh melalui nantinya dalam telaah kepustakaan dan data yang diperoleh dari kondisi pondok pesantren atau instansi lainnya sebagai dapat memperbaiki digunakan dan acuan menciptakan lingkungan di pondok pesantren yang bersih dan penunjang penelitian. Data yang telah Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal) | 6 dikumpulkan selama penelitian dianalisis secara 2. Penyediaan Air Bersih statistik dengan uji korelasi dengan bantuan Tabel 2. Tingkat Penyediaan Air Bersih program SPSS. No. 1. 2. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Lingkungan Pondok Pesantren Hasil penilaian sanitasi lingkungan pondok pesantren didasarkan atas beberapa indikator Penyediaan Air Bersih Asrama Kurang Cukup Baik Total Jumlah Persentase 0 0 3 3 0 0 100 100 Berdasarkan pada Tabel 2. dapat dilihat seperti yang digambarkan berikut ini. bahwa dari semua asrama memiliki tingkat 1. Kondisi Bangunan Asrama penyediaan air bersih yang baik. Hal ini sejalan Tabel 1. Kondisi Bangunan Asrama dengan teori yang menyebutkan bahwa Kualitas No. 1. 2. 3. Kondisi Kurang Cukup Baik Total Jumlah Persentase 0 0 4 66,7 2 33,3 6 100 fisik air bersih yang dimanfaatkan oleh santri harus memenuhi syarat fisik air yaitu jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau8. 3. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Tabel 3. Kondisi SPAL Berdasarkan pada Tabel 1. dapat dilihat bahwa terdapat 2 asrama yang memiliki tingkat kondsi bangunan asrama yang baik dan 4 asrama memiliki kondisi bangunan asrama cukup baik. No. 1. 2. 3. SPAL Kurang Cukup Baik Total Jumlah Persentase 3 100 0 0 0 0 3 100 Hasil penelitian ini sudah cukup sesuai dengan arahan dari instansi terkait terkait dampat Berdasarkan Tabel 3. dapat dilihat bahwa dari kondisi bangunan yang tidak baik dapat semua asrama memiliki tingkat kondisi saluran berdampak pada kesehatan. Hal ini disebabkan pembuangan air limbah yang kurang baik. karena hampir 80% penyakit yang ada di pondok Kondisi ini menandakan bahwa penerapan pesantren diakibatkan oleh kondisi kesehatan anjuran bahwa sarana pengelolaan limbah lingkungan yang tidak baik. Kondisi yang baik haruslah terdiri dari saluran-saluran air limbah juga yang tertutup dan mengalir dengan lancar. Ada akan meningkatkan pesantren tersebut4. estetika pondok peresapan yang tertutup atau disalurkan ke saluran umum. Hasil buangan tidak mencemari lingkungan sekitar belumlah terlaksana dengan baik4. 7 | Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal) MTPH Journal. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2017 4. Kondisi Kamar Mandi dan WC Tempat sampah harus kuat, tahan karat, Tabel 4. Kondisi Kamar Mandi dan WC No. 1. 2. 3. Kondisi Kurang Cukup Baik Total kedap air, mudah dibersihkan dan ada penutup. Jumlah Persentase 2 66,7 1 33,3 0 0 3 100 Berdasarkan pada Tabel 4. dapat dilihat bahwa dari semua asrama yang ada, terdapat 2 asrama yang memiliki tingkat kondisi kamar mandi dan WC yang kurang baik. Hasil Tempat sampah segera diokosongkan 1 x 24 jam atau sudah terisi sekitar 2/3 bagian4. 6. Kamar Santri Tabel 6. Kondisi Kamar Santri No. 1. 2. 3. Kondisi Kamar Santri Kurang Cukup Baik Total Jumlah Persentase 11 27 0 38 28,9 71,1 0 100 penelitian ini menandakan bahwa persyaratan kesehatan lingkungan di pondok pesantren belum Berdasarkan pada Tabel 6. dapat dilihat dilaksanakan secara menyeluruh. Salah satu bahwa mayoritas kondisi kamar santri dari semua persyaratan asrama termasuk dalam kategori cukup baik. kesehatan lingkungan pondok pesantren yang ideal adalah tersedianya fasilitas Hasil sanitasi dasar yang baik. Diantaranya adalah persyaratan kesehatan lingkungan di pondok sarana pesantren terkait ruang/kamar santri telah pembuangan kotoran manusia penelitian (WC/Jamban) dan kamar mandi4. dilaksanakan 5. Pengelolaan Sampah menyeluruh. Tabel 5. Kondisi Pengelolaan Sampah No. Pengelolaan Sampah Kurang Cukup Baik Total 1. 2. 3. 100 0 0 100 menandakan lingkungan baik. bahwa di Hasil penelitian persyaratan pondok dilaksanakan secara menyeluruh. fasilitas sanitasi yang baik. adalah lantai harus bersih, kedap air dan mudah ini kesehatan pesantren kesehatan tidur santri. Syarat-syarat yang harus dipenuhi kondisi pengelolaan sampah dari semua asrama kurang persyaratan secara Diantaranya adalah sarana asrama atau kamar Berdasarkan Tabel 5. dapat dilihat bahwa masih satu belum bahwa lingkungan pondok pesantren yang ideal adalah tersedianya 3 0 0 3 menandakan meskipun Salah Jumlah Persentase ini belum dibersihkan. Dinding berwarna terang, bersih, tidak lembab dan mudah dibersihkan. Ruang penerangan cukup, terdapat ventilasi, sirkulasi udara lancar. Terdapat rak atau almari untuk menyimpan buku, pakaian dan barang lain. Peralatan tidur (bantal, sprei, tikar) tertata rapi dan bersih. Penghuni kamar tidak padat ± 4 m2 untuk 1 orang4. Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal) | 8 7. Kondisi Tempat Belajar Lamongan termasuk dalam kategori cukup baik. Tabel 7. Kondisi Tempat Belajar hal ini cukup sesuai dengan beberapa teori yang No. 1. 2. 3. Kondisi Tempat Belajar Kurang Cukup Baik Total Jumlah Persentase menyatakan bahwa persyaratan umum dari lingkungan pondok pesantren ada tiga hal pokok 2 4 0 6 33,3 66,7 0 100 yang perlu diperhatikan9, yaitu lingkungan dan bangunan pondok pesantren selalu dalam keadaan bersih dan tersedia sarana sanitasi yang Berdasarkan pada Tabel 7. dapat dilihat memadai. Lingkungan dan bangunan pondok bahwa sebagian besar kondisi ruangan tempat pesantren tidak memungkinkan sebagai tempat belajar di tiap asrama termasuk dalam kategori bersarang dan berkembangbiaknya serangga, cukup baik. Hasil penelitian ini menandakan tikus, kecoa dan lainnya. Bangunan pondok bahwa persyaratan kesehatan lingkungan di pesantren pondok pesantren terkait tempat belajar santri dibersihkan dan dapat mencegah penularan telah dilaksanakan meskipun belum secara penyakit dan kecelakaan. harus kuat, terpelihara, mudah menyeluruh. Salah satu persyaratan kesehatan Kejadian Penyakit lingkungan pondok pesantren yang ideal adalah Jenis penyakit yang sering dialami oleh juga tersedianya fasilitas tempat belajar yang para santri di lingkungan Pondok Pesantren baik dalam rangka mendukung peningkatan Sunan Drajat dapat tergambarkan pada tabel prestasi belajar santri. Syarat-syarat yang harus berikut ini. dipenuhi adalah ruang belajar yang cukup terang Tabel 8. Jenis Penyakit yang Sering Dialami dan nyaman, dapat untuk membaca buku pada siang hari tanpa bantuan cahaya buatan (lampu) dan pada malam hari pencahayaan dari lampu cukup untuk menerangi ruangan belajar. Ruang belajar juga harus bersih, ada ventilasi dan sirkulasi udara lancar serta luasan ventilasi 20% dari luasan lantai. Kemudian dinding dan lantai bersih, tidak ada coretan4. Secara keseluruhan penilaian dari item sanitasi lingkungan di pondok pesantren dapat disimpulkan bahwa sanitasi lingkungan Pondok No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Pesantren Sunan Drajat, Banjaranyar, Paciran, 9 | Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal) Penyakit Anemia Bisul Comuncol Dermatitis Febris Gastritis ISPA Konjungtivis Periodentitis Scabies Tonsilitis Trauma Typhus Varicella Total Jumlah Persentase 4 4,3 1 1,1 3 3,2 6 6,4 1 1,1 20 21,3 20 21,3 4 4,3 2 2,1 24 25,5 2 2,1 2 2,1 4 4,3 1 1,1 94 100 MTPH Journal. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2017 Berdasarkan Tabel 8. dapat dilihat bahwa terus menerus, serta tidak menjaga pola makan terdapat 94 kejadian penyakit yang terdata di yang sehat. Dianjurkan sedikit beraktivitas klinik Pondok Pesantren selama 3 bulan terakhir. selama sakit untuk membiasakan diri. Aktivitas Dari data tersebut diketahui bahwa terdapat 14 santri saat sakit pun bervariasi, tidak dapat jenis penyakit yang sering diderita. Penyakit dipungkiri pula bahwa saat sakit masih ada santri scabies memiliki frekuensi kejadian yang paling yang memaksakan diri untuk beraktivitas. Dari tinggi yaitu 24 kali (25,5%). Semua jenis hasil penelitian didapatkan informasi bahwa penyakit yang sering timbul di pondok pesantren banyak tersebut rata-rata dikarenakan kondisi kebersihan tidur/beristirahat pada waktu sedang sakit. diri para santri yang kurang baik dan sanitsi Hampir sebagian besar santri sedikit beraktivitas lingkungan yang kurang baik. Para santri kurang pada saat sedang sakit dan sisanya tetap begitu dirinya, beraktivitas seperti biasa walaupun sedang sakit. sehingga perilaku mereka cenderung jauh dari Secara keseluruhan, penilaian kejadian memperhatikan kesehatan konsep PHBS. santri yang memilih untuk penyakit beserta interaksinya kepada para santri Keadaan sakit membuat aktivitas yang dapat disimpulkan termasuk dalam kategori dilakukan menjadi lebih berat dan lelah. Asupan cukup baik. Hal ini dijelaskan dengan daya makanan dan gizi tentunya harus terus diberikan respon maupun daya tanggap santri serta secara cukup. Dibutuhkan upaya pengobatan aktivitas santri saat sedang mengalami sakit. agar keadaan yang tidak mengenakkan ini segera Pada berlalu. Oleh karena itu, upaya penanggulangan melakukan aktivitas seperti biasa walaupun harus dilakukan. Terkait upaya penanggulangan terkadang intensitasnya sedikit berkurang. Sama yang dilakukan santri saat sakit adalah sebagian halnya dengan kegiatan belajar, meskipun ada besar santri melakukan pengobatan sebagai yang merasa tidak terganggu, tidak sedikit para upaya penanggulangan sakit. Sedangkan sisanya santri yang merasa terganggu dengan sakit yang kadang-kadang melakukan pengobatan. diderita. umumnya para santri masih tetap Kemudian tempat dalam mendapatan obat yang sering diakses santri adalah mayoritas Keterkaitan Sanitasi Lingkungan Ponpes berkunjung ke klinik pondok pesantren, dan dengan Kejadian Penyakit sisanya beli di apotek atau di warung. Berdasarkan hasil pengujian analisis antara Istirahat yang cukup sangat perlu untuk dilakukan,. Karena pada dasarnya, variabel sanitasi lingkungan dan kejadian dalam penyakit dengan menggunakan program SPSS, keadaan sakit tubuh dan badan kita otomatis didapat output correlations pada hasil uji memerlukan istirahat setelah beraktivitas secara multikolinearitas yaitu angka koefisien korelasi Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal) | 10 atau nilai r menunjukkan nilai 0,792. Angka disebabkan karena bakteri maupun virus tersebut menunjukkan terdapat hubungan yang yang menyerang. kuat karena terletak antara 0,750 – 0,999. b. Unsur pejamu (Host) Dengan demikian dapat di interpretasikan bahwa Manusia sebagai terdapat hubungan yang kuat antara sanitasi memiliki sifat biologis, seperti: umur, jenis lingkungan dan kejadian penyakit di Pondok kelamin, Pesantren Sunan Drajat. terhadap berbagai unsur dari luar maupun imunitas makhluk dan biologis reaksi tubuh Penyebab dan proses terjadinya suatu dari dalam tubuh sendiri. Semakin jelek penyakit berkembang dari rantai sebab akibat ke daya tahan tubuhnya, maka semakin suatu proses kejadian penyakit, yakni proses mudah interaksi antara manusia (pejamu) dengan Sedangkan manusia sebagai makhluk berbagai fisiologis, sosial mempunyai berbagai sifat khusus psikologis, sosiologis dan antropologis) dengan seperti: kelompok etnik termasuk adat, penyebab (agent) serta dengan lingkungan kebiasaan, agama, kebiasaan hidup dan (environment). kehidupan sehari-hari termasuk kebiasaan sifatnya (biologis, untuk terserang penyakit. hidup sehat. Kebiasaan yang buruk dan tidak sehat dapat makin memudahkan seseorang terserang suatu penyakit. c. Unsur lingkungan (Environment) Gambar 1. Interaksi Host, Agent dan Lingkungan memegang peranan yang cukup Environment10 penting dalam menentukan terjadinya proses penyakit. Secara garis Dalam teori keseimbangan, interaksi antara besarnya, maka unsur lingkungan dapat di ketiga unsur tersebut harus dipertahankan bagi dalam tiga bagian utama, yakni: keseimbangannya. Apabila terjadi gangguan lingkungan fisik, lingkungan biologis dan keseimbangan lingkungan sosial. Semakin jelek dan tidak antara ketiganya, akan menyebabkan timbulnya penyakit tertentu10. mudah timbulnya berbagai penyakit yang a. Unsur penyebab (Agent) Pada umumnya, kejadian setiap penyakit sangat dipengaruhi oleh berbagai unsur yang berinteraksi dengan unsur penyebab dan ikut dalam proses sebab akibat. Terjadinya suatu sehat kondisi lingkungan, maka semakin penyakit dapat 11 | Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal) nantinya dapat menyerang manusia. MTPH Journal. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2017 SIMPULAN DAN SARAN pembuangan Simpulan sampah. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: awal untuk Memberikan menyaring penutup diatas saluran limbah, dan selalu dibersihkan. d. Mengembalikan fungsi sanitasi kamar 1. Penilaian sanitasi pondok pesantren yang sebagai sarana penetralan kondisi kamar, meliputi 6 asrama secara umum termasuk memberi cahaya matahari masuk dengan dalam kategori cukup baik. leluasa tanpa ada pengahalang, diantaranya 2. Terdapat 14 jenis penyakit yang sering mengusahakan agar tidak mengantungkan diderita santri. Diantaranya adalah tertinggi pakaian didekat cendela. Tidak meletakkan penyakit scabies, penyakit ISPA dan barang-barang maupun almari didekat penyakit gastritis. Semua jenis penyakit almari hingga menutupi sebagian jendela. yang terjadi rata-rata karena kondisi kebersihan diri santri dan sanitsi REFERENSI lingkungan yang kurang baik. Kemudian 1. Notoatmodjo, S. Kesehatan Masyarakat : kejadian penyakit beserta interaksinya Ilmu dan Seni. Jakarta. Rineka Cipta. 2007. termasuk dalam kategori cukup baik. 2. Azwar, A.. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta. PT. Mutiara Sumber Widya. 1995. Saran Dalam sanitasi pondok pesantren, 3. Mukono, H.J.. Prinsip Dasar Kesehatan sebaiknya dilakukan renovasi atau perbaikan Lingkungan. terhadap University Press. 2006. beberapa asrama yang kurang memenuhi persyaratan kesehatan agar tidak dijadikan sebagai sarang penyakit, diantaranya: a. Pengecatan dinding kamar santri yang masih bewarna gelap menjadi terang dengan memakai jenis warna cat yang terang seperti warna putih. yang kurang Airlangga 4. Dinkes. Jatim. Materi Pelatihan Pos Kesehatan Pesantren (POSKESTREN). Surabaya. Dinas Kesehatan Jawa Timur. 2008. 5. Dinkes. Jatim.. Sanitasi Pondok Pesantren di Jawa Timur. Surabaya. Dinas Kesehatan b. Pembenahan dan perawatan kondisi kamar mandi/WC Surabaya. baik pada beberapa asrama, termasuk dinding, lantai, atap dan bak mandi. Jawa Timur. 1997. 6. Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. 2005. 7. Arikunto, S. Prosedur Penelitian : Suatu c. Rekonstruksi bangunan SPAL yang lebih baik. Pemberian saringan di saluran Pendekatan Praktik. Jakarta. PT Rineka Cipta. 2006. Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal) | 12 8. Notoatmodjo, Masyarakat S. Ilmu Prinsip-Prinsip Kesehatan Dasar. Jakarta. Rineka Cipta. 1997. 9. Rahman, A. Sanitasi Pondok Pesantren. Surabaya. FKM Unair. 2003. 10. Noor, N.N.. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta. 2008. 13 | Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal)