Jurnal Teknik Elektronika Telekomunikasi Vol. 2012 1 Prototype Pembangkit Listrik Tenaga Angin (Rx) Leon Venthus1), Arif Gunawan2), Noptin Harpawi3) 1 Program Studi Teknik Elektronika Telekomunikasi Politeknik Caltex Riau, Pekanbaru 28265. Email: [email protected] 2 Program Studi Teknik Elektronika Telekomunikasi Politeknik Caltex Riau, Pekanbaru 28265. Email: [email protected] 3 Program Studi Teknik Elektronika Telekomunikasi Politeknik Caltex Riau, Pekanbaru 28265. Email: [email protected] ABSTRAK Penggunaan energi listrik meningkat bersamaan dengan peningkatan jumlah dan ragam peralatan elektronik yang digunakan oleh masyarakat sehingga dipertimbangkan untuk menggunakan alternatif sumber listrik selain PLN. Pada daerah dengan kecepatan angin yang tinggi, sistem pembangkit listrik tenaga angin / wind power merupakan alternatif sumber listrik yang dapat digunakan untuk mengisi kekurangan daya listrik yang tersedia maupun digunakan untuk menggantikan pasokan listrik dari PLN. Prototype pembangkit listrik tenaga angin ini pada dasarnya terdiri dari perangkat dasar yaitu kincir, generator DC dan aki. Selain perangkat dasar, digunakan perangkat pemantauan untuk melihat kinerja sistem yaitu sensor kecepatan putaran kincir dan sensor arah angin yang menggunakan photodioda dan LED untuk menentukan kecepatan putaran kincir dan arah angin. Kinerja sensor diatur oleh mikrokontroler AT Mega 8535 dan data-data sensor dikirim melalui modul KYL pengirim lalu diterima oleh modul KYL penerima dan ditampilkan pada User Interface di komputer. Data-data sensor tersebut dapat dikirimkan dan diterima dengan baik pada jarak < 100 m LoS. Kincir angin yang dibuat memerlukan kecepatan angin minimal 4.5 m/s untuk mulai berputar dan menghasilkan tegangan minimal 0.4 V DC. Pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa sistem ini mampu menghasilkan daya maksimal 0.068904 VA pada kecepatan putaran 12.56 rad/s, kecepatan angin 13.5 m/s, dan generator DC dibebani 100 ohm. Kata Kunci: wind power, generator DC, photodioda, AT Mega 8535 ABSTRACT Electricity usage has increased together with the number and types of electronic devices used by society, so that it is concerned to use alternative power source other than PLN. In certain region with high wind velocity, wind power is an alternative to decrease power deficit or to replace power supplies from PLN. This wind power prototype consists of main devices and monitoring devices. The main devices are turbine, DC generator, and accumulator; they are used to obtain electricity. The monitoring devices are turbine rotation speed sensor and wind direction sensor; used to monitor system performance. Both sensors basicly use LED and photodiode. The sensors work under control of microcontroller AT Mega 8535 and their data is transmitted via KYL-500S transceiver module on Tx side and received via KYL500S transceiver module on Rx side, and finally displayed on User Interface and stored into MySQL 5.0 database. Data can be well transmitted and received at less than 100 m LoS. The turbine needs minimum wind velocity of 4.5 m/s to start rotating and produce minimum voltage of 0.4 V DC. Testing process showed that the system can produce maximum power of 0.068904 VA at rotation speed 12.56 rad/s, wind velocity 13.5 m/s, while the generator is loaded by 100 ohms resistor. Keywords: wind power, DC generator, photodioda, AT Mega 8535 2 1 Leon Venthus PENDAHULUAN Selama ini sumber listrik masih mengandalkan pasokan listrik PLN yang kapasitasnya terbatas. Sementara kebutuhan listrik meningkat, sedangkan kapasitas PLN terbatas sehingga menimbulkan pertimbangan untuk menghasilkan energi listrik dari sumber alternatif. Alternatif sumber listrik ini sebenarnya sudah banyak ditemukan, di antaranya adalah pembangkit listrik tenaga angin. Sistem pembangkit listrik ini akan lebih berguna jika memiliki perangkat pemantauan arah angin dan kecepatan putaran kincir untuk memantau kinerjanya. Dengan menggunakan LED, photodioda, dan mikrokontroler dapat dipantau arah angin dan kecepatan rotasi kincir. Karena itu penulis mengimplementasikan prototype pembangkit listrik tenaga angin tersebut.dilengkapi sensor arah angin dan sensor kecepatan putaran kincir. Disebut prototype karena lokasi implementasi sistem adalah daerah dengan kecepatan angin kecil. Penerimaan data sensor dilakukan melalui modul KYL, di mana kemudian data sensor tersebut ditampilkan dalam grafik sambil disimpan dalam database. Diharapkan implementasi pembangkit listrik tenaga angin ini dapat mendorong perluasan penggunaan sumber listrik alternatif dan pengembangannya. 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prinsip Konversi Energi Angin Menjadi Energi Listrik Konversi energi angin menjadi energi listrik merupakan kegiatan untuk memperoleh tegangan listrik dengan memanfaatkan angin. Inti dari kegiatan ini adalah bagaimana memutar generator dengan memanfaatkan angin, karena itu dibuatlah kincir angin di mana angin memutar kincir dan kincir pada gilirannya memutar generator sehingga angin berfungsi sebagai sumber energi kinetik untuk menggerakkan kincir angin dan kincir angin menggerakkan generator [8]. 2.2 Perangkat Dasar Pembangkit Listrik Tenaga Angin 2.2.1 Kincir Angin Kincir angin atau disebut juga turbin angin berfungsi untuk memutar poros generator. Menurut sumbu putarnya, turbin angin terbagi dua yaitu turbin yang berputar secara vertikal dan turbin yang berputar secara horizontal. Jenis yang dibuat penulis adalah kincir putaran horizontal karena lebih mudah pembuatannya. 2.2.2 Generator DC Generator DC merupakan alat pengubah energi mekanis menjadi energi listrik searah. Generator DC digunakan untuk mengisi aki. Dalam generator terdapat coil berbahan tembaga, di mana elektron valensi tembaga adalah 1 dan mudah berpindah jika terkena magnet, panas, atau gesekan. Ketika coil tembaga bergerak dalam medan magnet, elektron tersebut berpindah dari ujung coil yang satu ke ujung lainnya. Perpindahan elektron ini menimbulkan aliran arus listrik. Generator dapat dibagi dalam dua bagian yaitu bagian tetap (stator) dan bagian bergerak (rotor). Stator terdiri dari magnet, sedangkan rotor terdiri dari coil, poros rotor (as dinamo) dan komutator. Pada generator DC, komutatornya adalah komutator dua cincin. Jurnal Teknik Elektronika Telekomunikasi, Vol. 2012 3 Gambar 2.1 Bagian-bagian generator DC Gambar 2.2 Tegangan yang dihasilkan oleh generator DC. 2.2.3 Aki Aki merupakan jenis secondary cell yang dapat diisi ulang dan digunakan berulang-ulang. Dalam sistem ini, aki berguna untuk menyimpan muatan listrik yang dihasilkan oleh generator DC. Jenis aki yang digunakan adalah aki multipole yang memiliki beberapa pole, di mana polepole tersebut nilai tegangannya berbeda-beda. Hal ini berguna nantinya saat pengujian. Aki yang digunakan adalah GS Premium 12N10-3B 10 Ah [12]. 2.3 Perangkat Pemantauan 2.3.1 Sensor Kecepatan Putaran Untuk menghitung kecepatan putaran kincir digunakan rangkaian dari LED dan photodioda. Photodioda merupakan dioda yang aktif apabila terkena cahaya. Prinsip kerjanya sama seperti dioda biasa, yaitu sebagai saklar On / Off. Apabila photodioda terkena cahaya maka akan berlaku sebagai saklar On (short), dan apabila tidak terkena cahaya maka akan berlaku sebagai saklar Off (open) [1]. Kondisi On-Off ini nantinya berguna untuk menghitung kecepatan putaran kincir dengan menggunakan Timer1 mikrokontroler. 2.3.2 Sensor Arah Angin Dalam proyek akhir ini sensor arah angin dibuat dari 8 buah rangkaian photodioda dan LED seperti rangkaian sensor penghitung kecepatan, sesuai dengan jumlah 8 arah angin. Photodioda menjadi inti rangkaian yang menerima cahaya dari LED. Setiap rangkaian disusun melingkar sesuai 8 arah angin dan antara LED dan photodioda ditempatkan piringan vcd yang dilubangi. Piringan tersebut berputar sesuai dengan arah angin yang menggerakkan sirip angin di atasnya. Apabila lubang pada kepingan tersebut berhenti di photodioda tertentu, maka photodioda tersebut terkena cahaya LED dan berlogika 0. 2.4 KYL-500S Wireless Transceiver Untuk mengirim dan menerima data sensor, digunakan modul wireless transceiver KYL500S. Keuntungan penggunaan KYL-500S adalah modul ini berukuran kecil dan langsung dilengkapi kabel RS-232 DB9 to USB sehingga bisa langsung dipasang di komputer. Dalam hal akurasi data, modul ini menggunakan GFSK dan memiliki sensitivitas -115 dBm. Kelemahan penggunaannya adalah antena pada modul ini mudah rusak apabila terbentur. Pada sistem ini, modul KYL-500S digunakan pada frekuensi 868 MHz baudrate 9600 [6],[16]. 4 Leon Venthus Gambar 2.3 KYL-500S Wireless Transceiver 2.5 Bascom AVR 1.11.9.0 Penggunaan mikrokontroler AT Mega 8535 memerlukan program untuk bekerja sesuai keinginan pemakai. Pada sistem ini, BASCOM digunakan untuk memprogram mikrokontroler AT Mega 8535 untuk mengatur kerja tiga sensor dan mengirimkan datanya setiap 1 detik. 2.6 User Interface Visual Basic 6.0 dan Database MySQL 5.0 Untuk memantau kinerja sistem secara visual, digunakan User Interface VB 6.0. User Interface ini menampilkan data-data masing-masing sensor setiap data berubah, baik dalam display nilai maupun grafik data. Data-data terdahulu juga bisa ditampilkan pada User Interface yaitu dari tabel database. Dalam User Interface VB 6.0 ditempatkan kode program untuk secara otomatis menyimpan data ke dalam tabel database. Database yang digunakan adalah MySQL 5.0 yang relatif ringkas. 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok diagram sistem bagian Rx (shading biru) Penjelasan blok diagram di atas sebagai berikut: a. Kincir berputar. Kecepatan putaran kincir ditentukan dengan sensor kecepatan putaran kincir. Arah angin yang bertiup pada kincir ditentukan dengan sensor arah angin. b. Putaran kincir menggerakkan generator DC sehingga generator DC menghasilkan tegangan. Nilai tegangan ini ditentukan menggunakan sensor tegangan (bagian kerja Tx). Untuk mengantisipasi kincir berputar berbalik arah maka digunakan pembalik polaritas. Jurnal Teknik Elektronika Telekomunikasi, Vol. 2012 5 c. Semua sensor mengeluarkan data yang diproses oleh mikrokontroler AT Mega 8535. Mikrokontroler memproses data dan mengrimkan data semua sensor sekaligus setiap 1 detik. d. Data sensor dikirimkan oleh bagian kerja Tx via modul KYL-500S dan diterima menggunakan modul yang sama di bagian kerja Rx. e. PC menerima data semua sensor dan ditampilkan pada User Interface secara real-time dan sekaligus menyimpan data tersebut ke tabel database MySQL 5.0. 3.2 Rangkaian Sensor Arah Angin Sensor arah angin menggunakan 8 buah rangkaian LED-photodioda yaitu Gambar 3.2 sesuai jumlah arah angin yang disusun seperti Gambar 3.3. Rangkaian ini terdiri dari photodioda dan LED, di mana untuk setiap arah angin ditempatkan satu photodioda. Setiap photodioda memiliki output yang langsung masuk ke pin input mikrokontroler, di mana satu pin mewakili satu arah angin. Photodioda diberi tegangan logika 1 yaitu 5 V DC, apabila LED mengarah ke photodioda, yaitu ketika angin mengarahkan sirip angin dan pipa LED, maka photodioda akan berlaku seperti saklar tertutup dan tegangan level logika 0 akan masuk ke mikrokontroler. Pin mikrokontroler yang digunakan adalah Pin C.0 sampai Pin C.7. Gambar 3.2 Rangkaian LED-photodioda Gambar 3.3 Skema susunan sensor arah angin 3.3 Rangkaian Sensor Kecepatan Putaran Kincir Suatu piringan Compat Disc ditempatkan pada sumbu putaran kincir angin dan diberi lubang seukuran lebar output cahaya LED dan photodioda. Apabila kincir berputar, maka piringan ini akan ikut berputar. Lubang yang ada pada piringan ini menandakan putaran kincir yang dihitung dengan menggunakan Timer1 pada mikrokontroler AT Mega 8535. Setiap kali lubang pada piringan vcd terkena cahaya maka photodioda di bawahnya menjadi aktif sehingga keluarannya adalah level logika 0 ( 0 Volt DC). Kecepatan putaran kincir dihitung dalam satuan radian per detik (rad/s). Pin mikrokontroler yang digunakan adalah Pin B.1 (Timer1). 3.4 Metode Pengujian 3.4.1 Pengujian Jarak Transmisi Modul KYL-500S 6 Leon Venthus Pengujian jarak transmisi KYL-500S dilakukan dengan cara melakukan koneksi dan pengiriman data. Modul sensor (KYL-500S Tx) diletakkan pada posisi tetap sedangkan KYL500S Rx beserta laptop dibawa berjalan sampai jarak terjauh yang masih menunjukkan bahwa data diterima dengan baik. Pengujian dilakukan pada kondisi Line Of Sight (LOS). 3.4.2 Pengujian Semua Sensor Secara Bersamaan Pengujian keseluruhan sistem dimaksudkan untuk mengetahui apakah semua sensor bekerja dapat bekerja bersama dengan baik dan datanya masuk ke bagian kerja penerima. Jarak antara KYL-500S bagian kerja Tx dan Rx adalah < 10 m LoS mengingat lokasi pengujian di lantai 3 kampus PCR. Untuk mengambil data sensor tegangan, digunakan DC Power Supply pada tegangan 0.5 VDC sampai 12.5 VDC sebagai sampel nilai. Untuk mengambil data kecepatan putaran kincir, digunakan 2 buah kipas angin 135 watt milik PCR. Untuk mengambil data arah angin, poros sensor arah angin diputar sehinga menunjukkan kedelapan arah angin. Semua metode dilakukan secara bersamaan dalam pengujian keseluruhan sensor bersamaan. 3.4.3 Pengujian Kecepatan Putaran Kincir Terhadap Tegangan, Arus dan Daya Generator Pengujian ini bertujuan untuk melihat karakteristik generator, dilakukan dengan menggunakan kipas angin mulai dari speed 1 sampai speed 3. Pengukuran kecepatan angin kipas dilakukan menggunakan anemometer untuk speed 1, speed 2 dan speed 3. Tujuannya adalah untuk mengetahui mengetahui daya keluaran generator DC untuk setiap nilai kecepatan putaran yang bisa diperoleh. Jarak antara KYL-500S Tx dan Rx < 10 m LoS. 3.4.4 Pengujian Pengosongan dan Pengisian Aki Pengujian aki ada dua yaitu pengujian pengosongan aki dan pengujian pengisian aki. Pengujian pengosongan aki berguna untuk mengetahui berapa lama aki bisa menyuplai daya untuk inverter (Tx) supaya inverter menghasilkan standar tegangan efektif PLN (± 5 % dari 220 V AC). Sedangkan pengujian pengisian aki berguna untuk melihat kemampuan generator dalam mengisi aki pada kecepatan konstan tertentu. Pengujian pengosongan aki dilakukan dengan memberi aki beban berupa bola lampu 5 watt yang sebelumnya tegangan DC dari aki sudah diubah menjadi tegangan 220 V AC / 50 Hz menggunakan inverter. Cara pengujian pengisian aki adalah dengan membiarkan aki terisi selama setiap 15 menit, jika jangka waktu 15 menit selesai maka aki diputus dari generator dan dikur tegangan di Pole 12 dan Pole 2-nya. 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Jarak Transmisi KYL-500S Pengujian kondisi Line Of Sight, diketahui bahwa data mulai mengalami error pada jarak sekitar 100 m LoS seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 4.6. Gambar 4.1 Data yang Masuk ke HyperTerminal Pada Jarak ± 100 m LoS Jurnal Teknik Elektronika Telekomunikasi, Vol. 2012 7 Dari gambar di atas bisa dilihat bahwa modul KYL-500S mampu bekerja dengan baik sampai jarak < 100m dengan kondisi Line Of Sight. Sedangkan mulai dari 100 m sampai selebihnya, modul KYL-500S tidak bisa menerima data dengan baik. Dibandingkan dengan datasheet di mana tercantum jarak transmisi pada baudrate 9600 adalah 600 m, maka dengan modul KYL-500S yang digunakan hanya sampai < 100 m. Penyebabnya adalah sambungan antena ke PCB pada modul KYL-500S bagian kerja Tx rusak / longgar. 4.2 Pengujian Semua Sensor Bersamaan Pada bagian kerja penerima, contoh data yang masuk seperti ditunjukkan oleh Gambar 4.7. Gambar 4.7 menunjukkan bahwa data yang dikirim oleh mikrokontroler telah dipisah-pisah dan masuk ke box tampilannya masing-masing. Pada saat pengujian keseluruhan sensor, kecepatan putaran yang muncul adalah 6.28 dan 12.56 radian/s. Artinya dengan dua kipas 135 watt milik PCR, pembangkit listrik tenaga angin ini dapat menghasilkan putaran sekitar 1 sampai 2 putaran per detik atau 6.28 sampai 12.56 radian per detik. Gambar 4.2 Contoh Data Yang Masuk ke User Interface Visual Basic 6.0 Untuk mengetahui perbedaan nilai yang terbaca pada display power supply dan pada Visual Basic 6.0 maka dilakukan pengujian dengan membandingkan nilai tegangan pada display power supply dengan tegangan pada Visual Basic 6.0, seperti ditunjukkan oleh Tabel 4.1. Tabel 4.1 Tabel Perbandingan Nilai Tegangan (dalam satuan volt) Display Power Supply Nilai Pada User Interface Selisih Nilai Tegangan 0.50 0.48 0.02 1.50 1.49 0.01 2.50 2.50 0.00 3.50 3.51 0.01 4.50 4.52 0.02 5.50 5.52 0.02 6.50 6.54 0.04 7.50 7.55 0.05 8 Leon Venthus 8.50 8.54 0.04 9.50 9.54 0.04 10.50 10.56 0.06 11.50 11.56 0.06 12.50 12.50 0.00 Tegangan power supply yang dibaca pada display power supply dan pada Visual Basic 6.0 memiliki rata-rata perbedaan nilai yaitu (dalam volt): (∑selisih nilai tegangan) / 13 = 0.37 / 13 = 0.02 Perbedaan nilai tegangan yang terbaca pada power supply dengan User Interface dapat disebabkan oleh nilai Vcc mikrokontroler tidak tepat 5.00 volt. Nilai Vcc menjadi faktor penentu akurasi pengukuran tegangan karena Vcc mengacu kepada nilai A VCC yaitu referensi ADC mikrokontroler. Tegangan yang terbaca adalah hasil dari hitungan ADC mikrokontroler yang tertera pada datasheet yaitu: VIN ADC . 1024 ADC = VREF 4.3 Pengujian Kecepatan Putaran Kincir Terhadap Tegangan, Arus dan Daya Keluaran Generator Kecepatan putaran kincir dihitung dalam rad/s. Sensor kecepatan putaran kincir menghitung berdasarkan Timer AT Mega 8535 yaitu menghitung berapa kali perubahan level logika 1 ke logika 0. Hitungan perubahan tersebut masih dalam satuan round per second (rps). Kecepatan sudut untuk sensor tersebut dihitung dalam radian sehingga digunakan konversi round per second (rps) ke radian per second (Robert Fogt, 2010) [20]. π = 3.14 1 round = 2 π radian 1 rps = 6.28 radian per second Tegangan diukur oleh sensor tegangan, sedangkan arus diukur langsung dengan menempatkan amperemeter secara seri ke generator DC. Daya DC keluaran generator Ametek 40 VDC dalam satuan VA untuk 1 sampai 2 rps dihitung dengan mengalikan masing-masing arus dan tegangan keluaran generator untuk setiap nilai putaran kincir. Keluaran generator diberi resistor 1 k ohm, lalu diganti 500 ohm, dan terakhir 100 ohm. Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa peningkatan nilai tegangan, arus dan daya generator tidak linear. Untuk setiap putaran, outputnya merupakan rata-rata dari 10 kali pengujian. Tabel 4.2 Tabel Perbandingan Tegangan Keluaran, Arus Keluaran dan Daya Keluaran Generator Resistor Beban Kecepatan Putaran Generator DC (radian/s) 1k Ohm 6.28 Tegangan Rata-rata Arus Rata-rata Generator Generator (V DC) (A DC) 1.21 1.3 . 10-3 Daya Rata-rata Generator (VA) 0.001573 Jurnal Teknik Elektronika Telekomunikasi, Vol. 2012 12.56 6.28 9 2.74 2.6 . 10-3 0.007124 1.22 2.4 . 10 -3 0.002928 5.5 . 10 -3 0.013805 500 Ohm 12.56 2.51 6.28 1.20 12.58 . 10 100 Ohm 12.56 -3 0.015096 -3 2.61 26.4 . 10 0.068904 4.4 Pengujian Pengosongan dan Pengisian Aki 4.4.1 Pengujian Pengosongan Aki Dari data pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa perubahan nilai tegangan terhadap waktu. Setelah 15 menit pertama aki menyuplai inverter dan lampu pijar 5 watt, tegangan aki di Pole 12 VDC turun sebesar 1.07. Penurunan nilai tegangan ini tidak sama untuk setiap jeda waktu, artinya untuk beban tetap 5 watt penurunan tegangan aki tidak linear. Artinya prototype pembangkit listrik tenaga angin ini memiliki kemampuan menyuplai daya efektif untuk lampu pijar 5 watt selama setengah jam. Tabel 4.3 Perbandingan Penurunan Tegangan Aki Terhadap Waktu Penurunan Nilai Nilai Tegangan Aki Pole Nilai Tegangan Waktu Tegangan (V DC) 12 V DC Aki Pole 2 VDC ( jam) Pole 12 Pole 2 12,5 2.04 0 0 0 11,43 1.96 0,25 1.07 0.08 11,06 1.94 0,50 0.37 0 8,8 1.94 0,75 2.26 0 7,01 1.94 1 1.79 0 4.4.2 Pengujian Pengisian Aki Arus generator saat putaran kincir 12.56 rad/s dengan beban yaitu aki adalah 40 mA. Pada Tabel 4.4 dapat dilihat peningkatan nilai tegangan pada setiap pole aki tidak linear terhadap waktu pengisian. Tabel 4.4 Perbandingan Pengisian Tegangan Aki Terhadap Waktu Tegangan Aki pada Pole Tegangan Aki pada Pole 12 VDC 2 VDC Waktu (jam) 9,93 1,98 0 11,52 2,18 0,25 11,89 2,2 0,50 11,95 2,22 0,75 12,01 2,24 1 12,07 2,29 1,25 12,12 2,36 1,50 10 Leon Venthus 12,17 2,39 1,75 12,21 2,43 2 12,26 2,45 2,25 12,31 2,49 2,50 12,37 2,51 2,75 12,42 2,59 3 12,47 2,62 3,25 12,52 2,62 3.50 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kinerja sistem dan pengujian membawa pada beberapa kesimpulan. Modul KYL-500S 868 MHz yang digunakan pada sistem mengirimkan data dengan baik pada jarak < 100 m pada kondisi LoS. Nilai tegangan yang diperoleh penerima memiliki error kecil ( < 0.1 V) artinya memiliki akurasi yang baik. Data sensor dapat diterima oleh bagian kerja Rx dan ditampilkan dalam Visual Basic 6.0 dan disimpan dalam MySQL 5.0. Prototype pembangkit listrik tenaga angin ini telah diuji dan dapat menyuplai kebutuhan daya AC yang kecil yaitu menyuplai lampu pijar 5 watt. Dengan demikian, baik perangkat dasar prototype dan perangkat pemantauan telah mencapai kinerja yang baik untuk kedua bagian kerja yaitu Tx dan Rx. 5.2 Saran Untuk pengembangan proyek akhir ini, terdapat dua bagian yang bisa diperhatikan, yaitu bagian mekanik dan elektronik. Bagian mekanik misalnya bilah kincir dan puli / pemutar generator pada kincir dapat dikembangkan untuk mempercepat putaran generator sehingga keluaran generator lebih besar. Sedangkan untuk bagian elektronik antara lain sensor kecepatan putaran kincir dapat menggunakan kepingan vcd dengan banyak lubang untuk menambah ketelitian penghitungan putaran, penggunaan aki multipole yang berkapasitas lebih besar, atau penggunaan generator dengan nilai rpm relatif rendah tetapi outputnya tinggi, misalnya generator DC Ametek permanent-magnet 99VDC yang output tertingginya 99 V DC / 0.59 A DC pada 535 rpm. DAFTAR PUSTAKA [1] Malvino (Barmawi Tjia). (1995). Aproksimaksi Rangkaian Semikonduktor Pengantar Transistor dan Rangkaian Terpadu. Edisi Keempat. Jakarta: PT Elex Media Komputindo [2] Binar Utami, Mario Helly, Isa Parida Santi, Rina Reida, Ade Agung Harnawan. (2008). Rekayasa Sensor Kecepatan Angin sebagai Pengukur Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Angin di Desa Sungai Riam Kab. Tanah Laut Kalimantan Selatan. Banjarmasin : Universitas Lambung Mangkurat. [3] Agus Sugiyono. (2004). Perubahan Paradigma Kebijakan Energi Menuju Pembangunan yang Berkelanjutan. Jakarta : Pascasarjana FEUI & ISEI. [4] Frieyadie. (2010). Mudah Belajar Pemrograman Database MySQL dengan Microsoft Visual Basic 6.0. Yogyakarta : Penerbit Andi. Jurnal Teknik Elektronika Telekomunikasi, Vol. 2012 11 [5] I.N.Budiastra, I.A.Dwi Giriantari, Wyn. Artawijaya, Cok. Indra Partha. (2009). Pemanfaatan Energi Angin sebagai Energi Alternatif Pembangkit Listrik di Nusa Penida dan Dampaknya Terhadap Lingkungan. Denpasar : Universitas Udayana. [6] Saputra, Oki. (2011). Prototype Tricopter sebagai Pemantau Bencana. Pekanbaru: Politeknik Caltex Riau. [7] Yongghi Saefebri Nasution, Gandhy Sanjaya. (2011). Prototype Wireless Sensor Network (WSN) Sebagai Sistem Pendeteksi Kebakaran Hutan Menggunakan Media Wireless. Pekanbaru : Politeknik Caltex Riau. [8] Archie W. Culp, Jr. (1996). Prinsip-prinsip Konversi Energi. Edisi Keempat. Jakarta : Penerbit Erlangga [9] Mega Indra Pratama. (2008). Perancangan dan Pembuatan Mesin Perajang Jerami. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. [10]Wahana Komputer. (2010). Panduan Belajar MySQL Database Server. Jakarta : Mediakita. [11]Subari dan Yuswanto. (2008). Panduan Lengkap Pemrograman Visual Basic 6.0. Jakarta : Cerdas Pustaka Publisher. [12]Kevin Sullivan. (t.t). Diambil November 2011 dari : http://www.autoshop101.com/trainmodules/batteries/111.html [13]REM Enterprises, Inc. (2006). Vertical Axis Wind Turbine by Wind Energy International. Diambil November 2011 dari : http://pacwind.remnet.com/ [14]Charles Palen. (2012). Learning to Use an Optocoupler or Optoisolator. Diambil Februari 2012 dari : http://www.technogumbo.com/projects/Learning-to-Use-an-Optocoupler-orOptoIsolator/ [15]Integrated Publishing, Inc. (t.t). DC Generators. Diambil November 2011 dari: http://nuclearpowertraining.tpub.com/h1011v2/css/h1011v2_81.htm [16]Shenzhen KYL Communication Equipment Co., Ltd. (2010). KYL 500S Mini-size RF Module. Diambil Februari 2012 dari: http://www.rfdata.com/uploadpic/2010727173841509.pdf [17]Visual Basic 6 String Functions. (t.t) Diambil Juni 2012 dari : http://www.vb6.us/tutorials/vb6-string-functions [18]DaniWeb® LLC. (Maret 2012). Data Environment Help in VB 6. Diambil Juli 2012 dari: http://www.daniweb.com/software-development/visual-basic-4-5-6/threads/413983/dataenvironment-help-in-vb6 [19]Depok Instruments. (2011). Aplikasi-002, Pengukur Kecepatan Putaran Motor (Seri Pemantauan Rotasi [I]). Diambil Maret 2012 dari : http://depokinstruments.com/2010/08/10/aplikasi-002-pengukur-kecepatan-putaran-motorseri-pemantauan-kecepatan-i-masih-dalam-pengembangan/ [20]Robert Fogt. (2010). Revolutions per minute to Radians per second. Diambil April 2012 dari: http://www.onlineconversion.com/forum/forum_1127224365.htm [21]TLG Wind Power. (t.t). Datasheet generator DC Ametek 40 VDC. Diambil Februari 2012 dari: http://www.tlgwindpower.com/ametek.htm [22]Date Time Functions in Visual Basic 6. (t.t). Diambil Juni 2012 dari : http://www.vb6.us/tutorials/date-time-functions-visual-basic/