TEORI ILMU-ILMU SOSIAL PEMBELAJARAN TEORI ILMU-ILMU SOSIAL Fokus utama Teori Ilmu-Ilmu Sosial : Mempelajari nilai-nilai dan norma-norma social Sasaran Teori Ilmu-Ilmu Sosial : Mempelajari individu dalam kehidupan bermasyarakat, meliputi nilai-nilai dan norma-norma yang berkembang dalam masyarakat. Nilai-nilai dalam masyarakat meliputi : jenis nilai, ciri nilai dan fungsi nilai. Jenis nilai, meliputi : nilai material/phisik dan nilai non material, kerohanian/moral : nilai instrinsik, nilai instrumental dan nilai praxis. Tujuan mempelajari Teori Ilmu-Ilmu Sosial : Understanding : memberikan pengertian dan pemahaman teori. Explaining : mampu menjelaskan suatu peristiwa. Forecasting : prediksi/ menganalisa/ meramalkan. Sencivity- reflection : melatih kepekaan social. Control of theory : mencoba mengkritisi teori itu sendiri. Manfaat mempelajari Teori Ilmu-Ilmu Sosial : Sebagai alat/instrument untuk menjelaskan teori social atau peristiwa yang diamati. Sebagai alat analitis ( the tool of analysis). Sebagai sarana atau upaya untuk mengkontruksi teori/ membangun teori merekontruksi (menyempurnakan), dan dekontruksi (menolak teori). Syarat untuk mengkontruksi, merekontruksi dan dekontruksi teori : Harus relevan. Harus dapat dilaksanakan (applicable) Harus dapat dikaji ulang (replicable) Harus konsisten. Konsuekensi mempelajari Teori Ilmu-Ilmu Sosial : Akumulasi Depresi : nilai-nilai lama ditinggalkan dan menggunakan nilai-nilai baru. Asimilasi ANATOMI DAN JENIS TEORI ILMU-ILMU SOSIAL Anatomi Teori social, terdiri dari : Teori klasik Teori perkembangan/kemajuan (Auguste Comte), teori siklus perubahan budaya (Pitrim Sorokin), teori integritas/solidaritas social (Emile Durkheim), teori konfilik/kepentingan kelas (karl Marx), teori rasionalitas (Max Weber), teori interaksi (George Simmer) dan teori kontruksi social (Peter Berger). Teori modern Teori feonmenologi (Max weber), teori Interaksionalisme simbolik (Herbert Mead), teori dramaturgi (Erving Goffman), teori Etnometodologi (Harold Garfinkel), teori pertukaran fungsional (Talcott Parson), teori fungsionalisme Struktural (Robert Merton), teori neo-fungsionalisme (Jeffrey Alexander), dan teori kritis (Karl Marx) Teori kontemporer/Post modern Teori hegemoni (Antonio Gramci), teori strukturisasi (Anthonny Gidden), teori pilihan rasional (John Elster), teori konflik (Ralf Dahdendof), teori post-modernism (Pierre Bourdie, Michael Foucault, Jarques Derrida) dan teori kritis (Jurgen Habermas). KEHIDUPAN SOSIAL MANUSIA Aristoteles “Manusia adalah makhluk indvidu dan social”. Berbeda dengan Gilles Deluze yang mengatakan bahwa : o Berkelompok jahat (Mondiale) >> ingat teori anti organisasi by Etziond/kelas social by karl Marx. o Action-Reaction ; stream-counter stream. o Dampak bagi Gilles >> Bunuh diri (Sucide) pada tanggal 4 november 1995. Objek manusia yang diamati dalam kehidupan social o Perilaku manusia yang tidak dilihat (unkwon, persepsi, kepribadian, sikap, motif, proses belajar, fakta) o Perilaku manusia yang terlihat (known, dinamika, aktivitas, data) o Apa yang dipikirkan o Apa yang diucapkan o Apa yang dilakukan o Suasana yang dirasakan (momen, situs, setting, kesan) Manusia dalam perspektif ilmu social ( Manusia sebagai individu) o Subjek yang melakukan/tidak melakukan sesuatu. o Subjek yang mempunyai pikiran (rasio) o Subjek yang mempunyai kehendak (will) o Subjek yang mempunyai kebebasan o Subjek yang mampu memberi arti dan makna pada suatu objek (kemampuan interpretasi). o Subjek yang mampu menilai tindakan dan hasil tindakannya sendiri. Manusia memiliki sisi individualisme (pribadi) dan sisi masyarakat (kolektivisme/public). Alasan indvidu berkelompok dan bermasyarakat (Homo Socius) o Karena ada nilai-nilai, norma-norma, dan kaidah-kaidah social o Karena ada hasrat-hasrat fungsi kemasyarakatan >> AGIL ( adaptatif, Goal Attainment, Integratif, Latency by Talcot Parson ) o Karena ada tenaga-tenaga gaib yang menggabungkan >> Invisible Hand by Adam Smith o Karena kebiasaan, tradisi dan pengalaman o Karena ada kepemimpinan, kekuasaan dan politik Perbedaan Indvidu dan Masyarakat INDIVIDU (MAX WEBER) Bebas (voluntary) Berlaku khusus (unik) Internal (didalam diri individu) Hubungan Subjektif Interpretative (cara bertindak yang relative) MASYARAKAT (EMILE DUKHEIM) Memaksa (imperative) Berlaku umum Eskternal (diluar individu) Hubungan Objektif Fakta social (cara bertindak yang pasti) Manusia memiliki perbedaan dan persamaan dalam dirinya sebagai indvidu dan dirinya sebagai public, hal ini dikarenakan oleh adanya : o Hidayah insting/naluri o Hidayah panca indra Kecerdasan emosioanal o Hidayah akal Kecerdasan intelektual o Hidayah tauhid o Hidayah agama Kecerdasan spiritual Perbedaan dan Persamaan Manusia (Alfred R.Lateiner, 1976. The Technique of Supervisor) PERBEDAAN Cara berpikir Cara berucap Cara berperasaan Cara bertindak PERSAMAAN Naluri berkelompok Naluri bergolong Naluri bekerjasama Naluri menolong Teori Dikotomi Indvidu-Masyarakat Masyarakat (abstrak) Individu (Konkret) Wilayah Private Wilayah Publik *) secara teoritis ada tetapi secara kenyataan/fakta tidak ada Teori Konflik Indvidu-Masyarakat Individu VERSUS Mayarakat Konflik Versus Kontras Indvidu dan masyarakt tidak bisa dipertemukan karena ada tujuan dan cara mencapai tujuannya berbeda. Fred Luther membagi kelompok menjadi 3 : (1) Natural konflik (konflik alami) (2) Konflik perlu dihindarkan (3) Konflik adalah sesuatu yang positif Teori Proses Eksternalisasi Indvidu-masyarakat Mayarakat Deviant Man Agency Aktor Man in Society Man as drama Provokator Penentang Arus Nilai Mempengaruhi Norma Budaya Ideologi Teori Internalisasi Individu Masyarakat Mayarakat Society Man Society as drama Mempengaruhi Socio Drama Ideology Budaya Nilai Norma TEORI INTERAKSI INDIVIDU-MASYARAKAT Saling Mempengaruhi Harmoni (Keseimbangan) Complain (Mengeluh) Complacent (tenang) Home Ostasis Strukturaisasi Mayarakat Cooperation (kerjasama) Comeptition (Kompetisi) Conflict (konflik) Compromise (Kompromi) Teori Kontruksi Sosial (Burger and Luckmann) eksternalisasi ( Pencurahan kedirian ke dunia realitas objektif/Adaptasi) Objektivitasi (aktualisasi pemahaman dalam bentuk tindakan) Internalisasi (Proses pengembalian tindakan yang telah melembaga ke dalam diri dan menjadi sikap) *) sebagai kenyataan social (social reality) atau proses dealetik fundamental. PERUBAHAN MASYARAKAT Kategori Perubahan 1). Perubahan karena perkembangan alami (development/natural change) 2). Perubahan secara tiba-tiba (accidental change, suprizing condition) 3). Perubahan terencana (planned/incidental change, social engenering, artificial change) Ket : point 1) dan 2) sebagai bentuk perubahan yang tidak direncanakan (UnPlanned), bukan atas kesadaran kolektif, tetapi karena tekananan dan paksaan kodrati/alami. Risiko Perubahan 1). Sesuai yang diharapkan (functional consequences) dan yang tidak diharapkan (dysfunctional consequences) 2). Perubahan bisa lambat (evolusi) dan bisa cepat (revolusi), tergantung : a. Sifat perubahan Keuntungan/keunggulan relative (relative advantages) Sesuai norma setempat (compatability) Tidak terlalu luas (complexity) Dapat dicoba (trialbility) Dapat dikaji kembali (observability) b. Karakteristik masyarakat (survival, growth, estabalisment) c. Metode sosialisasi dan komunikasi yang digunakan Perubahan Masyarakat masyarakat tradisional (agriculture conventional) • individual + communication Power masyarakat modern/ industrial/ IPTEK/ Free Lunch •Communication + Community power •Public opinion + Collective Power (1) Masyarakat Nomaden (Primatif) (datang, tebang, bakar, tanam pindah) (4) Masyarakat maju (modern) (solidaritas organic, menundukkan alam) (2) Masyarakat Agraris tradisional (menetapkan, tunduk pada alam, solidaritas mekanik) (5) Masyarakat komunikasi + informasi + teknologi (rekayasa informasi teknologi, menguasai alam) masyarakat post-modern/ normatif/media/ cyber/digital/ elektronik/free (8) Masyarakat Post Modern/ kontemporer (Anomie, Anomali, chaos, Permisif, sekunder, tampil beda, hyperbola, hyper reality, Abnormal, pragmatis, EGP ? (kiamat) (3) Masyarakat transisi (Prismatik) (Poly communication & clerts, Play Normatif) (6) Masyarakat satu bumi (Global, bioshapre) (harmonisasi lingkungan, HAM dan demokrasi) (7) Masayarakat Partisipatif (civil society, society emprovment) NILAI Ciri-ciri Nilai Konstruksi masyarakat Kepuasan manusia Membantu masyarakat Saling berkaitan Bervariasi Dapat dipelajari Memiliki konsuekensi Mempengaruhi emosi Mempengaruhi kepribadian Fungsi nilai Menetapkan kebanggaan (harga diri) Adat kontrol diri Alat solidaritas Arah berpikir, berperilaku, dan bersikap Memenuhi peran social Daya ikat norma Cara (usage) Kebiasaan (folkways) Tata kelakuan (mores) Adat istiadat (costum) Pembidangan norma Norma agama Norma adat (kebiasaan) Norma kesusilaan (kesopanan) Norma hukum