Teori Ilmu Sosial by Celine Santoso

advertisement
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
PEMBELAJARAN TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
Fokus utama Teori Ilmu-Ilmu Sosial :
 Mempelajari nilai-nilai dan norma-norma social
Sasaran Teori Ilmu-Ilmu Sosial :
 Mempelajari individu dalam kehidupan bermasyarakat, meliputi nilai-nilai dan
norma-norma yang berkembang dalam masyarakat.
 Nilai-nilai dalam masyarakat meliputi : jenis nilai, ciri nilai dan fungsi nilai.
 Jenis nilai, meliputi : nilai material/phisik dan nilai non material,
kerohanian/moral : nilai instrinsik, nilai instrumental dan nilai praxis.
Tujuan mempelajari Teori Ilmu-Ilmu Sosial :
 Understanding
: memberikan pengertian dan pemahaman teori.
 Explaining
: mampu menjelaskan suatu peristiwa.
 Forecasting
: prediksi/ menganalisa/ meramalkan.
 Sencivity- reflection : melatih kepekaan social.
 Control of theory
: mencoba mengkritisi teori itu sendiri.
Manfaat mempelajari Teori Ilmu-Ilmu Sosial :
 Sebagai alat/instrument untuk menjelaskan teori social atau peristiwa yang
diamati.
 Sebagai alat analitis ( the tool of analysis).
 Sebagai sarana atau upaya untuk mengkontruksi teori/ membangun teori
merekontruksi (menyempurnakan), dan dekontruksi (menolak teori). Syarat
untuk mengkontruksi, merekontruksi dan dekontruksi teori :

Harus relevan.

Harus dapat dilaksanakan (applicable)

Harus dapat dikaji ulang (replicable)

Harus konsisten.
Konsuekensi mempelajari Teori Ilmu-Ilmu Sosial :
 Akumulasi
 Depresi : nilai-nilai lama ditinggalkan dan menggunakan nilai-nilai baru.
 Asimilasi
ANATOMI DAN JENIS TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
Anatomi Teori social, terdiri dari :

Teori klasik
Teori perkembangan/kemajuan (Auguste Comte), teori siklus perubahan
budaya (Pitrim Sorokin), teori integritas/solidaritas social (Emile Durkheim),
teori konfilik/kepentingan kelas (karl Marx), teori rasionalitas (Max Weber),
teori interaksi (George Simmer) dan teori kontruksi social (Peter Berger).

Teori modern
Teori feonmenologi (Max weber), teori Interaksionalisme simbolik (Herbert
Mead), teori dramaturgi (Erving Goffman), teori Etnometodologi (Harold
Garfinkel), teori pertukaran fungsional (Talcott Parson), teori fungsionalisme
Struktural (Robert Merton), teori neo-fungsionalisme (Jeffrey Alexander),
dan teori kritis (Karl Marx)

Teori kontemporer/Post modern
Teori hegemoni (Antonio Gramci), teori strukturisasi (Anthonny Gidden),
teori pilihan rasional (John Elster), teori konflik (Ralf Dahdendof), teori
post-modernism (Pierre Bourdie, Michael Foucault, Jarques Derrida) dan
teori kritis (Jurgen Habermas).
KEHIDUPAN SOSIAL MANUSIA
Aristoteles “Manusia adalah makhluk indvidu dan social”. Berbeda dengan Gilles
Deluze yang mengatakan bahwa :
o Berkelompok jahat (Mondiale) >> ingat teori anti organisasi by Etziond/kelas
social by karl Marx.
o Action-Reaction ; stream-counter stream.
o Dampak bagi Gilles >> Bunuh diri (Sucide) pada tanggal 4 november 1995.
Objek manusia yang diamati dalam kehidupan social
o Perilaku manusia yang tidak dilihat (unkwon, persepsi, kepribadian, sikap,
motif, proses belajar, fakta)
o Perilaku manusia yang terlihat (known, dinamika, aktivitas, data)
o Apa yang dipikirkan
o Apa yang diucapkan
o Apa yang dilakukan
o Suasana yang dirasakan (momen, situs, setting, kesan)
Manusia dalam perspektif ilmu social ( Manusia sebagai individu)
o Subjek yang melakukan/tidak melakukan sesuatu.
o Subjek yang mempunyai pikiran (rasio)
o Subjek yang mempunyai kehendak (will)
o Subjek yang mempunyai kebebasan
o Subjek yang mampu memberi arti dan makna pada suatu objek (kemampuan
interpretasi).
o Subjek yang mampu menilai tindakan dan hasil tindakannya sendiri.
Manusia memiliki sisi individualisme (pribadi) dan sisi masyarakat
(kolektivisme/public).
Alasan indvidu berkelompok dan bermasyarakat (Homo Socius)
o Karena ada nilai-nilai, norma-norma, dan kaidah-kaidah social
o Karena ada hasrat-hasrat fungsi kemasyarakatan >> AGIL ( adaptatif, Goal
Attainment, Integratif, Latency by Talcot Parson )
o Karena ada tenaga-tenaga gaib yang menggabungkan >> Invisible Hand by
Adam Smith
o Karena kebiasaan, tradisi dan pengalaman
o Karena ada kepemimpinan, kekuasaan dan politik
Perbedaan Indvidu dan Masyarakat
INDIVIDU (MAX WEBER)
Bebas (voluntary)
Berlaku khusus (unik)
Internal (didalam diri individu)
Hubungan Subjektif
Interpretative
(cara bertindak yang relative)
MASYARAKAT (EMILE DUKHEIM)
Memaksa (imperative)
Berlaku umum
Eskternal (diluar individu)
Hubungan Objektif
Fakta social
(cara bertindak yang pasti)
Manusia memiliki perbedaan dan persamaan dalam dirinya sebagai indvidu dan
dirinya sebagai public, hal ini dikarenakan oleh adanya :
o Hidayah insting/naluri
o Hidayah panca indra
Kecerdasan emosioanal
o Hidayah akal
Kecerdasan intelektual
o Hidayah tauhid
o Hidayah agama
Kecerdasan spiritual
Perbedaan dan Persamaan Manusia (Alfred R.Lateiner, 1976. The Technique of
Supervisor)
PERBEDAAN
Cara berpikir
Cara berucap
Cara berperasaan
Cara bertindak
PERSAMAAN
Naluri berkelompok
Naluri bergolong
Naluri bekerjasama
Naluri menolong
Teori Dikotomi Indvidu-Masyarakat
Masyarakat
(abstrak)
Individu
(Konkret)
Wilayah Private
Wilayah Publik
*) secara teoritis ada tetapi secara kenyataan/fakta tidak ada
Teori Konflik Indvidu-Masyarakat
Individu
VERSUS
Mayarakat
Konflik
Versus
Kontras
Indvidu dan masyarakt tidak bisa dipertemukan karena ada tujuan dan cara
mencapai tujuannya berbeda. Fred Luther membagi kelompok menjadi 3 :
(1) Natural konflik (konflik alami)
(2) Konflik perlu dihindarkan
(3) Konflik adalah sesuatu yang positif
Teori Proses Eksternalisasi Indvidu-masyarakat
Mayarakat
Deviant Man
Agency
Aktor
Man in Society
Man as drama
Provokator
Penentang Arus
Nilai
Mempengaruhi
Norma
Budaya
Ideologi
Teori Internalisasi Individu Masyarakat
Mayarakat
Society Man
Society as drama
Mempengaruhi
Socio Drama
Ideology
Budaya
Nilai
Norma
TEORI INTERAKSI INDIVIDU-MASYARAKAT
Saling
Mempengaruhi
Harmoni (Keseimbangan)
Complain (Mengeluh)
Complacent (tenang)
Home Ostasis
Strukturaisasi
Mayarakat
Cooperation (kerjasama)
Comeptition (Kompetisi)
Conflict (konflik)
Compromise (Kompromi)
Teori Kontruksi Sosial (Burger and Luckmann)
eksternalisasi
( Pencurahan kedirian
ke dunia realitas
objektif/Adaptasi)
Objektivitasi
(aktualisasi pemahaman
dalam bentuk tindakan)
Internalisasi
(Proses pengembalian tindakan
yang telah melembaga ke dalam
diri dan menjadi sikap)
*) sebagai kenyataan social (social reality) atau proses dealetik fundamental.
PERUBAHAN MASYARAKAT
Kategori Perubahan
1). Perubahan karena perkembangan alami (development/natural change)
2). Perubahan secara tiba-tiba (accidental change, suprizing condition)
3). Perubahan terencana (planned/incidental change, social engenering, artificial
change)
Ket : point 1) dan 2) sebagai bentuk perubahan yang tidak direncanakan (UnPlanned), bukan atas kesadaran kolektif, tetapi karena tekananan dan paksaan
kodrati/alami.
Risiko Perubahan
1). Sesuai yang diharapkan (functional consequences) dan yang tidak diharapkan
(dysfunctional consequences)
2). Perubahan bisa lambat (evolusi) dan bisa cepat (revolusi), tergantung :
a. Sifat perubahan
 Keuntungan/keunggulan relative (relative advantages)
 Sesuai norma setempat (compatability)
 Tidak terlalu luas (complexity)
 Dapat dicoba (trialbility)
 Dapat dikaji kembali (observability)
b. Karakteristik masyarakat (survival, growth, estabalisment)
c. Metode sosialisasi dan komunikasi yang digunakan
Perubahan Masyarakat
masyarakat
tradisional
(agriculture
conventional)
• individual + communication Power
masyarakat modern/
industrial/ IPTEK/ Free Lunch
•Communication + Community
power
•Public opinion + Collective
Power
(1) Masyarakat Nomaden
(Primatif)
(datang, tebang, bakar,
tanam pindah)
(4) Masyarakat maju
(modern)
(solidaritas organic,
menundukkan alam)
(2) Masyarakat Agraris
tradisional
(menetapkan, tunduk
pada alam, solidaritas
mekanik)
(5) Masyarakat
komunikasi + informasi
+ teknologi
(rekayasa informasi
teknologi, menguasai
alam)
masyarakat post-modern/
normatif/media/
cyber/digital/
elektronik/free
(8) Masyarakat Post
Modern/ kontemporer
(Anomie, Anomali,
chaos, Permisif,
sekunder, tampil beda,
hyperbola, hyper
reality, Abnormal,
pragmatis, EGP
?
(kiamat)
(3) Masyarakat transisi
(Prismatik)
(Poly communication &
clerts, Play Normatif)
(6) Masyarakat satu bumi
(Global, bioshapre)
(harmonisasi
lingkungan, HAM dan
demokrasi)
(7) Masayarakat
Partisipatif (civil
society, society
emprovment)
NILAI
Ciri-ciri Nilai

Konstruksi masyarakat

Kepuasan manusia

Membantu masyarakat

Saling berkaitan

Bervariasi

Dapat dipelajari

Memiliki konsuekensi

Mempengaruhi emosi

Mempengaruhi kepribadian
Fungsi nilai

Menetapkan kebanggaan (harga diri)

Adat kontrol diri

Alat solidaritas

Arah berpikir, berperilaku, dan bersikap

Memenuhi peran social
Daya ikat norma

Cara (usage)

Kebiasaan (folkways)

Tata kelakuan (mores)

Adat istiadat (costum)
Pembidangan norma

Norma agama

Norma adat (kebiasaan)

Norma kesusilaan (kesopanan)

Norma hukum
Download