BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Siklus Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Dewasa ini akuntansi berperan sebagai alat pembantu dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan keuangan. Keputusan tepat yang diambil oleh para individu, perusahaan, pemerintah dan kesatuan-kesatuan lain merupakan hal yang esensial bagi distribusi dan penggunaan sumber daya secara efisien. Untuk mengambil keputusan seperti itu, kelompok-kelompok tersebut harus mempunyai informasi yang dapat diandalkan yang diperoleh dari sistem akuntansi. Oleh karena itu, tujuan akuntansi adalah mencatat, mengikhtisarkan, melaporkan dan menginterpretasikan data ekonomi untuk digunakan oleh banyak kelompok. Menurut Warren, Reeve dan Fess (2002:6) akuntansi didefinisikan sebagai berikut: “ In a general sense, accounting can be defined as an information system that provides reports to stakeholders about the economic activities and condition of a business.” Menurut Komite Terminologi AICPA ( The Committee on Terminology of The American Institute of Certified Public Accountants ) yang dikutip oleh Ahmed Riahi-Belkaoui yang diterjemahkan oleh Marwata,dkk ( 2000:38 ) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut : 8 9 “ Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasikan hasil proses tersebut.” Selain itu Riahi-Belkaoui juga mengutip dari Accounting Principles Board, Statement No.4, “Basic Concept and Accounting Principles Underlying Financial Statement of Business Enterprises “ menyatakan bahwa :` “Akuntansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomik yang diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomik, dalam membuat pilihan di antara alternatif tindakan yang ada.” Akuntansi acap kali disebut sebagai bahasa bisnis (Language of Business). Bahasa ini dapat dipandang sebagai suatu sistem informasi yang memberikan informasi yang penting atau esensial mengenai aktivitas keuangan suatu kesatuan kepada berbagai pribadi atau kelompok untuk digunakan dalam membuat pertimbangan dan keputusan yang terinformasi. Definisi akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu definisi dari sudut pemakai jasa akuntansi dan dari sudut proses kegiatannya. Ditinjau dari sudut pemakainya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin yang menyediakan informasi yang untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi. Apabila ditinjau dari sudut proses kegiatan, akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan akuntansi merupakan tugas yang kompleks dan 10 menyangkut bermacam-macam kegiatan. Pada dasarnya, akuntansi harus mengidentifikasikan data mana yang berkaitan atau relevan dengan keputusan yang akan diambil, memproses atau menganalisis data yang relevan, dan mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. 2.1.2 Siklus Akuntansi Suatu transaksi perusahaan adalah terjadinya peristiwa atau keadaan yang harus dicatat. Suatu transaksi perusahaan tertentu dapat menimbulkan peristiwa atau keadaan yang mengakibatkan transaksi lainnya, misalnya pembelian barang dengan secara kredit akan disusul dengan transaksi lainnya yaitu pembayaran kepada kreditor . Setiap peristiwa ini harus dicatatat. Transaksi perusahaan merupakan informasi awal untuk suatu sistem akuntansi keuangan yang digunakan untuk mengolah transaksi dan digunakan sebagai dasar untuk membuat laporan keuangan. Langkah-langkah yang terdapat dalam suatu pengolahan akuntansi secara manual : 1.Transaksi mula-mula dicatat pada dokumen sumber. Contoh dokumen sumber yang menunjukan bahwa suatu transaksi terjadi adalah faktur penjualan. 2.Transaksi yang terjadi dalam suatu periode dicatat secara kronologis dalam sebuah buku yang dinamakan buku jurnal. Jurnal merupakan catatan transaksi yang berdasarkan tanggal terjadinya transaksi. Dengan demikian, jurnal menjadi catatan permanen semua transaksi perusahaan. 11 3.Selanjutnya transaksi dipindahkan dari jurnal ke perkiraan yang terdapat di buku besar secara periodik. Proses pemindahan ini disebut posting. Setelah selesai dipindahkan atau diposting, saldo setiap perkiraan dapat dihitung. 4.Kemudian daftar semua perkiraan, lengkap dengan saldonya, dibuat. Daftar ini yangdisebut neraca percobaan. Neraca percobaan dibuat untuk menguji keseimbangan debit dan kredit perkiraan yang ada dalam buku besar. Siklus akuntansi dapat dilihat dalam bentuk bagan siklus sebagai berikut : Bukti transaksi Jurnal pembalik Jurnal Buku besar Neraca Percobaan Neraca percobaan Setelah penutupan Jurnal penutup Jurnal Penyesuaian Work Sheet Laporan keuangan Semua proses yang harus dilakukan untuk menghasilkan laporan keuangan disebut siklus akuntansi. Menurut Aliminsyah dan Padji (2003:283) siklus akuntansi didefinisikan : 12 “ Siklus akuntansi (accounting cycle) : tahap-tahap kegiatan dalam proses pencatatan dan pelaporan akuntansi, mulai dari terjadinya transaksi sampai dengan dibuatnya laporan keuangan.” Sedangkan menurut Gibson (2001:42) menyatakan : “ The sequence of accounting procedure completed during each accounting period is called the accounting cycle” Untuk memperlancar proses akuntansi ( siklus akuntansi ) dalam menghasilkan laporan keuangan diperlukan suatu sistem akuntansi yang baik. Salah satu ciri sistem akuntansi yang baik adalah dokumen dan catatan yang memadai. Dokumen dan catatan tersebut digunakan dalam proses akuntansi atau yang biasa disebut dengan siklus akuntansi. 2.1.2.1 Dokumen dan Catatan Dalam Siklus Akuntansi Dalam proses penyusunan laporan keuangan atau biasa disebut siklus akuntansi digunakan dokumen dan catatan. Dokumen dan catatan tersebut memudahkan dalam proses penyusunan laporan keuangan. Dokumen dan catatan yang digunakan dalam proses penyusunan laporan keuangan antara lain : a. Dokumen sumber Merupakan catatan pertama dari setiap transaksi yang terjadi dan digunakan sebagai dasar pencatatan dalam buku jurnal baik yang dibuat sendiri 13 atau yang berasal dari luar. Contoh dari dokumen sumber antara lain faktur penjualan, faktur pembelian, rekening listrik maupun bukti transaksi internal seperti daftar gaji ( slip gaji ), alokasi penyusutan, dan sebagainya. b. Jurnal atau Buku Harian (Journal) Merupakan media dalam proses pencatatan akuntansi yang pertama kali dilakukan. Menurut Mulyadi ( 2001:4 ) menyatakan : “Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, meringkas data keuangan dan data yang lainnya.” Sedangkan menurut Al Haryono Jusup ( 2001:120 ), jurnal didefinisikan sebagai : “Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis ( berdasarkan waktu terjadinya ) dengan menunjukkan rekening yang harus didebitkan dan dikreditkan beserta jumlah rupiahnya masing-masing.” Manfaat pemakaian jurnal dalam pencatatandi perusahaan antara lain : 1.Jurnal merupakan alat pencatatan yang dapat menggambarkan pos-pos yang terpengaruh oleh suatu transaksi. 2.Jurnal juga merupakan alat pencatatan yang memberi gambaran secara kronologis ( menurut urutan waktu terjadinya transaksi ), sehingga dapat memberikan gambaran yang lengkap tentang seluruh transaksi perusahaan berdasarkan urutan-urutan kejadiannya. 3.Jurnal dapat dipecah-pecah menjadi beberapa jurnal khusus yang dikerjakan oleh beberapa orang secara bersamaan. 14 4.Jurnal menyediakan ruang yang cukup untuk keterangan transaksi. Sebaliknya ruang yang tersedia dalam kolom keterangan di rekeningrekening buku besar sangat terbatas, sehingga tidak dapat memuat keterangan yang cukup. 5.Apabila transaksi dicatat secara langsung ke buku besar dan terjadi kesalahan dalam mencatatnya, maka letak kesalahan tersebut di buku besar akan sulit ditemukan. Jurnal dapat dikelompokkan menjadi : a.Jurnal umum ( general journal ) Yaitu jurnal yang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi dan kejadian keuangan di dalam suatu perusahaan ( jika perusahaan hanya menggunakan jurnal umum ) atau digunakan untuk mencatat transaksitransaksi dan kejadian-kejadian keuangan yang tidak dapat dicatat dalam salah satu jurnal khusus. Kadang-kadang disebut juga dengan buku memorial, jurnal memorial, buku harian umum, atau buku jurnal. b.Jurnal khusus ( special journal ) Yaitu buku harian ( jurnal ) yang dirancang untuk mencatat suatu transaksi atau beberapa transaksi tertentu yang sejenis yang sering terjadi di perusahaan serta mempengaruhi perkiraan yang sama. Jurnal khusus umumnya terdiri dari : 1.Jurnal pembelian ( purchase journal ) Yaitu buku harian ( jurnal ) yang dipergunakan khusus untuk mencatat pembelian barang dagangan secara kredit. 15 2.Jurnal penjualan ( sales journal ) Yaitu buku harian ( jurnal ) yang dipergunakan khusus untuk mencatat penjualan barang dagangan secara kredit. 3.Jurnal penerimaan kas ( cash receipt journal ) Yaitu buku harian ( jurnal ) yang dipergunakan khusus untuk mencatat semua penerimaan uang termasuk penjualan tunai yang dilakukan oleh perusahaan. 4.Jurnal pengeluaran kas ( cash disbursement journal ) Yaitu buku harian ( jurnal ) yang dipergunakan khusus untuk mencatat semua pengeluaran uang termasuk pembelian barang dagangan secara tunai yang dilakukan oleh perusahaan. c. Buku Besar ( Ledger ) Merupakan kumpulan dari perkiraan-perkiraan yang saling berhubungan dan yang merupakan satu kesatuan sendiri, yang disusun sedemikian rupa sehingga ketika diperlukan mudah ditemukan. Buku besar digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal-jurnal. Proses pemindahan data-data keuangan yang telah dicatat di dalam jurnal ke dalam buku besar disebut dengan posting. Buku besar ada 2 macam, yaitu : 1.Buku besar utama ( general ledger ) Merupakan kumpulan perkiraan yang saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan, yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan. Buku besar utama tidak dapat digunakan untuk 16 mengetahui posisi keuangan perusahaan pada periode berjalan karena pencatatan atau posting ke buku besar utama dilakukan secara berkala, misalnya tiap bulan. 2.Buku besar pembantu ( subsidiary ledger ) Merupakan buku atau perangkat yang dibuat untuk merinci secara individual bagian dari perkiraan tertentu untuk mendukung informasi yang terdapat di buku besar utama. Buku besar pembantu biasanya digunakan pada perkiraan-perkiraan tertentu pada aktiva dan kewajiban. d. Neraca Percobaan atau Neraca Saldo ( Trial Balance ) Merupakan daftar yang memuat saldo dari perkiraan yang terdapat dalam buku besar perusahaan pada suatu saat tertentu. Penyusunan neraca percobaan atau neraca saldo biasanya dilakukan pada tiap-tiap akhir bulan atau pada akhir periode akuntansi. Saldo-saldo ini merupakan ringkasan dari akibat-akibat transaksi yang telah dicatat dalam periode akuntansi. Tujuan penyusunan neraca percobaan adalah untuk mempersiapkan penyusunan laporan keuangan, namun laporan keuangan sering kali tidak dapat disusun langsung dari neraca percobaan, karena data pada neraca percobaan masih memerlukan penyesuaian. Selain itu, neraca percobaan memiliki tujuan penyusunan yang lain yaitu untuk menguji apakah transaksi telah diposkan ke akunnya dengan benar, selain itu menguji apakah jumlah yang diposkan ke buku besar telah mencerminkan nilai transaksi yang sebenarnya. 17 e. Neraca Lajur ( Work sheet ) Sebelum disajikan kepada pemakai, laporan keuangan harus melalui beberapa tahap pencatatan untuk menjamin keakuratan informasi keuangan perusahaan yang sebenarnya. Proses pencatatan demikian dapat dilakukan dengan lebih mudah jika menggunakan alat bantu yang disebut neraca lajur atau dapat disebut juga kertas kerja. Neraca lajur atau kertas kerja dpat didefinisikan sebagai daftar berkolom yang disusun secara sistematis sebagai kertas kerja yang memuat ringkasan data keuangan, yang diperlukan untuk menyusun laporan keuangan pada suatu akhir periode. Neraca lajur merupakan suatu alat bantu di dalam laporan keuangan, bukan merupakan laporan final. Bentuk neraca lajur yang paling banyak digunakan adalah neraca lajur 10 kolom dan 12 kolom. Kolom-kolom yang ada di dalam neraca lajur 10 kolom adalah kolom untuk neraca saldo atau neraca percobaan, untuk penyesuaian, neraca saldo atau neraca percobaan yang telah disesuaikan, laporan rugi laba, dan neraca. Pembuatan neraca lajur memiliki tujuan antara lain : 1.untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan. 2.untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan data penyesuaian, sehingga merupakan persiapan sebelum disusun laporan keuangan formal. 3.untuk mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin dilakukan dalam membuat jurnal penyesuaian. 18 2.1.2.2.Kode Rekening Perusahaan baik perusahaan jasa, perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur, melakukan banyak sekali transaksi dalam menjalankan kegiatannya. Oleh karena itu, untuk memudahkan dalam pencatatan dan penggolongan transaksi, transaksi tersebut harus dikelompokkan dalam suatu catatan yang disebut perkiraan ( akun ). Akun atau perkiraan dapat didefinisikan sebagai formulir atau media yang dipergunakan untuk mengelompokkan transaksi-transaksi yang sejenis ke dalam satu nama kelompok transaksi dan tempat untuk mencatat penambahan dan pengurangan yang terjadi dalam kelompok tersebut. Dalam membuat kode rekening atau akun ada 4 hal yang perlu diperhatikan, antara lain : 1.masih dimungkinkan penambahan akun atau rekening atau perkiraan baru sesuai dengan kebutuhan perusahaan tanpa mengubah struktur dasar teknik pengkodean. 2.pemberian kode akun harus sesederhana mungkin. 3.harus dipisahkan antara akun harta, hutang, modal, pendapatan, dan biaya. 4.pemberian kode akun harus mengindahkan susunan neraca, laporan rugi laba. Ada beberapa macam teknik pengkodean rekening yang lazi digunakan dalam akuntansi antara lain : 19 1.Kode numerial Merupakan suatu cara pengkodean akun dengan menggunakan angkaangka dari nol sampai sembilan (0-9). Lazimnya, pengkodean ini menggunakan angka secara berurut. Pemberian kode dengan cara ini memiliki kelemahan, yaitu ketika perusahaan menambah akun baru nomornya dapat berjauhan dari akun yang sejenis. 2.Kode desimal Merupakan pemberian kode akun dengan menggunakan lebih dari satu angka. Setiap pemberian kode angka menggambarkan arti tersendiri. Kode desimal dibedakan menjadi beberapa, yaitu : a.Kode kelompok Pemberian kode kelompok dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang terdapat pada kode nomor berurut ( kode numerial ). Menurut pengkodean ini, setiap akun diberi kode tersendiri untuk membedakannya dengan kelompok akun yang lain. Kode akun dapat terdiri dari 2 angka, 3 angka atau 4 angka. Contoh pengkodean dengan menggunakan 2 angka dapat diihat sebagai berikut, yaitu : 1 Harta 11 Kas 12 Piutang 13 Perlengkapan 14 Sewa dibayar dimuka 20 Pemberian kode akun dengan 2 angka hanya cocok untuk perusahaan kecil yang tidak banyak menggunakan akun. Pada perusahaan yang menggunakan banyak akun, penomoran kode akun dapat diperluas dengan menambah satu angka. Pemberian kode akun dengan 3 angka ini sudah lebih baik karena dapat menunjukkan kelompok, golongan dan jenis akun. Seperti yang ditunjukkan pada contoh berikut : Kas Kelompok ( harta ) Golongan ( harta lancar ) Nomor urutan pada golongan b.Kode Blok Cara pengkodean ini mensyaratkan agar akun terlebih dulu dikelompokkan dan digolongkan. Dalam sistem kode blok setiap kelompok diberi 1 blok nomor urut. Misalnya seperti berikut : Kelompok Kode Blok Aktiva 100-199 Kewajiban 200-299 Modal 300-399 Pendapatan 400-499 Biaya 500-599 21 Dalam pengkodean blok kelompok dibagi atas beberapa blok sesuai dengan golongan masing-masing. Jadi setiap kelompok mungkin dibagi lagi seperti berikut : Missal untuk kelompok aktiva : Kode Kelompok 100-199 Aktiva 100-149 Aktiva lancar 150-179 Aktiva Tetap 180-199 Aktiva Lain-lain 3. Kode Kombinasi Huruf dan Angka Pengkodean ini mengkombinasikan huruf dan angka dalam membuat kode akun. Misalnya, ada kode akun AL.102-Piutang, pada kode akun ini A menunjukkan kelompok aktiva, L menunjukkan golongan aktiva lancar dan 102 adalah nomor urut perkiraan piutang dalam kelompok. 2.2.Laporan Keuangan 2.2.1.Pengertian Laporan Keuangan Tujuan utama dari peta adalah untuk menolong penggunanya mencapai tujuan yang diinginkan melalui gambar yang disajikan. Laporan keuangan memiliki kemungkinan untuk menjadi peta, Jika ditinjau atau dilihat sebagai peta, laporan keuangan adalah dasar untuk mengerti posisi keuangan dari suatu perusahaan dan untuk melihat sejarah perusahaan serta melihat kinerja perusahaan yang akan datang. Laporan keuangan 22 memiliki kemampuan untuk menyajikan tentang kesehatan keuangan perusahaan dan membantu dalam pengambilan keputusan. Menurut Aliminsyah dan Padji (2003:225) laporan keuangan dinyatakan sebagai berikut : “Laporan keuangan ( financial statement ) : laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan baik di dalam maupun di luar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari neraca, perhitungan rugi laba, dan laporan perubahan posisi keuangan.” Sedangkan menurut Sadeli ( 2002:18 ) menyatakan bahwa : “Laporan keuangan adalah laporan tertulis yang memberikan informasi kuantiatif tentang posisi keuangan dan perubahanperubahannnya, serta hasil yang dicapai selama periode tertentu.” Berbeda dengan yang dinyatakan oleh Warren, Reeve dan Fess (2002:16) mereka menyatakan : “After transactions have been recorded and summarized, reports are prepared for users. The accounting reports that provide this information are called financial statement.” Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi, di mana peristiwa-peristiwa yang menyangkut masalah keuangan dicatat, dikelompokkan dan diikhtisarkan, untuk selanjutnya dilaporkan dalan suatu bentuk laporan yang disebut laporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen antara lain : neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas 23 dan catatan atas laporan keuangan. Di dalam laporan keuangan ini terlihat jelas pengaruh setiap transaksi,terhadap harta, hutang, modal, pendapatan, dan biaya. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap kemajuan perusahaan, memerlukan laporan keuangan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan. Agar laporan keuangan dapat dimengerti oleh pihak-pihak yang berkepentingan, maka perlu adanya keseragaman yang berlaku umum dalam bentuk penyajiannya. Oleh karena itu, diperlukan suatu pedoman pokok atau standar dalam penyusunan dan penyajian dalam laporan keuangan yang di Indonesia dikenal sebagai Standar Akuntansi Keuangan. Standar Akuntansi Keuangan merupakan pedoman bagi para akuntan dalam menyusunan dan menyajikan laporan keuangan di Indonesia, juga digunakan dalam memahami laporan keuangan tersebut. Di dalam Standar Akuntansi Keuangan dinyatakan bahwa ( 2004:2 ) : “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan . laporan keuangan biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan ( yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya ,sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana ), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.” 2.2.2 Manfaat Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan produk akhir dari proses atau kegiatan suatu usaha. Laporan ini diperlukan oleh pihak yang berkepentingan, antara lain : manajer, pemilik perusahaan, bankir, kreditor, investor, pemerintah, dan lembaga lain. 24 Laporan keuangan memiliki tujuan umum dalam memenuhi kebutuhan para pemakainya, yaitu : 1.menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang kekayaan dan kewajiban. 2.menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang perubahan kekayaan bersih perusahaan sebagai hasil dari kegiatan usaha. 3.menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang perubahan kekayaan bersih yang bukan berasal dari kegiatan usaha. 4.menyajikan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam menaksir kemampuan perusahaan memperoleh laba. 5.menyajikan informasi lain yang sesuai atau relevan dengan keperluan para pemakainya. Para pemakai laporan keuangan membutuhkan informasi tentang posisi keuangan perusahaan untuk dijadikan bahan untuk mengambil keputusan. Untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan, diperlukan adanya laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan merupakan suatu alat komunikasi antara perusahaan dengan para pemakainya ( stakeholder ) yang membutuhkan informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan tersebut. Pemakai informasi laporan keuangan antara lain : 1.Investor Merupakan penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka 25 lakukan. Informasi yang mereka peroleh digunakan untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham perusahaan juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. 2.Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Selain hal itu, mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja. 3.Pemberi Pinjaman Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. 4.Pemasok dan Kreditor Usaha Lainnya Merupakan pihak yang tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman lain kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan. 26 5.Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan. 6.Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. 7.Masyarakat Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan ( trend ) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. Selain para pemakai laporan keuangan di atas, yang berkepentingan akan laporan keuangan adalah : Pemilik perusahaan, pemilik perusahaan sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan peusahaannya, terutama untuk perusahaan-perusahaan yang pimpinannya diserahkan kepada orang lain. Maka dengan adanya laporan keuangan ini pemililk perusahaan akan menilai kinerja manajemen perusahaan melalui pencapaian tujuan perusahaan dalam hal ini tercapainya laba yang diinginkan. 27 Manajer atau pimpinan perusahaan, dengan mengetahui posisi keuangan periode yang lalu agar dapat menyusun rencana yang lebih baik untuk periode yang akan datang, serta mencari tahu permasalahan apa yang dialami pada periode yang lalu sehingga dapat mencari jalan keluar bagi permasalahan tersebut. Tetapi yang terpenting bagi manajemen laporan keuangan merupakan alat untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepada pihak manajemen. Disamping itu laporan keuangan akan dapat dipergunakan oleh pihak manajemen untuk : - mengukur tingkat biaya yang telah dikeluarkan dari berbagai kegiatan usaha. - menentukan atau mengukur efisiensi dari tiap bagian. - mengukur dan menilai hasil kerja tiap-tiap individu. - menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur baru untuk mencapai hasil yang lebih baik 2.2.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Karakteristik kualitatif akan membentuk informasi yang bermanfaat. Dikatakan kualitatif karena sampai saat ini tidak ada model matematis atau kuantitatif yang bisa dipakai untuk membentuk informasi yang bermanfaat. 28 Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok laporan keuangan yang diungkapkan Ikatan Akuntan Indonsia dalam Standar Akuntansi Keuangan, yaitu antara lain : 1. Dapat dipahami ( understandability ) Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketentuan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan ke dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu. Dapat dipahami mengacu kepada pemakai laporan keuangan yang umum (broad class of decision makers), tidak mengacu kepada sekelompok orang yang khusus. 2. Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Suatu informasi memiliki kualitas relevan kalau adanya informasi tersebut bisa membuat perbedaan keputusan yang diambil. Informasi yang relevan bisa membantu pemakai informasi mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Informasi yang relevan dapat dipakai untuk memprediksi kejadian atau hasil pada masa yang akan datang ( kemampuan prediksi ) dan juga bisa dipakai 29 untuk mengkonfirmasikan kesimpulan-kesimpulan tentang masa yang lalu ( kemampuan memberi feedback ). Untuk memiliki nilai prediktif, informasi tidak perlu harus dalam bentuk ramalan eksplisit. Sebagai tambahan, supaya relevan informasi akuntansi harus tepat waktu. 3. Keandalan Agar bermanfaat, informasi juga harus andal ( reliable ). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur ( faithful representation ) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi mungkin relevan tetapi jika penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan ingormasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. 4. Dapat dibandingkan ( comparability ) Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan ( trend ) posisi dan kinerja keuangan ( intracompany comparison ). Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan (intercompany comparison) untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda. 30 2.2.4 Keterbatasan Laporan Keuangan Laporan keuangan memiliki beberapa keterbatasan antara lain : 1.Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satusatunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. 2.Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu. 3.Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan. 4.Akuntansi hanya melaporkan informasi yang materil. Demikian pula, penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh yang materil terhadap kelayakan laporan keuangan. 5.Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian; bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil. 6.Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa atau transaksi daripada bentuk hukumnya (formalitas). 7.Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan. 31 8.Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan. 9.Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan. 2.2.5 Langkah-langkah Penyusunan Laporan Keuangan Langkah-langkah penyusunan laporan keuangan yang biasanya dilakukan adalah sebagai beikut : 1.Menyusun neraca saldo. 2.Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat jurnal penyesuaian. Hal ini dilakukan karena beberapa transaksi yang terjadi yang dicatat saat transaksi tersebut terjadi masih tidak sesuai dengan keadaan pada akhir periode pada saat laporan keuangan tersebut dibuat. Maka perlu dikumpulkan data tertentu yang nantinya akan digunakan sebagai dasar membuat jurnal penyesuaian. 3.Membuat neraca lajur 4.Menyusun laporan keuangan 5.Menutup rekening-rekening tertentu, yaitu dengan cara membuat jurnal penutup, yaitu suatu jurnal yang digunakan untuk menutup semua rekening nominal ke rekening ikhtisar laba rugi dan memindahkan rekening ikhtisar laba rugi ke rekening saldo laba. Jurnal penutup ini kemudian dibukukan ke dalam buku besar rekening-rekening bersangkutan. 6.Menyusun neraca saldo setelah penutupan 32 7.Menyesuaikan kembali rekening-rekening. Penyesuaian rekening dilakukan dengan cara membuat jurnal pembalik, yaitu suatu jurnal yang digunakan untuk memunculkan kembali rekening-rekening tertentu yang telah ditutup sebelumnya karena rekening-rekening tersebut masih berpengaruh di periode akuntansi yang baru. 2.3 Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Keuangan Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini : a.Neraca b.Laporan Laba Rugi c.Laporan Perubahan Ekuitas d.Laporan Arus Kas e.Catatan Atas Laporan Keuangan Setiap komponen laporan keuangan tersebut harus diidentifikasi secara jelas. Informasi yang harus disajikan di setiap laporan keuangan adalah : 1.Nama perusahan atau identitas lain, 2.Cakupan laporan keuangan, apakah mencakup hanya satu entitas atau beberapa entitas, 3.Tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, 4.Mata uang dalam pelaporan, 5.Satuan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan 33 2.3.1 Neraca 2.3.1.1 Pengertian Neraca Salah satu tujuan laporan keuangan yang lebih spesifik adalah untuk memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban dan modal dari suatu entitas atau perusahaan. Informasi tersebut diringkas dalam neraca. Neraca dengan demikian meringkas posisi keuangan pada tanggal tertentu. Neraca menampilkan sumber daya ekonomis ( aset ), kewajiban ( hutang ), modal saham dan hubungan antar item tersebut. Neraca dapat didefinisikan, seperti yang diungkapkan oleh Fraser dan Ormiston ( 2001: 51 ), sebagai berikut : “ The balance sheet shows the financial condition or financial position of company on a particular date. The statement is a summary of what the firm owns ( assets ) and what the firm owes to outsider (liabilities) and to internal owner’s ( stockholder’s equity).“ Sedangkan Sadeli ( 2002:19 ) mendefinisikan neraca sebagai : “ Neraca adalah suatu daftar keuangan yang memuat ikhtisar tentang harta, utang, dan modal suatu unit usaha atau perusahaan pada suatu saat tertentu, biasanya pada penutupan hari terakhir dari suatu bulan atau suatu tahun. “ Sedangkan Gibson menyatakan ( 2001:38 ) bahwa neraca adalah : “ A balance sheet shows the financial condition of an accounting entity as of a particular date. The balance sheet consists of three major sections : assets, the resources of the firm; liabilities, the debts of the firm; and stockholder’s equity, the owner’s interest in firm. “ 2.3.1.2 Definisi Komponen Neraca Didalam neraca terdapat tiga blok atau elemen dasar yaitu aktiva (aset), hutang dan modal. 34 I.Aktiva ( assets ) Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan ( 2004:13 ) menyatakan : “ Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. “ Aktiva ( assets ) dapat didefinisikan suatu sumber ekonomi yang akan dipakai perusahaan untuk menjalankan kegiatannya; atau dapat juga didefinisikan sebagai manfaat ekonomis yang mungkin muncul di masa yang akan datang atau akan dikuasai oleh perusahaan sebagai hasil dari suatu transaksi atau kejadian. Atribut pokok suatu aset atau aktiva adalah kemampuan memberikan jasa atau manfaat pada perusahaan yang memakai aktiva tersebut. Aktiva dapat memiliki wujud atau berwujud ( tangible assets ) atau dapat tidak berwujud ( intangible assets ). Aktiva pada umumnya dibagi dalam 2 kategori yaitu : 1.Aktiva Lancar ( current assets ) Aktiva lancar didefinisikan oleh Gibson ( 2001:78 ) dinyatakan sebagai: “ Current assets are assets (1) in the form of cash, (2) that will normally be realized in cash, or (3) that converse the use of cash during the operating cycle of a firm in for one year, whichever is longer. “ 35 Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004:1.10 ) : Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, jika aktiva tersebut : (a)diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasional normal perusahaan; atau (b)dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca; atau (c)berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi. Aktiva lancar didaftar atau disusun pada neraca berdasarkan likuiditasnya, yaitu kemampuan untuk berubah menjadi kas. Suatu aktiva dikatakan lancar mengacu pada aktiva yang secara terus-menerus digunakan dalam operasional perusahaan. Komponen–komponen yang umumnya ada dalam aktiva lancar, antara lain: A.Kas dan setara kas ( cash and cash equivalent ) Kas adalah aktiva perusahaan yang memiliki sifat yang paling likuid, biasanya berupa kas ( cash on hand ) dalam segala bentuk dan dalam bentuk rekening giro di bank. Sedangkan yang dimaksudkan dengan setara kas ( cash equivalent ) adalah investasi yang bersifat sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. Biasanya dalam bentuk surat berharga 36 ( marketable securities ) yang biasanya disebut juga investasi jangka pendek merupakan pengganti kas, perusahaan membeli surat berharga dengan menggunakan kelebihan kas atau kas yang tidak digunakan dalam waktu dekat dan perusahaan melakukan investasi ini untuk mendapatkan pendapatan lain. B.Piutang Perusahaan pada umumnya melakukan penjualan secara kredit baik jasa maupun produk, hal ini dilakukan untuk meningkatkan penjualan. Piutang merupakan suatu pendapatan yang muncul karena adanya penjualan secara kredit yang telah diserahkan kepada pelanggan tetapi belum diterima secara kas. Piutang mencakup semua kas yang diakui ada pada entitas lain seperti individu, perusahaan lain dan organisasi lain. Ada 3 macam piutang yang pada umumnya ada dalam neraca suatu perusahaan; yaitu : a.Piutang usaha ( Account Receivable ) Piutang usaha muncul dari transaksi utama yang dilakukan oleh perusahaan, aktivitas operasional perusahaan, yang umumnya merupakan penjualan jasa dan produk secara kredit. Piutang usaha diharapkan dapat diterima jangka pendek seperti 30 atau 60 hari. b.Piutang wesel ( Notes Receivable ) Merupakan hutang pihak lain kepada perusahaan yang tertulis dalam suatu perjanjian kedit yang telah diterbitkan. Piutang wesel biasanya jatuh tempo dalam waktu 1 tahun, piutang wesel juga digunakan untuk mengubah piutang usaha yang telah jatuh tempo tetapi belum dilunasi oleh pelanggan. 37 c.Piutang lain ( Other Receivable ) Merupakan piutang pihak lain selain dari kegiatan opersional perusahaan, biasanya berupa piutang bunga ( interest receivable ) atau piutang karyawan. C.Persediaan Persediaan merupakan rekening yang mencatat sejumlah barang dagang yang dimiliki perusahaan. Persediaan merupakan barang yang tersedia atau digunakan dalam memproduksi barang yang akan dijual. Persediaan digunakan untuk mencatat (1) barang dagangan yang diadakan untuk dijual dalam kegiatan utama operasional dan (2) bahan baku yang digunakan dalam proses produksi atau bahan yang diadakan untuk proses produksi. D.Biaya dibayar dimuka Biaya yang dibayar dimuka adalah pengeluaran yang dikeluarkan dimuka atas penggunaan jasa atau produk, menggambarkan manfaat yang terjadi di masa yang akan datang. Pengeluaran ini dicatat sebagai aktiva tapi diharapkan menjadi biaya pada masa yang akan datang. Biaya dibayar dimuka memerlukan penyesuaian pada akhir suatu periode akuntansi. E.Perlengkapan Perlengkapan adalah sejumlah barang yang dimiliki perusahaan yang digunakan untuk menunjang aktivitas perusahaan. 2.Aktiva Tidak Lancar ( long-term assets ) Biasa juga disebut dengan aktiva tetap ( fixed assets ). Aktiva dengan jenis ini memiliki kemampuan untuk mendapatkan keuntungan secara ekonomis lebih dari 1 tahun. Biasanya memliki bentuk fisik yang dapat dilihat. 38 Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004:16.2) menyatakan aktiva tetap sebagai : “ Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. “ Komponen-komponen yang umumnya ada dalam aktiva tetap, antara lain : a.Tanah ( land ) Adalah nilai tanah yang dimiliki perusahaan di mana mungkin di atasnya telah berdiri bangunan. Biasanya nilai tanah dengan gedung atau bangunan di atasnya, akan disajikan secara terpisah di dalam neraca. Hal ini dimaksudkan agar tergambar jelas nilai tanah yang dimiliki tersebut. b.Gedung ( buildings ) Adalah bangunan gedung yang dimiliki perusahaan seperti bangunan pabrik, toko dan kantor. c.Peralatan ( equipment ) Adalah golongan aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan opersional perusahaan, seperti meja, kursi dan komputer. d.Mesin ( machinery ) Adalah golongan aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan perusahaan, umumnya digunakan dalam proses produksi. e.Aktiva lain ( other assets ) Adalah aktiva tidak lancar yang tidak berwujud (intangible assets) yang dimiliki oleh perusahaan dan digunakan dalam kegiatan perusahaan yang 39 umumnya berupa investasi jangka panjang ( long-term investment ) yang ada di perusahaan : a.Goodwill Biasa juga disebut nama baik yang dimiliki oleh perusahaan. Tetapi dalam penggabungan bisnis atau usaha, goodwill didefinisikan sebagai kelebihan harga beli agregat dari jumlah aktiva yang diidentifikasikan setelah dikurangi kewajiban yang diambil alih. b.Hak paten ( patent ) Merupakan hak eksklusif yang diberikan pada penemu untuk memproduksi dan menggandakan suatu penemuan agar memberikan penghasilan bagi pemilik hak. c.Hak merek ( trademarks ) Adalah hak untuk menggunakan suatu nama atau simbol dari suatu perusahaan atau produk. d.Hak cipta ( copyrights ) Adalah hak yang diberikan kepada seseorang karena menciptakan suatu kreasi yang belum dikenal sebelumnya, misalnya hak cipta buku bagi suatu penerbit. e.Franchise Adalah suatu hak yang diberikan untuk menggunakan barang atau nama, produk pemberi hak. 40 II.Kewajiban ( liabilities ) Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004:13) menyatakan : “ Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. ” Kewajiban ( liabilities ) dapat didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang mungkin timbul di masa mendatang dari kewajiban perusahaan sekarang untuk mentransfer aset atau memberikan jasa ke pihak lain di masa mendatang, sebagai akibat transaksi atau kejadian di masa lalu. Kewajiban pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu : 1.Kewajiban jangka pendek Kewajiban jangka pendek adalah suatu kewajiban yang harus dilunasi dalam waktu 1 tahun atau kurang. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan ( 2004:1.11 ), karakteristik dari kewajiban jangka pendek, yaitu : “ Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek, jika: (a)diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan; atau (b)jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca. “ Perkiraaan-perkiraaan yang masuk ke dalam kewajiban jangka pendek, antara lain adalah : a.Hutang dagang ( Account Payable ) Merupakan suatu kewajiban jangka pendek yang muncul dari pemasok atas pembelian barang atau jasa secara kredit. 41 b.Hutang wesel ( Notes Payable ) Merupakan suatu kewajiban jangka pendek dalam bentuk suatu surat perjanjian kepada pemasok atau kreditor lain pertanda adanya kesanggupan perusahaan untuk melunasi hutang pada waktu yang ditentukan. c.Biaya yang masih dibayar ( accrued liabilities ) Biaya yang masih harus dibayar merupakan suatu kewajiban berupa beban yang telah menjadi beban dilihat dari waktu tetapi belum dibayar karena belum jatuh tempo. Misal bunga pinjaman yang mesti dibayar tapi belum jatuh tempo pembayaran bunga. d.Pendapatan diterima dimuka ( deferred revenue ) Merupakan pembayaran atas suatu barang atau jasa yang diterima oleh perusahaan dari pelanggan tetapi belum disertai penyerahan barang atau jasa atas pembayaran tersebut. e.Hutang pajak Baik pajak untuk perusahaan yang bersangkutan maupun pajak penghasilan karyawan yang belum disetorkan ke kas negara. f.Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo Adalah sebagian atau seluruh hutang jangka panjang yang sudah menjadi hutang jangka pendek, karena harus dilakukan pembayarannya. 2.Kewajiban jangka panjang Merupakan kewajiban yang telah jatuh tempo lebih dari 1 tahun. Misalnya, hutang hipotik ( mortgages payable ) dan hutang obligasi ( bond payable ). 42 III.Modal atau Ekuitas Modal adalah sisa dari aset suatu bisnis dikurangi dengan hutanghutangnya. Modal menduduki urutan setelah hutang dalam hal klaim terhadap aset perusahaan, dan dengan demikian memiliki klaim terhadap sisa perusahaan. Dari sudut pandang perusahaan, modal perusahaan mencerminkan pihak yang menanggung risiko pokok perusahaan dan ketidakpastian yang diakibatkan oleh kegiatan perusahaan. Pengertian ekuitas atau modal yang dinyatakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan ( 2004:13 ) adalah sebagai berikut : “ Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. “ Sedangkan menurut Gibson ( 2001:98 ) dinyatakan bahwa : “ Stockholder’s equity is the residual ownership interest in the assets of an entity that remains after deducting its liabilities. “ 2.3.1.3.Bentuk Penyajian Neraca Bentuk atau susunan neraca yang umum digunakan adalah sebagai berikut: 1.Bentuk skontro atu bentuk akun ( Account Form ) Neraca dengan bentuk ini disebut bentuk akun karena menggambarkan format dasar dari persamaan akuntansi, di mana aktiva ditempatkan di sebelah kiri atau debit dan kewajiban dan ekuitas di sebelah kanan atau kredit. 43 2.Bentuk laporan ( Report Form ) Dalam bentuk ini aktiva ditempatkan di atas dan kewajiban serta ekuitas di bawah aktiva. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai bentuk neraca, berikut contoh-contoh bentuk neraca : 44 Contoh neraca bentuk laporan ( Report Form ) PT “X” NERACA Per 31 Des 20XX Aktiva Aktiva lancar : -Kas -Surat berharga -Piutang -Persediaan -Persekot Jumlah aktiva lancar Aktiva tidak lancar Aktiva tetap : -Tanah -Bangunan -Mesin -Peralatan -Akum. Peny. Jumlah aktiva tetap Aktiva lain: -Goodwill -Hak paten Jumlah aktiva lain xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx (xx) xx xx xx xx Total aktiva Kewajiban Hutang lancar: -Hutang dagang -Hutang wesel -Hutang pajak -Biaya yang masih harus dibayar -Pendapatan diterima dimuka Jumlah hutang lancar xx xx xx xx xx xx xx Hutang jangka panjang: -Hutang hipotik -Hutang obligasi Jumlah hutang jangka panjang xx xx Ekuitas -Modal saham -Saldo Laba Jumlah ekuitas xx xx Total kewajiban dan ekuitas xx xx xx 45 Contoh neraca bentuk skontro PT “X” NERACA Per 31 Des 20XX Aktiva Aktiva lancar : -Kas -Surat berharga -Persediaan -Persekot Jumlah aktiva lancar Aktiva tidak lancar Aktiva tetap : -Tanah -Bangunan -Mesin -Peralatan -Akum. Peny. Jumlah aktiva tetap Aktiva lain: -Goodwill -Hak paten Jumlah aktiva lain xx xx xx xx xx xx xx xx xx (xx) xx xx xx Total aktiva Kewajiban Hutang lancar -Hutang dagang -Hutang wesel -Biaya yang masih harus dibayar -Pendapatan diterima dimuka Jumlah hutang lancar xx xx xx xx xx Hutang jangka panjang: -Hutang hipotik xx -Hutang obligasi xx Jumlah hutang jangka panjang xx Ekuitas -Modal saham -Saldo Laba Jumlah ekuitas xx xx xx xx xx Total kewajiban dan ekuitas xx 2.3.1.4.Penyajian Menurut Standar Akuntansi Keuangan Informasi yang disajikan dalam neraca menurut Ikatan Akuntan Indonesia ( 2004:1.12 ) adalah sebagai berikut : Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur posisi keuangan yanga diperlukan bagi penyajian secara wajar. Neraca minimal mencakup pos-pos berikut : (a).aktiva berwujud; (b).aktiva tidak berwujud; (c).aktiva keuangan; 46 (d).investasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas; (e).persediaan; (f).piutang usaha dan piutang usaha lainnya; (g).kas dan setara kas; (h).hutang usaha dan utang lainnya; (i).kewajiban yang diestimasi; (j).kewajiban berbunga jangka panjang; (k).hak minoritas;dan (l).modal saham dan pos ekuitas lainnya. Istilah yang digunakan dan urutan pos-pos dapat diubah sesuai dengan sifat perusahaan dan transaksinya guna memberikan informasi yang diperlukan bagi pemahaman posisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Penyajian pospos neraca diklasifikasikan sebagai berikut : 1.aktiva lancar disajikan menurut urutan likuiditas 2.kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo 2.3.2.Laporan Laba Rugi 2.3.2.1.Pengertian Kinerja suatu perusahaan diukur dari kesuksesan perusahaan tersebut dalam memperoleh pendapatan. Laporan labarugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu berdasarkan konsep penandingan (matching concept). 47 Menurut Fraser dan Ormiston ( 2001:90 ) dinyatakan laporan laba rugi, sebagai berikut : “ The income statement, also called the statement of earnings, presents revenues, expenses, net income, and earnings per share for an accounting period, generally a year or a quarter. “ Pada prinsipnya yang umum diterapkan dalam laporan laba rugi adalah, sebagai berikut : 1.Bagian pertama, menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan ( penjualan barang dagangan dan memberikan jasa ) diikuti dengan harga pokok dari barang atau jasa yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor. 2.Bagian kedua, menunjukkan biaya-biaya operasional. Yaitu biaya-biaya yang digunakan dalam melakukan operasional perusahaan, yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya administrasi dan umum. 3.Bagian ketiga, menunjukkan hasil atau pendapatan yang diperoleh perusahaan di luar dari kegiatan pokok perusahaan serta menunjukkan biaya-biaya yang terjadi di luar usaha pokok perusahaan. Misal pendapatan bunga yang diperoleh dari adanya bunga atas simpanan di bank atau munculnya biaya bunga karena adanya pinjaman kepada pihak lain. 4.Bagian keempat, menunjukkan laba atau rugi bersih sebelum dikenai pajak, serta pajak, lalu akan muncul laba setelah pajak. 48 2.3.2.2.Definisi Komponen Laporan Laba Rugi Komponen yang umumnya ada dalam laporan laba rugi, antara lain : 1.Penghasilan atau Pendapatan Adalah kenaikan aktiva perusahaan atau aliran penerimaan kas atau harta lain yang diterima dari konsumen sebagai hasil penjualan barang atau pemberian jasa selama periode tertentu yang merupakan kegiatan utama perusahaan. 2.Beban Pokok Penjualan Rekening beban pokok penjualan menunjukkan biaya perolehan dari persediaan ( harga pembelian atau biaya pabrikasi ) yang dijual untuk menghasilkan pendapatan penjualan atau menunjukkan jumlah harga pokok barang-barang yang dijual selama periode yang bersangkutan. Jika barang yang dijual dari hasil produksi sendiri maka terlebih dahulu harus dihitung harga pokok produksi ditambah harga pokok persediaan barang jadi awal periode dan dikurangi harga persediaan barang jadi akhir periode. 3.Beban Operasi Adalah beban-beban berkala dan lazim yang dikeluarkan perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan dalam suatu periode. Beban-beban ini biasanya diklasifikasikan berdasarkan kategori fungsional. Klasifikasi yang lazim dipakai adalah : a.Biaya Penjualan atau Beban Penjualan Adalah beban-beban yang berhubungan dengan penjualan barang, misal gaji bagian penjualan, komisi bagian penjualan. 49 b.Biaya Administrasi dan Umum Adalah beban-beban yang dikeluarkan berhubungan dengan kegiatan administasi atau operasi normal perusahaan. 4.Penghasilan dan Biaya lain Menunjukkan penghasilan dan biaya lain yang terjadi di perusahaan di luar kegiatan utama perusahaan. 5.Pos Luar Biasa Menunjukkan jumlah laba atau rugi yang timbul dari hal-hal yang luar biasa. Untuk dapat diakui sebagai pos luar biasa, suatu transaksi atau kejadian harus memenuhi dua kriteria : a.tidak sering terjadi b.tidak berhubungan dengan usaha normal perusahaan. 6.Pajak Penghasilan Yaitu pajak yang dikenakan terhadap laba bersih yang diperoleh perusahaan. 7.Laba dan Rugi Laba adalah suatu hasil akhir dari laporan laba rugi dimana pendapatan lebih besar dari beban atau biaya yang telah dikeluarkan. Sedangkan rugi adalah suatu hasil akhir dari laporan laba rugi dimana pendapatan yang diterima lebih kecil dari beban atau biaya yang telah dikeluarkan. 50 2.3.2.3.Bentuk Penyajian Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi ditata dalam bentuk yang terklasifikasi ( classified format ). Terdapat dua format yang dipakai secara luas untuk menyusun laporan laba rugi : a.Multiple step Laporan laba rugi dengan format multiple step mengandung beberapa bagian, sub bagian, dan sub jumlah. Biasanya laporan dengan format ini menyajikan informasi yang lebih kaya tentang perihal perusahaan dengan membedakan antara aktivitas-aktivitas operasi dan non-operasi. Keunggulan format ini adalah memperlihatkan sejumlah sub total yang tidak tampak dalam laporan laba rugi dengan format single step. b.Single step Dalam laporan laba rugi dengan format single step, semua data diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu pendapatan dan beban. Semua pendapatan dikelompokkan bersama dalam bagian pertama laporan dan lantas dijumlahkan untuk menghitung jumlah pendapatan. Semua beban, termasuk beban pokok penjualan, beban operasi, dan beban lainnya, dikelompokkan bersama dan dijumlahkan untuk menghitung jumlah beban. Untuk menghitung laba bersih jumlah pendapatan dikurangi dengan jumlah beban. 51 Berikut contoh laporan laba rugi bentuk single step .PT “X” LAPORAN LABA RUGI Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Des 20XX Pendapatan : Penjualan bersih xx Penghasilan lain-lain xx Jumlah pendapatan xx Beban-beban: Beban Pokok Penjualan xx Biaya penjualan xx Biaya umum dan adm. xx Biaya bunga xx Jumlah beban xx Laba bersih sebelum pajak xx Pajak xx Laba setelah pajak xx 52 Contoh laporan laba rugi bentuk multiple step PT “X” LAPORAN LABA RUGI Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Des 20XX Hasil penjualan -Retur penjualan -Potongan Penjualan Penjualan bersih Harga Pokok Penjualan -Persediaan , 1 Jan 20XX -Harga Pokok Produksi -Harga Pokok barang yang tersedia untuk dijual -Persediaan , 31 Des 20XX Laba kotor Biaya usaha Biaya penjualan -Gaji bagian penjualan xx -Depresiasi alat toko xx Biaya adm. dan umum -Gaji pegawai kantor xx -Depresiasi alat kantor xx Laba usaha bersih Penghasilan dan biaya lain-lain Penghasilan lain-lain -Penghasilan bunga xx -Pendapatan sewa xx Biaya-biaya -Biaya bunga Pendapatan bersih sebelum pajak Pajak penghasilan Penghasilan bersih setelah pajak xx xx xx (xx) xx xx xx xx (xx) (xx) xx xx xx (xx) xx xx (xx) xx xx (xx) xx 2.3.2.4.Penyajian Menurut Standar Akuntansi Keuangan Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan ( 2004:1.14 ) adalah sebagai berikut : 53 Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan sebagai penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut : (a).pendapatan; (b).laba dan rugi usaha; (c).beban pinjaman; (d).bagian laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas; (e).beban pajak; (f).laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan; (g).pos luar biasa; (h).hak minoritas; (i).laba atau rugi bersih untuk periode berjalan. 2.3.3 Laporan Perubahan Ekuitas Laporan ekuitas pemilik ( statement of owner’s equity ) melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama jangka waktu tertentu, merangkum perubahan pada rekening modal atau ekuitas selama periode pelaporan. Laporan tersebut disiapkan setelah laporan laba rugi, karena laba bersih atau rugi bersih periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini, dan laporan ini dibuat sebelum mempersiapkan neraca, karena jumlah ekuitas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan di neraca. 54 2.3.3.1 Penyajian Menurut Standar Akuntansi Keuangan Informasi yang disajikan dalam laporan perubahan ekuitas menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan ( 2004:1.17 ) adalah sebagai berikut : Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan : (a).laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan; (b).setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas; (c).pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam Pernyataan SAK terkait; (d).transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik; (e). saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahannya; dan (f).rekonsiliasi antar nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan. Perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi 55 dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran dividen, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan. 2.3.4 Laporan Arus Kas 2.3.4.1 Pengertian Pengertian laporan arus kas menurut Aliminsyah dan Padji (2003:224) yaitu sebagi berikut : “ Laporan arus kas ( cash flow statement ) : laporan akuntansi yang mengikhtisarkan sumber dan pengunaan kas. “ Sedangkan menurut White, Sondhi dan Fried ( 2003:75 ) menyatakan bahwa : “ The statement of cash flows reports all the cash inflows and outflows ( classified among operating, investing, and financing activities ) of the firm for a specified period. “ Dari kedua pendapatan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan arus kas adalah laporan yang melaporkan semua arus kas masuk dan arus kas keluar yang menjadi sumber dan penggunaan kas dalam melakukan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. 56 2.3.4.2 Kegunaan Laporan Arus Kas Laporan arus kas dapat digunakan untuk : 1.menilai kemampuan perusahaan, merencanakan, mengontrol arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lalu. 2.menilai kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan, termasuk kemampuan membayar dividen. 3.menyajikan informasi bagi investor, kreditor, memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan. 4.menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa yang akan datang. 5.menilai alasan perbedaan antara laba bersih dikaitkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas. 6.menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan selama satu periode tertentu. 2.3.4.3 Bentuk Penyajian Laporan Arus Kas Dalam menyajikan laporan arus kas dapat digunakan 2 metode atau pendekatan dalam aktivitas operasi, yaitu : 1.Metode langsung ( Direct Method ) 2.Metode tidak langsung ( Indirect Method ) 57 Metode langsung ( Direct Method ) Dengan metode ini pelaporan arus kas dilakukan dengan melaporkan penerimaan kas bruto dan pengeluaran bruto, baru diikuti dengan melaporkan arus kas dari aktivitas investasi dan pendanaan. Metode tidak langsung ( Indirect Method ) Dengan metode ini arus kas dari aktivitas operasi dilaporkan dengan menyesuaikan laba atau rugi dari pendapatan, beban, laba dan rugi yang muncul dalam laporan laba rugi tetapi tidak memiliki pengaruh terhadap arus kas. Untuk menyusun laporan arus kas, maka diperlukan ; - Laporan laba rugi lengkap. Yang digunakan khusus untuk menyusun laporan arus kas. - Neraca perbandingan yang memuat informasi tentang kegiatan investasi, pembiayaan, dan operasional. - Analisis atas perkiraan tertentu yang menggambarkan berbagai jenis transaksi dan kejadian yang mempengaruhi kas baik langsung maupun tidak langsung. 2.3.4.4.Penyajian Menurut Standar Akuntansi Keuangan Penyajian laporan arus kas menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan ( 2004:2.1) : Laporan arus kas harus melaporkan, arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut. 58 Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut. Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari metode berikut ini: (a).metode langsung : dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran bruto diungkapkan; atau (b).metode tidak langsung : dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (defferal) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung. Dengan metode langsung, ini informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik : (a).dari catatan akuntansi perusahaan; atau (b).dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi untuk : 59 (i). perubahan persediaaan, piutang usaha, dan hutang usaha selama periode berjalan; (ii).pos bukan kas lainnya; dan (iii).pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan. Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh : (a).perubahan persediaan dan piutang usaha selama periode berjalan; (b).pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan, dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba atau rugi konsolidasi; dan (c).semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.