1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Data Data adalah

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Data
Data adalah fakta-fakta tentang segala sesuatu di dunia nyata yang
dapat direkam dan disimpan dalam media komputer (Adi Nugroho, 2011, p5).
Sebagai contoh, pada basis data mahasiswa, data adalah NIM, nama mahasiswa
yang bersangkutan, tanggal lahir, alamat, serta nomor teleponnya.
2.1.2 Basis Data (Database)
Basis data adalah suatu koleksi data yang secara logika berhubungan
satu sama lain, dan uraian dari data tersebut dirancang untuk memenuhi
kebutuhan infomasi dari sebuah organisasi (Connoly dan Begg, 2010, p65).
Sedangkan menurut Adi Nugroho (2011, p5), basis data sebagai kumpulan
terorganisasi dari data-data yang berhubungan sedemikian rupa sehingga
mudah disimpan, dimanipulasi, serta dipanggil oleh pengguna.
2.1.3 Database Management System (DBMS)
Database Management System merupakan suatu sistem perangkat lunak
yang memungkinkan bagi user untuk dapat mendefinisikan, memelihara,
menciptakan dan mengontrol akses ke dalam database (Conolly dan Begg,
2010, p66).
6
7
2.1.3.1 Komponen DBMS
Menurut Conolly dan Begg (2010, p68-p71), komponen DBMS
dapat dibedakan menjadi 5, yaitu :
1. Hardware atau perangkat keras
Perangkat keras dapat terdiri dari sebuah personal komputer, ke
mainframe tunggal, dan ke jaringan komputer. Bagian khusus
perangkat keras bergantung pada kebutuhan organisasi dan juga
penggunaan DBMS.
2. Software atau perangkat lunak
Komponen perangkat luntak terdiri dari software DBMS itu sendiri
dan program aplikasi, bersama dengan sistem operasi, termasuk
perangkat lunak jaringan dan apabila DBMS tersebut digunakan
melalui jaringan.
3. Data
Komponen penting dalam linkungan DBMS berasal dari gambaran
end-user, yaitu data. Data berperan sebagai jembatan antara
komponen mesin dan komponen manusia.
4. Prosedur
Prosedur
menunjukkan
instruksi
dan
peraturan
yang
memperngaruhi desain dan penggunaan basis data. Pengguna sistem
dan karyawan yang mengatur sistem basis data membutuhkan
prosedur dokumentasi tentang bagaimana menggunakan atau
menjalankan sistem.
8
5. Manusia
Komponen terakhir yang berhubungan langsung dengan sistem.
Manusia yang berhubungan langsung dengan sistem dapat
dikelompokkan menjadi 4 macam : Database Administrator,
Database Designers, Application Developers, and end-users.
a. Database Administrator, adalah orang atau sekelompok orang
yang bertanggung jawab kepada manajemen dan pengendalian
database. Data Administrator atau biasa dikenal sebagai DA
bertanggung jawab untuk manajemen sumber daya yang
mencakup
perencanaan
database,
pengembangan,
standar
pemeliharaan, kebijakan, prosedur, dan desain database secara
konseptual. Sedangkan Database Administrator atau DBA
bertanggung jawab untuk realisasi fisik database
yang
mencakup desain fisik database, implementasi, keamanan,
integritas pengendalian, backup, restore, pemeliharaan sistem
operasional dan memastikan bahwa sistem tersebut dapat dipakai
dengan baik.
b. Database Designer adalah dibagi menjadi 2 tipe yaitu logical
database designer dan physical database designer. Logical
database designer bertugas untuk mengidentifikasi entitas dan
atribut data, hubungan antar data, dan kendala pada saat data
dimasukkan ke dalam database. Database Designer juga dituntut
untuk mengerti proses bisnisnya.Physical database designer
bertugas merealisasikan desain database logikal menjadi fisikal.
9
c. Application Developers atau dikenal juga sebagai Programmer
merupakan ahli komputer yang befungsi untuk mengembangkan
program-program aplikasi yang diperlukan dalam manajemen
database.
d. End
User
atau
client
dari
databsae.
End-user
bisa
diklasifikasikan berdasarkan cara mereka menggunakan sistem:
 Naïve User : secara umum tidak peduli terhadap DBMS.
 Sophisticated User : pengguna sudah mengenal struktur dari
database dan fasilitas yang diberikan oleh DBMS.
2.1.3.2 Fungsi DBMS
Menurut Connoly and Begg (2010, p99) fungsi dari DBMS
adalah:
1. Penyimpanan, pengambilan dan perubahan data
DBMS harus menyediakan kemampuan kepada pengguna
untuk menyimpan, menerima, dan meng-update data di dalam
database.
2. Katalog yang dapat diakses oleh pengguna
DBMS harus menyediakan katalog yang berisikan deskripsi
data item dan dapat diakses oleh user.
3. Dukungan transaksi
DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme yang menjamin
seluruh perubahan yang berhubungan dengan sebuah transaksi
dapat dilakukan ataupun tidak dapat dilakukan.
10
4. Layanan kontrol concurrency
DBMS harus memiliki sebuah mekanisma menjamin database
dapat diupdate ketika banyak user meng-update database
secara bersamaan.
5. Layanan recovery
DBMS
harus
menyediakan
sebuah
mekanisma
untuk
memperbaiki basis data yang apabila terjadi kesalahan.
6. Layananan kepemilikan (Authorization Service)
DBMS harus menyediakan sebuah mekanisma yang menjamin
bahwa hanya pengguna yang memiliki otorisasi yang dapat
mengakses database.
7. Dukungan komunikasi data
DBMS harus bisa berintegrasi dengan software komunikasi.
8. Layanan integrasi
DBMS harus menyediakan sebuah sarana yang menjamin data
di dalam database dan perubahan data di dalam database
mengikuti aturan – aturan tertentu.
9. Layanan untuk peningkatan independensi data
DMBS
harus
memiliki
fasilitas
untuk
mendukung
ketidaktergantungan program terhadap struktur aktual dari
database.
10. Layanan utilitas
11
DBMS harus menyediakan serangkian layanan seperti program
analisis statistik, pengawasan fasilitas, fasilitas reorganisasi
indeks, dan lain-lain.
2.1.4 Structure Query Language (SQL)
Menurut Yakub (2008, p99), SQL adalah suatu bahasa komputer yang
mengikuti standar American National Standard Institute (ANSI) yang
digunakan untuk mengakses data atau meng-update data pada suatu database.
Secara umum SQL dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu : Data Definition
Language (DDL), Data Manipulation Language (DML) dan Data Control
Language (DCL)
2.1.4.1 Data Definition Language (DDL)
Menurut Conolly dan Begg (2010, p92), DDL (Data Definition
Language) adalah bahasa yang memungkinkan DBA (Database
Administrator) atau pengguna untuk mendeskripsi nama entitas dan
hubungan atribut yang diperlukan untuk aplikasi, bersama-sama dengan
yang terkait kendala integrity dan keamanan. DDL digunakan untuk
mendefinisikan skema.
2.1.4.2 Data Manipulation Language (DML)
Bahasa yang memungkinkan pengguna untuk mengakses atau
memanipulasi data dalam sistem basis data yang bertipe relasional
12
sering disebut data manipulation language, pandangan ini menurut Adi
Nugroho (2011, p17). Pada dasarnya, ada dua jenis DML, yaitu :
1. DML Prosedural
DML
prosedural,
menspesifikasikan
yang
data
menghendaki
yang
diperlukan
pengguna
untuk
dan
untuk
cara
mendapatkan data itu. Hal ini dapat dilakukan dengan bahasabahasa pemrograman yang mampu mengakses basis data (misalnya,
bahasa C/C++ atau Java).
2. DML Deklaratif
DML Deklaratif (DML Nonprosedural), yang menghendaki
pengguna untuk menspesifikasikan data yang diperlukan tanpa
harus menspesifikasikan cara untuk mendapatkannya.
2.1.4.3 Data Control Language (DCL)
Menurut Yakub (2008,
p114), DCL merupakan kumpulan
perintah yang berisi untuk mengendalikan pengaksesan data. DCL
digunakan untuk menangani masalah keamanan dalam database server.
2.1.5 Database Lifecycle
Sistem informasi adalah sebuah sumber yang mengijinkan untuk
terjadinya pengoleksian, manajemen, kontrol, dan penyebaran informasi dalam
organisasi, hal ini menurut pandangan Conolly dan Begg (2010, p312). Sebuah
sistem basis data memiliki komponen fundamental dari organisasi berskala
13
besar dan memiliki cakupan sistem informasi yang sangat luas. Antara siklus
sistem informasi dan siklus basis data memiliki hubungan yang erat.
Berikut gambar Database Lifecycle :
14
Gambar 2.1 Database Application Lifecycle
(Sumber : Conolly dan Begg, 2010, p314)
15
2.1.5.1 Database Planning
Menurut Conolly dan Begg (2010, p313-p316), perencanaan
basis data adalah pengelolaan aktifitas yang memungkinkan tahapan
aplikasi basis data tercapai dengan efektir dan efisien. Terdapat tiga
persoalan utama yang menyangkut perumusan sebuah streategi sistem
informasi, yaitu :
1. Mengidentifikasi
rencana
dan
tujuan
perusahaan
kemudian
menentukan kebutuhan sistem informasi.
2. Mengevaluasi sistem informasi yang sudah ada untuk menentukan
kekuatan dan kelemahan yang ada.
3. Menilai dari kesempatan teknologi informasi yang menghasilkan
kekuatan yang kompetitif.
Langkah penting dalam tahap ini adalah mendefinisikan secara jelas
pernyataan misi untuk proyek basis data. Pernyataan tersebut
mendefinisikan tujuan utama dari aplikasi basis data. Bila pernyataan
tersebut selesai, maka langkah selanjutnya adalah mendefinisikan
sasarannya. Pernyataan dan sasaran ini perlu didukung oleh informasiinformasi tambahan yang menentukan pekerjaan apa saja yang harus
diselesaikan, sumber-sumber yang mendukungnya, dan biaya yang
harus dikeluarkan.
2.1.5.2 System Definition
Menurut Conolly dan Begg (2010, p316), definisi sistem basis
data adalah menggambarkan jangkauan dan batasan dari aplikasi basis
16
data dan pandangan utama para pengguna. Sebelum merancang suatu
aplikasi basis data, penting untuk terlebih dahulu mengidentifikasikan
batasan-batasan dari sistem yang sedang diteliti dan bagaimana
keterkaitannya dengan bagian lain dari sistem informasi organisasi.
2.1.5.3 Requirment Collection and Analysis
Analisis dan pengumpulan kebutuhan adalah proses dari analisis
dan pengumpulan informasi tentang bagaimana organisasi yang akan
dibuat aplikasi basis data dan menggunakan informasi ini untuk
mengenali kebutuhan pengguna dari sistem. (Connolly dan Begg, 2010,
p316-p319)
Beberapa teknik atau cara untuk mendapatkan informasi dengan
teknik fact finding. Fact finding adalah proses formal dengan
menggunakan
teknik
seperti
wawancara
dan
kuisioner
untuk
mengumpulkan fakta tentang sistem dan kebutuhan.
2.1.5.4 Database Design
Menurut Connolly dan Begg (2010, p320-p325), perancangan
basis data adalah proses pembuatan sebuah rancangan untuk sebuah
basis data yang mendukung operasi dan tujuan dari perusahaan.
Terdapat dua pendekatan pada perancangan basis data, yaitu
bottom-up dan top-down. Pendekatan bottom-up dimulai dari tingkat
yang paling dasar atribut (yaitu, properti-properti entitas dan
hubungannya), yang melalui analisis hubungan ant atribut akan
17
dikelompokkan ke dalam relasi yang mewakili tipe dari entitas dan
hubungan diantara entitas tersebut. Pendekatan bottom-up lebih kepada
perancangan basis data yang sederhana dengan sejumlah atribut yang
relatif kecil.
Pendekatan top-down lebih kepada perancangan basis data yang
lebih kompleks. Pendekatan ini dimulai dengan pengembangan model
data yang mengandung beberapa entitas tingkat atas dan hubungannya,
dan kemudian akan dilakukan berturut-turut perbaikan top-down untuk
mengidentifikasi tingkat bawah entitas, hubungannya, dan entitas yang
terkait.
Perancangan basis data dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu :
a. Conceptual Database Design
Merupakan proses membangun model informasi yang
digunakan organisasi, bebas dari semua pertimbangan fisik
(Conolly dan Begg, 2010, p322). Pertimbangan fisik yang dimaksud
meliputi DBMS yang akan digunakan, program aplikasi, bahasa
pemrograman, platform perangkat keras, unjuk kerja, dan
pertimbangan fisik lainnya. Fungsi dari tahap ini adalah untuk
membuat representasi konseptual dari basis data, termasuk
identifikasi entitas-entitas yang penting, relasi dan atribut.
Berikut adalah langkah-langkah dalam metodologi perancangan
basis data konseptual :
1. Mengidentifikasi tipe entitas
18
Langkah ini bertujuan untuk mengidentifikasi tipe
entitas yang utama yang dibutuhkan pengguna. Dalam
membangun suatu model data konseptual lokal maka perlu
mendefinisikan objek utama dimana pengguna memang
membutuhkannya. Salah satu metode untuk mengidentifikasi
tipe entitaas yang utama adalah dengan mengidentifikasi kata
benda atau frase kata benda yang telat disebutkan oleh
pengguna.
Sebagai
alamat_karyawan.
contoh
Anda
:
dapat
NIK,
Nama_karyawan,
mengelompokkan
NIK,
Nama_karyawan, alamat_karyawan dengan sebuah objek atau
entitas yang disebut Pegawai.
2. Mengidentifikasi tipe relasi
Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengidentifikasi
relasi yang penting antara berbagai tipe entitas yang telah
diidentifikasikan.
Biasanya,
relasi
diidentifikasi
dengan
menggunakan kata kerja atau frase kata kerja. Relasi yang
paling utama adalah relasi biner, artinya relasi antar entitas yang
persis antara dua entitas saja.
3. Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut setiap entitas
Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengindentifikasi
dan mengasosiasikan atribut dari entitas atau tipe relasi.
a) Simple / Composite Attributes
Apakah atribut tersebut itu simple atau composite
b) Single / Multi-values Attributes
19
Apakah atribut tersebut mempunyai satu atau lebih nilai
c) Derived Attributes
Apakah atribut yang nilainya tergantung dengan nilai atribut
yang lain
4. Menentukan atribut domain
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan
domain dari atribut yang ada di dalam suatu model data
konseptual.
5. Menentukan atribut candidate dan primary key
Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengidentifikasi
candidate key dari setiap tipe entitas. Jika terdapat lebih dari
satu candidate key, pilihlah salah satunya untuk menjadi
primary key. Petunjuk untuk membantu dalam penyeksian
candidate key :
 Merupakan candidate key dengan jumlah set paling sedikit
 Merupakan candidate key yang nilainya jarang sekali
berubah
 Merupakan candidate key dengan jumlah karakter paling
sedikit
 Merupakan candidate key dengan jumlah paling sedikit dari
nilai maksimumnya (untuk tipe atribut dengan tipe numerik)
 Merupakan candidate key yang paling mudah digunakan dari
sudut pandang pengguna.
20
6. Mempertimbangkan penggunaan dari perbaikan konsep model
(langkah pilihan)
Tujuan
dari
langkah
ini
adalah
untuk
mempertimbangkan penggunaan enchaned modeling concepts
seperti specialization, generalization, aggregation,
dan
composition.
7. Mengecek model redudansi
Tujuan dari langkah ini adalah untuk memeriksa apakah
ada redudansi dalam model basis data. Terdapat 3 cara pada
langkah ini :
a) Menguji kembali hubungan one-to-one
Tujuannya tidak ada dua atau lebih tipe entitas yang
merepresentasikan objek yang sama dalam perusahaan
b) Menghilangkan relasi redudansi
Sebuah relasi dinyatakan redundan jika informasi yang sama
dapat diperoleh melalui relasi yang lain. Dalam membangun
model
data
sebaiknya
seminimal
mungkin,
redudant
relationship yang tidak perlu dapat dihilangkan.
c) Berdasarkan dimensi waktu
Dimensi waktu dari suatu hubungan adalah penting ketika
menilai redudansi.
8. Memvalidasi model data konseptual lokal terhadap transaksi
pengguna
21
Bertujuan untuk memastikan model data konseptual
mendukung
transaksi
yang
dibutuhkan
oleh
pandangan
pengguna. Dua pendekatan untuk memastikan model data
konseptual mendukung kebutuhan transaksi :
 Menggambarkan transaksi
Memeriksa semua informasi (entitas, relasi, dan atributnya)
yang dibutuhkan oleh setiap transaksi yang disediakan oleh
model.
 Menggunakan transaction pathways
Memvalidasi model data terhadap kebutuhan transaksi
dengan menggambar diagram yang mewakili pathways yang
diambil oleh setiap transaksi secara langsung pada ER
diagram.
9. Meninjau ulang model data konseptual dengan user
Tujuan dari langkah ini adalah untuk melihat kembali
model data konseptual bersama user untuk memastikan bahwa
model yang ada sudah sesuai dengan yang diminta.
b. Logical database design
Proses membangun sebuah model informasi yang diperoleh
dari sebuah organisasi berdasarkan model data yang khusus namun
terbebas dari DBMS tertentu dan pertimbangan fisik lainnya. Dalam
logical database design, model data yang diperoleh dalam
conceptual database design diubah dalam bentuk logical model
22
dimana data yang ada dipengaruhi oleh model data yang menjadi
tujuan basis data. Hal ini dilakukan untuk menterjemahkan
presentasi konseptual ke dalam bentuk struktur logic dalam basis
data. Logical data model merupakan sumber informasi dalam
merancang physical database. Logical database design memberikan
sarana yang membantu para perancang dalam merancang physical
database.
Berikut adalah langkah-langkah dalam metodologi perancangan
database logikal :
1. Membuat relasi untuk model data logikal
Tujuan dari langkah ini adalah untuk membuat suatu relasi
untuk model data logikal yang merepresentasikan suatu entitas,
relasinya, dan juga atribut yang telah diidentifikasi. Anda juga
mendeskripsikan bagaimana relasi diperoleh dari struktur model
data antara lain :
a. Strong entity type
Untuk setiap entitas kuat dalam model data, buat sebuah tabel
yang mencakup semua atribut dari entitas tersebut
b. Weak entity type
Untuk setiap entitas lemah dalam model data, buat sebuah
tabel yang mencakup semua atribut dari entitas tersebut
c. One-to-many (1:*) tipe relasi biner
Untuk merepresentasikan relasi ini, kita mengirimkan copyan atribut primary dari entitas pada ‘one side’ ke dalam tabel
23
yang merepresentasikan entitas pada ‘many side’, untuk
bertindak sebagai foreign key.
d. One-to-one (1:1) tipe relasi biner
Membuat relasi untuk merepresentasikan sebuah relasi 1:1
lebih rumit karena cardinality tidak dapat digunakan untuk
membantu mengidentifikasikan entitas parent atau child
dalam sebuah relasi.
Kita mempertimbangkan cara membuat relasi untuk mewakili
participation constraints :
a) Mandatory participation di dua sisi
b) Mandatory participation di satu sisi
c) Optional Participation di dua sisi
e. One-to-one (1:1) tipe relasi recursive
f. Tipe relasi superclass / subclass
g. Many-to-many tipe relasi binary
h. Tipe relasi kompleks
i. Atribut-atribut multi-valued
2. Validasi relasi menggunakan normalisasi
Menurut Conolly dan Begg (2010, p501) normalisasi
bertujuan untuk memastikan bahwa himpunan relasi memiliki
jumlah minimum namun cukup untuk atribut yang diperlukan
untuk mendukung kebutuhan data perusahaan.
3. Validasi relasi terhadap transaksi user
24
Tujuan dari langkah ini adalah untuk memastikan bahwa
relasi di dalam model data logikal mendukung transaksi yang
diminta user.
4. Menentukan batasan-batasan integritas
Tujuan dari langkah ini adalah untuk mendefinisikan
ruang lingkup integritas yang diperlihatkan kepada user. Dalam
hal ini ada lima tipe dari ruang lingkup integritas, antara lain :
a) Required data
Beberapa atribut harus selalu berisi nilai yang benar (valid),
tidak
dapat
bernilai
null.
Constraint
ini
harus
diidentifikasikan pada saat mendokumentasikan atributatribut pada kamus data.
b) Attribute domain constraint
Setiap atribut memiliki domain, yaitu himpunan nilai yang
dibolehkan (Connolly, 2010, p503). Constraint ini harus
diidentifikasikan pada saat pemilihan attribute domain untuk
data model.
c) Entity integrity
Primary key dari sebuah entitas tidak boleh bernilai null.
Constraint ini harus dipertimbangkan pada saat penentuan
primary key bagi setiap tipe entitas.
d) Referential integrity
25
Jika suatu foreign key memiliki nilai, nama nilai tersebut
harus menunjuk ke sebuah baris yang ada pada relasi
‘parent’.
e) Enterprise constraint
Kegiatan update entitas dibatasi oleh peraturan atau
kebijakan
organisasi
yang
mengatur
transaksi
yang
diwakilkan oleh update yang dilakukan.
5. Meninjau ulang model data logikal dengan user
Tujuan dari langkah ini adalah untuk meninjau kembali
model data logikal dengan pengguna untuk memastikan bahwa
model benar-benar mewakili kebutuhan data perusahaan.
6.
Menggabungkan model data logikal ke dalam model global
(langkah pilihan)
Tujuan dari langkah ini adalah menggabungkan model
data logikal lokal kedalam sebuah model data logikal global
yang mewakili seubah sudut panjang user sebuah database.
7. Mengecek perkembangan yang akan datang
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan apakah ada
perubahan signifikan dimasa yang akan datang dan untuk
menilai apakah model data logikal bisa mengakomodasi
perubahan.
26
c. Physical database design
Proses pembuatan deskripsi dari suatu implementasi database
pada
media
penyimpanan
(secondary
storage),
hal
ini
mendeskripsikan hubungan utama, organisasi file, dan indeks yang
digunakan untuk mencapai efisiensi akses ke dalam data, dan
hubungan integrity constraints dan hal yang berkaitan dengan
keamanan.
Berikut adalah langkah-langkah dalam metodologi perancangan
database fisikal :
1. Menterjemahkan model data logikal
a. Mendesain base relations
Tujuan dari langkah ini adalah ntuk menentukan
bagaimana
merepresentasikan
relasi
dasar
yang
diidentifikasi ke dalam model data logikal di target DBMS.
b. Mendesain representasi dari derived data
Tujuan dari langkah ini adalah untuk memutuskan
bagaimana merepresentasikan derived data ke dalam model
data logikal di target DBMS.
c. Mendesain general constraints
Tujuan dari langkah ini adalah untuk mendesain
general constraints ke target DBMS.
2. Mendesain file organisasi dan indeks
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan
organisasi file yang optimal untuk menyimpan hubungan dasar
27
dan indeks yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang dapat
diterima, yaitu cara di mana relasi dan tupel berkerja pada
penyimpanan sekunder.
a. Menganalisis transaksi
Untuk mengetahui fungsionalitas transaksi yang akan
berjalan di database dan menganalisis transaksi yang
penting
b. Memilih file organisasi
Untuk menentukan file organisasi yang efisien untuk setiap
relasi dasar
c. Memilih indeks
Untuk menentukan apakah penambahan indeks akan
meningkatkan performa sistem. Indeks digunakan untuk
mempercepat proses pencarian. Namun, untuk relasi-relasi
kecil sebaiknya tidak dibuat indeksnya karena hanya akan
menambah kapasitas penyimpanan.
d. Memperkirakan kebutuhan kapasitas disk
Untuk menghitung jumlah kapasitas disk yang dibutuhkan
oleh database.
3. Mendesain user view
Tujuan dari langkah ini adalah untuk mendesain user
view yang telah diidentifikasikan selama pengumpulan dan
analisis kebutuhan.
4. Mendesain sistem keamanan
28
Tujuan dari langkah ini adalah untuk mendesain
keamanan database yang dispesifikasikan oleh user. Relational
DBMS menyediakan dua tipe keamanan database, yaitu system
security yang mencakup akses dan penggunaan database pada
level sistem seperti penggunaan username dan password, dan
data security mencakup akses dan penggunaan database objek.
5. Mempertimbangkan pengenalan tentang pengendalian redudansi
Tujuan dari langkah ini adalah menentukan apakah
memecahkan redudansi dengan normalisasi akan meningkatkan
performa sistem.
6. Memonitor dan mengatur sistem operasional
Tujuan dari langkah ini adalah mengawasi sistem
operasional
dan
meningkatkan
performa
sistem
untuk
memperbaiki desain yang tidak tepat.
2.1.5.5 DBMS Selection
Menurut Conolly dan Begg (2010, p325-p326), pemilihan
DBMS adalah memilih DBMS yang sesuai untuk mendukung aplikasi
basis data. Pemilihan DBMS dilakukan antara tahapan perancangan
basis data logikal dan perancangan basis data konseptual.
Tujuannya untuk kecakupan sekarang dan kebutuhan masa
mendatang pada organisasi, membuat keseimbangan biaya termasuk
pembelian produk DBMS, piranti lunak untuk mendukung aplikasi
29
basis data, biaya yang berhubungan dengan perubahan dan pelatihan
pegawai.
Pada berikut ini adalah langkah-langkah utama dalam pemilihan DBMS
yaitu:
1. Mengidentifikasi kerangka acuan studi.
2. Memfokuskan kedua atau tiga produk.
3. Mengevaluasi produk-produk.
4. Merekomendasikan pemilihan dan menghasilkan laporan.
2.1.5.6 Application Design
Menurut Conolly dan Begg (2010, p330-p331), perancangan
aplikasi adalah perancangan user interface dan program aplikasi yang
menggunakan serta memproses basis data. Terdapat dua aspek dalam
perancangan aplikasi, yaitu :
 Perancangan transaksi.
 Perancangan antar muka (interface).
2.1.5.7 Prototyping
Menurut Conolly dan Begg (2010, p333), prototipe adalah
membangun sebuah model kerja dari suatu sistem basis data. Ada dua
jenis prototyping yang sering digunakan, yaitu :
1. Requirment prototyping adalah prototipe yang digunakan untuk
menentukan persyaratan dari sebuah proposal sistem basis data.
Apabila proposalnya telah dibuat maka prototipenya dapat dihapus.
30
2. Evolutionary prototyping adalah digunakan untuk tujuan yang sama
dengan requirment prototyping, namun terdapat perbedaan yaitu
prototipenya tidak dibuat melaikan dikembangkan menjadi sistem
basis data yang bekerja.
2.1.5.8 Implementation
Menurut Connolly dan Begg (2010, p333-p334), implementasi
merupakan realisasi fisikal dari basis data dan perancangan aplikasi.
Implementasi basis data dicapai dengan menggunakan Data Definition
Language (DDL) dari DBMS yang dipilih atau sebuah Graphical User
Interface (GUI) yang menyediakan fungsi yang sama sambil
menyembunyikan perintah DDL tingkat rendah. User View juga
diimplementasikan pada tahap ini. Sementara implementasi aplikasi
perangkat lunak adalah bentuk dari transaksi basis data yang
diimplementasikan dengan menggunakan Data Manipulation Language
(DML). Biasanya sudah terdapat dalam bahasa pemrograman.
2.1.5.9 Data Conversion and Loading
Menurut Connolly dan Begg (2010, p334), konversi dan
pemuatan data adalah proses memindahkan data yang sudah ada ke
dalam bais data yang baru dan mengubah aplikasi yang ada untuk dapat
berfungsi dengan basis data yang baru. Tahap ini diperlukan saat sistem
basi data yang baru menggantikan sistem yang lama.
31
2.1.5.10 Testing
Menurut
Connolly dan
Begg
(2010,
p334),
pengujian
merupakan proses menjalankan program aplikasi dengan tujuan
menemukan kesalahan-kesalahan.
Sebelum suatu aplikasi program basis data dijalankan, perlu
diadakan pengujian. Bila pengujian berjalan sukses, maka tidak akan
menampakkan beberapa kegagalan yang ada pada program aplikasi dan
juga pada struktur basis data. Tentunya pengguna sistem yang baru ini
harus dilibatkan dalam pengujian.
2.1.5.11 Operational Maintenance
Menurut Connolly dan Begg (2010, p335), pemeliharaan
operasional merupakan proses mengamati dan memelihara sistem
setelah dilakukannya instalasi.
Aktivitas-aktivitas yang terlibat dalan tahap ini adalah :

Mengamati performa dari sistem. Apabila performa jatuh di bawah
tingkat yang dapat diterima, maka perbaikan atau pengorganisasian
dari basis data perlu dilakukan.

Memelihara dan memperbaharui aplikasi basis data (apabila
dibutuhkan). Kebutuhan baru disatukan dengan aplikasi basis data.
2.1.6 Entity Relationship Modeling
Menurut Conolly dan Begg (2010, p371), salah satu aspek yang sulit
dalam perancangan database adalah kenyataan bahwa perancang, programmer,
32
dan pemakai akhir cenderung melihat data dengan cara yang berbeda. Untuk
memastikan pemahaman secara ilmiah dari data dan bagaiman data digunakan
oleh perusahaan dibutuhkan sebuah bentuk komunikasi yang non-teknis dan
bebas dari segala ambiguitis.
Konsep dasar dari entity relationship modeling menurut Conolly dan Begg
(2010, p343-351), yaitu :
2.1.6.1 EntityType
Tipe entitas adalah kelompok dari objek-objek dengan properti
yang sama, yang mengidentifikasi oleh perusahaan seperti memiliki
keberadaan yang tidak bergantung. Tipe entitas digambarkan dalam
bentuk kotak yang di dalamnya terdapat nama dari entitas. Dalam
Unified Modeling Language (UML), huruf pertama dari setiap entitas
menggunakan huruf kapital. Setiap objek yang dapat diidentifikasi
secara untik dari sebuah tipe entitas disebut entity occurrence.
2.1.6.2 Relationship Type
Menurut Conolly dan Begg (2010, p374-p375), derajat dari tipe
hubungan adalah jumlah tipe entitas yang ikut serta dalam hubungan.
Entitas yang terkait dalam sebuah fakta tipe hubungan ditunjuk sebagai
participants dalam hubungan. Jumlah participants dalam tipe hubungan
disebut degree (derajat) dari hubungan tersebut.
1. Relasi biner : Sebuah hubungan yang memiliki derajat dua
2. Relasi ternary : Sebuah hubungan yang memiliki derajat tiga
33
3. Relasi quaternary : Sebuah hubungan yang memiliki derajat empat
2.1.6.3 Attribute
Aribut adalah properti dari entitas atau relasi, menurut Conolly
dan Begg (2010, p379). Atribut memiliki domain atribut sebagai
batasan yang bisa diisi ke dalam atribut tersebut. Atribut memiliki
beberapa bentuk :
1. Simple Attribute
Adalah
atribut yang terdiri dari satu komponen tunggal
dengan keberadaan yang bebas. Simpel Atribut tidak bisa dibagi
lagi ke dalam komponen yang lebih kecil. Contoh : NIM_MHS,
NO_KTP (Conolly dan Begg, 2010, p379).
2. Composite Attribute
Adalah sebuah atribut yang tersusun dari banyak komponen
dan keberadaan yang bebas dari tiap-tiapnya. Dalam hal ini
beberapa atribut dapat dipisahkan menjadi komponen yang lebih
kecil lagi dengan keberadaan yang bebas dari tiap-tiapnya.
Contohnya entiti kantor cabang dengan nilai (Alamat, Kode
Cabang) bisa dipisah menjadi simpel atribut alamat dan kode
cabang.
3. Single-valued Attribute dan Multi-Valued Attribute
Menurut Conolly dan Begg (2010, p380), single value
attribute adalah atribut yang hanya menyimpan nilai tunggal untuk
suatu sifat dari entity. Sedangkan multi value attribute adalah atribut
34
yang bisa menyimpan nilai lebih dari satu untuk suatu sifat dari
entity. Contohnya atribut telepon pada entity kantor cabang yang
bisa memiliki lebih dari satu nomor telpon.
4. Derived Attribute
Menurut Conolly dan Begg (2010, p380), derived attribute
adalah atribut yang menunjukkan nilai yang diperoleh dari atribut
yang berhubungan, tidak terlalu dibutuhkan dalam tipe entity yang
sama. Atribut turunan mungkin juga menyangkut hubungan dari
atribut pada tipe entity yang berbeda.
5. Keys
Menurut Conolly dan Begg (2010, p381), Keys dibagi
menjadi 3, yaitu :
1. Candidate Key
Satu set minimal atribut yang mengidentifikasikan objek
secara unik suatu kejadian spesifik dari entity.
2. Primary Key
Candidate key yang terpilih karena mengidentifikasikan
objek secara unik suatu kejadian spesifik dari entity.
3. Composite Key
Kunci yang disusun berdasarkan lebih dari satu atribut.
2.1.6.4 Strong and Weak Entity
Menurut Conolly dan Begg (2010, p383) entity terbagi 2 kelas yaitu:
35
1. Strong entity (Entitas kuat) adalah entitas yang tidak bergantung
kepada entitas lain atau independen.
2. Weak entity (Entitas lemah) adalah entitas yang bergantung kepada
entitas lain atau dependen.
2.1.6.5 Structural Constraints
Menurut Conolly dan Begg (2010, p 385), batasan-batasan yang
menggambarkan pembatasan pada relationship seperti yang ada pada
“real world”. Contohnya seperti entity cabang harus mempunyai
karyawan. Tipe utama dari batasan hubungan di dalam suatu
relationship disebut multiplicity.
Multiplicty adalah jumlah occurance yang mungkin terjadi pada
sebuah tipe entitas yang berhubungan ke sebuah occurance dari sebuah
tipe entitas lain dari suatu relationship. Relationship yang paling
umum adalah binary relationship.
Macam-macam binary relationship adalah :
a. Hubungan one to one (1 : 1)
Setiap relationship menggambarkan hubungan antara
sebuah entiti occurance pada entitas yang satu dengan entity
occurance pada entitas lainnya yang ikut serta dalam relationship
tersebut. Hubungan 1 : 1 dapat terjadi bila setiap entitas pada
himpunan entitas A berhubungan paling banyak satu entitas
dengan satu entitas pada himpunan entitas B. Dan sebaliknya,
36
setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan paling banyak
satu entitas dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
b. Hubungan one to many (1 : *)
Setiap relationship menggambarkan hubungan antara
sebuah entity occurance pada entitas yang satu dengan satu atau
lebih entity occurance pada entitas lainnya yang ikut serta dalam
relationship tersebut. Berarti setiap entitas pada himpunan entitas
A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas
B. Namun, setiap entitas pada himpunan entitas B hanya dapat
berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan
entitas A.
c. Hubungan many to many (* : *)
Setiap relationship menggambarkan hubungan antara satu
atau lebih entity occurance pada entitas yang satu dengan satu atau
lebih entity occurance pada entitas lainnya yang ikut serta dalam
relationship tersebut. Berarti setiap entitas pada himpunan entitas
A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas
B. Dan sebaliknya, setiap entitas pada himpunan entitas B dapat
berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas.
2.1.7 Normalisasi
Menurut Conolly dan Begg (2010, p416), ketika kita merancang sebuah
basis data untuk sebuah sistem yang berelasi tujuan utamanya adalah
menciptakan representasi yang akurat dari sebuah data, hubungannya, dan
37
batasan-batasannya. Untuk mendapatkan hasil ini, kita harus mengidentifikasi
kumpulan relasi yang tepat. Sebuah teknik yang dapat kita gunakan untuk
mengidentifikasi hubungan antar data disebut dengan normalisasi. Normalisasi
adalah sebuah pendekatan bottom-up terhdatap perancangan basis data dengan
memulai memeriksa relasi dan atribut.
Karakteristik dari sekumpulan hubungan yang sesuai termasuk sebagai
berikut :
a) Jumlah minimal dan atribut – atribut yang dibutuhkan untuk mendukung
data yang dibutuhkan oleh perusahaan.
b) Atribut – atribut dengan hubungan logikal yang dekat ditemukan dalam
hubungan yang sama.
c) Redudansi minimal dengan setiap atribut yang digambarkan hanya sekali
dengan pengecualian yang sangat penting dari setiap atribut yang
membentuk keseluruhan atau sebagian dari foreign key, dimana
dibutuhkan untuk penggabungan hubungan yang saling terkait.
2.1.7.1 Data Redudancy
Menurut Conolly dan Begg (2010, p418), tujuan utama
perancangan basis data adalah mengelompokkan atribut-atribut ke
dalam relasi-relasi sehingga meminimalisasi redundansi data dan
mengurangi penggunaan tempat penyimpanan yang dibutuhkan untuk
sebuah relasi dasar
38
2.1.7.2 Proses Normalisasi
Menurut Conolly dan Begg (2010, p428), proses normalisasi terdiri dari
:
1. Unnormalized Form (UNF)
UNF adalah tabel yang memiliki satu atau lebih kelompok
perulangan.
2. First Normal Form (1NF)
1NF merupakan bentuk normalisasi di mana data yang
dikumpulkan menjadi satu field yang sifatnya tidak akan berulang
dan tiap field mempunyai satu nilai. Suatu hubungan dikatakan
normal pertama jika :
 Setiap baris dan kolom berisi atribut yang bernilai tunggal.
 Kunci primer (primer key) telah ditentukan.
 Atribut nilai banyak (multi value) telah dihilangkan.
3. Second Normal Form (2NF)
2NF merupakan bentuk normalisasi di mana field yang
bukan kunci tergantung secara fungsi pada suatu primary key. Suatu
hubungan berada dalam 2NF jika dan hanya jika :
 Berada pada 1NF.
 Semua atribut non-primary-key memiliki ketergantungan penuh
(functional dependency) pada primary key.
39
 Dalam 2NF, semua ketergantungan parsial harus dihilangkan.
Ketergantungan parsial adalah ketergantungan antara atribut
primary key yang satu dengan atribut primary key yang lain.
4. Third Normal Form (3NF)
3NF merupakan bentuk normalisasi di mana tidak ada field yang
bukan primary key tergantung transitive kepada primary key. Suatu
hubungan dikatakan 3NF jika :
 Berada dalam 1NF dan 2NF
 Setiap atribut non-primary-key memiliki ketergantungan transitif
(transitive dependency) terhadap primary key. Ketergantungan
transisitf adalah ketergantungan antara atribut non-primary-key
dengan atribut non-primary-key.
5. Boyce-Codd Normal Form (BCNF)
Merupakan bentuk normalisasi di mana jika dan hanya jika setiap
determinant adalah candidate key.
6. Fourth Normal Form (4NF)
Merupakan sebuah relasi dalam bentuk BCNF dan tidak berisikan
ketergantungan multi-valued nontrivial.
7. Fifth Normal Form (5NF)
Merupakan sebuah relasi yang tidak mempunyai ketergantungan
gabungan (join dependency).
40
2.1.8 SDLC (Systems Development Life Cycle)
SDLC (Software Development Life Cycle) merupakan sebuah siklus hidup
pengembangan perangkat lnak yang terdiri dari beberapa tahapan-tahapan yangat
penting dalam keberadaan perangkat lunak yang dilihat dari segi pengembangannya.
SDLC dilakukan oleh analisis sistem dan programmer dalam membangun
informasi.
a. Fungsi SDLC
Fungsi utama dari SDLC adalah mengakomodasi beberapa kebutuhan.
Kebutuhan-kebutuhan itu biasanya berasal dari kebutuhan pengguna akhir dan juga
pengadaaan perbaikan sejumlah masalah yang terkait dengan pengembangan
perangkat lunak. Semua itu dirangkum pada proses SDLC yang dapat berupa
penambahan fitur baru (kemampuan pengguna), baik itu secara modular (instalasi
parsial atau update dan upgrade perangkat lunak) maupun dengan proses instalasi
baru. Dari proses SDLC, berapa lama umur sebuah perangkat lunak dapat
diperkirakan untuk dipergunakan yang dapat diukur atau disesuaikan dengan
kebijakan dukungan dari pengembang perangkat lunak terkait.
b. Model SDLC (Software Development Life Cycle)
1. Model Waterfall
Merupakan model pengembangan sistem yang paling mudah dan paling
sering digunakan. Model pengembangan ini bersifat linear dari tahap awal
pengembang sistem, yaitu tahap perencanaan sampai tahap akhor
pengembangan sistem yaitu tahap pemeliharaan. Tahapan berikutnya tidak
akan dolaksanakan sebelum tahapan sebelumnya selesai dilaksanakan, dan
tidak bisa kembali atau mengulang ke tahap sebelumnya.
41
Gambar 2.2 Tahapan Waterfall
Kelebihannya :

Merupakan model pengembangan paling handal dan paling lama digunakan

Cocok untuk system software berskala besar

Cocok untuk sistem software yang bersifat generic

Pengerjaan project system akan terjadwal dengan baik dan mudah dikontrol
Kekurangannya :

Persyaratan sistem harus digambarkan dengan jelas

Rincian proses harus benar-benar jelas dan tidak boleh berubah-ubah

Sulit untuk mengadaptasi jika terjadi perubahan spesifikasi atau tahapan
pengembangan
42
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Intranet
Menurut Turban, Rainer, dan Potter (2003), intranet adalah jaringan
privat yang menggunakan perangkat lunak internet dan protokol TCP/IP.
Intinya, intranet adalah Internet privat, atau grup dari segmen privat dari
jaringan internet publik, digunakan oleh orang-orang yang diberikan untuk
menggunakan jaringan tersebut.
Keamanan internet merupakan suatu hal yang penting. Perusahaan
dapat mencegah gangguan yang tidak diinginkan dengan berbagai cara. Public
key security digunakan sebagai perantara otorisasi untuk masuk ke dalam
intranet. Ada dua bagian di dalamnya, yaitu enkripsi dan digital certificate.
Enkripsi mengacaukan data yang keluar, sementara digital certificate seperti
kartu identitas elektronik yang memastikan bahwa orang yang mengakses
intranet adalah user yang valid. Cara lain yang digunakan perushaan untuk
melindungi intranet adalah menggunakan firewall. Firewall merupakan sebuah
alat yang ditempatkan di antara jaringan internal perusahaan (Intranet) dan
jaringan eksternal (Internet).
2.2.2 Web Statis dan Web Dinamis
Menurut Connolly dan Begg (2010, p1033), dokumen HTML yang
disimpan dalam file merupakan halaman webstatis, isinya tidak pernah akan
pernah berubah kecuali file tersebut diubah, sedangkan isi dari halaman ini web
dinamis dibangun setiap kali akses. Halaman web dinamis memiliki beberapa
fitur yang dimiliki oleh web statis, yakni sebagai berikut :
43

Respon terhadap input yang diberikan oleh pelanggan melalui browser.

Dapat diubah sesuai keinginan oleh dan untuk setiap pengguna.
Halaman web dinamis memerlukan hypertext yang harus dibangun oleh
server serta membutuhkan script yang menampilkan konversi dari format data
yang berbeda ke HTML.
2.2.3 Web Database
2.2.3.1 Definisi Web Database
Web database merupakan aplikasi penggunaan web sebagai
platform yang menghubungkan pengguna dengan antarmuka satu atau
lebih basis data (Connolly dan Begg, 2010).
Web database merupakan suatu sistem yang bisa dibangun
dengan menggabungkan teknologi basis data dan web (Eaglestone dan
Ridley, 2001).
Berdasarkan sumber-sumber definisi diatas, maka dapat
disimpulkan web database adalah suatu sistem aplikasi yang
menggabungkan teknologi basis data dan web serta dapat berinteraksi
dengan pengguna.
2.2.3.2 Syarat-syarat Integrasi Web Database
Berikut adalah daftar dari beberapa syarat-syarat penting untuk
mengintegrasikan aplikasi basis data dengan web, yaitu (Connolly dan
Begg, 2010, p1035) :
44

Kemampuan untuk mengakses data perusahaan yang berharga
dengan cara aman.

Data dan vendor tidak saling bergantung sehingga memungkinkan
kebebasan untuk memilih DBMS.

Kemampuan untuk berinteraksi dengan basis data, tidak bergantung
pada browser atau web server tertentu.

Solusi keterhubungan yang memberikan keuntungan dari seluruh
fitur DBMS organisasi.

Arsitektur terbuka memungkinkan kemampuan untuk diganti
dengan sistem dan teknologi yang bervariasi.

Solusi
efektivitas
biaya
yang
memungkinkan
scalability,
pertumbuhan, dan perubahan dalam petunjuk strategis, dan
membantu mengurangi biaya pembuatan aplikasi.

Dukungan untuk transaksi yang menjangkau permintaan multiple
HTTP.

Dukungan untuk session dan aplikasi berdasarkan autentifikasi.

Performa yang dapat diterima.

Pengeluaran tambahan (overhead) administrasi yang minimal.

Penentuan
perangkat
produktivitas
level
tinggi
sehingga
memungkinkan aplikasi untuk dibangun, dipelihara, dan disebarkan
dengan relatif mudah dan cepat.
45
2.2.4 Perangkat Lunak yang Digunakan
2.2.4.1 PHP
PHP adalah bahasa script open source HTML embedded yang
mendukung
banyak
web
server
dengan
tujuan
memampukan
webdeveloper untuk mampu menulis banyak halaman dinamis secara
cepat (Connolly dan Begg, 2010, p1043).
PHP adalah bahasa script open source yang tersedia untuk
banyak platform. PHP sering dihubungkan dengan MySQL atau
PostgreSQL karena kombinasi secara bebas dari basis data yang
tersedia dan bahas script yang menyediakan paket lengkap untuk
membangun aplikasi web databse. (Eaglestone dan Ridley, 2001).
Berdasarkan sumber-sumber definisi
diatas
maka dapat
disimpulkan PHP adalah bahasa script server side yang open source
yang tersedia untuk banyak platform yang bisa disisipkan pada HTML
sehingga dapat menghasilkan halaman web yang dinamis sehingga
perawatan menjadi lebih mudah dan efisien.
Kelebihan menggunakan PHP :
PHP memiliki banyak kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahasa
script sejenis. Kelebihan itu antara lain sebagai berikut (Kasiman
Peranginangin, 2006) :

PHP difokuskan pada pembuatan script server side, yang bisa
melakukan apa saja yang dapat dilakukan oleh CGI, seperti
mengumpulkan data dari form, menghasilkan isi halaman web
46
dinamis, dan kemampuan mengirim serta menerima cookies,
bahkan daripada kemampuan CGI.

PHP dapat digunakan pada semua sistem operasi, bahkan PHP
dapat bekerja sebagai CGI processor.

PHP tidak terbatas pada hasil keluaran HTML. PHP juga memiliki
kemampuan untuk mengolah keluaran gambar, file PDF, dan
animasi Flash. PHP juga dapat menghasilkan teks seperti XHTML
dan file XML lainnya.

PHP dapat mendukung banyak sistem basis data.
2.2.4.2 MySQL
MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis
data (DBMS) yang multithread dan multiuser. Konsep dari MySQL
sendiri adalah pengoperasian basis data baik dalam hal pemilihan atau
seleksi dan pemasukkan data, yang memungkinkan pengoperasian data
dilakukan dengan mudah secara otomatis.
Kelebihan menggunakan MySQL sebagai database server :
 MySQL didistribusikan dibawah lisensi GPL (General Public
Lisence) sehingga dapat dipakai secara gratis (Open Source).
 MySQL dapat digunakan secara stabil di berbagai sitem operasi
(Linux, Mac OS, Windows) sehingga bersifar Portability.
 Multiuser, sebab dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu
yang bersamaan tanpa bermasalah.
47
 MySQL dapat menangani database dalam skala yang besar dengan
jumlah record lebih dari 50 juta dan 60 ribu table serta 5 milyar
baris.
 Performance tuning dimana MySQL memiliki kecepatan dalam
menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih
banyak SQL per satuan waktu.
 MySQL memiliki tingkat security atau keamanan yang tinggi seperti
level subnet mask, nama host, dan izin akses user dengan system
perizinan yang mendetail serta password yang terenkripsi.
2.2.4.3 Cascading Style Sheet (CSS)
Cascading Style Sheet atau CSS adalah suatu bahasa stylesheet
yang digunakan untuk mengatur tampilan suatu halaman web.
Penggunaan paling umum adalah untuk memformat halaman web yang
ditulis dengan HTML dan XHTML. CSS dapat digunakan untuk
mengatur besar kecilnya text, warna dan style font, mengatur warna
atau gambar background, dan berbagai manfaat lainnya. (Schengili dan
Roberts, 2000)
2.2.4.4 XAMPP
XAMPP merupakan singkatan dari X (empat system operasi
apapun), Apache, MySQL, PHP, Perl. XAMPP merupakan alatyang
menyediakan paket perangkat lunak kedalam sebuah paket. Dalam
48
paket tersebut sudah terdapat Apache (web server). MySQL (database),
PHP (server-side scripting), Perl, FTP server, phpMyAdmin dan
berbagai pustaka bantu lainnya.
2.2.4.5 Web Browser
Dikenal juga dengan istilah browser atau internet browser.
Browser
adalah
software
yang
memperbolehkan
user
dalam
menampilkan dan berinteraksi dengan teks, gambar, video, musik, dan
informasi lainnya yang terdapat di halaman web.
Teks dan gambar di halaman webbisa merupakanhyperlink yang
mengarah ke halaman lain. Web browser menjadikan user lebih cepat
dan mudah mengakses informasi. Dua program web browser yang
cukup popular saat ini adalah Google Chrome dan Mozilla Firefox.
2.2.5 360 Degree Feedback
360 degree feedback merupakan sebuah metode yang digunakan untuk
proses mengumpulkan data yang akan dinilai dari beberapa persepsi seputar
perilaku seseorang dan dampak dari perilaku tersebut. Metode 360 degree
feedback ini akan mengumpulkan data berdasarkan persepsi yang diambil dari
atasan, atasan dari atasan, laporan langsung, kolega, anggota kelompok proyek,
pelanggan internal dan external, serta supplier.
49
Gambar 2.3 360 degree feedback
Yang membedakan 360 degree feedback dari metode lainnya adalah
metode ini menggunakan umpan balik sebagai penilaian utamanya, disebut
umpan balik karena penilaian kinerja dilakukan dari dua atau lebih
sumber(Richard Lepsinger dan Anntoinette D. Lucia, 1997).
2.2.5.1 Fungsi 360degree Feedback
Menurut Richard Lepsinger dan Annotoinette D. Lucia (1997, p19-21),
fungsi dari 360 degree feedback antara lain :
1. Untuk mencapai strategi bisnis dan perubahan budaya dengan menjelaskan
prilaku yang diperlukan untuk meningkatkan inisiatif
2. Untuk meningkatkan efektifitas dalam tim
3. Sebagai bagian dari sistem menejemen sumber daya manusia, untuk
memastikan bahwa pekerjaan penting yang berhubungan dengan perilaku
sedang dikembangkan, dievaluasi dan dihargai.
50
2.2.5.2 Data-Data Yang Dikumpulkan
Sebuah proses 360degree dapat digunakan untuk mengumpulkan
informasi
mengenai
individual’s
skills
(skill
individu),
knowledge
(pengetahuan),dan style (gaya).

Individual’s Skills
Kemahiran dalam mengerjakan tugas. Contohnya kemampuan untuk
berfikir strategis, berkomunikasi secara tertulis, mendelegasikan pekerjaan,
memperngaruhi, berunding, mengoperasikan sebuah mesin.

Knowledge
Keakraban dengan subjek atau disiplin. Contohnya pengetahuan bisnis atau
industri.

Style
Pola karakteristik atau cara merespon lingkungan eksternal. Contohnya
self-confidence, level energy, kestabilan emosional.
2.2.5.3 Metode Pengumpulan Data Feedback
Menurut Richard Lepsinger (Richard Lepsinger dan Anntoinette D.
Lucia, 1997), questionnaires dan interviews adalah 2 metode yang paling
popular dalam proses mengumpulkan feedback dari sumber yang berbeda, dan
tiap metode dapat digunakan sendiri maupun dalam membantu metode lainnya.
51
2.2.5.3.1
Metode Questionnaires
Questionnaires mengumpulkan feedback dalam bentuk numerik
atau penilaian quantitatif dari perilaku spesifik atau karakteristik dari
orang yang ditargetkan. Untuk tiap-tiap pertanyaan, penilai diberikan
pilihan jawaban yang secara umum berbentuk barisan pilihan yang
menanyakan penilai tentang seberapa banyak (sebagai contoh, selalu
sampai dengan tidak pernah) atau seberapa baik (sebagai contoh, sangat
baik sampai dengan sangat buruk).
2.2.5.3.2
Metode Interviews
Proses pengumpulan data dengan metode interviews yang
digunakan di 360 degree feedback biasanya dilakukan di lingkungan
yang memiliki privasi tinggi, dan bisa berjalan selama setengah jam
sampai dengan 3 jam. Untuk mendapatkan hasil terbaik, orang yang
ditunjuk sebagai interviewer sebaiknya adalah fasilitator profesional,
konsultan atau psikologis yang terlatih dalam teknik wawancara
maupun analisis informasi. Wawancara terbagi atas wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur, yaitu:
1. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan
pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar
pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat
menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material
lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
52
2. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan
yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin
penting masalah yang ingin digali dari responden.
Download