- STT KAO Semarang

advertisement
JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN
SHIFTKEY 2015
KARYA ROH KUDUS DALAM GEREJA
BERDASARKAN SURAT EFESUS DAN IMPLEMENTASINYA
BAGI PEMIMPIN JEMAAT GBT KAO NGALIYAN SEMARANG
Rudyanto Chandra Saputra
(Dosen Prodi Teologi Kependetaan, [email protected])
Abstraksi
Pekerjaan Roh Kudus yang penting dipahami dan terimplikasi dalam hidup orang-orang percaya, khususnya
pemimpin jemaat adalah: Yang pertama, perubahan yang ajaib, yang disebut kelahiran baru. Pemahaman
pentingnya adalah “mendengar” dan ‘percaya . Kiasan yang penting lainnya adalah “meterai” dan “jaminan”.
Hal kedua, adalah pola pikir, pola rasa dan pola tindak berdasar kebaikan dan kebenaran. Pemahaman
pentingnya adalah tentang kesetiaan, kejujuran dan keadilan. Hal ketiga, adalah bahwa Roh Kudus menyatukan
orang percaya. Pemahaman pentingnya, buah Roh Kudus, ketekunan dan sesuatu yang diusahakan terusmenerus. Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi pekerjaan Roh Kudus
dalam diri para pemimpin jemaat GBT KAO sangat tinggi.
A. PENDAHULUAN
Karya Roh Kudus haruslah mendominasi dalam pelayanan pekerjaan-pekerjaan Tuhan dalam
GerejaNya, sebab tanpa Roh Kudus gereja akan kehilangan kuasa sama sekali. Tanpa Roh Kudus
Gereja akan lumpuh total. Roh Kudus memberikan kuasa dalam penginjilan, maupun pelayanan ke
dalam. Gereja yang tidak menggantungkan pelayanannya kepada kuasa Roh Kudus adalah Gereja
yang tidak merasa membutuhkan dan tidak menghormatiNya. Pelayanan Roh Kudus memberikan
kuasa untuk bersaksi dan mengadakan tanda-tanda ajaib. Berdasarkan yang tertulis dalam Kisah Para
Rasul peranan Roh Kudus penyebab utama dan satu-satunya, bertumbuhnya Gereja secara kualitas
atau mutu dan kuantitas atau jumlah (Kis. 2:1-40). Kualitas menunjuk pada pendewasaan rohani
jemaat semakin serupa dengan Kristus, sedangkan kuantitas menunjuk pada jumlah anggota gereja.
Pekerjaan Roh Kudus adalah menolong, menghibur, menguatkan, meneguhkan, menyertai,
dan mengarahkan kita kepada kepada Allah. Roh Kudus adalah Allah yang datang dan tinggal di
dalam hati semua orang percaya. Pekerjaan-Nya ialah meyakinkan orang tentang dosa, memimpin
orang untuk bertobat, membimbing orang percaya, menjadi Penghibur dalam kesukaran, menguatkan
dan menguduskan jiwa; sebagai Pembimbing, Pemberi Kekuatan, dan yang menguduskan gereja.
Alkitab menyatakan bahwa lidah adalah anggota yang paling berkuasa di dalam tubuh manusia. Lidah
yang mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh bisa menyucikan tubuh untuk dipakai oleh
Allah atau menyalakan api neraka untuk dipakai oleh Iblis (Yak.3:8). Jadi jika orang percaya telah
melatih iman untuk menerima karunia hidup kekal, maka telah mengalami mujizat terbesar. Jika orang
telah percaya dan menerima karunia Roh Kudus dengan menyerahkan lidah untuk berkata-kata dalam
bahasa yang tidak dikenal, maka orang percaya tersebut telah menglamai mujizat terbesar. Pokok
permasalahan dalam penulisan penelitian ini adalah: Pertama, apa sebenarnya makna pekerjaan Roh
Kudus menurut Efesus? Kedua, bagaimana pekerjaan Roh Kudus diimplementasikan dalam
kehidupan orang-orang percaya masa kini, khususnya para pemimpin jemaat. Sesuai dengan
permasalahan yang diamati, maka tujuan dari penulisan penelitian ini adalah: Pertama, untuk
menganalisis dan menafsirkan makna di balik frasa pekerjaan Roh Kudus berdasarkan surat Efesus .
Kedua, untuk membahas bagaimana mengimplementasikan dalam kehidupan orang-orang percaya
masa kini, khususnya para pemimpin jemaat.
B. METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah
kuantitatif deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang
terjadi saat sekarang. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeksripsikan peristiwa dan
43
JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN
SHIFTKEY 2015
kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakukan khusus terhadap peristiwa
tersebut.1 Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dengan menggunakan skala
Likert. Alternatif jawaban yang digunakan adalah lima pilihan jawaban, yaitu: Jawaban responden
berupa skor tertinggi bernilai (5) dan skor terendah (1) untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif skornya berkebalikan, yaitu: skor tertinggi (1) dan skor terendah (5).2
Uji normalitas data dilakukan dengan uji one-sample Kolmogorov-Smirnov . Hasil uji normalitas data
untuk Implementasi pekerjaan Roh Kudus dengan tiga indikator. Dalam penelitian yang dimaksud
kelompok data adalah kumpulan orang-orang yang menghasilkan suatu data. Dalam penelitian,
peneliti akan memperoleh sekelompok data variabel tertentu dari sekelompok responden, atau obyek
yang diteliti. Teknik penjelasan kelompok yang telah diobservasi dengan data kuantitatif, dijelaskan
menggunakan teknik statistik yang disebut deskriptif statistik, yang meliputi: mean, median, modus,
standar deviasi, range, nilai maksimum-minimum, dan frekuensi. Uji Hipotesis: Pengujian terhadap
hipotesis deskriptif yang diajukan pada penelitian ini adalah t-test satu sampel.
C. KARYA ROH KUDUS DALAM GEREJA
Surat-surat Paulus disusun dalam dua dimensi pemahaman. Bagian pertama dari setiap
suratnya adalah doktrinal teologis dan bagian kedua membahas pastoral dan etika. Skema ini dapat
ditemui dalam surat kepada jemaat di Roma, Galatia dan surat-surat penjara lainnya. Skema surat
Efesus, pasal pertama sampai ketiga adalah pemahaman teologis dan pasal empat sampai enam perihal
etika. Dasar pengertiannya adalah, bahwa teori adalah dasar dari aplikasi. Kerohanian Kristen dan
etika kehidupan haruslah selaras dengan pemahaman teologis. Jikalau ada persoalan dengan hal-hal
teologis, dipastikan akan ada masalah juga dalam kehidupan spiritualnya.
Menganalisa pekerjaan Roh Kudus dalam gereja dengan kajian gramatikal (leksikal dan
morphology) dalam bahasa Yunani dan diaplikasikan dalam kehidupan orang percaya di gereja. Hal
ini bertujuan untuk menyatukan bukan hanya pernyataan kuasa Roh Kudus yang terlihat dari luar saja
dalam kehidupan bergereja (tindakan), tetapi juga perubahan internal dalam kehidupan (gaya hidup).3
Tema surat Efesus adalah kegerejaan. Surat ini ditulis pada waktu Paulus ada di penjara di Roma. Alur
kerohanian surat Efesus bagi Gereja terlukiskan dari refleksinya pada penderitaannya. Eklesiologi
adalah tentang pekerjaan Allah Bapa melalui anakNya yang terkasih dan Roh Nya pada gerejaNya.
Proses disempurnakan oleh anugerah pilihan, karya kelahiran baru, pengudusan, saling mengasihi,
fungsi dari karunia-karunia Roh Kudus, peperangan rohani dan dimensinya. Pertumbuhan gereja
mula-mula sangat erat ditimbulkan dari pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta. Namun
demikian, Tuhan dalam Gereja tetaplah Yesus Kristus . Gereja adalah tubuh-Nya dan tujuan akhir
dari pekerjaan Roh Kudus adalah untuk mengungkapkan kebenaran, seperti yang Tuhan Yesus
katakan, “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh
kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarNya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
1
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Jakarta: Penerbit Kencana, cetakan ke-2 , 2012),
35.
2
Ibid., 135.
Surat Efesus adalah surat yang berfokus pada Roh Kudus, yang disebutkan di setiap pasal.
Pasal satu membahas perlindungan Roh Kudus bagi orang percaya. Pasal dua, mempersoalkan bahwa
bait suci itu didiami oleh Roh Kudus. Pasal tiga, menjelaskan roh manusia dikuatkan oleh kuasa Roh
Kudus. Pasal empat menjelaskan kesatuan dalam Roh Kudus. Pasal lima mengajarkan bagaimana
dipenuhi oleh Roh Kudus, namun bukan karena mabuk. Pasal enam, tentang berdoa senantiasa di
dalam Roh Kudus. Paul Shen, Glimpse of Heaven: A Study of Ephesians (Hong Kong: China Graduate
School of Theology, 1992), 242.
3
44
JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN
SHIFTKEY 2015
Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.
(Yoh. 16:13-14).
Perjanjian Lama menunjukkan Allah yang berbicara kepada orang-orang melalui para nabi
dan kata-katanya ditulis dalam kitab suci (2 Tim. 3:16). Kemudian Allah berkata kepada dunia melalui
Tuhan Yesus Kristus, yang sudah menjelma (Ibr. 1:1-2, 1 Tim. 3:16). Dia sekarang berbicara melalui
Roh Kudus di dalam hati kita, sesuai dengan prinsip-prinsip dalam Alkitab. Karena Firman Allah
adalah dasar yang kuat bagi iman, gereja dapat tumbuh di tengah-tengah penderitaan (Ef. 4:13-16,
3:17) dan menjadi “manusia baru”. Oleh karena itu dapat melayani dunia4. (Ef. 2:10; 4:1, 17; 5:2, 8,
15) dan mengatakannya dengan Firman Tuhan (2 Tim 2:15). Untuk menjadi "manusia baru" sepanjang
waktu (Ef. 2:15, 4:20-24), seseorang haruslah bertumbuh dalam Kristus. Hal itu disebutkan dalam
Efesus 4:24: “dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam
kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.” Seorang manusia baru akan membawa "waktu jahat"
dalam misteri keselamatan Allah Mahakuasa (Ef. 5:16) dan bahkan seluruh alam semesta, seperti
disebutkan dalam Efesus 3:10-11: “supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat
Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga, sesuai dengan maksud abadi,
yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” Yesus telah membentuk komunitas
"manusia baru" yang menjadi milikNya di dunia ini. εἰς ἕνα καινὸν ἄνθρωπον berarti untuk membuat
dirinya dalam satu manusia baru (Ef. 2:15). Tujuan kekal Allah menyatukan seluruh manusia dalam
keselamatan (lih. Kej. 3:15) dan persekutuan dicapai secara eksklusif melalui kinerja pribadi Mesias,
bukan Hukum Musa. Umat Allah bukanlah Yahudi, bukan bangsa lain, namun umat Kristen. Gereja
adalah entitas baru, di dalam dan melalui dan bagi Kristus.
Menjadi seorang hamba yang kekal adalah dengan melayani dunia sesuai dengan kehendak
Allah (Ef. 5:17) melalui pelayanan, karunia-karunia dan kuasa Allah, “untuk memperlengkapi orangorang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, “(Ef. 4:12). Terlebih lagi,
Paulus memerintahkan bahwa seorang hamba "harus mencoba untuk menemukan beberapa pekerjaan
tangan yang berguna" dan melakukan beberapa pekerjaan baik dengan membantu orang lain yang
membutuhkan daripada mencuri (Ef. 4:28). Orang Kristen adalah orang yang memberi dan bukannya
yang mencuri. Apa yang dimilikinya itu, telah diperolehnya dengan kerja keras, bukan dengan
mencuri. Ia tak mau mengambil keuntungan dari sesamanya dalam cara apa pun juga.5 ”lakukan
pekerjaan baik” (to, avgaqo,n) berarti menunjukkan kebajikan dan kebaikan hati.
Itu diterjemahkan sebagai “seni pekerjaan Allah”( evpi. e;rgoij avgaqoi/j) dalam
Efesus 2:10, yang menunjukkan bahwa kita ini adalah hasil buatan Allah dalam Yesus Kristus.
Buatan ini diartikan untuk memberikan sedekah dan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan seharihari diri sendiri dan orang lain '. Seperti yang dikatakan dalam Efesus 6:6: “jangan hanya di hadapan
mereka saja untuk menyenangkan hati orang, tetapi sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan
segenap hati melakukan kehendak Allah, “Siapa yang melakukan pekerjaan-pekerjaan baik akan
diberi pahala oleh Allah (Ef. 6:8), tetapi kita hanya bisa melakukan itu dengan kuasa Allah Roh
Kudus. Perubahan yang ajaib, yang disebut kelahiran baru, harus terjadi dalam seseorang sebelum
pekerjaan-pekerjaan yang sungguh baik dapat dinyatakan dalam dirinya. Orang-orang yang hidup di
luar Kristus mungkin saja “secara lahiriah menjalankan ibadah mereka”, tetapi hal itu tidak berkenan
kepada Allah. Menghasilkan hidup yang benar adalah pekerjaan Roh Kudus.6
4
Istilah Yunani diambil dari The Greek New Testament (4th rev. ed.). Stuttgart: Deutsche
Bibelgesellschaft, 1998.
5
Kenneth D.Barney, Surat Efesus (Malang: Gandum Mas, 2001), 75.
6
Kenneth D.Barney, 33.
45
JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN
SHIFTKEY 2015
1. Roh Kudus dan Hidup Baru
“Di dalam Dia kamu juga--karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil
keselamatanmu--di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus,
yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh
seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.” (Ef.
1:13-14, juga 4:30). Kendati Roh Kudus disebut hanya dalam ayat 13-14, tetapi aktivitas-Nya
membentang di sepanjang pasal. 7 Dalam pasal pertama Paulus menekankan berkat yang diterima
dalam Kristus bersifat rohani. Kata “mendengar” dan “percaya” bentuk partisip yang digunakan untuk
membawa kata kerja utama dalam rentang waktu yang sama. Ayat 13 menyarankan bahwa seperti
orang percaya mendengar kebenaran dan percaya kepada Kristus, dimeteraikan oleh Roh Kudus.
Dimeteraikan (ἐσφραγίσθητε ) adalah kata kerja utama dan tenses nya adalah aoris pasif indikatif
dari orang kedua dalam “kamu ditandai dalam dia dengan pelindung”. Frase kata kerja ini sama
dengan yang digunakan dalam Kis. 19:2. “Apakah kamu menerima Roh Kudus ?” (eiv pneu/ma
a[gion evla,bete pisteu,santej)) ayat ini secara literal dapat diterjemahkan sebagai
“pada saat kamu percaya, apakah kamu sudah terima Roh Kudus?”8 dalam bahasa Yunani, “percaya”
adalah partisip. Itu berkaitan dengan “menerima Roh Kudus” (kata kerja utama), yang nampaknya
lebih penting saat sebagai tanda kelahiran baru dan pendiaman oleh Roh Kudus.9
Dua kiasan yang menunjukkan pentingnya pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan orang
percaya. Yang pertama, yaitu meterai. Meterai itu menunjukkan bahwa surat atau dokumen itu dapat
dipercaya dan sah, dan bukan palsu atau tiruan. Yang kedua, adalah “jaminan”. Istilah ini masih
dipakai dalam dunia perniagaan. Uang jaminan atau panjar diberikan untuk memastikan bahwa
persetujuan itu akan diselesaikan. Itu merupakan suatu garansi, suatu janji, bahwa kemudian akan
diberikan lebih banyak lagi.10 Hal ini juga dapat berarti menerima kepenuhan Roh Kudus setelah
bertobat, seperti yang dialami oleh dua belas murid ketika berbicara dalam bahasa roh dan bernubuat
pada hari Pentakosta. Meterai menunjuk kepemilikan dan stempel keabsahan (Yer.32:9-10).11 Hal itu
berarti Allah memegang otoritas atas hidup orang percaya yang dikenal oleh Allah (Why 7:3). Francis
Foulkes menyarankan bahwa meterai dalam Perjanjian Baru memiliki persamaan arti dengan sunat
orang yahudi karena menunjukkan kepemilikan dari Allah atas umatNya, atau sebagai tanda yang
digunakan dalam upacara agama kuno. 12
Jack W. Hayford menyatakan bahwa “meterai Roh Kudus” menunjuk makna yang sama
dengan dipenuhi oleh Roh Kudus dan menerima kuasa Roh Kudus. Dia menentang bahwa itu disebut
keselamatan karena frasa “sudah percaya” di ayat 13 sudah menunjuk pada kelahiran baru. Sesudah
itu seseorang yang menerima kepenuhan Roh Kudus sebagai meterai Allah, menerima otoritas dalam
hidupnya13. Dia mengacu pada Martyn Lloyd-Jones mengatakan bahwa meterai Roh Kudus adalah
7
John R.W.Stott, Efesus (Jakarta: OMF, 2003), 27.
Ralph Riggs, Tsai Tung Ho (trans), The Spirit Himself (Taipei: The China Assemblies of
God, 1991), 38.
9
John Owen, seorang Puritan Inggris, menyarankan ada tiga aspek tanda-tanda yang penting
: gambar dan rupa Allah, Janji yang pasti, dan jaminan keselamatan. (Tan Che Bin, et al, The Holy
Spirit Then and Now (Taipei: China Theological Seminary, 2001),hal. 278-280.)
10
John R.W.Stott, 11.
11
Peter T. O'Brien, Chen Chi Wen and Pan Qiu Song (trans), The Letter to the Ephesians
(California: A Kernel of Wheat Christian Ministries, 2009), 234.
12
Francis Foulkes, The Epistle of Paul to The Ephesians (England: Inter-Varsity Press,
1988), 56.
13
Jack W. Hayford, Jammie Siu (trans), The Glorious Church of God (Taipei: Elim), 77,
130.
8
46
JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN
SHIFTKEY 2015
langkah kedua dari pekerjaan Roh Kudus14. Ayat 14, menunjuk bahwa Roh Kudus yang mendiami
dan memenuhi sebagai suatu simpanan dan jaminan kepemilikan (avrrabw,n , arrabon) dengan
dua tujuan. Pertama, sebagai jaminan setelah pengangkatan secara fisik dan rohani, warisan akan
diterima berikutNya adalah yang Tuhan sudah sediakan. Kedua, jaminan kepemilikan dari Roh Kudus
adalah untuk memuji kemuliaan Allah. Memperkatakan bahwa Roh Kudus adalah perisai, harta
simpanan dan jaminan kepemilikan. Hal yang identik dikatakan dengan menyatakan bahwa Roh
Kudus adalah ‘buah sulung’ (Rom. 8:23).
Hari Pentakosta menjadi tanda awal pencurahan Roh Kudus secara universal “dalam
keseluruhan daging” seperti yang dijanjikan oleh Tuhan Yesus. Barangsiapa yang percaya kepada
Allah dan bertobat akan menerima Roh Kudus seperti para murid-murid Tuhan Yesus. Kelahiran baru
dalam Roh Kudus terjadi hanya sekali sebagai meterai yang menunjukkan bahwa orang-orang
percaya akan dilepaskan dari kuasa setan dan menjadi anak-anak Allah (Efesus 5:1, Roma 8:16) dan
milik kesayanganNya. Tuhan juga menjanjikan kepada anak-anakNya “warisan yang tidak akan
pernah layu atau busuk dan tidak dihapuskan” (1 Pet.1:3-4). Dengan iman, kita mengalami Roh
Kudus yang tidak pernah berhenti; bahkan sekarang kita merasakan warisan surgawi yang tak layu.
Paulus katakan, bahwa orang-orang Kristen akan dibawa ke dalam “kehidupan Kristus”
(sunezwopoi,hsen), bangkit bersama Dia (sunh,geiren) dan diberi “ suatu tempat dengan Dia
di sorga” (suneka,qisen) (Efesus 2:5-6). Ketiga kata kerja ini ditulis dalam bahasa Yunani secara
sederhana dengan tense masa lampau15 untuk menunjukkan bahwa sesuatu sudah terjadi dan untuk
menekankan waktu peristiwa. Dengan kata lain, siapa pun yang benar-benar percaya pada Yesus
kapan pun akan diberikan tiga pengalaman dengan Kristus yang disebutkan di atas. Tampaknya Paulus
menerapkan konsep "eskatologi faktual" untuk menggambarkan bahwa orang Kristen telah memiliki
satu "berkat rohani dari surga" (Ef 1: 3) dan Roh Kudus adalah "bukti awal" dari warisan menetap.
Untuk menyimpulkan , Efesus 1;13-14 memberi saran bahwa seorang Kristen adalah milik
Allah, atau “Milik Allah” (ayat 11). Dia akan menjadi ahli waris dari warisan Allah dan hidupnya akan
memuji kemuliaan Allah. Konsep kepemilikan pertama muncul dalam Doa Musa dalam Keluaran
34:9, “serta berkata: "Jika aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, ya Tuhan, berjalanlah
kiranya Tuhan di tengah-tengah kami; sekalipun bangsa ini suatu bangsa yang tegar tengkuk, tetapi
ampunilah kesalahan dan dosa kami; ambillah kami menjadi milik-Mu." Juga, dalam Bilangan 18:20,
“ Allah berkata kepada Harun, “TUHAN berfirman kepada Harun: "Di negeri mereka engkau tidak
akan mendapat milik pusaka dan tidak akan beroleh bagian di tengah-tengah mereka; Akulah
bagianmu dan milik pusakamu di tengah-tengah orang Israel. Ayat parallel nya adalah Kolose 1:12,
“dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian
dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.”
2. Roh Kudus dan Pengudusan
Efesus 5:8-10: “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang
di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan
kebaikan dan keadilan dan kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.” Paulus
mengemukakan alasan lain untuk menjelaskan mengapa tidak boleh bersahabat dengan orang-orang
durhaka, yang didasarkan bukan atas zaman yang akan datang (penghukuman Allah yang pasti akan
terjadi), melainkan atas pengalaman orang Kristen pada saat ini dan dahulu kala (perbedaan keadaan
pembacanya dahulu dan saat ini). Perikop ini menggunakan lambing terang dan gelap. “Gelap”
melambangkan ketidaktahuan, kesalahan dan kejahatan. “Terang” melambangkan kebenaran dan
14
Jack W. Hayford, Jammie Siu (trans), 130.
Tense kata kerjanya adalah aorist, dalam bentuk aktif dan indikatif mood.
15
47
JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN
SHIFTKEY 2015
keadilan. Paulus tidak berkata bahwa dahulu mereka dalam kegelapan, melainkan kamu adalah
kegelapan itu sendiri. Namun, sekarang mereka dalam terang. Hidup dan keadaan mereka diubah
menjadi terang. Perubahan radikal ini terjadi di dalam Tuhan. Artinya, mereka dipersatukan dengan
Kristus yang adalah Terang Dunia.16 Orang-orang Kristen menuju suatu kehidupan kudus, yang
artinya gaya hidupnya Allah, berdasar kebaikan (Mar. 10:18) dan kebenaran, seperti Musa
menyatakan, “Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang
setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia.” (Ul. 32:4). Orang-orang Kristen hidup untuk
menyenangkan Tuhan dalam kebenaran (avlh,qeia ), dengan demikian, mereka seharusnya
dibawah bimbingan dari Roh Kudus.
George Fox (1624 – 1691 SM), memprakarsai gerakan kebangunan rohani dengan
penekanan terang dalam batin pada abad ke-17. Sesuai dengan biografinya, dia adalah orang
Kharismatik yang selalu bernubuat.17 Fox menekankan bahwa orang Kristen sejati dan seorang murid
memiliki terang Roh Kudus dan mengerti tentang kebenaran yang otentik, dan itu adalah “terang di
hati”. Dia menyatakan bahwa sejak Alkitab ditetapkan melalui inspirasi Roh Kudus, orang-orang
Kristen harus intim dengan Roh Kudus, dengan demikian mereka dapat mengerti tentang Allah dan
Kristus seperti murid-murid dan nabi-nabi dalam Alkitab. Lebih lanjut, ketika para nabi dan rasul
diinspirasi oleh Roh Kudus untuk menulis Alkitab, Roh yang sama tinggal dalam diri orang yang
memahaminya. Karena berdiamnya Roh, maka orang Kristen harus bersatu dengan Bapa, Anak dan
orang-orang percaya lainnya; jika tidak, mereka tidak akan mengenal Allah, Kristus, Firman-Nya dan
persekutuan dengan orang percaya lainnya.18 Dia juga berkhotbah tentang dosa yang dicelikkan dalam
terang hati (Ef. 5:14). Beberapa orang mencari terang ini sesuai dengan pengajarannya dan dipenuhi
oleh Roh Kudus. Saat tubuh mereka berguncang, mereka disebut kaum Quakkers.19
Orang-orang Kristen adalah anak-anak terang dan menghasilkan banyak buah (Ef. 5:9, Gal.
5:22). Meskipun mereka tak bisa mencapai tingkatan “ kebal dosa “,20 mereka bisa tidak berdosa
dengan pertolongan Roh Kudus. Ketika seseorang diselamatkan, dia juga dikuduskan pada saat yang
sama. Sama halnya, Paulus mengarahkan surat Efesus, diantaranya, menunjuk bahwa orang-orang
Efesus yang setia kepada Kristus adalah orang-orang yang kudus (Ef. 1:1). Efesus pasal 4 -6 mengajar
tentang hidup yang dikuduskan. Kekudusan adalah istilah untuk pengorbanan, yang berarti
pembersihan. Contohnya, Seorang imam harus membasuh jubahnya sebelum menghadap Tuhan (Kel.
19:10, 14). Ini juga berarti mempersembahkan sesuatu yang akan digunakan oleh Allah, seperti lahir
baru (Kel. 15:19) dan karunia yang dipersembah-kan di bait suci (2 Sam. 8:11). Dalam Perjanjian
Baru, pengudusan menunjuk pada perubahan dalam diri sendiri. Ini bukanlah istilah ritual atau tentang
hukum (Rom. 7:6) karena kehidupan orang Kristen dan perbuatannya adalah persembahan dan
penyembahan (Ef. 5:8-21). Ketika hidup orang percaya adalah korban bagi Allah (Rom. 12:1),
haruslah ada kekudusan; jika tidak, akan mendukakan Roh Kudus (Ef. 4:30). Dalam Efesus 5:8 dan
5:15, 17, ada kontras antara “lalu” (pote,) dan “sekarang” (nu/n) , dan “kegelapan” dan “terang”.
Ayat-ayat ini berisi pemahaman positif dan peringatan negatif yang ditulis dalam bentuk perintah.
16
John.R.W.Stott, Efesus, 194.
George Fox, Moses Hsu (tran), Quaker Classics (Hong Kong: Chinese Christian Council
Ltd, 1991), 71. George Fox menubuatkan bahwa parlemen Inggris akan dibubarkan dalam dua
minggu dalam tahun 1653 dan terjadi ketika Jendral Oliver Cromwell memberikan aturan untuk
membubarkan .
18
Ibid, 69-70, 109.
19
Ibid., 11, 36. Alasan lain disebut Quaker adalah bahwa pada tahun 1650, saat Fox ditanya
oleh hakim, Bennet of Derby, berkaitan dengan imannya, Fox memperingatkan dia bahwa dia harus
berguncang di muka Tuhan. Dia menegur Fox dan berkata, "Kalau begitu Anda seorang Quaker."
20
Willian W. Menzies, Robert Yeung (tran), Bible Doctrines: A Pentecostal Perspective
(Hong Kong: Ecclesia Bible College, 2001), 103.
17
48
JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN
SHIFTKEY 2015
Seperti Efesus 5: 15-17 katakan. “ ….Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu
hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada,
karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu
mengerti kehendak Tuhan. “
Tabel di bawah ini menunjukkan perbedaan antara suatu hidup dalam roh dan hidup tidak
dalam roh, menurut Efesus 5:18.
Ef.5:18, “Dan janganlah kamu mabuk oleh
anggur, karena anggur menimbulkan hawa
nafsu”
Ini adalah kalimat perintah. Mabuk akan
membuat kehilangan kendali-diri dan
perilaku menyimpang. Alkohol juga
membawa kerusakan pada banyak segi
kehidupan dan keluarga. "Anggur adalah
pencemooh, minuman keras adalah
kegaduhan; tidak bijak lah barang siapa
yang disesatkan olehnya” (Amsal 20:1, 23:
29-30).
Ef.5:18: “ hendaklah kamu dipenuhi
dengan Roh Kudus”.
Dalam teks Yunaninya, ditulis dalam
kalimat perintah sekarang, jadi berarti
“keberlanjutan” dipenuhi dan pengawasan
oleh Roh Kudus.
Efesus 5:19-22 menjelaskan perbuatan hidup dalam Roh Kudus. Efesus 5:19: “dan berkata-katalah
seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan
bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.” “Mazmur” dapat menunjuk pada kitab dalam
Perjanjian Lama. “Kidung” menekankan pada lagu-lagu pujian sesuai dengan pemahaman
intelektualitas tentang Allah. “Nyanyian rohani” atau “Chanting” berarti pujian yang dinyanyikan
dalam bimbingan Roh Kudus, yang mana berhubungan erat dengan gerak ekspresi dari lidah.21 Ayat
ini bersinergi dengan 1 Korintus 14:15. “Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga
dengan akal budiku”. Efesus 5:20: “Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan
kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita”. Orang-oran Kristen dinasihati untuk selalu bersyukur
kepada Allah dalam Tuhan Yesus Kristus dan keadaan apa pun : hidup atau mati, untung atau malang,
“karena ini adalah yang Allah inginkan” untuk kita lakukan (1 Tes 5:18). Juga, seringkali ucapan
syukur berlangsung sebelum mujizat-mujizat dalam Yohanes 11:41-44. Efesus 5:21: “dan
rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.” Memuji Tuhan bersamasama dan bersyukur kepada Allah untuk semuanya dengan tetap mempunyai hubungan vertikal
dengan Allah. Yang menjadi sasaran satu dengan yang lain adalah membangun hubungan horisontal
dengan orang lain. Kedua hubungan menumbuhkan karakter yang harmonis di sebuah gereja yang
dipenuhi Roh Kudus.22
3. Roh Kudus dan Kuasanya
Roh Kudus dalam teology Paulus adalah Roh kuasa. Dia mengubah umat Allah. Hal ini
terlihat jelas dalam tulisan Paulus tentang perbedaan hukum yang tertulis dan Roh yang dicatat dalam
tiga kesempatan yang berbeda (Rom.2:29; 7:6; 2 Kor.3:6). Dikatakan bahwa Transformasi manusia
tidak terjadi pada era lama dalam hukum Musa, tetapi hal itu telah dikerjakan oleh kuasa Roh Kudus
dalam zaman baru. Orang Yahudi sejati dan sunat sejati merupakan pekerjaan Roh Allah, bukan
21
Stanley M. Horton, Radiant Life Ministries (tran), What the Bible Says about the Holy
Spirit. (Hong Kong: Radiant Life Ministries, 1989), 255.
22
Paul Shen , Glimpse of Heaven: A Study of Ephesians, 249.
49
JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN
SHIFTKEY 2015
hukum yang tertulis. 23 Ketika rasul Paulus membahas tentang kuasa Roh Kudus, dia memakai kata,
“evnerge,w” energeo, yang berarti menjadi aktif dan efisien. Paulus menggunkan kata ini
seringnya sebagai sebuah kata benda (5 kali) dan sebagai kata kerja (20 kali). Dalam pengajarannya,
Roh Kudus adalah Roh Kuasa dan pekerjaanNya membawa hasil berikut ini:
i) Kuasa KebangkitanNya diantara orang-orang percaya: Efesus 1:19-20 sebutkan, “dan betapa
hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakanNya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia
di sebelah kanan-Nya di sorga,” .
ii) Anugerah Karunia-karunia dan kewajiban-kewajibannya: Karunia-karunia diberikan seimbang
(Ef.4:7-10). “Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut
ukuran pemberian Kristus.” Karunia diberikan oleh Yesus Kristus berbeda-beda pada tiap-tiap
pribadi; tetapi semuanya diberikan sebagai anugerah. Efesus 4:11-12: “Dan Ialah yang
memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun
gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi
pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,” Pelayanan adalah keberbedaan dan
kesamaan. In tou.j de. poime,naj kai. didaska,louj, Ada kata sandang
untuk baik gembala dan pengajar-pengajar, yang artinya seseorang bisa mengemban dua
tugas.24 Lima jawatan adalah “karunia yang dipenuhkan”25 bagi Gereja untuk tujuan melayani
dan mendidik orang lain sehingga mereka menjadi dewasa (1 Kor.12:28). Mereka semua
penting dalam aspek dan fungsi-fungsi yang berbeda sehingga sebagai setiap bagian dari tubuh
kita. me,n……… de, berarti “dalam aspek ini….tetapi dalam aspek yang lain”, atau “di satu
sisi….dan di sisi yang lain” Berikut ini adalah analisis setiap pelayanan.
ii.i) Rasul-rasul: Ulf Ekman menyarankan bahwa ada area lokal dan area nasional.26 Paulus
katakan, “ Melalui Dia kita menerima rahmat dan mandat misi kerasulan untuk mencapai
ketaatan iman bagi semua bangsa kafir untuk menghormati nama-Nya” (terjemahan
bebas, Rom.1:15). Pada masa ini tidak ada lagi rasul dalam pengertiaan di atas. Namun,
saat ini banyak orang yang memakai kata ini untuk menyebut para pemimpin yang
menjadi pelopor dan perintis jemaat.27
ii.ii) Nabi-nabi: Mereka juga ada di area lokal dan area nasional. Sejak mereka peka terhadap
dosa, mereka cenderung untuk menyampaikan pesan yang kuat dan juga hal pengajaran,
namun mereka terikat untuk berbicara demi “perbaikan”, “dorongan” dan “ Penghiburan”
(1 Kor.14:3). Kritikan keras hanya akan membawa lebih kekacauan bukannya
perdamaian seperti tertulis dalam 1 Kor. 14:33. Nabi yang sejati memberikan peringatan
yang tepat tentang masa depan dan mengungkapkan kebenaran dari Allah. “Para nabi”
saat ini tampaknya lebih terdorong kemasyuran dan keuntungan daripada kerinduan untuk
menyampaikan kebenaran guna memperingatkan dan membimbing orang.
ii.iii) Penginjil: Jawatan ini juga bersifat lokal dan nasional. Karena mereka bertanggung jawab
atas perintisan berkeliling, mereka cenderung untuk tinggal di satu tempat sementara saja.
Namun, beberapa sarjana tidak setuju bahwa para penginjil adalah pengkhotbah keliling
karena Paulus menegaskan bahwa Timotius harus tinggal di Efesus untuk melayani
23
Thomas R.Schreiner, New Testament Theology, (Jogjakarta: Andi Offset, 2015), 334.
Frank E. Gaebelein (ed), The Expositor's Bible Commentary, Vol. 11 (Grand Rapids:
Zondervan, 1978), 58.
25
David Lim, Spiritual Gifts: A Fresh Look (Taipei: Elim, 1997), 227.
26
Ulf Ekman, The Prophetic Ministry (Taipei: Grace Publishing House, 2003), 33.
27
Chip Ingram, The Miracle of Life Change (Jogjakarta: Penerbit Andi, 2003), 110.
24
50
JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN
SHIFTKEY 2015
gereja-gereja menteri dan mengajar (1 Tim.1:3; 2 Tim.4:5).28 Tanggung jawab utama dari
para Penginjil adalah untuk melayani pertama-tama orang yang belum percaya, baru
kemudian orang-orang percaya.
ii.iv) Gembala dan Pengajar: Mereka ini di area local dan keadministrasian. Tugas seorang
gembala berbeda dari pemimpin yang lainnya dan para tua-tua (Kis.14:23; 20:17, 28, 1
Tim.5:17). Mereka tetap berada di gereja tertentu untuk jangka waktu yang panjang dan
mengajarkan tentang kebenaran kepada jemaat secara sistematis untuk memastikan
kemurnian dan kematangan iman. Mereka juga dipandang sebagai "Gembala yang
mengajar ".29
Stephen Tong, menyatakan bahwa rasul-rasul menandaskan bahwa tugasnya ada dalam
Perjanjian Baru, sedangkan para nabi menunjukkan periode waktu dalam Perjanjian Lama. Sejak
Perjanjian Lama dan Baru ditulis, Tugas-tugas para nabi dan rasul sudah digenapkan; dengan kata
lain, nabi-nabi dan rasul-rasul sudah berhenti atau tidak ada lagi walaupun pemahaman tentang
pelayanan kenabian dan kerasulan masih ada.30 Beberapa sarjana tidak setuju dengan pandangan ini
karena “sekarang” (nun) dalam Efesus 3:5 menunjuk pada nabi-nabi di gereja awal sebagai ganti dari
PL.31 Lebih lagi, sangatlah mungkin untuk gereja-gereja diberkati dengan di setiap masa dari jemaat
Tuhan. Hal ini berarti, kasih karunia (Edoken). Inilah alasannya rasul dan nabi2 semua masih dalam
kendali.
Sebagai tambahan, Paulus mengatakan, “Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya
(=dia,konoj ) menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku
sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya” (Efesus 3:7). Dalam alkitab versi NASB, “dengan
kuasa-Nya” diterjemahkan dalam “ selaras dengan berkejanya kuasaNya” (kata. th.n
evne,rgeian th/j duna,mewj auvtou/). “Kerja” (kata benda: evne,rgeia ,
verb: evnerge,w ) menunjuk pada perbuatan supranatural dan aktifitas dalam Alkitab.
Contohnya, Ef. 1:1, menyarankan bahwa Allah adalah satu yang “mengarahkan segala hal
seperti dia tentukan dengan kehendaknya” ; Ef. 1:19-20 juga menyebutkan bahwa kuasa
kebangkitan ada diantara kita; Ef. 2:2 berbicara tentang “roh yang bekerja diantara para
pemberontak” menuju kepada penghancuran diri pribadi; Ef. 3:20, mengatakan: “Bagi Dialah,
yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan,… “
“dapat” dan “melakukan” adalah kedua-duanya present middle participle; “doakan/mintakan”
dan “pikirkan” (aivtou,meqa hv .noou/men) adalah kata kerja utama. Ayat ini
menunjuk pada kerja Roh Kudus dalam doa-doa kita. Doa-doa Paulus bergaya Kharismatik32,
yang artinya doa-doa itu terinspirasi oleh Roh Kudus. Paulus selalu berkata “melalui Roh-Nya
(dia. tou/ pneu,matoj auvtou/)” (Efesus 3:16). Atau “berdoa di dalam Roh
(evvn pneu,mati )” (Efesus 6:18). Dua dari doa-doa Paulus dicatat dalam surat Efesus
(1:17-19, 3:14-19), yang menyatakan pimpinan Roh Kudus dalam hidup dan karya.
i) Doa yang pertama (1:17-19): Paulus mengatakan bahwa Allah memberikan “ roh hikmat dan
penyingkapan dalam pengenalan akan Dia” kepada orang-orang percaya, dengan demikian
28
Klyne Snodgrass, The NIV Application Commentary, 219.
Peter T. O'Brien, The Letter to the Ephesians, 507.
30
Stephen Tong, The Spirit Baptism and Gifts (Taipei: CMI Publishing Co., 2002.), 180,
29
190.
Peter T.O’Brien, The Letter to, 180-190.
Tan Che Bin et al. (ed) The Holy Spirit, 232.
31
32
51
JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN
SHIFTKEY 2015
mereka akan diberikan “pengetahuan penuh” (evpi,gnwsij) akan Allah. Tema dari doa ini
adalah lebih mengenal akan Allah, 33 termasuk di dalamnya kekudusan, (1:4 ), “variasi tujuan”
memperlakukan satu sama lain (1:6), hikmat untuk mengerti misteri Allah (1:5, 9, 11) dan
kuasanya yang membangkitkan Kristus dari kematian.
ii) Doa yang Kedua (3:14-19): 34 kata Yunaninya, i[na, muncul tiga kali untuk membuktikan
tujuan-tujuan doa-doa ini (ayat 16, 18, 19). Ayat 16 berkata, “Dari kemuliaan-Nya yang tak
terbatas, memungkinkan dia memberikan Anda kekuatan melalui Roh-Nya supaya bertumbuh
kuat “ . Hal itu berarti melalui (dia,) kemuliaanNya yang tak terbatas dan Roh Kudus, kita
dengan berani dapat memohon pada Allah untuk segala sesuatunya. Karunia yang Paulus minta
ditujukan pada kuasa (du,namij ). Dia menggunakan du,namij untuk menjelaskan
cara bahwa kuasa Allah diberikan kepada umat-Nya sehingga mereka menjadi kuat dalam
pencobaan (3:13) dan berani dalam peperangan rohani (6:10-17). “Supaya dirimu yang
tersembunyi itu bertumbuh kuat” artinya, roh, jiwa, pikiran, perasaan dan kesadaran kita
menjadi kuat dan teguh, agar kasih Kristus tinggal di dalamnya. Hati kita dan iman kita akan
ditanam dan dibangun atas dasar kasih itu. “ditanam” dan “dibangun” berarti keteguhan dan
pertumbuhan dinamis. “Iman” dan “kasih” keduanya muncul pada ayat 17. “Iman” mengarah
pada dimensi vertical dari kehidupan Kristen dengan Tuhan Yesus Kristus. “Kasih” mengarah
dimensi horizontal kasih berkorban bagi orang-orang percaya dalam Yesus Kristus. Orangorang percaya mempraktikkan kuasa dari Roh Kudus dengan iman dan kuasa ini menghasilkan
ikatan antara orang dari asal yang berbeda, orang Yahudi dan bangsa lain, dengan kasih.Kasih
persaudaraan ini meningkatkan pemahaman kita akan kasih Kristus, “yang melampaui segala
akal , dan kita akan dipenuhi (kata kerja: plhrwqh/te) dengan kepenuhan perkataan Allah
(kt benda: plh,rwma)” (3:19).
4. Roh Kudus dan Kesatuan
“Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya
hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah
kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.
Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh,
sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,
satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan
oleh semua dan di dalam semua.” (Efesus 4:1-6).
Roh Kudus adalah Roh pemersatu. Dia membawa tentang kesatuan tubuh Kristus
(Yoh.17:20-22). Untuk membahas kesatuan, tidak bisa dihindari untuk menganalisis sumber, proses
dan hasil persatuan. Paulus menggunakan kata, “satu”, beberapa kali dalam Efesus 4:1-6 (ei-j:
maskulin , mi,a: feminin, e[n: netral). Kesatuan dari gereja dan persekutuan (koinwni,a)
mencerminkan kesatuan trinitas Allah35, seperti yang Yesus katakan, “BapaKu dan Aku adalah satu”
(Yoh.10:30) dan “ Aku sudah memberi mereka kemuliaan yang Kau berikan padaku, seperti mereka
33
Menurut Tan Che Bin, ada 4 aspek hubungan antara Roh Kudus dan pewahyuan: 1.
Perkataan yang diinspirasikan , kata-kata hikmat, pujian, dan pewahyuan ; 2. Roh Kudus dan Kuasa;
3. Roh Kudus, moralitas dan, keadilan; 4. Roh Kudus dan keselamatan. (Tan Che Bin et al., The Holy
Spirit Then and Now, 229-243).
34
Analisis dari doa ini, menunjuk kepada Grant Osborne, A Comprehensive Introduction to
Biblical Interpretation (Taipei: Campus Evangelical Fellowship, 2002), 157-163.
52
JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN
SHIFTKEY 2015
satu demikian kita pun satu” (Yoh.17:22). Paulus memperingatkan melawan dosa yang merintangi
kesatuan gereja dalam Efesus 4:25-31 karena hal itu akan mendukakan Roh Kudus (Ef.4:30).
Kis. 2:42, menjelaskan persekutuan dalam gereja awal: “ tetap setia pada ajaran para rasul,
bagi persaudaraan, untuk memecahkan roti dan doa. Koinonia dapat diterjemahkan sebagai
“persaudaraan” (Fil. 2:1) atau “komunitas” (2 Kor 6:14). Hal itu tidak menunjuk pada organisasi atau
program dalam periode Perjanjian Baru. Kehidupan dalam koinonia bukan tentang pelayanan dan
pekerjaan, tetapi kehidupan – kehidupan Allah Tri-tunggal dan hubungan dengan tiga pribadi Ilahi.
Kata ini digunakan untuk mengarahkan ke partisipasi dalam persekutuan, pemberian (Rom.15:26; 2
Kor.8:4), dan berbagi hal-hal rohani atau beban kejiwaan dalam pelayanan satu tubuh (Flp 1:5).
Contohnya, terhiburkan saat Filemon berbagi beban nya dalam pelayanan (Fil.6, 20). Karena Roh
Kudus, orang percaya bisa menjunjung satu sama lain dan dalam persekutuan dalam Roh Kudus (2
Kor.13:14).
Allah rindu membangun gereja-Nya dalam suatu kesatuan dan kepenuhan. John Scott
menyarankan bahwa ada dua karakteristik dalam suatu komunitas baru, yang disebut oleh Allah.
Pertama, kesatuan orang-orang, yang dibentuk oleh orang-orang Yahudi dan orang-orang percaya di
luar Yahudi. Kedua, adalah orang-orang yang kudus, dipisahkan dari dunia ini dan menjadi milik
Allah saja.36 Panggilan Allah (evklh,qhte)37 kepada orang percaya untuk menjadi satu dan
diperlengkapi dengan lima karakter rohani, yang merupakan ciri-ciri kesatuan, dalam segala keadaan.
i) Kerendahan hati; ini adalah ciri utama suatu kesatuan, seperti Paulus katakan,” yang seorang
menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri” (Flp.2:3).
ii) Lemah lembut dan kelemahlembutan; Kelemah-lembutan pada diri seseorang terpelihara
melalui ketaatannya kepada Allah.38
iii) Kesabaran dan Ketahanan; Sabar terhadap kelemahan dan ketidakadilan, memiliki penguasaan
diri dan keteguhan dalam penderitaan dan rasa frustrasi tanpa mencoba balas dendam. 39
iv) Salin menanggung beban satu sama lain dalam kasih: Untuk menerima satu sama lain sampai
akhir konflik.40
v) Dalam Kasih (evn avga,ph) : Cinta bukan perasaan, tapi penetapan.41 Kasih meliputi semua
dari empat karakter tersebut diatas, seperti yang dikatakan Paulus, “Dan di atas semuanya itu:
kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan” (Kol.3:14).
Kesabaran, kelemahlembutan, dan kebaikan adalah karakter dari buah Roh Kudus, seperti
dituliskan pada Gal. 5:22-23. Jika karakter-karakter tidak ada dalam gereja, kesatuan adalah sia-sia.
Kesatuan adalah panggilan dan perintah Allah dan orang percaya harus mencapainya dengan
ketekunan (spouda,zontej) karena tak ada kesatuan yang murahan. Hal itu tidak dapat dicapai
dengan “ sekadar kata, tetapi sesuatu yang nyata dan aktif” (1 Yoh. 3:18). “Pertahankan kesatuan Roh
oleh perdamaian yang mengikat Anda bersama-sama " (spouda,zontej threi/n th.n
e`no,thta tou/ pneu,matoj evn tw|/ sunde,smw| th/j eivrh,nhj\) (Ef. 4:3)
artinya “tali perdamaian yang mengikat Anda bersama-sama dalam kesatuan Roh Kudus ". Oleh
36
Klyne Snodgrass, The NIV Application Commentary: Ephesians, 148-149.
Itu artinya, “Kamu dipanggil”.
38
Archibald T. Robertson, I-Pyng Chang (tran.), Galatians, Ephesians, Philippines,
Colossians, Vol. VII (California: Living Spring, 1991), 491.
39
Klyne Snodgrass, The NIV Application Commentary: Ephesians, 211; Peter T. O'Brien,
The Letter to the Ephesians, 473.
40
Fritz Rienecker, A Linguistic Key to the Greek New Testament (Hong Kong: Capstone,
1996), 675.
41
Klyne Snodgrass, The NIV Application Commentary: Ephesians, 211.
37
53
JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN
SHIFTKEY 2015
karena itu, persatuan adalah tanda sebuah komunitas Kristen yang dewasa yang menginginkan Roh
Kudus dan karunia-karunia rohani.
Dalam Efesus 4: 4-6, Paulus menggunakan kata, “ Satu”, sebanyak tujuh kali (ei-j:
maskulin; mi,a: feminin; e[n: netral): satu tubuh, satu roh, satu pengharapan, satu Tuhan, satu Iman
, satu baptisan, dan satu Allah. Hal-hal ini adalah aspek dari ke-tunggalan yang dihubungkan dengan
ketunggalan dari ketritunggalan Allah. (ayat 4 e]n sw/ma kai. e]n pneu/ma, kaqw.j
kai. evklh,qhte evn mia|/ evlpi,di th/j klh,sewj u`mw/n\ ayat 5 ei-j
ku,rioj, mi,a pi,stij, e]n ba,ptisma\ ayat 6 ei-j qeo.j kai. path.r
pa,ntwn, o` evpi. pa,ntwn kai. dia. pa,ntwn kai. evn pa/sin.) Stanley
Horton dan John Scott menggolongkan aspek-aspek ini menjadi tiga persona: Bapa, Anak dan Roh
Kudus.
i) Bapa: Hanya ada satu Allah karena Dia adalah Bapa semua yang, karena Efesus 4:6 nyatakan,
“Satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam
semua.”. Paulus menggunakan tiga preposisi untuk mengungkapkan sifat dan karya Allah
Mahakuasa. "Atas semua" menunjukkan kedaulatan tertinggi Allah dan kemuliaan. "Melalui
semua" menyatakan kasih Allah kepada umat manusia. "Dalam semua" mengacu inspirasi Allah
dan bekerja pada manusia hati.
ii) Anak: Hanya ada satu pengharapan, satu iman, dan satu baptisan karena hanya ada satu Tuhan.
Tuhan Yesus adalah alasan dari iman, pengharapan dan baptisan kita. Satu baptisan dalam ayat
ini sering disebut dengan sakramen, tetapi Horton menunjukkan bahwa itu berarti dibaptis
dalam Roh Kudus dan menjadi satu dengan orang percaya lainnya dalam Kristus.
iii) Roh Kudus: Hanya ada satu tubuh karena hanya ada satu Roh Kudus, sebagaimana dalam 1
Korintus 12:13 mengatakan, "Dalam satu Roh kita semua dibaptis, orang-orang Yahudi serta
orang-orang Yunani, para budak sekaligus warga, dan satu Roh diberikan kepada kita semua”.
Surat Efesus menggambarkan Roh Kudus sebagai roh kebijaksanaan, wahyu (1:17, 3: 5),
kuasa (3:16), dan kesatuan (2:18, 4: 3). Dia juga menyucikan (4:30) dan berdoa bagi kita (6:18).
Gereja aliran Pentakosta dan Karismatik memiliki perbedaan kurang teologis pada pneumatologi, tapi
lebih pada eklesiologi, dan akibatnya perpecahan terjadi. Di satu sisi, mereka telah diisolasi oleh
gereja-gereja Protestan arus utama. Satu sisi lain, beberapa kelompok karismatik meninggalkan gereja
dan membentuk yang sesuai dengan mereka karena pengalaman yang berbeda, gaya ibadah, atau
pemahaman pengalaman karismatik. Kesatuan selalu menjadi tantangan untuk Pentakosta dan
Karismatik karena mereka berpikir tentang kesatuan dalam diri mereka sendiri daripada di dalam
Kristus. Nilai inti eklesiologi adalah kesatuan, atau untuk lebih spesifik, kesatuan dalam keragaman.
kesatuan membawa tentang konsekuensi yang pasti: pertumbuhan gereja. Ini adalah penekanan Surat
Efesus , "Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah
merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, "(2:14) dan" Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan,
rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut
dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh "(Ef. 2: 21-22).
D. HASIL PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
Penanaman pemahaman akan pekerjaan Roh Kudus lewat peribadahan maupun pendalaman
Firman Tuhan secara rutin merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pemahaman
pekerjaan Roh Kudus dalam hidup orang percaya, khususnya yang dengan tulus ikhlas melayani
dalam gerejaNya. Kesetiaan dan ketekunan yang teruji oleh waktu dan dengan berbagai tantangan
menjadikan jemaat semakin tangguh dalam pemahaman akan kebenaran Firman Tuhan. Hal itu
dikarenakan iman yang dipahami sudah diuji dalam perilaku sehari-hari. Kesadaran bahwa sebagai
54
JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN
SHIFTKEY 2015
pemimpin jemaat haruslah menjadi teladan bagi jemaat lain mendorong untuk terus menerus
memperbaharui diri dalam kerohanian dengan tidak pernah mundur dalam menghadapi tantangan
permasalahan dan problema kebersamaan dalam melayani gereja Tuhan.
Dari hasil pengujian hipotesis secara statistik, diperoleh nilai uji t hitung jauh lebih besar
daripada t tabel, ini berarti besarnya pemahaman implementasi pekerjaan Roh Kudus diatas 70 %,
yang artinya, diatas rata-rata. Hal ini dikarenakan para pemimpin jemaat aktif mengikuti aktivitas
kerohanian bahkan tidak jarang bertindak sebagai inisiator acara. Faktor lain adalah ketekunan dan
kesetiaan yang teruji oleh waktu dan juga pemanfaatan kesempatan untuk melayani yang dipercayakan
oleh gembala disambut dengan antusiasme. Dari hasil pengamatan data secara deskriptif, di dapatkan
nilai rata-rata yang diatas rata-rata, Kondisi ini dapat di interpretasikan bahwa dalam penelitian ini
subjek penelitian memiliki kualitas pemahaman yang positif. Hal ini berarti bahwa pekerjaan Roh
Kudus telah dilakukan dan dirasakan manfaat nya bagi kehidupan.
E. KESIMPULAN
Setelah melalui tahapan penelitian, yaitu: proses penyusunan instrument, uji coba dan
perbaikan instrument, pengumpulan data dan analisis data, akhirnya dalam penelitian ini dapat ditarik
beberapa kesimpulan yaitu: Tingkat implementasi pekerjaan Roh Kudus pada pemimpin Jemaat GBT
KAO Ngaliyan tergolong sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh rerata empirik (RE) sebesar
83,23078 sedangkan rerata hipotetik (RH) sebesar 70. Faktor pola pikir, pola rasa dan pola tindak
berdasar kebenaran dan kebaikan agak sedikit lebih rendah dibanding dua indikator lainnya. Nilai yang
agaka rendah ditunjukkan pada kuisioner no 13 dan 14, dimana mengungkap keterbukaan dan kerelaan
mengakui segala kelemahan di depan Tuhan dan sesama. Nampaknya, rasa percaya diri bahwa Tuhan
sanggup membela dan tidak mempermalukan umatNya yang mau terbuka perlu lebih ditanamkan lagi
supaya saat mengalami keterpurukan berani mengakui dan bangkit kembali oleh karena Roh Kudus
yang menyanggupkan.
55
JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN
SHIFTKEY 2015
DAFTAR PUSTAKA
Barney, D. Kenneth. Surat Efesus. Malang: Gandum Mas, 2001.
Barton, J. Payne. Encyclopedia of Biblical Prophecy: The Complete Guide to Scriptural Predictions
and Their Fulfillment. New York: Harper & Row, 1973.
Che Bin, Tan, et al. The Holy Spirit Then and Now. Taipei: China Theological Seminary, 2001.
Enns, P. Paul. The Moody Handbook of Theology Chicago.:Moody Press, 1995.
Fox, George, Moses Hsu (tran). Quaker Classics. Hong Kong: Chinese Christian Council Ltd, 1991.
Foulkes, Francis. The Epistle of Paul to The Ephesians. England: Inter-Varsity Press, 1988.
Gaebelein, E.Frank (ed). The Expositor's Bible Commentary, Vol. 11 Grand Rapids: Zondervan, 1978.
Hayford, W.Jack, Jammie Siu (trans). The Glorious Church of God. Taipei: Elim.
Hammon, Bill. 70 Alasan untuk Berbahasa Roh.Jakarta: Penerbit Nafiri Gabriel, 2013.
Horton, M. Stanley. Radiant Life Ministries (tran). What the Bible Says about the Holy Spirit. Hong
Kong: Radiant Life Ministries, 1989.
Han Ye, Zhang (tran). Grace and Gifts. Taipei: Full Gospel Publishing House, 2003.
Jennifer H. Sun. Introduction to the Literature of the Bible. Taipei: Campus Evangelical Fellowship,
2001.
Lim, David. Spiritual Gifts: A Fresh Look. Taipei: Elim, 1997
Menzies, W. Willian dan Robert Yeung (tran). Bible Doctrines: A Pentecostal Perspective. Hong
Kong: Ecclesia Bible College, 2001.
O'Brien, Peter, T, Chen Chi Wen and Pan Qiu Song (trans). The Letter to the Ephesians ,California: A
Kernel of Wheat Christian Ministries, 2009.
Osborne, Grant. A Comprehensive Introduction to Biblical Interpretation. Taipei: Campus
Evangelical Fellowship, 2002.
Riggs, Ralph , Tsai Tung Ho (trans). The Spirit Himself. Taipei: The China Assemblies of God, 1991.
Rienecker, Fritz. A Linguistic Key to the Greek New Testament. Hong Kong: Capstone, 1996.
Shen, Paul. Glimpse of Heaven: A Study of Ephesians. Hong Kong: China Graduate School of
Theology, 1992
Stott, R.W.John. Efesus. Jakarta: OMF, 2003.
Tong, Stephen. The Spirit Baptism and Gifts. Taipei: CMI Publishing Co., 2002.
56
JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN
SHIFTKEY 2015
Ukman, Ulf. The Prophetic Ministry. Taipei: Grace Publishing House, 2003.
57
Download