JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN SHIFTKEY 2015 KARYA ROH KUDUS DALAM GEREJA BERDASARKAN SURAT EFESUS DAN IMPLEMENTASINYA BAGI PEMIMPIN JEMAAT GBT KAO NGALIYAN SEMARANG Rudyanto Chandra Saputra (Dosen Prodi Teologi Kependetaan, [email protected]) Abstraksi Pekerjaan Roh Kudus yang penting dipahami dan terimplikasi dalam hidup orang-orang percaya, khususnya pemimpin jemaat adalah: Yang pertama, perubahan yang ajaib, yang disebut kelahiran baru. Pemahaman pentingnya adalah “mendengar” dan ‘percaya . Kiasan yang penting lainnya adalah “meterai” dan “jaminan”. Hal kedua, adalah pola pikir, pola rasa dan pola tindak berdasar kebaikan dan kebenaran. Pemahaman pentingnya adalah tentang kesetiaan, kejujuran dan keadilan. Hal ketiga, adalah bahwa Roh Kudus menyatukan orang percaya. Pemahaman pentingnya, buah Roh Kudus, ketekunan dan sesuatu yang diusahakan terusmenerus. Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi pekerjaan Roh Kudus dalam diri para pemimpin jemaat GBT KAO sangat tinggi. A. PENDAHULUAN Karya Roh Kudus haruslah mendominasi dalam pelayanan pekerjaan-pekerjaan Tuhan dalam GerejaNya, sebab tanpa Roh Kudus gereja akan kehilangan kuasa sama sekali. Tanpa Roh Kudus Gereja akan lumpuh total. Roh Kudus memberikan kuasa dalam penginjilan, maupun pelayanan ke dalam. Gereja yang tidak menggantungkan pelayanannya kepada kuasa Roh Kudus adalah Gereja yang tidak merasa membutuhkan dan tidak menghormatiNya. Pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa untuk bersaksi dan mengadakan tanda-tanda ajaib. Berdasarkan yang tertulis dalam Kisah Para Rasul peranan Roh Kudus penyebab utama dan satu-satunya, bertumbuhnya Gereja secara kualitas atau mutu dan kuantitas atau jumlah (Kis. 2:1-40). Kualitas menunjuk pada pendewasaan rohani jemaat semakin serupa dengan Kristus, sedangkan kuantitas menunjuk pada jumlah anggota gereja. Pekerjaan Roh Kudus adalah menolong, menghibur, menguatkan, meneguhkan, menyertai, dan mengarahkan kita kepada kepada Allah. Roh Kudus adalah Allah yang datang dan tinggal di dalam hati semua orang percaya. Pekerjaan-Nya ialah meyakinkan orang tentang dosa, memimpin orang untuk bertobat, membimbing orang percaya, menjadi Penghibur dalam kesukaran, menguatkan dan menguduskan jiwa; sebagai Pembimbing, Pemberi Kekuatan, dan yang menguduskan gereja. Alkitab menyatakan bahwa lidah adalah anggota yang paling berkuasa di dalam tubuh manusia. Lidah yang mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh bisa menyucikan tubuh untuk dipakai oleh Allah atau menyalakan api neraka untuk dipakai oleh Iblis (Yak.3:8). Jadi jika orang percaya telah melatih iman untuk menerima karunia hidup kekal, maka telah mengalami mujizat terbesar. Jika orang telah percaya dan menerima karunia Roh Kudus dengan menyerahkan lidah untuk berkata-kata dalam bahasa yang tidak dikenal, maka orang percaya tersebut telah menglamai mujizat terbesar. Pokok permasalahan dalam penulisan penelitian ini adalah: Pertama, apa sebenarnya makna pekerjaan Roh Kudus menurut Efesus? Kedua, bagaimana pekerjaan Roh Kudus diimplementasikan dalam kehidupan orang-orang percaya masa kini, khususnya para pemimpin jemaat. Sesuai dengan permasalahan yang diamati, maka tujuan dari penulisan penelitian ini adalah: Pertama, untuk menganalisis dan menafsirkan makna di balik frasa pekerjaan Roh Kudus berdasarkan surat Efesus . Kedua, untuk membahas bagaimana mengimplementasikan dalam kehidupan orang-orang percaya masa kini, khususnya para pemimpin jemaat. B. METODOLOGI Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeksripsikan peristiwa dan 43 JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN SHIFTKEY 2015 kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakukan khusus terhadap peristiwa tersebut.1 Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dengan menggunakan skala Likert. Alternatif jawaban yang digunakan adalah lima pilihan jawaban, yaitu: Jawaban responden berupa skor tertinggi bernilai (5) dan skor terendah (1) untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk pernyataan yang negatif skornya berkebalikan, yaitu: skor tertinggi (1) dan skor terendah (5).2 Uji normalitas data dilakukan dengan uji one-sample Kolmogorov-Smirnov . Hasil uji normalitas data untuk Implementasi pekerjaan Roh Kudus dengan tiga indikator. Dalam penelitian yang dimaksud kelompok data adalah kumpulan orang-orang yang menghasilkan suatu data. Dalam penelitian, peneliti akan memperoleh sekelompok data variabel tertentu dari sekelompok responden, atau obyek yang diteliti. Teknik penjelasan kelompok yang telah diobservasi dengan data kuantitatif, dijelaskan menggunakan teknik statistik yang disebut deskriptif statistik, yang meliputi: mean, median, modus, standar deviasi, range, nilai maksimum-minimum, dan frekuensi. Uji Hipotesis: Pengujian terhadap hipotesis deskriptif yang diajukan pada penelitian ini adalah t-test satu sampel. C. KARYA ROH KUDUS DALAM GEREJA Surat-surat Paulus disusun dalam dua dimensi pemahaman. Bagian pertama dari setiap suratnya adalah doktrinal teologis dan bagian kedua membahas pastoral dan etika. Skema ini dapat ditemui dalam surat kepada jemaat di Roma, Galatia dan surat-surat penjara lainnya. Skema surat Efesus, pasal pertama sampai ketiga adalah pemahaman teologis dan pasal empat sampai enam perihal etika. Dasar pengertiannya adalah, bahwa teori adalah dasar dari aplikasi. Kerohanian Kristen dan etika kehidupan haruslah selaras dengan pemahaman teologis. Jikalau ada persoalan dengan hal-hal teologis, dipastikan akan ada masalah juga dalam kehidupan spiritualnya. Menganalisa pekerjaan Roh Kudus dalam gereja dengan kajian gramatikal (leksikal dan morphology) dalam bahasa Yunani dan diaplikasikan dalam kehidupan orang percaya di gereja. Hal ini bertujuan untuk menyatukan bukan hanya pernyataan kuasa Roh Kudus yang terlihat dari luar saja dalam kehidupan bergereja (tindakan), tetapi juga perubahan internal dalam kehidupan (gaya hidup).3 Tema surat Efesus adalah kegerejaan. Surat ini ditulis pada waktu Paulus ada di penjara di Roma. Alur kerohanian surat Efesus bagi Gereja terlukiskan dari refleksinya pada penderitaannya. Eklesiologi adalah tentang pekerjaan Allah Bapa melalui anakNya yang terkasih dan Roh Nya pada gerejaNya. Proses disempurnakan oleh anugerah pilihan, karya kelahiran baru, pengudusan, saling mengasihi, fungsi dari karunia-karunia Roh Kudus, peperangan rohani dan dimensinya. Pertumbuhan gereja mula-mula sangat erat ditimbulkan dari pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta. Namun demikian, Tuhan dalam Gereja tetaplah Yesus Kristus . Gereja adalah tubuh-Nya dan tujuan akhir dari pekerjaan Roh Kudus adalah untuk mengungkapkan kebenaran, seperti yang Tuhan Yesus katakan, “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarNya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. 1 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Jakarta: Penerbit Kencana, cetakan ke-2 , 2012), 35. 2 Ibid., 135. Surat Efesus adalah surat yang berfokus pada Roh Kudus, yang disebutkan di setiap pasal. Pasal satu membahas perlindungan Roh Kudus bagi orang percaya. Pasal dua, mempersoalkan bahwa bait suci itu didiami oleh Roh Kudus. Pasal tiga, menjelaskan roh manusia dikuatkan oleh kuasa Roh Kudus. Pasal empat menjelaskan kesatuan dalam Roh Kudus. Pasal lima mengajarkan bagaimana dipenuhi oleh Roh Kudus, namun bukan karena mabuk. Pasal enam, tentang berdoa senantiasa di dalam Roh Kudus. Paul Shen, Glimpse of Heaven: A Study of Ephesians (Hong Kong: China Graduate School of Theology, 1992), 242. 3 44 JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN SHIFTKEY 2015 Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. (Yoh. 16:13-14). Perjanjian Lama menunjukkan Allah yang berbicara kepada orang-orang melalui para nabi dan kata-katanya ditulis dalam kitab suci (2 Tim. 3:16). Kemudian Allah berkata kepada dunia melalui Tuhan Yesus Kristus, yang sudah menjelma (Ibr. 1:1-2, 1 Tim. 3:16). Dia sekarang berbicara melalui Roh Kudus di dalam hati kita, sesuai dengan prinsip-prinsip dalam Alkitab. Karena Firman Allah adalah dasar yang kuat bagi iman, gereja dapat tumbuh di tengah-tengah penderitaan (Ef. 4:13-16, 3:17) dan menjadi “manusia baru”. Oleh karena itu dapat melayani dunia4. (Ef. 2:10; 4:1, 17; 5:2, 8, 15) dan mengatakannya dengan Firman Tuhan (2 Tim 2:15). Untuk menjadi "manusia baru" sepanjang waktu (Ef. 2:15, 4:20-24), seseorang haruslah bertumbuh dalam Kristus. Hal itu disebutkan dalam Efesus 4:24: “dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.” Seorang manusia baru akan membawa "waktu jahat" dalam misteri keselamatan Allah Mahakuasa (Ef. 5:16) dan bahkan seluruh alam semesta, seperti disebutkan dalam Efesus 3:10-11: “supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga, sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” Yesus telah membentuk komunitas "manusia baru" yang menjadi milikNya di dunia ini. εἰς ἕνα καινὸν ἄνθρωπον berarti untuk membuat dirinya dalam satu manusia baru (Ef. 2:15). Tujuan kekal Allah menyatukan seluruh manusia dalam keselamatan (lih. Kej. 3:15) dan persekutuan dicapai secara eksklusif melalui kinerja pribadi Mesias, bukan Hukum Musa. Umat Allah bukanlah Yahudi, bukan bangsa lain, namun umat Kristen. Gereja adalah entitas baru, di dalam dan melalui dan bagi Kristus. Menjadi seorang hamba yang kekal adalah dengan melayani dunia sesuai dengan kehendak Allah (Ef. 5:17) melalui pelayanan, karunia-karunia dan kuasa Allah, “untuk memperlengkapi orangorang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, “(Ef. 4:12). Terlebih lagi, Paulus memerintahkan bahwa seorang hamba "harus mencoba untuk menemukan beberapa pekerjaan tangan yang berguna" dan melakukan beberapa pekerjaan baik dengan membantu orang lain yang membutuhkan daripada mencuri (Ef. 4:28). Orang Kristen adalah orang yang memberi dan bukannya yang mencuri. Apa yang dimilikinya itu, telah diperolehnya dengan kerja keras, bukan dengan mencuri. Ia tak mau mengambil keuntungan dari sesamanya dalam cara apa pun juga.5 ”lakukan pekerjaan baik” (to, avgaqo,n) berarti menunjukkan kebajikan dan kebaikan hati. Itu diterjemahkan sebagai “seni pekerjaan Allah”( evpi. e;rgoij avgaqoi/j) dalam Efesus 2:10, yang menunjukkan bahwa kita ini adalah hasil buatan Allah dalam Yesus Kristus. Buatan ini diartikan untuk memberikan sedekah dan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan seharihari diri sendiri dan orang lain '. Seperti yang dikatakan dalam Efesus 6:6: “jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan hati orang, tetapi sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah, “Siapa yang melakukan pekerjaan-pekerjaan baik akan diberi pahala oleh Allah (Ef. 6:8), tetapi kita hanya bisa melakukan itu dengan kuasa Allah Roh Kudus. Perubahan yang ajaib, yang disebut kelahiran baru, harus terjadi dalam seseorang sebelum pekerjaan-pekerjaan yang sungguh baik dapat dinyatakan dalam dirinya. Orang-orang yang hidup di luar Kristus mungkin saja “secara lahiriah menjalankan ibadah mereka”, tetapi hal itu tidak berkenan kepada Allah. Menghasilkan hidup yang benar adalah pekerjaan Roh Kudus.6 4 Istilah Yunani diambil dari The Greek New Testament (4th rev. ed.). Stuttgart: Deutsche Bibelgesellschaft, 1998. 5 Kenneth D.Barney, Surat Efesus (Malang: Gandum Mas, 2001), 75. 6 Kenneth D.Barney, 33. 45 JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN SHIFTKEY 2015 1. Roh Kudus dan Hidup Baru “Di dalam Dia kamu juga--karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu--di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.” (Ef. 1:13-14, juga 4:30). Kendati Roh Kudus disebut hanya dalam ayat 13-14, tetapi aktivitas-Nya membentang di sepanjang pasal. 7 Dalam pasal pertama Paulus menekankan berkat yang diterima dalam Kristus bersifat rohani. Kata “mendengar” dan “percaya” bentuk partisip yang digunakan untuk membawa kata kerja utama dalam rentang waktu yang sama. Ayat 13 menyarankan bahwa seperti orang percaya mendengar kebenaran dan percaya kepada Kristus, dimeteraikan oleh Roh Kudus. Dimeteraikan (ἐσφραγίσθητε ) adalah kata kerja utama dan tenses nya adalah aoris pasif indikatif dari orang kedua dalam “kamu ditandai dalam dia dengan pelindung”. Frase kata kerja ini sama dengan yang digunakan dalam Kis. 19:2. “Apakah kamu menerima Roh Kudus ?” (eiv pneu/ma a[gion evla,bete pisteu,santej)) ayat ini secara literal dapat diterjemahkan sebagai “pada saat kamu percaya, apakah kamu sudah terima Roh Kudus?”8 dalam bahasa Yunani, “percaya” adalah partisip. Itu berkaitan dengan “menerima Roh Kudus” (kata kerja utama), yang nampaknya lebih penting saat sebagai tanda kelahiran baru dan pendiaman oleh Roh Kudus.9 Dua kiasan yang menunjukkan pentingnya pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya. Yang pertama, yaitu meterai. Meterai itu menunjukkan bahwa surat atau dokumen itu dapat dipercaya dan sah, dan bukan palsu atau tiruan. Yang kedua, adalah “jaminan”. Istilah ini masih dipakai dalam dunia perniagaan. Uang jaminan atau panjar diberikan untuk memastikan bahwa persetujuan itu akan diselesaikan. Itu merupakan suatu garansi, suatu janji, bahwa kemudian akan diberikan lebih banyak lagi.10 Hal ini juga dapat berarti menerima kepenuhan Roh Kudus setelah bertobat, seperti yang dialami oleh dua belas murid ketika berbicara dalam bahasa roh dan bernubuat pada hari Pentakosta. Meterai menunjuk kepemilikan dan stempel keabsahan (Yer.32:9-10).11 Hal itu berarti Allah memegang otoritas atas hidup orang percaya yang dikenal oleh Allah (Why 7:3). Francis Foulkes menyarankan bahwa meterai dalam Perjanjian Baru memiliki persamaan arti dengan sunat orang yahudi karena menunjukkan kepemilikan dari Allah atas umatNya, atau sebagai tanda yang digunakan dalam upacara agama kuno. 12 Jack W. Hayford menyatakan bahwa “meterai Roh Kudus” menunjuk makna yang sama dengan dipenuhi oleh Roh Kudus dan menerima kuasa Roh Kudus. Dia menentang bahwa itu disebut keselamatan karena frasa “sudah percaya” di ayat 13 sudah menunjuk pada kelahiran baru. Sesudah itu seseorang yang menerima kepenuhan Roh Kudus sebagai meterai Allah, menerima otoritas dalam hidupnya13. Dia mengacu pada Martyn Lloyd-Jones mengatakan bahwa meterai Roh Kudus adalah 7 John R.W.Stott, Efesus (Jakarta: OMF, 2003), 27. Ralph Riggs, Tsai Tung Ho (trans), The Spirit Himself (Taipei: The China Assemblies of God, 1991), 38. 9 John Owen, seorang Puritan Inggris, menyarankan ada tiga aspek tanda-tanda yang penting : gambar dan rupa Allah, Janji yang pasti, dan jaminan keselamatan. (Tan Che Bin, et al, The Holy Spirit Then and Now (Taipei: China Theological Seminary, 2001),hal. 278-280.) 10 John R.W.Stott, 11. 11 Peter T. O'Brien, Chen Chi Wen and Pan Qiu Song (trans), The Letter to the Ephesians (California: A Kernel of Wheat Christian Ministries, 2009), 234. 12 Francis Foulkes, The Epistle of Paul to The Ephesians (England: Inter-Varsity Press, 1988), 56. 13 Jack W. Hayford, Jammie Siu (trans), The Glorious Church of God (Taipei: Elim), 77, 130. 8 46 JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN SHIFTKEY 2015 langkah kedua dari pekerjaan Roh Kudus14. Ayat 14, menunjuk bahwa Roh Kudus yang mendiami dan memenuhi sebagai suatu simpanan dan jaminan kepemilikan (avrrabw,n , arrabon) dengan dua tujuan. Pertama, sebagai jaminan setelah pengangkatan secara fisik dan rohani, warisan akan diterima berikutNya adalah yang Tuhan sudah sediakan. Kedua, jaminan kepemilikan dari Roh Kudus adalah untuk memuji kemuliaan Allah. Memperkatakan bahwa Roh Kudus adalah perisai, harta simpanan dan jaminan kepemilikan. Hal yang identik dikatakan dengan menyatakan bahwa Roh Kudus adalah ‘buah sulung’ (Rom. 8:23). Hari Pentakosta menjadi tanda awal pencurahan Roh Kudus secara universal “dalam keseluruhan daging” seperti yang dijanjikan oleh Tuhan Yesus. Barangsiapa yang percaya kepada Allah dan bertobat akan menerima Roh Kudus seperti para murid-murid Tuhan Yesus. Kelahiran baru dalam Roh Kudus terjadi hanya sekali sebagai meterai yang menunjukkan bahwa orang-orang percaya akan dilepaskan dari kuasa setan dan menjadi anak-anak Allah (Efesus 5:1, Roma 8:16) dan milik kesayanganNya. Tuhan juga menjanjikan kepada anak-anakNya “warisan yang tidak akan pernah layu atau busuk dan tidak dihapuskan” (1 Pet.1:3-4). Dengan iman, kita mengalami Roh Kudus yang tidak pernah berhenti; bahkan sekarang kita merasakan warisan surgawi yang tak layu. Paulus katakan, bahwa orang-orang Kristen akan dibawa ke dalam “kehidupan Kristus” (sunezwopoi,hsen), bangkit bersama Dia (sunh,geiren) dan diberi “ suatu tempat dengan Dia di sorga” (suneka,qisen) (Efesus 2:5-6). Ketiga kata kerja ini ditulis dalam bahasa Yunani secara sederhana dengan tense masa lampau15 untuk menunjukkan bahwa sesuatu sudah terjadi dan untuk menekankan waktu peristiwa. Dengan kata lain, siapa pun yang benar-benar percaya pada Yesus kapan pun akan diberikan tiga pengalaman dengan Kristus yang disebutkan di atas. Tampaknya Paulus menerapkan konsep "eskatologi faktual" untuk menggambarkan bahwa orang Kristen telah memiliki satu "berkat rohani dari surga" (Ef 1: 3) dan Roh Kudus adalah "bukti awal" dari warisan menetap. Untuk menyimpulkan , Efesus 1;13-14 memberi saran bahwa seorang Kristen adalah milik Allah, atau “Milik Allah” (ayat 11). Dia akan menjadi ahli waris dari warisan Allah dan hidupnya akan memuji kemuliaan Allah. Konsep kepemilikan pertama muncul dalam Doa Musa dalam Keluaran 34:9, “serta berkata: "Jika aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, ya Tuhan, berjalanlah kiranya Tuhan di tengah-tengah kami; sekalipun bangsa ini suatu bangsa yang tegar tengkuk, tetapi ampunilah kesalahan dan dosa kami; ambillah kami menjadi milik-Mu." Juga, dalam Bilangan 18:20, “ Allah berkata kepada Harun, “TUHAN berfirman kepada Harun: "Di negeri mereka engkau tidak akan mendapat milik pusaka dan tidak akan beroleh bagian di tengah-tengah mereka; Akulah bagianmu dan milik pusakamu di tengah-tengah orang Israel. Ayat parallel nya adalah Kolose 1:12, “dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.” 2. Roh Kudus dan Pengudusan Efesus 5:8-10: “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.” Paulus mengemukakan alasan lain untuk menjelaskan mengapa tidak boleh bersahabat dengan orang-orang durhaka, yang didasarkan bukan atas zaman yang akan datang (penghukuman Allah yang pasti akan terjadi), melainkan atas pengalaman orang Kristen pada saat ini dan dahulu kala (perbedaan keadaan pembacanya dahulu dan saat ini). Perikop ini menggunakan lambing terang dan gelap. “Gelap” melambangkan ketidaktahuan, kesalahan dan kejahatan. “Terang” melambangkan kebenaran dan 14 Jack W. Hayford, Jammie Siu (trans), 130. Tense kata kerjanya adalah aorist, dalam bentuk aktif dan indikatif mood. 15 47 JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN SHIFTKEY 2015 keadilan. Paulus tidak berkata bahwa dahulu mereka dalam kegelapan, melainkan kamu adalah kegelapan itu sendiri. Namun, sekarang mereka dalam terang. Hidup dan keadaan mereka diubah menjadi terang. Perubahan radikal ini terjadi di dalam Tuhan. Artinya, mereka dipersatukan dengan Kristus yang adalah Terang Dunia.16 Orang-orang Kristen menuju suatu kehidupan kudus, yang artinya gaya hidupnya Allah, berdasar kebaikan (Mar. 10:18) dan kebenaran, seperti Musa menyatakan, “Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia.” (Ul. 32:4). Orang-orang Kristen hidup untuk menyenangkan Tuhan dalam kebenaran (avlh,qeia ), dengan demikian, mereka seharusnya dibawah bimbingan dari Roh Kudus. George Fox (1624 – 1691 SM), memprakarsai gerakan kebangunan rohani dengan penekanan terang dalam batin pada abad ke-17. Sesuai dengan biografinya, dia adalah orang Kharismatik yang selalu bernubuat.17 Fox menekankan bahwa orang Kristen sejati dan seorang murid memiliki terang Roh Kudus dan mengerti tentang kebenaran yang otentik, dan itu adalah “terang di hati”. Dia menyatakan bahwa sejak Alkitab ditetapkan melalui inspirasi Roh Kudus, orang-orang Kristen harus intim dengan Roh Kudus, dengan demikian mereka dapat mengerti tentang Allah dan Kristus seperti murid-murid dan nabi-nabi dalam Alkitab. Lebih lanjut, ketika para nabi dan rasul diinspirasi oleh Roh Kudus untuk menulis Alkitab, Roh yang sama tinggal dalam diri orang yang memahaminya. Karena berdiamnya Roh, maka orang Kristen harus bersatu dengan Bapa, Anak dan orang-orang percaya lainnya; jika tidak, mereka tidak akan mengenal Allah, Kristus, Firman-Nya dan persekutuan dengan orang percaya lainnya.18 Dia juga berkhotbah tentang dosa yang dicelikkan dalam terang hati (Ef. 5:14). Beberapa orang mencari terang ini sesuai dengan pengajarannya dan dipenuhi oleh Roh Kudus. Saat tubuh mereka berguncang, mereka disebut kaum Quakkers.19 Orang-orang Kristen adalah anak-anak terang dan menghasilkan banyak buah (Ef. 5:9, Gal. 5:22). Meskipun mereka tak bisa mencapai tingkatan “ kebal dosa “,20 mereka bisa tidak berdosa dengan pertolongan Roh Kudus. Ketika seseorang diselamatkan, dia juga dikuduskan pada saat yang sama. Sama halnya, Paulus mengarahkan surat Efesus, diantaranya, menunjuk bahwa orang-orang Efesus yang setia kepada Kristus adalah orang-orang yang kudus (Ef. 1:1). Efesus pasal 4 -6 mengajar tentang hidup yang dikuduskan. Kekudusan adalah istilah untuk pengorbanan, yang berarti pembersihan. Contohnya, Seorang imam harus membasuh jubahnya sebelum menghadap Tuhan (Kel. 19:10, 14). Ini juga berarti mempersembahkan sesuatu yang akan digunakan oleh Allah, seperti lahir baru (Kel. 15:19) dan karunia yang dipersembah-kan di bait suci (2 Sam. 8:11). Dalam Perjanjian Baru, pengudusan menunjuk pada perubahan dalam diri sendiri. Ini bukanlah istilah ritual atau tentang hukum (Rom. 7:6) karena kehidupan orang Kristen dan perbuatannya adalah persembahan dan penyembahan (Ef. 5:8-21). Ketika hidup orang percaya adalah korban bagi Allah (Rom. 12:1), haruslah ada kekudusan; jika tidak, akan mendukakan Roh Kudus (Ef. 4:30). Dalam Efesus 5:8 dan 5:15, 17, ada kontras antara “lalu” (pote,) dan “sekarang” (nu/n) , dan “kegelapan” dan “terang”. Ayat-ayat ini berisi pemahaman positif dan peringatan negatif yang ditulis dalam bentuk perintah. 16 John.R.W.Stott, Efesus, 194. George Fox, Moses Hsu (tran), Quaker Classics (Hong Kong: Chinese Christian Council Ltd, 1991), 71. George Fox menubuatkan bahwa parlemen Inggris akan dibubarkan dalam dua minggu dalam tahun 1653 dan terjadi ketika Jendral Oliver Cromwell memberikan aturan untuk membubarkan . 18 Ibid, 69-70, 109. 19 Ibid., 11, 36. Alasan lain disebut Quaker adalah bahwa pada tahun 1650, saat Fox ditanya oleh hakim, Bennet of Derby, berkaitan dengan imannya, Fox memperingatkan dia bahwa dia harus berguncang di muka Tuhan. Dia menegur Fox dan berkata, "Kalau begitu Anda seorang Quaker." 20 Willian W. Menzies, Robert Yeung (tran), Bible Doctrines: A Pentecostal Perspective (Hong Kong: Ecclesia Bible College, 2001), 103. 17 48 JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN SHIFTKEY 2015 Seperti Efesus 5: 15-17 katakan. “ ….Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. “ Tabel di bawah ini menunjukkan perbedaan antara suatu hidup dalam roh dan hidup tidak dalam roh, menurut Efesus 5:18. Ef.5:18, “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu” Ini adalah kalimat perintah. Mabuk akan membuat kehilangan kendali-diri dan perilaku menyimpang. Alkohol juga membawa kerusakan pada banyak segi kehidupan dan keluarga. "Anggur adalah pencemooh, minuman keras adalah kegaduhan; tidak bijak lah barang siapa yang disesatkan olehnya” (Amsal 20:1, 23: 29-30). Ef.5:18: “ hendaklah kamu dipenuhi dengan Roh Kudus”. Dalam teks Yunaninya, ditulis dalam kalimat perintah sekarang, jadi berarti “keberlanjutan” dipenuhi dan pengawasan oleh Roh Kudus. Efesus 5:19-22 menjelaskan perbuatan hidup dalam Roh Kudus. Efesus 5:19: “dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.” “Mazmur” dapat menunjuk pada kitab dalam Perjanjian Lama. “Kidung” menekankan pada lagu-lagu pujian sesuai dengan pemahaman intelektualitas tentang Allah. “Nyanyian rohani” atau “Chanting” berarti pujian yang dinyanyikan dalam bimbingan Roh Kudus, yang mana berhubungan erat dengan gerak ekspresi dari lidah.21 Ayat ini bersinergi dengan 1 Korintus 14:15. “Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku”. Efesus 5:20: “Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita”. Orang-oran Kristen dinasihati untuk selalu bersyukur kepada Allah dalam Tuhan Yesus Kristus dan keadaan apa pun : hidup atau mati, untung atau malang, “karena ini adalah yang Allah inginkan” untuk kita lakukan (1 Tes 5:18). Juga, seringkali ucapan syukur berlangsung sebelum mujizat-mujizat dalam Yohanes 11:41-44. Efesus 5:21: “dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.” Memuji Tuhan bersamasama dan bersyukur kepada Allah untuk semuanya dengan tetap mempunyai hubungan vertikal dengan Allah. Yang menjadi sasaran satu dengan yang lain adalah membangun hubungan horisontal dengan orang lain. Kedua hubungan menumbuhkan karakter yang harmonis di sebuah gereja yang dipenuhi Roh Kudus.22 3. Roh Kudus dan Kuasanya Roh Kudus dalam teology Paulus adalah Roh kuasa. Dia mengubah umat Allah. Hal ini terlihat jelas dalam tulisan Paulus tentang perbedaan hukum yang tertulis dan Roh yang dicatat dalam tiga kesempatan yang berbeda (Rom.2:29; 7:6; 2 Kor.3:6). Dikatakan bahwa Transformasi manusia tidak terjadi pada era lama dalam hukum Musa, tetapi hal itu telah dikerjakan oleh kuasa Roh Kudus dalam zaman baru. Orang Yahudi sejati dan sunat sejati merupakan pekerjaan Roh Allah, bukan 21 Stanley M. Horton, Radiant Life Ministries (tran), What the Bible Says about the Holy Spirit. (Hong Kong: Radiant Life Ministries, 1989), 255. 22 Paul Shen , Glimpse of Heaven: A Study of Ephesians, 249. 49 JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN SHIFTKEY 2015 hukum yang tertulis. 23 Ketika rasul Paulus membahas tentang kuasa Roh Kudus, dia memakai kata, “evnerge,w” energeo, yang berarti menjadi aktif dan efisien. Paulus menggunkan kata ini seringnya sebagai sebuah kata benda (5 kali) dan sebagai kata kerja (20 kali). Dalam pengajarannya, Roh Kudus adalah Roh Kuasa dan pekerjaanNya membawa hasil berikut ini: i) Kuasa KebangkitanNya diantara orang-orang percaya: Efesus 1:19-20 sebutkan, “dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakanNya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga,” . ii) Anugerah Karunia-karunia dan kewajiban-kewajibannya: Karunia-karunia diberikan seimbang (Ef.4:7-10). “Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.” Karunia diberikan oleh Yesus Kristus berbeda-beda pada tiap-tiap pribadi; tetapi semuanya diberikan sebagai anugerah. Efesus 4:11-12: “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,” Pelayanan adalah keberbedaan dan kesamaan. In tou.j de. poime,naj kai. didaska,louj, Ada kata sandang untuk baik gembala dan pengajar-pengajar, yang artinya seseorang bisa mengemban dua tugas.24 Lima jawatan adalah “karunia yang dipenuhkan”25 bagi Gereja untuk tujuan melayani dan mendidik orang lain sehingga mereka menjadi dewasa (1 Kor.12:28). Mereka semua penting dalam aspek dan fungsi-fungsi yang berbeda sehingga sebagai setiap bagian dari tubuh kita. me,n……… de, berarti “dalam aspek ini….tetapi dalam aspek yang lain”, atau “di satu sisi….dan di sisi yang lain” Berikut ini adalah analisis setiap pelayanan. ii.i) Rasul-rasul: Ulf Ekman menyarankan bahwa ada area lokal dan area nasional.26 Paulus katakan, “ Melalui Dia kita menerima rahmat dan mandat misi kerasulan untuk mencapai ketaatan iman bagi semua bangsa kafir untuk menghormati nama-Nya” (terjemahan bebas, Rom.1:15). Pada masa ini tidak ada lagi rasul dalam pengertiaan di atas. Namun, saat ini banyak orang yang memakai kata ini untuk menyebut para pemimpin yang menjadi pelopor dan perintis jemaat.27 ii.ii) Nabi-nabi: Mereka juga ada di area lokal dan area nasional. Sejak mereka peka terhadap dosa, mereka cenderung untuk menyampaikan pesan yang kuat dan juga hal pengajaran, namun mereka terikat untuk berbicara demi “perbaikan”, “dorongan” dan “ Penghiburan” (1 Kor.14:3). Kritikan keras hanya akan membawa lebih kekacauan bukannya perdamaian seperti tertulis dalam 1 Kor. 14:33. Nabi yang sejati memberikan peringatan yang tepat tentang masa depan dan mengungkapkan kebenaran dari Allah. “Para nabi” saat ini tampaknya lebih terdorong kemasyuran dan keuntungan daripada kerinduan untuk menyampaikan kebenaran guna memperingatkan dan membimbing orang. ii.iii) Penginjil: Jawatan ini juga bersifat lokal dan nasional. Karena mereka bertanggung jawab atas perintisan berkeliling, mereka cenderung untuk tinggal di satu tempat sementara saja. Namun, beberapa sarjana tidak setuju bahwa para penginjil adalah pengkhotbah keliling karena Paulus menegaskan bahwa Timotius harus tinggal di Efesus untuk melayani 23 Thomas R.Schreiner, New Testament Theology, (Jogjakarta: Andi Offset, 2015), 334. Frank E. Gaebelein (ed), The Expositor's Bible Commentary, Vol. 11 (Grand Rapids: Zondervan, 1978), 58. 25 David Lim, Spiritual Gifts: A Fresh Look (Taipei: Elim, 1997), 227. 26 Ulf Ekman, The Prophetic Ministry (Taipei: Grace Publishing House, 2003), 33. 27 Chip Ingram, The Miracle of Life Change (Jogjakarta: Penerbit Andi, 2003), 110. 24 50 JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN SHIFTKEY 2015 gereja-gereja menteri dan mengajar (1 Tim.1:3; 2 Tim.4:5).28 Tanggung jawab utama dari para Penginjil adalah untuk melayani pertama-tama orang yang belum percaya, baru kemudian orang-orang percaya. ii.iv) Gembala dan Pengajar: Mereka ini di area local dan keadministrasian. Tugas seorang gembala berbeda dari pemimpin yang lainnya dan para tua-tua (Kis.14:23; 20:17, 28, 1 Tim.5:17). Mereka tetap berada di gereja tertentu untuk jangka waktu yang panjang dan mengajarkan tentang kebenaran kepada jemaat secara sistematis untuk memastikan kemurnian dan kematangan iman. Mereka juga dipandang sebagai "Gembala yang mengajar ".29 Stephen Tong, menyatakan bahwa rasul-rasul menandaskan bahwa tugasnya ada dalam Perjanjian Baru, sedangkan para nabi menunjukkan periode waktu dalam Perjanjian Lama. Sejak Perjanjian Lama dan Baru ditulis, Tugas-tugas para nabi dan rasul sudah digenapkan; dengan kata lain, nabi-nabi dan rasul-rasul sudah berhenti atau tidak ada lagi walaupun pemahaman tentang pelayanan kenabian dan kerasulan masih ada.30 Beberapa sarjana tidak setuju dengan pandangan ini karena “sekarang” (nun) dalam Efesus 3:5 menunjuk pada nabi-nabi di gereja awal sebagai ganti dari PL.31 Lebih lagi, sangatlah mungkin untuk gereja-gereja diberkati dengan di setiap masa dari jemaat Tuhan. Hal ini berarti, kasih karunia (Edoken). Inilah alasannya rasul dan nabi2 semua masih dalam kendali. Sebagai tambahan, Paulus mengatakan, “Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya (=dia,konoj ) menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya” (Efesus 3:7). Dalam alkitab versi NASB, “dengan kuasa-Nya” diterjemahkan dalam “ selaras dengan berkejanya kuasaNya” (kata. th.n evne,rgeian th/j duna,mewj auvtou/). “Kerja” (kata benda: evne,rgeia , verb: evnerge,w ) menunjuk pada perbuatan supranatural dan aktifitas dalam Alkitab. Contohnya, Ef. 1:1, menyarankan bahwa Allah adalah satu yang “mengarahkan segala hal seperti dia tentukan dengan kehendaknya” ; Ef. 1:19-20 juga menyebutkan bahwa kuasa kebangkitan ada diantara kita; Ef. 2:2 berbicara tentang “roh yang bekerja diantara para pemberontak” menuju kepada penghancuran diri pribadi; Ef. 3:20, mengatakan: “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan,… “ “dapat” dan “melakukan” adalah kedua-duanya present middle participle; “doakan/mintakan” dan “pikirkan” (aivtou,meqa hv .noou/men) adalah kata kerja utama. Ayat ini menunjuk pada kerja Roh Kudus dalam doa-doa kita. Doa-doa Paulus bergaya Kharismatik32, yang artinya doa-doa itu terinspirasi oleh Roh Kudus. Paulus selalu berkata “melalui Roh-Nya (dia. tou/ pneu,matoj auvtou/)” (Efesus 3:16). Atau “berdoa di dalam Roh (evvn pneu,mati )” (Efesus 6:18). Dua dari doa-doa Paulus dicatat dalam surat Efesus (1:17-19, 3:14-19), yang menyatakan pimpinan Roh Kudus dalam hidup dan karya. i) Doa yang pertama (1:17-19): Paulus mengatakan bahwa Allah memberikan “ roh hikmat dan penyingkapan dalam pengenalan akan Dia” kepada orang-orang percaya, dengan demikian 28 Klyne Snodgrass, The NIV Application Commentary, 219. Peter T. O'Brien, The Letter to the Ephesians, 507. 30 Stephen Tong, The Spirit Baptism and Gifts (Taipei: CMI Publishing Co., 2002.), 180, 29 190. Peter T.O’Brien, The Letter to, 180-190. Tan Che Bin et al. (ed) The Holy Spirit, 232. 31 32 51 JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN SHIFTKEY 2015 mereka akan diberikan “pengetahuan penuh” (evpi,gnwsij) akan Allah. Tema dari doa ini adalah lebih mengenal akan Allah, 33 termasuk di dalamnya kekudusan, (1:4 ), “variasi tujuan” memperlakukan satu sama lain (1:6), hikmat untuk mengerti misteri Allah (1:5, 9, 11) dan kuasanya yang membangkitkan Kristus dari kematian. ii) Doa yang Kedua (3:14-19): 34 kata Yunaninya, i[na, muncul tiga kali untuk membuktikan tujuan-tujuan doa-doa ini (ayat 16, 18, 19). Ayat 16 berkata, “Dari kemuliaan-Nya yang tak terbatas, memungkinkan dia memberikan Anda kekuatan melalui Roh-Nya supaya bertumbuh kuat “ . Hal itu berarti melalui (dia,) kemuliaanNya yang tak terbatas dan Roh Kudus, kita dengan berani dapat memohon pada Allah untuk segala sesuatunya. Karunia yang Paulus minta ditujukan pada kuasa (du,namij ). Dia menggunakan du,namij untuk menjelaskan cara bahwa kuasa Allah diberikan kepada umat-Nya sehingga mereka menjadi kuat dalam pencobaan (3:13) dan berani dalam peperangan rohani (6:10-17). “Supaya dirimu yang tersembunyi itu bertumbuh kuat” artinya, roh, jiwa, pikiran, perasaan dan kesadaran kita menjadi kuat dan teguh, agar kasih Kristus tinggal di dalamnya. Hati kita dan iman kita akan ditanam dan dibangun atas dasar kasih itu. “ditanam” dan “dibangun” berarti keteguhan dan pertumbuhan dinamis. “Iman” dan “kasih” keduanya muncul pada ayat 17. “Iman” mengarah pada dimensi vertical dari kehidupan Kristen dengan Tuhan Yesus Kristus. “Kasih” mengarah dimensi horizontal kasih berkorban bagi orang-orang percaya dalam Yesus Kristus. Orangorang percaya mempraktikkan kuasa dari Roh Kudus dengan iman dan kuasa ini menghasilkan ikatan antara orang dari asal yang berbeda, orang Yahudi dan bangsa lain, dengan kasih.Kasih persaudaraan ini meningkatkan pemahaman kita akan kasih Kristus, “yang melampaui segala akal , dan kita akan dipenuhi (kata kerja: plhrwqh/te) dengan kepenuhan perkataan Allah (kt benda: plh,rwma)” (3:19). 4. Roh Kudus dan Kesatuan “Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.” (Efesus 4:1-6). Roh Kudus adalah Roh pemersatu. Dia membawa tentang kesatuan tubuh Kristus (Yoh.17:20-22). Untuk membahas kesatuan, tidak bisa dihindari untuk menganalisis sumber, proses dan hasil persatuan. Paulus menggunakan kata, “satu”, beberapa kali dalam Efesus 4:1-6 (ei-j: maskulin , mi,a: feminin, e[n: netral). Kesatuan dari gereja dan persekutuan (koinwni,a) mencerminkan kesatuan trinitas Allah35, seperti yang Yesus katakan, “BapaKu dan Aku adalah satu” (Yoh.10:30) dan “ Aku sudah memberi mereka kemuliaan yang Kau berikan padaku, seperti mereka 33 Menurut Tan Che Bin, ada 4 aspek hubungan antara Roh Kudus dan pewahyuan: 1. Perkataan yang diinspirasikan , kata-kata hikmat, pujian, dan pewahyuan ; 2. Roh Kudus dan Kuasa; 3. Roh Kudus, moralitas dan, keadilan; 4. Roh Kudus dan keselamatan. (Tan Che Bin et al., The Holy Spirit Then and Now, 229-243). 34 Analisis dari doa ini, menunjuk kepada Grant Osborne, A Comprehensive Introduction to Biblical Interpretation (Taipei: Campus Evangelical Fellowship, 2002), 157-163. 52 JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN SHIFTKEY 2015 satu demikian kita pun satu” (Yoh.17:22). Paulus memperingatkan melawan dosa yang merintangi kesatuan gereja dalam Efesus 4:25-31 karena hal itu akan mendukakan Roh Kudus (Ef.4:30). Kis. 2:42, menjelaskan persekutuan dalam gereja awal: “ tetap setia pada ajaran para rasul, bagi persaudaraan, untuk memecahkan roti dan doa. Koinonia dapat diterjemahkan sebagai “persaudaraan” (Fil. 2:1) atau “komunitas” (2 Kor 6:14). Hal itu tidak menunjuk pada organisasi atau program dalam periode Perjanjian Baru. Kehidupan dalam koinonia bukan tentang pelayanan dan pekerjaan, tetapi kehidupan – kehidupan Allah Tri-tunggal dan hubungan dengan tiga pribadi Ilahi. Kata ini digunakan untuk mengarahkan ke partisipasi dalam persekutuan, pemberian (Rom.15:26; 2 Kor.8:4), dan berbagi hal-hal rohani atau beban kejiwaan dalam pelayanan satu tubuh (Flp 1:5). Contohnya, terhiburkan saat Filemon berbagi beban nya dalam pelayanan (Fil.6, 20). Karena Roh Kudus, orang percaya bisa menjunjung satu sama lain dan dalam persekutuan dalam Roh Kudus (2 Kor.13:14). Allah rindu membangun gereja-Nya dalam suatu kesatuan dan kepenuhan. John Scott menyarankan bahwa ada dua karakteristik dalam suatu komunitas baru, yang disebut oleh Allah. Pertama, kesatuan orang-orang, yang dibentuk oleh orang-orang Yahudi dan orang-orang percaya di luar Yahudi. Kedua, adalah orang-orang yang kudus, dipisahkan dari dunia ini dan menjadi milik Allah saja.36 Panggilan Allah (evklh,qhte)37 kepada orang percaya untuk menjadi satu dan diperlengkapi dengan lima karakter rohani, yang merupakan ciri-ciri kesatuan, dalam segala keadaan. i) Kerendahan hati; ini adalah ciri utama suatu kesatuan, seperti Paulus katakan,” yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri” (Flp.2:3). ii) Lemah lembut dan kelemahlembutan; Kelemah-lembutan pada diri seseorang terpelihara melalui ketaatannya kepada Allah.38 iii) Kesabaran dan Ketahanan; Sabar terhadap kelemahan dan ketidakadilan, memiliki penguasaan diri dan keteguhan dalam penderitaan dan rasa frustrasi tanpa mencoba balas dendam. 39 iv) Salin menanggung beban satu sama lain dalam kasih: Untuk menerima satu sama lain sampai akhir konflik.40 v) Dalam Kasih (evn avga,ph) : Cinta bukan perasaan, tapi penetapan.41 Kasih meliputi semua dari empat karakter tersebut diatas, seperti yang dikatakan Paulus, “Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan” (Kol.3:14). Kesabaran, kelemahlembutan, dan kebaikan adalah karakter dari buah Roh Kudus, seperti dituliskan pada Gal. 5:22-23. Jika karakter-karakter tidak ada dalam gereja, kesatuan adalah sia-sia. Kesatuan adalah panggilan dan perintah Allah dan orang percaya harus mencapainya dengan ketekunan (spouda,zontej) karena tak ada kesatuan yang murahan. Hal itu tidak dapat dicapai dengan “ sekadar kata, tetapi sesuatu yang nyata dan aktif” (1 Yoh. 3:18). “Pertahankan kesatuan Roh oleh perdamaian yang mengikat Anda bersama-sama " (spouda,zontej threi/n th.n e`no,thta tou/ pneu,matoj evn tw|/ sunde,smw| th/j eivrh,nhj\) (Ef. 4:3) artinya “tali perdamaian yang mengikat Anda bersama-sama dalam kesatuan Roh Kudus ". Oleh 36 Klyne Snodgrass, The NIV Application Commentary: Ephesians, 148-149. Itu artinya, “Kamu dipanggil”. 38 Archibald T. Robertson, I-Pyng Chang (tran.), Galatians, Ephesians, Philippines, Colossians, Vol. VII (California: Living Spring, 1991), 491. 39 Klyne Snodgrass, The NIV Application Commentary: Ephesians, 211; Peter T. O'Brien, The Letter to the Ephesians, 473. 40 Fritz Rienecker, A Linguistic Key to the Greek New Testament (Hong Kong: Capstone, 1996), 675. 41 Klyne Snodgrass, The NIV Application Commentary: Ephesians, 211. 37 53 JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN SHIFTKEY 2015 karena itu, persatuan adalah tanda sebuah komunitas Kristen yang dewasa yang menginginkan Roh Kudus dan karunia-karunia rohani. Dalam Efesus 4: 4-6, Paulus menggunakan kata, “ Satu”, sebanyak tujuh kali (ei-j: maskulin; mi,a: feminin; e[n: netral): satu tubuh, satu roh, satu pengharapan, satu Tuhan, satu Iman , satu baptisan, dan satu Allah. Hal-hal ini adalah aspek dari ke-tunggalan yang dihubungkan dengan ketunggalan dari ketritunggalan Allah. (ayat 4 e]n sw/ma kai. e]n pneu/ma, kaqw.j kai. evklh,qhte evn mia|/ evlpi,di th/j klh,sewj u`mw/n\ ayat 5 ei-j ku,rioj, mi,a pi,stij, e]n ba,ptisma\ ayat 6 ei-j qeo.j kai. path.r pa,ntwn, o` evpi. pa,ntwn kai. dia. pa,ntwn kai. evn pa/sin.) Stanley Horton dan John Scott menggolongkan aspek-aspek ini menjadi tiga persona: Bapa, Anak dan Roh Kudus. i) Bapa: Hanya ada satu Allah karena Dia adalah Bapa semua yang, karena Efesus 4:6 nyatakan, “Satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.”. Paulus menggunakan tiga preposisi untuk mengungkapkan sifat dan karya Allah Mahakuasa. "Atas semua" menunjukkan kedaulatan tertinggi Allah dan kemuliaan. "Melalui semua" menyatakan kasih Allah kepada umat manusia. "Dalam semua" mengacu inspirasi Allah dan bekerja pada manusia hati. ii) Anak: Hanya ada satu pengharapan, satu iman, dan satu baptisan karena hanya ada satu Tuhan. Tuhan Yesus adalah alasan dari iman, pengharapan dan baptisan kita. Satu baptisan dalam ayat ini sering disebut dengan sakramen, tetapi Horton menunjukkan bahwa itu berarti dibaptis dalam Roh Kudus dan menjadi satu dengan orang percaya lainnya dalam Kristus. iii) Roh Kudus: Hanya ada satu tubuh karena hanya ada satu Roh Kudus, sebagaimana dalam 1 Korintus 12:13 mengatakan, "Dalam satu Roh kita semua dibaptis, orang-orang Yahudi serta orang-orang Yunani, para budak sekaligus warga, dan satu Roh diberikan kepada kita semua”. Surat Efesus menggambarkan Roh Kudus sebagai roh kebijaksanaan, wahyu (1:17, 3: 5), kuasa (3:16), dan kesatuan (2:18, 4: 3). Dia juga menyucikan (4:30) dan berdoa bagi kita (6:18). Gereja aliran Pentakosta dan Karismatik memiliki perbedaan kurang teologis pada pneumatologi, tapi lebih pada eklesiologi, dan akibatnya perpecahan terjadi. Di satu sisi, mereka telah diisolasi oleh gereja-gereja Protestan arus utama. Satu sisi lain, beberapa kelompok karismatik meninggalkan gereja dan membentuk yang sesuai dengan mereka karena pengalaman yang berbeda, gaya ibadah, atau pemahaman pengalaman karismatik. Kesatuan selalu menjadi tantangan untuk Pentakosta dan Karismatik karena mereka berpikir tentang kesatuan dalam diri mereka sendiri daripada di dalam Kristus. Nilai inti eklesiologi adalah kesatuan, atau untuk lebih spesifik, kesatuan dalam keragaman. kesatuan membawa tentang konsekuensi yang pasti: pertumbuhan gereja. Ini adalah penekanan Surat Efesus , "Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, "(2:14) dan" Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh "(Ef. 2: 21-22). D. HASIL PENEMUAN DAN PEMBAHASAN Penanaman pemahaman akan pekerjaan Roh Kudus lewat peribadahan maupun pendalaman Firman Tuhan secara rutin merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pemahaman pekerjaan Roh Kudus dalam hidup orang percaya, khususnya yang dengan tulus ikhlas melayani dalam gerejaNya. Kesetiaan dan ketekunan yang teruji oleh waktu dan dengan berbagai tantangan menjadikan jemaat semakin tangguh dalam pemahaman akan kebenaran Firman Tuhan. Hal itu dikarenakan iman yang dipahami sudah diuji dalam perilaku sehari-hari. Kesadaran bahwa sebagai 54 JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN SHIFTKEY 2015 pemimpin jemaat haruslah menjadi teladan bagi jemaat lain mendorong untuk terus menerus memperbaharui diri dalam kerohanian dengan tidak pernah mundur dalam menghadapi tantangan permasalahan dan problema kebersamaan dalam melayani gereja Tuhan. Dari hasil pengujian hipotesis secara statistik, diperoleh nilai uji t hitung jauh lebih besar daripada t tabel, ini berarti besarnya pemahaman implementasi pekerjaan Roh Kudus diatas 70 %, yang artinya, diatas rata-rata. Hal ini dikarenakan para pemimpin jemaat aktif mengikuti aktivitas kerohanian bahkan tidak jarang bertindak sebagai inisiator acara. Faktor lain adalah ketekunan dan kesetiaan yang teruji oleh waktu dan juga pemanfaatan kesempatan untuk melayani yang dipercayakan oleh gembala disambut dengan antusiasme. Dari hasil pengamatan data secara deskriptif, di dapatkan nilai rata-rata yang diatas rata-rata, Kondisi ini dapat di interpretasikan bahwa dalam penelitian ini subjek penelitian memiliki kualitas pemahaman yang positif. Hal ini berarti bahwa pekerjaan Roh Kudus telah dilakukan dan dirasakan manfaat nya bagi kehidupan. E. KESIMPULAN Setelah melalui tahapan penelitian, yaitu: proses penyusunan instrument, uji coba dan perbaikan instrument, pengumpulan data dan analisis data, akhirnya dalam penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu: Tingkat implementasi pekerjaan Roh Kudus pada pemimpin Jemaat GBT KAO Ngaliyan tergolong sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh rerata empirik (RE) sebesar 83,23078 sedangkan rerata hipotetik (RH) sebesar 70. Faktor pola pikir, pola rasa dan pola tindak berdasar kebenaran dan kebaikan agak sedikit lebih rendah dibanding dua indikator lainnya. Nilai yang agaka rendah ditunjukkan pada kuisioner no 13 dan 14, dimana mengungkap keterbukaan dan kerelaan mengakui segala kelemahan di depan Tuhan dan sesama. Nampaknya, rasa percaya diri bahwa Tuhan sanggup membela dan tidak mempermalukan umatNya yang mau terbuka perlu lebih ditanamkan lagi supaya saat mengalami keterpurukan berani mengakui dan bangkit kembali oleh karena Roh Kudus yang menyanggupkan. 55 JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN SHIFTKEY 2015 DAFTAR PUSTAKA Barney, D. Kenneth. Surat Efesus. Malang: Gandum Mas, 2001. Barton, J. Payne. Encyclopedia of Biblical Prophecy: The Complete Guide to Scriptural Predictions and Their Fulfillment. New York: Harper & Row, 1973. Che Bin, Tan, et al. The Holy Spirit Then and Now. Taipei: China Theological Seminary, 2001. Enns, P. Paul. The Moody Handbook of Theology Chicago.:Moody Press, 1995. Fox, George, Moses Hsu (tran). Quaker Classics. Hong Kong: Chinese Christian Council Ltd, 1991. Foulkes, Francis. The Epistle of Paul to The Ephesians. England: Inter-Varsity Press, 1988. Gaebelein, E.Frank (ed). The Expositor's Bible Commentary, Vol. 11 Grand Rapids: Zondervan, 1978. Hayford, W.Jack, Jammie Siu (trans). The Glorious Church of God. Taipei: Elim. Hammon, Bill. 70 Alasan untuk Berbahasa Roh.Jakarta: Penerbit Nafiri Gabriel, 2013. Horton, M. Stanley. Radiant Life Ministries (tran). What the Bible Says about the Holy Spirit. Hong Kong: Radiant Life Ministries, 1989. Han Ye, Zhang (tran). Grace and Gifts. Taipei: Full Gospel Publishing House, 2003. Jennifer H. Sun. Introduction to the Literature of the Bible. Taipei: Campus Evangelical Fellowship, 2001. Lim, David. Spiritual Gifts: A Fresh Look. Taipei: Elim, 1997 Menzies, W. Willian dan Robert Yeung (tran). Bible Doctrines: A Pentecostal Perspective. Hong Kong: Ecclesia Bible College, 2001. O'Brien, Peter, T, Chen Chi Wen and Pan Qiu Song (trans). The Letter to the Ephesians ,California: A Kernel of Wheat Christian Ministries, 2009. Osborne, Grant. A Comprehensive Introduction to Biblical Interpretation. Taipei: Campus Evangelical Fellowship, 2002. Riggs, Ralph , Tsai Tung Ho (trans). The Spirit Himself. Taipei: The China Assemblies of God, 1991. Rienecker, Fritz. A Linguistic Key to the Greek New Testament. Hong Kong: Capstone, 1996. Shen, Paul. Glimpse of Heaven: A Study of Ephesians. Hong Kong: China Graduate School of Theology, 1992 Stott, R.W.John. Efesus. Jakarta: OMF, 2003. Tong, Stephen. The Spirit Baptism and Gifts. Taipei: CMI Publishing Co., 2002. 56 JURNAL TEOLOGI DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN SHIFTKEY 2015 Ukman, Ulf. The Prophetic Ministry. Taipei: Grace Publishing House, 2003. 57