MODUL PERKULIAHAN Teori Komunikasi Pokok Bahasan 1 Teori Komunikasi Antarpribadi 1.1 Elemen pembentuk kesadaran diri 1.2 Konsep-konsep yang mempengaruhi perkembangan kesadaran diri 1.3 Teori-Teori Tentang “Diri” (Konsep diri) Fakultas Program Studi Fakultas Ilmu komunikasi Program Studi Public Relations Abstract Tatap Muka 05 Kode MK Disusun Oleh Kode MK Nama Dosen Dr. Farid Hamid, M.Si. Kompetensi Mahasiswa Mampu Menjelaskan Tentang Teori-Teori Dalam Konteks Komunikasi Antar Pribadi Pembahasan ‘14 2 Teori Komunikasi Dr. Farid Hamid, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pendahuluan ecara umum komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu proses S pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Berdasarkan definisi umum tersebut setidaknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain: - Proses, mengacu pada perubahan dan tindakan (action), yang berlangsung terus menerus. - Komunikasi antar pribadi juga merupakan suatu “pertukaran”, yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik. - Makna, yaitu sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut, adalah kesamaan pemahaman di antara orang-orang yang berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang digunakan dalam proses komunikasi. Judy C. Pearson (1983) menyebutkan enam karakteristik komunikasi antar pribadi, yaitu: 1) Komunikasi antarpribadi dimulai dengan diri pribadi (self). Berbagai persepsi komunikasi yang menyangkut pengamatan dan pemahaman berangkat dari dalam diri kita, artimya dibatasi oleh siapa diri kita dan bagaimana pengalaman kita. 2) Komunikasi antarpribadi bersifat transaksional. Anggapan ini mengacu pada tindakan pihak-pihak yang berkomunikasi secara serempak menyampaikan dan menerima pesan. 3) Komunikasi antarpribadi mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi. Maksudnya komunikasi antarpribadi tidak hanya berkenaan dengan isi pesan yang dipertukarkan, tetapi juga melibatkan siapa partner komunikasi kita dan bagaimana hubungan kita dengan partner tersebut. 4) Komunikasi antarpribadi mensyaratkan adanya kedekatan fisik antara pihak-pihak yang berkomunikasi. 5) Komunikasi antarpribadi melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung satu dengan lainnya (interdependen) dalam proses komunikasi. 6) Komunikasi antarpribadi tidak dapat diubah maupun diulang. Jika kita salah mengucapkan sesuatu kepada partner komunikasi kita, mungkin kita dapat minta maaf dan diberi maaf, tetapi itu tidak berarti menghapus apa yang pernah kita ucapkan. ‘14 3 Teori Komunikasi Dr. Farid Hamid, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Demikian pula kita tidak dapat mengulang suatu pernyataan dengan harapan untuk mendapatkan hasil yang sama, karena dalam proses komunikasi antarmanusia, hal ini akan sangat tergantung dari serpons partner komunikasi kita. Berdasarkan karakteristik komunikasi antarpribadi tersebut, maka teori-teori dalam konteks komunikasi antarpribadi pada dasarnya menyangkut beberapa hal antara lain: a. Individu dalam komunikasi antarpribadi. Hal ini menyangkut pemahaman diri pribadi b. Memahami orang lain, dalam hubungannya dengan aspek relasional dalam komunikasi antarpribadi. ‘14 4 Teori Komunikasi Dr. Farid Hamid, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4.1. Individu dalam Komunikasi Antarpribadi: Pemahaman Diri Pribadi (Kesadaran Diri) Memahami komunikasi dan hubungan antarpribadi dari sudut pandang individu adalah menempatkan pemahaman mengenai komunikasi di dalam proses psikologis. Setiap individu dalam tindakan komunikasi memiliki pemahaman dan makna pribadi terhadap setiap hubungan di mana dia terlibat di dalamnya. Untuk itu pemahaman psikologis terhadap komunikasi antarpribadi merupakan bagian penting dari pemahaman yang menyeluruh terhadap komunikasi antarpribadi. Meskipun demikian, beberapa persoalan dapat muncul dalam proses pemahaman oleh individu yang disebut juga sebagai proses intra pribadi. Fisher (1987) mengemukakan bahwa ketika kita berkomunikasi dengan orang lain, proses intra pribadi kita memiliki paling sedikit tiga tataran yang berbeda. Tiap tataran tersebut akan berkaitan dengan sejumlah “diri” yang hadir dalam situasi antarpribadi, yaitu: pandangan kita mengenai diri kita sendiri, pandangan kita mengenai diri orang lain, dan pandangan kita mengenai pandangan orang lain tentang kita. Seringkali hal ini disebut pula dengan persepsi, metapersepsi, dan metametapersepsi. Diri Saya Sendiri Diri Orang Lain Pandangan Orang Lain Terhadap diri saya ‘14 5 Teori Komunikasi Dr. Farid Hamid, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Ketika tataran psikologis ini berfungsi secara simultan ketika kita sedang berkomunikasi dengan orang lain. Perlu juga diingat bahwa dalam komunikasi antarpribadi, sedikitnya ada dua orang yang terlibat di dalamnya. Dengan demikian, pada saat ketiga tataran psikologis kita beroperasi, hal yang sama berlaku pula pada diri partner komunikasi kita. Elemen Pembentuk Kesadaran Diri Dalam hubungannya dengan kesadaran diri, Fisher (1987) menyebutkan beberapa elemen dari kesadaran diri, yaitu: konsep diri, self esteem dan multiple selves. 1. Konsep Diri Untuk dapat menyadari diri kita, pertama kali kita harus memahami apakah diri atau self itu. “Diri” secara sederhana dapat kita artikan sebagai identitas individu. Jadi identitas diri adalah cara-cara yang kita gunakan untuk membedakan individu satu dengan individuindividu lainnya. Dengan demikian “diri” adalah suatu pengertian yang mengacu kepada identitas spesifik dari individu. William D. Brooks (1974) mendefinisikan konsep diri sebagai: “those physycal, social, and psychological perceptions of ourselves that we have derived from experiences and our interactions with others” Jadi, konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Pada umumnya orang cenderung menggolongkan dirinya sendiri dalam tiga kategori, yaitu karakteristik/sifat pribadi, karakteristik/sifat sosial dan peran sosial. Dengan kata lain, kita cenderung untuk memandang diri kita sebagai memiliki sifat-sifat internal tertentu yang kita gunakan untuk menjelaskan bagaimana kita berperan dalam berhubungan dengan orang lain. Karakteristik/sifat pribadi Karakteristik pribadi adalah sifat-sifat yang kita miliki, paling tidak dalam persepsi kita mengenai diri kita sendiri. Karakteristik ini dapat bersifat fisik (laki-laki, perempuan, tinggi, rendah, cantik, tampan, gemuk, dan sebagainya) atau kemampuan tertentu (pandai, pendiam, cakap, dungu, terpelajar, dll). ‘14 Karakteristik /sifat sosial 6 Teori Komunikasi Dr. Farid Hamid, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Karakteristik atau sifat sosial menunjukkan sifat-sifat yang kita tampilkan dalam hubungan kita dengan orang lain. Antara lain ramah atau ketus, ekstrovert atau introvert, cerewet atau pendiam, penuh perhatian atau tidak peduli, dan sebagainya. Peran sosial Peran sosial, mencakup hubungan dengan orang lain dan dalam suatu masyarakat tertentu. Ketika peran sosial merupakan bagian dari konsep diri, maka kita mendefinisikan hubungan sosial kita dengan orang lain, seperti ayah, istri, guru, polisi, eksekutif, dan sebagainya. Peran sosial ini dapat pula berbentuk afiliasi terhadap budaya, etnik, agama, dan sebagainya. Konsep diri dapat berubah seiring dengan waktu, oleh karenanya stabilitas dari konsep diri ini sulit untuk diperkirakan. 2. Self Esteem Ketika kita menjadi objek persepsi, maka kita juga akan mengevaluasi diri kita sendiri. Inilah yang dikenal dengan self esteem. Suatu bagian yang inheren dari konsep diri. Self esteem berpengaruh terhadap perilaku kita dalam berkomunikasi. Jika self esteem tinggi, kita cenderung merasa kompeten sehingga berperilaku secara lebih percaya diri. Orang yang self esteemnya tinggi biasanya lebih mandiri, tegas, dan tidak mudah dipersuasi. Sementara kebalikannya dari hal-hal tersebut biasanya ditemukan pada orangorang yang self esteemnya rendah. 3. Multiple Selves Walaupun “diri” mengacu pada diri sebagai identitas tunggal, namun sebenarnya kita masing-masing memiliki berbagai identitas diri yang berbeda, yang disebut multiple selves. Beberapa dari diri kita berkaitan dengan peran kita dalam berbagai hubungan sosial yang berbeda dengan berbagai orang yang berbeda pula, misalnya; ayah-anak, suami – isteri; atasan-bawahan; teman-teman, dll. Ini semua mengacu kepada peran yang kita mainkan dalam berbagai komunitas dan merefleksikan berbagai aspek dalam kehidupan kita. ‘14 7 Teori Komunikasi Dr. Farid Hamid, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Konsep-Konsep yang Mempengaruhi Perkembangan Kesadaran Diri Selama proses kehidupan dan interaksi kita dengan orang lain, kita secara terus menerus mengembangkan konsep diri. Proses mengenal diri sendiri akan berlangsung secara kontinyu dan tidak dapat kita hindari. Oleh sebab itu, jika kita ingin memahami sepenuhnya tingkat hubungan antarpribadi kita dan mendapat manfaatnya, maka kita perlu menyadari konsep diri kita dan bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya. Proses perkembangan kesadaran diri diperoleh melalui tiga konsep, yaitu reflexive self, social self, dan becoming self. Reflexive Self adalah melihat diri menurut persepsi kita sendiri. Sedangkan Social Self menggunakan orang lain sebagai kriteria untuk menilai konsep diri kita. Pengertian ini senada dengan teori “looking glass self”. Menurut Charles Horton Cooley penemu teori ini, kita seakan-akan sedang bercermin. Pertama, dalam cermin tersebut kita membayangkan bagaimana kita tampak pada orang lain; kita melihat sekilas diri kita seperti dalam cermin. Misalnya, kita merasa wajah kita jelek; Kedua, kita membayangkan bagaimana orang lain menilai penampilan kita. Kita pikir mereka menganggap kita tidak menarik; Ketiga, kita mengalami perasaan bangga atau kecewa, orang mungkin merasa sedih atau malu. Singkatnya teori ini menggambarkan bagaimana kita mengembangkan konsep diri melalui interaksi. Dalam interaksi, reaksi orang lain merupakan informasi mengenai diri kita, dan kemudian kita menggunakan informasi tersebut untuk menyimpulkan, mengartikan, dan mengevaluasi konsep diri kita. Sedangkan konsep becoming Self merupakan pandangan bahwa konsep diri selalu berubah, terus menerus berkembang dan selalu diterpa oleh informasi baru untuk dipersepsikan dan diinterpretasikan. Artinya konsep diri selalu merupakan proses menjadi konsep diri. Teori-Teori Tentang “Diri” (Konsep Diri) Pembicaraan tentang konsep diri dapat dilacak sampai William James. James membedakan antara: “The I”, diri yang sadar dan aktif, dan “The Me”, diri yang menjadi objek renungan kita. Konsep diri kemudian tenggelam ketika Behaviorisme berkuasa. Baru pada tahun 1943, Gordon E. Allport menghidupkan kembali konsep diri. Berikut ini beberapa teori lain tentang konsep diri: ‘14 8 Teori Komunikasi Dr. Farid Hamid, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Carl Ransom Rogers (1902-1987) Carl Rogers selain dikenal sebagai tokoh psikologi humanistis, ia dikenal juga sebagai seorang fenomenologis, karena ia sangat menekankan pada realitas yang berarti bagi individu, yang mana realitas tiap orang akan berbeda-beda tergantung pada pengalaman- pengalaman perseptualnya. Menurutnya perilaku seseorang adalah merupakan fakta dari lapangan fenomenal (Carl Rogers menyebut dengan istilah realitas subyektif). Rogers berpendapat bahwa lapangan fenomenal merupakan rangkuman dari semua pengalaman dari apa yang dialami, dirasa, dinilai, ditafsirkan atas dasar pengertian individu baik yang disadari atau tidak. Konsep diri adalah bagian sadar dari lapangan fenomenal (fenomenal field) yang merupakan kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan dirinya dan akan membedakan dirinya dengan yang bukan dirinya. Sebagai tambahan pada konsep diri, individu mempunyai “diri ideal” (ideal self), yaitu apa yang diinginkan atau dianggapnya seharusnya demikian. Di mana individu menempatkan nilai tertinggi mengenai dirinya. Apabila perbedaan antara konsep diri (disebut juga diri real) dan diri ideal adalah besar, maka orang merasa tidak puas dan tidak dapat menyesuaikan diri (Supratiknya, 1993:135 ; Rom Harre & Roger Lamb, 1996: 261 ). Teori RD Laing R.D. Laing seorang psikiatris berkebangsaan Inggris yang telah menulis banyak buku tentang proses persepsi dan pengalaman dalam komunikasi. Tesis utama dari teorinya adalah bahwa perilaku komunikatif seseorang sebagian besar terbentuk oleh persepsi (pengalaman) nya ketika ia berhubungan dengan komunikator yang lainnya. Menurut RD Laing, hubungan interpersonal melibatkan dan membentuk kedua belah pihak. Ketika saya berhubungan dengan anda, anda bukan lagi anda yang biasa; anda berubah karena pertemuan dengan saya. Saya pun berubah karena anda. Laing bersama H. Phillipson, dan A.R. Lee mengungkapkan seperti ini: When Peter meets Paul, Paul’s behavior becomes Peter’s experience; Peter’s behavior becomes Paul’s experience ‘14 9 Teori Komunikasi Dr. Farid Hamid, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ‘14 10 Teori Komunikasi Dr. Farid Hamid, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Littlejohn, Stephen. 1996. Theories of Human Communication. Wadsworth Publishing Company Inc Belmont. Sendjaja, Sasa Djuarsa. 1993. Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka Rakhmat, Jalaluddin.1994. Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosda ‘14 11 Teori Komunikasi Dr. Farid Hamid, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id