TUGAS ETIKA PROFESI NILAI MORAL KEPOLISI DALAM MENJALANKAN PROFESI KEPOLISIAN DI BIDANG HUKUM Disusun oleh : DEVI AULIA SARI 1212011092 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bertitik tolak dari iman kepada Tuhan Yang Maha Esa, manusia percaya bahwa dirinya adalah makhluk ciptaan Tuhan, hakikatnya terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh. Tubuh adalah materi yang bersifat konkret terdiri dari tulang, daging, darah, kulit yang dapat dilihat, diraba, dirasa, tetapi tidak abadi. Apabila manusia meningga, tubuhnya menjadi hancur. jiwa terdapat dalam tubuh berubah berupa roh yang bersifat abstrak, tidak dapat dilihat, tidak dapat dirasa, tetapi abadi. Apabila manusia meninggal, rohnya lepas dari tubuh dan tidak pernah mengalami kehancuran, melainkan kembali keasalnya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Roh dan tubuh manusia merupakan penggerak dan sumber kehidupan. Manusi merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena dilengkapi oleh ciptaany dengan akal, perasaan, dan kehendak.1 Pada dasarnya manusia menginkan kehidupan yang sempurna, akan tetapi kesempurnaan itu ada ditangan Tuhan, Tuhan telah mengatur tentang kehidupan manusia mulai jodoh, rezki dan maut semua telah ditentukan oleh Tuhan. Meskipun begitu manusia hendaknya tetap harus bekerja dan berusaha untuk memenuhi kebutuhanya didunia.manusia pada dasarnya mengiginkan kehidupan yang indah damai dan tercukupi kebutuhan ekonominya. Kesejahteraan sangat diharapkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya, berkumpul dengan orang-orang yang disayangi seperti orang tua, keluarga, sahabat dan sebagainya. Kita sadar bahwa hidup memang terkadang tak seindah yang kita bayangkan. Banyak sekali impian-impian yang tidak bisa kita wujudkan dalam kehidupan nyata. Ironisnya lagi sesungguhnya banyak musibah datang silih berganti yang kadang sampai membuat hati ini sedih. 1 1 Abdulkadir muhammad, Etika Profesi Hukum, Bandar Lampung: PT Citra Aditya Bakti, 2014, hlm Dalam duka manusia bisa saja menjerumuskan diri mereka sendiri dalam jurang kehancuran. Jika mereka melakukan hal-hal yang konyol yang tanpa dipertimbangkan secara matang. Tetapi pada kenyataan lain, duka kadang malah melahirkan ketahanan mental yang luar biasa hingga dengan itu manusia menjadi lebih dewasa dalam menyikapi hidup, bahkan menjadi lebih sempurna tinggakat keimananya dari sebelumnya. Adanya kenyataan sebagia manusia yang salah langkah dalam menempuh solusi untuk mengatasi masalah hidupnya menunjukan bahwa mereka masih belum bisa bersabar dengan ketetapan tuhan. Ketidak sabaran ini menunjukan bahwa manusia belum bisa yakin sepenuhnya bahwa dubalik sebuah musibah pasti ada hikmah. Kenyataan menunjukan bahwa banyak diantara manusia yang menganggap musibah sebagi petaka yang selalu menyengsarakan, bukan sebagai ujian tuhan yang harus dijalani untuk mengukur keimanan. Keharusan dalam hidup itu selalu mencari tatanan yang sesuai dengan keteraturan alam, sehingga keteraturan hidup harus disesuaikan dengan keharusan yang alamiah, dan bila itu terjadi lalu timbulah apa yang dinamakan keadilan,. Maka dalam menciptakan hukum sebenarnya yang ingin dicari adalah keadilan. Hukum itu tidak terbatas pada masyarakat manusia, hukum meliputi semesta alam. Maka beleum dibedakan antara hukum alam dan hukum positif, keduanya dianggap sebagai aturan ilahi. 2 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Bentuk Tanggung Jawab Polisi Terhapad Profesinya ? 2. Bagaimana Kaitan Nilai Moral Dengan Kode Etik Kepolisian ? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk Mengetahia Tanggung Jawab Polisi Terhadap Profesinya 2. Untuk Mengetahui Kaitan Nilai Moral Dengan Kede Etik Polisi 2 Abi Radju A. An Nakharawie, Memahami Arti Sebuah Musibah: Lumbung Insani, 2009 hlm 1 BAB II PEMBAHASAN 1. Bentuk Tanggung Jawab Polisi Terhapad Profesinya Etika adalah ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia yang terikat dengan norma dan nilai-nilai atau ukuran baik yang berlaku pada masyarakat. Sedangkan pengertian kepolisian adalah aparat penagak hukum yang bertangging jawab atas ketertiban umum, keselamatan dan keamanan masyarakat. Jadi etika kepolisian adalah norma tentang perilaku polisi untuk dijadilkan pedoman dalam mewujudkan pelaksanaan tugas yang baik bagi penegak hukum, ketertipan umum dan keamanan masyarakat. Aturan hukum dan moral memang ada perbedaanya, akan tetapi adanya hubungan yang sangat erat antara keduanya akn memperkecil perbedaan tersebut, karena sebenarnya bahwa hukum itu merupakan bagian tuntutan moral yang dialami manusia dalam hidupnya. Ilustrasi ini mengharuskan orang untuk hidup bersam sesuai dengan prinsip-prinsip moral, dan karenaya dalam membentuk peraturanperaturan baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan lainya secara tertulis dan tidak tertulis yang merupakan hukum positif harus berlandaskan moral yang baik, termasuk dalam penyelesaian sengketa hukum harus pula berlandaskan moral yang sehat. Jika dalam pembentukan dan penyelesaian sengketa hukum mengakibatkan moral, pasti akan didapatkan keadilan sifatnya semu. 3 Kepolisian Negara Republik Indonesia atau yang sering disingkat dengan polri dalam kaitanya dengan Pemerintahan adalah salah satu fungsi pemerintahan negara dibidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, yang bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertip dan teganya hukum. Keberhasilan pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, dan 3 Agus Santoso, Hukum, Moral, & keadila, jakarta: Kencana Premada Media Group. 2012, hlm 90 melindungi, mengayomi serta melayani masyarakat, selain ditentukan oleh kualitas pengetahuan dan keterampilan teknis kepolisian yang tinggi sangat ditentukan oleh perilaku terpuji setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia di tengah masyarakat. Guna mewujudkan sifat kepribadian tersebut, setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya senantiasa terpanggil untuk menghayati dan menjiwai etika profesi kepolisian yang tercermin pada sikap dan perilakunya, sehingga terhindar dari perbuatan tercela dan penyalahgunaan wewenang. Etika profesi kepolisian merupakan kristalisasi nilai-nilai Tribrata yang dilandasi dan dijiwai oleh Pancasila serta mencerminkan jati diri setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam wujud komitmen moral yang meliputi pada pengabdian, kelembagaan dan keNegaraan, selanjutnya disusun kedalam Kode Etik Profesi Kepolsiian Negara Republik Indonesian. 1. Kaitan Nilai Moral Dengan Kode Etik Kepolisian Keadilan merupakan sendi yang terahir sebagai tujuan hukum. Agar keadilan itu tercapai sesuai keadilan yang ada dalam masyarakat, maka hukum yang diciptakan harus bersendikan pada moral, karena sebenarnya hukum termasuk moral, artinya bahwa undang-undang dan semua norma hukum harus sesuai dengan norma-norma moral. Hukum yang berupa undang-undang maupun yang dilaksanakan pada lembaga peradilan tidak akan tercapai rasa keadilan jika meninggalkan prinsip-prinsip moral, baik oleh oleh undang-undang itu maupun aparat penegak hukum. 4 Kata moral atau moralitas bisa digunakan sebagai sinonimdari kata etika yang merupakan pencabangan utama dari filsafat, kedua kata ini mempunyai etimologi yang sama. Etika berasal dari kata “ethos” dalam bahasa yunani yang berarti kebiasaan (customs), sedangkan moral berasal dari kata “mores” dalam bahasa 4 Ibid., hlm. 87 latin yang juga berati kebiasaan. Dalam menjalani hubungan kehidupanya terdapat kebiasaa-kebiasaan yang timbul secara kodrati sebagai akal budi manusia untuk menuju kesejahteraan hidupnya, tentu saja diperlukan penghayatan agar tercipta kebahagiaan sejat dan harus menjalankan kebajikan dan rasa cinta kasih sesama manusia. Kebahagiaan akan tercapai jika setiap manusia dapat menempatkan dirinya sebagai mahlik yang saling membutuhkan, sehingga terjadi rasa cinta kasih dan kasih sayang, serta menempatkan diri dalam hubungannya dengan sesama manusia dengan tuhannya sebagai sang pencipta. Etika atau moral merupakan sikap etis yang harus dilakukan dalam menjalankan aktivitas manusia sebagai makhluk sosial karena prilaku etis itu sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan kehidupan manusia sebagai pengembang profesi. Keputusan pada etika atau moral tergantung kepada akhlak yang bersangkutan, oleh karena itu etika atau moral bersifat individu atau subjektif, namun demikian dalam kehidupan diperlukan adanya standar yang ditetapkan dalam pedoman, terutama kaitanya dengan profesi hukum diperlukan pedoman yang disebut kode etik secara tertulis, yang merupakan kaidah moral bertujuan untuk melindungi dan menjaga martabat moral profesi maupun melindungi terhadap perbuatan menyimpang dari perlakuan profesi tersebut.5 Prinsip-prinsip moral adalah sebagai tingkah laku manusia, biasanya prinsip moral tersebut ditangkap manusia dalam lingkungan hidupnya sendiri dan sejak semula dianggap sebagai suatu keharusan. Hal ini bisa saja terjadi dalam satu kelaurga dan juga dalam suatu wilayah masyarakat tertentu, demikian sehingga dengan sendirinya manusia berkeyakinan bahwa suatu tingkah laku hidup tertentu berakar dari alam dan lingkungannya itu sendiri. Prisip-prinsip moral tidak pernah ada kekosongan, karena dimana ada suatu peradaban manusia disitu pasti terdapat suatu moral yang menggambarkan tingkah laku manusia dan pada prinsipnya ajaran moral itu menganjurkan suatu perbuatan yang baik dan menghindari kejahatan, maka ajaran tentang moral itu erat kaitanya dengan akal budi manusia, namun demikian sifat dan watek manusia yang berbeda, ajaran moral tidak bisa 5 Ibid., hlm 83. mengendalikan semua manusia, maka moral dan etika itu tergantung dari bagaimana prilaku manusia yang bersangkutan. 6 Sikap moral pengabdian pengemban profesi kepolisian pertama-tama didasarkan pada panggilan ibadah sebagai umat beragama melalui perbuatan nyata berupa menjaga keselamatan sesama manusia, menjunjung tinggi martabat manusia dengna segala kompleksitasnya, menjauhkan dari rasa khawatir dan ketakutan dalam kehidupan sehari-hari serta memelihara segenap aturan bagi terselenggranya sendi kehidupan manusia. Tugas pokok kepolisian merupakan tugas tugas yang harus dikerjakan atau dijalankan oleh lembaga kepolisian, dengan demikian tugas lembaga yang dijalankan oleh anggota kepolisian dapat dimaknai sebagai bentuk atau jenis dari pekerjaan khusus. Jenis pekerjaan tersebut menjadi tugas dan wewenang kepolisian yang harus dijalankan dengan pengetahuan ( intelektual), keahlian atau kemahiran yang diperoleh melalui pendidikan atau training, dijalankan secara bertanggung jawab dengan keahlianya, dan berlandaskan moral dan etika. Organisasi Kepolisian, sebagaimana organisasi pada umumnya, memiliki “ Etika” yang menunjukkan perlunya bertingkah laku sesuai dengan peraturan-peraturan dan harapan yang memerlukan “ kedisiplinan” dalam melaksanakan tugasnya sesuai misi yang diembanya selalu mempunyai aturan intern dalam rangka meningkatkan kinerja, profesionalisme, budaya organisasi serta untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dan pelaksanaan tugas sesuai tujuan, perananfungsi, wewenang dan tanggung jawab dimana mereka bertugas dan semua itu demi untuk masyarkat. Persoalan-persoalan etika adalah persoalan-persoalan kehidupan manusia. Tidak bertingkah laku semata-mata menurut naluri atau dorongan hati, tetapi bertujuan dan bercita –cita dalam satu komunitas. 6 Ibid., hlm, 84 BAB III KESIMPULAN Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Etika profesi kepolisian merupakan kristalisasi nilai-nilai Tribrata yang dilandasi dan dijiwai oleh Pancasila serta mencerminkan jati diri setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam wujud komitmen moral yang meliputi pada pengabdian, kelembagaan dan keNegaraan, selanjutnya disusun kedalam Kode Etik Profesi Kepolsiian Negara Republik Indonesian. Setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya senantiasa terpanggil untuk menghayati dan menjiwai etika profesi kepolisian yang tercermin pada sikap dan perilakunya, sehingga terhindar dari perbuatan tercela dan penyalahgunaan wewenang. DAFTAR PUSTAKA Agus Santoso, Hukum, Moral, & keadila, jakarta: Kencana Premada Media Group. 2012 Abi Radju A. An Nakharawie, Memahami Arti Sebuah Musibah: Lumbung Insani, Abdulkadir muhammad, Etika Profesi Hukum, Bandar Lampung: PT Citra Aditya Bakti, 2014 http//:Etika%20kepolisian%20dalam%20profesi%20kepolisian%20di%20bidang %20penegakan%20hukum%20_%20krisnaptik.Htm [06/05/2015] http//Kode%20Etik%20Profesi%20Kepolisian.htm [06/05/2015]