struktur batang tumbuhan

advertisement
STRUKTUR BATANG TUMBUHAN
Batang dapat diumpamakan sebagai sumbu tubuh tumbuhan. Bagian ini umumnya tumbuh di
atas tanah. Arah tumbuh batang tumbuhan menuju sinar matahari. Umumnya batang bercabang, tetapi
pada tumbuhan tertentu batangnya tidak memiliki cabang seperti pada tumbuhan pisang, kelapa, dan
pepaya. Struktur batang terdiri atas epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat (stele). Silinder
pusat pada batang ini terdiri atas beberapa jaringan yaitu empulur, perikardium, dan berkas
pengangkut yaitu xilem dan floem. Batang tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu
batang berkayu, batang rumput, dan batang basah. Perhatikan gambar di bawah ini!
Batang berkayu memiliki kambium. Kambium mengalami dua arah pertumbuhan, yaitu ke arah dalam
dan ke arah luar. Ke arah dalam, kambium membentuk kayu, sedangkan ke arah luar membentuk
kulit. Karena pertumbuhan kambium inilah batang tumbuhan bertambah besar. Contoh tumbuhan
yang memiliki batang jenis ini, antara lain, jati, mangga, dan mranti. Tumbuhan batang rumput
memiliki ruas-ruas dan umumnya berongga. Batang jenis ini mudah patah dan tumbuhannya tidak
sebesar batang berkayu. Misalnya, tanaman padi, jagung, dan rumput. Tumbuhan batang basah
memiliki batang yang lunak dan berair. Misalnya, tumbuhan bayam dan patah tulang.
2. Fungsi Batang
Umumnya, warna batang muda adalah hijau muda, sedangkan warna batang yang telah tua
adalah kecokelat-cokelatan. Bagi tumbuhan, batang memiliki beberapa kegunaan, antara lain
sebagai penopang, pengangkut air dan zat-zat makanan, penyimpan makanan cadangan, serta
sebagai alat perkembangbiakan.
a. Penopang.
Fungsi utama batang adalah menjaga agar tumbuhan tetap tegak dan menjadikan daun
sedekat mungkin dengan sumber cahaya (khususnya matahari). Batang tumbuh makin tinggi
atau makin panjang. Hal ini menyebabkan daun yang tumbuh pada batang makin mudah
mendapatkan cahaya. Pengaruh cahaya pada tumbuhan akan kamu pelajari di kelas lima.
b. Pengangkut.
Batang berguna sebagai pengangkut air dan mineral dari akar ke daun. Selain itu, batang
berperan penting dalam proses pengangkutan zat-zat makanan dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan.
c. Penyimpan.
Pada beberapa tumbuhan, batang berfungsi sebagai penyimpan makanan cadangan. Misalnya,
batang pada tumbuhan sagu. Makanan cadangan disini juga bisa berwujud air, Misalnya,
pada tumbuhan tebu dan kaktus. Makanan cadangan ini akan digunakan saat diperlukan.
d. Alat perkembangbiakan.
Batang juga berfungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. Hampir semua pertumbuhan
vegetatif, baik secara alami maupun buatan, menggunakan batang.
PERCABANGAN PADA BATANG
Cara percabangan Batang ada bermacam-macam, biasanya dibedakan tiga macam cara percabangan,
yaitu :
1. Monodial yaitu batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang
daripada cabangnya, misalnya pada pohon cemara (Casuarina equisetifolia L.),
2.
Simpodial, batang pokok sukar dibedakan dengan cabangnya. Contohnya pada sawo manila
(Achras zapota L.),
3.
Menggarpu atau dikotom, yaitu cara percabangan yang batangnya setiap kali bercabang
menjadi dua cabang yang sama besarnya. Misalnya pada paku andam (Gleichenia linearis).
ARAH TUMBUH BATANG
Walaupun seperti telah dibahas sebelumnya bahwa batang umumnya tumbuh ke arah ke arah cahaya,
meninggalkan tanah dan air, tetapi mengenai arahnya dapat memperlihatkan variasi dan bertalian
dengan sifat ini dibedakan batang yang tumbuhnya :

Tegak lurus (erectus), yaitu jika arahnya lurus ke atas, misalnya papaya (Carica papaya L.),

Menggantung (dependens, pendulus), misalnya jenis Anggrek (Orchidaceae) dan Zebrina
pendula Schnitzl.

Berbaring, misalnya pada semangka (Citrullus vulgaris Schrad.),

Menjalar atau merayap (repens), misalnya batang ubi jalar (Ipomoea batatas Poir.),

Serong ke atas/ condong (ascendens), misalnya pada batang kacang tanah (Arachis hypogaea
L.),

Mengangguk (nutans) misalnya pada bunga matahari (Helianthus annuus L.),

Memanjat (scandens), tumbuh dengan menggunakan penunjang. Penunjang dapat berupa
benda mati ataupun tumbuhan lain, dan pada waktu naik keatas batang menggunakan alat-alat
khusus untuk "berpegangan" pada penunjangnya ini, misalnya dengan:
* akar pelekat, contohnya sirih (Piper betle L.),
* akar pembelit, misalnya panili (Vanilla planifolia Andr.),
* cabang pembelit, misalnya anggur (Vitis vinifera L.),
* daun pembelit misalnya kembang sungsang (Gloriosa superba L.),

Membelit (volubilis). Menurut arah melilitnya dibedakan lagi menjadi batang yang:
* Membelit ke kiri (sinistrorsum volubilis). Misalnya kembang telang (Clitoria ternatea L.),
* Membelit ke kanan (dextrorsum volubilis). Contohnya gadung (Dioscorea hispida Dennst).
Struktur Morfologi
1. Batang herba, umumnya batang lunak, berwarna hijau (karena terdapat klorofil), terdapat
stomata, sedikit / tidak ada jaringan kayu, ukuran kecil, dan umurnya relatif pendek.
2. Batang berkayu, umumnya batang keras, terdapat jaringan kayu, berwarna coklat, terdapat
lentisel, ukuran besar, dan umurnya relatif panjang
Perbedaan antara Batang Dikotil Dan
Monokotil dalam Susunan Anatominya
1. Batang Dikotil
Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
a. Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi
epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami
pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari
kambium gabus.
b. Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan
lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan
parenkim.
c. Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan
pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Anguiospermae mengandung zat
tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.
d. Stele/ Silinder Pusat
Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau
perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan
floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar.
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya
jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi
kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan
sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang.
Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal
sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia
cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan
menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas
pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun.
2. Batang Monokotil
Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele
umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan
bertipe kolateral tertutup yang
artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada
Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan
lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang
dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang
(Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp)
DAFTAR PUSTAKA
(http://www.crayonpedia.org/mw/STRUKTUR_DAN_FUNGSI_BAGIAN_TUMBUHAN_4.1_BUD
I_WAHYONO)
http://amintabin.blogspot.com/2010/03/batang-caulis.html
http://penapun-tertoreh.blogspot.com/2010/04/anatomi-tumbuhan.html
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/self-publishing/2099868-struktur-dan-fungsi-batangdaun/
http://biology8e3817.blogspot.com/
Download