Gambar 1. Quercus infectoria

advertisement
Quercus infectoria
Tanaman Quercus infectoria yang biasa dikenal dengan sebutan Quercus
lusitanica; Manjakani; Gall Oak; Lusitanian Oak; Dyer's Oak; yang merupakan
spesies yang berasal dari Moroko, Portugal dan Spanyol.
Klasifikasi Tanaman
Kingdom: Plantae
(unranked): Angiosperms
(unranked): Eudicots
(unranked): Rosids
Order: Fagales
Family: Fagaceae
Genus: Quercus
Species: Q. Lusitanica
Synonyms: Quercus infectoria
Simplisia : Quercusae Semen
Gambar 1. Quercus infectoria
Selama berabad-abad herbal manjakani atau nama lain Mecca Manjakani (Oak
Galls) telah dipakai oleh berbagai bangsa Arab, Iran, Cina, India, dan Melayu untuk
perawatan para putri raja. Walau banyak tumbuh di Indonesia, tumbuhan manjakani
belum banyak dikenal masyarakat Indonesia.
Manjakani ialah sejenis benjolan yang dihasilkan dari serangan serangga
Cynipsh gallae tinctoriae. Serangan ini akan menyebabkan kulit bertunas dan serangga
mengeluarkan larva yang merupakan sejenis bahan kimia yang merangsang
pertumbuhan biji.
Ciri Khas Tanaman
Manjakani mempunyai ketinggian sekitar 1.8 meter.Daunnya menyerupai daun
ubi kayu, batangnya tumbuh bersilang licin, berbentuk bulat dan berwarna hijau muda.
Simplisia yang digunakan dari manjakani yaitu biji. Biji manjakani berbentuk
bulat, warna hijau kebiruannya yang akan berubah menjadi warna kelabu atau putih
apabila ia kering. Sedangkan bagian dalamnya berwarna putih kekuningan.
Cara Pengumpulan
Pemanenan biji dilakukan pada saat biji telah masak fisiologis. Fase ini ditandai
dengan sudah maksimalnya pertumbuhan buah atau polong dan biji yang di dalamnya
telah terbentuk dengan sempurna. Kulit buah atau polong mengalami perubahan warna
misalnya kulit polong yang semula warna hijau kini berubah menjadi agak kekuningan
dan mulai mengering. Pemanenan biji pada tanaman semusim yang sifatnya determinate
dilakukan secara serentak pada suatu luasan tertentu. Pemanenan dilakukan setelah 60%
kulit polong atau kulit biji sudah mulai mengering.
Kandungan Kimia
Biji manjakani mengandung 50-70 % tanin (Gallotannic acid) dan 3 % gallic
asid. Biji manjakani terbaik dikatan berasal dari daerah Aleppo Syria. Selain itu biji
manjakani mengandung vitamin A, C, Kalsium, Protein dan mengandung unsur
estrigent, anti-mikroba, anti-inflamasi.
Gambar 2. Struktur Gallotannic acid
Kegunaan
1. Menyembuhkan tisu vagina (tanin dalam manjakani dapat menegangkan otot
faraj dan melawan kehilangan keanjalan kulit selepas kelahiran bayi, proses
penuaan dan pertukaran hormon).
2. Pencegahan dari bau yang kurang menyenangkan / keputihan (kandungan
estrigent dalam manjakani membantu menyingkirkan jangkitan bakteria, ragi
dan fungus yang mendatangkan bau kurang menyenangkan di kawasan intim).
3. Pencegahan Diabetis (Gallic Acid dapat membantu mencegah diabetis & asma)
4. Awet Muda (Anti oksidan dalam manjakani dapat mengurangkan proses
penuaan)
5. Antibakterial (Dayang Fredalina Basri, Department of Biomedical Science,
Universiti Kebangsaan Malaysia, 2004)
Cara Pembuatan Sediaan Secara Empirik
a. Merebus 6 biji majakani dengan 3 helai daun beluntas dan 1 helai daun tutup
bumi. Airnya direbus hingga mendidih dan menghasilkan air berwarna
keperangan. Air ini akan diambil sebagai minuman sebanyak 2 kali sehari.
Sebaiknya air rebusan tidak disimpan terlalu lama walaupun didalam pendingin.
b. Manjakani ini boleh direndam seketika dengan air hangat dan diminum bersama
madu. Air rendamannya juga diminum. Ia begitu mujarab untuk merawat luka
dalaman (selepas bersalin) dan juga untuk luka luaran.
c. Untuk kegunaan luar tubuh, manjakani ditumbuk sehingga menjadi bubuk yang
diberikan pada luka.
Contoh Nama Dagang
Gambar 3. Kapsul Manjakani
Daftar Pustaka
Anonim. Manjakani. http://en.wikipedia.org/wiki/Manjakani. (30 September 2011,
16:56:24)
Anonim.
Manjakani.
http://www.bio-asli.com/herb/e_herb/e_sirih.asp#manjakani.
(29
September 2011, 17:53:26)
Anonim.
2010.
Manjakani
(Oak
Galls)
-
Quercus
Infectoria.
http://wannura.wordpress.com/2010/01/14/manjakani-oak-gall-quercusinfectoria/manjakani/. (30 September 2011, 20:16:18)
Anonim. Quercus lusitanica. http://en.wikipedia.org/wiki/Quercus_lusitanica.
(30 September 2011, 16:47:42)
Anonim.
Manjakani.
http://www.indonesiaherbal.com/forum/index.php?PHPSESSID=1b31db173e097edbe73d
9029be7482e2&. (30 September 2011, 17:11:49)
Anonim. http://wannura.files.wordpress.com/2010/01/manjakani.jpg (29 September 2011,
17:34:19)
Fredalina, Dayang. 2004. The potential of aqueous and acetone extracts of galls of
Quercus infectoria as antibacterial agents. Malaysia: Department of Biomedical
Science, Universiti Kebangsaan Malaysia.
Castanea sp
Gambar 4. Tanaman Castanea sp
Klasifikasi Tanaman
Kingdom
: Plantae
Species: Castanea crenata (Japanese Chestnut)
(unranked)
: Angiosperms
Castanea dentata (American Chestnut)
(unranked)
: Eudicots
Castanea mollissima (Chinese Chestnut)
(unranked)
: Rosids
Castanea sativa (Sweet Chestnut)
Order
: Fagales
Family
: Fagaceae
Genus
: Castanea
Simplisia yang digunakan : Castanea Cortex &
Castanea Lignum
Tanaman Castanea sp yang biasa dikenal dengan sebutan berangan (Indonesia);
Chesnut (Amerika) sangat dikenal oleh masyarakat karena rasa biji buahnya yang enak
untuk dimakan. Sebenarnya Castanea sp (Berangan) bukanlah tanaman asing bagi
masyarakat Riau. Namun seiring menghilangnya hutan Riau sehingga menjadi langka.
Biasanya dulu jika musim buah hutan berbuah, maka masyarakat yang tinggal di
sekitar hutan bisa menikmatinya. Padahal tanaman ini populer di Amerika dan Eropa
karena bukan saja karena rasa gurihnya, tetapi juga karena manfaat dan khasiatnya.
Tanaman yang langka ini, kini dikembangkan oleh Universitas Islam Riau (UIR).
Ciri Khas Tanaman
Castanea sp dikategorikan sebagai umbi-umbian daripada kacangan. Tanaman
Castanea sp dapat tumbuh dengan baik pada suhu 10 derajat celsius sampai dengan 35
derajat celsius. Kelembaban yang diinginkan 70-80 persen. Tanaman ini tumbuh baik
pada tanah ringan agak berpasir sampai tanah berat berstruktur liar. Dengan ketinggian
dari dataran rendah sampai 1.000 meter dari permukaan laut. Tanaman hutan yang
memiliki buah seperti kacang ini bila dibuka isinya.
Tinggi tanaman ini antara 20 m hingga 40 m, biasanya ditanam di Eropa, Asia
Timur dan Asia Barat Daya, serta Amerika Utara. Tanaman dengan ciri batangnya
tumbuh sangat lurus dan batangnya besar, serta berdaun kekuningan. Daun menyirip
sederhana, jorong sampai lanset, 5 sampai 8 inci panjang, tajam daun bergerigi kasar
dengan masing-masing dengan sedikit lekukan sutra, hijau gelap di atas dan lebih pucat
di bawah ini. Bunga jantan berumah satu, banyak kecil, berwarna hijau pucat (nyaris
putih) yang erat yang terjadi selama catkin 6 sampai 8 inci. Bunga betina ditemukan di
dekat ranting, muncul di akhir musim semi awal musim panas.
Cara Pengumpulan
Kulit kayu yang mengandung tanin paling banyak saat tanaman telah mencapai
umur 30 tahun.
Kandungan Kimia
Tanaman Castanea sp mengandung 13,4% tanin dalam kayu dan 6,8% tanin
dalam kulit kayu. Tanin yang terdapat dalam tanaman ini merupakan kelas Pyrogallol
yang disebut juga sebagai hydrolysable tannin. Sedangkan pada buah Castanea sp
mengandung Kalori, Karbohidrat, Lemak, Protein Vitamin C, Besi dan Potasium.
Gambar 5. Pyrogallol
Kegunaan
1. Buahnya dapat dimakan setelah dilakukan penggongsengan dan bisa juga
direbus dengan air mendidih.
2. Buahnya kandungan tepungnya sangat tinggi dan hanya mengandung sedikit
minyak.
3. Kayunya digunakan untuk bahan bangunan karena kuat dan memiliki sifat tahan
dari pengaruh iklim dan cuaca panas maupun hujan. Susunan jaringan batang
yang begitu tersusun tegak lurus menjadikan kayu ini untuk keperluan bahan
bangunan, perabotan rumah tangga, dan peralatan permainan anggar.
4. Buahnya mengandung kalori dan unsur mineral bisa digunakan untuk
memperkuat jaringan otot, anti anemia, mengobati penyakit asam lambung,
pencegah terjadinya infeksi.
5. Daunnya mengandung astringent, berguna untuk menghentikan darah pada
jaringan yang terluka, anti diare, dan dapat digunakan sebagai pembalut bagian
tubuh manusia yang terkilir. Selain itu daunnya juga berkhasiat untuk
mengobati demam, batuk rejan, sesak nafas. Caranya bisa dilakukan dengan
merebus
daun.
Contoh Nama Dagang
Gambar 6. Chesnut
Daftar Pustaka
Anonim.
2011.
Berangan,
si
Kacang
Keju
yang
Langka.
http://www.riaupos.co.id/berita.php?act=full&id=2221&kat=11. (01 Oktober 2011,
22:04:50)
Anonim. Chestnut Tree - Castanea sp. http://www.cirrusimage.com/tree_chestnut.htm.
(01 Oktober 2011, 21:41:19)
Anonim. Chesnut. http://en.wikipedia.org/wiki/Chestnut. (01 Oktober 2011, 21:50:23)
Anonim. Pyrogallol. http://en.wikipedia.org/wiki/Pyrogallol. (02 Oktober 2011,
20:40:00)
Anonim. http://www.21food.com/products/organic-product-%28chestnut%29248949.html. (02 Oktober 2011, 21:43:00)
Rheum officinarum
Klasifikasi Tanaman
Kerajaan
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Caryophyllales
Famili
: Polygonaceae
Genus
: Rheum
Spesies
: R. Officinale
Simplisia
: Rheum Radix
Gambar 7. Rheum officinarum
Rheum officinale; Rheum officinarum atau di sebut juga kelembak (Indonesia)
ini biasanya hidup di daerah semak tahunan sedang asalnya dari China,Tibet. Tergolong
jenis perdu /pohon dengan daun tersebar dan selaput bumbung yang membalut batang.
Ciri Khas Tanaman
Tanaman ini tingginya dapat mencapai 25-28cm. Bentuk batang dari tanaman ini
terlihat pendek,beralur melintang dan tertanam dalam tanah, juga berbentuk masif dan
berwarna coklat. Batangnya biasanya rasanya pahit. Daun dari kelembak ini berjenis
daun tunggal, bentuknya bulat telur tapi pada pangkalnya berbentuk jantung, daun ini
diselimuti bulu-bulu halus, ujung daun berbentuk runcing dan tepi daun bergigi. Ratarata tanaman ini beranting 10-40 cm, tangkai daunnya juga terlihat memeluk batang,
panjang daunnya sendiri sekitar 10-35cm, dan lebarnya 8-30cm, tentunya warna daun
ini tidak berbeda dari tanaman lain. Bagian atas tanah terdiri dari daun-daun bertangkai
yang keluar dari rimpangnya,tunas pendukung juga keluar dari rimpang tersebut. Dilihat
dari sisi bunganya , tanaman ini dapat tergolong hermaprodit (kelamin ganda) tapi juga
ada yang hanya berkelamin satu, aktinomorf. Bunga-bunga berwarna putih kehijauan/
putih kemerahan itu bergabung menjadi satu malai bercabang. Bunganya memiliki
tenda bunga, mahkotanya terdiri dari 6 helai yang tersusun dalan lingkaran, bunga ini
memiliki 9 benang sari,tangkai putik yang melengkung, kepala putik yang tebal, dan
bakal buahnya dikelilingi cakram, mempunyai 2-3 tangkai putik, beruang 1 dengan
bakal biji pada dasar yang dapat atrop /anatrop. Buahnya mirip padi tapi sedikit bulat
telur, punya 3 sayap dan berwarna merah. Buahnya keras, pipih, bersegi 3 sering dibalut
oleh tenda bunga/ sisa-sisa hiasan bunga. Bijinya mempunyai endosperm tanpa
perisperm. Sedang mengenai akarnya, tergolong tunggang, lunak,berbentuk bulat, dan
berwarana coklat muda, tumbuh menyebar. Tumbuhan ini terkenal dengan rimpang
serta akarnya, yang bernama Rhei Radix.
Cara Pengumpulan
Dahulu diperkirakan akar ditumbuhkan atau ditanam di dataran tinggi (lebih dari
3000 m) dan digali pada musim gugur atau musim semisaat berumur 6-10 tahun.
Didekortisasi dan dikeringkan. Akar yang telah didekortisasi adalah jika seluruh
permukaannya disilinderkan (melingkar) atau jika dipotong secara longitudinal di
bagian planokonvex (datar). Bagian yang digunakan sering memperlihatkan lubang
yang mengindikasikan bahwa akar itu telah disiapkan untuk dikeringkan.
Kandungan
Secara
umum
tanaman
ini
mengandung
kandungan
:
Asam
Krisofat,krisofanin,rien-emodin,aloe-emodin, reokristin, alizarin, glukogalin,tetrazin,
katekin, saponin, tannin 11,80% (gallotannin, catechin, procyanidin), amilum dan
kuinon. Setiap bagian bagian tubuhnya mengandung zat-zat kimia yang berbeda. Akar
dan daunnya mengandung flavonoida, di samping itu akarnya juga mengandung
glikosida
Reumemodin,
mengandung polifenol
krisofanol,rafontisin
,Antraglikosida
dan
dan
saponin.
frangula-emodin.
Daunnya
Pada
sendiri
batangnya
mengandung asam Krisofhanat , Emodian dan Rhein.
Gambar 8. Struktur Gallotannin (kiri); Catechin (tengah); Procyanidin (kanan)
Kegunaan
Tanaman ini memiliki manfaat untuk: purgatif, antipiretik, antispamodik, stomakik
antimutagen, tonik, astringent, antiinflammatory, antikolesterol, antiseptic, antihipertensi antitumor dan antioksidan.
1. Rheinosida bersifat sebagai pencahar (mengatasi konstipasi). Karena itu
penggunaannya sebagai pencahar akan efektif sekitar 6 jam.
2. Di China, telah dilakukan penelitian menggunakan kombinasi kelembak dan
herbal lain. Eksperimen pada hewan menunjukkan ekstrak kelembak efektif
untuk mencegah dan mengatasi pendarahan lambung dan menyembuhkan luka.
Selain itu, kelembak (Rhubarb) juga digunakan untuk edema, amenorrhea dan
sakit pencernaan. Dalam sebuah jurnal Dr R.W.Burkitt (sepetember 3,1921 in
Lancet) menyatakan bahwa bakteri penyebab disentri dapat dicegah dengan
serbuk kelembak.
3. Batangnya dapat mengobati malaria, sariawan dan batuk
4. Akarnya mengandung glikosida adstringent yang berkelakuan sebagai zat
penyamak. Pada akarnya pula mengandung antrkuinon yang berefek purgative
dan tannin yang berefek konstipasi dengan dosis 0.05-0.3 g akarain itu tanin
yang terdapat dlm jumlah besar dalam akar/rizoma dapat m
Daftar Pustakababkan konstipasi Selaikonstipas
Anonim. 2000. Acuan Sediaan Herbal. Edisi Pertama, DEPKES RI Direktorat Jenderal
POM, Hal.57-59
Anonim. Klembak. http://id.wikipedia.org/wiki/Klembak. (30 September 2011,
20:28:52)
Anonim. 2011. Kelembak Akar Yang Berkhasiat.
http://fitokimiaumi.wordpress.com/2011/08/02/kelembak-akar-yang-berkhasiat/.
(30 September 2011, 20:30:58)
Anonim. 1995. Materi Medika Indonesia. 231-235. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Foster, Steven. Desk Reference To Nature’s Medicine. National Geographic,
Washington, Hal.104-105.
Grieve M, Mrs. Modern Herbal. Copyright Protected 1995-2007 Botanical.Com
Camellia sinensis
Camellia sinensis adalah tanaman teh, spesies tanaman yang daun dan pucuk
daunnya digunakan untuk membuat teh. Camellia sinensis berasal dari daratan Asia
Selatan dan Tenggara, namun sekarang telah dibudidayakan di seluruh dunia, baik
daerah tropis maupun subtropis. Tumbuhan ini merupakan perdu atau pohon kecil yang
biasanya dipangkas bila dibudidayakan untuk dipanen daunnya. Teh putih, teh hijau,
dan teh hitam semuanya didapat dari spesies ini, namun diproses secara berbeda untuk
memperoleh tingkat oksidasi yang berbeda.
Klasifikasi Tanaman
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Ericales
Famili: Theaceae
Genus: Camellia
Spesies: C. sinensis
Gambar 9. Camellia sinensis
Simplisia : Camellialis Folium
Ciri Khas Tanaman
Ia memiliki akar tunggang yang kuat. Bunganya kuning-putih berdiameter 2,5–4
cm dengan 7 hingga 8 petal. Biji Camellia sinensis serta biji Camellia oleifera dapat di
pres untuk mendapatkan minyak teh, suatu bumbu yang agak manis sekaligus minyak
masak yang berbeda dari minyak pohon teh, suatu minyak atsiri yang dipakai untuk
tujuan kesehatan dan kecantikan dan berasal dari dedaunan tumbuhan yang berbeda.
Daunnya memiliki panjang 4–15 cm dan lebar 2–5 cm. Daun segar mengandung
kafein sekitar 4%. Daun muda yang berwarna hijau muda lebih disukai untuk produksi
teh; daun-daun itu mempunyai rambut-rambut pendek putih di bagian bawah daun.
Daun tua berwarna lebih gelap. Daun dengan umur yang berbeda menghasilkan kualitas
teh yang berbeda-beda, karena komposisi kimianya yang berbeda.
Cara Pengumpulan
1. Pemetikan: daun teh, yakni satu kuntum dan dua pucuk, dipetik dari semak
Camellia sinensis dua kali setahun pada permulaan musim semi dan musim
panas atau penghujung musim semi. Pemetikan pada musim gugur atau musim
dingin jarang dilakukan, meskipun bisa saja ketika musim memungkinkan.
Pemetikan dilakukan dengan tangan ketika kualitas teh menjadi prioritas, atau
ketika biaya tenaga pekerja bukan persoalan. Pemetikan dengan tangan
dilakukan dengan cara menggenggam sejajar dengan hentakan pergelangan
tangan dan tanpa pemilinan atau penjepitan, karena jika yang terakhir dilakukan
akan menurunkan mutu daun. Pemetikan juga dapat dilakukan dengan mesin,
meski akan lebih banyak daun yang rusak dan sebagian terbuang. Adalah juga
sulit panen teh dengan mesin di lereng gunung di mana teh sering ditanam.
2. Pelayuan: dilakukan untuk menghilangkan terbuangnya air dari daun dan
memungkinkan oksidasi sesedikit mungkin. Daun teh dapat dijemur atau
ditiriskan di ruangan berangin lembut untuk mengurangi kelembaban. Daun
kadang-kadang kehilangan lebih dari seperempat massanya akibat pelayuan.
3. Pememaran: untuk mengajukan dan mempercepat oksidasi, daun boleh
dimemarkan dengan memberinya sedikit tumbukan pada keranjang atau dengan
digelindingkan dengan roda berat. Ini membantu oksidasi dan memperbaiki
citarasa teh.
4. Oksidasi: Untuk teh yang memerlukan oksidasi, daun dibiarkan semula di
ruangan tertutup di mana segera mereka menjadi lebih gelap. Di dalam tahap ini
klorofil pada daun dipecah secara enzimatik, dan tanninnya dikeluarkan dan
dialihbentukkan. Di industri teh, proses ini disebut fermentasi, meski sebenarnya
tidak terjadi fermentasi karena proses oksidatif ini tidak membangkitkan energi
(langkah ini tidak juga dipicu oleh mikroorganisme; di dalam langkah
pengolahan
teh
lainnya--misalnya
digunakan untuk fermentasi
penyimpanan--mikroorganisme
dapat
5. Penghilangan-warna-hijau: dilakukan untuk menghentikan oksidasi daun teh
pada jenjang yang diharapkan. Tahapan ini dipunahkan dengan pemanasan
sedang, enzim oksidatif dihambat, tanpa merusak rasa teh. Tradisionalnya, daun
teh digongseng atau dikukus, tetapi seiring majunya teknologi, tahapan ini
dilakukan dengan pemanggangan di dalam drum yang diputar. Untuk teh hitam,
tahap ini dilakukan bersama pengeringan.
6. Penguningan: khusus untuk teh kuning, dilanjutkan dengan pemanasan ringan
di dalam kontainer mini, warna teh berubah menguning.
7. Pembentukan: tahap berikutnya adalah penggulungan untuk mendapatkan
bentuk lajur yang ergonomik. Biasanya dilakukan dengan menempatkannya di
dalam tas pakaian yang besar, yang kemudian ditekan-tekan oleh tangan atau
mesin untuk membentuk lajur. Tindakan penggulungan ini juga menyebabkan
beberapa pati dan jus dari dalam daun keluar, ini akan memperkaya rasa teh.
Lajur teh dapat dibentuk menjadi bentuk lain, misalnya membentuk pola
keriting, membentuk pelet, atau digulung serupa bola dan bentuk lain yang
diharapkan.
8. Pengeringan: pengeringan dilakukan sebagai "tahap akhir" menjelang
penjualan. Ini dapat dilakukan dengan banyak cara, misalnya dengan
menggongseng, menjemur, menghembuskan udara panas, atau memanggangnya.
Namun, pemanggangan adalah yang paling lazim. Pemeliharaan yang saksama
mestilah dilakukan supaya pucuk daun teh tidak terlampau kering, atau bahkan
hangus
9. Pemeliharaan: meski tidak selalu dilakukan, beberapa teh memerlukan
penyimpanan ekstra, fermentasi tahap kedua, atau pemanggangan untuk
mencapai potensial minumannya.
Kandungan
Teh mengandung sejenis antioksidan yang bernama katekin (golongan tannins)
Pada daun teh segar, kadar katekin bisa mencapai 30% dari berat kering. Teh hijau dan
teh putih mengandung katekin yang tinggi, sedangkan teh hitam mengandung lebih
sedikit katekin karena katekin hilang dalam proses oksidasi. Teh juga mengandung
kafein (sekitar 3% dari berat kering atau sekitar 40 mg per cangkir), teofilin dan
teobromin dalam jumlah sedikit.
Gambar 10. Struktur Katekin
Kegunaan
1. Daun teh digunakan dalam pengobatan tradisional Tionghoa serta sistem
pengobatan lainnya untuk mengobati asma (berfungsi sebagai pelebar bronkus),
angina pektoris, penyakit vaskuler perifer, dan penyakit jantung koroner.
2. Daun teh hijau dan ekstraknya telah ditunjukkan efektif terhadap bakteri yang
menyebabkan napas buruk.
3. Komponen kimia teh yang disebut epikatekin galat di sedang diteliti karena
eksprerimen in-vitro menunjukkan bahwa ia dapat membalikkan kekebalan
bakteri terhadap antibiotik metisilin pada bakteri seperti Staphylococcus aureus.
Dikonfirmasi bahwa jika dikombinasikan meminum bersama ekstrak teh yang
mengandung komponen ini akan meningkatkan efektifitas pengobatan dengan
metisilin terhadap bakteri yang kebal.
4. Pemberian sari seduhan daun teh hijau dosis 10 x dosis manusia (0,54 g 1200
gbb) pada tikus putih jantan yang diberi kuning telur (1,25 g/200 g bb/hari) dan
sukrosa (1,25 g / 200 g bb / hari), memperlihatkan efek penurunan kadar
kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida dan berat badan yang bermakna
dibandingkan dengan kontrol perlauan (p<0,05), namun tidak menunjukkan
perbedaan kadar kolesterol HDL yang bermakna (Edwin Dirghantara, Jurusan
Farmasi FMIPA Ul, 1994)
5. Pemberian sari seduhan daun teh hijau dosis 25 x dosis manusia (1,35 g/200 g
bb) yang diberikan per oral pada tikus normal yang diberi diet glukosa
memperlihatkan efek hipoglikemik pada 1/2 jam dan 1 jam setelah perlakuan.
Sebagai pembanding dipakai tolbutamid (Aji Sutarmaji, Jurusan Farmasi
FMIPA Ul, 1994)
Contoh Nama Dagang
Gambar 11. Produk Teh Celup Kateena
Daftar Pustaka
Anonim. http://mdiproduct.wordpress.com/category/produk-teh/. (03 Oktober 2011,
0:10:51)
Anonim. Manfaat Dan Kegunaan Daun Teh. http://radensomad.com/fungsi-manfaatdan-kegunaan-tanaman-dan-daun-teh.html. (03 Oktober 2011, 0:07:55)
Anonim. Pengolahan Teh. http://id.wikipedia.org/wiki/Pengolahan_teh. (03 Oktober
2011, 0:13:31)
Anonim. Teh. http://id.wikipedia.org/wiki/teh. (02 Oktober 2011, 23:30:01)
FARMAKOGNOSI
TANIN KOMPLEK
(Quercus
infectoria, Castanea sp,
Rheum officinarum, Camellia sinensis)
Disusun oleh:
Munawarohthus Sholikha 1106107126
PROGRAM MAGISTER HERBAL
DEPARTEMEN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
2011
Download