Quercus infectoria Tanaman Quercus infectoria yang biasa dikenal dengan sebutan Quercus lusitanica; Manjakani; Gall Oak; Lusitanian Oak; Dyer's Oak; yang merupakan spesies yang berasal dari Moroko, Portugal dan Spanyol. Klasifikasi Tanaman Kingdom: Plantae (unranked): Angiosperms (unranked): Eudicots (unranked): Rosids Order: Fagales Family: Fagaceae Genus: Quercus Species: Q. Lusitanica Synonyms: Quercus infectoria Simplisia : Quercusae Semen Gambar 1. Quercus infectoria Selama berabad-abad herbal manjakani atau nama lain Mecca Manjakani (Oak Galls) telah dipakai oleh berbagai bangsa Arab, Iran, Cina, India, dan Melayu untuk perawatan para putri raja. Walau banyak tumbuh di Indonesia, tumbuhan manjakani belum banyak dikenal masyarakat Indonesia. Manjakani ialah sejenis benjolan yang dihasilkan dari serangan serangga Cynipsh gallae tinctoriae. Serangan ini akan menyebabkan kulit bertunas dan serangga mengeluarkan larva yang merupakan sejenis bahan kimia yang merangsang pertumbuhan biji. Ciri Khas Tanaman Manjakani mempunyai ketinggian sekitar 1.8 meter.Daunnya menyerupai daun ubi kayu, batangnya tumbuh bersilang licin, berbentuk bulat dan berwarna hijau muda. Simplisia yang digunakan dari manjakani yaitu biji. Biji manjakani berbentuk bulat, warna hijau kebiruannya yang akan berubah menjadi warna kelabu atau putih apabila ia kering. Sedangkan bagian dalamnya berwarna putih kekuningan. Cara Pengumpulan Pemanenan biji dilakukan pada saat biji telah masak fisiologis. Fase ini ditandai dengan sudah maksimalnya pertumbuhan buah atau polong dan biji yang di dalamnya telah terbentuk dengan sempurna. Kulit buah atau polong mengalami perubahan warna misalnya kulit polong yang semula warna hijau kini berubah menjadi agak kekuningan dan mulai mengering. Pemanenan biji pada tanaman semusim yang sifatnya determinate dilakukan secara serentak pada suatu luasan tertentu. Pemanenan dilakukan setelah 60% kulit polong atau kulit biji sudah mulai mengering. Kandungan Kimia Biji manjakani mengandung 50-70 % tanin (Gallotannic acid) dan 3 % gallic asid. Biji manjakani terbaik dikatan berasal dari daerah Aleppo Syria. Selain itu biji manjakani mengandung vitamin A, C, Kalsium, Protein dan mengandung unsur estrigent, anti-mikroba, anti-inflamasi. Gambar 2. Struktur Gallotannic acid Kegunaan 1. Menyembuhkan tisu vagina (tanin dalam manjakani dapat menegangkan otot faraj dan melawan kehilangan keanjalan kulit selepas kelahiran bayi, proses penuaan dan pertukaran hormon). 2. Pencegahan dari bau yang kurang menyenangkan / keputihan (kandungan estrigent dalam manjakani membantu menyingkirkan jangkitan bakteria, ragi dan fungus yang mendatangkan bau kurang menyenangkan di kawasan intim). 3. Pencegahan Diabetis (Gallic Acid dapat membantu mencegah diabetis & asma) 4. Awet Muda (Anti oksidan dalam manjakani dapat mengurangkan proses penuaan) 5. Antibakterial (Dayang Fredalina Basri, Department of Biomedical Science, Universiti Kebangsaan Malaysia, 2004) Cara Pembuatan Sediaan Secara Empirik a. Merebus 6 biji majakani dengan 3 helai daun beluntas dan 1 helai daun tutup bumi. Airnya direbus hingga mendidih dan menghasilkan air berwarna keperangan. Air ini akan diambil sebagai minuman sebanyak 2 kali sehari. Sebaiknya air rebusan tidak disimpan terlalu lama walaupun didalam pendingin. b. Manjakani ini boleh direndam seketika dengan air hangat dan diminum bersama madu. Air rendamannya juga diminum. Ia begitu mujarab untuk merawat luka dalaman (selepas bersalin) dan juga untuk luka luaran. c. Untuk kegunaan luar tubuh, manjakani ditumbuk sehingga menjadi bubuk yang diberikan pada luka. Contoh Nama Dagang Gambar 3. Kapsul Manjakani Daftar Pustaka Anonim. Manjakani. http://en.wikipedia.org/wiki/Manjakani. (30 September 2011, 16:56:24) Anonim. Manjakani. http://www.bio-asli.com/herb/e_herb/e_sirih.asp#manjakani. (29 September 2011, 17:53:26) Anonim. 2010. Manjakani (Oak Galls) - Quercus Infectoria. http://wannura.wordpress.com/2010/01/14/manjakani-oak-gall-quercusinfectoria/manjakani/. (30 September 2011, 20:16:18) Anonim. Quercus lusitanica. http://en.wikipedia.org/wiki/Quercus_lusitanica. (30 September 2011, 16:47:42) Anonim. Manjakani. http://www.indonesiaherbal.com/forum/index.php?PHPSESSID=1b31db173e097edbe73d 9029be7482e2&. (30 September 2011, 17:11:49) Anonim. http://wannura.files.wordpress.com/2010/01/manjakani.jpg (29 September 2011, 17:34:19) Fredalina, Dayang. 2004. The potential of aqueous and acetone extracts of galls of Quercus infectoria as antibacterial agents. Malaysia: Department of Biomedical Science, Universiti Kebangsaan Malaysia. Castanea sp Gambar 4. Tanaman Castanea sp Klasifikasi Tanaman Kingdom : Plantae Species: Castanea crenata (Japanese Chestnut) (unranked) : Angiosperms Castanea dentata (American Chestnut) (unranked) : Eudicots Castanea mollissima (Chinese Chestnut) (unranked) : Rosids Castanea sativa (Sweet Chestnut) Order : Fagales Family : Fagaceae Genus : Castanea Simplisia yang digunakan : Castanea Cortex & Castanea Lignum Tanaman Castanea sp yang biasa dikenal dengan sebutan berangan (Indonesia); Chesnut (Amerika) sangat dikenal oleh masyarakat karena rasa biji buahnya yang enak untuk dimakan. Sebenarnya Castanea sp (Berangan) bukanlah tanaman asing bagi masyarakat Riau. Namun seiring menghilangnya hutan Riau sehingga menjadi langka. Biasanya dulu jika musim buah hutan berbuah, maka masyarakat yang tinggal di sekitar hutan bisa menikmatinya. Padahal tanaman ini populer di Amerika dan Eropa karena bukan saja karena rasa gurihnya, tetapi juga karena manfaat dan khasiatnya. Tanaman yang langka ini, kini dikembangkan oleh Universitas Islam Riau (UIR). Ciri Khas Tanaman Castanea sp dikategorikan sebagai umbi-umbian daripada kacangan. Tanaman Castanea sp dapat tumbuh dengan baik pada suhu 10 derajat celsius sampai dengan 35 derajat celsius. Kelembaban yang diinginkan 70-80 persen. Tanaman ini tumbuh baik pada tanah ringan agak berpasir sampai tanah berat berstruktur liar. Dengan ketinggian dari dataran rendah sampai 1.000 meter dari permukaan laut. Tanaman hutan yang memiliki buah seperti kacang ini bila dibuka isinya. Tinggi tanaman ini antara 20 m hingga 40 m, biasanya ditanam di Eropa, Asia Timur dan Asia Barat Daya, serta Amerika Utara. Tanaman dengan ciri batangnya tumbuh sangat lurus dan batangnya besar, serta berdaun kekuningan. Daun menyirip sederhana, jorong sampai lanset, 5 sampai 8 inci panjang, tajam daun bergerigi kasar dengan masing-masing dengan sedikit lekukan sutra, hijau gelap di atas dan lebih pucat di bawah ini. Bunga jantan berumah satu, banyak kecil, berwarna hijau pucat (nyaris putih) yang erat yang terjadi selama catkin 6 sampai 8 inci. Bunga betina ditemukan di dekat ranting, muncul di akhir musim semi awal musim panas. Cara Pengumpulan Kulit kayu yang mengandung tanin paling banyak saat tanaman telah mencapai umur 30 tahun. Kandungan Kimia Tanaman Castanea sp mengandung 13,4% tanin dalam kayu dan 6,8% tanin dalam kulit kayu. Tanin yang terdapat dalam tanaman ini merupakan kelas Pyrogallol yang disebut juga sebagai hydrolysable tannin. Sedangkan pada buah Castanea sp mengandung Kalori, Karbohidrat, Lemak, Protein Vitamin C, Besi dan Potasium. Gambar 5. Pyrogallol Kegunaan 1. Buahnya dapat dimakan setelah dilakukan penggongsengan dan bisa juga direbus dengan air mendidih. 2. Buahnya kandungan tepungnya sangat tinggi dan hanya mengandung sedikit minyak. 3. Kayunya digunakan untuk bahan bangunan karena kuat dan memiliki sifat tahan dari pengaruh iklim dan cuaca panas maupun hujan. Susunan jaringan batang yang begitu tersusun tegak lurus menjadikan kayu ini untuk keperluan bahan bangunan, perabotan rumah tangga, dan peralatan permainan anggar. 4. Buahnya mengandung kalori dan unsur mineral bisa digunakan untuk memperkuat jaringan otot, anti anemia, mengobati penyakit asam lambung, pencegah terjadinya infeksi. 5. Daunnya mengandung astringent, berguna untuk menghentikan darah pada jaringan yang terluka, anti diare, dan dapat digunakan sebagai pembalut bagian tubuh manusia yang terkilir. Selain itu daunnya juga berkhasiat untuk mengobati demam, batuk rejan, sesak nafas. Caranya bisa dilakukan dengan merebus daun. Contoh Nama Dagang Gambar 6. Chesnut Daftar Pustaka Anonim. 2011. Berangan, si Kacang Keju yang Langka. http://www.riaupos.co.id/berita.php?act=full&id=2221&kat=11. (01 Oktober 2011, 22:04:50) Anonim. Chestnut Tree - Castanea sp. http://www.cirrusimage.com/tree_chestnut.htm. (01 Oktober 2011, 21:41:19) Anonim. Chesnut. http://en.wikipedia.org/wiki/Chestnut. (01 Oktober 2011, 21:50:23) Anonim. Pyrogallol. http://en.wikipedia.org/wiki/Pyrogallol. (02 Oktober 2011, 20:40:00) Anonim. http://www.21food.com/products/organic-product-%28chestnut%29248949.html. (02 Oktober 2011, 21:43:00) Rheum officinarum Klasifikasi Tanaman Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Caryophyllales Famili : Polygonaceae Genus : Rheum Spesies : R. Officinale Simplisia : Rheum Radix Gambar 7. Rheum officinarum Rheum officinale; Rheum officinarum atau di sebut juga kelembak (Indonesia) ini biasanya hidup di daerah semak tahunan sedang asalnya dari China,Tibet. Tergolong jenis perdu /pohon dengan daun tersebar dan selaput bumbung yang membalut batang. Ciri Khas Tanaman Tanaman ini tingginya dapat mencapai 25-28cm. Bentuk batang dari tanaman ini terlihat pendek,beralur melintang dan tertanam dalam tanah, juga berbentuk masif dan berwarna coklat. Batangnya biasanya rasanya pahit. Daun dari kelembak ini berjenis daun tunggal, bentuknya bulat telur tapi pada pangkalnya berbentuk jantung, daun ini diselimuti bulu-bulu halus, ujung daun berbentuk runcing dan tepi daun bergigi. Ratarata tanaman ini beranting 10-40 cm, tangkai daunnya juga terlihat memeluk batang, panjang daunnya sendiri sekitar 10-35cm, dan lebarnya 8-30cm, tentunya warna daun ini tidak berbeda dari tanaman lain. Bagian atas tanah terdiri dari daun-daun bertangkai yang keluar dari rimpangnya,tunas pendukung juga keluar dari rimpang tersebut. Dilihat dari sisi bunganya , tanaman ini dapat tergolong hermaprodit (kelamin ganda) tapi juga ada yang hanya berkelamin satu, aktinomorf. Bunga-bunga berwarna putih kehijauan/ putih kemerahan itu bergabung menjadi satu malai bercabang. Bunganya memiliki tenda bunga, mahkotanya terdiri dari 6 helai yang tersusun dalan lingkaran, bunga ini memiliki 9 benang sari,tangkai putik yang melengkung, kepala putik yang tebal, dan bakal buahnya dikelilingi cakram, mempunyai 2-3 tangkai putik, beruang 1 dengan bakal biji pada dasar yang dapat atrop /anatrop. Buahnya mirip padi tapi sedikit bulat telur, punya 3 sayap dan berwarna merah. Buahnya keras, pipih, bersegi 3 sering dibalut oleh tenda bunga/ sisa-sisa hiasan bunga. Bijinya mempunyai endosperm tanpa perisperm. Sedang mengenai akarnya, tergolong tunggang, lunak,berbentuk bulat, dan berwarana coklat muda, tumbuh menyebar. Tumbuhan ini terkenal dengan rimpang serta akarnya, yang bernama Rhei Radix. Cara Pengumpulan Dahulu diperkirakan akar ditumbuhkan atau ditanam di dataran tinggi (lebih dari 3000 m) dan digali pada musim gugur atau musim semisaat berumur 6-10 tahun. Didekortisasi dan dikeringkan. Akar yang telah didekortisasi adalah jika seluruh permukaannya disilinderkan (melingkar) atau jika dipotong secara longitudinal di bagian planokonvex (datar). Bagian yang digunakan sering memperlihatkan lubang yang mengindikasikan bahwa akar itu telah disiapkan untuk dikeringkan. Kandungan Secara umum tanaman ini mengandung kandungan : Asam Krisofat,krisofanin,rien-emodin,aloe-emodin, reokristin, alizarin, glukogalin,tetrazin, katekin, saponin, tannin 11,80% (gallotannin, catechin, procyanidin), amilum dan kuinon. Setiap bagian bagian tubuhnya mengandung zat-zat kimia yang berbeda. Akar dan daunnya mengandung flavonoida, di samping itu akarnya juga mengandung glikosida Reumemodin, mengandung polifenol krisofanol,rafontisin ,Antraglikosida dan dan saponin. frangula-emodin. Daunnya Pada sendiri batangnya mengandung asam Krisofhanat , Emodian dan Rhein. Gambar 8. Struktur Gallotannin (kiri); Catechin (tengah); Procyanidin (kanan) Kegunaan Tanaman ini memiliki manfaat untuk: purgatif, antipiretik, antispamodik, stomakik antimutagen, tonik, astringent, antiinflammatory, antikolesterol, antiseptic, antihipertensi antitumor dan antioksidan. 1. Rheinosida bersifat sebagai pencahar (mengatasi konstipasi). Karena itu penggunaannya sebagai pencahar akan efektif sekitar 6 jam. 2. Di China, telah dilakukan penelitian menggunakan kombinasi kelembak dan herbal lain. Eksperimen pada hewan menunjukkan ekstrak kelembak efektif untuk mencegah dan mengatasi pendarahan lambung dan menyembuhkan luka. Selain itu, kelembak (Rhubarb) juga digunakan untuk edema, amenorrhea dan sakit pencernaan. Dalam sebuah jurnal Dr R.W.Burkitt (sepetember 3,1921 in Lancet) menyatakan bahwa bakteri penyebab disentri dapat dicegah dengan serbuk kelembak. 3. Batangnya dapat mengobati malaria, sariawan dan batuk 4. Akarnya mengandung glikosida adstringent yang berkelakuan sebagai zat penyamak. Pada akarnya pula mengandung antrkuinon yang berefek purgative dan tannin yang berefek konstipasi dengan dosis 0.05-0.3 g akarain itu tanin yang terdapat dlm jumlah besar dalam akar/rizoma dapat m Daftar Pustakababkan konstipasi Selaikonstipas Anonim. 2000. Acuan Sediaan Herbal. Edisi Pertama, DEPKES RI Direktorat Jenderal POM, Hal.57-59 Anonim. Klembak. http://id.wikipedia.org/wiki/Klembak. (30 September 2011, 20:28:52) Anonim. 2011. Kelembak Akar Yang Berkhasiat. http://fitokimiaumi.wordpress.com/2011/08/02/kelembak-akar-yang-berkhasiat/. (30 September 2011, 20:30:58) Anonim. 1995. Materi Medika Indonesia. 231-235. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Foster, Steven. Desk Reference To Nature’s Medicine. National Geographic, Washington, Hal.104-105. Grieve M, Mrs. Modern Herbal. Copyright Protected 1995-2007 Botanical.Com Camellia sinensis Camellia sinensis adalah tanaman teh, spesies tanaman yang daun dan pucuk daunnya digunakan untuk membuat teh. Camellia sinensis berasal dari daratan Asia Selatan dan Tenggara, namun sekarang telah dibudidayakan di seluruh dunia, baik daerah tropis maupun subtropis. Tumbuhan ini merupakan perdu atau pohon kecil yang biasanya dipangkas bila dibudidayakan untuk dipanen daunnya. Teh putih, teh hijau, dan teh hitam semuanya didapat dari spesies ini, namun diproses secara berbeda untuk memperoleh tingkat oksidasi yang berbeda. Klasifikasi Tanaman Kerajaan: Plantae Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Ericales Famili: Theaceae Genus: Camellia Spesies: C. sinensis Gambar 9. Camellia sinensis Simplisia : Camellialis Folium Ciri Khas Tanaman Ia memiliki akar tunggang yang kuat. Bunganya kuning-putih berdiameter 2,5–4 cm dengan 7 hingga 8 petal. Biji Camellia sinensis serta biji Camellia oleifera dapat di pres untuk mendapatkan minyak teh, suatu bumbu yang agak manis sekaligus minyak masak yang berbeda dari minyak pohon teh, suatu minyak atsiri yang dipakai untuk tujuan kesehatan dan kecantikan dan berasal dari dedaunan tumbuhan yang berbeda. Daunnya memiliki panjang 4–15 cm dan lebar 2–5 cm. Daun segar mengandung kafein sekitar 4%. Daun muda yang berwarna hijau muda lebih disukai untuk produksi teh; daun-daun itu mempunyai rambut-rambut pendek putih di bagian bawah daun. Daun tua berwarna lebih gelap. Daun dengan umur yang berbeda menghasilkan kualitas teh yang berbeda-beda, karena komposisi kimianya yang berbeda. Cara Pengumpulan 1. Pemetikan: daun teh, yakni satu kuntum dan dua pucuk, dipetik dari semak Camellia sinensis dua kali setahun pada permulaan musim semi dan musim panas atau penghujung musim semi. Pemetikan pada musim gugur atau musim dingin jarang dilakukan, meskipun bisa saja ketika musim memungkinkan. Pemetikan dilakukan dengan tangan ketika kualitas teh menjadi prioritas, atau ketika biaya tenaga pekerja bukan persoalan. Pemetikan dengan tangan dilakukan dengan cara menggenggam sejajar dengan hentakan pergelangan tangan dan tanpa pemilinan atau penjepitan, karena jika yang terakhir dilakukan akan menurunkan mutu daun. Pemetikan juga dapat dilakukan dengan mesin, meski akan lebih banyak daun yang rusak dan sebagian terbuang. Adalah juga sulit panen teh dengan mesin di lereng gunung di mana teh sering ditanam. 2. Pelayuan: dilakukan untuk menghilangkan terbuangnya air dari daun dan memungkinkan oksidasi sesedikit mungkin. Daun teh dapat dijemur atau ditiriskan di ruangan berangin lembut untuk mengurangi kelembaban. Daun kadang-kadang kehilangan lebih dari seperempat massanya akibat pelayuan. 3. Pememaran: untuk mengajukan dan mempercepat oksidasi, daun boleh dimemarkan dengan memberinya sedikit tumbukan pada keranjang atau dengan digelindingkan dengan roda berat. Ini membantu oksidasi dan memperbaiki citarasa teh. 4. Oksidasi: Untuk teh yang memerlukan oksidasi, daun dibiarkan semula di ruangan tertutup di mana segera mereka menjadi lebih gelap. Di dalam tahap ini klorofil pada daun dipecah secara enzimatik, dan tanninnya dikeluarkan dan dialihbentukkan. Di industri teh, proses ini disebut fermentasi, meski sebenarnya tidak terjadi fermentasi karena proses oksidatif ini tidak membangkitkan energi (langkah ini tidak juga dipicu oleh mikroorganisme; di dalam langkah pengolahan teh lainnya--misalnya digunakan untuk fermentasi penyimpanan--mikroorganisme dapat 5. Penghilangan-warna-hijau: dilakukan untuk menghentikan oksidasi daun teh pada jenjang yang diharapkan. Tahapan ini dipunahkan dengan pemanasan sedang, enzim oksidatif dihambat, tanpa merusak rasa teh. Tradisionalnya, daun teh digongseng atau dikukus, tetapi seiring majunya teknologi, tahapan ini dilakukan dengan pemanggangan di dalam drum yang diputar. Untuk teh hitam, tahap ini dilakukan bersama pengeringan. 6. Penguningan: khusus untuk teh kuning, dilanjutkan dengan pemanasan ringan di dalam kontainer mini, warna teh berubah menguning. 7. Pembentukan: tahap berikutnya adalah penggulungan untuk mendapatkan bentuk lajur yang ergonomik. Biasanya dilakukan dengan menempatkannya di dalam tas pakaian yang besar, yang kemudian ditekan-tekan oleh tangan atau mesin untuk membentuk lajur. Tindakan penggulungan ini juga menyebabkan beberapa pati dan jus dari dalam daun keluar, ini akan memperkaya rasa teh. Lajur teh dapat dibentuk menjadi bentuk lain, misalnya membentuk pola keriting, membentuk pelet, atau digulung serupa bola dan bentuk lain yang diharapkan. 8. Pengeringan: pengeringan dilakukan sebagai "tahap akhir" menjelang penjualan. Ini dapat dilakukan dengan banyak cara, misalnya dengan menggongseng, menjemur, menghembuskan udara panas, atau memanggangnya. Namun, pemanggangan adalah yang paling lazim. Pemeliharaan yang saksama mestilah dilakukan supaya pucuk daun teh tidak terlampau kering, atau bahkan hangus 9. Pemeliharaan: meski tidak selalu dilakukan, beberapa teh memerlukan penyimpanan ekstra, fermentasi tahap kedua, atau pemanggangan untuk mencapai potensial minumannya. Kandungan Teh mengandung sejenis antioksidan yang bernama katekin (golongan tannins) Pada daun teh segar, kadar katekin bisa mencapai 30% dari berat kering. Teh hijau dan teh putih mengandung katekin yang tinggi, sedangkan teh hitam mengandung lebih sedikit katekin karena katekin hilang dalam proses oksidasi. Teh juga mengandung kafein (sekitar 3% dari berat kering atau sekitar 40 mg per cangkir), teofilin dan teobromin dalam jumlah sedikit. Gambar 10. Struktur Katekin Kegunaan 1. Daun teh digunakan dalam pengobatan tradisional Tionghoa serta sistem pengobatan lainnya untuk mengobati asma (berfungsi sebagai pelebar bronkus), angina pektoris, penyakit vaskuler perifer, dan penyakit jantung koroner. 2. Daun teh hijau dan ekstraknya telah ditunjukkan efektif terhadap bakteri yang menyebabkan napas buruk. 3. Komponen kimia teh yang disebut epikatekin galat di sedang diteliti karena eksprerimen in-vitro menunjukkan bahwa ia dapat membalikkan kekebalan bakteri terhadap antibiotik metisilin pada bakteri seperti Staphylococcus aureus. Dikonfirmasi bahwa jika dikombinasikan meminum bersama ekstrak teh yang mengandung komponen ini akan meningkatkan efektifitas pengobatan dengan metisilin terhadap bakteri yang kebal. 4. Pemberian sari seduhan daun teh hijau dosis 10 x dosis manusia (0,54 g 1200 gbb) pada tikus putih jantan yang diberi kuning telur (1,25 g/200 g bb/hari) dan sukrosa (1,25 g / 200 g bb / hari), memperlihatkan efek penurunan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida dan berat badan yang bermakna dibandingkan dengan kontrol perlauan (p<0,05), namun tidak menunjukkan perbedaan kadar kolesterol HDL yang bermakna (Edwin Dirghantara, Jurusan Farmasi FMIPA Ul, 1994) 5. Pemberian sari seduhan daun teh hijau dosis 25 x dosis manusia (1,35 g/200 g bb) yang diberikan per oral pada tikus normal yang diberi diet glukosa memperlihatkan efek hipoglikemik pada 1/2 jam dan 1 jam setelah perlakuan. Sebagai pembanding dipakai tolbutamid (Aji Sutarmaji, Jurusan Farmasi FMIPA Ul, 1994) Contoh Nama Dagang Gambar 11. Produk Teh Celup Kateena Daftar Pustaka Anonim. http://mdiproduct.wordpress.com/category/produk-teh/. (03 Oktober 2011, 0:10:51) Anonim. Manfaat Dan Kegunaan Daun Teh. http://radensomad.com/fungsi-manfaatdan-kegunaan-tanaman-dan-daun-teh.html. (03 Oktober 2011, 0:07:55) Anonim. Pengolahan Teh. http://id.wikipedia.org/wiki/Pengolahan_teh. (03 Oktober 2011, 0:13:31) Anonim. Teh. http://id.wikipedia.org/wiki/teh. (02 Oktober 2011, 23:30:01) FARMAKOGNOSI TANIN KOMPLEK (Quercus infectoria, Castanea sp, Rheum officinarum, Camellia sinensis) Disusun oleh: Munawarohthus Sholikha 1106107126 PROGRAM MAGISTER HERBAL DEPARTEMEN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA 2011