Transfer Pricing Course

advertisement
PROFESI AKUNTASI &
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
Agenda
1
Perkembangan Profesi Akuntansi
2
Bagaimana Menjadi Akuntan Profesional
3
Perkembangan PSAK
?
Akuntan
Accountant
Book Keeper
Profil Lulusan S1 Akuntansi
• Profesional yang mampu menghasilkan informasi
keuangan dan non keuangan sebuah entitas (akuntan
internal, tax specialist, sistem analisis, intenral
auditor, eksternal, auditor)
• Profesional yang mampu menggunkan informas
keuangan non keuangan untuk pengambilan
keputusan (analis keuangan, konsultan, staf
keuangan)
4
Keunggulan Akuntan
• Semua organisasi membutuhkan akuntan untuk
pencatatan transaksi, administrasi perpajakan,
pelaporan keuangan.
• Akuntan mudah memahami proses bisnis perusahaan
karena memahami alur kegiatan melalui dokumentasi
transaksi.
• Akuntan dapat bekerja dalam perusahaan maupun
bekerja sebagai profesional
5
Pilihan Profesi
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Akuntan Publik
Akuntan Manajemen
Akuntan / Auditor Pemerintah
Konsultan Pajak
Konsultan Manajemen
Internal Auditor
Akuntan Pendidik
Keuangan Perusahaan
Pengusaha
Lainnya
• CPA  akuntan publik
• CPMA  akuntansi manajemen
• QIA  internal auditor
• USKP  konsultan pajak
• CPSAK  sertifikasi PSAK
• SAS  Akuntan Syariah
• US-AAP  Ujian Sertifikasi Ahli
Akuntansi Pemerintahan
• CA  konsultan jasa akuntansi,
financial preparer
6
Profesi di Bidang Akuntansi
 Akuntan yang bekerja di sebuah perusahaan / organisasi yang dapat menyusun laporan
keuangan berdasarkan standar akuntansi di sebuah organisasi dengan bantuan teknologi
informasi.
 Auditor eksternal yang dapat melakukan pemeriksaan keuangan berdasarkan standar
profesi auditor
 Auditor internal yagn dapat melakukan pemeriksaan kegiatan operasional dan keuangan
perusahaan
 Staf keuangan, perpajakan dalam sebuah perusahaan yang dapat menyelesaikan kegiatan
pelaporan dan pengambilan keputusan di bidang keuangan dan perpajakan di
organisasi/perusahaan.
 Konsultan manajemen, perpajakan dan sistem informasi yang memahami konsep dasar
konsultasi dan mengetahui teori dan praktek di bidang tersebut.
 Analis laporan keuangan yang dapat membantu investor atau kreditor dalam memberikan
informasi yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan.
 Sistem analis yang dapat merancang, mendisain sistem informasi keuangan sebuah
perusahaan.
7
Profesi di Bidang Akuntansi
Akuntan internal entitas
 Bekerja dalam sebuah entitas
 Tanggung jawab utama menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar yang
berlaku untuk organisasi tersebut (pencatatan dan penyusunan laporan, IT
specialist, kebijakan akuntansi)
 Untuk entitas yang besar, penyusunannya menggunakan basis IT, sehingga
diperlukan penguasaan IT dan software akuntansi
 Sertifikasi: CA, CPA, CPMA
Audit internal entitas
 Menjalankan fungsi internal audit:
 Audit operasi
 Audit khusus
 Review laporan keuangan





Independen dari kegiatan operasi perusahaan tetapi merupakan bagian dari manajemen
Mitra eksternal auditor dalam menjalankan tugasnya
Harus ada untuk organisasi yang diregulasi : bank, lembaga keuangan, listed company
Pemerintah  BPKP, Inspektorat, Bawasda; Swasta  Internal Auditor; Controler.
Sertifkasi CIA, QIA
8
Profesi di Bidang Akuntansi
Auditor
 Bekerja dalam sebuah kantor akuntan publik – independen
 Pekerjaan auditor : assurance (audit laporan keuangan), atestasi, penyusunan laporan
keuangan, jasa lainnya
 Untuk menjadi partner (akuntan publik) harus lulus CPA, memiliki pengalaman mengaudit
 Harus menjaga profesionalitasnya melalui pendidikan profesi lanjutan (PPL)
 Diregulasi oleh kementerian keuangan – PPAJP
 Penguasaan akuntansi keuangan dan auditing
 Sertifikasi : CPA Indonesia atau ACCA, CPA dll untuk bekerja di LN
Konsultan Manajemen
 Bekerja di KAP atau konsultan manajemen
 Memberikan saran untuk permasalahan perusahaan; efisiensi, penilaian perusahaan,
transaksi merger & akuisisi, penyusunan rencana strategis, rencana pengembangan
usaha, konsultan sistem informasi.
 Sertifikasi : CA, CPA, CPMA, CFA, CISA
9
Profesi di Bidang Akuntansi
Konsultan Pajak
 Bekerja pada KAP atau kantor konsultan pajak
 Membantu perusahaan menyelesaikan administrasi perpajakan atau dispute masalah
pajak dengan kantor pajak  dalam rangka pengajuan keberatan, banding, kasasi
 Memberikan saran pada suatu entitas agar pajak menjadi efisien atau membantu
menganalisis dampak perpajakan terhadap suatu rencana bisnis atau transaksi tertentu –
tax planning dan tax manajemen
 Sertifikasi : USKP, CA
Konsultan Keuangan & Analis Keuangan
 Bekerja pada sebuah perusahaan investasi / sekuritas atau bekerja secara independen
 Memberikan konsultasi / rekomendasi mengenai investasi dalam saham dan bentukbentuk investasi yang lain.
 Membantu melakukan penilaian perusahaan, memberikan konsultasi transaksi merger
and aquisitio
 Kemampuan yang diperlukan : manajemen keuangan, investasi, financial planner.
 Sertifikasi : CFA, CFP
10
Profesi di Bidang Akuntansi
Akuntan di Instansi Pemerintah
 Internal auditor – BPKP, Inspektorat
 Efisiensi dan efektivitas organisasi
 Review laporan keuangan
 Audit khusus
 Eksternal auditor – BPK
 Audit operasional
 Audit tujuan tertentu
 Audit laporan keuangan
 Akuntan Internal – bagian keuangan Kementerian Lembaga, Pemda, sistem
informasi akuntansi
 Keuangan – Perbendaharaan, Perencanaan, Anggaran, Keuangan
 Direktorat Jenderal Pajak, Dinas Pendapatan
11
PENDIDIKAN DAN PROFESI AKUNTANSI
DI INDONESIA
Pendidikan
Asosiasi Profesi
Regulator
•
•
•
•
•
•
•
•
Pendidikan luar sekolah – program pelatihan
SMK Akuntansi
Vokasi: DI, DII, DIII, DIV, Magister Terapan
S1 Akuntansi
PPAk
S2 MAKSI, S2 Magister Science
S3 Akuntansi
Pendidikan Luar Negeri
• IAI: Komp. Akt Pendidik & Sektor Publik
• Asosiasi Profesi Akuntansi : IAPI, IAMI
• Asosiasi Profesi lain terkait akuntansi dan
Internasional – Internal Auditor, CISA, ACCA, CMA,
CIMA, CPA Negara lain
•
•
•
•
•
PPAJP
Bapepam-LK
Kemendiknas - DIKTI
BNSP
Internasional – IFAC
12
Profesi untuk Lulusan Akuntansi – saat ini
CPA Ind
Certified
Public
Accountant
Ak
Akuntan
• Akuntan Publik
• Prasyarat  S1 Akuntansi ??
• Dapat memberikan jasa sesuai dengan UU AP
• Akuntan
• Prasyarat  S1 + Pendidikan Profesi Akuntansi
• Ak bukan sekedar gelar akedemik tetapi gelar
profesi
• Apakah sesuai dengan profesional accountant
(IFAC)
Profesi untuk Lulusan Akuntansi – saat ini
CMA
• Certified Management Accountant di bawah
Institute Management Accountant (Australia)
• 7 level member, CMA (S2), AMA & GMA (S1)
• Melalui pendidikan S2 atau pelatihan untuk mata
ajar tertentu.
CPMA
• Certified Profesional Management Accountant
• S1 Akuntansi / DIV + 1 thn pengalaman, / S1 non
akuntansi + 2th pengalaman , DIII + 8than pglmn.
• Organisasi Profesi IAMI
Profesi lain Lulusan Akuntansi
QIA
CIA
CFA
Certified
Financial
Analyst
• Qulifying Internal Auditor
• Prasyarat  S1 Akuntansi dan Pengalaman
sebagai Internal Auditor
• Internal Auditor Pemerintah dan BUMN/D/S
• Certified Internal Auditor
• Prasyarat S1
• Pasar menilai berbeda internal auditor yang
memiliki gelar CIA
• Certified Financial Analyst
• S1
• Pasar menilai berbeda analis yang memiliki CFA
walaupun masih level 1 dari 3 level CFA.
15
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (Perpres 8/2012)
Menjadi acuan pokok dalam rangka penetapan kompetesi lulusan
S3
Subspesialis
9
S2
S1
Spesialis
8
Profesi
7
6
D IV
5
D III
TEKNISI/ANALIS
4
D II
DI
Sekolah
Menengah
Umum
AHLI
Sekolah
Menegah
Kejuruan
3
2
1
OPERATOR
UNDANG-UNDANG NO 12 TAHUN 2012 PENDIDIKAN TINGGI
Doktor
Magister
Spesialis
Doktor Terapan
Profesi
Magister
Terapan
D IV / Sarjana
terapan
Sarjana
D III
D II
DI
PROGRAM AKADEMIK
pendidikan tinggi program sarjana
dan/atau program pascasarjana yang
diarahkan pada penguasaan dan
pengembangan cabang ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan Profesi:
pendidikan tinggi setelah program
sarjana yang menyiapkan Mahasiswa
dalam pekerjaan yang memerlukan
persyaratan keahlian khusus
Cetak Biru Profesi Akuntansi Indonesia
Pendidikan
profesi
Teknisi
Akuntansi
Level 6
Pengalaman
Pengakuan
Jasa
WNA bersertifikat
LN
MRA G2G
MRA
Asosiasi
Min
DIV/S1
Akuntansi
atau setara
Ujian CA
PPA
Akuntan
Publik
Uji profesi
WNI bersertifikat
LN
DIII Akuntansi
Akuntan
Beregister
Teknisi
Akuntansi
Syarat
pendidikan
Min DIV/S1
Non
Akuntansi
atau setara
CA
+
Ak.
3 thn sbg
praktisi
MRA
Asosiasi
Ujian
CPA
3 thn
sbg
praktisi
CPA
1500
jam
audit
MRA
Asosiasi
WNI bersertifikat
LN
Professional
Accountant in
Business, Akuntan
Pendidik, Akuntan
Sektor Publik,
KJA
(non Asurans)
MRA G2G
WNA bersertifikat
LN
AP
KAP
(Asurans)
Pathways Chartered Accountant
Indonesia
*akan diatur lebih lanjut
KOMPETENSI CA:
1. CA adalah akuntan profesional yang bertanggung jawab untuk
menyiapkan dan melaporkan laporan keuangan kepada pemegang
saham dan publik.
2. CA dapat menganalisis dan mengevaluasi informasi keuangan,
membuat keputusan berdasarkan informasi tersebut, dan
merencanakan implementasi keputusan yang diambil.
3. CA dapat bertindak sebagai konsultan mengenai masalah
akuntansi, perpajakan, keuangan, pelaporan manajemen, dan
sistem informasi, serta diberikan lisensi untuk mendirikan kantor
jasa akuntansi selain jasa asurans.
4. CA dapat menandatangani laporan keuangan perusahaan.
Subjek Ujian CA
• Pelaporan korporat (corporate reporting)
• Manajemen stratejik dan kepemimpinan (strategic management and
leadership)
• Etik profesi dan tata kelola korporat (ethic and corporate governance)
• Akuntansi manajemen lanjutan (advanced management accounting)
• Manajemen perpajakan (taxation management)
• Manajemen keuangan lanjutan (advanced financial management)
• Sistem informasi dan pengendalian intern (information system and control)
21
Kurikulum CA
Pelaporan korporat
1.
Pengenalan mengenai pelaporan korporat
2.
Peran dan tanggungjawab akuntan profesional
dalam pelaporan korporat (entitas pemerintahan,
komersial, nirlaba, syariah)
3.
3-6 Analisis substansi transaksi (aset, liabilitas,
pendapatan, biaya) untuk entitas pemerintahan,
entitas komersial, entitas nirlaba, entitas syariah
4.
7-10 Analisis laporan keuangan:
–
Kepatuhan terhadap standar pelaporan
–
Kepatuhan terhadap peraturan dan
perundangan
–
Kejanggalan-kejanggalan dalam laporan
keuanganuntuk entitas pemerintahan,
entitas komersial, entitas nirlaba, entitas
syariah
5.
Pelaporan tata kelola
6.
Pelaporan berkelanjutan
7.
Pelaporan integrasian
8.
Isu-isu terkini
Manajemen stratejik dan kepemimpinan
1. Pengantar
2. Pemetaan arah perusahaan: visi dan misi, tujuan,
dan strategi
3. Evaluasi lingkungan eksternal perusahaan
4. Evaluasi sumber daya, kapabilitas, dan daya saing
5. Strategi kompetitif generik
6. Penguatan posisi kompetitif: langkah stratejik,
waktu, dan lingkup operasi
7. Strategi bersaing di pasar internasional
8. Strategi korporat: diversifikasi dan multibisnis
9. Etika, tanggung jawab sosial korporat,
keberlanjutan lingkungan, dan strategi
10. Membangun organisasi yang mampu
melaksanakan strategi dengan baik: sumber daya
manusia, kemampuan, dan struktur
11. Mengelola operasi internal: tindakan yang
mendorong pelaksanaan strategi dengan baik
12. Budaya perusahaan dan kepemimpinan: kunci
pelaksanaan strategi dengan baik
13. Kepemimpinan stratejik
14. Perubahan Stratejik dan Organisasi
22
Kurikulum CA
Etik Profesi dan Tata Kelola Korporasi
1. Pengantar
2. Teori Etika dan Pengambilan Keputusan Beretika
3. Lingkungan Etika dan Akuntansi
4. Etika Akuntan Profesional (Kode Etik Akuntan
Profesional dan IFAC Code of Etics (Part A dan Part C)
5. Etika Akuntan Profesional (IFAC Code of Etics (Part B))
6. Iklim Etika dan Integritas Organisasi
7. I. Alasan diperlukan tata kelola yang baik dan etika
bisnis II. Definisi dan Prinsip dasar tata kelola III.
Tinjauan struktur tata kelola di Indonesia IV. Prinsipprinsip tata kelola menurut OECD V. Manfaat Tata kelola
bagi korporat dan lingkungan VI. Overview regulasi dan
pedoman tata kelola di Indonesia VII. Instrumen
penilaian dan bukti empiris terhadap praktek tata
kelola di Indonesia dan ASEAN
8. Prinsip perlindungan terhadap hak pemegang saham
9. Prinsip perlakuan setara terhadap pemegang saham
10. Prinsip Tanggung Jawab Dewan
11. Komite-komite dibawah Dewan Komisaris
12. Disclosure dan Transparency, Internal Control
13. Peran dan tanggung jawab Auditor Eksternal dan
Internal
14. Prinsip peran pemangku kepentingan dan tanggun
jawab korporat
Akuntansi Manajemen Lanjutan
1.
Pendahuluan
2.
Pengembangan sistem manajemen biaya
3.
Penggunaan Sistem Manajemen Biaya untuk
Effisiensi
4.
Penggunaan Sistem Manajemen Biaya untuk
Pengambilan Keputusan Stratejik –Pelanggan
5.
Penggunaan Sistem Manajemen Biaya untuk
Pengambilan Keputusan Stratejik –Produk
6.
Penggunaan Informasi Akuntansi untuk
Pengambilan Keputusan Jangka Pendek
7.
Penggunaan Informasi Akuntansi untuk
Perencanaan Laba
8.
Akuntansi Manajemen Lingkungan
9.
Landasan Sistem Pengendalian Stratejik
10.
Poses Penyusunan Anggaran
11.
Sistem Pengendalian Stratejik –Penekanan
pada Pengendalian Keuangan
12.
Sistem Pengendalian Stratejik Terintegrasi
13.
Sistem Pengendalian Stratejik –Proses
Pembangunan “Awareness dan Keselarasan
(Alignment)
14.
Sistem Pengendalian Stratejik –Keterkaitan
dengan Sistem Kompensasi
23
Kurikulum CA
Manajemen Perpajakan
1. Overview KUP
2. Overview PPh
3. Overview PPN
4. Pengertian Dasar Manajemen Pajak
5. Pemilihan Sumber Pembiayaan (bagian 1)
6. Pemilihan Sumber Pembiayaan (bagian 2)
7 . ax Planning dan Pengendalian atas Penghasilan
Usaha dan Penghasilan Lainnya
8 Tax Planning dan Pengendalian atas Unsur-unsur
Harga Pokok Penjualan dan Pengurang Penghasilan
Bruto
9 Tax Planning dan Pengendalian atas PPh Pasal 21
10. Tax Planning dan Pengendalian atas unsur-unsur
objek withholding tax (selain PPh Pasal 21)
11. Tax Planning dan Pengendalian atas Pajak
Pertambahan Nilai
12. Tax Planning dalam pemanfaatan tax incentives
13. Konsep dasar pajak internasional
14. Muatan Lokal
Manajemen Keuangan Lanjutan
1. Pengelolaan Nilai Perusahaan, Strategi, dan Nilai
Perusahaan
2. Perhitungan Penciptaan Nilai
3. Pengukuran kinerja perusahaan keseluruhan
4. Merjer, akuisisi, dan divestasi
5. Kesulitan keuangan
6. Manajemen Tresuri dan modal kerja
7. Options dan Manajemen Keuangan
8. Warrants dan convertibles
9. Derivatif dan Lindung Nilai Resiko
10. Manajemen Risiko Perusahaan
11. Strategi Pendanaan
12. Teori dan Pasar Valuta Asing
13. Penentuan dan Peramalan Nilai Tukar,
Transaction Exposure
14. Operating Exposure dan translation exposure
24
Kurikulum CA
1.
Sekilas Mengenai Sistem Informasi
2.
Sistem Informasi Eksekutif (EIS)
3.
PeranTeknologi Informasi dalam Mendukung Sistem Informasi
4.
PeranTeknologi Informasi dalam Mendukung Sistem Informasi
5.
Sistem Informasi dan Pengendalian Internal
6.
Sistem Informasi dan Pengendalian Internal
7.
Auditatas Sistem Informasi Berbasis Teknologi Informasi
8
.Siklus Proses Bisnis
9.
Pembahasan Kasus: mengidentifikasi kelemahan dari narasi suatu siklus
akuntansi dan memberikan rekomendasi pengendalian yang disarankan.
10. Siklus Proses Bisnis Pendukung: Manajemen Sumber Daya Manusia dan Siklus
Penggajian
11. Siklus Proses Bisnis Pendukung:Buku Besar(General Ledger) dan Siklus Pelaporan
12. Internal ControloverFinancial Reporting:Implementasi and Desain IcoFR
13. Internal ControloverFinancial Reporting: Evaluasi dan PelaporanICoFR
14. Pembahasan kasus : siklus dalam industri jasa keuangan.
25
CPA - Indonesia
CPA  Certified Public Accountant
Akuntan
Publik
UJIAN CPA
Program
S1/DIV
Akuntansi
Program Profesi
Akuntansi
Program S1
Akuntansi
Auditing and Attestation,
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
AM, MK & SI
Lingkungan Bisnis, HK, Perpajakan
Gelar
Sertifikasi
CPA
Pengalaman
(min 3 th praktik - 4 thn mengajar, akt
or audit)
• Peserta yang telah lulus mempunyai kesempatan untuk memenuhi persyaratan pengalaman
dalam 5 tahun. Apabila dalam waktu tersebut persyaratan belum terpenuhi, kelulusan
seluruh mata ujian dinyatakan tidak berlaku lagi.
• Sertifikat hanya berlaku selama pemegangnya terdaftar sebagai anggota IAPI.
• Jika sertifikatnya sudah tidak berlaku tidak berhak menggunakan sebutan CPA.
• Pemegang sertifikat yang sudah dinyatakan tidak berlaku mempunyai kesempatan selama 2
tahun untuk menghidupkan kembali sertifikatnya dengan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan IAPI.
26
DATA AP/KAP
Uraian
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Feb
Akuntan Beregister
47.518
49.348
50.879
51.700
51.700
51.700
Akuntan Publik
903
928
995
1.016
999
961
Kantor Akuntan Publik
410
408
417
405
405
405
Cabang Kantor Akuntan
Publik
100
106
110
106
106
106
KAP yang bekerjasama
dengan KAPA/OAA
47
48
49
47
46
46
Certified Public Accountant of Indonesia
Certified Public Accountant of Indonesia.
ATAU
Certified Public
Accountant of
Indonesia (CPA)
28
Tahapan Untuk Mendapatkan Lisensi
Memiliki
sertifikat CPA of
Indonesia dari
IAPI
Pengalaman Kerja
1000 jam (500 jam
diantaranya sebagai
ketua tim) di Kantor
Akuntan Publik
Keluar Ijin Praktik
Akuntan Publik
dari Kementerian
Keuangan
29
Certified Public Accountant of Indonesia
Certified Public Accountant of Indonesia.
ATAU
Certified Public
Accountant of
Indonesia (CPA)
30
APK
31
AAS
32
AMSI
33
LBHP
34
Agenda
1
Perkembangan Profesi Akuntansi
2
Bagaimana Menjadi Akuntan Profesional
3
Perkembangan PSAK
Ketentuan Kurikulum




Kurikulum perguruan tinggi dikembangkan dan dilaksanakan
berbasis kompetensi.
Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi
dikembangkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan untuk
setiap program pendidikan dengan melibatkan asosiasi
profesi, instansi pemerintah terkait, serta kelompok ahli yang
relevan, melalui forum program studi sejenis.
Program studi wajib merumuskan kompetensi atau learning
outcomes lulusannya dengan mengacu pada Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan pada rumusan
kompetensi hasil kesepakatan forum program studi sejenis
yang melibatkan dunia profesi dan stakeholders.
Kompetensi lulusan terdiri dari kompetensi umum,
kompetensi utama, dan kompetensi khusus.
36
KKNI Level 6
Dari Megawati Santoso, Sosialisasi .... 2010/2011
KESENJANGAN KEMAMPUAN DAN KEBUTUHAN
39
KOMPETENSI
40
Kualifikasi Akuntan Profesional
Kualifikasi sebagai akuntan profesional:
• Professional values
• Ethics
• Attitudes
Tiga bidang utama (knowledge) IES 2:
 Accounting, finance, and related knowledge
 Organizational and business knowledge
 Information technology knowledge and competence
Keahlian (Skill) (IES 3):
 Intellectual skills
 Technical and functional skills
 Personal skills
 Interpersonal and communication skills
 Organizational and business management skills
Accounting, finance, and related knowledge
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
financial accounting and reporting;
management accounting and control;
taxation;
business and commercial law;
audit and assurance;
finance and financial management; and
professional values and ethics.
42
Organizational and business knowledge
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
economics;
business environment;
corporate governance;
business ethics;
financial markets;
quantitative methods;
organizational behavior;
management and strategic decision making;
marketing; and
international business and globalization.
43
Information technology knowledge and competence
a. general knowledge of IT;
b. IT control knowledge;
c.
IT control competences;
d. IT user competences; and
e. one of, or a mixture of, the competences of, the roles of
manager, evaluator or designer of information systems.
44
Skill – IES 3
• The skills professional accountants require are
grouped under five main headings:
a) Intellectual skills
b) Technical and functional skills  numeracy decision
modeling and risk analysis, measurement, reporting,
compliance with legislation
c) Personal skills  self management, professional
skepticism, decision making, initiative.
d) Interpersonal and communication skills
e) Organizational and business management skills
Value & Ethic – IES 4
• the public interest and sensitivity to social
responsibilities;
• continual improvement and lifelong learning;
• reliability, responsibility, timeliness, courtesy and
respect; and
• laws and regulations.
KEAHLIAN SEORANG AKUNTAN
•
Analytical/critical thinking
4,53

Risk Analysis
3,42
•
Written communication
4,39

Measurement
3,32
•
Oral communication
4,22

Project management
3,26
•
Computing technology
4,10

Customer orientation
3,23
•
Decision making
4,03

Change management
3,13
•
Interpersonal skills
3,94

Negotiation
3,13
•
Continuous learning
3,82

Research
3,08
•
Teamwork
3,81

Entrepreneurship
2,99
•
Business decision modeling
3,65

Resources Management 2,98
•
Professional demeanor
3,64

Salesmanship
2,61
•
Leadership
3,58

Foreign language
2,60
47
Konsep belajar di PT
• Pendidikan : Mengubah Perilaku sesuai dengan harapan /
tujuan pendidikan yang ditetapkan.
• Menekankan pada “mengajarkan mahasiswa untuk belajar”,
tidak sekedar menerima informasi
• Menekankan pada belajar secara mandiri, mahasiswa
sebagai subyek yang melakukan pembelajaran
48
Alternatif 2
KULIAH DAN TUTORIAL
KOMPETEN
?
DOSEN
SEBAGAI FASILITATOR
DAN MOTIVATOR
INTERAKSI
MENITIK
BERATKAN PADA
METHOD OF
INQUIRY and
DISCOVERY
SUMBER
BELAJAR
MULTI DEMENSI
MAHASISWA
MENUNJUKKAN
KINERJA KREATIF
KOGNITIF
PSIKOMOTOR UTUH
AFEKTIF
Reading
20%
Hearing words
30%
Looking at picture
PASSIVE
10%
Watching video
50%
Verbal
reciving
Visual
reciving
Looking at an exhibition
Watching a demonstration
Seeing it done on location
Participating in a discussion
Giving a talk
Doing a Dramatic Presentation
Simullating the Real Experience
90%
TINGKAT
MEMORISASI
Doing the Real Thing
MODEL PEMBELAJARAN
ACTIVE
70%
Participating
Doing
TINGKAT
KETERLIBATAN
Prinsip keseimbangan dalam belajar
• Kegiatan belajar mengajar di kampus – intelectualskill
• Belajar mandiri di perpustakaan dan di rumah –
mengasah kemampuan untuk longlife learning
• Kegiatan kemahasiswaan di kampus - softskill
• Kegiatan sosial di lingkungan tempat tinggal - softskill
• Membantu orang tua – softskill, spiritualskill
• Mengembangkan hoby dan potensi diri lainnya –
softskill, spiritualskill
53
TERIMA KASIH
PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI
BERBASIS IFRS per 2014
Agenda
1.
Standar Akuntansi di Indonesia
2.
Perkembangan PSAK sd 2014
3.
Overview Perubahan PSAK
Standar Akuntansi
• Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan yang relevan dan
reliable (representational faitfullness)
• Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada pedoman baku sehingga
meminimalkan bias dari penyusun
• Memudahkan auditor dalam mengaudit
• Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan
membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda.
• Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga penyusun tidak dapat
menjelaskan kepada masing-masing pengguna
•
•
Program studi akuntansi menghasilkan lulusan yang akan menyusun;
mengaudit atau menggunakan laporan keuangan.
Salah satu kompetensi lulusan  dapat menyusun laporan keuangan
sesuai standar  menjadi kompetensi dasar
Sejarah Standar Akuntansi
8 Desember 2008
Komitmen mendukung IFRS sebagai
standar akuntansi keuangan global
Pra PAI
1973
Harmoni
sasi IAS
19942007
PAI
PAI
1973
1973
Konvergensi
IFRS 20082012
Konvergensi
IFRS 20132015
58
Empat Pilar Standar Akuntansi Indonesia
 PernyataanStandar Akuntansi Keuangan
 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik signifikan - SAK-ETAP
 Standar Akuntansi Syari’ah – SAK Syariah
 Standar Akuntansi Pemerintahan - SAP
 IFRS hanya diadopsi PSAK full 2012, revisi 2013
 SAK ETAP diluncurkan pada tanggal 17 July 2009
 Instansi Pemerintah menggunakan Standar Akuntansi
Pemerintahan PP 71 tahun 2010
59
SAK ETAP
• SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa akuntabilitas
publik signifikan
• ETAP adalah entitas yang:
– Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
– Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal.
• Menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises.
• Lebih sederhana antara lain:
–
–
–
–
Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan
Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode ekuitas.
Pajak menggunakan konsep pajak terutang bukan pajak tangguhan
Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan.
• Tahun 2011 perusahaan harus memilih menjadi menggunakan PSAK-IFRS
atau PSAK-ETAP
60
PSAK – IFRS BASED
•
Diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas publik seperti: Emiten, perusahaan
publik, perbankan, asuransi, dan BUMN.
•
Dapat diterapkan oleh entitas lainya.
•
Basis transaksi, bukan basis industri.
•
Tujuan: memberikan informasi yang relevan bagi user laporan keuangan
•
Indonesia melakukan adopsi penuh 1 Januari 2012, update tahun 2013  effetktif
2015
•
Perbedaan IFRS dengan PSAK dijelaskan dalam Standar bagian depan.
– Substansi / konseptual
– Redaksional
– Tanggal efektif
•
Secara gradual, IFRS sudah diterapkan mengikuti pemberlakuan PSAK yang
bersangkutan.
•
Pasca konvergensi IFRS  PSAK akan berkembang dinamis mengikuti IFRS
61
Karakteristik IFRS
• IFRS menggunakan “Principles Base “ :
– Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga harus
berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
– Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah
presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
– Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.
• Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif
harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan
jasa penilai
• Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik
kuantitaif maupun kualitatif
62
Karakteristik Standar ??
Dinamis
Lebih banyak
Pengungkapan
Principle Based :
Judgment
Fair Value
63
“Judgment”
• IFRS = Principles
• Penerapan standard mengacu pada substansi ekonomi bukan
bentuk hukumnya.
• Pemahaman underlying transaksi dan detail kontrak menjadi
penting
• Pengajaran dengan menggunakan kasus
 Ilustrasi
 PT. A memiliki kontrak dengan PT. B untuk membeli semua produk yang
dihasilkan. Produknya khusus dan hanya dapat dijual kepada PT. A. Kontrak
meliputi jangka waktu 20 tahun. Kontrak tersebut menjamin bahwa PT. A
membeli jumlah minimum produk B setiap tahun dengan harga yang telah
ditentukan. Dari kontrak tersebut PT. B dapat memperoleh pengembalian
modal dari investasi untuk memproduksi produk tersebut.
64
Dinamis
• IFRS membuka wawasan, bahwa mengajarkan akuntansi
keuangan harus sesuai dengan standar bukan teks book.
• Awareness terhadap standar akuntansi meningkat
• Materi pengajaran harus dinamis mengikuti perkembangan
standar.
• IFRS sering berubah
– Digunakan perusahaan banyak di negara sehingga kesulitan penerapan
akan membuahkan kritik terhadap standar yang ada  perubahan
– Perubahan lingkungan usaha
• Contoh  Pendapatan awalnya menggunakan konsep risk and
reward, kemudian ditambahkan konsep present obligation.
65
“Fair value”
• IAS 41 Agriculture
– Biological asset dinilai sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan (pointof-sale costs), baik pada pengakuan pertama maupun pada tanggal laporan
– Agriculture product dinilai nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan (point-ofsale costs), pada pengakuan pertama.
• both on initial recognition and at each balance sheet date
 Fair value menggunakan harga kuotasi jika tidak ada menggunakan
harga wajar alternatif
 Perlu tidak mengajarkan perhitungan fair value
 Bagaimana menentukan arus kas
 Tingkat suku bunga
 Model opsi
 Judgment : produk serupa, transaksi terkini, biaya penjualan
66
Pengungkapan Lebih Banyak
•
•
•
•
Ilustrasi laporan keuangan.
Membaca dan membuat pengungkapan
pengungkapan yang diinginkan oleh standar
Judgment : apa yang perlu diungkapkan
PSAK 60 – Instrumen keuangan
Pengungkapan kualitatif : eksposure dan timbulnya risiko;
tujuan, kebijakan dan proses pengelolaan risiko; perubahan dua
hal tersebut.
Pengungkapan kuantitatif: risiko kredit, aset keuangan yang
melewati jatuh tempo/mengalami penurunan, agunan dan
peningkatan kualitas kredit; risiko pasar; risiko likuiditas analisis
sensitifitas; pengungkapan risiko pasar laiinnya.
67
Roadmap IFRS di Indonesia
Efektif
< 2010
Efektif
2011
Efektif
2012
Efektif
2013
Efektif
2014&2015
• 3 PSAK
• 16 PSAK
• 11 PSAK
• 22 PSAK
• 8 PSAK (2015)
• 1 ISAK
• 6 ISAK
• 12 ISAK
• 1 ISAK
• 3 ISAK (2014)
• 9 PPSAK
• 1 PISAK
• 1 PPSAK
• 3 PPSAK
• 2 PPSAK
• 1 PPSAK (2014)
IAS / IFRS dalam proses adopsi:
a. IAS 41 Agriculture
b. IFRIC 21 Levies
c. IAA 32/39 Financial Instrument
d. IAS 36 Impairment
Diskusi IFRS
a. IFRS 4 Insruance Contract
b. IFRS Revenue from Contract with
Customers
c. Leases
d. IFRS 9 Instrumen Keuangan
68
PSAK
PSAK non-IFRS:
1. PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian;
2. PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa;
3. PSAK 38: Akuntansi Restrukturisasi Entitas
Sepengendali;
4. PSAK 45: Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba;
5. ISAK 25: Hak atas Tanah
69
PSAK
No
1 IFRS 1
2
3
4
5
IFRS 2
IFRS 3
IFRS 4
IFRS 5
6 IFRS 6
7
8
9
10
11
12
13
IFRS 7
IFRS 8
IFRS 9
IFRS 10
IFRS 11
IFRS 12
IFRS 13
IFRS
First-time Adoption of International
Financial Reporting Standards
Share-Based Payment
Business Combinations
Insurance Contracts
Non-current Assets Held for Sale and
Discontinued Operations
Exploration for and Evaluation of
Mineral Resources
Financial Instruments : Disclosure
Operating Segments
Financial Instrument
Consolidated Financial Statement
Joint Arrangement
Disclosure of Interest Entity
Fair Value
PSAK
PSAK 53
PSAK 22
PSAK 62
PSAK 58
PSAK 64
PSAK 60
PSAK 5
PSAK 65
PSAK 66
PSAK 67
PSAK 68
Pembayaran Berbasis Saham (R2011)
Kombinasi Bisnis (revisi 2010)
Kontrak Asuransi (revisi 2011)
Aset Tidak Lancar Yang Dimiliki Untuk Dijual dan
Operasi yang Dihentikan (revisi 2009)
Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral
(R2011)
Instrumen Keuangan Pengungkapan (R2011)
Segmen Operasi (revisi 2009)
Proses
Laporan Keuangan Konsolidasian
Pengaturan Bersama
Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain
Nilai Wajar
70
PSAK & ISAK
No
1
IFRS
Changes in Existing Decommissioning, Restoration
and similar liabilities
Members’ Share in Co-operative Entities and
Similar Instruments
Determining whether an arrangement contains a ISAK 24
Lease
Rights to Interests arising from Decommissioning,
Restoration and Environmental rehabilitation
Funds
Liabilities arising from Participating in a Specific
Market – Water electrical and Electronic
Equipment
Applying the Restatement Approach under IAS 29 ISAK 19
IFRIC 1
2
IFRIC 2
3
IFRIC 4
4
IFRIC 5
5
IFRIC 6
6
IFRIC 7
7
IFRIC 10 Interim Financial Reporting and Impairment
8
9
IFRIC 19 Extinguishing Financial Liabilities with Equity
Instruments
IFRIC 20 Stripping Costs in the
Production Phase of a Surface Mining
IFRIC 12 Service Concession Arrangements
IFRIC 13 Consumer Loyalty Programmes
PSAK
Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang
mengandung Bentuk Legal Sewa
Penerapan Penyajian Kembali dalam PSAK 63
Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi
Hiperinflasi
ISAK 17 Laporan Keuangan Interim dan Penurunan
Nilai
ISAK 28 Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan
Instrumen Ekuitas
ISAK 29
ISAK 16
PSAK 10
Biaya Pengupasan Lapisan Tanah tahap
Produksi pada Pertambangan Terbuka,
Perjanjian Konsesi Jasa
Program Loyalitas Pelanggan
71
PSAK & ISAK
No
1 IAS 1
2 IAS 2
Inventories
PSAK 14
PSAK
Penyajian Laporan Keuangan (revisi 2009)
 Revisi 2013
Persediaan (revisi 2008)
3 IAS 7
Statement of Cash Flows
PSAK 2
Laporan Arus Kas (revisi 2009)
4 IAS 8
Accounting Policies, Changes in
Accounting Estimates and Errors
Event after the reporting Period
PSAK 25
Construction Contracts
Income Taxes
Property, Plant and Equipment
Leases
Revenue
Employee Benefits
Accounting for Governance Grants
and Disclosure of Government
Assistance
PSAK 36
PSAK 46
PSAK 16
PSAK 30
PSAK 23
PSAK 24
PSAK 61
Kebijakan Akuntansi Perubahan estimasi Akuntansi,
dan Kesalahan (revisi 2009)
Peristiwa Setelah Akhir Periode Pelaporan(revisi
2010)
Kontrak Konstruksi (revisi 2011)
Pajak Penghasilan (revisi 2005)
Aset Tetap(revisi 2007)
Sewa (revisi 2007)
Pendapatan (revisi 2010)
Imbalan Kerja (revisi 2010)  Revisi 2013
Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan
Bantuan Pemerintah(revisi 2011)
5 IAS 10
6
7
8
9
10
11
12
IAS 11
IAS 12
IAS 16
IAS 17
IAS 18
IAS 19
IAS 20
IFRS
Presentation of Financial Statements PSAK 1
PSAK 8
72
PSAK & ISAK
No
IFRS
PSAK
13
IAS 21
The Effects of Changes in Foreign Exchange PSAK 10
Rates
Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing (revisi 2010)
14
IAS 23
Borrowing Costs
PSAK 26
Biaya Pinjaman (revisi 2009)
15
IAS 24
Related Party Disclosures
PSAK 7
Pengungkapan Pihak Berelasi (revisi 2009)
16
IAS 26
Accounting and Reporting by Retirement
Benefit Plans
PSAK 18
Akuntansi Dana Pensiun (revisi 2011)
17
IAS 27
Consolidated and Separate Financial
Statement
PSAK 4
18
IAS 28
Investment in Associates
PSAK 15
19
IAS 29
PSAK 63
20
21
22
23
24
IAS 31
IAS 32
IAS 33
IAS 34
IAS 36
Financial Reporting in Hyperinflationary
Economies
Interests in Joint Ventures
Financial Instruments: Presentation
Earnings per Share
Interim Financial Reporting
Impairment of Assets
Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan
Tersendiri (revisi 2009)  Revisi 2013 Laporan Keuangan
Tersendiri
Investasi Asosiasi (revisi 2009)  Revisi 2013 Investasi pada
Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama
Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi (revisi
2010)
Bagian Partisipasi Dalam Ventura Bersama (revisi 2009)
Instrumen Keuangan Penyajian (revisi 2010)
Laba per Saham (revisi 2009)
Laporan Keuangan Interim (revisi 2010)
Penurunan Nilai (revisi 2009)
PSAK 12
PSAK 50
PSAK 56
PSAK 3
PSAK 48
73
PSAK & ISAK
No
25 IAS 37
IFRS
PSAK
Provisions, Contingent Liabilities and
Contingent Assets
PSAK 57
Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi (revisi
2009)
26 IAS 38
Intangible Assets
PSAK 19
Aset Tidak Berwujud (revisi 2010)
27 IAS 39
PSAK 55
28 IAS 40
Financial Instruments: Recognition and
Measurement
Investment Property
Instrumen keuangan: Pengakuan dan Pengukuran (revisi
2010)
Properti Investasi (revisi 2007)
29 IAS 41
Agriculture
30 SIC 12
31 SIC 13
Consolidation – Special Purpose Entities
Jointly Controlled Interest – non Monetary
Contribution by Ventures
Operating Leases – Incentives
Income Taxes – Recovery of Revalued non
Depreciable Assets
Evaluating the Substance Transaction in the
Legal Form of Lease
Intangible Assets – Website Costs
32 SIC 15
33 SIC 21
34 SIC 27
35 SIC 32
36
PSAK 13
ISAK 7
ISAK 11
ISAK 19
Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus (revisi 2009)
Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh
Venturer
Sewa Operasi – Insentif
ISAK 8
Transaksi Mengandung Sewa
ISAK 14
ISAK 21
Biaya Situs Web
Perjanjian Konstruksi Real Estate
74
PSAK yang Disahkan 12 Juli 2013
1. PPSAK 12: Pencabutan PSAK 33: Aktivitas Pengupasan
Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2. ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah Tahap Produksi
pada Tambangan Terbuka
3. ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan
4. ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan
Instrumen Ekuitas
Berlaku efektif 1 Januari 2014
(penerapan dini diperkenankan)
75
PSAK yang Disahkan 19 Desember 2013
1. PSAK 1 (2013): Penyajian Laporan Keuangan
2. PSAK 4 (2013): Laporan Keuangan Tersendiri
3. PSAK 15 (2013): Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura
Bersama
4. PSAK 24 (2013): Imbalan Kerja
5. PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian
6. PSAK 66: Pengaturan Bersama
7. PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain
8. PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar
Berlaku efektif 1 Januari 2014
(penerapan dini tidak diperkenankan)
76
PSAK yang Disahkan 24 April 2014
1.
2.
3.
4.
PSAK 46 (2014): Pajak Penghasilan
PSAK 48 (2014): Penurunan Nilai Aset
PSAK 50 (2014): Instrumen Keuangan: Penyajian
PSAK 55 (2014): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran
5. PSAK 60 (2014): Instrumen Keuangan: Pengungkapan
6. ISAK 26 (2014) Penilaian Ulang Derivatif Melekat
Berlaku efektif 1 Januari 2014
(penerapan dini tidak diperkenankan)
77
IFRS – IAS yang belum Diadopsi
1. IFRS 1: First-time Adoption of International Financial
Reporting Standard – menunggu adopsi penuh IFRS
2. IFRS 9: Financial Instrumen – menunggu finalisasi IFRS 9
secara utuh
3. IAS 41 Agriculture – menunggu finalisasi pembahasan IASB
atas amandemen IAS 41: kuartal ketiga tahun 2014
4. IFRIC 15 Agreement for Cnstruction of Real Estate – IASB
telah menerbitkan IFRS 15 Revenur from Contracts with
Customers (26 Mei 2014) yagn akan mencabut IFRIC 15
5. IFRIC 21 Levies – dalam pembahasan
Berlaku efektif 1 Januari 2014
(penerapan dini tidak diperkenankan)
78
Perkembangan IFRS – Belum Diadopsi
• Annual Improvements to IFRSs 2009-2011 Cycle, termasuk didalamnya
merupakan amandemen untuk beberapa standar berikut :
• -IFRS 1 First-time Adoption of International Financial Reporting
Standards, terkait dengan repeated application of IFRS 1 dan borrowing
costs
• -IAS 1 presentation of financial statements mengenai clarification of the
requirements for comparative information
• -IAS 16 Property, plant, and equipment mengenai classification of
servicing equipment
• -IAS 32 Financial instruments: Presentation mengenai tax effect of
distribution to holders of equity instruments
• -IAS 34 Interim financial reporting mengenai interim financial reporting
and segment information for total assets and liabilities
•
79
Perkembangan IFRS – Belum Diadopsi
Tanggal Efektif
IAS 16 Property, plant, and equipment mengenai classification of servicing
equipment
1 Januari 2013
IAS 34 Interim financial reporting mengenai interim financial reporting and
segment information for total assets and liabilities
1 Januari 2014
IFRIC 21 Levies
1 Januari 2014
Amandemen IFRS 10 Consolidated financial statements, IFRS 12 Disclosure of
interests in other entities, dan IAS 27 Separate financial statements mengenai
investments entities
1 Januari 2014
IAS 32 Financial instruments: Presentations mengenai offsetting financial
assets and financial liabilities
1 Januari 2014
IAS 36 Impairment of assets,  recoverable amount disclosures for nonfinancial asset
1 Januari 2014
IAS 16 Property, pant, and equipment dan IAS 38 intangible asset mengenai
revaluation method: proportionate restatement of accumulated
depreciation/amortisation
1 Januari 2014
IAS 39 Financial instruments: Recognition and Measurement, mengenai
novation of derivatives and continuation of hedge accounting
1 Januari 2014
80
Perkembangan IFRS – Belum Diadopsi
Tanggal Efektif
IFRS 2 Share based payments mengenai definition of vesting condition
1 Juli 2014
IFRS 3 Business combinations mengenai accounting for contingent
consideration in a business combinatiion
1 Juli 2014
IFRS 8 Operating segments mengenai:
a.aggregation of operating segment; dan
b.reconciliation of the total of the reportable segments’ assets to the
entity’s assets
1 Juli 2014
IFRS 13 Fair value measurement mengenai short-term receivables and
payables
1 Juli 2014
IAS 16 Property, pant, and equipment dan IAS 38 intangible asset
mengenai revaluation method: proportionate restatement of
accumulated depreciation/amortisation
1 Juli 2014
IAS 24 Related party disclosures mengenai key management personnel
1 Juli 201
81
Perkembangan IFRS – Belum Diadopsi
Tanggal Efektif
Annual Improvements to IFRS 2011-2013 Cycle, termasuk didalamnya
merupakan amandemen untuk beberapa standar berikut :
 IFRS 1 First-time adoption of International Financial Reporting Standards
mengenai effective IFRS
 IFRS 3 Business combinations  scope of exception for joint ventures
 IFRS 13 Fair Value Measurement  scope of portfolio exception (par 52)
 IAS 40 Investment property interrelationship between IFRS 3 and IAS 40
1 Juli 2014
IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts issued
1 Januari 2016
Amandemen IAS 16 Property, plant, and equipment dan IAS 41 Agriculture
mengenai bearer plants
1 Januari 2016
Amandemen IFRS 11 Joint arrangements  IFRS 11 Joint arrangements
1 Januari 2016
Amandemen IAS 27 Separate financial statements mengenai equity method in
separate financial statements
1 Januari 2016
IFRS 15 Revenue from Contracts with Customers issued
1 Januari 2017
IFRS 9 Financial instruments (complete standard)
1 Januari 2018
82
OVERVIEW STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
Kerangka
Konseptual
menurut IFRS
84
Laporan Keuangan - 2011
•
PSAK 1  Penyajian Laporan Keuangan
– Komponen
– Tanggung jawab laporan keuangan
Karakteristik umum
 Penyajian secara wajar dan
kepatuhan terhadap SAK
 Kelangsungan usaha
 Dasar akrual
 Material dan agregasi
 Saling hapus
 Frekuensi pelaporan
 Informasi komparatif
 Konsistensi penyajian
Identifikasi laporan keuangan
 Laporan Posisi Keuangan
 Laporan Laba Rugi
Komprehensif
 Laporan Perubahan Ekuitas
 Laporan Arus Kas
 Catatan atas Laporan
Keuangan
85
Karakteristik Umum
– Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK
• Menyebutkan secara explisit kepatuhan terhadap SAK
• Kepatuhan terhadap PSAK memberikan pemahaman yang salah (kondisi jarang
terjadi)  tidak sesuai PSAK
– Kelangsungan usaha
• Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha,
mengungkapkan fakta jika terjadi pelanggaran asumsi
– Dasar akrual
– Material dan agregasi
– Saling hapus
 Tidak boleh kecuali disyaratkan atau diizinkan
suatu PSAK
– Frekuensi pelaporan  Tahunan
– Informasi komparatif  Periode sebelumnya
– Konsistensi penyajian  Penyajian dan klasifikasi
86
Laporan Posisi Keuangan (Neraca) - 2011
•
•
•
•
•
Nama menjadi Laporan Posisi Keuangan (Neraca), tambahan neraca
untuk sinkronisasi dengan regulasi di Indonesia
Perubahan definisi-definisi seperti Kewajiban menjadi Liabilitas dan hak
minoritas menjadi kepentingan nonpengendali (non-controlling interest)
Penyajian kepentingan non pengendali sebagai bagian ekuitas dan bagian
laba bukan sebagai pengurang laba LK konsolidasian
Laporan keuangan awal periode (dr periode sajian) untuk penyajian
retroaktif  perubahan kebijakan dan koreksi kesalahan
Minimum line item Penyajian Neraca
–
–
–
–
•
Properti Investasi
Investasi dengan menggunakan metode ekuitas
Aset yang dimiliki untuk dijual
dll
Urutan penyajian laporan keuangan dalam ilustrasi menurut PSAK 1
berbeda dengan IAS 1 (Aset tidak lancar di atas)
87
Laporan Laba Rugi Komprehensif - 2011
• Laporan Laba rugi  Laporan Laba Rugi Komprehensif.
• Penyajian laporan laba rugi dengan memasukkan unsur laba
komprehensif
• Laba dialokasikan untuk pemegang saham minoritas dan mayoritas
• Ketentuan minimum item dalam laporan laba rugi.
• Klasifikasi beban berdasarkan fungsi dan sifat, jika disajikan
berdasarkan fungsi ada pengungkapan berdasarkan sifat
• Penyajian “pos luar biasa / extraordinary item” tidak
diperkenankan lagi
• Minimum line item : Pendapatan, Biaya keuangan, Beban pajak, pendapatan investasi
asosiasi, Pendapatan komprehensif, dll
• Pendapatan komprehensif: Perubahan aset atau liabilitas yang
tidak mempengaruhi laba pada periode rugi. Alternatif penyajian
laporan tunggal atau dua laporan
88
Laporan laba rugi komprehensif - 2011
• Pendapatan komprehensif: Perubahan aset atau liabilitas
yang tidak mempengaruhi laba pada periode rugi
– Selisih revaluasi aset tetap
– Perubahan nilai investasi available for sales
– Dampak translasi laporan keuangan
• Dalam dua laporan :
– Laba sebelum laba komprehensif
– Laporan laba komprehensif dimulai dari laba/rugi bersih
89
PSAK 1 Revisi (2013)
•
•
•
Adopsi IAS 1 Presentation of Financial Statements 1 Januari 2013
Pedoman Implementasi, ilustrasi laporan posisi keuangan berbeda dengan IAS,
aset lancar dan liabilitas lancar masih di atas
Informasi Komparatif
– Informasi komparatif tambahan  laporan possi keuangan ketiga sebagai tambahan atas
laporan komparatif (prinsip utama).
– Informasi komparatif tambahan tidak harus lengkap
– Menyajikan dalam catatan L/K informasi komparatif terkait laporan tambahan.
•
Laporan laba rugi komprehensif
– Pendapatan komprehensif lain  Penghasilan komprehensif lain
– Pos minimal  jumlah tunggal untuk operasi dihentikan; dihilangkan laba rugi, bagian
pendapatan komprehensif asosiasi, total laba rugi komprehensif)
– Pengashilan komprehensit  tidak akan direklasifikasi ke laba rugi dan akan direklasifikasi ke
laba rugi jika kondisi tertentu terpenuhi
– Pos minimal  jumlah tunggal untuk total operasi yang dihentikan (lihat PSAK 58).
– Informasi yang Disajikan dalam Bagian Penghasilan Komprehesif Lain dikelompokkan, sesuai
dengan PSAK/ISAK lainnya: (a) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan (b) akan
direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.
90
LAPORAN ARUS KAS
• Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk
menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas
dan setara kas serta menilai kebutuhan kas entitas
untuk menggunakan arus kas tersebut.
• Laporan arus kas menggambarkan perubahan historis
dalam kas dan setara kas yang diklasifikasikan atas
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama satu
periode
91
Pelaporan Arus kas dari Aktivitas Operasi
• Metode yang dapat digunakan:
– Metode langsung  kelompok utama dari penerimaan dan
pengeluaran kas bruto diungkapkan;
– Metode tidak langsung  laba disesuaikan dengan mengoreksi
transaksi non kas, penangguhan atau akrual dan unsur
penghasilan/beban yang terkait aktivitas investasi dan pendanaan.
• Dianjurkan melaporkan dengan metode langsung  informasi
yang lebih berguna
• ETAP  metode tidak langsung
92
Laporan Arus Kas
• Arus kas bunga dan dividen diungkapkan secara terpisah dan
diklasifikasikan secara konsisten.
– Beban bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau pendanaan
(alternatif)
– Pendapatan bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi
(alternatif)
– Dividen yang dibayarkan dapat disajikan sebagai arus kas pendanaan atau
operasi (alternatif)
– Pendapatan dividen dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi
(alternatif)
• Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan diungkapkan secara
terpisah.
• Perubahan nilai tukar dilaporkan dalam LAK untuk merekonsiliasi saldo
awal dan akhir kas dan setara kas
93
PSAK 3 : Laporan Interim
• Laporan keuangan interim: laporan keuangan, baik laporan keuangan
lengkap atau laporan keuangan ringkas untuk suatu periode interim.
• LK Interim dapat disajikan secara lengkap atau ringkas
• Komponen Minimal Laporan Interim
– Laporan posisi keuangan ringkas
– Laporan laba rugi komprehensif ringkas.
• Kebijakan akuntansi yang sama dalam laporan keuangan tahunan
diterapkan dalam laporan keuangan interim, kecuali untuk perubahan
kebijakan akuntansi yang dilakukan setelah tanggal laporan keuangan
tahunan terkini.
• Untuk laporan posisi keuangan, komparasi dengan laporan keuangan
tahun sebelumnya, bukan interim tahun sebelumnya
94
PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi
 Mengapa perlu ??
Laporan Posisi
Keuangan
Dan Laba Rugi
Transaksi dan
Saldo
Dipengaruhi
• Keberadaan pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
• Komitment dengan pihak tersebut
95
PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi
• Identifikasi hubungan dan transaksi dengan pihakpihak berelasi
• Identifikasi saldo, komitmen antara entitas dengan
pihak-pihak berelasi.
• Menentukan pengungkapan yang diperlukan baik
untuk LK konsolidasian, tersendiri, yang disajikan
individual.
– Pengungkapan atas hubungan
– Nilai transaksi, saldo  terkait pihak berelasi
96
PSAK 8 Peristiwa setelah Periode Pelaporan
• Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi antara
akhir periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan diototisasi untuk
terbit
• Peristiwa setelah periode pelaporan yang memerlukan penyesuaian
adalah peristiwa yg memberikan bukti atas adanya kondisi pada akhir
periode pelaporan
• Peristiwa setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian
adalah peristiwa yang mengindikasikan kondisi setelah periode pelaporan
• Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah tanggal laporan
keuangan sudah final
– Laporan keuangan diaudit : tanggal laporan auditor
– Laporan keuangan tidak diaudit : tanggal laporan keuangan selesai disusun
manajemen
97
PSAK 8 Peristiwa setelah Periode Pelaporan
98
Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan - PSAK 25
• Kebijakan akuntansi harus menjelaskan pengakuan,
pengukuran dan penyajian.
• Kebijakan akuntansi harus tunduk pada PSAK dan
mempertimbangkan panduan aplikasi, jika tidak ada,
menggunakan pertimbangan manajemen.
• Perubahan kebijakan akuntansi tidak diperkenankan kecuali
dipersyaratkan PSAK atau menghasilkan laporan keuangan
yang lebih andal dan relevan  diterapkan secara retrospektif,
kecuali tidak praktis
• Koreksi kesalahan  retroaktif
• Perubahan Estimasi  prospektif
99
Segmen Operasi – PSAK 5
PSAK 5 (2009)
PSAK 5 Lama
• Aktivitas untuk menghasilkan
pendapatan dan terjadinya beban
• Dikaji secara reguler untuk alokasi
sumber daya dan menilai kinerja
• Tersedia infomasi terpisah
• Dibedakan dalam menghasilkan
produk/jasa
• Risiko dan imbalan berbeda dari
segmen lain
Segmen dilaporkan:
• Syarat kualitatif
• Syarat kuantitatif
Segmen dilaporkan:
• Syarat kuantitatif
• Pengungkapan level segmen
• Pengungkapan level entitas
• Pengungkapan level segmen
100
PSAK 10 : Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
• Akuntansi transaksi dan saldo dalam mata uang asing, kecuali
transaksi dan saldo derivatif (PSAK 55)
• Menjabarkan hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha
luar negeri yang termasuk dalam laporan keuangan entitas
secara konsolidasi, proporsional atau metode ekuitas.
• Menjabarkan hasil dan posisi keuangan suatu entitas ke dalam
mata uang penyajian.
– Translasi
– Remeasurement
101
Transaksi Mata Uang Asing PSAK 10
Perihal
Penentuan mata uang
fungsional
Pengukuran dan
penyajian mata
uang
PSAK No. 10 (revisi
2009)
PSAK 10, 11, dan 52
Terdapat hirarki indikator
dalam
penentuan suatu mata
uang fungsional
PSAK No. 52: ada 3 indikator
mata uang fungsional, yaitu:
1. Indikator arus kas
2. Indikator harga jual
3. Indikator biaya
• Pengukuran mata uang
• Pengukuran dan penyajian
menggunakan mata uang
mata uang menggunakan
fungsional
Rupiah.
• Penyajian mata uang
• Entitas dapat
dapat menggunakan mata
menggunakan mata uang
uang selain mata uang
selain Rupiah jika mata
fungsional
uang tersebut memenuhi
kriteria sebagai mata uang
fungsional
102
PSAK 56 : Laba Per Lembar Saham
• Menetapkan teknik perhitungan, penyajian, dan
pengungkapan LPS.
• Meningkatkan daya banding kinerja antar perusahaan dan
antar periode.
LPS Dasar
EPS
=
=
Laba Bersih Residual
Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa
Laba Bersih Residual
Jumlah Rata-rata Tertimbang
Saham Biasa
+/+
atau
-/-
Penyesuaian atas Efek
berpotensi saham
biasa yang dilutif
LPS Dasar
LPS Dilusian
103
Instrumen Keuangan 50,55,60
Instrumen Keuangan
•
•
•
•
•
IAS 32
IAS 39
IFRS 7
PSAK 50
PSAK 55
PSAK 60
Definisi dan klasifikasi
Pemisahan liabilitas keuangan
dan ekuitas
Akuntansi untuk instrumen
keuangan majemuk.
Akuntansi untuk penarikan
saham dan saham treasury
Saling hapus atas aset dan
liablitas
•
•
•
•
Definisi, klasifikasi dan
reklasifikasi
Pengakuan dan
penghapusan
Pengukuran setelah
pengakuan awal
Akuntansi untuk derivarif
untuk diperdagangkan dan
hedging.
 Pengungkapan
instrumen keuangan
dan risiko
104
Klasifikasi Instrumen Keuangan
Definisi Instrumen Keuangan
setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan
kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain
Aset Keuangan
Kas
Instrumen ekuitas
entitas lain
Hak
kontraktual
Kontrak diselesaikan
dengan instrumen
ekuitas entitas
Liabilitas keuangan
Kewajiban kontraktual
kontrak yang diselesaikan dengan
instrumen ekuitas entitas
Ekuitas
Kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah ikurangi
dengan seluruh kewajibannya
105
Instrumen Keuangan
• setiap kontrak yang menambah nilai:
► aset keuangan entitas , dan (disisi lain)
► kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain.
►Aset Keuangan
 Kas
 Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas
lain
 Hak kontraktual:
• untuk menerima kas atau aset
keuangan lainnya dari entitas lain; atau
• untuk mempertukarkan aset keuangan
dengan entitas lain dengan kondisi
berpotensi untung; atau
 Kontrak yang akan diselesaikan dengan
penerbitan instrumen ekuitas entitas
• nonderivatif
• derivatif
►Kewajiban Keuangan
 Kewajiban kontraktual:
• untuk menyerahkan kas atau aset
keuangan lain kepada entitas lain; atau
• untuk mempertukarkan aset keuangan
atau kewajiban keuangan dengan entitas
lain dengan kondisi yang berpotensi tidak
menguntungkan entitas;
 kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan
dengan menggunakan instrumen ekuitas
yang diterbitkan entitas dan merupakan
suatu:
• non derivatif; atau
• derivatif
106
Jenis Instrumen Keuangan
Instrumen Keuangan
Aset
Keuangan
Aset Keuangan
yang diukur pada
nilai wajar
melalui laporan
laba rugi
Investas dimiliki
hingga jatuh
tempo
Pinjaman
diberikan dan
Piutang
Aset keuangan
tersedia untuk
dijual
Liabilitas
Keuangan
Liabilitas
Keuangan yang
diukur pada nilai
wajar melalui
laporan laba rugi
Instrumen
Ekuitas
Instrumen
Derivatif
Instrumen
Lindung Nilai
Instrumen
Ekuitas Biasa
Derivatif
Biasa
Atas Nilai Wajar
Instrumen
Ekuitas
Majemuk
Derivatif
Melekat
Atas Arus Kas
Kewajiban
Lainnya
Instrumen
Ekuitas
Sinstesis
Atas Investasi
Neto pada
Operasi Luar
Negeri
107
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan
Pengukuran
• Empat kategori aset keuangan:
1.
2.
3.
4.
Aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi;
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo;
Pinjaman yang diberikan atau piutang; dan
Aset keuangan tersedia untuk dijual.
• Dua kategori liabilitas keuangan
1) Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi
2) Kewajiban lain
• Pengukuran aset keuangan dengan menggunakan nilai wajar
dalam arti luas
• Beberapa perbedaan dalam praktik dalam mengidentifikasi
derivatif majemuk.
108
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran
► Instrumen keuangan diukur pada pengakuan awal sebesar nilai
wajar ditambah dengan biaya transaksi kecuali untuk instrumen
yang diukur dengan menggunakan nilai wajar.
► Penghapusan (derecognition) aset keuangan didasarkan atas
kombinasi “risk and reward” dan pendekatan pengendalian. Evaluasi
atas risk and reward diakukan sebelum evaluasi atas transfer
pengendalian
► Pengakuan gain/loss atas penghapusan (extinguishment) liabilitas
keuangan ketika utang baru diterbitkan memiliki persyaratan (term)
yang berbeda dengan utang lama.
► Restrukturisasi utang yang menyebabkan modifikasi substansial
term dapat menghasilkan gain/loss pada saat penerbitan liabilitas
baru.
109
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran
• Harga pasar atas aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan
diterbitkan adalah harga penawaran(bid price) dan untuk aset
yang akan dibeli atau liabilitas yang dimiliki adalah harga
permintaan (asking price).
• Pengukuran instrumen keuangan sebesar nilai amortisasi,
premium dan diskon dimartisasi dengan menggunakan effective
interest rate.
• Aturan tainting atas held to maturity investment, pembatasan
selama 2 tahun tidak boleh melakukan transfer antar kategori
investasi.
110
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran
► Bukti obyektif atas penurunan nilai aset keuangan dan
penilaiannya dilakukan setiap tanggal laporan keuangan.
► Penilaian penurunan nilai dilakukan secara individu dan kolektif
► Pembalikan atas penurunan atas piutang, investasi HTM dan AFS
instrumen utang dapat dilakukan jika memenuhi kriteria.
► Reklasifikasi menjadi atau keluar dari FVPL dilarang yang
didesain untuk tujuan hedging
111
PSAK 60 –
Instrumen Keuangan Pengungkapan
• Secara lebih tegas mensyaratkan Entitas harus untuk mengungkapkan
informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk
mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja
keuangan.
– Pengungkapan hirarki nilai wajar
 Tingkat 1 harga kuotasi pasar
 Tingkat 2 Input selain harga kuotasian (dapat diobservasi)
 Tingkat 3 Input yang bukan berdasar harga pasar
– Jenis dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan
– Pengungkapak kualitatif (ekposure timbulnya risiko, tujuan, kebijak dan
proses pengelolaan risiko)
– Pengungkapan kuantatif (risiko kredit, risiko likuiditas, analisa sensitivitas)
112
Kas dan Piutang – PSAK 50 & 55
•
Pada pengakuan awal menggunakan nilai wajar. Biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung:

•
•
•
•
Dibebankan untuk aset keuangan atau kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi dan menambah nilai perolehan untuk lainnya
Pengukuran aset keuangan
•
Nilai wajar
•
•
Biaya diamortisasi
Biaya (penggunaan terbatas hanya jika nilai wajar tidak dapat ditentukan)
Penyisihan piutang  mengikuti aturan penurunan nilai instrumen
keuangan, berdasarkan bukti obyektif pada tanggal neraca.
Reklasifikasi antar instrumen mengikuti aturan tainting rule.
Derecognition kombinasi pendekatan risk & reward dan control. Evaluasi
atas risk and reward dilakukan terlebih dahulu setelah itu baru transfer of
control.
113
AK 2 – Liabilitas Jangka Panjang & Investasi
• Alokasi nilai buku atas utang dan ekuitas untuk gabungan
•
•
•
•
•
instrumen keuangan, utang ditentukan lebih dahulu.
Klasifikasi investasi nilai wajar melalui laba rugi (Fair Value to
Profit and Loss)
Penggunaan metode bunga untuk amortisasi
Pengungkapan atas risiko dari instrumen keuangan
Pembelian treasury shares diperlakukan sebagai perubahan
ekuitas sehingga tidak ada gain/loss diakui.
Pengakuan gain/loss dari penarikan intrument keuangan utang
ketika utang baru memiliki term yang berbeda dengan utang
lama.
114
Provisi dan Kontijensi – PSAK 57
• Provisi  liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti, diakui jika
(a)
Memiliki kewajiban kini
(b)
Penyelesaian mengakibatkan arus keluar sumber daya
(c)
Estimasi yang andal
• Kewajiban kontinjensi adalah:
(a) kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan
keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu
peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada
dalam kendali entitas; atau
(b) kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak
diakui karena:
(c) tidak terdapat kemungkinan besar entitas mengeluarkan sumber daya
yang mengan dung manfaat ekonomis (selanjutnya disebut sebagai
“sumber daya”) untuk menyelesaikan kewajibannya; atau
(d) jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.
115
Persediaan – PSAK 14
• Biaya perolehan terkait selisih valuta asing yang terkait pembelian
persediaan dapat diakui sebagai biaya perolehan persediaan.
• Nilai persediaan tidak termasuk pembayaran yang ditagihkan kepada pihak
ketiga contoh pajak.
• Biaya perolehan persediaan secara tangguh diatur dan dapat menimbulkan
beban bunga.
• Persediaan disajikan di neraca sebesar nilai terendah antara harga
perolehan dan nilai realisasi bersih  kerugian yang timbul atau recovery
kerugian diklastifikasikan dalam pendapatan lain-lain
• Metode LIFO tidak diperkenankan lagi
• Perlu dipertimbangkan untuk tidak mengajarkan konsep advance LIFO,
cukup sampai LIFO reserve
116
Aset Tetap - PSAK 16
• Komponen biaya perolehan adalah estimasi biaya untuk
memindahkan aset (dismantling cost).
• Suku cadang dengan kriteria tertentu diakui sebagai aset tetap
• Penilaian aset tetap  dikurangi dengan depresiasi dan
penurunan nilai
• Pertukaran aset tetap tidak membedakan similar atau non
similar, menggunakan harga wajar. Kecuali pertukaran yang tidak
memiliki nilai komersial atau nilai wajar tidak diperoleh  nilai
buku.
• Review atas masa manfaat, nilai residu setiap pelaporan
• Penilaian dengan menggunakan model revaluasi sebagai pilihan
metode.
117
Dismantling Cost
Example
PT. ABC membangun instalasi minyak lepas pantai. Biaya yang dikeluarkan
sebesar 300 milyar. Peraturan pemerintah mengharuskan entitas
memindahkan instalasi tersebut di akhir konsesi (20 tahun yang akan
datang). Estimasi biaya untuk melakukan pemindahan dan restorasi
sebesar 80 milyar. Tingkat bunga yang berlaku 6%. PV dari biaya restorasi
24,94.
Instalasi minyak diakui dalam neraca dengan jurnal berikut:
Dr Aset Tetap
324,94 milyar
Cr Kas
300
milyar
Kewajiban diestimasi
24,94 milyar
Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1
CrBeban bunga
1,497 milyar
Kewajiban diestimasi
1,497 milyar
118
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Entitas harus memilih antara:
Cost Model
Revaluation Model
Sebagai kebijakan akuntansinya,
dan
Menerapkan kebijakan tersebut
terhadap seluruh aset tetap
dalam kelompok yang sama.
119
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Cost Model
Revaluation Model
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :
– Biaya perolehan
– dikurangi
Akumulasi penyusutan dan
Akumulasi rugi penurunan nilai aset
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :
– Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal
revaluasi,
– dikurangi
Akumulasi penyusutan dan
Akumulasi rugi penurunan nilai aset
yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
120
Revaluation Model
Example
Metode Proporsional
1/1/2012
31/12/2012
31/12/ 2012
Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1
Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5
tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012
nilai wajar aset adalah 4.800.000.
Aset tetap
4.000,000
Kas
Beban Penyusutan
800.000
Akumulasi Penyusutan
Aset Tetap
Akumulasi Penyusutan
Surplus Revaluasi
4.000,000
800.000
2.000,000
400.000*
1.600.000
*(4.800.000 - 3.200.000) / 3.200.000) x 800.000 = 400.000
121
Revaluation Model
Example
Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1
Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5
tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2010
nilai wajar aset adalah 4.800.000.
Metode Eliminasi
1/1/ 2012
Aset tetap
4.000,000
Kas
31/12/ 2012
Beban Penyusutan
4.000,000
800.000
Akumulasi Penyusutan
31/12/ 2012
Akumulasi Penyusutan
800.000
800.000
Aset Tetap
Aset Tetap
Surplus Revaluasi
800.000
1.600,000
1.600.000
122
Revaluation Model
Revaluation Model
•
•
•
•
Contoh
1.1.2010
Dr Aset tetap
100,000
PT. Kenanga membeli
Cr
Kas
100,000
mesin dengan harga
100.000 pada 1 Jan 2010
31.12.2010
dan menggunakan metode
Dr Beban Penyusutan
20,000
revaluasi
Cr
Akumulasi Penyusutan
20,000
Mesin tersebut disusutkan
dengan metode garis lurus
Dr Akumulasi Penyusutan
20,000
5thn.
Cr
Aset tetap
4,000
Pada 31 Desember 2010
Cr
Surplus Revaluasi
16,000
direvaluasi sebesar 96.000
31.12.2011
Buat jurnal untuk tahun
Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 24,000
2010 dan 2011.
Cr
Akumulasi Penyusutan
24,000
Dr Surplus Revaluasi
Cr
Saldo Laba
4,000
4,000
123
Bunga Pijaman PSAK 26
• Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung
dengan perolehan, konstruksi, atau produksi aset kualifikasian
adalah bagian dari biaya perolehan aset tersebut.
– biaya pinjaman aktual yang terjadi atas pinjaman tersebut selama
periode berjalan dikurangi
– penghasilan investasi dari investasi temporer pinjaman tersebut.
• Menggunakan dana secara umum  tingkat kapitalisasi untuk
pengeluaran atas aset tersebut.
• Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi selama suatu
periode tidak boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang
terjadi.
• Biaya pinjaman yang dikapitalisasi  menambah aset
124
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
PT. Melati membangun sendiri gedung dengan melakukan
pengeluaran selama tahun 2011:
Jan 31: 480.000
July 31: 360.000.
Dana yang tidak dipakai diinvestasikan dengan return 6%.
Perusahaan sebelumnya memiliki utang outstanding utang
dalam bentuk notes. Sumber pendanaan pembangunan tersebut
adalah sbb:
1. 10%, 2-year note specifically for the project: 500.000
2. 8%, 5-year note (other debt): 400.000
Berapa bunga yang dikapitalisasi ??
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
Up to
specific loan,
500.000 at
10% x 11/12
Expenditure
840.000
45.833
avoidable
+
Excess
(840,000 less
500.000 = 340.000)
At 8% x 5/12
11.333
avoidable
600
Revenue
56.567
-
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
Bunga yang dapat dihindari :
56.567
Bunga aktual :
•
500.000 @ 10% =
50.000
•
400.000 @ 8%
=
32.000
82.000
• Bunga yang dihindari lebih kecil dari bunga aktual
sehingga bunga yang dapat dikapitalisasi 56.567.
• Beban bunga 25.433 (82.000-56.567).
Properti Investasi – PSAK 13
• Properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—atau
keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa
pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau
kedua-duanya.
• Pengakuan
– Entitas dapat memilih model nilai wajar atau model biaya sebagai
kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut pada seluruh
properti investasinya.
– Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas properti
investasi diakui dalam laporan laba rugi
– Nilai wajar harus mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca.
– Jika menggunakan model biaya  PSAK 16
128
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair Value Model
Nilai wajar properti investasi harus mencerminkan
kondisi pasar pada tanggal neraca
Properti investasi tidak disusutkan.
Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas
properti investasi harus diakui dalam laporan laba rugi pada
periode terjadinya.
129
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Example
Fair value model (PSAK 13)
Revaluation model (PSAK 16)
• Menggunakan nilai wajar
• Menggunakan nilai wajar
• Perubahan nilai wajar diakui dalam
laporan laba rugi pada periode
terjadinya.
• Perubahan nilai wajar diakui dalam
ekuitas atau laporan laba rugi jika rugi
(loss)  impairment
• Tidak ada penyusutan.
• Penyusutan.
• Mencerminkan kondisi pasar pada
tanggal neraca.
• Tidak spesifik, hanya mengharuskan
secara reguler (terjadi perbedaan
signifikan )
130
Aset takberwujud – PSAK 19
• Aset tidak berwujud  memiliki manfaat ekonomi di masa
mendatang, dapat diukur dengan andal
• Masa manfaat –
– terbatas dan tidak terbatas
– Direview setiap tanggal laporan keuangan
•
•
•
•
•
Ketentuan tentang masa manfaat tak terbatas
Model Biaya dan Model Revaluasi
Akuisisi aset tak berwujud dalam kombinasi bisnis
Akuisisi melalui hibah pemerintah
Biaya situs web bukan aset tidak berwujud kecuali memenuhi
konsep pengembangan
131
Penurunan Nilai – PSAK 48
• Pada setiap tanggal neraca, perusahaan harus mereview ada atau tidaknya
indikasi penurunan nilai aktiva.
• Pertimbangan dalam menentukan penurunan nilai :
– Informasi dari luar perusahaan
– Informasi dari dalam perusahaan
• Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang
lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan dengan nilai
pakainya.
• Jika nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aktiva lebih kecil dari nilai
tercatatnya maka nilai tercatat harus diturunkan menjadi sebesar nilai yang
dapat diperoleh kembali.
• Penurunan tersebut merupakan rugi penurunan nilai aktiva dan harus
segera diakui sebagai beban pada laporan laba rugi.
• Beban depresiasi aktiva untuk periode yang akan datang harus disesuaikan
agar mencerminkan alokasi nilai tercatat yang direvisi setelah dikurangi nilai
sisa.
132
Pendekatan Umum dari Pengukuran Penurunan Nilai
Carrying
Amount
Recoverable
Amount 
Nilai tertinggi
Nilai Aset
Nilai Wajar dikurangi
Biaya Penjualan
Nilai Pakai
Akumulasi
Penyusutan
dan Akumulasi
Rugi
Penurunan
Nilai
Recovered through
sale
Recovered through
use
133
Ilustrasi Penurunan Nilai 1
Contoh: Misalkan PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai terhadap
peralatan yang dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 400
juta, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual Rp360 juta dan nilai
pakainyaRp 410 juta.
Rp 400 juta
Rp 410 juta
Tidak ada
penurunan nilai
Rp 360 juta
Rp 410 juta
134
Ilustrasi Penurunan Nilai 2
Contoh: Misalkan infromasi PT Mawar yang tersedia sama kecuali nilai
pakai dari peralatan sebesar Rp 350 juta.
Rp20 juta Rugi Penurunan Nilai
Dr. Kerugian Penurunan Nilai
Rp 40 juta
Cr. Akulumasi Depresiasi Peralatan Rp 40 juta
Illustration 11-15
Rp 400 juta
Rp 360 juta
Rp 360 juta
Rp 350 juta
135
Kasus
Suatu unit penghasil kas memiliki aset bersih berikut ini:
Rp M
Goodwill
10
Properti
20
Pabrik dan Peralatan
30
60
Nilai yang dapat dipulihkan sebesar Rp 45 M.
Diminta : Alokasikan kerugian penurunan nilai pada aset bersih perusahaan.
Goodwill
Nilai buku
Penurunan Nilai
Nilai setelah penurunan nilai
Properti
Pabrik &
Peralatan
Total
10
20
30
60
(10)
(2)
(3)
(15)
0
(18)
27
45
136
PSAK 58
• Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan
• Kriteria :
• aset (atau kelompok lepasan) harus berada dalam keadaan yang dapat
dijual dengan segera
• penjualan tersebut dapat dikatakan sangat mungkin terjadi, manajemen
pada hirarki yang memadai harus mempunyai komitmen terhadap
rencana penjualan aset.
– Diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah
tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk
menjual, dan penyusutan atas aset tersebut dihentikan
– Aset Yang Dimiliki Untuk Dijual disajikan sebagai aset lancar
dan terpisah dari pos lainnya.
137
PSAK 30 & ISAK 8 SEWA
• Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada
lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang
disepakati.
• Sewa Pembiayaan (Finance Lease) adalah sewa yang mengalihkan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan
suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak
dialihkan (par. 8)
• ISAK 8 : Dalam menentukan apakah suatu perjanjian merupakan
perjanjian sewa atau mengandung sewa, perlu diperhatikan substansi
perjanjian dan dilakukan evaluasi apakah
– Pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset
– Perjanjian memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tertentu
Jika perjanjian mengandung sewa, maka pihak dalam perjanjian harus
menerapkan ketentuan PSAK 30
138
Pendapatan - PSAK 23 (2010)
• Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi
yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode
jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari kontribusi pemilik.
• Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima
atau dapat diterima
• Diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat
diterima dan dikurangi diskon atau rabat.
• Jenis pendapatan:
– Penjualan barang
– Penjualan jasa
– Penggunaan aset entitas oleh pihak yang menghasilkan bunga, royalti
dan dividen
139
PSAK 34 : Kontrak Konstruksi
• Tujuan:
– perlakuan akuntansi untuk kontrak konstruksi.
– Permasalahan  alokasi pendapatan kontrak dan biaya kontrak.
– Kapan pendapatan dan biaya kontrak diakui.
• Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang
diterima atau akan diterima.
• Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka
pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan
kontrak konstruksi diakui sebagai pendapatan dan beban dengan
memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal
akhir periode pelaporan.
140
PSAK 46: Pajak Penghasilan
Aktiva
Kewajiban
Beban Pajak
Arus kas
141
Perbedaan Pajak dan Akuntansi -1
PSAK
Undang-Undang
AKUNTANSI
PAJAK
PERBEDAAN
Permanen
Temporer
BOOK TAX GAP/ DFFERENCE –
Tax Planning atau
Tax Avoidance
Pajak Tangguhan:
 Aset / Liabilitas
 Beban/Pendapatan
Akuntansi Pajak Penghasilan – PSAK 46
• Beban pajak adalah jumlah dari :
– Pajak kini
– Pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam penghitungan pajak
penghasilan
• Kewajiban pajak tangguhan  pajak penghasilan terutang
untuk periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan
temporer kena pajak.
• Aktiva pajak tangguhan  pajak penghasilan yang terpulihkan
pada periode mendatang sebagai akibat :
– Perbedaan temporer yang boleh dikurangkan
– Sisa kompensasi kerugian
• Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan netto
• Pajak tangguhan disajikan terpisah dari pajak kini
143
Pajak Tangguhan
• Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak > Penghasilan kena pajak 
ada pengakuan pajak menurut akuntansi sehingga diakui beban pajak
tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan.
• Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak < Penghasilan kena pajak 
pajak yang dibayarkan lebih besar daripada laba menurut akuntansi
sehingga diakui aset pajak tangguhan dan manfaat pajak tangguhan.
• Perusahaan memiliki kerugian  dapat dikompensasikan di masa
mendatang  manfaat tersebut diakui pada saat kerugian tersebut terjadi
 Aset pajak tangguhan dan manfaat pajak tangguhan.
• Aset pajak tangguhan direview untuk memastikan bahwa manfaat di masa
mendatang akan diperoleh entitas
144
PSAK 24 - Imbalan kerja
• Imbalan kerja yang diberikan kepada pekerja:
– Imbalan kerja jangka pendek
– Imbalan pasca-kerja,
– Imbalan kerja jangka panjang lainnya
– Pesangon Pemutusan Kontrak Kerja (PKK)
– Imbalan berbasis ekuitas
• Imbalan jangka pendek < 12 bulan
• Imbalan jangka panjang seperti pensiun
• Pesangon PKK diakui sebagai kewajiban dan beban jika, perusahaan
berkomitmen untuk:
–
–
•
memberhentikan seorang atau sekelompok pekerja sebelum tanggal pensiun
normal; atau
menyediakan pesangon bagi pekerja yang menerima penawaran
mengundurkan diri secara sukarela.
Imbalan berbasis ekuitas diatur dalam PSAK 53
145
Imbalan Paska Kerja
EMPLOYER
Defined
Contribution
Plans
CONTRIBUTIONS
PENSION FUND
DEFINED
BENEFIT
EMPLOYEE
VOLATILE
RISK LIMIT
Defined
Benefit Plans
VOLATILE
DEFINED
RISK LIMIT
Kewajiban Manfaat Pasti (di Neraca)
+/+ Nilai kini kewajiban manfaat pasti
+/- Biaya jasa lalu yang belum diakui
-/- Nilai wajar aktiva program
Pengukuran kembali aset dan liabilitas
program  penghasilan komprehensif lain
Laba rugi  +/+ Biaya jasa kini, +/- Biaya jasa
lalu atau keuntungan/kerugian penyelesaian
+/+bunga -/- imbalan atas aset
146
Ilustrasi
• Imbalan kerja perusahaan:
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X0
200.000
Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X0
200.000
Biaya Jasa Kini
30.000
Tingkat Diskonto
10%
Tingkat Hasil yang Diharapkan
12%
Iuran
24.000
Imbalan
16.000
Nilai Kini Kewajinan imbalan
250.000
Nilai wajar aset
220.000
147
Ilustrasi – PSAK lama
JURNAL UMUM
Beban
Saldo awal
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Hasil yang diharapkan
Iuran
Imbalan
Penurunan (ken) kewajiban
Selisih aktual atas harapan
Amortisasi biaya jasa lalu
Kerugian (keuntung) akturial
Kas
MEMO
Liabilitas
30.000
20.000
(24.000)
(24.000)
26.000
(24.000)
(2.000)
Nilai Kini
Kewajiban
Aset
Aktuaria
(200.000) 200.000
(30.000)
(20.000)
24.000
24.000
16.000 (16.000)
(16.000)
(12.000)
16.000
12.000
(250.000) 220.000
28.000
148
Jurnal – PSAK lama
Beban
pensiun
26.000
Kas
Liabilitas
Liabilitas
Nilai kini Kewajiban
Aset Program
Kerugian aktuaria yg blm diamortisasi
Net Liabilitas manfaat pensiun
24.000
2.000
(250.000)
220.000
28.000
(2.000)
149
Ilustrasi – PSAK baru
JURNAL UMUM
Beban
Saldo awal
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Hasil yang diharapkan
Iuran
Imbalan
Penurunan (ken) kewajiban
Selisih aktual atas harapan
Amortisasi biaya jasa lalu
Kerugian (keuntung) akturial
Jmll tahun berjalan
Saldo Akhir
Kas
30.000
20.000
MEMO
Pend
Nilai Kini
Komprehensif Liabilitas Kewajiban
(200.000)
(30.000)
(20.000)
(24.000)
(24.000)
16.000
(16.000)
16.000
12.000
26.000 (24.000)
28.000
Aset
200.000
24.000
24.000
(16.000)
(12.000)
(30.000)
(250.000)
220.000
28.000
150
Ilustrasi – PSAK baru
Beban pensiun
Pendapatan Komprehensif Lain
Kas
Liabilitas
Liabilitas
Nilai kini Kewajiban
Aset Program
Net Liabilitas manfaat pensiun
Ekuitas
Pendapatan komprehensif lain
26.000
28.000
24.000
30.000
(250.000)
220.000
(30.000)
28.000
151
PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham
PSAK 53 harus diterapkan untuk seluruh transaksi pembayaran berbasis
saham, yang didefinisikan sebagai berikut:
■ Equity-settled, Diselesaikan dengan instrumen ekuitas, entitas yang
menerima barang atau jasa yang dibayar dengan instrumen ekuitas milik
entitas (termasuk saham dan opsi saham)
■ Cash-settled, Diselesaikan dengan pembayaran kas, entitas yang
memperoleh barang atau jasa akan menimbulkan liabilitas kepada pemasok
barang atau jasa untuk suatu jumlah tertentu yang dihitung berdasarkan
harga (nilai) saham milik entitas atau instrumen ekuitas entitas; dan
■ Transaksi dimana entitas menerima barang atau jasa dimana entitas maupun
pemasok barang atau jasa memiliki pilihan atas transaksi tersebut untuk
diselesaikan secara tunai (atau aset lain) atau instrumen ekuitas.
152
PSAK 18: Program Purna Karya
• IAS 26 Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans
• PSAK 18 (revisi 2010) tidak hanya mengatur entitas dana pensiun,
tetapi semua program manfaat purnakarya yang memenuhi definisi
(par 8).
• Program manfaat karya:
– Program Manfaat Pasti
– Program Iuran Pasti
– Hybrid Plan
• Hybrid plan diberlakukan sebagai manfaat pasti
153
PSAK 18: Program Purna Karya
• Program Iuran Pasti:
– Jumlah manfaat masa depan yang diterima peserta berdasarkan:
a. jumlah iuran
b. efisiensi kegiatan operasional
c. pendapatan investasi
– Tujuan pelaporan  memberikan informasi periodik
penyelenggaraan program purnakarya dan kinerja investasi
– Laporan keuangan program iuran pasti, mencakup:
• Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya
• Penjelasan mengenai kebijakan pendanaan
154
PSAK 18: Program Purna Karya
• Program Manfaat Pasti:
– Laporan keuangan program manfaat pasti mencakup:
• laporan yang menyajikan:
– Aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya
– nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji dan
– surplus/defisit atau
• Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya.
– Nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji didasarkan pada
manfaat purnakarya terjanji menggunakan tingkat gaji kini atau tingkat
gaji proyeksi
– Tujuan pelaporan program manfaat purnakarya  memberikan
informasi secara periodik sumber daya keuangan dan setiap perubahan
manfaat yang akan diterima peserta dalam program manfaat pasti
155
PSAK 18: Program Purna Karya
• Investasi pada surat berharga yang diperdagangkan  nilai
wajar. Nilai wajar = nilai pasar.
• Investasi pada non‐surat berharga yang diperdagangkan  nilai
wajar mengacu SAK terkait.
• Pengungkapan :
– Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya
– Ringkasan dari kebijakan akuntansi yang signifikan dan
– Penjelasan mengenai program purnakarya dan pengaruh setiap
perubahan program purnakarya selama periode tersebut
156
PSAK - 22
ISI
Metode Akuisisi
Akuntansi dan
Pengukuran setelah
Pengakuan Awal
Pengungkapan
Pedoman Aplikasi
 Efektif berlaku 2011
 Menggantikan PSAK 22
1994
157
Teori konsolidasi
•
•
Entity Theory menganggap entitas konsolidasi sebagai satu entitas
tersendiri yang dimiliki oleh induk dan non pengendali
Parent Theory menganggap konsolidasi sebagai perpanjangan entitas
induk
Atribut
Entity Theory
Parent Theory
Perbedaan fair value dari
aset dan liabilitas
terindentifikasi pada saat
akuisisi
Diakui penuh,
mencerminkan hak untuk
induk dan non pengendali.
Hanya diakui sebesar hak
induk
Penyajian pihak non
pengendali / NCI
Sebagai bagian dari ekuitas
Tidak sebagai equity
atau utang (sebelum
ekuitas)
Goodwill
Goodwill merupakan aset
entitas yang diakui penuh
pada tanggal akuisis
Goodwill hanya milik
induk
158
PSAK – 22 dan IFRS 3R Business Combination
PSAK 22 1994
PSAK 22 2010
•
•
•
•
•
•
•
•
Kecuali
• Under common
control
• Ventura bersama
Purchase dan Polling of
interest
Komponen harga
perolehan
Panduan tersendiri
untuk nilai wajar
Diukur dengan nilai
wajar saat perolehan
tidak ada penilaian
kembali
Berdasarkan nilai
tercatat netto
Goodwill  parent
• Diamortisasi
• Neg goodwiil diakui
Ruang Lingkup
Metode Pencatatan
•
Biaya akuisisi
•
Pengukuran aset dan liab
•
•
Akuisisi bertahap
•
Non Pengendali
•
Goodwill
159
Kecuali
• UCC
• Ventura bersama
• Akuisisi aset
Metode Akuisisi
Dibebankan periode
berjalan
Mengikuti SAK lain
Diukur kembali, selisih
diakui laba/rugi
Berdasarkan nilai wajar
/ porsi aset identifikasi
Goodwill  entity
• impairment
• Neg goodwiil –
laba/rugi
Prinsip dalam PSAK 22 / IFRS R3
Pendekatan dua kolom
Elemen yang
dikeluarkan
Goodwill
Imbalan diberikan
Kepemilikan yang
dimiliki sebelumnya
Kepentingan non
pengenlai
Aset diidentifikasi
dan liabilitas yang
dialihkan (entitas
yang diakuisisi)
PSAK 4 LK Tersendiri
Ketentuan
Hanya untuk
entitas
terkonsolidasi
Penyajian
Iinvestasi dicatat
dengan
menggunakan
metode biaya
Pengungkapan
Sebagai bagan
dari informasi
tambahan
161
Laporan Keuangan Konsolidasian PSAK 65
 Entitas induk yang mengendalikan satu atau lebih entitas lain menyajikan
laporan keuangan konsolidasian
 Investor mengendalikan investee ketika investor terekspos atau memiliki
hak imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee melalui
kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaan
investee; jika dan hanya jika memiliki



Kekuasaan agas invesste
Eksposure atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee
Kemampuan untuk menggunakaan kekuasaaanya atas investee untuk mempengaruhi
imbal hasil investor.
 Entitas menyusun laporan keuangan konsolidasian dengan menggunakan
kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam
keadaan yang serupa
162
Pengaturan Bersama PSAK 66
 Pengaturan bersama adalah pengaturan yang dua atau lebih pihak
memiliki pengendalian bersama.
 Karakteristik pengaturan bersama:


Para pihak terikat suatu pengaturan kontraktual
Pengaturan kontraktual memberikan pengendalian bersama kepada dua atau
lebih pihak dalam pengaturan tersebut
 Pengendalian bersama  persetujuan kontraktual untuk berbagi
pengendalian atas suatu pengaturan, yang ada hanya ketika
keputusan mengenai aktivitas relevan mensyaratkan persetujuan
dengan suara bulat dari seluruh pihak yang berbagi pengendalian
 Jenis pengaturan :


operasi bersama  mencatat bagian atas aset. Liabilitas, pendapatan, beban
Ventura bersama  investasi, metode ekuitas
163
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama PSAK 15
 Entitas Asosiasi  entitas yang mana investor memiliki pengaruh
signifikan
 Ventura Bersama  pengaturan bersama yang para pihaknya memiliki
pengendalian bersama atas pengaturan memiliki hak atas aset neto dari
pengaturan
 Metode Ekuitas  metode akuntansi di mana investasi awalnya dicatat
sebesar harga perolehan selanjutnya disesuaikan atas perubahan
pascaperolehan  laba atau rugi dan penghasilan komprehensif lain.

Harga perolehan awal + bagian laba – bagian rugi – bagian distribusi dari investee +/penghasilan komprehensif
 Ketika investasi rugi sehingga investasi menjadi negatif, maka investasi
akan disajikan sebesar nol, liabilitas diakui jika memiliki kewajiban hukum
dan konstruktif. Jika laba, pengakuan laba baru setelah bagian laba sama
dengan bagian rugi yang telah diakui.
164
Pengungkapan Kepentingan dalam
Entitas Lain PSAK 67
 Entitas mengungkapkan pertimbangan dan asumsi signifikan yang dibuat
dalam menentukan bahwa entitas memiliki pengendalian, pengendalian
bersama, pengaruh signifikan dan jenis pengaturan.
 Entitas mengungkapkan informasi pengguna LK konsolidasian


Memahami komposisi kelompok usaha dan kepentingan yang dimiliki dalam aktivitas &
arus kas
Mengevaluasi sifat dan luas pembatasan; sifat dan perubahan risiko; konsekuensi
perubahan kepemilikan; konsekuensi hilangnya pengendalian
 Entitas asosiasi dan pnengaturan bersama sifat, luas dan dampak
keuangan dari kepentingannya; sifat dan perubahan risiko signifikan

Entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasi  sifat dan luas kepentingan; sifat dan
perubahan risiko
165
PSAK 45 : Organisasi Nirlaba
• Mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba.
• Diharapkan laporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih
mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya
banding yang tinggi.
• Pemisahan perolehan dana untuk tujuan pertanggungjawaban
• Laporan keuangan Organisasi Nirlaba
 Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode
laporan
 Laporan aktivitas untuk suatu periode pelaporan
 Laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan
 Catatan atas laporan keuangan.
166
PSAK 61 Hibah Pemerintah
• Akuntansi dan pengungkapan atas hibah pemerintah
• Pengungkapan atas bentuk lain bantuan pemerintah
• Hibah pemerintah diakui jika terdapat keyakinan memadai:
– entitas akan mematuhi kondisi yang melekat pada hibah tersebut, dan
– hibah akan diterima
• Hibah pemerintah diakui dalam laba rugi dengan dasar sistematis selama
periode entitas mengakui sebagai beban atas biaya terkait yang
dimaksudkan akan dikompensasi dengan hibah.
• Pendekatan penghasilan >>> dalam laba rugi
– Hibah pemerintah terkait dengan aset  Penghasilan ditangguhkan,
atau Pengurang jumlah tercatat aset
– Hibah pemerintah terkait dengan penghasilan  Pendapatan (laba
rugi), atau Pengurang beban
167
PSAK 62 Kontrak Asuransi
Karakteristik
1
2
3
• Salah satu pihak (insurer) secara signifikan menerima risiko
asuransi (insurance risk);
• Ketidakpastian kejadian masa depan;
• Mengandung risiko asuransi (insurance risk) dan risiko lain.
Namun risiko asuransi dan risiko lain seperti risiko keuangan
(financial risk) yang timbul dalam kontrak asuransi harus
dipisahkan.
Dampak:
Jika PSAK 62 diterapkan, maka kontrak yang mempunyai bentuk hukum
sebagai kontrak asuransi belum tentu memenuhi definisi sebagai kontrak
asuransi, begitu juga sebaliknya.
168
Implikasi Penerapan PSAK 62
PSAK 62
169
PSAK 62: Kontrak Asuransi
• Mengatur  Kontrak Asuransi: Life dan non-life, kontrak asuransi langsung
(direct insurance) dan reasuransi.
• Karakteristik:
 Salah satu pihak (insurer) secara signifikan menerima risiko asuransi
(insurance risk);
 Ketidakpastian kejadian masa depan;
 Mengandung risiko asuransi (insurance risk) dan risiko lain. Namun risiko
asuransi dan risiko lain seperti risiko keuangan (financial risk) yang timbul
dalam kontrak asuransi harus dipisahkan.
 Tes kecukupan liabilitas
– Insurer menilai kecukupan liabilitas asuransi dengan menggunakan
estimasi kini atas arus kas masa depan
– Jika nilai tercatat liabilitas asuransi tidak mencukupi dibandingkan
estimasi arus kas masa depan, maka kekurangan harus diakui
dalam laporan laba rugi.
170
PSAK 38 Kontrak Asuransi Jiwa
• Kontrak asuransi diatur secara umum dalam PSAK 62, untuk
kontrak asuransi jiwa diatur lebih khusus dalam PSAK 38
• Kontrak asuransi dibedakan menjadi kontrak jangka pendek
dan kontrak jangka panjang.
• Pendapatan  premi kontrak jangka pendek; premi kontrak
jangka panjang; pendapatan lain.
• Beban klaim  klaim yang disetujui; klaim dalam proses
penyelesaian; klaim yang terjadi tapi belum dilaporkan; klaim
reasuransi (pengurang beban klaim)
• Liabilitas manfaat polis masa depan disajikan dalam aktuaria
berdasarkan perhitungan aktuaria  harus memenuhi tes
kecukupan liabilitas sesuai PSAK 62.
• Estimasi liabilitas klaim kesehatan dan kecelakaan 
taksiran perhitungan teknis asuransi
171
PSAK 28 Kontrak Asuransi Kerugian
• Kontrak asuransi diatur secara umum dalam PSAK 62, untuk kontrak
asuransi kerugian diatur lebih khusus dalam PSAK 28
• Pendapatan premi  pengakuan pendapatan berdasarkan kontrak polis
atau berdasarkan risiko.
• Reasuransi : prospektif dan retroaktif dipertanggungjawabkan secara
terpisah.
• Beban klaim : diakui saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim 
disetuju; poses penyelesaian; sudah terjadi tapi belum dilaporkan.
• Liabilitas  utang klaim; estimasi klaim retensi
• Pengungkapan kebijakan akuntansi; piutang premi dari penutupan polis
bersama dan jumlah premi jangka panjang
172
PSAK 63 : Akuntansi Hiperinflasi
• Laporan keuangan biaya historis dalam kondisi hiperinflasi
– Tidak mencerminkan nilai bisnis dari aset
– Tidak dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya
– Laba tidak mencerminkan replacement cost sehingga mengurangi
modal riil
– Laba kepemilikan aset non-moneter tidak mencerminkan laba
ekonomi riil
• Laporan keuangan dalam ekonomi hiperinflasi disajikan dalam unit
pengukuran kini pada akhir periode pelaporan
• Pos-pos terkait di periode sebelumnya disajikan dalam unit pengukuran
kini pada akhir periode pelaporan
• Laba atau rugi posisi moneter neto diakui dalam laba rugi dan
diungkapkan terpisah
173
Langkah-langkah
Pemilihan indeks harga umum
Analisis dan penyajian-kembali aset dan liabilitas
Penyajian-kembali laba rugi
Perhitungan laba rugi posisi moneter neto
Penyajian-kembali arus kas
Penyajian-kembali periode sebelumnya
174
PSAK 64 : Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral
IFRS 6
Exploration for and
Evaluation of Mineral
Resources
1. Exploration
2. Evaluation
PSAK 29
PSAK 33
Akuntansi Minyak dan
Gas Bumi
Akuntansi Pertambangan
Umum
1. Eksplorasi (& evaluasi)
2. Pengembangan
3. Produksi
4. Pengolahan
5. Transportasi
6. Pemasaran
7. Lain-Lain
• Pelabuhan Khusus
• Telekomunikasi
• Kontrak Bantuan Teknis
• Unitisasi
• Kontrak Pengurasan
Tahap Kedua
• Joint Venture
1. Eksplorasi (& evaluasi)
2. Pengembangan &
Konstruksi
3. Produksi
4. Pengelolaan Lingkungan
Hidup
175
Akuntansi Eksplorasi & Evaluasi
Dibebankan pada periode berjalan,
kecuali jika:
 Kegiatan eksplorasi yang signifikan
masih berjalan, dan Cadangan Terbukti
belum dapat ditentukan.
 Sudah dapat dibuktikan bahwa
terdapat Cadangan Terbukti.
 Ditangguhkan & diamortisasi
pada saat produksi
 Penurunan nilai - berlaku
 Estimasi biaya restorasi - berlaku
PSAK 64
Penguru
san Ijin
Eksplorasi & Evaluasi
IFRS 6
IAS 8, 38, 16,
37 & 36
 Beban diakui sebagai aset
 Pengukuran awal, aset dicatat
pada harga perolehan
 Pengukuran selanjutnya sesuai
dengan IAS 16, 38 dan 36.
All other applicable IFRSs
Technical feasibility &
commercial viability /
cadangan Terbukti
Pengembangan
Produksi &
Pengolahan
Lain–Lain Setelah
Produksi
176
PSAK 64: Pengukuran Aset Explorasi dan Evaluasi
• Aset eksplorasi dan evaluasi diukur pada biaya perolehan.
• Entitas menentukan suatu kebijakan akuntansi yang spesifik yang
mana pengeluaran diakui sebagai aset eksplorasi dan evaluasi dan
menerapkannya secara konsisten.
• Entitas mempertimbangkan tingkat pengeluaran yang dapat
dikaitkan dengan penemuan sumber daya mineral spesifik.
• Setelah pengakuan awal, entitas menerapkan salah satu model
biaya atau model revaluasi atas aset eksplorasidan evaluasi.
• Entitas dapat mengubah kebijakan akuntansinya jika perubahan
kebijakan tersebut dapat membuat laporan keuangan menjadi lebih
relevan dan andal.
177
PSAK 68 Pengukuran nilai wajar
• Aset eksplorasi dan evaluasi diukur pada biaya perolehan.
• Entitas menentukan suatu kebijakan akuntansi yang spesifik yang
mana pengeluaran diakui sebagai aset eksplorasi dan evaluasi dan
menerapkannya secara konsisten.
• Entitas mempertimbangkan tingkat pengeluaran yang dapat
dikaitkan dengan penemuan sumber daya mineral spesifik.
• Setelah pengakuan awal, entitas menerapkan salah satu model
biaya atau model revaluasi atas aset eksplorasidan evaluasi.
• Entitas dapat mengubah kebijakan akuntansinya jika perubahan
kebijakan tersebut dapat membuat laporan keuangan menjadi lebih
relevan dan andal.
178
Konsep Nilai Wajar PSAK 68
• Tujuan :
a. mendefinisikan nilai wajar (fair value);
b. menetapkan dalam suatu Pernyataan, kerangka pengukuran nilai
wajar; dan
c. mensyaratkan pengungkapan mengenai pengukuran nilai wajar.
• Konvergensi US GAAP dengan IFRS karena menggunakan konsep yang
sama
179
Hirarki Fair Value
Yes
Apakah ada harga kuotasian
dalam pasar aktif untuk aset
atau liabilitas yang identik
(Level 1)
* Maksimumkan input yang dapat
diobservasi, termasuk informasi pasar
dan informasi publik lainnya
‡ Input yang tidak dapat diobservasi
diantaranya data entitas (anggaran,
proyeksi), harus disesuaikan jika
pelaku pasar menggunakan asumsi
berbeda
No
Apakah ada input selain
harga kuotasioan yang
dapat diobservasi*
Gunakan nilai wajar
pengukuran dengan Level 1
Harus digunakan tanpa
penyesuaian
180
No
Yes
Gunakan input selain
Harga kuotasian yang
dapat diobservasi baik
secara langsung atau tidak
langsung, pengukuan ‡
Level 2
180
Gunakan input yang
bukan berdasarkan
harga pasar yang
dapat diobservasi.
Level 3
Download