TEROI PERDAGANGAN INTERNASIONAL I. TEORI PRA KLASIK MERKANTILISME MERKANTILISME ADALAH SUATU ALIRAN EKONOMI YANG TUMBUH DAN BERKEMBANG PESAT PADA ABAD XVI – XVIII DI EROPA BARAT. IDE POKOK MERKATILISME ADALAH SEBAGAI BERIKUT : 1. SUATU NEGARA AKAN MAKMUR BILA X > M (EKSPOR LEBIH BESAR DARI IMPOR) 2. SEMAKIN BESAR X (EKSPOR) MAKA AKAN SEMAKIN BANYAK LOGAM MULIA (EMAS DAN PERAK) YANG DIMILIKI DARI LUAR NEGERI. 3. LOGAM MULIA YANG BANYAK DIGUNAKAN OLEH RAJA UNTUK MEMBIAYAI ARMADA PERANG GUNA MEMPERLUAS PERDAGANGAN LUAR NEGERI DAN PENYEBARAN AGAMA. UNTUK MELAKSANAKAN IDE TERSEBUT, MERKANTILISME MENJALANKAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN SEBAGAI BERIKUT : 1. MENDORONG X (EKSPOR) SEBESAR-BESARNYA KECUALI LOGAM MULIA. 2. MENDORONG/MEMBATASI IMPOR DENGAN KETAT KECUALI LOGAM MULIA KEBIJAKAN MERKANTILISME DI ATAS, PADA SAAT INI DIJALANKAN OLEH BANYAK NEGARA DALAM BENTUK NEO MERKANTILISME YAITU KEBIJAKAN PROTEKSI UNTUK MELINDUNGI DAN MENDORONG EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN KEBIJAKAN TARIF ATAU KEBIJAKAN NON TARIF. KRITIKAN DAVID HUME TERHADAP MERKANTILISME IDE PEMIKIRAN MERKANTILISME, BILA X > M, SEHINGGA LOGAM MULIA YANG DIMILIKI NEGARA SEMAKIN BANYAK. LOGAM MULIA PADA WAKTU ITU DIGUNAKAN SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN/UANG SEHINGGA BILA LOGAM MULIA BANYAK MAKA MONEY SUPPLY BERTAMBAH. BILA MONEY SUPPLY NAIK, SEDANGKAN PRODUKSI TETAP, MAKA AKAN TERJADI KENAIKAN HARGA (INFLASI). KENAIKAN HARGA DIDALAM NEGERI AKAN MENAIKKAN HARGA BARANG EKSPOR, SEHINGGA QUANTITAS EKSPOR AKAN TURUN. NAIKNYA MONEY SUPPLY YANG DIIKUTI DENGAN INFLASI DI DALAM NEGERI TENTU AKAN MENYEBABKAN HARGA BARANG IMPOR MENJADI RENDAH SEHINGGA KUANTITAS IMPOR AKAN MENINGKAT. PERKEMBANGAN DEMIKIAN, MENYEBABKAN X < M ATAU M > X, SEHINGGA PADA AKHIRNYA LOGAM MULIA AKAN BERKURANG. DENGAN BERKURANGNYA LOGAM MULIA YANG DIMILIKI, MAKA BERARTI NEGARA MENJADI MISKIN KARENA LOGAM MULIA IDENTIK DENGAN KEMAKMURAN. SECARA SKEMATIS KRITIK DAVID HUME TERHADAP MERKANTILISME, YAITU : NEGARA KAYA BILA X > M LM BANYAK MONEY SUPPLY NAIK PM TURUN PX NAIK QM NAIK QX TURUN X < M ATAU M > X NEGARA MENJADI MISKIN LM TURUN DENGAN ADANYA KRITIK DAVID HUME INI, MAKA TEORI PRA KLASIK (MERKANTILISME) DIANGGAP TIDAK RELEVAN, SELANJUTNYA MUNCULLAH TEORI KLASIK OLEH ADAM SMITH. ADAM SMITH MENGKRITIK ALIRAN MERKANTILISME DENGAN MENGEMUKAKAN PENDAPATNYA SEBAGAI BERIKUT : 1. UKURAN KEMAKMURAN SUATU NEGARA, BUKANLAH DITENTUKAN OLEH BANYAKNYA LOGAM MULIA (LM) YANG DIMILIKINYA. 2. KEMAKMURAN SUATU NEGARA DITENTUKAN OLEH BESARNYA GDP DAN SUMBANGAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI TERHADAP PEMBENTUKAN GDP NEGARA TERSEBUT. 3. UNTUK MENINGKATKAN GDP DAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI, MAKA PEMERINTAH HARUS MENGURANGI CAMPUR TANGANNYA SEHINGGA TERCIPTA PERDAGANGAN BEBAS/FREE TRADE. 4. DENGAN ADANYA FREE TRADE MAKA AKAN MENIMBULKAN PERSAINGAN YANG SEMAKIN KETAT. HAL INI AKAN MENDORONG MASING-MASING NEGARA UNTUK MELAKUKAN SPESIALISASI BERDASARKAN KEPADA KEUNGGULAN ABSOLUT YANG DIMILIKI MASING-MASING NEGARA. 5. SPESIALISASI YANG DIDASARKAN KEPADA KEUNTUNGAN ABSOLUTE, AKAN MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI SEHINGGA TERJADI PENINGKATAN GDP DAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI. 6. PENINGKATAN GDP DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL INI IDENTIK DENGAN PENINGKATAN KEMAKMURAN SUATU NEGARA. MENURUT TEORI KLASIK ADAM SMITH, SUATU NEGARA AKAN MEMPEROLEH MANFAAT DARI PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN MENINGKATKAN KEMAKMURAN BILA : 1. TERDAPAT FREE TRADE (PERDAGANGAN BEBAS) 2. MELAKUKAN SPESIALISASI BERDASARKAN KEUNGGULAN ABSOLUT YANG DIMILIKI. KRITIK ADAM SMITH TERHADAP MERKANTILISME DAPAT DIRINGKAS SEBAGAI BERIKUT : BUKAN DIUKUR DENGAN LOGAM MULIA NEGARA KAYA DIUKUR DENGAN GDP + PERDAGANGAN L.NEGERI PRODUKTIVITAS FREE TRADE PERSAINGAN SPESIALISASI (KEUNTUNGAN ABSOLUT) EFISIENSI GDP + PERDAGANGAN L.NEGERI NAIK KEMAKMURAN NAIK II. TEORI KLASIK A. KEUNTUNGAN ABSOLUT DARI ADAM SMITH SETIAP NEGARA AKAN MEMPEROLEH MANFAAT PERDAGANGAN INTERNASIONAL (GAIN FROM TRADE) KARENA MELAKUKAN SPESIALISASI PRODUKSI DAN MENGEKSPOR BARANG JIKA NEGARA TERSEBUT MEMILIKI KEUNGGULAN MUTLAK, SERTA MENGIMPOR BARANG JIKA NEGARA TERSEBUT MEMILIKI KETIDAK UNGGULAN MUTLAK. TEORI KEUNGGULAN ABSOLUTE DIDASARKAN KEPADA BEBERAPA ASUMSI, YAITU : 1.FAKTOR PRODUKSI YANG DIGUNAKAN HANYA TENAGA KERJA 2.PERTUKARAN DILAKUKAN SECARA BARTER 3.BIAYA TRANSPOR DIABAIKAN 4.KUALITAS BARANG YANG DI PRODUKSI KEDUA NEGARA SAMA MISALNYA, DALAM SUATU WILAYAH ORANG DI TIMUR DAN DI BARAT MASING-MASING BEKERJA 20 HARI PER BULAN, DENGAN CATATAN : 10 HARI DIPAKAI UNTUK MENCARI IKAN DAN 10 HARI YANG LAIN DIPAKAI UNTUK MENCARI BUAH. HASIL YANG DIPEROLEH ADALAH SEBAGAI BERIKUT : DAERAH HASIL IKAN HASIL BUAH DI TIMUR 50 10 DI BARAT 10 50 DARI TABEL DIATAS, 10 HARI KERJA MENGHASILKAN 50 IKAN DI TIMUR, SEDANG DI BARAT HANYA DIHASILKAN 10 UNIT IKAN (1/5 DARI TIMUR), ATAU TIMUR HANYA MEMBUTUHKAN TENAGA KERJA 20% UNTUK MENGHASILKAN 10 UNIT IKAN. 10 HARI KERJA MENGHASILKAN 10 BUAH DI TIMUR, SEDANG DI BARAT MENGHASILKAN 50 (5 KALI DARI TIMUR) UNIT BUAH. ATAU BARAT HANYA MEMBUTUHKAN TENAGA KERJA 20% UNTUK MENGHASILKAN 10 BUAH. KEADAAN DEMIKIAN DAPAT DIKATAKAN BAHWA DI TIMUR MEMILIKI KEUNGGULAN ABSOLUTE PADA HASIL IKAN, DAN DI BARAT MEMILIKI KEUNGGULAN ABSOLUTE PADA BUAH. LEWAT PERDAGANGAN BERARTI TERJADI INTEGRASI EKONOMI. ADANYA INTEGRASI EKONOMI MENAIKKAN PRODUK TOTAL DAN KEMAKMURAN DAPAT DITINGKATKAN. MISALKAN, APABILA ORANG DI TIMUR DAN DI BARAT MENGADAKAN SPESIALISASI MAKA PRODUK TOTAL SETIAP BULAN ADALAH 200 UNIT, YAITU ORANG DI TIMUR MENGHASILKAN 100 UNIT IKAN, DAN ORANG DI BARAT MENGHASILKAN 100 UNIT BUAH. TABEL SPESIALISASI TENAGA KERJA DAN JUMLAH BARANG DAERAH HASIL IKAN HASIL BUAH DI TIMUR 100 0 DI BARAT 0 100 TOTAL 100 100 APABILA TIDAK MENGADAKAN SPESIALISASI MAKA PRODUK TOTAL SETIAP BULANNYA HANYA 120 UNIT, YAITU ORANG DI TIMUR MENGHASILKAN 50 UNIT IKAN DAN 10 UNIT BUAH, SEDANG ORANG DI BARAT MENGHASILKAN 10 UNIT IKAN DAN 50 UNIT BUAH. PERISTIWA INI DAPAT DIJELASKAN MELALUI DIAGRAM KEMUNGKINAN PRODUKSI SEBAGAI BERIKUT : IKAN 120 INTEGRASI EKONOMI (200 UNIT) 100 60 0 TIDAK INTEGRASI EKONOMI (120 UNIT) KURVA KEMUNGKINAN PRODUKSI 60 100 120 BUAH GAMBAR KURVA KEMUNGKINAN PRODUKSI ADANYA INTEGRASI EKONOMI DAN TIDAK ADA INTEGRASI EKONOMI • Latihan –tentukan keunggulan absolut dalam menghasilkan dua komoditi, jelaskan? Keunggulan absolut Tabel 1. Produktivitas tenaga kerja Makanan (unit/ TK) Pakaian (unit/ TK) Utara 10 5 Selatan 20 40 1 unit TK di Utara dapat menghasilkan 10 makanan, sedangkan di Selatan 20. Artinya, Selatan hanya membutuhkan 50% tenaga kerja (atau biaya secara umum) untuk menghasilkan 10 unit makanan atau TK di selatan bisa menghasilkan makanan 2x TK Utara. Karena Selatan dapat memproduksi makanan dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan Utara, maka Selatan mempunyai keunggulan absolut dalam memproduksi makanan. 1 unit TK di Utara dapat menghasilkan 5 pakaian, sedangkan di Selatan 40. Artinya, Selatan hanya membutuhkan 1/8 (12.5%) Tenaga kerja (atau biaya secara umum) Untuk menghasilkan 5 unit pakaian. Selatan dapat memproduksi pakaian dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan Utara, sehingga dapat dikatakan bahwa Selatan juga mempunyai keunggulan absolut dalam memproduksi pakaian. Bahkan keunggulan absolut Selatan dalam memproduksi pakaian lebih tinggi dibandingkan dengan keuntungan absolutnya dalam memproduksi makanan. KELEMAHAN TEORI ADAM SMITH PERDAGANGAN INTERNASIONAL AKAN TERJADI DAN MENGUNTUNGKAN KEDUA NEGARA BILA MEMILIKI KEUNGGULAN ABSOLUTE YANG BERBEDA. BILA HANYA SATU NEGARA YANG MEMILIKI KEUNGGULAN ABSOLUTE UNTUK KEDUA JENIS PRODUK, MAKA TIDAK AKAN TERJADI PERDAGANGAN INTERNASIONAL YANG MENGUNTUNGKAN. HAL INI MERUPAKAN KELEMAHAN TEORI KEUNGGULAN ABSOLUTE ADAM SMITH. NAMUN, KELEMAHAN TEORI INI DISEMPURNAKAN OLEH DAVID RICARDO DENGAN TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF (COMPARATIVE ADVANTAGE). B. COMPARATIVE ADVANTAGE DARI DAVID RICARDO 1. COST COMPARATIVE ADVANTAGE (LABOR EFFICIENCY) 2. PRODUCTION COMPARATIVE ADVANTAGE (LABOR PRODUCTIVITY) TEORI DAVID RICARDO DIDASARKAN PADA NILAI TENAGA KERJA YANG MENYATAKAN BAHWA NILAI ATAU HARGA SUATU PRODUK DITENTUKAN OLEH JUMLAH WAKTU ATAU JAM KERJA YANG DIPERLUKAN UNTUK MEMPRODUKSINYA. MENURUT TEORI COST COMPARATIVE ADVANTAGE SUATU NEGARA AKAN MEMPEROLEH MANFAAT DARI PERDAGANGAN INTERNASIONAL JIKA MELAKUKAN SPESIALISASI PRODUKSI DAN MENGEKSPOR BARANG DIMANA NEGARA TERSEBUT DAPAT BERPRODUKSI RELATIF LEBIH EFISIEN SERTA MENGIMPOR BARANG DIMANA NEGARA TERSEBUT BERPRODUKSI RELATIF KURANG EFISIEN. DATA CONTOH COST COMPARATIVE NEGARA PRODUKSI 1 KG GULA 1 M KAIN INDONESIA 3 HARI KERJA 4 HARI KERJA CINA 6 HARI KERJA 5 HARI KERJA JIKA DITINJAU DARI KEUNGGULAN MUTLAK ADAM SMITH MAKA INDONESIA UNGGUL MUTLAK KARENA LABOR COSTNYA LEBIH EFISIEN DIBANDINGKAN DENGAN CINA, BAIK DALAM PRODUKSI 1 KG GULA MAUPUN 1 METER KAIN. DENGAN DEMIKIAN TENTU TIDAK AKAN TERJADI PERDAGANGAN ANTARA KEDUA NEGARA JIKA DIDASARKAN PADA TEORI ADAM SMITH. AKAN TETAPI, BERDASARKAN TEORI D. RICARDO, WALAUPUN INDONESIA MEMILIKI KEUNGGULAN ABSOLUTE DIBANDINGKAN DENGAN CINA UNTUK KEDUA PRODUK DI ATAS, MAKA TETAP DAPAT TERJADI PERDAGANGAN INTERNASIONAL YANG MENGUNTUNGKAN KE DUA NEGARA MELALUI SPESIALISASI JIKA NEGARA TERSEBUT MEMILIKI COST COMPARATIVE ADVANTAGE. DATA PERHITUNGAN COST COMPARATIVE (LABOR EFFICIENY) PERBANDINGAN COST 1 KG GULA 1 M KAIN INDONESIA/CINA 3/6 HK 4/5 HK CINA/INDONESIA 6/3 HK 5/4 HK HK = HARI KERJA PERBANDINGAN COST COMPARATIVE ADVANTAGE, BAHWA TENAGA KERJA INDONESIA LEBIH EFISIEN DIBANDINGKAN TENAGA KERJA CINA DALAM PRODUKSI 1 KG GULA (3/6 HK) DARI PADA PRODUKSI 1 METER KAIN (4/5 HK). HAL INI AKAN MENDORONG INDONESIA MELAKUKAN SPESIALISASI PRODUKSI DAN EKSPOR GULA. SEBALIKNYA, TENAGA KERJA CINA LEBIH EFISIEN DIBANDINGKAN TENAGA KERJA INDONESIA DALAM PRODUKSI 1 METER KAIN (5/4 HK) DARI PADA PRODUKSI 1 KG GULA (6/3 HK). HAL INI MENDORONG CINA MELAKUKAN SPESIALISASI PRODUKSI DAN EKSPOR KAIN. SELANJUTNYA, DISUSUN PERBANDINGAN KEMAMPUAN PRODUKSI SETIAP TENAGA KERJA PER HK PADA MASING-MASING NEGARA. PERBANDINGAN PRODUKSI/HK NEGARA INDONESIA CINA GULA 1/3 KG 1/6 KG KAIN 1/4 M 1/5 M DASAR TUKAR DALAM NEGERI (DTDN) 4 KG = 3 M 1 KG = 3/4 M 4/3 KG = 1 M 5 KG = 6 M 1 KG = 6/5 M 5/6 KG = 1 M 1. BILA INDONESIA MELAKUKAN SPESIALISASI PRODUKSI DAN EKSPOR 1 KG GULA KE CINA, MAKA AKAN MEMPEROLEH 5/6 M KAIN, SEDANGKAN BERDASARKAN DTDN HANYA MEMPEROLEH 3/4 M KAIN. JADI DENGAN SPESIALISASI PRODUKSI DAN EKSPOR GULA INDONESIA AKAN MEMPEROLEH KEUNTUNGAN SEBESAR (6/5 M – 3/4 M = 9/20 M). 2. BILA CINA MELAKUKAN SPESIALISASI PRODUKSI DAN MENGEKSPOR 1 M KAIN KE INDONESIA, MAKA AKAN DIPEROLEH 4/3 KG GULA, SEDANGKAN BERDASARKAN DTDN HANYA MEMPEROLEH 6/5 KG GULA. JIKA DENGAN SPESIALISASI PRODUKSI DAN EKSPOR KAIN, CINA AKAN MEMPEROLEH KEUNTUNGAN SEBESAR (4/3 KG – 5/6 KG = 1/2 KG. 3. KEUNTUNGAN YANG DIPEROLEH MASING-MASING NEGARA DARI PERDAGANGAN INTERNASIONAL INI MERUPAKAN GAIN FROM TRADE KARENA ADANYA PERBEDAAN COST COMPARATIVE ADVANTAGE. ADANYA SPESIALISASI PADA MASING-MASING NEGARA BERDASARKAN COST COMPARATIVE ADVANTAGE MAKA AKAN TERJADI PENGHEMATAN HARI KERJA SEBAGAI BERIKUT : GULA KAIN 2 KG 2 KG 2 M 2 M HARI KERJA TS DS TS DS INDONESIA 3 HK 6 HK 4 HK 0 HK CINA 6 HK 0 5 HK 10 HK 9 HK 6 HK 9 HK 10 HK TS = TANPA SPESIALISASI DS = DENGAN SPESIALISASI DENGAN SPESIALISASI AKAN DAPAT DIPRODUKSI 2 KG GULA DAN 2 M SUTRA DENGAN HARI KERJA YANG LEBIH SINGKAT, YAITU 16 HARI KERJA. TANPA ADANYA SPESIALISASI AKAN DAPAT DIPRODUKSI 2 KG GULA DAN 2 M SUTRA DENGAN HARI KERJA YANG LEBIH TINGGI, YAITU 18 HARI KERJA. Opportunity Cost • Kelangkaan SD tidak cukup untuk memenuhi semua keinginan • Scarcity necessitates tradeoffs menambah produksi suatu komoditas berarti mengurangi produksi yang lain 2. PRODUCTION COMPARATIVE ADVANTAGE (LABOR PRODUCTIVITY) Tabel Produktivitas TK Makanan (unit/ TK) Pakaian (unit/ TK) Utara 10 5 Selatan 20 40 Di Utara: untuk menghasilkan 10 makanan, maka perlu dikorbankan 5 pakaian, atau untuk menghasilkan 1 makanan perlu dikorbankan ½ pakaian. Sedangkan di Selatan: untuk menghasilkan 20 makanan, perlu dikorbankan 40 pakaian, atau untuk menghasilkan 1 makanan perlu dikorbankan 2 pakaian. Artinya, Selatan membutuhkan biaya 4 x lebih tinggi dibandingkan dengan Utara. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Utara mempunyai keunggulan komparatif untuk menghasilkan makanan. Contoh kasus keunggulan absolut dan comparativ advantage Kasus 1 Tabel 1. TK yg dibutuhkn utuk menghasilkan 1 ton kakao &1 ton beras Kakao (TK/ton) Beras (TK/ton) Ghana 10 20 Korea Selatan 40 10 Misalkan Ghana dan Korsel sama-sama dapat memproduksi kakao dan beras tetapi dengan produktivitas TK yang berbeda. Masing-masing mempunyai total TK sebanyak 200 unit. Kasus 1 Tabel 2. Produksi dan konsumsi tanpa perdagangan Kakao (ton) Beras (ton) Ghana 10 5 Korea Selatan 2.5 10 12.5 15 Ghana dan Korsel sama-sama membutuhkan kakao dan beras. Jika masing-masing mengalokasi 100 TK nya untuk kakao dan beras, maka produksi yang dapat dicapai oleh masing-masing negara adalah sejumlah Tabel 2. Tanpa perdagangan, jumlah yang tersedia untuk dikonsumsi tiap negara adalah sebanyak jumlah yang diproduksinya. Model adam smith Bagaimana jika keunggulan absolut digunakan sebagai dasar untuk spesialisasi? Kasus 1 Tabel 3. Produksi dengan spesialisasi Ghana Korea Selatan Kakao (ton) Beras (ton) 20 0 0 20 20 20 Ghana mempunyai keunggulan absolut di kakao, sedangkan Korsel di beras. Maka seluruh TK Ghana digunakan untuk memproduksi kakao, sedangkan Korsel untuk beras. Hasil yang dapat dicapai terlihat pada Tabel 3 Tabel 2. Produksi tanpa perdagangan Kakao (ton) Beras (ton) Ghana 10 5 Korea Selatan 2.5 10 12.5 15 Tabel 3. Produksi dengan spesialisasi dan perdagangan Ghana Korea Selatan Kakao (ton) Beras (ton) 20 0 0 20 20 20 Tabel 2. Konsumsi tanpa perdagangan Kakao (ton) Beras (ton) Ghana 10 5 Korea Selatan 2.5 10 12.5 15 Tabel 4. Konsumsi dengan spesialisasi dan perdagangan Ghana Korea Selatan Kakao (ton) Beras (ton) 14 6 6 14 20 20 Jika dengan perdagangan, Ghana menukar 6 ton kakao dengan 6 ton beras, maka konsumsi masing-masing negara akan menjadi Tabel 4 Model ricardo Bagaimana jika keunggulan komparatif digunakan sebagai dasar untuk spesialisasi? Kakao (TK/ton) Beras (TK/ton) Ghana 10 20 Korea Selatan 40 10 • Ghana: – Untuk menghasilkan 1 ton kakao → 10 TK – Untuk menghasilkan 1 ton beras → 20 TK – Untuk menambah 1 ton kakao → menambah 10 TK ≈ mengorbankan 0.5 ton beras – Untuk menambah 1 ton beras menambah 20 TK ≈ mengorbankan 2 ton kakao • Korsel: – Untuk menghasilkan 1 ton kakao → 40 TK – Untuk menghasilkan 1 ton beras → 10 TK – Untuk menambah 1 ton kakao → menambah 40 TK ≈ mengorbankan 4 ton beras – Untuk menambah 1 ton beras → menambah 10 TK ≈ mengorbankan 0.25 ton kakao → Ghana mempunyai keunggulan komparatif dalam memproduksi kakao dan Korsel memproduksi beras Produksi dan konsumsi setelah spesialisasi = menggunakan pendekatan keunggulan absolut Apakah perdagangan internasional hanya menguntungkan negara yang mempunyai keunggulan absolut? Kasus 2 Tabel 1. TK yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 ton kakao dan 1 ton beras Kakao (TK/ton) Beras (TK/ton) Ghana 10 13.33 Korea Selatan 40 20 Misalkan Ghana mempunyai keunggulan absolut untuk menghasilkan kakao maupun beras. Menurut Adam Smith, tidak akan terjadi perdagangan Kasus 2 Tabel 2. Produksi dan konsumsi tanpa perdagangan Kakao (ton) Beras (ton) Ghana 10 7.5 Korea Selatan 2.5 5 12.5 12.5 Ghana dan Korsel sama-sama membutuhkan kakao dan beras. Jika masing-masing mengalokasi 100 TK nya untuk kakao dan beras, maka produksi yang dapat dicapai oleh masing-masing negara adalah sejumlah Tabel 2. Tanpa perdagangan, jumlah yang tersedia untuk dikonsumsi tiap negara adalah sebanyak jumlah yang diproduksinya. Bagaimana jika keunggulan komparatif digunakan sebagai dasar untuk spesialisasi? • Lakukan perhitungan seperti pada kasus 1 untuk menentukan keunggulan komparatif Kasus 2 Tabel 3. Produksi dengan spesialisasi Kakao (ton) Beras (ton) 15 3.75 0 10 15 13.75 Ghana Korea Selatan Ghana mempunyai keunggulan komparatif di kakao, sedangkan Korsel di beras. Maka sebagian besar TK Ghana, misal 150TK, digunakan untuk memproduksi kakao, sedangkan seluruh TK Korsel untuk beras. Hasil yang dapat dicapai terlihat pada Tabel 3 Tabel 2. Produksi tanpa perdagangan Kakao (ton) Beras (ton) Ghana 10 7.5 Korea Selatan 2.5 5 12.5 12.5 Tabel 3. Produksi dengan spesialisasi dan perdagangan Ghana Korea Selatan Kakao (ton) Beras (ton) 15 3.75 0 10 15 13.75 Tabel 2. Konsumsi tanpa perdagangan Kakao (ton) Beras (ton) Ghana 10 7.5 Korea Selatan 2.5 5 12.5 12.5 Tabel 3. Konsumsi dengan spesialisasi dan perdagangan Ghana Korea Selatan Kakao (ton) Beras (ton) 11 7.75 4 6 15 13.75 Jika dengan perdagangan, Ghana menukar 4 ton kakao dengan 4 ton beras, maka konsumsi masing-masing negara akan menjadi Tabel 3 Keuntungan perdagangan internasional 1. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi/ comparative advantage 2. Memperluas pasar dan menambah keuntungan/ economies of scale (Biaya rata-rata lebih kecil): Biaya tetap Biaya input yang tidak dapat dibagi Potongan harga Dapat menggunakan mesin sehingga lebih ekonomis Dapat mendukung pelaksanaan litbang kkp ghana dengan diminishing returns Cocoa G G’ 0 Rice Increasing opportunity costs 8 7 x 6 1 y cocoa 5 1 2 4 z 3 1 2 1 0 0 1 2 3 rice 4 5 6 7 8 Dampak perdagangan terhadap kkp KKP2 Cocoa KKP1 G’ Figure 4.4 0 Rice