MODUL PERKULIAHAN ANTROPOLOGI Hubungan antara Antropologi dan Antropologi Psikologi Fakultas Program Studi PSIKOLOGI PSIKOLOGI 2012 1 Tatap Muka 02 Kode MK Disusun Oleh MK61005 DR. DADAN ANUGRAH, M.Si. Abstract Kompetensi Para ahli antropologi tertarik untuk mempelajari kapan, dimana, dan bagaimana manusia pada mulanya muncul di bumi, selaian itu mereka juga mempelajari beraneka ragam ciri-ciri fisik manusia. Para ahli antropolgi (antropolog) juga tertarik untuk mempelajari bagaimana dan mengapa suatu masyarakat memilki pemikiran dan kebiasaan pada masa lampau dan masa kini. Setelah mempeljari modul ini, mahasuiswa diharaokan dapat mengerti dan memahami tentang: 1. Batasan antropologi psikologi 2. Perkembangan antropologi psikologi 3. Sejarah perkembangan antropologi psikokogi di Indonesia. Antropologi Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id MODUL 2 HUBUNGAN ANTARA ANTROPOLOGI DAN ANTROPOLOGI PSIKOLOGI A. Pendahuluan Dalam pengertian studi yang mempelajari manusia, antropologi menurut Embaer (1985:2) dapat bersifat akurat atau tidak akurat. Para ahli antropologi tertarik untuk mempelajari kapan, dimana, dan bagaimana manusia pada mulanya muncul di bumi, selaian itu mereka juga mempelajari beraneka ragam ciri-ciri fisik manusia. Para ahli antropolgi (antropolog) juga tertarik untuk mempelajari bagaimana dan mengapa suatu masyarakat memilki pemikiran dan kebiasaan pada masa lampau dan masa kini. Secara akademis, Antropologi berusaha mencapai sebuah pemahaman tentang manusia secara fisik, manusia dalam masyarakatnya, dan manusia dengan kebudayaannya. Secara praktis, Antropologi berusaha membangun suatu pandangan bahwa perbedaan manusia dan kebudayaannya merupakan suatu hal yang harus dapat diterima, bukan sebagai sumber konflik tetapi sebagai sumber pemahaman baru, agar secara terus-menerus manusia dapat merefleksikan dirinya. Secara praktis, kajian ilmu Antropologi dapat digunakan untuk membangun masyarakat dan kebudayaannya tanpa harus membuat masyarakat dan kebudayaan itu, kehilangan identitas atau tersingkir dari peradaban. Sedangkan menurut Koentjaraningrat, Antropologi mempunyai dua tujuan, yaitu (1) tujuan akademis dan (2) tujuan praktis. Tujuan akademisnya adalah untuk mencapai pengertian tentang makhluk manusia pada umumnya dengan memperlajari berbagai bentuk fisiknya, masyarakatnya, maupun kebudayaannya. Karena dalam kenyataan antropologi umumnya mempelajari masyarakat suku bangsa, maka tujuan praktisnya adalah mempelajari manusia 2012 2 Antropologi Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dalam beragam masyarakat suku bangsa guna membangun masyarakat suku bangsa tersebut. Namun pada episode berikutnya antropologi bersentuhan dengan beberapa disiplin ilmu, dan salah satunya meklahirkan kajian Antropologi Psikologi. Antropologi psikologis adalah cabang dari antropologi yang bersifat interdisipliner dan mengkaji interaksi kebudayaan dan proses mental. Cabang ini terutama memperhatikan cara perkembangan manusia dan enkulturasi dalam kelompok budaya tertentu-dengan sejarah, bahasa, praktik, dan kategori konseptualnya sendiri-membentuk proses perolehan kognisi, emosi, persepsi, motivasi, dan kesehatan mental. Juga memeriksa tentang bagaimana pemahaman kognisi, emosi, motivasi, dan proses psikologis sejenis membentuk model proses budaya dan sosial. Setiap aliran dalam antropologi psikologis memiliki pendekatannya sendiri-sendiri1. Tulisan ini akan mengupas tiga tiga aspek penting yang terkait dengan antropologi psikologi, yaitu (1) batasan antropologi psikologi, (2) perkembangan antropologi psikologi, dan (3) antropologi psikologi di Indonesia. B. Pengertian Antropologi Psikologi Antropologi Psikologi (Phychological Antropology) adalah bagian dari ilmu Antropologi yang berkembang pesat, sehingga sudah menjadi suatu bidang ilmu tersendiri. Nama Antropologi Psikologi ini dianjurkan oleh seorang antropolog Amerika Serikat yaitu Francis L.K. Hsu, sebelumnya biasa dikenal dengan nama Kebudayaan dan Kepribadian (Culture and Personality) atau disebut juga Psikologi Suku Bangsa (Ethno Psychology). Ember dan Ember (1985 ; 388) Antropologi Psikologi adalah studi yang dilakukan oleh para ahli Antropologi yang tertarik pada perbedaan psikologis di antara dan di dalam suatu masyarakat dan persamaan psikologis pada rentang yang luas pada masyarakat manusia. Sementara itu kita juga mengenal istilah 1 Lihat https://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi_psikologis 2012 3 Antropologi Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Psikologi Lintas Budaya (Cross-Cultural Psychology) yaitu studi yang dilakukan para ahli psikologi terhadap dua atau lebih masyarakat. Menurut Koentjaraningrat (1990 ; 45-46) ilmu antropologi psikologi muncul karena ada beberapa sarjana antropologi yang selama penelitiannya di lapangan menemukan bahwa beberapa manusia dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan non-Eropa-Amerika yang mereka amati ternyata bertentangan dengan apa yang pernah mereka pelajari dari ilmu psiokologi. Psikologi memang berkembang berdasarkan kehidupan masyarakat dan kebudayaan Eropa Barat dan Amerika, sehingga terkadang terdapat konsep-konsep dan atau teori-teori psikologi yang tidak dapat diterapkan secara universal di luar masyarakat Eropa Barat dan Amerika. Seperti pada masyarakat dan kebudayaan di Asia, Afrika dan kawasan Pasifik. Milton Singer (dalam Danandjaja, 1988; 5) berpendapat bahwa terdapat tiga kelompok permasalahan besar dalam penelitian antropologi psikologi yaitu : 1. Kelompok hubungan kebudayaan dengan sifat pembawaan manusia (human nature) 2. Kelompok hubungan kebudayaan dengan kepribadian khas kolektif tertentu (typical personality) 3. Kelompok hubungan kebudayaan dengan kepribadian abnormal. Dari ketiga kelompok permasalahan besar itu timbul beberapa pokok permasalahan penelitian seperti : “hubungan antara perubahan kebudayan dengan perubahan kepribadian” dan “hubungan antara perubahan kebudayaan dengan kepribadian abnormal”2. Antropologi Psikologi (Psycological Anthropology) adalah subdisiplin ilmu antropologi. Ilmu antropologi psikologi adalah ilmu yang menjembatani kebudayaan dan kepribadian, yang menjadi fokus dari dua ilmu yang berbeda (antropologi dan psikologi), yang sebenarnya sangat erat hubungannya3. 2 3 Lihat https://arifsuryawan76.wordpress.com/2013/06/12/antropologi-psikologi/ Lihat http://www.onpsikologi.com/2015/08/pengertian-konsep-dan-teori-antropologi.html 2012 4 Antropologi Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id C. Perkembangan Antropologi Psikologi Antropologi adalah suatu ilmu sosial yang pemaparannya mengenai sejarah pembentukan antropologi tetap penting dibicarakan. Kebanyakan antropolog sependapat bahwa antropologi muncul sebagai suatu cabang keilmuan yang jelas batasannya pada sekitar pertengahan abad kesembilan belas, tatkala perhatian orang pada evolusi manusia berkembang. Setiap antropolog dan ahli sejarah memiliki alas an sendiri-sendiri untuk menetukan kapan antropologi dimulai. Dari sudut pandang "sejarah gagasan", tulisan-tulisan filsuf, dan peziarah Yunani, sejarawan Arab kuno, peziarah Eropa kuno, maupun masa renaisans, dan filsuf, ahli hukum, ilmuwan berbagai bidang dari Eropa, semuanya bisa dianggap pendorong bagi dibangunnya tradisi antropologi. Sebagai contoh, Alan Bernand (2000) berpendapat bahwa kelahiran antropologi adalah ketika konsep "kontrak sosial" lahir, dan persepsi mengenai hakikat manusia, masyarakat dan keanekaragaman kebudayaan tumbuh dari konsep "kontrak sosial" tersebut. Gagasan ini dalam beberapa hal adalah pelopor dalam teori evolusi. Perdebatan pada abad ke 18 mengenai asal usul bahasa dan mengenai hubungan antara manusia dengan apa yang kita sebut primate yang lebih tinggi juga relevan, seperti halnya perdeatan pada abad ke 19 antara poligenis (keyakinan bahwa setiap 'ras' mempunyai asal usul terpisah) dan monogenis (keyakinan bahwa manusia memiliki asal usul keturunan yang sama, dari adam atau dari makhluk yang disebut dengan kera). Gagasan demikian itu tidak hanya penting sebagai fakta sejarah, tetapi juga karena gagasan itu membentuk persepsi antropologi modern mengenai dirinya sendiri. 2012 5 Antropologi Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Antropologi di Eropa pada abad ke 18 ditandai oleh tiga pertanyaan penting yang diajukan untuk pertama kali dalam bentuk modern selama masa pencerahan di Eropa. Pertanyaan itu adalah: a. Siapa yang mendefenisikan manusia dalam bentuk abstrak? b. Apa yang membedakan manusia dari binatang? c. Dan apa kondisi alamiah dari manusia itu? Dari pertanyaan itu maka munculah ilmuwan dan tokoh-tokoh dalam pengembangan kehidupan manusia, sehingga disebut dengan ilmu antropologi yang kita kenal sampai sekarang. Antropologi pada abad ke 19 dan abad ke 20, berkembang dalam arah yang lebih sistematik dan menggunakan peralatan metedologi ilmiah. Persoalan paradigma menjadi semakin penting karena masih mempertanyakan pertanyaan–pertanyaan diatas. Dan samapi saat sekarang ini para ilmuwan dan tokoh-tokoh masih mengembangkan pemikiran mereka dalam dunia ilmu antropologi ini. Ada dua anggapan yang harus dikoreksi sehubungan dengan sejarah perkembangan ilmu antropologi psikologi: a) menganggap ilmu Antropologi Psikologi adalah subdisiplin baru dari ilmu Antropologi Umum; b) menganggap ilmu Antropologi Psikologi adalah suatu ilmu yang diciptakan oleh sarjana Amerika Serikat saja. Koentjaraningrat menyatakan bahwa antropologi Psikologi muncul karena ada beberapa sarjana Antropologi yang selama penelitiannya di lapangan menemukan bahwa beberapa manusia dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan non-eropa-amerika yang diamati bertentangan dengaan apa yang dipelajari dalam ilmu psikologi. Banyak konsep dan teori psikologi yang tidak dapat diterapkan secara universal, terutama pada masyarakat pedalaman asia dan afrika. Oleh karena itu, karya ilmiah antropologi Psikologi haruslah: 2012 6 Antropologi Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1. Karya yang dihasilkan oleh ahli antropologi yang mempunyai pengetahuan mengenai konsep psikologi 2. Semua karya ilmiah tentang individu sebagai tempat atau wadah kebudayaan 3. Semua karya ilmiah yang mengakui kebudayaan sebagai variabel bebas maupun variabel terikat, yang berkaitan dengan kepribadian 4. Semua karya ilmiah ahli antropologi yang menggunakan konsep/tehnik test psikologi 5. Semua karya ilmiah yang memiliki ruang lingkup yang sama dengan cross cultural psychology mengenai kepribadian dan sistem budaya 6. Semua konsep kepribadian kebudayaan (personality culture) yang timbul sebagai interaksi dari psikologi dan antropologi Yang paling penting bagi perkembangan ilmu Antropologi psikologi adalah Spengler, karena ia adalah teoritikus pertama yang telah mengajukan untuk pertama kali berpendapat tentang peminjaman unsur-unsur kebudayaan secara selektif, yakni suatu bangsa jika meminjam unsur kebudayaan lain akan memilih yang sesuai dengan kebudayaannya sendiri. Jika kurang sesuai, unsur kebudayaan asing tersebut akan dirombak sesuai dengan kebudayaan pribuminya. Para tokoh antropologi dalam fase pertama dari perkembangannya sudah tentu belum ada, Karena pada waktu itu belum ada ilmu antropologi. Namun ada penjelasan tentang manusia dan kebudayaan suku-suku bangsa yang tinggal diluar benua Eropa. Para pengarang etnografi kuno ada dari berbagai golongan antara lain: 1. Golongan musafir adalah A. Bastian, Seorang dokter kapal berbangsa jerman yang telah keliling ke berbagai benua 2012 7 pada permulaan Antropologi Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si abad ke-19. diantara Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id catatan-catatan perjalanannya mengenai berbagai daerah tertentu di Afrika Barat, India. Cina, Australia, Kepulauan Osenia, Meksiko, dan Amerika latin. Ia pernah menulis tiga jilid etnografi mengenai kebudayaan suku-suku bangsa di Indonesia. 2. Golongan penyiar agama Nasrani sangat banyak jumlahnya, cukup disebut seorang saja sebagai contoh, ialah J.F. Lafitau, Seorang pendeta agama Katolik bangsa perancis yang pernah berkerja di daerah sungai St. Lawrance (Amerika Utara dan Kanada Timur), sebagai penyiar agama dan menulis sebuah etnografi yang klasik (1724) tentang kebudayaan suku-suku bangsa India yang hidup didaerah sungai tersebut. 3. Golongan Eksplorasi adalah N.N. Miklukho-Maklai, Seorang bangsa Rusia yang banyak mengenbara di daerah Oseania di Lautan Teduh, dan yang pernah mengunjungi Papua Nugini dan Irian Jaya. 4. Golongan pemerintah-pemerintah jajahan adalah T.S. Raffles Ia pernah menjabat sebagai Letnan Gubernur Jendral di Indonesia antara tahun 1811 dan 1815. 5. Tokoh dari sarjana antropologi pada abad ke-19 adalah L.H Morgan Seorang serjana hokum bangsa Amerika yang berkerja sebagai pengacara. 6. P.W. Schmidt, seorang serjana antropologi berbangsa Austria. 2012 8 Antropologi Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 7. Tokoh sarjana antropologi dalam fase perkembangannya yang ketiga adalah B. Malinowski, yang telah menulis banyak buku antropologi. 8. Tokoh sarjana antropologi dalam fase perkembangannya yang keempat adalah F. Boas yang mula-mula adalah ahli geografi bangsa jerman, kemudian menjadi warga Negara Amerika, yang dianggap sebagai tokoh pendekar antropologi pada masa kejayaannya. 9. Ruth Benedict, Margaret Mead dan R. Linton adalah tokoh antropologi wanita yang lebih mengarah tentang antropologi psikologi. 10. A.R Radcliffe-Brown adalh tokoh antropologi yang mengembangkan teori-teori antropologi sinkronik yang kemudian menjadi sub ilmu antropologi social. 11. R. frith adalah tokoh yang menggunakan metode-metode antropologi dalam hal analisis, yang bisa disebut antropologi terapan. Banyak sekali tokoh-tokoh yang berperan penting dalam dunia perkembangan ilmu antropologi, karena antropologi tidak hanya berkembang di Negara-negara Eropa saja, akan tetapi ilmu ini berkembang ke Negara-negara Asia, Afrika, Amerika dan lain sebagainya. Sehingga dengan berkembangnya ilmu ini di Negara-negara tersebut banyak tokoh-tokoh yang ikut campur dengan pemikiran-pemikiran mereka sehingga ilmu antropologi semakin lama semakin luas kajiannya4. D. Perkembangan Antropologi Psikologi Di Indonesia 4 Lihat http://www.psychologymania.net/2010/04/sejarah-perkembangan-antropologi.html 2012 9 Antropologi Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Penelitian antropologi psikologi di Indonesia sedikitnya dibagi menjadi dua masa, yaitu: 1) sebelum perang dunia kedua, dan 2) setelah perang dunia kedua. 1. Masa Sebelum Perang Dunia Kedua Penelitian antropologi psikologi di Indonesia, telah dimulai jauh sebelum orang di AS dan Inggris (antara 1920-1935) memulainya. Hal ini terbukti dari penelitian yang dilakukan seorang ahli antropologi Belanda bernama A.W. Niewenhuis terhadap sifat pembawaan manusia daro beberapa suku bangsa di Indonesia. Akan tetapi penelitian antropologi psikologi di Indonesia secara intensif bukanlah dilakukan oleh orang Belanda tersebut, melainkan oleh orang Amerika yang sekaligus merintis antropologi psikologi di negara mereka bahkan juga di dunia. Mereka itu adalah Cora Dubois dan Margaret Mead yang dibantu dengan Gregory Bateson. Tujuan penelitian Margaret Mead dan Gregory Bateson adalah untuk mengetahui kepribadian khas orang Bali, dengan jalan mempelajari cara pengasuhan anak di desa Bayung Gede. 2. Masa Setelah Perang Dunia Kedua Setelah usai perang dunia kedua, topik akulturasi dan kontak sosial telah mendapat perhatian besar dari para ahli antropologi, terutama agi mereka yang mengadakan penelitian di daerah Pasifik dan Indonesia. Hampir semua kepustakaan di mengenai akulturasi di Indonesia berkesimpulan, fenomena akulturasi di Indonesia adalah juga krisis sosial. Ahli antripologi Belanda, J. Van Baal, misalnya menganggap krisis sosial karena usaha pihak Indonesia untuk menyesuaikan diri mereka dengan zaman baru. Utnuk mencapai itu orang-orang Indonesia harus mengubah dasar pandangan hidup serta dasar cara berfikir kunonya ke yang bersifat modern. Bagi J. Van Baal, proses akulturasi bukan hanya merupakan suatu proses masuknya unsur kebudayaan asing ke dalam kebudayaan pribumi semata-mata, melainkan juga merupakan suatu proses tambahan dan penyesuaian diri kembali dari cara hidup pribumi ke cara hidup modern. 2012 10 Antropologi Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Penelitian antropologi psikologi yang dilakukan ahli antropologi berkebangsaan Indonesia sendiri masih sedikit sekali, namun hasilnya cukup menarik. Dua orang ahli antropologi lulusan Universitas Indonesia misalnya, dalam rangka penulisan skripsi mereka telah mengadakan penelitian di bidang antropologi psikologi5. Penelitian antropologi psikologi di Indonesia dimulai pada tahun 1913, olehA.W Niewenhuis, seorang antropolog Belanda. Ia meneliti sifat pembawaan manusia (human nature) dari beberapa suku bangsa di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode product analysis dan thematic analysis. Selain itu terdapat pula penelitian I.Qterhadap beberapa suku bangsa di Indonesia (Danandjaja, 1994:18). Penelitian Engelhard tahun 1923, menggunakan test proyeksi, berupa gambar-gambar, di antara orang Jawa dari Surakarta, untuk mengetahui sifat dan tingkat kecerdasan suku bangsa tersebut. Hal yang sama juga dilakukan oleh Schilfgaarde, tahun 1925. Penelitian berikutnya dilakukan oleh A. Kits van Heiningen terhadapsejumlah murid dan guru sekolah rakyat serta beberapa orang tentara di kota Langsa(Aceh).Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menguji valid atau tidak instrument test-test psikologi yang dikembangkan di Eropa terhadap masyarakat bukan Eropa (Koentjaraningrat, 1958:180). Kruyt, melakukan penelitian etnografi pada masyarakat Toraja menyimpulkan bahwa terdapat kepribadian yang khas sebagai suku bangsa. Ia beranggapan bahwatiap suku bangsa akan menunjukkan variasi tabiat yang besar pada masing-masing individunya, namun beberapa norma kebudayaan yang dimiliki masyarakat tersebutakan menyebabkan beberapa unsur tabiat harus ditekan, sedangkan tabiat yang lain harus dipentingkan. Ia juga mengungkapkan bahwa hubungan antar diri yang dialami seorang anak kecil pada masa tumbuh-kembangnya memberikan pengaruh yang penting terhadap pembentukan kepribadian pada masa dewasanya. Hubungan antardiri dipengaruhi oleh susunan kekerabatan dan masyarakat, akibatnya tabiat paraindividu pada umumnya akan dipengaruhi oleh susunan kekerabatan dari masyarakat tersebut (Danandjaja, 1994:19). 5 Lihat http://www.onpsikologi.com/2015/08/pengertian-konsep-dan-teori-antropologi.html 2012 11 Antropologi Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pentingnya pengalaman masa kanak-kanak dalam pembentukan kepribadian orang dewasa sangat penting karena sejalan dengan konsep childhood determinism (Koentjaraningrat, 1958:111). Du Bois melakukan penelitian di Atimelang, Pulau Alor, menghasilkan konsep mengenai kepribadian rata-rata (modal personality) orang Alor. Ia menggunakan metode life story, dengan mengumpulkan riwayat hidup penduduk di sana serta mengetes beberapa penduduk laki-laki dan perempuan dengan menggunakan bermacam-macam testproyeksi seperti Rorschach test, Porteus MazeTest, Word Association Test, dan gambar kanak-kanak. Margaret Mead dan Gregory Bateson melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kepribadian khasorang Bali dengan cara mempelajari cara pengasuhan anak di desa Bayung Gede.Metode yang digunakan adalah metode antropologi visual (visual anthropologi), yakni pengamatan dengan menggunakan alat kamera (Bateson & Mead. 1942). Dua penelitian tentang hubungan kebudayaan dan kepribadian individu yangtidak “normal”. Penelitian yang dilakukan oleh P.M van Wulfften-Palthe tentang amok (mengamuk), yaitu suatu keadaan emosi yang bersifat sangat bergairah (manic) dan kecenderungan untuk membunuh orang yang dijumpai. Keadaan ini terjadisetelah orang mengalami depresi. Penyakit jiwa ini sering terdapat pada orang-orang Melayu. Penyakit jiwa ini umumnya menyerang orang-orang yang meninggalkan lingkungannya ke suatu lingkungan asing, dan mereka gagal menyesuaikan diridengan lingkungan baru tersebut. Penelitian kedua dilakukan oleh J.P Kleiweg deZwaan, yang melakukan penelitian pada penderita penyakit ayan (epilepsy) dalamkepercayaan rakyat Sumatra (Danandjaja, 1994:20).Pada perkembangan berikutnya, penelitian anthropology psikologi lebih focus pada dimensi akulturasi di Indonesia.Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena akulturasi pada orang Indonesia adalah merupakan krisis sosial. Dimana orang Indonesia harus menyesuaikan diri mereka dengan perubahan yang cepat, dengan merubah dasar pandangan hidup dan cara berfikir. Vaan Baal melihat proses akulturasi ini tidak hanya sekedar proses masuknya unsur kebudayaan asing ke dalam kebudayaan asli, tetapi juga suatu proses perubahan dan penyesuaian diri dari cara hidup pribumi 2012 12 Antropologi Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ke modern (Danandjaja, 1994:22). Hildred Geertz (1961) pada penelitiannya di Mojokuto berkesimpulan bahwa stabilitas dan kesinambungan keluarga dan masyarakat Jawa Tengah, diperkuat oleh nilai budaya masyarakatnya. Nilai budaya tidak hanya sebagai pedoman moral bagi perilaku kekerabatan Jawa, tetapi lebih utama lagi ia berlaku sebagaipusat terpenting bagi kehidupan mereka. Pada penelitian tentang latah, Geetzbe pendapat bahwa kebudayaan Jawa mendukung ketidakberesan kepribadian dalam situasi perubahan masyarakat. Kesimpulan ini didasari pada kenyataan bahwa para penderita latah umumnya dialami oleh perempuan tua di perkotaan, dimana mereka telah mengalami kontak dengan kebudayaan barat, selain itu penyakit ini timbul pada mereka yang mengalami salah penyesuaian diri (maladjustment). Sehingga dapat dikatakan kebudayaan Jawa memberikan ruang bagi penderita latah untuk diterima, latah dipandang sebagai simbol dan perbuatan simbolis; penderita latah dapat mengungkapkan dilema-dilema kejiwaannya ke luar6. ______________________________ Referensi: Ihromi, T.O., (ed)., 1981. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Gramedia. Koentjaraningrat, 2005. Pengantar Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Koentjaraningrat, 1992. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia https://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi_psikologis https://arifsuryawan76.wordpress.com/2013/06/12/antropologi-psikologi/ http://www.onpsikologi.com/2015/08/pengertian-konsep-dan-teoriantropologi.html https://www.academia.edu/5959323/Sekilas_tentang_Antropologi_Psikologi 6 Lihat https://www.academia.edu/5959323/Sekilas_tentang_Antropologi_Psikologi 2012 13 Antropologi Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id