Modul Antropologi [TM2]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
ANTROPOLOGI
Hubungan antara Antropologi dan
Antropologi Psikologi
Fakultas
Program Studi
PSIKOLOGI
PSIKOLOGI
2012
1
Tatap
Muka
02
Kode MK
Disusun Oleh
MK61005
DR. DADAN ANUGRAH, M.Si.
Abstract
Kompetensi
Para ahli antropologi tertarik untuk
mempelajari kapan, dimana, dan
bagaimana manusia pada mulanya
muncul di bumi, selaian itu mereka
juga mempelajari beraneka ragam
ciri-ciri fisik manusia. Para ahli
antropolgi (antropolog) juga tertarik
untuk mempelajari bagaimana dan
mengapa suatu masyarakat memilki
pemikiran dan kebiasaan pada masa
lampau dan masa kini.
Setelah mempeljari modul ini,
mahasuiswa diharaokan dapat
mengerti dan memahami tentang:
1. Batasan antropologi psikologi
2. Perkembangan antropologi
psikologi
3. Sejarah perkembangan
antropologi psikokogi di
Indonesia.
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
MODUL 2
HUBUNGAN ANTARA ANTROPOLOGI
DAN ANTROPOLOGI PSIKOLOGI
A. Pendahuluan
Dalam pengertian studi yang mempelajari manusia, antropologi menurut
Embaer (1985:2) dapat bersifat akurat atau tidak akurat. Para ahli antropologi
tertarik untuk mempelajari kapan, dimana, dan bagaimana manusia pada
mulanya muncul di bumi, selaian itu mereka juga mempelajari beraneka ragam
ciri-ciri fisik manusia. Para ahli antropolgi (antropolog) juga tertarik untuk
mempelajari bagaimana dan mengapa suatu masyarakat memilki pemikiran dan
kebiasaan pada masa lampau dan masa kini.
Secara akademis, Antropologi berusaha mencapai sebuah pemahaman
tentang manusia secara fisik, manusia dalam masyarakatnya, dan manusia
dengan kebudayaannya. Secara praktis, Antropologi berusaha membangun
suatu pandangan bahwa perbedaan manusia dan kebudayaannya merupakan
suatu hal yang harus dapat diterima, bukan sebagai sumber konflik tetapi
sebagai sumber pemahaman baru, agar secara terus-menerus manusia dapat
merefleksikan dirinya. Secara praktis, kajian ilmu Antropologi dapat digunakan
untuk membangun masyarakat dan kebudayaannya tanpa harus membuat
masyarakat dan kebudayaan itu, kehilangan identitas atau tersingkir dari
peradaban.
Sedangkan menurut Koentjaraningrat, Antropologi mempunyai dua
tujuan, yaitu (1) tujuan akademis dan (2) tujuan praktis. Tujuan akademisnya
adalah untuk mencapai pengertian tentang makhluk manusia pada umumnya
dengan memperlajari berbagai bentuk fisiknya, masyarakatnya, maupun
kebudayaannya. Karena dalam kenyataan antropologi umumnya mempelajari
masyarakat suku bangsa, maka tujuan praktisnya adalah mempelajari manusia
2012
2
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dalam beragam masyarakat suku bangsa guna membangun masyarakat suku
bangsa tersebut.
Namun pada episode berikutnya antropologi bersentuhan dengan
beberapa disiplin ilmu, dan salah satunya meklahirkan kajian Antropologi
Psikologi. Antropologi psikologis adalah cabang dari antropologi yang bersifat
interdisipliner dan mengkaji interaksi kebudayaan dan proses mental. Cabang ini
terutama memperhatikan cara perkembangan manusia dan enkulturasi dalam
kelompok budaya tertentu-dengan sejarah, bahasa, praktik, dan kategori
konseptualnya sendiri-membentuk proses perolehan kognisi, emosi, persepsi,
motivasi,
dan
kesehatan
mental.
Juga
memeriksa
tentang
bagaimana
pemahaman kognisi, emosi, motivasi, dan proses psikologis sejenis membentuk
model proses budaya dan sosial. Setiap aliran dalam antropologi psikologis
memiliki pendekatannya sendiri-sendiri1.
Tulisan ini akan mengupas tiga tiga aspek penting yang terkait dengan
antropologi psikologi, yaitu (1) batasan antropologi psikologi, (2) perkembangan
antropologi psikologi, dan (3) antropologi psikologi di Indonesia.
B. Pengertian Antropologi Psikologi
Antropologi Psikologi (Phychological Antropology) adalah bagian dari ilmu
Antropologi yang berkembang pesat, sehingga sudah menjadi suatu bidang ilmu
tersendiri. Nama Antropologi Psikologi ini dianjurkan oleh seorang antropolog
Amerika Serikat yaitu Francis L.K. Hsu, sebelumnya biasa dikenal dengan nama
Kebudayaan dan Kepribadian (Culture and Personality) atau disebut juga
Psikologi Suku Bangsa (Ethno Psychology).
Ember dan Ember (1985 ; 388) Antropologi Psikologi adalah studi yang
dilakukan oleh para ahli Antropologi yang tertarik pada perbedaan psikologis di
antara dan di dalam suatu masyarakat dan persamaan psikologis pada rentang
yang luas pada masyarakat manusia. Sementara itu kita juga mengenal istilah
1
Lihat https://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi_psikologis
2012
3
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Psikologi Lintas Budaya (Cross-Cultural Psychology) yaitu studi yang dilakukan
para ahli psikologi terhadap dua atau lebih masyarakat.
Menurut Koentjaraningrat (1990 ; 45-46) ilmu antropologi psikologi
muncul karena ada beberapa sarjana antropologi yang selama penelitiannya di
lapangan menemukan bahwa beberapa manusia dalam kehidupan masyarakat
dan kebudayaan non-Eropa-Amerika yang mereka amati ternyata bertentangan
dengan apa yang pernah mereka pelajari dari ilmu psiokologi. Psikologi memang
berkembang berdasarkan kehidupan masyarakat dan kebudayaan Eropa Barat
dan Amerika, sehingga terkadang terdapat konsep-konsep dan atau teori-teori
psikologi yang tidak dapat diterapkan secara universal di luar masyarakat Eropa
Barat dan Amerika. Seperti pada masyarakat dan kebudayaan di Asia, Afrika dan
kawasan Pasifik.
Milton Singer (dalam Danandjaja, 1988; 5) berpendapat bahwa terdapat
tiga kelompok permasalahan besar dalam penelitian antropologi psikologi yaitu :
1. Kelompok hubungan kebudayaan dengan sifat pembawaan manusia
(human nature)
2. Kelompok hubungan kebudayaan dengan kepribadian khas kolektif
tertentu (typical personality)
3. Kelompok hubungan kebudayaan dengan kepribadian abnormal.
Dari ketiga kelompok permasalahan besar itu timbul beberapa pokok
permasalahan penelitian seperti : “hubungan antara perubahan kebudayan
dengan perubahan kepribadian” dan “hubungan antara perubahan kebudayaan
dengan kepribadian abnormal”2.
Antropologi Psikologi (Psycological Anthropology) adalah subdisiplin ilmu
antropologi. Ilmu antropologi psikologi adalah ilmu yang menjembatani
kebudayaan dan kepribadian, yang menjadi fokus dari dua ilmu yang berbeda
(antropologi dan psikologi), yang sebenarnya sangat erat hubungannya3.
2
3
Lihat https://arifsuryawan76.wordpress.com/2013/06/12/antropologi-psikologi/
Lihat http://www.onpsikologi.com/2015/08/pengertian-konsep-dan-teori-antropologi.html
2012
4
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
C. Perkembangan Antropologi Psikologi
Antropologi adalah suatu ilmu sosial yang pemaparannya mengenai
sejarah pembentukan antropologi tetap penting dibicarakan. Kebanyakan
antropolog sependapat bahwa antropologi muncul sebagai suatu cabang
keilmuan yang jelas batasannya pada sekitar pertengahan abad kesembilan
belas, tatkala perhatian orang pada evolusi manusia berkembang. Setiap
antropolog dan ahli sejarah memiliki alas an sendiri-sendiri untuk menetukan
kapan antropologi dimulai. Dari sudut pandang "sejarah gagasan", tulisan-tulisan
filsuf, dan peziarah Yunani, sejarawan Arab kuno, peziarah Eropa kuno, maupun
masa renaisans, dan filsuf, ahli hukum, ilmuwan berbagai bidang dari Eropa,
semuanya bisa dianggap pendorong bagi dibangunnya tradisi antropologi.
Sebagai contoh, Alan Bernand (2000) berpendapat bahwa kelahiran
antropologi adalah ketika konsep "kontrak sosial" lahir, dan persepsi mengenai
hakikat manusia, masyarakat dan keanekaragaman kebudayaan tumbuh dari
konsep "kontrak sosial" tersebut. Gagasan ini dalam beberapa hal adalah
pelopor dalam teori evolusi.
Perdebatan pada abad ke 18 mengenai asal usul bahasa dan mengenai
hubungan antara manusia dengan apa yang kita sebut primate yang lebih tinggi
juga relevan, seperti halnya perdeatan pada abad ke 19 antara poligenis
(keyakinan bahwa setiap 'ras' mempunyai asal usul terpisah) dan monogenis
(keyakinan bahwa manusia memiliki asal usul keturunan yang sama, dari adam
atau dari makhluk yang disebut dengan kera). Gagasan demikian itu tidak hanya
penting sebagai fakta sejarah, tetapi juga karena gagasan itu membentuk
persepsi antropologi modern mengenai dirinya sendiri.
2012
5
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Antropologi di Eropa pada abad ke 18 ditandai oleh tiga pertanyaan
penting yang diajukan untuk pertama kali dalam bentuk modern selama masa
pencerahan di Eropa. Pertanyaan itu adalah:
a. Siapa yang mendefenisikan manusia dalam bentuk abstrak?
b. Apa yang membedakan manusia dari binatang?
c. Dan apa kondisi alamiah dari manusia itu?
Dari pertanyaan itu maka munculah ilmuwan dan tokoh-tokoh dalam
pengembangan kehidupan manusia, sehingga disebut dengan ilmu antropologi
yang kita kenal sampai sekarang.
Antropologi pada abad ke 19 dan abad ke 20, berkembang dalam arah
yang lebih sistematik dan menggunakan peralatan metedologi ilmiah. Persoalan
paradigma
menjadi
semakin
penting
karena
masih
mempertanyakan
pertanyaan–pertanyaan diatas. Dan samapi saat sekarang ini para ilmuwan dan
tokoh-tokoh masih mengembangkan pemikiran mereka dalam dunia ilmu
antropologi ini.
Ada dua anggapan yang harus dikoreksi sehubungan dengan sejarah
perkembangan ilmu antropologi psikologi: a) menganggap ilmu Antropologi
Psikologi adalah subdisiplin baru dari ilmu Antropologi Umum; b) menganggap
ilmu Antropologi Psikologi adalah suatu ilmu yang diciptakan oleh sarjana
Amerika Serikat saja.
Koentjaraningrat menyatakan bahwa antropologi Psikologi muncul karena
ada beberapa sarjana Antropologi yang selama penelitiannya di lapangan
menemukan bahwa beberapa manusia dalam kehidupan masyarakat dan
kebudayaan non-eropa-amerika yang diamati bertentangan dengaan apa yang
dipelajari dalam ilmu psikologi. Banyak konsep dan teori psikologi yang tidak
dapat diterapkan secara universal, terutama pada masyarakat pedalaman asia
dan afrika. Oleh karena itu, karya ilmiah antropologi Psikologi haruslah:
2012
6
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Karya
yang
dihasilkan
oleh
ahli
antropologi
yang
mempunyai
pengetahuan mengenai konsep psikologi
2. Semua karya ilmiah tentang individu sebagai tempat atau wadah
kebudayaan
3. Semua karya ilmiah yang mengakui kebudayaan sebagai variabel bebas
maupun variabel terikat, yang berkaitan dengan kepribadian
4. Semua karya ilmiah ahli antropologi yang menggunakan konsep/tehnik
test psikologi
5. Semua karya ilmiah yang memiliki ruang lingkup yang sama dengan
cross cultural psychology mengenai kepribadian dan sistem budaya
6. Semua konsep kepribadian kebudayaan (personality culture) yang timbul
sebagai interaksi dari psikologi dan antropologi
Yang paling penting bagi perkembangan ilmu Antropologi psikologi
adalah Spengler, karena ia adalah teoritikus pertama yang telah mengajukan
untuk pertama kali berpendapat tentang peminjaman unsur-unsur kebudayaan
secara selektif, yakni suatu bangsa jika meminjam unsur kebudayaan lain akan
memilih yang sesuai dengan kebudayaannya sendiri. Jika kurang sesuai, unsur
kebudayaan asing tersebut akan dirombak sesuai dengan kebudayaan
pribuminya.
Para tokoh antropologi dalam fase pertama dari perkembangannya sudah
tentu belum ada, Karena pada waktu itu belum ada ilmu antropologi. Namun ada
penjelasan tentang manusia dan kebudayaan suku-suku bangsa yang tinggal
diluar benua Eropa. Para pengarang etnografi kuno ada dari berbagai golongan
antara lain:
1. Golongan musafir adalah A. Bastian,
Seorang dokter kapal berbangsa jerman yang telah keliling ke berbagai
benua
2012
7
pada
permulaan
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
abad
ke-19.
diantara
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
catatan-catatan
perjalanannya mengenai berbagai daerah tertentu di Afrika Barat, India.
Cina, Australia, Kepulauan Osenia, Meksiko, dan Amerika latin. Ia pernah
menulis tiga jilid etnografi mengenai kebudayaan suku-suku bangsa di
Indonesia.
2. Golongan penyiar agama Nasrani sangat banyak jumlahnya, cukup
disebut seorang saja sebagai contoh, ialah J.F. Lafitau,
Seorang pendeta agama Katolik bangsa perancis yang pernah berkerja di
daerah sungai St. Lawrance (Amerika Utara dan Kanada Timur), sebagai
penyiar agama dan menulis sebuah etnografi yang klasik (1724) tentang
kebudayaan suku-suku bangsa India yang hidup didaerah sungai
tersebut.
3. Golongan Eksplorasi adalah N.N. Miklukho-Maklai,
Seorang bangsa Rusia yang banyak mengenbara di daerah Oseania di
Lautan Teduh, dan yang pernah mengunjungi Papua Nugini dan Irian
Jaya.
4. Golongan pemerintah-pemerintah jajahan adalah T.S. Raffles
Ia pernah menjabat sebagai Letnan Gubernur Jendral di Indonesia antara
tahun 1811 dan 1815.
5. Tokoh dari sarjana antropologi pada abad ke-19 adalah L.H Morgan
Seorang serjana hokum bangsa Amerika yang berkerja sebagai
pengacara.
6. P.W. Schmidt, seorang serjana antropologi berbangsa Austria.
2012
8
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
7. Tokoh sarjana antropologi dalam fase perkembangannya yang ketiga
adalah B. Malinowski, yang telah menulis banyak buku antropologi.
8. Tokoh sarjana antropologi dalam fase perkembangannya yang keempat
adalah F. Boas yang mula-mula adalah ahli geografi bangsa jerman,
kemudian menjadi warga Negara Amerika, yang dianggap sebagai tokoh
pendekar antropologi pada masa kejayaannya.
9. Ruth Benedict, Margaret Mead dan R. Linton adalah tokoh antropologi
wanita yang lebih mengarah tentang antropologi psikologi.
10. A.R Radcliffe-Brown adalh tokoh antropologi yang mengembangkan
teori-teori antropologi sinkronik yang kemudian menjadi sub ilmu
antropologi social.
11. R. frith adalah tokoh yang menggunakan metode-metode antropologi
dalam hal analisis, yang bisa disebut antropologi terapan.
Banyak
sekali
tokoh-tokoh
yang
berperan penting
dalam
dunia
perkembangan ilmu antropologi, karena antropologi tidak hanya berkembang di
Negara-negara Eropa saja, akan tetapi ilmu ini berkembang ke Negara-negara
Asia, Afrika, Amerika dan lain sebagainya. Sehingga dengan berkembangnya
ilmu ini di Negara-negara tersebut banyak tokoh-tokoh yang ikut campur dengan
pemikiran-pemikiran mereka sehingga ilmu antropologi semakin lama semakin
luas kajiannya4.
D. Perkembangan Antropologi Psikologi Di Indonesia
4
Lihat http://www.psychologymania.net/2010/04/sejarah-perkembangan-antropologi.html
2012
9
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Penelitian antropologi psikologi di Indonesia sedikitnya dibagi menjadi
dua masa, yaitu: 1) sebelum perang dunia kedua, dan 2) setelah perang dunia
kedua.
1. Masa Sebelum Perang Dunia Kedua
Penelitian antropologi psikologi di Indonesia, telah dimulai jauh sebelum
orang di AS dan Inggris (antara 1920-1935) memulainya. Hal ini terbukti dari
penelitian yang dilakukan seorang ahli antropologi Belanda bernama A.W.
Niewenhuis terhadap sifat pembawaan manusia daro beberapa suku bangsa di
Indonesia. Akan tetapi penelitian antropologi psikologi di Indonesia secara
intensif bukanlah dilakukan oleh orang Belanda tersebut, melainkan oleh orang
Amerika yang sekaligus merintis antropologi psikologi di negara mereka bahkan
juga di dunia. Mereka itu adalah Cora Dubois dan Margaret Mead yang dibantu
dengan Gregory Bateson. Tujuan penelitian Margaret Mead dan Gregory
Bateson adalah untuk mengetahui kepribadian khas orang Bali, dengan jalan
mempelajari cara pengasuhan anak di desa Bayung Gede.
2. Masa Setelah Perang Dunia Kedua
Setelah usai perang dunia kedua, topik akulturasi dan kontak sosial telah
mendapat perhatian besar dari para ahli antropologi, terutama agi mereka yang
mengadakan penelitian di daerah Pasifik dan Indonesia. Hampir semua
kepustakaan di mengenai akulturasi di Indonesia berkesimpulan, fenomena
akulturasi di Indonesia adalah juga krisis sosial. Ahli antripologi Belanda, J. Van
Baal, misalnya menganggap krisis sosial karena usaha pihak Indonesia untuk
menyesuaikan diri mereka dengan zaman baru. Utnuk mencapai itu orang-orang
Indonesia harus mengubah dasar pandangan hidup serta dasar cara berfikir
kunonya ke yang bersifat modern. Bagi J. Van Baal, proses akulturasi bukan
hanya merupakan suatu proses masuknya unsur kebudayaan asing ke dalam
kebudayaan pribumi semata-mata, melainkan juga merupakan suatu proses
tambahan dan penyesuaian diri kembali dari cara hidup pribumi ke cara hidup
modern.
2012
10
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Penelitian
antropologi
psikologi
yang
dilakukan
ahli
antropologi
berkebangsaan Indonesia sendiri masih sedikit sekali, namun hasilnya cukup
menarik. Dua orang ahli antropologi lulusan Universitas Indonesia misalnya,
dalam rangka penulisan skripsi mereka telah mengadakan penelitian di bidang
antropologi psikologi5.
Penelitian antropologi psikologi di Indonesia dimulai pada tahun 1913,
olehA.W Niewenhuis, seorang antropolog Belanda. Ia meneliti sifat pembawaan
manusia (human nature) dari beberapa suku bangsa di Indonesia. Penelitian ini
menggunakan metode product analysis dan thematic analysis. Selain itu terdapat
pula penelitian I.Qterhadap beberapa suku bangsa di Indonesia (Danandjaja,
1994:18). Penelitian Engelhard tahun 1923, menggunakan test proyeksi, berupa
gambar-gambar, di antara orang Jawa dari Surakarta, untuk mengetahui sifat
dan tingkat kecerdasan suku bangsa tersebut. Hal yang sama juga dilakukan
oleh Schilfgaarde, tahun 1925.
Penelitian
berikutnya
dilakukan
oleh
A.
Kits
van
Heiningen
terhadapsejumlah murid dan guru sekolah rakyat serta beberapa orang tentara di
kota Langsa(Aceh).Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menguji valid atau
tidak instrument test-test psikologi yang dikembangkan di Eropa terhadap
masyarakat bukan Eropa (Koentjaraningrat, 1958:180). Kruyt, melakukan
penelitian etnografi pada masyarakat Toraja menyimpulkan bahwa terdapat
kepribadian yang khas sebagai suku bangsa. Ia beranggapan bahwatiap suku
bangsa akan menunjukkan variasi tabiat yang besar pada masing-masing
individunya, namun beberapa norma kebudayaan yang dimiliki masyarakat
tersebutakan menyebabkan beberapa unsur tabiat harus ditekan, sedangkan
tabiat yang lain harus dipentingkan. Ia juga mengungkapkan bahwa hubungan
antar diri yang dialami seorang anak kecil pada masa tumbuh-kembangnya
memberikan pengaruh yang penting terhadap pembentukan kepribadian pada
masa dewasanya. Hubungan antardiri dipengaruhi oleh susunan kekerabatan
dan masyarakat, akibatnya tabiat paraindividu pada umumnya akan dipengaruhi
oleh susunan kekerabatan dari masyarakat tersebut (Danandjaja, 1994:19).
5
Lihat http://www.onpsikologi.com/2015/08/pengertian-konsep-dan-teori-antropologi.html
2012
11
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pentingnya pengalaman masa kanak-kanak dalam pembentukan kepribadian
orang dewasa sangat penting karena sejalan dengan konsep childhood
determinism (Koentjaraningrat, 1958:111).
Du Bois melakukan penelitian di Atimelang, Pulau Alor, menghasilkan
konsep mengenai kepribadian rata-rata (modal personality) orang Alor. Ia
menggunakan metode life story, dengan mengumpulkan riwayat hidup penduduk
di sana serta mengetes beberapa penduduk laki-laki dan perempuan dengan
menggunakan bermacam-macam testproyeksi seperti Rorschach test, Porteus
MazeTest, Word Association Test, dan gambar kanak-kanak. Margaret Mead dan
Gregory Bateson melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
kepribadian khasorang Bali dengan cara mempelajari cara pengasuhan anak di
desa Bayung Gede.Metode yang digunakan adalah metode antropologi visual
(visual anthropologi), yakni pengamatan dengan menggunakan alat kamera
(Bateson & Mead. 1942). Dua penelitian tentang hubungan kebudayaan dan
kepribadian individu yangtidak “normal”. Penelitian yang dilakukan oleh P.M van
Wulfften-Palthe tentang amok (mengamuk), yaitu suatu keadaan emosi yang
bersifat sangat bergairah (manic) dan kecenderungan untuk membunuh orang
yang dijumpai. Keadaan ini terjadisetelah orang mengalami depresi. Penyakit
jiwa ini sering terdapat pada orang-orang Melayu. Penyakit jiwa ini umumnya
menyerang orang-orang yang meninggalkan lingkungannya ke suatu lingkungan
asing, dan mereka gagal menyesuaikan diridengan lingkungan baru tersebut.
Penelitian kedua dilakukan oleh J.P Kleiweg deZwaan, yang melakukan
penelitian pada penderita penyakit ayan (epilepsy) dalamkepercayaan rakyat
Sumatra (Danandjaja, 1994:20).Pada perkembangan berikutnya, penelitian
anthropology psikologi lebih focus pada dimensi akulturasi di Indonesia.Hasil
penelitian menunjukkan bahwa fenomena akulturasi pada orang Indonesia
adalah merupakan krisis sosial. Dimana orang Indonesia harus menyesuaikan
diri mereka dengan perubahan yang cepat, dengan merubah dasar pandangan
hidup dan cara berfikir. Vaan Baal melihat proses akulturasi ini tidak hanya
sekedar proses masuknya unsur kebudayaan asing ke dalam kebudayaan asli,
tetapi juga suatu proses perubahan dan penyesuaian diri dari cara hidup pribumi
2012
12
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ke modern (Danandjaja, 1994:22). Hildred Geertz (1961) pada penelitiannya di
Mojokuto berkesimpulan bahwa stabilitas dan kesinambungan keluarga dan
masyarakat Jawa Tengah, diperkuat oleh nilai budaya masyarakatnya. Nilai
budaya tidak hanya sebagai pedoman moral bagi perilaku kekerabatan Jawa,
tetapi lebih utama lagi ia berlaku sebagaipusat terpenting bagi kehidupan
mereka. Pada penelitian tentang latah, Geetzbe pendapat bahwa kebudayaan
Jawa
mendukung
ketidakberesan
kepribadian
dalam
situasi
perubahan
masyarakat. Kesimpulan ini didasari pada kenyataan bahwa para penderita latah
umumnya dialami oleh perempuan tua di perkotaan, dimana mereka telah
mengalami kontak dengan kebudayaan barat, selain itu penyakit ini timbul pada
mereka yang mengalami salah penyesuaian diri (maladjustment). Sehingga
dapat dikatakan kebudayaan Jawa memberikan ruang bagi penderita latah untuk
diterima, latah dipandang sebagai simbol dan perbuatan simbolis; penderita latah
dapat mengungkapkan dilema-dilema kejiwaannya ke luar6.
______________________________
Referensi:
Ihromi, T.O., (ed)., 1981. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Gramedia.
Koentjaraningrat, 2005. Pengantar Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Koentjaraningrat, 1992. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:
Gramedia
https://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi_psikologis
https://arifsuryawan76.wordpress.com/2013/06/12/antropologi-psikologi/
http://www.onpsikologi.com/2015/08/pengertian-konsep-dan-teoriantropologi.html
https://www.academia.edu/5959323/Sekilas_tentang_Antropologi_Psikologi
6
Lihat https://www.academia.edu/5959323/Sekilas_tentang_Antropologi_Psikologi
2012
13
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download