SISTEM, PENDEKATAN DAN HUBUNGAN ILMU POLITIK DENGAN ILMU LAINNYA OLEH : KELOMPOK 2 : VERONIKA S INDAH SARI HASIBUAN ROYHAN PERISTIWANI B REGULER 2012 PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 1 SISTEM, PENDEKATAN DAN HUBUNGAN ILMU POLITIK DENGAN ILMU LAINNYA PENDAHULUAN Dari pengkajian ilmu politik tentu kita tidak dapat terlepas dari kajian dasar mengenai sistem, pendekatan dari sistem ilmu politik dan hubungan ilmu politik terhadap ilmu-ilmu lainnya. Dengan mengkaji hal-hal tersebut tentu kita akan lebih memahami dan menghayati hakekat dari ilmu politik tersebut. Melalui sistem politiklah suatu negara dapat menagtur dan menjalankan roda pemerintahannya. Begitu juga melalui pendekatan dalam sistem politik negara dapat mengatasi dan meredam berbagai masalah-masalah politik yang ditimbulkan dari gejala-gejala sosial di masyarakat. Dengan sistem politik dan pendekatan sistem politik yang benar, maka akan tercipta suatu kondisi kehidupan bernegara secara damai, aman dan tentram. Untuk mengetahui peranan ilmu politik sesuai yang dikemukakan diatas, terlebih dahulu harus mengetahui kaitan ilmu politik dengan ilmu lainnya. Sehingga dapat mengarahkan berbagai pendekatan ilmu politik melalui pendekatan disipliner dalam kajian ilmu pengetahuan secara mendalam. Untuk itulah dalam BAB ini kita akan mencoba mengkaji tentang bagaimana sebenarnya ilmu politik dalam kajian ilmu pengetahuan dan mencoba memaparkan mengenai sistem politik , pendekatan politik dan menjelaskan hubungan ilmu politik dengan ilmu lainnya. Dengan demikian dalam bab ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan tentang : 1. Menjelaskan dan menganalisis pengertian dan konsep sistem politik 2. Menganalisis dan mengkaji berbagai pendekatan dalam sistem politik 3. Menjelaskan hubungan ilmu politik dengan ilmu lainnya. 2 SISTEM POLITIK Istilah sistem politik sering kali di pakai untuk menggantikan kata “negara” yang sumbernya berasal dari sarjana-sarjana yang menggunakan pendekatan prilaku. Mereka mencoba mempelajari gejala-gejala politik melalui pengamatan terhadap tingkah laku atau perilaku dalam masyarakat. Dalam perspektif sistem, sistem politik adalah subsistem dari sistem sosial. Perspektif atau pendekatan sistem melihat keseluruhan interaksi yang ada dalam suatu sistem yakni suatu unit yang relatif terpisah dari lingkungannya dan memiliki hubungan yang relatif tetap di antara elemen-elemen pembentuknya. Kehidupan politik dari perspektif sistem bisa dilihat dari berbagai sudut, misalnya dengan menekankan pada kelembagaan yang ada kita bisa melihat pada struktur hubungan antara berbagai lembaga atau institusi pembentuk sistem politik. Hubungan antara berbagai lembaga negara sebagai pusat kekuatan politik misalnya merupakan satu aspek, sedangkan peranan partai politik dan kelompok-kelompok penekan merupakan bagian lain dari suatu sistem politik. Dengan mengubah sudut pandang maka sistem politik bisa dilihat sebagai kebudayaan politik lembaga-lembaga politik, dan perilaku politik. Model sistem politik yang paling sederhana akan menguraikan masukan (input) ke dalam sistem politik, yang mengubah melalui proses politik menjadi keluaran (output). Dalam model ini masukan biasanya dikaitkan dengan dukungan maupun tuntutan yang harus diolah oleh sistem politik lewat berbagai keputusan dan pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintahan untuk bisa menghasilkan kesejahteraan bagi rakyat. Dalam perspektif ini, maka efektifitas sistem politik adalah kemampuannya untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyat. Namun dengan mengingat Nicollo Machiavell, seorang ilmuwan politik berpengaruh. Ilmuwan politik mempelajari alokasi dan transfer kekuasaan dalam pembuatan keputusan, peran dan sistem pemerintahan termasuk pemerintah dan organisasi internasional, perilaku politik dan kebijakan publik. Mereka mengukur keberhasilan pemerintahan dan kebijakan khusus dengan memeriksa berbagai faktor, termasuk stabilitas, keadilan, kesejahteraan material, dan kedamaian. Beberapa ilmuwan politik berupaya mengembangkan ilmu ini secara positif dengan melakukan analisis politik. Sedangkan yang lain melakukan pengembangan secara normatif dengan membuat saran kebijakan khusus. Studi tentang politik diperumit dengan seringnya keterlibatan ilmuwan politik dalam proses politik, karena pengajaran mereka biasanya memberikan kerangka pikir yang digunakan komentator lain, seperti jurnalis, kelompok minat tertentu, politikus, dan peserta pemilihan umum untuk menganalisis permasalahan dan melakukan pilihan. Ilmuwan politik dapat berperan sebagai penasihat untuk politikus tertentu, atau bahkan berperan sebagai politikus itu sendiri. Ilmuwan politik dapat terlihat bekerja di pemerintahan, di partai politik atau memberikan pelayanan publik. Mereka dapat bekerja di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau pergerakan politik. Dalam berbagai kapasitas, orang yang dididik dan dilatih dalam ilmu politik dapat memberi nilai tambah dan menyumbangkan keahliannya pada perusahaan. Perusahaan seperti wadah pemikir(think-tank), institut riset, lembaga polling dan hubungan masyarakat sering mempekerjakan ilmuwan politik. 3 Pendekatan dalam Sistem Politik Pendekatan dalam sistem politik merupakan salah satu konsep teoritis yang menunjukkan cara atau alat yang dipergunakan untuk mengamati sebuah kegiatan dengan sudut pandang atau perspektif tertentu. Sampai akhir dekade 1960-an ada tiga pengelompokkan dalam ilmu politik menurut David Apter dan Charles F.Adrain (1968). 1. Pendekatan Normative Pendekatan Normative adalah pendekatan yang menggunakan seluruh masyarakat sebagai analisisnya dan fokus kajiannya adalah nilai-nilai yang diinginkan di dalam masyarakat. 2. Pendekatan Struktual Sasaran utama pendekatan sruktural adalah tertatanya struktur dan sistem hubungan antara semua komponen dan sistem kehidupan, baik di wilayah pesisir dan laut maupun komponen pendukung yang terkait termasuk diantaranya komponen sosial,ekonomi dan fisik. 3. Pendekatan Perilaku Fokus kajian pendekatan perilaku adalah problematika yang terkait dengan proses pembelajaran dan sosialisasi, motivasi, persepsi, sikap terhadap otoritas, dan pertimbangan lain. Unit analisis dalam pendekatan ini adalah individu dan kelompok kecil. BERBAGAI PENDEKATAN DALAM ILMU POLITIK 1. Pendekatan Legal / Institusional Pendekatan institusionalisme atau kelembagaan mengacu pada negara sebagai fokus kajian utama. Pendekatan ini merupakan pendekatan paling awal dalam ilmu politik. Diantara pendekatan dalam ilmu politik pendekatan legal lah yang tertua. Sesuai dengan namanya maka pendekatan ini mencakup unsur-unsur legal misalnya : UUD, masalah kedaulatan, masalah kedudukan dan kekuasaan formal dan yuridis lembaga kenegaraan. Setidaknya, ada lima sifat-sifat kajian pendekatan ini, yakni: Pendekatan legal/tradisional menggambarkan struktur politik formal tanpa berusaha untuk memperbandingkannya. Pendekatan ini juga tidak menaruh perhatian pada organisasi-organisasi informal. Pendekatan ini tidak menguji kesesuaian antara apa yang tertulis dalam dokumen-dokumen formal dengan kenyataan di dalam praktik. Pendekatan ini cenderung mempelajari evolusi institusi-institusi formal. Pendekatan ini cenderung mengkaji negara secara individual satu persatu , tidak membandingkan antara satu negara dengan negara lain. 4 Pendekatan ini sering mendapat kritik karena sifat-sifat kajiannya antara lain : Terlalu normatif, negara dilihat sebagai sebuah badan norma-norma konstitusional yag formal. Analisis dalam pendekatan ini tidak membedakan antara fakta(pengamatan) dan norma(standar pedoman berprilaku) Label Parokhialisme atau ethosentrisme yang ditunjukkan pada pendekatan ini disebabkan karena bahasan-bahasan pendekatan ini terbatas pada struktur-struktur politik formal di negara-negar a demokratis di Eropa Barat. Sifatnya statis, sebab hanya menggambarkakn struktur formal. 2. Pendekatan Perilaku dan Pasca Perilaku Salah satu pemikiran pokok dalam pendekatan perilaku ialah bahwa tidak ada gunanya membahas lembaga-lembaga formal karena pembahasan seperti itu tidak banyak memberikan informasi mengenai proses politik yang sebenarnya. Bagi mereka lebih bermamfaat mempelajari perilaku manusia karena merupakan gejala yang dapat diamati. Pendekatan ini juga berorientasi kuat untuk mengilmiahkan ilmu politik dan memisahkan diri dari pendekatan tradisional. Prinsip utama yang menjadi kredo perilaku pendekatan ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: Menampilkan keteraturan Membedakan secara jelas antara norma dan fakta Analisisnya bebas nilai, tidak boleh dipengaruhi nilai-nilai pribadi peneliti Penelitian bersifat sistematis dan cenderung theory building Harus bersifat murni, kajian terapan yaitu mencari penyelesaian masalah dan penyusunan rencana perbaikan. David Easton dalam bukunya A System Analysis of Political Life mengatakan bahwa dalam sebuah sistem politik selalu ada aliran(flow) yang berlangsung secara terus menerus dari input ke output. Input yang berupa dukungan dan tuntutan akan diinput oleh para pembuat keputusan dan aktor politik lainnya, input yang berupa informasi tersebut akan di proses dalam sebuah black box yang merupakan institusi politik dan hasilnya adalah output dalam bentuk peraturan dan keputusan. Kritik pendekatan ini antara lain : Pendekatan perilaku terlalu steril karena menolak nilai dan norma dalam penelitian politik. Pendekatan ini tidak mempunyai relevansi dengan realitas politik, terlalu menekankan kepada masalah yang kurang penting seperti soal voting atau pendapat umum, bukannya masalah serius seperti pertentangan atau konflik dalam masyarakat. 5 3. Pendekatan Neo-Marxis Neo-Markis sangat kritis terhadap komunisme maupun sejumlah aspek dalam masyarakat kapitalis. Analisis Neo-Marxis dikembangkan dalam kerangka holistik. Ini artinya keseluruhan gejala sosial merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan satu dari lainnya, khususnya keterkaitan antara politik dan ekonomi. Bagi kaum Neo-Marxis, ekonomi merupakan faktor yang sangat penting dalam politik tetapi bukan satu-satunya penentu politik. Fokus analisis Neo-Marxis adalah kekuasaan serta konflik yang terjadi dalam negara. Kritik pendekatan ini antara lain : Para Neo-Marxis lebih cenderung mengecam pikiran sarjana borjuis bukannya membentuk teori baru. Kurang melakukan penelitian empirik mengenai hal-hal yang tidak nampak dari luar yang menjadi perhatian mereka. Neo-Marxis kontemporer merupakan ciptaan teoretisi sosial yang berasal dari kampus. 4. Pendekatan Pilihan Rasional Dalam konstelasi politik dunia yang baru sebuah pendekatan politik baru naik di dalam ilmu politik. Pendekatan tersebut dikenal sebagai pilihan rasional atau rational choise. Pandangan pendekatan ini memperlihatkan keterkaitan erat antara politik dan ekonomi. Reaksi kemunculan pendekatan ini yaitu, Pertama munculnya perhatian pada persoalan keadilan persamaan hak dan moralitas. Keadilan dan persamaan hak disini adalah bagi seluruh warga. Kedua, meningkatnya perhatian dan keinginan untuk meningkatkan peran negara di masa modern. Kemudian kedua reaksi tersebut memperlihatkan adanya kecenderungan baru dalam studi politik. Kecenderungan ini berupa pergeseran paradigma dalam teori-teori politik, dari yang berorientasi kepada masyarakat menjadi berorientasi kepada negara. Kecenderungan ini membuka jalan bagi kehadiran Pendekatan Institualisme Baru atau New Institualism. 5. Pendekatan Institualisme Baru Pendekatan ini menolak pandangan yang melihat negara sebagai institusi yang tidak bebas, yang ditentukan oleh masa oleh aktor-aktor politik pilihan mereka. Bagi pendekatan ini negara sebagai institusi merupakab aktor tersendiri yang independen dari kelompok yang berada di dalam masyarakat. Keadaan institusi dalam masyarakat disebabkan karena adanya kesadaran warga bahwa ada sejumlah kepentingan yang sama diantara mereka serta kehidupan bersama yang perlu diatur bersama. Dengan adanya institusi-institusi maka dapat dipastikan adanya aturan atau pola pengaturan yang mengatur kehidupan bersama atau kepentingan kolektif yang ada di dlaam 6 sebuah masyarakat. Hal ini memberikan jaminan kepastian dan rasa aman bagi warga negara. Oleh karena itu, institusi mempunyai kekuasaan yang secara relatif otonom maka ia tidak dapat diubah dengan semaunya sendiri. Mengingat kegunaannya ini makan menjadi sangat penting untuk mebentuk institusi yang dapat menghimpun kepentingan sebanyak mungkin pilihan warga untuk menentukan kepentingan kolektif. HUBUNGAN ILMU POLITIK DENGAN ILMU LAINNYA Ilmu Politik mempunyai kaitan dengan ilmu pengetahuan lainnya,di mana dalam kajian ilmu politik tersebut berkaitan dengan ilmu sosial lainnya. Adapun hubungan ilmu politik dengan ilmu lainnya meliputi : 1. Ilmu politik dan Ilmu Negara Ilmu Politik dan ilmu negara mempunyai objek yang sama,kedua-duanya mempelajari negara dalam arti umum.Ilmu politik dan ilmu negara tidak menyelidiki negara tertentu,tetapi negara dalam arti umum yaitu negara sebagai gejala masyarakat terlepas dari batasan temporal dan teritorial. Ilmu negara tugasnya terbatas pada usaha-usaha melukiskan lembaga kenegaraan yang sifatnya statis. Sedangkan ilmu politik tugasnya meliputi usaha untuk menganalisis dari peristiwa politik yang sifatnya dinamis. 2. Ilmu Politik dan Fisafat Filsafat ialah usaha untuk memecahkan masalh secara universal dan kehidupan manusia.Ilmu Politik berhubungan dengan filsafat yang merupakan bagian dari filsafat yang menyangkut kehidupan politik terutama mengenai sifat hakiki asal mula dan nilai dari negara, mencari pemecahan atau jawaban atas persoalan yang menyangkut alam semesta dan kehidupan manusia. Filsafat digunakan sebagai pedoman bagi manusia dalam menetapkan sikap hidup dan tingkah laku. 3. Ilmu Politik dengan ilmu Ekonomi. Ilmu Politik dan Ilmu Ekonomi sejak dulu sampai sekarang selalu sangat erat hubungannya., keduanya saling membutuhkan bisa dikatakan salah satu diantara keduanya tidak bisa berjalan tanpa beriringan satu sama lain. Pada masa dahulu, ilmu politik dan ilmu ekonomi dianggap sebagai satu bidang ilmu tersendiri yaitu politik ekonomi, yaitu pemikiran dan analisis kebijakan untuk kesejahteraan negara. Ekonomi berpengaruh dalam politik hanya di beberapa titik saja, dimana titik penghasilan dan pengeluaran dari kekayaan sangatlah berpengaruh dalam pemerintahannya. 7 4. Ilmu Politik dengan Sosiologi Sosiologi dan ilmu politik adalah disiplin ilmu dengan asal usul yang sama, dan telah lama ilmu politik membahas tentang masyarakat di negara. Sosiologi adalah ilmu yang terkait kuat secara keseluruhan akan proses perkembangan kehidupan manusia, dimana jangkauan ilmu sosiologi lebih luas dalam menganalisis pesatnya pertumbuhan manusia. Dengan menggunakan teori sosiologi, para sarjana politik dapat mengetahui sampai dimana susunan dan stratifikasi sosial dapat mempengaruhi atau dipengaruhi. Sosiologi dan ilmu politik mempelajari tentang negara, tetapi sosiologi menganggap negara adalah salah satu lembaga sosial. 5. Ilmu Politik dengan Psikologi Sosial Psikologi mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dan masyarakat, khususnya faktorfaktor yang mendorong manusia untuk berperan dalam kelompok atau golongan karena psikologi memperhatikan kepemimpinan tidak resmi yang bisa mempengaruhi suatu keputusan dalam kebijakan politik dan negara. Sedangkan ilmu politik mempelajari aspek tingkah laku masyarakat umum, karena ilmu politik berhubungan sangat dekat dengan psikologi. Dalam psikologi politik kita akan menemukan tentang sosialisasi politik, analisis kepribadian, partisipasi massa, dan sebagainya. 6. Ilmu Politik dengan Sejarah Sejarah sangat dekat hubungannya dengan ilmu politik. Professor Seely mengatakan “ sejarah tanpa ilmu politik laksana pohon tanpa buah, sedangkan ilmu pollitik tanpa sejarah bagai pohon tanpa akar. Maksud keduanya itu adalah sejarah sangat penting bagi ilmu politik, karena sejarah menyediakan data dan fakta masa lampau untuk diolah lebih lanjut. Dengan menguasai sejarah, maka sarjana politik dapat merencanakan lebih baik atas masalah yang terjadi di masa lampau menjadi lebih baik lagi agar terwujud keadaan yang ideal. 7. Ilmu Politik dengan Etika Etika adalah pengetahuan tentang hal-hal yang baik dan buruk, tentang keharusan dan hal-hal yang wajib dibiarkan. Hubungan ilmu politik dan etika dilukiskan sebagai suatu hubungan yang membatasi ilmu politik, terutama praktek politik. Etika mengatakan apa yang harus dilakukan, tetapi disamping itu juga menetapkan batas-batas dari apa yang wajib dibiarkan. Etika memberikan dasar moral kepada politik. Apabila menhilangkan moral dari politik, maka akan kita dapatkan politik yang berisfat “Machiavelistis” yaitu politk sebagai alat untuk melakukan segala sesuatu, baik atau buruk tanpa mengindahkan kesusilaan. Hanya dengan jalan menjadikan kesusilaan sebagai dasar politik, dapat diharapkan akan adanya politik yang mengindahkan aturan-aturan permainan, apa yang harus dilakukan dan apa yang wajib dibiarkan. 8 8. Ilmu Politik dengan Geografi Faktor yang berdasarkan geografi dapat mempengaruhi politik, seperti perbatasan strategis, desakan penduduk,dan daerah pengaruh mempengaruhi politik. Seorang Swedia bernama Rudolf Kiellen menganggap bahwa disamping faktor antropologi dan ekonomi , ilmu geografi mempengaruhi karakter dan kehidupan nasional dari rakyat dan kaorena itu harus diperhitungkan dalam menyusun politik luar negeri dan politik nasioanal. 9. Ilmu politik dengan ilmu hukum Ilmu hukum sangat erat kaitannya dengan ilmu politik, sebab keduanya mengatur serta melaksanakan Undang-undang yang merupakan suatu keajaiban negara yang penting dan mempunyai objek yang sama yaitu mempelajari negara dalam arti umum. Cabang-cabang ilmu hukum yang khususnya meneropong negara ialah hukum tata negara dan ilmu negara. Namun mempunyai perbedaan juga, ilmu negara tugasnya terbatas pada usaha-usaha melukiskan lembaga kenegaraan, sifatnya yaitu deskriptif. Sedangkan ilmu politik tugasnya meliputi mengadakan analisis dari peristiwa politik sifatnya statis. Maka itu ahli ilmu politik menganggap negara sebagai System Of Control dan memandang negara sebagai kelompok manusia yang bertindak untuk mencapai beberapa tujuan bersama. 10. Ilmu Politik dengan Antropologi Budaya Antropologi budaya menyelidiki aspek-aspek cultural dari setiap hidup bersama dimasa lampau dan masa kini. Sebagai ilmu yang mempelajari kebudayaan masyarakat, maka hasil-hasil penyelidikan antropologi dapat bermanfaat bagi ilmu politik. Terutama hasil-hasil penyelidikan kebudayaan dimasa lampau yang meliputi semua aspek cultural masyarakat, termasuk ide-ide dan lembaga-lembaga politiknya, dapat dijelaskan kepada sarjana-sarjana ilmu politik menjadi timbul suatu pertumbuhan dan perkembangan ide-ide dan lembaga-lembaga politik itu salah satu konsep antropologi budaya yang merupakan penemuan yang penting adalah “konsep kebudayaan” (culture concept) sebagaimana dikembangkan oleh Ralph Tipton dan sarjana-sarjana antropologi lainnya. Konsep ini menyatakan eratnya hubungan antara kebudayaan sesuatu masyarakat dengan kepribadian individu-individu dari masyarakat itu, antara kebudayaan dengan lembaga-lembaga dan ide-ide terdapat yang terdapat dalam masyarakat itu. Kebudayaan memberikan corak dan ragam pada lembaga-lembaga dan ide-ide dalam masyarakat itu. 9 KESIMPULAN : Sistem politik adalah subsistem dari sistem sosial. Perspektif atau pendekatan sistem melihat keseluruhan interaksi yang ada dalam suatu sistem yakni suatu unit yang relatif terpisah dari lingkungannya dan memiliki hubungan yang relatif tetap di antara elemen-elemen pembentuknya. Ilmu politik mempunyai hubungan dengan ilmu pengetahuan lainnya, dimana dalam kajian ilmu politik tersebut menyangkut atau berkenaan dengan kajian ilmu sosial lainnya seperti ilmu negara, filsafat, ekonomi, sosial, psikologi, sejarah , geografi, dan antropologi. 10