Sebaran Fraksi Sedimen Dasar Permukaan di

advertisement
Sebaran Fraksi Sedimen Dasar Permukaan di Perairan Pantai
Pulau Topang Provinsi Riau
Hade Mulyadi1, Mubarak2, Dessy Yoswaty2
1
Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau
2
Dosen Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau
Abstract: A study was conducted in december 2013 in coastal waters Topang Island Riau
Province, with a view to learn the environmental conditions under the deposition of
oceanography and physics. The method used is a method of surveys carried out at 12 stations
without repetition and 2 times repetition on calculations of the quality of the waters .The
results of research shows that bottom sediment surface waters can be grouped into three
faction sediment is sandy mud , muddy sand and sand .Sand faction dominating at any
research station with type 2 is sand and muddy sand .Based on the parameter of sediment as
the diameter of average (Mz), sorting (  ), skewness (Sk1) and kurtosis (KG), physical
oceanographic conditions in Western and Eastern parts of the island tend to be stable
compared to the North and South. Current speed of surface affect the distribution of the
bottom sediment surface.
Key words: bottom sediment surface., Coastal waters, Topang
Pulau Topang memiliki kawasan mangrove
yang berfungsi sebagai pencegah abrasi dan
pensuplai bahan organik. Kandungan organik
yang masuk ke dalam perairan dapat
dimanfaatkan oleh biota. Namun, seiring
berjalannya
waktu
demi
memenuhi
kebutuhan ekonomi dan pengembangan
usaha tambak serta perkebunan, tumbuhan
ini banyak yang telah ditebangi.
Berbagai bentuk aktivitas di sekitar
Pulau Topang memberikan dampak langsung
terhadap perairan Pulau Topang yang
berhadapan langsung dengan Selat Malaka.
Semua material yang masuk ke dalam badan
perairan akan dibawa menuju ke laut dan
mengendap di dasar perairan. Hasil endapan
material-material tersebut berupa material
organik dan anorganik yang dikenal dengan
istilah sedimen.
Proses pembentukan sedimen di
perairan pantai selain dipengaruhi oleh gaya
gelombang, juga ditentukan oleh aktivitas
artifisial (manusia) yang ada di daratan.
Pengaruh artificial di sekitar pantai
mempengaruhi sebaran fraksi sedimen
karena aktivitas ini mensuplai poorly sorted
sediment. (Rifardi,2008).
Sedimen laut terdiri atas materialmaterial dari berbagai sumber. Sedimen laut
berasal dari daratan dan hasil aktivitas
biologi, dengan sedikit peranan vulkanogenik
dan kosmik (Darmadi, 2010). Arus,
gelombang dan aktivitas artifisial merupakan
faktor penting yang mempengaruhi sebaran
fraksi sedimen pada suatu perairan.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui
kondisi
lingkungan
pengendapan
berdasarkan
karakter
sedimen
dan
oseanografi fisika di daerah pantai perairan
Pulau Topang.
BAHAN DAN METODE
Penelitian
ini
dilaksanakan
dengan
menerapkan
metode
deskriptif
dan
dilaksanakan pada bulan Desember 2013.
Pengukuran
kualitas
perairan
dan
pengambilan sampel sedimen dilakukan di
12 stasiun yang berjarak + 300 meter dari
daerah pantai mengelilingi Pulau Topang
Provinsi Riau. (Tabel 1 dan Gambar 1)
Koordinat
N
E
1
0° 47' 21,9"
103° 05' 04,4"
2
0° 45' 47,5"
103° 04' 45,3"
3
0° 44' 21,5"
103° 04' 32,6"
4
0° 43' 45,5"
103° 04' 42,6"
5
0° 43' 01,8"
103° 05' 13,3"
6
0° 43' 06,4"
103° 06' 01,5"
7
0° 43' 43,6"
103° 06' 42,4"
8
0° 44' 12,5"
103° 06' 55,7"
9
0° 45' 47,5"
103° 06' 55,1"
10
0° 47' 21,9"
103° 06' 35,8"
11
0° 47' 57,9"
103° 06' 11,9"
12
0° 47' 54,3"
103° 05' 33,7"
Tabel 1. Koordinat Stasiun Penelitian
Stasiun
fraksi kerikil dan yang lolos
adalah fraksi pasir. Penyaringan
sedimen dengan ayakan dan
penimbangan menurut ukuran
butir.
Ayakan
disusun
berdasarkan mesh size yang ada
dalam fraksi pasir dengan mesh
size
terbesar
berada
pada
tingkatan teratas dan seterusnya
(0,85; 0,453; 0,25, 0,125; 0,075
mm).
Gambar 1. Lokasi Penelitian
Lokasi titik sampling ditentukan
secara purposive yang mewakili kondisi
perairan Pantai Pulau Singkep yang
dideskripsikan seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Deskripsi Wilayah Sampling
Sampel sedimen dasar permukaan
sebanyak sedimen permukaan sebanyak +
500 gram pada tiap stasiun dikemas dalam
wadah plastic yang sudah diberi nomor,
selanjutnya dibawa ke laboratorium Fisika
Laut Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Riau. Penanganan
sampel sedimen mengikuti prosedur yang
merujuk pada (Rifardi, 2008a), yaitu analisis
ukuran butir sedimen untuk fraksi pasir dan
kerikil digunakan metode pengayakan basah,
untuk fraksi lumpur dianalisis dengan
metode pipet, adapun prosedurnya adalah
sebagai berikut :
1. Pengeringan sampel pada cawan yang
berisi sampel basah dikeringkan dalam
oven 105oc (satu hari). Sampel ditimbang
kemudian diberi larutan hidrogen
peroksida 3-5 % secukupnya.
a. Prosedur pelaksanaan pengayakan
basah (fraksi pasir dan kerikil)
1. Dilakukan dengan menyaring
sampel dengan ayakan 0,075 mm
yang ditampung cawan besar
bervolume lebih dari 1 liter.
Usahakan yang tertampung 1 liter
karena sampel ini akan digunakan
untuk menganalisis fraksi lumpur.
2. Gunakan ayakan yang berukuran
2 mm untuk memisahkan antara
pasir dan kerikil. Sedimen yang
tertahan dalam ayakan ini adalah
b. Prosedur pelaksanaan metoda pipet
(fraksi lumpur)
1. Sedimen yang lolos dari saringan
0,075 mm ditambahkan larutan
hidrogen
peroksida
3-5%
kemudian
diaduk
dengan
menggunakan tongkat pengaduk
dan dibiarkan selama 1 hari agar
partikel-partikel yang satu dengan
yang lainnya dapat terpisah
kemudian larutan diaduk dengan
cara menutup mulut gelas ukur
dengan telapak tangan dan di
bolak-balik selama satu menit.
2. Larutan diambil dari gelas ukur
sebanyak
20
ml
dengan
menggunakan pipet volume 20 ml
untuk perhitungan Ø5, Ø6, Ø7
dan > Ø7. Pipet harus diberi tanda
sesuai
dengan
kedalaman
pengambilan sampel pada gelas
ukur kemudian dimasukkan ke
dalam
cawan
yang
telah
disediakan dan diberi label.
2. Fraksi kerikil, pasir dan lumpur dalam
cawan dikeringkan dalam oven sampai
kering.
3. Pencatatan berat komulatif seluruh
kelompok butiran sedimen sampel
ditimbang dan hasilnya dimasukkan
dalam tabel perhitungan fraksi.
Hasil dari perhitungan pengayakan basah
dan metoda pipet digabungkan dan didapat
diameter rata-rata atau mean size, koefisien
sorting, skewness dan kurtosis yang diperoleh
dari metode grafik oleh Folk dan Ward dalam
Rifardi (2001b). Perhitungan untuk masing –
masing besaran mengikuti rumus berikut
ini:
a. Mean Size (Mz)
Mean size 
d.
Ø16  Ø50  Ø84
3
Klasifikasi :
<0,67 : very platycartic
0,67 - 0,90 : platycartic
0,90 – 1,11 : mesocartic
1,11 – 1,50 : leptocartic
1,50 – 3,00: very leptocartic
>3,00 :extremely leptocartic
Klasifikasi :
Ø1 : coarse sand (pasir kasar)
Ø2 : medium sand (pasir menengah)
Ø3 : fine sand (pasir halus)
Ø4 : very fine sand (pasir sangat halus)
Ø5 : coarse silt (lumpur kasar)
Ø6 : medium silt (lumpur menengah)
Ø7 : fine silt (lumpur halus)
Ø8 : very fine silt (lumpur sangat halus)
>Ø : clay (liat)
HASIL
Sorting (  )
b.
Sorting   
Ø84  Ø16 Ø95  Ø5

4
6,6
Klasifikasi :
<0,25 : very well sorted (terpilah sangat baik)
0,35-0,50 : well sorted (terpilah baik)
0,50-0,71 : moderately well sorted (terpilah)
0,71-1,0: moderately sorted (terpilah sedang)
1,0-2,0 : poorly sorted (terpilah buruk)
>2,0:very poorly sorted (terpilah sangat
buruk)
c.
Skewness (Sk1)
Skewness Sk1  
Kurtosis (KG)
Ø84  Ø16  2Ø50   Ø95  Ø5  2Ø50 
2Ø84  Ø16 
2Ø95  Ø5 
Klasiftkasi:
+1,0 s.d +0,3 : very fine skewed
+0,3 s. d +0,1 : fine skewed
+0,1 s.d -0,1 : near symmetrical
-0,1 s.d -0,3 : coarse skewed
>-0,3: very coarse skewed
Pengamatan dan pengukuran kualitas
perairan lokasi penelitian pada saat
pengambilan
sampel
berguna
untuk
memberikan gambaran kondisi perairan pada
saat sampling dilakukan. Parameter kualitas
perairan yang diukur dalam penelitian ini
adalah suhu, salinitas, pH, kedalaman,
kecepatan dan arah arus yang diukur 2 kali
yaitu pada saat pasang dan pada saat surut.
Hasil pengukuran kualitas perairan Pulau
Topang dapat dilihat pada Tabel 2.
Kecepatan arus permukaan yang
terjadi di Pulau Topang pada saat pasang dan
surut ditemukan berbeda. Kecepatan arus
permukaan pada saat pasang berkisar antara
0,15 – 0,53 m/s. Kecepatan arus permukaan
tertinggi pada saat pasang terletak pada
stasiun 12 yaitu 0,5 m/s dan terendah 0,15
m/s pada stasiun 2. Kecepatan arus
permukaan pada saat surut berkisar antara
0,36 – 0,90 m/s. Kecepatan arus permukaan
tertinggi pada saat surut terletak pada stasiun
1 yaitu 0,9 m/s dan terendah 0,36 m/s pada
stasiun 4.
Tabel 2. Hasil Pengukuran Rata – Rata Parameter Kualitas Perairan
ST
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Suhu
(oC)
29,90
31,80
27,90
28,55
28,05
29,00
27,90
26,80
23,5
27,25
28,30
31,25
Kecepatan Arus (m/s)
Pasang
0,25
0,15
0,29
0,43
0,35
0,28
0,31
0,37
0,35
0,35
0,22
0,53
Surut
0,90
0,71
0,41
0,36
0,51
0,79
0,61
0,55
0,71
0,63
0,61
0,58
pH
Salinitas
(o/oo)
Kedalaman
(m)
6
6
6,5
6
7
6,5
6,5
6
6
6,5
6,5
6
18
16,5
18,5
19
17,5
18,5
19
17
18,5
19
19
17
9,5
6,9
10,6
5,1
13,6
14,5
5,8
8,9
3,7
2,9
4,1
13,9
Fraksi Sedimen Permukaan. Hasil analisis
fraksi sedimen pada masing-masing stasiun
di perairan Pulau Topang terdiri atas tiga
jenis fraksi sedimen sedimen yaitu kerikil,
lumpur, dan pasir. Fraksi pasir dominan dan
pasir berlumpur mendominasi dengan jumlah
stasiun yang sama pada perairan Pulau
Topang. Persentase fraksi sedimen di
perairan Pulau Topang dapat dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 3. Persentase Fraksi dan Tipe Sedimen di Perairan Pulau
Topang.
Stasiun
Fraksi Sedimen (%)
Kerikil
Pasir Lumpur
1
5,26
40,35
54,39
2
0,99
31,68
67,33
3
10,54
62,68
26,78
4
5
4,96
0,83
82,13
77,27
12,90
21,90
6
1,22
47,97
50,81
7
5,29
38,10
56,61
8
9
7,91
2,28
80,29
91,82
11,80
5,90
10
6,03
58,19
35,78
11
0,35
79,02
20,63
12
0,82
39,09
60,08
Tipe Sedimen
Lumpur
Berpasir
Lumpur
Berpasir
Pasir
Berlumpur
Pasir
Pasir
Lumpur
Berpasir
Lumpur
Berpasir
Pasir
Pasir
Pasir
Berlumpur
Pasir
Lumpur
Berpasir
Hasil
analisis
fraksi
sedimen
menunjukkan bahwa fraksi lumpur berpasir
dan pasir mendominasi pada lokasi
penelitian. Sebaran fraksi sedimen pada
setiap stasiun dapat dilihat pada Gambar 2.
size (Mz), nilai sorting (  ), skewness (Sk1)
dan kurtosis (KG).
Tabel 4. Nilai Parameter Sedimen Dasar Permukaan
Stasiun
Mz (Ø)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
4,33
4,80
3,27
2,63
3,33
4,07
4,10
2,13
2,77
3,33
2,80
4,70

1
2,32
1,84
1,86
1,91
1,67
2,14
2,20
1,72
1,04
2,30
1,32
1,84
Sk1
KG
5,29
1,55
0,80
-0,03
-3,92
-0,14
4,49
-5,77
2,57
-1,48
-5,72
1,16
0,87
0,74
1,06
1,78
1,64
0,71
0,83
1,25
1,33
1,00
1,39
0,71
Bahan Organik. Analisis bahan organik
sedimen dari lokasi penelitian memiliki
pesentase sangat rendah yang berkisar antara
0,003 – 0,175%. Persentase masing-masing
stasiun dapat dilihat pada Tabel 5
Tabel 5. Persentase Kandungan Bahan Organik.
Stasiun
Bahan Organik (%)
1
0,018
2
0,053
3
0,013
4
0,020
5
0,014
6
0,007
7
0.175
8
0,013
9
0,003
10
0,018
11
0,006
12
0,030
PEMBAHASAN
Gambar 2. Sebaran Fraksi Sedimen di Perairan Pulau Topang
Parameter Sedimen Permukaan. Beberapa
parameter sedimen permukaan dasar perairan
Pulau Topang yang diukur meliputi mean
Sedimen permukaan dasar perairan Pulau
Topang dapat dikelompokkan menjadi tiga
fraksi sedimen yaitu lumpur berpasir, pasir
berlumpur, dan pasir. Fraksi pasir
mendominasi pada setiap stasiun di lokasi
penelitian dengan 2 tipe sedimen yaitu pasir
dan pasir berlumpur.
Sebelah
Barat
Pulau
Topang
cenderung memiliki sebaran fraksi lumpur
yang didominasi oleh tipe sedimen lumpur
berpasir, diduga karena sebelah Barat Pulau
Topang
adalah
perairan
sempit
mengakibatkan lemahnya kecepatan arus
sehingga partikel sedimen yang tersebar
didominasi oleh fraksi lumpur. Sebaliknya
sebelah Timur Pulau Topang yang
merupakan laut lepas memiliki kecepatan
arus lebih kuat cenderung memiliki sebaran
fraksi pasir. Sebelah Utara dan Selatan Pulau
Topang cenderung memiliki sebaran fraksi
pasir dan lumpur berpasir. Arus dan
gelombang merupakan faktor utama yang
menentukan arah dan sebaran sedimen
(Rifardi, 2010). Tipe sedimen pasir
merupakan endapan sedimen yang paling
banyak ditemui di daerah penelitian, tersebar
di sekeliling pulau kecuali sedikit bagian
barat dan timur Pulau Topang. Kedalaman
perairan dan kecepatan arus pasang surut
yang kuat mengakibatkan kecepatan fraksi
pasir untuk mengendap lebih besar, karena
arus yang kuat ditandai dengan jenis fraksi
sedimen yang kasar.
Diameter Rata-rata Sedimen (Mean Size).
Berdasarkan hasil perhitungan nilai diameter
rata-rata (Mz) sedimen permukaan dasar
perairan Pulau Topang berkisar antara Ø 2,13
– 4,8 dengan kasifikasi fine sand, very fine
sand dan coarse silt.
Sebelah Barat dan Selatan Pulau
Topang memiliki kecepatan arus permukaan
yang lemah jika dibandingkan dengan
sebelah Timur dan Utara Pulau, tetapi
cenderung memiliki kelas ukuran pasir kasar
(coarse silt), kawasan ini diduga memiliki
arus bawah laut dan kekuatan arus (aliran
transport) yang kuat pada dasar perairan,
terdiri dari kawasan pemukiman, industri
timah, abrasi dan aktivitas jaring nelayan.
Kekuatan arus (aliran transport) diduga
mempunyai pengaruh yang lebih besar pada
pola kelas ukuran sedimen, selain salinitas
yang lebih. Diameter rata-rata (Mz) dan
diameter tengah (Md) sedimen adalah ukuran
partikel sedimen yang berguna untuk
menggambarkan : 1) perbedaan jenis, 2)
ketahanan partikel terhadap weathering, 3)
proses transportasi dan pengendapan
(Rifardi, 2008b). Kelas ukuran pasir halus
(fine sand) ditemui pada 4 stasiun yang
merupakan kawasan abrasi yang cukup
parah. Penyebaran kelas ukuran lumpur kasar
tersebar bagian barat laut sampai barat pulau
dan sedikit pada bagian tenggara pulau.
Ukuran pasir halus tersebar pada sebagian
kawasan barat pulau dan sedikit pada bagian
barat daya dan timur laut sedangkan untuk
kelas ukuran pasir sangat halus tersebar
sedikit pada bagian barat, selatan dan timur
laut pulau.
Nilai Sorting (  ). Berdasarkan hasil
perhitungan nilai sorting sedimen permukaan
dasar Pulau Topang berkisar antara Ø 1,04 –
2,32, dengan klasifikasi terpilah buruk
(poorly sorted) – terpilah sangat buruk (very
poorly sorted).
Nilai sorting atau standar deviasi
merupakan gambaran dari sebaran ukuran
butir sedimen (Allen, 1985). Rifardi (2008b)
menambahkan
bahwa
sorting
mengindikasikan tingkat kestabilan kondisi
oseanografi di lingkungan pengendapan.
Sebelah Barat dan Timur dan Utara
Pulau Topang cenderung menggambarkan
kondisi oseanografi yang tidak stabil, terlihat
dari pengukuran nilai sorting yaitu terpilah
buruk (poorly sorted). Pengukuran kecepatan
arus
permukaan
juga
menunjukkan
perbedaan nilai pada saat pasang dan surut.
Lingkungan pengendapan yang mempunyai
sedimen poorly sorted, maka kekuatan arus
dan gelombang yang bekerja pada perairan
tersebut tidak stabil, pada masa tertentu
kekuatan arus dan gelombangnya besar dan
pada masa lain lemah (Duxbury et al, 2002).
Nilai sorting pada bagian Selatan
Pulau Topang cenderung menggambarkan
kondisi yang berbeda, yaitu pada bagian yang
mengarah ke Barat Daya tergolong terpilah
buruk (poorly sorted) dan yang mengarah ke
Tenggara Pulau Topang tergolong terpilah
sangat buruk (very poorly sorted). Kondisi
yang berbeda ini diduga karena sebelah
Selatan Pulau memiliki kecepatan arus dan
hempasan gelombang yang kuat sehigga
menyebabkan abrasi yang yang parah jika
dibandingkan dengan kawasan lain pada
Pulau Topang.
Nilai Skewness (SK1). Berdasarkan hasil
perhitungan
nilai
skewness
sedimen
permukaan dasar Pulau Topang, nilai
skewness yang ditemukan terdiri dari 4
klasifikasi yaitu, very fine skewed, near
symmetrical, very coarse skewed dan coarse
skewed.
Sebelah Barat Pulau Topang memiliki
sebaran partikel halus yang menggambarkan
kecenderungan nilai skewness positif,
sebaran fraksi lumpur mendominasi kawasan
ini, sebaliknya Sebelah Selatan dan Timur
yang didominasi fraksi pasir cenderung
menggambarkan nilai skewnes negatif atau
memiliki kecenderungan sebaran butir
partikel kasar, kawasan ini memiliki
kecepatan arus yang kuat dibandingkan
dengan sebelah Barat Pulau Topang. Nilai
skewness merupakan nilai yang digunakan
untuk menentukan kecenderungan perubahan
besar butir. Nilai skewness positif (+),
menggambarkan kecenderungan kurva ke
sebelah kanan dan kelebihan partikel-partikel
halus.
Nilai
skewness
negatif
(-),
menggambarkan kecenderungan kurva ke
sebelah kiri dan menandakan kelebihan
partikel-partikel yang lebih kasar (Rifardi,
2008b).
Nilai Kurtosis (KG). Nilai kurtosis sedimen
permukaan dasar perairan Pulau Topang
berkisar antara 0,71 – 1,78 Ø dengan
klasifikasi puncak sangat datar (very
platycartic), puncak datar (platycartic),
puncak antara datar dan tajam (mesocartic)
dan puncak tajam (leptocartic). Hasil
ananlisis yang dilanjutkan dengan metode
grafik oleh Folk dan Ward dalam Rifardi
(2001b), didapat nilai kurtosis puncak datar
(platycartic) cenderung tersebar pada bagian
Utara dan Barat Pulau Topang yang
menandakan sedimen terpilah buruk (poorly
sorted). Nilai kurtosis puncak tajam
(leptocartic) cenderung tersebar pada bagian
Timur pulau yang menandakan sedimen
terpilah baik.
Nilai kurtosis Selatan Pulau Topang
cenderung menggambarkan kondisi yang
berbeda sama halnya dengan nilai sorting,
yaitu pada bagian yang mengarah ke Barat
Daya tergolong nilai kurtosis puncak tajam
(leptocartic) dengan nilai sorting terpilah
buruk (poorly sorted) dan yang mengarah ke
Tenggara Pulau Topang tergolong nilai
kurtosis puncak datar (platycartic) atau
terpilah sangat buruk (very poorly sorted).
Bahan Organik. Sebelah Selatan Pulau
Topang memiliki kandungan bahan organik
yang lebih tinggi dibandingkan kawasan
Pulau Topang lainnya, kawasan ini memiliki
kecenderungan sebaran fraksi lumpur,
berbeda dengan sebelah Timur Pulau Topang
yang cenderung memiliki sebaran fraksi pasir
memiliki kandungan bahan organik yang
relatif lebih rendah. Pada perairan berlumpur
cenderung mengakumilasi bahan organik
yang terbawa aliran air, hal ini disebabkan
oleh tekstur dan ukuran partikel yang halus
memudahkan bahan organik terserap
(Nybakken, 1988). Pada sedimen berlumpur
cenderung lebih banyak mengandung bahan
organik dibandingkan sedimen berpasir
(Rifardi, 2001a).
SIMPULAN
Hasil penelitian sebaran fraksi sedimen dasar
permukaan di daerah pantai Pulau Topang,
ditemukan 2 fraksi sedimen secara umum
yaitu pasir dan lumpur. Fraksi pasir
mendominasi pada lokasi penelitian dengan
dua tipe sedimen yaitu pasir berlumpur dan
pasir dominan. Pola sebaran fraksi sedimen
di perairan Pulau Topang dipengaruhi oleh
gelombang dan arus pasang surut yang relatif
kuat pada lokasi penelitian. Kandungan
bahan organik seluruh stasiun tergolong
relatif rendah.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada kedua Orangtua dan
Sahabat yang selalu memberi semangat
dalam terlaksana penelitian ini, kepada
Kepala Desa Pulau Topang, Bapak dan Ibu
Dosen yang selalu memberi dukungan, dan
semua pihak yang telah membantu dalam
melaksanakan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, J.R.L. 1985. Principles of Physical
Sedimentology.
Published
by
Chapman and hall. London. UK. 272
hal.
Darmadi. 2010. Analisis Proses Sedimentasi
yang
Terjadi
Akibat
Adanya
Breakwater di Pantai Balongan
Indramayu.
Duxbury, A. B., Alyn, C. Duxbury and Keith
A. Sverdrup. 2002. Foundamental of
Oceanografi 4th Edition. Mc Graw
Hill. New York.
Rifardi. 2001a. Karakteristik Sedimen
Daerah Mangrove dan Pantai Perairan
Selat Rupat, Pantai Timur Sumatera,
Majalah Ilmu Kelautan 21(IV):62-71.
Rifardi. 2001b. Study of Sedimentology from
the Sungai Masjid Estuary and its
Environs in the Rupat Strait, the East
Coast of Sumatera Island. Journal of
Coastal
Development.
Research
Intitute Diponegoro University. 4(2)
87-97.
Rifardi. 2008a. Deposisi Sedimen di Perairan
Laut Dangkal. Journal Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro.
Rifardi. 2008b. Tekstur Sedimen; Sampling
dan Ananlisis. Unri Press. Pekanbaru,
101 halaman.
Rifardi. 2010. Ekologi Sedimen Laut
Modern. Unri Press. Pekanbaru 145
hal.
Download