Teologi Trinitas : Ringkasan Bab 2 Teologi Trinitas Trinitas, Teologi Sistematika 1. Nico Syukur Dister. 2004. Kanisius. Jogjakarta. I. Dasar Alkitabiah dan unsur-unsur awal suatu ajaran trinitas. a) Gereja Purba tidak mempunyai rumusan teologi trinitas yang memadai, mereka lebih banyak menggunakan "pinjaman" dasar pemahaman filosofi tertentu. Untuk memberi ekspresi intelektual yang lebih jelas kepada imannya sendiri. a) Abad 1. Pemahaman Allah dalam Perjanjian Baru. Israel adalah monoteisme - YHWH. Roma 1:4 Yesus adalah Anak Allah. Roma 15:6 - Bapa, 1 Kor 11:31, Efesus 1:3, Kolose 1:3. - 2Kor 4:4 - Logos Yohanes 1:1-18 Roh Kudus - Roma 8:1-2, 1 Kor 12:3, Galatia 4:6, Yohanes 14:16. Sebagai inisiator keselamatan 1Kor 6:11 Kesimpulan : i. Allah itu Esa, sehingga umta tidak percaya akan dua atau tiga allah. ii. Allah yang esa itu telah mewahyukan dirid engan cara triganda sebagai Bapa, Putra dan Roh Kudus. iii. Sang Bapa dan Putra tidak dapat disamakan satu sama lain begitu rupa sehingga perbedaan antara mereka hilang, seakan-akan Putra cuma sekedar suatu "topeng"yang dibalakangnya sang Bapa tersembunyi. b) Abad II II. Menghindari Pluralisme Pluralisme, muncul Monarkhianisme Monarkhianisme, Doketisme Doketisme, terpengaruh oleh Yunani (Berinkulturasi dengan Yunani). Pada waktu itu Palestina ada dalam pengaruh Yunani. Monarkhianis Modalistik - Suatu pribdai Bapa saja, Anak dan Roh merupakan cara Allah yang satu menampakkan diri. Monarkhianis Dinamistik - Adopsianisme, Yesus bukan Allah, tetapi "manusia ilahi" yang diwaktu tertentu diangkat menjadi Putra Allah. JAdi Kristus semi Allah. Ajaran ini mirip Doketisme (dokein = rupa, rupanya saja), Kelihatannya saja Allah. Bandinglkan dengan Mat 28:19 babtis dalam nama Bapa, Anak dan Roh). b) Unsur awal dari ajaran Trinitas Trinitas. Akhir abad III sudah mulai jelas pikiran Gereja tentang Trinitas, tokoh-tokohnya adalah Ireneus, Tertulianus dan Origenes. 1. Ireneus Ireneus. Penekanan kepada ke-esaan Allah, "menurut ada dan kuasaNya Allah itu pada hakekatnya Esa". Akan tetapi "menurut peristiwa dan pelaksanaan penebusan terdapat Allah Bapa dan Putra." Allah mempunyai sabda dan St. Irenaeus, Bishop di Lugdunum, kebijaksanaan sejak awal. Maka Firman Gaul, yang kemudian menjadi dan Hikmat itu boleh dikatakan bagian Kerajaan Roma. Sebagai Bapa Gereja dan Apologis, banyak hypoteseis, yang lahir daripadaNya menulis Teologi awal.. Wikipedia sebelum dunia diciptakan. Putra lahir dari bapa sebelum adanya waktu. 1 � � � � Kesimpulan ajaran Ireneus berbeda dengan ajaran Trinitas Gereja abad IV. Titik tolaknya bukanlah tiga pribadi yang Ko-eternal melainkan pribadi Bapa yang mempunyai besertaNya dan di sebelahnya samda dan hikmat. Tiga Diri Pada Ereneus sebenarnya belum meungkinkan memakai istilah "Tiga Ko-Eternal Ko-Eternal". Derajat Sang Putra dan Roh Kudus belum terungkap dengan jelas. Tiga Diri Ilahi Ajaran tentang "Tiga Ilahi" dikembangkan ireneus hanya dari sudut pandang sejarah keselamatan. 2. Tertulianus (Peralihan abad II - III). Tertulianus mengembanagkan besertaNya Sabda dan Roh dengan Allah. Dalam hakekat Allah yang satu ada tiga pribadi, dan itu tidak berarti ada tiga Allah. Demis ejarah keselamatan dan "oikonomia" Ilahi. Diperlukan tiga pribadi sehingga terdapat diferensiasi triganda dari keesaan. "Ketiga pribadi itu berbeda tetapi bukan dalam kondisi melainkan dalam derajat, bukan dalam hakekat melainkan dalam bentuk, bukan dalam kuasa melainkan dalam rupa". Quintus Septimius Trinitas Pertama kali memperkenalkan istilah "Trinitas Trinitas". Florens Tertullianus, Persona Dan istilah "Persona Persona" Penulis yang produktif Dikenakan kepada Anak, Logos berlainan dengan (pertama Bapa "dalam arti person bukan substansi, demi menggunakan bahasa pembedaan, bukan demi pembagian". Demikian latin dalam tulisannya) juga untuk Roh Kudus yang disebut pribadi ketiga. pada gereja awal dari Hal yang tidak sesuai dengan ajartan Gereja adalah Kartago Wilayah Kerajaan Romawi di dengan tegas menempatkan Anak lebih rendah Afrika. Wikipedia derajatnya di bawa Bapa. Lahir 160 M dan Mati 3. Origenes Ada ajaran yang mendukung tetapi ada 220 M yang kontroversi. Pertama : Allah adalah Bapa, meskipun nama Allah bisa dikenakan kepada Anak dan Roh, tetapi keilahian mereka bersifat sekunder, diturunkan dari keilahian Bapa. Allah melahirkan Putra dalam suatu tindakan Abadi. Seperti Anak di subordinasikan kepada Bapa, demikian pula Roh kepada Anak. Origenes menggunakan istilah hypostasis hypostasis, untuk menunjukkan ketiga pribadi Ilahi, Hypostasis artinya keberadaan atau keberdikarian individual. Putra dan Roh berlainan dengan Bapa sejauh menyangkut hypostasis mer eka. Ketiga pribadi itu bersatu dalam keselarasan dan kehendak. Konsep kesatuan ini dinamakan homo-ousios (kesatuan hakekat) . Konsep ini dikemudian hari dikenal dengan dogma rumusan Konsili Nikaia (tahun 325 M). Yang menjadi persoalan adalah ANak dan Roh di ciptakan oleh Bapa. Tetapi ex nihilo penciptaan Anak bukan berdasarkan "ex nihilo" , melainkan dalam arti kiasan. Sejak kekal BApa melahirkan kebijaksanaan yanf di dalamnya tercantumlahj segala bentuk yang akan di ciptakan itu bagaikan dalam 2 contoh. Ciri Kedua , Penciptaan yang kekal. Kebaikan dan kuasa ALlah itu sempurna dan karena itu harus selalu mempunyai objek-objek yang kepadanya kebaikan dan kuasa itu terarahkan. Sebelum Allah menciptakan dunia, Allah menciptakan dunia lain yang ko-eternal dengan Allah sendiri. Sejarah dunia kita dimulai sejak adanya dosa. Dan sejak semula mahluk ciptaan pertama itu sudah di subordinasikan kepada ALlah Bapa, maka menurut Origenes diperlukan seorang mediator antara keesaan mutlak Allah disatu pihak dan mahluk lain yang banyak di pihak lain. Mediator itulah Anak. Kasus kelahiran Origen Adamantius, abadi dari Anak ini berbeda dengan ajaran Adalah Teolog Gereja. Ajaran Gereja adalah ANak dilahirkan akademis pertama di dalam kekelan, karena kekekalan tidak memiliki Alexandria. masa lalu dan masa depan, yang ada adalah kini Tulisannya banyak di (Agustinus). SUmbangan Origenes dalam trinitas pelajari orang Trinitas ini adalah membawa pemikiran "Trinitas tentang gereja mula. Wikipedia ekonomis ekonomis" yaitu pewahyuan ketiga Allah yang Lahir 182 M di Mesir, berurutan (dicicil), kepada pemahaman ketiga Mati 254 M di Allah yang sekaligus bersamaan, sebagai acuan Kaisarea Palestina. kepada hakekat Allah yang abadi. (Pemahaman Trinitas imanen "Trinitas imanen"). II. Ketuhanan Yesus Kristus dan Roh Kudus : Salah satu pokok ajaran yang perlu di susun adalah keTuhan Yesus dan Roh Kudus. a) Arianus (256- 336) Asumsi Arius adalah Allah yang tidak di ciptakan dan agennetos tidak melahirkan (agennetos agennetos). menjadikan konsepnya tentang Ketuhanan Anak adalah berbeda. Sehingga yang dimaksud Allah itu selalu terarah kepada Bapa. Putra Allah pernah tidak ada, bari pada penciptaan sang sabda , Allah menjadi Bapa. Sabda dipandang sebagai Putra Allah bukan dalam arti metafisik, melainkan dalam arti kata yang moral. KeAllahan putra tidak melekart pda keberadaanNya, melainkan dianugerahkan Arius was an ascetic kepadaNya. Allah Putra diadopsi, tetapi adopsi Christian presbyter in ini tidak menghasilkan partisipasi yang real Alexandria, Egypt, of the church of Baucalis, and was dalam ketuhanan, tidak sebanding denganNya. of Libyan origins. Wikipedia Allah tidak mungkin ada banding-Nya. Sang Born 256 Logos hanya menjadi sarana penciptaan dunia. Dead 336 Dan Roh Kudus adalah ciptaan Logos yang pertama. Roh kurang ilahi dibanding Logos, Logos menjadi daging dalam arti bahwa menuaikan tugas suatu jiwa didalam Yesus Kristus. 3 Akibatnya adalah Yesus bukan Allah dan bukan manusia. Dan kalau pada Origenes masih ada kesatuan Allah, dalam ajaran Arius justru yang Allah hanyalah Bapa, yang lain setengah Allah. b) Konsili Nikaia / Nicaea (325 M) : KeTuhanan Yesus. Konsisli ini dilaksanakan pada jaman Konstantin. Membahas homo-ousios (Sehakekat), teks berbunyi : "Kami percaya akan satu ALlah, Bapa yang mahakuasa, pencipta segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan. Dan akan satu Tuhan Yesus Kritsus, lahir dari Bapa, lahir -tunggal, yaitu dari hakekat Bapa, Allah dari Allah, terang dari terang, Allah benar dari Allah benar, dilahirkan bukan dijadikan, sehakekat dengan Bapa, segala sesuatu dijadikan olehNya, baik yang disurga maupun yang dibumi, Ia turun untuk kita dan untuk keselamatan kita, dan Ia menjadi daging dan menjadi manusia, wafat kesengsaraan dan bangkit pada hari ketiga, naik kesorga dan akan datang mengadili orang hidup dan orang mati dan akan Roh Kudus..." c) Konsili Konstantinopel Konstantinopel. (381 M). Althanasius Althanasius, Ada tiga sumbangan Althanasius, 1. Pentingnya pemahaman Yesus adalah homo-ousios (sehakekat) dengan Allah, Bukan hanya ke Tuhanan Yesus Kristus dalam arti yang penuh, sesuai dengan interpretasi istilah itu. Tetapi juga kesatuan Allah Bapa dan Putra dan Roh kudus. Keilahian Putra identik dengan Keilahian Bapa. 2. Ada keterkaitan ajaran trinitas dengan soteriologi soteriologi. Yesus harus sepenuhnya Manusia dan Allah, supaya penebusan dan keselamatan manusia benar terpenuhi. Meskipun Althanasius harus dipindah 5 kali dan dibuang belasan tahun demi memperjuangkan pemahaman ini. 3. Althanasius menempatkan Roh Kudus sebagai Allah. Padahal didalam kredo Nakaia Roh Kudus tidak Athanasius dari Alexandria, terlalu banyak dibahas. Menurut Aroius tidak ada dikenal sebagai St. kesamaan sedikitpun antara Roh dan Bapa, Sedang Athanasius Agung, St. Roh dengan Anak sama-sama ciptaan. Eisibius Athanasius I dari mengajarkan Roh di ciptakan Anak pertama kali, Aleksandria, St Athanasius sehingga di subordinasikan dibawah Anak. Penginjil dan St Althanasius membantah itu semua dan menempatkan Athanasius Rasul, Ia adalah bishop Alexandria. Roh sebagai Allah, sehakekat dengan Allah. Melalui Wikipedia Roh kita memngambil bagian didalam Allah. Roh Itu Lahir 296 M di Roh Putra, diutus oleh Putra segala sesuatu yang Aleksandria. Mati 373 di dimiliki Roh dimiliki juga oleh Putra (Yoh 16:13-14). Aleksandria. Sehingga lengkaplah konsep trinitas yang dibangun Althanasius (ke tiga Allah ada). d) Agustinus (354 - 430) Ciri khas pandangan Agustinus adalah : Ajaran Trinitas yang imanen. Dengan memberikan penafsiran yang tepat tentang dua 4 istilah hypostasis1 (kemandirian) dan ousia2 (keesaan) yaitu tetap mempertahankan baik kesatuan Allah maupun ketiga pribadiNya. Allah yang maha esa tidak berhenti menjadi tunggal (simplex), karena ia tritunggal. Simplisitas Allah berarti segala kesempurnaan yang kita akui ada padaNya (keagungan, kebaikan, keabadian dsb) menyatu dengan "mengada-Nya". Semua kesempurnaan itu tidak ditambahkan pada hakekat ALlah, tetapi melekat padanya. Allah itu agung dalam diriNya sendiri, oleh keagunganNya sendiri. Hanya dengan satu saja dapat dikatakan bahwa ia ada secara mutlak dan bahwa ia sempurna secara mutlak. Karena Allah yang maha esa memiliki satu keallahan, satu kemuliaan, satu kehendak dan Augustine dari Hippo, satu kegiatan. Tidak pernah (Augustine, St. Augustine, St. ada satu lkeaktifan yang Austin, St. Augoustinos, St. melibatkan hanya Bapa saja, Augustin, Augustine yang diberkati, Bishop dari Regius atau hanya putra saja atau roh Hippo. Wikipedia kudus saja (satu asas = unum Lahir Nov 354 M Mati principium). Agustus 430 M Agustinus tidak merekomender istilah "persona" dalam latin atau "prosopon" dalam Yunani, dikenakan dalam ketiga diri Allah. Lebih suka memakai "relatio" KArena ketiga diri Allah bukan berbeda pada diriNya sendiri, melainkan hanya berbeda dalam relasiNya satu sama lain dan terhadap dunia. Pada waktu kita menyebut Allah itu sempurna, baik dan mahakuasa, kata-kata itu menunjuk kepada Allah dalam kesatuan-Nya. Sifat-sifat mutlak itu hanya dapat dikatakan mengenai Trinitas dalam kesatuan-Nya. Tetapi pada waktu kita menyebut Bapa, Putra dan Roh Kudus, sebutan itu relatif. diri. Sumbangan Agustinus yang lain adalah selain menempatkan Roh Kudus sebagai Allah yang berbeda dan Esa dengan yang lain, juga memberikan sikap positif terhadap perdebatan Trinitas sehingga menolong Gereja pada masa itu terjebak didalam Trietisme3. Tercermin didalam Doanya : "Yang Tuhan Allah yang Maha Esa, Allah Tritunggal, apa saja dalam buku ini yang telah kukatakan dan yang berasal dari padaMu, semoga juga di terima oleh mereka yang berasal dari padaMu; da kalau ada sesuatu yang berasal dari diriku sendiri, maka semoga diampuni, baik olehMu maupun oleh mereka yang berasal dari padaMu." III. Trinitas dalam teologi masa kini. (Hypostasis 1). the unique nature of the Godhead and hence the Holy Trinity. 2). any of the three parts of the Holy Trinity. 3). the personality of Christ separate from his dual nature, human and divine). 2 Substantia dan Essentia dalam Latin. 3 Sikap memperdebatkan terus Trinitas hingga berkepanjangan dan tidak menguntungkan bagi perkembangan Gereja. 1 5 Para teolog modern mengelompokan pandangan Trinitas ini kedalam tiga kelompok : 1. Trinitarianisme monopersonal monopersonal. /unitarian (Allah tritunggal satu pribadi).Pendukungan Karl Bath. Pribadimenurut Karl Barth adalah poersona tidak sama dengan pribadi karena mereka tetap satu. Allah satu pribadi dalam tiga "cara berada". Didalam Allah tidak ada lebih dari satu subjektivitas, satu pusat kegiatan rohani, satu kebebasan, dan satu kehendak. 2. Trinitarianisme sosial (Allah tritunggal tiga pribadi) Didalam Allh terdapat persekutuan (communio, communicatio) dari Bapa, Putra dan Roh Kudus. Ketiga pribadi tadi saling berhubungan satu sama lain dengan cara yang bersifat analog dengan , meskipun juga jauh melebihi hubungan antara para anggota satu badan sosial yang terdiri dari tiga mahluk insani. Karena mahluk menjadi "person" pada waktu berhubungan dengan yang lain. Meskipun kadang ada ketegangan diantara ketiga person tadi, tetapi mereka terkukung didalam kesatuan imanen yang kuat. Proses-proses imanen di dalam trinitas bersidat adikodrati, kekal, dan malah niscaya sedangkan perutusan ekonomis bersifat (suka)rela, temporal dan bebas. 3. Posisi Tengah Tengah. Kelompok yang berada di tengah dari dua pandangan diatas. Eof. 6 Kristologi Kristologi. Ringkasan Bab 3 Kristologi Dalam Kanisius. Jogjakarta. Teologi Sistematika 1. Nico Syukur Dister. 2004. 1. Berbagai konsep Kristologis : Gereja pada abad V baru secara resmi merumuskan dua kodrat yang dimiliki oleh Pribadi Yesus Kristus yang satu dan sama. Yaitu konsisli Efesus dan Khalcedon. Tetapi sebelum itu ada pandangan pandangan "heretic" bidah yang memilih, artinya menekankan kepada kemanusiaan Yesus dan melemahkan KeTuhanan Yesus, begitu sebaliknya. Ebionisme : "ebionit" berarti para miskin miskin. Kelompok tersisa dari Gereja mula yang memisahkan diri dari kelompok lain. Percaya bahwa Yesus adalah manusia biasa anak dari Yusuf dan Maria. Sampai pada pembabtisan digabungkan dengan Zat Ilahi. Ia adalah nabi yang di tentukan menjadi mesias. Pada suatu hari Yesus akan kembali untuk mendirikan kerajaanNya. Kaum Ebionit tetap mentaati Torat dan menolak surat surat Paulus. Keinginan mereka adalah menjadi Yahudi dan Kristen, tetapi keinginan itu tidak tercapai kedua-duanya. Doketisme Doketisme. Yesus hanya tampak saja memiliki tubuh. Atau memiliki tubuh sorgawi. Salib hanya untuk mengelabuhi mnata orang beriman. Dasarnya adalah logos yang tidak bisa mati, menderita dan menjadi manusia. Doketisme belum sampai menjadi mazhab, hanya suatu cara berpikir tentang Yesus Kristus yang berkembang di kalangan beberapa orang. Corpus Paulinum Paulinum. Galatia 4:4 pra eksistensi Yesus di sampaikan, Roma 1:3-4 (menurut daging dan menurut Roh) serta Filipi 2:5-11 (dalam rupa Allah dan ...) Yang menyebutkan Yesus memiliki dua cara yang berbeda. Corpus Yohaneum dimana menempatkan Logos sebelum menjadi Yesus (Yohanes 1:1-18). 2. Ketuhanan dan Kemanusiaan Yesus Kristus Kristus. Yang di kembangkan adalah : Kristologi Firman - daging (logos - sarks). Kesatuan antara Firman Allah dan Tubuh manusia di tekankan oleh garis pemikiran yang dikembangkan di Aleksandria; Kristologi Firman - Manusia (Logos - Anthropos). Perbedaan antara Sabda dan badan Insani di tekankan. A. Soal jiwa insani pada Yesus Kristus. Arius, Athanasius dan Eustathius Eustathius, Arius menolak adanya jiwa insani didalam Logos. Logos sendiri yang mengisi tempat jiwa sehingga tubuh Yesus dalam dirinya adalah tampa jiwa. Akibatnya adalah bahwa logos haruslah ciptaan sebab yang menderita adalah logos bukan jiwa Yesus. Penganut 7 Logos - Sarks dengan menekankan kepada keberbedaan antara keilahian dan keinsanian Yesus. Athanasius sebaliknya menyangkal pandangan ini dan menekankan ketuhanan Yesus. Dia tidak menekankan keutuhan manusiawi Yesus (demi keutuhan itulah Yesus harus memiliki jiwa manusiawi selain tubuh). Penganut Logos - Sarks dengan menekankan kepada keutuhan antara keilahian dan keinsanian Yesus. Eustathius Eustathius. Membedakan tajam antara keilahian dan keinsanian Yesus. Sehingga yang mengemuka justru perbedaan dari Keilahian dan keinsanian Yesus. Penganut Logos Anthropos. B. Yesus Kristus sungguh manusia, sungguh Allah. (abad IV dan V). Terdapat kesatuan moral dan kesatuan kehendak dari kedua sifat keilahian dan keinsanian historis dari Yesus. Akan tetapi secara substansi terdapat dua hypostaseis atau kodrat. Kelompok Anthiokia kurang memperhatikan kesatuan pribadi Yesus , hal ini membawa dampak seolah ada dua subjek atau pelaku yang kesatuannya hanya dterletak pada seia sekata, sehati sejiwa. Kelompok Anthiokia mengembangkan Filipi 2:7 dimana logos mengambil rupa seorang hamba menjadi sama dengan manusia. Nestorius, memunculkan kasus apakah Bunda Maria boleh dikatakan Theotokos ? Pada waktu menerima Theotokos pada Maria berartio mendukung kesatuan Ilahi dan manusia Yesus, pada waktu menolak muncul pertanyaan : 1) Kalau kesatuan Ilahi dan manusia Yesus bukan sejak lahir, sejak kapan Yesus ditunjuk sebagai Tuhan ? 2) dengan cara bagaimana ketuhanan dan kemanusiaan Yesus itu bersatu ?. Maria disebut Theotokos atau ada yang menyebut Anthropotokos. YAng diusulkan Nestorius adalah Khristotokos. Sedang kelompok Aleksandria (tokohnya Cyrillus) lebih mengembangkan Yohanes 1:14 dimana logos menjadi manusia. Sehingga unsur ilahi Yesus lebih di tekankan dibanding unsur keinsanian Yesus. Penjelmaan di gambarkan sebagai perubahan KeTuhanan ke dalam kodrat manusiawi. Tetapi karena ALlah tidak mungkin berubah, maka yang terjadi adalah penyatuan substansi dimana kodrat manusia diubah menjadi kodrat Ilahi. Bahayanya adalah ciri kemanusiaan Yesus menjadi tidak ada tempat. Kodrat insani Yesus tidak pernah berdiri sendiri, seluruhnya dimiliki Logos. Kodrat manusiawi Yesus tidak lain adalah tubuh Logos, bukan cuma sekedar tubuh seorang mahluk insani. 3. Yesus Kristus Satu pribadi dua kodrat. Perselisihan Nestorius dan Cyrillus menyebabkan diadakan konsili di Efesus (431 M). Yang hasilnya kurang memuaskan kedua pihak dan akhirnya di adakah lagi konsili di Khalsedon 20 tahun kemudian 451 M. Konsili Khalsedon dihadiri 600 uskup, Teksnya terdiri dari dua bagian, bagian pertama menyangkut kesatuan pribadi Yesus Yesus, dan bagian kedua mengenai dua kodrat dalam Yesus Yesus. "Maka dengan mengikuti para moyang suci, kami sekalian sehati sepikir mengajar bahwa mengakui Sang Putra dan Tuhan kita Yesus Kristus sebagai satu dan sama: � Yang sama sempurna dalam keilahian dan yang sama sempurna dalam kemanusiaan � Yang sama sungguh Allah dan sungguh manusia (terdiri) dari jiwa berakal dan 8 � � � tubuh. Menurut keilahian sehakekat dengan Bapa dan yang sama sehakekat dengan kita menurut keinsanian. Dalam segalanya sama dengan kita, tetapi tanpa dosa (ibr 4:15). Menurut keilahian dilahirkan dari Bapa sebelum (segala) zaman, tetapi menurut kemanusiaan pada hari-hari akhir itu yang sama (dilahirkan) dari perempuan Maria, Bunda Allah, demi untuk kita dan demi untuk keselamatan kita. Kami mengajar bahwa Tuhan kita Yesus Kristus yang satu dan sama, Putra yang tunggal itu, harus diakui : � � � � � Dalam dua kodrat (en duo physein), tak tercampur (asygkhytos), tak berubah (atreptos), tak terbagi (adiairetos), tak terpisahkan (akhoritos). Dengan sama sekali tidak dihilangkan perbedaan kodrat-kodrat karena pemersatuan. Tetapi sebaliknya ciri-corak khas masing-masing kodrat tetap aman, dan (kedua kodrat itu) bergabung dalam satu pribadi (prosopon) dan satu diri (hypostasis). Tidak terbagi ataupun terpisah menjadi dua pribadi (prosopa), Melainkan yang satu dan sama Anak Tunggal, Allah-Logos, Tuhan Yesus Kristus, sebagaimana para nabi dahulu dan Yesus Kristus sendiri mengajar kita tentang itu dan syahadat para moyang menyampaikannya kepada kita." Eof 9