Teologi Trinitas

advertisement
Teologi Trinitas :
Ringkasan Bab 2 Teologi Trinitas
Trinitas, Teologi Sistematika 1. Nico Syukur Dister. 2004.
Kanisius. Jogjakarta.
I.
Dasar Alkitabiah dan unsur-unsur awal suatu ajaran trinitas.
a) Gereja Purba tidak mempunyai rumusan teologi trinitas yang memadai, mereka
lebih banyak menggunakan "pinjaman" dasar pemahaman filosofi tertentu.
Untuk memberi ekspresi intelektual yang lebih jelas kepada imannya sendiri.
a) Abad 1. Pemahaman Allah dalam Perjanjian Baru. Israel adalah monoteisme
- YHWH.
Roma 1:4 Yesus adalah Anak Allah. Roma 15:6 - Bapa, 1 Kor 11:31, Efesus
1:3, Kolose 1:3. - 2Kor 4:4 - Logos Yohanes 1:1-18
Roh Kudus - Roma 8:1-2, 1 Kor 12:3, Galatia 4:6, Yohanes 14:16. Sebagai
inisiator keselamatan 1Kor 6:11
Kesimpulan :
i. Allah itu Esa, sehingga umta tidak percaya akan dua atau tiga allah.
ii. Allah yang esa itu telah mewahyukan dirid engan cara triganda sebagai
Bapa, Putra dan Roh Kudus.
iii. Sang Bapa dan Putra tidak dapat disamakan satu sama lain begitu rupa
sehingga perbedaan antara mereka hilang, seakan-akan Putra cuma
sekedar suatu "topeng"yang dibalakangnya sang Bapa tersembunyi.
b) Abad II
II. Menghindari Pluralisme
Pluralisme, muncul Monarkhianisme
Monarkhianisme, Doketisme
Doketisme,
terpengaruh oleh Yunani (Berinkulturasi dengan Yunani).
Pada waktu itu Palestina ada dalam pengaruh Yunani.
Monarkhianis Modalistik - Suatu pribdai Bapa saja, Anak dan Roh
merupakan cara Allah yang satu menampakkan diri.
Monarkhianis Dinamistik - Adopsianisme, Yesus bukan Allah, tetapi
"manusia ilahi" yang diwaktu tertentu diangkat menjadi Putra Allah. JAdi
Kristus semi Allah. Ajaran ini mirip Doketisme (dokein = rupa, rupanya saja),
Kelihatannya saja Allah. Bandinglkan dengan Mat 28:19 babtis dalam nama
Bapa, Anak dan Roh).
b) Unsur awal dari ajaran Trinitas
Trinitas.
Akhir abad III sudah mulai jelas pikiran Gereja tentang
Trinitas, tokoh-tokohnya adalah Ireneus, Tertulianus dan
Origenes.
1. Ireneus
Ireneus. Penekanan kepada ke-esaan Allah, "menurut
ada dan kuasaNya Allah itu pada hakekatnya Esa".
Akan tetapi "menurut peristiwa dan pelaksanaan
penebusan terdapat Allah Bapa dan Putra."
Allah mempunyai sabda dan
St. Irenaeus, Bishop di Lugdunum,
kebijaksanaan sejak awal. Maka Firman
Gaul, yang kemudian menjadi
dan Hikmat itu boleh dikatakan
bagian Kerajaan Roma. Sebagai
Bapa Gereja dan Apologis, banyak
hypoteseis, yang lahir daripadaNya
menulis Teologi awal.. Wikipedia
sebelum dunia diciptakan. Putra lahir
dari bapa sebelum adanya waktu.
1
�
�
�
�
Kesimpulan ajaran Ireneus berbeda dengan ajaran Trinitas Gereja abad IV.
Titik tolaknya bukanlah tiga pribadi yang Ko-eternal melainkan pribadi
Bapa yang mempunyai besertaNya dan di sebelahnya samda dan hikmat.
Tiga Diri
Pada Ereneus sebenarnya belum meungkinkan memakai istilah "Tiga
Ko-Eternal
Ko-Eternal".
Derajat Sang Putra dan Roh Kudus belum terungkap dengan jelas.
Tiga Diri Ilahi
Ajaran tentang "Tiga
Ilahi" dikembangkan ireneus hanya dari sudut
pandang sejarah keselamatan.
2. Tertulianus (Peralihan abad II - III).
Tertulianus mengembanagkan besertaNya Sabda dan
Roh dengan Allah. Dalam hakekat Allah yang satu ada
tiga pribadi, dan itu tidak berarti ada tiga Allah. Demis
ejarah keselamatan dan "oikonomia" Ilahi. Diperlukan
tiga pribadi sehingga terdapat diferensiasi triganda dari
keesaan. "Ketiga pribadi itu berbeda tetapi bukan dalam
kondisi melainkan dalam derajat, bukan dalam hakekat
melainkan dalam bentuk, bukan dalam kuasa melainkan
dalam rupa".
Quintus Septimius
Trinitas
Pertama kali memperkenalkan istilah "Trinitas
Trinitas".
Florens Tertullianus,
Persona
Dan istilah "Persona
Persona"
Penulis yang produktif
Dikenakan kepada Anak, Logos berlainan dengan
(pertama
Bapa "dalam arti person bukan substansi, demi
menggunakan bahasa
pembedaan, bukan demi pembagian". Demikian
latin dalam tulisannya)
juga untuk Roh Kudus yang disebut pribadi ketiga.
pada gereja awal dari
Hal yang tidak sesuai dengan ajartan Gereja adalah
Kartago Wilayah
Kerajaan Romawi di
dengan tegas menempatkan Anak lebih rendah
Afrika. Wikipedia
derajatnya di bawa Bapa.
Lahir 160 M dan Mati
3. Origenes Ada ajaran yang mendukung tetapi ada
220 M
yang kontroversi.
Pertama : Allah adalah Bapa, meskipun nama
Allah bisa dikenakan kepada Anak dan Roh, tetapi keilahian mereka bersifat
sekunder, diturunkan dari keilahian Bapa. Allah melahirkan Putra dalam
suatu tindakan Abadi. Seperti Anak di subordinasikan kepada Bapa,
demikian pula Roh kepada Anak. Origenes menggunakan istilah
hypostasis
hypostasis, untuk menunjukkan ketiga pribadi Ilahi, Hypostasis artinya
keberadaan atau keberdikarian individual. Putra dan Roh berlainan dengan
Bapa sejauh menyangkut hypostasis mer eka. Ketiga pribadi itu bersatu
dalam keselarasan dan kehendak. Konsep kesatuan ini dinamakan
homo-ousios (kesatuan hakekat) . Konsep ini dikemudian hari dikenal
dengan dogma rumusan Konsili Nikaia (tahun 325 M).
Yang menjadi persoalan adalah ANak dan Roh di ciptakan oleh Bapa. Tetapi
ex nihilo
penciptaan Anak bukan berdasarkan "ex
nihilo" , melainkan dalam arti
kiasan. Sejak kekal BApa melahirkan kebijaksanaan yanf di dalamnya
tercantumlahj segala bentuk yang akan di ciptakan itu bagaikan dalam
2
contoh.
Ciri Kedua , Penciptaan yang kekal. Kebaikan dan kuasa ALlah itu
sempurna dan karena itu harus selalu mempunyai
objek-objek yang kepadanya kebaikan dan kuasa
itu terarahkan. Sebelum Allah menciptakan dunia,
Allah menciptakan dunia lain yang ko-eternal
dengan Allah sendiri. Sejarah dunia kita dimulai
sejak adanya dosa. Dan sejak semula mahluk
ciptaan pertama itu sudah di subordinasikan kepada
ALlah Bapa, maka menurut Origenes diperlukan
seorang mediator antara keesaan mutlak Allah
disatu pihak dan mahluk lain yang banyak di pihak
lain. Mediator itulah Anak. Kasus kelahiran
Origen Adamantius,
abadi dari Anak ini berbeda dengan ajaran
Adalah Teolog
Gereja. Ajaran Gereja adalah ANak dilahirkan
akademis pertama di
dalam kekelan, karena kekekalan tidak memiliki
Alexandria.
masa lalu dan masa depan, yang ada adalah kini
Tulisannya banyak di
(Agustinus). SUmbangan Origenes dalam trinitas pelajari orang
Trinitas
ini adalah membawa pemikiran "Trinitas
tentang gereja mula.
Wikipedia
ekonomis
ekonomis" yaitu pewahyuan ketiga Allah yang
Lahir 182 M di Mesir,
berurutan (dicicil), kepada pemahaman ketiga
Mati 254 M di
Allah yang sekaligus bersamaan, sebagai acuan
Kaisarea Palestina.
kepada hakekat Allah yang abadi. (Pemahaman
Trinitas imanen
"Trinitas
imanen").
II. Ketuhanan Yesus Kristus dan Roh Kudus :
Salah satu pokok ajaran yang perlu di susun adalah keTuhan Yesus dan Roh Kudus.
a) Arianus (256- 336)
Asumsi Arius adalah Allah yang tidak di ciptakan dan
agennetos
tidak melahirkan (agennetos
agennetos). menjadikan konsepnya
tentang Ketuhanan Anak adalah berbeda. Sehingga yang
dimaksud Allah itu selalu terarah kepada Bapa. Putra
Allah pernah tidak ada, bari pada penciptaan sang sabda ,
Allah menjadi Bapa. Sabda dipandang sebagai Putra Allah
bukan dalam arti metafisik, melainkan dalam arti kata
yang moral. KeAllahan putra tidak melekart pda
keberadaanNya, melainkan dianugerahkan
Arius was an ascetic
kepadaNya. Allah Putra diadopsi, tetapi adopsi Christian presbyter in
ini tidak menghasilkan partisipasi yang real
Alexandria, Egypt, of the
church of Baucalis, and was
dalam ketuhanan, tidak sebanding denganNya.
of Libyan origins. Wikipedia
Allah tidak mungkin ada banding-Nya. Sang
Born 256
Logos hanya menjadi sarana penciptaan dunia.
Dead 336
Dan Roh Kudus adalah ciptaan Logos yang
pertama. Roh kurang ilahi dibanding Logos,
Logos menjadi daging dalam arti bahwa menuaikan tugas suatu jiwa didalam Yesus
Kristus.
3
Akibatnya adalah Yesus bukan Allah dan bukan manusia. Dan kalau pada Origenes
masih ada kesatuan Allah, dalam ajaran Arius justru yang Allah hanyalah Bapa,
yang lain setengah Allah.
b) Konsili Nikaia / Nicaea (325 M) : KeTuhanan Yesus.
Konsisli ini dilaksanakan pada jaman Konstantin. Membahas homo-ousios
(Sehakekat), teks berbunyi :
"Kami percaya akan satu ALlah, Bapa yang mahakuasa, pencipta segala sesuatu
yang kelihatan dan tak kelihatan. Dan akan satu Tuhan Yesus Kritsus, lahir dari
Bapa, lahir -tunggal, yaitu dari hakekat Bapa, Allah dari Allah, terang dari terang,
Allah benar dari Allah benar, dilahirkan bukan dijadikan, sehakekat dengan Bapa,
segala sesuatu dijadikan olehNya, baik yang disurga maupun yang dibumi, Ia turun
untuk kita dan untuk keselamatan kita, dan Ia menjadi daging dan menjadi manusia,
wafat kesengsaraan dan bangkit pada hari ketiga, naik kesorga dan akan datang
mengadili orang hidup dan orang mati dan akan Roh Kudus..."
c) Konsili Konstantinopel
Konstantinopel. (381 M).
Althanasius
Althanasius,
Ada tiga sumbangan Althanasius,
1. Pentingnya pemahaman Yesus adalah homo-ousios (sehakekat) dengan Allah,
Bukan hanya ke Tuhanan Yesus Kristus dalam arti yang penuh, sesuai dengan
interpretasi istilah itu. Tetapi juga kesatuan Allah Bapa dan
Putra dan Roh kudus. Keilahian Putra identik dengan
Keilahian Bapa.
2. Ada keterkaitan ajaran trinitas dengan soteriologi
soteriologi. Yesus
harus sepenuhnya Manusia dan Allah, supaya penebusan dan
keselamatan manusia benar terpenuhi. Meskipun Althanasius
harus dipindah 5 kali dan dibuang belasan tahun demi
memperjuangkan pemahaman ini.
3. Althanasius menempatkan Roh Kudus sebagai Allah.
Padahal didalam kredo Nakaia Roh Kudus tidak
Athanasius dari Alexandria,
terlalu banyak dibahas. Menurut Aroius tidak ada
dikenal sebagai St.
kesamaan sedikitpun antara Roh dan Bapa, Sedang
Athanasius Agung, St.
Roh dengan Anak sama-sama ciptaan. Eisibius
Athanasius I dari
mengajarkan Roh di ciptakan Anak pertama kali,
Aleksandria, St Athanasius
sehingga di subordinasikan dibawah Anak.
Penginjil dan St
Althanasius membantah itu semua dan menempatkan
Athanasius Rasul, Ia
adalah bishop Alexandria.
Roh sebagai Allah, sehakekat dengan Allah. Melalui
Wikipedia
Roh kita memngambil bagian didalam Allah. Roh Itu
Lahir 296 M di
Roh Putra, diutus oleh Putra segala sesuatu yang
Aleksandria. Mati 373 di
dimiliki Roh dimiliki juga oleh Putra (Yoh 16:13-14).
Aleksandria.
Sehingga lengkaplah konsep trinitas yang dibangun
Althanasius (ke tiga Allah ada).
d) Agustinus (354 - 430)
Ciri khas pandangan Agustinus adalah :
Ajaran Trinitas yang imanen. Dengan memberikan penafsiran yang tepat tentang dua
4
istilah hypostasis1 (kemandirian) dan ousia2 (keesaan) yaitu tetap
mempertahankan baik kesatuan Allah maupun ketiga pribadiNya.
Allah yang maha esa tidak berhenti menjadi tunggal (simplex), karena ia tritunggal.
Simplisitas Allah berarti segala kesempurnaan yang kita akui ada padaNya
(keagungan, kebaikan, keabadian dsb) menyatu dengan "mengada-Nya". Semua
kesempurnaan itu tidak ditambahkan pada hakekat ALlah, tetapi melekat padanya.
Allah itu agung dalam diriNya sendiri, oleh keagunganNya sendiri.
Hanya dengan satu saja dapat dikatakan bahwa ia ada secara mutlak dan bahwa ia
sempurna secara mutlak. Karena Allah yang maha esa memiliki satu keallahan, satu
kemuliaan, satu kehendak dan
Augustine dari Hippo,
satu kegiatan. Tidak pernah
(Augustine, St. Augustine, St.
ada satu lkeaktifan yang
Austin, St. Augoustinos, St.
melibatkan hanya Bapa saja,
Augustin, Augustine yang
diberkati, Bishop dari Regius
atau hanya putra saja atau roh
Hippo. Wikipedia
kudus saja (satu asas = unum
Lahir Nov 354 M Mati
principium).
Agustus 430 M
Agustinus tidak
merekomender istilah "persona" dalam latin atau "prosopon" dalam Yunani,
dikenakan dalam ketiga diri Allah. Lebih suka memakai "relatio" KArena ketiga
diri Allah bukan berbeda pada diriNya sendiri, melainkan hanya berbeda dalam
relasiNya satu sama lain dan terhadap dunia.
Pada waktu kita menyebut Allah itu sempurna, baik dan mahakuasa, kata-kata itu
menunjuk kepada Allah dalam kesatuan-Nya. Sifat-sifat mutlak itu hanya dapat
dikatakan mengenai Trinitas dalam kesatuan-Nya. Tetapi pada waktu kita menyebut
Bapa, Putra dan Roh Kudus, sebutan itu relatif. diri.
Sumbangan Agustinus yang lain adalah selain menempatkan Roh Kudus sebagai
Allah yang berbeda dan Esa dengan yang lain, juga memberikan sikap positif
terhadap perdebatan Trinitas sehingga menolong Gereja pada masa itu terjebak
didalam Trietisme3. Tercermin didalam Doanya :
"Yang Tuhan Allah yang Maha Esa, Allah Tritunggal, apa saja dalam buku ini yang
telah kukatakan dan yang berasal dari padaMu, semoga juga di terima oleh mereka
yang berasal dari padaMu; da kalau ada sesuatu yang berasal dari diriku sendiri,
maka semoga diampuni, baik olehMu maupun oleh mereka yang berasal dari
padaMu."
III. Trinitas dalam teologi masa kini.
(Hypostasis 1). the unique nature of the Godhead and hence the Holy Trinity. 2). any of the
three parts of the Holy Trinity. 3). the personality of Christ separate from his dual nature, human
and divine).
2
Substantia dan Essentia dalam Latin.
3
Sikap memperdebatkan terus Trinitas hingga berkepanjangan dan tidak menguntungkan bagi
perkembangan Gereja.
1
5
Para teolog modern mengelompokan pandangan Trinitas ini kedalam tiga kelompok :
1. Trinitarianisme monopersonal
monopersonal. /unitarian (Allah tritunggal satu
pribadi).Pendukungan Karl Bath. Pribadimenurut Karl Barth adalah poersona tidak sama
dengan pribadi karena mereka tetap satu. Allah satu pribadi dalam tiga "cara berada".
Didalam Allah tidak ada lebih dari satu subjektivitas, satu pusat kegiatan rohani, satu
kebebasan, dan satu kehendak.
2. Trinitarianisme sosial (Allah tritunggal tiga pribadi) Didalam Allh terdapat
persekutuan (communio, communicatio) dari Bapa, Putra dan Roh Kudus. Ketiga pribadi
tadi saling berhubungan satu sama lain dengan cara yang bersifat analog dengan ,
meskipun juga jauh melebihi hubungan antara para anggota satu badan sosial yang terdiri
dari tiga mahluk insani. Karena mahluk menjadi "person" pada waktu berhubungan
dengan yang lain.
Meskipun kadang ada ketegangan diantara ketiga person tadi, tetapi mereka terkukung
didalam kesatuan imanen yang kuat. Proses-proses imanen di dalam trinitas bersidat
adikodrati, kekal, dan malah niscaya sedangkan perutusan ekonomis bersifat (suka)rela,
temporal dan bebas.
3. Posisi Tengah
Tengah. Kelompok yang berada di tengah dari dua pandangan diatas.
Eof.
6
Kristologi
Kristologi.
Ringkasan Bab 3 Kristologi Dalam
Kanisius. Jogjakarta.
Teologi Sistematika 1. Nico Syukur Dister. 2004.
1. Berbagai konsep Kristologis :
Gereja pada abad V baru secara resmi merumuskan dua kodrat yang dimiliki oleh
Pribadi Yesus Kristus yang satu dan sama. Yaitu konsisli Efesus dan Khalcedon. Tetapi
sebelum itu ada pandangan pandangan "heretic" bidah yang memilih, artinya
menekankan kepada kemanusiaan Yesus dan melemahkan KeTuhanan Yesus, begitu
sebaliknya.
Ebionisme : "ebionit" berarti para miskin
miskin. Kelompok tersisa dari Gereja mula yang
memisahkan diri dari kelompok lain. Percaya bahwa Yesus
adalah manusia biasa anak dari Yusuf dan Maria. Sampai
pada pembabtisan digabungkan dengan Zat Ilahi. Ia adalah
nabi yang di tentukan menjadi mesias. Pada suatu hari Yesus
akan kembali untuk mendirikan kerajaanNya. Kaum Ebionit
tetap mentaati Torat dan menolak surat surat Paulus.
Keinginan mereka adalah menjadi Yahudi dan Kristen,
tetapi keinginan itu tidak tercapai kedua-duanya.
Doketisme
Doketisme. Yesus hanya tampak saja memiliki tubuh. Atau memiliki tubuh sorgawi.
Salib hanya untuk mengelabuhi mnata orang beriman. Dasarnya adalah logos yang
tidak bisa mati, menderita dan menjadi manusia. Doketisme belum sampai menjadi
mazhab, hanya suatu cara berpikir tentang Yesus Kristus yang berkembang di kalangan
beberapa orang.
Corpus Paulinum
Paulinum. Galatia 4:4 pra eksistensi Yesus di sampaikan, Roma 1:3-4
(menurut daging dan menurut Roh) serta Filipi 2:5-11 (dalam rupa Allah dan ...) Yang
menyebutkan Yesus memiliki dua cara yang berbeda. Corpus Yohaneum dimana
menempatkan Logos sebelum menjadi Yesus (Yohanes 1:1-18).
2. Ketuhanan dan Kemanusiaan Yesus Kristus
Kristus.
Yang di kembangkan adalah :
Kristologi Firman - daging (logos - sarks). Kesatuan antara Firman Allah dan Tubuh
manusia di tekankan oleh garis pemikiran yang dikembangkan di Aleksandria;
Kristologi Firman - Manusia (Logos - Anthropos). Perbedaan antara Sabda dan
badan Insani di tekankan.
A. Soal jiwa insani pada Yesus Kristus.
Arius, Athanasius dan Eustathius
Eustathius,
Arius menolak adanya jiwa insani didalam Logos. Logos sendiri yang mengisi tempat
jiwa sehingga tubuh Yesus dalam dirinya adalah tampa jiwa. Akibatnya adalah bahwa
logos haruslah ciptaan sebab yang menderita adalah logos bukan jiwa Yesus. Penganut
7
Logos - Sarks dengan menekankan kepada keberbedaan antara keilahian dan
keinsanian Yesus.
Athanasius sebaliknya menyangkal pandangan ini dan menekankan ketuhanan Yesus.
Dia tidak menekankan keutuhan manusiawi Yesus (demi keutuhan itulah Yesus harus
memiliki jiwa manusiawi selain tubuh). Penganut Logos - Sarks dengan menekankan
kepada keutuhan antara keilahian dan keinsanian Yesus.
Eustathius
Eustathius. Membedakan tajam antara keilahian dan keinsanian Yesus. Sehingga yang
mengemuka justru perbedaan dari Keilahian dan keinsanian Yesus. Penganut Logos Anthropos.
B. Yesus Kristus sungguh manusia, sungguh Allah. (abad IV dan V).
Terdapat kesatuan moral dan kesatuan kehendak dari kedua sifat keilahian dan
keinsanian historis dari Yesus. Akan tetapi secara substansi terdapat dua hypostaseis
atau kodrat. Kelompok Anthiokia kurang memperhatikan kesatuan pribadi Yesus , hal
ini membawa dampak seolah ada dua subjek atau pelaku yang kesatuannya hanya
dterletak pada seia sekata, sehati sejiwa. Kelompok Anthiokia mengembangkan Filipi
2:7 dimana logos mengambil rupa seorang hamba menjadi sama dengan manusia.
Nestorius, memunculkan kasus apakah Bunda Maria boleh dikatakan Theotokos ? Pada
waktu menerima Theotokos pada Maria berartio mendukung kesatuan Ilahi dan
manusia Yesus, pada waktu menolak muncul pertanyaan : 1) Kalau kesatuan Ilahi dan
manusia Yesus bukan sejak lahir, sejak kapan Yesus ditunjuk sebagai Tuhan ? 2)
dengan cara bagaimana ketuhanan dan kemanusiaan Yesus itu bersatu ?. Maria disebut
Theotokos atau ada yang menyebut Anthropotokos. YAng diusulkan Nestorius adalah
Khristotokos.
Sedang kelompok Aleksandria (tokohnya Cyrillus) lebih mengembangkan Yohanes
1:14 dimana logos menjadi manusia. Sehingga unsur ilahi Yesus lebih di tekankan
dibanding unsur keinsanian Yesus. Penjelmaan di gambarkan sebagai perubahan
KeTuhanan ke dalam kodrat manusiawi. Tetapi karena ALlah tidak mungkin berubah,
maka yang terjadi adalah penyatuan substansi dimana kodrat manusia diubah menjadi
kodrat Ilahi. Bahayanya adalah ciri kemanusiaan Yesus menjadi tidak ada tempat.
Kodrat insani Yesus tidak pernah berdiri sendiri, seluruhnya dimiliki Logos. Kodrat
manusiawi Yesus tidak lain adalah tubuh Logos, bukan cuma sekedar tubuh seorang
mahluk insani.
3. Yesus Kristus Satu pribadi dua kodrat.
Perselisihan Nestorius dan Cyrillus menyebabkan diadakan konsili di Efesus (431
M). Yang hasilnya kurang memuaskan kedua pihak dan akhirnya di adakah lagi konsili di
Khalsedon 20 tahun kemudian 451 M. Konsili Khalsedon dihadiri 600 uskup, Teksnya
terdiri dari dua bagian, bagian pertama menyangkut kesatuan pribadi Yesus
Yesus, dan bagian
kedua mengenai dua kodrat dalam Yesus
Yesus.
"Maka dengan mengikuti para moyang suci, kami sekalian sehati sepikir mengajar
bahwa mengakui Sang Putra dan Tuhan kita Yesus Kristus sebagai satu dan sama:
� Yang sama sempurna dalam keilahian dan yang sama sempurna dalam
kemanusiaan
� Yang sama sungguh Allah dan sungguh manusia (terdiri) dari jiwa berakal dan
8
�
�
�
tubuh.
Menurut keilahian sehakekat dengan Bapa dan yang sama sehakekat dengan kita
menurut keinsanian.
Dalam segalanya sama dengan kita, tetapi tanpa dosa (ibr 4:15).
Menurut keilahian dilahirkan dari Bapa sebelum (segala) zaman, tetapi menurut
kemanusiaan pada hari-hari akhir itu yang sama (dilahirkan) dari perempuan
Maria, Bunda Allah, demi untuk kita dan demi untuk keselamatan kita.
Kami mengajar bahwa Tuhan kita Yesus Kristus yang satu dan sama, Putra yang
tunggal itu, harus diakui :
�
�
�
�
�
Dalam dua kodrat (en duo physein), tak tercampur (asygkhytos), tak berubah
(atreptos), tak terbagi (adiairetos), tak terpisahkan (akhoritos).
Dengan sama sekali tidak dihilangkan perbedaan kodrat-kodrat karena
pemersatuan.
Tetapi sebaliknya ciri-corak khas masing-masing kodrat tetap aman, dan (kedua
kodrat itu) bergabung dalam satu pribadi (prosopon) dan satu diri (hypostasis).
Tidak terbagi ataupun terpisah menjadi dua pribadi (prosopa),
Melainkan yang satu dan sama Anak Tunggal, Allah-Logos, Tuhan Yesus Kristus,
sebagaimana para nabi dahulu dan Yesus Kristus sendiri mengajar kita tentang
itu dan syahadat para moyang menyampaikannya kepada kita."
Eof
9
Download