keanekaragaman hayati jenis palem

advertisement
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan tropis, yang berkembang sejak ratusan juta tahun yang silam, terdapat
berbagai makluk hidup mulai dari bakteri, cendawan, lumut dan berbagai jenis
tumbuh-tumbuhan. Diperkirakan paling tidak ada 2 juta jenis tumbuhan yang hidup
di hutan tropis yang luasnya hanya 7 % dari luas permukaan bumi ( Arief 2001).
Arief (2001) menyatakan bahwa Indonesia sebagai salah satu negara tropis
dengan hutan yang luas, merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati.
Diperkirakan 25 % dari jumlah spesies didunia berada di Indonesia. Dari setiap jenis
tersebut memuat ribuan plasma nuftah dalam kombinasi yang unik sehingga terdapat
aneka gen dalam individu. Indonesia dikenal sebagai negara Mega Biodiversity
terbesar ketiga setelah Brazil dan Madagaskar. Indonesia memiliki jenis mamalia
tertnggi (kurang lebih 600 spesies, 280 endemik), spesies burung menempati urutan
kelima setelah Columbia, Peru, Brazil, dan Equador (1.531 spesies, 397 endemik),
reptil menempati urutan keempat (511 spesies, 150 endemik), ikan tawar menempati
urutan kedua dan ikan laut urutan pertama. Sedangkan tumbuh-tumbuhan menempati
urutan ketiga setelah Brazil dan Columbia (37.000 spesies, 18.000–20.000 endemik).
Secara total, keanekaragaman hayati di Indonesia kurang lebih sebesar 325.350 jenis
flora dan fauna, yang terekam dalam buku Megediversity “Earth's Biologically
Wealthiest Nation”.
2
Menurut Arief (2001), seluruh sumber daya alam hayati yang ada
penyebarannya tidak merata, Kalimantan, Sulawesi dan Papua dianggap sebagai tiga
pusat keanekaragaman hayati utama yang terdapat di Indonesia. Dengan adanya
Mega dan Center Biodiversity tersebut, sangat penting sekali bagi aspek-aspek
pelestarian kekayaan jenis dan perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh kegiatan
manusia. Padahal perubahan dari kegiatan manusia berjalan sangat cepat, sehingga
aspek pemeliharaan variasi genetika dan pencegahan kepunahan jenis-jenis tertentu
sangat diutamakan.
Banyak jenis dan varietas tumbuhan lokal yang berpotensial bagi kehidupan
manusia, baik tumbuhan yang masih liar maupun yang telah dibudidayakan. Sekitar
80.000 jenis tumbuhan yang kemungkinan dapat dimakan, namun baru 3.000 jenis
yang baru dibudidayakan. Sampai saat ini diperkirakan bahwa sekitar 30 % tumbuhan
belum diberi nama ilmiah dan tentunya belum didokumentasikan (Myers (1979 dalam
Arief 2001)).
Palem merupakan salah satu kelompok flora yang menarik untuk dipelajari,
baik dari segi ilmu tumbuh-tumbuhan maupun dari segi keindahan dengan
keanekaragaman bentuk serta pemanfaatannya. Tanaman palem termasuk dalam
keluarga Palmae yang banyak dijumpai diwilayah yang beriklim tropik dan
subtropik. Tanaman palem dapat berperan dalam menyusun ekosistem hutan dan
dapat memberikan kontribusi bagi kepentingan manusia (Petocz 1979 dalam Richarda
1997).
3
Menurut Jones (1995 dalam Mercy 2003), dua per tiga spesies palem yang
ada didunia diperkirakan tumbuh didaerah hutan hujan tropis, beragam jenis palem
mulai dari jenis palem yang tinggi dan berkanopi lebar hingga jenis palem yang
tumbuh rendah didasar hutan. Akar tanaman palem mempunyai kemampuan untuk
mengikat air sehingga tetap dapat memenuhi kebutuhan air secara alami selama
musim kering. Meskipun demikian sangat jarang ditemui jenis palem yang tumbuh
didaerah yang sangat kering seperti gurun pasir (kecuali satu spesies palem yaitu
palem jenis kurma), dengan syarat tempat tumbuhnya terdapat persediaan air bawah
tanah yang dapat terjangkau oleh akar.
Jenis-jenis palem yang tumbuh di Indonesia belum banyak diketahui jenis
serta pemanfaatannya. Oleh sebab itu kemungkinan besar akan ditemukan jenis-jenis
baru yang terdapat di hutan Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua atau pulaupulau kecil yang memiliki hutan alami, sehingga ada kemungkinan ada jenis-jenis
lain yang bias luput dari pengamatan selama ini (Sastrapradja et al 1978 dalam
Richarda 1997).
B. Masalah
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk serta perkembangan
pembangunan yang begitu pesat, fungsi serta luas hutan semakin berkurang. Sebagai
akibat dari aktivitas manusia antara lain, merambah kawasan hutan dalam rangka
pemanfaatan sumber daya hutan dan konversi lahan hutan untuk lahan pertanian dan
4
perkebunan, areal pemukiman, peternakan, lokasi industri dan lahan untuk peladang
berpindah. Bila dalam pengelolaannya dilakukan secara tidak teratur, maka hal ini
dapat menimbulkan kerusakan pada ekosistem hutan yang berakibat hilangnya
beberapa jenis tumbuhan yang belum diketahui jenis, beentuk dan manfaatnya.
Sehubungan dengan minimnya penelitian tentang keanekaragaman hayati
yang dilakukan di wilayah Pulau Biak, Kabupaten Biak Numfor, Propinsi Papua,
maka sebagai penduduk asli di Pulau Biak (suku Biak), penulis ingin memberikan
sedikit kontribusi pengetahuan dengan melakukan penelitian tentang keanekaragaman
hayati jenis palem yang terdapat di wilayah Pulau Biak.
Keterangan dari Dinas Kehutanan Propinsi, Dinas Kehutanan Kabupaten Biak
Numfor dan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, hanya
menyebutkan
secara
umum
mengenai
gambaran
jenis
vegetasi
maupun
keanekaragaman hayati yang terdapat di wilayah Pulau Biak, Kabupaten Biak
Numfor, Propinsi Papua. Dalam hal ini tidak menyebutkan secara rinci mengenai
jenis tumbuhan dari keluarga Palmae, baik yang endemik maupun eksotik. Selain itu
juga tidak adanya data yang pasti mengenai jumlah genus, pola penyebaran dan
factor-faktor lingkungan yang dapat terhadap keanekaragaman hayati keluarga
Palmae yang terdapat di wilayah Pulau Biak.
Hal-hal tersebut diatas yang memotivasi penulis untuk melakukan penelitian
tentang keanekaragaman hayati jenis palem dan factor-faktor penting, yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari tanaman palem yang terdapat
di wilayah Pulau Biak, Kabupaten Biak Numfor, Propinsi Papua.
5
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keanekaragaman hayati jenis palem yang terdapat di wilayah Pulau
Biak, Kabupaten Biak Numfor, Propinsi Papua.
2. Bagaimana pola penyebaran dari tumbuhan palem di wilayah Pulau Biak,
Kabupaten Biak Numfor, Propinsi Papua.
3. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dari tanaman palem
di wilayah Pulau Biak, Kabupaten Biak Numfor, Propinsi Papua.
4. Bagaimana pemanfaatan dan kegunaan tanaman palem bagi masyarakat lokal.
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui keanekaragaman hayati jenis palem yang terdapat di wilayah Pulau
Biak, Kabupaten Biak Numfor, Propinsi Papua.
2. Mengetahui pola penyebaran dari tumbuhan palem di wilayah Pulau Biak,
Kabupaten Biak Numfor, Propinsi Papua.
3. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dari tanaman
palem di wilayah Pulau Biak, Kabupaten Biak Numfor, Propinsi Papua.
4. Mengetahui pemanfaatan dan kegunaan tanaman palem oleh masyarakat lokal.
6
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi pemerintah daerah setempat (Pemda Kabupaten Biak Numfor)
a. Dapat memberikan data mengenai keanekaragaman hayati jenis palem (jumlah
genus dari familia Palmae) yang terdapat di wilayah Pulau Biak.
b. Sebagai referensi tambahan bagi Dinas Kehutanan, Pertanian dan Perkebunan
dalam upaya pengembangan serta pelestarian keanekaragaman hayati palem
dimasa yang akan datang.
2. Bagi dunia pendidikan
a. Merupakan usaha secara langsung untuk memberikan pengetahuan dan
perkembangan tentang keanekaragaman hayati jenis palem yang terdapat
diwilayah Pulau Biak, Kabupaten Biak Numfor, Propinsi Papua.
b. Memberikan informasi kepada pelajar dan mahasiswa (informasi botanis
tentang palem) untuk mempelajari lebih dalam tentang keanekaragaman hayati
jenis palem.
c. Sebagai informasi dasar bagi peneliti lanjutan, pengembang ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam hal pengelolaan dan upaya pelestarian tanaman palem.
3. Bagi masyarakat lokal
a. Adanya pemahaman baru tentang nama ilmiah serta manfaat lainnya dari
beberapa spesies palem.
b. Memberikan informasi mengenai nilai estetika dan ekkonomis spesies palem.
c. Memberikan rangsangan secara langsung untuk membudidayakan serta
pelestarian akan keanekaragaman hayati jenis palem yang ada di wilayahnya.
Download