1 IAN ANTONO: KISAH MUSISI ROCK INDONESIA 1972-2004 Adrianus Waranei Muntu 0806343771 Ilmu Sejarah – Fakultas Ilmu Budaya – Universitas Indonesia Abstrak Ian Antono merupakan gitaris legendaris yang patut untuk diteliti dari segi kehidupan dan juga kiprahnya di dalam dunia musik rock Indonesia. Tidak mudah menjadi seorang musisi yang ternama dan terkenal pada saat itu apabila tidak memiliki kualitas yang baik. Hal-hal diluar kemampuan bermusik juga dibutuhkan di dalam dunia ini yaitu sebuah kesabaran serta konsistensi untuk dapat bertahan menjadi musisi yang terkenal. Yang terpenting adalah dapat menghargai proses. Banyak sekali hasil karya yang telah dihasilkan oleh Ian Antono baik lagu yang diciptakan ataupun ditata musiknya. Itulah hal yang menyebabkan Ian Antono sangat terkenal di dalam dunia musik rock Indonesia. Ian Antono is a legendary guitarist who worth for a research from his life aspect and also his gait in the music world of Indonesia. It was not easy to be a famous musician at the time if he has not a good quality. The things outside the skill of music also need for that world are some patience and consistency to survive become a famous musician. The most important is appreciate the process. There are so many masterpiece which produced by Ian Antono, the song which he made or he arranged. That is the point which makes Ian Antono very famous in the rock music world of Indonesia. Keywords: Ian Antono, Musician, Music, Rock, Guitarist, God Bless, Gong 2000, Indonesia. Pendahuluan Pada era 1970-1980, dunia musik Indonesia dibanjiri oleh jenis musik baru yang cukup mewabah dan mendominasi, yaitu musik rock. Musik rock adalah jenis Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013 2 musik populer dari Amerika Serikat dan mulai mendunia pada pertengahan 19501960. Pada akhir 1960 hingga 1970, musik rock mengalami perkembangan menjadi beberapa jenis. Sebuah kelompok musisi yang mengkhususkan diri memainkan musik rock dijuluki rock band atau rock group (grup musik rock). Kelompok musik rock biasanya terdiri dari pemain gitar, penyanyi utama (lead vocal), pemain gitar bass, dan pemain drum (drummer), yang akhirnya membentuk sebuah kuartet1. Awal mula kelahiran musik rock berasal dari aliran rock n’ roll yang terus berkembang setelah Perang Dunia II. Pada masa perang, aliran musik jazz mulai melemah dan digantikan bebop atau bob yang dipelopori anak-anak muda dari kaum kulit hitam di Amerika Serikat. Masuk pula penggunaan gitar listrik pada musik bebop ini. Musik tersebut kemudian menjelma menjadi rock n’ roll yang kita kenal sekarang. Dasar dari rock n’ roll sebenarnya adalah interpretasi bebas atas ritme dan blues yang pada hakikatnya diambil dari lagu-lagu pada masa sebelumnya.2 Dari musik rock, banyak sub aliran musik rock seperti classic rock, hard rock, death rock, folk rock, jazz rock, summer rock, punk rock, dan lainlainnya.3 Di Indonesia, juga berkembang sebuah trend baru di dalam musik rock. Pada tahun 1970-an muncullah Oma (Rhoma) Irama dengan grup Soneta yang menciptakan jenis musik dangdut rock yang sangat terpengaruh Deep Purple dari alunan musiknya. Selain Rhoma, masih ada Reynold Panggabean dengan band Tarantula yang meramaikan nuansa dangdut rock di Indonesia. Musik rock mempunyai sisi lain bagi para musisinya, tetapi terdengar sangat ‘liar’ bagi beberapa kalangan yang tidak mudah menerima budaya Barat kontemporer. Bagi para musisinya, pertunjukan musik rock harus disertai dengan minuman keras, obat-obat terlarang, atau menyertakan unsur maut dan iblis.4 Hal ini menjadikan musik rock tidak diminati oleh kalangan yang fanatik terhadap agamanya. 1 Sebuah kelompok yang berjumlah empat orang. MAS (Musik, Artis, Santai), Edisi 75, Maret 1975. 3 Andrey Samosir, Tesis Magister: “God Bless, Mitos Musik Rock Indonesia 1973-­‐1997” (Depok: Universitas Indonesia, 2006), Hal. 8-­‐13. 4 Basilea Schlink, Musik Rock: Dari Mana & Mau Ke Mana?, (Malang: Penerbit Gandum Mas, 2003), Hal. 5. 2 Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013 3 Di Indonesia, kehadiran musik rock sulit dilepaskan dari evolusi rocker besar era 1970-1980 sebagai pendahulunya. Sebagai contoh adalah God Bless, Gang Pegangsaan, Gypsy (Jakarta), Giant Step, Super Kid (Bandung), Trencem (Solo), AKA/SAS (Surabaya), Bentoel (Malang) hingga Rawe Rontek (Banten). Band-band tersebut merupakan band rock awal di Indonesia. Selain itu, muncul seseorang bernama Log Zhelebour yang berperan besar dalam membidani lahirnya perusahaan rekaman rock yang pertama di Indonesia; Logiss Records. Produk pertama label5 ini adalah album ketiga God Bless, “Semut Hitam” yang dirilis pada 1988 dan habis hingga 400.000 kaset di seluruh Indonesia. Berdirinya God Bless sendiri sebagai salah satu band yang berpengaruh cukup besar terhadap Ian Antono dan sebaliknya, berawal ketika Ahmad Albar kembali ke Tanah Air setelah beberapa tahun tinggal di Belanda. Dia, Ludwig Lemans (gitaris Clover Leaf6), Fuad Hassan (drum), dan Donny Fattah (bass) membentuk band Crazy Wheels.7 Jockie Surjoprajogo (keyboard) baru bergabung dengan God Bless pada pertengahan 1973. Jockie sempat keluar dari God Bless, namun akhirnya kembali lagi dan mengajak Ian Antono ke dalam band ini.8 Masa inilah dimana Ian Antono pertama kali bergabung dengan band yang lekat dengan dirinya tersebut. Metodologi Tulisan ini merupakan penelitian terhadap sosok rocker Indonesia yang telah berkarya di dalam industri musik rock sejak 1972 dan menciptakan berbagai macam karya dalam bentuk lagu, terutama lagu beraroma rock, baik ciptaan maupun aransemennya. Pendekatan penelitian ini dilakukan dengan pendekatan ilmu sejarah. Lingkup yang dibahas di dalam penulisan ini dari tahun 1972-2004, masa awalnya berkarya bersama Band Bentoel, tahun 1975 ketika bergabung bersama God Bless, dan tahun 2004 yang merupakan puncak karir Ian Antono. Pengumpulan data dilakukan dengan mencari sumber primer yaitu wawancara terhadap para pelaku sejarah. Selain itu, dilakukan juga penelitian terhadap 5 Kata lain dari Perusahaan Rekaman. Band dari Ahmad Albar ketika ia hijrah ke Belanda. 7 Muhammad Mulyadi, Industri Musik Indonesia: Sebuah Sejarah, (Bekasi: Koperasi Ilmu Pengetahuan Sosial, 2009). Hal. 43. 8 Wawancara dengan Johan Tjahjono pada tanggal 25 Maret 2012 di Malang. 6 Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013 4 majalah-majalah sezaman. Pencarian data juga dilakukan dengan melakukan riset terhadap sumber-sumber sekunder yang relevan. Perkembangan Awal Sang Rocker Sejak Orde Lama runtuh, arus budaya musik bernuansa barat sangat menjamur di Indonesia, tidak terkecuali di kota Malang, kota kelahiran Ian Antono. Sejak lahirnya Orde Baru, tercatat lebih dari 20 band rock tumbuh kota ini. Band pertama yang muncul di kota ini adalah Eka Dasa Taruna, band yang didirikan oleh Letkol Sudarji, pendiri Universitas Merdeka Malang. Adapula band Tornado yang berdiri pada 25 Juni 1967 oleh Tonny Susilo. Tujuan berdirinya band ini adalah membina anak-anak yang berbakat di bidang musik, dan juga memajukan kesenian musik yang ada di Malang. Selera musik para remaja di Malang dari zaman dahulu hingga kini jarang bergeser jauh dari jenis musik yang keras, mulai dari yang bernuansa hardrock, slowrock, folk-rock, art-rock, atau psychedelic rock sekalipun. Malang juga terkenal memiliki penonton musik rock yang paling sering membuat keributan. Sudah banyak kisah musisi rock lokal maupun nasional yang mencoba menaklukkan hati dan telinga penonton Malang yang terkenal agak liar dan suka rusuh. Sebagian memang cukup berhasil, namun lebih banyak di antaranya yang gagal total. Keributan di Malang dalam beberapa pementasan musik rock terjadi karena penonton merasa telah berkorban untuk dapat menonton suatu pementasan musik rock. Mereka harus berjalan kaki menempuh lorong-lorong kampung. Bahkan ada beberapa surat yang ditujukan kepada radio Sena Putra di Malang dalam acara Rock Programnya, yang menyatakan bahwa mereka menjual baju dan celana untuk menyaksikan pertunjukan musik rock.9 Jadi, mereka menuntut suatu imbalan yang pantas dari suatu pementasan musik rock. Apabila terjadi suatu yang dianggap salah atau tidak berkenan pada penonton, maka mereka tidak segan menyoraki atau melempari penyanyi dan musisi yang berada di atas panggung.10 9 http://apokalipwebzine.wordpress.com/2010/07/22/sebuah-­‐peradaban-­‐dari-­‐bawah-­‐tanah-­‐ kota-­‐malang-­‐ii/ (10 Mei 2012, 02.00 WIB). 10 Muhammad Mulyadi, Op.Cit., Hal. 84-­‐85. Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013 5 Walaupun terjadi hal seperti itu, Malang memiliki musisi yang cukup tenar pada masanya yaitu Micky Jaguar yang kerapkali memuaskan penonton saat tampil. Sejumlah band yang pernah ia lakoni adalah Band Bentoel, Ogle Eyes, Jaguar, dan Alkatraz. Salah satu julukannya adalah “Mick Jagger van Malang” karena ia sangat meniru gaya Mick Jagger, vokalis The Rolling Stones saat tampil di panggung. Ketika bersama Band Bentoel, ia sering menampilkan aksi panggung yang tergolong unik, salah satu contohnya adalah ketika ia beraksi memotong dan meminum darah kelinci.11 Selain Micky Jaguar, tentu Malang juga ‘melahirkan’ musisi rock legendaris bernama Jusuf Antono Djojo atau lebih dikenal dengan Ian Antono. Ia lahir di Malang pada tanggal 29 Oktober 1950 dengan nama Yauw Hian Ling. Nama “Ian” ia ambil dari nama tengah Tionghoanya, Hian. 12 Ian Antono merupakan anak keempat dari enam bersaudara yang berasal dari pasangan Darmo Pusoko Djojo (Yauw Thwan Too), dan Siti Marijani (Sie Tien Nio). Keluarga Djojo merupakan keluarga yang sangat mencintai musik walau tidak menggelutinya secara dalam. Dari enam bersaudara, yang berkarir sebagai musisi profesional hanya Ian Antono meskipun kakaknya yang bernama Johan Tjahjono sempat terjun ke dunia musik dan bergabung dengan Band Bentoel sebagai pemain bass. Di dalam rumahnya di Malang, keluarga Djojo memiliki sebuah stasiun radio amatir. Ian sering memutar lagu-lagu kesukaannya dengan piringan-piringan hitam yang dimiliki oleh keluarganya. Lagu-lagu yang sering diputar adalah lagu dari band-band ternama kelas dunia seperti Led Zeppelin, Deep Purple, dan beberapa band lainnya. Ian Antono berteman lama dengan Abadi Soesman, salah satu musisi yang cukup ternama asal Malang dan sosoknya cukup berpengaruh di dalam kehidupannya. Semasa SMA, Ian pernah pergi bersama Abadi Soesman ke Surabaya dan Jakarta untuk bermusik.13 Di Jakarta, Ian tinggal di kontrakannya Abadi. Hidup Ian di Jakarta waktu itu sangat sulit secara ekonomi karena uang yang diterimanya dari hasil bermain musik tidak cukup untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari. 11 Wawancara dengan Johan Tjahjono pada tanggal 25 Maret 2012 di Malang. Wawancara dengan Ian Antono pada tanggal 7 Mei 2011 di Jakarta. 13 Wawancara dengan Johan Tjahjono pada tanggal 25 Maret 2012 di Malang. 12 Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013 6 Sekembalinya ke kota kelahirannya pada tahun 1970 atas ajakan kakaknya, Ian bergabung dan memperkuat Band Bentoel. Di atas panggung, Band Bentoel lebih banyak memainkan repertoire rock. Band Bentoel terdiri atas Ian Antono pada gitar, Teddy Sujaya sebagai drummer, Wanto yang bermain flute, Bambang M.G. Sebagai pemain bass, Yanto sebagai keyboardis, dan Mickey Michael Merkelbach atau Micky Jaguar sebagai vokalis. Sebelum Teddy Sujaya masuk, Ian masih memainkan drum, barulah setelah itu Ian memainkan gitar.14 Di band inilah awal mula Ian Antono berkarir sebagai seorang gitaris. Band ini memainkan aliran musik pop, rock, hingga hardrock. Namun, band yang terkenal di band rock Malang ini belakangan berubah menjadi ‘halus’ dan memainkan musik pop disaat mereka harus rekaman dengan artis seperti Emilia Contessa, Anna Mathovani, dan artis-artis lain di dalam album rekamannya. Mereka juga sering diundang tampil di acara konser musik di Malang. Puncaknya adalah pada 18 Februari 1973, Band Bentoel diundang tampil di GOR Pancasila Surabaya sebagai band pembuka bagi penyanyi asal Filipina yang bernama Victor Wood. Dalam penampilan ini, ada salah satu aksi panggung yang cukup menarik serta mengagetkan yang dilakukan sang vokalis, Micky Jaguar, yaitu disaat ia beradegan memotong dan meminum darah kelinci saat tampil di tengah-tengah sebuah lagu yang sedang dimainkan.15 Ketika itu Ian Antono juga bermain satu panggung dengan Micky dan menyaksikan kejadian tersebut. Setelah bertahan selama 3 tahun dengan Band Bentoel, akhirnya Ian Antono berpindah band kepada band yang juga tak kalah populer dengan Band Bentoel. Band tersebut bernama God Bless. Saat Bentoel tampil di "Jakarta Fair 1974", mereka dilirik God Bless yang sedang mencari pengganti Keenan Nasution sebagai drummer dan Oding Nasution sebagai gitaris. God Bless terkesima melihat dua personel Band Bentoel yakni Teddy Sujaya dan Ian Antono. Tak lama berselang keduanya direkrut. Mereka resmi bergabung dengan God Bless pada 1975. 14 Koran Tempo, 25 Mei 2004. Aktuil, No. 116, Maret 1973. 15 Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013 7 Bersama Band Industri Musik Rock Band Bentoel, God Bless, dan Gong 2000 merupakan band-band beraliran musik rock yang pernah digeluti oleh Ian Antono. Namun hanya God Bless dan Gong 2000 yang sempat masuk ke dalam ranah industri musik rock di Indonesia. Kisah masuknya Ian Antono ke dalam God Bless sebenarnya karena ia dan Teddy Sujaya diajak oleh Jockie Suryoprayogo ke dalam band tersebut. Pada tahun 1971-1973, God Bless kerapkali berganti personil. God Bless lahir pada tahun 1971 dari hasil pemikiran antara Fuad Hassan dan Donny Fattah yang menginginkan berdirinya sebuah grup band beraliran rock. Mereka beranggapan musik rock merupakan perwakilan dari hasrat jiwa mereka sebagai anak muda yang kerap kali tidak dapat tersalurkan. God Bless sendiri memang dibuat dan direncanakan untuk tidak bermain musik selain daripada musik rock. Akhirnya Fuad Hassan dan Donny Fattah sepakat untuk mendirikan band ini. Formasi God Bless saat itu hanya sebatas Fuad Hassan yang bermain drum dan Donny Fattah yang bermain bass, pemain-pemain lain hanya sebatas pemain tambahan sesuai dengan kebutuhan acara. Formasi God Bless terjadi secara lengkap ketika Ahmad Albar dan Ludwig LeMans datang untuk mengisi posisi vokal dan gitar di dalam God Bless. Ahmad Albar dan Ludwig LeMans saat itu baru datang dari Belanda. Pada tahun 1972, formasi band bertambah lagi dengan kedatangan dari Jockie Suryoprayogo yang diajak oleh Donny Fattah dan ia setuju untuk mengisi posisi menjadi seorang keyboardis. Posisinya sempat digantikan oleh Soman Lubis. God Bless sempat mengalami kekosongan personilnya karena Fuad Hasan dan Soman Lubis meninggal dalam sebuah kecelakaan karena mengendarai sepeda motor dalam kondisi yang kurang sehat16, dan Ludwig LeMans harus kembali ke Belanda. Kemudian God Bless mengajak keyboardis sebelumnya, Jockie Suryoprayogo untuk mengisi posisi keyboard. Jockie pun merekomendasikan Ian Antono dan Teddy Sujaya untuk bergabung dengan God Bless. 16 http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/1070/God-­‐Bles (2 Februari 2013, 11.00 WIB) Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013 8 Tanpa menunggu waktu yang cukup lama, mereka mengeluarkan album perdananya pada tahun 1975 yaitu God Bless dengan lagu andalannya saat itu adalah “Huma di Atas Bukit” yang dibuat oleh Donny Fattah dan Ahmad Albar. Menurut Ian Antono, di dalam album ini adalah lagu-lagu beraliran musik rock namun tetap ada unsur-unsur pop karena memang pop masih lebih merajai pasar musik Indonesia dibandingkan dengan musik rock. Di dalam album ini juga ada dua lagu yang bukan dikarang oleh personil God Bless, malahan mereka mengambil lagu The Beatles dan The Easybeats. Proyek God Bless selanjutnya adalah album Cermin dibawah naungan JC Records yang merupakan album kedua dari grup musik ini dirilis pada tahun 1980. Album ini penuh dengan nuansa rock progresif yang rumit dengan menonjolkan kemahiran tiap personel memainkan instrumen musiknya melalui aransemen yang matang. Beberapa lagu menjadi sangat panjang durasinya melampaui durasi lagu rata-rata pada masa itu yaitu sekitar 3-4 menit. Lagu “Anak Adam” yang merupakan lagu terpanjang berdurasi 11 menit 59 detik penuh dengan atraksi ketrampilan tiap personel. Album ini sangat melawan arus industri musik saat itu. Dengan konsep rock progresif seperti itu, album ini dianggap lahir mendahului zamannya sehingga dianggap konsumen tidak siap menerimanya. Akibatnya, Cermin merupakan album God Bless yang paling bawah dari sisi penjualannya. Tetapi, secara pencapaian estetika musik, Cermin melampaui album God Bless manapun menurut pengamat musik. Setelah terakhir merilis album berjudul Cermin pada tahun 1980, God Bless kemudian vakum tidak merilis album. Masing-masing personilnya sibuk dengan proyek pribadinya, sampai kemudian mereka dibawa kembali ke dapur rekaman oleh Log Zhelebour pada tahun 1988. Formasi mereka saat itu adalah Ahmad Albar, Ian Antono, Donny Fattah, Jockie Suryoprayogo, dan Teddy Sujaya. Ya, Jockie Suryoprayogo kembali ke dalam band ini setelah sekian kali ‘datang dan pergi’. Lama tidak merilis album tidak berarti membuat mereka gagap. Semut Hitam adalah album ketiga dari grup musik God Bless yang dirilis pada tahun 1988 dibawah naungan Billboard. Album ini dirilis dengan jarak waktu yang cukup lama dari album terakhir yang berjudul Cermin. Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013 9 Sukses dengan album Semut Hitam, God Bless kehilangan Ian Antono. Ian Antono saat itu ingin lebih memfokuskan diri untuk menjadi seorang produser yang lebih matang walau di kemudian hari ia akan kembali lagi ke dalam formasi God Bless. Saat itu posisi Ian Antono digantikan oleh Eet Sjahranie yang diajak masuk ke dalam God Bless oleh Jockie Suryoprayogo.17 Pasca keluarnya Ian Antono dari God Bless, ia membentuk band bernama Gong 2000. Pembentukan band ini dimulai ketika Ian Antono yang didorong oleh istrinya, Titiek Saelan, untuk membuat sebuah komunitas, memiliki sebuah komunitas musisi yang bernama Bengkel Musik Gong pada tahun 1991. Sebelumnya Ian Antono juga sempat membuat wadah yang sama yang bernama WAM (Wadah Artis dan Musisi), namun kelompok ini kandas di tengah jalan. Komunitas dibentuk dengan tujuan untuk membenahi kondisi musik di Indonesia, khususnya rock, sekaligus mencari solusi bagi musisi muda berbakat di jalur musik rock. Tetapi pada perkembangannya, tanpa disangka mereka yang bergabung di dalam komunitas ini bukan hanya dari jalur rock, melainkan juga para musisi jazz, seperti Mates yang merupakan seorang bassis, Indra Lesmana yang bermain keyboard, dan Gilang Ramadhan seorang penabuh drum. Lewat Bengkel Musik Gong ini, Ian Antono kemudian membuat sebuah band yang dinamakan Gong 2000 pada tahun 1990. Pemberian nama “Gong 2000” ini diberikan oleh perusahaan rokok ternama Indonesia yaitu PT. Djarum. Perusahaan tersebut juga yang mendanai kegiatan-kegiatan dari Gong 2000.18 Band ini dinahkodai oleh Ian Antono yang bermain gitar, Ahmad Albar sebagai vokalis, Harry Anggoman sebagai keyboardis, Donny Fattah bermain bass, serta Yaya Moektio sebagai penabuh drum. Di dalam band ini, Ian bagaikan menunjukan permainan gitar aslinya yaitu suatu permainan gitar yang beraromakan etnik19 yang mengarah ke Asia.20 Hal ini terlihat dari beberapa alunan lagu yang terlantun di hampir setiap lagu yang 17 Andrey Samosir, Op.Cit., Hal. 44. Wawancara dengan Ian Antono pada tanggal 7 Mei 2011 di Jakarta. 19 Jenis musik seperti ini pertama kali pernah dikolaborasikan oleh Guruh Soekarno Putra bersama band Gipsy pada tahun 1976 dimana mereka menghasilkan sebuah album bernama Guruh Gipsy dibawah label Tria Angkasa. 20 Wawancara dengan Toni Kaban pada tanggal 26 Maret 2012 di Malang. 18 Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013 10 dibawakan oleh Gong 2000. Yang paling terlihat ciri permainan Asianya tersebut adalah di dalam lagu yang berjudul “Menanti Kejujuran”. Dalam perjalanan Gong 2000, mereka menghasilkan empat album studio dan 1 album konser sepanjang berdirinya, yaitu: “Bara Timur” pada tahun 1991, “Double Album Gong 2000 Live In Jakarta” pada tahun 1992, “Laskar” pada tahun 1993, dan yang terakhir adalah Prahara pada tahun 1998.21 Pada konser perdana yang diadakan di Parkir Timur Senayan Jakarta, pada 26 Oktober 1991, hadir sekitar 100.000 penonton yang memadati tempat konser mereka. Peralatan mereka yang mereka bawa pun cukup canggih. Peralatan sistem suara berkekuatan 120.000 watt dan lampu berkekuatan 300.000 watt22 membuat konser ini seolaholah menjadi salah satu konser musik rock terbesar di Indonesia pada masanya. Pada tahun berikutnya mereka mengabadikan konser perdana mereka ini dalam sebuah album yang berjudul “Gong 2000 Live In Jakarta” yang diproduksi oleh label Ariesta. Band ini pun resmi dibubarkan pada tahun 2000. Meskipun sesuai namanya, namun setiap personil yang ada di Gong 2000 tidak pernah merencanakan pembubaran band ini pada tahun tersebut. Band ini bubar karena kesibukannya masing-masing, terutama Yaya Moektio dan Harry Anggoman. Yaya Moektio pindah ke sebuah band bernama Cockpit, dan Harry Anggoman sibuk dengan dunia musik serta kegiatan rohani di Gerejanya.23 Alasan lain pembubaran Gong 2000 adalah krisis ekonomi. Menurut Ian Antono, alasan pembubaran Gong 2000 karena krisis yang melanda Indonesia mengakibatkan sulitnya mengadakan pagelaran rock yang memadai. Baginya pertunjukan rock tanpa tata suara yang memadai bukanlah rock. Ian pun juga mengaku kalau mereka terjebak ke dalam industri rekaman.24 Padahal dahulu mereka sepakat membuat Gong 2000 hanya untuk sebuah wadah bengkel musik. Tepat pada tanggal 31 Desember 2000, Ian resmi menutup buku perjalanan karir Gong 2000 lewat sebuah konser megah yang digelar di Panggung Bende, Taman Impian Jaya Ancol. Di konser tersebut, Gong 2000 tampil tanpa 21 http://www.last.fm/music/Gong+2000. (1 Februari 2013, 12.05 WIB). http://www.tamanismailmarzuki.com/tokoh/albar.html (22 Mei 2012, 00.38 WIB). 23 Wawancara dengan Ian Antono pada tanggal 7 Mei 2011 di Jakarta. 24 Wawancara dengan Ian Antono pada tanggal 7 Mei 2011 di Jakarta. 22 Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013 11 didukung Harry Anggoman. Posisinya sebagai keyboardis digantikan oleh Abadi Soesman dan Iwang Noorsaid. Formasi tersebut juga didukung oleh Totok Tewel, personil band Elpamas di posisi gitar. Selain itu, kemegahan konser tersebut juga dimeriahkan penampilan beberapa bintang tamu antara lain Edane, /rif, Gilang Ramadhan, Jalu, Kelompok Gamelan Bali Saraswati dan dua penyanyi negeri tetangga, yakni Ami Search dari Malaysia dan Ramli dari Singapura.25 Di saat masih bersama Gong 2000, sebenarnya Ian Antono telah bergabung kembali bersama God Bless pada tahun 1997 dan permainan gitarnya sementara berduet dengan Eet Sjahranie. Di bawah naungan Logiss Record milik Log Zhelebour, God Bless yang sudah dirasuki kembali oleh gitaris lamanya, Ian Antono, kembali merekam album mereka yang kelima berjudul Apa Kabar. Pada tahun 1997 tersebut masing-masing anggota band memutuskan untuk berkumpul kembali dan bersama menggarap sejumlah materi baru di Puncak, Bogor, selama beberapa bulan. Lagu “Apa Kabar” dalam album ini menggambarkan suka cita tentang bersatunya kembali personel kelompok God Bless setelah vakum selama 8 tahun. Dalam album ini, God Bless tampil dengan formasi dua gitaris utama, Ian Antono dan Eet Sjahranie. Duet dua legenda gitar Indonesia ini bisa jadi merupakan salah satu bagian paling penting dari album Apa Kabar. Bahkan mereka sampai harus menjelaskan secara spesifik di dalam booklet yang terdapat di dalam CD ini mana bagian yang dimainkan Eet Sjahranie dan mana bagian yang dimainkan oleh Ian Antono. Menggawangi Para Musisi Tercatat Ian Antono telah beberapa kali telah menciptakan dan mengaransemen lagu serta mengorbitkan musisi-musisi Indonesia. Kelihaian lain Ian Antono memang sebagai seorang arranger dan pencipta lagu. Bahkan sempat dikabarkan bahwa ia lebih sering dikenal sebagai seorang arranger daripada seorang pencipta lagu. Ia termasuk dalam kategori penata musik yang membuat aransemen musik berdasarkan lagu yang sudah ada seperti yang ditulis oleh Kompas pada tahun 25 http://www.indosiar.com/sinopsis/satu-­‐jam-­‐bersama-­‐gong-­‐2000_3140.html (22 Mei 2012, 00.25 WIB) Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013 12 1992.26 Namun bukan hanya sekedar arranger, pencipta lagu, atau produser yang hanya beraliran musik rock, Ian Antono juga memiliki kemampuan di dalam jenis musik lain seperti dangdut dan pop. Pertama kalinya ia mengorbitkan artis adalah ketika menggabungkan Ahmad Albar dan Ucok Harahap di dalam duet maut bernama Duo Kribo. Ian Antono beralasan bahwa Ahmad Albar dan Ucok Harahap dilebur di dalam Duo Kribo karena pada era 1970-an, dua band ternama God Bless dan AKA seringkali bertengkar sehingga menghasilkan sejenis versus di dalam konser gabungannya. Tidak jarang pula terjadi sabotase oleh masing-masing band ketika salah satu sedang bermain. Untuk menghindari konflik yang berkepanjangan, Ian Antono menggabungkan frontman dari kedua band ini di dalam satu album kolaborasi. Sejak saat itu, kedua band ini sudah tidak pernah lagi beradu.27 Selain rock, Ian Antono menjajal musik pop pada era tahun 1970-1980. Ia mengorbitkan seorang juara “Pop Singer DKI ‘76” yaitu Grace Simon. Saat menjuarai kejuaraan tarik suara di bidang pop tersebut, Grace Simon menggeser 14 finalis lainnya dalam acara adu mulus vokal di Citra Teater Jakarta. Sejak saat itulah setumpuk tawaran, baik rekaman atau pertunjukan mendatanginya.28 Salah satunya adalah Ian Antono yang sempat menggarap 3 album Grace Simon di tahun 1979 dan 1984 yaitu album Pelarian, Grace Simon ’79, dan Cinta. Penyanyi wanita lain yang pernah diorbitkan adalah Sylvia Saartje yang bekerjasama dengan Ian Antono dalam album berjudul Biarawati di bawah PT. Irama Tara. Sylvia Saartje sendiri dikenal sebagai Lady Rocker 29 pertama di Indonesia. Sylvia Saartje sendiri memang pertama kali masuk dapur rekaman ketika bekerjasama dengan Ian Antono pada tahun 1979. Setidaknya, Sylvia Saartje yang merupakan garapan dari Ian Antono ini menjadi pelopor bagi kemunculan Lady Rocker lain di Indonesia. 26 Andrey Samosir, Op.Cit., Hal. 149. Wawancara dengan Ian Antono pada tanggal 7 Mei 2011 di Jakarta. 28 Aktuil, No. 202, Agustus 1976. 29 Lady Rocker adalah penyanyi-­‐penyanyi musik rock single maupun di dalam sebuah band yang berjenis kelamin wanita. Namun apabila para wanita bermain alat musik pada sebuah band rock, itu juga dapat dikategorikan sebagai Lady Rocker. Sebutan ini muncul dari ide para wartawan yang mempublikasikan berita tentang mereka. 27 Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013 13 Setelah sempat menggarap musik pop dan rock, Ian Antono sempat menjajal musik dangdut. Saat itu, para pecinta rock benar-benar tertohok ketika sang ‘Raja Dangdut’ Rhoma Irama muncul dengan musik dangdut yang benarbenar rock seperti Deep Purple. Rhoma Irama mengangkat dangdut menjadi suatu komoditi musik hiburan yang lebih mandiri dan individual.30 Suksesnya gebrakan yang dilakukan Rhoma Irama bersama Soneta itu ternyata membuat Ahmad Albar dan Ian Antono untuk membuat sebuah lagu dangdut berjudul “Zakia” pada tahun 1979. Hal ini cukup mengejutkan karena saat itu God Bless merupakan band rock papan atas. Terbukti, God Bless pernah menjadi band pembuka konser grup rock dunia, Deep Purple, saat manggung di Jakarta. Alasan di balik kenekatan Ahmad Albar itu karena ia ‘angkat topi’ terhadap eksperimen Rhoma Irama yang sukses menyusupkan elemen rock di dalam alunan musik dangdutnya. Namun kesuksesan Rhoma Irama itu membuahkan sebuah tantangan yang tidak mudah baginya. Tantangannya itu adalah untuk melakukan serangan balik pada Rhoma Irama di mana dia harus menggebrak industri musik dengan lagu dangdut. Belum lagi Ian Antono juga menggarap grup vokal wanita yang berasal dari Jawa Timur yaitu Pretty Sisters. Grup ini sempat mencuat namanya di tahun 1980-an. Pada tahun 1970-an akhir, grup vokal ini pernah dikirim oleh Gubernur Jawa Timur saat itu, Soenandar, untuk pergi ke Dilli, Timor Timur, dalam rangka misi kesenian. Saat itu Timor Timur baru bergabung dengan Indonesia dan pertama kalinya merayakan HUT Republik Indonesia yang ke-31.31 Ian Antono pun hanya sempat menggarap satu album bersama Pretty Sisters yang berjudul Kau Dan Liku di tahun 1985. Setelah itu, terdapat satu artis wanita selanjutnya yang menjadi andalan Ian Antono dalam pengorbitannya itu. Wanita tersebut bernama Anggun C. Sasmi, yang kini memilih berkebangsaan Perancis dan berada di jalur musik pop hingga menjadi artis kelas dunia ini pernah sekali digarap oleh Ian Antono di dalam sebuah albumnya. Dunia Aku Punya adalah album studio pertama oleh 30 Dieter Mack, Sejarah Musik Jilid IV, (Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, 2009), Hal. 585. Aktuil, No. 204, September 1976. 31 Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013 14 Anggun C. Sasmi. Album ini dirilis pada tahun 1986 saat usianya baru menginjak 12 tahun. Album ini menelurkan dua single andalan yaitu "Tegang" dan "Dunia Aku Punya". Namun, album tersebut belum mampu melejitkan nama Anggun C. Sasmi di blantika musik Indonesia. Anggun baru benar-benar meraih kesuksesan setelah merilis singel "Mimpi" pada tahun 1989 yang dimuat dalam album kompilasi yang berjudul sama. Album ini kemudian dirilis ulang dengan judul Tegang pada tahun 1990, saat Anggun berada pada puncak popularitasnya sebagai penyanyi rock di Indonesia. Ian Antono menciptakan lagu “Garudaku” di dalam album ini. Album pertama Anggun ini berisikan 12 lagu yang dibesut dalam jalur musik rock, termasuk dua lagu yang juga ditulis oleh Anggun. Album ini diproduseri oleh Ian Antono. Selain Ian Antono, Anggun juga dibantu oleh Areng Widodo, Appin Astrid, Yessy Robot, Andy Nasution, Amin Ivo, Ariyanto, Ade Ibat, Ully Sigar hingga ayahnya sendiri, Darto Singo yang juga seorang seniman.32 Tidak cukup sampai di situ, Ian Antono juga mengorbitkan Ikang Fawzi. Ikang Fawzi memulai albumnya bersama Ian Antono adalah di saat penggarapan album yang bernama Randy dan Cindy. Album ini dirilis pada tahun 1986 oleh Jackson Recording Studio. Ian Antono kembali menjadi penata musik seluruh lagu di dalam album dan bersama Areng Widodo yang menciptakan dua buah lagu. Sebuah lagu dari album tersebut, yaitu lagu “Randy dan Cindy” kemudian menjadi soundtrack dari sebuah film berjudul “Sepondok Dua Cinta”. Sepondok Dua Cinta adalah film komedi Indonesia tahun 1990 dengan disutradarai oleh M.T. Risyaf dan dibintangi oleh Didi Petet dan Marissa Haque. Album berikutnya dari Ikang Fawzi yang musiknya telah ditata oleh Ian Antono adalah album Preman. Album ini dirilis pada tahun 1987 juga oleh Jackson Records. Pada album ini dan sebelumnya, lagu-lagu kebanyakan dibuat sendiri oleh Ikang Fawzi. Setelah itu masih ada lagi album dari Ikang Fawzi yang 32 http://www.indonesiantunes.com/oldies/detail/2009/03/26/dunia-­‐aku-­‐punya.html. (8 Januari 2011, 22.30 WIB) Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013 15 ditata musiknya oleh Ian Antono, yaitu album Kita Bebas yang kembali dirilis Jackson Records pada tahun 1989.33 Fenomena Lady Rocker ternyata masih hidup di era 1980-an. Selain Sylvia Saartje, ada Lady Rocker lain dan cukup fenomenal yaitu Nicky Astria. Sejak namanya mencuat sebagai Lady Rocker, ia tak bisa lepas dari sosok Ian Antono yang mengorbitkan namanya di kancah musik rock Indonesia. Debutnya bersama Ian Antono adalah ketika membuat album perdana yang berjudul Semua Dari Cinta tahun 1984 dibawah Label AMK Indonesia dan Billboard. Kontribusi Ian Antono tidak terlalu banyak di dalam pembuatan album ini. Ian Antono disini bekerjasama dengan Jelly Tobing dalam penggarapan lagu. Ketika pertama kali mendengar lagu “Semua Dari Cinta” diputar di radio, banyak orang bertanyatanya siapa penyanyinya. Memang, suara penyanyi ini powerfull, ngerock tapi tidak 'kasar', dan lengkingannya khas, tidak tertebak siapa dia. Album berikutnya adalah Jarum Neraka di tahun 1985. Inilah sebuah momentum yang berhasil mengangkat nama seorang Nicky Astria menjadi Lady Rocker yang tetap bersinar sampai saat ini. Ian Antono sebagai penata musiknya mampu mengkolaborasikan antara aransemen dengan suara Nicky Astria menjadi sebuah komposisi yang meskipun ngerock tapi tetap bisa dinikmati pendengar awam. Setelah sukses besar dengan album tersebut, Nicky Astria kembali melemparkan album ketiganya di tahun 1986 dengan judul Tangan-Tangan Setan. Sama seperti album keduanya, album ini masih ditangani oleh Ian Antono, dan juga mengandalkan lagu ciptaan Ian bersama Areng Widodo sebagai judul album. Album ini berhasil mengulang sukses album kedua dan semakin menguatkan nama Nicky Astria sebagai Lady Rocker yang menjadi panutan generasi setelahnya. Berkat album Jarum Neraka dan Tangan-Tangan Setan, nama Nicky Astria melambung menjadi Lady Rocker terdepan negeri ini. Meskipun setelahnya banyak Lady Rocker bermunculan mencoba untuk menyamai kedudukannya, tapi nyatanya nama Nicky Astria tetap berkibar di jajaran terdepan. Posisi itu semakin 33 http://indolawas.blogspot.com/2013/01/ikang-­‐fawzi-­‐isabella.html. (1 Februari 2013, 17.00 WIB). Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013 16 diperkuat ketika Nicky merilis album keempatnya berjudul Gersang dibawah naungan AMK Records pada tahun 1987.34 Selain mereka yang telah disebutkan di dalam pembahasan ini, Ian Antono juga sempat mengorboitkan Freddy Tamaela, Gito Rollies, Berlian Hutauruk, Happy Pretty, Hetty Koes Endang, dll. Dia juga ikut membina regenerasi grup rock dengan menuntun sederet grup rock ke dunia rekaman seperti Grass Rock, Elpamas, Whizz Kid, U-Champ, Sket, Geger, dan Jaque Mate. Menurutnya, jika ia tidak ikut untuk membina grup rock, niscaya grup rock senior tidak akan memiliki pengganti. Alhasil rock di negeri ini akan pupus.35 Lagu-Lagu Rock Ian Antono Telah dibahas dalam ulasan-ulasan sebelumnya mengenai fakta bahwa Ian Antono adalah seorang musisi yang berkiprah di dalam industri musik. Tidak sedikit musisi yang merasakan bagaimana lagunya digubah atau diaransemen, atau bahkan dibuatkan lagu oleh Ian Antono. Dalam setiap karya album atau single yang dihasilkan, memang sebenarnya tidak seluruhnya adalah hasil karya Ian Antono walaupun telah disebutkan sebelumnya bahwa ia juga pakar di dalam aransemen dan menciptakan lagu. Berdasarkan lagu-lagu yang telah diciptakan oleh Ian Antono, ternyata kerapkali ia menciptakan lagu-lagu yang menceritakan tentang kritik sosial namun tetap bernuansa rock, meskipun seringkali lagu dengan tema seperti ini lebih dikumandangkan oleh musisi-musisi balada seperti Leo Kristi atau Iwan Fals. Hal ini terlihat dari lirik lagu yang ia ciptakan. Sebagai contoh adalah lagu pertama yang Ian Antono sumbangkan untuk God Bless berada pada album Huma Di Atas Bukit berjudul “Gadis Binal”. Ian Antono menciptakan lagu ini bersama Ahmad Albar yang pada saat itu ia mencoba bercerita lewat lagu rock dengan segala macam pengalaman yang dilihatnya selama bermusik. Lagu berjudul “Gadis Binal” ini sengaja dibuat untuk 34 http://indolawas.blogspot.com/2009/01/nicky-­‐astria-­‐gersang.html. (1 Februari 2013, 13.00 WIB). 35 http://dennysakrie63.wordpress.com/2012/10/27/jalan-­‐panjang-­‐bermusik-­‐ian-­‐antono/ (23 Januari 2013, 15.00 WIB) Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013 17 menceritakan kehidupan para groupies36 yang menurut Ahmad Albar dan Ian Antono mereka adalah wanita-wanita penggemar band yang mencari pria dan memuaskan nafsu birahinya. Sebenarnya mereka tidak bermaksud memojokkan kaum wanita secara keseluruhan, namun dalam hal ini mereka mencoba menceritakan kejadian yang terlihat dalam dunia musik saat itu. Groupies ternyata bukan hanya mendatangi anak band, tapi bisa juga ia mencari ‘mangsa’ pada tokoh-tokoh teater bahkan mungkin pada wartawan.37 Pada album God Bless selanjutnya, Cermin, Ian Antono juga sempat menciptakan lagu “Selamat Pagi Indonesia” yang ia ciptakan bersama Theodore KS. Di dalam lagu ini mulai terlihat karakter sebenarnya dari Ian Antono yaitu seorang rocker yang juga masih memiliki jiwa ‘pop’ di dalam dirinya. Pada intro lagu ini, dimainkan dengan nada pop, kemudian diberikan musik alunan rock pada bridge saja. Di album yang sama, Ian Antono juga menciptakan lagu “Balada Sejuta Wajah” dan “Tuan Tanah” yang beraliran pop rock. Hanya lagu “Sodom dan Gomorah” saja yang murni beraroma rock. Lagu “Balada Sejuta Wajah” adalah lagu yang menceritakan tentang bagaimana kehidupan kota yang penuh dengan ‘tanda tanya’ bagi masyarakatnya. Namun kehidupan kota juga sebenarnya menyimpan potensi sehingga banyak yang datang walaupun harus hidup keras. Hal itu dapat terlihat dari liriknya sebagai berikut: Beralih ke album berikutnya di album Semut Hitam, lagu “Bla Bla Bla” dan “Ogut Suping” sangat beraroma rock, berbeda dengan lagu lain yang ia ciptakan dalam album yang sama yaitu “Rumah Kita” yang beraroma pop rock. Kisah tersembunyi di dalam lagu “Bla Bla Bla” yang dibuat pada tahun 1988 ini adalah sebuah peperangan. Pada tahun tersebut Indonesia sedang tidak terlibat perang secara langsung. Ada kemungkinan bahwa Ian Antono menciptakan ini karena ingin mengkritik negara-negara adikuasa yang sedang bertempur seperti Uni Soviet dan Amerika Serikat yang terus mempengaruhi negara-negara dunia ketiga sehingga berjatuhan korban karena kepentingan. Berbeda dengan “Bla Bla Bla”, lagu “Rumah Kita” yang tentunya sudah akrab di telinga masyarakat mempunyai kisah tersendiri saat diciptakan. Saat itu, 36 Groupies adalah orang atau sekelompok para penggemar berat suatu kelompok musik dan diidentikan dengan penggemar wanita. 37 Aktuil, No. 196, Mei 1976. Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013 18 Ian Antono masih tinggal di rumah kontrakannya di Tebet, Jakarta Selatan, setelah menumpang di rumah Jockie Suryoprayogo. Timbul sebuah rasa penyesalan dimana ia ingin kembali kerumah dan mendapat kasih sayang orang tua. Ia sedang membayangkan rumahnya yang berada di Malang karena segalanya dapat ia dapatkan disana. Namun disaat ingin kembali, Ian Antono malu untuk pulang kerumahnya tersebut.38 Berikut adalah lirik lagu tersebut: Selain “Rumah Kita”, ada lagu fenomenal lagi yang diciptakan oleh Ian Antono bersama Taufiq Ismail. Lagu tersebut berjudul “Panggung Sandiwara” yang diciptakan untuk Duo Kribo tahun 1978 dan dinyanyikan ulang oleh Nicky Astria pada tahun 1996. Lagu bertemakan sosial ini menceritakan tentang sifat manusia yang sering ‘bersandiwara’ dalam menjalani hidupnya. Sisi kehidupan cukup dibedah di dalam lagu ini; Di dalam album God Bless ke-5 yaitu “Apa Kabar”, Ian Antono menciptakan lagu pop rock kembali yaitu “Nurani” dan “Asasi”. Hal ini mungkin terjadi karena ia menciptakan lagu tersebut bersama Ali Akbar, namun apabila dilihat dari rekam jejaknya menciptakan lagu bersama band rock sekaliber God Bless, memang Ian Antono lebih suka menciptakan lagu-lagu rock yang dimasukan aroma pop. Hal serupa juga terjadi saat menciptakan lagu-lagu di Gong 2000, malah dapat dikatakan pula bahwa Ian Antono disini hampir menciptakan seluruh lagulagu rock dengan aroma etnik Indonesia, terutama Bali, dicampur dengan Oriental walau terdengar masih seperti pop rock. Hal ini sangat terlihat di dalam lagu “Bara Timur”. Jejak alunan lagu pop rock Ian Antono juga masih terlihat saat ia menciptakan lagu untuk Ikang Fawzi berjudul “Jelita”. Lagu ini terdengar manis pada awalnya namun pada bagian bridge dan reff langsung berubah menjadi pop rock. Memang dapat dikatakan bahwa Ian Antono adalah seseorang yang hobi menciptakan lagu pop rock ketimbang rock murni apabila dilihat berdasarkan rekam jejaknya. Maka dari itu, Ian Antono juga sering menangani serta 38 Youtube: Ian Antono The Legend. http://www.youtube.com/watch?v=2ZAIBCpt11g. (3 November 2012, 16.00 WIB). Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013 19 mengaransemen musik-musik dari aliran lain yaitu pop, walau sempat menciptakan lagu dangdut bertemakan cinta untuk Ahmad Albar berjudul “Zakia”. Bukan hanya itu, Ian Antono juga sempat membuat lagu yang cukup fenomenal pada tahun 1977 yang berjudul “Neraka Jahanam” yang memiliki aroma rock yang kental. Lagu ini dinyanyikan oleh Duo Kribo pada album perdana mereka tersebut. Lagu ini menceritakan tentang bagaimana setan membawa manusia jatuh ke dalam dosa sejak nenek moyang mereka hadir ke dunia dan terus menggoda manusia dalam setiap waktu sehingga manusia tidak berdaya dan tergoda. Oleh karena itu sang manusia yang tak berdaya memohon kepada Tuhan agar setan dimasukan ke dalam neraka. Lirik lagunya berbunyi: Ian Antono juga sempat menciptakan lagu bertemakan cinta walaupun tidak seromantis lagu-lagu pop pada umumnya. Lagu tersebut berjudul “Untuk Selamanya” yang dinyanyikan oleh Adolf Wemay pada tahun 1987. Lagi ini menceritakan tentang perpisahan yang akan dilalui oleh sepasang kekasih dimana sang pria yang akan pergi namun sang pria menjanjikan untuk kembali lagi suatu saat. Untuk band Gong 2000, ada dua lagu ciptaan Ian Antono berjudul “Menanti Kejujuran” dan “Saksi Gitar Tua” yang menarik untuk dibahas karena dipilih oleh Ian Antono untuk dinyanyikan ulang di dalam album “A Tribute To Ian Antono” tahun 2004. Kedua lagu ini kembali menceritakan tema sosial. Lagu “Menanti Kejujuran” ditujukan kepada orang yang memberikan sebuah harapan kepada orang lain namun harapannya tersebut sirna karena janjinya tidak dipenuhi sehingga orang yang dijanjikan hanya bisa menanti janji tersebut. Berikut adalah liriknya: Untuk lagu “Saksi Gitar Tua”, dimainkan secara akustik. Menurut analisis penulis, lagu yang juga bertemakan sosial ini menceritakan tentang seorang musisi yang disuruh untuk berpindah pekerjaan sehingga harus meninggalkan profesinya sebagai musisi yang dianggap tidak menghasilkan. Namun sang musisi tidak menemukan kedamaian di dalam pekerjaan lain selain bermain musik bagi dirinya dan orang lain. Maka dari itu gitarnya dijadikan ‘saksi’ bahwa sang musisi tidak akan berpindah profesi; Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013 20 Dari berbagai macam lagu yang telah diuraikan, terlihat bahwa Ian Antono senang menciptakan lagu bertemakan kritik sosial dibanding lagu bertemakan cinta. Lagu-lagu yang bertemakan kritik sosial tersebut lebih ke arah perlawanan kepada suatu hal yang ia anggap salah dan tak sejalan dengannya. Hal ini cukup riskan mengingat ia menciptakan lagu-lagu tersebut pada masa pemerintahan Orde Baru. Berbagai Penghargaan Yang Diraih Dengan berbekal bakat serta didukung oleh dedikasi dan konsistensi yang tinggi selama bertahun-tahun, akhirnya ia mendapatkan hasil yang sepadan dengan kepuasannya selama bermusik, yaitu penghargaan-penghargaan yang diraihnya. Berikut ini adalah penghargaan-penghargaan yang didapatkan oleh Ian Antono yang berasal dari beberapa hasil dan pengakuan dari kalangan musik dan masyarakat luas seperti: 1. Penghargaan Emas untuk Album Preman (Ikang Fawzi) – 1987 2. BASF Awards untuk Arranger terbaik dalam album Gersang (Nicky Astria) dan BASF Award untuk komposer terbaik dalam album Gersang (Nicky Astria) 1987-1988 3. BASF Award untuk Album Mata Dewa (Iwan Fals) 1988 – 1989 4. Penghargaan dan Trophy dari HDX Awards untuk lagu Buku Ini Aku Pinjam (Iwan Fals) 1989 5. Penghargaan PMI (Puncak Prestasi Musik Indonesia) dari Tabloid Monitor sebagai Arranger terbaik dalam album Mata Dewa (Iwan Fals) – 1989 6. Penghargaan dari majalah Gadis untuk Arranger dan Gitaris Terbaik (1990) 7. Penghargaan dari majalah Popular untuk Arranger Terbaik (1991) 8. Penghargaan dari BASF Awars untuk Album Bara Timur (Gong 2000) sebagai The Best Selling Album dan The Best Arranger & Composer – 1992 9. Penghargaan dari HDX Award untuk album Gong 2000 (Laskar) sebagai Album Terbaik – 1994 Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013 21 10. Penghargaan dari Diamond Achievement Award atas Dedikasi dan Prestasi Tinggi di Dunia Musik – 1995 11. News Musik Awards sebagai Gitaris Terbaik – 2001 Belum lagi Ian Antono juga disebut sebagai salah satu ‘Dewa Gitar’ di Indonesia. Hal ini pernah diungkapkan di dalam majalah Gatra pada tahun 1996. Saat itu Ali Akbar, seorang penulis lirik lagu rock, sedang ingin membuat album sendiri yang berjudul “Puisiku Terbang” pada tahun 1996. Ditulis pada majalah tersebut bahwa “Keunggulan album ini sesungguhnya terletak pada keberhasilan Ali Akbar mengajak tiga ‘Dewa Gitar’ rock Indonesia dari tiga generasi yaitu Ian Antono, Eet Syahranie, dan Pay untuk bekerja sama.” Kekuatan lain dari lagu yang ditulis Pay, gitaris Slank, itu terletak pada hentakan nada yang bernuansa funky dan penggunaan kord-kord minor yang memang mudah dicerna telinga. Terlebih pada bagian interlud. Keelokan riff-riff gitar Pay, yang bernuansa biola, berpadu elok dengan bunyi selo dari gitar Ian Antono. Sementara itu Eet Sjahranie menyelesaikan bagian ini dengan menjelajahi nada-nada mayor ala Van Halen.39 Bagi para musisi, apalagi bagi musisi yang masih belum mumpuni, penghargaan-penghargaan yang diraih oleh Ian Antono merupakan sesuatu yang sangat mahal. Namun dalam pengakuan mengenai cita-citanya yang belum terwujud, ia mengatakan bahwa ia ingin mempunyai sebuah album solo sendiri yang bernuansa klasik.40 Maka dari itu, Ian Antono pernah mengajukan materi album solo tersebut ke perusahaan rekaman Sony Music sekitar awal tahun 2000an. Semula ia hanya berniat mengajukan materi album solo tersebut. Tak cuma telah menyiapkan sekumpulan komposisi anyar, ia juga sudah menguatkan mental. Ian Antono telah siap menerima kenyataan harus kembali menapaki birokrasi perusahaan rekaman yang berbelit-belit, lama, dan membuat putus asa itu. Ternyata pihak Sony Music mempunyai ide lain baginya. Di mata Jan Djuhana, petinggi Sony Music Indonesia, Ian Antono harus mendapat perlakuan istimewa. Jan pun menawarkan sebuah album yang bersifat 39 http://arsip.gatra.com/1996-­‐01-­‐22/majalah/artikel.php?pil=23&id=59697 (13 November 2012, 10.15 WIB) 40 Andrey Samosir, Op.Cit., Hal. 151. Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013 22 gotong royong dimana seluruh materi lagunya adalah karya Ian Antono selama tiga dekade terakhir. Itulah cikal bakal terciptanya album bejudul “A Tribute to Ian Antono”. Seluruh hasil karya ciptaan Ian Antono selama karirnya baik di God Bless ataupun Gong 2000, diberikan kepada sembilan band kontemporer yang sudah mapan seperti Padi, Sheila On 7, Cokelat, Rebek, Boomerang, /rif, Gigi, sampai Yovie & Nuno. Adapula satu band baru yang bernama Gallagasi. Band ini diperkuat dua anak Ian Antono yaitu Evan dan Rocky Antono yang juga ikut meramaikan album itu.41 Kesimpulan Kehidupan musik rock di Tanah Air tidak lepas daripada peran God Bless yang mampu mewarnai dan berkarya terus menerus sehingga tingkat produktivitasnya sangat tinggi. Memang pada awalnya pasang surut pernah terjadi di God Bless. Pergantian formasi band yang silih berganti terus mewarnai masa-masa kelabilan band ini. Awalnya memang band ini merupakan ide dari 2 pemuda saat itu yaitu Fuad Hassan dan Donny Fattah, namun dengan silih bergantinya band ini, muncullah pemuda-pemuda lain yang turut berpartisipasi mengembangkan band ini 30 tahun kedepan. Pada periode 1975-1997, Ian Antono menghasilkan banyak karya untuk God Bless berupa lagu dan aransemen lagu. Lebih dari separuh hidup Ian dihabiskan di musik. Dan musik adalah jalan hidupnya. Sebagai musisi, ia sangat konsisten dengan jalur musik pilihannya yaitu rock. Memang ia sempat keluar dari God Bless setelah album Semut Hitam. Untunglah Ian Antono tidak terlalu lama keluar dari God Bless dan hanya melewati satu albumnya dimana posisinya digantikan oleh gitaris rock juniornya yaitu Eet Sjahranie. Perihal ini menunjukan konsistensinya untuk bermain bersama satu band saja dan mengajarkan kita untuk fokus, yang penting adalah bagaimana kita dapat bermusik di jalur yang kita sukai. Kemudian banyak yang mengkaitkan bahwa Ian Antono termasuk salah satu musisi rock yang berhasil mengkibarkan lagu-lagu rock masuk wilayah 41 http://arsip.gatra.com/2004-­‐05-­‐28/majalah/artikel.php?pil=23&id=37651 (11 November 2012, 15.00 WIB). Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013 23 industri rekaman bersaing dengan pop. Kalau di era pertengahan 1970, rock hanya mampu berkibar di panggung pertunjukan sebagai barometernya dan belum meledak di rekaman kaset, Ian Antono berhasil merubahnya. Kepiawaian dan warna musik Ian Antono memang barulah terlihat pada album-album Gong 2000 yang memadukan antara musik etnik, asia, dll yang dipadu satu serta digubah menjadi musik rock yang kental. Hal ini terlihat dari beberapa alunan lagu yang terlantun di hampir setiap lagu yang dibawakan oleh Gong 2000. Yang paling terlihat ciri permainan Asianya tersebut adalah di dalam lagu yang berjudul “Menanti Kejujuran”. Namun sayang sekali band ini hanya sebentar. Tetapi sisi positifnya adalah Ian Antono dapat kembali fokus untuk proyek-proyeknya bersama God Bless. Berdasarkan tulisan dari bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Ian Antono merupakan seorang musisi rock yang banyak berkarya baik untuk bandnya maupun untuk musisi-musisi lain. Hal ini tidak akan terjadi apabila juga tidak ada dukungan dari istri dan keluarga, serta dari kawan-kawannya di God Bless. Ian Antono dapat konsisten di dalam memainkan musik rock walau sering mengadakan selingan dengan menciptakan lagu-lagu di aliran lain. Hal ini menunjukan ia juga perduli terhadap aliran musik lain dan berkontribusi besar bagi perkembangan musik Indonesia pada eranya. Selain memiliki aktivitas dan kreativitas tinggi, tidak dapat disangkal jika Ian Antono adalah pemusik yang berpengaruh dalam konstelasi musik di negeri ini. Tradisi menulis lagu, terutama musik rock dengan syair Indonesia, bisa jadi ditularkan oleh Ian Antono dan grupnya, God Bless. Kepeloporan Ian Antono dapat dilihat dari kota kelahirannya, Malang. Pasca hijrahnya ke God Bless, berkembang pesat musisi-musisi beraliran rock di Malang hingga kota itu juga dikenal sebagai kota yang memiliki atmosfer musik rock yang besar. Tentunya dengan kerja keras yang ia capai selama ini, Ian Antono mendapatkan banyak penghargaan yang telah diraihnya hingga tahun 2004. Penghargaan-penghargaannya telah dilengkapi dengan album yang cukup fenomenal dari Sony Music Indonesia yaitu “A Tribute To Ian Antono” pada tahun 2004. Populernya Ian Antono menarik Jan Djuhana selaku petinggi dari Sony Music Indonesia tertarik untuk membuatkan album khusus baginya ini. Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013 24 Apresiasi ini juga terlihat dari keikutsertaan musisi-musisi muda ternama seperti Padi, Sheila On 7, Cokelat, Rebek, Boomerang, /rif, Gigi, sampai Yovie & Nuno, dan lain-lainnya. Seluruh hasil karya ciptaan Ian Antono selama karirnya baik di God Bless, Gong 2000, ataupun lagu-lagu lainnya dipilah-pilah olehnya untuk dimasukkan ke dalam album tersebut. Di mata Jan Djuhana, Ian Antono harus mendapat perlakuan istimewa. Jarang sekali seorang musisi mendapatkan penghargaan seperti ini. Niscaya namanya akan dikenang sebagai salah satu legenda musik rock di Tanah Air. Disamping kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh Ian Antono, ia juga memiliki kelemahan. Kelemahannya yaitu ia merupakan sosok yang pendiam dan suka menyimpan rasa marah di dalam hati apabila sedang marah. Karakter Ian Antono ini diketahui dari pihak keluarga, teman dekat, dan juga musisi yang pernah bekerjasama dengannya. Ketiga pihak ini berkata hal yang sama dan tanpa ditanyakan terlebih dahulu oleh penulis. Rasa pendiam dan marah di dalam hati ini menjadikannya pula sebagai seorang kritikus sosial yang kerapkali ia tunjukkan ke dalam lagu-lagu yang ia dilantunkan. Berbagai tema seperti uang, kesombongan manusia, perang, kebohongan, sandiwara kehidupan, dan tentunya cinta muncul di dalam lagulagunya. Semua itu mengerucut ke dalam satu tema besar yaitu kritik sosial. Bahkan Ian Antono mungkin pernah mengkritik dirinya sendiri yang tak dapat ia pungkiri kalau ia sangat merindukan kenyamanan kampung halamannya di Malang dengan sedikit penyesalan ia tinggalkan demi hobi sekaligus profesinya. Namun begitu, hal tersebut bukanlah hambatan yang berarti bagi Ian Antono untuk terus berkarir. Dengan tindakan seperti ini, memang secara psikologis seorang manusia dapat lebih berpikir dengan jernih dan tidak mudah terbawa emosi. Dan tentu saja selain sifatnya tersebut, para pecinta musik rock Indonesia masih menunggu hasil karya dari Ian Antono untuk terus mengharumkan dan melestarikan musik rock di Tanah Air. Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013 25 DAFTAR PUSTAKA BUKU Mack, Dieter. (1995). Apresiasi Musik, Musik Populer. (ogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama. Mack, Dieter. (2009). Sejarah Musik Jilid IV. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. Mulyadi, Muhammad. (2009). Industri Musik Indonesia: Suatu Sejarah. Bekasi: Koperasi Ilmu Pengetahuan Sosial. Schlink, Basilea. (2003). Musik Rock: Dari Mana & Mau Ke Mana?. Malang: Penerbit Gandum Mas. ARTIKEL MEDIA CETAK Harian Koran Tempo, 25 Mei 2004. Majalah Aktuil, No. 116, Maret 1973 Majalah Aktuil, No. 196, Mei 1976. Majalah Aktuil, No. 202, Agustus 1976. Majalah Aktuil, No. 204, September 1976. Majalah MAS (Musik, Artis, Santai), Edisi 75, Maret 1975. PUBLIKASI MEDIA ELEKTRONIK Ahmad Albar. Diunduh pada 22 Mei 2012. http://www.tamanismailmarzuki.com/tokoh/albar.html Akmal Nasery Basral. Tiga Dewa Sampai The Beatles. Diunduh pada 13 November 2012. http://arsip.gatra.com/1996-01-22/majalah/artikel.php?pil=23&id=59697 Andy Wei. Satu Jam Bersama Gong 2000. Diunduh pada 22 Mei 2012. http://www.indosiar.com/sinopsis/satu-jam-bersama-gong2000_3140.html Denny Sakrie. Jalan Panjang Bermusik Ian Antono. Diunduh pada 23 Januari 2013. http://dennysakrie63.wordpress.com/2012/10/27/jalan-panjang-bermusikian-antono/ Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013 26 Carry Nadeak. Jembatan Menuju Solo. Diunduh pada 11 November 2012. http://arsip.gatra.com/2004-05-28/majalah/artikel.php?pil=23&id=37651 Lysthano. Dunia Aku Punya: Langkah Awal Anggun Di Dunia Musik. Diunduh pada 8 Januari 2012. http://www.indonesiantunes.com/oldies/detail/2009/03/26/dunia-akupunya.html. Nagaswara Official (Youtube). Ian Antono The Legend. Diunduh pada 3 November 2012. http://www.youtube.com/watch?v=HIcAWzgDyEQ Reynaldi Wirya. Ikang Fawzi – Isabella. Diunduh pada 1 Februari 2013. http://indolawas.blogspot.com/2013/01/ikang-fawzi-isabella.html. Reynaldi Wirya. Nicky Astia – Gersang. Diunduh pada 1 Februari 2013. http://indolawas.blogspot.com/2009/01/nicky-astria-gersang.html. Samack. Sebuah Peradaban Dari Bawah Tanah Kota Malang [1]. Diunduh pada 10 Mei 2012. http://apokalipwebzine.wordpress.com/2010/07/16/sebuah-peradaban-daribawah-tanah-kota-malang-1/ TESIS Samosir, Andrey, Tesis Magister: “God Bless, Mitos Musik Rock Indonesia 19731997”. Depok: Universitas Indonesia, 2006. WAWANCARA Antono, Ian. 61 tahun. Gitaris Rock Indonesia. 17 Mei 2011 di Villa Cibubur Indah, Cibubur - Jakarta. Kaban, Toni. 61 tahun. Sahabat Ian Antono. 26 Maret 2012 di Art Rock Cafe Dinoyo, Malang. Tjahjono, Johan. 63 tahun. Kakak Ian Antono / Eks Personil Band Bentoel. 25 Maret 2012 di kediamannya di Jl. Tidar, Malang. Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013