Analisis Hubung Singkat Asimetris Pada Kelistrikan Sulawesi Selatan dan Barat Dengan Menggunakan Electrical Transient Analiyzer Program (ETAP) Fatmawati Azis 1, Ahmad Rosyid Idris 2, Akhyar Muchtar 3 1,3 Jurusan Teknik Listrik, Politeknik Bosowa, Jurusan Teknik Listrik, Politeknik Negeri Ujung Pandang e-mail: [email protected], [email protected],3 [email protected] 2 Abstrak – Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar arus gangguan hubung singkat asimetris yang terjadi pada saluran 150 kV pada sistem kelistrikan Sulawesi Selatan dan Barat dengan menggunakan software ETAP, dan berapa besar momentary duty pemutus saluran 150 kV. Data-data yang diperoleh dari Pihak AP2B PLN berupa data sekunder meliputi data pembangkitan, transmisi, dan beban yang selanjutnya diproses lebih lanjut untuk memperoleh data teraan generator dan transformator yang telah diubah kedalam satuan per unit (pu) dengan menggunkan MVA dasar. Selanjutnya data yang telah diperoleh diolah dan disimulasikan menggunakan Software ETAP untuk menganalisis arus hubung singkat asimetris pada titik gangguan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak generator yang terkoneksi pada rel bus semakin besar pula arus hubung singkat asimetrisnya. Shortcircuit Report ETAP memperlihatkan arus hubung singkat terbesar terjadi pada bus 9A&B (Tello) dengan nilai arus gangguan sebesar 13.029 kA arus gangguan asimetris yang berupa; gangguan satu fasa ke tanah, antar fasa, dan ganguan dua fasa ke tanah. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis terhadap gangguan ini. Gangguan yang sering terjadi pada saluran transmisi 150 kV pada sistem kelistrikan Sulawesi Selatan dan Barat adalah gangguan hubung singkat Asimetris satu fasa ke tanah dan antar fasa yang sifatnya temporer. Gangguan hubung singkat asimetris ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal ialah faktor yang disebabkan dari dalam sistem, hal ini biasa terjadi karena adanya kejadian secara acak dalam sistem yang dapat berupa berkurangnya kemampuan peralatan, meningkatnya beban dan lepasnya peralatanperalatan yang tersambung ke sistem. Sementara faktor eksternal ialah faktor yang disebabkan dari luar sistem, hal ini biasa terjadi karena adanya sambaran petir pada salahsatu kawat fasa yang ada pada saluran transmisi, ataupun karena adanya pohon tumbang yang menghubungkan salah satu fasa kawat atau dua fasa ke tanah. Banyak cara untuk menganalisis gangguan ini. Beberapa dianataranya dengan cara perhitungan menggunakan matriks impedansi rel, dan metoda Thevenin. Namun seiring dengan berkembangnya teknologi maka analisis gangguan dapat dihitung menggunakan perangkat lunak (software) diantaranya Matrix Laboratory (Matlab), Power World Simulator (PWS). Pada penelitian kali ini media yang akan digunakan untuk menganalisis hubung singkat asimetris pada saluran 150 kV untuk sistem kelistrikan Sulawesi Selatan dan Barat adalah software Electrical Transient Analyzer Program (ETAP). Kata Kunci: Analisis Hubung Singkat Asimetris,Short Circuit Report, ETAP I. PENDAHULUAN Kebutuhan listrik menjadi berbanding lurus dengan perkembangan zaman. Zaman yang modern tentunya ditunjang dengan ketersediaan energi listrik yang handal. Mengapa demikian? Itu karena hampir semua alat-alat yang diciptakan di zaman modern ini, membutuhkan input yang menggerakkan atau menjadikan alat-alat tersebut berfungsi atau bisa dipergunakan ialah energi listrik. Sehingga dapat dikatakan energi listrik telah menjadi kebutuhan primer. Menjadi kebutuhan primer, tentunya harus dipenuhi setiap harinya. Dalam hal ini kontuinitas penyaluran energi listrik sangat dituntut, oleh karena itu dibutuhkan keandalan dari sistem penyaluran energi listrik yang lebih baik. Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa dalam sistem tenaga, khususnya di sisi transmisi atau penyaluran dari pusat pembangkit ke pusat beban tak lepas dari berbagai masalah. Salah satu masalah yang biasanya terjadi di transmisi adalah terjadinya gangguan hubung singkat. Gangguan ini tentunya akan mempengaruhi kontuinitas penyaluran energi listrik dari pusat pembangkit ke pusat beban. Sehingga terjadinya pemadaman tidak dapat dielakkan walaupun pemadaman itu hanya terjadi dalam hitungan menit saja. Sehubungan dengan terjadinya hubung singkat asimetris dikhawatirkan akan berakibat pada membesarnya II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hubung Singkat Hubung singkat adalah suatu keadaan gangguan kelistrikan dimana terjadi sentuhan antara fasa dengan fasa, fasa dengan tanah yang dapat menimbulkan lonjakan arus yang besar. Perhitungan gangguan hubung singkat penting dilakukan dalam perencanaan, desain dan operasi jaringan sistem tenaga listrik tujuannya untuk mengatur sistem peralatan proteksi agar tidak menyebabkan kerusakan yang fatal pada peralatan sistem tenaga listrik. Hampir semua gangguan yang terjadi pada sistem daya adalah gangguan tidak simetris. Gangguan ini berupa gangguan tunggal saluran ke tanah, ganguan antar saluran, atau gangguan dua fasa ke tanah. Karena setiap gangguan asimetris menyebabkan mengalirnya arus tidak seimbang dalam sistem, dalam hal ini metode komponen simetris sangat berguna dalam menentukan arus dan tegangan di semua bagian sistem setelah terjadinya gangguan. Namun untuk menganalisis 19 π2 = 1∠240° = −0,5 − π0,866 π3 = 1∠360° = 1∠0° = 1 b. Komponen simetris fasor tak simetris Dengan berpedoman pada Gambar 2.1, hubungan berikut dapat diketahui kebenarannya dengan menggunakan persamaan-persamaan di bawah ini: ππ1 = π2 ππ1 ππ1 = πππ1 ππ2 = πππ2 ππ2 = π2 ππ2 ππ0 = ππ0 ππ0 = ππ0 (2.4) Dengan mengulangi persamaan (2.1) dan memasukkan Persamaan (2.4) ke dalam Persamaan (2.2) dan (2.3) dihasilkan ππ = ππ1 + ππ2 + ππ0 (2.5) ππ = π2 ππ1 + πππ2 + ππ0 (2.6) ππ = πππ1 + π2 ππ2 + ππ0 (2.7) Atau dalam bentuk matriks ππ 1 1 1 ππ0 π [ π ] = [1 π2 π ] [ππ1 ] (2.8) ππ 1 π π2 ππ2 sistem tenaga listrik yang memiliki tingkatan tegangan yang berbeda dan tentunya memerlukan transformasi yang rumit dari semua impedansi ke tingkat tegangan tunggal. Sebaiknya digunakan metode sistem per-unit sehingga lebih mudah dalam menganalisis parameter-parameter yang ada pada gangguan hubung singkat asimetris. B. Komponen-komponen Simetris Tegangan ataupun arus dalam sistem tak seimbang dapat dinyatakan sebagai jumlah dari tegangan-tegangan (atau arus-arus) yang seimbang. Jumlah tersebut disebut dengan komponen-komponen simetris. Menurut teorema Fortescue, tiga fasor tak seimbang dari sistem tiga fasa dapat diuraikan menjadi tiga sistem fasor yang seimbang. 1. Komponen urutan-positif yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya, terpisah satu dengan yang lain dalam fasa sebesar 120°, dan mempunyai urutan fasa yang sama seperti fasor aslinya. 2. Komponen urutan-negatif yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya, terpisah satu dengan yang lain dalam fasa sebesar 120°, dan mempunyai urutan fasa yang berlawan dengan fasor aslinya. 3. Komponen urutan nol yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya dan dengan penggeseran fasa nol antara fasor yang satu dengan yang lain. Karena setiap fasor tak seimbang yang asli adalah jumlah komponen fasor asli seimbang yang dinyatakan dalam suku-suku komponennya sebagai berikut : ππ = ππ1 + ππ2 + ππ0 (2.1) ππ = ππ1 + ππ2 + ππ0 (2.2) ππ = ππ1 + ππ2 + ππ0 (2.3) Sintesis himpunan tiga fasor tak seimbang dari ketiga himpunan komponen simetris dalam gambar 2.1. c. Pergeseran fasa komponen simetris dalam bangku transformator Y-β Transformator adalah suatu alat statis yang dapat memindahkan daya listrik dari satu rangkaian ke rangkaian lainnya dalam frekuensi yang sama. Transformator tiga fasa merupakan gabungan dari tiga transformator fasa tunggal, yang dihubungkan sedemikian rupa baik pada sisi primer maupun pada sisi sekunder sehingga didapat penggunaan kawat penghantar yang ekonomis. Hubungan lilitan (kumparan) yang biasa digunakan adalah: • Hubungan bintang (Y), dan • Hubungan segitiga (β). b Va0 Va 2 Va N Vc1 Vc a Va1 Vc2 Vc0 Vb c Vb1 Vb0 Vb2 Gambar 2.2: Diagram hubungan perkawatan transformatos tiga fasa yang dihubungkan Y-β dimana sisi Y adalah sisi tegangan tinggi dan β adalah sisi tegangan rendah. Gambar 2.2 menunjukkan bahwa ππ1 mendahului ππ΄1 sebesar 90° dan ππ2 tertinggal ππ΄2 sebesar 90°, atau dapat dirumuskan sebagai berikut: ππ1 = +πππ΄1 ππ2 = −πππ΄2 (2.9) Gambar 2.1: Penjumlahan secara grafis komponenkomponen untuk mendapatkan tiga fasor tak seimbang. a. Operator-operator Adanya pergesaran fasa pada komponen simetris tegangan dan arus sistem tiga fasa, akan sangat memudahkan bila terdapat metoda penulisan cepat untuk menunjukkan perputaran fasor dengan 120°. Hasil kali dua buah bilangan kompleks adalah hasil-kali besarnnya dan jumlah sudut fasanya. Jika bilangan kompleks yang menyatakan fasor dikalikan dengan bilangan kompleks yang besarnya satu dan sudutnya π. Bilangan kompleks dengan besar satu dan sudut π merupakan operator yang memutar fasor yang dikenakannya melalui sudut π. Huruf π biasanya digunakan untuk menunjukkan operator yang menyebabkan perputaran sebesar 120° dalam arah yang berlawan dengan jarum jam. Operator semacam ini adalah bilangan kompleks yang besarnya satu dan sudutnya 120° dan didefinisikan sebagai π = 1∠120° = −0,5 + π0,866 Maka d. Jaringan urutan generator tak berbeban + + + Gambar 2.3:Diagram suatu rangkaian generator tanpa beban yang ditanahkan melalui suatu reaktansi. Elektro motif force masing-masing fasa adalah πΈπ , πΈπ , dan πΈπ . Arus yang mengalir pada impedansi ππ di antara netral dan tanah adalah 3πΌπ0 . Jatuh tegangan urutan nol dari 20 Komponen arus dan tegangan untuk fasa π diperoleh dari persamaan yang ditentukan oleh jaringan urutannya. Persamaan untuk komponen jatuh tegangan dari titik fasa ke rel pedoman (atau tanah) adalah, dapat diturunkan: ππ1 = πΈπ − πΌπ1 π1 (2.10) ππ2 = −πΌπ2 π2 (2.11) ππ0 = −πΌπ0 π0 (2.12) titik π ke tanah adalah −3πΌπ0 ππ − πΌπ0 ππ0 , di mana ππ0 adalah impedansi urutan nol per-fasa pada generator itu. Jaringan urutan-nolnya, yang merupakan rangkaian fasatunggal yang dianggap hanya mengalirkan arus urutannolnya, yang merupakan rangkaian fasa-tunggal yang dianggap hanya mengalirkan arus urutan-nol salah satu fasanya. πΈπ adalah tegangan tanpa-beban urutan-positif ke netral, π1 dan π2 impedansi urutan-positif dan urutan-negatif generator, dan π0 . Persamaan di atas yang berlaku setiap generator yang mengalirkan arus seimbang merupakan titik tolak untuk menurunkan persamaan tadi untuk komponen arus dari bermacam-macam jenis gangguan. + + + C. Hubung Singkat Simetris Tanpa memandang jenis gangguan yang terjadi pada terminal generator, alam bentuk matriks persamaan : π0 0 0 πΌπ0 ππ0 0 [ππ1 ] = [πΈπ ] − [ 0 π0 0 ] [πΌπ0 ] (2.13) ππ2 0 0 π0 πΌπ0 0 Dalam penurunan persamaan untuk komponen simetris arus dan tegangan dalam satu jaringan umum ketika terjadi gangguan, ditetapkan πΌπ , πΌπ , πππ πΌπ adalah arus yang mengalir ke luar dari sistem yang asli pada gangguan, berturut-turut dari fasa a, b, dan c. Gambar 2.8, menunjukkan arus πΌπ , πΌπ dan πΌπ di mana arus dari setiap saluran menuju gangguan ditunjukkan oleh panah yang digambarkan pada digambarkan pada diagram di samping batang hipotesis yang dihubungkan ke masing-masing saluran pada tempat terjadinya gangguan. Rel pedoman + - a. Jalur-jalur (sebelah kiri) dan jala-jala urutan-positif Rel pedoman + - Gambar 2.5 Tiga penghantar untuk sistem tiga fasa. Batang yang mengalirkan arus πΌπ , πΌπ dan πΌπ dapat saling dihubungkan untuk melukiskan bermacam-macam gangguan. a. Gangguan tunggal saluran-tanah pada sistem daya Untuk gangguan jenis ini, batang hipotesis pada ketiga saluran dihubungkan seperti terlihat pada Gambar 2. 6. Hubungan berikut terdapat pada titik gangguan tersebut: πΌπ = 0 πΌπ = 0 ππ = 0 b. Jalur-jalur dan jala-jala arus urutan-negatif Rel pedoman + Gambar 2.6 Diagram sambungan batang-batang hipotesis untuk suatu gangguan saluran-tanah. - Persamaan untuk jenis gangguan ini adalah: πΌπ1 = πΌπ2 = πΌπ0 (2.14) Dan c. Jalur-jalur dan jala-jala arus urutan-nol Gambar 2.4 Jalur yang digambarkan untuk arus pada setiap urutan dalam generator dan jala-jala arus urutan yang bersesuaian. Sehingga harus mempunyai impedansi sebesar 3ππ + ππ0 , seperti terlihat pada jala-jala urutan-nol Gambar 2.8 c. impedansi urutan-nol total di mana mengalir arus πΌπ0 adalah π0 = 3ππ + ππ0 (2.9) πΌπ1 = ππ π1 +π2 +π0 (2.15) b. Gangguan antar-saluran pada sistem daya Untuk gangguan jenis ini, batang hipotesis pada ketiga saluran dalam gangguan tersambung ditunjukkan dalam Gambar 2.13. Pada gangguan tersebut terdapat hubungan berikut: 21 ππ = ππ πΌπ = 0 πΌπ = −πΌπ Gambar 2.7 Diagram sambungan batang-batang hipotesis untuk suatu gangguan antar-saluran. Gambar 2.10 Create New Project File pada ETAP. Nama dari proyek dibuat pada kotak Name. Pemberian nama sebaiknya relevan dengan jenis studi kasus yang ingin dianalisis. c. Gangguan ganda saluran-tanah pada suatu sistem daya Gambar 2.8 Diagram sambungan batang-batang hipotesis untuk suatu gangguan dua fasa-tanah. Untuk gangguan jenis ini, terdapat hubungan seperti berikut: ππ = ππ = 0 πΌπ = 0 1. Electrical Transient Analyzer Program (ETAP) Perangkat lunak yang bisaa digunakan untuk simulasi sistem tenaga listrik salah satunya adalah ETAP. Perangkat lunak tersebut dikembangkan oleh perusahaan operation technology inc, dan mengalami perubahan versi dari tahun ke tahun. Tampilan perangkat lunak ETAP secara umum dapat dilihat pada Gambar 2.9, seperti terlihat dalam gambar terdapat beberapa toolbar seperti yang telah dijelaskan diatas. Menganalisis suatu hubung singkat dengan menggunakan ETAP, tentunya terlebih dahulu harus membuat suatu sistem tenaga listrik yang akan dianalisis pada lembar kerja ETAP. Maka lebih awal memilih File, kemudian New Project, sehingga akan terlihat perintah seperti Gambar 2.10. Gambar 2.11 Kumpulan beberapa folder pada Project Editor. Pada Gambar 2.11 terlihat Project Editor yang di dalamnya terdapat kumpulan folder. Nama folder tersebut tergantung dari jenis proyek yang akan dibuat. Untuk menganalisis jenis hubung singkat asimetris maka dipilih Short-Circuit. Dalam analisis ini dibutuhkan data reaktansi urutan positif, negatif dan nol pada generator, transformator, dan saluran transmisi. Selain itu juga harus ditentukan bus yang mengalami gangguan. III. METODE PENELITIAN A. Alur Penelitian Start Input data mpedansi generator, transformator, isaluran transmisi, dan beban. Input data daya dan tegangan setting generator, transformator, saluran transmisi, dan beban. Analisis hubung singkat asimetris dengan ETAP Arus hubung singkat asimetris Momentary duty pemutus Stop Gambar 2.9 Tampilan ETAP secara umum. Gambar 2.1 Blog diagram alir penelitian. 22 Hasil simulasi diperoleh nilai gangguan terbesar yang terjadi untuk jenis gangguan satu fasa ke tanah (A-N) nampak pada Tabel 4.1. Tabel 4.2 Besar arus gangguan yang terjadi pada Bus 1A B. Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri tiga variable yaitu gangguan hubung singkat asimetris satu fasa ke tanah, hubung singkat antar fasa, hubung singkat dua fasa ke tanah dan hubung singkat tiga fasa sebagai pembanding dari ketiga variabel tersebut. Kontribusi Dari bus ke bus C. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini adalah semua data-data yang berhubungan dengan analisis hubung singkat asimetris pada saluran 150 kV, sistem kelistrikan Sulawesi Selatan dan Barat yaitu: diagram satu garis saluran 150 kV sistem kelistrikan Sulawesi Selatan dan Barat, data reaktansi generator, data rekatansi transformator, dan data impedansi jaringan. Sedangkan sumber data berasal dari AP2B, PT. PLN (Persero) SULSELBAR. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik observasi yaitu melakukan observasi secara langsung pada AP2B 2. Teknik wawancara yaitu mengadakan wawancara dengan pihak karyawan yang berkompoten di AP2B 3. Teknik dokumentasi yaitu melalui pengamatan dan pencatatan dari dokumen yang berhubungan dengan masalah tersebut. (ID) (ID) Bus2A Total Bus1A Gangguan satu fasa ke tanah Tegangan bus (%) rms (kA) Va Vb Vc Ia 3Io 0.00 114.27 115.52 2.960 2.960 Bus2A 64.38 101.78 100.47 1.684 1.713 Bus4A Bus2A 79.53 101.49 101.41 1.277 1.247 Bus14A Bus2B 0.00 114.27 115.52 0.000 0.000 Bus14A Bus2B 0.00 114.27 115.52 0.000 0.000 Bus7 Bus2B 50.33 89.93 90.46 0.000 0.000 Tabel 4.2 Besar arus gangguan yang terjadi pada Bus 2A Kontribusi Dari ke bus bus (ID) (ID) E. Teknik Analisis Dara 1. Menggambar diagram segaris; 2. Merubah impedansi generator, dan transformator ke pu baru dalam MS Excel kemudian memasukkannya ke ETAP; 3. Memasukkan data teraan generator dan transformator pada kotak Rating; 4. Memasukkan data impedansi saluran transmisi; 5. Memasukkan data beban; 6. Menganalisis arus hubung singkat asimetris pada titik gangguan dengan menggunakan ETAP; dan 7. Menganalisis tegangan pasca gangguan pada rel yang tidak mengalami gangguan Gangguan satu fasa ke tanah Tegangan (% ) dari bus kA rms Va Vb Vc Ia 3Io Bus1A Total 0.00 105.63 103.63 5.960 5.960 Bus2A Bus1A 27.29 103.22 101.54 0.812 0.547 Bus3A Bus1A 50.79 101.77 101.09 1.339 0.885 Bus5 Bus1B 0.00 105.63 103.63 0.000 0.000 Bus4 Bus1B 90.88 90.89 91.69 2.089 2.481 Bus3 Bus1B 91.00 91.01 91.69 1.752 2.077 Tabel 4.1 menunjukkan total arus gangguan yang terjadi pada Bus 1A sebesar 5.96 kA. Sementara untuk tabel 4.2 total arus gangguan satu fasa ke tanah yang terjadi pada Bus 2A sebesar 2.96 kA. Berdasarkan simulasi yang dilakukan pada masingmasing bus 150 kV untuk jenis gangguan satu fasa ke tanah, diketahui bahwa letak gangguan terbesar terdapat pada bus 9A&B dimana besar arus gangguannya adalah 12.299 kA. Adapun hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan ETAP dapat dilihat pada gambar 4.1. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Bus yang dianalisis adalah bus yang terinterkoneksi pada sistem dengan level tegangan kerja 150 kV,70kV, dan 30kV. Penomoran bus-bus pada Electrical Transient Analyzer Program(ETAP). Proyek yang akan dijalankan, bus Bakaru dengan level tegangan 150 kV diasumsikan sebagai bus referensi. Bus Suppa, bus PLTU Barru, bus Tello, bus Sengkang, bus Sungguminasa, bus Jeneponto, bus Sinjai, bus Soppeng dan bus Palopo sebagai bus generator, dan sisanya adalah bus beban. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam proyek analisis hubung singkat asimetris di ETAP ini, yaitu dimulai dengan membuka aplikasi ETAP kemudian memilih toolbar File, kemudian muncul beberapa sub . 23 generator Bakaru 2 sebesar 2.089 kA. Sementara arus gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah terbesar yang simulasikan pada setiap bus 150 kV terletak pada bus 9A&B sebesar 12.299 kA. Begitu pula untuk arus gangguan hubung singkat antar fasa, dan dua fasa ke tanah, arus gangguan terbesar terjadi pada bus 9 A&B dimana besarnya berturut adalah 11.689 kA dan 13.029 kA. Dalam mengevaluasi kemampuan breaking capacity pada circuit breaker pada bus 150 kV untuk gangguan hubung singkat asimetris pada sistem kelistrikan Sulselbar dilakukan dengan mengalikan setiap arus gangguan pada bus dengan nilai 1,6. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Hasil simulasi yang dilakukan dengan sampel gangguan pada bus 1 (Bakaru) untuk masingmasing jenis gangguan asimetris diperoleh besar arus gangguan untuk jenis gangguan 1 fasa ke tanah, dua fasa ke tanah, dan fasa ke fasa sebesar; 12.299 kA, 13.029 kA, 11.689 kA. Berdasarkan hasil simulasi diketahui bahwa arus terbesar terjadi pada jenis gangguan hubung singkat 2 fasa ke tanah yang terletak pada jenis Bus 9A&B (Tello). 2. Besar arus gangguan Momentary Duty Bus 9 A&B yang harus ditahan pemutus adalah 21.6832 kA. B. Saran 1. Disarankan kepada pihak PLN untuk meninjau kembali kapasitas Circuit Breaker (CB) terpasang, setelah adanaya penambahan unit pembangkit baru dan pengembangan jaringan. 2. Disarankan kepada peneliti lain, untuk meneliti lebih lanjut tentang analisis studi hubung singkat pada sistem kelistrikan Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat. 3. Saya sarankan kepada peneliti lain, untuk meneliti arus gangguan hubung singkat sekaligus mencari tahu bagaimana menampilkan grafik dari gangguan tersebut pada ETAP. Evaluasi kemampuan breaking capacity pada circuit breaker(CB), yang terdapat pada sistem kelistrikan Sulselbar dilakukan pada tegangan 150 kV. Setelah megetahui arus hubung singkat untuk setiap gangguan, dimana arus gangguan asimetris paling besar terjadi pada hubung singkat dua fasa ke tanah maka untuk mengetahui kemampuan breaking capacity pada CB , arus gangguan hubung singkat dua fasa ke tanah dikalikan nilai 1,6. Tabel 4.3. Arus gangguan hubung singkat Momentary duty pemutus untuk hubung singkat asimetris DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2012. Saluran Transmisi Sistem Per Unit Komponen Simetris (On Line). (http://www.scribd.com/doc/24070488/AnalisaSistem-Tenaga) diakses tanggal 20 April. Anonim. 2013. ETAP Technical Information Pointer (On Line).(http://www.scribd.com/doc/35313109/ETA P-User-Guide-7-1) diakses tanggal 13 Februari . B. Pembahasan Sistem kelistrikan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat yang terdiri dari 42 bus dengan besar beban puncak malam sebesar 732.58 MW yang terjadi pada tanggal 16 Desember 2012. Bus yang dianalisis adalah bus yang terinterkoneksi pada sistem dengan level tegangan kerja 150 kV. Simulasi yang telah dijalankan adalaha simulasi hubung singkat pada setiap bus dengan level tegangan kerja 150 kV, dimana bus Bakaru diasumsikan sebagai bus referensi. Bus Suppa, bus PLTU Barru, bus Tello, bus Sengkang, bus Sungguminasa, bus Jeneponto, bus Sinjai, bus Soppeng dan bus Palopo sebagai bus generator, dan sisanya adalah bus beban. Hasil perhitungan dengan menggunakan ETAP menunjukkan gangguan satu fasa ke tanah yang diasumsikan terjadi pada bus 1A&B, gangguan terbesar dikontribusikan oleh bus 4 dimana bus ini merupakan bus Anonim. 2013. Instalation Guide ETAP (On Line). (http://www.filecrop.com/ETAP.User.Guide.7.0.p df.html) diakses tanggal 13 Februari. Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Baskara, Andre. 2012. Gangguan Hubung Singkat pada Saluran Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik (On Line). (http://androtech.blogspot.com/2012/06/ganggua n-hubung-singkat-saluran.html) diakses tanggal 13 Februari. 24 Glover, Duncan, dkk. 2008. Power System Analysis and Design. USA: Thomson Learning Muhammad Fauzi Isworo, Dkk. 2012. Perancangan Sistem Kelistrikan Pengelolaan Air Terproduksi Studi Kasus W.T.I.P Kawengan PT. Pertamina Region Jawa (On Line). (http:// eprints. undip. ac. Id /32529 /1 / Muhammad Fauzi Isworo.pdf) diakses tanggal 9 Mei. Panjaitan,R. 2000. Mesin Listrik Arus Bolak Balik. Bandung: TARSITO. Saadat, Hadi. 1999. Power System Analysis. Singapura: McGraw-Hill,Inc. Sj, Masykur. 2005. Analisis Hubung Singkat 3 Phasa Pada Sistem Tenaga listrik Dengan Metode Thevenin. Volume 6, No.3. Stevenson, William D.1983. Analisis Sistem Tenaga Listrik Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga. Suryabrata, Sunadi. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 25