BUP ATI JAYAPURA PERATURANDAERAHKABUPATENJAYAPURANOMOR20TAHUN2003 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HlVI-AIDS DAN IMS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUP ATI JAY APURA, Menimbang : a. bahwa perkembangan HIVIIAIDS di Kabupaten Jayapura jumlah kasusnya terns meningkat dan wilayah penularannya semakin meluas; bahwa kebijakan pencegahan dan penanggulangan HIV /AIDS perlu dilaksanakan secara terpadu melalui upaya peningkatan perilaku hidup sehat, pencegahan penularan, pengobatan/ perawatan dan dukungan untuk pemberdayaan orang dengan HIV /AIDS serta keluarganya; bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut huruf a dan b di atas, maka dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV /AIDS dan IMS. Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang Pembentukan Propinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-kabupaten Otonom di Propinsi Irian Barat (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 17, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2907); 2. Undang-undang Nomor 8 Tabun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209); : 3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Tahun 1987 Nomor. 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3698); 4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan lembaran Negara Nomor 3195); 5. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 67, Tambahan lembaran Negara Nomor 3671); 6. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 7. Undang-undang Nomor 39. Tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3886); 8. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan, Anak (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 109); 9. Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1994 tentang Komisi Penanggulangan AIDS; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor A Tahun 1997 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah. 11. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan RakyatIKetua Komisi Penanggulangan AIDS Nomor 6lKEPIMENKO KESRANIII994 tentang Susunan, Tugas dan Fungsi Keanggotaan Komisi Penanggulangan AIDS; 12. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan RakyatIKetua Komlsi Penanggulangan AIDS Nomor 9lKEPIMENKO KESRANII1994 tentang Strategi Nasional Penanggulangan AIDS di Indonesia; 13. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan RakyatIKetua Komisi Penanggulangan AIDS Nomor 5lKEPIMENKO KESRAlIII1995 tentang Program Nasional Penanggulangan HIVIIAIDS Pelita VI; 14. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan RakyatIKetua Komisi Penanggulangan AIDS Nomor I6lKEPIMENKO KESRANIII1996 tentang Pedoman Nasional Penyelenggaraan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia: 15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 565/MenkeslPerlIX/I998 tentang Persetujuan Tindakan Medik; 16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 622/Menkes/SKlVIIII992 tentang Kewajiban Pemeriksaan HIV pada Darah Donor; 17. Peraturan Daerah Kabupaten Jayapura Nomor 3 Tahun 2001 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Jayapura dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Jayapura (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 14), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Jayapura Nomor 3 Tahun 2003 (Lembaran Daerah Tahun 2003 Nomor 5). Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JAYAPURA MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERA TURAN DAERAH KABUPATEN JAY APURA TENT ANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DAN IMS DAB I KETENTUAN UMUM Pasall Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : I. Daerah adalah Kabupaten Jayapura; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Jayapura; 3. Bupati ialah Bupati Kabupaten Jayapura; 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Jayapura; 5. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura; 6. Human Immunedeficiency Virus selanjutnya disingkat HIV adalah virus yang menyerang sel darah putih yang mengakibatkan menurunnya sistim kekebalan tubuh manusla sehingga tubuh manusia mudah terserang oleh berbagai macam penyakit 7. Acquired Immune Deficiency Syndrome selanjutnya dlslngkat AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh menurunnya sistim kekebalan tubuh manusla akibat Infeksi Virus HIV; 8. Infeksi Menular Seksual selanjutnya disingkat IMS adalah beberapa penyakit yang menular terutama mela!ui hubungan seksual; 9. Lembaga Swadaya Masyarakat selanjutnya disingkat LSM adalah lembaga Non Pemerintah yang menyelenggarakan kegiatan penyadaran kemasyarakatan dalam bidang penanggulangan dan pencegahan HIV /AIDS, 10. Pencegahan adalah upaya-upaya agar seseorang tidak tertular virus HIV; 11. Penanggulangan adalah upaya-upaya agar wabah HIV /AIDS tidak meluas di masyarakat; 12. Perilaku seksual resiko tinggi adalah perilaku berganti-ganti pasangan seksual tanpa menggunakan kondom; 13. Penjaja Seks Komersial yang selanjutnya disingkat PSK adalah seorang laki-laki, perempuan atau waria yang menyedlakan dirinya untuk mele.kukan hubungan seksual dengan mendapatkan imbalan; 14. Mucikari adalah sesorang yang mengambil keuntungan darl pelacuran atau dengan sengaja menyebabkan atau memudahkan perbuatan cabul sebagai pendapatannya; 15. Kondom adalah sarung karet yang dipasang pada alat kelarnin laki-Iaki (Penis) pada waktu melakukan hubungan seksual dengan maksud untuk mencegah penularan penyakit akibat hubungan seksual maupun pencegahan kehamilan; 16. Narkotika, Psikotropika dan zat adiktiflainnya selanjutnya disingkat Napza adalah obat-obatan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1976 dan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997; 17. ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) adalah orang yang sudah terlnfeksi HIV baik pada tahap belum bergejala maupun yang sudah bergejala; 18. Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten selanjutnya disingkat KP AD Kabupaten adalah Komisi yang ditetapkan oleh Bupati dengan ketenagaan yang melibatkan lembaga-Iembaga Non Pemerintahan yang mempunyai tugas memimpin, mengelola dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan mv IAIDS di Kabupaten Jayapura. BABII OBJEKPAN SUBYEK Pasal2 Objek pengaturan pencegahan dan penanggulangan mv IAIDS dan IMS dalam Peraturan Daerah ini adalah semua tempat dimana bisa terjadi penularan HIV. Pasal3 Subjek pengaturan pencegahan dan penanggulangan HIV IAIDS dan IMS dalam Peraturan Daerah ini adalah seluruh masyarakat dengan perhatian khusus kepada populasi masyarakat yang rentan dan berisiko tinggi untuk penularan HIV dan IMS. BAB III PENULARAN DAN PENCEGAHAN mv IAIDS Pasal4 HIV dapat menular kepada orang lain dengan cara : Hubungan seksual yang tak terlindung; Alat suntik yang tidak steril dan transfusi darah yang terkontaminasi Hlv; Dari ibu ODHA kepada bayinya. Pasal5 Penularan HIV hanya dapat dicegah dengan cara : 1. Tidak melakukan kegiatan seksual; 2. Setia pada pasangan tetap; 3. Menggunakan kondom pada setiap kontak seksual yang beresiko; 4. Darah yang ditranfusikan hams bebas dari virus HIV dan IMS; 5. Pemakaian alat suntik steril. BABIV PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN mv/AIDS Pasa16 (1) Upaya pencegahan dan penanggulangan HIV IAIDS dan IMS dilaksanakan dengan mengacu kepada, prinsip-prinsip dasar yang digariskan dalam Strategi Nasional, yaitu memperlihatkan nilai-nilai agama dan budaya/norma kemasyarakatan, memperkokoh ketahanan dan kesejahteraan keluarga, meningkatkan perilaku dan gaya hidup sehat dan bertanggung jawab, menghormati harkat dan martabat ODHA dan keluarganya serta memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. (2) Pencegahan dan penanggulangan mv IAIDS diselenggarakan oleh masyarakat, pemerintah dan LSM berdasarkan prinsip kemitraan. (3) Masyarakat berkewajiban dan LSM menjadi pelaku utama sedangkan pemerintah BABV KEW AJIBAN DAN LARANGAN Pasal 7 (1). PSK wajib PSK wanita mengharuskan pelanggannya menggunakan kondom pada saat melakukan kontak seksual. PSK lelaki dan waria wajib menggunakan kondom pada setiap kontak seksual. Menolak melakukan hubungan seks dengan setiap lelaki yang tidak: mau menggunakan kondom. (2) Memeriksakan diri secara berkala terhadap penyakit IMS. Bila mengetahui dirinya telah terinfeksi IMS atau HIV , segera berobat dan bertanggungjawab tidak menularkan kepada orang lain. Melakukan kegiatan seksual komersial di tempat selain tempat yang dijiinkan oleh pemerintah. Pasal8 Mucikari wajib : Menandatangani pemyataan tertulis untuk mengikuti pelatihan dan bersedia mengikuti program pemakaian kondom 100% dengan sungguh sungguh; Memiliki ijin untuk kegiatan transaksi seks komersial sesuai ketentuan pemerintah, dan mendaftar serta melaporkan setiap PSK yang menjadi asuhannya kepada Bupati melalui Dinas; Memberikan pembinaan kepada PSK tentang penggunaan kondom dan pemeriksaan kesehatan; Mengistirahatkan dan membantu pengobatan bagi PSK yang menderita IMS dan atau HIV/AIDS; Memberikan perlindungan kepada PSK dan melaporkan pelanggan yang memaksakan kehendaknya untuk melakukan kontak seksual tanpa menggunakan kondom; Menyediakan dan mengharuskan pelanggan menggunakan kondom pada saat melakukan kontak seks; Mucikari dilarang : Mempekerjakan PSK dibawah umur (kurang dari 18 tahun); Mempekerjakan PSKIpramuria dengan paksa (tidak sukarela) dan dengan sengaja melanggar Hak Asasi Manusia. Memungut uang sewa kamar dan beban biaya lainnya kepada PSK yang pelanggannya menolak menggunakan kondom. Pasal9 Setiap pelanggan wajib menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual. Pelanggan dilarang : Membawa senjata, menyebabkan kegaduhan, memakai kekerasan untuk memaksakan kehendaknya dilayani tanpa menggunakan kondom PasallO Setiap orang yang mengetahui bahwa dirinya telah terinfeksi HIV wajib untuk melakukan upaya pencegahan agar tidak menularkan kepada orang lain. Pasall1. Kewajiban Sektor Kesehatan : Setiap Petugas Kesehatan wajib menggunakan, alat suntik steril dan memastikan bahwa darah transfusi bebas dari HIV dan IMS; Memberikan pelayanan tanpa diskriminasi kepada pengidap ODHA dan keluarganya; Memberikan pelayanan IMS serta konseling dan testing HIV secara sukarela; Setiap pemeriksaan untuk mendiagnosa HIV IAIDS harus didahului dengan penjelasan yang benar dan mendapat persetujuan yang bersangkutan, Konseling yang memadai wajib diberikan sebelum dan sesudah pemeriksaan, dan hasil pemeriksaan wajib dirahasiakan; Memberikan informasi dan pendidikan kesehatan bagi kelompok sasaran; Menyediakan kondom; Melakukan pendataan tentang penderita IMS, HIV, dan pemakaian kondom; Melaporkan tempat kegiatan transaksi seksual yang tidak mau bekerja sarna dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS kepada pihak yang berwajib; BABVI PENYIDIKAN (1.) (2.) Pasal12 Penyidik adalah pejabat Polisi Negara RI atau pejabat pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diberi kewenangan khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyelidikan terhadap pelanggaranlkelalaian sebagaimana dimaksud pada Pasal9, dan PasallO Peraturan Daerah ini. Wewenang menyidik, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku dan dimaksudkan untuk melindungi keselamatan dan kesehatan masyarakat. BABVII KETENTUAN SANKSI Pasall3 Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 dikenakan sanksi berupa : (1.) Peringatan lisan dan tertulis; Dilarang berpraktek selama 5 (lima) hari; (2.) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasa18 dikenakan sanksi berupa Peringatan lisan dan tertulis; Penutupan tempat kegiatan seks komersialnya selama 5 (lima) hari, 1. Apabila sanksi sebagaimana terse but pada ayat (1) dan ayat (2) Pasal ini tidak diindahkan dan atau yang bersangkutan melakukan pelanggaran ulang, maka dikenakan pidana kurungan paling lambat 6 (enam) bulan atau denda sebanyak=banyaknya Rp. 5.000.000,-. 2. Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal9, Pasall0, dan Pasalll dipidana berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Tindak pidana sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini adalah pelanggaran. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal14 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai peraturan pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Pasa115 Peraturan Daerah Ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Jayapura. Disahkan di Sentani Pada 19 Desember 2003 BUP ATI JA YAPURA, HABEL MELKIAS SUW AE, S.Sos Diundangkan di Sentani pada tanggal 22 Desember 2003 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN JAYAPURA, Drs. GIDEON DODOP, MM PEMBINA NIP. 640002667 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JAY APURA TAHUN 2003 NOMOR 30