Ejaan - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Bahasa Indonesia
EJAAN
Fakultas
Program Studi
Ekonomi dan Bisnis
Manajemen
Tatap Muka
13
Kode MK
DisusunOleh
90008
Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd.
Abstract
Kompetensi
Ejaan adalah keseluruhan
peraturan melambangkan bunyi
ujaran,
pemisahan
dan
penggabungan kata, penulisan
kata, huruf, dan tanda baca. Ejaan
adalah seperangkat aturan tentang
cara menuliskan bahasa dengan
menggunakan huruf, kata, dan
tanda baca sebagai sarananya.
Setelah membaca modul ini,
mahasiswa diharapkan mampu
untuk
memahamai pengertian ejaan,
sejarah perkembangan ejaan, dan
ruang lingkup ejaan.
Ejaan
1.1 Pendahuluan
Ejaan adalah keseluruhan peraturan melambangkan bunyi ujaran, pemisahan
dan penggabungan kata, penulisan kata, huruf, dan tanda baca.
Ejaan adalah
seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata,
dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukkan pengertian kata
ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku
kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari
sekadar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Ejaan
suatu
bahasa
tidak
saja
berkisar
pada
persoalan
bagaimana
melambangkan bunyi-bunyi ujaran serta bagaimana menempatkan tanda-tanda baca
dan sebagainya, tetapi juga meliputi hal-hal seperti bagaimana memotong-motong suku
kata, bagaimana menggabungkan kata-kata, baik dengan imbuhan-imbuhan maupun
antara kata dengan kata. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keseluruhan
peraturan bagaimana menggambarkan lambang-lambang bunyi ujaran dan bagaimana
interelasi antara lambang-lambang itu (pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu
bahasa disebut ejaan.
Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa agar masyarkat
dapat berkomunikasi secara tulisan dengan baik dan benar, di sinilah peran aturan baku
tersebut digunakan dalam hal ini kita selaku warga negara yang baik hendaknya selalu
memperhatikan rambu-rambu ketatabahasaan Indonesia yang baik dan benar. Ejaan
yang Disempurnakan (EYD) adalah submateri dalam ketatabahasaan Indonesia yang
memiliki peran cukup besar dalam mengatur etika berbahasa secara tertulis sehingga
diharapkan informasi tersebut dapat disampaikan dan dipahami secara komprehensif
dan terarah. Dalam praktiknya, diharapkan aturan tersebut dapat digunakan dalam
keseharian masyarakat sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesia dapat
digunakan secara baik dan benar.
2016
2
Bahasa Indonesia
Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd.
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1.2 Pengertian Ejaan
`
Ejaan merupakan seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan
menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut
menunjukkan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah
kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata sedangkan ejaan adalah suatu sistem
aturan yang jauh lebih luas dari sekadar masalah pelafalan. Ejaan mengatur
keseluruhan cara menuliskan bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada
ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah
rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi
mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur. Seperti
itulah, bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.
Pemahaman ejaan merupakan satu aspek penting dalam mendukung
penggunaan suatu bahasa termasuk tentunya pengggunaan bahasa Indonesia yang
benar. Hal ini disebabkan gagasan yang disampaikan secara lisan atau tatap muka lebih
mudah atau lebih cepat dipahami daripada secara tertulis. Dalam bahasa lisan, faktor
gerak-gerik, mimik, intonasi, irama, jeda, serta unsur-unsur nonbahasa tersebut tidak
terdapat di dalam bahasa tulis.
Ketiadaan itu menyulitkan komunikasi dan memberikan peluang terjadinya
kesalahpahaman. Di sinilah ejaan dan tanda baca (pungtuasi) berperan sampai pada
batas-batas tertentu, menggantikan beberapa unsur nonbahasa yang diperlukan untuk
memperjelas gagasan atau pesan. Ejaan yang dimuat dalam buku ini sengaja dikutipkan
dari aturan-aturan berbahasa yang terangkum dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan yang dikeluarkan ulang pada tahun 2008 oleh Pusat
Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, melalui penerbit Balai Pustaka
Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejan yang Disempurnakan (EYD). EYD
mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan dalam sejarah bahaa Indonesia
ini memang merupakan upaya penyempurnaan ejaan sebelumnya yang suda dipakai
selama dua puluh lima tahun yang dikenal dengan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi
(Menteri PP dan K Republik Indonesia pada saat Ejaan itu diresmikan pada tahun
1947).
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam bahasa
Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari
2016
3
Bahasa Indonesia
Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd.
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pemakaian dan penulisan huruf kapital dan huruf miring, serta penulisan unsur
sarapan. EYD di sini diartikan sebagai tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya
tulis. Karena dalam sebuah karya tulis, diperlukan tingkat kesempurnan yang
mendetail. Singkatnya, EYD digunakan untuk membuat tulisan dengan cara yang baik
dan benar.
1.3 Fungsi Ejaan
Dalam kaitannya dengan pembakuan bahasa, baik yang menyangkut pembakuan
tata bahasa maupun kosakata dan peristilahan, ejaan mempunyai fungsi yang sangat
penting. Fungsi tersebut antara lain
a. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
b. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilah
c. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia
Di samping ketiga fungsi yang telah disebutkan di atas, ejaan sebenarnya juga
mempunyai fungsi yang lain. Secara praktis, ejaan berfungsi untuk membantu
pemahaman pembaca di dalam mencerna informasi secara tertulis.
1.4 Ejaan yang Diresmikan
A. Ejaan Van Ophujisen
Ejaan Van Ophujisen diresmikan pemakaiannya pada tahun 1901. Ejaan Van
Ophujisen dipakai selama 46 tahun, lebih lama dari Ejaan Republik, dan baru diganti
setelah dua tahun Indonesia merdeka. Beberapa hal yang cukup menonjol dalam Ejaaan
Van Ophujisen antara lain sebagai berikut

Huruf y ditulis dengan j, misalnya :
Sayang  Sajang, Saya  Saja, Yakni  Jakni

Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan koma diatas,
misalnya :
Rakyat  Ra’yat, Bapak  Bapa’

2016
4
Huruf j ditulis dengan dj, misalnya :
Bahasa Indonesia
Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd.
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jakarta  Djakarta, Raja  Radja

Huruf c ditulis dengan tj, misalnya :
Pacar  Patjar, Cara  Tjara

Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch, misalnya :
Khawatir  Chawatir, Akhir  Achir
B. Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)
Pada tahun 1947, munculah sebuah ejaan yang baru sebagai pengganti
ejaan Van Ophujisen. Ejaan Republik diresmikan oleh Menteri Pendidikan
Pengajaran dan Kebudayaan adalah Dr. Soewandi, ejaan yang diresmikan itu
disebut juga sebagai Ejaan Soewandi. Hal-hal yang menonjol dalam Ejaaan
Soewandi atau Ejaaan Republik itu adalah sebagai berikut.

Huruf /oe/ diganti dengan /u/, misalnya :
Goeroe  Guru, Itoe  Itu, Oemoer  Umur

Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan /k/, misalnya :
Pa’  Pak, Ma’lum  Maklum, Ra’yat  Rakyat

Angka dua boleh dipakai untuk menyatakan pengulangan, misalnya :
Anak-anak  Anak2, Berlari-larian  ber-lari-2an, Berjalan-jalan  Berjalan2
Imbuhan yang berupa awalan di- dengan kata depan di kedua-duanya
ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, misalnya kata depan pada
dirumah, dikebun, disamakan dengan imbuhan awalan di- pada ditulis, dikarang
C. Ejaan yang Disempurnakan
Pada tanggal 16 Agustus 1972, Presiden Republik Indonesia (Bapak
Soeharto) meresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
yang lazim disingkat EYD. Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan itu
adalah sebagai berikut

Huruf yang berubah fungsi adalah sebagai berikut
a. /dj/ djalan menjadi /j/ jalan
b. /j/ pajung menjadi /y/ payung
c. /nj/ njanji menjadi /ny/ nyanyi
2016
5
Bahasa Indonesia
Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd.
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
d. /sj/ isjarat menjadi /sy/ isyarat
e. /tj/ tjukup menjadi /c/ cukup
f. /ch/ achir menjadi /kh/ akhir

Peresmian penggunaan huruf berikut yang sebelumnya belum resmi
adalah
a. Pemakaian huruf /f/ dalam kata maaf, fakir
b. Pemakaian huruf /v/ dalam kata universitas, valuta
c. Pemakaian huruf /z/ dalam kata lezat, zeni

Huruf yang hanya dipakai dalam ilmu eksakta adalah sebagai berikut
a. Pemakaian huruf /q/ dalam rumus a:b = p:q
b. Pemakaian huruf /x/ dalam istilah sinar-X

Penulisan di- sebagai awalan dan penulisan di sebagai kata depan
dilakukan sebgai berikut
a. Penulisan awalan di- diserangkaikan dengan kata yang mengikutinya,
seperti dimakan, dijumpai
b. Penulisan kata depan dipisahkan dengan kata yang mengikutinya,
seperti di muka, di pojok, di antara

Dalam Ejaan Bahas Indonesia yang Disempurnakan itu terdapat
pembicaraan yang lengkap, yaitu
1. Pembicaraan tentang pemakaian huruf
2. Pembicaraan tentang penulisan huruf
3. Pembicaraan tentang penulisan kata
4. Pembicaraan tentang penulisan unsur sarapan
5. Pembicaraan tentang pemakaian tanda baca
1.5 Sejarah Perkembangan Ejaan
Kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional seperti dalam ikrar
sumpah pemuda sebagai alat pemersatu bangsa dalam suku yang berbeda-beda, dan
bahasa negara yang tercantum dalam UUD ’45 terutama sebagai bahasa pengantar di
dunia pendidikan. Namun, seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman
2016
6
Bahasa Indonesia
Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd.
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
begitupun bahasa yang terus mengalami perubahan dan perkembangan ragam dan
variasi bahasa karena fungsi, kedudukan, serta lingkungan yang berbeda-beda.
Mulanya, bahasa Indonesia ditulis dengan tulisa latin-romawi mengikuti ejaan
Belanda hingga pada 1972 Ejaan Yang Disepurnakann (EYD) dicanangkan. Bahasa
Indonesia yang awalnya berakar sejak beratus tahun yang lalu, yaitu aksara Arab
Melayu. Di Nusantara ini, bukan saja aksara Bugis, aksara Bali, aksara Lampung, aksara
Kerinci, aksara Rejang, dan aksara Batak. Aksara itu masing-masing memiliki nama,
seperti aksara Kaganga dan aksara Rencong (incung).
1.6 Ruang Lingkup Ejaan
Secara garis besar ruang lingkup ejaan terdiri dari hal-hal berikut.
A. Pemakaian Huruf
Nama huruf bahasa Indonesia seperti yang kita kenal dengan huruf abjad dan
ada juga penggabungan untuk melambangkan diftong seperti Au (harimau) atau
penggabungan khusus seperti ng (lambang). Ejaan Indonesia menggunakan ejaan
fenomis di mana hanya ada satu bunyi untuk satu lambang memiliki beberapa bunyi.
Karena bahasa Indonesia menggunakan satu sistem, ejaan, pada dasarnya lafal
singkatan dan kata mengikuti bunyi nama huruf secara konsisten, seperti bus (dibaca:
bus) yang harus diperhatikan dalam pesukuan (pemenggalan kata): (1)menggunakan
tanda hubung, (2) tidak memengggal kata dengan garis bawah, (3) hindari penggalan
satu huruf. Begitupun dengan nama orang hanya dibenarkan dengan memisahkan nama
pertama dan nama kedua. Penulisan nama diri ditulis sesuai dengan ejaan yang berlaku.
A. Penulisan Huruf
Huruf terdiri dari huruf kecil, huruf kapital, dan huruf miring.
1. Huruf kapital digunakan sebagai
2016

Huruf pertama awal kalimat.

Huruf pertama petikan langsung.

Huruf pertama dalam ungapan yang berhubungan dengan hal-hal kegamaan.

Huruf pertama gelar kehormatan atau keturunan yang diikuti nama orang.
7
Bahasa Indonesia
Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd.
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang.

Huruf pertama nama orang.

Huruf pertama hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara,
yang dipakkai sebagai kata ganti.
2. Huruf miring digunakan sebagai

Menulis nama buku, majalah yang dikutip dari karangan.

Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.

Menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing.
3. Penulisan Kata
Penulisan kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
1. Penulisan kata turunan
 Imbuhan ditulis serangkai dengan kata dasar.
 Kalau gabungan kata awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang
langsung mengikutinya.
 Kalau gabungan kata awala dan akhiran ditulis serangkai dengan kata tersebut.
 Kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam unsur kombinasi.
2. Penulisan gabungan kata
 Kata majemuk, istilah khusus, bagian-bagiannya ditulis terpisah.
 Istilah khusus yang mungkin akan menimbulkan salah baca diberi tanda hubung.
 Kata yang dianggap sudah satu ditulis serangkai.
3. Penulisan partikel
 Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
 Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah.
4. Penulis singkatan dan akronim
 Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan
tanda titik.
 Singkatan nama resmi, huruf awal ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti
dengan tanda titik, misalnya BPK, PT, KTP, SLTP.
 Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu titik, misalnya
dkk.
2016
8
Bahasa Indonesia
Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd.
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Singkatan lambang kimia, singkatan satuan ukuran dan mata uang tidak diikuti
tanda titik.
 Akronim yang berupa gabungan kata atau huruf dari deret kata ditulis dengan
huruf awal huruf kapital, misalnya Angkatan Bersenjata RI (Akabri).
 Akronim nama diri berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital.
 Akronim yang bukan nama diri berupa gabungan kata atau huruf dan suku kata
dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
5. Penulisan angka lambang bilangan
 Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor.
 Angka digunakan untuk menyatakan panjang, berat, dan isi, satuan waktu, mata
uang, nomor jalan.
 Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –an ditulis dengan angka
atau dengan ejaan.
6. Penulisan Unsur Serapan
Bahasa Arab sebenarnya sudah banyak yang diserap ke dalam bahasa
Indonesia dan relatif konsisten. Untuk menyerap bahasa Arab kita harus
memperhatikan
 Unsur mad (panjang) ditiadakan.
 Konsonan sebaiknya diadaptasi dengan fonem bahasa Indonesia baik lafal
maupun ejaannya, seperti rizq (rezeki). Jika tidak, tulislah sesuai lafal
sebenarnya dengan huruf miring.
7. Pemakaian Tanda Baca
Orang sering mengabaikan tanda baca yang sebenarnya sangat membantu
orang dalam memahami bacaan.
1. Tanda titik (.)
2. Tanda koma (,)
3. Tanda titik koma (;)
4. Tanda titik dua (:)
5. Tanda hubung (-)
2016
9
Bahasa Indonesia
Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd.
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
6. Tanda tanya (?)
7. Tanda seru (!)
8. Tanda kurung ((....))
9. Tanda garis miring (/)
10. Tanda petik ganda (‘’”....”’’)
11. Tanda pisah (--)
12. Tanda elipsis (....)
13. Tanda kurung siku ([])
14. Tanda penyingkat (“)
2016
10
Bahasa Indonesia
Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd.
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
BUKU :
Alek, A dan Achmad H.P. Bahasa Indonesia untuk Perguruan tinggi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010
Depdikbud. 2008. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Jakarta: Hi-Fest Publishing.
Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia: Untuk Mahasiswa Nonjurusan
Bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia.
Satata, Sri, Dewi Suswandari dan Dadi Waras S. 2012. Bahasa Indonesia. Jakarta: Mitra
wacana Media.
Tim Pusat Bahasa. 2005. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Jakarta: Balai Pustaka.
Waridah, Ernawati. 2008. EYD & Seputar Kebahasaan-Indonesiaan.Jakarta: Kawan
Pustaka.
INTERNET :
Ikhsanudin. 2009. “Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia”. from
http://www.ikhsanudin.co.cc/2009/05/sejarah-perkembangan-bahasaindonesia/ (diakses 30 Mei 2016).
Ibnu Hasan Sibuan. 2011. “Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia”. from
http://ibnuhasansibuan.wordpress.com/2011/03/06sejarah-perkembanganbahasa-indonesia/ (diakses 30 Mei 2016).
Nn. 2015. Ejaan Yang Disempurnakan. from
http://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Yang_Disempurnakan/ (diakses 30 Mei 2016).
2016
11
Bahasa Indonesia
Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd.
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download