KETERTARIKAN ARTHROPODA PREDATOR PADA TUMBUHAN

advertisement
KETERTARIKAN ARTHROPODA PREDATOR PADA TUMBUHAN
GULMA DI LAHAN PERTANIAN BROKOLI (Brassica oleracea var.
Botrytis L.) DESA SUMBER BRANTAS KECAMATAN BUMIAJI KOTA
BATU
Rani Armadiah, Fatchur Rohman, dan Agus Dharmawan
Universitas Negeri Malang
E-mail: [email protected]
ABSTRAK: Telah dilakukan penelitian pada tahun 2014 tentang
Ketertarikan Arthropoda Predator Pada Tumbuhan Gulma Di Lahan
Pertanian Brokoli (Brassica Oleracea var. Botrytis L.) Desa Sumber Brantas
Kecamatan Bumiaji Kota Batu, dengan tujuan untuk mengetahui (1) jenis
tumbuhan gulma yang ada, (2) tumbuhan gulma yang mendominasi, (3)
frekuensi kunjungan Arthropoda Predator pada tumbuhan gulma, dan (4)
distribusi temporal Arthropoda Predator. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif ekskploratif. Pengambilan tumbuhan gulma dilakukan dengan
analisis vegetasi, pengambilan Arthropoda Predator dengan menggunakan
swingnet sebanyak 5 kali osilasi secara kontinyu pada tajuk tumbuhan gulma
dan pengamatan uji ketertarikan Arthropoda Predator dengan menggunakan
metode visual control selama 5 hari dengan 5 titik pengamatan dan jarak
pengamat 1,5 m. Hasil penelitian menunjukkan (1) tumbuhan gulma yang
terdapat di lahan Pertanian Brokoli sebanyak 13 jenis tumbuhan gulma yang
tergolong dalam 9 famili, (2) jenis tumbuhan gulma yang mendominasi di
lahan Pertanian Brokoli yakni Amaranthus sp. dan Galinsoga parviflora
Cav., (3) frekuensi kunjungan Arthropoda Predator yang terdapat pada
tumbuhan gulma Amaranthus sp. dikunjungi oleh 11 genus Arthropoda
Predator dan tumbuhan gulma Galinsoga parviflora Cav. dikunjungi oleh 10
genus Arthropoda Predator dan (4) kunjungan Arthropoda predator pada
tumbuhan gulma Amaranthus sp. dan Galinsoga parviflora Cav. mengalami
perubahan setiap waktu. Arthropoda predator banyak ditemukan pada pukul
08.00-08.20 dan memiliki kecenderungan mengalami penurunan pukul
11.00-11.20 sedangkan pukul 14.00-14.20 jumlah Arthropoda predator yang
ditemukan menurun drastis.
Kata-kata kunci: ketertarikan, arthropoda predator, tumbuhan gulma,
pertanian brokoli.
PENDAHULUAN
Lahan pertanian merupakan lahan yang diperuntukan untuk kegiatan
pertanian. Sumberdaya lahan pertanian memiliki banyak manfaat bagi manusia.
Kawasan di kota Batu banyak terdapat lahan pertanian Hortikultur. Pertanian
hortikultur merupakan hasil utama dari Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji
Kota Batu yakni lahan pertanian brokoli. Brokoli merupakan salah satu komoditas
sayuran yang banyak dikonsumsi di Indonesia. Bertambahnya jumlah penduduk
akan meningkatkan jumlah kebutuhan pangan asal sayuran, termasuk brokoli
(Cahyono, 2001). Dengan demikian untuk pemenuhan kebutuhan brokoli perlu
dilakukan usaha-usaha pencegahan terjadinya penurunan produksi, salah satunya
adalah usaha pengendalian tumbuhan gulma pada lingkungan tanamnya.
Keberadaan tumbuhan gulma juga menjadi salah satu faktor yang bisa
menurunkan hasil tanaman. Tumbuhan gulma ialah organisme pengganggu
tanaman (OPT) dan tidak dikehendaki keberadaannya. Banyak dari petani yang
1
mengganggap bahwa tumbuhan gulma sebagai sumber hama dan penyakit
tanaman sehingga para petani membersihkan tumbuhan gulma tersebut. Untung
(2006) menjelaskan bahwa banyak serangga predator yang untuk dapat hidup dan
berkembang biak memerlukan persyaratan hidup yang tidak dapat ditemukan
semuanya pada tanaman budidaya. Untuk memperoleh keperluan hidupnya pada
periode tertentu serangga tersebut harus pindah ke tanaman inang pengganti atau
habitat lainnya yang berada di sekitar tanaman budidaya seperti rerumputan,
tumbuhan gulma, atau semak-semak sekitar lahan pertanian untuk mendapatkan
makanan, tempat peletakan telur, dan sebagai tempat persembunyian yang sesuai.
Hama merupakan hewan herbivora yang memakan tanaman yang
dibudidayakan sehingga kehadirannya tidak dikehendaki karena dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan atau kerugian bagi manusia. Upaya
pengendalian yang telah banyak dilakukan oleh para petani brokoli adalah dengan
menggunakan insektisida kimia organik sintetik bahkan sebagian besar petani
menganggap bahwa insektisida kimia organik sintetik adalah satu-satunya cara
pengendalian yang paling cepat, efisien, praktis, mudah, dan ampuh. Pengendalian
secara biologi juga dilakukan yaitu dengan memanfaatkan predator dan parasitoid,
secara mekanik dengan melakukan penangkapan hama secara langsung maupun
dengan menggunakan perangkap (Rahardjo, 2005).
Di antara musuh alami yang berperan penting dalam menekan populasi
hama adalah predator dari filum Arthropoda. Predator merupakan organisme yang
hidup bebas dengan memakan, membunuh atau memangsa binatang lainnya.
Sosromarsono dan Untung (2000) menyebutkan semua jenis laba-laba adalah
predator, khususnya pemangsa arthropoda terutama serangga. Beberapa predator
generalis seperti laba-laba (Araneae) dapat menunjukkan kekhususan habitat, oleh
karena itu dapat dimanfaatkan dalam pengendalian populasi hama tanaman
brokoli. Berkurangnya jumlah predator pada suatu ekosistem dapat dikarenakan
hilangnya tempat berlindung dan berkembang biak predator tersebut. Tumbuhan
gulma memiliki polen yang dapat dimanfaatkan untuk pelestarian parasitoid dan
predator sebagai sumber pakan, tempat berlindung dan berkembang biak sebelum
inang atau mangsa utama ada di tanaman (Laba, 1998).
Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian dengan judul
“Ketertarikan Arthropoda Predator Pada Tumbuhan Gulma di Lahan Pertanian
Brokoli (Brassica oleracea var. Botrytis L.) Desa Sumber Brantas Kecamatan
Bumiaji Kota Batu”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) jenis
tumbuhan gulma yang terdapat di lahan Pertanian Brokoli, (2) tumbuhan gulma
yang mendominasi, (3) frekuensi kunjungan Arthropoda Predator pada tumbuhan
gulma, dan (4) distribusi temporal Arthropoda Predator pada tumbuhan gulma.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian adalah deskriptif eksploratif. Penelitian ini dilakukan di
Lahan Pertanian Brokoli (Brassica oleracea var. Botrytis L.) Desa Sumber
Brantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu dengan luas lahan 2500 m2 (100mx25m),
dan di Laboratorium Ekologi jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang
pada bulan Februari-Maret 2014.
Penentuan tumbuhan gulma uji dilakukan secara sistematik dengan metode
analisis vegetasi. Tumbuhan gulma yang memiliki INP tertinggi dijadikan sebagai
2
tumbuhan uji ketertarikan. Penangkapan Arthropoda dilakukan dengan
menggunakan swing net sebanyak 5 kali osilasi secara kontinyu pada tajuk
tumbuhan gulma.
Pengamatan Uji Ketertarikan Arthropoda Predator dengan menggunakan
metode visual control selama 5 hari dengan 5 titik pengamatan dan jarak
pengamat 1,5 m dari tumbuhan gulma yang telah ditentukan. Pengamatan yang
dilakukan pada tumbuhan gulma Amaranthus sp. dan tumbuhan gulma Galinsoga
parviflora Cav. dalam waktu yang bersamaan yaitu pukul 08.00-08.20, pukul
11.00-11.20 dan pukul 14.00-14.20.
Analisis data yang digunakan yakni terkait dengan ketertarikan
Arthropoda Predator beradasarkan frekuensi kunjungan terhadap tumbuhan gulma
terpilih dihitung menggunakan persentase kemudian diintepretasikan secara
deskriptif. Data yang terkait dengan distribusi temporal Arthropoda Predator
dianalisis dengan analisis uji beda “One-way ANOVA” dan disajikan dalam
bentuk diagram batang kemudian diintepretasikan secara deskriptif. Data yang
terkait dengan tumbuhan gulma uji dapat dianalisis dengan menggunakan
perhitungan INP yang meliputi perhitungan kerapatan dan frekuensi dari
tumbuhan gulma.
HASIL PENELITIAN
1.
Jenis Tumbuhan Gulma yang terdapat di Lahan Pertanian Brokoli
(Brassica oleracea var. Botrytis L.) Desa Sumber Brantas Kecamatan
Bumiaji Kota Batu
Hasil pengambilan sampel tumbuhan gulma yang terdapat di lahan
Pertanian Brokoli (Brassica oleracea var. Botrytis L.) Desa Sumber Brantas
Kecamatan Bumiaji Kota Batu, ditemukan 13 jenis tumbuhan gulma yang
tergolong dalam 9 suku yakni Asteraceae, Caryophyllaceae, Poaceae,
Brassicaceae, Amaranthaceae, Portulaceae, Rubiaceae, Onagraceae, dan
Cyperaceae, data tersebut disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Jenis Tumbuhan Gulma yang terdapat di Lahan Pertanian Brokoli (Brassica
oleracea var. Botrytis L.)
No.
Suku
Marga
Jenis
1.
Asteraceae
Ageratum
Ageratum conyzoides
Ageratum houstonianum
Bidens
Bidens pilosa
Galinsoga
Galinsoga parviflora
Spilanthes
Spilanthes iabadicensis
2.
Caryophyllaceae
Drymaria
Drymaria cordata
3.
Poaceae
Eleusine
Eleusin indica L.
4.
Brassicaceae
Cardamine
Cardamine hirsuta L.
5.
Amaranthaceae
Amaranthus
Amaranthus sp.
6.
Portulacaceae
Portulaca
Portulaca oleracea
7.
Rubiaceae
Richardia
Richardia brasiliensis
8.
Onagraceae
Ludwigia
Ludwigia hyssopifolia
9.
Cyperaceae
Cyperus
Cyperus kyllingia
3
2.
Jenis Tumbuhan Gulma yang Mendominasi di Lahan Pertanian Brokoli
(Brassica oleracea var. Botrytis L.) Desa Sumber Brantas Kecamatan
Bumiaji Kota Batu
Jenis tumbuhan gulma yang mendominasi di lahan Pertanian Brokoli
(Brassica oleracea var. Botrytis L.) Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji
Kota Batu berdasarkan INP yang terbesar yakni Amaranthus sp. sebesar 41,20%
dan Galinsoga parviflora Cav. sebesar 40,48%, data tersebut disajikan pada Tabel
2. Oleh karena itu kedua tumbuhan gulma tersebut digunakan sebagai tumbuhan
gulma uji ketertarikan.
Tabel 2. Tumbuhan Gulma yang Mendominasi di Lahan Pertanian Brokoli (Brassica
oleracea var. Botrytis L.)
No.
Jenis Tumbuhan
K
KR
F
FR
INP
(%)
(%)
1. Amaranthus sp.
0,2905
29,05
0,1215
12,15
41,20
2. Galinsoga parviflora Cav.
0,2833
28,33
0,1215
12,15
40,48
3. Eleusin indica L.
0,0571
5,71
0,0841
8,41
14,13
4. Bidens pilosa
0,0452
4,52
0,0841
8,41
12,94
5. Ageratum conyzoides
0,05
5
0,0748
7,48
12,48
6. Portulaca oleacea
0,0452
4,52
0,0748
7,48
12,00
7. Drymaria cordata
0,0405
4,05
0,0748
7,48
11,52
8. Cardamine hirsuta L.
0,0405
4,05
0,0654
6,54
10,59
9. Spilanthes iabadicensis
0,0357
3,57
0,0654
6,54
10,11
10. Ageratum houstonianum
0,0310
3,10
0,0654
6,54
9,64
11. Richardia brasiliensis
0,0310
3,10
0,0654
6,54
9,64
12. Ludwigia hyssopifolia
0,0214
2,14
0,0561
5,61
7,75
13. Cyperus kyllingia
0,0286
2,86
0,0467
4,67
7,53
Jumlah
200
3.
Ketertarikan Arthropoda Predator berdasarkan Frekuensi Kunjungan
Arthropoda Predator pada Tumbuhan Gulma Terpilih di Lahan
Pertanian Brokoli (Brassica oleracea var. Botrytis L.) Desa Sumber
Brantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu
Ketertarikan Arthropoda Predator berdasarkan frekuensi kunjungan
Arthropoda Predator pada tumbuhan gulma terpilih di lahan Pertanian Brokoli
(Brassica oleracea var. Botrytis L.) Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji
Kota Batu dapat dilihat pada Tabel 3 serta dilengkapi dengan Gambar 1.
Tabel 3. Ketertarikan Arthropoda Predator berdasarkan Frekuensi Kunjungan Arthropoda
Predator pada Tumbuhan Gulma Terpilih di Lahan Pertanian Brokoli (Brassica
oleracea var. Botrytis L.) Selama 5 hari (ulangan waktu selama 20 menit)
No.
Arthropoda Predator yang
Amaranthus sp.
Galinsoga parviflora Cav.
berkunjung per menit
1. Dasysyrphus
205
96
2. Sceliphron
18
50
3. Trypoxylon
69
45
4. Oecophylla
139
135
5. Formica
128
104
6. Tipula
122
102
7. Philodromus
18
0
4
8.
9.
10.
11.
12.
Steatoda
Atypena
Andrallus
Menochilus
Leptogaster
Jumlah
28
24
113
128
0
992
27
17
0
70
64
710
Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa tumbuhan gulma
Amaranthus sp. lebih sering dikunjungi oleh Arthropoda Predator dibandingkan
dengan tumbuhan gulma Galinsoga parviflora Cav. Data pada Tabel 3 diubah
menjadi diagram batang yang disajikan pada Gambar 1.
(a)
Gambar 1.
(b)
Frekuensi Kunjungan Arthropoda Predator pada Tumbuhan Gulma Terpilih
(a) Amaranthus sp. dan (b) Galinsoga parviflora Cav.
Tumbuhan gulma Amaranthus sp. dikunjungi oleh 11 genus Arthropoda
Predator yaitu Dasysyrphus, Sceliphron, Trypoxylon, Oecophylla, Formica,
Tipula, Philodromus, Steatoda, Atypena, Andrallus, dan Menochilus. Tumbuhan
gulma Galinsoga parviflora Cav. dikunjungi oleh 10 genus Arthropoda Predator
yaitu Dasysyrphus, Sceliphron, Trypoxylon, Oecophylla, Formica, Tipula,
Steatoda, Atypena, Menochilus dan Leptogaster.
5
Data pada Tabel 3. kemudian diubah menjadi persentase untuk mengetahui
ketertarikan Arthropoda Predator berdasarkan frekuensi kunjungan pada
tumbuhan gulma Amaranthus sp. dan Galinsoga parviflora Cav. di lahan
Pertanian Brokoli (Brassica oleracea var. Botrytis L.) Desa Sumber Brantas
Kecamatan Bumiaji Kota Batu yang di sajikan pada Gambar 2.
a
b
Gambar 2. Persentase Frekuensi Kunjungan Arthropoda Predator (a) Amaranthus sp. dan
(b) Galinsoga parviflora Cav.
Berdasarkan Gambar 2. dapat dilihat bahwa pada tumbuhan gulma
Amaranthus sp. yang mempunyai persentase kunjungan tertinggi adalah
Dasysyrphus sebesar 20,67% dan yang terendah adalah Philodromus dan
Sceliphron sebesar 1,81%. Pada tumbuhan Galinsoga parviflora Cav. Arthropoda
Predator yang mempunyai persentase kunjungan tertinggi adalah Oecophylla
sebesar 19,01% dan terendah adalah Atypena sebesar 2,39%.
4. Distribusi Temporal Arthropoda Predator yang terdapat pada Tumbuhan
Gulma Terpilih di Lahan Pertanian Brokoli (Brassica oleracea var.
Botrytis L.) Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu
Frekuensi kunjungan Arthropoda Predator pada tumbuhan gulma
Amaranthus sp. dan Galinsoga parviflora Cav. yang terdapat di lahan Pertanian
Brokoli (Brassica oleracea var. Botrytis L.) Desa Sumber Brantas Kecamatan
Bumiaji Kota Batu mengalami perubahan setiap waktu.
Tabel 4. Hasil Ringkasan Uji Beda Nyata Jumlah Kunjungan Arthropoda Predator pada
pukul 08.00-08.20, 11.00-11.20 dan 14.00-14.20 di Tumbuhan Gulma Amaranthus sp.
No.
Genus Arthropoda
Pagi
Siang
Sore
Predator yang
(08.00-08.20)
(11.00-11.20)
(14.00-14.20)
berkunjung per
menit
1.
Dasysyrphus
20,40
13,60
7,00
2.
Sceliphron
2,40
0,80
0,40
3.
Trypoxylon
8,00
4,40
1,40
4.
Oecophylla
18,00
6,60
3,20
5.
Formica
13,80
8.00
3,80
6.
Tipula
0,00
0,00
0,00
7.
Philodromus
2,00
1,60
0,00
8.
Steatoda
2,80
1,80
0,60
9.
Atypena
2,80
1,80
0,20
10.
Andrallus
14,20
5,60
2,80
6
11.
12.
Menochilus
Leptogaster
17,00
0,00
6,20
0,00
2,40
0,00
Berdasarkan Tabel 4. di atas dapat diketahui bahwa kunjungan genus
Dasysyrphus dan Trypoxylon terhadap tumbuhan gulma Amaranthus sp.
mempunyai perbedaan yang nyata antara pagi (08.00-08.20), siang (11.00-11.20)
dan sore (14.00-14.20). Genus Sceliphron, Oecophylla, Formica, Steatoda,
Atypena, Andrallus dan Menochilus mempunyai perbedaan yang nyata ketika
pagi (08.00-08.20) dengan siang (11.00-11.20) dan siang (11.00-11.20) dengan
sore (14.00-14.20) tidak ada beda nyata. Data pada Tabel 4. kemudian diubah ke
dalam diagram batang yang di sajikan pada Gambar 3.
Gambar 3. Hasil Ringkasan Uji beda nyata Jumlah kunjungan Arthropoda Predator pada
pukul 08.00-08.20, 11.00-11.20 dan 14.00-14.20 di tumbuhan gulma Amaranthus
sp.
Berdasarkan Gambar 3. dapat dilihat bahwa kunjungan Arthropoda
Predator terhadap tumbuhan gulma Amaranthus sp. mengalami penurunan
kemudian menurun drastis ketika sore hari (14.00-14.20).
Tabel 5. Hasil Ringkasan Uji Beda Nyata Jumlah Kunjungan Arthropoda Predator pada
pukul 08.00-08.20, 11.00-11.20 dan 14.00-14.20 di tumbuhan gulma Galinsoga
parviflora Cav.
No.
Genus Arthropoda
Pagi
Siang
Sore
Predator yang
(08.00-08.20)
(11.00-11.20)
(14.00-14.20)
berkunjung per
menit
1.
Dasysyrphus
13,40
4,20
1,60
2.
Sceliphron
0,00
0,00
0,00
3.
Trypoxylon
5,20
3,80
0,00
4.
Oecophylla
18,60
6,80
1,60
5.
Formica
13,20
5,40
2,20
6.
Tipula
14,20
4,80
1,40
7.
Philodromus
0,00
0,00
0,00
8.
Steatoda
0,00
0,00
0,00
9.
Atypena
3,40
0,00
0,00
10.
Andrallus
0,00
0,00
0,00
11.
Menochilus
10,60
2,80
0,60
12.
Leptogaster
7,60
4,40
0,80
Berdasarkan Tabel 5. di atas dapat diketahui bahwa kunjungan genus
Dasysyrphus, Oecophylla, Tipula dan Leptogaster terhadap tumbuhan gulma
Galinsoga parviflora Cav. mempunyai perbedaan yang nyata antara pagi (08.007
08.20), siang (11.00-11.20) dan sore (14.00-14.20). Genus Formica, Atypena, dan
Menochilus mempunyai perbedaan yang nyata ketika pagi (08.00-08.20) dengan
siang (11.00-11.20) dan siang (11.00-11.20) dengan sore (14.00-14.20) tidak ada
beda nyata. Genus Trypoxylon tidak ada beda nyata ketika pagi (08.00-08.20)
dengan siang (11.00-11.20) kemudian ada beda nyata ketika siang (11.00-11.20)
dengan sore (14.00-14.20). Data pada Tabel 5. kemudian diubah ke dalam
diagram batang yang di sajikan pada Gambar 4.
Gambar 4. Hasil Ringkasan Uji Beda Nyata Jumlah kunjungan Arthropoda Predator pada
pukul 08.00-08.20, 11.00-11.20 dan 14.00-14.20 di tumbuhan gulma Galinsoga
parviflora Cav.
Berdasarkan Gambar 4. dapat dilihat bahwa kunjungan Arthropoda
Predator terhadap tumbuhan gulma Galinsoga parviflora Cav. mengalami
penurunan kemudian menurun drastis ketika sore hari (14.00-14.20).
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian tumbuhan gulma yang terdapat di lahan
Pertanian Brokoli (Brassica oleracea var. Botrytis L.) Desa Sumber Brantas
Kecamatan Bumiaji Kota Batu ditemukan 13 jenis tumbuhan gulma yang
tergolong dalam 9 suku yakni Asteraceae, Caryophyllaceae, Poaceae,
Brassicaceae, Amaranthaceae, Portulaceae, Rubiaceae, Onagraceae, dan
Cyperaceae. Menurut Meilin (2006), jenis tumbuhan gulma yang tumbuh dan
mendominasi suatu areal tergantung dari lokasi, dan iklim setempat.
Adanya tumbuhan gulma di lahan Pertanian Brokoli dianggap sangat
mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman Brokoli yang
akhirnya dapat menurunkan hasil panen baik kualitas maupun kuantitas. Indeks
nilai penting tumbuhan gulma tertinggi adalah Amaranthus sp. sebesar 41,20%
dan Galinsoga parviflora Cav. sebesar 40,48%. Hal ini menunjukkan bahwa
tumbuhan gulma suku Amaranthaceae yakni Amaranthus sp. banyak mempunyai
biji yang menyebar di areal lahan. Didukung dengan tanah yang basah karena
pada saat penelitian terjadi musim hujan. Hal tersebut menyebabkan suku
Amaranthaceae dapat menyebar ke seluruh areal. Hal ini didukung oleh pendapat
Sastroutomo (1990), yang menyatakan bahwa suku Amaranthaceae mempunyai
biji yang banyak, mudah menyebar, serta dapat tumbuh pada tanah yang basah
dan dapat menyebar ke seluruh areal penanaman.
Tumbuhan gulma suku Asteraceae yakni Galinsoga parviflora Cav. juga
mendominasi di lahan Pertanian Brokoli karena suku Asteraceae ini dapat
8
berkembangbiak melalui biji, mempunyai kemampuan beradaptasi dengan
lingkungan, misalnya sedikit air sampai tempat basah dan tahan terhadap
naungan. Kebutuhan akan cahaya, temperatur, air dan ruang tumbuh terpenuhi
sesuai dengan kebutuhannya, sehingga tumbuhan gulma ini dapat berkembang
cepat. Hal ini sesuai dengan pendapat Reader dan Buck (2000) dalam Darmadi,
dkk (2011), yang menyatakan bahwa tumbuhan gulma dari suku Asteraceae ini
banyak ditemukan karena dapat berkembangbiak melalui biji, mempunyai
kemampuan beradaptasi dengan lingkungan, misalnya sedikit air sampai tempat
basah dan tahan terhadap naungan.
Ketertarikan Arthropoda Predator yang mengunjungi tumbuhan gulma
Amaranthus sp. lebih tinggi daripada tumbuhan gulma Galinsoga parviflora Cav.
Hal ini menunjukkan bahwa tumbuhan gulma Amaranthus sp. lebih disukai
Arthropoda Predator untuk mengunjungi tumbuhan gulma Amaranthus sp. karena
memiliki respons yang lebih tinggi dalam menangkap senyawa volatil yang
dikeluarkan tumbuhan gulma Amaranthus sp.
Setiap genus memiliki kunjungan tertinggi yang berbeda-beda pada
tumbuhan gulma yang berbeda pula. Hal ini dipengaruhi oleh faktor abiotik dan
biotik. Distribusi temporal tertinggi Arthropoda Predator pada tumbuhan gulma
Amaranthus sp. terdapat pada pukul 08.00-08.20 dan pada tumbuhan gulma
Galinsoga parviflora Cav. distribusi temporal tertinggi Arthropoda Predator juga
terdapat pada pukul 08.00-08.20. Tingginya kunjungan Arthropoda Predator pada
pukul 08.00-08.20 diduga berkaitan dengan aktivitas masing-masing serangga
baik dalam berkembang biak, mencari makan, maupun bereproduksi. Selain itu
pada pukul 08.00-08.20 suhunya mencapai 25,7◦C yang mana pada suhu tersebut
sangat mendekati suhu optimum bagi Arthropoda Predator.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan didapatkan kesimpulan sebagai
berikut: (1) jenis tumbuhan gulma yang terdapat di lahan Pertanian Brokoli
sebanyak 13 jenis tumbuhan gulma yang tergolong dalam 9 suku yakni
Asteraceae, Caryophyllaceae, Poaceae,Brassicaceae, Amaranthuceae, Portulaceae,
Rubiaceae, Onagraceae, dan Cyperaceae, (2) jenis tumbuhan gulma yang
mendominasi di lahan Pertanian Brokoli yakni Amaranthus sp. dan Galinsoga
parviflora Cav., (3) frekuensi kunjungan Arthropoda Predator yang terdapat pada
tumbuhan gulma Amaranthus sp. dikunjungi oleh 11 genus Arthropoda Predator.
Tumbuhan gulma Galinsoga parviflora Cav. dikunjungi oleh 10 genus
Arthropoda Predator, dan (4) Pada tumbuhan gulma Amaranthus sp. dan
tumbuhan gulma Galinsoga parviflora Cav. kunjungan tertinggi terjadi pada
pukul 08.00-08.20.
Dari hasil penelitian dan pembahasan didapatkan saran sebagai berikut: (1)
bagi mahasiswa, penelitian ini sebaiknya dilakukan pada musim kemarau agar
Arthropoda Predator yang ditemukan lebih banyak jenisnya dibandingkan dengan
pada musim penghujan Arthropoda Predator yang ditemukan lebih sedikit
jenisnya dan (2) mahasiswa, penelitian ini hanya mengkaji tentang ketertarikan
Arthropoda Predator berdasarkan frekuensi kunjungan, sebaiknya dilakukan
penelitian lain yang mengkaji tentang interaksi predasi antar Arthropoda Predator.
9
DAFTAR RUJUKAN
Cahyono, B. 2001. Kubis Bunga dan Broccoli. Yogyakarta: Kanisius.
Darmadi, Ketut. A. A, Joni, Martin dan Suryaningsih. 2011. Inventarisasi Gulma
Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Lahan Sawah Kelurahan Padang
Galak, Denpasar Timur, Kodya Denpasar, Provinsi Bali. Jurnal Simbiosis,
1(1): 1-8.
Laba, I.W. 1998. Aspek Biologi dan Potensi Beberapa Predator Hama Wereng
Pada Tanaman Padi. Jurnal Litbang Pertanian 18 (2).
Meilin, Araz. 2006. Studi Dominansi Dan Teknik Pengendalian Gulma Pada
Perkebunan Karet (Studi Kasus Di Desa Tunas Baru, Kecamatan
Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi). (Online),
(https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1
&cad=rja&uact=8&ved=0CCUQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.digili
b.litbang.deptan.go.id%2F~jambi%2Fgetiptan.php%3Fsrc%3D2008%2Fp
ros13.pdf%26format%3Dapplication%2Fpdf&ei=4Rt4U6eQDsiqrAfB7Y
HgAg&usg=AFQjCNGyf4hpduND5CWoF5foKIlPVrMLg&bvm=bv.66917471,d.bmk), diakses 18 Mei
2014.
Rahardjo, S. 2005. Keberadaan Spodoptera litura (Febricus) Sebagai Hama
utama Tanaman Tembakau Virginia Di Daerah Puyung. (Online),
(http://library.unram.ac.id/download/fp/hama-rahardjo.pdf), diakses 18
Mei 2014.
Sastroutomo, Soetikno S. 1990. Ekologi Gulma. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Sosromarsono S. dan Untung K. 2000. Keanekaragaman hayati Artropoda
predator dan parasitoid di Indonesia serta pemanfaatannya. dalam:
Prosiding simposium keanekaragaman hayati Artropoda pada sistem
produksi pertanian. Cipayung: PEIKEHATI.
Untung, Kasumbogo. 2006. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu (edisi kedua).
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
10
11
Download