1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit infeksi menular sampai saat ini masih tetap menjadi masalah kesehatan nasional maupun internasional, bahkan cenderung menimbulkan masalah baru dalam hal mikroba penyebab, patogenitas penyakit, dan pengendaliannya. Hal ini memerlukan kerjasama berbagai bidang, baik di bidang kesehatan maupun teknologi, serta memerlukan dukungan kuat dari pemerintah. Jaringan komunikasi antar daerah diperlukan karena masing-masing daerah yang berbeda memiliki pola penyakit infeksi yang juga berbeda. Data dan sistem pelaporan yang akurat dan cepat sangat diperlukan. Jaringan komunikasi internasional dibutuhkan dalam bidang teknologi biomolekul yang penting dari segi diagnostik, patogenenitas, maupun pengobatan (Kemenkes 2011). Salah satu penyakit infeksi yang menjadi perhatian pemerintah saat ini adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV), yaitu Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Kasus penyakit HIV AIDS selalu meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005 jumlah kasus AIDS yang dilaporkan sebesar 2639 kasus dan pada tahun 2010 sebesar 4158 kasus. Berdasarkan data BPS tahun 2011, besaran kumulatif kasus AIDS nasional sampai dengan Juni 2011 adalah 11.09% per 100000 penduduk (Depkes 2011). Peningkatan jumlah penderita HIV AIDS di Indonesia menuntut perkembangan pengobatan penyakit tersebut. Teknologi biologi molekuler dapat membantu mengembangkan pembuatan vaksin atau obat antiviral untuk pengobatan penyakit ini. Salah satu caranya adalah dengan mengembangkan virus model yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan virus HIV. Virus yang berpotensi untuk dijadikan virus model bagi penelitian obat HIV adalah SRV (Simian Retrovirus). SRV tergolong dalam famili Retroviridae dan genus Betaretrovirus. Virus ini dapat menyebabkan penyakit Simian acquired immunodeficiency syndrome (SAIDS) yang menyerupai penyakit AIDS pada manusia. Penelitian terdahulu tentang SRV-2 telah berhasil mengidentifikasi genom SRV-2 isolat Washington dan diketahui memiliki empat gen utama yaitu gag (group specific antigen), env (envelope), prt (protease), dan pol (polymerase) (Marraci et al. 1995; Marraci et al. 1999). Gen pol diketahui menyandikan dua enzim penting yang berperan dalam proses replikasi retrovirus dalam inang yaitu reverse transcriptase dan RNase-H. Enzim-enzim ini juga dihasilkan oleh virus HIV untuk proses replikasi virus tersebut dalam inangnya. Virus SRV ini dapat dijadikan virus model untuk pengembangan vaksin dan obat antiviral terhadap penyakit HIV AIDS. Obat-obat antiviral terhadap HIV AIDS yang sudah komersil dan berkembang saat ini kebanyakan mempunyai mekanisme dalam menghambat enzim-enzim yang dikodekan oleh gen pol terutama terhadap reverse transkriptase (Chen et al. 2009). Penelitian mengenai isolasi dan karakterisasi gen pol asal SRV khususnya untuk isolat Indonesia sampai saat ini belum dilakukan. Mengingat adanya gen pol yang menyandi enzim reverse transcriptase, RNAse-H, dan Integrase pada SRV maka virus SRV asal isolat Indonesia ini berpotensi untuk dikembangkan sebagai virus model dalam pencarian dan pengembangan kandidat senyawa obat antiviral dan vaksin terhadap HIV AIDS. Oleh karena itu, perlu dilakukan isolasi dan karakterisasi molekuler terhadap gen tersebut. Hal ini diharapkan akan memberikan kontribusi dalam bidang biologi molekuler dan pengobatan HIV AIDS di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan isolasi, identifikasi gen pol Simian Retrovirus (SRV) isolat Indonesia asal Macaca fascicularis dan Macaca nemestrina. Gen pol ini selanjutnya dapat dikarakterisasi melalui urutan nukleotidanya, analisis kekerabatan, urutan asam amino, conserve domain, dan pemodelan struktur tiga dimensi menggunakan analisis bioinformatika. Hipotesis dari penelitian ini adalah gen pol dapat diisolasi, diidentifikasi, dan dikarakterisasi dari sampel sel darah tepi inti tunggal (peripheral blood mononuclear cells, PBMCs) Macaca fascicularis dan Macaca nemestrina asal Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk pengembangan virus model HIV dari Simian Retrovirus (SRV) asal isolat Indonesia karena penggunaan HIV sebagai virus model memiliki resiko keamanan yang tinggi. Gen pol dari virus ini diharapkan mempunyai karakter yang spesifik sehingga dapat diaplikasikan dalam teknik biomedis untuk membantu penelitian mengenai pengembangan obat antiviral HIV. Penelitian ini juga dapat menjadi langkah awal dalam pembelajaran secara in silico untuk mencari molekul kandidat senyawa antiviral.